You are on page 1of 13

PENGARUH PENYISIPAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI

K1-137/82F TERHADAP PEMBEBANAN DAN DROP


TENGANGAN DI PT PLN (PERSERO) UP 3 KLATEN
THE EFFECT OF INSERTING DISTRIBUTION K1-137/82F
TRANSFORMERS ON VOLTAGE LOADING AND DROPS AT
PT PLN (PERSERO) UP 3 KLATEN
Oleh :
Mas Agung Setya Putra
Gilang Rehandono
Dani Febriyanto
Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Jl. Ahmad Yani Pabelan Kartasura Tromol Pos I Surakarta 57102
d400190077@student.ums.ac.ic
d400190055@student.ums.ac.id
d400190067@student.ums.ac.id

Abstract

A transformer is an electrical component that functions to transfer and change electrical energy
from one or more electrical circuits to another through a magnetic coupling and is based on the
principle of electromagnetic induction. The load that is generally given to the transformer is not
more than 80%, so that a transformer that is used with an overload can cause damage to the
transformer itself. In the Ngaran - Sajen area, there is a 50 kVA transformer with pole code K1-
137/82F experiencing an overload of 80%. The purpose of this research is to know the loading
and voltage drop on the low-voltage network conductors which are calculated before and after the
insertion transformer is installed. A similar study conducted by I Gede Nyoman, et al (2017)
showed that the loading percentage of the GA 0032 substation was 59.69% and the loading
percentage at peak load times was 81.51%. The journal does not discuss the insertion of
transformers to reduce loading and voltage drop, while in this study the insertion of transformers
was carried out to overcome these problems. The method used in this study is to calculate the
loading percentage of the transformer, calculate the voltage drop, and also the savings obtained
from the insertion of the transformer.
Keywords: Transformer, transformer insertion, voltage drop.

Abstrak

Transformator merupakan komponen listrik yang berfungsi untuk memindahkan dan mengubah
energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian lainnya melalui suatu gandengan
magnet dan berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik. Beban yang umunya diberikan pada
transformator yaitu tidak lebih dari 80%, sehingga transformator yang digunakan dengan beban
lebih dapat mengakibatkan kerusakan pada transformator itu sendiri. Pada wilayah Ngaran - Sajen
terdapat Trafo 50 kVA dengan kode pole K1-137/82F mengalami pembebanan lebih sebesar 80%.
Tujuan dari penelitian ini yaitu dapat mengetahui pembebanan dan drop tegangan pada penghantar
jaringan tegangan rendah yang dihitung pada saat sebelum dan sesudah dipasangnya transformator
sisipan. Penelitian serupa yang dilakukan oleh I Gede Nyoman, dkk (2017) diperoleh hasil bahwa
presentase pembebanan gardu GA 0032 yaitu sebesar 59,69% dan presentase pembebanan pada
waktu beban puncak yaitu sebesar 81,51%. Pada jurnal tersebut tidak membahas tentang
penyisipan trafo untuk mengurangi pembebanan dan drop tegangan, sedangkan pada penelitian ini
dilakukan penyisipan trafo untuk menanggulangi permasalahan tersebut. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu menghitung besar presentase pembebanan dari trafo, menghitung besar
drop tegangan, dan juga saving yang didapatkan dari penyisipan trafo tersebut.
Kata Kunci: Transformator, penyisipan trafo, drop tegangan.
1. PENDAHULUAN

PT PLN (Persero) UP3 Klaten merupakan perusahaan listrik milik negara yang
beroperasi untuk menyediakan energi listrik bagi masyarakat umum pada daerah Klaten.
Kebutuhan energi itu meliputi industri, perumahan, dan komersial. Setiap tahunnya
kebutuhan energi tersebut selalu meningkat. Berdasarkan data yang dihimpun dari Badan
Pusat Statistik Kabupaten Klaten Pada tahun 2016-2018 bahwa konsumsi penggunaan
daya listrik di wilayah klaten mengalami peningkatan yaitu pada tahun 2016 sebesar
1202698.6Mwh dan diathun 2018 sebesar 1311263.73Mwh. Data lain yang dihimpun
dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Wakhid Ikhsanudin (2017) bahwa jumlah
pelanggan listrik tahun 2011 adalah 428.634. Perkiraan di tahun 2026 adalah 719.656.
Rata-rata kenaikan pelanggan listrik Kabupaten Klaten sebesar 3,22% pertahun.

Penyaluran energi listrik PT PLN (Persero) UP3 Klaten dibagi menjadi 5 Rayon,yaitu
Klaten kota, Pedan, Delanggu, Tulung, dan Boyolali. Pada Rayon Pedan terdapat 1956
trafo distribusi 1 fasa yang masih aktif beroperasi. Akan tetapi dalam pembebanan
transformator dapat terjadi beban lebih yang dan juga drop tegangan. Hal ini dapat
dipengaruhi karena banyaknya pelanggan dan juga jarak penghantaran. Menurut pendapat
Bambang Winardi (2018) terjadi drop tegangan dikarenakan penarikan sambungan rumah
yang tidak memperhatikan standar, dengan jarak antara tiang dengan sambungan rumah
pelanggan mencapai 225 meter. Pendapat lain yang memperkuat yaitu berdasarkan
penelitian Muhammad Avie Ansori, dkk (2019) faktor yang mempengaruhi drop
tegangan antara lain adalah panjang penghantar, impedansi penghantar, nilai faktor daya,
titik sambungan penghantar yang kurang kencang ssehingga timbul panas dan
mempengaruhi peralatan sisitem distribusi, serta besar kecilnya beban di trafo tiap tiang
mempengaruhi arus yang terpakai pada penghantar. Pada Rayon Pedan tepatnya di Jalan
Ngaran – Sajen terdapat trafo distribusi 1 fasa 50 Kva pole K1-137/82F mengalami
pembebanan lebih,sebesar 80%. Hal tersebut menyebabkan tegangan pelayanan
pelanggan paling ujung pada siang hari turun dari tegangan nominal 220 Volt menjadi
sebesar 188,8 Volt yang melebihi standar SPLN. Berdasarkan SPLN No.1:1978, batas
toleransi tegangan pelayanan +5% dan -10% dari tegangan nominal yaitu maksimal 198
Volt.
Selain trafo yang mengalami overload, pada jaringan tersebut banyak ditemukan
tarikan SLP dan sambungan rumah yang tidak memenuhi standar PLN. Kedua
permasalahan tersebut merupakan penyebab timbulnya rugi daya dan jatuh tegangan pada
jaringan. Untuk menangani permasalahan ini, PT PLN (Persero) Rayon Pedan mengambil
langkah, perbaikan jaringan dengan memasang transformator baru sebagai sisipan,
pemusatan beban trafo untuk mengurangi beban yang terdapat pada transformator yang
mengalami pembebanan berlebih dimana perbaikan tersebut bertujuan untuk
mendapatkan besar penurunan susut/losses, drop tegangan setelah dilakukan perbaikan
dan besar saving (kWH) yang dapat disimpan PLN.

2. TINJAUAN TEORITIS
2.1 Transformator
Transformator merupakan alat listrik yang digunakan untuk memindah dan
mengubah tegangan listrik menggunakan gandengan magnet berdasarkan prinsip
induksi elektromagnetik. Transformator dapat menaikkan atau menurunkan
tegangan dengan frekuesi yang sama.Menurut Badaruddin dkk (2016)
Transformator adalah suatu peralatan listrik elektromagnetik statis yang berfungsi
untuk memindahkan / mengubah energi listrik dari suatu rangkaian listrik ke
rangkaian listrik lainnya, dengan frekuensi yang sama dan perbandingan
transformasi tertentu.Transformator menggunakan prinsip hukum induksi
Faraday dan hukum Lorentz dalam menyalurkan daya.

Gambar 2.1 Transformator


(Zuhal, et al., 2020)
2.2 Bagian – bagian pada Transfornator
2.2.1 Inti Besi (Core)
Bagian utama trafo yang berfungsi untuk memperlancar jalan fluks adalah
inti besi. Bagian ini terbuat dari plat besi yang digabungkan dengan silicon
sebagai tempat lilitan tembaga. Menurut pendapat (Badaruddin, et al,. 2016) inti
besi (core) berfungsi untuk mempermudah jalan fluks yang ditimbulkan oleh
arus listrik yang melalui kumparan. Dibuat dari lempengen lempengan besi tipis
yang diisolasi oleh silicon untuk mengurangi panas (sebagai rugi – rugi besi)
yang ditimbulkan oleh arus pusar atau eddy current.
Gambar 2.2.1 Inti Besi dan Laminasi diikat Fiberglass

2.2.2 Belitan (Winding)


Belitan atau winding terdiri dari tembaga ataupun alluminium berisolasi
yang mengelilingi inti besi dimana saat arus bolak balik mengalir pada belitan
tersebut. Inti besi akan terinduksi dan menimbulkan fluks magnetik
(Badaruddin, et al,. 2016). Menurut SPLN D3.002-1:2007 Bahan konduktor
belitan adalah tembaga (Cu) atau alauminium (Al), konduktor belitan sekunder
dapat berbentuk segii empat (rectangular) atau lembaran (sheet/foil). Bahan
isolasi dari konduktor belitan harussesuai dengan suhu kerja transformator dan
tahan minyak.

Gambar 2.2.2 Winding Fasa RST

2.2.3 Bushing
Bushing merupakan terminal yang menghubungkan kumparan
transformator dengan jaringan luar. Sebuah konduktor yang diselubungi oleh
isolator sekaligus berfungsi sebagai penyekat antara konduktor tersebut dengan
tangki transformator (Badaruddin, et al,. 2016).
Gambar 2.2.3 Bushing
2.2.4 Tangki dan Radiator
Tangki transformator berfungsi sebagai tempat diletakkannya belitan dan
tempat minyak transformator. Tangki transformator terhubung langsung dengan
radiator. Radiator merupakan sirip-sirip yang berada mengelilingi transformator
dan berfungsi untuk media pendingin pada trafo. Konstruksi yang berupa sirip –
sirip dapat meradiasikan panas yang terdapat pada minyak trafo dan
menyalurkan panas dari minyak trafo ke udara (Badaruddin, et al,. 2016).
Berdasarkan SPLN D3.002-1 : 2007 minyak sebagai media pendingin dan
isolasi transformator adalah jenis mineral dan tidak beracun. Minyak harus
memnuhi persyaratan IEC 60296 dengan tegngan tembus ≥50 kV/2,5mm.

Gambar 2.2.4 Tangki dan Radiator Trafo 3 Fasa

2.3 Minyak Isolasi Transformator


Bahan utama yang digunakan sebagai pendingin transformator adalah
minyak. Kekentalan minyak transformator tidak boleh terlalu tinggi agar mudah
bersirkulasi, untuk kekentalannya sendiri tidak boleh lebih dari 4,2 pada suhu 20
ºC dan 2 pada suhu 50 ºC (Badaruddin et, al., 2016). Menurut SPLN D3.002-
1:2007 minyak sebagai media pendingin dan isolasi transformator adalah jenis
mineral dan tidak beracun. Minyak harus memenuhi persyaratan IEC 60296
dengan tegangan tembus ≥ 50 kV/2,5 mm. Pengisian minyak diproses secra
vakum untuk menjamin penetrasi maksimum dari minyak isolasi ke dalam sistem
isolasi belitan.
2.4 Cara Kerja Transformator
Menurut Badaruddin dkk (2016) transformator bekerja dengan prinsip
induksi Hukum Faraday dan Hukum Lorentz dalam menyalurkan daya. Apabila
kumparan primer dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik, maka akan
mengalir arus dalam kumparan primer menimbulkan perubahan fluks maknetik
dalam inti besi. Prinsip dasar cara kerja dari transformator adalah induksi
elektronagnetik Bersama (mutual induction) antara dua rangkaian yang
dihubungkan oleh fluks magnet. Transformator terdiri dari dua buah kumparan
induksi yang secara listrik terpisah tetapi secara magnet dihubungkan oleh suatu
path yang mempunyai relaktansi yang rendah. Kedua kumparan tersebut
mempunyai mutual induction yang tinggi. Jika salah satu kumparan dihubungkan
dengan sumber tegangan bolak-balik, fluks bolak-balik akan timbul di dalam inti
besi yang dihubungkan dengan kumparan yang lain. Hal ini menimbulkan GGL
( gaya gerak listrik ) induksi dari Hukum Faraday. Bila arus bolak-balik mengalir
pada induktor, maka akan timbul gaya gerak listrik (Aditya Prayoga et, al,. 2010).

2.5 Macam-macam Transformator Distribusi


2.5.1 Transformator fasa tunggal
Transformator fasa tunggal atau biasa disebut transformator satu fasa
adalah alat listrik berguna untuk mendistribusikan energi listrik. Energi listrik
dari tegangan menengah diubah menjadi tegangan rendah untuk disalurkan ke
konsumen dengan fasa tunggal. Tujuan digunakan trafo agar daya listrik yang
dikonversi dari satu level tegangan ke level tegangan yang lain lebih efisien.
Menurut SPLN D3.002-1:2007 persyaratan standar transformator distribusi 1
fasa yaitu 20 kV-231 V dan 20/√3 – 231 V.

Gambar 2.5.1 Transformator distribusi fasa tunggal 50 kVa

2.5.2 Transformator fasa tiga


Transformator tiga fasa adalah alat listrik yang digunakan untuk
mendistrbusikan energi listrik tegangan tinggi ke tegangan rendah dan juga
sebaliknya. Transformator tiga fasa prinsip kerjanya sama dengan transformator
satu fasa, hanya saja perbedaannya terdapat pada fasa. Transformator tiga fasa
dapat dihubungkan dengan hubung star dan delta. Transformator tiga fasa
dikembangkan untuk alasan ekonomis, biaya leih murah karena bahan yang
digunakan lebih sedikit dibandingkan tiga buah transformator satu fasa dengan
jumlah daya yang sama dengan satu buah transformator 3 fasa (Ardi Aswar
Alamsyah, 2018). Menurut SPLN D3.002-1:2007 standar persyaratan
transformator distribusi dengan metode pendinginn ONAN yaitu sebesar 20 kV-
400V.
Gambar 2.5.2 Transformator distribusi 3 fasa

2.6 Beban Lebih dan Drop Tegangan Transformator


2.6.1 Transformator beban lebih (overload)
 Transformator beban leih (overload) adalah ketika terjadi pembebanan
mencapai lebih dari 80% dari kapasitas trafo itu sendiri, dan arus
nominal(In). Beban normal yang diberikan transformator pada umunya
sebesar 40-60% dari kapasitas pada nameplate.
 Menurut SPLN 50:1997, transformator overload apabila beban
transformator melebihi 80% dari kapasitas transformator (nameplate) atau
arus nominal (In).

Gambar 2.6.1 Grafik Rating Pembebanan Transformator.


 Menurut Frank, untuk menghitung persentase pembebanan pada
transformator dapat digunakan persamaan sebagai berikut :

V × I×√3
% Pembebanan = × 100 %
DayaTransformator

 Perencanaan pembagian beban pada transformator sisi R, S, T jika tidak


diatur dengan seimbang dapat mengakibatkan beban lebih pada sistem
kelistrikan serta rugi rugi pada jaringan tegangan redah (Simamora et, al,.
2014).
 Transformator mempunyai Batasan dalam pengoperasiannya, apabila
transformator digunakan terus menerus dalam kondisi overload, maka akan
mengalami peningkatan pada suhu dan panas pada transformator
bertambah. Sehingga akan merusak isolasi, material dan transformator istu
sendiri (Samsurizal et, al,. 2020).

2.6.2 Drop tegangan transformator

 Drop tegangan adalah kondisi dimana tegangan yang diterima oleh beban
dari penghantaran trafo distribusi tidak memenuhi standar minimum.
Menurut SPLN No.1:1978 toleransi untuk batas pelayanan adalah +5% dan
-10% dari nominal tegangan yaitu sebesar 198V.
 Menurut Daryanto (2011) drop tegangan pada trafo adalah selisih pada
pangkal tegangan (sending end) dengan tegangan pada ujung penerimaan
(receiving end). VR atau (Voltage Regulation) merupakan tegangan jatuh
relatif pada transformator. Untuk menghitung nilai V R dapat digunakan
persamaan sebagai berikut :
Vs−Vr
VR ( % )= ×100 %
Vr
 Menurut I Putu Suntawijaya dkk (2014) drop tegangan atau (voltage drop)
dapat diakibatkan karena jarak penghantaran dari transformator terlalu jauh
dengan beban yang akan dilayani. Pendataan kVA transformator harus
memperhatikan standar jarak maksimum dari transformator distribusi ke
konsumen. Rumus untuk menghitung penempatan transformator distribusi
adalah sebagai berikut :

10 % ×lvc
L max=
I beban puncak ×r saluran

3. METODE PENELITIAN
Penelitian Kerja Praktek ini dilakukan pada Tanggal 2 September hingga 2
Oktober 2022 di PT PLN UP3 Klaten dalam maintenance jaringan tegangan menengah
di daerah Ngaran – Sajen, Klaten kode pole K1-137/82F. Data yang digunakan yaitu
berupa data primer yang diperoleh dari ULP Tulung. Cara pengumpulan data yaitu
dengan pengukuran secara langsung di lokasi terjadinya gangguan jaringan. Setelah
diperoleh hasil pengukuran, selanjutnya dilakukan analisis data dengan cara
membandingkan nilai pembebanan dan drop tegangan sebelum dan sesudah
dilakukannya sisip transformator.

4. HASIL dan PEMBAHASAN


4.1 Objek Penelitian
PT. PLN (Persero) UP3 Klaten memiliki wilayah kerja yang cukup luas
sehihingga dibagi menjadi 5 Rayon. Banyaknya transformator yang ada pada
berbagai penyulang penulis melakukan penelitian di wilayah Rayon Pedan
dikarenakan pada daerah tersebut terdapat transformator yang mengalami
gangguan yang menjadi studi kasus penelitian. Transformator tersebut terdapat
pada wilayah kerja ULP Pedan tepatnya di Jalan Ngaran – Sajen dengan
spesifikasi trafo distribusi 1 fasa 50 Kva pole K1-137/82F. Berikut merupakan
single line Wilayah kerja ULP Pedan.
Gambar 4.1 Single Line Digram ULP Pedan.

Transformator dikatakan mengalami beban lebih(overload) jika beban yang


dipikul oleh trafo lebih dari standar yang ditentukan. Menurut SPLN 50:1997,
transformator overload apabila beban transformator melebihi 80% dari
kapasitas transformator (nameplate) atau arus nominal (In). Trafo pada tiang
K1-137/82F mengalami pembebanan mencapai 80%.

4.2 Perhitungan Pembebanan Transformator


Transformator pada pole K1-137/8F mengalami kenaikan pembebanan tiap
semesternya. Hal ini dikarenakan semakin banyak dan padatnya pelanggan
pada wilayah tersebut. Untuk mengetahui persentase pembebebanan penulis
melakukan perhitungan pada Trasnformator berdasarkan data yang ada
sebagai berikut :

Gambar 4.2 Rekap Data Pengukura Trafo 1 Phase tahun 2020 ULP
Pedan

Ix 1+ Ix 2+¿
I rata rata=
3
130+124+62
=
3
= 106,333 A
Maka pembebanan transformator dapat dihitung sebagai berikut :
220V × 106,333 A × √ 3
% Pembebanan =
50.000 VA
40518.3149 VA
= × 100 %
50.000 VA
= 81,04%
Dapat dilihat pada hasil perhitungan bahwa transformator pole K1-137/82F
mengalami beban lebih mencapai 81,04%. Selanjutnya dilakukan perhitungan
drop tegangan pada transformator.
4.3 Perhitungan Drop Tegangan

No Tegangan Sumber Tegangan Ujung (Vr)


(Vs)
1. 220V 188,8V

Tabel 4.3 Pengukuran Sebelum Dilakukan Sisip Trafo

Berdasarkan data tabel diatas dapat dihitung persentase drop tegangan


transformator Sintra 50kVA dengan rumus sebagai berikut :
Vs−Vr
VR ( % )= ×100 %
Vr
220−188 , 8
¿ × 100 %
188 , 8
¿ 16,5254 %
Dari hasil perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa drop tegangan
transformator melebihi standar yang telah ditentukan. Menurut SPLN
No.1:1978 toleransi untuk batas pelayanan adalah +5% dan -10% dari nominal
tegangan yaitu sebesar 198V.

4.4 Penyisipan Transformator Distribusi


Berdasarkan studi kasus yang terjadi pada trafo pole K1-137/8F untuk
menanggulangi permasalahan pembebanan lebih dan drop tegangan maka
dilakukan tindakan sisip trafo, hal ini dikarenakan jarak penghantaran antara trafo
distribusi dan beban terlalu jauh.

Gambar 4.4 (Lokasi Terjadinya Drop Tegangan MTS Muhammadiyah


Trucuk.)
Gambar 4.4 Proses Instalasi sisip Transfromator

4.5 Hasil perbandingan setelah dilakukan sisip Transformator


Setelah pengaplikasian sisip transformator dilakukan pengukuran kembali
pada Tegangan Sumber (Vs) dan Tegangan Ujung (Vr) untuk mengetahui
perbandingan sebelum dan sesudah dilakukan sisip trafo.

No Tegangan Sumber Tegangan Ujung (Vr)


(Vs)
1 230,3V 224,9V

Tabel 4.5 Hasil Pengukuran setelah Sisip Transformator

Berdasarkan tabel pengukuran setelah dilakukan penyisipan trafo maka dapat


dihitung presentase drop tegangan transformator dengan rumus :
Vs−Vr
VR ( % )= ×100 %
Vr
230 ,3−224 , 9
¿ ×100 %
224 , 9
= 2,40%
Dari hasil perhitungan setelah dilakukan sisip transformator dapat dilihat
perbedaan drop tegangan yang terjadi. Setelah dilakukan sisip transformator,
tegangan ujung sudah memenuhi standar yang ditentukan. Menurut SPLN
No.1:1978 toleransi untuk batas pelayanan adalah +5% dan -10% dari nominal
tegangan yaitu sebesar 198V.
Perbandingan Drop Tegangan
81%
85.00%
75.00%
65.00%
55.00%
45.00% 30%
35.00%
16.54%
25.00%
15.00% 2.40%
5.00%
Sebelum Sisip Trafo Setelah Sisip
Drop Tegangan 16.54% 2.40%
Pembebanan 81% 30%

Drop Tegangan Pembebanan

Grafik 4.5 Perbandingan Sebelum dan Sesudah Sisip Transformator

5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kondisi pembebanan pada transformator distribusi dengan kode pole K1-
137/82F mengalami pembebanan lebih yang tidak sesuai dengan standar yaitu
mencapai 81.04%. Hasil perhitungan drop tegangan sebesar 16.54%. Dalam studi
kasus yang terjadi upaya yang dilakukan untuk menanggulangi hal tersebut
dilakukan penyisipan transformator. Setelah dilakukan tindakan tersebut
pembebanan transformator turun menjadi 30%, sehingga presentase pembebanan
berkurang sebesar 51.04%. Drop tegangan yang terjadi sebelum dilakukan sisip
traformator yakni mencapai 16.54% dan setelah dilakukan tindakan penyisipan
drop tegangan berkurang menjadi 2.40%. Nilai tersebut sudah memenuhi standar
yang telah ditetapkan oleh PLN untuk disalurkan kepada pelanggan.
5.2 Saran
Koordinasi yang baik antara pemerintah setempat dengan pihak PLN mengenai
perencanaan beban di daerah tersebut yang bertujuan agar kebutuhan listrik
masyarakat dapat diprediksi sedini mungkin. Berkaitan dengan penempatan
transformator sisipan sebaiknya tidak hanya mengandalkan perhitungan saja,
namun juga tetap dilakukan survei lokasi agar mendapatkan keputusan yang lebih
bijak bagi PLN maupun masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Ansori, M. A., Handajadi, W., & Santoso, G. (2019). Analisa Drop Tegangan Pada
Sistem Jaringan Tegangan Menengah Pt. Pln (Persero) Apj Yogyakarta 20 Kv
Menggunakan Software Etap 16.0. Jurnal Elektrikal, 6(1 SE-Articles), 41–47.
https://journal.akprind.ac.id/index.php/elektrikal/article/view/2134
Athyna, V., Iksan, R., Studi, P., Elektro, T., Teknik, F., & Surakarta, U. M. (2016).
Analisa Kedip Tegangan Pada Sistem Distribusi Tenaga Listrik 20 Kv Akibat
Hubung Singkat Pada Penyulang Pedan.
Ii, B. A. B., & Pustaka, T. (1992). Politeknik Negeri Sriwijaya. Sumber Elektronika,
VI(7), 4–28. http://electrozone94.blogspot.co.id/2013/10/panel-surya-
Ikhsanudin, W. (2017). Prakiraan kebutuhan listrik pada tahun 2017- 2026 di kabupaten
klaten. Jurnal Teknik.
Judul, H. (2016). PENGGUNAAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI 1 FASA UNTUK
PERBAIKAN DROP TEGANGAN DAN RUGI-RUGI HAFIDZ ADITYA P, Ma’un
Budiyanto, S.T,M.T.
Jurusan, M., Elektro, T., Tadulako, U., Jurusan, D., & Elektro, T. (2014). ANALISIS
PEMBEBANAN TRANSFORMATOR GARDU SELATAN Sistem distribusi
merupakan salah satu sistem dalam tenaga listrik yang mempunyai peran penting
energi listrik , terutama pemakai energi Mengingat bagian ini berhubungan
langsung dengan konsumen , sangat dip. 1(1), 11–19.
Lina. (2015). No TitleÉ?__. Ekp, 13(3), 1576–1580.
Meliala, S. (2022). DISTRIBUSI DENGAN MENGGUNAKAN TRAFO SISIP DI PT PLN
( Persero ) ULP LANGSA KOTA. 11, 26–29.
PENGGUNAAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI 1 FASA UNTUK PERBAIKAN DROP
TEGANGAN DAN RUGI-RUGI HAFIDZ ADITYA P, Ma’un Budiyanto, S.T,M.T.
(2016).
Sutawinaya, I. P., Teresna, I. W., & Setyacahyana P., F. (2014). Studi Analisis
Penambahan Transformator Sisipan Untuk Menopang Beban Lebih Dan Drop
Tegangan Pada Transformator Distribusi Ka 1516 Penyulang Buduk Menggunakan
Simulasi Program Etap 7 . 0 . Jurnal LOGIC, 14(3), 133–139.
Syukri, M. (2005). Perhitungan Drop Tegangan Pada Jaringan. 4(2), 16–21.
Winardi, B. (2019). Perbaikan Jatuh Tegangan Dengan Reposisi Trafo Untuk Sambungan
Rumah Pelanggan. Transmisi, 20(4), 152.
https://doi.org/10.14710/transmisi.20.4.152-157
)2000( .‫سیادت سعید‬. No Title 76–1 ,1645 .‫زراعت غالت‬.
(Ansori et al., 2019; Athyna et al., 2016; Ii & Pustaka, 1992; Ikhsanudin, 2017;
Judul, 2016; Jurusan et al., 2014; Lina, 2015; Meliala, 2022; PENGGUNAAN
TRANSFORMATOR DISTRIBUSI 1 FASA UNTUK PERBAIKAN DROP
TEGANGAN DAN RUGI-RUGI HAFIDZ ADITYA P, Ma’un Budiyanto, S.T,M.T,
2016; Sutawinaya et al., 2014; Syukri, 2005; Winardi, 2019; 2000 ,‫)سیادت سعید‬

You might also like