You are on page 1of 5

PENGARUH PERJUDIAN ONLINE DI KALANGAN GEN Z

Jubaidah Nur Hayati1,Nurmi Dewi Sartika2,Windi Rahmawati Baridu3,YoudianThaib4,Wanda Yunus5

Jubaidah Nur Hayati (Universitas Negeri Gorontalo ,Kota Gorontalo, Indonesia) 1


Nurmi Dewi Sartika (Universitas Negeri Gorontalo ,Kota Gorontalo, Indonesia) 2
Windi Rahmawati Baridu (Universitas Negeri Gorontalo ,Kota Gorontalo, Indonesia) 3
Youdian Thaib (Universitas Negeri Gorontalo ,Kota Gorontalo, Indonesia) 4
Wanda Yunus (Universitas Negeri Gorontalo ,Kota Gorontalo, Indonesia) 5
jubaidahnurhayati@gmail.com

nurmidewisartika62@gmail.com

windibaridu@gmail.com

youdianthaib@gmail.com

wandayunus058@gmail.com

Abstract: Generation Z is often called the digital generation. Because this generation was born
during rapid technological developments. Since childhood, generation Z children have been
introduced to technology. If in the past games were played through physical forms, generation Z
plays through technological media. This generation was born from 1997 to 2012. They are used
to various forms of gadgets and applications. This can influence the development of individual
behavior and personality. The more often they play and interact with technological media, it is
likely that they will become more dependent on technology, this will have negative and positive
impacts. It is these negative and positive impacts that will shape the character of children from
generation Z. Gambling is one of the cases of complaint that is difficult to eradicate and is even
very mushrooming in Indonesia. Moreover, in this day and age, gambling is also growing rapidly
in line with current developments in time and technology. In this gambling, it is not only done by
adult men, but this gambling has spread to children, teenagers and women who are also
involved. From a normal perspective, gambling has become commonplace or a habit, people
think it is only used to fill their free time. However, gambling remains an unlawful act that is
detrimental to individuals and society as a whole.

Keywords: gambling, generation z, technology

Abstrak: Generasi Z yang sering disebut juga dengan generasi digital. Karena generasi ini lahir
pada perkembangan teknologi yang sedang pesat. sejak kecil, anak-anak generasi Z sudah
diperkenalkan dengan teknologi, jika dahulu kala permainan melalui bentuk fisik, generasi Z ini
bermain melalui media teknologi. generasi ini lahir pada tahun 1997 sampai 2012. Mereka sudah
terbiasa dengan berbagai macam bentuk gadgets dan aplikasi. Hal ini dapat mempengaruhi
perkembangan perilaku dan kepribadian individu. Semakin seringnya mereka bermain dan
berinteraksi dengan media teknologi kemungkinan besar mereka akan semakin bergantung
dengan teknologi, hal ini akan menimbulkan dampak negatif dan positif. Dampak negatif dan
positif inilah yang akan membentuk karakter anak dari generasi Z. Perjudian ini merupakan
salah satu kasus aduan yang sulit diberantas bahkan sangat menjamur di Indonesia ini.
Apalagi pada zaman sekarang perjudian juga pesat seiring perkembangan zaman dan
teknologi saat ini. Dalam perjudian ini, tidak hanya dilakukan oleh pria dewasa, akan tetapi
perjudian ini sudah merambah ke lingkup anak-anak, remaja dan perempuan pun juga
terlibat. Secara pandangan biasa perjudian ini sudah menjadi hal lumrah ataupun menjadi
kebiasaan, masyarakat menganggap hal ini digunakan hanya untuk mengisi kekosongan waktu
mereka. Namun demikian, perjudian tetap merupakan tindakan melanggar hukum yang
merugikan individu dan masyarakat secara keseluruhan.

Kata Kunci: perjudian,generasi z,teknologi


PENDAHULUAN

Pada tahun 2016 Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) telahmengeluarkan fatwa tentang
haramnya permainan judi online. Penetapan fatwa tersebut didasarkan atas pertimbangan Majelis
Permusyawaratan Ulama yang menyatakan bahwa, perkembangan teknologi komunikasi yang
cepat dan luas di tengah masyarakat berkonsekuensi menyebabkan penyalahgunaan teknologi
untuk melakukan suatu perbuatan yang negatif. Dampak dari judi online yang sangat luas
mengakibatkan peningkatan cukup signifikan pada angka kriminalitas, krisis moral dan bentuk
kejahatan lainnya. Berdasarkan permasalahan di atas, maka dapat dirumuskan pertanyaan
penelitian dalam skripsi ini adalah pertama, bagaimakan Persepsi Generasi Z terhadap fatwa
Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) No.1 Tahun 2016 tentang judi online dan kedua,
bagaimanakah Sikap yang ditunjukan oleh Generasi Z terhadap judi online setelah penetapan
fatwa Majelis Permusyawaratan Ulama No. 1 tahun 2016. Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif analisis, dengan pendekatan kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini berasal dari
hasil wawancara informan di lapangan dan juga berasal dari bahan-bahan kepustakaan. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa Persepsi Generasi Z terhadap fatwa Majelis Permusyawaratan
Ulama (MPU) No.1 Tahun 2016 tentang judi online adalah penetapan fatwa tersebut merupakan
suatu tindakan yang tepat dan memang sangat dibutuhkan saat ini. Akan tetapi generasi z
menganggap bahwa proses sosialisasi fatwa tersebut memiliki kekurangan karena masih banyak
orang-orang yang tidak tahu tentang eksistensinya. Sikap yang ditunjukan oleh generasi z adalah
sikap hipokrit, maksud sikap hipokrit di sini adalah apa yang mereka katakan bertentangan
dengan apa yang mereka lakukan. Fatwa yang mereka anggap penting dan saran yang diberikan
nyantanya tidak dapat mereka implementasikan dengan alasan karena pengaruh negatif
terutama dari lingkungan serta adanya masalah ekonomi.

Perkembangan pesat teknologi pada era globalisasi memberikan dampak besar di berbagai lini
dalam kehidupan masyarakat, salah satunya dunia hiburan. Hal ini memberikan sesuatu yang
positif dan bisa juga memberikan suatu dampak negatif apabila digunakan dengan cara yang
salah. Contoh dari dampak negatif antara lain adalah semakin meningkatnya krisis nilai moral di
masyarakat yang berpotensi meningkatkan jumlah masyarakat melawan hukum dalam berbagai
bentuk. Judi online yang saat ini sedang marak terjadi di Indonesia adalah jenis judi online yang
berbasis aplikasi smartphome dan komputer dapat diunduh dengan mudah melalui aplikasi
Google Playstore atau bisa langsung dimainkan dari websitenya. Khususnya saat ini game Higgs
Domino sedang sangat ramai diperbincangkan dan dimainkan oleh seluruh lapisan masyarakat
kota Banda Aceh terutama di warung-warung kopi dengan fasilitas Wi-Fi.

judi online menghadirkan fenomena yang mengakibatkan candu baru di masyarakat khususnya
bagi Gen Z, dimana yang awalnya hanya coba–coba untuk memperoleh kemenangan akan tetapi
hal ini malah memacu hasrat atau keinginan untuk mengulanginya dengan taruhan yang lebih
besar dan lebih besar lagi dengan pemikiran semakin banyak uang yang dipertaruhkan maka
semakin besar juga kemenangan dan hasil yang akan diperoleh oleh pemain. Judi online dapat
dimainkan dimanapun dan kapanpun itu selama si pelaku tersebut memililiki banyak waktu luang,
sejumlah uang yang digunakan sebagai taruhan yang terdapat di rekening tabungan pelaku, dan
komputer atau smartphone serta koneksi internet yang digunakan sebagai saranauntuk
meluncurkan aplikasi atau mengunjugi situs-situs untuk melakukan perjudian online.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitan kualitatif yang di dapatkan dari karya ilmiah
dan teori-teori yang berdasarkan sumber analisis, data subyek dimana data dapat diperoleh.
dalam hal ini pengumpulan data dapat dilakukan dengan menggunakan sumber data sekunder.

HASIL PENELITIAN

Hasil penelitian ini banyak menunjukkan bahwa perjudian online banyak ditemukan di kalangan
gen z. Judi online juga sangat banyak menimbulkan dampak negatif. Diantaranya adalah dampak
sosial yaitu malas bergaul, ada juga dampak material yang ditimbulkan yaitu jika mengalami
kekalahan maka uang mereka akan habis, dan ada juga dampak keagamaan yaitu mereka akan
lalai beribadah karena bermain judi online, dan dampak yang terakhir adalah dampak prestasi,
yaitu prestasi belajar mereka akan turun karena malas belajar akibat judi online.
PEMBAHASAN

Fenomena yang terjadi pada era globalisasi saat ini dalam kehidupan bermasyarakat dihadapkan
pada pola perilaku sosial tertentu. Perilaku sosial masyarakat cenderung mengalami perubahan
seiring dengan perkembangan jaman yang serba kompleks akibat kemajuan
teknologi,mekanisasi,industrialisasi, dan urbanisasi. Judi merupakan salah satu bentuk penyakit
masyarakat dan masuk dalam kualifikasi kejahatan. Maraknya judi akan merusak sistem sosial
masyarakat itu sendiri, seperti halnya dalam agama islam juga melarang perjudian, perbuatan
judi dan pertaruhan dianggap sebagai dosa atau perbuatan haram. Judi merupakan bujukan
setan untuk tidak mentaati perintah Tuhan. Karena itu sifatnya jahat dan merusak. Hal tersebut
sesuai dengan pendapat Kartono (2015), bahwa, judi merupakan salah satu penyakit masyarakat
yang dalam sejarah dari generasi ke generasi tidak mudah untuk diberantas. Penyakit
masyarakat dalam konteks ini yaitu segenap tingkah laku manusia yang dianggap tidak sesuai
dengan norma yang ada di dalam masyarakat dan adat istiadat atau tidak terintegrasi dengan
tingkah laku umum.

Seiring perkembangan teknologi, sekarang judi pun beralih ke tempat yang sedikit lebih elit.
Karena, dengan adanya kemajuan teknologi berjudi tidak harus sembunyi-sembunyi seperti
dahulu Hadirnya permainan judi online sebagai perkembangan teknologi yang negatif dibidang
elektronik perlu disikapi dari berbagai sudut karena dampaknya dikembalikan lagi kepada
penggunanya. Apa dan bagaimana dampak yang terjadi terhadap penggunaan judi online akan
tampak jelas ketika mereka telah menyadari bahwa kerugian yang dirasakan sangatlah besar
bagi dirinya. Beberapa contoh yang dapat dilihat pada kaum remaja pengguna judi online adalah
terkurasnya uang jajan dan terpaksa harus menahan lapar di sekolah, selain itu ada juga
mahasiswa yang harus menjual laptop dikarenakan kalah bermain judi. Banyak sekali hal-hal
negatif yang ditimbulkan akibat bermain judi online tersebut.

Perjudian online memiliki banyak sekali jenis yang di tawarkan kepada pemain antara lain, kartu
qiu-qiu, kartu poker, kartu ceme, adu qiu, judi olahraga, dan ragon tiger. Lain halnya jenis
perjudian sebagaimana yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1981 tentang
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1974 tentang Penertiban Perjudian, Pasal 1 ayat
(1), disebutkan beberapa macam perjudian yang sering kali dilakukan di Kasino antara lain,
roulette, blackjack, baccarat, creps, keno, tombala, super ping-pong, lotto fair, satan, paykyu,
slot machine (jackpot), ji si kie, big six wheel, chuc a cluck, lempar paser/ bulu ayam pada
sasaran atau papan, yang berputar (paseran), pachinko, poker, twenty one, hwa-hwe, dan kiu-
kiu. Sekalipun dilakukan di kasino, saat ini beberapa jenis perjudian tersebut juga dapat
dilakukan secara online. Adapun situs judi online yang biasa di akses para pemain judi online
antara lain Sbobet.com, Hokiqq.com, Triqq.com, Scbets88.com, dan Matadewaqq1.net. Bahkan
ada juga beberapa situs atau website yang menawarkan live gambling. Live gambling dilakukan
dimana para pemain di hadapkan dengan meja atau tempat secara live streaming yang di pandu
oleh bandar asli dan bukan sistem yang mengatur kartu secara acak.

Sisi lain dari perjudian online yang jarang diketahui oleh para pemainnya adalah ketika para
penyedia jasa juga mengambil keuntungan dari pajak yang di ambil dari setiap pemain yang
menang dalam permainan. Pajak nya bukan di ambil saat pemain melakukan WD (WithDraw)
yaitu tarik uang masuk ke rekening pribadi, namun pajak itu di ambil saat permainan sedang
berlangsung. Contoh, dalam permain kartu ceme di meja Rp.1.000.- apabila pemain menang
melawan kartu bandar dan pemain memasang Bet (taruhan) seribu rupiah, maka pemain hanya
mendapatkan Rp.900.- dari total kemenangan, itulah pajak yang diambil dari para pemain, dan
pajak itu juga di hitung 1% dari jumlah bet (taruhan) yang di pasang. Pajak yang di ambil juga
bervariasi tergantung dari berapa taruhan yang di pasang, dan di meja berapa si pemain
bermain.

Faktor-faktor yang menjadikan perjudian online marak dikalangan Mahasiswa.

Perjudian adalah tiap-tiap permainan, dimana pada umumnya kemungkinan mendapat untung
bergantung pada keberuntungan belaka, juga karena pemainnya lebih terlatih atau lebih mahir.
Ada berbagai macam alasan kenapa perjudian online ini menjadi pilihan selain karena di awali
oleh rasa penasaran kemudian coba-coba dan di dukung dengan kemudahan akses. Adapun
alasan utama yang melatarbelakangi mayoritas para pejudi melakukan judi online, dikarenakan
para pejudi suka sekali mengadu nasib dan suka terhadap tantangan disemua permainan judi
apalagi bisa menghasilkan pundi-pundi uang dengan cepat, mudah, dan variatif. Alasan tersebut
didukung dengan kemudahan yang diberikan oleh penyedia jasa perjudian online yang
melakukan inovasi dengan membuat aplikasi judi online yang mudah di akses melalui perangkat
telfon seluler yang dapat diakses kapanpun dan dimana pun. Alasan lainnya dengan membuat
variasi permainan judi online sehingga tidak membuat para pemain jenuh dan terus melakukan
judi online. Adapun salah satu alasan yang menyebabkan mahasiswa melakukan judi online
adalah uang yang dikirim oleh orang tua untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari tidak cukup.

Perjudian online ini layaknya sebuah hobi yang terus dilakukan oleh mahasiswa. Bahkan
perjudian online menjadi kebiasaan yang lahir dari lingkungan dan sudah marak dilakukan sejak
menjadi sisswa sekolah dasar dan siswa sekolah menengah dengan bermain di warnet (warung
internet). Mayoritas mahasiswa mengetahui seluruh jenis permainan yang di sajikan oleh website
yang menjadi tempat melakukan perjudian online ini. Dari perjudian sepak bola, sikbo (dadu),
dragon tiger (kartu remi), qq dan ceme (kartu domino).13 Berbagai cara dilakukan demi
mendapatkan modal untuk berjudi, seperti halnya menggunakan uang kuliah, menggadaikan
barang yang dimiliki, berhutang dan bahkan menjual laptop dan motor.

Adapun cara yang biasa dilakukan untuk melakukan perjudian dengan terlebih dahulu menitipkan
uang, membuat account pribadi yang di mainkan secara mandiri. Seseorang yang melakukan
perjudian (penjudi) harus melakukan deposit dimuka sebelum mereka melakukan judi online
dengan cara transfer sejumlah uang kepada admin website judi sebagai deposit awal. Jika
menang maka uang hasil taruhan tersebut akan dikirim kembali melalui transfer bank dan jika
kalah maka uang tersebut akan habis.14Mahasiswa biasa melakukan judi online paling tidak dua
kali dalam seminggu. Mereka melakukan deposit awal dimulai dari Rp.150.000,00 –
Rp.10.000.000,00. Kalah menang merupakan hal biasa dalam perjudian ini. Berdasarkan
pengakuan mereka, apabila seluruh uang yang mereka gunakan untuk bermain judi di
kumpulkan, uang tersebut mampu untuk digunakan membeli sebuah sepeda motor, bahkan bisa
untuk membeli sebuah mobil.

Dilihat dari segi pengeluaran dalam melakukan judi online tentu tidak sebanding dengan apa
yang dapatkan dari judi online. Beberapa fakta yang mengejutkan ialah, dalam setiap judi online
yang di lakukan deposit selalu mengalami kenaikan dua sampai empat kali lipat dari modal awal.
Permasalahan muncul ketika tergiur untuk semakin banyak mendapatkan uang dari apa yang
sudah di dapatkan. Hal tersebut yang menyebabkan mayoritas mahasiswa terus bermain dan
berharap akan mendapatkan keuntungan yang lebih banyak lagi dan menjadikan semakin
terperosok dan “menikmati” melakukan judi online tanpa merasa apa yang di lakukan adalah
salah.

Permasalahan perjudian online di kalangan mahasiswa ini perlu ditanggulangi secara tepat agar
tidak membawa dampak buruk bagi masa depan mahasiswa. Adapun penanggulangan yang tepat
dilakukan dengan menggunakan kebijakan yang bersifat non penal. Upaya penggulangan
kejahatan dengan melalui sarana non penal akan lebih mempunyai sifat pencegahan sehingga
yang menjadi sasaran utama penanganannya adalah mengenai faktor-faktor penyebab terjadinya
kejahatan.16 Upaya non penal yang paling strategis adalah segala upaya untuk menjadikan
masyarakat sebagai lingkungan sosial dan lingkungan hidup yang sehat dari faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya suatu kejahatan. Ini berarti, masyarakat dengan seluruh potensinya
harus dijadikan sebagai faktor penangkal kejahatan yang merupakan bagian integral dari
keseluruhan politik kriminal.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa perjudian online dikalangan mahasiswa
sudah menjadi hobi dan kebiasaan yang terus dilakukan karena lahir dari lingkungan sekitar.
Bahkan ada diantara mahasiswa yang sudah melakukan judi online sejak menjadi sswa sekolah
dasar dan siswa sekolah menengah dengan bermain di warnet (warung internet). Mayoritas
mahasiswa mengetahui seluruh jenis permainan yang di sajikan oleh website yang menjadi
tempat melakukan perjudian seperti perjudian sepak bola, sikbo (dadu), dragon tiger (kartu
remi), qq dan ceme (kartu domino). Beberapa upaya sudah dilakukan oleh pihak kepolisian
seperti upaya preventif, represif, kuratif, dan hingga persuasive sayangnya upaya tersebut belum
menanggulangi judi online dikalangan mahasiswa. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi
mayoritas mahasiswa melakukan perjudian online antara lain faktor sosial dan ekonomi, faktor
situasional, faktor belajar, faktor persepsi tentang probabilitas kemenangan, dan faktor persepsi
terhadap ketramnpilan. Merujuk pada faktor tersebut maka hambatan yang seringkali ditemukan
dalam penanggulangan judi online seperti mahasiswa yang cenderung menutup-nutupi
permasalahan judi online, mahasiswa sulit menerima nasehat, selalu merasa benar, cenderung
menghindari dan menutupi kegiatan yang tidak bisa ditinggalkan. Hambatan tersebut dapat
diminimalisir dengan penggunaan upaya non penal yang dapat dilakukan oleh pihak kepolisian
misalnya, melalui melalui edukasi bahwa segala bentuk perjudian itu dilarangan, dan
memberikan gambaran bahwa berjudi tidak menjamin kesejahteraan dalam kehidupan dan Pihak
Kepolisian dapat memberikan sarana prasarana bagi para pemuda untuk menyuarakan anti
perjudian.

SARAN
Pengaruh perjudian online dapat memiliki dampak yang signifikan pada kalangan Gen Z.
Terdapat beberapa saran untuk menghadapi pengaruh negatif perjudian online:
1. Pendidikan dan Kesadaran, Penting untuk memberikan pendidikan dan kesadaran yang
memadai kepada generasi muda tentang risiko dan konsekuensi perjudian online. Mereka perlu
memahami bahwa perjudian bukanlah cara yang baik untuk menghasilkan uang atau
memecahkan masalah keuangan.
2. Pembatasan Akses, Orang tua dan wali harus membatasi akses anak-anak mereka ke situs
perjudian online. Ini dapat dilakukan dengan mengaktifkan kontrol orang tua pada perangkat
elektronik atau menggunakan perangkat lunak pembatasan akses.
3. Pembinaan dan Dukungan Emosional, Penting untuk memberikan dukungan emosional kepada
generasi muda dan membantu mereka mengatasi tekanan dan stres yang mungkin mendorong
mereka untuk mencoba perjudian online. Pembinaan dan dukungan emosional dapat membantu
mereka menemukan cara-cara yang lebih sehat untuk mengatasi masalah dan mencapai
kepuasan.
4. Promosi Alternatif, Mendorong generasi muda untuk terlibat dalam kegiatan alternatif yang
positif dan bermanfaat, seperti olahraga, seni, musik, atau kegiatan sukarela. Ini akan membantu
mengalihkan perhatian mereka dari perjudian online dan memberikan pengalaman yang
memuaskan.
5. Pengawasan dan Komunikasi, Orang tua dan wali harus terlibat secara aktif dalam kehidupan
anak-anak mereka, mengawasi aktivitas online mereka, dan membangun komunikasi terbuka. Ini
akan membantu mengidentifikasi tanda-tanda perjudian online dan memberikan kesempatan
untuk membahas risiko dan konsekuensinya.
6. Peraturan dan Hukum, Pemerintah dan lembaga terkait harus mengimplementasikan peraturan
yang ketat terkait perjudian online, termasuk pembatasan usia dan perlindungan konsumen. Ini
akan membantu melindungi generasi muda dari risiko perjudian online yang tidak terkendali.
Penting untuk diingat bahwa pencegahan adalah kunci dalam menghadapi pengaruh negatif
perjudian online. Dengan pendidikan, kesadaran, dan dukungan yang tepat, generasi z dapat
menghindari jebakan perjudian online dan membangun kehidupan yang sehat dan produktif.

DAFTAR PUSTAKA
Abu. (2019). Responden Wawancara Penelitian Mengenai Perjudian Online.

Fashri, F. 2014. Pierre Bourdieu Menyikap Kuasa Simbol. Yogyakarta: Jalasutra.

Holdsworth, L., Nuske, E., Tiyce, M., dan Hing, N. (2013). Impacts of Gambling Problems on
Partner’s: Partner’s Interpretations.

Asian Journal of Gambling Issues and Public Health, 3(1),Machsun, M., Yuliatin, dan Rispawati.
2015.

Fenomena Judi Online pada Kalangan Mahasiswa di Kota Mataram. Laporan Penelitian. Mataram
NTB: FKIP Universitas Mataram.

Kartono, K. 2015. Patologi Sosial Jilid 1. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Suyahmo. 2014. Filsafat Pancasila. Semarang: Magnum Pustaka Utama.

You might also like