You are on page 1of 10

Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 5, No.

2, Juli 2010

PERAN KELUARGA DALAM MEMBERIKAN DUKUNGAN TERHADAP PENCAPAIAN


INTEGRITAS DIRI PASIEN KANKER PAYUDARA POST RADIKAL MASTEKTOMI

Mekar Dwi Anggraeni 1, Wahyu Ekowati 2


1,2 Jurusan Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu-Ilmu Kesehatan
Universitas Jenderal Soedirman

ABSTRACT
Background: Breast cancer is the second largest cancer in Indonesia. Patients with advanced-
stage breast cancer in particular, are generally filled with anger and depression at the thought
of her illness. Family support is essential in patient care, one example is the situation after
breast removal surgery (Radical Mastectomy). Methods: This study is a qualitative study with
phenomenological approach that aims to explore the role of family in providing support to the
achievement of self integrity breast cancer patients post Radical Mastectomy. Participants
were selected by purposive sampling method which is a family of post Radical Mastectomy
patients in Prof.Dr.Margono Soekarjo hospital. There are six partisipants join this research.
Data collection techniques using in-depth interviews twice a further analysis of data using
methods Collaizz's. Results: The research results show the role of family experience in
providing support to the achievement of the integrity of the patient post Radical Mastectomy,
covers six main themes: first, various assistance provided by the family, the less the support of
the family as indicated by the husband who pays little attention and dishonesty diagnosis.
Third, the family response to the condition and Fourth, the need at this moment perceived as a
need for information about cancer and quality health services. Fifth, the various barriers in
memendapatkan health services, and the Sixth, the various changes that occur in the family.
Conclusion: The study provides implications of information regarding the role of family in
providing social support to women post Radical Mastectomy and increase knowledge in
providing nursing care to patients Breast Cancer Post Radical Mastectomy in Prof.Dr.Margono
Soekarjo hospital, and help meet the diverse needs would social support to improve the quality
of life of patients with breast cancer post radical mastectomy.

Keywords: family support, self integrity, post radical mastectomy

PENDAHULUAN
Manusia mempunyai sifat yang kanker yang mempunyai prevalensi cukup
holistik yaitu makhluk fisik dan sekaligus tinggi. Kanker payudara dapat terjadi pada
psikologis, yang saling mempengaruhi. pria maupun wanita, hanya saja prevalensi
Sehingga apa yang terjadi dengan kondisi pada wanita jauh lebih tinggi. Pada tahun
fisik akan mempengaruhi pula kondisi 2006 di Amerika, terdapat 212.920 kasus
psikologisnya (Halminton, 1995). Hal ini baru kanker payudara pada wanita dan
dapat kita lihat pada penderita penyakit 1.720 kasus baru pada pria, dengan
kronis seperti kanker payudara. Kanker 40.970 kasus kematian pada wanita dan
payudara merupakan salah satu jenis 460 kasus kematian pada pria. Di

105
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 5, No.2, Juli 2010

Indonesia, kanker payudara menempati mastektomi per Desember 2008 –


urutan ke dua setelah kanker leher rahim Desember 2009 sebanyak 81 orang,
(Wiknjosastro, 2002). Kejadian kanker dengan umur sekitar 16 - 58 tahun (Data
payudara di Indonesia sebesar 11% dari RSMS, Januari 2010). Melihat latar
seluruh kejadian kanker (Swasono, 2003). belakang di atas, sangatlah menarik untuk
Sekitar 70 persen pasien kanker payudara dilakukan penelitian terkait dengan peran
datang ke rumah sakit berada pada kondisi keluarga dalam memberikan dukungan
stadium lanjut. Menurut Miller (2008), terhadap perempuan yang menderita
sebanyak 16% - 25% pasien menderita kanker payudara post Radikal Mastektomi.
kanker sekaligus depresi. Penelitian yang
dilakukan Rebar (2005), setelah pasien
terdiagnosa kanker payudara pada tahun METODE PENELITIAN
pertama, 48% wanita mengalami Penelitian ini menggunakan
kecemasan dan depresi. Fakta ini juga metode penelitian kualitatif dengan
didukung oleh penelitian Colegrave cit pendekatan fenomenologi, yang bertujuan
Rahman, (2002) mengenai peningkatan untuk memperoleh jawaban atau informasi
level kecemasan dan depresi pada wanita- mendalam tentang peran keluarga dalam
wanita dengan kasus kanker payudara memberikan dukungan terhadap
bahkan sampai pada fase klinis–patologis. perempuan yang menderita kanker
Dalam situasi yang demikian seseorang payudara post Radikal Mastektomi. Pada
membutuhkan dukungan sosial dari orang penelitian ini, peneliti berusaha memahami
– orang yang berarti dalam hidupnya. pengalaman berupa peran keluarga dalam
Baziad (1993) mengemukakan memberikan dukungan terhadap
bahwa secara teoritis dukungan sosial perempuan yang menderita kanker
dapat menurunkan kecenderungan payudara dalam menghadapi kehidupan
munculnya kejadian yang dapat post Radikal Mastektomi. Penggunaan
mengakibatkan stress. Apabila kejadian metodologi ini didasarkan pada suatu
tersebut muncul, interaksi dengan orang asumsi bahwa ilmu pengetahuan tentang
lain dapat memodifikasi atau mengubah perilaku manusia hanya dapat diperoleh
persepsi individu pada kejadian tersebut melalui penggalian secara langsung
dan oleh karena itu akan mengurangi terhadap pengalaman yang didefinisikan
potensi munculnya stress. Dukungan oleh manusia tersebut (Polit & Hungler,
sosial juga dapat mengubah hubungan 1995).
antara respon individu pada kejadian yang Penelitian dilakukan dengan
dapat menimbulkan stres dan stres itu wawancara mendalam yang dilakukan
sendiri, mempengaruhi strategi untuk dalam dua tahap. Wawancara tahap
mengatasi stres dan dengan begitu pertama dilakukan secara formal tidak
memodifikasi hubungan antara kejadian berstruktur sebanyak 2-4 kali pertemuan,
yang menimbulkan stres mengganggu untuk lebih mempertajam akurasi data
kepercayaan diri, dukungan sosial dapat peneliti juga membuat catatan lapangan
memodifikasi efek itu. Di RSUD (Streubert & Carpenter, 1999). Wawancara
Prof.Dr.Margono Soekarjo jumlah tahap kedua dilakukan untuk
penderita kanker payudara post radikal mengkonfirmasi tema-tema sementara

106
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 5, No.2, Juli 2010

yang dihasilkan terkait dengan pengumpulan data, artinya analisa data


pengalaman yang partisipan telah lalui, dilakukan sejak pengumpulan data awal
serta berdasarkan interpretasi data yang hingga tahap akhir pengumpulan data.
dibuat oleh peneliti. Analisis data Metode Colaizzi’s digunakan untuk
dilakukan secara simultan dengan proses melakukan analisis data.

HASIL DAN BAHASAN


Karakteristik Partisipan Tema yang dihasilkan
Penelitian ini bertempat di RSU Margono T ema yang dihasilkan pada penelitian ini
Soekarjo Purwokerto, dengan pengambilan berdasarkan jawaban informan yang
data di ruang Bougenvile yang merupakan menjawab pertanyaan peneliti dengan
ruangan khusus bagi pasien yang mengacu pada tujuan khusus penelitian.
menjalani program Kemotherapi dengan Peneliti menemukan 6 tema yang
indikasi kanker. Seluruh partisipan merupakan jawaban dari 5 tujuan khusus
berjumlah 6 orang yang merupakan penelitian.
anggota keluarga terdekat dengan pasien Tema 1 : Bantuan yang diberikan oleh
(suami, kakak dan anak) kanker payudara keluarga
post radikal mastektomi. Seluruh partisipan a. Pemenuhan kebutuhan dasar
berasal dari kabupaten sekitar Purwokerto Keluarga memberikan bantuan dengan
dan Banyumas. Karakteristik partisipan cara memenuhi kebutuhan dasar pasien
yang bersuku Jawa. Usia informan kanker payudara post radikal mastektomi,
termuda 32 tahun dan tertua 58 tahun. meliputi pemenuhan kebutuhan makanan
Pendidikan tertinggi SMA terendah SD, dan minuman, dan pemenuhan kebutuhan
dengan penghasilan rata-rata berkisar sandang seperti dijelaskan oleh informan :
1.000.000 – 2.000.000.

“…saya yang masakin apa itu sayur nya yang kepenginnya dia...…” (P1, P3, P4)
“….lha... yang penting makan yang banyak, saya masakin….” (P6)

Pemenuhan kebutuhan sandang dipenuhi kepala atau semacam kerudung untuk


oleh keluarga dengan cara memfasilitasi menutupi rambut kepala yang rontok
pasien dengan baju atau pakaian yang sebagai dampak negatif program
longgar, menyelipkan atau menyumbatkan Kemotherapi yang dijalani pasien. Hal itu
kain kecil di bagian bekas payudara yang seperti diungkapkan oleh informan berikut :
telah diangkat, menyediakan penutup

“….bajunya minta yang longgar, dimasukin kain di tempat operasinya dulu” (P1, P5)
“…saya belikan kerudung, menutupi kepalanya yang rontok akibat kemo ini” (P6)

b. Memenuhi kebutuhan spiritual


Keluarga membantu untuk memenuhi berputus asa dan kesempatan untuk tetap
kebutuhan spiritual pasien dengan cara berdoa. Hal ini terungkap dari informan :
memberikan nasehat supaya tidak

107
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 5, No.2, Juli 2010

“…saya bilang jangan putus asa, tetap berdoa... yang sabar.....” (P3)
“…saya biarkan kalau lagi shalat sambil tiduran gitu …” (P2, P4

c. Pemenuhan kebutuhan afektif


Keluarga memenuhi yang mendalam dengan cara
kebutuhan afektif dalam hubungan menunggui pasien selama menjalani
mereka dengan cara memberikan program Kemotherapi dan mengingat
penguatan atau semangat, jadualnya. Hal ini terungkap dari
memberikan kasih sayang, dan pernyataan informan berikut
memberikan perhatian atau empati

“…saya bilang kamu ini kuat, nggak boleh menyerah, saya ingatkan jadual kemonya
(kemo terapi)…”(P1, P4 )
“…saya sayang sama istri saya, saya bilang jangan kerja yang berat …(P2, P5, P6)
“...saya gantian nungguin dia sama anak-anak juga keluarga yang lain …” (P3)

d. Manajemen konflik dalam keluarga


Keluarga menunjukkan lain yang juga dilakukan oleh keluarga
manajemen konflik dengan sikap adalah tidak bersikap kasar dalam
menghindari pertengkaran dan sikap bicara dan tidak memaksakan
tidak konfrontatif terhadap pasien. kehendak mereka jika pasien tidak
Menghindari pertengkaran dilakukan menginginkannya. Hal ini dapat
keluarga dengan cara mengalah jika diketahui dari pernyataan informan
terlibat dalam perbedaan pendapat, berikut :
dan memaklumi kondisi pasien. Hal

“….kalau sudah begitu lebih baik saya yang mengalah, saya paham mungkin dia jadi
sering marah karena beratnya penyakit ini….” (P6, P5)
“…..bicaranya pelan supaya nggak tersinggung, jangan ngomong kasar, nggak boleh
maksa …” (P3, P2, P5)

e. Penyediaan sumber financial menjadi sumber dana utama selama


Keluarga menyediakan finansial untuk menjalani program post radikal
keperluan menjalani Kemotherapi mastektomi. Hal ini ditunjukkan dari
dengan berbagai cara. Semua pernyataan informan :
partisipan menyebutkan program JPS

“…JPS ini membantu sekali, kita ditanggung sampai selesai kemo, paling kita mikir
ongkosnya dari rumah kesini (rumah sakit), tapi ya ternyata besar juga...” (P3, P6, P5)

Tema 2 : Kurang mendapat dukungan dari keluarga


a. Kurang mendapatkan perhatian suami

108
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 5, No.2, Juli 2010

Perhatian suami tidak diberikan secara suami tidak mendampingi, suami jauh,
penuh kepada pasien. Hal ini dikarenakan ataupun kondisi cerai. Hal ini diperoleh dari
suami yang kurang memberikan perhatian, ungkapan informan :

“….kalau saya lupa apa kecapean kadang saya diam... Eh dia ngambek dikiranya saya
nggak peduli lagi, ... mau kawin lagi.. …” (P6)
“…lha memang suaminya katanya dagang di Jakarta, tapi nggak ada hasilnya...” (P1)
“….sudah cerai, suaminya sama sekali nggak kasih nafkah…” (P2)

b. Ketidakjujuran diagnosa penyakit keluarga bingung, atau tidak sampai hati


Sikap keluarga yang tidak mengatakan menyampaikan hasil keganasan kanker
pada pasien tentang hasil pemeriksaan pada pasien. Hal tersebut dapat diketahui
biopsi jaringan payudara dikarenakan dari pernyataan informan berikut:

“......hasilnya ganas... tapi saya cuma bilang dokternya nggak ngomong apa-apa kok” (P6)
“….katanya ganas nggak ada harapan sembuh total... T api saya bilang nggak pa pa kok,
diobati pakai Kemo nanti juga sembuh, saya bingung gimana menyampaikannya. ….”
(P1, P2, P4, P5)

Tema 3 : Bagaimana keluargaku berespon terhadap kondisiku


a. Respon keluarga yang negatif bingung, menangis, terganggu, marah,
Keluarga menunjukkan respon yang mendiamkan, tidak bahagia, menyalahkan,
negatif, yang tergambar dalam kesedihan, dan putus asa. Hal ini ditunjukkan dari
kelelahan secara fisik dan psikologis, pernyataan informan :

“….nggak bisa ngomong gimana rasanya, sedih banget, nggak ada yang bahagia dengan
keadaan begini, sudah kemana-mana nggak ada hasilnya, nggak ada harapan lah,
rasanya mau marah gitu…. jengkel …” (P1, P2, P5, P6)
“….terganggu, nggak lagi bisa cari duit …” (P4)

b. Respon keluarga yang positif keluarga jika berada dihadapan pasien.


Respon positif keluarga selama Hal ini terlihat dari pernyataan informan
memberikan dukungan ditunjukkan dengan berikut :
tidak ada keluhan yang diperlihatkan oleh

“….Saya bilang ini lagi diuji... Saya tetap akan bantu sampai kapanpun...saya nggak mau
mengeluh, nggresula... Didepan dia..…” (P3, P4)

Tema 4 : Kebutuhan saat ini mastektomi. Informasi ini meliputi cara


a. Informasi tentang kanker mendapatkannya dan sumber informasi
Informasi perihal kanker merupakan salah tersebut darimana. Penyuluhan merupakan
satu bentuk pelayanan kesehatan yang cara yang diharapkan oleh informan agar
dibutuhkan oleh pasien post radikal hal-hal yang terkait dengan kanker

109
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 5, No.2, Juli 2010

payudara dapat diketahui lebih jelas oleh pernyataan informan berikut :


mereka. Hal ini dapat terlihat dari

“….Ya, yang ada kaitannya sama kanker disini belum pernah ada penyuluhannya,
Penjelasan gimana kanker itu, apa saja tanda-tandanya, saya masih belum mengerti
banyak, .” (P1, P3, P4, P6)

b. Harapan terhadap pelayanan petugas yang ramah, senyum, dan


kesehatan memberikan penjelasan yang benar. Hal
T ema tentang adanya harapan terhadap ini terlihat dari pernyataan berikut :
pelayanan kesehatan tergambar dari sikap

“….ya…yang ramah, murah senyum, kalau njelasin hasilnya ya... yang jelas, apa yang
harus dilakukan, kemana saya harus berobat, di rumah sakit mana, cara mendapat
surat JPS buat berobat .....” (P1, P2, P3, P5)

Tema 5 : Hambatan dalam mendapatkan rumah sakit daerah (hanya ada di rumah
pelayanan kesehatan sakit besar), dan mahalnya harga obat jika
Keluarga mengungkapkan adanya ditebus sendiri. Kurangnya informasi
hambatan untuk mendapatkan pelayanan tentang kanker dan dampak negatif
kesehatan khususnya tentang kanker pengobatan juga diungkapkan sebagai hal
payudara, yang digambarkan dari yang sangat mempengaruhi kehidupan
perawatan dan pengobatan yang pasien. Hal ini dapat diketahui dari
memakan waktu lama, sulit didapat di pernyataan informan berikut :

“…Alatnya nggak ada di sana (rumah sakit tipe C), alatnya cuma ada di rumah sakit
yang besar, Obatnya mahal sekali...saya nggak mampu beli, Saya nggak pernah tahu
sebelumnya, apa itu kanker …” (P1, P2, P3 P6)

Tema 6 : Berbagai perubahan yang terjadi padaku


a. Perubahan positif terhadap proses kedewasaan
T ema ini muncul sebagai salah satu perubahan positif yang dirasakan keluarga dalam
memaknai pengalaman selama mereka merawat anggota keluarganya yang menjalani post
radikal mastektomi. Keluarga merasakan bahwa mereka bertambah sabar, tidak lekas marah,
pengendalian emosi lebih baik, dan merasa bahwa apa yang mereka lakukan selama ini sudah
merupakan kewajiban. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan informan berikut :

“...saya jadi lebih memaklumi, tidak mudah marah, lha memang lagi diuji kesabarannya,
ya memang sudah jadi kewajiban saya.. .(P1, P4, P5).

b. Peningkatan kualitas/penghayatan Keluarga merasakan adanya peningkatan


nilai-nilai spiritual yang diyakini dalam hal penghayatan terhadap nilai-nilai
spiritual, hal ini meliputi bertambahnya

110
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 5, No.2, Juli 2010

keyakinan terhadap agama yang kebaikan setelah mereka merawat orang


dianutnya, adanya peningkatan dalam tua. Hal ini terlihat dari pernyataan
aktifitas beribadah menjadi lebih rajin dan informan berikut :
adanya keyakinan bahwa akan mendapat

“….ya mudah-mudahan dapat pahala, ganjaran, ya saya yakin saja…kalau kita berbuat
baik pasti ada kemudahan yang didapat kemudahan yang didapat dalam hidup, jadi
tambah rajin shalatnya...” (P6)

Berdasarkan pembahasan hasil kebutuhan psikologis yaitu untuk


penelitian, peneliti mendiskusikan implikasi menciptakan kasih sayang, saling
penelitian terhadap peran perawat memahami dan mendapatkan
terutama dalam membantu keluarga untuk kebahagiaan, pemenuhan fungsi afektif ini
mengidentifikasi kebutuhan mendasar merupakan basis sentral bagi
yang sangat diperlukan bagi wanita pembentukan dan kelanjutan dari suatu
dengan post radikal mastektomi. Menurut unit keluarga (Adam&Satir, 1972 dalam
Friedman (1998), dukungan keluarga Friedman 1998). Peneliti berpendapat
adalah sikap, tindakan dan penerimaan bahwa fungsi afektif ini telah dilaksanakan
keluarga terhadap penderita yang sakit. oleh keluarga dengan cukup baik.
Bentuk dukungan keluarga Pada manajemen konflik, hal
terhadap wanita dengan post radikal yang dilakukan keluarga adalah
mastektomi teridentifikasi 3 jenis, yaitu menghindari pertengkaran dan
dukungan instrumental, dukungan menampilkan sikap yang tidak konfrontatif.
psikologis, dan dukungan finansial. Bentuk Bentuk dukungan finansial keluarga
dukungan instrumental digambarkan kepada wanita post radikal mastektomi
melalui memenuhi kebutuhan intake yang peneliti temukan adalah adanya
makanan, dan pemenuhan kebutuhan penyediaan sumber finansial untuk proses
berpakaian /penampilan pasca menjalani pengobatan kanker. Anggota keluarga
radikal mastektomi. Selain itu, terlihat memandang bahwa orang yang bersifat
keluarga berusaha seoptimal mungkin mendukung selalu siap memberikan
membantu pasien agar gambaran diri pertolongan dan bantuan jika diperlukan.
pasien tidak terganggu, antara lain Pada penelitian ini ditemukan 3 jenis
membantu agar penampilan pasien tetap bentuk dukungan keluarga (dukungan
dapat optimal di lingkungan sosialnya, ini instrumental, dukungan psikologis dan
tentu sangat menolong pasien supaya dukungan finansial) yang diberikan spesifik
konsep dirinya tetap terjaga secara optimal untuk pasien radikal mastektomi oleh
sesuai kondisi penyakitnya. keluarganya. Bentuk dukungan yang lain
Bentuk dukungan psikologis yang tidak ditemukan adalah dukungan
yang peneliti temukan seperti pemenuhan penghargaan dan dukungan informasi
kebutuhan spiritual, pemenuhan kebutuhan ternyata keluarga tidak dapat memberikan
afektif dan manajemen konflik dalam dukungan tersebut. Terdapat sikap
keluarga. Keluarga memiliki tugas yang keluarga yang kurang mendukung
sangat penting dalam memenuhi

111
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 5, No.2, Juli 2010

pencapaian integritas diri wanita post sebenarnya lebih kepada sikap


radikal mastektomi. penyelesaian secara represif. Satu hal
Hasil penelitian ini menunjukkan yang menarik adalah bahwa respon negatif
ketiadaan perhatian suami dalam proses keluarga ini tidak diungkapkan atau
kemotherapi dan keluarga tidak jujur dalam ditujukan secara langsung dihadapan
menyampaikan hasil atau prognosa pasien.
penyakit pasien. Friedman (1998) Respon positif yang dilakukan
mengemukakan bahwa perhatian dari keluarga selama mendampingi pasien
suami atau istri termasuk kelompok menjalani terapi post radikal mastektomi
dukungan internal yang sangat membantu adalah dengan tidak menunjukkan keluhan
pemulihan kesehatan bagi pasangannya dihadapan pasien. Jika keluarga
yang dirawat. Ketiadaan perhatian merasakan ketidak-nyamanan maka
kelompok internal ini berpengaruh pada keluarga lebih banyak mendiskusikannya
kekuatan semangat pasien untuk sesama anggota keluarga lainnya daripada
menyelesaikan program pengobatan melibatkan pasien.
kanker payudaranya. Hal ini pula yang Pelayanan kesehatan yang
dirasakan oleh keluarga bahwa ketiadaan dibutuhkan oleh keluarga meliputi
pasangan (suami) sangat mempengaruhi informasi tentang penyakit kanker, harapan
kondisi psikologis pasien post radikal terhadap pelayanan kesehatan, dan
mastektomi, menjadi lebih drop dan kurang harapan dapat dihilangkannya dampak
kooperatif, berbeda dengan pasien yang negatif obat anti kanker. Harapan terhadap
selama pengobatan didampingi oleh suami pelayanan kesehatan lebih difokuskan
mereka maka pasien menjadi lebih pada petugas atau pemberi pelayanan
bersemangat dan memiliki harapan untuk terutama sikap para pemberi pelayanan
mencapai kesembuhan. dan pemberian kejelasan prognosa
Respon keluarga selama penyakit, alur layanan kesehatan yang
mendampingi wanita dengan post radikal dapat ditempuh keluarga jika ternyata hasil
mastektomi terdiri dari 2 hal yaitu respon pemeriksaan biopsi menunjukkan kanker
negatif dan respon positif. Respon negatif dengan keganasan, serta bagaimana cara
diketahui dari munculnya kesedihan, mengakses sumber dana yang disediakan
kelelahan, kebingungan, merasa oleh pemerintah misalnya fasilitas JPS
terganggu, hingga kemarahan. Ada juga bagi mereka yang memiliki Surat
sikap represif keluarga seperti menangis Keterangan Tidak Mampu atau keluarga
sendiri dan mendiamkan beberapa saat miskin.
jika terjadi konflik dengan pasien. Kesulitan berikutnya adalah
Secara psikologis, setiap orang dampak negatif yang dirasakan pasien
pada batas tertentu apabila terpapar pasca pemberian kemotherapi. Tidak ada
dengan situasi stres secara terus-menerus satu orang pun yang menyatakan
maka akan mengalami kejenuhan dan kenyamanan pasca pemberian
kelelahan, yang akan memunculkan reaksi kemotherapi. Dampak berikutnya
marah, dan mencari cara penyelesaian mengarah pada penampilan fisik, yang
sendiri. Menangis sendiri atau sikap membawa akibat yang cukup serius
mendiamkan yang dilakukan oleh informan terhadap keharmonisan hubungan suami

112
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 5, No.2, Juli 2010

dan istri. Kemoterapi adalah proses keluarga mengungkapkan adanya


pemberian obat-obatan anti kanker dalam perubahan sikap yang positif dalam
bentuk pil cair atau kapsul atau melalui kehidupan mereka dan terhadap proses
infus yang bertujuan membunuh sel kedewasaan mereka serta merasakan
kanker. Tidak hanya sel kanker pada penghayatan nilai-nilai spiritual yang lebih
payudara, tapi juga di seluruh tubuh baik, keluarga menjadi lebih sabar, dan
(Denton, 1996). Efek dari kemoterapi meningkatnya ibadah.
adalah pasien mengalami mual dan
muntah serta rambut rontok karena SIMPULAN DAN SARAN
pengaruh obat-obatan yang diberikan pada Hasil penelitian ini memberikan
saat kemoterapi. Efek inilah yang implikasi berupa informasi mengenai peran
dirasakan oleh keluarga sebagai salah keluarga dalam memberikan dukungan
satu hambatan pasien untuk konsisten sosial kepada pasienpost Radikal
menyelesaikan program kemotherapinya. Mastektomi serta meningkatkan Asuhan
Pengalaman keluarga dalam Keperawatan pada pasien Kanker
merawat pasien post radikal mastektomi Payudara Post Radikal Mastektomi di
dalam upaya memberi dukungan bagi RSUD Prof.Dr.Margono Soekarjo
tercapainya integritas diri diinterpretasikan Purwokerto, serta membantu memenuhi
secara beragam oleh keluarga. Hal ini kebutuhan dukungan sosial pasien
dapat dikelompokkan dalam 2 hal yaitu penderita kanker payudara post radikal
perubahan positif terhadap proses mastektomi. Hasil penelitian ini
kedewasaan caregiver dan peningkatan mengungkapkan bantuan yang diberikan
kualitas/penghayatan nilai-nilai spiritual oleh keluarga yang meliputi, pemenuhan
yang diyakini. Webster (2001) kebutuhan dasar, pemenuhan kebutuhan
mengemukakan bahwa kepuasan yang spiritual, pemenuhan kebutuhan afektif,
didapatkan caregiver lebih didasarkan manajemen konflik keluarga, penyediaan
pada caregiver uplifts yaitu meningkatnya sumber finansial dan berespon secara
aspek spiritual, sosial dan intelektual positif terhadap kondisi pasien. Terdapat
pemberi asuhan. Caregiver uplifts ini akan keluarga yang kurang memberikan
mempengaruhi aktifitas dan kejadian dukungan kepada pasien kanker payudara
sehari-hari caregiver dan membuat post radikal mastektomi ditunjukkan
seseorang merasa menjadi lebih baik, dengan suami yang kurang
gembira, senang dan merasakan memperhatikan, ketidakjujuran keluarga
kepuasan. Hal ini sejalan dengan hasil mengenai diagnosa penyakit pasien,
penelitian yang diperoleh yaitu bahwa berespon negatif terhadap kondisi pasien.

DAFTAR PUSTAKA
Baziad, A. (1993). Endokrinologi Keperawatan Keluarga, EGC,
Ginekologi, Edisi Pertama, Jakarta.
Kelompok Studi Endikrinologi Halminton P , M. (1995), Dasar- Dasar
Reproduksi Indonesia (KSERI). Keperawatan Maternitas, Edisi
Friedman, S. (1998). Pertama, EGC, Jakarta
Manuaba, I, B, G. (1998), Ilmu

113
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 5, No.2, Juli 2010

Kebidanan, Penyakit kandungan Pendidikan Bidan, EGC, Jakarta.


dan Keluarga Berencana Untuk
Oxford, M.N., (1992). Family role to give
support, Journal of Family
Nursing, Vol.32:89-97 Pollit &
Hungler. (2001). Qualitative
research. Philadelphia : W.B
Saunders Company.
Polit, D. F . & Hungler, B. P . (1999).
Nursing research: Principles and
methods. 6th ed. Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins.
Streubert Speziale, H.J., & Carpenter, D.R.
(2003). Qualitative research in
nursing: Advancing the
humanistic imperative. 3rd ed.
Philadelphia: Lippincot William
Wilkins.
Swasono, M.F. (1998). Kehamilan,
kelahiran, perawatan ibu dan
bayi dalam konteks budaya.
Jakarta : UI. Press
Webster, Y ., (2001). Caregiver uplifts: the
effect of giving care, Journal of
care giver, Vol.96:104
Wiknjosastro, S, R.(1999), Ilmu
Kandungan, Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawiroharjo,
Edisi II, Cetakan III, Jakarta.

114

You might also like