You are on page 1of 4

STANDARD COSTING & VARIANCE ANALYSIS

A. PENGERTIAN BIAYA STANDAR


Biaya standar adalah biaya yang ditetapkan terlebih dahulu untuk memproduksi satu unit atau sejumlah unit
produk selama periode tertentu di masa mendatang
B. KEGUNAAN BIAYA STANDAR
- Menetapkan anggaran
- Mengendalikan biaya serta mengukur dan memotivasi efisiensi.
- Menyederhanakan prosedur penetapan biaya dan mempercepat laporan penyajian biaya.
- Membebankan biaya ke persediaan bahan, barang dalam proses, dan barang jadi.
- Memberikan dasar bagi penetapan tender dan kontrak serta harga jual.
C. PENGELOLAAN BIAYA STANDAR
- Berdasarkan satuannya: Physical standard, Price standard
- Berdasarkan Dasar Pembandingnya: Basic standard , Current standard,The Expected Actual standard, The
Normal standard, The Theoretical standard
- Berdasarkan Jenis Biayanya:
Material cost standard Price variance, Quantity variance
Labor cost standard Rate (wage or cost) variance, Efficiency (time or usage) variance
Factory Overhead Cost standard  2 variances  3 variances  4 variances
D. CONTOH KASUS
PT. Pasundan menggunakan sistem biaya standar dalam pengendalian biaya produksinya. Berdasarkan hasil
analisis, untuk memproduksi 1 (satu) unit produk telah ditetapkan biaya standar sebagai berikut:
Biaya Bahan Baku 5 kg @ Rp 1.000,00
Biaya Tenaga Kerja 20 jam @ Rp 500,00
Biaya Overhead Pabrik
Variabel 20 jam @ Rp 400,00
Tetap 20 jam @ Rp 300,00
Kapasitas produksi per bulan direncanakan 31.250 jam kerja langsung
Transaksi yang terjadi dalam bulan Februari 2023 :
- Pada awal bulan terdapat 400 unit persediaan Barang Dalam Proses yang telah menyerap 100% Bahan
Baku dan 60% Biaya Konversi.
- Produk selesai selama bulan ini 1.500 unit.
- Pada akhir bulan, terdapat 500 unit persediaan Barang Dalam Proses yang telah menyerap 100% Biaya
Bahan dan 60% Biaya Konversi.
- Dibeli 8.500 kg Bahan dengan harga Rp. 950,00 per kilogram. Pemakaian bahan selama bulan tsb 8.100
kg.
- Jam kerja langsung yang digunakan selama bulan Februari sebanyak 31.100 jam dengan biaya
Rp17.105.000,00.
- Biaya overhead pabrik tetap yang dianggarkan Rp 9.375.000,00  Biaya overhead pabrik sesungguhnya
Rp. 21.000.000,00
- Buatlah analisis selisih biaya standar yang terdiri dari:
› Selisih harga dan kuantitas pemakaian bahan.
› Selisih tarif dan efisiensi jam kerja langsung.
› Selisih biaya overhead 2, 3, dan 4 selisih.
- Buatlah pencatatan dalam bentuk jurnal yang diperlukan.

Unit Ekuivalen = (PDP Awal x % utk melengkapi) + (Prod. Selesai – PDP Awal) + (PDP Akhir x tkt penyelesaian)

Unit Ekuivalen B Bahan Baku = (400 x 0%) + (1.500 – 400) + (500 x 100%) = 1.600 unit

Unit Ekuivalen B. Konversi = (400 x 40%) + (1.500 – 400) + (500 x 60%) = 1.560 unit

ANALISIS SELISIH BIAYA BAHAN BAKU:


BBB Standar = (H Std X Q Std)

BBB Sebenarnya = (H Sbn x Q Sbn)

Selisih Harga = (H Sbn - H Std) x Q Sbn

Selisih Kuantitas = (Q Sbn - Q Std) x H Std

BBB Standar = (Rp 1.000 x 8.000 kg) = Rp 8.000.000

BBB Sebenarnya = (Rp 950 x 8.100 kg) = Rp 7.695.000

= Rp 305.000 Favorable

Selisih Harga = (Rp 950 - Rp 1.000) x 8.100 kg = Rp 405.000 F

Selisih Kuantitas = (8.100 kg - 8.000 kg) x Rp 1.000 = Rp 100.000 UF

= Rp 305.000 F

ANALISIS SELISIH BIAYA TENAGA KERJA:

BTK Standar = (Tarif Std x JK Std)

BTK Sebenarnya = (Tarif Sbn x JK Sbn)

Selisih Tarif = (Tarif Sbn - Tarif Std) x JK Sbn

Selisih Jam Kerja = (JK Sbn - JK Std) x Tarif Std

BTK Standar = (Rp 500 x 31.200 JK) = Rp 15.600.000

BTK Sebenarnya = (Rp 550 x 31.100 JK) = Rp 17.105.000

= Rp 1.505.000 Un favorable

Selisih Tarif = (Rp 550 - Rp 500) x 31.100 JK = Rp 1.555.000 UF

Selisih Efisiensi = (31.100 JK - 31.200 JK) x Rp 500 = Rp 50.000 F

= Rp 1.505.000 UF

ANALISIS SELISIH BIAYA OVERHEAD PABRIK

BOP Sebenarnya Rp 21.000.000

BOP Standar: Rp 700 x 31.200 JK Rp 21.840.000

Rp 840.000 F

Metode 2 Selisih

1. Selisih Terkendali

BOP Sebenarnya Rp 21.000.000

BOP yang dianggarkan pada kapasitas standar:

BOP Variabel : 31.200 JK x Rp 400 = Rp12.480.000

BOP Tetap : Rp 9.375.000 Rp 21.855.000

-Rp 855.000 F

2. Selisih Volume

BOP yang dianggarkan pada kapasitas standar Rp 21.855.000


BOP yang dibebankan pada kapasitas standar: Rp 700 x 31.200 jk Rp 21.840.000

Rp 15.000 UF

METODE 3 SELISIH

1. Selisih Pengeluaran

BOP Sebenarnya Rp 21.000.000

BOP yang dianggarkan pada kapasitas sebenarnya:

BOP Variabel :31.100 JK x Rp 400 = Rp12.440.000

BOP Tetap : Rp 9.375.000 Rp 21.815.000

Rp 815.000 F

2. Selisih Kapasitas

BOP yang dianggarkan pada kapasitas sebenarnya Rp 21.815.000

BOP yang dibebankan pada kapasitas sebenarnya: Rp 700 x 31.100 jk Rp 21.770.000

Rp 45.000 UF

3. Selisih Efisiensi

( JK Sbn – JK Std) x Tarif BOP Std

( 31.100 JK – 31.200 JK) x Rp 700 = Rp 70.000 F

METODE 4 SELISIH

1. Selisih Pengeluaran

BOP Sebenarnya Rp 21.000.000

BOP yang dianggarkan pada kapasitas sebenarnya:

BOP Variabel : 31.100 JK x Rp 400 = Rp12.440.000

BOP Tetap : Rp 9.375.000 Rp 21.815.000

Rp 815.000 F

2. Selisih Kapasitas

BOP yang dianggarkan pada kapasitas sebenarnya Rp 21.815.000

BOP yang dibebankan pada kapasitas sebenarnya: Rp 700 x 31.100 JK Rp 21.770.000

Rp 45.000 UF

3. Selisih Efisiensi Variabel

( JK Sbn – JK Std) x Tarif BOP Variabel

( 31.100 JK – 31.200 JK) x Rp 400 = Rp 40.000 F

4. Selisih Efisiensi Tetap

( JK Sbn – JK Std) x Tarif BOP Tetap

( 31.100 JK – 31.200 JK) x Rp 300 = Rp 30.000 F

You might also like