You are on page 1of 6

Seminar Nasional Teknik Sipil Politeknik Negeri Jakarta, 2019

REDESAIN STRUKTUR BAWAH JEMBATAN DENGAN KEPALA


JEMBATAN TIPE PILE CAP

Ibnu Rusyid1 dan Andi Indianto2


1,2
Politeknik Negeri Jakarta , Jurusan Teknik Sipil, Jl. Prof. DR. G.A. Siwabessy, Kukusan, Kecamatan
Beji, Depok, 16424.
e-mail : ibnurusyid96@gmail.com, andipnj@gmail.com,

ABSTRACT
The construction of the R.E Martadinata overpass on the JORR II Toll Road project of the Cinere -
Serpong Section has several issues, which is the condition of soft soils that reach a depth of 12 meters
and limited work area. The head bridge design can not implement, because it requires deep excavation.
The condition of the excavated slope is said to be unstable with a safety factor of 0.904 for the flat
landslide field and 0.51 for the circle landslide field. Then the redesign of the bridge head is needed to
avoid these issues. This redesign aims to obtain a bridge head design that is safe against existing
landslides during construction and can withstand the load during service. This redesign is done by
changing the type of abutment which the implementation does not require excavation in the field, so that
the danger of landslides can be avoided. The selected type is the pilecap type using Secant bored pile as
an abutment wall.The results of the research showed the design of the R.E. Martadinata overpass bridge
head uses the pile cap bridge head type. The safety factor for excavation slopes during implementation
is 4,813 for the flat landslide field and 1.97 for the circle landslide field. Secant bored pile which acts as
a foundation and also a retaining wall with 1200mm and 800mm bored pile diameters. The carrying
capacity of foundations is 8,577.80 kN for 1200mm bored pile diameter and 4,880.78 kN for 800mm
bored pile diameter. The results of structural analysis using SAP2000 software show that the largest
load received by 1200mm bored pile is 4,725 kN and 800mm bored pile is 1,723.41 kN
Key words : Redesign, Abutment, Land sliding, Pile Cap, Secant Bored Pile..

ABSTRAK
Pelaksanaan konstruksi overpass R.E Martadinata pada proyek Jalan Tol JORR II Ruas Cinere –
Serpong memiliki tantangan yaitu kondisi tanah lunak yang mencapai kedalaman 12 meter dan
terbatasnya area pekerjaan. Desain kepala jembatan berpenopang tidak dapat dilaksanakan, karena
membutuhkan galian yang dalam. Kondisi lereng galian dikatakan tidak stabil dengan faktor keamanan
sebesar 0,904 untuk bidang longsor datar dan 0,51 untuk bidang longsor lingkaran. Maka dibutuhkan
redesain kepala jembatan yang dapat menghindari permasalahan tersebut. Redesain ini bertujuan
untuk mendapatkan desain kepala jembatan yang aman terhadap longsor tanah eksisting saat masa
konstuksi, maupun kuat menahan beban saat masa layan. Redesain ini dilakukan dengan merubah type
kepala jembatan yang pelaksanaan dilapangannya tidak memerlukan galian, sehingga bahaya
kelongsoran dapat dihindarkan. Type yang dipilih adalah type pilecap dengan menggunakan Secant
bored pile sebagai dinding kepala jembatan.Hasil penilitian menunjukan desain kepala jembatan
overpass R.E. Martadinata menggunakan tipe kepala jembatan pile cap. Faktor keamanan lereng galian
saat pelaksanaan sebesar 4,813 untuk bidang longsor datar dan 1,97 untuk bidang longsor lingkaran.
Secant bored pile yang berperan sebagai pondasi dan juga dinding penahan tanah dengan diameter
bored pile 1200mm dan 800mm. Daya dukung pondasi didapatkan sebesar 8.577,80 kN untuk bored pile
diameter 1200mm dan 4.880,78 kN untuk bored pile diameter 800mm. Hasil analisis struktur
menggunakan perangkat lunak SAP2000 menunjukan beban terbesar yang diterima bored pile diameter
1200mm sebesar 4.725 kN dan bored pile 800mm sebesar 1.723,41 kN.

Kata kunci : Redesain, Kepala Jembatan, Kelongsoran, Pile Cap, Secant Bored Pile.

(1)
575
Ibnu Rusyid, Andi Indianto, Redesain Struktur Bawah…..

PENDAHULUAN dilakukan untuk mengetahui nilai faktor


Desain Overpass R.E. Martadinata keamanan lereng terhadap longsor. [2]
menggunakan tipe jembatan balok Faktor keamanan lereng dengan bidang
sederhana yang memiliki struktur bawah kelongsoran datar dapat dinyatakan
kepala jembatan berpenopang dengan dengan persamaan:
pondasi bored pile. Kondisi tanah lunak
T𝑟 = T𝑎 ............................................. (1)
yang mencapai kedalam 12 m dibawah
elevasi tanah asli menjadi kendala dalam dengan,
pelaksanaan konstruksi struktur bawah 1
jembatan. Permasalahan lainnya adalah Tr = (LAC .c + Na . tan ∅) ................ (2)
FK
aktifitas lalu lintas pada jalan R.E. dan,
Martadinata yang menjadi akses utama
harus tetap berjalan. Sehingga Ta = W sin α....................................... (3)
direncanakan lajur pengalihan saat Sedangkan untuk daktor keamanan lereng
pelaksanaan konstruksi struktur bawah dengan bidang kelongsoran lingkaran
overpass R.E. Martadinata yang berjarak dinyatakan dengan persamaan:
4,735 meter. Kedalaman galian untuk
pelaksanaan pondasi dibutuhkan sedalam FK = (R.c.LAC )/(W. y)...................... (4)
13,66 meter. Sehingga membentuk lereng Kepala Jembatan
galian yang curam dan dikhawatirkan Kepala Jembatan (abutment) adalah elemen
dapat terjadi longsor. Hal tersebut dapat dari struktur bawah jembatan pada kedua
mengakibatkan rusaknya lajur pengalihan ujung jembatan yang meneruskan beban dari
yang berdampak terputusnya akses jalan. struktur atas ke pondasi dan memberikan
Selain itu juga dapat menyebabkan dukungan lateral untuk tanggul. [5]
terhambatnya pelaksanaan konstruksi
overpass R.E. Martadinata. Pondasi Tiang Bor

Berdasarkan permasalahan diatas, maka Tiang bor adalah jenis pondasi tiang yang
dibutuhkan redesain struktur bawah pelaksanaannya dilakukan pengecoran insitu
beton dengan tulangan setelah dilakukan
overpass R.E. Martadinata. Redesain ini
pengeboran tanah terlebih dahulu. [6]
bertujuan untuk mendapatkan desain
struktur overpass R.E. Martadinata yang Pembebanan Jembatan
aman terhadap longsor tanah eksisting
dan kuat menahan beban saat layan. Beban-beban yang bekerja pada jembatan
mengacu pada SNI 1725:2016 tentang
Redesain struktur bawah overpass R.E. pembebanan untuk jembatan dan SNI
Martadinata ini diharapakan bermanfaat 2833:2016 tentang perencanaan jembatan
untuk mendapatkan desain struktur terhadap beban gempa. Gambar 1
overpass R.E. Martadinata yang aman menunjukan beban-beban yang bekerja pada
terhadap longsor tanah eksisting saat kepala jembatan.
konstruksi dan kuat menahan beban-
beban yang bekerja saat masa layan.
DASAR TEORI
Kelongsoran lereng dapat terjadi apabila
gaya geser tanah yang bekerja pada lereng
melampuai kekuatan geser tanah yang di
kerahkan. Analisi stabilitas lereng

Gambar 1. Beban Pada Kepala Jembatan [7]

(2)
576
Seminar Nasional Teknik Sipil Politeknik Negeri Jakarta, 2019

Daya Dukung Pondasi HASIL DAN PEMBAHASAN

Pondasi tiang ditinjau berdasarkan cara Analisis Stabilitas Lereng Galian


mendukung bebannya, dibagi menjadi 3 Desain struktur bawah overpass R.E.
macam, yaitu tiang dukung ujung (end Martadinata menggunakan tipe kepala
bearing pile), tiang dukung selimut (friction jembatan berpenopang. Berdasarkan shop
pile) dan gabungan antara keduanya. [6] Daya drawing, pelaksanaan struktur bawah
dukung pondasi tiang pada tanah kohesif overpass R.E. Martadinata membutuhkan
dapat dihitung berdasarkan nilai N-SPT galian untuk pengeboran pondasi bored pile
dengan persamaan Meyerhof berikut: [8] sedalam 13,66 meter diukur dari muka tanah
asli. Jarak lokasi kerja terhadap detour jalan
➢ Daya Dukung Ujung
eksisting R.E. Martadinata hanya 4,735
Q b = 20. Nb . Ab ..................................... (5)
meter. Berdasarkan jarak vertikal dan
horizontal galian, didapatkan sudut
➢ Daya Dukung Selimut
kemiringan lereng sebesar 71˚.
Q s = 0,5. Ns . As .................................... (6)

METODE PENELITIAN
Ada 3 tahapan untuk melaksanakan kegiatan
penelitian ini.
Tahap pertama; melakukan survey ke lokasi
pekerjaan untuk melihat kondisi lapangan dan
melakukan pengukuran. Lokasi survey ada di
overpass R.E. Martadinata berada pada
proyek jalan tol Jakarta Outer Ring Road
(JORR) II ruas Serpong – Cinere.
Tahap kedua; mengumpulkan data desain
kepala jembatan dan data tanah dari konsultan
dan kontraktor berupa shop drawing .
Tahap ketiga; melakukan Analisa
kelongsoran dan Analisa kapasitas kepala
jembatan hasil redesain.
Alir kegiatan penelitian tertuang dalam
Gambar 3. Lereng Galian Struktur
diagram dibawah .
Didapatkan Faktor aman terhadap longsor
dengan bidang kelongsoran datar sesuai
denga Persamaan (1) adalah 0,904. Faktor
aman terhadap longsor dengan bidang
kelongsoran lingkaran adalah sesuai dengan
Persamaan (4) adalah 0,51. Menurut Joseph
E. Bowles hubunga nilai faktor keamanan
lereng dengan longsor sebagai berikut: [9]
FK ≥ 1,25 = Lereng Aman/Stabil
1,07 < FK < 1,25 = Lereng Kritis
FK ≤ 1,07 = Lereng Tak Stabil
Maka dengan penggalian untuk kepala
jembatan sedalam 13,66 meter dengan nilai
faktor keamanan 0,904 dan 0,51 menunjukan
bahwa nilai faktor keamanan lebih kecil dari
1,07.
Gambar 2. Bagan Alir
(3)
577
Ibnu Rusyid, Andi Indianto, Redesain Struktur Bawah…..

Berdasarkan hal tersebut dapat dinyatakan


sebagai lereng yang tidak stabil atau lereng
akan mengalami kelongsoran. Sehingga
penggalia sedalam 13,66 meter tidak dapat
di laksanakan di lapangan karena akan
sangat berbahaya terhadap kelongsoran
tanah eksisiting. Maka dibutuhkan redesain
struktur bawah dengan penggunaan kepala
jembatan yang tidak membutuhkan galian
yang dalam.

Pemilihan Kepala Jembatan


Berdasarkan hasil analisis kestabilan lereng,
di ketahui bahwa dengan desain kepala
jembatan berpenopang tidak dapat
dilaksanakan. Galian sedalam 13,66 meter Gambar 5. Desain Kepala Jembatan baru
dari muka tanah asli dan jarak dari lokasi
kerja yang berdekatan dengan detour jalan Struktur jembatan dibuat tipikal antara jalur
eksisting membentuk lereng yang curam. yang satu dengan jalur yang lainnya.
Lereng yang curam dengan faktor Mempertimbangkan data tanah yang
keamanan terhadap longsor kurang dari menunjukan lensa tanah keras pada
1,07, maka akan terjadi kelongsoran. kedalaman 14 meter, dan tanah keras kedua
pada kedalaman 22 meter.
Tipe kepala jembatan Pile Cap dengan Direncanakan pondasi yang juga berperan
menggunakan Secant bored pile sebagai dinding sebagai dinding penahan tanah dengan
kepala jembatan. menjadi pilihan dalam konstruksi secant bored pile sampai
redesain struktur bawah overpass R.E. kedalaman 22 meter untuk menghidari
Martadinata, dikarenakan dengan tipe penururan struktur yang diakibat tanah
kepala jembatan tersebut tidak dibawah lensa tanah keras pertama. Selain
membutuhkan galian yang dalam. Sehingga hal tersebut, penggunaan kepala jembatan
dapat menghindari bahaya kelongsoran saat pile cap dan secant bored pile juga untuk
pelaksanaan konstruksi . mengurangi pekerjaan penggalian tanah.
Dimensi secant bored pile yang menjadi
Pradesain tumpuan struktur atas direncanakan dengan
Pradesain overpass R.E. Martadinata dengan diameter 1200mm berjumlah 6 primer pile
menggunakan kepala jembatan tipe pile cap dan 7 secondary pile serta diameter 800mm
menyesuaikan dengan denah struktur atas. untuk bored pile pada bagian kanan dan kiri
berjumlah masing-masing 2 primer pile dan
2 secondary pile. Dimensi Pile Cap setebal
1200mm dengan lebar 2650mm. Tebal
backwall direncanakan setebal 750mm
dengan tinggi kepala jembatan 3820mm.
Direncanakan mutu beton menggunakan
beton fc’ 30 MPa dan informasi yang
didapatkan dari kontraktor mutu baja
tulangan fy 400 MPa.

Kontrol Pradesain Terhadap Longsor


Pradesain overpass R.E. Martadinata dengan
menggunakan tipe kepala jembatan pile cap
dengan galian konstruksi sedalam 3,82
meter.

Gambar 4. Desain Kepala Jembatan lama

(4)
578
Seminar Nasional Teknik Sipil Politeknik Negeri Jakarta, 2019

Lokasi kerja terhadap detour jalan eksisting Tanah dibelakang secant bored pile yang
R.E. Martadinata berjarak 4,735 meter. terekspos di modelkan sebagai tekanan
Didapatkan Faktor aman terhadap longsor tanah lateral, sedangkan tanah pada secant
dengan bidang kelongsoran datar sesuai bored pile yang terbenam dimodelkan
Persamaan (1) adalah 4,813. Faktor aman dengan konstanta pegas tanah atau spring
terhadap longsor dengan bidang kelongsoran dengan besaran konstanta tanah yang
lingkaran sesuai Persamaan (4) adalah 1,97. berbeda pada setiap kedalaman tanah sesuai
dengan nilai NSPT.
Maka dengan penggalian untuk kepala
jembatan sedalam 3,82 meter dengan nilai Menurut Joseph E. Bowles (1989) besarnya
faktor keamanan 4,813 dan 1,97 konstanta pegas tanah arah vertikal adalah
menunjukan bahwa nilai faktor keamanan Ksv = 120.qa dan konstanta pegas arah
lebih besar dari 1,25. Berdasarkan hal horisontal adalah Ksh = 2.Ksv. Menurut
tersebut dapat dinyatakan sebagai lereng Meyerhof (1965), hubungan antara daya
stabil atau aman terhadap longsor. Sehingga dukung tanah yang diijinkan (qa) dengan
pelaksaan galian kepala jembatan tipe pile nilai N-SPT adalah qa = N/8 (kg/cm2). [10]
cap aman untuk dilaksanakan di lapangan.
Pembebanan
Beban-beban yang bekerja pada struktur
overpass R.E. Martadinata mengacu pada
SNI 1725:2016 tentang pembebanan untuk
jembatan dan SNI 2833:2016 tentang
perencanaan jembatan terhadap beban
gempa.
Kombinasi pembebanan yang digunakan
dalam redesain struktur bawah overpass
R.E. Martadinata adalah 2 kombinasi beban,
Gambar 6. Lereng Galian Pradesain yaitu:
Pemodelan Struktur I = 1,3DL+2SDL+1,8LL+1,25TT
dan,
II = 1,3DL+2SDL+0,3LL+1EQ+1,25TT

Analisis Daya Dukung Pondasi


Berdasarkan hasil analisis menggunakan
perangkat lunak SAP2000 didapatkan beban
maksimum yang di terima oleh bored pile
sebesar 2.935,04 kN pada bored pile ø1200
dan 1.042,856 kN pada bored pile ø800.
Pondasi bored pile direncanakan mencapai
lapisan tanah keras kedua pada kedalaman
22 meter diukur dari permukaan tanah asli,
sehingga kapasitas tiang ditentukan dari
tahanan ujung lapisan tanah keras
Gambar 7. Pemodelan Struktur dibawahnya.
Pemodelan struktur pada perangkat lunak
SAP2000 dilakukan dengan model 3D. ➢ Bored Pile ø1200mm
Secant Bored Pile yang di buat dalam Diameter = 1,2 m
pemodelan hanya secondary pile atau bored Luas Penampang (Ab) = 1,131 m2
pile yang di beri tulangan sebagai elemen Safety Factor =3
struktural. Dimensi dan material disesuaikan Nb = 60
dengan pradesain dari overpass R.E.
Martadinata.

(5)
579
Ibnu Rusyid, Andi Indianto, Redesain Struktur Bawah…..

Berdasarkan data NSPT tanah didapatkan beban layan. Redesain struktur bawah
daya dukung pondasi bored pile dengan overpass R.E. Martadinata dapat
metode Meyerhof sesuai Persamaan (5) menghindari bahaya longsor tanah eksisting
didapatkan daya dukung ujung pondasi (Qb) saat masa konstruksi dengan nilai faktor
sebesar 1.357,2 ton. Direncanakan Bored keamanan lereng 4,813 dan 1,97, dimana
Pile dengan kapasitas tahanan ujung (end nilai tersebut lebih besar dari 1,25.
bearing pile). Maka,
Qu = Qb UCAPAN TERIMAKASIH
dan, Penulis mengucapkan terimakasih kepada
Qa = Qu/Safety Factor pihak-pihak yang telah memberikan
= 1.357,2 ton / 3= 452,4 ton dukungan baik materil dan moril dalam
penyelesaian redesain struktur bawah
Beban yang bekerja pada pondasi bored pile overpass R.E. Martadinata.
ø1200mm sebesar 293,5 ton lebih kecil
dibandingkan dengan kapasitas ijin tiang DAFTAR PUSTAKA
(Qa) sebesar 452,4 ton, maka dinyatakan
bored pile ø1200mm dengan kedalaman 22 [1] Hardiyatmo, H. C. 2002. Mekanika
meter diukur dari permukaan tanah atau Tanah I – Edisi Ketiga. Yogyakarta:
dengan panjang ± 18 meter aman untuk Gadjah Mada University Press.
menahan beban yang bekerja. [2] Hardiyatmo, H. C. 2003. Mekanika
Tanah II – Edisi Ketiga. Yogyakarta:
➢ Bored Pile ø800mm Gadjah Mada University Press.
Diameter = 0,8 m [3] Supriyadi, B., & Muntohar, A. S. 2007.
Luas Penampang (Ab) = 0,628 m2 Jembatan. Yogyakarta: Betta Offset.
Safety Factor =3 [4] JICA. 1977. Bridge Design : Highway
Nb = 60 Engineering. Tokyo: Japan
Internatioanl Coorporation Agency.
Berdasarkan data NSPT tanah didapatkan [5] New Jersey Department of
daya dukung pondasi bored pile dengan Transportation. 2016. Design Manual
metode Meyerhof sesuai Persamaan (5) for Bridges & Structures - Sixth
didapatkan daya dukung ujung pondasi (Qb) Edition.
sebesar 753,6 ton. Direncanakan Bored Pile [6] Hardiyatmo, H. C. 2008. Teknik
dengan kapasitas tahanan ujung (end Fondasi 2. Yogyakarta: Gadjah Mada
bearing pile). Maka, University Press.
Qu = Qb [7] Indianto, A. 2018. Konstruksi
Jembatan 1. Jakarta, Halaman Moeka
dan, Publising.
Qa = Qu/Safety Factor [8] Livia, & Suhendra, A. 2018. Studi
= 753,6 ton / 3= 251,2 ton Kapasitas Tiang Bor Berdasarkan
Beban yang bekerja pada pondasi bored pile Metode Pile Driving Analyzer (PDA)
ø800mm sebesar 104,29 ton lebih kecil dan Load Cell. Jurnal Mitra Teknik
dibandingkan dengan kapasitas ijin tiang Sipil.
(Qa) sebesar 251,2 ton, maka dinyatakan [9] Ali, R. K., Najib, & Nasrudin, A. 2017.
bored pile ø800mm dengan kedalaman 22 Analisis Peningkatan Faktor Kemanan
meter diukur dari permukaan tanah atau Lereng Paa Areal Bekas Tambang
dengan panjang ± 18 meter aman untuk Pasir dan Batu di Desa Ngablak,
menahan beban yang bekerja. Kecamatan Cluwak, Kabupaten Pati.
Promine Journal.
KESIMPULAN [10] Kurniadi, A., Rosyidin, I. F., Indarto,
H., & Atmono, I. D. 2015. Desain
Berdasarkan hasil analisis, didapatkan Struktur Slab on Pile. Jurnal Karya
kesimpulan dari redesain redesain struktur
Teknil Sipil.
bawah jembatan dengan menggunakan tipe
.
kepala jembatan pile cap dengan pondasi
secant bored pile ø1200mm kuat menahan

(6)580

You might also like