You are on page 1of 12

Jurnal Lingkar Mutu Pendidikan, Volume 19 No.

2, Desember 2022, 61-72


https://doi.org/10.54124/jlmp.v19i2.78
p.ISSN 1979-3820 e.ISSN 2809-3933
Avalilable online at https://jlmp.kemdikbud.go.id/index.php/jlmp/index

IMPLEMENTASI PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA


DI SEKOLAH PENGGERAK

SENI ASIATI
SMP NEGERI 231 JAKARTA
USWATUN HASANAH
DIREKTORAT PENDIDIKAN PROFESI GURU
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI

Received : October 10, 2022 Abstract. The Merdeka Curriculum has differences compared to the 2013 Curriculum,
Revised : October 12, 2022 namely there is a Project to Strengthen Pancasila Student Profiles. This project is a supporter
Accepted : November 16, 2022 of intracurricular activities that have the ultimate goal of not only increasing competence
but building and improving the character of students as Pancasila Student Profiles through
projects that raise issues or problems in the surrounding environment. At present, the Project
for Strengthening Pancasila Student Profiles is mandatory for the Mobilization Schools. In 2021
there will be 54 Mobilizing Schools which should have implemented the project. This research
aims to 1) Know and explain the Motivator schools in implementing the project to strengthen
the profile of Pancasila students in 2021 in the South Jakarta and East Jakarta areas; 2) Obtain
information on the obstacles faced by driving schools in implementing the 2021 Pancasila Student
Profile Strengthening Project in the South Jakarta and East Jakarta areas. This research used
survey and interview methods. Based on the results of the research instrument on 50 Batch 1
Mobilization Schools as well as the results of sample visits to 12 educational units in the East
Jakarta and South Jakarta areas, data shows that the Project for Strengthening Pancasila Profiles
has been implemented by all phase I mobilizing schools. 100% carried out the implementation of
a project to strengthen the profile of Pancasila students. Several obstacles regarding the lack of
understanding of the project can be overcome by sharing experiences with other driving schools.

Abstrak. Kurikulum Merdeka memiliki perbedaan dibandingkan dengan Kurikulum 2013, yaitu
terdapat Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Projek ini merupakan pendukung kegiatan
intrakurikuler yang memiliki tujuan akhir tidak hanya peningkatan kompetensi tapi membangun
dan meningkatkan karakter peserta didik sebagai Profil Pelajar Pancasila melalui projek
yang mengangkat isu ataupun permasalahan yang ada di lingkungan sekitar. Saat ini, Projek
Penguatan Profil Pelajar Pancasila telah wajib dilaksanakan oleh Sekolah Penggerak. Pada tahun
2021 terdapat 54 Sekolah Penggerak yang seharusnya telah melaksanakan projek tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk 1) Mengetahui dan menjelaskan tentang sekolah penggerak dalam
mengimplementasikan projek penguatan profil pelajar Pancasila tahun 2021 di wilayah Jakarta
Selatan dan Jakarta Timur; 2) Memperoleh informasi kendala yang dihadapi sekolah penggerak
dalam mengimplementasikan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila tahun 2021 di wilayah
Jakarta Selatan dan Jakarta Timur. Penelitian ini menggunakan metode survey dan wawancara.
Berdasarkan hasil instrumen penelitian terhadap 50 Sekolah Penggerak Tahap I maupun hasil
kunjungan sampel terhadap 12 satuan pendidikan di wilayah Jakarta Timur dan Jakarta Selatan,
menunjukkan data bahwa projek penguatan profil pelajar Pancasila telah diimplementasikan oleh
seluruh sekolah penggerak angkatan tahap I. artinya sekolah penggerak tahap I sudah 100%
melaksanakan impelementasi projek penguatan profil pelajar Pancasila. Beberapa kendala
mengenai pemahaman tentang projek yang masih minim dapat diatasi dengan saling berbagi
pengalaman bersama sekolah penggerak lainnya.

: Implementation, Pancasila Student Profile Strengthening Project, Driving School.


Kata kunci: Implementasi, Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila, Sekolah Penggerak.

(*) Corresponding Author: seniasiati@gmail.com


How to Cite: Asiati, S., Hasanah, U., (2022). Implementasi projek penguatan profil pelajar Pancasila di sekolah penggerak. Jurnal
Lingkar Mutu Pendidikan, 19 (2), 61-72. https://doi.org/10.54124/jlmp.v19i2.78

- 61 -
Asiati & Hasanah, Jurnal Lingkar Mutu Pendidikan, 19 (2), 61-72, Desember 2022

PENDAHULUAN

Indonesia melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi memiliki Visi
Pendidikan Indonesia yaitu mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian melalui
terciptanya Pelajar Pancasila. Visi ini diwujudkan dalam bentuk kebijakan Kurikulum Merdeka. Salah satu
karakteristik kurikulum Merdeka yaitu adanya projek penguatan profil Pancasila. Kurikulum Merdeka
menitikberatkan pada upaya pembentukan karakter bangsa berupa profil pelajar Pancasila bagi setiap
peserta didik pada satuan pendidikan.(Sari et al., 2022).
Profil pelajar Pancasila merupakan karakter yang harus dimiliki peserta didik meliputi enam dimensi
dalam profil pelajar Pancasila yaitu: 1) Beriman, bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berakhlak
mulia; 2) Mandiri; 3) Bergotong-royong; 4) Berkebinekaan global; 5) Bernalar kritis; 6) Kreatif.
(Pendidikan Dasar dan Menengah et al., n.d.). Untuk mewujudkan profil pelajar Pancasila maka
dibutuhkan integrasi kegiatan intrakurikuler, projek penguatan profil pelajar Pancasila (kokurikuler),
dan kegiatan ekstrakurikuler.
Beberapa penelitian terkait tentang projek penguatan profil pelajar Pancasila dilakukan secara
kolaboratif, dan guru-guru tidak melaksanakan berdasarkan satu mata pelajaran tetapi lintas mata
pelajaran. Belajar dan bekerja secara kolaboratif menjadi kekuatan dalam pelaksanaan projek ini
sesuai dengan profil (kompetensi) yang dimiliki.(Ninla Elmawati Falabiba et al., 2014).
Penelitian mengenai implementasi kurikulum merdeka pada sekolah penggerak yang membahas
mengenai projek penguatan profil pelajar Pancasila sudah pernah dilakukan oleh Nugraheni Rahmawati,
dengan penelitian berjudul Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dalam Impelementasi Kurikulum
Prototipe di Sekolah Penggerak Jenjang Sekolah Dasar (Rachmawati).
Selain itu, penelitian mengenai projek penguatan profil pelajar Pancasila telah dilakukan oleh
Andiyani Safitri, Dkk dengan penelitian berjudul Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila: Sebuah
Orientasi Baru Pendidikan dalam Meningkatkan Karakter Siswa Indonesia tahun 2022. Hasil penelitian
menyebutkan bahwa pengembangan profil pelajar Pancasila ini melakukan kegiatan pembelajaran
dengan berbasis projek. Sehingga, diharapkan ke depannya peserta didik menjadi masyarakat yang
mempunyai nilai karakter yang sesuai dengan nilai-nilai karakter yang tertanam di tiap butir sila-sila
pada pancasila.(Andriani Safitri, n.d.)
Beberapa peneliti terdahulu mengenai implementasi projek penguatan profil pelajar Pancasila
hanya berfokus pada satu sekolah dan satu indikator yaitu meneliti dimensi karakter. Sedangkan
penelitian yang kami lakukan fokus pada implementasi projek penguatan profil pelajar Pancasila
ditinjau dari semua dimensi pada sekolah penggerak Angkatan ke-1 dari semua jenjang pendidikan,
meliputi PAUD, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah di wilayah Provinsi DKI Jakarta.
Profil pelajar Pancasila merupakan visi yang ingin diwujudkan Kemendikbudristek sebagaimana amanah
Permendikbud nomor 22 tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
tahun 2020-2024. Renstra ini berfokus pada kebijakan Merdeka Belajar sebagai pedoman bagi
pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam menata dan memaksimalkan bonus demografi
yang menjadi kunci tercapainya bangsa maju yang berkeadilan sosial, seperti yang dicita-citakan oleh
para pendiri bangsa. (Kemendikbud, n.d.).
Projek yang dilaksanakan harus memuat dimensi yang terdapat dalam profil pelajar Pancasila.
Sebagai contoh, satuan pendidikan tingkat SMP melaksanakan projek penguatan profil pelajar
Pancasila kelas VII dan VIII dengan alokasi jam projek yang dialokasikan per tahun adalah 360 JP.
Sedangkan projek penguatan Profil Pelajar Pancasila untuk kelas IX adalah 320 JP. (Salinan Permendikbud
No 22 Tahun 2020, n.d.)
Saat ini projek penguatan profil pelajar Pancasila pada 54 Sekolah Penggerak Angkatan I di
Provinsi DKI Jakarta telah memasuki tahun kedua. Sebagai kebijakan baru karena berbagai kondisi
di lapangan menyebabkan belum terlaksananya tahapan projek penguatan profil pelajar Pancasila
secara keseluruhan. Pemahaman mengenai projek penguatan profil pelajar Pancasila yang masih
kurang menjadi alasan mengapa perlu kiranya dilakukan penelitian mengenai implementasi projek
penguatan profil pelajar Pancasila. Selain itu apakah semua sekolah penggerak tahap I di wilayah DKI
Jakarta dapat mengimplementasikan dengan baik kegiatan tersebut.

- 62 -
Asiati & Hasanah, Jurnal Lingkar Mutu Pendidikan, 19 (2), 61-72, Desember 2022

Berdasakan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah yaitu untuk mengetahui
1) Bagaimana sekolah penggerak mengimplementasikan projek penguatan profil pelajar Pancasila
tahun 2021 di wilayah Jakarta Selatan dan Jakarta Timur?; 2) Apa saja kendala yang dihadapi sekolah
penggerak dalam mengimplementasikan projek penguatan profil pelajar Pancasila?.
Sementara penelitian ini bertujuan untuk 1) Mengetahui dan menjelaskan tentang sekolah
penggerak dalam mengimplementasikan projek penguatan profil pelajar Pancasila tahun 2021 di
wilayah Jakarta Selatan dan Jakarta Timur; 2) Memperoleh informasi kendala yang dihadapi sekolah
penggerak dalam mengimplementasikan projek penguatan profil Pelajar Pancasila tahun 2021 di
wilayah Jakarta Selatan dan Jakarta Timur.
Manfaat penelitian ini diharapkan tidak hanya secara teoritis, tetapi juga secara praktis kepada
1) Sekolah penggerak: meningkatkan kesiapan sekolah dalam implementasi projek penguatan profil
pelajar Pancasila; 2) Kepala sekolah dan guru sekolah penggerak bisa mengimbaskan pengalaman
dalam implementasi projek penguatan profil pelajar Pancasila; 3) Kepala sekolah dan guru bisa
memperoleh informasi dan pemahaman yang menyeluruh tentang gambaran implementasi projek
penguatan profil pelajar Pancasila dan kendala-kendalanya; 4) Pengawas dapat memberikan
rekomendasi perbaikan bagi implementasi projek penguatan profil pelajar Pancasila; 5) BPMP
Provinsi DKI Jakarta: membuat program pendampingan/pembimbingan/supervisi yang dibutuhkan
Sekolah Penggerak dalam mengimpelementasikan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila; 6) Dinas
Pendidikan: sebagai bahan pertimbangan untuk menyusun program atau kegiatan tindak lanjut dari
implementasi Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila; dan 7) Kementerian Pendidikan Kebudayaan
Riset dan Teknologi sebagai masukan dalam penyelenggaraan Projek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila.
Implementasi merupakan proses umum tindakan yang dapat diteliti dari keberhasilan suatu
program yang dilaksanakan. Implementasi yang dilakukan sejalan dengan kegiatan yang dilaksanakan.
Implementasi atau penerapannya di lapangan menjadi salah satu tolak ukur keberhasilan suatu
program yang telah direncanakan. Salah satu pengertian implementasi dikemukakakan oleh Mulyadi
(SK-Dirjen-Penetapan-Prog-SP (1), n.d.). Implementasi mengacu pada tindakan untuk mencapai
tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dalam suatu keputusan.
Implementasi adalah suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana yang sudah disusun
secara matang dan terperinci. Implementasi biasanya dilakukan setelah perencanaan sudah dianggap
sempurna. Menurut Nurdin Usman, implementasi adalah bermuara pada aktivitas, aksi, tindakan,
atau adanya mekanisme suatu sistem, implementasi bukan sekedar aktivitas, tapi suatu kegiatan
yang terencana dan untuk mencapai tujuan kegiatan.(Usman Nurdin, 2012)
Selain itu menurut Mulyasa berkaitan dengan implementasi biasanya dilakukan setelah
perencanaan sudah dianggap fix. Implementasi juga bisa berarti pelaksanaan yang berasal dari
kata bahasa Inggris Implement yang berarti melaksanakan (E. Mulyasa, 2013). Selain itu dengan
implementasi dapat dilakukan upaya-upaya yang dapat dilakukan dan pemahaman terhadap program
yang dilaksanakan. Bentuk dari implementasi tentu saja sesuai dengan kegiatan yang dilakukan.
Sekolah penggerak adalah sekolah yang berfokus pada pengembangan hasil belajar siswa secara
holistik dengan mewujudkan Profil Pelajar Pancasila yang mencakup kompetensi kognitif (literasi dan
numerasi) serta nonkognitif (karakter) yang diawali dengan SDM yang unggul (kepala sekolah dan
guru). (imrantululi 2022).
Sekolah penggerak yang digagas oleh Menteri Pendidikan dan Kebudyaan, Riset, dan Teknologi
adalah suatu upaya pemerintah dalam kebijakan reformasi pendidikan di Indonesia. Menurut Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan teknologi Nadim Makariem seperti dikutip dalam artikel di
Kompas.com, sekolah penggerak memiliki ciri-ciri banyak bertanya, banyak mencoba, dan banyak
berkarya.(Wahyu Adityo Projo, n.d.)
Sebelum menjadi sekolah penggerak dilakukan terlebih dahulu proses seleksi. Sehingga diharapkan
di tahun awal kebijakan sekolah penggerak ini diikuti oleh sekolah-sekolah yang memiliki kesiapan
untuk menjadi katalis untuk mewujudkan visi Pendidikan Indonesia. Sekolah penggerak memiliki
kewajiban untuk melaksanakan Kurikulum Merdeka di antaranya terkait dengan implementasi projek
penguatan profil pelajar Pancasila. Terdapat empat tahapan yang dikategorikan pada sekolah. Dalam
tiga tahun ajaran diharapkan sekolah penggerak telah mencapai tahap empat atau lebih.

- 63 -
Asiati & Hasanah, Jurnal Lingkar Mutu Pendidikan, 19 (2), 61-72, Desember 2022

Terdapat lima intervensi untuk pencapaian hal tersebut, yaitu 1) Pendampingan konsultatif dan
asimetris, 2) Penguatan SDM sekolah, 3) Pembelajaran kompetensi holistik, 4) Perencanaan berbasis
data dan 5) Digitalisasi sekolah. Oleh karena itu projek penguatan profil pelajar Pancasila sebagai
bagian dari Kurikulum Merdeka juga membagi implementasi projek ke dalam 3 tahap yaitu: 1) Tahap
awal, 2) Tahap berkembang dan, 3) Tahap lanjutan.
Dengan adanya intervensi pada Sekolah Penggerak tersebut diharapkan tidak ada sekolah yang
belum melaksanakan projek. Projek penguatan profil pelajar Pancasila Angkatan 1 telah dilaksanakan
di sekolah penggerak pada tahun 2021. Sehingga perlu dievaluasi keterlaksanaanya pada 54 sekolah
penggerak di Provinsi DKI Jakarta.
Projek penguatan profil pelajar Pancasila adalah terjemahan dari pengurangan beban belajar di
kelas (intrakurikuler) sebagaimana rekomendasi kajian-kajian internasional, agar siswa memiliki lebih
banyak kesempatan untuk belajar di setting yang berbeda (less formal, less structured, more interactive,
engaged in community). (Kemendikbudristek, 2021).
Gambar 1. Gambaran Penerapan Profil Pelajar Pancasila di Satuan Pendidikan

Berdasarkan gambar tersebut terlihat bahwa penerapan projek penguatan profil pelajar Pancasila
didekatkan dengan keseharian peserta didik dan memuat isu-isu yang berkembang di masyarakat.
Selain itu, berkenaan dengan apa yang akan dipelajari oleh peserta didik, sekolah harus membuka ruang
dan kebebasan pada peserta didik untuk mengeksplorasi berbagai hal yang terjadi di lingkungannya.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa projek penguatan profil pelajar Pancasila adalah
salah satu program sekolah penggerak atau sekolah yang menyelenggarakan Kurikulum Merdeka
yang bertujuan membangun kemampuan peserta didik melalui projek yang dihidupkan dari dalam
diri setiap individu dengan menggali potensi dan budaya satuan pendidikan. Projek Penguatan Profil
pelajar Pancasila direncanakan dengan maksimal melalui tahapan yang terperinci dan memuat tema-
tema yang dipilih oleh satuan pendidikan.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini adalah penelitian mixed-method atau penelitian gabungan, mencakup kuantitatif dan
kualitatif. Data dikumpulkan dengan pendekatan mixed-method, diawali dengan penggunaan metode
kuantitatif dilanjutkan dengan metode kualitatif.(Iwan Hermawan, 2019).
Penelitian kuantitatif adalah merupakan metode untuk menguji teori-teori tertentu dengan
cara meneliti hubungan variabel.(Adhi Kusumastuti, n.d.) dan peruntukannya menarik generalisasi
temuan penelitian yang diperoleh dari sampel ke dalam populasi penelitian. (Prof. Dr. Bambang
Sugeng, 2022). Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang mengutamakan pemahaman dan

- 64 -
Asiati & Hasanah, Jurnal Lingkar Mutu Pendidikan, 19 (2), 61-72, Desember 2022

penafsiran mendalam mengenai makna, kenyataan, dan fakta yang relevan dan data kualitatif
berbentuk deskriptif, berupa kata-kata lisan, atau tulisan tentang tingkah laku manusia yang dapat
diamati.(Nugrahani, n.d.)
Populasi penelitian ini adalah kepala sekolah yang tersebar di wilayah DKI Jakarta yang terdiri dari
jenjang SD, SMP, SMA, dan SMK yang berjumlah 54 sekolah penggerak angkatan ke-1.
Adapun sekolah-sekolah yang menjadi sampel kunjungan adalah sebagai berikut: wilayah Jakarta
Timur; 1. TK Global Islamic School, 2. SDN Ujung Menteng 02, 3. SDN Pondok Kopi 02, 4. SMP Negeri
109, 5. SMP Global Islamic School, dan 6. SMAN 71. Sedangkan sekolah kunjungan di wilayah Jakarta
Selatan sebagai berikut; 1.TK Alifa, 2. SD Al Azhar Syuhada, 3. SMP Negeri 41 Jakarta, 4. SMP Negeri
141 Jakarta, 5. SMA Negeri 28 Jakarta, dan 6. SLB Negeri 12 Jakarta.
Teknik pemilihan sampel penelitian purposive sampling technique. Teknik ini digunakan untuk tujuan
khusus, maksudnya adalah memotret secara keseluruhan tentang implementasi projek penguatan
profil pelajar Pancasila yang dilakukan oleh sekolah-sekolah yang menjadi sampel dalam penelitian
ini.
Instrumen penelitian terdiri dari dua jenis instrumen, pertama instrumen yang berisikan pertanyaan
tentang implementasi tahapan projek penguatan profil pelajar Pancasila. Selanjutnya untuk instrumen
yang kedua berupa lembar wawancara, yang berisikan tentang pertanyaan kesesuaian antara jawaban
yang telah diisi pada instrumen ke-1 dan implementasinya di sekolah.
Prosedur pengumpulan data melalui survei dan wawancara. Kedua jenis pengumpulan data ini
menggunakan instrumen tersedia dan valid serta reliabel.
Prosedur analisis data, khusus untuk data kuantitatif menggunakan statistik sederhana, yaitu
dengan menjumlahkan dan mencari rerata tentang tingkat implementasi projek penguatan profil
pelajar Pancasila. Analisis kuantitatif yang digunakan adalah Analisis statistik deskriptif Selanjutnya
untuk analisis data kualitatif, peneliti melakukan pengelompokkan, pengodean, dan interpretasi
terhadap data kuantitatif. Berikut instrumen yang memuat data kualitatif dan kuantitatif https://
bit.ly/instrumenp5. Metode kuantitatif dipilih karena data dikumpulkan berdasarkan topik dan
dikumpulkan untuk dianalisis. Data dikelompokkan berdasarkan topik untuk menjawab permasalahan
atau memperjelas dari tujuan penelitian. (Morissan MA, 2018). Pengumpulan data dengan survei
dilakukan dengan menggunakan google form yang disebarkan kepada 54 sekolah penggerak secara
digital mengingat waktu dan kemudahan dalam mengolah data penelitian.
Instrumen diisi melalui tautan pada google form. Penggunaan google form ini dimaksudkan agar
dapat menjangkau sampel dan menghemat waktu yang ada. Penggunaan google form juga digunakan
di beberapa penelitian yang menggunakan survei secara online dikutip dari artikel penelitian yang
ditulis oleh Ade Mubarak, dkk. (Ade Mubarok, n.d.). penelitian tersebut menyimpulkan bahwa
penggunaan google form memudahkan dalam mengumpulkan data dari hasil survei. Data yang telah
diisi akan diolah untuk mengidentifikasi sekolah yang belum maupun sudah mengimplementasikan
projek penguatan profil pelajar Pancasila. Selain itu penelitian mengenai implementasi profil
pelajar Pancasila yang ditulis oleh Nugraheni,dkk dengan studi kepustakaan (Library Research)
(Nugraheni Rachmawati, n.d.). Hal tersebut menyimpulkan bahwa projek penguatan profil pelajar
Pancasila mampu menumbuhkan karakter siswa sesuai dengan norma dalam sila-sila di Pancasila.
Hasil penelitian yang kami lakukan adalah implementasi sekolah yang sudah melaksanakan projek
penguatan profil pelajar Pancasila inilah yang akan dilakukan wawancara untuk mengambil data
sampel implementasi yang sudah dilakukan, serta untuk memperoleh rekomendasi praktik baik yang
telah dilakukan untuk mengatasi berbagai kendala maupun permasalahan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan data dan analisis data, berikut disajikan hasil dan pembahasan penelitian. Analisis
data yaitu dengan menjumlahkan dan mencari rerata tentang tingkat implementasi projek penguatan
profil pelajar Pancasila. Selanjutnya untuk analisis data kualitatif, peneliti melakukan pengelompokkan,
pengodean, dan interpretasi terhadap data kuantitatif. Pada sekolah sasaran penelitian mengisi
instrumen yang sudah disiapkan oleh peneliti pada tautan https://bit.ly/projekp3. Waktu pengisian
instrumen dimulai dari tanggal 13 Juli 2022 sampai dengan tanggal 20 Juli 2022.

- 65 -
Asiati & Hasanah, Jurnal Lingkar Mutu Pendidikan, 19 (2), 61-72, Desember 2022

Peneliti dalam perencanaan melakukan hal-hal sebagai berikut: 1) menentukan metode


pengumpulan data dan analisis data; 2) melakukan identifikasi awal sekolah penggerak di DKI jakarta;
3) membuat Whatsapp Group (WAG) sekolah penggerak; 4) menyebarkan instrumen penelitian; 5)
Melakukan kunjungan ke 12 sekolah penggerak di dua wilayah dengan beragam jenjang mulai TK,
SD, SMP, SMA, dan SLB); 6) melakukan wawancara mengenai implementasi projek penguatan profil
pelajar Pancasila; 7) mendokumentasikan kegiatan di sekolah penggerak; 8) mengidentifikasikan
temuan-temuan berdasarkan kunjungan mengenai implementasi projek penguatan profil pelajar
Pancasila; dan 9) menyusun hasil analisis data berdasarkan instrumen dan kunjungan.
Pelaksanaan penelitian berdasarkan hasil instrumen dan kunjungan pada 12 sekolah penggerak.
Informasi yang didapat menjadi catatan mengenai pelaksanaan projek penguatan pelajar Pancasila di
12 sekolah. Implementasi Projek Penguatan Pancasila terdiri dari 5 tahapan yaitu: 1. Mempersiapkan
Ekosistem Satuan Pendidikan; 2. Membuat Desain Projek, 3. Mengelola Projek, 4. Mendokumentasikan
dan melaporkan hasil projek, dan 5. Evaluasi dan tindak lanjut.
Setelah itu peran dari para pemangku kepentingan seperti kepala sekolah, pendidik, peserta
didik, Dinas Pendidikan Provinsi, Kabupaten/Kota, pengawas, komite satuan Pendidikan, masyarakat
(orangtua, mitra) diperlukan berperan aktif dan kolaboratif untuk mendukung keberhasilan
pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila.(Halidjah & Hartoyo, 2022)
Data kualitatif diperoleh melalui wawancara pada 12 sekolah penggerak, kutipan langsung dari
pernyataan orang-orang tentang pengalamannya dalam melaksanakan projek penguatan profil
pelajar Pancasila. Data kualitatif berbentuk catatan lapangan dari wawancara.
Berdasarkan data dari kuesioner yang diberikan pada Sekolah Penggerak angkatan ke-1 dalam
mengimplementasikan projek penguatan profil pelajar Pancasila tahun 2021 di wilayah Jakarta
Selatan dan Jakarta Timur, terkait temuan tentang projek penguatan profil pelajar Pancasila data
diperoleh dari hasil wawancara dengan para pihak yang terlibat dalam pelaksanaan projek penguatan
profil pelajar Pancasila antara lain; 1) pengawas; 2) Kepala sekolah; 3) Guru; 4) peserta didik; dan 5)
Orang tua /mitra .
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kepala sekolah sudah melaksanakan perannya dalam
pembentukan tim projek 94%, mengawasi jalannya projek 98%, merencanakan, melaksanakan,
merefleksi, dan mengevaluasi 90%. Untuk membangun komunikasi dan mengembangkan komunitas
data responden sudah melaksanakan rata-rata 80%. Dapat disimpulkan kepala sekolah sebagai
pemangku kepentingan sudah berperan aktif dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis projek.
Berikut diagram untuk survey tersebut.

Gambar 2. Peran Kepala Sekolah dalam P5


Pendidik telah melaksanakan perannya dalam projek dengan baik terbukti berdasarkan data 100%
guru merencanakan projek, menjadi fasilitator, menjadi pendamping dan pembimbing, narasumber
dalam projek, supervisor, dan moderator dalam kegiatan projek. Peran pendidik harus dikuatkan
ketika bekerja sama dengan pemangku kepentingan dalam melaksanakan projek yaitu 74% menjawab
sudah baik dan bekerja sama. Berikut diagram mengenai peran pendidik.

- 66 -
Asiati & Hasanah, Jurnal Lingkar Mutu Pendidikan, 19 (2), 61-72, Desember 2022

Gambar 3. Peran pendidik dalam implementasi implementasi P5


Hal ini menunjukkan pembagian peran dan tugas, kolaborasi serta komitmen untuk melaksanakan
peran dan tugasnya masing-masing baik kepala sekolah maupun guru juga menjadi faktor pendukung
keberhasilan implementasi projek penguatan profil pelajar Pancasila. Kepala sekolah diantaranya
berperan membentuk tim dan perencanaan projek serta melakukan pengawasan dan kolaborasi,
sementara guru mampu berperan sebagai perencana projek, fasilitator, pendamping, narasumber,
supervisi dan konsultasi dan moderator. Peran-peran ini diharapkan mampu mendorong siswa untuk
berperan aktif dalam pelaksanaan projek dan mandiri dan berpikir kritis dalam pemecahan masalah,
serta selalu mengedepankan sikap beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, bergotong
royong dan berkebinekaan global. (Nisa, 2022)
Selain itu berdasarkan instrumen dan hasil wawancara kunjungan disampaikan bahwa peserta
didik berpartisipasi aktif dalam pelaksanaan projek. Namun masih terdapat beberapa siswa yang
kurang maksimal berpartisipasi selama projek karena keterbatasan informasi. Dinas pendidikan
berperan dalam memantau dan memastikan sekolah penggerak melaksanakan projek dengan baik
dan keterlibatan atau sinergi para pemangku kepentingan.
Di Provinsi DKI Jakarta, jumlah pengawas belum proposional dengan jumlah sekolah binaan, dan
terdapat beberapa keluhan tentang peran pengawas oleh beberapa sekolah. Pengawas berperan
untuk melakukan pendampingan projek, seperti memberikan masukan, melaksanakan sosialisasi
kebijakan baru dan mengawasi pelaksanaan projek. (Munawar, 2022).
Kendala yang dihadapi sekolah penggerak dalam mengimplementasikan projek penguatan profil
pelajar Pancasila mencakup kendala pada dinas pendidikan, pihak sekolah, guru, dan peserta didik.
Temuan di lapangan mengenai pemangku kepentingan dalam hal ini dinas pendidikan dan
pengawas masih belum maksimal dalam pendampingan. Kegiatan projek kurang diakomodir dalam
pembimbingan. Guru yang melaksanakan juga harus mencari tahu sendiri. Berdasarkan data instrumen
pendampingan yang diberikan 76%. Pengawas belum maksimal memberikan solusi alternatif ketika
satuan pendidikan mengalami hambatan. Komite satuan pendidikan sebagai mitra sangat terlibat
dalam pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila yaitu 82%. Berikut diagram mengenai
peran pengawas.

Gambar 3. Peran pengawas dalam implementasi P5

- 67 -
Asiati & Hasanah, Jurnal Lingkar Mutu Pendidikan, 19 (2), 61-72, Desember 2022

Perlu diperhatikan kerjasama yang melibatkan mitra dari pihak luar. Kerja sama yang dimaksud
adalah melihat unsur kedekatan wilayah dan kebutuhan peserta didik. Komite sekolah dirasakan
sangat membantu dalam pelaksanaan projek. Terutama di sekolah penggerak jenjang TK dan SD.
Peran orang tua dengan difasilitasi komite sekolah menjadikan pelaksanaan kegiatan projek penguatan
profil pelajar Pancasila menjadi mudah dan menyenangkan.
Penguatan kapasitas pelatihan dasar tim projek 98% guru-guru di sekolah penggerak telah
mengikuti penguatan pemahaman atas pembelajaran berbasis projek. Namun untuk materi tekait
refleksi dan strategi pendampingan hanya 66% dari sekolah penggerak yang telah memberikan.
Berikut diagram dari survey yang dilakukan.

Gambar 4 Penguatan kapsitas pelatihan P 5

Sementara jumlah guru yang terlibat dalam projek, dari 50 satuan Pendidikan, terdapat 16
sekolah menyatakan guru seluruhnya telah memperoleh pelatihan, 22 sekolah menyatakan 75% guru
telah menerima materi pelatihan, dan hanya 15 sekolah yang menyatakan guru lebih kecil atau sama
dengan 50% guru yang terlibat dalam tim projek telah menerima pelatihan.

Gambar 5. Pelatihan guru untuk P5

Untuk pelatihan lanjutan, 78% satuan pendidikan telah memberikan materi Manajemen Kelas
dan satuan Pendidikan dalam Pembelajaran Berbasis Projek sedangkan materi Proses Pelibatan
Masyarakat atau Lingkungan Satuan hanya 46% dan materi proses pelibatan masyarakat dan
perayaan belajar hanya 36% satuan pendidikan yang telah memberikan pemahaman materi kepada
guru.

- 68 -
Asiati & Hasanah, Jurnal Lingkar Mutu Pendidikan, 19 (2), 61-72, Desember 2022

Gambar 6. Pelatihan lanjutan untuk guru

Dari keseluruhan guru terlibat dalam projek berikut gambaran yang memperoleh materi pelatihan
lanjutan.

Gambar 7. Persentase guru yang sudah mendapat pelatihan lanjutan

Diagram tersebut menunjukkan sebanyak 3 sekolah memberikan pelatihan hanya kepada 25%
guru yang terlibat dalam tim projek. Namun berdasarkan hasil wawancara sampel bagi guru-guru
yang tidak memperoleh pelatihan secara langsung dari pusat, maka akan mendapat pengimbasan
dari rekan sejawat.
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa komponen ekosistem sekolah yaitu budaya
sekolah, peran pemangku kepentingan, serta penguatan kapasitas tim projek sangat mempengaruhi
keberhasilan projek yang dilakukan. Secara keseluruhan tidak terdapat kendala dari komponen
ekosistem sekolah. Hanya saja berdasarkan data yang ada terkait peran pengawas tampak belum
optimal dan masih belum optimalnya pelibatan masyarakat dalam pelaksanaaan projek.
Tahap kedua sebelum pelaksana projek penguatan profil pelajar Pancasila yaitu Mendesain
Projek. Desain projek telah dilakukan satuan pendidikan dengan mengikuti langkah-langkah dalam
mendesain projek. Satuan pendidikan sudah sistematis dalam tahapan mendesain projek.
Untuk tahapan pemilihan tema satuan pendidikan 58% satuan pendidikan telah pada tahapan
berkembang.

Gambar 8. Tahapan Penetapan Tema Projek

- 69 -
Asiati & Hasanah, Jurnal Lingkar Mutu Pendidikan, 19 (2), 61-72, Desember 2022

Pada tahap penetapan projek satuan pendidikan menjalankan projeknya secara internal
tidak melibatkan pihak luar. Hal ini terlihat dari instrumen yang menjawab 76% tidak
melibatkan pihak luar.
Satuan pendidikan sudah mengadakan evaluasi projek secara menyeluruh atau 92%. Dan
sudah memiliki alat dan metode evaluasi implementasi projek atau 66% sekolah penggerak sudah
memilikinya. Laporan perkembangan peserta didik sudah dimiliki hampir 100%. Berikut gambar
mengenei survei evaluasi projek.

Gambar 9. Evaluasi dan Rencana Tindak Lanjut pada P5

Tindak lanjut yang diharapkan dari kegiatan projek yang telah dilakukan adalah menjalin kerja
sama dengan mitra di luar satuan pendidikan. Serta mengharapkan warga satuan pendidikan untuk
bersama-sama memikirkan cara yang optimal dalam pengelolaan projek penguatan profil pelajar
Pancasila.

SIMPULAN DAN SARAN

Sebagai upaya mencapai visi pendidikan Indonesia yaitu mewujudkan masyarakat maju yang
berdaulat, mandiri dan berkepribadian sesuai dengan karakter profil pelajar Pancasila, maka
dibutuhkan dukungan secara komprehensif baik melalui kegiatan intrakurikuler, ekstrakulikuler,
kokurikuler, dan pembangunan ekosistem sekolah.
Projek penguatan profil pelajar Pancasila diharapkan mampu membentuk karakter pelajar
yang tangguh, mandiri, berpikir kritis, dan analitis menghadapi tantangan perubahan zaman, serta
beradaptasi dengan berbagai kondisi lingkungan namun selalu mengedepankan iman, takwa, akhlak
mulia dan berkebhinekaan global.(Novera et al., 2021)
Berdasarkan hasil instrumen penelitian terhadap 50 Sekolah Penggerak Angkatan 1 maupun
hasil kunjungan sampel terhadap 12 satuan pendidikan (Sekolah penggerak) di wilayah Jakarta
Timur dan Jakarta Selatan, menunjukkan data bahwa projek penguatan profil pelajar Pancasila telah
diimplementasikan oleh seluruh sekolah penggerak angkatan tahap I. selain itu beberapa kendala
yang terjadi dalam implementasi projek penguatan profil pelajar Pancasila dapat menjadi bahan
kajian selanjutnya. Adapun kendala implementasi yang dapat diatasi dapat menjadi praktik baik
untuk sekolah-sekolah yang akan melaksanakan projek penguatan profil pelajar Pancasila.
Secara umum peserta didik telah berpartisipasi dalam projek penguatan profil Pancasila.
Pendekatan projek yang bersifat kokurikuler dirasakan menjadi lebih fleksibel dan menyenangkan
dalam proses pembelajaran dan pengembangan potensi dan karakter peserta didik. Peserta didik
lebih leluasa untuk mengembangkan potensinya, berinteraksi dengan peserta didik yang lain dan
masyarakat di luar sekat ruang kelas. Namun, secara tidak langsung menjadi sarana pembentukan
karakter siswa yang beriman dan bertakwa terhada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia,
mandiri, kritis, kreatif, gotong royong dan berkebhinekaan global. (Shilviana & Hamami, 2020)

- 70 -
Asiati & Hasanah, Jurnal Lingkar Mutu Pendidikan, 19 (2), 61-72, Desember 2022

Beberapa masukan untuk implementasi projek penguatan profil pelajar Pancasila antara lain: 1)
Pelibatan orangtua/mitra/masyarakat belum optimal dalam projek perlu kiranya melakukan sinergi
dan kolaborasi dengan orangtua/mitra; 2) Peran pengawas yang belum optimal dalam rangkaian
tahapan projek dapat dilakukan dengan blended learning; 3) Belum 100% penyelenggaraan P 5
untuk itu perlu kiranya membuat análisis konteks kebutuhan peserta didik; 4) Diseminasi praktik
baik sebagai sharing sesion praktik baik dari sekolah penggerak lainnya melalui komunitas belajar: 5)
Melibatkan pihak ketiga dan mengidentifikasi isu yang dekat dengan peserta didik; membagi tugas
untuk pembuatan modul projek; 6) Menyepakati bersama bentuk asesmen, tata cara, pengolahan
hasil asesmen maupun penyusunan laporan hasil asesmen diagnostik, asesmen formatif dan asesmen
sumatif oleh tim fasilitasi projek; 7) Pelibatan guru dalam merancang raport projek; pembagian peran
dan tugas tim projek yang jelas.
Satuan pendidikan dapat menindaklanjuti poin-poin yang menjadi wilayah kewenangannya
dengan cara penguatan kapasitas internal tim projek, pelibatan orangtua/mitra/masyarakat serta
terlibat aktif dalam komunitas belajar yang ada di wilayahnya sehingga dapat memperoleh transfer
praktik baik dari satuan pendidikan lainnya.
Dinas Pendidikan dapat melakukan intervensi melalui fasilitasi pelatihan peningkatan kapasitas
tim projek baik secara daring dan luring bagi Kepala Sekolah dan guru. Selain itu Dinas bertugas
melakukan pengawasan dan analisa implementasi projek terhadap sekolah binaannya baik melalui
Dinas Pendidikan maupun pengawas, sehingga akan terjadi proses penjaminan mutu secara
berkelanjutan.
Sedangkan Balai Penjaminan Mutu Pendidikan dapat menggunakan hasil pemetaan ini untuk
memberikan layanan pembimbingan, pendampingan, advokasi, supervisi maupun pemantauan dan
evaluasi praktik implementasi projek sehingga sesuai dengan kebutuhan masing-masing satuan
pendidikan.

PUSTAKA ACUAN
Ade Mubarok, N. T. A. S. S. (n.d.). Analisis Pengguna Layanan Google-Forms sebagai Media Media Survey Online Menggunakan Delone &
Mcline. Retrieved September 5, 2022, from https://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/ji/article/view/7967
Adhi Kusumastuti, P. (n.d.). Metode Penelitian Kuantitatif (Pertama). Deeppublish. Retrieved September 10, 2022, from https://www.
google.co.id/books/edition/Metode_Penelitian_Kuantitatif/Zw8REAAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=Penelitian+kuantitatif&printsec=f
rontcover
Andriani Safitri, D. W. Y. T. H. (n.d.). Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila: Sebuah Orientasi Baru Pendidikan dalam Meningkatkan Karakter
Siswa Indonesia.
E. Mulyasa. (2013). Pengembangan dan implentasi pemikiran kurikulum: Vol. IV (Anang Solihin Wardan (ed.); IV). Remaja Rosdakarya.
Halidjah, S., & Hartoyo, A. (2022). Sinergi Peserta Didik dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. 6(5), 7840–7849.
Iwan Hermawan, S. A. . M. P. . (2019). Metodologi Penelitian Pendidikan (Cici Sri Rahayu (ed.); Pertama). Hidyatul Quran. https://books.
google.co.id/books?hl=id&lr=&id=Vja4DwAAQBAJ&oi=fnd&pg=PP10&dq=penelitian+mixed-method+&ots=XvHkqZYalr&sig=-
048oudH9aUjgGMeXapX54ClMmc&redir_esc=y#v=onepage&q=penelitian mixed-method&f=false
Kemendikbud. (n.d.). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Retrieved August 31, 2022, from https://roren.kemdikbud.go.id/wp-
content/uploads/2021/03/SALINAN-PERMENDIKBUD-22-TAHUN-2020.pdf
Kemendikbudristek. (2021). Panduan Pengembangan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan,
1–108.
Kemendikbudristek. (2022). Penguatan Profil Pelajar Pancasila. 9(1), 46–57.
Morissan MA. (2018). Metode Penelitian Survei. https://books.google.co.id/books?id=LhZNDwAAQBAJ&lpg=PA233&ots=_
IYXSZBx0X&dq=metode survei menurut para ahli&lr&hl=id&pg=PA233#v=onepage&q=metode survei menurut para ahli&f=false
Munawar, M. (2022). Penguatan Komite Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Merdeka pada Pendidikan Anak Usia Dini. Tinta
Emas: Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini, 1(1), 65–72. https://doi.org/10.35878/tintaemas.v1i1.390
Ninla Elmawati Falabiba, Anggaran, A., W. M., Hassanin, A., Supervised, A., Wiyono, B. ., Falabiba, N. E., Zhang, Y. J., Li, Y., & Chen, X.
(2014). Kolaborasi Terpusat Pendidikan Dalam Penataan Budaya Sekolah Berbasis Pembudayaan Nilai Pancasila Untuk Membangun
Siswa Berkarakter. Paper Knowledge . Toward a Media History of Documents, 5(2), 40–51.
Nisa, Z. (2022). Pembelajaraan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila DI SMP Al-Falah Deltasai Sidoarjo Universiatas Islam NegeriSunan
Ampel surabaya..
Novera, E., Daharnis, D., Yeni, E., & Ahmad, F. (2021). Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila: Sebuah Orientasi Baru Pendidikan dalam
Meningkatkan Karakter Siswa Indonesia. Jurnal Basicedu, 5(6), 6349_6356.
Nugrahani, F. (n.d.). Penelitian kuantitatif.
Nugraheni Rachmawati, A. M. M. N. I. N. (n.d.). Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dalam Impelementasi Kurikulum Prototipe di Sekolah
Penggerak Jenjang Sekolah Dasar. Retrieved November 16, 2022, from https://jbasic.org/index.php/basicedu/article/view/2714
Pendidikan Dasar dan Menengah, J., Asesmen dan Pembelajaran Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan Kementerian
Pendidikan, P., & Teknologi Jakarta, dan. (n.d.). Panduan Pengembangan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Retrieved August 31,
2022, from https://kurikulum.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2022/06/Panduan-Penguatan-Projek-Profil-Pancasila.pdf
Prof. Dr. Bambang Sugeng, M. A. M. M. (2022). Fundamental Metodologi Penelitian Kuantitatif (Vol. 1). Deepublish. https://www.google.
co.id/books/edition/Fundamental_Metodologi_Penelitian_Kuanti/T6RjEAAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=peruntukan+Penelitian+kua
ntitatif&pg=PA382&printsec=frontcover

- 71 -
Asiati & Hasanah, Jurnal Lingkar Mutu Pendidikan, 19 (2), 61-72, Desember 2022

Rachmawati, N. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dalam Impelementasi Kurikulum Prototipe di Sekolah Penggerak Jenjang Sekolah Dasar.
https://jbasic.org/index.php/basicedu/article/view/2714
Salinan Permendikbud No 22 Tahun 2020. (n.d.).
Sari, Z. A. A., Nurasiah, I., Lyesmaya, D., Nasihin, N., & Hasanudin, H. (2022). Wayang Sukuraga: Media Pengembangan Karakter
Menuju Profil Pelajar Pancasila. Jurnal Basicedu, 6(3), 3526–3535. https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=Vja4DwA
AQBAJ&oi=fnd&pg=PP10&dq=penelitian+mixed-method+&ots=XvHkqZYalr&sig=-048oudH9aUjgGMeXapX54ClMmc&red
ir_esc=y#v=onepage&q=penelitian mixed-method&f=false
Shilviana, K., & Hamami, T. (2020). Pengembangan Kegiatan Kokurikuler dan Ekstrakurikuler. Palapa, 8(1), 159–177. https://doi.
org/10.36088/palapa.v8i1.705
SK-Dirjen-Penetapan-Prog-SP (1). (n.d.).
Usman Nurdin. (2012). Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum (Cetakan 2). Grasindo.
Wahyu Adityo Projo. (n.d.). Apa itu Sekolah Penggerak? Ini Penjelasan Nadiem Makariem.

- 72 -

You might also like