You are on page 1of 169

PENINGKATAN KINERJA BIAYA PROYEK

BANGUNAN KANTOR BERTINGKAT TINGGI


DENGAN MODEL GREEN RETROFIT BUILDING
BERBASIS MODEL DINAMIS DAN LIFECYCLE COST
ANALYSIS

TESIS

DITA MEILINDA SAPUTRI


NIM. 55719120014

PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MERCU BUANA
2021
PENINGKATAN KINERJA BIAYA PROYEK
BANGUNAN KANTOR BERTINGKAT TINGGI
DENGAN MODEL GREEN RETROFIT BUILDING
BERBASIS MODEL DINAMIS DAN LIFECYCLE COST
ANALYSIS

TESIS

DITA MEILINDA SAPUTRI


NIM. 55719120014

PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MERCU BUANA
2021
ABSTRACT

Name : Dita Meilinda Saputri


NIM : 55719120014
Consentration : Constrution Management
Title : VALUE INCREASE OF HIGH RISE BUILDING
PROJECT WITH GREEN RETROFIT BUILDING
MODEL BASE ON DYNAMICS AND LIFE CYCLE
COST ANALYSIS (LCCA)

Counsellor : Dr. Ir. Albert Eddy Husin, M.T.

The phenomenon of global warming and various issues of environmental damage


is increasingly being studied and studied. Based on data from the World Green
Building Council, it is known that buildings contribute at least 33% of CO2
emissions, consume 17% of clean water, 25% of wood products, 30-40% of the
use of raw materials, and 40-50% of energy use for construction and operations.
The concept of green building is considered as one of the solutions to reduce
environmental damage, minimize carbon emissions as the main cause of global
warming, and overcome the energy crisis that has arisen as a result of the rapid
industrialization in various fields, especially in the construction sector.
The green building criteria intended for new buildings refer to the rating tools that
have been issued by GBCI, namely energy conservation and efficiency, water
conservation, air quality and thermal comfort, land and waste management,
implementation during the construction period on buildings, and ensuring the
following elements: elements of climate change adaptation are included in the
building design. The purpose of this study is to analyze the most influential
factors in improving the performance of high-rise office building projects and
based on dynamic models using Life Cycle Cost Analysis (LCCA). From the
results of the study, the authors identified 10 factors that affect cost performance
in high-rise office building projects, namely: 1. Natural lighting, 2. Chemical
pollutants, 3. Refrigerant without ODP, 4. Material costs, 5. Water recycling, 6
Site selection, 7. Microclimate, 8. Public transportation, 9. Cycling facilities, 10.
Project manager. Dynamic model analysis using Lifecycle cost can improve cost
performance on high-rise office building projects with a maximum payback
period of 4 years 9 months 12 days
Keywords: Retrofit cost, dynamic modelling, green building, life cycle cost, high
rise office building

i
ABSTRAK

Nama : Dita Meilinda Saputri


NIM : 55719120014
Konsentrasi : Manajemen Konstruksi
Judul : PENINGKATAN KINERJA BIAYA PROYEK
BANGUNAN KANTOR BERTINGKAT TINGGI
DENGAN MODEL GREEN RETROFIT BUILDING
BERBASIS MODEL DINAMIS DAN LIFE CYCLE
COST ANALYSIS (LCCA)
Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Albert Eddy Husin, M.T.

Fenomena pemanasan global dan beragam isu kerusakan lingkungan yang


beraneka ragam semakin marak dikaji dan dipelajari. Berdasarkan data dari World
Green Building Council diketahui bahwa bangunan gedung setidaknya
menyumbangkan 33% emisi CO2, mengkonsumsi 17% air bersih, 25% produk
kayu, 30-40% penggunaan bahan mentah dan 40-50% penggunaan energi untuk
pembangunan dan operasionalnya.
Konsep green building dianggap sebagai salah satu solusi untuk mengurangi
kerusakan lingkungan, meminimalkan emisi karbon sebagai penyebab utama
global warming, dan mengatasi krisis energi yang muncul sebagai dampak dari
pesatnya industrialisasi pada berbagai bidang, terlebih pada sektor konstruksi.
Kriteria bangunan hijau yang dimaksudkan untuk bangunan baru merujuk kepada
rating tools yang telah dikeluarkan oleh GBCI, yaitu konservasi dan efisiensi
energi, konservasi air, kualitas udara dan kenyamanan termal ruang, pengelolaan
lahan dan limbah, pelaksanaan pada masa konstruksi pada bangunan, dan
memastikan elemen-elemen adaptasi perubahan iklim tercakup dalam desain
bangunan. Tujuan dalam penelitian ini yaitu Menganalisis faktor – faktor yang
paling berpengaruh dalam peningkatan kinerja proyek bangunan kantor bertingkat
tinggi serta berbasis model dinamis menggunakan Life Cycle Cost Analysis
(LCCA). Dari hasil penelitian, penulis mengidentifikasi 10 faktor yang
mempengaruhi kinerja biaya pada proyek gedung perkantoran bertingkat yaitu: 1.
Pencahayaan alami, 2. Polutan kimia, 3. Refrigerant tanpa ODP, 4. Biaya Bahan,
5. Daur Ulang Air, 6 Pemilihan lokasi, 7. Iklim mikro, 8. Transportasi umum, 9.
Fasilitas pengguna sepeda, 10. Manajer proyek. Analisis model dinamis dengan
menggunakan Lifecycle cost dapat meningkatkan cost performance pada proyek
gedung perkantoran bertingkat dengan payback period maksimal 4 tahun 9 bulan
12 hari
Keywords: Retrofit cost, model dinamis ,green building, life cycle cost, bangunan
kantor bertingkat tinggi

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Peningkatan Kinerja Biaya Proyek Bangunan Kantor Bertingkat


Tinggi Dengan Model Green Building
Bentuk tesis : Penelitian Masalah Konstruksi
Nama : Dita Meilinda Saputri
NIM : 55719120014
Program studi : Magister Teknik Sipil
Tanggal : 2 Februari 2022

Mengesahkan

Pembimbing

(Dr. Ir. Albert Eddy Husin, M.T)

Dekan Fakultas Teknik Ketua Program Studi Magister Teknik Sipil

(Dr. Ir. Mawardi Amin, MT) (Dr. Ir. Budi Susetyo, MT)

iii
PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya yang bertandatangan dibawah ini menyatakan dengan sebenar-benarnya


semua pernyataan dalam thesis ini:

Judul : Peningkatan Kinerja Biaya Proyek Bangunan Kantor Bertingkat


Tinggi Dengan Model Green Building
Bentuk tesis : Penelitian Masalah Konstruksi
Nama : Dita Meilinda Saputri
NIM : 55719120014
Program studi : Magister Teknik Sipil
Tanggal : 2 Februari 2022

Merupakan hasil studi Pustaka, penelitian lapangan, dan karya saya sendiri
dengan bimbingan Komisi Dosen Pembimbing yang ditetapkan dengan Surat
Keputusan Ketua Program Studi Magister Teknik Sipil Universitas Mercu Buana.
Karya Ilmiah ini belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan
pada program sejenis di perguruan tinggi lain. Semua informasi, data, dan hasil
pengolahan yang digunakan, telah dinyatakan secara jelas sumbernya, dan dapat
diperiksa kebenarannya.

Jakarta, 24 Februari 2022

Dita Meilinda Saputri

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tesis yang berjudul
“Peningkatan Kinerja Proyek Bangunan Kantor Bertingkat Tinggi dengan Model
Green Retrofit Building Berbasis Model dinamis dan Lifie Cycle Cost Analysis
(LCCA)”. Penyusunan Tesis ini dilakukan sebagai salah satu syarat untuk
menyelesaikan studi Jenjang Strata II (S2) Bidang Keahlian Manajemen
Konstruksi Program Magister Teknik Sipil, Universitas Mercu Buana. Dalam
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Kedua orang tua dan adik yang sangat saya sayangi yang telah mendoakan
penulis dan mendukung secara moril dan materil sehingga tesis ini dapat
diselesaikan.
2. Dr. Ir. Albert Eddy Husin, M.T., selaku Dosen Pembimbing yang telah
membimbing hingga tesis ini dapat diselesaikan dengan baik.
3. Dr. Ir. Budi Susetyo, M.T., selaku Ketua Program Magister Teknik Sipil
Universitas Mercu Buana yang membantu kelancaran belajar penulis.
4. Dr. Ir. Mawardi Amin, M.T., selaku Dosen Penelaah yang telah memberikan
masukan sehingga tesis ini dapat diselesaikan dengan baik.
5. Seluruh staff dan karyawan Program Magister Teknik Sipil Universitas Mercu
Buana yang membantu kelancaran belajar penulis.
6. Rekan-rekan Mahasiswa Magister Teknik Sipil Angkatan 9 Universitas Mercu
Buana yang membantu kelancaran belajar penulis.
7. Responden dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.

Penulis menyadari pada penyusunan tesis ini terdapat berbagai kekurangan


yang perlu disempurnakan. Penulis berharap penelitian selanjutnya dapat
menggali lebih dalam tentang penerapan green building pada proyek-proyek
lainnya, sehingga dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran dari berbagai
pihak. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan penelitian
selanjutnya.

v
DAFTAR ISI

ABSTRACT………………………………………………………………………………..i
LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………………………....iii
PERNYATAAN ORISINALITAS……………………………………………………….iv
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………….v
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………..vi
DAFTAR TABEL………………………………………………………………………..ix
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………………….xi
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah ............................................................................................ 6
1.3 Perumusan Masalah ............................................................................................. 7
1.4 Batasan Masalah .................................................................................................. 8
1.5 Maksud dan Tujuan Penelitian ............................................................................ 8
1.6 Manfaat dan Kegunaan Penelitian ....................................................................... 8
1.7 Sistematika Penulisan .......................................................................................... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESA 10
2.1 Landasan Teori .................................................................................................. 10
2.1.1 Green Building ................................................................................................. 10
2.1.1.1 Definisi Green Building......................................................................... 12
2.1.1.2 Kebijakan Green Building .................................................................... 13
2.1.2 Bangunan Gedung........................................................................................... 16
2.1.3 Bangunan Eksisting Perkantoran .................................................................... 17
2.1.3.1 Bangunan Gedung Eksisting................................................................. 17
2.1.3.2 Bangunan Gedung Perkantoran ............................................................ 20
2.1.4 Green Retrofit ................................................................................................. 22
2.1.5 Retrofit Cost .................................................................................................... 23
2.1.6 Life Cycle Cost Anaylsis (LCCA) ................................................................... 24
2.1.7 Model dinamis ................................................................................................ 25
2.1.7.1 Pemodelan Model dinamis .................................................................... 26
2.1.7.2 Aturan yang Berlaku dalam Model dinamis ......................................... 28
2.1.7.3 Konsep Validasi dan Pengujian Model................................................. 29
2.1.7.4 Uji Struktur Model................................................................................ 30
2.1.7.5 Uji Parameter Model............................................................................. 30

vi
2.1.7.6 Uji Kecukupan Batasan ........................................................................ 30
2.1.7.7 Uji Kondisi Ekstrim .............................................................................. 31
2.1.7.8 Uji Perilaku Model ............................................................................... 31
2.2 Tinjauan Pustaka ............................................................................................... 32
2.2.1 Tinjauan Peneliti Terdahulu ............................................................................ 32
2.2.2 Bahasan Penelitian Terdahulu......................................................................... 37
2.3 Kerangka Berfikir ............................................................................................. 39
2.4 Hipotesa ............................................................................................................. 40
2.5 Keaslian Penelitian ............................................................................................ 41
2.6 Research Gap .................................................................................................... 41
2.7 State Of The Art ................................................................................................. 41
2.8 Reseacrh Novelty ............................................................................................... 41
BAB III METODE PENELITIAN 45
3.1 Desain Penelitian ............................................................................................... 45
3.2 Objek Penelitian ................................................................................................ 47
3.3 Data Penelitian................................................................................................... 47
3.4 Jenis dan Sumber Data ...................................................................................... 47
3.4.1 Data Primer ............................................................................................. 48
3.4.2 Data Sekunder ......................................................................................... 48
3.5 Teknik Pengumpulan Data ................................................................................ 48
3.6 Langkah Penelitian ............................................................................................ 49
3.7 Penjelasan Langkah Penelitian .......................................................................... 52
3.7.1 Studi Literatur ......................................................................................... 52
3.7.2 Variabel Penelitian .................................................................................. 52
3.7.3 Perancangan Kuisioner ............................................................................ 53
3.7.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data .................................................... 53
3.7.5 Pengujian Kusioner ................................................................................. 57
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 60
4.1. Pengumpulan Data............................................................................................. 60
4.1.1 Identifikasi Variabel ................................................................................ 60
4.1.2 Penyusunan Instrumen Penelitian ........................................................... 63
4.1.3 Penyebaran kuisioner .............................................................................. 65
4.2. Pengolahan dan Analisis Data ........................................................................... 67
4.2.1 Tabulasi Data .......................................................................................... 67
4.2.2 Pengujian Data ........................................................................................ 70
4.3 Pembahasan Penelitian ...................................................................................... 89

vii
4.3.1 Faktor - Faktor Yang Paling Berpengaruh Dalam Peningkatan Kinerja
Proyek Bangunan Kantor Bertingkat Tinggi ..................................................... 89
4.3.2 Pemodelan Green Retrofit Building Pada Proyek Bangunan Kantor
Berbasis Model Dinamis. .................................................................................. 90
4.3.2.1 Konseptualisasi Model 90
4.3.2.2 Causal Loop Diagram (CLD) 91
4.3.3 Implementasi Pemodelan Green Retrofit Building Berbasis Model
Dinamis Menggunakan Life Cycle Cost Anaysis (LCCA) ................................ 92
4.3.3.1 Stock Flow Diagram (SFD) 93
4.3.3.2 Formulasi Nilai Input 96
4.3.3.3 Validasi Model 110
4.2.4.4 Skenario 112
4.3.3.4 Simulasi 114
4.3.3.5 Hasil Analisis 124
BAB V KESIMPULAN 125
5.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 125
5.2 Saran ................................................................................................................ 126
DAFTAR PUSTAKA 127

viii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Daftar Variabel ................................................................................................. 61
Tabel 4.2 Daftar Variabel dan Sub Faktor Office Existing ............................................... 61
Tabel 4.3 Daftar Variabel dan Sub Faktor Green Retrofit Building ................................. 62
Tabel 4.4 Daftar Variabel dan Sub Faktor Model Dinamis & LCCA............................... 62
Tabel 4.5 Daftar Variabel dan Sub Faktor Biaya .............................................................. 63
Tabel 4.6 Distribusi Angket Kuesioner............................................................................. 65
Tabel 4.7 Tingkat Pendidikkan Responden ...................................................................... 66
Tabel 4.8 Kedudukkan Responden di Pekerjaan............................................................... 66
Tabel 4.9 Pengalaman Responden di Pekerjaan .............................................................. 66
Tabel 4.10 Proyek di Kerjakan Responden ....................................................................... 66
Tabel 4.11 Tabulasi data (1/1) .......................................................................................... 68
Tabel 4.12 Nilai Cronbach's Alpha X1 Office Eksisting .................................................. 71
Tabel 4.13 Nilai Cronbach's Alpha X2 Green Retrofit Building ...................................... 72
Tabel 4.14 Nilai Cronbach's Alpha X3 Integrasi Model Dinamis + Lifecycle Cost Analysis
(LCCA) ............................................................................................................................. 73
Tabel 4.15 Nilai r hitung X1 Office Eksisting ...................................................................... 75
Tabel 4.16 Nilai r hitung X2 Green Retrofit Building .......................................................... 76
Tabel 4.17 Nilai r hitung X2 Green Retrofit Building .......................................................... 77
Tabel 4.18 Nilai r hitung X3 Integrasi Model Dinamis + Lifecycle Cost Analysis (LCCA). 78
Tabel 4.19 Nilai r hitung Y Kinerja biaya ............................................................................ 79
Tabel 4.20 Uji Kolmogorov – Smirnov X1 ...................................................................... 82
Tabel 4.21 Uji Kolmogorov – Smirnov X2 ....................................................................... 82
Tabel 4.22 Uji Kolmogorov-Smirnov X3 .......................................................................... 83
Tabel 4.23 Parameter Uji Durbin-Watson ........................................................................ 83
Tabel 4.24 Uji Durbin-Watson.......................................................................................... 84
Tabel 4.25 Uji Multikolinieritas........................................................................................ 85
Tabel 4.26 Uji T ............................................................................................................... 85
Tabel 4.27 Uji F ................................................................................................................ 86
Tabel 4.28 Mean dan Rangking ........................................................................................ 88
Tabel 4.29 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Biaya Proyek Bangunan Kantor
Bertingkat Tinggi .............................................................................................................. 88
Tabel 4.30 Keterangan simbol stock flow diagram .......................................................... 96
Tabel 4.31 Nilai input pada variabel (1/10) ..................................................................... 97
Tabel 4.32 Nilai input biaya operasional eksisting ......................................................... 107
Tabel 4.33 Nilai input biaya operasional eksisting ......................................................... 107
Tabel 4.34 Nilai input biaya operasional Green Retrofit Building ................................. 108
Tabel 4.35 Nilai input biaya maintenance Green Retrofit Building (1/1)....................... 108
Tabel 4.36 Efisiensi biaya (1/1) ...................................................................................... 110
Tabel 4.37 Skenario Rating Green Retrofit Building (1/1) ............................................. 112
Tabel 4.38 Bobot nilai Rating Green Retrofit Building (1/1) ......................................... 113
Tabel 4.39 Skenario perbaikan kinerja biaya .................................................................. 114
Tabel 4.40 Perhitungan biaya total green retrofit 1......................................................... 115
Tabel 4.41 Perhitungan biaya operasional dan maintenace green retrofit 1 ................... 116
Tabel 4.42 Perhitungan biaya total retrofit green 2 (1/1) ................................................ 116
Tabel 4.43 Perhitungan biaya operasional dan maintenace green retrofit 2 ................... 117
Tabel 4.44 Perhitungan biaya total green retrofit 3 (1/1) ................................................ 118
Tabel 4.45 Perhitungan biaya operasional dan maintenace green retrofit 3 ................... 119

ix
Tabel 4.46 Hasil simulasi skenario perbaikan rating green building .............................. 119
Tabel 4.47 Hasil simulasi skenario NPV green retrofit building.................................... 122
Tabel 4.48 Hasil simulasi skenario pengembalian modal ............................................... 123
Tabel 4.49 Skenario simulasi retrofit cost ...................................................................... 124

x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Rincian polusi gas emisi rumah kaca ............................................................................. 1
Gambar 1.2 Konsumsi energi perkantoran ......................................................................................... 2
Gambar 1.3 Konsumsi energi untuk berbagai tipe bangunan............................................................. 3
Gambar 1.4 Ranking indonesia dari 180 negara................................................................................. 4
Gambar 1.5 Score indonesia dari 180 negara .................................................................................... 4
Gambar 1.6 EPI Result Indonesia dari 180 negara ............................................................................ 5
Gambar 2.1 Kategori penilaian untuk bangunan baru ...................................................................... 15
Gambar 2.2 Kategori penilaian untuk bangunan eksisting ............................................................... 18
Gambar 2.3 Proses dalam pemodelan model dinamis ...................................................................... 26
Gambar 2.4 Tahapan pemodelan model dinamis ............................................................................. 28
Gambar 2.5 Causal loop diagram efisiensi energi ........................................................................... 38
Gambar 2.6 Causal loop diagram using system dynamic ............................................................... 39
Gambar 2.7 Kerangka berfikir ......................................................................................................... 40
Gambar 4.1 Persentasi Pengembalian Kuesioner ............................................................................. 65
Gambar 4.2 Pemeriksaan data Office Eksisting................................................................................ 80
Gambar 4.3 Pemeriksaan data Green Retrofit Building .................................................................. 80
Gambar 4.4 Pemeriksaan data Integrasi Model Dinamis + Lifecycle Cost Analysis........................ 81
Gambar 4.5 Pemeriksaan data Biaya................................................................................................ 81
Gambar 4.6 Histogram normalitas data............................................................................................ 87
Gambar 4.7 Sebaran distribusi normal ............................................................................................. 87
Gambar 4.8 Causal loop diagram office eksisting ........................................................................... 91
Gambar 4.9 Causal loop diagram green retrofit building ............................................................... 92
Gambar 4.10 Diagram alur penerapan ............................................................................................ 93
Gambar 4.11 Model awal stock flow diagram ................................................................................ 95
Gambar 4.12 Skenario retrofit 1 .................................................................................................... 115
Gambar 4.13 Skenario retrofit 2 .................................................................................................... 116
Gambar 4. 14 Skenario retrofit 3 ................................................................................................... 118
Gambar 4.15 Skenario perbaikan 1 discount rate 14,86% ............................................................. 120
Gambar 4.16 Skenario perbaikan 2 discount rate 13,60% ............................................................. 121
Gambar 4.17 Skenario perbaikan 3 discount rate 12,63% ............................................................. 121

xi Universitas Mercu Buana


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia sebagai negara berkembang dibidang sektor konstruksi mempunyai sistem
perencaan dan sistem konstruksi yang berbasis Green Building untuk mencapai Indonesia
Construction 2030. Konstruksi Indonesia harus berorientasi untuk tidak berkontribusi pada
kerusakan lingkungan, tetapi menjadi pelopor peningkatan dan perbaikan kualitas
lingkungan. Bangunan konstruksi memiliki pengaruh besar terhadap lingkungan.
Pembangunan gedung konstruksi di India menghasilkan sekitar 42% emisi gas rumah kaca
(Thaickavil,2018), pembangunan gedung konstruksi di Thailand menghasilkan 21% emisi
gas rumah kaca (Xing,2020), dan pembangunan gedung konstruksi di Indonesia
menghasilkan 30% emisi gas rumah kaca (Pahnael et al., 2020). Sebagaimana yang telah
dijelaskan diatas tentang emisi gas rumah kaca dibeberapa negara dapat dilihat pada dilihat
pada Gambar1.1

Pencemaran Gas Emisi Rumah Kaca


100%

90%

80%
Emisi Gas Rumah Kaca %

70%

60%

50%

40%

30%

20% 42%
10% 21% 30%
0%
Thailand Korea Selatan India

Gambar 1.1 Rincian polusi gas emisi rumah kaca


Sumber : (Pahnael, 2020), (Sing, 2020) & (Thaickavil, 2018)

1 Universitas Mercu Buana


2

Berdasarkan data yang tercatat didunia dapat dilihat pemakaian energi


ditiap-tiap negara khususnya di gedung perkantoran dengan rincian data yaitu
Swiss dengan penggunaan energi sebesar 26%, Singapore sebesar 43%, dan yang
tertinggi adalah negara Indonesia dengan penggunaan energi sebesar 55%.
Perbandingan penggunaan energi di beberapa negara dapat dilihat pada Gambar
1.2.

Konsumsi Energi Gedung Perkantoran


100%

90%

80%
Konsumsi Energi %

70%

60%

50%

40%

30%
55%
20% 43%
10%
26%
0%
Swiss Singapore Indonesia

Gambar 1.2 Konsumsi energi perkantoran


Sumber : (Pahnael, 2020), (Sing, 2020) & (Thaickavil, 2018)

Pembangunan industri konstruksi di negara berkembang menjadi masalah


dikarenakan kegagalan dalam menanggulangi dampak yang timbul. Pembangunan
industri konstruksi bertanggung jawab lebih dari 40% penggunaan energi global
dan sepertiga dari emisi gas rumah kaca global. Umumnya 10 – 20% energi
dikosumsi pada tahap pembuatan dan transportasi bahan, konstruksi,
pemeliharaan dan pembongkaran (Pahnael et al., 2020).
Sebagian besar energi pada berbagai tipe bangunan di Indonesia yaitu hotel,
rumah sakit, pusat perbelanjaan, gedung perkantoran, gedung pemerintah
berkonstribusi sekitar 47% hingga 65% dari total konsumsi energi bangunan, dan
gabungan pencahayaan berkonstribusi sebesar 15 – 25% dari total konsumsi
energi. Berikut merupakan grafik rincian konsumsi energi untuk berbagai tipe
bangunan dapat dilihat pada Gambar 1.3

Universitas Mercu Buana


3

Rincian Konsumsi Energi Untuk Berbagai Tipe Bangunan


100%
6
17 13 16 14
90%
3 5 4 22
80% 14
15
Pemakaian Energi (%)
70% 22 27
16
60% 25
50%
40%
30% 65
57 57 55
47
20%
10%
0%
Hotel Rumah Sakit Pusat Gedung Gedung
Perbelanjaan Perkantoran Pemerintah

Pendingin Ruangan Pencahayaan Lift Lainnya

Gambar 1.3 Konsumsi energi untuk berbagai tipe bangunan


Sumber : Panduan pengguna bangunan gedung hijau Jakarta berdasarkan peraturan
gubernur No 38 Tahun 2012

Untuk merespon fenomena yang terjadi, pemerintah Indonesia telah


menerapkan konsep Green Building. Namun demikian, Indonesia sampai dengan
saat ini baru memiliki 48 bangunan bersertifikasi Green Building, terdiri dari 15
untuk new building, 8 untuk eksisting building, 2 untuk interior space, dan 23
untuk design recognition (GBCI,2019). Pencapaian reduksi green building tahun
2020 baru mencapai 0,93%.

Green Building merupakan salah satu wujud kepedulian terhadap


kelestarian lingkungan pada bidang konstruksi. Berdasarkan indeks yang
dikeluarkan oleh Environmental Performance Index (EPI) pada tahun 2020 ini,
ranking Indonesia berada diposisi 116 dari 180 negara. Oleh sebab itu Indonesia
direkomendasikan untuk menerapkan pembangunan Gedung berbasis Green
building. Ranking Indonesia dari 180 negara dapat dilihat pada Gambar 1.4

Universitas Mercu Buana


4

Gambar 1.4 Ranking indonesia dari 180 negara


Sumber : Environmental Performance Index (EPI), 2020

Environmental Performance Index (EPI) 2020 memberikan data untuk


membandingkan, menganalisis dan memahami kategori dampak lingkungan di
180 negara dapat dilihat pada Gambar 1.5.

Gambar 1.5 Score indonesia dari 180 negara


Sumber : Environmental Performance Index (EPI), 2020

Tujuan penerapan Green Construction untuk mengukur seberapa efisien


tingkat pencemaran lingkungan dari pembangunan Gedung yang terdiri dari tiga
kategori masalah yaitu polusi udara, penanganan limbah, dan pengelolaan air
limbah.
Menurut data Environmental Performance Index (EPI) 2020, Indonesia
termasuk dalam kategori negara yang perlu menerapkan sistem Green Building.
Nilai yang sangat jauh dari negara-negara maju pada element terpenting dalam
penerapan sistem Green Building yaitu sanitairy & drinking water, poluttion

Universitas Mercu Buana


5

emission & wastewater treatment, dapat dilihat pada Gambar 1.6. Pada saat ini,
rata-rata pembangunan di Indonesia masih menerapkan metode konvensional
dalam hal pelaksanaan konstruksi, yang banyak menggunakan material habis
pakai, sehingga produksi limbah konstruksi tidak terkontrol dan menimbulkan
pengaruh besar terhadap lingkungan sekitar.

2020 EPI RESULT REGION ASIA - PASIFIC

93,2 100
95 79,5
77,7 75,3

40,4
28,4 Singapore
Jepang
0
Indonesia
Sanitai Polutti Waste
ry & on water
drinkin Emissi treatm
g on ent
water
Indonesia 28,4 40,4 0
Jepang 95 77,7 75,3
Singapore 93,2 79,5 100
Indonesia Jepang Singapore

Gambar 1.6 EPI Result Indonesia dari 180 negara


Sumber : EPI, 2020

Penerapan Green Building telah diimplementasikan pada proyek konstruksi


gedung di Indonesia. Penerapan yang dilakukan di Kabupaten Badung, Bali
sebesar 65,14% (Sudiartha, 2015). Penerapan konstruksi hijau pada bangunan
konstruksi di Makasar mencapai 72,22% (M.A. Abdurrahman et al, 2020).
Sebagian besar para kontraktor sudah pernah terlibat dalam penerapan Green
Construction sebesar 68,75%. Namun pengetahuan para pelaku konstruksi
mengenai standar kriteria Green Building masih rendah, terbukti kurang dari 50%
kontraktor yang mengetahui standar kriteria dan manfaat penerapan Green
Construction (Novandira, 2020). Guna meningkatkan implementasi Green
Building di Indonesia, pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat (PUPR) telah menerbitkan Peraturan Menteri Pekerjaan

Universitas Mercu Buana


6

Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 05 Tahun 2015 tentang pedoman umum
implementasi konstruksi berkelanjutan. Pada tahap pelaksanaan, penyelenggara
dituntut untuk melaksanakan pembangunan dengan pendekatan konstruksi hijau
(Green Building) serta memperhatikan aspek sosial dan ekonomi dilokasi.
Pendekatan Green Building dalam peraturan menteri tersebut mencangkup:
perilaku dan praktik hijau, proses konstruksi hijau, dan rantai pasok konstruksi.

Salah satu permasalahan yang timbul pada penerapan sistem green building
seperti aplikasi sistem hemat energi, penerangan, konservasi dan daur ulang air
menyebabkan terjadinya peningkatan biaya konstruksi hijau (Retrofitting cost)
sebesar 10,77% (Sun et al., 2019). Penanganan peningkatan biaya pada proyek
Green Building bisa direduksi oleh biaya investasi material sisa. Dengan
melaksanakan 3R (reduce, reuse, recycle) intensif yang didapat paling tidak
sebesar 3,7% dari estimasi biaya material (kustiani, 2020). Dengan demikian
untuk mengatasi peningkatan biaya tersebut ada kontroling sistem menggunakan
model dinamis dan pendekatan dengan metode Life Cycle Cost Analysis (LCCA),
sebagai alat ekonomis yang memberikan alternatif pilihan untuk menentukan
biaya yang paling ekonomis berdasarkan input yang diberikan.

Objek dari penelitian ini adalah bangunan perkantoran (eksisting) berbasis


green retrofit building dengan pemodelan model dinamis dan pendekatan
menggunakan metode Life Cycle Cost Analysis (LCCA). Tujuan penelitian ini
secara garis besar untuk menganalisis hasil implementasi pemodelan Green
Retrofit Building pada proyek bangunan kantor bertingkat tinggi (eksisting)
berbasis model dinamis menggunakan Life Cycle Cost Analysis (LCCA). Dengan
menerapkan konsep bangunan Green Retrofit Building pada bangunan
perkantoran (eksisting) bertujuan untuk meminimalkan jumlah energi yang
dikonsumsi dalam proses opersional dan juga mengurangi dampak buruk terhadap
lingkungan, dan mengurangi pembengkakan biaya operasional pemakaian gedung
dengan sistem investasi.

1.2 Identifikasi Masalah


Dalam manajemen pengendalian lingkungan, peranan bidang sektor
konstruksi sangat berpengaruh terhadap kualitas lingkungan sekitar. Mulai dari

Universitas Mercu Buana


7

pencemaran lingkungan sampai dengan exploitasi sumber daya alam secara


berlebih. Hal ini merupakan suatu ancaman serius pada keberlanjutan lingkungan
hidup yang sehat, sehingga perlu adanya sistem yang kuat dalam mengontrol
pembangunan sebagai kebutuhan yang sangat besar bagi manusia yaitu dengan
menerapkan sistem pembangunan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan
(Sustainable Green Building). Sebagai contoh emsisi gas rumah kaca di Indonesia
sebesar 30% dan penggunaan energi sebesar 55% khususnya di perkantoran.
Umumnya peningkatan biaya yang cukup tinggi muncul pada biaya desain
proyek hijau yang mencapai 5% lebih tinggi dari desain proyek konvensional
(Nazirah Zainul 2016). Selain biaya desain, biaya terkait persiapan termasuk biaya
manajemen, sumber daya manusia, rating, dan biaya terkait commissioning seperti
green rating juga berpotensi muncul. Biaya-biaya tersebut setidaknya dipengaruhi
oleh beberapa hal, lender requirement (termasuk pemenuhan aspek &
environmental social management), ketersediaan tenaga ahli (Kemenkeu,2020).
Retroffiting existing biasanya lebih mahal dari pada mengintegrasikan dalam
konstruksi baru. Biaya untuk meningkatkan bangunan existing ke Green Building
berkisar 10,77% dari biaya awal (Sun et al., 2019).
Retrofit cost green building di laksanakan untuk mendapatkan efisiensi cost
operasional sebesar 50% dari operasional awal. (Qiong He et al., 2021)

1.3 Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan, maka perumusan
masalah dalam penelitian ini disusun sebagai berikut:
1. Apa saja faktor – faktor yang paling berpengaruh dalam peningkatan kinerja
proyek bangunan kantor bertingkat tinggi (eksisting) berbasis Green Retrofit
Building?
2. Bagaimana pemodelan Green Retrofit Building pada proyek bangunan
kantor bertingkat tinggi (eksisting) berbasis model dinamis?
3. Bagaimana hasil implementasi pemodelan Green Retrofit Building pada
proyek bangunan kantor bertingkat tinggi (eksisting) berbasis model
dinamis menggunakan Life Cycle Cost Analysis (LCCA)?

Universitas Mercu Buana


8

1.4 Batasan Masalah


Agar penelitian berjalan sistematis dan tidak menyimpang dari rumusan
masalah, maka diperlukan adanya batasan penelitian. Adapun batasan penelitian
yang diambil dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Studi kasus pada penelitian ini dilakukan pada bangunan perkantoran
bertingkat tinggi (eksisting) pada Proyek Mandiri Wijaya Kusuma, Jakarta.
2. Penelitian ini difokuskan pada peningkatan kinerja biaya proyek bangunan
perkantoran (eksisting) berbasis Green Retrofit Building.
3. Penentuan responden meliputi Owner, Project Manager, Site Manager,
Konsultan Pengawas, Konsultan Perencanaan, dan Instansi Terkait.

1.5 Maksud dan Tujuan Penelitian


Tujuan penelitian ini adalah:
1. Menganalisis faktor – faktor yang paling berpengaruh dalam peningkatan
kinerja proyek bangunan kantor bertingkat tinggi (eksisting) berbasis Green
Retrofit Building.
2. Membuat pemodelan Green Retrofit Building pada proyek bangunan kantor
bertingkat tinggi (eksisting) berbasis model dinamis
3. Menganalisis hasil implementasi pemodelan Green Retrofit Building pada
proyek bangunan kantor bertingkat tinggi (eksisting) berbasis model dinamis
menggunakan Life Cycle Cost Analysis (LCCA).

1.6 Manfaat dan Kegunaan Penelitian


Manfaat penelitian ini adalah menerapkan konsep bangunan Green Retrofit
Building pada bangunan perkantoran (eksisting) dengan mengikuti prinsip ramah
lingkungan untuk meminimalkan jumlah energi yang dikonsumsi dalam proses
opersional dan juga mengurangi dampak buruk terhadap lingkungan, dan
mengurangi kelebihan biaya operasional pemakaian gedung dengan sistem
investasi.

Universitas Mercu Buana


9

1.7 Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan penelitian “Peningkatan Kinerja Biaya Proyek
Bangunan Kantor Bertingkat Tinggi dengan Model Green Retrofit Building
Berbasis Model dinamis dan Life Cycle Cost Analysis (LCCA)” ini adalah sebagai
berikut:

BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang masalah, identifikasi masalah, perumusan
masalah, batasan masalah, maksud dan tujuan penelitian, manfaat dan kegunaan
penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi tentang tinjauan pustaka, dasar teori, penelitian
terdahulu, kerangka pemikiran, dan hipotesis yang digunakan dalam
penelitian.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


Bab ini menguraikan tentang jenis penelitian, variable penelitian, jenis dan
sumber data, pengumpulan data, dan metode analisis data yang berhubungan
dengan penelitian, untuk bisa memecahkan persoalan peningkatan kinerja biaya
pada Proyek Bangunan Kantor Bertingkat Tinggi dengan Model Green Retrofit
Building.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN


Bab ini menguraikan tentang pengolahan data dan analisa peningkatan
kinerja biaya Proyek Bangunan Kantor Bertingkat Tinggi dengan Model Green
Retrofit Building Berbasis Model dinamis dan Life Cycle Cost Analysis (LCCA).

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang berkaitan dengan penelitian.

Universitas Mercu Buana


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESA

2.1 Landasan Teori


2.1.1 Green Building
Penerapan konsep Green Building yang bertujuan untuk penurunan
emisi gas rumah kaca global pada sektor konstruksi telah dilakukan oleh
beberapa negara di Dunia. Gedung di China telah memiliki sertifikat
Green Building dengan total 2.965 gedung. 330 bangunan, 119
perumahan, dan 92 real estate di Jepang telah memiliki sertifikat Green
Building, serta 1.645 bangunan di India telah disertifikasi (Pahnael et al.,
2020).
Menurut Kementerian Lingkungan Hidup & Kehutanan di India,
Green Building adalah proses membangun sturktur dengan memperhatikan
lingkungan dan sumber daya yang efisien sepanjang siklus hidup
bangunan mulai dari desain, konstruksi, operasi, pemeliharaan, renovasi,
dan dekonstruksi (Ebrahim & Wayal, 2019).
Dalam penerapan Green Building di Indonesia terjadi beberapa
masalah antara lain adalah biaya investasi awal yang sangat tinggi
dibandingkan dengan bangunan konvensional, kurangnya pemahaman dan
kesadaran masyarakat tentang bangunan berkonsep Green Building,
ketersediaan produk ramah lingkungan di pasaran yang sangat minim,
serta tidak ada dukungan finansial dan non finansial dari pemerintah
(Pahnael et al., 2020).
Penggunaan fungsional Green Building sama dengan bangunan
konvensional tetapi ada perbedaan didalamnya mengenai konsep desain
yang diadopsi dan teknik konstruksi yang digunakan untuk melestarikan
lingkungan dan alam. Keuntungan nyata yang dihasilkan dari bangunan
Green Building yaitu pengurangan air sekitar 30-50% dan penghematan
energi sekitar 20-30%. sedangkan keuntungan yang tidak berwujud

10 Universitas Mercu Buana


11

meliputi pengingkatan kualitas udara, pencahayaan alami, kesehatan,


kenyamanan dan kesejahteraan penghuni (Ebrahim & Wayal, 2019).
Menurut N. Ismail et.al, 2015, Green Building Index (GBI) di
Malaysia memberitahu bahwa konsep green building sangat penting untuk
diterapkan, dikarenakan:
1. Green building dirancang untuk menghemat energi dan sumber daya,
mendaur ulang bahan, dan meminimalkan emisi zat beracun sepanjang
siklus hidup.
2. Green building mampu meningkatkan kualitas hidup manusia, menjaga
kapasistas ekosistem ditingkat lokal dan global.
3. Green building selaras dengan iklim lokal, tradisi, budaya, dan
lingkungan sekitar.
4. Green building memanfaatkan sumber daya yang efisien, menghasilkan
penghematan operasional yang signifikan, dan meningkatkan
produktifitas tempat kerja.
Pembangunan Green Building disektor industri akan mengarah
pada pengurangan emisi gas rumah kaca global yang nyata dan efisien
karena sektor – sektor industri bertanggung jawab atas sebagian besar
emisi gas rumah kaca. Menurut US Enviromental Protection Agency,
sumber utama emisi gas rumah kaca di Amerika Serikat berasal dari
produksi listrik (30%), transportasi (26%), industry (21%), sektor
komersial dan perumahan (12%), pertanian dan lain-lain (11%).
Meningkatnya kesadaran akan perubahan iklim mendorong pembangunan
Green Building yang dapat meminimalkan dampak negatif lingkungan dan
pemanfaatan sumber daya secara efisien. Memulai misi penghijauan,
Building and Construction Authority of Singapore telah memperkenalkan
tiga edisi masterplant Green Building yang bertujuan untuk menjadikan
80% bangunan di Singapore berkonsep green building pada Tahun 2030
(Hwang et al., 2017).
Faktor penentu keberhasilan membantu mencapai tujuan yang
telah ditentukan sebelumnya dan sangat diperlukan untuk keberhasilan
proyek. Menentukan critical success factor (CSF) untuk pengembangan

Universitas Mercu Buana


12

Green Building merupakan hal yang penting untuk pencapaian kinerja


proyek yang optimal mengikuti tinjauan pustaka dan metodologi yang
diusulkan oleh (Darkon dan Chan, 2016). Dengan tinjauan sistematis dari
16 studi empiris, studi ini mengidentifikasi 30 faktor yang berpotensi
mempengaruhi Green Building yang berada dalam lima kategori berikut:
faktor eksternal, faktor tim proyek, faktor konsultan, faktor kontraktor,
faktor klien. Diantara literatur yang ditinjau, dukungan manajemen,
kemampuan keuangan, dan spesifikasi desain merupakan tiga faktor
teratas. Selain itu critical success factor memiliki tingkat kritis yang lebih
tinggi dalam biaya proyek dari pada jadwal dan kualitas proyek (Hwang et
al., 2017).

2.1.1.1 Definisi Green Building

Agar dapat lebih mengetahui apa itu Green Building, maka perlu diketahui
definisi Green Building yang diperoleh dari beberapa sumber yaitu:

1. World Green Building Council (WGBC,2020), Green Building didefinisikan


sebagai bangunan yang dalam desain kosntruksi atau pengoperasiannya
dapat mengurangi atau menghilangkan dampak negatif, dan dapat
menciptakan dampak positif terhadap iklim dan lingkungan.
2. Menurut Green Building Council Indonesia (GBCI 2012), Green Building
adalah bangunan yang dimana sejak awal mulai dalam tahap perencanaan,
pembangunan, pengoperasian hingga dalam operasional pemeliharaannya
memperlihatkan dan memperhatikan aspek-aspek dalam melindungi,
menghemat, mengurangi penggunaan sumber daya alam, menjaga kualitas
mutu udara di ruangan, dan memprioritaskan kesehatan penghuninya yang
semuanya berpegang pada kaidah pembangunan yang berkelanjutan.
3. Menurut Indian Green Building Council (IGBC 2015), Green Building
adalah bangunan yang menggunakan sedikit air, mengoptimalkan efisiensi
energi, menghemat sumber daya alam, menghasilkan lebih sedikit limbah,
dan menyediakan ruang yang lebih sehat bagi penghuninya dibandingkan
dengan bangunan konvensional.

Universitas Mercu Buana


13

4. Menurut Singapore Green Building Council (SGBC 2015), Green Building


umumnya mengacu pada bangunan yang hemat sumber daya dan
bertanggung jawab terhadap lingkungan sepanjang siklus hidupnya: mulai
dari perencanaan hingga desain, konstruksi, pengoperasian, pemeliharaan,
renovasi, dan pembongkaran. Green Building juga semakin
mempertimbangkan faktor kesehatan dengan memastikan bahwa kualitas
lingkungan dalam ruangan mendukung kenyamanan dan kesejahteraan
penghuni.
5. Menurut Pakistan Green Building Council (SGBC 2020), Green Building
mencangkup semua aspek yang mempengaruhi lingkungan seperti
permukaan air dibawah tanah, konsumsi dan penggunaan air, perubahan
iklim, kualitas udara, transportasi, energi alternatif atau terbarukan, bahan
bakar konsumsi dan penggunaan, pola hidup. Konsep bangunan hijau
memberikan desakan yang lebih bijak untuk menggunakan sumber daya
secara lebih bijaksana telah membantu negara berkembang mencapai status
negara maju tanpa menghabiskan sumber daya alamnya.

2.1.1.2 Kebijakan Green Building


Kebijakan Green Building telah diterapkan di berbagai negara salah satunya
untuk menunjang target penurunan emisi gas rumah kaca global pada sektor
konstruksi. Beberapa negara di dunia telah menjalankan kebijakan dengan baik
dan telah memiliki sertifikasi adalah Singapore Green Building Council di
Singapore, Sustainable Building Research Center di Korea, Green Building
Council of Australia di Australia, Canada Green Building Council di Canada,
Indian Green Building Council di India, Pakistan Green Building Council di
India, Green Building Council Indonesia di Indonesia.
1. Kebijakan Green Building di Indonesia
Pengertian sertifikasi pada bangunan baru adalah sertifikat yang
diberikan pada bangunan baru yang ingin dirancang atau dikonstruksi,
ataupun jika terjadi penghancuran total sebuah bangunan kemudian dibangun
lagi. Banyak sekali manfaat yang dapat dirasakan dengan melakukan
sertifikasi pada bangunan baru, antara lain:

Universitas Mercu Buana


14

a. Menaikkan valuasi bangunan


b. Gedung tidak akan terasa panas diluar maupun didalam
c. Dapat menghemat air dari sistem air hujan dan sistem daur ulang
d. Dapat menghemat listrik
e. Akan mendapatkan kenyamanan dalam gedung
Untuk mendapatkan sertifikat Green Building pada bangunan baru,
diperlukan persyaratan atau kebijakan khusus yang harus dilakukan untuk
memenuhi sertifikasi gedung bangunan baru. Persyaratan tersebut antara lain:
a. Minimum luas bangunan adalah 2500 m2
Dokumen yang diperlukan adalah dokumen perencanaan yang
menunjukkan denah gedung seluas 2500m2 disertai dengan rincian luasan
per lantai. Dokumen perencanaan minimal adalah tahap desain skematik.
b. Kesediaan data gedung untuk diakses GBC Indonesia terkait proses
sertifikasi
Dokumen yang diperlukan untuk persyaratan ini adalah dokumen
pernyataan bahwa data gedung yang akan disertifikasi dapat diakses oleh
GBCI.
c. Fungsi gedung sesuai dengan peruntukan lahan berdasarkan RT/RW
setempat
d. Kepemilikan AMDAL atau rencana UKL/UPL
Dokumen – dokumen sangat berhubungan dengan AMDAL atau rencana
UKL/UPL sangat diperlukan sebagai penunjang persyaratan sertifikasi.
e. Kesesuaian gedung terhadap standar keselamatan untuk kebakaran
f. Kesesuaian gedung terhadap standar ketahanan gempa
g. Kesesuaian gedung terhadap standar aksesibilitas difabel.
Kategori penilaian untuk bangunan baru ada 6 yaitu: tepat guna lahan,
konservasi dan efisiensi energi, konservasi air, sumber dan daur ulang
material, kenyamanan dan kesehatan dalam lingkungan, manajemen
lingkungan bangunan. Untuk bangunan baru, yang paling diutamakan
adalah penggunaan sumber energi seperti listrik sebagai konsumsi gedung.
Aspek kedua yang diutamakan adalah konsumsi air. Berikutnya adalah tepat
guna lahan dan seluruhnya yang berhubungan dengan kenyamanan

Universitas Mercu Buana


15

aksesibilitas luar gedung. Grafik untuk kategori penilaian bangunan baru


dapat dilihat pada Gambar 2.1

10% 13%
14%
17%

21%
25%
Building Environment Manajement
Appropiate Site Development
Energy Efficiency and Conservation

Gambar 2.1 Kategori penilaian untuk bangunan baru


Sumber : Green Building Consultant

Menurut Green Building Consultant beberapa kategori tersebut merupakan


dasar penilaian dari bangunan yang akan ditinjau, dan akan diklarifikasi menurut
kinerjanya. Klarifikasi tersebut terdiri dari bronze (35%), silver (46%), gold
(57%), dan platinum (73%).

2. Kebijakan Green Building di Singapore


Kriteria kebijakan Green Building di Singapore mencangkup 5 bidang
utama yaitu: efisiensi energi, efisiensi air, efisiensi sumber daya,
perlindungan kesehatan dan lingkungan, dan fitur lingkungan hijau
lainnya. Pemberian nilai dan skor pada produk sesuai dengan kriteria
yang ditetapkan. Bergantung pada kualitas lingkungan yang dinilai dari
produk, pemberian peringkat mulai dari 1 – tick hingga 4 – tick (Good to
Leader). Peringkat kebijakan di Singapore dapat dilihat pada Tabel 2.1

Tabel 2.1 Perilaku kebijakan di Singapore


Rating Point
Verry Good 0,25
Excellent 0,5
Leader 1
Sumber: Singapore Green Building Council

3. Kebijakan Green Building di Korea

Universitas Mercu Buana


16

Kriteria penilaian Green Building di Korea dibagi menjadi 4 area yaitu:


Penggunaan lahan dan transportasi, energi sumber daya dan permintaan
lingkungan, lingkungan ekologis, lingkungan interior. Kebijakan terkait
pembangunan kebijakan di Korea meliputi: rekomendasi kualitas udara,
tingkat kualitas udara, sistem evaluasi kerja keselamatan gedung,
membangun sistem sertifikasi peringkat efisiensi energi, sistem sertifkasi
bangunan hijau.

Menurut Sustainable Building Research Center, Korea beberapa kategori


tersebut merupakan dasar penilaian akan diklarifikasi menurut kinerjanya.
Klarifikasi tersebut terdiri dari excellent dengan score 65 - 84, dan superior
dengan score 85.

2.1.2 Bangunan Gedung


Bangunan gedung menurut UU No 28 tahun 2002 adalah wujud fisik
hasil pekerjaan konstruksi yang berfungsi sebagai tempat manusia
melakukan kegiatannya, baik untuk hunian maupun tempat tinggal,
kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan sosial, budaya, maupun
kegiatan khusus.
Fungsi bangunan gedung dibedakan menjadi beberapa macam.
Penggolongan gedung menurut fungsinya diatur dalam UU No. 28 Tahun
2002 tentang bangunan gedung yaitu:
1. Fungsi bangunan gedung meliputi fungsi hunian, keagamaan, usaha,
sosial, dan budaya, serta fungsi khusus.
2. Bangunan gedung fungsi hunian meliputi bangunan untuk rumah
tinggal, rumah susun, rumah tinggal sementara.
3. Bangunan gedung fungsi usaha meliputi bangunan gedung untuk
perkantoran, perdagangan, perindustrian, perhotelan.
Bangunan gedung selain digolongkan berdasarkan fungsi
bangunannya, juga digolongkan berdasarkan ketinggiannya. Karakteristik
gedung bertingkat menurut Mulyono (2000) dikelompokkan menjadi:
1. Gedung bertingkat rendah (Low Rise Building), dengan jumlah lantai
1 – 3 lantai dengan ketinggian kurang dari 10 m.

Universitas Mercu Buana


17

2. Gedung bertingkat sedang (Medium Rise Building), dengan jumlah


lantai 3 – 6 lantai dengan ketinggian kurang dari 20 m.
3. Gedung bertingkat tinggi (High Rise Building), dengan jumlah lantai
lebih dari 6 lantai dengan ketinggian lebih dari 20 m.

2.1.3 Bangunan Eksisting Perkantoran


Sektor konstruksi bangunan adalah salah satu konsumen energi terbesar
di dunia. Di negara-negara seperti Amerika serikat dan Inggris, sekitar 40%
konsumsi energi dialokasikan ke sektor bangunan. Di Brazil, lebih dari 45%
konsumsi energi listrik dikonsumsi di sektor bangunan. Peningkatan efisiensi
energi di gedung perkantoran bertingkat tinggi dengan menggunakan
teknologi saat ini dapat menghasilkan penghematan energi yang hemat biaya
sebesar 24% dan dapat dilakukan digedung perkantoran bertingkat tinggi
pada tahun 2036 (Alves et al., 2018). Emisi gas rumah kaca di Swiss yang
disebabkan oleh pemakaian sistem pemanas, ventilasi, distribusi panas
mencapai sekitar 13% dari total emisi gedung perkantoran baru
(kiamili,2020).

2.1.3.1 Bangunan Gedung Eksisting


Bangunan gedung eksisting menurut Peraturan daerah No.7
Tahun 2010 adalah bangunan gedung yang telah berdiri atau dibangun
sebelum peraturan pelaksanaan mengenai bangunan gedung hijau
diberlakukan. Persyaratan teknis bangunan gedung hijau untuk
bangunan gedung eksisting sekurang kurangnya meliputi: pemanfaatan
energi listrik, pemanfaatan dan konservasi air, kualitas udara dan
kenyamanan termal, manajemen operasional atau pemeliharaan.
Bangunan eksisting yang sudah tidak mengalami renovasi mayor
dapat diproses untuk sertifikasi. Menurut GBCI, Adapun persyaratan
untuk bangunan eksisting adalah:
1. Minimum luas gedung adalah 2500m2.
2. Kesediaan data gedung untuk diakses GBC Indonesia terkait proses
sertifikasi.

Universitas Mercu Buana


18

3. Memiliki laporan implementasi pengelolaan lingkungan hidup yang


disahkan oleh bapedal.
4. Memiliki SLF yang dikelurakan oleh pemda setempat.
Kriteria Green Building terdapat dalam peringkat penilaian
greenship versi 1.2 yang ditentukan oleh GBCI. Menurut (GBCI, 2019)
ruang lingkup pembangunan adalah desain, konstruksi, operasi,
pemeliharaan, renovasi dan perobohan. Greenship mendefinisikan lebih
lanjut kriteria bangunan hijau dalam 6 kategori yaitu:
1. Tepat guna lahan.
2. Konservasi dan efisiensi energi.
3. Konservasi air.
4. Sumber dan daur ulang material.
5. Kenyamanan dan kesehatan dalam ruangan.
6. Manajemen lingkungan bangunan.
Kriteria penilaian untuk bangunan eksisting menurut (GBCI,2019)
dapat dilihat pada Gambar 2.2.

17% 11%
14%
10%
17%
31%

Building Environment Manajement


Appropiate Site Development
Gambar 2.2 Kategori penilaian untuk bangunan eksisting
Sumber : Green Building Consultant

Kriteria penilaian untuk bangunan eksisting yang paling


diutamakan adalah penggunaan sumber energi, seperti listrik. Aspek
kedua yang diutamakan adalah konsumsi air. Yang membedakan antara
bangunan baru dan bangunan eksisting adalah prioritas ketiga yang
lebih memfokuskan pada kenyamanan dan kesehatan dalam ruang
dibandingkan dengan tepat guna lahan. Penilaian Greenship
mendefinisikan lebih lanjut kriteria Green Building dalam enam

Universitas Mercu Buana


19

kategori dan 46 sub kategori, yaitu dapat dilihat pada Tabel 2.2.
kategori Tepat Guna Lahan, Tabel 2.3. kategori Efisiensi dan
Konservasi Energi, Tabel 2.4. Konservasi Air, Tabel 2.5. Sumber dan
Siklus Material, Tabel 2.6. Kesehatan dan Kenyamanan Dalam Ruang,
Tabel 2.7. Manajement Lingkungan Bangunan.

Tabel 2.2 Kategori Tepat Guna Lahan


No Sub Faktor Poin Kriteria Sumber
1 Area Dasar Hijau P GBC1, 2012
2 Pemilihan Tapak 2 GBC1, 2012
3 Aksebilitas Komunitas 2 GBC1, 2012
4 Transportasi Umum 2 GBC1, 2012
5 Fasilitas Pengguna Sepeda 2 GBC1, 2012
6 Lanscape Pada Lahan 3 GBC1, 2012
7 Iklim Mikro 3 GBC1, 2012
8 Manajemen Limpasan Air Hujan 3 GBC1, 2012
Sumber: GBCI, 2012

Tabel 2.3 Efisiensi dan Konservasi Energi


No Sub Faktor Poin Kriteria Sumber
1 Pemasangan Sub-Meter P GBC1, 2012
2 Perhitungan OTTV P GBC1, 2012
3 Langkah Penghematan Energi 20 GBC1, 2012
4 Pencahayaan Alami 4 GBC1, 2012
5 Ventilasi 1 GBC1, 2012
6 Pengaruh Perubahan Iklim 1 GBC1, 2012
7 Energi Terbarukan 5 GBC1, 2012
Sumber: GBCI, 2012

Tabel 2.4 Konservasi Air


No Sub Faktor Poin Kriteria Sumber
1 Meteran Air P GBC1, 2012
2 Perhitungan Penggunaan Air P GBC1, 2012
3 Fitur Air 8 GBC1, 2012
4 Pengurangan Penggunaan Air 3 GBC1, 2012
5 Daur Ulang Air 3 GBC1, 2012
6 Sumber Air Alternatif 2 GBC1, 2012
7 Penampungan Air Hujan 3 GBC1, 2012
8 Efisiensi Penggunaan Air Lanscape 2 GBC1, 2012
Sumber: GBCI, 2012

Universitas Mercu Buana


20

Tabel 2.5 Sumber dan Siklus Material


No Sub Faktor Poin Kriteria Sumber
1 Refrigen Fundamental P GBC1, 2012
2 Penggunaan Gedung dan Material 2 GBC1, 2012
Bekas
3 Material Ramah Lingkungan 3 GBC1, 2012
4 Penggunaan Refrigen Tanpa ODP 2 GBC1, 2012
5 Kayu Berseetifikat 2 GBC1, 2012
6 Material Prafabrikasi 3 GBC1, 2012
7 Material Regional 2 GBC1, 2012
Sumber: GBCI, 2012

Tabel 2.6 Kesehatan dan Kenyamanan Dalam Ruang


No Sub Faktor Poin Kriteria Sumber
1 Introduksi Udara Luar P GBC1, 2012
2 Pemantauan Kadar CO2 1 GBC1, 2012
3 Kendali Asap Rokok di Lingkungan 2 GBC1, 2012
4 Polutan Kimia 3 GBC1, 2012
5 Pemadaman ke luar Gedung 1 GBC1, 2012
6 Kenyamanan Visual 1 GBC1, 2012
7 Kenyamanan Termal 1 GBC1, 2012
8 Tingkat Kebisingan 1 GBC1, 2012
Sumber: GBCI, 2012

Tabel 2.7 Manajement Lingkungan Bangunan


No Sub Faktor Poin Kriteria Sumber
1 Dasar Pengelolaan Sampah P GBC1, 2012
2 Greenship Profesional Sebagai 1 GBC1, 2012
Anggota Proyek
3 Polusi dari Aktivitas Konstruksi 2 GBC1, 2012
4 Pengelolaan Sampah Tingkat Lanjut 2 GBC1, 2012
5 Sistem Komisioning yang Baik dan 3 GBC1, 2012
Benar
6 Penyerahan Data Green Building 2 GBC1, 2012
7 Kesepakatan Dalam Melakukan 1 GBC1, 2012
Aktivitas Fit Out
8 Survei Pengguna Gedung 1 GBC1, 2012
Sumber: GBCI, 2012

2.1.3.2 Bangunan Gedung Perkantoran


Gedung perkantoran adalah salah satu yang memiliki
ketergantungan tinggi terhadap kebutuhan energi listrik terutama untuk
memenuhi kebutuhan operasionalnya. Pada bangunan gedung, sistem
penggunaan energi dapat dikelompokkan pada empat pengguna energi
terbesar yaitu: sistem AC, sistem pencahayaan, sistem trasnportasi

Universitas Mercu Buana


21

gedung dan peralatan kantor lainnya (Kartika, 2018). Dalam beberapa


tahun terakhir dinegara Jepang, konsumsi energi disektor komersial
telah meningkat, terutama digedung perkantoran untuk pemanas dan
pendingin. Dengan demikian permintaan pengurangan pemanasan dan
pendinginan serta emisi CO2 terkait diperkantoran merupakan tugas
utama untuk mencapai target nasional (Shibuya, 2016).
Dampak yang terkandung pada sistem HVAC di gedung
perkantoran baru yang berlokasi di Swiss berkisar antara 15 – 36% dari
total dampak yang terkandung di bangunan kantor (Kiamilli, 2020).
Pada bangunan perkantoran besar di Singapore, mereduksi tiga
pemakaian energi tertinggi yaitu AC dan ventilasi mekanis sebesar
43%, penerangan sebesar 29%, dan beban plug sebesar 21%, sedangkan
dua sumber utama beban pendingin adalah ventilasi sebesar 29%, serta
kondisi dan radiasi melalui jendela sebesar 20% (Duarte, 2017).
Penghematan energi bisa dilakukan dengan hanya mengurangi
penggunaan energi, tetapi kenyamanan dan produktifitas menjadi turun.
Hal tersebut merupakan dari manajemen energi dengan tujuan dapat
dilakukan konservasi energi, sehingga biaya energi sebagai salah satu
komponen biaya produksi atau operasi yang dapat ditekan serendah
rendahnya (Kartika, 2018).
Menurut pedoman pelaksanaan konservasi energi dan
pengawasannya di Lingkungan Departemen Pendidikan Nasional nilai
Intensitas Konsumsi Energi dari suatu bangunan gedung digolongkan
dalam 2 kriteria yaitu untuk bangunan ber-AC dan Non-AC. Intensitas
Konsumsi Energi untuk gedung perkantoran adalah 240 Kwh/m2
pertahun. Standar Intensitas Konsumsi Energi pada Tabel 2.8. digunakan
sebagai rujukan tingkat penggunaan energi gedung yang berbeda-beda
mengikuti perkembangan teknologi peralatan hemat energi (Kartika,
2018).

Tabel 2.8 Standar Intensitas Konsumsi Energi Gedung Perkantoran


IKE Tahun Pengeluaran
Sumber
(kwh/m2/tahun) Standar
ASEAN-USAID 240 1987

Universitas Mercu Buana


22

ESDM & JICA Electric Power 198,2 2008


Development Co., LTD
GBCI (Konsul Bangunan Hijau 250 2010
Indonesia)
Pergub DKI Jakarta No 38 tahun 210 – 285 -
2012 tentang Bangunan Gedung
Hijau
Sumber: Kartika, 2018

2.1.4 Green Retrofit


Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat No 21 tahun 2021, Retrofitting merupakan penyesuaian kinerja
bangunan gedung yang dimanfaatkan untuk dapat memenuhi persyaratan
bangunan gedung hijau. Untuk mengurangi permasalahan emisi gas rumah
kaca dan total konsumsi energi yaitu dengan green retrofitting dari bangunan
yang sudah ada. Green retroffiting pada dasarnya mencangkup kinerja
peningkatan sistem pendingin udara, kinerja peningkatan sistem pencahayaan,
kinerja isolasi termal sistem atap, dan peningkatan sistem ventilasi. (Qing He
et al., 2019)

Green retrofitting merupakan strategi untuk dapat meningkatkan


efisiensi energi dan kinerja bangunan. Sebagian negara telah menerapkan
green retrofitting termasuk memasang alat hemat energi, kontrol alat
teknologi, retroffiting jendela dan dinding, teknologi canggih pemasangan
pemanas dan pendingin serta teknologi terbarukan. Suatu bangunan perlu
dilakukan retroffiting untuk mengoptimalkan penghematan energi dan
meminimalkan waktu pengembalian modal. (Qing He et al., 2019).

Bangunan retrofit didesain untuk penghematan energi dan dapat


mengurangi emisi karbon, meningkatkan efisiensi energi, AC, dan bertujuan
untuk meningkatkan kenyamanan dan kesehatan penduduk. Green retrofit
dapat diterapkan pada bangunan existing dengan meningkatkan kualitas dan
kenyamanan ruang. Perbaikan pada bangunan green retrofit mencangkup
kualitas dan kuantitas bangunan tersebut kemudian dilaksanakan agar

Universitas Mercu Buana


23

mendapat keuntungan secara finansial bagi pemilik bangunan. (Rahmawati et


al., 2018).

2.1.5 Retrofit Cost


Retrofit cost merupakan bagian penting yang harus dipertimbangkan
oleh pemilik bangunan. Terkait dengan proyek retrofit, semua elemen biaya
diperhitungkan oleh life cycle cost. Biaya awal retrofit yang lebih tinggi
menghasilkan kinerja life cycle cost yang baik disebabkan karena
penghematan biaya yang lebih tinggi. Metode evaluasi keuangan atau
investasi dianggap sebagai analisis biaya siklus hidup (LCCA). LCCA
diperhitungkan dengan pengeluaran langsung serta jangka panjang.

Ada beberapa penilaian retrofit pada bangunan gedung dengan


menggunakan metode evaluasi ekonomi yaitu, Net Present Value (NPV),
Internal Rate of Return (IRR), dan discount payback period. Sebagai contoh
perancah bangunan mengalami pemeliharaan normal secara berkala dan biaya
tersebut dianggap sebagai biaya Energi efisiensi retrofit. Bangunan retrofit
dapat memberikan manfaat ekonomi secara langsung, contohnya
pengurangan biaya pemanasan dan pendinginan ruangan). Perhitungan
tersebut biasanya dikaitkan dengan menganalisa potensi hemat energi pada
bangunan yang sudah ada. (Liu et al., 2018)

Dalam penelitian di Malaysia, memperkirakan bahwa sebagian besar


kelebihan biaya pada bangunan hijau berkisar antara 0 – 10%. Pengembalian
investasi berasal dari tabungan listrik dan tingkat produktivitas pekerja.
(Shabrin & Kashem, 2017)

Dalam penelitian di Negara Swiss menerapkan strategi retrofit yang


dinilai dari segi efektivitas biaya dan dampak lingkungan. Dalam penelitian
ini meperhitungkan retrofit pada selubung bangunan dan efisiensi sistem
pemanas. Untuk kasus ini yang paling hemat biaya adalah menggabungkan
pompa panas dengan insulasi atap, dengan hasil sistem pemanas jauh lebih
penting dalam hal efektivitas biaya dari pada selubung bangunan. (Sigrist et

Universitas Mercu Buana


24

al., 2019). Biaya untuk meningkatkan bangunan eksisting ke green building


berkisar antara 10,77% (Sun et al., 2019)

2.1.6 Life Cycle Cost Anaylsis (LCCA)


Analisis biaya siklus hidup (LCCA) adalah alat untuk menilai biaya
yang terkait dengan setiap fase siklus hidup bangunan. ASTM E917 – 15
(ASTM 2015) dan ISO 2000) adalah dua standar yang banyak digunakan
sebagai pedoman untuk LCCA bangunan. Kedua standar merekomendasikan
untuk memasukkan empat fase siklus hidup yaitu: konstruksi, operasi,
pemeliharaan, dan pembongkaran. Hasil perhitungan LCC akan menunjukkan
alternatif yang lebih hemat dari segi biaya, bukan total estimasi biaya selama
jangka waktu gedung beroperasi (Samani et.,al 2018).

Mengingat masa pakai bangunan yang lama, keputusan yang tepat


terkait efisiensi ekonomis bahan dan desain alternatif menuntut perspektif
siklus hidup penuh yang melampaui biaya awal serta pemeliharaan dan
perbaikan rutin. Fase yang menimbulkan biaya di seluruh siklus hidup
termasuk investasi awal, pembiayaan, operasi dan pemeliharaan berulang,
penggantian modal, dan nilai jual kembali atau penyelamatan dan
pembuangan [ASTM E917 (ASTM 2013)].
Banyak pemangku kepentingan berpartisipasi dalam masa hidup
sebuah bangunan sepanjang umurnya mulai dari konstruksi hingga
pembongkaran. Sedangkan biaya energi dan pemeliharaan selama tahap
operasi menjadi perhatian penghuni dan pemilik gedung, maka investasi awal
(biaya konstruksi) merupakan prioritas utama para kontraktor dan investor
(Heralova 2014; Kovacic and Zoller 2015; Lee et al. 2015; Stocker et al.
2015). Analisis biaya siklus hidup telah digunakan untuk menilai biaya yang
terkait dengan setiap siklus hidup fase bangunan dan memberikan kejelasan
tentang bagaimana biaya didistribusikan para pemangku kepentingan.
Mempertimbangkan berbagai dimensi pembangunan berkelanjutan dan
kebutuhan untuk memaksimalkan manfaat dalam kaitannya dengan sumber

Universitas Mercu Buana


25

daya yang dikonsumsi, LCCA dapat berkontribusi secara signifikan untuk


pembangunan berkelanjutan dari bangunan (Kovacic and Zoller 2015).
Menurut ASTM E917-15, 2015, diperoleh beberapa faktor penyebab
lifecycle cost analysis yang dibagi kedalam beberapa kategori seperti pada
Tabel 2.12 berikut:

Tabel 2.9 Faktor -Faktor Lifecycle Cost Analysis


Variabel Main Faktor Sub Faktor
Cost Breakdown 1. Biaya Awal (Initial Cost)
Structure (CBS) 2. Biaya Energi (Energy Cost)
3. Biaya Penggantian
(Replacement Cost)
Lifecycle Cost Analysis

4. Biaya Operasional dan


Maintanance (OM Cost)
Analisa Life 1. Tingkat Suku Bunga (i)
Cycle Cost 2. Periode Analisa (n)
3. Present Time/ tahun ke…
4. Inflasi diabaikan
LCC Modelling 1. Modelling tanpa nilai sisa
2. Modelling dengan nilai sisa

Sumber: ASTM, 2017

2.1.7 Model dinamis


Model dinamis merupakan sebuah bidang untuk memahami bagaimana
sesuatu berubah menurut waktu. Model dinamis merupakan metode yang
menggambarkan proses, perilaku, dan kompleksitas dalam sistem.
Metodologi model dinamis ini pertama kali diperkenalkan oleh Jay W.
Forester pada tahun 1958 sebagai suatu metoda pemecahan masalah –
masalah yang kompleks yang timbul karena ketergantungan sebab akibat dari
berbagai macam variabel didalam sistem (Indrus, 2020). Model dinamis
dititik beratkan pada penentuan kebijakan dan bagaimana kebijakan tersebut
menentukan tingkah laku masalah-masalah yang dapat dimodelkan dengan
menggunakan model dinamis (Rahayu, 2018).
Menurut (Sterman, 2000) tahapan dalam mengembangkan model
Model dinamis yaitu dimulai dari pendefinisian permasalahan yang akan

Universitas Mercu Buana


26

diangkat dengan membuat model dinamis. Tahap kedua adalah pembuatan


hipotesa awal dengan berbekal permasalahan pada tahap pertama. Tahap
ketiga formulasi masalah. Tahap keempat adalah tahap pengujian dengan
berbagai macam kombinasi atau skenario kebijakan. Tahap kelima atau tahap
yang terakhir adalah pengambilan kebijakan terbaik dari tahap sebelumnya
dan melakukan evaluasi. Kelima tahap tersebut ditunjukkan pada Gambar
2.3 Keunggulan model dinamis adalah memiliki umpan balik atau feedback
structure yang saling berkaitan dan menuju ke arah keseimbangan (Sterman,
2000).

Gambar 2.3 Proses dalam pemodelan model dinamis


Sumber: (Sterman, 2000)

2.1.7.1 Pemodelan Model dinamis


Dalam mempelajari dan melakukan analisis mengenai sebuah
sistem, diperlukan suatu metode dimana setiap komponen menjadi
perhatian dalam melakukan analisis. Salah satu metode yang secara
baik menganalisis sebuah sistem adalah model dinamis. Secara
sederhana sistem diartikan sebagai perangkat komponen yang
berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam
sebuah sistem, masing masing komponen memiliki fungsi individu
yang membentuk sebuah pola interaksi sehingga mampu mencapai
tujuan tertentu.

Universitas Mercu Buana


27

Pola interaksi tersebut yang akan menentukan struktur sistem


dan batas sistem yang memisahkan sistem amatan dengan
lingkungannya. Lingkungan sistem sendiri didefinisikan sebagai
sistem atau kumpulan sistem lain yang masih memiliki hubungan
dengan sistem amatan. Model dinamis mencoba untuk mempelajari
sebagian dari sistem keseluruhan, namun hal ini bukan berarti
mengabaikan sistem amatan dengan lingkungan. Dalam bahasan
model dinamis, variabel-variabel yang tidak berpengaruh secara
signifikan dalam sistem amatan akan menjadi batasan dalam analisis
sehingga menjadi sistem yang tertutup.
Analisis yang dilakukan terhadap sebuah sistem yang memiliki
hubungan umpan balik tidak dapat dilakukan secara parsial. Misalnya,
ada 2 situasi yaitu situasi A dan situasi B, dalam mempelajari contoh
tersebut, tidak dapat dilakukan suatu analisis parsial atau terpisah
misalnya hanya melihat pengaruh situasi A terhadap B, karena situasi
B akan berpengaruh juga terhadap A. Kelemahan dalam melakukan
analisis parsial tersebut yang membuat model dinamis unggul dalam
melakukan analisis sistem yang memiliki hubungan umpan balik
(feedback loops) atau hubungan sebab-akibat (causal loops).

Pada hubungan umpan balik terdapat dua jenis hubungan,


umpan balik positif dan umpan balik negatif. Dalam bukunya
(Muhammadi, 2001), penentuan jenis umpan balik positif dan negatif
terlebih dahulu harus ditentukan mana yang menjadi sebab dan mana
yang menjadi akibat. Selanjutnya diketahui jenis akibat yang
ditimbulkan oleh sebab yaitu searah (positif) atau berlawanan arah
(negatif). Akibat yang positif adalah jika satu komponen
menimbulkan pertambahan dalam komponen lainnya sedangkan
negatif jika satu komponen mengakibatkan pengurangan dalam
komponen lainnya. Proses selanjutnya adalah merangkai hubungan
sebab akibat menjadi sistem tertutup sehingga menghasilkan simpal-
simpal (loops). Untuk menentukan loops tersebut positif atau negatif
harus dilihat apakah keseluruhan interaksi menghasilkan proses searah

Universitas Mercu Buana


28

(tumbuh) atau berlawanan arah (penurunan). Loops positif ditandai


dengan adanya proses yang sifatnya tumbuh, sedangkan negatif
kebalikannya yaitu adanya proses penurunan. Pada intinya dalam
melakukan analisis model dinamis diperlukan tahapan-tahapan untuk
dapat menghasilkan sebuah model yang baik dari sistem amatan.
Berikut Gambar 2.4 merupakan tahapan yang dilakukan dalam
pemodelan model dinamis.

Gambar 2.4 Tahapan pemodelan model dinamis


Sumber: Saeed (1981)

2.1.7.2 Aturan yang Berlaku dalam Model dinamis


Simulasi model dinamis diatur berdasarkan prinsip:
1. cause-effect (sebab- akibat),
2. feedback (umpan balik),
3. delay (tunda).
Simulasi yang lengkap dan komprehensif pasti menggunakan
ketiga prinsip tersebut untuk menghasilkan perilaku sistem yang
mendekati dunia nyata. Model dinamis memandang bahwa suatu
sistem memiliki loop tertutup, konsep dasar model dinamis adalah
mengenai umpan balik, sehingga setiap variabel yang ada pada sistem
dapat memiliki dua peran yaitu sebagai penyebab dan sebagai akibat.

Universitas Mercu Buana


29

Dalam sistem tertutup, perubahan pada suatu variabel dapat


mempengaruhi perubahan pada keseluruhan lingkungan dalam sistem,
termasuk variabel itu sendiri. Umpan balik merupakan suatu proses
dimana suatu variabel penyebab melewati suatu rantai hubungan
kausal sehingga menyebabkan perubahan pada variabel penyebab itu
sendiri.
Untuk menggambarkan sebuah konsep umpan balik pada
struktur sistem, dalam model dinamis dikenal diagram kausal (causal
loop diagrams). Causal loop diagrams sangat baik untuk (Sterman,
2000):

1. Menangkap secara cepat sebuah hipotesis tentang penyebab


dinamika.
2. Menimbulkan dan menangkap model mental individu atau
kelompok.
3. Komunikasi umpan balik penting yang dipercaya sebagai
tanggung jawab untuk sebuah masalah.

2.1.7.3 Konsep Validasi dan Pengujian Model


Validasi model merupakan pertimbangan utama dalam
mengevaluasi apakah model yang dibuat representatif dengan keadaan
nyata. Pengujian model dapat dilakukan dengan menguji struktur dan
perilaku model (Schreckengost, 1985)(Mendis et al., 2013). Validasi
model merupakan langkah yang sangat penting dalam metodologi
dinamika sistem. Menurut (Barlas, 1997), membagi dua macam proses
validasi. Berikut adalah macam dari proses validasi tersebut:
1. Perbandingan rata–rata (Mean Comparison)
|S-A|
E1= A

(2.1)
dengan:
S = nilai rata – rata hasil simulasi
A = nilai rata – rata data
Model dianggap valid bila E1≤ 5 %

Universitas Mercu Buana


30

1.7 Perbandingan Variasi Amplitudo


|Ss - Sa |
E2= Sa

(2.2)
dengan:
Ss = standard deviasi model
Sa = standard deviasi data
Model dianggap valid bila E2 ≤ 30 %

2.1.7.4 Uji Struktur Model


Uji struktur model mempunyai tujuan untuk melihat apakah
struktur model yang dibangun sudah sesuai dengan struktur sistem
nyata. Setiap faktor yang mempengaruhi faktor yang lain harus
tercermin dalam model. Pengujian ini dilakukan oleh orang-orang
yang mengenal konsep dan sistem yang dimodelkan. Dalam model
dinamis, hal utama yang dipertimbangkan adalah eksploitasi sistem
nyata, pengalaman dan intuisi (hipotesis), sedangkan data memainkan
peranan sekunder.

2.1.7.5 Uji Parameter Model


Uji parameter model dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu
validasi variabel input dan validasi logika dalam hubungan antar
variabel. Validasi variabel input dilakukan dengan membandingkan
data historis nyata dengan data yang diinput ke dalam model.
Sedangkan validasi logika antar variabel dilakukan dengan mengecek
logika yang ada di dalam sistem, baik input maupun output. Hal ini
diilustrasikan seperti, apabila variabel A naik, maka variabel B juga
naik (jika memiliki hubungan kausal positif). Logika ini juga harus
terbukti dalam model simulasi yang di running.

2.1.7.6 Uji Kecukupan Batasan


Setiap variabel yang berkaitan dengan model harus
dimasukkan karena merupakan representasi dari sistem nyata. Oleh

Universitas Mercu Buana


31

karenanya dalam model dinamis tidak ada batasan model yang


digunakan, namun hanya dibatasi uji kecukupan batasan. Uji ini
dilakukan dengan menguji variabel apakah memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap tujuan model. Apabila tidak memiliki pengaruh
yang signifikan, maka variabel tidak perlu dimasukkan ke dalam
model.

2.1.7.7 Uji Kondisi Ekstrim


Tujuan dari uji kondisi ekstrim adalah menguji kemampuan
model apakah berfungsi dengan baik dalam kondisi ekstrim sehingga
memberi konstribusi sebagai
instrumen evaluasi kebijakan. Pengujian ini akan menunjukkan
kesalahan struktural maupun kesalahan nilai parameter. Pengujian ini
dilakukan dengan memasukkan nilai ekstrim terbesar maupun terkecil
pada variabel terukur dan terkendali. Pengujian ini menggunakan
logika yang sama dengan uji kecukupan batasan, yaitu apabaila
variabel A naik, maka variabel B juga naik (jika memiliki hubungan
kausal positif), begitu juga sebaliknya. Apabila tidak sesuai, maka
model dapat dikatakan tidak valid dalam kondisi ekstrim.

2.1.7.8 Uji Perilaku Model


Uji perilaku model atau replikasi dilakukan untuk mengetahui
apakah model sudah berperilaku sama dengan kondisi nyata atau
representatif. Pengujian ini dapat dilakukan dengan membandingkan
data simulasi dengan data sebenarnya dengan menggunakan model
(Barlas, 1997).

a. Aplikasi Powersim Studio


Terdapat berbagai aplikasi yang dapat digunakan untuk
pemodelan model dinamis, salah satunya adalah Powersim Studio.
Powersim Studio merupakan alat yang dapat digunakan untuk
mempermudah simulasi pemodelan model dinamis. Powersim Studio

Universitas Mercu Buana


32

dapat menerjemahkan Bahasa LCD (Causal Loop Diagram) dalam


membangun FSD (Stock Flow Diagram) yang dilengkapi dengan
persamaan matematika dengan nilai awal untuk aktifitas simulasinya.
Terdapat banyak variabel dalam pemodelan model dinamis dengan
Powersim Studio. Variabel dalam Powersim Studio yang digunakan
adalah variabel level, variabel rute, variabel auxillary, dan variabel
konstanta (Powersim, 2005).
Variabel level merupakan variabel yang menyatakan akumulasi
dari sejumlah benda terhadap waktu. Variabel ini dipengaruhi oleh
variabel rate dan dinyatakan dengan simbol persegi panjang. Dalam
Powersim Studio, simbol variabel rate dinyatakan dengan kombinasi
antara flow dan auxillary. Simbol ini harus terhubung dengan sebuah
variabel level. variabel auxillary dapat digunakan untuk menyatakan
sejumlah benda. Simbol auxillary dinyatakan dengan sebuah lingkaran.
Variabel konstanta merupakan input bagi persamaan rate baik secara
langsung maupun melalui auxillary. Variabel konstanta menyatakan
nilai parameter dari sistem real. Simbol konstanta dinyatakan dengan
segiempat (Powersim, 2005).

2.2 Tinjauan Pustaka

2.2.1 Tinjauan Peneliti Terdahulu


Penelitian terdahulu dari jurnal internasional dan jurnal nasional
yang menjadi pendukung dari penelitian ini. Tinjauan atas penelitian
terdahulu diperlihatkan pada Tabel 2.10 sampai dengan Tabel 2.13
dibawah ini:

Universitas Mercu Buana


33

Tabel 2.10 Tinjauan Atas Peneliti Terdahulu (1/4)

Author, Keterkaitan
No. Judul Jurnal Bahasan Penelitian Hasil Penelitian Kekuatan Kekurangan
Publisher Penelitian

01. Dynamic life (Ren et Obyek Perumahan di Konfigurasi yang Analisis Tidak Penelitian
cycle al., Boston diotimalkan Penelitian melakukan saya mengacu
economic and 2020),MD Metode Pengambilan dengan model ini analisis pada jurnal
environmental PI data proyek dinamis ini menggunak perhitungan ini.
assessment of Biaya Model dinamis + mengingkatkan an model biaya secara
residential LCCA + LCA penghematan dinamis dan keseluruhan.
solar Waktu - lingkungan siklus LCCA. Hanya focus
photovoltaic Keputusan - hidup hingga pada analisis
systems Novelty Model dinamis + 64,6%, tetapi perhitungan
LCCA + LCA secara signifikan energi
mengurangi terhadap
penghematan dampak
siklus hidup lingkungan.
hingga 6868,4%

02 Construction (Sun et Obyek Perumahan di Biaya untuk Analisis Hanya Penelitian


cost of green al., 2019), Taiwan meningkatkan Penelitian melakukan saya mengacu
building MDPI Metode Pengambilan bangunan ini analisis pada jurnal ini
certified data proyek eksisting ke green menggunak pendekatan.
residence Biaya Cost building berkisar an
construction antara 10,77% construction
Waktu - cost
Keputusan -
Novelty Green building
& construction
cost
03 Detailed (Kiamili Obyek New Office Dampak yang Penelitian Hanya BIM & LCA
Assessment of et al., Building in terkandung dari lingkungan menghasilkan
Embodied 2020), Switzerland sistem HVAC dari sistem dampak
Carbon of MDPI Metode BIM & LCA berkisar 15 – HVAC energi yang
HVAC Biaya - 36% dari total dengan terkandung
Systems for a Waktu - dampak yang metode pada sistem
New Office Novelty BIM & LCA berada di dalam terintegrasi HVAC
Building kantor. BIM &
Based on BIM LCA.
04. Trends, Costs, (Plebankie Obyek Eksisting Office Membandingkan Analisis Tidak
and Benefits wicz et Building in biaya dan gedung membahas
of Green al., 2019) Poland manfaat gedung bersertifikat perbandingan
Certification MDPI Metode LCNPV perkantoran base dan tidak gedung
of Office Biaya building & green bersertifikat berseetikikat
Buildings: A Waktu building. green dan tidaknya
Polish Keputusan Operational cost menggunak serta alur
Perspective Novelty (annually): Base an LCC perhitungan
building: 4.70 biaya
EUR – 1716 m2
(12 months =
8065.20 EUR),
Green building:
8065.20

Universitas Mercu Buana


34

Tabel 2.10 Tinjauan Atas Peneliti Terdahulu (2/4)


Judul Author, Keterkaitan
No Bahasan Penelitian Hasil Penelitian Kekuatan Kekurangan
Jurnal Publisher Penelitian
05. Penerapan (Pahnael et Obyek Kota Sampai saat ini belum Analisis Tidak
Kebijakna al., 2020), Bandung ada insentif green kebijakan membahas
Intensif RESEARC Metod Kualitatif building yang mengacu pada persyaratan
Green HGATE e dikeluarkan oleh wali GBCI lebih
Building di Biaya kota karena bangunan mendalam
Kota Waktu yang ada belum mengenai
Bandung memenuhi persyaratan green building
Keput Kebijakan green building sesuai
usan dengan peraturan yang
Novelt berlaku.
y
06 Lifecycle (Samani et Obyek Perumahan di Penelitian ini Penelitian ini Tidak
Cost al., 2018) amerika mengevaluasi biaya menggunakan mengeluarkan
Analysis of ASCE Metod siklus hidup (LCC) LCC perbandingan
Prefabricate e sebuah prefabrikasi biaya yang
d Composite Biaya bangunan komposit dihasilkan dari
and bertulang ber-reinforced penelitian
Waktu
Masonry (FRC) dibandingkan tersebut.
Buildings: Keput dengan bangunan
Comparative usan pasangan bata.
Study Novelt
y
07 Energy – (Fan & Obyek kantor Penghematan energi Membahas Penelitian
efficiency Xia, 2018) eksisting di sebesar 761,6 MWh bangunan saya
building pretoria dengan periode retrofit yang mengacu
retrofit Metod pengembalian 70 bulan. dapat pada jurnal
LCC
planning for e Ditunjukkan dengan meminimalka ini
green Biaya NPV efektivitas model yang n energi dan
building Waktu Payback dikembangkan. menghemat
compliance peride biaya
Keput
usan
Novelt -
y
08 System (Leon et Obyek Jalan raya Dari hasil analisis Memberikan Tidak
Dynamic al., 2018), aspal caria, perubahan nilai indeks pedoman mencantumka
Approach ASCE Mesir kinerja dari scenario S0 kepada PM n biaya untuk
for Metod Wawancara sebesar 7,703 menjadi mengenai kinerja proyek.
Forcasting e rensponden 8,203 dari scenario S1 indeks kinerja
Performance Biaya Model sehingga ada proyek
of dinamis penambaha profit menggunakan
Constraction Waktu Model sebesar 5%. model model
Project dinamis dinamis
Novelt -
y

Universitas Mercu Buana


35

Tabel 2.10 Tinjauan Atas Peneliti Terdahulu (3/4)


Judul Author, Keterkaitan
No Bahasan Penelitian Hasil Penelitian Kekuatan Kekurangan
Jurnal Publisher Penelitian
09. The (Porwal et Obyek Highrise building Model dinamis Memberika Peneliian ini
integration al., 2020) Metod Model dinamis berbasis BIM diawal n hanya berupa
of building e tahap desain proyek pengetahua pendekatan.
information Biaya Earned Value dapat mengurangi n terkait
modeling Waktu - limbah konstruksi SDM dan
(BIM) and Novelt Model dinamis hingga 25%. BIM
system y terintegrasi BIM tentang
dynamic Construction hasil dan
modeling to Waste penerapann
minimize ya.
construction
waste
generation
from change
orders
10. Application (Xu et al., Obyek Highrise, midrise, Debu konstruksi Memberika Perlu
Analysis of 2019), lowrise building. menyumbang sekita n dilakukan
Prefabricate ASCE Metod LCA 14% dari total emisi pengetahua penelitian lebih
d Buildings e debu masyarakat. n tentang lanjut terkait
under Green Biaya - Pekerjaan fabrikasi di pencemara dengan
Construction Waktu - pabrik dapat n gas emisi efisiensi
Novelt - menurunkan emisi karbon pekerjaan.
y gas karbon 3,27% dengan
dibandingkan dengan metode
fabrikasi dilapangan LCA
11. Green (Jose, Obyek Highrise, midrise, Metode evaluasi Penelitian Hanya
Construction 2016), lowrise building. terhadap efisiensi ini memberikan
Assessment ASCE Metod Analisa matrix dan kualitas membahas evaluasi
Based on the e terhadap bangunan evaluasi penilaian tidak
Multilevel Biaya - konstruksi hijau. bobot memberikan
Extension Waktu - indeks alternatif
Method Novelt - konstruksi penyelesaian.
y hijau
12. Analisis (Kustiani et Objek Universitas Penilaian Sistem Penelitian Penelitian ini
Pengelolaan al., 2020), Metod Survey Insentif Bertahap ini hanya berlaku
Limbah SINTA e kuesioner, secara dummy menggunak pada limbah
Konstruksi Analisis data menunjukkan an metode padat.
dengan Mutu - bahwa dengan SPSS dan
Skema Biaya - melaksanakan 3R, SIS
Stepwise Keputu SPSS insentif yang
Incentive san didapat dari
System Novelt - pengelolaan limbah
dalam y konstruksi sebesar
Rangka 3,7% dari estimasi
Penerapan biaya material.
Lean
Construction
pada Proyek
Konstruksi
di
Lingkungan
Universitas
Lampung

Universitas Mercu Buana


36

Tabel 2.10 Tinjauan Atas Peneliti Terdahulu (4/4)

Judul Author, Keterkaitan


No Bahasan Penelitian Hasil Penelitian Kekuatan Kekurangan
Jurnal Publisher Penelitian

13. BIM Based (Ebrahim & Obyek Green office Alternatif Desain BIM dapat Aplikasi desain
Building Wayal, building memberikan sekitar mendukung tidak
Performance 2019), Metod BIM 4,7% penghematan berbagai memperhitungk
Analysis of IJSTR e biaya energi dan fitur desain an biaya.
A Green Biaya 38,6% pengurangan berkelanjut
Office Waktu - emisi C02 an
Building Novelt BIM + Green dibandingkan
y Office Building dengan bangunan
konvensional.
14. Pengaruh (Rahmawat Obyek Universitas Model model Model Penelitian ini
penerapan i et al., Metod Green retrofit dinamis berpotensi model hanya berupa
green 2018) e secara efektif dinamis pendekatan
retrofit Biaya LCC mensimulasikan memberika metode
terhadap life Waktu - proses pengambilan n hasil
cycle cost Novelt - keputusan dalam proyek
pada y konstruksi sambil dengan
bangunan menghasilkan berbagai
gedung metode konstruksi metode
yang paling layak. konstruksi
15. Evaluation (D. Wang Obyek Five Commersial Analisis Model Penelitian ini
of the et al., Building menunjukkan dinamis hanya berupa
dynamic 2020), Metod Pendekatan bahwa kesenjangan dapat pendekatan
energy RESEARC e dinamis & statis kinerja dinamis menyiratka metode
performance HGATE Biaya dari lima bangunan n
gap of green Waktu berkisar antara kesenjanga
buildings: Novelt 3,0% hingga n kinerja
Case studies y 53,5%, dengan bangunan
in China median 24,7%, dan hijau.
kesenjangan
dinamis rata-rata
sistem HVAC
hampir dua kali
lipat lebih besar
daripada yang non-
HVAC
16. Occupant (Asyera et Obyek Kantor biro Penelitian Ada 2 Penelitian ini
Behavioral al., 2020), umum menunjukkan faktor hanya dengan
Change for AIP Metod Observasi bahwa penghuni utama yang metode
Energy e lapangan & yang bekerja di membentuk kualitatif
Efficiency in kuisioner lingkungan hijau perilaku
Office Biaya - memiliki perilaku hemat
Buildings Waktu - energi energi
Novelt berkelanjutan yang
y baik
Obyek Kantor biro
umum

Universitas Mercu Buana


37

2.2.2 Bahasan Penelitian Terdahulu


Sebuah rumah prototipe di Boston Ketika dipasang 40 panel dan 40
baterai, menghasilkan 42,6% energi matahari, menyimpan 44,4% energi
untuk konsumsi, dan menjual 13,0% energi matahari. Dari
penggambungan pemodelan tersebut diperoleh keseimbangan antara
permintaan yang terpenuhi dan biaya siklus hidup dalam sistem mandiri
dari ukuran panel antara 60 dan 80 unit dan ukuran baterai antara 20 dan
40 unit, yang dapat memenuhi 66,6 – 68,4% dari permintaan dengan biaya
siklus hidup antara -Ṩ3011,7 dan -Ṩ887,5. Badan Lingkungan dan ekonomi
memilih ukuran sistem mandiri. Oleh karena itu manfaat ekonomi dan
lingkungan paling tinggi bila tidak ada baterai yang dipasang dan seiring
bertambahnya ukuran panel. Dalam penelitian membahas penilaian
ekonomi dan lingkungan siklus hidup dengan menggambungkan
pemodelan model dinamis dan LCCA. (Ren et al., 2020)
Penelitian ini dengan objek bangunan komersial 12 lantai
menganalisis biaya dan manfaat limbah konstruksi dan manajemen
berbasis BIM dibandingkan denga konvensional dengan pendekatan
Model dinamis. Berdasarkan penelitian ini bahwa biaya dapat ditekan
hingga 57%. Hasil tersebut juga menunjukkan bahwa menjual bahan yang
dapat didaur ulang dan dapat digunakan kembali pada akhir masa pakai
bangunan yang akan mengurangi biaya dekosntruksi yang jauh lebih tinggi
dari pada harga pembongkaran konvensional. Biaya limbah konstruksi
berbasis BIM pada akhir siklus hidup bangunan adalah 16% dari biaya
pembongkaran yang dihasilkan saat menggunakan metode limbah
konstruksi dan manajemen konvensional. Penelitian ini memberikan
konstribusi tentang pencegahan limbah dengan menggunakan BIM dan
prediksi manfaat ekonomi dari penerapan BIM dalam prosedur manajemen
limbah. Berdasarkan variable yang diidentifikasi dari pemodelan model
dinamis, penelitian lebih lanjut dapat menilai kinerja sosial penggunaan
BIM dalam prosedur manajemen limbah dan menganalisis efisiensi
manajemen sumber daya manusia dalam manajemen limbah berbasis BIM.
(Zoghi & Kim, 2020).

Universitas Mercu Buana


38

Pada penelitain yang dilakukan oleh (Eromobor & Das, 2013)


membahas tantangan keterbatasan sumber daya dalam hal air dan energi,
dan kebutuhan akan lingkungan yang nyaman dan efisien untuk
produktivitas sumber daya manusia yang lebih tinggi dengan menerapkan
konsep gtreen building, informasi yang relevan dari literatur digunakan
untuk memangun model menggunakan model dinamis. Dapat diamati
bahwa dengan menggunakan prinsip bangunan hijau, penggunaan air dan
energi dapat dicapai secara efisien.

Gambar 2.5 Causal loop diagram efisiensi energi


Sumber: (Eromobor & Das, 2013)

Pada penelitain yang dilakukan oleh (Sahlol et al., 2021)


membahas tentang penerapan bangunan berkelanjutan dapat meningkatkan
kualitas hidup dan meningkatkan keadaan ekonomi, sosial, dan
lingkungan. Penggunaan bahan bangunan yang tepat membantu
mengurangi dampak negatif lingkungan dan biaya siklus hidup bangunan
dengan menggunakan simulasi model dinamis

Universitas Mercu Buana


39

Gambar 2.6 Causal loop diagram using system dynamic


Sumber: (Sahlol et al., 2021)

2.3 Kerangka Berfikir


Untuk merumuskan solusi terbaik dalam mengurangi penghematan energi,
maka pada model perlu dilakukan simulasi terlebih dahulu, menurut (Ren et al.,
2020) simulasi dapat mengestimasi kinerja sistem pada kondisi tertentu dan
memberikan alternatif desain terbaik sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan.
Dengan melihat variabel green retrofit building yang sifatnya selalu berubah-ubah
terhadap waktu, maka jenis simulasi yang tepat digunakan adalah simulasi
continue dengan pendekatan model dinamis.
Dalam penerapan sistem green retrofit building pada proyek gedung
perkantoran dibutuhkan manajemen konstruksi dengan meningkatkan kinerja
energi sehingga dapat mencangkup kualitas bangunan yang menguntungkan
secara finansial dengan menggunakan metode lifecycle cost analysis (LCCA)
yaitu pengembalian biaya dengan cara investasi pada tahun yang telah ditentukan
(Ren et al., 2020). Pada dasarnya, semua jenis proyek sudah dibuat perencanaan
anggaran biaya mulai dari pengerjaan hingga kapan proyek tersebut berakhir.
Implementasi proses pekerjaan bangunan perkantoran dengan model green
building dengan inovasi biaya menggunakan model dinamis dan lifecycle cost
analysis mampu meningkatkan kinerja proyek dari sisi biaya pada manajemen
proyek. Implementasi model dinamis pada proyek konstruksi mampu mereduce
kurang dari 10% (Zoghi & Kim, 2020). Penelitiaan ini diharapkan dapat
menghasilkan kajian yang inovatif sebagai alternatif rekomendasi terbaik dari segi
kinerja proyek bagi para penyedia jasa maupun pemberi jasa. Dengan mengetahui

Universitas Mercu Buana


40

faktor-faktor yang menjadi kunci pada penyelesaiaan pekerjaan bangunan


perkantoran dengan model green building maka penelitiaan ini diharapkan
menjadi benchmarking atau percontohan bagi proyek–proyek gedung eksisting
dengan model green building.

Dalam penelitian ini akan menghasilkan inovasi Pemodelan Green Retrofit


Building menggunakan Ssitem Dinamik dan Lifecycle Cost Analysis (LCCA)
dalam Proyek Bangunan Kantor Bertingkat Tinggi yang akan menghasilkan
efisiensi dalam hal biaya konstruksi. Kerangka berfikir ditampilkan pada Gambar.
2.7.

Gambar 2.7 Kerangka berfikir


(Sumber: hasil olahan penulis)

2.4 Hipotesa
Setelah membahas latar belakang, identifikasi masalah, rumusan masalah,
dan tujuan penelitian, maka hipotesa penelitian ini adalah: “Pemodelan Green
Retrofit Building menggunakan model dinamis dan Lifecycle Cost Analysis
(LCCA) pada proyek bangunan kantor bertingkat tinggi dapat meningkatkan
kinerja biaya”.

Universitas Mercu Buana


41

2.5 Keaslian Penelitian


Penelitian yang baik harus memiliki rambu-rambu penelitian. Salah satu
rambu penelitian yang harus dipatuhi adalah keaslian penelitian. Penulis
memastikan keaslian dengan membaca e-book, jurnal-jurnal ilmiah yang relevan
dengan topik penelitian. Rambu-rambu yang peneliti gunakan yaitu: Research
Gap (celah penelitian), State of the Art dan Research Novelty (kebaruan
penelitian).

2.6 Research Gap


Research Gap adalah celah kosong dari penelitian sebelumnya. Celah
kosong ini mendorong kita untuk memperdalam dan meneliti hal yang belum
diteliti oleh peneliti sebelumnya. Celah kosong ini bisa menjelaskan kepada kita
kelemahan atau kekurangan dari suatu penelitian. Research Gap ditunjukkan pada
Gambar 2.8, menunjukkan beberapa penelitian terdahulu yang ada kaitannya
dengan objek dan metode penelitian yang dilakukan serta menunjukkan dimana
posisi penelitian itu.

2.7 State Of The Art


State Of The Art merupakan hasil penelitian yang menjadi pencapaian
dalam masalah yang akan diselesaikan. Bentuknya bisa berupa penelitian yang
menggunakan metode paling baru, alat paling baru, atau digunakan pada obyek
baru. State Of The Art penelitian ini ditunjukan pada Gambar 2.9. dapat
disimpulkan penelitian yang tidak memiliki hubungan berarti belum pernah ada
penelitian terkait kluster tersebut.

2.8 Reseacrh Novelty


Novelty pada dasarnya merupakan suatu temuan yang bersifat baru.
Menemukan celah pengetahuan baru, masalah baru dan metode baru dari sekian
banyak riset yang telah dilakukan. Research Novelty ditunjukkan pada Gambar
2.10, pembuatan matriks kluster ini akan memudahkan peneliti untuk mengetahui
posisi topik risetnya.

Universitas Mercu Buana


Gambar 2.8 Research Gap

Universitas Mercu Buana


42

Sumber: hasil olahan penulis


Universitas Mercu Buana
43

Gambar 2.9 State of The Art


(Sumber: hasil olahan penulis)
Gambar 2.10 Research Novelty

Universitas Mercu Buana


44

Sumber: hasil olahan penulis


45

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian


Proses penelitiaan ini berisi alur penelitiaan dari awal sampai dengan
penemuaan hipotesa untuk menjawab rumusan masalah dengan melakukan
penelitian secara ilmiah, dimana pada prosesnya ada tahapan/urutan yang
disesuaikan dengan kerangka penelitian yang telah disusun dalam bentuk diagram
alir. Diagram alir disusun berdasarkan rumusan dan tujuan penelitian yang akan
dicapai dengan mengacu pada kajian kelayakan proyek. Pada prosesnya penelitian
ini dimulai dengan merumuskan masalah dari rumusan masalah ini maka akan
didapat topik penelitian yang didukung dengan suatu kajian pustaka, kajian
pustaka disini dilakukan dengan mencari dam membaca jurnal-jurnal internasional
maupun jurnal-jurnal dalam negeri yang sedikit banyak mendekati dengan judul
penelitian. Hal ini dilakukan untuk mencari apakah ada kekosongan penelitian dan
apakah penelitian ini adalah penelitian yang pertama dilakukan. Setelah itu dicari
metode yang tepat untuk menjawab rumusan masalah tersebut lalu ditentukan
untuk mendapatkan konsep dan hipotesa penelitian tersebut. Untuk mendapatkan
analisa biaya yang lebih baik dengan menggunakan integrasi metode biaya dengan
Model dinamis dan LCCA pada pekerjaan proyek eksisting bangunan perkantoran
berbasis green retrofit building, maka dibuat instrument penyusunan penelitian
berupa variabel-variabel yang dirumuskan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan.
Data-data yang sudah dikumpulkan dilanjutkan dengan mengolah dan
menganalisis data tersebut untuk mendapatkan hasil data awal. Dari temuan data
awal tersebut selanjutnya dilakukan pengolahan analisa pembahasan untuk dapat
mengambil kesimpulan mengenai proses biaya yang efisien dan pemahaman yang
dapat memperbaki kinerja biaya proyek dalam melaksanakan integrasi metode
biaya dengan Model dinamis dan LCCA pada pekerjaan proyek eksisting
bangunan perkantoran berbasis green retrofit building.
Pada penelitian ini dimulai dengan mengidentifikasi masalah yang terdapat
pada proyek eksisting bangunan perkantoran berbasis green retrofit building

Universitas Mercu Buana


46

khususnya pada kinerja biaya setelah mendapatkan identifikasi masalah maka


dilakukan pengidentifikasian rumusan masalah yang menjadi dasar dalam
penentuan topik penelitian dan untuk menjadi data pendukung untuk
memudahkan dalam tujuan permasalahan kemudian dilakukan pengumpulan data
penentuan tools untuk membantu dalam penentuan hipotesa dan penentuan obyek
penelitian. Kemudian didapat data sekunder yang terdiri data RAB proyek, RKS
proyek, analisa harga satuan pekerja, item pekerjaan, data bahan atau material
bangunan yang digunakan, data tenaga kerja, peraturan-peraturan green building,
data-data lainnya yang dapat dijadikan referensi dalam menganalisis penerapan
integrasi metode biaya dengan Model dinamis dan LCCA.

Data sekunder berupa data bill of quantity, Proyek Bangunan eksisting


gedung perkantoran Mandiri Wijaya Kusuma di Jakarta, data diambil dari
pimpinan dan manajemen proyek dan juga didukung oleh data sekunder berupa
RKS Proyek setelah mendapatkan semua data tersebut,lalu data direkap dan
dilanjutkan dengan mengidentifikasi masalah dan menentukan biaya tambahan
dalam penerapan green retrofit building, setelah itu dilanjutkan dengan
menganalisa biaya menggunakan metode integrasi metode biaya LCCA dengan
investasi pengembalian modal diolah dalam satu kesatuan menggunakan model
dinamis, diharapkan dapat saling berintegrasi sehingga dapat mengoptimalisasi
kinerja biaya proyek gedung perkantoran berbasis green retrofit building.

Penelitian ini diformulasikan dengan menggunakan metode kuantitatif


diskriptif. Penelitian kuantitatif adalah metode penelitian berlandaskan pada
filsafat positivism, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,
teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random,
pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat
kuantitatif atau statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
ditetapkan. Sedangkan metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk
menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang
telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang
berlaku untuk umum atau generalisasi menurut (Sugiyono, 2013).

Universitas Mercu Buana


47

3.2 Objek Penelitian


Objek penelitian adalah Bangunan Gedung Eksisting Perkantoran pada
tahap penyelesaian, tentang biaya proyek berdasarkan spesifikasi teknis. Objek
penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1

Gambar 3.1 Siteplan perkantoran


(Sumber: hasil olahan sendiri)

3.3 Data Penelitian


Data merupakan suatu bahan yang masih mentah yang membutuhkan
pengolahan lebih lanjut sehingga menghasilkan informasi atau keterangan, baik
kuantitatif maupun kualitatif yang menunjukkan suatu fakta (Riduwan, 2007).
Data yang baik adalah data yang bisa dipercaya kebenarannya (reliable), tepat
waktu dan mencakup ruang lingkup yang luas atau bisa memberikan gambaran
tentang suatu masalah secara menyeluruh.

3.4 Jenis dan Sumber Data


Sumber data penelitian yaitu sumber subjek dari tempat mana data bisa
didapatkan. Jika peneliti memakai kuisioner atau wawancara didalam
pengumpulan datanya, maka sumber data itu dari responden, yakni orang yang
menjawab pertanyaan peneliti, yaitu tertulis ataupun lisan. Sumber data berbentuk

Universitas Mercu Buana


48

responden ini digunakan didalam penelitian. Berdasarkan beberapa kriteria


klasifikasi maka data dapat dibagi menjadi:

3.4.1 Data Primer


Data primer adalah data yang mengacu pada informasi yang diperoleh dari
tangan pertama oleh peneliti yang berkaitan dengan variabel minat untuk tujuan
spesifik studi (Sekaran, 2011). Data primer yang akan diambil untuk penelitian ini
adalah hasil pengamatan, penyebaran kuisioner. Data primer yang akan
dikumpulkan terdiri dari:
a. Data variabel proyek konstruksi yang diperoleh dari referensi jurnal yang
relevan.
b. Data bentuk interaksi/hubungan tiap variabel pada sistem.

3.4.2 Data Sekunder


Data sekunder adalah data yang tidak langsung memberikan informasi
kepada peneliti, misalnya penelitian harus melalui orang lain atau mencari melalui
dokumen (Sugiyono, 2008). Data sekunder yang akan digunakan dalam penelitian
ini adalah data proyek misalnya seperti Bill of Quantity, RKS Pekerjaan¸ Analisa
harga satuan pekerjaan.

3.5 Teknik Pengumpulan Data


Pengambilan data pada penelitian ini dibagi menjadi beberapa tahap sebagai
berikut:
Tahap pertama, adalah tahap validasi variabel sebagai berikut: sebelum
kuesioner disebarkan kepada responden maka akan dilakukan pemeriksaan oleh
pembimbing terlebih dahulu dan validasi pakar agar kuesioner yang disebarkan
bisa dimengerti oleh responden serta data yang diperoleh sesuai dengan tujuan
penelitian yang diharapkan.
Tahap kedua, pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner
kepada responden yang dijadikan sampel. Responden yang dipilih sebagai sampel
dalam survei kuesioner ini terdiri dari 40 orang individu-individu yang terlibat

Universitas Mercu Buana


49

didalam proyek serupa dari owner, project manajer, site manajer, konsultan
pengawas, tim direksi, instansi terkait dengan pengalaman diatas 5 tahun
Tahap ketiga, pembuatan causal loop diagram (CLD) sebagai hipotesa
awal bentuk model yang akan digunakan sebagai alat bantu untuk mempermudah
proses analisis variabel-variabel yang mempengaruhi biaya. Causal loop diagram
pada penelitian ini dibentuk dari hasil data kuesioner yaitu berupa output dari
program expert choice. Causal loop diagram yang telah terverifikasi selanjutnya
akan diubah kedalam bentuk Stock Flow Diagram (SFD).
Tahap keempat, tahap formulasi nilai input variabel, untuk variabel
kuantitatif nilai input diperoleh melalui pengumpulan data sekunder dan studi
literatur yang berkaitan dengan variabel yang ditinjau, sedangkan untuk variabel
yang sifatnya kualitatif nilainya diperoleh melalui penyebaran kuisioner yang
ditujukan pada owner, project manajer, site manajer, konsultan pengawas, tim
direksi, instansi terkait karena dianggap memiliki pengetahuan dan penguasaaan
terhadap pengerjaan di lapangan, yang keseluruhan nilai tersebut akan diolah
sehingga dapat dibentuk formulasi matematika untuk tiap variabel sebagai inputan
pada Stock Flow Diagram (SFD) .
Tahap kelima, tahap pembentukan skenario green retrofit, dilakukan
penggalian dan eksplorasi menggunakan teknik diskusi dengan beberapa Manajer
Proyek untuk memperoleh solusi–solusi konkret apa saja yang dapat ditempuh
guna meminimalisir jumlah emisi gas rumah kaca dengan green retrofit,
sedangkan untuk memperoleh besar pengaruhnya digunakan simulasi pada Stock
Flow Diagram untuk melihat seberapa besar solusi tersebut mampu meningkatkan
efisiensi energi dan meminimalkan waktu pengembalian modal.

3.6 Langkah Penelitian


Berikut merupakan diagram alir mengenai langkah – langkah yang akan
dilakukan dalam penelitian ini:

Universitas Mercu Buana


Universitas Mercu Buana
50

Gambar 3.2 Diagram alur penelitian


Sumber: hasil olahan penulis
Gambar 3.3 Diagram alur penerapan

Universitas Mercu Buana


51

Sumber: hasil olahan penulis


52

3.7 Penjelasan Langkah Penelitian


Berikut ini penjelasan dan pemaparan singkat dari langkah–langkah
penelitian yang akan dilakukan.

3.7.1 Studi Literatur


Dengan studi literatur dari beberapa referensi jurnal tentang faktor–faktor
serta pengaruh penerapan green retrofit pada proyek konstruksi berbasis green
building diperoleh variabel–variabel yang akan digunakan sebagai dasar pada
survei, dari beberapa jurnal lainnya diperoleh juga gambaran bentuk hubungan
timbal balik antar green retrofit pada proyek konstruksi yang digunakan sebagai
acuan pembentukan sebagai dasar model pada penelitian ini.

3.7.2 Variabel Penelitian


Variabel penelitian adalah objek penelitian yang memiliki nilai yang
bervariasi menurut (Kerlinger, 2006). Variabel Penelitian adalah konstruksi atau
sifat yang akan dipelajari yang memiliki nilai yang bervariasi. Variabel penelitian
adalah sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh seorang peneliti
untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi mengenai hal tersebut, kemudian
ditarik dari hasil penelitian tersebut akan diambil satu kesimpulan untuk
memperkuat hasil penelitian. Variabel penelitian terbagi menjadi dua yaitu
variabel bebas atau independent dan variabel terikat atau variabel dependen,
menurut Sugiono (2011) variable bebas adalah merupakan variabel yang
mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel
dependen sedangkan variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Adapun variabel-variabel dalam
penelitian ini meliputi:
1) Biaya (variabel terikat)
2) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Biaya Pada Proyek Bangunan
Eksisting Pekantoran Berbasis Green Retrofit Building (variabel bebas)

Variabel yang merupakan instrumen penelitian, dirumuskan dengan


menguraikan menjadi faktor/kriteria dan sub faktor/kriteria, untuk selanjutnya
ditransformasikan menjadi pertanyaan atau pernyataan.

Universitas Mercu Buana


53

3.7.3 Perancangan Kuisioner


Berikut ini adalah bagian–bagian dari kuisioner yang akan digunakan pada
penelitian ini:
1. Bagian pertama adalah pengantar yang berisi penjelasan mengenai
maksud dari kuisioner.
2. Bagian kedua adalah data dari responden.
3. Bagian ketiga adalah tata cara pengisian kuisioner.
4. Bagian keempat adalah formulir kuisioner.
Penyusunan kuesioner setelah menentukan faktor/kriteria, sub faktor/kriteria
yang mempengaruhi kinerja biaya dalam pelaksanaan proyek bangunan gedung
perkantoran, kemudian melakukan pembuatan kuesioner. Penyusunan kuesioner
dibuat berdasarkan metode perbandingan berpasangan untuk mengetahui tingkat
bobot dari setiap faktor/kriteria. Nilai bobot tersebut mulai dari angka 1 hingga 6,
pemberian bobot ini bergantung pada tingkat kepentingan diantaranya. Kuesioner
tersebut berisi perbandingan antara tiap faktor/kriteria dengan faktor/kriteria
lainnya.

Setelah diperoleh seluruh data dari seluruh responden, maka langkah


selanjutnya adalah melakukan analisis data. Penulis menggunakan SPSS
(Statistical Product and Service Solution) adalah sebuah software yang bertujuan
untuk mengolah data statistik yang penggunaannya cukup mudah bahkan bagi
orang yang tidak mengenal dengan baik teori statistik. Aplikasi SPSS sering
digunakan untuk memecahkan masalah riset, atau bisnis dalam hal statistik.

3.7.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data


Analisis data adalah kegiatan pengolahan data setelah data-data tersebut
terkumpul dan siap disajikan dalam bentuk penulisan atau sebagai laporan
penelitian. Data-data tersebut dimasukkan kedalam tabulasi menggunakan
Microsoft excel. Disusun berdasarkan variabel dan Sub Factor masing-masing
variable. Setiap analisis data mempunyai portal, batasan atau parameter masing-
masing sebagai dasar keputusan atau kesimpulan sesuai ketentuan dari SPSS.
Yang penting dalam pengolahan data dengan SPSS adalah dasar pengambilan
keputusan. Ada ketentuan-ketentuan tertentu agar data-data dari responden

Universitas Mercu Buana


54

dinyatakan layak untuk di lanjutkan analisisnya baik dari pembanding yang sudah
ada maupun dari tabil-tabel yang harus dilampirkan. Hasil akhir dari pengolahan
data ini adalah persamaan yang memperlihatkan pengaruh dari variabel
independen terhadap variabel independen dan peringkat subfaktor yang paling
mempengaruhi.

Universitas Mercu Buana


Gambar 3.4 Diagram pengelolaan data SPSS

Universitas Mercu Buana


55

Sumber: hasil olahan penulis


56

Digunakan untuk menganalisis data yang diperoleh dari angka-angka. Karena


pengolahan data menggunakan statistik, maka data tersebut harus diklasifikasikan
dalam kategori tertentu dengan menggunakan tabel-tabel tertentu untuk
mempermudah dalam menganalisis dengan menggunakan program analisis data
SPSS (Statistical Products and Solution Services). (Djarwanto, 1998).

Proses analisis kuantitatif ini dilakukan dalam tahapan sebagai berikut:


a. Editing
Yaitu mengambil atau memilih data yang perlu dan membuang data yang
dianggap tidak perlu, sehingga dapat memudahkan perhitungan dalam
pengujian hipotesa.
b. Scoring

Yaitu pemberian skor dengan menggunakan skala Likert. Dalam penelitian ini
pemberian skor berdasarkan skala likert untuk jawaban dari responden dapat
diurutkan sebagai berikut:

Skor yang diberikan untuk pernyataan variabel X adalah:


• Untuk jawaban Sangat Tidak Setuju Sekali (STSS) diberikan nilai 1
• Untuk jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) diberikan nilai 2
• Untuk jawaban Tidak Setuju (TS) diberikan nilai 3
• Untuk jawaban Setuju (S) diberikan nilai 4
• Untuk jawaban Sangat Setuju (SS) diberikan nilai 5
• Untuk jawaban Sangat Setuju Sekali (SSS) diberikan nilai 6

Skor yang diberikan untuk pernyataan variabel Y adalah:


• Untuk jawaban Sangat Tidak Setuju Sekali (STSS) diberikan nilai 1
• Untuk jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) diberikan nilai 2
• Untuk jawaban Tidak Setuju (TS) diberikan nilai 3
• Untuk jawaban Setuju (S) diberikan nilai 4
• Untuk jawaban Sangat Setuju (SS) diberikan nilai 5
• Untuk jawaban Sangat Setuju Sekali (SSS) diberikan nilai 6

Universitas Mercu Buana


57

c. Tabulating
Yaitu pengelompokan data atas jawaban-jawaban dari responden yang disusun
secara teratur dan teliti, kemudian dilanjutkan untuk proses perhitungan
sehingga didapatkan wujud hasil perhitungan dalam bentuk yang berguna.
Berdasarkan tabel yang telah disusun tersebut dapat dilanjutkan untuk
keperluan perhitungan selanjutnya dengan menggunakan bantuan program
komputer SPSS v.26.0 for windows.

3.7.5 Pengujian Kusioner

1. Uji Validitas
Validitas adalah sifat yang menunjukkan adanya kemampuan suatu alat
ukur untuk mengungkapkan sesuatu yang menjadi pokok sasaran penelitian.
Semakin tinggi validitas suatu alat ukur tersebut, semakin tinggi kemungkinan
untuk mengenai sasarannya. Untuk menghitung valid tidaknya dengan bantuan
komputer menggunakan SPSS. Tingkat taraf nyata yang digunakan adalah 5%.
(Azwar,S., 2001).

2. Uji Reabilitas
Analisis ini digunakan untuk menunjukkan sejauh mana suatu hasil
pengukuran relatif konsistensi apabila pengukuran diulangi dua kali atau lebih.
Apabila alpha menunjukkan lebih dari 60% (0,6), maka kuesioner sebagai alat
ukur penelitian ini dapat dinyatakan realible. Tingkat taraf nyata yang
digunakan adalah 5%. (Azwar,S., 2001).

3. Analisis Regresi Berganda


Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan atau pengaruh
aspek dokumen kontrak, aspek metode pelaksanaan, aspek sistem organisasi,
koordinasi & komunikasi, aspek kemampuan/penyiapan sumber daya, aspek
sistem pengawasan, kontrol dan evaluasi pekerjaan terhadap variabel-variabel
lain yang dianggap tetap. Mengingat pada penelitian ini menggunakan lebih
dari dua variabel, maka digunakan metode analisis regresi berganda. Untuk

Universitas Mercu Buana


58

menghitung regresi berganda tersebut digunakan rumus sebagai berikut


(Djarwanto,1998):

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3

Keterangan:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3
Y : Kinerja biaya
a : Bilangan konstanta
b1 : Koefisien regresi aspek office eksisting
b2 : Koefisien regresi aspek green retrofit building
b3 : Koefisien regresi aspek integrasi model dinamis dan lifecycle cost
analysis
X1 : Aspek office eksisting
X2 : Aspek green retrofit building
X3 : Aspek integrasi model dinamis dan lifecycle cost analysis

4. Analisis Korelasi Berganda


Tujuan penggunaan analisis berganda adalah sebagai berikut:
• Membuat estimasi rata-rata nilai dan variable tergantung berdasarkan nilai
variable bebas.
• Menguji hipotesis karakteristik dependensi.
• Untuk meramalkan nilai rata-rata variable bebas berdasarkan pada nilai
variable bebas diluar jangkauan sampel.
Analisis ini digunakan untuk mengukur tingkat keeratan hubungan
antara semua variabel bebas Pada Proyek bangunan gedung perkantoran
terhadap variabel tidak bebasnya (Peningkatan Kinerja Biaya) dengan
ketentuan: (Young, 1982)

o Jika r = 1 atau mendekati 1, maka variabel itu mempunyai hubungan yang


kuat dan positif.
o Jika r = -1 atau mendekati -1, maka variabel itu mempunyai hubungan
yang kuat dan negatif.

Universitas Mercu Buana


59

o Jika r = 0 atau mendekati 0, maka variabel itu tidak berkorelasi dan tidak
berhubungan.

Hasil pengujian koefisien korelasi diatas diklasifikasikan sebagai berikut:


o r = 0,70 – 1,00 korelasi sangat kuat
o r = 0,40 – 0,69 korelasi kuat
o r = 0,20 – 0,39 korelasi agak kuat
o r = 0,00 – 0,19 korelasi rendah

5. Uji T (T-Test) dan Uji F (F – Test)


Yaitu untuk mengetahui hubungan variabel bebas secara simultan terhadap
variabel tidak bebas. Bentuk umum dari tes ini adalah sebagai berikut:
r2/k

keterangan: F=
(1 − r 2) / (n − k − 1)
n : Jumlah data
k : Jumlah variabel bebas
r : Koefisien determinasi berganda
• Model regresi dikatakan layak jika angka signifikansi pada ANOVA < 0,05
• Kofisien regresi harus sifnifikan. Pengujian dilakukan dengan uji T. Koefisien
regresi signifikan jika T hitung > T tabel (nilai kritis)

Kriteria penerimaan hipotesis yang diajukan:


o Ho = b1, b2, b3 = 0, tidak ada pengaruh antara variabel bebas X (aspek
office eksisting, aspek green building, aspek integrasi model dinamis dan
life cycle cost analysis) dengan variabel terikat Y (kinerja biaya).
o Ho = b1, b2, b3 ≠ 0 ada pengaruh antara variabel bebas X (aspek office
eksisting, aspek green building, aspek integrasi model dinamis dan life
cycle cost analysis) dengan variabel terikat Y (kinerja biaya).
Interpretasi pengujiannya:
• Jika F hitung < F tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak
• Jika F hitung > F tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima

Universitas Mercu Buana


60

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

4.1. Pengumpulan Data


Dalam bab ini penulis akan memaparkan mengenai proses penelitian.
Pemaparan tersebut dimulai dari proses pengumpulan data, validasi data, proses
data, analisis statistik, studi kasus, dan uji hipotesa beserta dasar pengambilan
keputusannya.
Dalam pembuatan kuesioner tersebut kami mencari indikator-indikator yang
berpengaruh yang sudah dipaparkan oleh para peneliti terdahulu. Kuesioner akan
disebarkan ke para stakeholder proyek, baik yang terlibat langsung dalam proyek
maupun yang tidak langsung terlibat didalamnya namun masuk dalam ketentuan
yang sudah tersebut sebelumnya.

Indikator-indikator penelitian dibuat dalam tabulasi Word 2016 agar


mudah terhubung dengan Mendeley dalam memasukan referensi main factor
maupun sub faktornya, yang terdiri dari kolom: Variabel, Main factor, Sub Factor
dan sumber. Dibuat form kuesioner yang akan disebarkan berdasarkan tabulasi
tersebut dituangkan yang terdiri dari:
1. Lampiran surat penghantar.
2. Data responden.
3. Data proyek.
4. Petunjuk pengisian kuesioner.

4.1.1 Identifikasi Variabel


Penelitian ini memiliki 3 (tiga) variabel utama untuk memperoleh dan
mendapatkan hasil yaitu peningkatan kinerja biaya pada proyek bangunan kantor
bertingkat tinggi, dimana pencapaian optimasi biaya variabel dependen, adapun
untuk variabel-variabel independennya adalah office eksisting, green building, dan
integrasi model dinamis dan lifecycle cost analysis.

Universitas Mercu Buana


61

Variabel utama bertujuan untuk memperoleh hasil kinerja proyek yang


optimal dalam hal kinerja biaya pada pekerjaan proyek bangunan kantor
bertingkat tinggi, variabel-variabel utama tersebut dapat diidentifikasikan dalam
beberapa main faktor dan terbagi menjadi sub faktor yang diharapkan menjadi
variabel yang saling berkaitan.
Hasil identifikasi variabel utama yang didukung oleh beberapa sub faktor
selanjutnya diidentifikasikan pengaruhnya terhadap integrasi metode model
dinamis dan optimasi biaya dalam meningkatkan kinerja proyek bangunan kantor
bertingkat tinggi. Untuk itulah diperoleh 3 (tiga) variabel, sebagaimana
ditampilkan pada Tabel 4.1 berikut ini:
Tabel 4.1 Daftar Variabel
No Variabel
X1 Office eksisting
X2 Green Retrofit building
X3 Integrasi Model Dinamis dan
Lifecycle cost Analysis
Y Biaya
Sumber: (hasil olahan penulis)

Dalam menentukan hasil yang diharapkan, terdapat main faktor dan sub
variabel untuk faktor yang mempengaruhi kinerja biaya pada proyek bangunan
kantor bertingkat tinggi menggunakan model dinamis, terdapat 48 (empat puluh
delapan) sub faktor beserta referensi literaturnya, seperti yang tertera pada Tabel
4.2 sampai dengan Tabel 4.5 berikut ini:

Tabel 4.2 Daftar Variabel dan Sub Faktor Office Existing


No Variable Main Faktor Sub Faktor Sumber
01 Pemanfaatan (Arifiani et al., 2017)
Manajemen
02 Pemeliharaan (Arifiani et al., 2017)
operasi bangunan
03 Penilaian (Arifiani et al., 2017)
Office Existing

04 Konsumsi energi (Konstantinidou et al., 2019)


Lingkungan 05 Konsumsi air (Konstantinidou et al., 2019)
X1 06 Kelestarian lingkungan (Ergin & Tekce, 2020)
Sosial 07 Produktivitas & kepuasan (Ergin & Tekce, 2020)
08 Usia bangunan (Tan et al., 2018)
09 Kemampuan sumber daya (Papachristos et al., 2020)
Fungsional
manusia
10 Penggunaan sumber daya (Papachristos et al., 2020)
Sumber: (hasil olahan penulis)

Universitas Mercu Buana


62

Tabel 4.3 Daftar Variabel dan Sub Faktor Green Retrofit Building
No Variable Main Faktor Sub Faktor Sumber
01 Langkah penghematan energi (GBCI,2020)
Konservasi air 02 Fitur air (GBCI,2020)
03 Daur ulang air (GBCI,2020)
04 Site selection (GBCI,2020)
Tepat guna lahan 05 Aksebilitas komunitas (GBCI,2020)
06 Iklim mikro (GBCI,2020)
Manajement 07 Greenship professional sebagai (GBCI,2020)
lingkungan anggota proyek
bangunan 08 Penyerahan data green building (GBCI,2020)
Efisiensi & 09 Pengaruh perubahan iklim (GBCI,2020)
konservasi energi
Green Retrofit Building

Tepat guna lahan 10 Transportasi umum (GBCI,2020)


Tepat guna lahan 11 Fasilitas pengguna sepeda (GBCI,2020)
Efisiensi & 12 Langkah penghematan energi (GBCI,2020)
X2 konservasi energi 13 Pencahayaan alami (GBCI,2020)
Kesehatan & 14 Polutan kimia (GBCI,2020)
kenyamanan dalam
ruang
15 Material ramah lingkungan (GBCI,2020)
Sumber dan siklus
16 Penggunaan refrigen tanpa ODP (GBCI,2020)
material
17 Material regional (GBCI,2020)
18 Kendali asap rokok (GBCI,2020)
Kesehatan & dilingkungan
kenyamanan dalam 19 Pemandangan luar gedung (GBCI,2020)
ruang 20 Kenyamanan termal (GBCI,2020)
21 Tingkat kebisingan (GBCI,2020)
Manajement 22 Kesepakatan dalam melakukan (GBCI,2020)
lingkungan aktivitas fit out
bangunan 23 Survey pengguna gedung (GBCI,2020)
Sumber: (hasil olahan penulis)

Tabel 4.4 Daftar Variabel dan Sub Faktor Model Dinamis & LCCA
No Variable Main Faktor Sub Faktor Sumber
01 (Rumeser et al., 2016)
Peran Stakeholder Project Manager
Integrasi model dinamis &
Lifecycle cost Analysis

Penggunaan Model 02 Obyektifitas model (Rumeser et al., 2016)


03 Biaya operasional (Samani et al., 2018)
04 Biaya maintenance (Samani et al., 2018)
X3 Retrofit cost 05 Biaya awal retrofit (Bertone et al., 2018)
06 Biaya tenaga kerja (Samani et al., 2018)
07 Tingkat suku bunga (Y. Wang et al., 2020)
08 Discount rate (Y. Wang et al., 2020)
Analisa Life Cycle
09 Payback periode (Y. Wang et al., 2020)
Cost
10 Jumlah tahun (Y. Wang et al., 2020)
Sumber: (hasil olahan penulis)

Universitas Mercu Buana


63

Tabel 4.5 Daftar Variabel dan Sub Faktor Biaya


No Variable Main Faktor Sub Faktor Sumber
01 Biaya material (Marrana et al.,
2017); (Samani et al.,
2018)
02 Biaya tenaga kerja (Marrana et al.,
2017); (Samani et al.,
Internal 2018)
Biaya

Y 03 Biaya peralatan (Marrana et al.,


2017); (Samani et al.,
2018)
04 Biaya pengiriman dan fee (Marrana et al.,
kontraktor 2017)
05 Fluktuasi harga material (Plebankiewicz,
Eksternal
2018)
Sumber: (hasil olahan penulis)

4.1.2 Penyusunan Instrumen Penelitian


Penyusunan instrumen pada penelitian ini didapat dari hasil identifikasi sub
variabel seperti pada Tabel 4.2 sampai Tabel 4.5 di atas, selanjutnya sub variabel
tersebut disusun kedalam instrumen penelitian berupa kuisioner dalam bentuk
butir-butir pertanyaan, dimana butir-butir pertanyaan tersebut akan disusun
dengan mentransformasikan sub variabel yang ada.
Menghitung Jumlah Responden:
Z2 P (1 - P) 0,96
m = = = 384,16
Ɛ 2
0,0025

n = m = 38,76 = 39
(m - 1)
1 +
N

Jadi jumlah responden minimal 39 orang yang distribusi normal.


Z(Ɛ/2) = 1 - Ɛ = 1 - 0,05 = 0,475

2 2
Diketahui:
Z = 1,96 Nilai yang diambil dari tabel distribusi Z
P = 0,50 Derajat variasi antar elemen populasi
Ɛ = 0,05 Nilai sampel populasi terbatas
N = 35,0 Jumlah sub faktor variable
n = Jumlah responden minimal yang diperlukan

Universitas Mercu Buana


64

Dalam kuesioner yang disebarkan kepada responden yang telah dipilih,


maka responden akan menjawab dengan memilih jawaban yang telah disediakan
dengan skala 1-6, dari kriteria jawaban yang bervariasi. Skala tersebut didesain
sedemikian rupa sehingga skala 1 merupakan pilihan jawaban yang paling tidak
diharapkan (unexpected answer) dan skala 6 merupakan pilihan jawaban yang
paling diharapkan (expected answer).

Memasukkan hasil penelitian dalam bentuk tingkat persetujuan terhadap


pernyataan yang sesuai dengan pendapat responden, dengan menggunakan skala
Likert, sesuai dengan bobot nilai pada kolom tabel yang telah disediakan.
Keterangan bobot nilai diberikan pada bagian tersebut adalah sebagai berikut:
1 = Sangat Tidak Setuju Sekali (STSS)
2 = Sangat Tidak Setuju (STS)
3 = Tidak Setuju (TS)
4 = Setuju (S)
5 = Sangat Setuju (SS)
6 = Sangat Setuju Sekali (SSS)
Nilai-nilai diatas di masukkan tabulasi data hasil kuesioner di Excel
kemudian dipindahkan ke SPSS dengan cara Copy Paste, setelah data masuk
dalam SPSS di Save dengan nama file yang detail. Proses pemasukkan data dari
kuesioner ke excel dilanjutkan ke SPSS harus teliti, tepat dan akurat karena akan
mempengaruhi hasil akhir proses data olahan SPSS.
Data yang sudah diolah dan sudah masuk dalam tabulasi data excel
sebaiknya diarsipkan dengan baik bisa dijadikan sebagai bukti dan mudah dibuka
kembali apabila diperlukan. Data yang masuk setelah dikumpulkan kemudian
diperiksa dan dikelompokkan berdasarkan pendidikan, jabatan, pengalaman, dan
proyek yang dikerjakan. Hal tersebut penting untuk dilakukan agar kuesioner
yang diajukan tepat sasaran sehingga data tersebut valid dan reliable.
Dalam penyusunan instrumen penelitian disini, kuesioner yang digunakan
telah disusun secara lengkap terdapat pada satu bundel lampiran, lengkap dengan
rekapitulasi data responden.

Universitas Mercu Buana


65

4.1.3 Penyebaran kuisioner


Dalam mendapatkan data ini peneliti melakukan survey kuesioner secara
online kepada pihak-pihak atau responden yang sudah ditentukan posisinya yang
berkaitan dengan substansi tesis yang sedang peneliti kerjakan.
Jumlah responden adalah 80 responden dan itu lebih dari dua kali lipat dari
jumlah minimal responden. Untuk mengantisipasi data-data responden yang
diterima kembali tidak bisa mencapai 100% atau data-data tidak bisa digunakan
sebagai acuan karena satu dan lain hal setelah uji normalitas oleh SPSS.
1. Data Umum
Waktu pendistribusian kuesioner dilakukan mulai minggu keempat bulan
April 2021 sampai dengan penutupan di minggu pertama bulan Juni 2021.
Data kuesioner tersampaikan dapat dilihat pada Tabel 4.6.
Tabel 4.6 Distribusi Angket Kuesioner
Jenis Tersampaikan Diterima Presentase
Kuesioner Ke Responden Kembali Kembali

Softcopy 80 set 74 set 92,50 %


Sumber: (hasil olahan penulis)
ANGKET KUESIONER TERSAMPAIKAN
7,50%

92,50%

Diterima Kembali Tidak Kembali


Gambar 4.1 Persentasi Pengembalian Kuesioner
Sumber: (hasil olahan penulis)

2. Populasi Data
Data yang masuk setelah dikumpulkan diperiksa dan kemudian ditentukan
pengelompokkan berdasarkan, pendidikan, jabatan, pengalaman, dan proyek
yang dikerjakan. Ini penting agar sasaran kuesioner adalah memang tepat
sasaran sehingga data tersebut valid dan reliabel.

Universitas Mercu Buana


66

Tabel 4.7 Tingkat Pendidikkan Responden


Tingkat Jumlah Persentase
No.
Pendidikkan Responden (%)
1 SMA/SMK 10 13,51
2 Diploma Tiga (D3) 16 21,62
3 Strata satu (S1) 42 56,76
4 Strata Dua (S2) 6 8,11
5 Strata Tiga (S3) 0 0,00
6 Lainnya 0 0,00
Jumlah 74 100,00
Sumber: (hasil olahan penulis)

Tabel 4.8 Kedudukkan Responden di Pekerjaan


Jabatan Jumlah Persentase
No.
Responden Responden (%)
1 Project Manager 12 16,22
2 Site Manager 20 27,03
3 Konsultan 15 20,27
4 Site Engineer 22 29,72
5 Direksi 5 6,76
Jumlah 74 100,00
Sumber: (hasil olahan penulis)

Tabel 4.9 Pengalaman Responden di Pekerjaan


Jabatan Jumlah Persentase
No.
Responden Responden (%)
1 < 5 Tahun 27 36,49
2 5 sampai 10 tahun 32 43,24
3 > 10 Tahun 15 20,27
Jumlah 74 100,00
Sumber: (hasil olahan penulis)

Tabel 4.10 Proyek di Kerjakan Responden


Tingkat Jumlah Persentase
No.
Pendidikkan Responden (%)
1 Rumah Sakit 17 22,97
2 Perkantoran/Office 28 37,84
3 Bangunan Komersial 22 29,73
4 Residensial 7 9,46
5 Lainnya: …… 0 0,00
Jumlah 74 100,00
Sumber: (hasil olahan penulis)

Universitas Mercu Buana


67

4.2. Pengolahan dan Analisis Data


Proses pengumpulan data, pengolahan data, Disusun berdasarkan variable
dan sub factor masing-masing variable. Setiap analisis data mempunyai portal,
batasan atau parameter masing-masing sebagai dasar keputusan atau kesimpulan
sesuai ketentuan dari SPSS. Yang penting dalam pengolahan data dengan SPSS
adalah dasar pengambilan keputusan dan pendapat dari Pakar sehingga akan
didapatkan urutan faktor-faktor yang paling berpengaruh (Key Success Factor)
dan hasil dari analisa studi kasus dengan metode biaya menggunakan model
dinamis dan lifecycle cost, akan didapatkan apakah implementasi metode model
dinamis dan lifecycle cost pada proyek bangunan kantor bertingkat tinggi dengan
konsep green building dapat mengoptimalkan proyek pada segi biaya.

4.2.1 Tabulasi Data


Data-data kuesioner yang telah terkumpul dibuat dalam tabulasi data di
Excel 2016, terdiri dari variable X1, X2, X3 dan Y. Dengan rincian sebagai
berikut:
X1 = Office Eksisting
X2 = Green Retrofit Building
X3 = Integrasi Model dinamis dan Lifecycle Cost Analysis
Y = Kinerja Biaya
Dibuat tabulasi Excel 2016 terdiri dari responden, sub faktor dan
kumulasi hasil kuesioner kemudian buka SPSS ver 26 masuk ke variabel data,
mengisi data variable dan kumulasinya. Buka data view dan masukkan nilai
nilai kuesioner ke data view tersebut. Tabulasi data hasil kuesioner dapat
dilihat pada Tabel 4.11. dan Tabel 4.12.

Universitas Mercu Buana


Tabel 4.11 Tabulasi data (1/1)
3 6 6 3 3 4 4 5 5 4 43 5 4 5 5 4 5 3 6 5 4 5 5 5 5 4 5 3 6 3 3 3 5 4 102 5 4 5 3 6 3 3 3 5 4 41 5 4 4 5 3 21
3 6 4 6 6 6 6 3 2 3 45 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 3 3 3 4 3 102 5 6 6 6 6 3 3 3 4 3 45 5 5 4 3 3 20
2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 28 3 3 3 3 5 3 4 3 5 5 3 3 5 5 2 5 3 3 3 3 3 3 3 81 4 4 4 5 4 2 3 4 5 3 38 4 3 4 4 4 19
3 6 4 3 6 4 4 3 3 4 40 5 4 4 5 4 4 3 4 5 4 4 5 5 5 4 4 3 4 3 3 3 4 5 94 5 4 4 4 4 3 3 3 4 5 39 4 5 4 6 4 23
3 3 4 6 4 3 4 3 4 3 37 5 4 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 3 97 5 3 4 3 4 3 4 4 4 3 37 3 4 5 4 4 20
6 6 4 5 4 5 3 4 3 3 43 3 4 6 3 4 6 4 6 4 4 5 4 4 5 4 6 4 4 5 3 3 3 3 97 3 5 3 5 3 4 3 3 3 3 35 4 4 4 5 3 20
5 3 3 3 4 4 4 3 4 4 37 6 5 6 6 5 6 5 6 4 5 4 4 5 4 5 6 4 5 4 3 3 3 3 107 6 4 4 4 4 3 3 3 3 3 37 5 4 5 4 4 22
3 6 4 4 4 5 5 4 5 4 44 6 4 4 6 4 4 3 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 5 4 5 3 3 4 98 6 5 5 5 5 4 5 3 3 4 45 5 4 5 4 5 23
4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 49 5 5 5 5 5 5 6 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 113 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 48 5 5 5 5 4 24
5 4 5 5 6 5 5
4 6 5 50 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 108 5 5 4 5 4 6 4 5 5 5 48 5 4 5 5 5 24
5 6 6 5 5 6 5
6 5 6 55 5 5 6 5 5 6 6 5 5 5 6 5 5 6 5 6 5 5 6 6 6 5 5 124 6 6 6 6 6 5 6 5 5 5 56 6 5 5 6 6 28
5 4 4 3 4 4 5
4 5 5 43 4 4 5 4 4 5 6 6 5 6 5 5 6 5 4 5 5 6 5 3 4 5 4 111 4 6 4 6 6 5 6 4 5 4 50 6 5 6 5 4 26
3 2 3 5 3 5 5
3 4 5 38 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 99 4 5 3 5 3 4 5 4 4 4 41 5 4 5 5 4 23
4 4 4 3 3 5 3
3 3 2 34 3 4 5 4 4 5 3 3 3 3 3 3 3 3 5 3 3 4 5 5 5 3 3 85 4 4 5 3 3 6 3 4 3 4 39 4 3 4 5 5 21
6 6 6 6 4 6 6
6 4 5 55 6 5 6 6 5 6 5 6 5 6 6 5 6 6 5 6 5 6 6 6 6 6 6 131 6 6 6 6 6 4 6 6 6 6 58 6 5 6 6 6 29
6 4 5 4 4 6 4
5 4 5 47 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 112 5 6 6 6 6 4 5 5 5 5 53 5 4 5 5 5 24
4 4 3 4 5 3 4
5 5 5 42 5 5 5 5 5 5 5 5 5 6 5 5 4 4 5 4 5 5 5 5 4 4 5 111 5 5 4 5 4 4 5 5 5 5 47 5 5 6 5 5 26
4 4 4 3 4 3 4
4 6 5 41 4 5 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 105 4 3 4 3 4 6 5 4 4 4 41 3 5 5 5 5 23
3 4 5 5 5 5 4
4 4 5 44 5 5 4 5 5 4 4 4 5 4 5 5 4 5 5 4 5 4 5 6 4 5 6 108 5 6 5 6 5 6 6 4 5 6 54 5 5 4 5 5 24
5 5 5 6 5 6 5
5 5 5 52 5 6 6 5 6 6 6 6 5 5 6 5 5 6 6 6 5 5 6 6 6 6 6 130 5 6 5 6 5 5 6 6 6 6 56 5 5 5 6 6 27
4 5 6 5 5 6 5
6 4 4 50 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 6 6 6 6 119 5 6 6 6 6 5 5 6 5 5 55 5 5 5 5 5 25
6 4 3 5 4 6 4
4 4 5 45 4 5 6 4 5 6 4 6 5 6 4 5 6 4 5 6 5 6 4 6 4 6 4 116 4 6 4 6 4 4 6 4 6 4 48 6 5 6 4 4 25
5 5 4 3 4 4 5
5 4 6 45 4 4 5 4 4 5 4 4 6 4 5 6 4 5 4 5 6 4 5 5 5 5 4 107 4 4 5 4 5 4 5 5 5 4 45 4 6 4 5 5 24
3 5 4 6 4 4 4
4 5 5 44 5 5 4 5 5 4 4 3 5 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 99 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 42 5 5 4 4 4 22
3 3 4 3 4 5 3
3 3 4 35 4 5 5 4 5 3 3 5 4 5 4 4 5 4 3 3 3 3 4 5 4 3 4 92 4 3 4 3 3 3 5 3 3 4 35 3 4 5 4 5 21
5 4 5 5 6 5 5
4 4 4 47 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 6 5 5 6 5 5 5 5 6 5 5 5 5 116 4 6 6 6 6 4 5 5 5 5 52 4 5 5 6 6 26
4 6 6 6 6 4 5
4 6 5 52 6 5 6 6 5 5 6 6 5 6 5 6 5 4 6 6 6 6 4 6 6 6 6 128 6 4 4 4 4 6 6 6 6 6 52 6 6 6 4 4 26
6 4 4 4 5 6 6
5 5 6 51 6 6 6 6 6 6 6 2 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 5 133 6 6 5 6 5 5 6 6 6 5 56 6 6 6 6 5 29
4 3 3 3 4 3 3
3 3 3 32 5 5 4 5 5 4 3 3 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 3 3 5 3 93 5 5 5 5 5 5 3 3 5 3 44 5 4 4 4 4 21
3 3 3 3 4 4 3
3 3 4 33 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 82 3 5 4 5 4 4 3 3 4 4 39 5 3 4 3 3 18
2 3 3 2 4 2 2
2 3 3 26 3 3 2 4 3 2 2 4 3 3 3 3 5 3 2 2 2 2 3 4 4 4 4 70 4 3 2 2 2 3 3 3 4 3 29 4 3 5 3 3 18
3 2 2 2 3 3 2
2 3 3 25 4 4 3 2 4 3 3 3 4 2 3 2 2 3 2 3 2 3 3 3 2 2 4 66 2 3 3 3 2 4 3 3 3 4 30 4 4 3 3 3 17
5 4 5 5 6 4 4
4 4 4 45 4 6 5 4 4 5 6 6 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 6 4 4 103 5 6 4 6 4 4 6 6 6 5 52 4 4 5 6 6 25
5 5 6 5 6 5 5
5 5 6 53 5 6 6 5 6 6 5 5 6 6 5 6 6 5 6 6 6 6 5 5 4 5 4 125 6 6 5 6 5 5 5 5 5 6 54 5 6 6 5 5 27
5 5 Sumber: 5 5 olahan
6 6 6 hasil 6 5 penulis
5 54 4 4 4 6 6 6 6 6 4 5 6 4 5 6 6 6 4 5 6 6 6 6 6 123 5 5 6 5 5 6 5 6 6 6 55 4 4 5 6 6 25
6 6 6 6 6 6 4 6 6 5 57 6 6 6 6 6 6 5 5 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 5 5 134 6 6 6 6 6 6 6 6 6 5 59 6 6 6 6 6 30
4 4 4 4 6 6 4 6 4 4 46 4 4 4 4 4 4 3 5 3 6 3 3 6 3 4 4 3 6 3 5 3 3 4 91 4 6 4 6 4 6 5 3 3 4 45 5 3 6 3 4 21

Universitas Mercu Buana


4 4 4 4 5 5 3 5 3 4 41 5 6 5 5 6 5 4 5 6 5 5 6 5 5 6 5 6 5 5 6 4 6 3 119 5 5 3 5 3 5 6 4 6 3 45 5 6 5 5 5 26
68

4 5 5 5 5 5 4 5 4 4 46 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 6 6 6 118 5 5 4 5 4 5 5 6 6 6 51 5 5 4 5 5 24
5 4 4 4 5 5 4 5 4 3 43 4 4 4 5 5 6 6 4 5 5 6 5 5 5 5 6 6 4 6 5 6 5 5 117 5 5 6 6 4 6 5 6 5 5 53 5 4 5 5 4 23
4 2 3 3 2 2 2 2 2 3 25 4 3 4 4 3 4 5 4 4 3 4 4 4 4 3 4 5 4 4 3 3 2 2 84 4 3 4 5 4 4 3 3 2 2 34 4 3 4 4 3 18
3 5 5 6 4 4 4 4 3 3 41 6 6 5 6 6 5 4 5 6 6 5 6 6 6 6 5 4 5 4 5 5 5 6 123 6 6 5 4 5 4 5 5 5 6 51 4 5 5 4 5 23
6 5 5 5 5 5 4 5 6 5 51 5 5 5 5 5 5 6 6 5 5 5 5 5 5 5 5 6 6 6 5 6 6 5 122 5 5 5 6 6 6 5 6 6 5 55 5 6 6 5 6 28
5 4 4 4 4 3 4 5 4 3 40 4 5 4 4 5 4 6 6 4 5 4 4 4 4 5 4 6 6 5 5 4 5 6 109 4 5 4 6 6 5 5 4 5 6 50 5 4 5 5 5 24
4 6 6 6 5 5 4 6 3 3 48 3 4 6 3 4 6 4 6 3 4 6 3 3 3 4 6 4 6 3 4 4 3 3 95 3 4 6 4 6 3 4 4 3 3 40 4 6 4 4 5 23
6 6 6 6 4 4 3 5 4 4 48 4 5 4 6 5 6 5 6 6 5 6 6 6 6 5 6 5 6 3 3 3 3 3 113 6 5 6 5 6 3 3 3 3 3 43 5 4 5 4 4 22
Tabel 4.11 Tabulasi data (1/2))
3 6 6 3 3 4 4 5 5 4 43 5 4 5 5 4 5 3 6 5 4 5 5 5 5 4 5 3 6 3 3 3 5 4 102 5 4 5 3 6 3 3 3 5 4 41 5 4 4 5 3 21
3 6 4 6 6 6 6 3 2 3 45 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 3 3 3 4 3 102 5 6 6 6 6 3 3 3 4 3 45 5 5 4 3 3 20
2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 28 3 3 3 3 5 3 4 3 5 5 3 3 5 5 2 5 3 3 3 3 3 3 3 81 4 4 4 5 4 2 3 4 5 3 38 4 3 4 4 4 19
3 6 4 3 6 4 4 3 3 4 40 5 4 4 5 4 4 3 4 5 4 4 5 5 5 4 4 3 4 3 3 3 4 5 94 5 4 4 4 4 3 3 3 4 5 39 4 5 4 6 4 23
3 3 4 6 4 3 4 3 4 3 37 5 4 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 3 97 5 3 4 3 4 3 4 4 4 3 37 3 4 5 4 4 20
6 6 4 5 4 5 3 4 3 3 43 3 4 6 3 4 6 4 6 4 4 5 4 4 5 4 6 4 4 5 3 3 3 3 97 3 5 3 5 3 4 3 3 3 3 35 4 4 4 5 3 20
5 3 3 3 4 4 4 3 4 4 37 6 5 6 6 5 6 5 6 4 5 4 4 5 4 5 6 4 5 4 3 3 3 3 107 6 4 4 4 4 3 3 3 3 3 37 5 4 5 4 4 22
3 6 4 4 4 5 5 4 5 4 44 6 4 4 6 4 4 3 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 5 4 5 3 3 4 98 6 5 5 5 5 4 5 3 3 4 45 5 4 5 4 5 23
4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 49 5 5 5 5 5 5 6 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 113 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 48 5 5 5 5 4 24
5 4 5 5 6 5 4 6 5 5 50 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 108 5 5 4 5 4 6 4 5 5 5 48 5 4 5 5 5 24
5 6 6 5 5 6 6 5 5 6 55 5 5 6 5 5 6 6 5 5 5 6 5 5 6 5 6 5 5 6 6 6 5 5 124 6 6 6 6 6 5 6 5 5 5 56 6 5 5 6 6 28
5 4 4 3 4 4 4 5 5 5 43 4 4 5 4 4 5 6 6 5 6 5 5 6 5 4 5 5 6 5 3 4 5 4 111 4 6 4 6 6 5 6 4 5 4 50 6 5 6 5 4 26
3 2 3 5 3 5 3 4 5 5 38 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 99 4 5 3 5 3 4 5 4 4 4 41 5 4 5 5 4 23
4 4 4 3 3 5 3 3 3 2 34 3 4 5 4 4 5 3 3 3 3 3 3 3 3 5 3 3 4 5 5 5 3 3 85 4 4 5 3 3 6 3 4 3 4 39 4 3 4 5 5 21
6 6 6 6 4 6 6 4 6 5 55 6 5 6 6 5 6 5 6 5 6 6 5 6 6 5 6 5 6 6 6 6 6 6 131 6 6 6 6 6 4 6 6 6 6 58 6 5 6 6 6 29
6 4 5 4 4 6 5 4 4 5 47 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 112 5 6 6 6 6 4 5 5 5 5 53 5 4 5 5 5 24
4 4 3 4 5 3 5 5 4 5 42 5 5 5 5 5 5 5 5 5 6 5 5 4 4 5 4 5 5 5 5 4 4 5 111 5 5 4 5 4 4 5 5 5 5 47 5 5 6 5 5 26
4 4 4 3 4 3 4 6 4 5 41 4 5 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 105 4 3 4 3 4 6 5 4 4 4 41 3 5 5 5 5 23
3 4 5 5 5 5 4 4 4 5 44 5 5 4 5 5 4 4 4 5 4 5 5 4 5 5 4 5 4 5 6 4 5 6 108 5 6 5 6 5 6 6 4 5 6 54 5 5 4 5 5 24
5 5 5 6 5 6 5 5 5 5 52 5 6 6 5 6 6 6 6 5 5 6 5 5 6 6 6 5 5 6 6 6 6 6 130 5 6 5 6 5 5 6 6 6 6 56 5 5 5 6 6 27
4 5 6 5 5 6 6 4 5 4 50 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 6 6 6 6 119 5 6 6 6 6 5 5 6 5 5 55 5 5 5 5 5 25
6 4 3 5 4 6 4 4 4 5 45 4 5 6 4 5 6 4 6 5 6 4 5 6 4 5 6 5 6 4 6 4 6 4 116 4 6 4 6 4 4 6 4 6 4 48 6 5 6 4 4 25
5 5 4 3 4 4 5 4 5 6 45 4 4 5 4 4 5 4 4 6 4 5 6 4 5 4 5 6 4 5 5 5 5 4 107 4 4 5 4 5 4 5 5 5 4 45 4 6 4 5 5 24
3 5 4 6 4 4 4 5 4 5 44 5 5 4 5 5 4 4 3 5 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 99 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 42 5 5 4 4 4 22
3 3 4 3 4 5 3 3 3 4 35 4 5 5 4 5 3 3 5 4 5 4 4 5 4 3 3 3 3 4 5 4 3 4 92 4 3 4 3 3 3 5 3 3 4 35 3 4 5 4 5 21
5 4 5 5 6 5 4 4 5 4 47 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 6 5 5 6 5 5 5 5 6 5 5 5 5 116 4 6 6 6 6 4 5 5 5 5 52 4 5 5 6 6 26
4 6 6 6 6 4 4 6 5 5 52 6 5 6 6 5 5 6 6 5 6 5 6 5 4 6 6 6 6 4 6 6 6 6 128 6 4 4 4 4 6 6 6 6 6 52 6 6 6 4 4 26
6 4 4 4 5 6 5 5 6 6 51 6 6 6 6 6 6 6 2 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 5 133 6 6 5 6 5 5 6 6 6 5 56 6 6 6 6 5 29
4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 32 5 5 4 5 5 4 3 3 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 3 3 5 3 93 5 5 5 5 5 5 3 3 5 3 44 5 4 4 4 4 21
3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 33 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 82 3 5 4 5 4 4 3 3 4 4 39 5 3 4 3 3 18
2 3 3 2 4 2 2 3 2 3 26 3 3 2 4 3 2 2 4 3 3 3 3 5 3 2 2 2 2 3 4 4 4 4 70 4 3 2 2 2 3 3 3 4 3 29 4 3 5 3 3 18
3 2 2 2 3 3 2 3 2 3 25 4 4 3 2 4 3 3 3 4 2 3 2 2 3 2 3 2 3 3 3 2 2 4 66 2 3 3 3 2 4 3 3 3 4 30 4 4 3 3 3 17
5 4 5 5 6 4 4 4 4 4 45 4 6 5 4 4 5 6 6 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 6 4 4 103 5 6 4 6 4 4 6 6 6 5 52 4 4 5 6 6 25
5 5 6 5
Sumber: 5 5
6 5olahan
hasil 5 6 53
penulis 5 6 6 5 6 6 5 5 6 6 5 6 6 5 6 6 6 6 5 5 4 5 4 125 6 6 5 6 5 5 5 5 5 6 54 5 6 6 5 5 27
5 5 6 6 6 5 5 6 5 5 54 4 4 4 6 6 6 6 6 4 5 6 4 5 6 6 6 4 5 6 6 6 6 6 123 5 5 6 5 5 6 5 6 6 6 55 4 4 5 6 6 25
6 6 6 6 6 6 4 6 6 5 57 6 6 6 6 6 6 5 5 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 5 5 134 6 6 6 6 6 6 6 6 6 5 59 6 6 6 6 6 30

Universitas Mercu Buana


69

4 4 4 4 6 6 4 6 4 4 46 4 4 4 4 4 4 3 5 3 6 3 3 6 3 4 4 3 6 3 5 3 3 4 91 4 6 4 6 4 6 5 3 3 4 45 5 3 6 3 4 21
4 4 4 4 5 5 3 5 3 4 41 5 6 5 5 6 5 4 5 6 5 5 6 5 5 6 5 6 5 5 6 4 6 3 119 5 5 3 5 3 5 6 4 6 3 45 5 6 5 5 5 26
4 5 5 5 5 5 4 5 4 4 46 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 6 6 6 118 5 5 4 5 4 5 5 6 6 6 51 5 5 4 5 5 24
5 4 4 4 5 5 4 5 4 3 43 4 4 4 5 5 6 6 4 5 5 6 5 5 5 5 6 6 4 6 5 6 5 5 117 5 5 6 6 4 6 5 6 5 5 53 5 4 5 5 4 23
4 2 3 3 2 2 2 2 2 3 25 4 3 4 4 3 4 5 4 4 3 4 4 4 4 3 4 5 4 4 3 3 2 2 84 4 3 4 5 4 4 3 3 2 2 34 4 3 4 4 3 18
3 5 5 6 4 4 4 4 3 3 41 6 6 5 6 6 5 4 5 6 6 5 6 6 6 6 5 4 5 4 5 5 5 6 123 6 6 5 4 5 4 5 5 5 6 51 4 5 5 4 5 23
6 5 5 5 5 5 4 5 6 5 51 5 5 5 5 5 5 6 6 5 5 5 5 5 5 5 5 6 6 6 5 6 6 5 122 5 5 5 6 6 6 5 6 6 5 55 5 6 6 5 6 28
5 4 4 4 4 3 4 5 4 3 40 4 5 4 4 5 4 6 6 4 5 4 4 4 4 5 4 6 6 5 5 4 5 6 109 4 5 4 6 6 5 5 4 5 6 50 5 4 5 5 5 24
4 6 6 6 5 5 4 6 3 3 48 3 4 6 3 4 6 4 6 3 4 6 3 3 3 4 6 4 6 3 4 4 3 3 95 3 4 6 4 6 3 4 4 3 3 40 4 6 4 4 5 23
70

4.2.2 Pengujian Data


Data yang masuk agar bisa dikatakan baik dan layak dalam mencari faktor-
faktor yang berpengaruh dalam membuat suatu pekerjaan itu berhasil (Key Succes
Factors) atau mendapatkan keinginan harus melalui beberapa uji statistik dengan
melampirkan dasar pengambilan keputusan dan data yang sudah memenuhi
syarat-syarat SPSS versi 26.
a. Uji Reabilitas Data
Uji reliabilitas data adalah instrument yang digunakan untuk mengetahui
apakah alat pengumpul data pada dasarnya menunjukkan tingkat ketepatan,
keakuratan, atau kestabilan. Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang
apabila digunakan beberapa kali akan menghasilkan data sama. Instrumen
yang baik tidak akan bersifat tendensius mengarahkan responden untuk
memilih jawaban-jawaban tertentu. Hasil uji reabilitas dari variabel
dikatakan reliabel, jika memberikan nilai koefisien Cronbach’s Alpha lebih
besar dari 0,6 (sebagai nilai standar umum diterimanya reliabilitas suatu
instrumen penelitian). Secara umum kehandalan suatu instrumen penelitian
berada dalam kisaran > 0,60 sampai dengan 0,80 dapat dikatakan baik, jika
dalam kisaran > 0,80 sampai dengan 1,00 dianggap sangat baik. (Suharsimi
Arikunto, 2006).

Pada tabel dibawah ini menguraikan besaran nilai alpha hitung masing-
masing instrumen dari masing-masing variabel. Semua data yang tertera pada
tabel-tabel dibawah ini adalah data yang diambil dari hasil pengelolaan data
melalui program SPSS versi 26. Berikut Langkah-langkah melakukan uji
reabilitas menggunakan SPSS adalah sebagai berikut:
1. Klik Analyze > Scale > Reability Analysis.
2. Pilih variabel pada jendela Reability Analysis.
Pilih variabel yang akan dianalisis dengan memindahkan ke kolom item,
kemudian dapat juga menekan ctrl + shift lalu pilih item pertama kemudian
klik item terakhir untuk mempercepat proses memilih variabel. Pada obsi
model pada jendela Reability Analysis pilih Alpha untuk uji Alpha
Cronbach’s.
3. Klik Statistics pada jendela Reability Analysis.

Universitas Mercu Buana


71

Pada jendela Reability Analysis > Statistics centang scale if item deleted
untuk melihat perubahan nilai Alpha saat item dihapus, kemudian klik
continue.
4. Klik Ok pada jendela Reability Analysis.
Hasil analisis uji reabilitas ditampilkan pada jendela output.
Hasil uji reliabilitas selengkapnya tersaji pada tabel-tabel berikut ini:
Untuk X1:

Tabel 4.12 Nilai Cronbach's Alpha X1 Office Eksisting


Item-Total Statistics
Nilai Reabilitas
Scale Mean if Cronbach's Alpha
Sub Factor Reliabilty Reliabel/Tidak
Item Deleted if Item Deleted
Standard Reliabel
X1_01 37.43 .898 .600 Reliabel
X1_02 37.40 .881 .600 Reliabel
X1_03 37.43 .884 .600 Reliabel
X1_04 37.43 .884 .600 Reliabel
X1_05 37.35 .892 .600 Reliabel
X1_06 37.38 .884 .600 Reliabel
X1_07 37.69 .886 .600 Reliabel
X1_08 37.46 .883 .600 Reliabel
X1_09 37.63 .883 .600 Reliabel
X1_10 37.60 .888 .600 Reliabel
Sumber: Olahan SPSS versi 26
Dasar pengambilan keputusan:
Terlihat bahwa data sub faktor X1 yang dimasukkan ke dalam SPSS nilai
Cronbach’s Alpha semua > dari ketentuan minimum yaitu 0,6 jadi data data X1
diatas adalah Reliabel.

Universitas Mercu Buana


72

Tabel 4.13 Nilai Cronbach's Alpha X2 Green Retrofit Building


Item-Total Statistics
Cronbach's Nilai Reabilitas
Scale Mean if
Sub Factor Alpha if Item Reliabilty Reliabel/Tidak
Item Deleted
Deleted Standard Reliabel
X2_01 101.03 .939 .600 Reliabel
X2_02 100.97 .938 .600 Reliabel
X2_03 100.83 .938 .600 Reliabel
X2_04 100.83 .939 .600 Reliabel
X2_05 101.00 .938 .600 Reliabel
X2_06 100.83 .937 .600 Reliabel
X2_07 101.06 .938 .600 Reliabel
X2_08 100.89 .942 .600 Reliabel
X2_09 100.88 .939 .600 Reliabel
X2_10 100.83 .937 .600 Reliabel
X2_11 100.83 .937 .600 Reliabel
X2_12 100.92 .937 .600 Reliabel
X2_13 100.78 .940 .600 Reliabel
X2_14 100.80 .938 .600 Reliabel
X2_15 101.06 .935 .600 Reliabel
X2_16 100.81 .939 .600 Reliabel
X2_17 101.09 .937 .600 Reliabel
X2_18 100.88 .939 .600 Reliabel
X2_19 101.29 .938 .600 Reliabel
X2_20 101.14 .939 .600 Reliabel
X2_21 101.42 .938 .600 Reliabel
X2_22 101.23 .937 .600 Reliabel
X2_23 101.44 .940 .600 Reliabel
Sumber: Olahan SPSS versi 26

Universitas Mercu Buana


73

Tabel 4.14 Nilai Cronbach's Alpha X3 Integrasi Model Dinamis + Lifecycle


Cost Analysis (LCCA)
Item-Total Statistics
Cronbach's Nilai Reabilitas
Scale Mean if
Sub Factor Alpha if Item Reliabilty Reliabel/Tidak
Item Deleted
Deleted Standard Reliabel
X3_01 40.06 .896 .600 Reliabel
X3_02 40.00 .869 .600 Reliabel
X3_03 40.15 .884 .600 Reliabel
X3_04 39.98 .874 .600 Reliabel
X3_05 40.18 .886 .600 Reliabel
X3_06 40.51 .885 .600 Reliabel
X3_07 40.35 .873 .600 Reliabel
X3_08 40.60 .870 .600 Reliabel
X3_09 40.31 .873 .600 Reliabel
X3_10 40.63 .872 .600 Reliabel
Sumber: Olahan SPSS versi 26
Dasar pengambilan keputusan:
Terlihat bahwa data sub faktor X2 dan X3 yang dimasukkan ke dalam
SPSS nilai Cronbach’s Alpha semua > dari ketentuan minimum yaitu 0,6 jadi
data data diatas adalah Reliabel.

b. Uji Validitas Data


Uji validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana suatu alat pengukur
(instrumen) yang disusun benar-benar mampu mengukur apa yang
diinginkan. Uji validitas digunakan untuk mengukur seberapa valid instrumen
dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Pengujian
validitas tiap butir digunakan analisis item, yaitu mengkorelasikan skor tiap
butir dengan skor total (corrected item total correlation) yang
penyelesaiannya dibantu dengan menggunakan program SPSS Ver 26. Uji
validitas dasar pengambilan keputusanya adalah dengan membandingkan
antara rhitung dan rtabel dengan menggunakan rumus koefisien korelasi product
moment yang dikemukakan Pearson, dengan kriteria berikut ini:
a. Jika rhitung > rtabel maka pernyataan dapat dinyatakan valid.
b. Jika rhitung < rtabel maka pernyataan dapat dinyatakan tidak valid.

Universitas Mercu Buana


74

Sedangkan untuk mendapatkan rtabel dilakukan dengan tabel r product


moment, yaitu menentukan alpha (α) = 0,05 kemudian n (sampel) = 65
responden, koordinat nya adalah r (0.05; n-2) = r (0,05; 63) sehingga
didapat nilai rtabel sebesar 0,2441. Didalam olahan SPSS rhitung berkode
Pearson Correlation yang nilainya apabila > dari rtabel dikatakan data tersebut
valid.
Adapun yang mengikat sebagai dasar keputusan bahwa apakah data
tersebut valid atau tidak yaitu bahwa nilai sig. (signifikasi) berkode Sig. (2-
tailed) dari hasil hitung SPSS harus < dari 0,05 dikatakan data tersebut valid.
Pada dasarnya nilai signifikansi berhubungan dengan rhitung, semakin kecil
nilai sig. maka akan semakin besar nilai r hitung.
Apabila data responden yang kita sediakan jauh lebih banyak dari jumlah
responden yang minimum, maka apabila kita menemukan data yang tidak
valid bisa membuangnya. Atau dengan menambah hasil kuesioner responden
baru apabila kurang dari syarat minimum.
Ada beberapa langkah yang disediakan oleh SPSS dalam menghapus data
yang tidak berdistribusi normal yang bisa dipilih salah satunya seperti:
1. Menggunakan Outlier
2. Menggunakan transform
3. Z-Score
Setelah langkah diatas dipilih untuk menghapus data di data view SPSS
tersebut sampai data bisa berdistribusi normal, beberapa kali menghapus
untuk data responden yang bertanda bintang dan selanjutnya pengujian
dimulai lagi dari awal. Data angket fisik yang tidak normal bisa disimpan
terpisah atau dibuang. Langkah-langkah ini legal dan tidak terlarang karena
kesalahan data bisa saja terjadi dengan sebab yang sudah diuraikan
sebelumnya.
Data yang diambil dari hasil pengolahan data melalui program SPSS versi
26. Uji reliabilitas dengan menu:
Klik Analyze > Corellate > Bivariate > Var X1. ,X1.n dan X1 ke variable >
OK.
Hasil uji validitas selengkapnya tersaji pada tabel-tabel dibawah ini:

Universitas Mercu Buana


75

Tabel 4.15 Nilai r hitung X1 Office Eksisting


Korelasi Nilai Reabilitas
Nilai rhitung
Sub Factor Office Validity Valid/Tidak
dan Signifikansi
Eksisting Standard Valid
Pearson Correlation .598** 0,244 Valid
X1_01
Sig. (2-tailed) .000 0,050 Valid
Pearson Correlation .789** 0,244 Valid
X1_02
Sig. (2-tailed) .000 0,050 Valid
**
Pearson Correlation .752 0,244 Valid
X1_03
Sig. (2-tailed) .000 0,050 Valid
Pearson Correlation .754** 0,244 Valid
X1_04
Sig. (2-tailed) .000 0,050 Valid
**
Pearson Correlation .637 0,244 Valid
X1_05
Sig. (2-tailed) .000 0,050 Valid
Pearson Correlation .751** 0,244 Valid
X1_06
Sig. (2-tailed) .000 0,050 Valid
**
Pearson Correlation .719 0,244 Valid
X1_07
Sig. (2-tailed) .000 0,050 Valid
Pearson Correlation .755** 0,244 Valid
X1_08
Sig. (2-tailed) .000 0,050 Valid
**
Pearson Correlation .760 0,244 Valid
X1_09
Sig. (2-tailed) .000 0,050 Valid
X1_10 Pearson Correlation .694** 0,244 Valid
Sig. (2-tailed) .000 0,050 Valid
Office Eksisting Pearson Correlation 1 0,244 Valid
Sig. (2-tailed)
Sumber: Olahan SPSS versi 26

Dasar pengambilan keputusan:


Terlihat bahwa data yang dimasukkan ke dalam SPSS nilai
korelasinya r hitung > dari ketentuan minimum yaitu r tabel 0,244. Dan nilai sig.
(signifikasi) dari hasil hitung SPSS semua responden < dari 0,05, jadi data
data diatas X1 adalah Valid

Universitas Mercu Buana


76

Tabel 4.16 Nilai r hitung X2 Green Retrofit Building


Korelasi Nilai Reabilitas
Nilai rhitung
Sub Factor Green Validity Valid/Tidak
dan Signifikansi
Building Standard Valid
**
Pearson Correlation .634 0,244 Valid
X2_01 .000 0,050 Valid
Sig. (2-tailed)
Pearson Correlation .718** 0,244 Valid
X2_02
Sig. (2-tailed) .000 0,050 Valid

Pearson Correlation .667** 0,244 Valid


X2_03
Sig. (2-tailed) .000 0,050 Valid

Pearson Correlation .629** 0,244 Valid


X2_04
Sig. (2-tailed) .000 0,050 Valid

Pearson Correlation .689** 0,244 Valid


X2_05
Sig. (2-tailed) .000 0,050 Valid

Pearson Correlation .745** 0,244 Valid


X2_06
Sig. (2-tailed) .000 0,050 Valid

X2_07 Pearson Correlation .686** 0,244 Valid

Sig. (2-tailed) .000 0,050 Valid

X2_08 Pearson Correlation .388** 0,244 Valid

Sig. (2-tailed) .001 0,050 Valid

X2_09 Pearson Correlation .583** 0,244 Valid

Sig. (2-tailed) .000 0,050 Valid

X2_10 Pearson Correlation .752** 0,244 Valid

Sig. (2-tailed) .000 0,050 Valid

X2_11 Pearson Correlation .737** 0,244 Valid

Sig. (2-tailed) .000 0,050 Valid

X2_12 Pearson Correlation .710** 0,244 Valid

Sig. (2-tailed) .000 0,050 Valid

X2_13 Pearson Correlation .553** 0,244 Valid

Sig. (2-tailed) .000 0,050 Valid

Sumber: Olahan SPSS versi 26

Universitas Mercu Buana


77

Tabel 4.17 Nilai r hitung X2 Green Retrofit Building


Korelasi Nilai Reabilitas
Nilai rhitung
Sub Factor Green Validity Valid/Tidak
dan Signifikansi
Building Standard Valid
**
Pearson Correlation .640 0,244 Valid
X2_14 .000 0,050 Valid
Sig. (2-tailed)
Pearson Correlation .842** 0,244 Valid
X2_15
Sig. (2-tailed) .000 0,050 Valid

Pearson Correlation .594** 0,244 Valid


X2_16
Sig. (2-tailed) .000 0,050 Valid

Pearson Correlation .740** 0,244 Valid


X2_17
Sig. (2-tailed) .000 0,050 Valid

Pearson Correlation .641** 0,244 Valid


X2_18
Sig. (2-tailed) .000 0,050 Valid

Pearson Correlation .651** 0,244 Valid


X2_19
Sig. (2-tailed) .000 0,050 Valid

X2_20 Pearson Correlation .643** 0,244 Valid

Sig. (2-tailed) .000 0,050 Valid

X2_21 Pearson Correlation .698** 0,244 Valid

Sig. (2-tailed) .000 0,050 Valid

X2_22 Pearson Correlation .728** 0,244 Valid

Sig. (2-tailed) .000 0,050 Valid

X2_23 Pearson Correlation .590** 0,244 Valid

Sig. (2-tailed) .000 0,050 Valid

Sumber: Olahan SPSS versi 26

Dasar pengambilan keputusan:


Terlihat bahwa data yang dimasukkan ke dalam SPSS nilai
korelasinya r hitung > dari ketentuan minimum yaitu r tabel 0,244. Dan nilai
sig. (signifikasi) dari hasil hitung SPSS semua responden < dari 0,05, jadi
data data diatas X2 adalah Valid.

Universitas Mercu Buana


78

Tabel 4.18 Nilai r hitung X3 Integrasi Model Dinamis + Lifecycle Cost Analysis
(LCCA)
Nilai rhitung Korelasi Nilai Reabilitas
Sub Factor dan Signifikansi Lifecycle Cost Validity Valid/Tidak
Standard Valid
**
X3_01 Pearson Correlation .468 0,244 Valid
Sig. (2-tailed) .000 0,050 Valid
Pearson Correlation .819** 0,244 Valid
X3_02
Sig. (2-tailed) .000 0,050 Valid
Pearson Correlation .626** 0,244 Valid
X3_03
Sig. (2-tailed) .000 0,050 Valid
Pearson Correlation .764** 0,244 Valid
X3_04
Sig. (2-tailed) .000 0,050 Valid
X3_05 Pearson Correlation .613** 0,244 Valid
Sig. (2-tailed) .000 0,050 Valid
X3_06 Pearson Correlation .640** 0,244 Valid
Sig. (2-tailed) .000 0,050 Valid
X3_07 Pearson Correlation .774** 0,244 Valid
Sig. (2-tailed) .000 0,050 Valid
X3_08 Pearson Correlation .805** 0,244 Valid
Sig. (2-tailed) .000 0,050 Valid
X3_09 Pearson Correlation .771** 0,244 Valid
Sig. (2-tailed) .000 0,050 Valid
**
X3_10 Pearson Correlation .781 0,244 Valid
Sig. (2-tailed) .000 0,050 Valid
SD + LCCA Pearson Correlation 1 0,244 Valid
Sig. (2-tailed)
Sumber: Olahan SPSS versi 26

Dasar pengambilan keputusan:


Terlihat bahwa data yang dimasukkan ke dalam SPSS nilai
korelasinya r hitung > dari ketentuan minimum yaitu r tabel 0,244. Dan nilai sig.
(signifikasi) dari hasil hitung SPSS semua responden < dari 0,05, jadi data
data diatas X3 adalah Valid.

Universitas Mercu Buana


79

Tabel 4.19 Nilai r hitung Y Kinerja biaya


Nilai rhitung Korelasi Nilai Reabilitas
Sub Factor dan Signifikansi Kinerja Validity Valid/Tidak
Biaya Standard Valid
**
Pearson Correlation .604 0,244 Valid
Y_01
Sig. (2-tailed) .000 0,050 Valid
Pearson Correlation .735** 0,244 Valid
Y_02
Sig. (2-tailed) .000 0,050 Valid
**
Pearson Correlation .739 0,244 Valid
Y_03
Sig. (2-tailed) .000 0,050 Valid
Pearson Correlation .769** 0,244 Valid
Y_04
Sig. (2-tailed) .000 0,050 Valid
Pearson Correlation .781** 0,244 Valid
Y_05
Sig. (2-tailed) .000 0,050 Valid
Pearson Correlation 1 0,244 Valid
Biaya
Sig. (2-tailed)
Sumber: Olahan SPSS versi 26

Dasar pengambilan keputusan:


Terlihat bahwa data yang dimasukkan ke dalam SPSS nilai
korelasinya r hitung > dari ketentuan minimum yaitu r tabel 0,2441. Dan nilai
sig. (signifikasi) dari hasil hitung SPSS semua responden < dari 0,05, jadi
data data diatas Y adalah Valid.

c. Uji Normalitas
c.1 Uji Outlier (mencari data tidak normal)
Kita ingin mengetahui bahwa data responden yang sudah masuk adalah
normal atau tidak normal. Untuk mengetahui hal tersebut dalam SPSS
tersedia menu yang dapat memperlihatkan prosesnya.
Dasar dari uji normalitas adalah apabila gambar bersih, data tersebut berarti
normal. Apabila bertanda bulan bulat, data kurang normal, dan bertanda
bintang, data tidak normal.
Untuk tanda bulan data tersebut kurang normal namun masih bisa
ditoleransi, data bertanda bintang penulis dapat membuang atau menambah
responden dengan menyebarkan data kuesioner tambahan bila jumlah data
responden sedikit diatas minimal.

Universitas Mercu Buana


80

Proses mencari outlier:


Klik Analyze > Descriptive Statistics > Explore > Var X1, X2,Y (satu
per satu) > Statistic > OK

Gambar 4.2 Pemeriksaan data Office Eksisting


Sumber: Olahan SPSS versi 26

Data-data X1 OK

Gambar 4.3 Pemeriksaan data Green Retrofit Building


Sumber: Olahan SPSS versi 26

Data-data X2 digambar tersebut OK

Universitas Mercu Buana


81

Gambar 4.4 Pemeriksaan data Integrasi Model


Dinamis + Lifecycle Cost Analysis
Sumber: Olahan SPSS versi 26

Data-data X3 OK

Gambar 4.5 Pemeriksaan data Biaya


Sumber: Olahan SPSS versi 26

Data-data variabel Y OK

c.2 Uji Kolmogorov Smirnov (KS)


Dasar pengambilan keputusan, besarnya nilai Kolmogorov Smirnov adalah
dengan signifikansi diatas 0,05. Dengan kata lain bila lebih besar dari 0,05 nilai
KS tidak signifikan, berarti residual terdistribusi secara normal.

Universitas Mercu Buana


82

Proses uji Kolmogorov-Smirnov:


Klik Analyze > Non Parametric Test >Legacy Dialog > 1 Sample K-S >
Var X1, X2, (satu per satu) > OK
Untuk X1 Office Eksisting:
Tabel 4.20 Uji Kolmogorov – Smirnov X1
Unstadardized
One Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Residual
N 65
Mean .00
Normal Parametersa,b
Std. Deviation 1.835
Absolute .057
Most Extreme .053
Positive
Differences
Negative -.057
Test Statistic .057
Asymp. Sig. (2-tailed) .200
Sumber: Olahan SPSS versi 26

Dasar pengambilan keputusan:


Berdasarkan hasil uji normalitas diketahui nilai signifikansi 0.200 >
0.05, maka dapat disimpulkan bahwa data-data X1 berdistribusi normal.

Untuk X2 Green Retrofit Building:


Tabel 4.21 Uji Kolmogorov – Smirnov X2
Unstadardized
One Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Residual
N 65
Mean .00
Normal Parametersa,b 1.199
Std. Deviation 1.632
Absolute .087
.059
Most Extreme .078
Positive .053
Differences -.087
Negative -.059
.087
Test Statistic .059
.20041.16
Asymp. Sig. (2-tailed) .200
Sumber: Olahan SPSS versi 26

Dasar pengambilan keputusan:


Berdasarkan hasil uji normalitas diketahui nilai signifikansi 0.200 > 0.05,
maka dapat disimpulkan bahwa data-data X2 berdistribusi normal.

Untuk X3 Integrasi Model dinamis dan Lifecycle Cost Analysis:

Universitas Mercu Buana


83

Tabel 4.22 Uji Kolmogorov-Smirnov X3


Unstadardized
One Sample Kolmogorov-Smirnov Test Residual
N 65
Mean .00
Normal Parametersa,b
Std. Deviation 1.653
Absolute .084
Most Extreme Differences Positive .084
Negative -.040
Test Statistic .084
Asymp. Sig. (2-tailed) .200
Sumber: Olahan SPSS versi 26

Dasar pengambilan keputusan:


Berdasarkan hasil uji normalitas diketahui nilai signifikansi 0.200 >
0.05, maka dapat disimpulkan bahwa data-data X3 berdistribusi normal.

d. Analisis Regresi Linier


Klik Analyze > Regression > Linier > Dep/Indep X1, X2, X3 dan Y >
Statistic > Plot < Save < OK

d.1 Uji Durbin –Watson


Uji Autokorelasi: untuk membuktikan tidak ada korelasi residual pada
periode t dengan periode t dengan periode sebelumnya (t-1)
Tabel 4.23 Parameter Uji Durbin-Watson

Autokorelasi
Autokorelasi Negatif
Positif
Non
Tidak Bisa Autokorelasi Tidak Bisa
Diambil Diambil
Kesimpulan Kesimpulan

0 dL dU 2 4-du 4-dl 4

Universitas Mercu Buana


84

Hasil dari analisis data:

Tabel 4.24 Uji Durbin-Watson


Model Summary
Model R R Adjusted R Std. Error of Durbin
Square Square the Estimate Watson
1 .891 a .794 .784 1.46 2.018

a. Predictors: (Constant), Integrasi Model dinamis dan Lifecycle


Cost,
Green Retrofit Building, Office Eksisting
b. Dependent Variable: Cost
Sumber: Olahan SPSS versi 26

Dasar pengambilan keputusan dengan melihat tabel Durbin-Watson:


dL = 1.50
dU = 1.70
4-dU = 4 - 1.70 = 2.300
4-dL = 4 – 1.50 = 2.500
Sedang Durbin-Watson hitung adalah 2.018 dan berada
diantara (dU) 1.700 > (d) 2.018 < (4-dU) 2.300 maka kesimpulan
adalah non autokorelasi.

d.2 Uji Multikolinieritas


Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi ditemukan adanya korelasi yang tinggi atau sempurna antar variabel
independen.
• Melihat nilai Tolerance: jika nilai tolerance lebih besar dari > 0,10
maka artinya tidak terjadi multikolinieritas.
• Melihat nilai VIF: jika nilai VIF lebih kecil dari < 10,00 maka artinya
tidak terjadi multikolieritas.

Universitas Mercu Buana


85

Tabel 4.25 Uji Multikolinieritas


Coefficientsa
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
Office Eksisting .292 3.427
Green Retrofit Building .216 4.638
1
Integrasi Model Dinamis .195 5.126
dan Lifecycle Cost
a. Dependent Variable: Cost
Sumber: Olahan SPSS versi 26
Dasar pengambilan keputusan:
• Nilai Tolerance variable X1: 0.292 > 0.10 maka artinya
tidak terjadi multikolinieritas.
• Nilai Tolerance variable X2: 0.216 > 0.10 maka artinya
tidak terjadi multikolinieritas.
• Nilai Tolerance variable X3: 0.195 > 0.10 maka artinya
tidak terjadi multikolinieritas.
• Nilai VIF 3.427 < 10.00 maka artinya tidak terjadi multikolieritas.
• Nilai VIF 4.638 < 10.00 maka artinya tidak terjadi multikolieritas
• Nilai VIF 5.126 < 10.00 maka artinya tidak terjadi multikolieritas

d.3 Uji T
Pengaruh variabel X secara parsial terhadap Y (Uji T)
Tabel 4.26 Uji T
Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized t Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) 5.076 1.274 3.986 .000
Office Eksisting .079 .042 .246 2.287 .026
Green Retrofit .127 .026 .385 3.077 .003
1 Building
Integrasi Model .095 .054 .312 2.368 .021
Dinamis dan
Lifecycle Cost
a. Dependent Variable: Cost
Sumber: Olahan SPSS versi 26

Dasar pengambilan keputusan dengan membandingkan t hitung dengan t tabel:

Universitas Mercu Buana


86

Variabel X1 (Office Eksisting) berpengaruh secara positif dan signifikan


terhadap Y hal ini digambarkan dari sig. (X1) 0.026 < 0.05
Nilai Koordinat t table = t (a/2; n-k-1) = t (0.05/2; 65-3-1) = t (0.025; 61)
Lihat tabel bahwa t table = 2.000; t hitung = 2.287
Nilai t hitung = 2.287 > 2.000, maka H0 ditolak dan H1 diterima
Variabel X2 (Green Retrofit Building) berpengaruh secara positif dan signifikan
terhadap Y hal ini digambarkan dari sig. (X2) 0.003 < 0.05
Nilai Koordinat t table = t (a/2; n-k-1) = t (0.05/2; 65-3-1) = t (0.025; 61)
Lihat tabel bahwa t table = 2.000; t hitung = 3.077
Nilai t hitung = 3.077 > 2.000, maka H0 ditolak dan H2 diterima

Variabel X3 (Integrasi Model Dinamis dan Lifecycle Cost) berpengaruh secara


positif dan signifikan terhadap Y hal ini digambarkan dari sig. (X3) 0.021 <
0.05
Nilai Koordinat t table = t (a/2; n-k-1) = t (0.05/2; 65-3-1) = t (0.025; 61)
Lihat tabel t table = 2.000; t hitung = 2.914
Nilai t hitung = 2.368 > 2.000, maka H0 ditolak dan H3 diterima
Masukkan koefisien angka dari kolom B ke persamaan:

Y = 5.076 + 0,079X1 + 0,127X2 + 0,095X3

d.4 Uji F
Pengaruh variabel X secara simultan terhadap Y (Uji F)

Tabel 4.27 Uji F


ANOVAa
Model Sum of df Mean F Sig.
Squares Square
Regression 502.503 3 167.501 78.380 .000b
1 Residual 130.359 61 2.137
Total 632.862 64
a. Dependent Variable: Cost
b. Predictors: (Constant), Integrasi Model dinamis dan Lifecycle Cost,
Green Retrofit Building, Office Eksisting
Sumber: Olahan SPSS versi 26

Dasar pengambilan keputusan dengan membandingkan ftabel dan f hitung:

Universitas Mercu Buana


87

• Variabel X1, X2, X3 berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap


Y hal ini digambarkan dari sig. (F) 0,000 < 0,05
• Nilai Koordinat ftabel = f (k; n-k) = t (3; 65-3) = t (3; 62)
Lihat tabel bahwa ftable = 2.75; f hitung = 78.380
Nilai fhitung = 78.380> 2.75, maka H0 ditolak dan Ha diterima

Histogram distribusi normal:

Gambar 4.6 Histogram normalitas data


Sumber: Olahan SPSS versi 26

Sebaran distribusi normal mendekati garis diagonal:

Gambar 4.7 Sebaran distribusi normal


Sumber: Olahan SPSS versi 26

Universitas Mercu Buana


88

Mean dan Rangking


Klik Analyze > Scale > Reliabilty Analysis > Items (Var X1.1, X1.n;
X2.1, X2, X2.n; X3.1, X3.n dan Y1, Yn ke items) > Statistic >
Centrang item dan mean > Continue > OK. Mean dan Ranking dapat
dilihat pada Tabel 4.28. Dari Mean dan Ranking didapatkan faktor –
faktor yang mempengaruhi kinerja biaya proyek bangunan kantor
bertingkat tinggi, dapat dilihat pada Tabel 4.29.

Tabel 4.28 Mean dan Rangking


Rank Sub Factos Mean Std. Deviation
1 X2_13 4.80 0.971
2 X2_14 4.78 0.944
3 X2_16 4.77 0.980
4 X3_04 4.77 1.156
5 X2_03 4.75 0.952
6 X2_04 4.75 1.031
7 X2_06 4.75 0.985
8 X2_10 4.75 0.866
9 X2_11 4.75 0.866
10 X3_02 4.75 1.000
Sumber: Olahan SPSS versi 26

Tabel 4.29 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Biaya Proyek


Bangunan Kantor Bertingkat Tinggi
No Faktor Bobot
1 Pencahayaan alami 10.07%
2 Polutan kimia 10.04%
3 Penggunaan refrigen tanpa ODP 10.01%
4 Biaya material 10.01%
5 Daur ulang air 9.98%
6 Site selection 9.98%
7 Iklim mikro 9.98%
8 Transportasi umum 9.98%
9 Fasilitas pengguna sepeda 9.98%
10 Project manajer 9.98%
Total 100,00%
Sumber: Olahan SPSS versi 26

Universitas Mercu Buana


89

4.3 Pembahasan Penelitian


4.3.1 Faktor - Faktor Yang Paling Berpengaruh Dalam Peningkatan Kinerja
Proyek Bangunan Kantor Bertingkat Tinggi
Faktor-faktor yang paling berpengaruh lebih cenderung kepada variable
green retrofit building yang mengacu pada kebijakan Greenship 1.2, diantaranya:
pencahayaan alami, Polutan kimia, Penggunaan refrigen tanpa ODP, dan Daur
ulang air.
Dari kebijakan Greenship 1.2 item pencahayaan alami berisikan tentang
penggunaan pencahayaan alami secara optimal sehingga minimal 30% luas lantai
yang digunakan untuk bekerja mendapatkan intensitas cahaya alami minimal
sebesar 300 lux. Dalam penelitian ini, setelah penggantian lampu TL ke lampu
LED mampu menghasilkan cahaya dengan intensitas 70 lumen setiap 1watt listrik
yang digunakan (Faridha & Yusuf Saputra, 2016). Lampu LED yang digunakan
pada gedung perkantoran ini tidak melebihi dari 9 watt untuk satu unit lampu.
Pada jurnal (Faridha & Yusuf Saputra, 2016) menyatakan lampu LED
menghasilkan cahaya dengan intensitas 70 lumen setiap 1 watt listrik yang
digunakan. Keunggulan lampu LED dibandingkan dengan yang lain adalah ramah
lingkungan, cahaya tajam, dan masa pakai yang lama.
Dari kebijakan Greenship 1.2 item polutan kimia berisikan tentang
penggunaan cat yang mengandung kadar volatile organic compounds rendah,
yang ditandai dengan label atau sertifikasi yang diakui GBCI. Dalam penelitian
ini penggunaan cat sudah sesuai dengan standard Greenship dengan kadar volatile
organic compounds rendah. Penggunaan kadar volatile organic compounds yang
tinggi dapat mengakibatkan pencemaran udara dan menyebabkan kerusakan
lingkungan (Mudhofir F, 2018). Salah satu efek dari polutan kimia yaitu terdapat
pada gedung konstruksi di India yang menghasilkan sekitar 42% emisi gas rumah
kaca (Thaickavil,2018), gedung konstruksi di Thailand yang menghasilkan 21%
emisi gas rumah kaca (Xing,2020), daan gedung konstruksi di Indonesia yang
menghasilkan 30% emisi gas rumah kaca (Pahnael et al., 2020).

Dari kebijakan Greenship 1.2 item penggunaan refrigen tanpa ODP


berisikan tentang tidak menggunakan bahan perusak ozon pada seluruh sistem

Universitas Mercu Buana


90

pendingin gedung. Dalam penelitian ini AC yang gunakan pada bangunan kantor
adalah AC VRV, dimana dalam satu hari pemakaian lebih irit hanya
menghasilkan 20 kwh dibandingkan dengan AC biasa yang menghasilkan 52 kwh
/ hari pada bangunan eksisting. AC VRV telah mengaplikasikan teknologi ozone
free. AC VRV sangat ramah lingkungan dan tidak menyebabkan kerusakan ozon
yang dapat memicu pemanasan global. Penggunaan AC VRV sudah sesuai
dengan kebijakan Greenship dan pernyataan tersebut sesuai dengan jurnal
(Pitrianingsih & Hermawan, 2019).
Dari kebijakan Greenship 1.2 item daur ulang air berisikan tentang
penggunaan seluruh air bekas yang telah di daur ulang untuk kebutuhan sistem
flushing. Dalam penelitian ini, setelah implementasi green building didapatkan
penghematan biaya PDAM sebesar 30% dari penerapan sistem daur ulang air
bekas kotor menjadi air flushing dan penyiraman taman. Penerapan penghematan
ini sudah sesuai dengan bahasan jurnal (Kiani Mavi & Standing, 2018)

4.3.2 Pemodelan Green Retrofit Building Pada Proyek Bangunan Kantor


Berbasis Model Dinamis.
Pada bagian penelitian ini dilakukan pemodelan green retrofit building pada
proyek bangunan kantor bertingkat tinggi dengan menggunakan model dinamis,
untuk menjawab pertanyaan penelitian 2 (RQ2) yaitu bagaimana pemodelan green
retrofit building pada proyek bangunan kantor bertingkat tinggi berbasis model
dinamis. Tahapan pemodelan terdapat pada alur implementasi model dinamis.
4.3.2.1 Konseptualisasi Model
Konseptualisasi model dilakukan dengan membuat causal loop diagram
untuk menunjukkan hubungan sebab akibat dan keterkaitan antar variabel
sehingga mampu merepresentasikan sistem yang diidentifikasi. Proses
perancangan causal loop diagram merupakan langkah penting pada penggunaan
model dinamis. Hal tersebut dikarenakan pada langkah ini dapat mempengaruhi
hasil secara signifikan suatu permodelan model dinamis. Causal loop diagram
akan menjelaskan cara bekerja sistem yang dibuat. Causal loop diagram akan
memperlihatkan bagaimana hubungan antar variabel-variabel tersebut bekerja
membentuk sebuah sistem yang dapat menggambarkan hubungan antara variabel-
variabel desain bangunan kantor eksisting, green retrofit building, dan lifecycle

Universitas Mercu Buana


91

cost yang mempengaruhi kinerja biaya pada proyek bangunan kantor bertingkat
tinggi. Hubungan kausatik antar variabel yang terdapat pada causal loop diagram
awal atau sementara didapatkan dari hasil pembahasan sebelumnya yaitu faktor-
faktor yang paling berpengaruh pada proyek bangunan kantor bertingkat tinggi
dan studi literatur yang telah dilakukan.
4.3.2.2 Causal Loop Diagram (CLD)
Causal loop diagram wajib dilakukan sebelum membuat sebuah model
agar pembuat model mempunyai gambaran terlebih dahulu mengenai konsep
model yang akan dibuat. Causal loop diagram seperti pada Gambar 4.8 dan
Gambar 4.9 menunjukkan hubungan sebab akibat yang dihubungkan melalui anak
panah. Causal loop diagram bermanfaat untuk menggambarkan keterkaitan
hubungan antar variabel yang terlibat dalam suatu sistem. Anak panah bertanda
positif menunjukkan bahwa hubungan berbanding lurus, dimana penambahan
nilai pada variabel akan menyebabkan penambahan nilai pada variabel yang
dipengaruhinya. Sementara anak panah yang bertanda negatif menunjukkan
hubungan yang berbanding terbalik, dimana penambahan nilai pada variabel
tersebut akan menyebabkan pengurangan nilai pada variabel yang dipengaruhinya.
Berikut merupakan Causal loop diagram yang terdapat pada penelitian ini.

Gambar 4.8 Causal loop diagram office eksisting


Sumber: (hasil olahan sendiri)

Universitas Mercu Buana


92

Diagram diatas menunjukkan variable - variable yang berkaitan dengan


faktor – faktor yang mempengaruhi bangunan eksisting. Secara garis besar
terdapat 6 faktor yang mempengaruhi bangunan eksisting yaitu material,
konsumsi energi, kondisi fisik bangunan, dokumen kontrak, konsumsi air.

Gambar 4.9 Causal loop diagram green retrofit building


Sumber: (hasil olahan sendiri)
Diagram diatas menunjukkan variabel-variabel yang berkaitan dengan
faktor – faktor yang mempengaruhi green building. Secara garis besar terdapat 6
faktor yang mempengaruhi green building yaitu efisiensi dan konservasi energi,
tepat guna lahan, manajemen lingkungan bangunan, kesehatan dan kenyamanan
dalam ruang, konservasi air, dan sumber dan siklus material

4.3.3 Implementasi Pemodelan Green Retrofit Building Berbasis Model


Dinamis Menggunakan Life Cycle Cost Anaysis (LCCA)
Pada bagian penelitian ini dilakukan implementasi pemodelan green retrofit
building berbasis model dinamis dengan lifecycle cost analysis pada proyek
bangunan kantor bertingkat tinggi di Jakarta, untuk menjawab pertanyaan
penelitian 3 (RQ3) yaitu bagaimana hasil implementasi pemodelan green retrofit
building pada proyek bangunan kantor bertingkat tinggi berbasis model dinamis
menggunakan lifecycle cost analysis (LCCA). Berikut diagram alur implementasi
ditampilkan pada Gambar 4.10.

Universitas Mercu Buana


93

Gambar 4.10 Diagram alur penerapan


Sumber: (hasil olahan sendiri)

Berdasarkan rumus dari LCCA, untuk mengetahui pengembalian modal,


terlebih dahulu dihitung modal awal retrofit sebagai initial cost. Dengan model
dinamis yang terintegrasi dengan LCCA, tujuannya adalah mencari pengembalian
modal dengan menerapkan retrofit pada high rise building. Dengan retrofit
diharapkan biaya operasional dan biaya maintenance akan berkurang sehingga
dapat mempengaruhi pengembalian modal retrofit menjadi lebih cepat.
Pengurangan biaya operasional dan maintenance ini menunjukkan peningkatan
kinerja biaya penerapan retrofit.
Pada model dinamis, goalsnya adalah pengembalian modal dengan
penerapan retrofit, dimana ini adalah parameter peningkatan kinerja biaya. Untuk
mengetahui berapa lama pengembalian modal, harus dihitung dahulu total retrofit
cost.
4.3.3.1 Stock Flow Diagram (SFD)
Stock flow diagram pada pemodelan model dinamis dibuat setelah
melakukan konseptualisasi model. Setiap variabel dinyatakan dalam besaran
tertentu. Variabel dalam simulasi model dinamis digambarkan dengan simbol-
simbol. Pada pemodelan menggunakan model dinamis, stock flow diagram

Universitas Mercu Buana


94

merupakan gambaran dari struktur secara fisik. Stock merupakan jumlah total
yang dapat bertambah atau berkurang. Sedangkan flow merupakan proses aliran
yang menyebabkan stock dapat bertambah atau berkurang. Pada gambar stock
flow diagram dapat menggambarkan interaksi antar green retrofit building dengan
lifecycle cost analysis yang mempengaruhi kinerja biaya pada bangunan kantor
bertingkat tinggi. Dengan menggunakan stock flow diagram dapat digunakan
untuk mengetahui bagaimana cara untuk dapat meningkatkan kinerja biaya pada
proyek bangunan kantor bertingat tinggi. Berikut merupakan penjelasan mengenai
nama dan penggunaan masing-masing simbol dalam stock flow diagram yang
dibuat menggunakan salah satu software untuk pemodelan model dinamis yaitu
software Powersim Studio 10. Gambar 4.11 merupakan penggambaran stock flow
diagram awal pada model dalam penelitian ini. Tabel 4.30 merupakan keterangan
dari simbol yang ada pada software Powersim Studio 10 yang digunakan dalam
penelitian

Universitas Mercu Buana


Biaya material
aksesibilitas
komunitas
Tahun pendapatan Biaya tenaga kerja
aksesibilitas
Discount Rate komunitas

Greenship Penyerahan data Maintanance cost Biaya material


profesional green building aksesibilitas transportasi umum Biaya tenaga kerja Biaya material
komunitas Biaya alat transportasi umum penghematan energi
Survey pengguna Kesepakatan dalam aksesibilitas
gedung melakukan aktivitas Pengembalian modal DR 2
komunitas Biaya tenaga ahli
fit out DR 3 penghematan energi Biaya alat
NPV GB penghematan energi Biaya tenaga ahli
Material ramah DR 1 perubahan iklim
lingkungan DR 4 Biaya alat
Maintanance cost
transportasi umum
Manajemen Biaya perencanaan transportasi umum
Fasilitas pengguna
sepeda lingkungan bangunan
Biaya material site Biaya tenaga kerja Biaya alat perubahan
Biaya material iklim Maintanance cost
Site selection protection site protection Maintanance cost iklim
Refrigen tanpa ODP mikro langkah
tepat guna lahan
Sumber & siklus LCC penghematan energi
Tepat guna lahan material Total NPV Maintanance cost
Maintanance cost perubahan iklim
Aksesibilitas Iklim mikro Maintanance cost iklim mikro Biaya material
komunitas site protection Biaya material iklim perubahan iklim
fasilitas pengguna Biaya alat iklim
NPV 4 Total Maintenance
sepeda mikro
Transportasi umum NPV 1 cost efisiensi dan
NPV 2 Maintanance cost
Material regional NPV 3 konservasi energi
fasilitas pengguna Tahun maintanance
Biaya alat site Biaya tenaga kerja Biaya alat
protection sepeda iklim mikro Maintanance costpencahayaan alami
Biaya alat fasilitas pencahayaan alami
Total Retrofit Cost pengguna sepeda Biaya tenaga kerja
Biaya tenaga kerja pencahaan alami
Retrofit cost Sewa gedung Biaya alat fitur air
Biaya tenaga kerja fitur air
fasilitas pengguna Biaya material
sepeda pencahayaan alami
Pencahayaan alami
Maintanance cost
Kendali asap rokok fitur air
didalam lingkungan Biaya pendapatan
Daur ulang lair Maintanace cost
Perubahan iklim konservasi air
Konservasi air Biaya material fitur
Efesiensi & Biaya material
Hemat energi air Biaya tenaga kerja
konservasi energi Maintanance cost kendali asap rokok
kendali asap rokok
Total Maintanance cost Maintanance cost sumber dan siklus
Durasi pemakaian
Langkah Kesehatan & material
Fitur air PDAM Maintanance cost
penghematan energi kenyamanan dalam Biaya tenaga kerja
ruang Pemakaian Air kendali asap rokok
Biaya material Biaya material polutan kimia
Pemandangan luar refrigen tanpa ODP polutan kimia
gedung Biaya pemakaian Maintanance cost
Polutan kimia PDAM Biaya alat refrigen kesehatan dan
tanpa ODP Biaya alat bantu
Maintanance cost kenyamanan dalam
Maintanance cost pekerjaan
Jumlah pemakaian Biaya PDAM refrigen tanpan ODP ruang
Tingkat kebisingan polutan kimia Biaya alat bantu
Kenyamanan termal polutan kimia

Biaya tenaga kerja


refrigen tanpa ODP Biaya alat
Maintanance cost Biaya alat pemandangan luar Biaya material
Operasional cost Total Opnerasional cost
manajemen kenyamanan termal gedung pemandangan luar
lingkungan bangunan gedung
Biaya Penggunaan
Biaya material Maintanance cost
Jumlah AC VRV Lampu LED Tahun operasional Maintanance cost
kenyamanan termal pemandangan luar
kenyamanan termal gedung
Biaya alat tingkat
Penggunaan air kebisingan
Durasi pemakaian Waktu
Maintanance cost
AC VRV Persentase sollar cell
Biaya listrik LED Tingkat kebisingan Biaya material Biaya tenaga ahli
tingkat kebisingan Biaya tenaga ahli -
Durasi lampu Maintanance cost
Biaya listrik air kenyamanan termal
greenship
Titik lampu LED
Biaya Penggunaan Biaya listrik AC VRV profesional
AC VRV % kaca
Biaya tenaga ahli -
Biaya penggunaan tingkat kebisingan
Durasi pemakaian listrik
Penggunaan lampu
Penggunaan AC VRV LED Biaya tenaga ahli
Persentase kaca greenship

Universitas Mercu Buana


95

Gambar 4.11 Model awal stock flow diagram

Sumber: hasil olahan penulis


96

Tabel 4.30 Keterangan simbol stock flow diagram


No Simbol Nama Simbol Keterangan
1 Stock/level Hasil suatu akumulasi.
Menyimpan informasi berupa
nilai suatu parameter yang
masuk didalamnya.
2 Flow/rate Aliran yang berpengaruh
terhadap penambahan atau
pengurangan jumlah stock.
Arah anak panah
menunjukkan arah aliran, bisa
satu maupun dua arah.
3 Constant Berfungsi untuk memuat nilai
tetap yang akan digunakan
dalam perhitungan variable
auxillary atau variable flow

4 Auxillary Berfungsi menyimpan


konstanta, input bagi suatu
persamaan, menyimpan data
grafis.
5 Link Menghubungkan antar
variabel/elemen pada suatu
model.
Sumber: (hasil olahan sendiri)

4.3.3.2 Formulasi Nilai Input


Formulasi nilai input diperoleh dari hasil output SPSS tentang faktor-
faktor yang berpengaruh terhadap kinerja biaya proyek bangunan kantor
bertingkat tinggi, kemudian untuk detail penjelasan dilakukan wawancara kepada
para stakeholder yaitu Tim Direksi, Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas
serta PM dan SM. Data ini kemudian digunakan sebagai nilai awal pada masing-
masing variabel yang mempengaruhi kinerja biaya pada proyek bangunan kantor
tingkat tinggi yang kemudian dimasukkan kedalam software Powersim. Berikut
Tabel 4.32 merupakan nilai dari retrofiting cost masing-masing variabel dalam
upaya penyesuaian kinerja bangunan kantor bertingkat tinggi agar memenuhi
persyaratan bangunan green building.

Universitas Mercu Buana


Tabel 4.31 Nilai input pada variabel (1/10)

Sumber: hasil olahan excel

Universitas Mercu Buana


97
Tabel 4.31 Nilai input pada variabel (2/10)

Universitas Mercu Buana


98

Sumber: hasil olahan excel


Tabel 4.31 Nilai input pada variabel (3/10)

Universitas Mercu Buana


99

Sumber: hasil olahan excel


Tabel 4.31 Nilai input pada variabel (4/10)

Sumber: hasil olahan excel

Universitas Mercu Buana


100
Tabel 4.31 Nilai input pada variabel (5/10)

Sumber: hasil olahan excel

Universitas Mercu Buana


101
Tabel 4.31 Nilai input pada variabel (6/10)

Universitas Mercu Buana


Sumber: hasil olahan excel
102
Tabel 4.31 Nilai input pada variabel (7/10)

Universitas Mercu Buana


Sumber: hasil olahan excel
103
Tabel 4.31 Nilai input pada variabel (8/10)

Sumber: hasil olahan excel

Universitas Mercu Buana


104
Tabel 4.31 Nilai input pada variabel (9/10)

Universitas Mercu Buana


105

Sumber: hasil olahan excel


Tabel 4.31 Nilai input pada variabel (10/10)

Sumber: hasil olahan excel

Universitas Mercu Buana


106
107

Dari data input variabel yang terdapat pada Tabel 4.31, didapatkan nilai
Retrofit Cost sebesar: Rp. 14.982.920.000
Tabel 4.32 Nilai input biaya operasional eksisting
AC Biaya penggunaan lsitrik dalam 1 tahun
1 hari pemakaian 52 Kwh
Biaya 1 hari pemakaian 5000/ Kwh
Jumlah 100 titik
Pemakaian 240 hari
Total biaya pemakaian Rp. 9.984.000.000
Lampu TL Biaya penggunaan lsitrik dalam 1 tahun
Pemakaian lampu 400 Kwh
Biaya pemakaian 4000/Kwh
Jumlah titik 1000 titik
Total biaya pemakaian Rp. 2.560.000.000
Pompa air bersih Biaya penggunaan lsitrik dalam 1 tahun
Biaya penggunaan air 9500/Kwh
Penggunaan air 2 Kwh/jam
Durasi pemakaian 300 hari / Kwh
Waktu 72 jam / hari
Total biaya pemakaian 2.052.000.000
PDAM Biaya penggunaan lsitrik dalam 1 tahun
Biaya penggunaan air 7500/m3
Jumlah pemakaian 720 orang (1m3/orang)
Durasi pemakaian 300 hari
Total biaya pemakaian Rp. 1.620.000.000
Sumber: (hasil olahan excel)

Tabel 4.33 Nilai input biaya operasional eksisting


AC Biaya maintenance
Biaya material Rp. 200.000.000
Biaya tenaga kerja Rp. 60.000.000
Biaya peralatan Rp. 140.000.000
Total biaya AC Rp. 400.000.000
Lampu Biaya maintenance
Biaya material Rp. 50.000.000
Biaya tenaga kerja Rp. 15.000.000
Biaya peralatan Rp. 35.000.000
Total biaya lampu Rp. 100.000.000
Pompa Biaya maintenance
Biaya material Rp. 10.000.000
Biaya tenaga kerja Rp. 3.000.000
Biaya peralatan Rp. 7.000.000
Total biaya pompa Rp. 20.000.000
Dinding fasade Biaya maintenance
Biaya material Rp. 40.000.000
Biaya tenaga kerja Rp. 12.000.000
Biaya peralatan Rp. 28.000.000
Total biaya Dinding fasade Rp. 80.000.000

Universitas Mercu Buana


108

Tabel 4.34 Nilai input biaya operasional Green Retrofit Building


AC VRV Biaya penggunaan lsitrik dalam 1 tahun
1 hari pemakaian 20 Kwh
Biaya 1 hari pemakaian 1500/ Kwh
Jumlah 100 titik
Pemakaian 240 hari
Persentase kaca 80 %
Persentase sollar cell 80 %
Total biaya pemakaian Rp. 460.800.000
Lampu LED Biaya penggunaan lsitrik dalam 1 tahun
Pemakaian lampu 100 Kwh
Biaya pemakaian 1500/Kwh
Jumlah titik 1000 titik
Persentase kaca 70 %
Persentase sollar cell 80 %
Total biaya pemakaian Rp. 84.000.000
Air bersih Biaya penggunaan lsitrik dalam 1 tahun
Biaya listrik air Rp 129.600.000
Persentase sollar cell 80 %
Total biaya pemakaian Rp. 103.680.000
PDAM Biaya penggunaan lsitrik dalam 1 tahun
Biaya PDAM Rp. 1.620.000.000
Jumlah pemakaian 720 orang (0,75 m3/orang)
Total biaya Rp. 1.215.000.000
Sumber: (hasil olahan excel)

Tabel 4.35 Nilai input biaya maintenance Green Retrofit Building (1/1)
Tepat Guna Lahan Satuan Volume Harga Satuan Biaya Maintenance
Aksesibilitas Komunitas
Biaya tenaga kerja OH 5,00 150.000 750.000
Biaya material maintanance Ls 1,00 2.000.000 2.000.000
Biaya alat bantu pekerjaan Ls 1,00 100.000 100.000
Total biaya 2.850.000

Transportasi Umum
Biaya tenaga kerja OH 10,00 150.000 1.500.000
Biaya material maintanance Ls 1,00 5.000.000 5.000.000
Biaya alat bantu pekerjaan Ls 1,00 300.000 300.000
Total biaya 6.800.000

Fasilitas Pengguna Sepeda


Biaya tenaga kerja OH 7,00 150.000 1.050.000
Biaya material maintanance Ls 1,00 3.500.000 3.500.000
Biaya alat bantu pekerjaan Ls 1,00 150.000 150.000
Total biaya 4.700.000
Sumber: (hasil olahan excel)

Universitas Mercu Buana


109

Tabel 4.35 Nilai input biaya maintenance Green Retrofit Building (1/2)
Tepat Guna Lahan Satuan Volume Harga Satuan Biaya Maintenance
Iklim Mikro
Biaya tenaga kerja OH 5,00 150.000 750.000
Biaya material maintanance Ls 1,00 7.500.000 7.500.000
Biaya alat bantu pekerjaan Ls 1,00 400.000 400.000
Total biaya 8.650.000

Site Protection
Biaya tenaga kerja OH 100,00 150.000 15.000.000
Biaya material maintanance Ls 1,00 7.500.000 7.500.000
Biaya alat bantu pekerjaan Ls 1,00 5.000.000 5.000.000
Total biaya 27.500.000

Efesiensi dan Konservasi


Satuan Volume Harga Satuan Biaya Maintenance
Energi
Langkah Penghematan
Energi
Biaya tenaga ahli Ls 2,00 5.000.000 10.000.000
Total biaya 10.000.000

Pencahayaan Alami
Biaya tenaga kerja OH 50,00 150.000 7.500.000
Biaya material Ls 1,00 2.000.000 2.000.000
Biaya alat bantu pekerjaan Ls 1,00 3.000.000 3.000.000
Total biaya 12.500.000

Pengaruh Perubahan Iklim


Biaya tenaga ahli Ls 2,00 5.000.000 10.000.000
Total biaya 10.000.000

Konservasi Air Satuan Volume Harga Satuan Biaya Maintenance


Fitur Air
Biaya tenaga kerja khusus OH 20,00 250.000 5.000.000
Total biaya 5.000.000

Sumber dan Siklus


Satuan Volume Harga Satuan Biaya Maintenance
Material
Penggunaan Refrigen
Tanpa ODP
Biaya tenaga kerja khusus Ls 50,00 250.000 12.500.000
Total biaya 12.500.000

Kesehatan dan
Satuan Volume Harga Satuan Biaya Maintenance
Kenyamanan Dalam Ruang
Kendali Asap Rokok di
Lingkungan
Biaya tenaga kerja OH 10,00 150.000 1.500.000
Biaya material maintanance Ls 1,00 500.000 500.000
Sumber: (hasil olahan excel)

Universitas Mercu Buana


110

Tabel 4.35 Nilai input biaya maintenance Green Retrofit Building (1/3)
Kesehatan dan
Kenyamanan Dalam Satuan Volume Harga Satuan Biaya Maintenance
Ruang
Biaya alat bantu pekerjaan Ls 1,00 150.000 150.000
Total biaya 2.150.000

Polutan Kimia
Biaya tenaga kerja OH 100,00 150.000 15.000.000
Biaya material maintanance Ls 1,00 25.000.000 25.000.000
Biaya alat bantu pekerjaan Ls 1,00 2.500.000 2.500.000
Total biaya 42.500.000

Pemandangan luar Gedung


Biaya tenaga ahli Ls 2,00 2.500.000 5.000.000
Total biaya 5.000.000

Kenyamanan Termal
Biaya tenaga ahli Ls 2,00 5.000.000 5.000.000
Total biaya 10.000.000

Tingkat Kebisingan
Biaya tenaga ahli Ls 2,00 5.000.000 10.000.000
Total biaya 10.000.000

Manajement Lingkungan
Satuan Volume Harga Satuan Biaya Maintenance
Bangunan
Greenship Profesional
sebagai anggota proyek
Biaya tenaga ahli Ls 2,00 5.000.000 5.000.000
Total biaya 10.000.000
Sumber: (hasil olahan excel)

4.3.3.3 Validasi Model


Validasi model bertujuan untuk memastikan apakah luaran perilaku dari
model sudah akurat dan sesuai dengan ekspektasi. Pengujian validasi dilakukan
dengan uji perbandingan rata-rata dan uji perbandingan variasi amplitudo.
Dikatakan valid apabaila nilai mean comparison <5% dan nilai perbandingan
variasi amplitudo <30%.
Tabel 4.36 Efisiensi biaya (1/1)
Bulan Aktual Simulasi
ke (Rp) (Rp)
1 18.043.390.232 18.043.390.232
Sumber: (hasil olahan sendiri)

Universitas Mercu Buana


111

Tabel 4.36 Efisiensi biaya (1/2)


Bulan Aktual Simulasi
ke (Rp) (Rp)
2 15.613.871.783 15.613.871.783
3 13.511.484.755 13.511.484.755
4 11.692.181.339 11.692.181.339
5 10.117.844.703 10.117.844.703
6 8.755.490.397 8.755.490.397
7 7.576.575.283 7.576.575.283
8 6.556.399.518 6.556.399.518
9 5.673.589.060 5.673.589.060
10 4.909.647.854 4.909.647.854
11 4.248.570.313 4.248.570.313
12 3.676.505.983 3.676.505.983
13 3.181.469.351 3.181.469.351
14 2.753.088.743 2.753.088.743
15 2.382.389.013 2.382.389.013
16 2.061.603.507 2.061.603.507
17 1.784.011.342 1.784.011.342
18 1.543.796.592 1.543.796.592
19 1.335.926.439 1.335.926.439
20 1.156.045.724 1.156.045.724
Sumber: (hasil olahan sendiri)

Berdasarkan data hasil simulasi dan data aktual tersebut maka validasi pada
base model dapat dilakukan. Validasi dilakukan menggunakan 2 kriteria
pengujian yaitu uji perbandingan rata – rata dan uji perbandingan variasi
amplitude

|S - A| |1|
E1 = = =1%
A 1

dengan:
E1 = perbandingan rata – rata (Mean Comparison)
S = nilai rata – rata hasil simulasi
A = nilai rata – rata data
Model dianggap valid bila E1≤ 5 %

Universitas Mercu Buana


112

|Ss - Sa | |1|
E2 = = = 1%
Sa 1

dengan:
E2 = perbandingan variasi ampitudo
Ss = standar deviasi model
Sa = standar deviasi data
Model dianggap valid bila E2 ≤ 30 %
Berdasarkan hasil dari 2 pengujian tersebut base model dinyatakan valid
dikarenakan E1 < 5% (1% < 5%) dan E2 < 30% (1% < 30 %), sehingga semua
faktor-faktor yang berpengaruh pada proyek bangunan gedung bertingkat tinggi
secara bersama-sama mampu merepresentasikan sistem aktual dalam pengaruhnya
pada pengingkatan kinerja biaya pada proyek bangunan gedung bertingkat tinggi

4.2.4.4 Skenario
Skenario model bertujuan untuk meningkatkan kinerja sistem dalam
mengatasi permasalahan yang ada (Erma, 2006). Pada penelitian ini skenario
bertujuan untuk mengetahui perolehan maksimal tinggat rating green building
dari nilai retrofitting cost dan mengetahui waktu pengembalian modal dengan
skenario discount rate pada proyek bangunan kantor bertingkat tinggi dengan
konsep green building. Berikut beberapa perumusan skenario perbaikan yang
digunakan pada penelitian ini:

Tabel 4.37 Skenario Rating Green Retrofit Building (1/1)


No. Skenario Keterangan
1. Fitur Air
2. Site selection
3. Kenyamanan termal
1 Skenario 1
4. Polutan kimia
5. Survey pengguna gedung
6. Pencahayaan alami
Sumber: (hasil olahan sendiri)

Universitas Mercu Buana


113

Tabel 4.37 Skenario Rating Green Retrofit Building (1/2)


No. Skenario Keterangan
1. Refrigen tanpa ODP
2. Fitur air
3. Transportasi umum
4. Site selection
2 Skenario 2 5. Pencahayaan alami
6. Aksesibilitas komunitas
7. Polutan kimia
8. Kenyamanan termal
9. Survey pengguna gedung
1. Survey pengguna gedung
2. Greenship profesional
3. Penyerahan data green building
4. Refrigen tanpa ODP
5. Iklim mikro
6. Transportasi umum
7. Aksesibilitas komunitas
8. Site selection
9. Fasilitas pengguna sepeda
3 Skenario 3
10. Fitur air
11. Polutan kimia
12. Tingkat kebisingan
13. Kenyamanan termal
14. Pemandangan luar gedung
15. Kendali asap rokok didalam lingkungan
16. Langkah penghematan energi
17. Perubahan iklim
18. Pencahayaan alami
Sumber: (hasil olahan sendiri)

Tabel 4.38 Bobot nilai Rating Green Retrofit Building (1/1)


No Faktor Sub Faktor Satuan Ket
Penggunaan water
fixtures mengeluarkan
Konservasi air Fitur air Rp
biaya sebesar Rp
2.000.000.000
Menggunakan fasilitas
Efesiensi & Langkah penghematan
Rp hemat energi sebesar
konservasi energi energi
1 Rp 50.000.000
Menyediakan parkir
untuk pengguna sepeda
mengeluarkan biaya
Tepat guna lahan Fasilitas pengguna sepeda Rp
sebesar Rp.
150.000.000

Sumber: (hasil olahan sendiri)

Universitas Mercu Buana


114

Tabel 4.38 Bobot nilai Rating Green Retrofit Building (1/2)


No Faktor Sub Faktor Satuan Ket
Menyediakan halte
dekat dengan lokasi
1 Tepat guna lahan Transportasi umum Rp
bangunan dengan biaya
Rp. 400.000.000
Manajemen Survey pengguna
lingkungan bangunan gedung termasuk
Survey pengguna gedung Rp
konsultan GBCI
sebesar Rp. 30.000.000
Memasang kaca &
dinding dengan diukur
Tingkat kebisingan Rp
tingkat kebisingan
Kesehatan & sebesar Rp 36.000.000
kenyamanan dalam
Mengukur suhu dan
ruang
kelembaban sesuai
Kenyamanan termal Rp
tolak ukur dengan
biaya Rp 43.000.000
2 Menerapkan sistem
jaringan jalan, jaringan
penerangan & sistem
Site selection Rp
pembuangan sampah
dengan biaya sebesar
Rp. 865.000.000
Tepat guna lahan Menyediakan sistem
pembuangan sampah
terintegrasi dan
Aksesibilitas komunitas Rp membuat akses pejalan
kaki dengan biaya
sebesar Rp.
170.000.000
Sumber: (hasil olahan sendiri)

Tabel 4.39 Skenario perbaikan kinerja biaya

No. Skenario Keterangan

1 Skenario 1 Discount rate 14,86%


2 Skenario 2 Discount rate 13,60%
3 Skenario 3 Discount rate 12,63%
Sumber: (hasil olahan sendiri)

4.3.3.4 Simulasi
Beberapa simulasi skenario retrofit dicoba untuk melihat pengaruh beberapa
variabel terhadap rating green retrofit building pada proyek

Universitas Mercu Buana


115

bangunan gedung bertingkat tinggi. Skenario simulasi retrofit


terhadap model, antara lain:

Site selection
Fitur air

10.327.420.000,00 rupiah

Total Retrofit Cost


Retrofit cost

Survey pengguna
gedung

Polutan kimia
Pencahayaan alami
Kenyamanan termal

Gambar 4.12 Skenario retrofit 1


Sumber: (hasil olahan sendiri)

Tabel 4.40 Perhitungan biaya total green retrofit 1


HARGA JUMLAH
ITEM PEKERJAAN SAT VOL
SATUAN HARGA
TEPAT GUNA LAHAN
- Site Selection ls 1 865.000.000 865.000.000
EFISIENSI & KONSERVASI ENERGI
- Pencahayaan Alami M2 7.553,84 632.383 4.776.920.000
KONSERVASI AIR
- Fitur Air Unit 1 2.000.000.000 2.000.000.000
SUMBER & SIKLUS MATERIAL
KESEHATAN & KENYAMANAN
DALAM RUANG
- Polutan Kimia ls 1 2.612.500.000 2.612.500.000
- Kenyamanan Termal ls 1 43.000.000 43.000.000
MANAJEMENT LINGKUNGAN
BANGUNAN
- Survey Pengguna Gedung ls 1 30.000.000 30.000.000
TOTAL 10.327.420.000
Sumber: (hasil olahan excel)

Tabel diatas mengacu pada Tabel 3.31 Nilai input pada variabel yang didapatkan dari
data olahan excel

Universitas Mercu Buana


116

Tabel 4.41 Perhitungan biaya operasional dan maintenace green retrofit 1


JUMLAH
ITEM PEKERJAAN
HARGA
- Site Selection 27.500.000
- Fitur Air 5.000.000
- Polutan kimia 42.500.000
- Air 1.215.000.000
- PDAM 2.419.500.000
- Lampu 84.000.000
- AC 460.800.000
TOTAL 4.254.300.000
Sumber: (hasil olahan sendiri)

Skenario 1 menunjukan modal green retrofit sebesar Rp 10.327.420.000


dengan total biaya operasional dan pemeliharaan sebesar Rp 4.254.300.000

Transportasi umum
Refrigen tanpa ODP Site selection
Fitur air

12.497.420.000,00 rupiah

Survey pengguna
gedung
Total Retrofit Cost
Retrofit cost

Kenyamanan termal

Pencahayaan alami
Polutan kimia
Aksesibilitas
komunitas

Gambar 4.13 Skenario retrofit 2


Sumber: (hasil olahan sendiri)

Tabel 4.42 Perhitungan biaya total retrofit green 2 (1/1)


HARGA JUMLAH
ITEM PEKERJAAN SAT VOL
SATUAN HARGA
TEPAT GUNA LAHAN
- Aksebilitas Komunitas ls 1 170.000.000 170.000.000
- Transportasi Umum ls 1 400.000.000 400.000.000
Sumber: (hasil olahan excel)

Universitas Mercu Buana


117

Tabel 4.42 Perhitungan biaya total retrofit green 2 (1/2)


- Site Selection ls 1 865.000.000 865.000.000
EFISIENSI & KONSERVASI ENERGI
- Pencahayaan Alami M2 7.553,84 632.383 4.776.920.000
KONSERVASI AIR
- Fitur Air Unit 1 2.000.000.000 2.000.000.000
SUMBER & SIKLUS MATERIAL
- Penggunaan Refigren Tanpa ODP Unit 200 8.000.000 1.600.000.000
KESEHATAN & KENYAMANAN
DALAM RUANG
- Polutan Kimia ls 1 2.612.500.000 2.612.500.000
- Kenyamanan Termal ls 1 43.000.000 43.000.000
MANAJEMENT LINGKUNGAN
BANGUNAN
- Survey Pengguna Gedung ls 1 30.000.000 30.000.000
TOTAL 12.497.420.000
Sumber: (hasil olahan excel)

Tabel diatas mengacu pada Tabel 3.31 Nilai input pada variabel yang didapatkan dari
data olahan excel

Tabel 4.43 Perhitungan biaya operasional dan maintenace green retrofit 2


JUMLAH
ITEM PEKERJAAN
HARGA
- Site Selection 27.500.000
- Fitur Air 5.000.000
- Polutan kimia 42.500.000
- Fasilitas pengguna sepeda 4.700.000
- Air 1.215.000.000
- PDAM 1.601.750.000
- Lampu 84.000.000
- AC 460.800.000
TOTAL 3.441.250.000
Sumber: (hasil olahan sendiri)

Skenario 2 menunjukan modal green retrofit sebesar Rp 12.497.420.000


dengan total biaya operasional dan pemeliharaan sebesar Rp 3.441.250.000

Universitas Mercu Buana


118

Pemandangan luar
gedung
Refrigen tanpa ODP Kendali asap rokok
didalam lingkungan

Iklim mikro Transportasi umum Site selection

Greenship
Fitur air profesional
13.622.920.000,00 rupiah
Perubahan iklim 14.982.920.000 rupiah
Survey pengguna
gedung
Total Retrofit Cost
Retrofit cost

Fasilitas pengguna
sepeda

Langkah
penghematan energi
Penyerahan data
green building
Kenyamanan termal Polutan kimia
Pencahayaan alami
Aksesibilitas
komunitas Tingkat kebisingan

Gambar 4. 14 Skenario retrofit 3


Sumber: (hasil olahan sendiri)

Tabel 4.44 Perhitungan biaya total green retrofit 3 (1/1)


HARGA JUMLAH
ITEM PEKERJAAN SAT VOL
SATUAN HARGA
TEPAT GUNA LAHAN
- Aksebilitas Komunitas ls 1 170.000.000 170.000.000
- Transportasi Umum ls 1 400.000.000 400.000.000
- Fasilitas Pengguna Sepeda Unit 75 2.000.000 150.000.000
- Iklim Mikro M2 1500 250.000 375.000.000
- Site Selection ls 1 865.000.000 865.000.000
EFISIENSI & KONSERVASI ENERGI
- Langkah Penghematan Energi ls 1 50.000.000 50.000.000
- Pencahayaan Alami M2 632.383 4.776.920.000
7.553,84
- Pengaruh Perubahan Iklim ls 1 100.000.000 100.000.000
KONSERVASI AIR
- Fitur Air Unit 1 2.000.000.000 2.000.000.000
SUMBER & SIKLUS MATERIAL
- Penggunaan Refigren Tanpa ODP Unit 200 8.000.000 1.600.000.000
KESEHATAN & KENYAMANAN
DALAM RUANG
- Kendali Asap Rokok di Lingkungan Unit 10 25.000.000 250.000.000
- Polutan Kimia ls 1 2.612.500.000 2.612.500.000
- Pemandangan Luar Gedung ls 1 16.000.000 16.000.000
- Kenyamanan Termal ls 1 43.000.000 43.000.000
- Tingkat Kebisingan ls 1 36.000.000 36.000.000
Sumber: (hasil olahan excel)

Universitas Mercu Buana


119

Tabel 4.44 Perhitungan biaya total green retrofit 3 (1/2)


HARGA JUMLAH
ITEM PEKERJAAN SAT VOL
SATUAN HARGA
MANAJEMENT LINGKUNGAN
BANGUNAN
- Greenship Profesional sebagai anggota
ls 1 122.500.000 122.500.000
Proyek
- Penyerahan Data Green Building ls 1 1.000.000 1.000.000
- Kesepakatan Dalam Melakukan Aktivitas
ls 1 25.000.000 25.000.000
Fit Out
- Survey Pengguna Gedung ls 1 30.000.000 30.000.000
OFFICE ls 1 1.230.000.000 1.230.000.000
MODEL DINAMIS ls 1 130.000.000 130.000.000
TOTAL 14.982.920.000
Sumber: (hasil olahan excel)

Tabel diatas mengacu pada Tabel 3.31 Nilai input pada variabel yang didapatkan dari
data olahan excel.

Tabel 4.45 Perhitungan biaya operasional dan maintenace green retrofit 3


JUMLAH
ITEM PEKERJAAN
HARGA
- PDAM 1.033.900.000
- Lampu 84.000.000
- AC 460.800.000
- Air 1.215.000.000
TOTAL 2.793.700.000
Sumber: (hasil olahan sendiri)

Skenario 3 menunjukan modal green retrofit sebesar Rp 14.982.920.000


dengan total biaya operasional dan pemeliharaan sebesar Rp 2.793.700.000
Untuk total biaya operasional

Tabel 4.46 Hasil simulasi skenario perbaikan rating green building


Skenario Hasil skenario Rating

1 10.327.420.000 No Rating

2 12.497.420.000 No Rating

3 14.982.920.000 Bronze

Sumber: (hasil olahan sendiri)

Universitas Mercu Buana


120

Dengan Skenario green ke 3 lebih besar 32,20% dan biaya operasional


akan berkurang 34,33% dari skenario 1. Dengan Skenario green ke 2 lebih
besar 21,01% dan biaya operasional akan berkurang 19,11% dari skenario 1.
Rekapitulasi dari masing-masing skenario perbaikan terhadap Rating
Green Building pada proyek bangunan kantor bertingkat tinggi, pada Tabel
4.46 menunjukkan bahwa skenario 3 yang menunjukkan rating green building
dengan kategori Bronze dengan nilai Rp. 14.982.920.000 yaitu gabungan dari
faktor green building iklim mikro, refrigen tanpa ODP, kendali asap rokok
didalam ruangan, fitur air, transportasi umum, fasilitas pengguna sepeda,
penyerahan data green building, pencahayaan alami, tingkat kebisingan.

Beberapa simulasi skenario kinerja biaya dicoba untuk melihat


pengaruh beberapa variabel terhadap lifecycle cost pada proyek bangunan
gedung bertingkat tinggi. Skenario simulasi terhadap model, antara lain:
DR 1 DR 2 DR 3 DR 4
Biaya material OFF OFF OFF OFF
aksesibilitas
komunitas ON ON ON ON
Tahun pendapatan Biaya tenaga kerja
aksesibilitas
Discount Rate komunitas

Maintanance cost Biaya material


aksesibilitas transportasi umum Biaya tenaga kerja Biaya material
komunitas Biaya alat transportasi umum penghematan energi
DR 2 aksesibilitas
Pengembalian modal
komunitas Biaya tenaga ahli
DR 3 penghematan energi Biaya alat
NPV GB penghematan energi Biaya tenaga ahli
DR 1 perubahan iklim
DR 4 Biaya alat
Maintanance cost
transportasi umum
Biaya perencanaan transportasi umum

Biaya material site Biaya tenaga kerja Biaya alat perubahan


Biaya material iklim Maintanance cost
protection site protection Maintanance cost iklim
mikro langkah
tepat guna lahan
LCC penghematan energi
Total NPV Maintanance cost
Maintanance cost perubahan iklim
Maintanance cost iklim mikro Biaya material
site protection Biaya material iklim perubahan iklim
fasilitas pengguna Biaya alat iklim
NPV 4 Total Maintenance
sepeda mikro
NPV 1 cost efisiensi dan
NPV 2 Maintanance cost
NPV 3 konservasi energi
fasilitas pengguna Tahun maintanance
Biaya alat site Biaya tenaga kerja Biaya alat
protection sepeda iklim mikro pencahayaan alami
Maintanance cost
Biaya alat fasilitas pencahayaan alami
Total Retrofit Cost pengguna sepeda Biaya tenaga kerja
Biaya tenaga kerja pencahaan alami
Sewa gedung Biaya alat fitur air fitur air
Biaya tenaga kerja
fasilitas pengguna Biaya material
sepeda pencahayaan alami
Maintanance cost
Biaya pendapatan fitur air
Daur ulang lair Maintanace cost
konservasi air
Biaya material fitur
air Biaya material
kendali asap rokok Biaya tenaga kerja
Maintanance cost
kendali asap rokok
Total Maintanance cost Maintanance cost sumber dan siklus
Durasi pemakaian
material
PDAM Maintanance cost
Biaya tenaga kerja kendali asap rokok
Pemakaian Air polutan kimia
Biaya material Biaya material
Biaya pemakaian refrigen tanpa ODP Maintanance cost polutan kimia
PDAM Biaya alat refrigen kesehatan dan
tanpa ODP Biaya alat bantu
Maintanance cost kenyamanan dalam
Maintanance cost pekerjaan
Jumlah pemakaian Biaya PDAM refrigen tanpan ODP ruang
polutan kimia Biaya alat bantu
polutan kimia

Biaya tenaga kerja


refrigen tanpa ODP Biaya alat
Maintanance cost Biaya alat pemandangan luar Biaya material
Operasional cost Total Opnerasional cost
manajemen kenyamanan termal gedung pemandangan luar
lingkungan bangunan gedung
Biaya material Maintanance cost
Tahun operasional Maintanance cost pemandangan luar
kenyamanan termal
kenyamanan termal gedung
Biaya alat tingkat
Penggunaan air kebisingan
Waktu
Maintanance cost
Biaya listrik LED Tingkat kebisingan Biaya material Biaya tenaga ahli
tingkat kebisingan Biaya tenaga ahli -
kenyamanan termal

Gambar 4.15 Skenario perbaikan 1 discount rate 14,86%


Sumber: (hasil olahan sendiri)

Universitas Mercu Buana


121

DR 1 DR 2 DR 3
OFF OFF OFF
ON ON ON
Tahun pendapatan Biaya tenaga kerja
aksesibilitas
Discount Rate komunitas

Maintanance cost Biaya material


aksesibilitas transportasi umum Biaya tenaga kerja Biaya material
komunitas Biaya alat transportasi umum penghematan energi
DR 2 aksesibilitas
Pengembalian modal
komunitas Biaya tenaga ahli
DR 3 penghematan energi Biaya alat
NPV GB penghematan energi Biaya tenaga ahli
DR 1 perubahan iklim
DR 4 Biaya alat
Maintanance cost
transportasi umum
Biaya perencanaan transportasi umum

Biaya material site Biaya tenaga kerja Biaya alat perubahan


Biaya material iklim Maintanance cost
protection site protection Maintanance cost iklim
mikro langkah
tepat guna lahan
LCC penghematan energi
Total NPV Maintanance cost
Maintanance cost perubahan iklim
Maintanance cost iklim mikro Biaya material
site protection Biaya material iklim perubahan iklim
fasilitas pengguna Biaya alat iklim
NPV 4 Total Maintenance
sepeda mikro
NPV 1 cost efisiensi dan
NPV 2 Maintanance cost
NPV 3 konservasi energi
fasilitas pengguna Tahun maintanance
Biaya alat site Biaya tenaga kerja Biaya alat
protection sepeda iklim mikro Maintanance costpencahayaan alami
Biaya alat fasilitas pencahayaan alami
Total Retrofit Cost pengguna sepeda Biaya tenaga kerja
Biaya tenaga kerja pencahaan alami
Sewa gedung Biaya alat fitur air fitur air
Biaya tenaga kerja
fasilitas pengguna Biaya material
sepeda pencahayaan alami
Maintanance cost
Biaya pendapatan fitur air
Daur ulang lair Maintanace cost
konservasi air
Biaya material fitur
air Biaya material
kendali asap rokok Biaya tenaga kerja
Maintanance cost
kendali asap rokok
Total Maintanance cost Maintanance cost sumber dan siklus
Durasi pemakaian
material
PDAM Maintanance cost
Biaya tenaga kerja kendali asap rokok
Pemakaian Air polutan kimia
Biaya material Biaya material
Biaya pemakaian refrigen tanpa ODP Maintanance cost polutan kimia
PDAM Biaya alat refrigen kesehatan dan
tanpa ODP Biaya alat bantu
Maintanance cost kenyamanan dalam
Maintanance cost pekerjaan
Jumlah pemakaian Biaya PDAM refrigen tanpan ODP ruang
polutan kimia Biaya alat bantu
polutan kimia

Biaya tenaga kerja


refrigen tanpa ODP Biaya alat
Maintanance cost Biaya alat pemandangan luar Biaya material
Operasional cost Total Opnerasional cost
manajemen kenyamanan termal gedung pemandangan luar
lingkungan bangunan gedung
Biaya Penggunaan
Biaya material Maintanance cost
Lampu LED Tahun operasional Maintanance cost
kenyamanan termal pemandangan luar
kenyamanan termal gedung
Biaya alat tingkat
Penggunaan air kebisingan
Waktu
Maintanance cost
Biaya listrik LED Tingkat kebisingan Biaya material Biaya tenaga ahli
tingkat kebisingan Biaya tenaga ahli -
Durasi lampu Maintanance cost
Biaya listrik air kenyamanan termal
greenship
Titik lampu LED
profesional

Gambar 4.16 Skenario perbaikan 2 discount rate 13,60%


Sumber: (hasil olahan sendiri)

DR 4
OFF
Tahun pendapatan Biaya tenaga kerja
ON
aksesibilitas
Discount Rate komunitas

Maintanance cost Biaya material


aksesibilitas transportasi umum Biaya tenaga kerja Biaya material
komunitas Biaya alat transportasi umum penghematan energi
DR 2 aksesibilitas
Pengembalian modal
komunitas Biaya tenaga ahli
DR 3 penghematan energi Biaya alat
NPV GB penghematan energi Biaya tenaga ahli
DR 1 perubahan iklim
DR 4 Biaya alat
Maintanance cost
transportasi umum
Biaya perencanaan transportasi umum

Biaya material site Biaya tenaga kerja Biaya alat perubahan


Biaya material iklim Maintanance cost
protection site protection Maintanance cost iklim
mikro langkah
tepat guna lahan
LCC penghematan energi
Total NPV Maintanance cost
Maintanance cost perubahan iklim
Maintanance cost iklim mikro Biaya material
site protection Biaya material iklim perubahan iklim
fasilitas pengguna Biaya alat iklim
NPV 4 Total Maintenance
sepeda mikro
NPV 1 cost efisiensi dan
NPV 2 Maintanance cost
NPV 3 konservasi energi
fasilitas pengguna Tahun maintanance
Biaya alat site Biaya tenaga kerja Biaya alat
protection sepeda iklim mikro Maintanance costpencahayaan alami
Biaya alat fasilitas pencahayaan alami
Total Retrofit Cost pengguna sepeda Biaya tenaga kerja
Biaya tenaga kerja pencahaan alami
Sewa gedung Biaya alat fitur air fitur air
Biaya tenaga kerja
fasilitas pengguna Biaya material
sepeda pencahayaan alami
Maintanance cost
Biaya pendapatan fitur air
Daur ulang lair Maintanace cost
konservasi air
Biaya material fitur
air Biaya material
kendali asap rokok Biaya tenaga kerja
Maintanance cost
kendali asap rokok
Total Maintanance cost Maintanance cost sumber dan siklus
Durasi pemakaian
material
Fitur air PDAM Maintanance cost
Biaya tenaga kerja kendali asap rokok
Pemakaian Air polutan kimia
Biaya material Biaya material
Biaya pemakaian refrigen tanpa ODP Maintanance cost polutan kimia
PDAM Biaya alat refrigen kesehatan dan
tanpa ODP Biaya alat bantu
Maintanance cost kenyamanan dalam
Maintanance cost pekerjaan
Jumlah pemakaian Biaya PDAM refrigen tanpan ODP ruang
polutan kimia Biaya alat bantu
polutan kimia

Biaya tenaga kerja


refrigen tanpa ODP Biaya alat
Maintanance cost Biaya alat pemandangan luar Biaya material
Operasional cost Total Opnerasional cost
manajemen kenyamanan termal gedung pemandangan luar
lingkungan bangunan gedung
Biaya Penggunaan
Biaya material Maintanance cost
Lampu LED Tahun operasional Maintanance cost
kenyamanan termal pemandangan luar
kenyamanan termal gedung
Biaya alat tingkat
Penggunaan air kebisingan
Waktu
Maintanance cost
Tingkat kebisingan

Gambar 4.17 Skenario perbaikan 3 discount rate 12,63%


Sumber: (hasil olahan sendiri)

Universitas Mercu Buana


122

Tabel 4.47 Hasil simulasi skenario NPV green retrofit building

Hasil Simulasi
Tahun Hasil Skenario 1 Hasil Skenario 2 Hasil Skenario 3
Model Awal

1 11.526.626.861 11.596.874.456 11.725.501.761 11.826.484.951


2 9.974.581.915 10.096.530.085 10.321.744.508 10.500.297.390

3 8.631.517.752 8.790.292.604 9.086.042.700 9.322.824.638

4 7.469.295.390 7.653.049.455 7.998.277.025 8.277.390.250

5 6.463.564.719 6.662.937.015 7.040.736.818 7.349.187.827

6 5.593.254.344 5.800.920.264 6.197.831.706 6.525.071.320

7 4.840.130.100 5.050.426.836 5.455.837.769 5.793.368.836

8 4.188.413.032 4.397.028.414 4.802.674.093 5.143.717.336

9 3.624.448.799 3.828.163.341 4.227.706.067 4.566.915.863

10 3.136.421.598 3.332.895.125 3.721.572.242 4.054.795.226

11 2.714.106.610 2.901.702.181 3.276.031.904 3.600.102.305

12 2.348.655.772 2.526.294.777 2.883.830.901 3.196.397.323

13 2.032.412.402 2.199.455.665 2.538.583.540 2.837.962.641

14 1.758.750.781 1.914.901.328 2.234.668.609 2.519.721.780

15 1.521.937.332 1.667.161.177 1.967.137.860 2.237.167.522

16 1.317.010.498 1.451.472.381 1.731.635.440 1.986.298.075


17 1.139.676.790 1.263.688.300 1.524.326.972 1.763.560.397
18 986.220.829 1.100.198.764 1.341.837.123 1.565.799.873

19 853.427.508 957.860.668 1.181.194.651 1.390.215.638

20 738.514.632 833.937.549 1.039.784.023 1.234.320.907

Total 80.858.967.662 84.025.790.386 90.296.955.710 95.691.600.099


Sumber: (hasil olahan sendiri)

Universitas Mercu Buana


123

Tabel 4.48 Hasil simulasi skenario pengembalian modal

Hasil Simulasi
Tahun Hasil Skenario 1 Hasil Skenario 2 Hasil Skenario 3
Model Awal

1 -88.03.587.099 -8.783.455.232 -8.746.885.355 -8.718.437.095


2 -26.24.254.199 -2.583.990.464 -2.510.850.711 -2.453.954.190
3 35.55.078.701 3.615.474.303 3.725.183.932 3.810.528.713
4 9.734.411.601 9.814.939.071 9.961.218.576 10.075.011.618
5 15.913.744.501 16.014.403.838 16.197.253.220 16.339.494.522
6 22.093.077.402 22.213.868.606 22.433.287.865 22.603.977.427
7 28.272.410.302 28.413.333.374 28.669.322.509 28.868.460.332
8 34.451.743.202 34.612.798.142 34.905.357.153 35.132.943.236
9 40.631.076.103 40.812.262.909 41.141.391.797 41.397.426.141
10 46.810.409.003 47.011.727.677 47.377.426.441 47.661.909.045
11 52.989.741.903 53.211.192.445 53.613.461.086 53.926.391.950
12 59.169.074.804 59.410.657.213 59.849.495.730 60.190.874.854
13 65.348.407.704 65.610.121.980 66.085.530.374 66.455.357.759
14 71.527.740.604 71.809.586.748 72.321.565.018 72.719.840.664
15 77.707.073.505 78.009.051.516 78.557.599.662 78.984.323.568
16 83.886.406.405 84.208.516.284 84.793.634.307 85.248.806.473
17 90.065.739.305 90.407.981.051 91.029.668.951 91.513.289.377
18 96.245.072.206 96.607.445.819 97.265.703.595 97.777.772.282
19 102.424.405.106 102.806.910.587 103.501.738.239 104.042.255.186
20 108.603.738.007 109.006.375.355 109.737.772.883 110.306.738.091
Sumber: (hasil olahan sendiri)

Rekapitulasi dari masing-masing skenario perbaikan terhadap kinerja


biaya pada proyek bangunan kantor bertingkat tinggi dengan menerapkan
konsep green building, pada Tabel 4.48 menunjukkan bahwa skenario 3 yang
menunjukkan pengembalian modal pada tahun kelima sebesar Rp.
16.339.494.522

Universitas Mercu Buana


4.3.3.5 Hasil Analisis
Pada Tabel 4.49 dirangkum perumusan skenario simulasi discount rate
dan kemampuan tiap skenario tersebut untuk mengetahui pengembalian modal
retrofit cost. Perumusan skenario terdiri dari 3 skenario simulasi.
Berikut 3 skenario terpilih berdasarkan kemampuan skenario dalam
simulasi discount rate dalam waktu 20 tahun, skenario tersebut adalah skenario
simulasi 1 dengan kinerja 14,86%, skenario simulasi 2 dengan kinerja 13,60%,
dan skenario 3 dengan kinerja 12,63%.

Tabel 4.49 Skenario simulasi retrofit cost


Alternatif Kinerja Implementasi

Pesimis 14,86 % Discount rate


Moderate 13,60 % Discount rate
Optimis 12,63 % Discount rate
Sumber: (hasil olahan sendiri)

a. Skenario Minimum (Pesimis)


Dengan kinerja sebesar 14,86% payback periode dalam waktu 5 tahun
Skenario Menengah (Moderate)
Dengan kinerja sebesar 13,60% payback periode dalam waktu 4 tahun 10
bulan 20 hari
b. Skenario Maksimum (Optimis)
Dengan kinerja sebesar 12,63% payback periode dalam waktu 4 tahun 9
bulan 12 hari

Biaya retrofit cost yang dikeluarkan sebesar Rp14.982.920.000 dengan retrofit


payback periode selama 4 tahun 9 bulan 12 hari sedangkan pada penelitian
terdahulu menyebutkan bahwa retrofit payback periode maksimal 5 tahun 10
bulan (Vyas & Jha, 2018).

Universitas Mercu Buana


125

BAB V

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan atas uraian yang diberikan pada bab 4 tentang hasil dan
pembahasan penelitian, untuk memberikan jawaban terhadap perumusan masalah
dan tujuan penelitian maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1) Research question 1 mengenai “Apa saja faktor-faktor yang paling
berpengaruh dalam peningkatan kinerja proyek bangunan kantor bertingkat
tinggi berbasis green retrofit building?”
hasilnya dari penelitian ini adalah terdapat 10 faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja biaya pada proyek bangunan kantor bertingkat tinggi
berbasis green building, yaitu: pencahayaan alami, polutan kimia,
penggunaan refrigen tanpa ODP, biaya material, daur ulang air, site selection,
iklim mikro, transportasi umum, fasilitas pengguna sepeda, dan project
manager.
2) Research question 2 mengenai “Bagaimanakah pemodelan green retrofit
building pada proyek bangunan kantor bertingkat tinggi berbasis model
dinamis?” Bentuk pemodelannya adalah menjunjukkan skenario green
retrofit dengan skenario green ke 3 lebih besar 32,20% dan biaya operasional
akan berkurang 34,33% dari skenario 1, skenario green ke 2 lebih besar
21,01% dan biaya operasional akan berkurang 19,11% dari skenario 1.
3) Research question 3 mengenai “Bagaimana hasil implementasi pemodelan
green retrofit building pada proyek bangunan kantor bertingkat tinggi
berbasis model dinamis menggunakan LCCA?” hasilnya dari penelitian ini
adalah “analisis model model dinamis menggunakan LCCA dapat
meningkatkan kinerja biaya pada proyek bangunan kantor bertingkat tinggi ”.
Payback periode bangunan kantor dengan konsep green retrofit building
dengan scenario discount rate maksimal pada 4 tahun 9 bulan 12 hari

Universitas Mercu Buana


126

5.2 Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan beberapa saran dapat diberikan
dibawah ini:

a. Diharapkan dapat dilakukan penelitian lanjutan tentang implementasi


penggunaan metode model dinamis dan lifecycle cost dengan
menerapkan konsep green retrofit building.
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan dasar bagi pembangunan
proyek kantor bertingkat tinggi dengan konsep green retrofit building
untuk mengetahui payback periode pada banguna tersebut.

Universitas Mercu Buana


127

DAFTAR PUSTAKA

Arifiani, N., Suprayitno, H., & Indryani, R. (2017). Development of Office


Building Asset Management’s Standard for Public Works Highway in
Kabupaten Jember. IPTEK Journal of Proceedings Series, 0(2), 55.
https://doi.org/10.12962/j23546026.y2017i2.2279

Asyera, E., Gamal, A., & Pandjaitan, T. H. (2020). Occupant behavioral change
for energy efficiency in office buildings. AIP Conference Proceedings,
2255(September). https://doi.org/10.1063/5.0020451

Barlas, Y. (1997). Structure-oriented Behavior Tests in Model Validation 1. 1996.

Bertone, E., Sahin, O., Stewart, R. A., Zou, P. X. W., Alam, M., Hampson, K., &
Blair, E. (2018). Role of financial mechanisms for accelerating the rate of
water and energy efficiency retrofits in Australian public buildings: Hybrid
Bayesian Network and System Dynamics modelling approach. Applied
Energy, 210(June 2017), 409–419.
https://doi.org/10.1016/j.apenergy.2017.08.054

Ebrahim, A., & Wayal, A. S. (2019). BIM based building performance analysis of
a green office building. International Journal of Scientific and Technology
Research, 8(8), 566–573.

Ergin, A., & Tekce, I. (2020). Enhancing sustainability benefits through green
retrofitting of healthcare buildings. IOP Conference Series: Materials
Science and Engineering, 960(3). https://doi.org/10.1088/1757-
899X/960/3/032066

Erma, S. (2006). Pemodelan dan Simulasi. Pemodelan Dan Simulasi.

Eromobor, & Das, D. K. (2013). Dynamic Modelling Approach for Designing


Sustainable Green Buildings. SB13 Southern African Conference, October,
2–11. http://www.irbnet.de/daten/iconda/CIB_DC26229.pdf#page=173

Fan, Y., & Xia, X. (2018). Energy-efficiency building retrofit planning for green
building compliance. Building and Environment, 136, 312–321.

Universitas Mercu Buana


128

https://doi.org/10.1016/j.buildenv.2018.03.044

Faridha, M., & Yusuf Saputra, M. D. (2016). Analisa Pemakaian Daya Lampu
Led Pada Rumah Tipe 36. Jurnal Teknologi Elektro, 7(3), 193–198.
https://doi.org/10.22441/jte.v7i3.898

He, Qing, Zhao, H., Shen, L., Dong, L., Cheng, Y., & Xu, K. (2019). Factors
influencing residents’ intention toward green retrofitting of existing
residential buildings. Sustainability (Switzerland), 11(15), 1–23.
https://doi.org/10.3390/su11154246

He, Qiong, Hossain, M. U., Ng, S. T., Skitmore, M., & Augenbroe, G. (2021). A
cost-effective building retrofit decision-making model – Example of China’s
temperate and mixed climate zones. Journal of Cleaner Production, 280,
124370. https://doi.org/10.1016/j.jclepro.2020.124370

Jose. (2016). Iccrem 2016 97. 2005, 97–102.

Kiamili, C., Hollberg, A., & Habert, G. (2020). Detailed assessment of embodied
carbon of HVAC systems for a new office building based on BIM.
Sustainability (Switzerland), 12(8). https://doi.org/10.3390/SU12083372

Kiani Mavi, R., & Standing, C. (2018). Critical success factors of sustainable
project management in construction: A fuzzy DEMATEL-ANP approach.
Journal of Cleaner Production, 194, 751–765.
https://doi.org/10.1016/j.jclepro.2018.05.120

Konstantinidou, C. A., Lang, W., Papadopoulos, A. M., & Santamouris, M.


(2019). Life cycle and life cycle cost implications of integrated phase change
materials in office buildings. International Journal of Energy Research,
43(1), 150–166. https://doi.org/10.1002/er.4238

Kustiani, I., Widyawati, R., & Warena, R. D. (2020). Seminar Nasional Ilmu
Teknik dan Aplikasi Industri Analisis Pengelolaan Limbah Konstruksi
dengan Skema Stepwise Incentive System dalam Rangka Penerapan Lean
Construction pada Proyek Konstruksi di Lingkungan Universitas Lampung.
3.

Universitas Mercu Buana


129

Leon, H., Osman, H., Georgy, M., & Elsaid, M. (2018). System Dynamics
Approach for Forecasting Performance of Construction Projects. Journal of
Management in Engineering, 34(1), 04017049.
https://doi.org/10.1061/(asce)me.1943-5479.0000575

Liu, Y., Liu, T., Ye, S., & Liu, Y. (2018). Cost-benefit analysis for Energy
Efficiency Retrofit of existing buildings: A case study in China. Journal of
Cleaner Production, 177, 493–506.
https://doi.org/10.1016/j.jclepro.2017.12.225

Marrana, T. C., Silvestre, J. D., de Brito, J., & Gomes, R. (2017). Lifecycle Cost
Analysis of Flat Roofs of Buildings. Journal of Construction Engineering
and Management, 143(6), 04017014. https://doi.org/10.1061/(asce)co.1943-
7862.0001290

Mendis, D., Hewage, K. N., & Wrzesniewski, J. (2013). Reduction of


construction wastes by improving construction contract management: A
multinational evaluation. Waste Management and Research.
https://doi.org/10.1177/0734242X13495724

Mudhofir F, Y. (2018). T-FANTYQ 09: Teknologi Lingkungan Penyaring Udara


Sebagai Upaya Degradasi Polutan Asap Rokok. Jurnal MIPA, 41(1), 1–5.

Muhammadi. (2001). Analisis Sistem Dinamis (Lingkungan


Hidup,Sosial,Ekonomi, Manajemen). UMJ.

Pahnael, J. R. N., Soekiman, A., & Wimala, M. (2020). Penerapan Kebijakan


Insentif Green Building Di Kota Bandung. Jurnal Infrastruktur, 6(1), 1–13.
https://doi.org/10.35814/infrastruktur.v6i1.1315

Papachristos, G., Jain, N., Burman, E., Zimmermann, N., Mumovic, D., Davies,
M., & Edkins, A. (2020). Low carbon building performance in the
construction industry: A multi-method approach of project management
operations and building energy use applied in a UK public office building.
Energy and Buildings, 206, 109609.
https://doi.org/10.1016/j.enbuild.2019.109609

Universitas Mercu Buana


130

Pitrianingsih, P., & Hermawan, R. (2019). Analisis perancangan pengkondisian


udara dengan menggunakan ac vrf. Sains Dan Teknologi, 1–7.

Plebankiewicz, E. (2018). Model of predicting cost overrun in construction


projects. Sustainability (Switzerland), 10(12).
https://doi.org/10.3390/su10124387

Plebankiewicz, E., Juszczyk, M., & Kozik, R. (2019). Trends, costs, and benefits
of green certification of office buildings: A Polish perspective. Sustainability
(Switzerland), 11(8). https://doi.org/10.3390/su11082359

Porwal, A., Parsamehr, M., Szostopal, D., Ruparathna, R., & Hewage, K. (2020).
The integration of building information modeling (BIM) and system dynamic
modeling to minimize construction waste generation from change orders.
International Journal of Construction Management, 0(0), 1–20.
https://doi.org/10.1080/15623599.2020.1854930

Rahmawati, A., Wisnumurti, W., & Nugroho, A. M. (2018). Pengaruh Penerapan


Green Retrofit Terhadap Life Cycle Cost pada Bangunan Gedung. Rekayasa
Sipil, 12(1), 64–70. https://doi.org/10.21776/ub.rekayasasipil/2018.012.01.9

Ren, M., Mitchell, C. R., & Mo, W. (2020). Dynamic life cycle economic and
environmental assessment of residential solar photovoltaic systems. Science
of the Total Environment, 722, 137932.
https://doi.org/10.1016/j.scitotenv.2020.137932

Riduwan. (2007). Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. In Alfabeta,


Bandung.

Sahlol, D. G., Elbeltagi, E., Elzoughiby, M., & Abd Elrahman, M. (2021).
Sustainable building materials assessment and selection using system
dynamics. Journal of Building Engineering, 35, 101978.
https://doi.org/10.1016/j.jobe.2020.101978

Samani, P., Gregory, J., Leal, V., Mendes, A., & Correia, N. (2018). Lifecycle
Cost Analysis of Prefabricated Composite and Masonry Buildings:
Comparative Study. Journal of Architectural Engineering, 24(1), 05017012.

Universitas Mercu Buana


131

https://doi.org/10.1061/(asce)ae.1943-5568.0000288

Schreckengost, C. R. (1985). Dynamics Simulation Model : How Valid Are They ?


US Government Printing Office.

Sekaran, U. (2011). Research Methods for Business (Metodologi Penelitian Untuk


Bisnis). In Metode Penelitian.
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004

Shabrin, N. ;, & Kashem, S. B. A. (2017). A comprehensive cost benefit analysis


of green building. Proceedings of 94th The IIER International Conference,
February, 6–15.

Sigrist, D., Deb, C., Frei, M., & Schlüter, A. (2019). Cost-optimal retrofit analysis
for residential buildings. Journal of Physics: Conference Series, 1343(1).
https://doi.org/10.1088/1742-6596/1343/1/012030

Sterman, J. (2000). Business Dynamics, System Thinking and Modeling for a


Complex World. Http://Lst-Iiep.Iiep-Unesco.Org/Cgi-
Bin/Wwwi32.Exe/[In=epidoc1.in]/?T2000=013598/(100), 19.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuatintatif, Kualitatif dan R&D. In Alfabeta.


https://doi.org/2008

Sun, C. Y., Chen, Y. G., Wang, R. J., Lo, S. C., Yau, J. T., & Wu, Y. W. (2019).
Construction cost of green building certified residence: A case study in
Taiwan. Sustainability (Switzerland), 11(8), 21–25.
https://doi.org/10.3390/su11082195

Tan, Y., Shuai, C., & Wang, T. (2018). Critical success factors (CSFs) for the
adaptive reuse of industrial buildings in Hong Kong. International Journal of
Environmental Research and Public Health, 15(7).
https://doi.org/10.3390/ijerph15071546

Wang, D., Pang, X., Wang, W., Qi, Z., Ji, Y., & Yin, R. (2020). Evaluation of the
dynamic energy performance gap of green buildings: Case studies in China.
Building Simulation, 13(6), 1191–1204. https://doi.org/10.1007/s12273-020-
0653-y

Universitas Mercu Buana


132

Wang, Y., Song, S., Gao, M., Wang, J., Zhu, J., & Tan, Z. (2020). Accounting for
the Life Cycle Cost of Power Grid Projects by Employing a System Dynamics
Technique : A Power Reform Perspective.

Xu, C., Tang, T., Jia, H., Xu, M., Xu, T., Liu, Z., Long, Y., & Zhang, R. (2019).
Benefits of coupled green and grey infrastructure systems: Evidence based
on analytic hierarchy process and life cycle costing. Resources, Conservation
and Recycling, 151(September), 1–10.
https://doi.org/10.1016/j.resconrec.2019.104478

Zoghi, M., & Kim, S. (2020). Dynamic modeling for life cycle cost analysis of
BIM-based construction waste management. Sustainability (Switzerland),
12(6). https://doi.org/10.3390/su12062483

Universitas Mercu Buana


133

Lampiran 1. Tabel distribusi Z

Universitas Mercu Buana


134

Lampiran 2. Tabel distribusi T

Universitas Mercu Buana


135

Lampiran 3. Tabel distribusi F

Universitas Mercu Buana


136

Lampiran 4. Tabel distribusi r

Universitas Mercu Buana


137

Lampiran 5. Pengecekan Turnitin Jurnal

Universitas Mercu Buana


138

Universitas Mercu Buana


139

Universitas Mercu Buana


140

Universitas Mercu Buana


141

Universitas Mercu Buana


142

Universitas Mercu Buana


143

Universitas Mercu Buana


144

Universitas Mercu Buana


145

Universitas Mercu Buana


146

Universitas Mercu Buana


147

Universitas Mercu Buana


148

Universitas Mercu Buana


149

Universitas Mercu Buana


150

Lampiran 6. Hasil Validasi Kuesioner

Universitas Mercu Buana


151

Universitas Mercu Buana


152

Universitas Mercu Buana


153

Universitas Mercu Buana


154

Universitas Mercu Buana


155

Universitas Mercu Buana


156

CURICULUM VITAE
Name : Dita Meilinda Saputri
Place and date of birth : Jakarta, 8 mei 1994
Sex : Female
Nationality : Indonesia
Marital Status : Not married yet
ID Number : 3275034805940007
Pasport Number : -
Email : ditajitot@gmail.com
Religion : islam
Villa Indah permai, Blok E3 No. 56. Mahakam
Address street. RT 001/ RW 035. North Bekasi. Bekasi
: city. Postal code : 17121
Phone Number/Mobile : 087876618420

EDUCATION
Elementary School : Mutiara 17 Agustus
Secondary School : Mutiara 17 Agustus
Senior High School : Mutiara 17 Agustus

University : Institut Teknologi Nasional Bandung


Degree Awarded :
Faculty : Civil Engineering
Evaluation and planning of aircraft parking position on the apron of Husein Sastranegara Airport,
Title of Thesis : Bandung
GPA : 3.34

SKILLS
Languages : English Score TOEFL : 513

ORGANIZATION EXPERIENCE
No. of Years Title Name of Organization
2013-2015 Campus intenas ambassador Human itenas

WORK EXPERIENCE
No. of Years Position Employer
2016-2017 Quantity Surveyor PT. Nasional Multicon
2017-2018 Quantity Surveyor PT. Adhi Karya Persero Tbk
2018-2019 Quality Control PT. Adhi Karya Persero Tbk
2020-2021 Quality Control PT. Adhi Karya Persero Tbk
2021- At the
Quality Control Manager PT. Adhi Karya Persero Tbk
moment

ACTIVITIES
NATIONAL/INTERNATIONAL
No. of Years Position Employer
2014 Student Itenas

HOBBIES
Sports : Hiking
Various : Hiking the mountain

Universitas Mercu Buana

You might also like