You are on page 1of 11

WISESA

Jurnal Pengabdian Masyarakat


UPT. PKM Universitas Brawijaya

DESAIN GRAFIS DALAM PENGEMBANGAN KREATIVITAS SANTRI


DI PONDOK PESANTREN TAHFIDZ AL-QURAN “OEMAH AL-
QURAN” MERJOSARI LOWOKWARU MALANG

GRAPHIC DESIGN IN THE CREATIVITY DEVELOPMENT OF


STUDENTS AT THE TAHFIDZ AL-QURAN ISLAMIC BOARDING
SCHOOL "OEMAH AL-QURAN" MERJOSARI LOWOKWARU
MALANG

Albar Adetary Hasibuan1, Nur Chanifah2, Fitrahayunitisna3, Muhammad Hambali4,


Aditia Muhammad Noor5

UPT. Pengembangan Kepribadian Mahasiswa, Universitas


Brawijaya Jl. Veteran, Malang

albarhasibuan@ub.ac.id1, nur.chanifah@ub.ac.id2, fitra_3006@ub.ac.id3,


mhambali@ub.ac.id4, maditia608@ub,ac.id

Abstract (Garamond 12, bold, italic, 1 space)


As an educational institution, Islamic boarding schools are required to carry out significant
acceleration and transformation. If in the past the scope of output was limited to the religious
dimension, now pesantren graduates are expected to be able to contribute a lot in various
aspects of people's lives. The development of applications in the field of information technology
has a major impact in various fields of life, including in the creative industries such as printing,
digital image processing and graphic design. This requires us to provide training to students so
that they can follow developments and be able to use it for preparation after they graduate.
Training on the use of these applications is important to equip students' creativity so that later
when they leave the boarding school, they can develop these skills to be more independent. Even
these skills can also equip students for entrepreneurship, so they can support their economy.
Based on this reality, the MPK Center Community Service Team initiated to assist Islamic
boarding schools in developing students' creativity through graphic design training. This is
because the human resources owned by Islamic boarding schools in the field of graphic design
are minimal or even non-existent. With the graphic design training, it is hoped that it can help
pesantren in equipping students with skills so that their creativity is formed.

Keywords: graphic design, creativity, student development

Abstrak (Garamond 12, Bold, 1 space)


Sebagai salah satu institusi pendidikan, pesantren dituntut untuk melakukan akselerasi dan
transformasi yang cukup signifikan. Jika dahulu ruang lingkup output terbatas pada dimensi
keagamaan saja, maka saat ini lulusan pesantren diharapkan dapat banyak berkontribusi dalam
berbagai aspek kehidupan masyarakat. Perkembangan aplikasi-aplikasi di bidang teknologi
informasi mempunyai dampak besar di berbagai bidang kehidupan, tak terkecuali di bidang
industri kreatif seperti percetakan, pengolahan gambar digital dan desain grafis. Hal ini
menuntut kita untuk memberikan pelatihan kepada santri agar mereka bisa mengikuti
perkembangan dan mampu memanfaatkannya untuk bekal setelah mereka lulus. Pelatihan
penggunaan aplikasi-aplikasi tersebut penting untuk membekali kreativitas santri agar nantinya
ketika mereka keluar dari pondok bisa mengembangkan skillnya tersebut untuk lebih mandiri.
1
WISESA
Jurnal Pengabdian Masyarakat
UPT. PKM Universitas Brawijaya

Bahkan skill tersebut juga dapat membekali santri untuk berwirausaha, sehingga mampu
menunjang perekonomiannya. Berdasarkan realitas itulah, maka Tim Pengabdian Masyarakat
Pusat MPK berinisiasi untuk membantu pesantren dalam mengembangkan kreativitas santri
melalui pelatihan desain grafis. Hal ini dikarenakan SDM yang

2
WISESA
Jurnal Pengabdian Masyarakat
UPT. PKM Universitas Brawijaya

dimiliki pesantren dalam bidang desain grafis sangat minim atau bahkan tidak ada. Dengan
adanya pelatihan desain grafis tersebut, diharapkan dapat membantu pesantren dalam membekali
skill santri sehingga kreativitasnya terbentuk.

Kata kunci: desain grafis, kreativitas, pengembangan siswa

3
WISESA
Jurnal Pengabdian Masyarakat
UPT. PKM Universitas Brawijaya

PENDAHULUAN biasa digunakan dalam pembuatan pamflet, layout


dan visualisasi, hingga digunakan pada bidang
Pesantren Tahfidz al-Quran yang terletak
publikasi maupun percetakan. kreativitas berbasis
di kota Malang memiliki karakter yang cukup
IT di bidang desain tidak sekedar menciptakan
unik dalam proses pembelajarannya. Tidak
karya melalui
hanya berfokus pada hafalan quran saja,
melainkan pengembangan kreativitas berbasis
digital juga mampu dikuasai. Pada mulanya,
lembaga ini hanyalah asrama yang berdiri
pada tahun 2021 dan hanya dihuni oleh 7
mahasiswi di berbagai kampus; UIN Malang,
Universitas Brawijaya dan UNISMA untuk
belajar al-Quran dan mengikuti program
hafalan. Setelah mengalami perkembangan
yang cukup pesat, jumlah santri semakin
banyak, hingga di tahun 2015 asrama ini
bertransformasi menjadi Pondok Pesantren
Tahfizul Quran (PPTQ) Oemah al-Quran.
Sejak saat itu kegiatan santri menjadi
semakin tertata, mulai dari peraturan, sarana
prasarana hingga penyusunan kurikulum yang
sangat baik. Sekali lagi bahwa pesantren ini
tidak hanya berfokus pada kegiatan hafalan
quran tetapi juga menyelenggarakan kegiatan-
kegiatan untuk meningkatkan kreativitas
santri. Salah satunya pelatihan pemanfaatan
teknologi dan desain grafis yang bekerjasama
dengan Tim Pengabdian Masyarakat Pusat
MPK Universitas Brawijaya.
Alasan mengapa kegiatan ini didukung
penuh oleh pihak pesantren, karena eksistensi
santri bukan hanya menimba ilmu agama,
tetapi juga memahami dunia IT dan
perkembangan teknologi yang terbaru.
Sehingga output pesantren tidak terbatas pada
dimensi keagamaan saja namun juga dapat
berkontribusi pada aspek kehidupan
masyarakat kelak. Selain itu, santri juga akan
melek teknologi dan mampu mengembangkan
skill nya dalam tantangan masa depan
(Amirudin, 2020).
Derasnya arus informasi dan teknologi
melahirkan varian aplikasi di berbagai bidang,
salah satunya industri kreatif; percetakan,
pengolahan gambar dan desain grafis. Secara
otomatis, santri yang juga bagian dari
pengguna teknologi harus mampu beradaptasi
dan mempelajari hal tersebut. Di antara
banyaknya aplikasi desain grafis, hanya
beberapa yang digunakan dalam pelatihan di
pesantren PPTQ, yakni Adobe Photoshop dan
Coreldraw.
Adobe Photoshop banyak digunakan
dalam pengeditan foto, memberikan efek pada
gambar hingga digunakan untuk produksi
gambar pada website. Adapun Coreldraw
4
WISESA
Jurnal Pengabdian Masyarakat
UPT. PKM Universitas Brawijaya

teks dan terkesan monoton, tetapi juga JB Reswick memberikan definisi mengenai
memberi kesan yang estetis dan fungsional desain, yakni aktivitas yang dibuat untuk
melalui unsur visual (Amirudin, 2020). menciptakan sesuatu hal baru dan berguna yang
Dengan demikian, pelatihan tidak ada sebelumnya. Senada dengan hal itu
penggunaan aplikasi-aplikasi tersebut Yasraf menjelaskan bahwa desain dimaknai
penting untuk membekali kreativitas santri sebagai kegiatan kreatif-progresif yang pada
agar nantinya ketika mereka keluar dari akhirnya
pondok bisa mengembangkan skillnya
tersebut untuk lebih mandiri. Bahkan skill
tersebut juga dapat membekali santri untuk
berwirausaha, sehingga mampu menunjang
perekonomiannya.
Berdasarkan realitas itulah, maka Tim
Pengabdian Masyarakat Pusat MPK
berinisiasi untuk membantu pesantren
dalam mengembangkan kreativitas santri
melalui pelatihan desain grafis. Hal ini
dikarenakan SDM yang dimiliki pesantren
dalam bidang desain grafis sangat minim
atau bahkan tidak ada. Dengan adanya
pelatihan desain grafis tersebut, diharapkan
dapat membantu pesantren dalam
membekali skill santri sehingga
kreatifitasnya terbentuk.

METODE PENELITIAN
Dalam menyampaikan kegiatan, kami
menggunakan berbagai metode yang
bervariasi, tentunya hal tersebut bertujuan
supaya terjalin komunikasi dua arah
sehingga saling berdiskusi satu sama lain
terkait pentingnya pengembangan
kreativitas santri dalam bidang desain grafis
sebagai bekal ketika mereka lulus dari
pondok pesantren. Kegiatan ini berupa
kegiatan sosialisasi kepada pengasuh dan
pengurus pondok yang ikut berperan aktif
dalam terselenggaranya kegiatan di PPTQ
Oemah al-Qur’an.
Adapun metode yang kami gunakan
selama proses sosialisasi, sebagai berikut:
a. Metode ceramah dengan menjelaskan
pentingnya pengembangan kreativitas
santri dalam bidang desain grafis
sebagai bekal santri ketika mereka
sudah lulus dari pondok pesantren.
b. Metode tanya-jawab daring seputar
bagaimana pentingnya pelatihan desain
grafis bagi santri.
c. Metode demonstrasi tentang
pemanfaatan beberapa aplikasi untuk
desain grafis bagi santri.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Pengertian Desain Grafis
5
WISESA
Jurnal Pengabdian Masyarakat
UPT. PKM Universitas Brawijaya

menjadi produk baru di masa yang akan kebutuhan komunikasi visual. Seorang desainer
datang. grafis bukan hanya seseorang yang dapat
Sementara kata “desain” dalam Kamus menggunakan perangkat lunak komputer grafis.
Oxford dimaknai sebagai perencanaan gambar Desainer juga
yang dibuat untuk menampilkan gambaran
mengenai tampilan, pakaian atau benda
dengan dimensi yang berbeda. Sementara
grafis adalah sesuatu yang berkaitan dengan
seni, ilustrasi atau pahatan dalam kaligrafi.
Selain itu Suyanto mendefinisikan desain
sebagai praktik keterampilan melalui aplikasi
untuk kebutuhan bisnis dan industri (seni
komersial). Berbeda dengan Danton
Sihombing yang mempraktekan desain grafis
dengan simbol, marka atau gambar dengan
ilustrasi yang menarik. Senada dengan Jessica
Helfand menarasikan bahwa desain grafis
sebagai gabungan dari gambar, teks, foto
ataupun grafik untuk menghasilkan sesuatu
yang unik, menarik dan mudah diingat.
Dari beberapa definisi diatas dapat
disimpulkan bahwa desain grafis adalah
disiplin ilmu terapan yang mengkombinasikan
seni rupa dan komunikasi, sehingga
menghasilkan visualisasi yang menarik yang
bisa dikontekstualisasikan dalam digital
marketing atau publikasi media.
Dari definisi tersebut, dapat disimpulkan
bahwa desain grafis adalah ilmu multidisiplin,
terutama yang melibatkan seni rupa dan
komunikasi. Cakupannya juga luas, tidak
hanya satu gambar, tetapi berbagai jenis
komunikasi visual lainnya. Media yang bisa
dihubungi juga banyak, bisa media cetak
maupun non-cetak. Dibandingkan dengan
desain produk, desain grafis menghasilkan
produk yang sebenarnya tidak dipakai oleh
pengguna, tetapi lebih banyak digunakan
secara psikologis. Selain mengacu pada ilmu
dan proses, desain grafis juga dapat merujuk
pada benda atau produk yang mereka hasilkan
sendiri.

Tujuan dan Fungsi Desain Grafis


Menjelajahi tujuan dan fungsi desain
grafis juga dapat memberi kita pemahaman
yang lebih baik tentang konsep desain grafis.
Desain grafis sama dengan menggunakan
software grafis seperti Adobe Illustrator, Corel
Draw dan Photoshop. Namun pada
kenyataannya aplikasi yang berbeda ini
hanyalah alat yang digunakan dalam proses
desain.
Tugas utama seorang desainer grafis
adalah menjadi problem solver untuk
6
WISESA
Jurnal Pengabdian Masyarakat
UPT. PKM Universitas Brawijaya

tidak hanya harus pandai menggambar 2. Agent of change of development atau agen
dengan pensil. pengembangan dan perubahan Orang-orang
Hakikatnya seorang desainer grafis kreatif selalu mampu menciptakan hal-hal
merupakan seorang perancang, pencetus, yang membuka mata khalayak luas dan
dan penemu ide. Seorang desainer grafis memiliki ide- ide orisinal karena selalu
mempunyai tanggung jawab buat mengganti mengikuti perkembangan masyarakat.
komunikasi ekspresi sebagai komunikasi
visual supaya suatu pesan bisa diterima
menggunakan lebih gampang diiringi
keindahan dan pencitraan yang lebih baik.
Seorang Desainer grafis justru wajib lebih
tahu banyak sekali ilmu dasar yang bisa
sebagai acuan profesinya seperti: unsur-
unsur desain, prinsip desain, keindahan,
bahasa rupa, semiotika, dan sebagainya.
Pengetahuan pengetahuan tadi bersifat
modular dan bisa dipakai sepanjang masa.
Sementara itu software terus berubah
dan berkembang pesat, sebagai akibatnya
wajib terus diikuti dan dilatih sepanjang
hayat. Kemampuan menggambar manual
sebetulnya hampir bisa dikatakan opsional,
meskipun menguasainya akan sangat
melatih naluri desain.

Desain Grafis dan Kreativitas


Dalam pandangan David Chamber,
kreativitas adalah ide atau pemikiran
manusia yang inovatif, berguna (budaya
penggunaan) dan dapat dipahami.
Kreativitas merupakan elemen dasar senjata
utama kreativitas dalam proses periklanan.
(Agustriyanto, 2002). Dan kreatif iklan
merupakan proses dari beberapa tahapan
yang meliputi persiapan, inkubasi, inspirasi,
validasi dan modifikasi. Ada banyak sumber
informasi untuk membantu profesional
kreatif menentukan tema, daya tarik, atau
gaya pelaksanaan kampanye.
Pengembangan strategi kreatif dipandu oleh
tujuan dan sasaran dan didasarkan pada
berbagai faktor, termasuk audiens target,
masalah dasar yang harus ditangani iklan,
dan pesan target. Bagian penting dari setiap
strategi kreatif adalah mengidentifikasi ide
penjualan utama yang akan menjadi tema
sentral dari kampanye iklan. Menurut
Agustriyanto, ciri- ciri yang membentuk
karakter khusus seorang kreatif adalah:
1. Curiosity atau keingintahuan intelektual,
yaitu dia sangat ingin tahu, dan dia akan
selalu mencari cara untuk mencapai
keinginannya. Kemauan, kemampuan,
lingkungan dan faktor lainnya sangat
penting. Tapi biasanya orang kreatif bisa
mengatasinya.
7
WISESA
Jurnal Pengabdian Masyarakat
UPT. PKM Universitas Brawijaya

3. Open Mind atau pikiran terbuka yaitu


orang yang kreatif selalu beradaptasi
dengan lingkungan dan sangat peduli b. Kegiatan Pelatihan
dengan perkembangan masyarakat. Dia Setelah kegiatan sosialisasi, tim pengabdian
adalah pria yang pemilih.
4. Question and answer keinginan untuk
tanya jawab, sikap yang tidak pernah
diam, orang yang kreatif tidak pernah
puas dengan tanya jawab. Selalu menjaga
sikap mencari alternatif dan solusi.
Kreatif adalah profesional yang
bertanggung jawab atas karya kreatif. Mereka
sering disebut sebagai direktur kreatif,
direktur seni atau desainer grafis. Dengan kata
lain, kreativitas dapat dibentuk dengan
memanfaatkan desain grafis.
Kegiatan ini menempuh beberapa
langkah, antara lain sosialisasi, pelatihan dan
penilaian.
a. Sosialisasi Awal
Kegiatan sosialisasi awal ini dilakukan
oleh tim pengabdian masyarakat dengan
pengasuh dan pengurus pesantren. Kegiatan
ini bertujuan untuk mensosialisasikan terkait
dengan pentingnya pelatihan desain grafis
untuk santri. Dalam kegiatan tersebut tim
pengabdian mempresentasikan rancangan
bentuk pelatihan dan aplikasi yang digunakan
untuk program desain. Presentasi dilakukan
oleh Nur Chanifah dan didampingi oleh Fitra
Hayunistina, Albar Hasibuan, dan M.
Hambali. Dari hasil sosialisasi tersebut,
disepakati bahwa kegiatan pelatihan tersebut
akan mengundang narasumber ahli di bidang
desain grafis. Fitra Hayunistina menjelaskan
aplikasi yang akan dipakai nanti jenisnya
adalah corel draw dan photoshop. Bagi santri
yang belum mempunyai kedua aplikasi
tersebut diminta untuk menginstal terlebih
dahulu agar nanti ketika pelatihan sudah siap
untuk mengikuti arahan instruktur.

Gambar 1: Pengenalan materi oleh narasumber

8
WISESA
Jurnal Pengabdian Masyarakat
UPT. PKM Universitas Brawijaya

masyarakat langsung mengadakan pelatihan masyarakat melibatkan narasumber yang ahli di


desain grafis. Dalam hal ini, tim mengundang bidang desain grafis. Aplikasi yang digunakan
narasumber ahli bidang desain grafis. Dalam dalam desain grafis adalah corel draw dan
presentasinya beliau menjelaskan tentang photoshop. Dalam kegiatan pelatihan, nara
bagaimana santri mendesain poster, backdrop sumber juga dibantu
dan X-banner dengan menggunakan aplikasi
corel draw dan photoshop.
Pelatihan dimulai dari materi dasar, karena
ternyata mayoritas santri belum bisa
menggunakan kedua aplikasi di atas. Untuk lebih
mengoptimalkan pelatihan, nara sumber
melibatkan santri yang sudah mahir dalam
penggunaan kedua aplikasi tersebut untuk
membantu para santri yang baru memulai dari
awal. Untuk itu, para santri dibagi menjadi
beberapa kelompok agar lebih mudah dalam
membimbing dan pendampingan.
Gambar 2: Pemaparan materi dan praktik
oleh para narasumber

c. Evaluasi
Untuk kegiatan evaluasi, tim pengabdian
meminta kepada santri untuk mempraktikkan
materi yang sudah diajarkan selama pelatihan
untuk mengetahui tingkat keberhasilan pelatihan.
Hasilnya, mayoritas santri sudah bisa
menggunakan aplikasi untuk desain dengan baik,
karena mereka sudah terbiasa dengan dunia
digital. Ada sebagian yang masih kesulitan
dengan menu-menu yang tersedia dalam
aplikasi. Untuk itu mereka menyarankan adanya
pelatihan lanjutan untuk memperdalam desain
grafis.

KESIMPULAN
Kegiatan pengabdian masyarakat dengan
mengadakan pelatihan desain grafis di PPTQ
Oemah Al-Quran Abu Hanifah Merjosari
Lowokwaru Malang mendapat sambutan yang
sangat baik dari pihak pesantren. Mereka sangat
mengapresiasi kegiatan tersebut, karena sangat
bermanfaat bagi pesantren yang saat ini
kekurangan santri yang ahli di bidang desain
grafis.
Dalam kegiatan tersebut, tim pengabdian
9
WISESA
Jurnal Pengabdian Masyarakat
UPT. PKM Universitas Brawijaya

oleh santri yang sudah mahir untuk 2. No 1 Agustus 2017


mendampingi santri yang masih baru
Syafe’i, Imam, Pondok Pesantren: Lembaga
mengenal aplikasi tersebut. Dari hasil
pelatihan, santri sudah bisa membuat beberapa Pendidikan Pembentukan Karakter,
desain poster, backdrop, dan X-Banner Jurnal Al-Tadzkiyyah: Jurnal
sederhana. Pendidikan Islam, Volume 8, No I 2017
Dari hasil evaluasi yang dilakukan oleh
tim pengabdian masyarakat, mayoritas santri
sudah bisa menggunakan kedua aplikasi untuk
desain dan masih ada sebagian kecil yang
masih belum mahir. Untuk itu, mereka
menyarankan kepada tim untuk mengadakan
pelatihan lanjutan terkait desain grafis.

DAFTAR PUSTAKA
Agustrijanto. (2002). Copywriting.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Amirudin, D. d. (2020). Program
Peningkatan Kreativitas Santri di
Pesantren Darussalam Sumbersari
Melalui Pelatihan Desain Grafis.
JPMD: Jurnal Pengabdian kepada
Masyarakat Desa, Volume 1,
Number 1,
2020, 219
Dhofier, Zamakhsyari. (1985). Tradisi
Pesantren: Studi Tentang
Pandangan Hidup Kiai, Jakarta:
LP3ES.
Hasan, Mohammad, Perkembangan
Pendidikan Pesantren di Indonesia,
Tadrîs Volume 10 Nomor 1 Juni
2015
Gumilang, Ria, Asep Nurcholis, Peran
Pondok Pesantren dalam
Pembentukan Karakter Santri,
Jurnal Comm-edu Volume 1 Nomor
3, September 2018
Mas’udi, M. Ali, Peran Pesantren dalam
Pembentukan Karakter Bangsa,
Jurnal Paradigma Volume 2, Nomor
1,
November 2015
Suwarno, Pondok Pesantren dan
Pembentukan Karakter Santri (Studi
tentang Pengembangan Potensi
Potensi Kepribadian Peserta Didik
Pondok Pesantren Terpadu
Almultazam Kabupaten Kuningan),
Jurnal OASIS: Jurnal Ilmiah Kajian
Islam Vol
10
WISESA
Jurnal Pengabdian Masyarakat
UPT. PKM Universitas Brawijaya

Tanshzil, Sri Wahyuni, Model


Pembinaan Pendidikan Karakter
Pada Lingkungan Pondok
Pesantren dalam Membangun
Kemandirian dan Disiplin Santri:
(Sebuah kajian pengembangan
Pendidikan Kewarganegaraan),
Jurnal Penelitian Pendidikan Vol.
13 No. 2 Oktober 2012

11

You might also like