You are on page 1of 22

IJLDR

International Journal of Law Dynamics Review


Volume 1, Nomor 1, May 2023
International Journal of Law Dynamics Review
Vol. 1, No. 1, May 2023
pISSN: 0000-1111, eISSN: 1111-0000
Website: https://journal.nursyamcentre.com/index.php/ijldr

MENGENAL ADVOKAT DAN PENYEBAB HILANGNYA MARWAH


LEMBAGA PERADILAN DI INDONESIA

Praja Zaqhlul Zahidha


Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Email: praja.zaqhlul09@gmail.com

Article Info Abstract


Article history:
Received 5 November 2023 ABSTRACT
Accepted A lawyer or solicitor is a legal profession that has become a legal
Published profession.
Apart from that, the existence of lawyers as law enforcement officers is
Page : x-xyz
actually regulated in Article 5 of the Prosecutor's Law Number 18 of 2003
(the Prosecutor's Law). However, the existence of Article 5(1) does not
Keyword: explain anything about the special form of lawyers as law enforcement
Advocate, Justice, Ethics institutions, and this is especially relevant to the role of lawyers as law
enforcement institutions. law enforcement agencies are still unclear
Several components of the Indonesian criminal justice system. Based on
this research, there are four requirements for the position of lawyers in
the criminal justice system. (a) Lawyers as legal service providers and
legal aid providers; (b) Lawyers as supervisors and guardians of judicial
integrity; and (c) Lawyers as opponents of executive domination. Law, (d)
Lawyers as defenders of human dignity. When four emergencies occur,
lawyers' positions as law enforcement officers are limited. It is hoped that
this letter can highlight and strengthen the role of lawyers as a component
of the Indonesian criminal justice and legal system. There needs to be
further changes to the Prosecutor's Regulations, especially regarding the
issue of judicial mafia and special explanations regarding the role of
advocates as law enforcement agencies in Indonesia.

Keywords: Role of Advocates, Legal Reform, Law Enforcement Paradigm.

Copyright © 2023.The authors. IJLDR is licensed under a Creative


Commons Attribution- NonCommercial 4.0 International License
I. PENDAHULUAN
Mengingat Indonesia adalah negara hukum yang berdasarkan Pancasila
dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, maka
sudah sewajarnya dan perlu segala sesuatu yang berkaitan dengan seluruh
ketentuan hukum dilaksanakan dan ditegakkan dengan baik oleh aparat penegak
hukum. Peradilan merupakan perwujudan lembaga peradilan yang bebas dari
segala campur tangan dan pengaruh pihak luar.Untuk mewujudkan keadilan
yang jujur, adil, dan terjamin hukumnya bagi semua pencari keadilan, maka
peradilan memerlukan pengacara yang bebas, independen, dan bertanggung

Editorial Office:
Editorial Office: IJLDR - Nursyam Centre, Lotus Regency [E8], Surabaya, East Java (60231), Indonesia.
Phone: +6285213246464
E-mail: ijldr.nsc@gmail.com
Mengenal Advokat Dan Penyebab Hilangnya Marwah Lembaga Peradilan Di Indonesia

jawab. pekerjaan profesional. Kebenaran Hukum, Keadilan, Hak Asasi Manusia.


Pengacara sebagai tenaga profesional yang bebas, mandiri, dan bertanggung
jawab dalam menjalankan praktik hukum harus mendapat jaminan dan
perlindungan hukum dalam upaya menegakkan supremasi hukum.
Oleh karena itu, perlu adanya peraturan hukum yang mengatur tentang
pengacara. Undang-Undang Nomor Nomor 18 Tahun 2003 tentang Kejaksaan
menjamin kepastian hukum bagi para profesional hukum dalam melaksanakan
tugasnya. Selain undang-undang, pengacara juga mempunyai kode etik yang
membebankan kewajiban sekaligus memberikan perlindungan hukum kepada
setiap anggotanya dalam praktik profesinya. Sebagai suatu profesi yang
terhormat (officium nobile), advokat dilindungi undang-undang, peraturan, dan
kode etik dalam menjalankan profesinya, serta dilandasi oleh kehormatan dan
akhlak advokat, menjunjung independensi, integritas, kerahasiaan, dan
keterbukaan. Pasal 5 Undang-Undang tentang Kejaksaan menyebutkan bahwa
kehadiran pengacara dijamin oleh undang-undang dan pengacara berhak
mendapat status penegakan hukum.
Lebih lanjut, dalam penjelasan Pasal 5 Ayat 1 UU Kejaksaan, yang
dimaksud dengan “pengacara yang berstatus aparat penegak hukum” adalah
pengacara yang menjadi salah satu alat acara peradilan, dan pengacara yang
mempunyai tanggung jawab yang sama. Kemudian dijelaskan berdiri bersama
lembaga penegak hukum lainnya dalam penegakan hukum dan keadilan Oleh
karena kedudukan seorang pengacara sebagai aparat penegak hukum sama
dengan kedudukan aparat penegak hukum lainnya, maka harus ada rasa saling
menghormati antar sesama rekan kerja dan antar aparat penegak hukum lainnya,
dan semua jaksa harus menghormati kedudukan aparat penegak hukum tersebut.
kehormatan dan martabat harus dijaga. Jujur terhadap profesi dan menaati Kode
Etik dan Sumpah Profesi.
II. METODE PENELITIAN
Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Menurut
Abdulkadir Muhammad penelitian hukum deskriptif bersifat pemaparan dan
bertujuan untuk memperoleh gambaran (deskripsi) lengkap tentang keadaan
hukum yang berlaku di tempat tertentu yang terjadi dalam masyarakat. Metode
kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam, suatu data yang
mengandung
IJLDR makna yang dimaksud dengan makna dalam penelitian tersebut
2 International Journal of Law Dynamics Review
Volume 1, Nomor 1, May 2023
Mengenal Advokat Dan Penyebab Hilangnya Marwah Lembaga Peradilan Di Indonesia

ialah data yang sebenarnya dan pasti.1 Jenis penelitian kualitatif merupakan
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif, yang berupa ucapan atau
tulisan dan perilaku yang dapat digunakan dalam penelitian ini adalah jenis
penelitian kualitatif diamati dari data-data yang diperoleh itu sendiri.2
Penelitian ini berdasarkan pada penelitian hukum yang dilakukan dengan
jenis penelitian untuk menemukan hukum yang tidak konkrit. Karena penelitian
ini memiliki tujuan untuk mengetahui/menguji apakah yang menjadi norma
hukumnya dari suatu peristiwa konkrit tertentu artinya untuk menguji sesuai
atau tidaknya peristiwa yang diteliti dengan norma/doktrin yang ada. Penelitian
ini merupakan termasuk (library research), yaitu penelitian yang dilakukan
berupa data yang berwujud kasus-kasus.3 Penelitian kualitatif ini digunakan
karena beberapa pertimbangan yaitu pertama, metode kualitatif lebih bisa dan
mudah menyesuaikan apabila berhadapan dengan kenyataan ganda, metode ini
menyajikan hakekat hubungan antara peneliti dan informan secara langsung dan
metode ini lebih peka sehingga dapat menyesuaikan diri dan banyak penajaman
pengaruh terhadap pola-pola nilai yang akan dihadapi oleh peneliti. Pola peneliti
yang digunakan pada studi ini adalah studi tentang sebuah kasus atau (case
study) adalah sebuah metode penelitian untuk memperoleh pengetahuan
selengkap mungkin (mendalam, detail = (in-depth understanding, bukan hanya
sekedar bertanya saja) tentang sebuah proses, program, kejadian, atau
aktivitas.Kedua, data yang diperoleh di lapangan {melalui berita, surat kabar,
majalah, putusan} berupa data dalam bentuk fakta yang perlu adanya analisis
secara mendalam, maka pendekatan kualitatif akan lebih mendorong pada
pencapaian data yang bersifat lebih mendalam terutama dalam keterlibatan
peneliti sendiri di lapangan. Metode Pendekatan adalah suatu pola pemikiran
secara ilmiah dalam suatu penelitian. Metode pendekatan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, Pendekatan metode kualitatif
merupakan sebuah pendekatan yang menekankan lebih kepada aspek
pemahaman secara mendalam terhadap suatu masalah, daripada melihat
permasalahan untuk penelitian generalisasi. Biasanya, metode penelitian ini
menggunakan teknik analisis mendalam (in-depth analysis) yakni melakukan
kajian terhadap masalah secara kasus per kasus.
1
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1998) hal. 4
2
Arief Furchan, Pengantar Metode Penelitian Kualitatif, (Surabaya: Usaha Nasional, 1992), Hlm. 21
3
Rianto Adi, Metodologi Sosial dan Hukum, (Jakarta: Granit, 2004), Hlm. 47.
IJLDR
3 International Journal of Law Dynamics Review
Volume 1, Nomor 1, May 2023
Mengenal Advokat Dan Penyebab Hilangnya Marwah Lembaga Peradilan Di Indonesia

Hal tersebut dilakukan karena metode kualitatif ini meyakini bahwa sifat
dari suatu masalah yang satu akan berbeda dengan sifat dari masalah yang
lainnya. Tujuan dilakukannya pendekatan metode kualitatif ini bukan
merupakan suatu generalisasi tetapi pemahaman secara mendalam terhadap
suatu masalah. Penelitian kualitatif ini juga memiliki fungsi untuk memberikan
kategori substantif dan juga hipotesis penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif
ini memiliki lima jenis pendekatan lagi yaitu phenomenological research,
grounded theory, ethnography, case study dan narrative research.

III. PEMBAHASAN
Ruang Lingkup Penegakkan Hukum di Indonesia.
Istilah penegakan hukum sekarang ini menjadi pembicaraan. Penegakkan
hukum sebagai bagian dari reformasi hukum karena dalam pembahsan reformasi
hukum berarti reformasi hukum secara luas tidak hanya peraturan perundang-
undangan saja, tetapi mencakup reformasi sistem hukum secara keseluruhan
yaitu reformasi materi/substansi hukum, struktur hukum dan budaya hukum.
Bahkan secara lebih luas lagi masalah reformasi hukum dan keadilan sebenarnya
bukan semata-mata masalah sistem hukum tetapi terkait dengan keseluruhan
sistem politik dan sistem sosial termasuk sistem ekonomi.4
Reformasi di bidang penegakan hukum dan struktur hukum harus ada
dukungan dari berbagai elemen/unsur pemerintah maupun masyarakat karena
penegakan hukum merupakan rangkaian proses yang cukup panjang dan dapat
melibatkan berbagai kewenangan instansi/aparat penegak hukum lainnya di
bidang penegakan hukum pidana, dengan demikian reformasi penegakan
hukum, bukan semata-mata merupakan tanggung jawab bidang Departemen
Hukum dan Perundang- undangan saja, melainkan perlu dukungan berbagai
komponen lembaga terkait lainnya seperti Mahkamah Agung, Jaksa Agung,
Kepolisian dan lainnya.5 Penegakan hukum ditinjau dari sudut pandang
fungsional atau bekerjanya/berfungsinya sistem pemidanaan dapat diartikan
sebagai keseluruhan sistem peraturan perundang- undangan untuk
fungsionalisasi/operasionalsasi/konkretisasi hukum pidana atau keseluruhan
sistem yang mengatur bagaimana hukum pidana ditegakkan atau
4
Barda Nawawi Arief, Masalah penegakan Hukum dan Kebijakan Penaggulangan Kejahatan, Makalah pada
Program Magister Ilmu Hukum Universitas Diponegoro, Semarang, 2000. hlm. 2.
5
Ibid.IJLDR
hlm. 3.
4 International Journal of Law Dynamics Review
Volume 1, Nomor 1, May 2023
Mengenal Advokat Dan Penyebab Hilangnya Marwah Lembaga Peradilan Di Indonesia

diperasionalkan sehingga seseorang dijatuhi sanksi pidana.6


Penegakan hukum pidana merupakan satu sistem di mana dalam
penegakkan hukum pidana bekerja sub sistem hukum pidana materiil/substantif,
sub-sistem hukum pidana formal dan sub-sistem hukum pelaksanaan pidana.
Ketiga sub sistem itu merupakan satu kesatuan dalam penegakkan hukum pidana
karena tidak mungkin hukum pidana dioperasionalkan/ ditegakkan secara
konkret hanya dengan salah satu sub sistem itu. 7 Penegakkan hukum acara
pidana, maka istilah hukum acara pidana merupakan istilah yang popular di
mana pihak-pihak yang berperan langsung dalam penegakan hukum pidana,
khususnya hukum pidana formil karena seluruh tugas, fungsi dan
kewenangannya tercantum dalam KUHAP. Istilah lain yang popular dalam
kaitannya dengan penegakan hukum pidana adalah criminal justice sistem yang
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi sistem peradilan pidana.
Di Indonesia digunakan istilah “sistem peradilan pidana terpadu” sebagai
salinan dari istilah integrated criminal justice sistem. 8 Istilah hukum acara
pidana mempunyai lingkup yang lebih sempit daripada sistem peradilan pidana
karena dalam penegakkan hukum acara pidana hanya membahas bagaimana
bekerjanya aparat penegak hukum yang dalam hal ini Polisi, Penuntut Umum,
Hakim dan Penasehat Hukum dalam mencari dan menemukan kebenaran.
Sementara masalah pembinaan narapidana tidak termasuk ke dalam hukum
acara pidana, apalagi yang menyangkut perencanaan perundang-undangan
pidana. Hukum pidana formil atau hukum acara pidana adalah hukum yang
mengatur tentang bagaimana negara melalui alat-alatnya melaksanakan haknya
untuk memidana dan menjatuhkan sanksi pidana.9
Perlu diperhatikan, bahwa penegakkan hukum dilaksanakan melalui
berbagai jalur dengan sanksinya sebagai daya pengikat dari suatu peraturan
perundang- undangan yakni bahwa penegakkan hukum dilaksanakan melalui
jalur pengadilan dan luar pengadilan. Penegakkan hukum melalui jalur
pengadilan dilaksanakan dengan berbagai sanksi yang akan menimpa siapa saja
yang melanggarnya. Sanksi-sanksi tersebut adalah: pidana, perdata dan sanksi
6
Barda Nawawi Arief, Sistem Pemidanaan Dalam Ketentuan Umum Buku I RUU KUHP 2004, “Makalah”,
disajikan pada acara Silaturahmi Akademik, Sekolah Tinggi Hukum Bandung, Bandung 12 Juli 2005.
7
Ibid.
8
Andi Hamzah, Hukum Acara Pidana Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta, 2006. hlm. 2.
9
D. Simons, Beknopie Handleiding tot het Wetboek van Strafvordering, dikutip dari Andi Hamzah, Ibid.
hlm. 4IJLDR
5 International Journal of Law Dynamics Review
Volume 1, Nomor 1, May 2023
Mengenal Advokat Dan Penyebab Hilangnya Marwah Lembaga Peradilan Di Indonesia

administratif. Secara sederhana penegakkan hukum dapat diartikan sebagai


upaya-upaya yang dilakukan agar hukum dapat berfungsi, beroperasi dan
berwujud secara konkrit. Berdasarkan pengertian itu, maka penegakkan hukum
disamakan artinya dengan istilah fungsionalisasi hukum, operasionalisasi hukum
dan konkretisasi hukum.10 Upaya untuk menjadikan hukum berfungsi dan
beroperasi sehingga terwujud secara konkret diperlukan suatu proses.
Jadi dengan demikian, dapat diartikan bahwa penegakkan hukum adalah
suatu proses bekerja dan berfungsinya hukum oleh aparat penegak hukum
terhadap perilaku-perilaku yang secara formil maupun materil berlawanan
dengan norma-norma hukum.11 Pada prosesnya, penegakan hukum memerlukan
tiga komponen penting yang saling berinteraksi, bersinergi bahkan
berinterdependensi antara komponen yang satu dengan komponen yang lainnya.
Komponen yang dimaksud adalah Hukum (peraturan perundang-undangan);
Aparat Penegak Hukum; dan Perilaku-perilaku yang secara formil-materiil
berlawanan dengan norma hukum (kesadaran hukum masyarakat. Ketiga
komponen penegakkan hukum di atas sesungguhnya tidak dapat dipisahkan dari
ketiga komponen sistem hukum itu sendiri yaitu substansi hukum, struktur
hukum dan budaya hukum yang juga satu dengan yang lainnya merupakan satu
kesatuan (wholeness). Oleh karena itu untuk mencapai keberhasilan sistem
hukum dan keberhasilan dalam penegakkannya, sangat bergantung pada
eksistensi, artikulasi, performance dan iner capacity dari masing-masing
komponen.12
Penegakkan hukum adalah kewajiban dari seluruh komponen masyarakat
dan untuk itu, pemahaman tentang hak dan kewajiban menjadi syarat mutlak.
Masyarakat bukan penonton bagaimana hukum ditegakkan akan tetapi
masyarakat aktif berperan dalam proses penegakkan hukum. Paling sedikit ada 3
(tiga) perspektif berfungsinya hukum dalam masyarakat. Pertama perspekatif
kontrol sosial dari hukum yang merupakan salah satui dari konsep-konsep yang
biasanya paling banyak digunakan dalam studi-studi kemasyarakatan. Dalam
perspektif ini, fungsi utama suatu sistem hukum bersifat integratif karena
dimaksudkan untuk mengatur dan memelihara regularitas sosial dalam suatu

10
Widiada Gunakarya, Pendekatan Sistem dan Kebijakan Dalam Penegakkan Hukum di Indonesia, Jurnal
Wawasan Hukum, Vol. 7 No. 1 Maret 2002. hlm. 60.
11
Ibid.
12
Ibid.
IJLDR
6 International Journal of Law Dynamics Review
Volume 1, Nomor 1, May 2023
Mengenal Advokat Dan Penyebab Hilangnya Marwah Lembaga Peradilan Di Indonesia

sistem moral. Menurut Berger bahwa tidak ada masyarakat yang bisa hidup
langgeng tanpa kontrol sosial dari hukum sebagai sarananya.13
Agar hukum dapat mengemban misi sebagai sosial kontrol, Menurut
Talcot Parson, ada empat prasyarat fungsionalisasi dari suatu sistem hukum
yaitu: 1) Masalah dasar legitimasi, yaitu menyangkut ideologi yang menjadi
dasar penataan peraturan hukum; 2) Masalah hak dan kewajiban masyarakat
yang menjadi sasaran regulasi hukum beserta proses hukumnya; 3) Masalah
sanksi dan lembaga yang menerapkan sanksi tersebut; dan 4) Masalah
kewenangan penegakkan aturan hukum. Berkaitan dengan kepatuhan
masyarakat terhadap sistem hukum yang berlaku, menurut Satjipto Rahardjo
bahwa terdapat 4 (empat) syarat utama yang harus dipenuhi, diantaranya: 1)
Penggambaran yang baik dari suatu situasi yang dihadapi; 2) Analisa terhadap
nilai-nilai dan menentukan jenjang nilai-nilai; 3) Verifikasi dari kekuatan sosial
yang menentukan bagaimana hukum digunakan, dihindari atau disalahgunakan,
dan 4) Budaya hukum yang mendukung, karena tanpa budaya hukum sistem
tidak akan berdaya.14
Maka dari pada itu, situasi institusi hukum akan menjadi hukum yang
benar- benar diterima oleh masyarakat ataupun suatu komunitas tertentu sangat
ditentukan oleh adanya budaya hukum masyarakat atau komunitas yang
bersangkutan. Budaya hukum sebagaimana dikemukakan oleh Lawrence M.
Friedman adalah sikap manusia terhadap hukum dan sistem hukum,
kepercayaan, nilai pemikiran dan harapannya, dengan kata lain, budaya hukum
adalah suasana pikiran sosial dan kekuatan sosial yang menentukan bagaimana
hukum digunakan dihindari atau disalahgunakan. Tanpa budaya hukum, sistem
hukum tidak berdaya. Oleh karena itu, situasi institusi hukum akan menajdi
hukum yang benar-benar diterima dan digunakan oleh masyarakat ataupun suatu
komunitas tertentu sangat ditentukan oleh budaya hukum masyarakat atau
komunitas yang bersangkutan.15

Peran Advokat Sebagai Pengawal, Penyeimbang, Dan kontroling Bagi


13
Feter J. Berger, Invitations to Sociologies’ Humanistic (Alih Bahasa oleh Dhakidae), Inti Sarana Aksara,
Jakarta, 1985. hlm. 98.
14
Satjipto Rahardjo, Pemanfaatan Ilmu Sosial bagi Pengembangan Ilmu Hukum, Alumni, Bandung, 1977.
hlm. 66.
15
9 Lawrence M Friedman, American Law Introduction, Alih Bahasa oleh Wisnu Basuki, PT. Tata Nusa,
Jakarta, 2001. hlm. 8
IJLDR
7 International Journal of Law Dynamics Review
Volume 1, Nomor 1, May 2023
Mengenal Advokat Dan Penyebab Hilangnya Marwah Lembaga Peradilan Di Indonesia

Penegak Hukum Lainnya Dalam Sistem Peradilan Indonesia.


Penegak hukum merupakan aparat negara (Structure) yang melaksanakan
proses upaya menegakan norma-norma hukum secara nyata sebagai pedoman
perilaku dalam hubungan–hubungan hukum kepada kehidupan bermasyarakat
dan bernegara, serta menjamin dan memastikan bahwa hukum itu dapat
ditegakkan semestinya. Advokat adalah salah satu profesi penegak hukum yang
mulia (Officium Noblile), yang tergabung dalam integrated criminal justice
system yang menegakkan hukum dengan seluruh kemampuan yang dimilikinya
dan berperan aktif dalam menyukseskan proses peradilan yang adil sesuai
dengan amanat undang-undang.16 Pasal 5 ayat (1) UU No. 18 Tahun 2003
mengenai Advokat menyebutkan, bahwa advokat adalah salah satu perangkat
dalam proses peradilan yang mempunyai kedudukan setara dengan penegak
hukum lainnya dalam menegakkan hukum dan keadilan.
Sebagai salah satu penegak hukum advokat memiliki kuasa untuk
mendampingi, mewakili, membela dan memberikan nasihat hukum kepada
masyarakat yang memerlukan bantuan hukum baik didalam maupun diluar
pengadilan. Selain itu Advokat juga merupakan penegak hukum yang sifatnya
fleksibel, karena dapat masuk pada setiap sistem peradilan yaitu kepolisian,
kejaksaan dan pengadilan bahkan didalam LAPAS, oleh karenanya Advokat
dapat mengawal proses pengadilan mulai dari penyidikan, penuntutan dan
pemeriksaan dimuka pengadilan bahkan advokat dapat mengawal jalannya
putusan pengadilan ditingkat lembaga pemasyarakatan, artinya peran advokat
sangatlah sentral dalam mengontrol adanya kesewenang- wenangan yang
dilakukan oleh penegak hukum lain dan mengawal jalannya peradilan yang baik,
jujur, integritas dan sesuai dengan Hukum dan Kemanusiaan.17
Mengingat peran advokat yang sentral dan fleksibel tersebut maka
kedudukan fungsi dan tugas advokat sebagai penegak hukum dan profesi
terhormat seharusnya dilengkapi oleh kewenangan yang sama dengan penegak
hukum lain seperti polisi, jaksa dan hakim, sehingga peran advokat tidak hanya
terlekat pada pembelaan hak kliennya tetapi berfungsi juga sebagai cek and
balances dalam proses peradilan yang mengontrol dan menyeimbangi penegak

16
Lilik Mulyadi, Bunga Rampai Hukum Acara Pidana Perspektif, Teoritis dan Praktek, Alumni : Bandung,
2008, Hlm. 13.
17
Kadafi, Bin Zain (Ed.) , Advokat Indonesia Mencari Legitimasi: Studi tentang Tanggung Jawab Profesi
Hukum di Indonesia, Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia : Jakarta, 2001, Hlm. 97.
IJLDR
8 International Journal of Law Dynamics Review
Volume 1, Nomor 1, May 2023
Mengenal Advokat Dan Penyebab Hilangnya Marwah Lembaga Peradilan Di Indonesia

hukum lainnya. Sebagai pengawal dalam mewujudkan peradilan yang baik ia


dapat menciptakan perdamaian dan mengawal kinerja ditingkat kepolisian,
pembela harkat martabat manusia didepan hukum, menjadi penyeimbang atas
dominasi dari penuntut umum yang dapat menuntut hak hukum masyarakat,
Advokat dapat melaporkan kesewenang-wenagan hakim dalam proses peradilan
terhadap KY,18 Serta dapat mengawal segala pelaksanan putusan pengadilan
baik dalam lapas maupun eksekusi lapangan. Jadi dala litigasi peradilan advokat
adalah pengawal dalam memastikan aturan hukum dilaksanakan dengan baik di
negara Indonesia dan menjadi pengawas dan penyeimbang dalam pelaksanaan
peradilan oleh penegak hukum lainnya.
Hakikat advokat sebagai penegak hukum juga luas karena ia tidak hanya
menjaga dan melindungi hak konstitusional seluruh warga negara Indonesia,
melainkan dapat menguasai seluruh keilmuan hukum dan tidak dibatasi oleh
satu keilmuan hukum saja oleh karena itu advokat dapat berpraktek dimanapun
dan kapanpun sesuai dengan kewenangannya, bahkan karena menguasai seluruh
aturan hukum ia dapat menjaga Tertib hukum di Indonesia seperti konsultan dan
auditor pemerintahan, peradilan dan perusahaan dalam membentuk kebijakan
dan pembangunan.
Advokat juga dalam praktiknya dapat beracara di pengadilan manapun
yang berlaku di Indonesia baik umum maupun khusus dan di MK, bahkan dapat
ditunjuk dalam peradilan internasional dalam hal membela negara Indonesia.
Apabila dilihat dari kedudukannya advokat seharusnya juga dapat menjadi (The
first way of problem solving) yaitu Diskresi dalam menyelesaikan masalah diluar
pengadilan (Non-Litigasi) seperti arbiter dan mediator hingga dapat membantu
penyelesaian tanpa memperpanjang jalannya proses peradilan yang menumpuk
hingga over kapasitas di lembaga permasyarakatan. Penemuan-penemuan
hukumpun banyak ditemui oleh advokat sebagai ahli hukum baik kelemahan
peraturan maupun adanya hukum baru yang dapat diterapkan seperti hukum
yang hidup dalam masyarakat yang dapat membantu peneliti, akademisi dan
parlemen dalam memperbaharui hukum nasional, serta memberikan sosialisasi
buta hukum dan pendidikan hukum bagi masyarakat luas.19
18
Pasal 220 Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana membolehkan penasihat hukum terdakwa untuk
meminta hakim mengundurkan diri apabila hakim tersebut dianggap mempunyai kepentingan, baik secara
langsung maupun tidak langsung dengan perkara yang ditangani.
19
Bambang Sunggono dan Aries Harianto, Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia, Mandar Maju :
Bandung,
IJLDR2009, Hlm. 9.
9 International Journal of Law Dynamics Review
Volume 1, Nomor 1, May 2023
Mengenal Advokat Dan Penyebab Hilangnya Marwah Lembaga Peradilan Di Indonesia

Sistem Peradilan Pidana di Indonesia.


Sistem Peradilan Pidana adalah sistem yang dibuat untuk menanggulangi
masalah-masalah kejahatan yang dapat mengganggu ketertiban dan mengancam
rasa aman masyarakat, merupakan salah satu usaha masyarakat untuk
mengendalikan terjadinya kejahatan agar berada dalam batas-batas toleransi
yang dapat diterima. Pelaksanaan peradilan pidana adalah upaya untuk
menanggulangi kejahatan yang terjadi di masyarakat dengan mengajukan para
pelaku kejahatan ke pengadilan sehingga menimbulkan efek jera kepada para
pelaku kejahatan dan membuat para calon pelaku kejahatan berpikir dua kali
sebelum melakukan kejahatan.20
Menurut Muladi, sistem peradilan pidana sesuai dengan makna dan ruang
lingkup sistem dapat bersifat phisik dalam arti sinkronisasi struktural (structural
syncronization) dalam arti keselarasan mekanisme administrasi peradilan
pidana, dapat pula bersifat substansial (substancial syncronization) dalam
kaitannya dengan hukum positif yang berlaku, dan dapat pula bersifat kultural
(cultural syncronization) dalam arti menghayati pandangan, sikap, dan falsafah
yang secara menyeluruh mendasari jalannya sistem peradilan pidana. 21 Sistem
Peradilan Pidana yang Terpadu (SPPT) atau Integrated Criminal Justice Sistem
(ICJS) merupakan unsur hukum pidana yang sangat penting dalam kerangka
penegakan hukum pidana materil.
Philip. P. Purpura menyatakan bahwa sistem peradilan pidana (criminal
justice sistem) merupakan suatu sistem yang terdiri dari Kepolisian, Kejaksaan,
Pengadilan, dan Lembaga Pemasyarakatan yang bertujuan untuk melindungi dan
menjaga ketertiban masyarakat, mengendalikan kejahatan, melakukan
penangkapan, dan penahanan terhadap pelaku kejahatan, memberikan batasan
bersalah atau tidaknya seseorang, memidana pelaku yang bersalah dan melalui
komponen sistem secara keseluruhan dapat memberikan perlindungan hukum
terhadap hak-hak terdakwa.22
Peranan Advokat Dalam Sistem Peradilan Pidana di Indonesia
Istilah advokat jauh lebih dahulu dikenal daripada istilah Bantuan Hukum
atau penasehat hukum. Istilah penasehat hukum atau bantuan hukum memang

20
21
22
IJLDR
10 International Journal of Law Dynamics Review
Volume 1, Nomor 1, May 2023
Mengenal Advokat Dan Penyebab Hilangnya Marwah Lembaga Peradilan Di Indonesia

lebih tepat dan sesuai dengan fungsinya sebagai pendamping tersangka atau
terdakwa dalam pemeriksaan daripada istilah pembela. 23 Bagi sebagian orang,
istilah penasehat hukum, bantuan hukum dan pengacara jauh lebih popular dan
memasyarakat. Hal ini terkait dengan pengertian yang lebih sederhana dari
kedua istilah itu di mana sangat mudah untuk mengartikannya.
Selain alasan tersebut, dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981
Tentang Kitab Undang undang Hukum Acara Pidana (selanjutnya disebut
KUHAP) juga menggunakan istilah bantuan hukum. Pasal 37 KUHAP dengan
tegas menyebutkan bahwa, “ Dalam perkara pidana seorang tersangka terutama
sejak saat penangkapan dan/atau penahanan berhak menghubungi dan meminta
bantuan hukum”. Istilah advokat telah dikenal sejak 2000 tahun yang lalu,
dijuluki sebagai officium nobile atau profesi yang mulia, sarat dengan idealism
sebab mengabdikan dirinya kepada kepentingan masyarakat, bukan kepada
dirinya sendiri, membela masyarakat untuk memperjuangkan keadilan dan
kebenaran. Berbeda dengan penegak hukum lain (polisi, jaksa dan hakim),
advokat tidak terikat pada hierarki birokratis sehingga memungkinkan lebih luas
bergerak mengikuti arus social. Advokat lebih akrab berhubungan dengan
masyarakat sehingga lebih jeli melihat masalah hukum maupun hak asasi
manusia yang terjadi di tengah masyarakat. Advokat harus selalu menyuarakan
keadilan dan peka terhadap permasalahan social berdimensi hukum
disekitarnya.24
Advokat merupakan penegak hukum dan sebagai profesi yang bebas,
mandiri dan bertanggung jawab dalam menegakkan hukum yang dijamin oleh
Undang- undang. Itu berarti bahwa advokat memiliki hak, kewajiban dan
tanggung jawab sesuai dengan aturan perundang-undangan advokat. Pasal 17
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat memberikan hak
kepada advokat untuk keperluan pembelaan kliennya, yaitu hak memperoleh
informasi, data dan dokumen lainnya baik dari instansi pemerintah maupun
pihak lain yang berkaitan dengan kepentingan tersebut yang diperlukan untuk
pembelaan kepentingan kliennya sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.25 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003 merupakan Payung hukum

23
Andi Hamzah, Hukum Acara Pidana Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta, 2004. hlm. 86.
24
Denny Kailimang, Mantapkan Persatuan dan Profesionalisme Advokat Sebagai Penegak Hukum dan
Profesi Terhormat, Makalah, disampaikan pada Rakernas XII AAI, Pontianak, 18-19 Mei 2007. hlm. 2.
25
Ibid. hlm. 4.
IJLDR
11 International Journal of Law Dynamics Review
Volume 1, Nomor 1, May 2023
Mengenal Advokat Dan Penyebab Hilangnya Marwah Lembaga Peradilan Di Indonesia

yang memayungi advokat dalam melaksanakan tugas-tugas profesinya.


Beberapa pengertian penting untuk diketahui berkaitan dengan masaah advokat
ini antara lain:
1. Advokat adalah orang yang berprofesi memberi jasa hukum, baik di dalam
maupun di luar pengadilan yang memenuhi persyaratan berdasarkan
ketentuan Undang-undang.
2. Jasa Hukum adalah jasa yang diberikan advokat berupa memberikan
konsultasi hukum, bantuan hukum, menjalankan kuasa, mewakili,
mendampingi, membela dan melakukan tindakan hukum lain untuk
kepentingan klien.
3. Bantuan Hukum adalah jasa hukum yang diberikan oleh advokat secara
Cuma-Cuma kepada klien yang tidak mampu.
Fungsi advokat dalam penegakan sistem hukum mempunyai peran yang
sangat penting. Melalui jasa hukum yang diberikan advokat menjalankan tugas
profesi demi tegaknya hukum dan keadilan untuk kepentingan masyarakat
pencari keadilan. Peran advokat dilakukan baik di dalam maupun di luar
pengadilan. Di dalam Pengadilan, advokat merupakan salah satu unsur sistem
peradilan demi terciptanya proses peradilan yang bebas dan tidak memihak serta
berjalannya prinsip due process of law. Sedangka di luar pengadilan advokat
memberikan jasa konsultasi, negosiasi, pembuatan kontrak serta melakukan
aktivitas yang meningkatkan keberdayaan hukum masyarakat.26
Sejalan dengan terpuruknya wibawa hukum dan pengadilan, provesi
advokat sekarang berada dalam tahap yang sangat mengkhawatirkan.
Keterpurukan profesi advokat tidak terlepas dari lemahnya asosiasi advokat.
Profesi advokat sebagai profesi terhormat selalu ditakuti pada setiap
pemerintahan otoriter. Para advokat dan asosiasi advokat berkewajiban
menjalankan fungsi kritik dan kontrol.27 Disadari atau tidak, ukuran
menguntungkan atau tidak menguntungkan suatu perkara dipandang hanya dari
kacamata politis dan ekonomis. Hal ini dianggap sah selama standar formal telah
ditempuh. Hal ini diperparah dengan praktik-praktik curang aparat penegak
hukum itu sendiri yang dikenal dengan istilah ”mafia peradilan”. Praktik-praktik
korupsi yang sering dikategorikan sebagai “judicial corruption” disebabkan

26
Jimly Asshiddiqie, Kitab Advokat Indonesia, PT. Alumni, Bandung, 2007.
27
Indra Sahnun Lubis, Op. Cit. hlm. 4.
IJLDR
12 International Journal of Law Dynamics Review
Volume 1, Nomor 1, May 2023
Mengenal Advokat Dan Penyebab Hilangnya Marwah Lembaga Peradilan Di Indonesia

ketidakmandirian lembaga peradilan dan institusi hukum (Polisi, Jaksa Penuntut


Umum, Advokat/Pengacara Dan Hakim). Tidak dapat dipungkiri bahwa advokat
pun secara langsung atau tidak langsung turut menciptakan terjadinya mafia
peradilan dan judicial corruption. Proses penegakkan hukum yang menjadi
kewajiban dan tanggung jawab aparat penegak hukum dan aparat peradilan telah
berada dalam situasi yang sangat buruk.
Profesi advokat sebagai salah satu profesi hukum bertujuan untuk
mewujudkan ketertiban berkeadilan yang memungkinkan manusia dapat
menjalani kehidupannya dengan wajar. Pengembanan profesi advokat pada
dasarnya mencakup empat bidang, yaitu: 1) Penyelesaian konflik secara formal
yaitu lewat jalur peradilan; 2) Pencegahan konflik lewat rancangan hukum, opini
dan nasehat hukum; 3) Penyelesaian konflik secara informal lewat mediasi dan
negosiasi; dan 4) Penerapan hukum di luar konflik.28 Pengembanan profesi
Advokat harus selalu dilakukan dengan mengacu pada cita-cita hukum atau
rechtsidee (ketertiban, prediktabilitas, Kepastian hukum, kegunaan sosial dan
keadilan) demi pengayoman pada setiap manusia yang berakar dalam
penghormatan atas martabat manusia. Sebagai bagian dari penegak hukum,
advokat mempunyai kedudukan yang sama dengan penegak-penegak hukum
lainnya seperti Polisi, Jaksa penuntut umum dan Hakim. Sebagai bagian dari
aparat penegak hukum, advokat mempunyai hak dan kewajiban yang secara
tersendiri di atur dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003 Pasal 14 sampai
dengan Pasal 17. Berkaitan dengan kewajiban-kewajiban Advokat, khususnya
terhadap kepentingan kliennya, Undang-undang Advokat mengatur sebagai
berikut,
1) Advokat dalam menjalankan profesinya dilarang membedakan perlakuan
terhadap kliennya berdasarkan jenis kelamin, agama, politik, keturunan, rasa
tau latar belakang social dan budaya.
2) Advokat tidak dapat diidentikan dengan kliennya dalam membela perkara
klien oleh pihak yang berwenang dan/atau masyarakat.
3) Advokat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui atau diperoleh
dari kliennya sehubungan profesinya, kecuali ditentukan lain oleh undang-
undang.
4) Advokat wajib memberikan bantuan hukum secara Cuma-Cuma kepada
28
Ibid.
IJLDR
13 International Journal of Law Dynamics Review
Volume 1, Nomor 1, May 2023
Mengenal Advokat Dan Penyebab Hilangnya Marwah Lembaga Peradilan Di Indonesia

pencari keadilan yang tidak mampu.


5) Advokat wajib untuk tunduk dan patuh terhadap kode etik provesi advokat.
6) Advokat berhak atas kerahasiaan hubungannya dengan klien termasuk
perlindungan atas berkas dan dokumennya terhadap penyitaan dan
pemeriksaan dan perlindungan terhadap penyadapan atas komunikasi
elektronik advokat.
7) Advokat berhak menerima honorarium atas jasa hukum yang telah diberikan
kepada Kliennya.
8) Besarnya honorarium atas jasa hukum sebagaimana dimaksud, ditetapkan
berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak.
Peran dan fungsi advokat dalam pelaksanaan sistem peradilan pidana di
Indonesia jelas memegang peranan yang sangat penting guna tegaknya due
process of law. Dengan berbekal kompetensi yang teruji serta moralitas dan
etika yang baik, advokat dengan serangkaian keintimewaan yang diberikan oleh
undang-undang dapat menjadi ujung tombak dalam mewujudkan cita-cita
hukum yang lebih tinggi yakni keadilan.

Jenis-Jenis Profesi Advokat Dan Model Bantuan Hukum


Berbagai istilah digunakan untuk menggambarkan pengacara di Indonesia,
termasuk “nasihat hukum”. Ini adalah penasihat hukum yang tugasnya
membantu klien, organisasi, pemerintah, dan bisnis dalam memberi nasihat
kepada mereka tentang peraturan hukum dan rezim hukum yang sesuai. Bantuan
hukum sendiri mengacu pada layanan hukum gratis atau berbiaya rendah bagi
mereka yang tidak mampu membayar harga penuh. Pelayanan hukum kini lazim
diartikan sebagai 'bantuan hukum'. Jika dicermati, keduanya memiliki arti yang
sama: memberikan bantuan hukum kepada pencari keadilan. Namun, jika
dijelaskan, keduanya memiliki fokus yang berbeda. Bantuan hukum biasanya
mengacu pada pengertian bantuan hukum yang lebih sempit, yaitu pemberian
layanan bantuan hukum secara cuma-cuma kepada mereka yang tidak mampu
membayar bantuan hukum.29
Di sisi lain, istilah “bantuan hukum” mengacu pada pengertian bantuan
hukum dan merujuk pada cakupan yang lebih luas yang mencakup tidak hanya
mereka yang mencari bantuan keuangan tetapi juga pemberian bantuan hukum
29
Bagir Manan, Menegakkan Hukum Suatu Pencarin, Asosiasi Advokat Indonesia : Jakarta, 2009, Hlm. 282.
IJLDR
14 International Journal of Law Dynamics Review
Volume 1, Nomor 1, May 2023
Mengenal Advokat Dan Penyebab Hilangnya Marwah Lembaga Peradilan Di Indonesia

berbayar oleh pengacara.Saat ini, advokat atau pengacara di Indonesia dikelola


oleh badan hukum seperti Persatuan Pengacara Indonesia (PERADI) dan
Kongres Advokat Indonesia (KAI). Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003
mengatur tentang perkumpulan pengacara yang diakui secara hukum sebagai
berikut:
1. IKADIN (Ikatan Advokat Indonesia)
2. AAI (Asosiasi Advokat Indonesia)
3. IPHI (Ikatan Penasehat Hukum Indonesia)
4. HAPI (Himpunan Advokat / Pengacara Indonesia)
5. SPI (Serikat Pengacara Indonesia)
6. AKHI (Asosiasi Konsultan Hukum Indonesia)
7. HKPM (Himpunan Konsultan Hukum Pasar Modal)
8. APSI (Asosiasi Pengacara Syariah Indonesia)
Selain delapan organisasi di atas, terdapat juga asosiasi profesi tertentu
yang digemari oleh para pengacara, seperti Himpunan Konsultan Hukum
Pertambangan Indonesia (HKHPI), Asosiasi Pengacara Pengadaan Indonesia
(APPI), Asosiasi Konsultan Hukum Hubungan Industrial, dan Dunia Usaha.
Asosiasi Advokat Persaingan Usaha, ada, Asosiasi Pengacara Desa, bisnis,
informasi, dll. Di dunia hukum juga terdapat yayasan bantuan hukum yang
dikelola oleh para pengacara dan non-pengacara, seperti mahasiswa, paralegal
setempat, dan pengawas hukum, yang memberikan bantuan hukum gratis
terstruktur dengan pendekatan sosial (prodeo) masyarakat.
Bantuan hukum dalam pelaksanaan kewenangan ada bermacam-macam,
misalnya bantuan hukum struktural dan bantuan hukum komersial. Bantuan
hukum struktural menitikberatkan pada isu-isu individual sebagai sarana
perlindungan hak asasi manusia, memberikan pengakuan, jaminan,
perlindungan, kepastian hukum yang adil, dan perlakuan yang sama bagi semua
orang di hadapan hukum, serta menjamin hak-hak konstitusional
(ekonomi/sosial). Bagi masyarakat miskin. Bantuan hukum struktural
menyangkut bantuan hukum yang bersifat pro bono (oleh pengacara) dan prodeo
(oleh pengadilan). Bantuan hukum yang berharga kini diberikan oleh pengacara
umum lainnya yang memberikan layanan hukum dan nasihat hukum tergantung
pada kompleksitas kasus yang mereka tangani. Bentuk pertanggungjawaban dan
IJLDR
15 International Journal of Law Dynamics Review
Volume 1, Nomor 1, May 2023
Mengenal Advokat Dan Penyebab Hilangnya Marwah Lembaga Peradilan Di Indonesia

proses penegakan hukum bagi advokat yang menyalahgunakan aturan profesi


dan melanggar hukum.
Bentuk pertanggungjawaban dan tata cara penuntutan bagi advokat yang
menyalahgunakan aturan profesi dan melanggar hukum.
Memang benar, peran pengacara sangat rentan terhadap penyalahgunaan
supremasi hukum atau yang biasa disebut mafia peradilan. Pengacara, sebagai
subyek yang telah menguasai seluruh peraturan dan prosedur hukum, dapat
berpartisipasi dalam setiap proses hukum mulai dari tingkat kepolisian hingga
penjara, dan mempunyai peluang besar untuk berperan sebagai pembela
kepentingan pribadi. Mereka memprioritaskan pelanggannya daripada membela
hukum dan keadilan. Kenyataannya, banyak pengacara yang menyalahgunakan
hukum dalam proses peradilan, meskipun hanya untuk membela kepentingan
segelintir orang. Hal ini menyebabkan hilangnya kepercayaan masyarakat
terhadap peran lembaga peradilan dan penegak hukum, khususnya pengacara.
Proses peradilan seolah-olah hanya sekedar sandiwara panggung yang dilakukan
oleh para advokat dan sudah tidak sejalan lagi dengan kewajiban hukum dan
keadilan sosial bagi masyarakat. Hingga saat ini, belum ada standar, standar,
atau format tanggung jawab atau prosedur penuntutan bagi pengacara yang
menyalahgunakan kekuasaannya atau melanggar hukum. Di sisi lain, karena
undang-undang tidak mengatur ketiga permasalahan tersebut, maka advokat
mempunyai hak untuk mendapatkan kekebalan hukum, baik pidana maupun
perdata.
Penegakan hukum yang adil merupakan prasyarat terpenting bagi
pembangunan suatu negara dan jati diri bangsa yang beradab. Dalam hal ini,
pengacara mempunyai hak kekebalan terhadap hukum pidana dan perdata. Hal
ini berlaku ketika seorang pengacara sedang dalam proses mencari tahu hukum
dan membela kliennya, namun jika pengacara tersebut melakukan kejahatan,
terlibat dalam kejahatan, atau menghalangi proses hukum, maka mereka akan
dituduh dan ditangani. Mematuhi ketentuan Kitab Undang-undang Hukum
Acara Pidana (KUHAP) dan seluruh peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Apabila seorang pengacara menyalahgunakan profesinya atau tidak
menjalankan kewenangannya sesuai dengan Pasal 16 Kode Etik Pengacara
Indonesia, maka sanksi yang dikenakan terhadap pelanggaran Kode Etik
Pengacara
IJLDR adalah sebagai berikut:
16 International Journal of Law Dynamics Review
Volume 1, Nomor 1, May 2023
Mengenal Advokat Dan Penyebab Hilangnya Marwah Lembaga Peradilan Di Indonesia

1. Sanksi yang dikenakan dalam putusan tersebut adalah:


a. Peringatan biasa.
b. Peringatan Kuat.
c. Diberhentikan sementara untuk jangka waktu tertentu.
d. Pengusiran dari keanggotaan suatu organisasi profesi.
2. Sanksi yang dikenakan dalam putusan ini adalah:
a. Peringatan berkala apabila sifat pelanggarannya tidak berat.
b. Peringatan tegas atas sifat pelanggaran yang berat, pelanggaran terhadap
Kode Etik dan/atau ketidakpatuhan terhadap tindakan peringatan yang
dikenakan.
c. Pemberhentian sementara untuk jangka waktu tertentu apabila
pelanggarannya berat, apabila ketentuan Kode Etik tidak dipatuhi atau
dipatuhi, atau apabila Kode Etik dilanggar setelah dikenakan sanksi
teguran berat. Kode etik masih terus ditegaskan.
d. Pemberhentian dari keanggotaan suatu organisasi profesi karena
melanggar Kode Etik dengan maksud dan tujuan merendahkan citra dan
harkat dan martabat profesi hukum yang harus dijaga sebagai profesi yang
mulia dan terhormat.
3. Sanksi pemberhentian kerja harus disusul dengan larangan menjalankan
praktek hukum di luar atau di pengadilan.
4. Orang yang dikenakan skorsing untuk jangka waktu tertentu dan/atau
dikeluarkan dari keanggotaan organisasi profesi harus diserahkan kepada
Mahkamah Agung untuk diidentifikasi dan dimasukkan dalam daftar
pengacara.
Seiring berjalannya waktu, banyak orang yang mengaku sebagai
pengacara atau pengacara ilegal (malpraktek medis). Dalam hal ini UU
Kejaksaan mengatur hukum pidana pada Pasal 31 yang berbunyi sebagai
berikut: Seseorang yang dengan sengaja bertindak sebagai ahli hukum dan
bertindak seolah-olah ia seorang pengacara. Namun, jika Anda bukan seorang
pengacara dalam pengertian undang-undang ini, Anda akan dikenakan hukuman
penjara paling lama lima tahun dan denda paling banyak Rp50.000.000,00 (lima
puluh juta) Rupiah.
Perlu diingat, DPN PERADI dan Mabes Polri sepakat untuk saling
IJLDR
17 International Journal of Law Dynamics Review
Volume 1, Nomor 1, May 2023
Mengenal Advokat Dan Penyebab Hilangnya Marwah Lembaga Peradilan Di Indonesia

menghormati masing-masing pihak sebagai aparat penegak hukum. Keduanya


diatur dalam UU Kejaksaan dan UU Kepolisian Republik Indonesia.
Kesepakatan ini tertuang dalam Memorandum of Understanding (MoU) yang
ditandatangani kedua belah pihak pada Senin, 27 Februari 2012. Salah satu
aspek penting dalam nota kesepahaman ini adalah bentuk sikap saling
menghormati terkait pemanggilan pengacara anggota PERADI sebagai saksi dan
tersangka. Untuk memanggil pengacara, kepolisian negara harus mengirimkan
surat panggilan melalui DPN PERADI. Setelah menerima surat tersebut, DPN
PERADI akan melakukan audit. Pertanyaannya, apakah somasi tersebut
berkaitan dengan praktik pengacara atau merupakan tuntutan pidana yang tidak
ada hubungannya dengan pekerjaan pengacara. Mengenai sumpah ahli hukum
atau pengacara, DPN PERADI tidak mengizinkan pengacara diperiksa sebagai
saksi atau tersangka. Sebaliknya, apabila perkara pidana yang dijadikan dasar
pemanggilan ternyata berkaitan dengan tindak pidana umum dan tidak berkaitan
dengan UU Kejaksaan (Pasal 19) dan Kode Etik Pengacara Indonesia (Pasal
4(h)) , PERADI DPN mengizinkan polisi untuk meminta keterangan dan
mewawancarai pengacara sebagai saksi atau tersangka. Perlu diketahui bahwa
hal ini masih perlu dilakukan melalui organisasi PERADI.
Dalam rangka meningkatkan kualitas aparat penegak hukum, telah
dilakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas dan kemampuan aparat
penegak hukum agar lebih profesional, memiliki integritas, berkarakter, dan
bermoral tinggi, melalui perbaikan sistem rekrutmen dan pemajuan hukum.
penegakan kebijakan telah dikeluarkan. Berbagai upaya dilakukan untuk
mendidik, melatih, memantau perilaku aparat penegak hukum, dan
meningkatkan manfaatnya untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka, namun
upaya tersebut akan sia-sia jika tidak didasari oleh praktik di dunia nyata. Untuk
meningkatkan mutu keahlian pada masing-masing pekerjaan tersebut, perlu
dilakukan standarisasi sistem kualifikasi nasional dan pendidikan berkelanjutan,
termasuk sistem sosial. Selain itu, diperlukan program pendidikan dan pelatihan
yang komprehensif untuk terus menumbuhkan pola pikir seorang pengacara
serta meningkatkan pengetahuan dan keterampilan profesional. Aspek penting
dalam konteks penegakan hukum adalah proses akulturasi, sosialisasi, dan
pendidikan hukum (legal sosialization and legal education).

IJLDR Tanpa didukung kesadaran, pengetahuan dan pemahaman para pelaku


18 International Journal of Law Dynamics Review
Volume 1, Nomor 1, May 2023
Mengenal Advokat Dan Penyebab Hilangnya Marwah Lembaga Peradilan Di Indonesia

hukum di masyarakat, maka norma hukum tidak dapat diharapkan dapat ditaati.
Oleh karena itu, untuk mewujudkan gagasan negara hukum di masa depan, perlu
dikembangkan tugas-tugas peradaban, sistem pemasyarakatan, dan pendidikan
hukum secara terpisah. Beberapa faktor yang terkait dengan masalah ini adalah:
(a) pengembangan dan pengelolaan sistem dan infrastruktur informasi hukum
berbasis teknologi informasi; (b) memperkuat upaya untuk menerbitkan,
mengkomunikasikan dan mensosialisasikan peraturan perundang-undangan; (c)
Pengembangan pendidikan dan pelatihan hukum. (d) Promosi gambar dan kasus
di bidang hukum.30

30
Sarmadi, Sukris, H.A, Advokat Litigasi dan Non Litiagasi Pengadilan-menjadi advokat Indonesia kini.
Bandung:
IJLDRCV. Mandar Maju. Jakarta: Bina Cipta, 2009
19 International Journal of Law Dynamics Review
Volume 1, Nomor 1, May 2023
Mengenal Advokat Dan Penyebab Hilangnya Marwah Lembaga Peradilan Di Indonesia

IV. PENUTUP
Kesimpulan
Penegakan hukum sebenarnya merupakan serangkaian proses yang mengolah
nilai, gagasan, dan cita-cita menuju tujuan hukum: keadilan dan kebenaran. Nilai-
nilai yang dikandungnya harus diterjemahkan menjadi kenyataan. Eksistensi
hukum menjadi kenyataan apabila nilai-nilai moral yang terkandung dalam
undang-undang tersebut dilaksanakan dengan baik. Sebagai aturan umum,
penuntutan pidana harus bermanfaat bagi masyarakat atau efektif. Selain itu,
masyarakat juga menginginkan penegakan hukum memberikan keadilan. Namun
tidak dapat dipungkiri bahwa apa yang dianggap bermanfaat (secara sosiologis)
belum tentu adil, dan sebaliknya, apa yang dianggap adil (secara filosofis) belum
tentu bermanfaat bagi masyarakat. Secara hukum dan sosiologis, pengacara
mempunyai peranan yang sangat besar dalam penegakan hukum. Tugas, tugas,
sikap dan tanggung jawab seorang advokat sebagai aparat penegak hukum
semuanya tercakup dalam etika profesi advokat dan menjadi landasan dalam
praktik advokat.

Tugas dan tanggung jawab mendasar seorang pengacara berkaitan dengan


keterwakilan klien, pembelaan keadilan, integritas dan hak asasi manusia, serta
pembelaan kebenaran dan keadilan bagi hakim. Oleh karena itu, perlu dihidupkan
kembali atau diperkuatnya peran advokat dalam etika profesi agar citra aparat
penegak hukum dan semangat keadilan di Indonesia dapat pulih kembali.
Diperlukan suatu proses untuk melaksanakan undang-undang secara konkrit.
Penegakan hukum dengan demikian dapat diartikan sebagai proses dimana aparat
penegak hukum menerapkan dan menegakkan hukum baik secara formal maupun
substantif. Penegakan hukum memerlukan tiga komponen penting yang saling
berinteraksi, menciptakan sinergi, bahkan menciptakan saling ketergantungan
antara satu komponen dengan komponen lainnya.

20
Mengenal Advokat Dan Penyebab Hilangnya Marwah Lembaga Peradilan Di Indonesia

DAFTAR PUSTAKA
Abdussalam and DPM Sitompul, Criminal Justice System, Restu Agung,
Jakarta, 2007.
A.A.G. Peters (Ed) Law and Social Development, Book II, Pustaka Sinar
Harapan, Jakarta, 1988.
Andi Hamzah, Indonesian Criminal Procedure Law, Sinar Graphics,
Jakarta, 2004.
Arief Sidharta, Implementation of the Code of Ethics for the Legal
Profession in Indonesia, Center for Indonesian Law and Policy
Studies, Jakarta, 2004.
Asshiddiqie, Jimly. 2000. Structuring sources of legal order, Perss.
Jakarta.
Bagir Manan, 2009 Enforcing the Law of a Search, Indonesian Advocates
Association: Jakarta.
Bambang Sunggono and Aries Harianto, 2009. Legal Aid and Human
Rights, Mandal Maju: Bandung.
Daniel S. Lev, Law and Politics in Indonesia, LP3ES Publisher, Jakarta,
1990, Judicial Institutions and Legal Culture in Indonesia,
Feter J. Berger, Invitations to Sociologies' Humanistic (Translated by
Dhakidae), Inti Sarana Aksara, Jakarta, 1985.
Jimly Asshidiqie, Book of Indonesian Advocates, Publisher of the
Indonesian Advocates Association, Jakarta, 2007.
Kadafi, Bin Zain (Ed.), 2001. Indonesian Advocates Seeking Legitimacy:
A Study of the Responsibilities of the Legal Profession in Indonesia,
Center for Indonesian Law & Policy Studies: Jakarta.
Lawrence M Friedman, American Law Introduction, Translation by Wisnu
Basuki, PT. Tata Nusa, Jakarta, 2001.
Lilik Mulyadi, 2008. Bunga Anthology of Criminal Procedure Law
Perspectives, Theoretical and Practical, Alumni: Bandung,.
Muladi, in Petrus Irawan P and Pandapotan Simorangkir, Correctional
Institutions from the Perspective of the Criminal Justice System,
Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 1995.
Sarmadi, Sukris, H.A, 2009. Litigation and Non-Litigation Advocates
Pengadilan-menjadi advokat Indonesia kini. Bandung: CV. Mandar Maju.
Jakarta: Bina Cipta.
https://media.neliti.com/media/publications/178384-ID-peranan-advokat-
sebagai-penegak-hukum-da.
https://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/jpp/article/view/835/804
http://e-journal.uajy.ac.id/1778/2/1HK08621.
https://jonedu.org/index.php/joe/article/view/1084

21
Mengenal Advokat Dan Penyebab Hilangnya Marwah Lembaga Peradilan Di Indonesia

https://ojs.ejournalunigoro.com/index.php/JUSTITIABLE/article/
download/37/26/
https://fhukum.unpatti.ac.id/jurnal/sasi/article/view/339
http://hukum.studentjournal.ub.ac.id/index.php/hukum/article/view/
996/985
https://jdihn.go.id/files/2075/2117-4768-1-SM.
https://ejurnal.uniyos.ac.id/index.php/ylj-server/article/download/JP-
6103/pdf/202
https://www.mkri.id/public/content/infoumum/undang/pdf/
Anotasi_108_Anotasi%20Jefri%20UU%2018%20Tahun
%202003%20Advokat.

22

You might also like