Professional Documents
Culture Documents
ID Analisis Kebijakan Pendidikan Gratis Di
ID Analisis Kebijakan Pendidikan Gratis Di
Suyahman
PPKn, FKIP-Univet Bantara Sukoharjo
Email: sym_62@yahoo.com
Abstract: Writing this article aims to describe the Free Education Policy Analysis At High School In
Relation With Education Quality SMA. This article is a scientific work that is done by using the
approach of literature that examines the books, literature-Literatu, research journals related to the
topic of the article the author writes, the data collection methods were used that documentation, the
data analysis technique interactive techniques comprising of 3 stages: data reduction, data display
and data verification. The results showed that the policy of free education in high school is less on
target for implementation is not selective. This policy should only intended for students who are
economically poor but have great potential. This policy has nothing to do with improving the quality of
learning. Due to this policy no challenge for the students to study harder, as well as for the teachers
nor the effort to reorganize the learning process more qualified. This is due to the absence of
proactive parents toward school, lack of harmonization of interaction between teachers and parents,
because the parents assumption that free education means free everything. The conclusion of this
article is necessary reconsideration existent essence and school policy for high school students. And
it should also be followed keasadarn teachers to improve the quality of learning.
1047
Suyahman, Analisis Kebijakan Pendidikan Gratis di Sekolah Menengah Atas dalam Kaitannya dengan Kualitas Pendidikan Menengah Atas
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 6, Nomor 2, Nopember 2016
Ada beberapa pertanyaan yang akan wajib membiayainya dan tanpa memungut
dianalisis dalam tulisan ini, pertama biaya termasuk apakah masyarakat sama
mengapa perlu kebijakan gratis pada jenjang sekali tidak boleh untuk beramal? Apakah
pendidikan menengah atas, adakah ketentuan ini harus memaksa orang tidak
kaitannya kebijakan gratis dengan mutu boleh membuka pintu sorga baginya? Heee.
pendidikan menengah atas/. Itu semua harus dijabarkan lebih lanjut
melalui ketentuan yang lebih operasional.
B. Metode Kita semua tentu sangat bergembira
Artikel ini disusun engan menggunakan dengan keinginan pemerintah untuk
pendekatan kepustakaan, metiode menggratiskan pendidikan dari pendidikan
pengumpulan data yang digunakan yaitu dasar sampai menengah. Pemerintah kota
dokumentasi yakni meneliti dokumen- Surabaya begitu getol untuk mengegolkan
dokumen dalam bentuk buku-buku, literatur- konsep pendidikan gratis tersebut di dalam
literatur maupun jurnal-jurnal ilmiah yang program pendidikan. Semua orang tentu
berkaitan dengan topik yang ditulis dalam akan merasa senang dengan konsepsi ini,
artikel ini. mengingat bahwa pendidikan gratis sudah
Teknik analisis data yang digunakan menjadi kelaziman di beberapa negara,
yaitu teknik analisis interaktif terdiri dari tiga termasuk beberapa negara di Asia Tenggara.
langkah yaitu reduksi data, display dat adan Pendidikan gratis merupakan konsep
verifikasi data. yang sangat ideal, dalam arti bahwa melalui
implementasi konsep ini, maka tidak didapati
C. Hasil Penelitian Dan Pembahasan lagi seorang anak yang berusia pendidikan
,VWLODK ´VHNRODK JUDWLV´ KDQ\D DGD dasar hingga menengah yang tidak
dalam ucapan dan kata-kata. Ucapan itu menikmati pendidikan. Konsep ini
hanya muncul dari para pejabat, khususnya sebagaimana saya tulis beberapa hari yang
para calon gubernur, bupati atau walokota. lalu sangat bersesuaian dengan education
Terus WHUDQJ LVWLODK ´VHNRODK JUDWLV´ WLGDN for all. Tidak hanya orang kaya yang bisa
pernah ada dalam ketentuan dan perundang- menikmati pendidikan, akan tetapi juga orang
undangan yang berlaku. Tidak ada sepatah yang tidak berkecukupan atau bahkan
kata pun. Yang ada adalah adalah istilah miskin.
Pemerintah wajib membiayainya dalam UUD Sesuai dengan program pemerintah di
1945 dan tanpa memungut biaya dalam UU bidang pendidikan yaitu memperluas akses
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem pendidikan, maka pemerintah sesungguhnya
Pendidikan Nasional. Marilah dilihat kutipan memiliki kewajiban untuk memberikan
kedua azas legalitas tersebut. Pasal 31 (2) kesempatan seluas-luasnya bagi masyarakat
dalam UUD 1945 hasil Amandemen dalam berbagai levelnya dan penggolongan
menyebutkan bahwa:´6HWLDS ZDUJD QHJDUD sosialnya untuk bisa menikmati pendidikan.
wajib mengikuti pendidikan dasar dan Di dalam hal ini, maka sistem pendidikan
3HPHULQWDK ZDMLE PHPELD\DLQ\D´ Sementara gratis akan bisa menjadi solusi bagi
Pasal 34 (2) UU Nomor 20 Tahun 2003 perluasan akses pendidikan dimaksud.
tentang Sistem Pendidikan Nasional Pendidikan gratis hakikatnya memang
menegaskan bahwa: ³Pemerintah dan untuk warga miskin. Sebab yang layak untuk
pemerintah daerah menjamin memperoleh kegratisan adalah mereka yang
terselenggaranya wajib belajar minimal pada tidak memiliki kemampuan untuk mengakses
jenjang pendidikan dasar tanpa memungut berbagai hal di dalam kehidupan termasuk
ELD\D ´ mengakses pendidikan. Merekalah yang
Jadi, makna amanat tersebut diamanatkan oleh UUD 1945 sebagai warga
sebenarnya memang sama dengan ³gratis´ yang memang harus menjadi tanggungan
Itu tidak dapat dipungkiri. Tidak ada silang negara untuk membantunya.
pendapat mengenai masalah ini. Tetapi, Di dalam menangani kemiskinan
biaya apa saja yang harus gratis? Itulah tersebut, maka pemerintah sudah
pentingnya penjabaran lebih lanjut dari UUD meluncurkan program Bantuan Operasional
dan UU tersebut. Itulah perlunya PP yang Sekolah, Bantuan Beasiswa Miskin, Bantuan
akan mengatur lebih lanjut tentang Pendidikan Gratis dan sebagainya yang
SHQJHUWLDQ OHELK ODQMXW PHQJHQDL ´3HPHULQWDK ditujukan kepada mereka yang memang
1048
Suyahman, Analisis Kebijakan Pendidikan Gratis di Sekolah Menengah Atas dalam Kaitannya dengan Kualitas Pendidikan Menengah Atas
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 6, Nomor 2, Nopember 2016
layak menerima. Hal ini dilakukan seirama bantuan yang memadai untuk kepentingan
dengan pertambahan anggaran yang pendidikan. Akan tetapi pola ini harus diikuti
semakin banyak. Melalui anggaran dengan transparansi yang sangat memadai
pendidikan sebanyak 20 persen, maka dan akuntabilitas keuangan yang sangat
kemungkinan untuk memberikan bantuan akurat. Tentu ada pola lain yang bisa
pendidikan bagi warga miskin akan sangat diadaptasi dan semua harus didiskusikan di
mungkin dilakukan. ruang publik, agar setiap kebijakan akan
Jika menggunakan contoh dapat diukur kelayakan dan kegunaannya.
keberpihakan kepada masyarakat miskin, Sekolah Gratis merupakan sebuah
maka. Ada dua aspek mendasar yang kebijakan yang dilandasi kepedulian
dijadikan sebagai ukuran keberpihakan, pemerintah terhadap nasib rakyat Indonesia.
yaitu: Pro Poor dan Pro Job. Program Pro Masih banyaknya rakyat Indonesia yang
Poor dan Pro Job diaksentuasikan kepada terkurung dalam kebodohan membuat
keberpihakan kepada pendidikan bagi kaum pemerintah mengambil langkah strategis
miskin, kesehatan kaum miskin dan yaitu sekolah gratis. Hal ini perlu diwaspadai,
kesejahteraan kaum miskin. tidak ada pendidikan yang gratis. Sekolah
Sebagai implementasi terhadap gratis artinya masyarakat tidak perlu
keberpihakan ini, maka siswa madrasah membayar biayanya, tetapi yang membayar
aliyah yang selama ini tidak memperoleh adalah pemerintah.
sentuhan memadai dari pemerintah, Melihat fenomena masyarakat tidak
maka memperoleh bantuan sosial yang terbebani sedikitpun untuk mengakses
berupa beasiswa pendidikan. Kemudian pendidikan, tidak jarang masyarakat tidak
gurunya juga ditingkatkan kualitasnya melalui termotivasi untuk belajar dan berusaha
program penyetaraan strata satu, sebagai memanfaatkan peluang yang ada.
konsekuensi agar menjadi guru yang Kecenderungan ini kadang berimbas pada
professional. prestasi belajar siswa, artinya mereka yang
Pendidikan gratis tersebut memang bersekolah gratis memiliki kecenderungan
harus dikaji ulang di dalam kerangka masa bodoh dan enggan berusaha.
ketepatan memberikan kegratisan kepada Kebijakan sekiolah gratis telah mampu
semua. Pemerataan belum tentu tepat tanpa memberikan dampak yang positif demi
diimbangi dengan keadilan. Merata untuk tercapainya cita-cita nasional. Adapun
memperoleh kegratisan tentu bertentangan dampak yang mampu ditimbulkan dari
dengan konsep keadilan yang menandaskan sekolah gratis, diantaranya:
bahwa tidak semua bisa memperoleh a. Mampu memberikan peluang dan
santunan yang disebabkan oleh kesempatan bagi anak-anak yang
kekuranglayakan yang bersangkutan untuk kurang mampu untuk dapat mengenyam
memperoleh santunan tersebut. pendidikan yang selama ini hanya ada
Dengan demikian tentu harus ada dalam bayangan dan angan-angan
pilihan di dalam menggratiskan pendidikan mereka saja.
dari pendidikan dasar hingga menengah ini. b. Mampu meningkatkan mutu pendidikan
Ada tiga pilihan yang bisa dilakukan, yaitu: kedepannya.
pertama, pendidikan gratis for all, dengan c. Mampu mengurangi tingkat kebodohan,
kelemahan sebagaimana sudah disebutkan pengangguran dan kemiskinan.
di muka. Kedua, pendidikan gratis by name d. Mampu menghasilkan SDM yang
and by address, yaitu pendidikan gratis berkualitas.
diberikan kepada yang memang layak e. Mampu mewujudkan cita-cita nasional
menerimanya saja. Untuk kepentingan ini, bangsa Indonesia yaitu ikut
maka Dinas Pendidikan harus memiliki data mencerdaskan anak bangsa.
yang akurat dan tetap bagi program Kebijakan sekolah gratis selain
pendidikan gratis bagi keluarga miskin. memberikan manfaat, juga dapat
Ketiga, pola subsidi silang, yaitu pendidikan memberikan dapat negative diantaranya:
gratis tetap diberlakukan akan tetapi bagi a. Dengan program sekolah gratis rakyat
mereka yang secara ekonomis memiliki yang masih awam akan berfikiran bahwa
kemampuan ekonomi yang sangat baik, mereka hanya cukup dengan
maka mereka justru akan memberikan
1049
Suyahman, Analisis Kebijakan Pendidikan Gratis di Sekolah Menengah Atas dalam Kaitannya dengan Kualitas Pendidikan Menengah Atas
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 6, Nomor 2, Nopember 2016
1050
Suyahman, Analisis Kebijakan Pendidikan Gratis di Sekolah Menengah Atas dalam Kaitannya dengan Kualitas Pendidikan Menengah Atas
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 6, Nomor 2, Nopember 2016
1051
Suyahman, Analisis Kebijakan Pendidikan Gratis di Sekolah Menengah Atas dalam Kaitannya dengan Kualitas Pendidikan Menengah Atas
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 6, Nomor 2, Nopember 2016
1052
Suyahman, Analisis Kebijakan Pendidikan Gratis di Sekolah Menengah Atas dalam Kaitannya dengan Kualitas Pendidikan Menengah Atas
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 6, Nomor 2, Nopember 2016
bagi kalangan sosial ekonomi yang Bhutankar, David. (2000). Deregulation Cost
terbatas. of Education Programs in
2. Kebijakan pendidikan gratis Development Countries. http://www.
pendidikan menengah dirasakan webster@bhutankar. bhutan.ac.uk
kurang mencerminkan asas keadilan
jika pelaksanaannya seperti saat ini, Basuki, Sulistiyo, (2006). Metode Penelitian,
karena juga dinikmati moleh kalangan Jakarta, Wedatama Widya Sastra.
ekonomi ke atas.
3. Kebijakan pendidikan gratis Departemen Pendidikan Nasional. (2006).
pendidikan menengah secara Ringkasan Eksekutif Renstra, Menuju
kuaantitas berhasil akan tetapi secara Pembangunan Pendidikan Nasional
kualitas belum berhasil karena tidak Jangka Panjang 2025, Versi Revisi.
diimbangi dengan peningkatan mutu Jakarta: Depdiknas.
pendidikan menengah ke atas.
4. Kebijakan pendidikan gratis Departemen Pendidikan Nasional. (2006).
pendidikan menengah atas ke depan Rencanan Strategis Pendidikan
harus dibuat formulasi baru dengan Nasional tahun 2005-2009, Jakarta:
mempertimbangkan asas keadilan Depdiknas
dan disertai sanksi hukum yang tegas
untuk memberikan aspek jera bagi H.A.R. Tilaar. (2002). Membenahi pendidikan
yang melakukan pelanggaran. Nasional, Jakarta: PT Rineka Cipta.
1053
Suyahman, Analisis Kebijakan Pendidikan Gratis di Sekolah Menengah Atas dalam Kaitannya dengan Kualitas Pendidikan Menengah Atas
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 6, Nomor 2, Nopember 2016
1054
Suyahman, Analisis Kebijakan Pendidikan Gratis di Sekolah Menengah Atas dalam Kaitannya dengan Kualitas Pendidikan Menengah Atas