You are on page 1of 11

PENERAPAN SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PEMALSUAN

IDENTITAS DALAM PEMBUATAN DOKUMEN PERJALANAN ( PASPOR )


(Suatu Penelitian di Wilayah Hukum Imigrasi Kelas I Khusus Medan)

Oleh:
Dicky Ramadhan Ardiansyah Damanik 1)
Frans Agi Ginting 2)
Universitas Darma Agung 1,2)
E-mail:
Dickydamandika2018@gmail.com 1)
fransagiginting@gmail.com 2)

ABSTRACT
The research title of this thesis is Application of criminal sanctions against perpetrators of
identity forgery in making travel documents (passport). The formulation of the problem in
this study is that the perpetrators commit identity falsification in making travel documents
(passport), the obstacles experienced in tackling identity falsification in making travel
documents (passport) and the efforts made in tackling identity falsification in making travel
documents (passport). The aim of this research is to find out the perpetrators of identity
forgery in making travel documents, to find out the obstacles experienced in tackling the
occurrence of identity fraud in making travel documents (Passports) and to find out the
efforts made in tackling the occurrence of identity falsification in making travel documents
(Passports). ). The results of this study indicate that criminal offenses committed by
perpetrators against identity falsification of travel documents (passport) include changing
data, falsifying personal data and issuing fake documents in the form of blank passport
books. Barriers experienced by the Immigration Office Class I Special Medan in tackling
falsification of passport documents, namely the lack of coordination with embassies and
cross-sectoral regarding the identity of the perpetrator, the lack of Immigration Civil Servant
Investigators (PPNS) who master foreign languages other than English, Immigration officers
do not know the features passport security for foreigners and like the attitude of people who
don't care or are indifferent. Efforts made by the Medan Special Class I Immigration Office
in tackling falsification of passport documents are increasing efficient coordination with
embassies and cross-sectoral agencies, providing foreign language courses besides English.
It is better for the Immigration to be more consistent in enforcing and imposing legal
sanctions in accordance with applicable legal regulations, especially in imposing criminal
sanctions. Conduct socialization to the general public, students, students, so that in every
passport arrangement you don't need to use the services of brokers, just come in person and
it will be completed quickly.
Keywords: Crime, Law Enforcement, Falsification of Travel Identity (Passport)

ABSTRAK
Judul Penelitian skripsi ini adalah Penerapan sanksi pidana terhadap pelaku pemalsuan
identitas dalam pembuatan dokumen perjalanan (paspor). Rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah pelaku melakukan pemalsuan identitas dalam pembuatan dokumen perjalanan (
Paspor), hambatan yang dialami dalam menanggulangi terjadinya pemalsuan identitas dalam
pembuatan dokumen perjalanan ( Paspor) dan upaya yang dilakukan dalam menanggulangi
terjadinya pemalsuan identitas dalam pembuatan dokumen perjalanan ( Paspor). Adapun
yang menjadi tujuan dari penelitian yakni untuk mengetahui pelaku melakukan pemalsuan
identitas dalam pembuatan dokumen perjalanan, mengetahui hambatan yang dialami dalam
menanggulangi terjadinya pemalsuan identitas dalam pembuatan dokumen perjalanan

54 PENERAPAN SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PEMALSUAN


IDENTITAS DALAM PEMBUATAN DOKUMEN PERJALANAN ( PASPOR )
(Suatu Penelitian di Wilayah Hukum Imigrasi Kelas I Khusus Medan)
Dicky Ramadhan Ardiansyah Damanik 1), Frans Agi Ginting 2)
(Paspor) dan mengetahui upaya yang dilakukan dalam menanggulangi terjadinya pemalsuan
identitas dalam pembuatan dokumen perjalanan (Paspor). Hasil penelitian ini menunjukkan
Pelanggaran tindak pidana yang dilakukan pelaku terhadap pemalsuan identitas dokumen
perjalanan (paspor) meliputi pengubahan data, pemalsuan data diri dan penerbitan dokumen
palsu berupa buku blanko paspor. Hambatan yang dialami Kantor Imigrasi Kelas I Khusus
Medan dalam menanggulangi pemalsuan dokumen paspor yaitu kurangnya koordinasi
dengan pihak kedutaan dan lintas sektoral terkait identitas pelaku tersebut, kurangnya
Penyidik Pegawai Negri Sipil (PPNS) Imigrasi yang menguasai bahasa asing selain bahasa
inggris, Petugas imigrasi tidak mengetahui fitur pengaman paspor orang asing dan seperti
sikap masyarakat yang kurang peduli atau acuh. Upaya yang dilakukan Kantor Imigrasi Kelas
I Khusus Medan dalam menanggulangi pemalsuan dokumen paspor yaitu Meningkatkan
koordinasi yang efesien dengan kedutaan dan instansi lintas sektoral, memberikan Kursus
bahasa asing selain bahasa ingris. Sebaiknya pihak Imigrasi lebih konsisten dalam penegakan
dan penjatuhan sanksi hukum sesuai dengan peraturan hukum yang berlaku, terutama dalam
penjatuhan sanksi pidana. Melakukan sosialisasi kepada masyarakat umum, mahasiswa,
pelajar, agar dalam setiap pengurusan paspor tidak perlu menggunakan jasa calo cukup
dengan datang sendiri juga akan cepat selesai.
Kata Kunci: Tindak Pidana, Penegakan Hukum, Pemalsuan Identitas Perjalanan
(Paspor)

1. PENDAHULUAN tindakan serta pola tingkah laku setiap


warga negaranya harus sesuai dengan
Negara Kesatuan Republik norma-norma dan ketentuan- ketentuan
Indonesia merupakan negara yang yang diatur oleh negara. Apabila berbicara
berdasarkan atas hukum (rechtstaat) dan masalah hukum, maka akan dihadapkan
tidak berdasarkan atas kekuasaan dengan hal-hal yang berkaitan dengan
(machtstaat). Hukum berfungsi untuk kegiatan pergaulan hidup manusia di
mengatur hubungan antara manusia yang masyarakat yang diwujudkan sebagai
satu dengan manusia lainnya dan proses interaksi dan interrelasi antara
hubungan antara manusia dan negara agar manusia yang satu dengan manusia yang
segala sesuatunya berjalan dengan tertib. lainnya didalam kehidupan bermasyarakat.
Oleh karena itu, tujuan hukum adalah
untuk mencapai kedamaian dengan Tindakan pidana adalah suatu
mewujudkan kepastian hukum dan perbuatan yang melawan/melanggar
keadilan di dalam masyarakat. Kepastian hukum yang telah ditentukan. Dimana
hukum menghendaki adanya perumusan hukum yang telah ditentukan terdapat
kaedah-kaedah dalam peraturan dalam Kitab Undang-Undang Hukum
perundang- undangan itu harus di Pidana (KUHP). Penghancuran dan
laksanakan dengan tegas. Oleh sebab itu pengrusakan barang merupakan salah satu
semua masyarakat Indonesia sangat perbuatan pidana yang termuat dalam
mengharapkan hukum ditegakkan dan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
tidak boleh memihak kepada siapapun. (KUHP). Tindakan ini terdapat beberapa
unsur, macam-macam, dan sanksinya,
Negara Indonesia adalah negara perbuatan melawan hukum ini mempunyai
yang berdasarkan hukum, yang nilai resiko yang tinggi, disamping masa
mengandung makna bahwa segala hukum penjaranya (sanksi) juga

JURNAL DIKTUM, Vol. 2, No. 2, (2023) Juni : 54 - 64 55


mempunyai akibat yang fatal dikarenakan pemegangnya dan berlaku untuk
penghancuran dan perusakan dapat melakukan perjalanan antar negara yang
merugikan orang lain yang telah menjadi selanjutnya disebut paspor. Paspor
korbannya. Pada dasarnya, perusakan mempunyai spesifikasi taknis pemangan
barang milik orang lain sangat merugikan dengan standar bentuk, ukuran, desai, fitur
pemilik barang, baik barang yang dirusak pengaman, da nisi blanko sesuai dengan
tersebut hanya sebagian saja atau standar International Civil Aviation
seluruhnya, sehingga pemilik barang Organization (ICAO).
tersebut tidak dapat menggunakan lagi
barang miliknya.Selain itu barang yang Proses penerbitan paspor dengan
telah dirusak merupakan sesuatu yang menggunakan aplikasi Identification single
bernilai bagi pemiliknya, dengan sign ini yang merupakan property kontrol
terjadinya pengrusakan barang ini sangat akses dari beberapa sistem perangkat lunak
mengganggu ketenangan pemilik barang. yang terkait, namun independen. Dengan
Perbuatan merusak barang milik orang properti ini, pengguna log in dengan nama
lain merupakan suatu kejahatan. Setiap penggunadan kata sandi tunggal untuk
kejahatan atau pelanggaran yang terjadi mendapatkan akses ke sistem atau sistem
tidak hanya dilihat dari sudut orang yang yang terhubung tanpa menggunakan nama
melakukan kejahatan, akan tetapi dalam pengguna atau kata sandi yang berbeda,
kasus-kasus tertentu juga dapat dilihat dari yang terhubung dengan database yang
sudut korban sebagai orang yang dirugikan merupakan kumpulan informasi yang
dalam tindak pidanatersebut. disimpan di dalam komputer secara
sistematik sehingga dapat diperiksa
Dampak pengaruh globalisasi pada menggunakan suatu program komputer
saat ini mengakibatkan kemajuan disegala untuk memperoleh informasi dari basis
bidang, hal ini menyebabkan tingginya data tersebut.Spesifikasi paspor yang
tingkat hubungan interaksi antar manusia canggih tersebut, tidak menutup
dalam memenuhi kebutuhannya Mobilitas kemungkinan terjadi masalah, misalnya
perpindahan tersebut tidak hanya berada penggandaan paspor. Beberapa tahun
dalam satu wilayah saja tetapi sudah terkahir ini misalnya mucul modus baru
mencapai perpindahan antar negara. para pelaku tindak pidana perdagangan
Dalam melakukan mobilitasnya setiap orang dan tenaga kerja non prosedural
Warga Negara Indonesia harus memiliki yang sebelumnya menggunakan paspor
surat perjalanan yang sah dan masih palsu atau menggandakan paspor, sekarang
berlaku sebagaimana diatur dalam menggunakan data-data palsu sebagai
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 kelengkapan persyaratan pembuatan
Tentang Keimigrasian. Pemberian paspor baik Akte Kelahiran, Kartu Tanda
dokumen perjalanan Republik Indonesia Penduduk, Kartu Keluarga dan Surat
dilakukan disetiap Unit Pelaksana Teknis Nikah.
(Kantor Imigrasi) yang ada diseluruh
Indonesia.Dokumen perjalanan Republik Kecenderungan usaha untuk
Indonesia adalah dokumen resmi yang mencapai kesejahteraan material dengan
dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang mengabaikan nilai-nilai kehidupan dalam
dari suatu negara yang memuat identitas masyarakat mulai tampak, sehingga mulai

56 PENERAPAN SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PEMALSUAN


IDENTITAS DALAM PEMBUATAN DOKUMEN PERJALANAN ( PASPOR )
(Suatu Penelitian di Wilayah Hukum Imigrasi Kelas I Khusus Medan)
Dicky Ramadhan Ardiansyah Damanik 1), Frans Agi Ginting 2)
banyak bermunculan pelanggaran dan peranan yang berbeda-beda sesuai dengan
pemanfaatan kesempatan secara ilegal bidangnya. Ketiganya secara bersama-
untuk kepentingan diri sendiri yang sama mempunyai kesamaan dalam tujuan
mengabaikan hak-hak dari orang lain serta pokoknya yaitu pemasyarakatan kembali
norma-norma yang ada. Hal ini diperburuk para narapidana.Hukum berfungsi untuk
dengan semakin meluasnya tindak pidana mengatur hubungan antara manusia satu
penggelapan, dimana tindak pidana dengan manusia lainnya dan hubungan
penggelapan akan membawa sisi negatif antara manusia dengan negara agar segala
yaitu pelanggaran hak-hak sosial serta sesuatunya berjalan dengan aman dan
lunturnya nilai-nilai kehidupan dalam tertib oleh karena itu tujuan hukum adalah
masyarakat. Hal tersebut disebabkan untuk mencapai kedamaian dengan
karena kurangnya pertanggungjawaban mewujudkan kepastian hukum dan
pidana yang seharusnya dilakukan oleh keadilan sosial didalam masyarakat.
pelaku tindak pidana penggelapan.Tindak Kepastian hukum menghendakiadanya
pidana kejahatan yang dilakukan perumusan kaidah-kaidah dalam peraturan
perseorangan atau gerombolan membuat perundang-undangan itu harus
kekhawatiran dalam masyarakat. dilaksanakan dengan tegas, oleh karena itu
Pemerintah sebagai pemimpin bangsa tujuan hukum adalah mencapai kedamaian
sangat diharapkan perannya untuk dengan mewujudkan kepastian hukum dan
menjaga keamanan dan ketertiban dalam keadilan sosial didalam masyarakat.
kehidupan bermasyarakat. Segala tindak
kejahatan perlu diadili dalam persidangan
demi terciptanya kepastian hukum dalam 2. TINJAUAN PUSTAKA
masyarakat. Setiap kejahatan atau 1. Pengertian Tindak Pidana dan
pelanggaran yang terjadi tidak hanya Unsur-Unsur Tindak Pidana
dilihat dari sudut orang yang melakukan
kejahatan, akan tetapi dalam kasus-kasus a. Pengertian Tindak Pidana
tertentu juga dapat dilihat dari sudut
Tindak pidana merupakan istilah
korban sebagai orang yang dirugikan
dalam ilmu hukum yang mempunyai
dalam tindak pidana tersebut.
pengertian yang abstrak. Dalam hukum
Pemberantasan tindak pidana pidana Belanda dikenal dengan “strafbaar
penggelapan harus dituntut dengan cara feit” yang didalam bahasa Indonesia
yang sesuai dengan yang terdapat di dalam memiliki terjemahan dengan berbagai
KUHP, serta melibatkan potensi yang ada istilah, karena tidak ada penetapan
dalam masyarakat khususnya pemerintah penerjemahan istilah yang diberikan oleh
dan aparat penegak hukum. Penegakan pemerintah untuk istilah tersebut yang
hukum di Indonesia dilakukan oleh aparat menimbulkan berbagai pandangan untuk
negara yang berwenang. Aparat negara menyamakan istilah “strafbaar feit”,
yang berwenang dalam pemeriksaan seperti “peristiwa pidana”, “perbuatan
perkara pidana adalah aparat Kepolisian, pidana”, dan berbagai istilahlain. Strafbaar
Kejaksaan, dan Pengadilan. Polisi, Jaksa feit adalah kelakuan (handeling) yang
dan Hakim merupakan tiga unsur penegak diancam dengan pidana, yang bersifat
hukum masing-masing mempunyai melawan hukum, yang berhubungan

JURNAL DIKTUM, Vol. 2, No. 2, (2023) Juni : 54 - 64 57


dengan kesalahan dan yang dilakukan oleh diingat bahwa aturan larangan dan
orang yang mampu bertanggung jawab. ancaman mempunyai hubungan yang erat,
Van Hamel merumuskan strafbaar feit oleh karenanya antara kejadian dengan
sebagai kelakuanorang (menselijke orang yang menimbulkan kejadian juga
gedraging) yang dirumuskan dalam wet, mempunyai hubungan yang erat pula.
yang bersifat melawan hukum, yang patut Sehubungan dengan hal pengertian tindak
dipidana (strafwaardig) dan dilakukan pidana ini Bambang Poernomo,
dengan kesalahan. berpendapat bahwa perumusan mengenai
perbuatan pidana akan lebih lengkap
Tindak pidana mempunyai apabila tersusun sebagai berikut bahwa
pengertian yang abstrak dari peristiwa- perbuatan pidana adalah suatu perbuatan
peristiwa yang kongkrit dalam lapangan yang oleh suatu aturan hukum pidana
hukum pidana, sehingga tindak pidana dilarang dan diancam dengan pidana bagi
haruslah diberikan arti yang bersifat ilmiah barang siapa yang melanggar larangan
dan ditentukan dengan jelas untuk dapat tersebut.
memisahkan dengan istilah yang dipakai
sehari-hari dalam kehidupan masyarakat. Tindak pidana merupakan bagian
Tindak pidana merupakan suatu dasar dasar dari pada suatu kesalahan yang
yang pokok dalam menjatuhi pidana pada dilakukan terhadap seseorang dalam
orang yang telah melakukan perbuatan melakukan suatu kejahatan. Jadi untuk
pidana atas dasar pertanggung jawaban adanya kesalahan hubungan antara
seseorang atas perbuatan yang telah keadaan dengan perbuatannya yang
dilakukannya, tapi sebelum itu mengenai menimbulkan celaan harus berupa
dilarang dan diancamnya suatu perbuatan kesengajaan atau kealpaan. Dikatakan
yaitu mengenai perbuatan pidanya sendiri, bahwa kesengajaan (dolus) dan kealpaan
yaitu berdasarkan azas legalitas (principle (culpa) adalah bentuk-bentuk kesalahan
of legality) asas yang menentukan bahwa sedangkan istilah dari pengertian
tidak ada perbuatan yang dilarang dan kesalahan (schuld) yang dapat
diancam dengan pidana jika tidak menyebabkan terjadinya suatu tindak
ditentukan terlebih dahulu dalam pidana adalah karena seseorang tersebut
perundang-undangan, biasanya ini lebih telah melakukan suatu perbuatan yang
dikenal dalam bahasa latin sebagai Nullum bersifat melawan hukum sehingga
delictum nulla poena sine praevia lege atas`perbuatannya tersebut maka dia harus
(tidak ada delik, tidak ada pidana tanpa bertanggung jawabkan segala bentuk
peraturan lebih dahulu), ucapan ini berasal tindak pidana yang telah dilakukannya
dari von feurbach, sarjana hukum pidana untuk dapat diadili dan bilamana telah
Jerman. terbukti benar bahwa telah terjadinya suatu
tindak pidana yang telah dilakukan oleh
Dalam hal ini maka terhadap setiap seseorang maka dengan begitu dapat
orang yang melanggar aturan-aturan dijatuhi hukuman pidana sesuai dengan
hukum yang berlaku, dengan demikian Pasal yang mengaturnya.
dapat dikatakan terhadap orang tersebut
sebagai pelaku perbuatan pidana atau Tindak pidana yang dimaksud
pelaku tindak pidana. Akan tetapi haruslah adalah bahwa perbuatan pidana atau tindak

58 PENERAPAN SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PEMALSUAN


IDENTITAS DALAM PEMBUATAN DOKUMEN PERJALANAN ( PASPOR )
(Suatu Penelitian di Wilayah Hukum Imigrasi Kelas I Khusus Medan)
Dicky Ramadhan Ardiansyah Damanik 1), Frans Agi Ginting 2)
pidana senantiasa merupakan suatu misalnya di dalam kejahatan-
perbuatan yang tidak sesuai atau kejahatan pencurian, penipuan,
melanggar suatu aturan hukum atau pemerasan, pemalsuan dan lain-
perbuatan yang dilarang oleh aturan lain;
hukum yang disertai dengan sanksi pidana d. Merencanakan terlebih dahulu atau
yang mana aturan tersebut ditujukan voorbedachte raad seperti yang
kepada perbuatan sedangkan ancamannya terdapat di dalam kejahatan
atau sanksi pidananya ditujukan kepada pembunuhan menurut Pasal 340
orang yang melakukan atau orang yang KUHP;
menimbulkan kejadian tersebut. e. Perasaan takut yang antara lain
terdapat di dalam rumusan tindak
b. Unsur-Unsur Tindak Pidana pidana menurut Pasal 308 KUHP.
Dalam kita menjabarkan sesuatu
rumusan delik kedalam unsur-unsurnya, 3. METODE PENELITIAN
maka yang mula-mula dapat kita jumpai
adalah disebutkan sesuatu tindakan 1. Jenis penelitian
manusia, dengan tindakan itu seseorang
telah melakukan sesuatu tindakan yang Jenis penelitian yang dipergunakan
terlarang oleh undang-undang. Setiap dalam penelitian ini adalah pendekatan
tindak pidana yang terdapat di dalam Kitab yuridis normatif. Pendekatan yuridis
Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) normatif dipergunakan untuk menganalisa
pada umumnya dapat dijabarkan ke dalam peraturan perundang-undang15 yang
unsur-unsur yang terdiri dari unsur berkaitan Penerapan Sanksi Pidana
subjektif dan unsur objektif. Unsur Terhadap Pelaku Pemalsuan Identitas
subjektif adalah unsur-unsur yang melekat Dalam Pembuatan Dokumen Perjalanan (
pada diri pelaku atau yang berhubungan Paspor ).
dengan diri pelaku, dan termasuk ke 2. Sifat Penelitian
dalamnya yaitu segala sesuatu yang
terkandung di dalam hatinya. Sedangkan Penelitian ini bersifat deskriptif analitis
unsur objektif adalah unsur-unsur yang ada yaitu penelitian yang hanya semata-mata
hubungannya dengan keadaan-keadaan, melukiskan keadaan objek atau
yaitu di dalam keadaan-keadaan mana peristiwanya tanpa suatu maksud untuk
tindakan-tindakan dari pelaku itu harus di mengambil kesimpulan-kesimpulan yang
lakukan.Unsur subjektif dari suatu tindak berlaku secara umum.
pidana adalah:
3. Jenis Data dan Sumber data
a. Kesengajaan atau ketidaksengajaan
Jenis data yang digunakan dalam
(dolus atau culpa);
penelitian ini adalah penelitian
b. Maksud atau Voornemen pada
kepustakaan (library research).Data
suatu percobaan atau pogging
diperoleh melalui beberapa literatur berupa
seperti yang dimaksud dalam Pasal
buku-buku ilmiah, peraturan perundang-
53 ayat 1 KUHP;
undangan dan dokumentasi lainnya yang
c. Macam-macam maksud atau
berhubungan dengan Penerapan Sanksi
oogmerk seperti yang terdapat

JURNAL DIKTUM, Vol. 2, No. 2, (2023) Juni : 54 - 64 59


Pidana Terhadap Pelaku Pemalsuan a. Menurut Pompe, “strafbaar feit”
Identitas Dalam Pembuatan Dokumen secara teoritis dapat merumuskan
Perjalanan ( Paspor ) Sumber data yang sebagai suatu pelanggaran norma
digunakan dalam penelitian ini adalah data (gangguan terhadap tertib hukum)
sekunder yang berupa bahan hukum yang dengan sengaja ataupun
primer, bahan hukum sekunder dan bahan dengan tidak disengaja telah
hukum tersier yang diperoleh melalui: dilakukan oleh seorang pelaku, di
mana penjatuhan terhadap pelaku
a. Bahan hukum primer yaitu tersebut adalah perlu demi
peraturan perundang-undangan, terpeliharanya tertib hukum dan
dalam penelitian ini dipergunakan terjaminnya kepentingan hukum.
yaitu Kitab Undang-Undang b. Menurut Van Hamel bahwa
Hukum Pidana strafbaar feit itu adalah kekuatan
b. Bahan hukum sekunder yaitu orang yang dirumuskan dalam
berupa buku bacaan yang relevan undang-undang, bersifat melawan
dengan penelitian ini. hukum, patut dipidana dan
c. Bahan hukum tersier misalnya dilakukan dengan kesalahan.
ensiklopedia, bahan dari internet, c. Menurut Indiyanto Seno Adji
bibliografi dan sebagainya. tindak pidana adalah perbuatan
4. Pengolahan dan Analisis Data seseorang yang diancam pidana,
perbuatannya bersifat melawan
Data yang dikumpulkan melalui hukum, terdapat suatu kesalahan
studi kepustakaan dianalisis dengan yang bagi pelakunya dapat
analisis kualitatif. Analisis kualitatif dipertanggungjawabkan atas
adalah analisa yang didasarkan pada perbuatannya.
paradigma hubungan dinamis antara teori, d. Menurut E. Utrecht “strafbaar feit”
konsep-konsep dan data yang merupakan dengan istilah peristiwa pidana
umpan balik atau modifikasi yang tetap yang sering juga ia sebut delik,
dari teori dan konsep yang didasarkan karena peristiwa itu suatu
pada data yang dikumpulkan dan perbuatanhandelen atau doen
berhubungan dengan Penerapan Sanksi positif atau suatu melalaikan
Pidana Terhadap Pelaku Pemalsuan natalen-negatif, maupun akibatnya
Identitas Dalam Pembuatan Dokumen (keadaan yang ditimbulkan karena
Perjalanan ( Paspor ). perbuatan atau melakukan itu).
e. Menurut Moeljatno tindak pidana
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
adalah suatu perbuatan yang
A. Tindak Pidana dan Unsur Tindak dilarang dan diancam dengan
Pidana pidana barang siapa yang
melanggar hukum.
Istilah strafbaar feit adalah peristiwa f. Menurut Vos adalah salah satu
yang dapat dipidana atau perbuatan yang diantara para ahli yang
dapat dipidana. Sedangkan menurut merumuskan tindak pidana secara
beberapa ahli hukum tindak pidana singkat, yaitu suatu kelakuan
(strafbaar feit) adalah: manusia yang oleh peraturan

60 PENERAPAN SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PEMALSUAN


IDENTITAS DALAM PEMBUATAN DOKUMEN PERJALANAN ( PASPOR )
(Suatu Penelitian di Wilayah Hukum Imigrasi Kelas I Khusus Medan)
Dicky Ramadhan Ardiansyah Damanik 1), Frans Agi Ginting 2)
perundang-undangan pidana diberi perbuatan pidana dalam Pasal 1 ayat (1)
pidana. KUH Pidana dikenal “Azas Legalitas” atau
yang dikenal dengan adagiumnya berbunyi
Berdasarkan beberapa pengertian sebagai berikut: “Nullum delictum nulla
yang diuraikan diatas, dapat disimpulkan poena lege previa poenali” yaitu azas yang
bahwa tindak pidana merupakan suatu menentukan bahwa tiap-tiap perbuatan
perbuatan manusia yang bertentangan pidana harus ditentukan terlebih dahulu
dengan hukum, diancam dengan pidana oleh undang-undang.
oleh Undang-undang perbuatan mana
dilakukan oleh orang yang dapat Dalam kehidupan sehari-hari juga
dipertanggungjawabkan dan dapat kita sering jumpai istilah kejahatan.
dipersalahkan pada si pembuat tindak Pernyataan kejahatan ini menunjukkan
pidana. Sesuai dengan beberapa definisi kepada perbuatan yang bertentangan
diatas terdapat beberapa syarat yang dapat dengan kaedah akan tetapi tidak semua
ditentukan sebagai tindak pidana, yaitu: perbuatan yang melanggar kaedah
merupakan kejahatan. Contoh seseorang
a. Harus ada perbuatan manusia; yang melempar Koran bekas kekebun
b. Perbuatan manusia itu betentangan belakang tetangga, seharusnya ia
dengan hukum; memberikan kepada tukang sampah atau
meleakkan di tempat sampah, hal ini tidak
c. Perbuatan itu dilarang oleh sopan mengganggu tetangga (melanggar
Undang-undang dan diancam kaedah) dan ini bukan kejahatan, tetapi
dengan pidana; dapat dikatakan sebagai kenakalan yang
termuat dalam Pasal 489 KUHP.
d. Perbuatan itu dilakukan oleh orang
yang dapat dipertanggung Unsur-unsur tindak pidana dapat
jawabkan; dan dibedakan setidak-tidaknya dari dua sudut
pandang, yaitu (1) dari sudut pandang
e. Perbuatan itu harus dapat
teoritis dan (2) dari sudut pandang
dipertanggung jawabkan kepada si
Undang-undang. Maksud teoritis adalah
pembuat.
berdasarkan pendapat ahli hukum, yang
Suatu perbuatan yang melawan tercermin dari pada rumusannya.
hukum dan merugikan masyarakat belum Sedangkan sudut Undang-undang adalah
tentu ia merupakan tindak pidana, bila kenyataan tindak pidana itu dirumuskan
perbuatan itu dilarang oleh undang-undang menjadi tinda pidana tertentu dalam Pasal-
dan pelakunya tidak dianca pidana. pasal perundang-undangan yang ada.
Misalnya pelacuran sebagai perbuatan
a. Unsur-unsur tindak pidana secara
yang merugikan masyarakat, tetapi tidak
teoritis
dijadikan larangan pidana. Hal ini
sukarnya untuk mengadakan rumusan Berdasarkan rumusan tindak pidana
yang tepat tentang tepat untuk pelacuran menurut Moeljatno, maka unsur tindak
dan menjadikan hal ini sebagai pencarian pidana adalah perbuatan, yang dilarang
dan kebiasaan. Untuk menentukan (oleh aturan hukum), ancaman pidana
perbuatan mana yang dianggap sebagai (bagi yang melanggar larangan). Dari

JURNAL DIKTUM, Vol. 2, No. 2, (2023) Juni : 54 - 64 61


batasan yang dibuat Jonkers dapat terkadang dicantumkan dan seringkali juga
dirincikan unsur-unsur tindak pidana tidak dicantumkan. Sama sekali tidak
adalah perbuatan, melawan hukum (yang dicantumkan ialah mengenai unsure
berhubungan dengan), kesalahan (yang kemampuan bertanggngjawab. Disamping
dilakukan oleh orang yang dapat), itu banyak mencantumkan unsureunsur
dipertangungjawabkan. E.Y.Kanter dan lain baik sekitar/mengenai objek kejahatan
SR. Sianturi menyusun unsurunsur tindak maupun perbuatan secara khusus untuk
pidana yaitu: rumusan tertent.

a) Subjek 5. SIMPULAN
b) Kesalahan
c) Bersifat melawan hukum (dari 1. Pelanggaran tindak pidana yang
tindakan) dilakukan pelaku terhadap
d) Suatu tindakan yang dilarang dan pemalsuan identitas dokumen
diharuskan oleh UU/PerUU-an dan perjalanan (paspor) meliputi
terhadap pelanggarnya diancam pengubahan data, pemalsuan data
dengan pidana Terhadap diri dan penerbitan dokumen
pelanggarannya diancam dengan palsu berupa buku blanko
pidana paspor.
e) Waktu, tempat, keadaan (unsure 2. Hambatan yang dialami Kantor
bjektif lainnya). Imigrasi Kelas I Khusus Medan
Sementara K. Wantjik Saleh dalam menanggulangi pemalsuan
menyimpulkan bahwa suatu perbuatan dokumen paspor yaitu kurangnya
akan menjadi tindak pidana apabila koordinasi dengan pihak
perbuatan itu: kedutaan dan lintas sektoral
terkait identitas pelaku tersebut,
1) Melawan hukum kurangnya Penyidik Pegawai
Negri Sipil (PPNS) Imigrasi
2) Merugikan masyarakat yang menguasai bahasa asing
3) Dilarang oleh aturan pidana selain bahasa inggris, Petugas
imigrasi tidak mengetahui fitur
4) Pelakunya diancam dengan pidana. pengaman paspor orang asing
dan seperti sikap masyarakat
b. Unsur-unsur tidak pidana dari
yang kurang peduli atau acuh,
sudut pandang Undang-undang
tidak mau membantu proses
Buku II KUHP memuat rumusan- penegakan terkait pemalsuan
rumusan perihal tindak pidana tertentu dokumen perjalanan.
yang masuk dalam kelompok kejahatan
3. Upaya yang dilakukan Kantor
dan Buku III adalah pelanggaran. Ternyata
Imigrasi Kelas I Khusus Medan
ada unsur yang selalu disebutkan dalam
dalam menanggulangi pemalsuan
setiap rumusan ialah
dokumen paspor yaitu
tingkahlaku/perbuatan, walaupun ada
Meningkatkan koordinasi yang
perkecualian seperti Pasal 335 KUHP.
efesien dengan kedutaan dan
Unsur kesalahan dan melawan hukum
62 PENERAPAN SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PEMALSUAN
IDENTITAS DALAM PEMBUATAN DOKUMEN PERJALANAN ( PASPOR )
(Suatu Penelitian di Wilayah Hukum Imigrasi Kelas I Khusus Medan)
Dicky Ramadhan Ardiansyah Damanik 1), Frans Agi Ginting 2)
instansi lintas sektoral, Andi Hamzah, Asas-Asas Hukum Pidana
memberikan Kursus bahasa asing Edisi Revisi, (Jakarta: Rineka Cipta,
selain bahasa ingris, agar PPNS 2004), hlm. 97.
tidak kesulitan dalam melakukan Andi Hamzah, Asas-Asas Penting Dalam
pemeriksaan warga negara asing, Hukum Acara Pidana, Surabaya, FH
Meningkatkan kapasitas, Universitas, 2005
profesionalisme dan integritas
Arief, Nawawi Barda. Upaya Non Penal
Petugas Imigrasi di TPI melalui Dalam Kebijakan Penanggulangan
peningkatan sumber daya Kejahatan, Semarang: Makalah
manusia dengan Mengajak Seminar Kriminologi UI. 1991,
kedutaan di setiap negara dan Hukum Undip, Hlm. 42.
Meningkatkan sosialisasi
Aris Ananta, Ekonomi Sumber Daya
terhadap masyarakat Medan Manusia, LPFE UI, Jakarta, 2000,
tentang Undang Undang Nomor
6 Tahun 2011 tentang Audrey Breman dan Shirlee J. Snyder,
Keimigrasian Fundamental of Nursing: Concepts,
Process, and Partice (9th ed) Person,
6. DAFTAR PUSTAKA New Jersey, 2012.
A. Buku
Bambang Poernomo, Asas-asas Hukum
Pidana, Ghalia Indonesia, Jakarta
A. Rasyid Rahman, Pendidikan
2001, hlm. 30.
Kewarganegaraan, Makassar, UPT
MKU Universitas Hasanuddin Bambang Sunggono, Metodologi
Makassar, 2006, Penelitian Hukum, Raja Grafindo
Persada, Jakarta, 2018,
Abdulkadir Muhammad, Etika Profesi
Hukum, Bandung: PT. Citra Aditya Chaerudin dan Syaiful Ahmad Dinar,
Bakti, 2006. Hal. 115. Strategi Pencegahan Dan Penegakan
HukumTindak Pidana
Abdullah Sjahriful (James), 1993.
Korupsi,Bandung: Refika Editama,
Memperkenalkan Hukum
2008, hlm.87.
Keimigrasian, Jakarta : Ghalia
Indonesia. Hal. 7. Dellyana Shant, Konsep Penegakan
Hukum, Liberty, 1988, Jakarta, Hlm.
Adam Ramadhan, Model Zonanisasi
32
Penataan Pedagang Kaki Lima di
Kota Bandung ( UNNES Law Djoko Asmoro, Petunjuk Perencanaan
Journal ), 2015,Adami Chazawi, Trotoar
Pelajaran Hukum Pidana II, no.007/T/BNKT/1990Direktorat
Jendral Bina Marga, Direktorat
Rajawali Pers, Jakarta, 2002, hlm. 78.
Pembinaan Jalan Kota, Januari,
Adami Chazawi, Pelajaran Hukum Pidana, Jakarta, 1990,
Rajawali Pers, Jakarta, 2005,
E.Y. Kanter, Azas-azas Hukum Pidana di
hlm.122.
Indonesia dan Penerapannya,
Alfitra, 2012, Hapusnya Hak Menuntut Alumni AHMPTHM, Jakarta, 1992,
dan Menjalankan Pidana, Raih Asa hlm. 211.
Sukses, Depok, hlm. 25- 28.

JURNAL DIKTUM, Vol. 2, No. 2, (2023) Juni : 54 - 64 63


Ende Hasbi Nassaruddin, Kriminologi, Lilik Mulyadi, Bunga Rampai Hukum
Pustaka Setia : Bandung,2015, Pidana Umum dan Khusus, Penerbit
Alumni : Bandung, 2012
Erdianto Effendi, Hukum Pidana Indonesia
Suatu Pengantar, (Bandung: PT. Moeljanto, Asas-Asas Hukum Pidana,
Refika Aditama, 2014), hlm.97. Rineka Cipta, Jakarta, 2002, hlm 29.
Franciscus Theojunior Lamintang, Dasar- Muladi dan Arif Barda Nawawi,
Dasar Hukum Pidana Di Indonesia, Penegakan Hukum Pidana, Rineka
Jakarta Timur,2014, hlm. 179 Cipta, 1984, Jakarta, Hlm. 157.
Ginting, S.Y, Lubis, A.A, & Zulyadi, R. Muladi, Hak Asasi Manusia (Bandung:
(2019). Penerapan Sanksi Hukum PT. Refika Aditama, 2009).Hlm. 4.
Tindak Pidana Pemerkosaan Yang
Dilakukan Oleh Anak. Muryatini, N. N, 2020,
Pertanggungjawaban Pidana
Harun M. Husen, Kejahatan dan Terhadap Pelaku Tindak Pidana
penegakan Hukum di Indonesia, Menjual Dokumen Palsu Melalui
Rineka Cipta, Jakarta, 1990, hlm. 58 Media Sosial Facebook, Jurnal
Hukum Saraswati (JHS), 2(1),
I Made Widnyana, Hukum PIdana, Hal.56-65.
Penerbit Fikahati Aneska,
Jakarta,2010, hlm. 34 Peter Mahmud Marzuki, Pengantar Ilmu
Hukum,Jakarta: Kencana Persada,
Indriyanto Seno Adji, Korupsi dan Hukum 2012. Hlm. 15.
Pidana, (Jakarta: Kantor Pengacara
dan Konsultasi Hukum “Prof. Oemar Rena Yulia, Viktimologi (Pelindungan
Seno Adji & Rekan, 2002), hlm.155. Hukum Terhadap Korban
Kejahatan), Yogyakarta:Graha Ilmu,
Jazim Hamidi dan Charles 2010, hlm.85.
Christian.(et.al.) Op.cit. Hal. 106.
S.R Sianturi, Asas-Asas Hukum Pidana
Jimly Asshidiqie, Hukum Tata Negara dan dan Penerapannya di Indonesia
PilarPilar Demokrasi, Serpihan Cetakan Ke-2, Alumni AHAEM
Pemikiran Hukum, Media dan HAM PTHAEM, Jakarta, 1998, hlm.208.
,Jakarta: Konstitusi Press dan PT.
Syaamil Cipta Media, 2006,. Hlm. Satipto Rahardjo.tt, Masalah Penegakan
386. Hukum, Sinar Baru, Bandung, hlm.
15.
Kartonegoro, Diktat Kuliah Hukum
Pidana, Penerbit Balai Lekture Sidharta, Fenomena Pedagang Kaki Lima
Mahasiswa, Jakarta, 2005, hlm. 62. Dalam Sudut Pandang Kajian
Filsafat Hukum dan Perlindungan
Leden Marpaung, Asas-Teori-Praktik Konsumen, Humaniora, Vol. 5 No,
Hukum Pidana, Sinar Grafika,. 2014
Jakarta, 2005,
Siswantoro Sumarso, Penegakan Hukum
Psikotropika, PT Raja Grafindo
Persada, Jakarta : 2004,

64 PENERAPAN SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PEMALSUAN


IDENTITAS DALAM PEMBUATAN DOKUMEN PERJALANAN ( PASPOR )
(Suatu Penelitian di Wilayah Hukum Imigrasi Kelas I Khusus Medan)
Dicky Ramadhan Ardiansyah Damanik 1), Frans Agi Ginting 2)

You might also like