Professional Documents
Culture Documents
45
Jurnal Vol. 6 No.1April 2022: 44-59
kampung baru yaitu kampung Soribo, kampung penelitian selama 3 bulan mulai September
Kentekstar dan kampung Ipingoisi. Kawasan sampai Nopember 2021.
HLWR yang berada dalam kota dan Bahan yang digunakan adalah kuisioner,
Manokwari yang menjadi ibu kota Propinsi peta HLWR, dan sampel tanah. Adapun alat
Papua Barat mengakibatkan banyak orang yang digunakan GPS, kamera, Currenmeter,
datang ke Manokwari. Pada tahun 1991, rollmeter, parang, skop, soil test kit,
HLWR mulai mengalami penyusutan dari seperangkat komputer dengan software Sistem
331,78 ha menjadi 321,28 ha, dan data terakhir Informasi Geografis (SIG), software pengolah
tahun 2012 tersisa 86,24 ha yang sebagian kata, dan alat tulis-menulis.
besar berubah fungsi menjadi pemukiman, Penelitian menggunakan teknik observasi
pertanian, dan perkantoran (Mahmud et al., dan wawacara. Observasi dilakukan untuk
2017). mengetahui potensi dan ancaman dalam
Paradigma pembangunan kehutanan saat pengembangan ekowisata di HLWR.
ini telah berubah dari berorentasi hasil kayu ke Wawancara dilakukan untuk mengetahui
ekosistem yang menekankan pengelolaan hutan persepsi dan sikap responden untuk membuat
berbasis masyarakat lokal (Devi et al., 2017; skenario pengembangan ekowisata. Responden
Dinas LHK Aceh, 2020). Masyarakat lokal terdiri atas masyarakat pemilik hak ulayat dan
yang tinggal di sekitar lokasi ekowisata berperan yang menghuni kawasan HLWR. Data skunder
penting dalam konservasi sumber daya hutan. diperoleh dari Badan Pemantapan Kawasan
Pendekatan ini telah menempatkan masyarakat Hutan, Dinas Kehutanan Kab. Manokwari.
untuk mengelola dan menjaga eksistensi hutan. Responden ditentukan secara purposif
Untuk itulah sisa lahan HLWR yang telah alih sebanyak 10% dari total masyarakat dewasa
fungsi baik untuk pertanian, perkantoran dan atau telah berkeluarga pada kampung Ipingoisi,
pemukiman perlu dibuat skenario Kentestar dan Soribo. Responden terpilih
pengembangan ekowisata. Ekowisata menjadi terdiri atas kepala kampung, sekretaris dan
salah satu sektor pembangunan yang dapat bendahara, tokoh pemuda, tokoh wanita, kepala
memacu pertumbuhan ekonomi suatu wilayah, suku, masyarakat yang dianggap mewakili
dianggap sebagai suatu aset yang strategis ketiga kampung tersebut. Data dikumpulkan
untuk mendorong pengembangan wilayah. menggunakan daftar pertanyaan (kuisioner)
Penelitian ini bertujuan untuk membuat yang telah disiapkan yang meliputi identitas
skenario pengembangan ekowisata yang bisa responden, pengetahuan, pengalaman, tingkat
diterapkan sehingga pendapatan masyarakat pendidikan, umur, lama bermukim dan
meningkat, serta terhindar bencana banjir dan kegiatan konservasi. Pengumpulan potensi
tanah longsor. flora berasal dari telaah pustaka. Debit sungai
diperoleh dilakukan dengan cara mengukur
II. METODE PENELITIAN kecepatan arus dan penampang sungai.
Pengukuran debit sungai dilakukan pada 4
Penelitian bertempat laboratorium sungai/sumber air, dengan formula
perencanaan hutan, laboratorium tanah serta di (Asdak,2010):
kawasan Hutan Lindung Wosi Rendani
Kabupaten Manokwari (Gambar 1). Waktu
46
Skenario Pengembangan Ekowisata …
(Mahmud, Mutakim & Wahyudi)
Q=A x V
Keterangan : Q = Debit (m3 per detik), A = Luas penampang basah (m2) dan V = Kecepatan aliran
(m per detik)
47
Jurnal Vol. 6 No.1April 2022: 44-59
Berbagai jenis tumbuhan seperti Tabel 1, darah tinggi, paru-paru basah, malaria, kutil,
sebagian ada yang sengaja ditanam maupun ginjal, darah rendah, reumatik, asam urat,
tumbuh secara liar, seperti spesies endemik kangker, mata kabur, gatal babi, luka panah,
Intsia sp dan Pometia s.p. Semenjak HLWR membuang zat kotor, diare, mengeluarkan darah
ditunjuk menjadi hutan lindung, pada awal mati, tulang belakang, batu ginjal, menguatkan
1990-an telah ditanam berbagai jenis tegakan stamina dan menguatkan pingggang.
introduksi seperti Tectona grandis, Cananga
B. Potensi ekowisata
sp, Albizia falcataria dan Calyandra sp dan
lain lain. Budidaya hortikultura, hasil hutan Jasa lingkungan merupakan produk alami
bukan kayu dan tanaman multi guna/Multi dari keseluruhan kawasan hutan lindung seperti
purpose tree spesies (MPTS) telah dan terus panorama indah, air jernih, udara sejuk, segar
dikembangkan. Pada tahun 2012, Dinas dan bersih. Sementara berwisata secara alami
Kehutanan kabupaten Manokwari memberikan tanpa merubah kondisi alam identik dengan
secara gratis jenis tanaman buah-buahan dari ekowisata. Hutan lindung Wosi Rendani
hasil okulasi dan cangkok yang diharapkan memiliki potensi jasa lingkungan/ekowisata
tanaman cepat berbuah, rasa manis dan cepat seperti air terjun, kolam renang, mata air dan
laku di pasaran. goa.
Menurut Sahirudin (2014), terdapat 20 1. Air terjun
jenis tumbuhan berkhasiat obat yang Air terjun ini berada dalam kepemilikan
dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar HLWR hak ulayat bapak Panus Mandacan.
untuk mengobati 21 jenis penyakit. Penyakit Kepemilkan hak ulayat tanah di Papua telah
yang dapat diobati di antaranya gula, maag, dipetakan secara tradisional yang dibatasi oleh
48
Skenario Pengembangan Ekowisata …
(Mahmud, Mutakim & Wahyudi)
batas-batas alam seperti bukit, gunung dan/atau Terdapat 4 sumber air di antaranya mata
sungai. Sekitar air terjun dikelilingi bukit dan air Rendani 1, mata air Rendani 2, mata air
tumbuhan yang masih asli dan sejuk (Gambar Kali Dingin dan mata air Kali Kentek. Dari 4
2). Air terjun berasal dari aliran air yang keluar sumber air hanya 2 yang dipakai secara
dari goa. Air sangat jernih ketika tidak hujan, langsung oleh masyarakat lokal untuk
akan tetapi sedikit keruh saat hujan turun. kebutuhan sehari-hari baik konsumsi maupun
2. Kolam Renang mandi (Gambar 3) yaitu mata air kali Kentek
Kolam renang yang alamiah di dalam kota dan mata air Rendani 2, sedangkan yang lain
hanya ditemukan di HLWR (Gambar 2). dimanfaatkan oleh Perusahaan Daerah Air
Kolam ini di bawah kepemilikan hak ulayat Minum (PDAM). Potensi sumber air dapat
bapak Kristian Mandacan. Saat ini kolam dilihat pada Tabel 2.
renang hanya dipakai oleh masyarakat sekitar 4. Goa
untuk berenang dan mencuci pakaian. Terdapat Goa yang berada di HLWR berbentuk
himbauan dan telah ada kotak bagi yang seperti mata sebelah (Gambar 4). Pada mulut
berenang dan mencuci pakaian agar membayar goa terdapat bendungan kecil dan pipa besar
uang sekedarnya. Akan tetapi jika ini dikelola yang dibangun oleh PDAM untuk ketersediaan
dengan baik dengan melibatkan masyarakat air di Kabupaten Manokwari. Goa ini
pemilik hak ulayat, pengunjung/wisatawan berukuran lebar 4 m, tinggi 3 m dan panjang
akan semakin banyak dan berpotensi 500 m yang pada dinding bagian atas terdapat
menambah kesejahteraan masyarakat dan stalagmid (Gambar 5) dan stalagtid kecil di
pendapatan Pemda. bagian bawah goa.
3. Sumber air
Tabel 2 menunjukan bahwa potensi air terlihat air terbuang ke sungai tanpa
yang belum dimanfaatkan sangat besar yaitu dimanfaatkan, sementara hanya sedikit yang
701 l/det (91,63%). Selama ini hanya mata air masuk ke pipa. Air yang melimpah dari mata
Kali Kentek yang dimanfaatkan oleh air inilah yang menjadi salah satu alasan
masyarakat kampung Kentestar, itupun dalam penunjukan hutan Wosi Rendani sebagai hutan
jumlah yang sedikit. Berdasarkan Gambar 3 lindung tahun 1969.
49
Jurnal Vol. 6 No.1April 2022: 44-59
C. Karakteristik tanah podsolik/ultisol pada memiliki kadar Al tinggi yang dapat meracuni
HLWR tanaman (Harjowigeno, 2010). Unsur hara
Salah satu permasalahan usaha tani di yang rendah memerlukan tindakan pemupukan,
Papua adalah kesuburan tanah, sehingga pH Rendah memerlukan pengapuran.
masyarakat membuka lahan dengan cara Sehubungan sifat fisik dan kimia tanah relatif
membakar dan selalu berpindah-pindah. Jenis tidak baik untuk pertanian semusim, maka
tanah pada HLWR adalah podsolik/ultisol petani selalu berpindah-pindah untuk membuka
dengan karakteristik utama sebagaimana Tabel lahan pertanian baru. Oleh karena itu kawasan
3. HLWR lebih cocok untuk tetap sebagai hutan
Tabel 3 menunjukan bahwa karakteristik lindung dengan potensi ekowisata berbasis jasa
tanah kurang cocok jika digunakan untuk lingkungan.
pertanian semusim. Umumnya tanah ini
50
Skenario Pengembangan Ekowisata …
(Mahmud, Mutakim & Wahyudi)
51
Jurnal Vol. 6 No.1April 2022: 44-59
52
Skenario Pengembangan Ekowisata …
(Mahmud, Mutakim & Wahyudi)
53
Jurnal Vol. 6 No.1April 2022: 44-59
54
Skenario Pengembangan Ekowisata …
(Mahmud, Mutakim & Wahyudi)
55
Jurnal Vol. 6 No.1April 2022: 44-59
banyak yang harus membeli air tangki ukuran Menurut Hendriawan dan Mulyanie (2018)
5.000 liter dengan harga Rp250.000,-. Padahal daya tarik objek wisata merupakan modal
di kawasan HLWR air tersedia melimpah, akan utama dalam pengembangan obyek wisata.
tetapi pengelolaannya belum optimal. Air yang Untuk pengembangan air terjun terbatas perlu
melimpah bisa ditampung dalam bak besar dilakukan perbaikan fasilitas jalan alami,
yang didanai secara swakelola, dana promosi, home stay dan pengadaan kendaraan
desa/kampung maupun dari otsus Papua. umum untuk menuju lokasi wisata. Objek
Jaminan ketersedian air akan membuat wisata ini tergolong kecil, sehingga pengelola
masyarakat lokal dan masyarakat sekitar harus membatasi jumlah wisatawan agar tidak
HLWR mau menjaga, melindungi dan mengganggu ekosistem air terjun.
mempertahankan kelestarian hutan lindung. Air terjun dapat menjadi daya tarik
Menurut Nurapriyanto et al. (2018), HLWR ekowisata. Ekowisata adalah suatu bentuk
memiliki potensi nilai ekonomi air sebesar wisata yang sangat erat dengan prinsip
Rp21.355.503.432/th. Air yang telah pelestarian alam. Ekowisata merupakan bagian
dibendung (bak penampungan) dipasang pipa wisata dengan menikmati keindahan alami
untuk disalurkan ke rumah-rumah masyarakat. yang melibatkan unsur pendidikan dan
Kalau ini dilakukan akan menghemat biaya, dukungan terhadap usaha konservasi serta
tenaga dan air tidak terbuang percuma. peningkatan pendapatan masyarakat lokal
Andaikan air masih berlebih dari bak (Samosir et al., 2019). Dengan demikian
penampungan, air bisa disalurkan untuk ke pengembangan ekowisata sangat tepat dan
kolam ikan. Dengan dibuat kolam ikan, berdaya guna untuk mempertahankan keutuhan
masyarakat diberdayakan untuk budidaya ikan dan keaslian ekosistem di areal yang masih
air tawar. Selama ini ketersediaan ikan air alami. Menurut Nurapriyanto et al. (2018)
tawar banyak berasal dari Manado dan pengembangan ekowisata tidak dapat
Surabaya. Olehnya itu masyarakat diajak dipisahkan dengan informasi menyangkut
secara aktif untuk memanfaatkan potensi yang ekologi, sosial budaya dan ekonomi. Jika goa
ada dengan budidaya ikan air tawar, yang dan air terjun telah terkenal dan diminati,
sumber airnya berasal dari mata air HLWR. masyarakat lokal akan mempunyai peluang
4. Wisata air terjun terbatas usaha seperti menyediakan lahan parkir, aneka
Wisata air terjun di tengah kota dan makanan, kerajinan tangan, pemandu wisata,
berjarak 4 km hanya ditemukan di HLWR. penginapan tradisional dan tidak kalah penting
Namun informasi untuk menuju lokasi air pengunjung yang datang ditarik biaya,
terjun terbatas dan jalur yang harus dilalui sulit sehingga nilai ekonomi semakin baik. Jika
sehingga seringkali wisatawan mengabaikan air kualitas sumber daya alam dan fasilitas
terjun tersebut. Infrastruktur, perlindungan pendukung seperti penginapan/home stay, jasa
sumber daya pariwisata yang rendah dan pemandu wisata, jasa pembawa barang
kondisi daerah yang tidak kondusif sangat semakin baik maka jumlah kunjungan akan
berpengaruh pada pengembangan daya tarik semakin meningkat, sehingga nilai ekonomi
wisata jangka panjang (Zhao & Jiao 2019). wisata alam diharapkan dapat meningkat
Aktivitas yang sangat menarik saat berwisata (Tuharea, et al., 2017) Ketertarikan
air terjun yaitu berenang di bawah air terjun pengunjung pada pelayanan dan jasa yang
dengan sejuknya air dan udara yang segar. masih alami diharapkan akan meningkatkan
56
Skenario Pengembangan Ekowisata …
(Mahmud, Mutakim & Wahyudi)
pendapatan masyarakat lokal sehingga tingkat aliran sungai, Kontan. Diakses dari
ekonominya semakin baik. Jasa pariwisata https://nasional.kontan.co.id/news/jasa
berperan dalam mempercepat proses -lingkungan-solusi-untuk-selamatkan-
aliran-sungai-1
transformasi ekonomi termasuk masyarakat
lokal di pedesaan (Nugroho,et.al.2018). Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Aceh.
(2020), Juli 23. Aman, dan Lestari di
Era Adaptasi Kebiasaan Baru. Diakses
IV. KESIMPULAN dari website: http://dlhk.acehprov.
go.id/2020/07/hutan-produktif-aman-
Berdasarkan hasil penelitian, skenario dan-lestari-di-era-adaptasi-kebiasaan-
pengembangan HLWR ekowisata agar tetap baru/
berfungsi sebagai hutan lindung adalah Devi, I.N., Awang S.A., Andayani, W.,
kampung wisata buah, wisata goa terbatas, Suryanto, P. (2017). Pengembangan
tandon air komunal dan wisata air terjun ekowisata kawasan hutan dengan
terbatas. Kampung wisata buah diharapkan skema hutan kemasyarakatan di
agar lahan yang selama ini dibiarkan menjadi Daerah Istimewa Yogyakarta
(Development of fofest area
lebih produktif karena ditanami buah, sehingga
ecotourism with community forest
ke depan Manokwari menjadi produsen buah scheme in Daerah Istimewa
yang berasal dari HLWR. Pengangguran akan Yogyakarta. J.Manusia & Lingkungan.
berkurang dan pendapatan akan meningkat 24(2). 95-102
sehingga masyarakat lokal mampu mencukupi F.A.O. (1976). A Framework for land
kebutuhan sehari-hari dengan layak apabila evaluation. Soils Bull. No.32. Rome
skenario pengembangan goa dan air terjun
Harjowigeno S. (2010). Ilmu Tanah. Jakarta (ID):
terbatas diterapkan. Potensi air yang berlebih Akademikia Presindo.
dengan dibuat tandon komunal berarti bahwa
Hendriawan, N. & Mulyanie, E. (2018).
masyarakat sekitar HLWR telah ikut menjaga, Analisis potensi pariwisata air terjun
melindungi dan mempertahankan kelestarian di Kabupaten Tasikmalaya. Jurnal
hutan lindung agar air berkesinambungan. Geografi.15 (1). 37-44
Salah satu kendala pengembangan ekowisata Hengky, S.H. (2017). Probing coastal eco-
antara lain kepemilikan lahan didasarkan pada tourism in Pasir Putih Beach,
marga/suku. Keunikan yang dimiliki oleh tiap Indonesia. Business and Management
suku menyebabkan perlunya informasi kondisi Horizons 5(1):1–
budaya, sosial, kearifan lokal dan demografi 11.DOI:10.5296/bmh.v5i1.10606
masyarakat sehingga pengembangan ekowisata Kurniadi, R., Purnomo, H,, Wijayanto, N.,&
dapat menyentuh masyarakat lokal. Fuah, A.M. (2017). The refusal of
livestock owners towards exclusion
policy in protected area. Jurnal
DAFTAR PUSTAKA Manajemen Hutan Tropika. 23(1), 16-
24. DOI:10.7226/jtfm.23.1.16
Asdak C. (2010). Hidrologi dan pengelolaan
Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta: Mahmud, Wahyudi, Budirianto, H.J., &
Gajah Mada University Press. Nugroho, B. (2017). Scenarios of
land-use change in protected forest of
Bangun, A.K. (2021), Oktober 19. Jasa Wosi Rendani Manokwari District,
lingkungan solusi untuk selamatkan West Papua, Indonesia. Jurnal
57
Jurnal Vol. 6 No.1April 2022: 44-59
58
Skenario Pengembangan Ekowisata …
(Mahmud, Mutakim & Wahyudi)
59