You are on page 1of 8

KECERDASAN EMOSIONAL DAN PERILAKU MANUSIA

(DALAM PERSPEKTIF ANTROPOLOGI)


LUH SURYATNI

ABSTRACT
Emotional intelligence greatly affects human behavior since human being can express
themselves with their emotion. Emotions can also help human to form their own
character. In which, later on will produce the behavior that impossible to differentiate from
the influence of environment, genetic, and experience. Just try to imagine what would
happen if human beings do not have emotions? It is certainly not just the same as living.
It is not enough to prepare you for facing the turmoil brought by the difficulties of life.
Ample of evidences show that people who are emotionally capable, can understand and
deal with their own feelings. They also tend to be able to read and deal with the feelings
of others effectively, which is a great advantage to have in every area of life. People who
have good emotional intelligence (stable) are able to resolve the issue with a clear mind
because their logic/reasoning is not affected by their unstable emotion. Thus, they will
more likely to be succeed in life. So, it is clear that emotional intelligence is a great
influence for human behavior because through the stability of their emotional intelligence,
people can avoid themselves from the behavior that will affect poorly whether to
themselves or their surrounding environment.

Keyword : Emotional intelligence and behavior

PENDAHULUAN adalah kecerdasan manusia dari segi


Kecerdasan manusia terekam di dalam Emosional yang dapat menentukan se-
kode genetik dan seluruh sejarah evolusi imbang atau tidaknya emosi manusia.
kehidupan di bumi. Di samping itu Sedangkan SQ merupakan kecerdasan
kecerdasan manusia juga di pengaruhi manusia dari segi spiritual, melalui kete-
oleh pengalaman sehari-hari, baik kese- nangan batin yang dapat memberikan
hatan fisik dan mental dari ragam interaksi spirit dalam menjalankan dinamika ke-
yang dijalani dalam kehidupannya. Ma- hidupan yang pada dasarnya manusia
nusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan mempunyai sifat monodualis sebagai
paling tinggi derajatnya karena manusia mahluk individu dan mahluk sosial. Di-
mempunyai akal. Oleh karena itu manusia dalam kehidupan manusia tidak terlepas
menggunakan pikiran atau akal dan ber- dari perilaku, ia harus dapat menye-
perilaku untuk mewujudkan kebutuhan imbangkan antara sifat sosial dan individu.
dan mengatasi kelemahannya,sehingga Dalam menyeimbangkan sifat tersebut
hal tersebut tidak terlepas dari pengaruh diperlukan Kecerdasan Emosional yang
budaya yang dapat mempengaruhi dina- dipengaruhi oleh keseimbangan antara
mika kehidupan masyarakat, dan alam Kecerdasan Intelektual dan Kecerdasan
lingkungannya. Dimana manusia dalam Spiritual. EQ memegang peran lebih pen-
berperilaku tidak dapat terlepas dari apa ting daripada IQ karena menurut Daniel
yang dilihat,didengar,dirasakan, dan di- Goleman IQ dalam menentukan keber-
alaminya. hasilan seseorang hanya sekitar 20 - 30 %
saja selebihnya ditentukan oleh EQ yang
Melalui perilakunya, pada dasarnya tinggi pendapatan tersebut dipertegas lagi
manusia dibentuk oleh tiga unsur pem- oleh Marsudi Wahyu Kisworo yang me-
bentukan perilaku yaitu IQ, EQ, SQ. IQ ngatakan bahwa IQ hanya 10 - 15 %
adalah kecerdasan manusia dapat diukur sedangkan EQ adalah 85-90% dalam
melalui ilmu pengetahuan yang didapat pembentukan perilaku manusia.
dengan menggunakan psikotes. EQ

1
Pendekatan dalam penelitian perilaku diberikan Tuhan kepada setiap pribadi
dari suatu kebudayaan juga dilaksanakan manusia berbeda, sehingga persepsi
dengan metode lain berdasarkan suatu (kemungkinan memahami) dan apersepsi
pendirian dalam ilmu psikologi bahwa ciri- (pemahaman persamaanya) terhadap
ciri dan unsur watak seorang individu alam sekitarnya tidak sama. Begitu pula
dewasa sebenarnya sudah diletakkan abstraksi (perkiraan) terhadap hal-hal
benih-benihnya ke dalam jiwa seorang tertentu belum banyak diketahui, me-
individu sejak sangat awal, yaitu pada ngalami perbedaan antar manusia satu
waktu ia masih anak-anak. Pembentukan dengan lainnya. Disamping itu, kecen-
watak dalam jiwa individu banyak derungan manusia berperilaku tidak
dipengaruhi oleh pengalamannya ketika terlepas dari naluri dan perasaan yang
sebagai anak-anak ia diasuh orang-orang ada pada dirinya. Menurut para ahli Ilmu
dalam lingkungannya, yaitu ibunya, Jiwa, naluri telah dibawa manusia sejak
ayahnya, kakak-kakanya, dan individu- lahir. Manusia dilahirkan dengan mem-
individu lain yang biasa mengerumuninya bawa nafsu badaniah sebagaimana
pada waktu itu. Watak juga sangat diten- hewan. Keinginan yang timbul dari naluri
tukan oleh cara-cara ia sewaktu diajar itu, merupakan dorongan. Dorongan nafsu
makan, diajar kebersihan, disiplin. diajar jika tidak terkendali mendekati nafsu
main dan bergaul dengan anak-anak lain. binatang dan bisa mengakibatkan
Oleh karena itu, dalam tiap kebudayaan manusia melakukan tindak pidana.
cara pengasuhan anak menunjukkan
keseragaman pola-pola adat dan norma- Sementara itu perasaan adalah
norma tertentu, maka bila anak-anak itu kesadaraan yang muncul dari dalam diri
menjadi dewasa, beberapa unsur watak manusia karena adanya akal sehat, se-
yang seragam akan kelihatan pada hingga dapat membedakan baik dan
banyak individu yang telah menjadi de- buruk, rasa gembira dan rasa iba.
wasa itu. Perasaan dapat membedakan buruk dan
baik, perlu dan tidak perlu,bermanfaat dan
Berdasarkan konsepsi psikologi tidak bermanfaat, adil dan tidak adil,
tersebut, para ahli antropologi berpen- menimbulkan orang seorang atau kelom-
dirian bahwa dengan mempelajari adat- pok masyarakat untuk mempertahankan
istiadat, pengasuhan anak yang khas itu perilaku baik sebagai kebiasaan dan
akan dapat diduga adanya berbagai unsur kelaziman dalam kehidupan masyarakat.
perilaku yang merupakan akibat dari Kebiasaan dan kelaziman yang diterima
pengalaman-pengalaman sejak masa dan dipakai secara berulang-ulang, dija-
anak-anak pada sebagian besar warga dikan pedoman dan diterapkan dalam
masyarakat yang bersangkutan karena pelaksanaan untuk mewujudkan kebaha-
perilaku budaya manusia berbeda-beda gian, kesejahteraan, keseimbangan, keru-
antara satu dengan lainnya. Juga di- kunan, ketertiban, keadilan dan kedamai-
pengaruhi oleh perbedaan tempat dan an dalam melangsungkan kehidupan ma-
lingkungan, perbedaan sejarah dan asal syarakat itu disebut adat. Jadi adat
usul, perbedaan semangat dan jiwanya, merupakan suatu sistem kontrol sosial
perbedaan akal dan cara berpikirnya, atau hukum adat. Dalam pandangan
perbedaan budaya. Jadi tidak ada suatu antropologi dimana saja ada manusia
sistem pola perilaku manusia yang hidup bermasyarakat mesti ada sistem
seragam, dan oleh karenanya tidak ada kontrol sosialnya, sebagaimana dikatakan,
pula sistem pola kepribadian (personality) Antropolog Hoebel bahwa setiap rakyat itu
manusia yang sama atau seragam. Dalam mempunyai suatu sistem kontrol sosial,
suatu keluarga saja yakni beberapa orang kesemua orang, bahkan orang-orang
anak dari satu orang tua, lain-lain perilaku miskin gelandangan pun memiliki sistim
dan kepribadiaanya, lain-lain sifat dan kontrol sosial yang merupakan suatu
watak pembawaannya. Walaupun untuk kompleksitas pola perilaku.
anak kembar. Perbedaan yang dialami
manusia antar satu dengan lainnya juga Berdasarkan uraian tersebut diatas,
dipengaruhi oleh distribusi otak yang maka permasalahan yang ada dalam

2
tulisan ini adalah apakah Kecerdasan sering tertidur dalam kelas, dan juga
Emosional dapat mempengaruhi perilaku jarang masuk kuliah sehingga ia mem-
manusia? butuhkan waktu 7 tahun untuk mena-
matkan kuliahnya itupun juga dengan nilai
PEMBAHASAN biasa saja. Lain halnya dengan teman
Dalam hal ini Kecerdasan Emosional Andi, Anton mempunyai IQ 100 yang
sangat mempengaruhi perilaku manusia tergolong rata-rata, la sadar bahwa dirinya
karena manusia dapat mengekpresikan mempunyai IQ rata-rata sehingga ia me-
diri mereka dengan mempunyai emosi. motivasi dirinya sendiri untuk me-
Emosi juga membantu manusia dalam ngalahkan Andi dengan cara selalu me-
membentuk karakter diri mereka nantinya ngikuti kuliah dan memperhatikan apa
akan menghasilkan perilaku yang tak yang di jelaskan oleh dosen. Sehingga ia
mungkin terlepas dari pengaruh ling- hanya membutuhkan waktu 3 tahun untuk
kungan, genetika, dan pengalaman. Coba menamatkan kuliahnya,dengan nilai yang
saja anda bayangkan bagaimana jadinya memuaskan. Dari perbandingan contoh
bila manusia tidak mempunyai emosi?. diatas dapat dipahami bahwa Anton me-
Tentu sama saja dengan tidak hidup. Saat miliki nilai lebih dibandingkan Andi yaitu
ini dengan hanya bermodalkan kecer- kecerdasan emosional yang stabil. Se-
dasan Intelektual yang tinggi, tidak me- seorang yang mempunyai kestabilan
nawarkan persiapan untuk menghadapi kecerdasan emosional cenderung untuk
gejolak yang ditimbulkan oleh kesulitan- berhasil dalam segala bidang, walaupun
kesulitan hidup. Banyak bukti mem- dalam ukuran kecerdasan intelegensia
perlihatkan bahwa orang cakap secara mereka rata-rata saja. Hal tersebut di-
Emosional dapat mengetahui, memahami, karenakan mereka dapat menguasai
dan menangani perasaan mereka sendiri berbagai macam emosi dalam diri mereka
dengan baik, dan mampu membaca dan dengan banyak cara (memotivasi diri,
menghadapi perasaan orang lain dengan bertahan menghadapi frustasi. mampu
efektif, lebih menguntungkan dalam setiap mengendalikan dorongan hati dan tidak
bidang kehidupan. Orang yang mem- melebih-lebihkan kesenangan/euphoria).
punyai kecerdasan emosional baik (stabil) Mereka mengerti bahwa emosi (perasaan)
dapat menyelesaikan masalah,dengan pi- mempunyai peranan penting sebagai pe-
kiran jernih karena nalar/logika mereka doman dalam membuat berbagai macam
tidak terpengaruh oleh nafsu/emosi yang keputusan pribadi yang akan terus
tidak stabil, dimana mereka akan cen- menerus mereka lakukan selama masih
derung untuk berhasil dalam kehidupan. hidup. Bila perasaan terlalu mendominasi
Sehingga jelas bahwa Kecerdasan Emo- dalam membuat suatu keputusan, hingga
sional sangat mempengaruhi perilaku mengalahkan nalar maka hal tersebut
manusia karena melalui kestabilan Kecer- justru akan mendatangkan bencana akan
dasan Emosional manusia dapat meng- tetapi bila tiadanya perasaan dapat juga
hindari dirinya dari perilaku yang mem- menjadi bencana terutama dalam mem-
berikan dampak buruk baik pada dirinya pertimbangkan keputusan-keputusan yang
sendiri atau pun pada lingkungan sekitar. amat menentukan nasib kita karena
keputusan - keputusan yang dibuat dalam
Kecerdasan Emosional sangat mem- hidup tidak dapat dibuat hanya dengan
punyai pengaruh yang besar terhadap mengandalkan nalar (rasionalitas) saja,
perilaku manusia. Secara psikologis dan tetapi juga membutuhkan suara hati, dan
antropologis, manusia cenderung untuk kebijaksanaan emosional yang didapat
berbuat yang tidak baik dikarenakan ke- dari pengalaman masa lalu. Hal ini dapat
cerdasan emosionalnya yang tidak stabil. dibuktikan ketika kita memutuskan siapa
Sebagai contoh; Andi adalah seorang yang akan kita jadikan sahabat, rumah
anak jenius dengan IQ 120, la kuliah mana yang akan kita tinggali, pekerjaan
disebuah universitas terkenal, akan tetapi apa yang akan kita ambil, siapa yang akan
walaupun mempunyai IQ tinggi sebagian kita jadikan pasangan hidup. Oleh karena
besar waktunya ia habiskan dengan itu untuk dapat mencapai kestabilan
keluyuran hingga larut malam sehingga kecerdasan emosional maka kita harus

3
mempunyai kesadaran dalam hal diri kita akademis di sekolah lebih baik.
atau pun perasaan kita. Sehingga dapat
menciptakan suatu harmonisasi yang baik Keterampilan dasar emosional tidak
antara rasionalitas dan emosional. dapat dimiliki secara tiba-tiba, tetapi
membutuhkan proses dalam mem-
Banyak usaha yang dilakukan oleh pelajarinya dan lingkungan yang mem-
para peserta didik untuk meraih prestasi bentuk kecerdasan emosional tersebut
belajar agar menjadi yang terbaik seperti besar pengaruhnya. Hal positif akan
membentuk kelompok belajar atau me- diperoleh bila anak diajarkan keterampilan
ngikuti bimbingan belajar. Usaha se- dasar kecerdasan emosional, secara
macam itu jelas positif, namun masih ada emosional akan lebih cerdas, penuh
faktor lain yang tidak kalah pentingnya pengertian, mudah menerima perasaan-
dalam mencapai keberhasilan selain perasaan dan lebih banyak pengalaman
kecerdasan ataupun kecakapan intelek- dalam memecahkan permasalahannya
tual, faktor tersebut adalah kecerdasan sendiri, sehingga pada saat remaja akan
emosional. Sebuah laporan dari National lebih banyak sukses di sekolah dan dalam
Center for Clinical Infant Programs (1992) berkomunikasi dengan rekan-rekan se-
menyatakan bahwa keberhasilan di baya serta akan terlindung dari resiko-
sekolah bukan diramalkan oleh kumpulan resiko seperti obat-obat terlarang, kena-
fakta seorang peserta didik atau kemam- kalan, kekerasan seks yang tidak aman.
puan dirinya untuk membaca, melainkan Manusia bukan benda mati yang hanya
oleh ukuran-ukuran emosional dan sosial, bergerak bila ada daya dari luar yang
yakni pada diri sendiri dan mempunyai mendorongnya, melainkan mahluk yang
minat; mengetahui pola perilaku yang mempunyai daya-daya dalam dirinya
diharapkan orang lain dan bagaimana untuk bergerak yaitu motivasi. Dengan
mengendalikan dorongan hati untuk adanya motivasi. manusia kemudian ter-
tidak berbuat nakal. Hampir semua pe- dorong untuk melakukan suatu tindakan
serta didik yang prestasi sekolahnya biasa atau perilaku, termasuk di dalamnya ada-
saja, menurut laporan tersebut, tidak lah keinginan untuk berprestasi tinggi di
memiliki satu atau lebih unsur-unsur ke- dalam belajar dan sukses dalam men-
cerdasan emosional ini tanpa mem- jalankan kehidupan.
perdulikan apakah mereka juga mem-
punyai kesulitan-kesulitan kognitif seperti Pertumbuhan dan perkembangan yang
ketidak mampuan belajar. Penelitian terjadi selama masa remaja tidak selalu
Walter Mischel yang dikutip oleh Goleman dapat ditangani dengan baik. Pada masa
mengenai "marsmallow challenge" di ini mereka banyak mengalami perma-
Universitas Stanford menunjukkan anak salahan, khususnya psikososial. Karena
yang ketika berumur empat tahun mampu persoalan-persoalan yang dihadapi re-
menunda dorongan hatinya, setelah lulus maja sangat kompleks, banyak hambatan-
sekolah menengah atas, secara akademis hambatan psikososial yang dihadapinya.
lebih kompeten, lebih mampu menyusun Disatu sisi mereka memiliki dorongan kuat
gagasan secara nalar, setelah memiliki untuk mengatasi dan mencapai apa yang
minat belajar yang lebih tinggi. Mereka diinginkan, disisi lain keinginan tersebut
memiliki skor yang secara signifikan lebih tidak realistis. Remaja yang salah penye-
tinggi pada tes SAT (Scholastic Aptitude suaian diri cenderung akan melakukan
Test) dibanding dengan anak yang tidak tindakan-tindakan yang tidak realistis bah-
mampu menunda dorongan hatinya. kan cenderung melarikan diri dari tang-
Individu yang memiliki tingkat kecerdasan gung jawabnya. Remaja terjebak dalam
emosional yang lebih baik, dapat menjadi cara berfikir yang salah sehingga meng-
lebih terampil dalam menenangkan dirinya hasilkan suatu sikap dan perilaku yang
dengan cepat, jarang tertular penyakit, merugikannya dan mengakibatkan hati
lebih terampil dalam memusatkan per- dan pikirannya tidak tenang. Akibatnya
hatian, lebih baik dalam berkomunikasi senang menyendiri, wawasannya menjadi
dengan orang lain, lebih cakap dalam sempit bahkan mempersulit dan mem-
memahami orang lain dan untuk kerja perbesar masalahnya dimana dia menjadi

4
terpojok dan tidak mampu menghada- untuk menjalin hubungan antar pribadi
pinya. Pada akhirnya kesemuanya itu me- yang positif ini diperoleh dengan kemam-
munculkan perasaan galau, gelisah, ren- puan individu untuk memelihara kecer-
dah diri atau minder serta penyesalan diri dasan emosinya. Apabila setiap individu
(inferiority feeling). memelihara dan mengembangkan ke-
cerdasan emosinya untuk dirinya sendiri
Inferiority feeling itu timbul karena maupun orang lain maka hidupnya akan
adanya penilaian diri remaja dan penilaian merasa tenang dan nyaman serta memiliki
tersebut berdasarkan pada norma orang harapan yang positif tentang hidup dan
lain. Akibatnya jika norma tersebut tidak hubungannya dengan orang lain sehingga
terpenuhi, remaja merasa ada sesuatu sikap inferiority feeling tidak akan ada
yang kurang terhadap dirinya. Simpulan dalam benak dan bayangan setiap
berikutnya adalah dia tidak layak yaitu manusia.
tidak pantas sukses dan bahagia, semua
itu terjadi karena mereka membiarkan Untuk merealisasikan hal tersebut,
dirinya terhipnotis oleh ide yang keliru, perlu diketahui dan dipahami unsur-unsur
bahwa "seharusnya aku seperti orang kepribadian, mengingat kepribadian sa-
lain". Perasaan inferiority feeling ini ngat dipengaruhi oleh kecerdasan emo-
bermula dari simpulan diri sendiri daripada sional yang akan berdampak kepada
melihat fakta atau pengalaman-pengala- perilaku manusianya. Adapun unsur-unsur
mannya yang juga diperoleh dari orang kepribadian manusia, antara lain:
lain dan semuanya itu ditekannya hingga
remaja menerima simpulan yang didapat- (1) Pengetahuan. Unsur-unsur yang me-
nya dan diyakini sebagaimana adanya. ngisi akal dan alam jiwa seorang
Setelah remaja tersebut mempercayai manusia yang sadar, secara nyata
sesuatu yang dianggap benar, apakah itu terkandung dalam otaknya. Dalam
benar atau salah, maka dia akan bertindak lingkungan individu itu ada ber-
seolah-olah seperti hal tersebut. Dia akan macam-macam hal yang dialaminya
berusaha mengumpulkan fakta-fakta un- melalui penerimaan pancainderanya
tuk mendukung keyakinan itu walaupun serta alat penerima atau reseptor
keyakinan tersebut salah. Pada akhirnya organismanya yang lain, sebagai
semua tindakan serta reaksi selanjutnya getaran eter (cahaya dan warna),
akan didasarkan pada keyakinannya yang getaran akustik (suara), bau, rasa,
salah. Oleh karena itu remaja yang me- sentuhan. tekanan mekanikal (berat-
miliki kecemasan tinggi cenderung me- ringan), tekanan termikal (panas-
ngalami kesulitan dalam mengamati peri- dingin) dan sebagainya, yang masuk
lakunya sendiri maupun dalam meru- ke dalam sel-sel tertentu di bagian-
muskan konsep dirinya sesuai dengan bagian tertentu dari otaknya. Di sana
kenyataan yang ada, karena mereka berbagai macam proses fisik, fisiologi,
mempunyai kepercayaan diri yang cen- dan psikologi terjadi, yang me-
derung rendah sehingga hanya dapat nyebabkan berbagai macam getaran
melihat dirinya lebih rendah dari orang dan tekanan tadi seolah menjadi
lain. Bahwa setiap manusia unik, yang suatu susunan yang dipancarkan atau
tidak akan menjadi orang lain. Setiap ma- diproyeksikan oleh individu tersebut
nusia memiliki kelebihan dan kekurangan, menjadi suatu penggambaran tentang
namun pemikiran yang tidak rasional ten- lingkungan disebut presepsi.
tang dirinya akan mengembangkan pe-
rasaan inferiority feeling. Sehingga orang Penggambaran tentang lingkungan
yang kurang percaya diri cenderung dengan fokus kepada bagian-bagian
dianggap tidak menarik, tidak puas, malas yang paling menarik perhatian se-
dalam studi sehingga cenderung gagal orang individu, seringkali juga diolah
secara akademik. Untuk itu perlu adanya oleh suatu proses dalam akalnya
kemampuan membina dan memelihara yang menghubungkan penggambaran
hubungan yang baik dengan saling tadi dengan berbagai penggambaran
memberi dan menerima. Keterampilan lain sejenis yang pernah diterima dan

5
diproyeksikan oleh akalnya dalam gambaran baru tersebut seringkali
masa lalu, yang timbul kembali se- tidak realistik disebut fantasi.
bagai kenangan atau penggambaran
lama dalam kesadarannya. Dengan Kemampuan akal manusia untuk
demikian diperoleh suatu peng- membentuk konsep, serta kemam-
gambaran baru dengan lebih banyak puannya untuk berfantasi, sudah
pengertian tentang keadaan ling- tentu sangat penting bagi mahluk
kungan disebut apresiasi. Ada kala- manusia. Ini disebabkan karena tanpa
nya suatu persepsi, setelah diproyek- kemampuan akal untuk membentuk
sikan kembali oleh individu, menjadi konsep dan penggambaran fantasi,
suatu penggambaran berfokus ten- terutama konsep dan fantasi yang
tang lingkungan yang mengandung mempunyai nilai guna dan keindahan,
bagian-bagian yang menyebabkan in- artinya kemampuan akal yang kreatif,
dividu itu, tertarik akan lebih intensif maka manusia tidak akan dapat
memusatkan akalnya terhadap ba- mengembangkan cita-cita serta
gian-bagian khusus. Penggambaran gagasan-gagasan ideal; manusia
lebih intensif terfokus, terjadi karena tidak akan dapat mengembangkan
pemusatan akal yang lebih intensif ilmu pengetahuan, dan manusia tidak
disebut pengamatan. akan dapat mengkreasikan karya-
karya kesenian yang didukung oleh
Seorang individu dapat juga meng- kecerdasan Emosional.
gabungkan dan membanding-ban-
dingkan bagian-bagian dari suatu (2) Perasaan. Kecuali pengetahuan,
penggambaran dengan bagian-bagian alam kesadaran manusia juga men-
dari berbagai penggambaran lain gandung berbagai macam "perasa-
yang sejenis, berdasarkan azas-azas an". Seperti dapat digambarkan ada-
tertentu secara konsisten. Dengan nya seorang individu yang melihat
proses akal itu individu mempunyai sesuatu hal yang buruk atau mende-
suatu kemampuan untuk membentuk ngar suara yang tidak menyenang-
suatu penggambaran baru yang abs- kan, mencium bau busuk dan seba-
trak sebenarnya dalam kenyataan gainya. Persepsi-persepsi seperti itu
tidak serupa dengan salah satu dari dapat menimbulkan dalam kesadaran
berbagai macam penggambaran yang perasaan yang negatif. karena dalam
menjadi bahan konkret dari peng- kesadaran terkenang lagi misalnya
gambaran baru itu. Dengan demikian bagaimana kita menjadi muak karena
manusia dapat membuat suatu peng- sepotong ikan yang sudah busuk
gambaran tentang tempat-tempat yang kita alami di masa yang lampau.
tertentu di muka bumi ini, bahkan juga Apersepsi tersebut mungkin dapat
di luar bumi ini, padahal ia belum menyebabkan kita menjadi benar-
pernah berpengalaman melihat, atau benar merasa muak apabila kita men-
mempersepsikan tempat-tempat tadi. cium lagi bau ikan busuk. Dalam
Penggambaran abstrak diatas disebut contoh tersebut, di jumpai dengan
"konsep." Dalam usaha pengamatan suatu konsep baru, yaitu konsep
oleh seorang individu dengan cara "perasaan" yang di samping segala
seperti terurai di atas, maka peng- macam pengetahuan, rupa-rupanya
gambaran tentang lingkungannya tadi juga mengisi penuh alam kesadaran
ada yang ditambah-tambah dan di- manusia pada tiap saat dalam hidup-
besar-besarkan, dan ada yang di- nya. Kesadaran manusia menurut
kurangi serta dikecil-kecilkan pada para ahli psikologi dan antropologi
ba-gian-bagian tertentu; ada pula juga mengandung berbagai perasaan
yang digabung-gabungkan dengan lain yang tidak ditimbulkan karena
penggambaran-penggambaran lain, pengaruh pengetahuannya, melain-
menjadi penggambaran yang baru kan karena sudah terkandung dalam
sama sekali, sebenarnya tidak akan organisman dan khususnya dalam
pernah ada dalam kenyataan. Peng- gennya sebagai.

6
(3) Naluri. Kemauan yang sudah me- nusia sekitarnya.
rupakan naluri pada tiap mahluk
manusia itu, oleh beberapa ahli psi- f. Dorongan untuk berbakti. Doro-
kologi dan antropologi disebut ngan ini mungkin ada dalam naluri
"dorongan" (drive). Adapun dorongan manusia. karena manusia meru-
tersebut antara lain, mengenai : pakan mahluk, yang hidup kolektif.
Sehingga untuk dapat hidup ber-
a. Dorongan untuk mempertahankan sama dengan manusia lain secara
diri. Dorongan ini memang me- serasi ia perlu mempunyai suatu
rupakan suatu kekuatan biologi landasan biologi untuk mengem-
yang juga ada pada semua mahluk bangkan rasa sayang, rasa sim-
di dunia ini dan yang menye- pati, rasa cinta yang memung-
babkan bahwa semua jenis mahluk kinkannya hidup bersama itu.
mampu mempertahankan hidup-
nya di muka bumi ini. Kalau dorongan untuk berbagai
hal itu diekstensikan dari sesama
b. Dorongan sex. Dorongan ini telah manusianya kepada kekuatan-
menarik perhatian banyak ahli psi- kekuatan yang oleh perasaanya
kologi dan antropologi dengan dianggap berada di luar akalnya,
berbagai teori telah dikembangkan. maka akan timbul religi. Dorongan
Suatu hal yang jelas adalah bahwa akan keindahan, dalam arti ke-
dorongan ini timbul pada tiap indahan bentuk. warna, suara, atau
individu yang normal tanpa terkena gerak. Pada seorang bayi doro-
pengaruh pengetahuan, dan me- ngan ini sudah sering tampak pada
mang dorongan mempunyai lan- gejala tertariknya seorang bayi
dasan biologi yang mendorong kepada bentuk-bentuk tertentu dari
mahluk manusia untuk membentuk benda-benda di sekitarnya. kepada
keturunan yang melanjutkan jenis warna-warna cerah, kepada suara
nya. nyaring dan berirama, dan kepada
gerak-gerak yang selaras. Bebe-
c. Dorongan untuk usaha mencari rapa ahli berkata bahwa dorongan
makan. Dorongan ini tidak perlu naluri ini merupakan landasan dari
dipelajari, dan sejak bayi pun ma- suatu unsur penting dalam kebuda-
nusia sudah menunjukkan doro- yaan manusia yaitu kesenian yang
ngan untuk mencari makan, yaitu berorientasi pada kecerdasan
dengan mencari susu ibunya atau Emosional.
botol susunya, tanpa dipengaruhi
oieh pengetahuan tentang adanya PENUTUP
hal-hal itu tadi. Melalui perilakunya, pada dasarnya
manusia dibentuk oleh tiga unsur pem-
d. Dorongan untuk bergaul atau ber- bentukan perilaku yaitu IQ, EQ, SQ. IQ
interaksi dengan sesama manusia. adalah kecerdasan manusia dapat diukur
Dorongan ini memang merupakan melalui ilmu pengetahuan yang didapat
landasan biologi dari kehidupan dengan menggunakan psikotes. EQ
masyarakat manusia sebagai adalah kecerdasan manusia dari segi
mahluk kolektif. Emosional yang dapat menentukan se-
imbang atau tidaknya emosi manusia.
e. Dorongan untuk meniru tingkah Sedangkan SQ merupakan kecerdasan
laku sesamanya. Dorongan ini me- manusia dari segi spiritual, melalui kete-
rupakan sumber dari adanya ber- nangan batin yang dapat memberikan
aneka warna kebudayaan di antara spirit dalam menjalankan dinamika ke-
mahluk manusia karena adanya hidupan yang pada dasarnya manusia
dorongan ini manusia mengem- mempunyai sifat monodualis yaitu mahluk
bangkan adat yang memaksanya sosial dan mahluk individu. Didalam ke-
berbuat komunikasi dengan ma- hidupan manusia tidak terlepas dari

7
perilaku, manusia harus dapat menye- DAFTAR PUSTAKA
imbangkan antara sifat sosial dan individu.
Dalam menyeimbangkan sifat tersebut ABDURRAHMAT FATHONI, Antropologi
diperlukanya Kecerdasan Emosional yang Sosial Budaya Suatu Penggantar,
dipengaruhi oleh keseimbangan antara Penerbit Cipta 2005.
Kecerdasan Intelektual dan Kecerdasan
Spiritual. DANAH ZOHAR DAN IAN MARSHALL,
SQ, Memanfaatkan Kecerdasan Spritual,
Oleh karena itu kelebihan atau ke- Mizan 2001.
unggulan berpikir dengan kecerdasan
emosional (EQ) bahwa ia dapat ber-pres- KOENTJANANINGRAT, Pengantar
tasi dengan pengalaman dan dapat terus Antropologi, Penerbit Cipta 2009
terhubung melalui pengalaman/eksperi- MARSUDI WAHYU KISWORO,Mengajar
men, karena dengan pengalamannya dia dengan Kecerdasan Hati dan Spritual,
dapat mempelajari cara-cara baru yang disampaikan pada RAKOR pembubaran
belum dilakukan sebelumnya. Jadi pe- profesi dosen, UNSURYA, Jakarta 2015.
mikiran dengan kecerdasan emosional
(EQ) mendasari sebagian besar kecer- GOLEMAN DANIEL, EQ/Emotional
dasan emosional murni yang mempunyai Intellagence, Gramedia Pustaka 1996.
kaitan antara satu emosi dengan emosi
yang lainnya, baik antara emosi dengan SARWONO.W, SALITO, Pengantar
gejala tubuh, antara emosi dengan ling- Psikologi Umum, Rajawali Plus 2010
kungannya, sehingga cara berpikir ini
menggunakan hati dan tubuh yang sangat
mempengaruhi perilaku manusia dalam
menjalankan segi kehidupan bermasyara-
kat, berbangsa, dan bernegara.

You might also like