LAPORAN INDIVIDU
LAPORAN PENDAHULUAN PASIEN JIWA DENGAN
RISIKO BUNUH DIRI
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Laporan individu Praktek Profest
Keperawatan Departemen Keperawatan Jiwa
Di Puskesmas Bantur
OLEH:
PRITI DITAFEBRIA
1712235044
PRODI PENDIDIKAN PROFESI NERS MALANG
JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
TAHUN AKADEMIK
2023
Dipindai dengan CamScannerLEMBAR PENGESAHAN
Laporan Pendahuluan Pasien dengan Diagnosa Keperawatan Risiko Bunuh Diri di
wilayah Kerja Puskesmas Bantur Desa Sumberbening Dusun Sumberwates pada
tanggal 16 Oktober 2023 s/d 04 November 2023 Tahun Akademik 2023/2024
‘Telah disetujui dan disahkan pada tanggal .......Bulan ‘Tahun .......
Bantur,
Preceptor Akademik
Preceptor Lahan
45s, Dyah Widodo S Kp, MKes.
NIP. 196607071988032003
Dipindai dengan CamScannerL
a.
MASALAH KEPERAWATAN UTAMA
Risiko bunuh diri
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Bunuh diri adalah tindakan agresif yang merusak diri sendiri dan dapat
mengakhiri kehidupan. Bunuh diri merupakan keputusan terakhir dari individu
ah
untuk memecahkan masalah yang dihadapi (Captain, 2008). Menciderai diri a
tindakan agresif yang merusak diri sendiri dan dapat mengakhiri kehidupan, Bunuh
diri mungkin merupakan keputusan terakhir dari individu untuk memecahkan
‘masalah yang dihadapi (Captain, 2008).
Perilaku destruktif diri yaitu setiap aktivitas yang tidak dicegah dapat mengarah
pada kematian, Perilaku destiruktif diri langsung mencakup aktivitas bunuh diti.
Niatnya adalah kematian, dan individu menyadari hal ini sebagai hasil yang
diinginkan. Perilaku destruktif iri tak langsung termasuk tiap aktivitas
kesejahteraan fisik individu dan dapat mengarah kepada kematian. Orang tersebut
tidak menyadari tentang potensial terjadi pada kematian akibat perilakunya dan
biasanya menyangkal apabila dikonfrontasi (Stuart & Sundeen, 2006). Menurut
Shives (2008) mengemukakan rentang harapan putus harapan merupakan rentang
adaptif maladaptif.
. Rentang Respon
Adaptif Maladaptif
oo
ee
Peningkatan _—Pengambilan resiko ——_—Perilaku Pencederaan
bunuh diti yang meningkatkan —desdruktif diri_ iri
pertumbuhan langsung
Dipindai dengan CamScannerRespon adaptif merupakan respon yang dapat diterima oleh norma- norma
sosial dan kebudayaan yang secara umum berlaku, sedangkan respon maladaptif
‘merupakan respon yang dilakukan individu dalam menyelesaikan masalah yang
Kurang dapat diterima oleh norma-norma sosial dan budaya setempat, Respon
maladaptif antara lain
1. Ketidakberdayaan, keputusasaan, apatis.
Individu yang tidak berhasil_ memecahkan masalah akan meninggalkan
masalah, karena merasa tidak mampu mengembangkan koping yang bermanfaat
sudah tidak berguna lagi, tidak mampu mengembangkan koping yang baru serta
yakin tidak ada yang membantu,
2. Kehilangan, ragu-ragu
Individu yang mempunyai cita-cita terlalu tinggi dan tidak realistis akan merasa
gagal dan kecewa jika cita-citanya tidak tercapai. Misalnya : kehilangan
pekerjaan dan kesehatan, perceraian, perpisahan individu akan merasa gagal
dan kecewa, rendah diri yang semuanya dapat berakhir dengan bunuh diri
a. Depresi
Dapat dicetuskan oleh rasa bersalah atau kehilangan yang ditandai dengan
kesedihan dan rendah di
Biasanya bunuh diri terjadi pada saat individu ke
luar dari keadaan depresi berat
b. Bunuh diri
Adalah tindakan agresif yang langsung terhadap diri sendiri untuk
mengkabiri kehidupan. Bunuh diri merupakan koping terakhir individu
untuk memecahkan masalah yang dihadapi (Laraia, 2005).
C. Penyebab
1. Faktor Predisposisi
Lima faktor predisposisi yang menunjang pada pemahaman perilaku destruktif-
diri sepanjang siklus kehidupan adalah sebagai berikut
a. Sifat Kepribadian
1) Diagnosis Psikiatrik
Lebih dari 90% orang dewasa yang mengakhiri hidupnya dengan cara
bunuh diri mempunyai riwayat gangguan jiwa. Tiga gangguan jiwa yang
dapat membuat individu berisiko untuk melakukan tindakan bunuh iti
adalah gangguan afektif, penyalahgunaan zat, dan skizofrenia,
Dipindai dengan CamScanner2) Tiga kepribadian yang erat hubungannya dengan besarnya resiko bunuh
diri adalah antipati, impulsif, dan depresi.
3) Lingkungan Psikososial
Faktor predisposisi terjadinya perilaku bunuh diri, diantaranya adalah
pengalaman kehilangan, kehilangan dukungan sosial, kejadian-kejadian
negatif dalam hidup, penyakit Kronis, perpisahan, atau bahkan
perceraian. Kekuatan dukungan sosial sangat penting dalam
menciptakan intervensi yang terapeutik, dengan terlebih dahulu
‘mengetahui penyebab maslah, respon seseorang dalam menghadapi
masalah tersebut, dan lain-lain,
4) Riwayat keluarga
Riwayat keluarga yang pernah melakukan bunuh diri merupakan faktor
penting yang dapat menyebabkan seseorang melakukan tindakan bunuh
iri
5) Faktor biokimia
Data menunjukkan bahwa pada Klien dengan resiko bunuh diri terjadi
peningkatan zat-zat kimia yang terdapat di dalam otak seperti serotinin
dan dopamine, Peningkatan zat tersebut dapat dilihat melalui rekaman
gelombang otak Electro Encephalo Graph(EEG).
b. Faktor Presipitasi
Perilaku destruktif diri dapat ditimbulkan oleh stress berlebihan yang
dialami oleh individu. Pencetusnya sering kali berupa kejadian hidup yang
memalukan. Faktor lain yang dapat menjadi pencetus adalah melihat atau
membaca melalui media mengenai orang yang melakukan bunuh di
ataupun percobsan bunuh diri, Bagi individu yang emosinya labil, hal
tersebut menjadi sangat rentan.
D. Tanda dan Gejala
L
DS : Pasien mengatakan berkeinginan untuk mati, mengatakan bahwa ia merasa
bersalah dan putus asa, pasien berbicara terselumbung seperti menanyakan
tentang kematian juga menanyakan tentang dosis obat mematikan
DO : Pasien tampak berperilaku mencurigakan, pasien memiliki riwayat
percobaan bunuh diri, pasien tampak berperilaku impulsif, pasien tampak
melakukan penolakan, cemas meningkat, panik, marah, dan mengasingkan diri,
pasien terlihat sebagai orang yang depresi dan psikosis
Dipindai dengan CamScanner. Sumber Koping
Menurut stuart dan sundeen( 1998) terdapat sumber dan mekat
perilaku bunuh diri yaitu :
1, Sumber Koping
Pasien dengan penyakit kronik, nyeri atau penyakit yang mengancam kehidupan
dapat melakukan perilaku destrukti
sering kali orang ini secara sadar
‘memilih untuk bunuh diri, Kulaitas hidup menjadi isu yang mengesampingkan
kuantitas hidup. Dilema etik mungkin timbul bagi perawatyang menyadari
pilihan pasien untuk berperilaku merusak diri. Tidak ada jawaban yang mudah
mengenai bagaimana mengatasi konflik ini, Perawat harus melakukannya
sesuiai dengan sistem keyakinannya sendiri.
2. Mekanisme Koping
Mekanisme pertahanan ego yang berhubungan dengan perilaku destruktif-diri
taklangsung adalah
a. Denial, mekanisme koping yang paling menonjol
b. Rasionalisme.
¢. Intelektualisasi
d. Regresi
Mekanisme pertahanan diri tidak seharusnya ditantang tanpa memberikan cara
oping alternatif. Mekanisme pertahanan ini mungkin berada diantara individu
dan bunuh diri.Peril
ku bunuh diti menunjukkan mendesaknya kegagalan
‘mekanisme koping.Ancaman bunuh diri mungkin menunjukkan upaya terakhir
untuk mendapatkan pertolongan agar dapat mengatasi masalah. Bunuh diri yang
terjadi merupakan kegagalan koping dan mekanisme adaptif
F. Pohon Masalah
Harga diri rendah
Core problem
Koping tak efektif
G. Masalah Keperawatan
Dipindai dengan CamScanner1.
2
3.
Risiko bunuh diri
Koping tidak efektif
Harga diri rendah
III. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Data yang perlu dikumpulkan saat pengkajian :
awewnp
Riwayat masa lalu
a. Riwayat percobaan bunuh diri dan mutilasi diri
b. Riwayat keluarga terhadap bunuh diri
cc. Riwayat gangguan mood, penyalahgunaan NAPZA dan skizofrenia
4. Riwayat penyakit fisik yang kronik, nyeri kronik
e. Klien yang memiliki riwayat gangguan kepribadian _boderline,
paranoid,antisocial
f. Klien yang sedang mengalami kehilangan dan proses berduka
Peristiwa hidup yang menimbulkan stres dan kehilangan yang baru dialami
‘Hasil dan alat pengkajian yang terstandarisasi untuk depresi.
Riwayat pengobatan.
Riwayat pendidikan dan pekerjaan.
Catat citi respon psikologik, kognitif, emosional dan prilaku dari individu
dengan gangguan mood.
Kaji adanya faktor resiko bunuh diri dan letalitas prilaku bunuh diti :
a. Tujuan klien misalnya agar terlepas dari stres, solusi masalah yang sult.
b. Rencana bunuh diri termasuk apakah Klien memiliki rencana yang teratur
dan caracara melaksanakan rencana tersebut.
cc. Keadaan jiwa klien (misalnya adanya gangguan pikiran, tingkat gelisah,
keparahangangguan mood
._ Sistem pendukung yang ada,
fe, Stressor saat ini yang mempengaruhi Klien, termasuk penyakit lain (baik
psikiatrikmaupun medik), Kehilangan yang baru dialami dan riwayat
penyalahgunaan zat.
f. Kaji sistem pendukung keluarga dan kaji pengetahuan dasar keluarga klien,
ataukeluarga tentang gejala, meditasi dan tekomendasi pengobatan
gangguan mood, tanda-tanda kekambuhan dan tindakan perawatan diri
Dipindai dengan CamScanner8. Symptom yang menyertainya
Apakah klien mengalami :
a. Ide bunuh diri
b. Ancaman bunuh ditt
Percobaan bunuh diri
4. Sindrome mencederai diri sendiri yang disengaja
Derajat yang tinggi terhadap keputusasaan, ketidakberdayaan dan anhedonia
dimana hal ini merupakan faktor krusial terkait dengan resiko bunuh diri. Bila
individu menyatakan memiliki rencana bagaimana untuk membunuh diri mereka
sendiri, Perlu dilakukan penkajian lebih mendalam lagi diantaranya :
1. Cari tahu rencana apa yang sudah di rencanakan
2. Menentukan seberapa jauh Klien sudah melakukan aksinya atau perencanaan
untuk melakukan aksinya yang sesuai dengan rencananya
3. Menentukan seberapa banyak waktu yang di pakai pasien untukmerencanakan
dan mengagas akan suicide
4, Menentukan bagaiamana metoda yang mematikan itu mampu diakses oleh klien
Hal-hal yang perlu diperhatikan didalam metakukan pengkajian tentang riwayat
kesehatanmental klien yang mengalami resiko bunuh diri :
1. Menciptakan hubungan saling percaya yang terapeutik
2. Memilih tempat yang tenang dan menjaga privacy klien
3. Mempertahankan ketenangan, suara yang tidak mengancam dan mendorong
komunikasi terbuka
4, Menentukan keluhan utama Klien dengan menggunakan kata-kata yang
dimengerti klien
Mendiskuiskan gangguan jiwa sebelumnya dan riwayat pengobatannya
‘Mendaptakan data tentang demografi dan social ekonomi
Mendiskusikan keyakinan budaya dan keagamaan
PI aw
Peroleh riwayat penyakit fisik klien
Dalam melakukan pengkajian klien resiko bunuh diri, perawat perlu memahami
petunjuk dalam melakukan wawancara dengan pasien dan keluarga untuk
mendapatkan datayang akurat. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam melakukan
wawancara adalah =
1. Tentukan tujuan secara jelas : Dalam melakukan wawancara, perawat
Dipindai dengan CamScannertidakmelakukan diskusi secara acak, namun demikian perawat perlu
melakukannyawawancara yang fokus pada investigasi depresi dan pikiran yang
berhubungan dengan bunuh diri.
2. Perhatikan signal / tanda yang tidak disampaikan namun mampu diobservasi
darikomunikasi non verbal. Hal ini perawat tetap memperhatikan indikasi
terhadapkecemasan dan distress yang berat serta topic dan ekspresi dari diti
lien yang dihindari atau diabaikan.
3. Kenali diri sendiri, Monitor dan kenali reaksi diri dalam merespon klien, karena
halini akan mempengaruhi penilaian professional
4, Jangan terlalu tergesa-gesa dalam melakukan wawancara, Hal ini perlu
‘membangunhubungan terapeutik yang saling percaya antara perawat dank lien,
5. Jangan membuat asumsi tentang pengalaman masa lalu individu mempengaruhi
‘emosional klien
6. Jangan menghakimi, karena apabila membiarkan penilaian pribadi akan
membuatkabur penilaian profesional
Status Mental
1. Penampilan
Pada penampilan fisik: Tidak rapi, mandi dan berpakaian harus di suruh, rambut
tidak pernah tersisir rapi dan sedikit bau, Perubahan kehilangan fungsi, tak
berdaya seperti tidak intrest, kurang mendengarkan,
2. Pembicaraan:
ieara bila
Klien hanya mau itanya oleh perawat, jawaban yang diberikan
pendek, afek datar, lambat dengan suara yang pelan, tanpa kontak mata dengan
Jawan bicara kadang tajam, terkadang terjadi blocking
3. Aktivitas Motorik:
Klien lebih banyak murung dan tak bergairah, serta malas melakukan aktivitas
4, Interaksi selama wawaneara:
Kontak mata kurang, afek datar, klien jarang memandang lawan bicara saat
berkomunikasi.
5. Memori
Klien kesulitan dalam berfikir rasional, penurunan kognitif
B. Masalah Keperawatan Utama
iko bunuh,
Dipindai dengan CamScannerC. Rencana Tindakan Keperawatan
Tindakan keperawatan untuk pasien percobaan bunuh diti
1. Tujuan : Pasien tetap aman dan selamat
2. Tindakan : Melindungi pasien
Untuk melindungi pasien yang mengancam atau mencoba bunuh diri, maka
saudara dapatmelakukan tindakan berikut :
a, Bantu klien untuk mengenal masalah yang sedang dialami,
'b, Menemani pasien terus-menerus sampai dia dapat dipindahkan ketempat
yang aman.
c. Menjauhkan semua benda yang berbahaya (misalnya pisau, silet, gelas, tali
pinggang.
4. Memeriksa apakah pasien benar-benar telah meminum obatnya, jika pasien
mendapatkan obat.
e. Dengan lembut menjelaskan pada pasien bahwa saudara akan melindungi
pasien sampai tidak ada keinginan bunuh diri
f Bantu klien mengidentifikasi dan mendapatkan dukungan sosial
g. Membantu ktien mengembangkan mekanisme koping yang positif
h. Bantu Klien untuk menurunkan resiko perilaku destruktif (behavior
management)
Dipindai dengan CamScannerDAFTAR PUSTAKA
ArcanKeliat. B.A. 2006. Modul MPKP Jiwa UI Jakarta : EGC
Ingram, LM., dkk, 1993.Catatan Kuliah PSIKIATRI edisi 6, Jakarta : BGC
Keliat. B.A. 1991.Tingkah laku Bunuh Diri Jakarta :
Keliat. B.A. 2006. Proses Keperawatan Jiwa Jakarta : EGC
Marilynn E. 2000. Rencana Asuhan keperawatan. Edisi 3 jakarta : EGC
Stuart, Sudden, 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa edisi 3. Jakarta : EGC
Stuart, GW. 2002, Buku Saku Keperawatan Jiwa.Edisi 5. Jakarta
Dipindai dengan CamScanner