You are on page 1of 7

EVALUASI TEBAL PERKERASAN OPRIT JEMBATAN BAWAS

DENGAN MENGGUNAKAN MANUAL DESAIN PERKERASAN


JALAN NO. 02/M/BM/2013
Santi Juliarsih1), Slamet Widodo2), Sumiyattinah2)
juliarsihsanti@gmail.com

Abstract
One of the government's efforts in equitable economic development is by providing bridge
infrastructure. To connect the bridge to the highway, a bridge approach (oprit) is required,
where the bridge oprit is a segment connecting the pavement construction with the bridge
abutment. One of the existing bridge construction in West Kalimantan is Bawas Bridge which
has been completed in 2015. The author calculates the construction of Bawas bridge oprit
that has been installed in the field on the basis of existing theory, whether it meets the
requirements or not according to existing planning standards.The calculation refers to the
Road Pavement Design Manual Number 02 / M / BM / 2013. The required data are Planning
Layout, Land Data Parameter, LHR Data of Pontianak - Tayan road section. The calculation
stage is starting from calculating bridge oprit foundation, pavement thickness and retaining
wall. Calculations based on existing dimensions of the field are then recalculated on the basis
of existing theory.The result of the calculation is the foundation using a 20x20 cm concrete
piling pole with a depth of 12.00 meters and the distance between the poles of 2.00 meters;
pavement thickness using rigid pavement as thick as 31.00 cm, LMC 15.00 cm and Class A
Aggregate Base 15.00 cm thick; as well as retaining wall using pre-cast concrete spun pile
ᴓ40 with depth of mounting 38,00 meters and precast concrete sheet pile W-400 with depth
of mounting 12,00 meter. The results of these calculations are presented in the form of
appendix of engineering drawings.

Keywords: Basic soil improvement; bridge oprit planning; MDPJ No. 02 / M / BM / 2013

1. PENDAHULUAN Salah satu konstruksi jembatan


Konstruksi jembatan pada yang ada di KalimantanBarat adalah
umumnya terdiri dari beberapa Jembatan Bawas yang terletak di Ds.
bagian/elemen yaitu bangunan atas, Teluk Bakung, Kec. Ambawang, Kab.
landasan, bangunan bawah, pondasi, Kubu Raya. Konstruksi Jembatan Bawas
jalan pendekat (oprit) dan bangunan merupakan konstruksi rangka baja
pengaman.Untuk menghubungkan sepanjang 40 meter yang
jembatan dengan jalan raya, diperlukan menghubungkan jalan ruas Pontianak–
jalan pendekat (oprit) jembatan.Pada Tayan. Sama seperti halnya pada oprit
beberapa kasus terdapat keadaan dimana Jembatan Bawas yang pada umur
terjadi kerusakan pada bagian oprit jembatan masih baru sudah memiliki
jembatan, diantaranya penurunan
elevasi oprit jembatan.
1
1. Alumni Prodi Teknik Sipil FT. UNTAN
2. Dosen Prodi Teknik Sipil FT. UNTAN
Beberapa kerusakan seperti bergelombang dan rata pada
keretakan dan pengelupasan lantai oprit permukaannya.
dan penurunan elevasi oprit pada ujung Cerucuk adalah susunan tiang
jalan. Oleh karena itu diperlukan dengan diameter atau ukuran sisi antara
perencanaan oprit yang baik sehingga 8-15 cm yang dimasukkan ke dalam
dapat menurunkan resiko kerusakan dan tanah dan berfungsi sebagai penyalur
tentunya akan memberikan kenyamanan beban.
kepada pengguna jalan selama masa Tiang pancang (pile) adalah
pelayanan jalan atau umur rencana. bagian dari suatu bagian konstruksi
pondasi yang berbentuk batang langsing
2. TINJAUAN PUSTAKA yang dipancang hingga tertanam dalam
Jembatan adalah struktur tanah. Tiang pancang (pile) berfungsi
bangunan yang menghubungkan rute untuk menyalurkan beban dari struktur
atau lalu lintas transportasi yang terputus atas melewati tanah lunak dan air
oleh sungai, rawa, danau, selat atau jalan kedalam pendukung tanah yang keras
pelintas lainnya. yang terletak cukup dalam.Tiang-tiang
Menurut Pranowo dkk (2007), dipancang sampai mencapai batuan
jalan pendekat (oprit jembatan) adalah dasar atau lapisan keras lain yang dapat
struktur jalan yang menghubungkan mendukung beban yang diperkirakan
antara suatu ruas jalan dengan struktur tidak mengakibatkan penurunan
jembatan; bagian jalan pendekat ini berlebihan. Kapasitas tiang sepenuhnya
dapat terbuat dari tanah timbunan, dan ditentukan dari tahanan dukung lapisan
memerlukan pemadatan yang khusus keras yang berada di bawah ujung tiang.
Dengan dituntutnya perkerasan Timbunan jalan pendekat sebagai
yang harus selalu mempunyai pondasi dasar yang mendukung lapis
permukaan yang rata, maka persyaratan pondasi bawah, bila lapis pondasi bawah
utama yang harus dipenuhi tanah dasar tidak ada, maka lapisan tanah dasar
adalah tidak mudah mengalami mendukung langsung timbunan,
perubahan bentuk. Tanah dasar yang timbunan jalan pendekat mempunyai
mengalami perubahan bentuk, baik kekuatan dan keawetan tertentu.
akibat beban lalu-lintas maupun cuaca, Timbunan jalan pendekat harus
akan mengakibatkan perkerasan dipadatkan lapis demi lapis sesuai
mengalami kerusakan seperti dengan ketentuan kepadatan lapisan.
bergelombang, alur dan terjadi Tinggi tanah timbunan dapat
penurunan. dipertimbangkan terhadap adanya
Geotekstil adalah lembaran bahaya longsor, sebaiknya pada lahan
sintesis yang tipis, fleksibel, permeable mencukupi dibuat kelandaian lereng
yang digunakan untuk stabilisasi dan alami dan apabila tidak mencukupi harus
perbaikan tanah. Geotekstil berfungsi dibuat konstruksi penahantanah
sebagai lapis perkuatan sekaligus Perencanaan tebal perkerasan
sebagai lapis pemisah (separator) antara menggunaka npedoman Manual Desain
material timbunan dengan tanah dasar Perkerasan Jalan Nomor02/M/ BM/2013
sehingga konstruksi menjadi stabil, tidak yang diterbitkan oleh Kementrian

2
Pekerjaan Umum Direktorat Jendral Dinding Penahan Tanah
Bina Marga. Lingkup manual ini direncanakan untuk menahan tanah
meliputi desain perkerasan lentur dan timbunan pada oprit, sehingga kondisi
perkerasan kaku untuk jalan baru, tanah timbunan tetap stabil. Dinding
pelebaran jalan, dan penahan tanah tersebut direncanakan
rekonstruksi.Manual ini juga terletak di sisi – sisi samping kanan dan
menjelaskan faktor – faktor yang perlu kiri dari oprit, memanjang sepanjang
dipertimbangkan dalam pemilihan oprit yang ada.
struktur perkerasan dan ulasan mengenai
pendetailan desain, drainase dan 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
persyaratan konstruksi. Manual ini 4.1 Data OpritJembatan
merupakan pelengkap pedoman desain Oprit Jembatan Bawas ditinjau
perkerasan Pd T-01 -2002-B dan Pd T- dengan 2 (dua) arah, yaitu arah
14-2003. Pontianak dan arah Tayan masing–
Parameter desain yang masing oprit jembatan ini memiliki data
digunakandalamperhitunganiniadalahu sebagai berikut:
murrencana, volume lalulintas,  Oprit Arah Pontianak
faktorpertumbuhanlalulintas, Vehicle  Lebar oprit =7.00 m
Damage Factor (VDF) /  Panjang oprit =225.00 m
faktorekuivalenbebandanCumulative  Oprit Arah Tayan
Equivalent Standard Axles (CESA).  Lebar oprit =7.00 m
Pemilihan jenis perkerasan yang  Panjang oprit =85.00 m
akan digunakan harus didasarkan pada
estimasi lalu lintas, umur rencana, dan 4.2 Perbaikan Tanah Dasar
kondisi pondasi jalan. Aternatif di luar Adapun perbaikan tanah dasar
solusi desain berdasarkan Manual direncanakan dengan tiang pancang
Desain Perkerasan Jalan Nomor sebagai perkuatan dan plat beton
02/M/BM/2013 harus didasarkan pada bertulang sebagai pemisah timbunan
biaya umur pelayanan discounted diatas tanah dasar.
terendah. Berdasarkan data Deep Boring
pada lampiran, diketahui data tanah
dasar pada oprit Jembatan Bawas
umumnya berjenis lempung dan pasir.
Perbaikan tanah dasar oprit
direncanakan menggunakan tiang
pancang beton pracetak dan plat beton
(matras beton), dimana dalam hal ini
tiang pancang berfungsi sebagai
pondasi.
Pada kondisi oprit Jembatan yang
ada sekarang, perbaikan tanah dasar
Gambar 1. Pemilihan Struktur menggunakan tiang pancang ukuran
Perkerasan Kaku 20x20 cm yang dipasang setiap jarak 2
3
meter dan matras beton setebal 15 cm. Pada aternatif 1 dan alternatif 2
Untuk melihat solusi terbaik dan memenuhi syarat keamanan sedangkan
ekonomis, maka penulis mencoba pada alternatif 3 tidak memenuhi syarat
menghitung beberapa solusi alternatif, keamanan, maka dari itu dapat
sebagaimana tampak pada Tabel4.1. disimpulkan bahwa kondisi eksisting
yang telah terpasang cukup efisien.
Tabel 1. Alternatif Perbaikan Tanah
Dasar 4.3. Perhitungan Tebal Perkerasan
No. Alternatif Ukuran Jarak 4.3.1 Umum
Tiang Antar Perhitungan tebal perkerasan
Pancang Tiang berdasarkan pedoman Manual Desain
1 Alternatif 20 x 20 2.00 m Perkerasan Jalan No. 02/M/BM/2013,
1 cm dimana data LHR yang digunankan
2 Alternatif 20 x 20 1.50 m adalah pada tahun dibuka lalu lintas
2 cm
yaitu tahun 2015.
3 Alternatif 20 x 20 3.00 m
3 cm
Sumber : Hasil asumsi, 2018 4.3.2 Data-Data Perhitungan
 Umur Rencana=40 tahun
4.2.2 Perbaikan Tanah Dasar  Data LHR =Tahun 2015
Alternatif 1  Tipe Perkerasan=Perkerasan
Kaku
Kontrol terhadap syarat perencanaan
Ptotal =567,467 ton 4.3.3 Tahapan Perhitungan
WTOTAL = 498,340 ton a) Data LHR
Survey data LHR dilakukan oleh Tim
PallWTOTAL.... OK!!
Core Team Satuan Kerja
4.2.3 Perbaikan Tanah Dasar Perencanaan dan Pengawasan Jalan
Alternatif 2 Nasional (Satker P2JN) Wilayah I
Provinsi Kalimantan Barat pada
Kontrol terhadap syarat perencanaan : tahun 2015, dengan lalu lintas 2 arah.
Ptotal = 794,360 ton
WTOTAL = 507,556 ton b) Pertumbuhan Lalu Lintas
PallWTOTAL.... OK!! Pertumbuhan lalu lintas dihitung
pada tahun umur rencana yaitu 40
4.2.4 Perbaikan Tanah Dasar tahun.
Alternatif 3
c) Beban Sumbu Standar Ekuivalen
Kontrol terhadap syarat perencanaan : (ESA)
Ptotal = 453,920 ton Nilai ESA tahun 2015 sebesar
WTOTAL = 493,732 ton 11.630,70 dan nilai ESA tahun 2055
PallWTOTAL.... TIDAK OK!! sebesar 58.575,93.
d) Beban Sumbu Standar Kumulatif
(CESA)
4
Nilai CESA tahun 2015 sebesar mampu memberikan tahanan pasif yang
5.418.077,51 dan nilai CESA tahun cukup untuk mencegah unjung bawah
2055 sebesar 84.363.235,16. Sheet Pile berotasi. Untuk ketinggian
muka air dianggap sama sehingga gaya
e) Pemilihan Struktur Perkerasan hidrostatis air saling mentiadakan dan
dengan nilai 84,363*106 stuktur tidak perlu dihitung. Hal ini dilakukan
perkerasan masuk pada Type R5. dikarenakan dalam analisis perhitungan
ini hanya untuk mengevaluasi Sheet Pile
f) Kesimpulan yang telah terpasang di lapangan..
Disimpulkan tebal lapis perkerasan Untuk Desain penampang Sheet
kaku adalah sbb: Pile dipilih Sheet Pile dengan nilai
Tebal plat beton= 30,50 ≈ 31,00 cm Mcrack: ≥16,51 ton.m dari tabel desain
Lapis Pondasi LMC =15,00 cm produk PT.Wika Beton didapat ukuran
Lapis Pondasi Ag. Kls. A = 15,00 cm Sheet Pile W-400 dengan data profil
sebagai berikut :

 Lebar : 996 mm
 Mcrack : 20,10 ton.m
 Tinggi : 600 mm
 Ketebalan : 120 mm
 Berat : 400 kg/m
 Mdesain=20,10 ton.m>Mperlu=
16.51 ton.m….OK!

4.4.3. PerhitunganSpun Pile


Gambar 2. Tebal Lapis Perkerasan Pada perencanaan Sheet Pile pada
Kaku kedalaman 12 m kondisi tanah adalah
tanah lempung organik, sehingga
4.4.Perhitungan Dinding Penahan diperlukan tambahan daya dukung untuk
Tanah menahan Sheet Pile agar tidak
4.4.1 Evaluasi Data Tanah mengalami penurunan, Oleh karena itu
Berdasarkan data Deep Boring direncanakan tambahan tiang pancang
pada lampiran, diketahui data tanah Spun Pilehingga kedalaman tanah keras
dasar pada oprit Jembatan Bawas (+38m), Spun pile yang digunakan dari
umumnya berjenis lempung dan pasir. desain produk PT. Jaya Beton.
Dari perhitungan daya dukung
4.4.2 Perhitungan Sheet Pile Spun Pile di atas, dipilih nilai terkecil
Dalam analisis perhitungan Sheet yang akan menjadi nilai batas kekuatan
Pile ini digunakan metode ujung tetap minimum yang dipakai yaitu pada daya
(fixed end methode) dengan dukung Spun Pile berdasarkan tinjauan
pertimbangan bahwa kedalaman kekuatan tanah sebesarQall =78.127 ton.
penembusan Sheet Pile sudah cukup
dalam, sehingga tanah dibawah dasar

5
Kontrol terhadap syarat perencanaan : ulang pada lapis perkerasan yang
Qall = 78.127 ton ada.
Wtotal = 42,842 ton f. Dinding penahan tanah samping
Pall>Wtotal .... OK!! menggunakan spun pile beton
pracetak ᴓ40 dengankedalaman
pemasangan 38.00 m dan sheet
5. PENUTUP pile beton pracetak W-400 dengan
5.1 KESIMPULAN kedalaman pemasangan 12.00 m.
Dari hasil analisis perhitungan yang g. Dimensi sheet pile yang terpasang
telah dikerjakan sebelumnya, maka di dilapangan sudah memenuhi
peroleh kesimpulan sebagai berikut : syarat keamanan namun belum
a. Perbaikan tanah dasar oprit ekonomis, oleh karena itu penulis
Jembatan Bawas menggunakan merekomendasikan pemilihan
tiang pancang beton pracetak tipe sheet pile yang lebih
ukuran 20x20 cm dengan jarak ekonomis, yaitu tipe W-350
antar tiang 2 meter dan kedalaman menjadi W-400.
pemancangan 12,00 meter. h. Semua dimensi yang terpasang
b. Timbunan di bawah oprit pada oprit Jembatan Bawas telah
jembatan menggunakan tanah memenuhi syarat keamanan
timbunan biasa dengan ketebalan dengan perhitungan dasar teori
variasi dimana yang paling tebal yang ada, maka tidak perlu
adalah pada area dekat abutmen dilakukan kajian ulang dan
yaitu setebal 2 meter. tindakan lebih lanjut untuk
c. Sebagai pemisah antara tanah memperbaiki dimensi lapangan
dasar dan timbunan biasa, dibuat yang sedang terpasang sekarang.
plat beton setebal 15,00 cm pada
sepanjang oprit jembatan.
d. Perkerasan oprit jembatan Bawas
menggunakan perkerasan kaku DAFTAR PUSTAKA
(rigid pavement) setebal 31.00 ------, 2013. Pembebanan untuk
cm; lapis pondasi LMC setebal Jembatan, SNI 1725:2016,
15.00 cm dan lapis pondasi Jakarta: Badan Standarisasi
agregat kelas A setebal 15.00 cm. Nasional.

e. Dimensi perkerasan kaku yang ------, ISBN : 979 – 8382 – 52 - 8.


terpasang sekarang setebal 30,00 Rekayasa Pondasi I :
cm sedangkan sesuai perhitungan Konstruksi Penahan Tanah,
dasar teori yang ada minimal Jakarta : Gunadarma.
31,00 cm. Sehingga ini dapat
menjadi pertimbangan bagi pihak ------, ISBN : 979 – 8382 – 50 - 1.
perencana untuk melakukan Rekayasa F0ndasi II :
perbaikan maupun pelapisan Fundasi Dangkal dan
Fundasi, Jakarta :
Gunadarma.
6
Andriansyah, 2016, Optimalisasi Tebal Laboratorium Mekanika Tanah
Perkerasan pada Pekerjaan Fakultas Teknik Universitas
Pelebaran Jalan dengan Metode Tanjungpura. 2016. Laporan
MDPJ 02/M/BM/2013 dan PT Analisis Pondasi Spun Pile
T-01-2002-B, Skripsi, Jurusan
Proyek Pembangunan
Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Lampung, Bandar
Jembatan Bawas, Kubu Raya.
Lampung. Pontianak: Laboratorium
Mekanika Tanah Fakultas
AISC, 2013. Persyaratan Beton Teknik Universitas
Struktural untuk Bangunan Tanjungpura
SNI 2847:2013, Jakarta: Badan
Standarisasi Nasional. Laporan Penyelidikan Tanah (Soil
Investigation) Fakultas
Azis Aswandi, Ishan Miki Buku Ajar Teknik Universitas
:Perencanaan Struktur Dinding Tanjungpura. 2013. Laporan
Penahan Tanah Lentur (Turap
Penyelidikan Tanah (Soil
dan Sheet Pile), Universitas
Tanjungpura. Pontianak.
Investigation). Pontianak:
Laboratorium Mekanika
Brosur PC Sheet Piles, PT. WIKA Tanah Fakultas Teknik
Beton. Universitas Tanjungpura.

Brosur PC Spun Piles, PT. Jaya Beton. Widjaja Budijanto. Buku Ajar :
Dinding Penahan Tanah
Indriyaningsih, Erni, 2011, Alternatif Kantilever, Universitas
Konstruksi Perbaikan Tanah di Katolik Parahyangan.
Bawah Oprit Jembatan Sungai Pontianak.
Marmoyo Tol Surabaya
Mojokerto STA 41+110 – STA
41+675, Skripsi, Jurusan Teknik
.
Sipil Fakultas Teknik Sipil dan
Perencanaan, Institut
Teknologi Sepuluh
Nopember, Surabaya.

Kementerian Pekerjaan Umum


Direktorat Jenderal Bina
Marga, Manual Desain
Perkerasan Jalan Nomor
02/M/BM/2013, Juli 2013.

You might also like