Professional Documents
Culture Documents
Wisesa,+5 +EDIT+-+Albar+Adetary+Hasibuan,+dkk
Wisesa,+5 +EDIT+-+Albar+Adetary+Hasibuan,+dkk
Bahkan skill tersebut juga dapat membekali santri untuk berwirausaha, sehingga mampu
menunjang perekonomiannya. Berdasarkan realitas itulah, maka Tim Pengabdian Masyarakat
Pusat MPK berinisiasi untuk membantu pesantren dalam mengembangkan kreativitas santri
melalui pelatihan desain grafis. Hal ini dikarenakan SDM yang
2
WISESA
Jurnal Pengabdian Masyarakat
UPT. PKM Universitas Brawijaya
dimiliki pesantren dalam bidang desain grafis sangat minim atau bahkan tidak ada. Dengan
adanya pelatihan desain grafis tersebut, diharapkan dapat membantu pesantren dalam membekali
skill santri sehingga kreativitasnya terbentuk.
3
WISESA
Jurnal Pengabdian Masyarakat
UPT. PKM Universitas Brawijaya
teks dan terkesan monoton, tetapi juga JB Reswick memberikan definisi mengenai
memberi kesan yang estetis dan fungsional desain, yakni aktivitas yang dibuat untuk
melalui unsur visual (Amirudin, 2020). menciptakan sesuatu hal baru dan berguna yang
Dengan demikian, pelatihan tidak ada sebelumnya. Senada dengan hal itu
penggunaan aplikasi-aplikasi tersebut Yasraf menjelaskan bahwa desain dimaknai
penting untuk membekali kreativitas santri sebagai kegiatan kreatif-progresif yang pada
agar nantinya ketika mereka keluar dari akhirnya
pondok bisa mengembangkan skillnya
tersebut untuk lebih mandiri. Bahkan skill
tersebut juga dapat membekali santri untuk
berwirausaha, sehingga mampu menunjang
perekonomiannya.
Berdasarkan realitas itulah, maka Tim
Pengabdian Masyarakat Pusat MPK
berinisiasi untuk membantu pesantren
dalam mengembangkan kreativitas santri
melalui pelatihan desain grafis. Hal ini
dikarenakan SDM yang dimiliki pesantren
dalam bidang desain grafis sangat minim
atau bahkan tidak ada. Dengan adanya
pelatihan desain grafis tersebut, diharapkan
dapat membantu pesantren dalam
membekali skill santri sehingga
kreatifitasnya terbentuk.
METODE PENELITIAN
Dalam menyampaikan kegiatan, kami
menggunakan berbagai metode yang
bervariasi, tentunya hal tersebut bertujuan
supaya terjalin komunikasi dua arah
sehingga saling berdiskusi satu sama lain
terkait pentingnya pengembangan
kreativitas santri dalam bidang desain grafis
sebagai bekal ketika mereka lulus dari
pondok pesantren. Kegiatan ini berupa
kegiatan sosialisasi kepada pengasuh dan
pengurus pondok yang ikut berperan aktif
dalam terselenggaranya kegiatan di PPTQ
Oemah al-Qur’an.
Adapun metode yang kami gunakan
selama proses sosialisasi, sebagai berikut:
a. Metode ceramah dengan menjelaskan
pentingnya pengembangan kreativitas
santri dalam bidang desain grafis
sebagai bekal santri ketika mereka
sudah lulus dari pondok pesantren.
b. Metode tanya-jawab daring seputar
bagaimana pentingnya pelatihan desain
grafis bagi santri.
c. Metode demonstrasi tentang
pemanfaatan beberapa aplikasi untuk
desain grafis bagi santri.
menjadi produk baru di masa yang akan kebutuhan komunikasi visual. Seorang desainer
datang. grafis bukan hanya seseorang yang dapat
Sementara kata “desain” dalam Kamus menggunakan perangkat lunak komputer grafis.
Oxford dimaknai sebagai perencanaan gambar Desainer juga
yang dibuat untuk menampilkan gambaran
mengenai tampilan, pakaian atau benda
dengan dimensi yang berbeda. Sementara
grafis adalah sesuatu yang berkaitan dengan
seni, ilustrasi atau pahatan dalam kaligrafi.
Selain itu Suyanto mendefinisikan desain
sebagai praktik keterampilan melalui aplikasi
untuk kebutuhan bisnis dan industri (seni
komersial). Berbeda dengan Danton
Sihombing yang mempraktekan desain grafis
dengan simbol, marka atau gambar dengan
ilustrasi yang menarik. Senada dengan Jessica
Helfand menarasikan bahwa desain grafis
sebagai gabungan dari gambar, teks, foto
ataupun grafik untuk menghasilkan sesuatu
yang unik, menarik dan mudah diingat.
Dari beberapa definisi diatas dapat
disimpulkan bahwa desain grafis adalah
disiplin ilmu terapan yang mengkombinasikan
seni rupa dan komunikasi, sehingga
menghasilkan visualisasi yang menarik yang
bisa dikontekstualisasikan dalam digital
marketing atau publikasi media.
Dari definisi tersebut, dapat disimpulkan
bahwa desain grafis adalah ilmu multidisiplin,
terutama yang melibatkan seni rupa dan
komunikasi. Cakupannya juga luas, tidak
hanya satu gambar, tetapi berbagai jenis
komunikasi visual lainnya. Media yang bisa
dihubungi juga banyak, bisa media cetak
maupun non-cetak. Dibandingkan dengan
desain produk, desain grafis menghasilkan
produk yang sebenarnya tidak dipakai oleh
pengguna, tetapi lebih banyak digunakan
secara psikologis. Selain mengacu pada ilmu
dan proses, desain grafis juga dapat merujuk
pada benda atau produk yang mereka hasilkan
sendiri.
tidak hanya harus pandai menggambar 2. Agent of change of development atau agen
dengan pensil. pengembangan dan perubahan Orang-orang
Hakikatnya seorang desainer grafis kreatif selalu mampu menciptakan hal-hal
merupakan seorang perancang, pencetus, yang membuka mata khalayak luas dan
dan penemu ide. Seorang desainer grafis memiliki ide- ide orisinal karena selalu
mempunyai tanggung jawab buat mengganti mengikuti perkembangan masyarakat.
komunikasi ekspresi sebagai komunikasi
visual supaya suatu pesan bisa diterima
menggunakan lebih gampang diiringi
keindahan dan pencitraan yang lebih baik.
Seorang Desainer grafis justru wajib lebih
tahu banyak sekali ilmu dasar yang bisa
sebagai acuan profesinya seperti: unsur-
unsur desain, prinsip desain, keindahan,
bahasa rupa, semiotika, dan sebagainya.
Pengetahuan pengetahuan tadi bersifat
modular dan bisa dipakai sepanjang masa.
Sementara itu software terus berubah
dan berkembang pesat, sebagai akibatnya
wajib terus diikuti dan dilatih sepanjang
hayat. Kemampuan menggambar manual
sebetulnya hampir bisa dikatakan opsional,
meskipun menguasainya akan sangat
melatih naluri desain.
8
WISESA
Jurnal Pengabdian Masyarakat
UPT. PKM Universitas Brawijaya
c. Evaluasi
Untuk kegiatan evaluasi, tim pengabdian
meminta kepada santri untuk mempraktikkan
materi yang sudah diajarkan selama pelatihan
untuk mengetahui tingkat keberhasilan pelatihan.
Hasilnya, mayoritas santri sudah bisa
menggunakan aplikasi untuk desain dengan baik,
karena mereka sudah terbiasa dengan dunia
digital. Ada sebagian yang masih kesulitan
dengan menu-menu yang tersedia dalam
aplikasi. Untuk itu mereka menyarankan adanya
pelatihan lanjutan untuk memperdalam desain
grafis.
KESIMPULAN
Kegiatan pengabdian masyarakat dengan
mengadakan pelatihan desain grafis di PPTQ
Oemah Al-Quran Abu Hanifah Merjosari
Lowokwaru Malang mendapat sambutan yang
sangat baik dari pihak pesantren. Mereka sangat
mengapresiasi kegiatan tersebut, karena sangat
bermanfaat bagi pesantren yang saat ini
kekurangan santri yang ahli di bidang desain
grafis.
Dalam kegiatan tersebut, tim pengabdian
9
WISESA
Jurnal Pengabdian Masyarakat
UPT. PKM Universitas Brawijaya
DAFTAR PUSTAKA
Agustrijanto. (2002). Copywriting.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Amirudin, D. d. (2020). Program
Peningkatan Kreativitas Santri di
Pesantren Darussalam Sumbersari
Melalui Pelatihan Desain Grafis.
JPMD: Jurnal Pengabdian kepada
Masyarakat Desa, Volume 1,
Number 1,
2020, 219
Dhofier, Zamakhsyari. (1985). Tradisi
Pesantren: Studi Tentang
Pandangan Hidup Kiai, Jakarta:
LP3ES.
Hasan, Mohammad, Perkembangan
Pendidikan Pesantren di Indonesia,
Tadrîs Volume 10 Nomor 1 Juni
2015
Gumilang, Ria, Asep Nurcholis, Peran
Pondok Pesantren dalam
Pembentukan Karakter Santri,
Jurnal Comm-edu Volume 1 Nomor
3, September 2018
Mas’udi, M. Ali, Peran Pesantren dalam
Pembentukan Karakter Bangsa,
Jurnal Paradigma Volume 2, Nomor
1,
November 2015
Suwarno, Pondok Pesantren dan
Pembentukan Karakter Santri (Studi
tentang Pengembangan Potensi
Potensi Kepribadian Peserta Didik
Pondok Pesantren Terpadu
Almultazam Kabupaten Kuningan),
Jurnal OASIS: Jurnal Ilmiah Kajian
Islam Vol
10
WISESA
Jurnal Pengabdian Masyarakat
UPT. PKM Universitas Brawijaya
11