You are on page 1of 7

14-121

PENGEMBANGAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU BIOLOGI SMA MELALUI


PENDEKATAN PELATIHAN PENDALAMAN MATERI

Professional Competence Developmentof High School Biology Teacher Through


Deepening MaterialsTraining Approach
1) 2)
Jahidin dan Bahtiar
1)
Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari
2)
PengajarBiologi SMA Negeri 1 Kendari Sulawesi Tenggara
E-mail: Jahidin_bio@yahoo.co.id

ABSTRACT-High school biology teacher in carrying out their duties as educators and teachers master the
four competencies required minimum.One is professional competence.Training aims is enhance the
development of Professional Competence (DPC) biology teacher, and determine the amount of contribution
(effect size) of the DPC training material deepening biology teacher.The training material consists of basic
competency breeding seed plants, the theory of the origin of life and the proof, the human digestive
system, excretory system of human, photosynthesis, regulation of the human system, the human
reproductive system, as well as the impact of biotechnology to society and the environment.The training
method includes three phases of activity. The first step is presentation of material by the instructor, the
second step is assignment and training study material, and finally step is presentation and discussion.The
training lasts eight forces with a duration of five days or the equivalent of 55 hours per batch.Training
participants totaled 248 high school biology teacher of 12 County Southeast Sulawesi.Professional
competence measuring instruments using a multiple-choice test of 40 items was.Cognitive level of
professional competence developed by Anderson and Krathwohl to measure knowledge shutter remember,
understand, apply, analyze, evaluate, and create.Tests carried out before the implementation of the training
(pree test) and after the implementation of the training (post-test).The results showed an increase of DPC:
0-5% is 13 participants, 6-10% is 19 participants, 11-15% are 24 participants, 16-20% are 78 participants, 21-
25% are 51 participants, 26-30% are 52 participants, 31 - 35% are 36 participants, 36-40% are 23
participants, 41-45% are 4 participants, and 45-50% are 0 participants.The DPC mean is 19.89% with
moderate category.The results of partial correlation analysis showed a positive and significant relationship
between value Pree test with post-test with a correlation coefficient of r = 0:47;p <0.01.

Keywords: professional competence, biology teacher, training approach, deepening materials

PENDAHULUAN pelaksanaan tugasnya sehingga harapan


a. Latar Belakang yang tertuang dalam tujuan pendidikan
Guru biologi profesional dalam nasional dapat tercapai sebagaimana
menjalankan tugasnya sebagai agen mestinya.
pembelajaran, kehadirannya di dalam kelas Dari empat kompetensi di atas,
selalu didambakan peserta didik. Akan salah satu kompetensi yang belum
tetapi, untuk mencapai idaman ini, guru terimplementasikan dengan sempurna
biologi dituntut memiliki kompetensi dalam pembelajaran biologi adalah
pedagogik, profesional, sosial, dan kompetensi professional yaitu penguasaan
kepribadian sebagaimana telah materi sesuai dengan standar isi. Salah satu
diamanatkan dalam penyelenggaraan indikator lemahnya kompetensi
sertifikasi guru. Internalisasi keempat professional guru biologi adalah ketidak
kompetensi minimal ini membentuk sosok tuntasan beberapa kompetensi dasar yang
guru biologi yang professional. Ditegaskan tercakup dalam soal ujian akhir nasional
Sagala (2009) bahwa keempat kompetensi (UAN) matapelajaran biologi. Pemetaan
tersebut mutlak dipahami, dikuasai, dan hasil ujian akhir nasional (UAN) tahun 2010
diejewantahkan oleh guru dalam dan 2011 menunjukkan delapan

708 Biologi, Sains, Lingkungan, dan Pembelajarannya_


kompetensi dengan nilai perolehan peserta perubahan pembelajaran biologi yang
didik sangat rendah, baik tingkat nasional berkelanjutan.
maupun daerah (kota/kabupaten). Pengembangankompetensi
Kedelapan kompetensi bermasalah yang profesionalisme guru biologi dapat
dimaksud adalah; (1)mendeskripsikan cara ditempuh melalui pendekatan pelatihan
perkembangbiakan pada tumbuhan berbiji, pendalaman materi. Melalui model
(2)mendeskripsikan teori asal-usul pelatihan ini, guru biologi memperoleh
kehidupan dan pembuktiannya, penyegaran pengetahuan biologi, baik
(3)mendeskripsikan sistem pencernaan pengetahuan faktual, konseptual, maupun
pada manusia serta gangguannya, prosedural. Semakin baik penguasaan
(4)mendeskripsikan sistem eksresi pada materi akan semakin baik pula
manusia serta gangguannya, pembelajaran biologi, walaupun ada
(5)mendeskripsikan sistem regulasi pada komponen pendukung lainnya seperti
manusia dan indentifikasi gangguannya, penguasaan metode pembelajaran,
(6)mendeskripsikan sistem reproduksi pada kelengkapan sarana dan prasarana
manusia dan indentifikasi gangguannya, pembelajaran termasuk motivasi guru dan
(7)menjelaskan dampak bioteknologi bagi siswa. TALIS (2009) menjelaskan
masyarakat dan lingkungan, dan pengembangan professional guru
(8)mendeskripsikan peristiwa fotosintesis merupakan kegiatan pengembangan
pada tumbuhan beserta tahapannya. Nilai keterampilan individu, pengetahuan,
persentase perolehan UAN peserta didik kehlian, dan karakteristik lain sebagai
tahun 2010 dan 2011 kurang dari 60 % seorang guru. Oleh karena itu, pelatihan
(BSNP, 2010 dan 2011). Hasil pemetaan ini pendalaman materi berdampak pada
mengindikasikan empat hal, yaitu; pertama, perbaikan pengetahuan guru-guru biologi
siswa belum tuntas memahami materi; serta meningkatkan berbagai keterampilan
kedua, peran guru sebagai fasilitator belajar mengajar lainnya. Walaupun pendekatan
belum optimal; ketiga, guru kurang pelatihan membutuhkan durasi waktu yang
menguasai materi; dan terakhir adalah singkat, akan tetapi jika dilaksanakan secara
adanya miskonsepsi pada guru dan siswa. konsisten dan berkelanjutan dapat
Salah satu solusi peningkatan berdampak positif terhadap
kompetensi profesional guru mata pelajaran pengembangkan keprofesionalan guru
biologi adalah pelatihan yang terencana dan biologi.
berkelanjutan untuk pengembangan b. Rumusan Masalah
keprofesionalan mereka. Isu pengembangan 1. Apakah pelatihan pendalam materi
profesionalisme selalu menjadi masalah berdampak terhadap PKP guru
serius dan tidak pernah terpecahkan serta biologi?
selalu menjadi masalah sentral. Walaupun 2. Berapakah besaran sumbangan
demikian, pengembangan profesionalitas (effect size) pelatihan pendalam
guru biologi terus-menerus dikembangkan. materi terdapat PKP guru biologi?
Pengembangan profesionalisme ini c. Tujuan
berperan penting dalam mengidentifikasi, 1. Meningkatkan PKP guru biologi.
mengonsep, dan menilai pengetahuan guru 2. Mengetahui besaran sumbangan
biologi dalam rangka mendapatkan (effect size) pelatihan pendalaman
pemahaman tentang latar belakang materi terhadap PKP guru biologi.
pembelajaran mereka guna membawa

Seminar Nasional XI Pendidikan Biologi FKIP UNS 709


d. Manfaat Pelatihan materi per gelombang rombongan belajar
Memantapkan kompetensi berlangsung lima hari atau setara dengan
professional guru dalam memahami 55 jam. Peserta pelatihan adalah guru mata
materi biologi yang lemah atau kurang pelajaran biologi SMA/MA/SMK pengajar
tuntas dalam Ujian Akhir Nasional kelas 12 tingkat Kota dan Kabupaten
(UAN). Provinsi Sulawesi Tenggara yang berjumlah
248 peserta. Jumlah peseta pelatihan setiap
METODE PELATIHAN Kota dan Kabupaten disajikan dalam Tabel
a. Durasi Waktu dan Peserta Pelatihan 1.
Pelatihan dilaksanakan delapan
gelombang. Durasi waktu pendalaman

Tabel 1. Peserta Pelatihan Berdasarkan Asal Kota dan Kabupaten


KOTA DAN KABUPATEN
Buton Utara

Wakatobi

Bombana

Konawe

Konawe

Konawe
Kendari

Baubau

Selatan
Kolaka
Buton

Kolala
Total

Muna
Utara

Utara
Gelombang
1 3 3 2 2 3 2 3 2 3 3 3 3 32
Gelombang
2 3 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 2 31
Gelombang
3 2 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 2 31
Gelombang
4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 33
Gelombang
5 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 2 31
Gelombang
6 3 2 2 3 2 3 2 3 3 3 2 2 30
Gelombang
7 2 3 3 2 3 3 3 2 3 2 2 3 31
Gelombang
8 3 2 3 2 3 2 2 2 3 3 2 2 29
Total 21 21 20 21 22 20 21 20 23 20 21 18 248

b. Desain Pelatihan pelatihan, (3) pemantapan elaborasi materi,


Desain pelatihan ditunjukkan pada untuk meningkatkan pengetahuan faktual,
Gambar 1. Secara umum pelatihan konseptual, dan prosedural, dan (3) post
dilaksanakan dalam empat tahapan, yakni; test, untuk mengetahui peningkatan
(1) perencanaan (plan), (2) pree test, untuk pengetahuan biologi.
mengetahui kemampuan awal peserta

710 Biologi, Sains, Lingkungan, dan Pembelajarannya_


Analisis hasil UAN biologi
SMA Provinsi Sulawesi
Tenggara

Pemantapan elaborasi materi


Tahun 2010& 2011

Post test
Pree test
Telaah KD dan
pengembangan PLAN
materi

Penyusunan instrument
uji kompetensi
profesional

Gambar 1. Desain Penelitian

c. Analisis Data SPSS. Interpretasi Perkembangan


Data hasil pree test dan post test dianalisis Kompetensi Profesional (PKP) dan
secara deskriptif dan inferensial interpretasi nilai korelasi disajikan pada
menggunakan uji korelasi bivariat program Tabel 2.

Tabel 2. Interpretasi PKP dan Nilai Korelasi Pree Test dan Post Test
Interpretasi Nilai Korelasi
Interpretasi PKP
pree test dan post test
Kategori (PKP) Kriteria Nilai r
Rendah 0,00  PKP  0,16 Sangat Tinggi 0,80 – 1,00
Sedang 0,17  PKP  0,33 Tinggi 0,60 – 0,79
Tinggi 0,34  PKP  0,50 Cukup 0,40 – 0,59
Rendah 0,20 – 0,39
Sangat Tinggi PKP  0,50
Sangat Rendah 0,00 – 0,19

HASIL DAN PEMBAHASAN peningkatan 36 – 40% sebanyak 4 peserta.


Hasil Pelatihan Persentase perolehan PKP disajikan pada
Berdasarkan data hasil pree test Gambar 2. Urutan perolehan PKP dari
dan post test menunjukkan adanya tertinggi sampai terendah adalah: (1) 16 –
peningkatan PKP. Data peningkatan PKP 20%, (2) 21 – 25%, (3) 26 – 30%, (4) 11 –
disajikan pada Tabel 3. Jumlah peserta 15%, (5) 6 – 10%, (6) 31 – 35%, dan (7) 36 –
mayoritas dengan persentase PKP tertinggi 40%. Rerata peningkatan PKP dari pree test
pada kisaran 16 – 20% dengan jumlah 78 ke post test adalah 19,89%.
peserta. Persentase PKP terendah pada

Seminar Nasional XI Pendidikan Biologi FKIP UNS 711


Gambar 2. Persentase perkembangankompetensi profesional

Tabel 3. Hasil analisis deskriptif perkembangan kompetensi profesional


Min Max Mean SD PKP Kategori

Pree test (N = 248) 17.50 82.50 46.89 13.67


19,89 Sedang
Post test (N = 248) 29.50 90.00 66.78 11.92

Data hasil analisis korelasi disajikan pada positif, (2) hubungan yang signifikan, (3)
Tabel 3. Hasil analisis korelasi pree test dan nilai koefisien korelasi 0,47, dan (4) kategori
post test menunjukkan: (1) arah hubungan sedang.

Tabel. 3. Hasil analisis korelasi pree test dan post test kompetensi profesional
pree test post test
**
pree test Pearson Correlation 1 .471
Sig. (2-tailed) .000
N 248 248
**
post test Pearson Correlation .471 1
Sig. (2-tailed) .000
N 248 248
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed)

PEMBAHASAN pada level rendah hingga sedang,


Gambaran hasil pelatihan sedangkan pada pencapain PKP level tinggi
kompetensi professional melalui dimiliki 27 orang guru atau 10.89% dari 248
pendalaman materi menunjukkan adanya peserta pelatihan. Kurangnya jumlah guru
peningkatan pengetahuan. Jika ditinjau dari biologi yang mencapai PKP yang maksimal
perolehan perkembangan nilai PKP, atau berkategori tinggi dimungkinkan oleh
mayoritas guru berada pada tingkat tiga penyebab, yaitu: Pertama, kurangya
perkembangan PKP 16–20% sedangkan motivasi pendalaman materi karena faktor
minoritasnya berada pada level PKP 36– usia peserta pelatihan. Mayoritas peserta
40%. Perkembangan PKP ini menunjukkan pelatihan (±85%) berusia diatas 45 tahun.
mayoritas guru biologi hanya mampu Kedua, dugaan adanya miskonsepsi pada
mengembangkan komptensi profesionalnya delapan materi pelatihan. Miskonsepsi yang

712 Biologi, Sains, Lingkungan, dan Pembelajarannya_


telah terbentuk tidak terdeteksi selama berbasis pemahaman konsep. Karenanya,
proses pelatihan pendalaman materi Perolehan peningkatan PKP pada kisaran 26
sehingga proses pengkonstruksianya – 40 % dalam pelatihan ini diharapkan
menjadi konsep yang benar tidak terbentuk. berimbas positif terhadap pembelajaran di
Terakhir, dimungkinkan oleh metode kelas. Guru biologi yang menguasai materi
pelatihan yang kurang efektif dan bermakna pembelajaran (berkompetensi professional)
bagi peserta pelatihan. dapat memfasilitasi siswa belajar lebih
Berdasarkan pergeseran nilai pree efektif. Dampak pelatihan guru terhadap
test ke post test yang berada pada tataran kualitas pelaksanaan pembelajaran di kelas
kategori sedang, seyogyanya pengemba- dilaporkan oleh Aaronson, et al. (2007);
ngan kompetensi professional guru biologi Douglas and Tim (2007) yakni adanya
melalui pelatihan pendalaman materi hubungan yang signifikan antara
menjadi program yang berkelanjutan. pengalaman guru dengan kemampuan
Melalui pelatihan dengan pola pemdalaman siswa. Penelitian lainnya, seperti Clotfelter,
materi, pengetahuan guru terkait materi, et al. (2006)juga menunjukkan guru yang
baik pengetahuan faktual, konseptual, lebih terlatih dan berpengalaman
procedural, dan pengetahuan metakognitif cenderung memberikan dampak besar
terus mengalami pembaharuan (ter- terhadap kemampuan siswa serta sedikit
update). Dijelaskan Sarjilah (2013) bahwa masalah materi. Dampak pelatihan PKP
selama kemampuan professional guru terhadap kualitas pembelajaran dalam kelas
belum bisa mencapai tataran ideal maka telah dilaporkan oleh Dickson (2002); Heller
guru bersangkutan harus mendapatkan et al. (2007); META Associates (2006); Scott
pelatihan yang terus menerus. Pelatihan (2005); dan Yayah dan Nurdin (2013)
guru antara lain berperan; (1) memberikan besaran sumbangan (effect
memperbaharui pengetahuan individu, (2) size) anatara 0,13 – 0,46.
memperbaharui keterampilan individu,
sikap dan pencerahan pengembangan KESIMPULAN DAN SARAN
teknik pengajaran, (3) membantu guru yang a. Kesimpulan
lemah menjadi lebih efektif (TALIS, 2009). Pelatihan pendalaman materi
Dampak pelatihan pendalam meningkatkan 19,89% PKP guru
materi terhadap PKP guru biologi juga biologi. Besaran sumbangan (effect
diperkuat adanya hubungan yang siginifikan size) pelatihan terhadap peningkatan
antara pree test dengan post test. PKP sebesar 47%.
Walaupun pelatihan pendalaman b. Saran
berdampak terhadap peningkatan PKP, akan Dengan mangacu pada
tetapi peningkatannya belum maksiml. Hal peningkatan PKP dan besaran sumbangan
ini dapat dilihat dari nilai koefisien korelasi pelatihan terhadap PKP guru biologi yang
pree test dengan post test yakni 0,47 dan belum maksimal, pelatihan kompetensi
berkategori cukup. Hasil PKP perolehan professional guru biologi direkomendasikan
guru biologi diharapkan berdampak positif terus dilaksanakan secara berkelanjutan.
terhadap kualitas pembelajaran biologi
pasca pelatihan pendalaman materi.
Guru biologi yang memiliki
kompetensi professional mampu
memfasiliatsi aktivitas belajar siswa

Seminar Nasional XI Pendidikan Biologi FKIP UNS 713


DAFTAR PUSTAKA Sagala S. 2009. Kemampuan Profesional Guru
Aaronson, Daniel, L. Barrow, and W. Sander. dan Tenaga Kependidikan.Bandung:
2007. Teachers and Student Achievement Alfabeta
in the Chicago Public High Schools. Sarjilah. 2013. Makna Pengembangan Manusia
Journal of Labor Economics 25: 95–135. Pada Pelatihan Guru.
BSNP. 2010. Laporan Hasil Ujian Nasional http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PE
SMP/MTS, SMA/MA, dan SMK Tahun ND._LUAR_SEKOLAH/195709251984031
Pelajaran 2010/2011. Jakarta: BSNP, ADE_SADIKIN_AKHYADI/KaryaTulis-
Pusat Penelitian Pendidikan. Balitbang MaknaPMTakeHome.pdf [Diakses 3
Diknas. Nopember 2013].
BSNP. 2011. Laporan Hasil Ujian Nasional Scott, L. M. 2005. The Effects of Science Teacher
SMP/MTS, SMA/MA, dan SMK Tahun Professional Development on
Pelajaran 2011/2012. Jakarta: BSNP, Achievement of Third-Grade Students in
Pusat Penelitian Pendidikan. Balitbang an Urban School District. Dissertation
Diknas. Abstracts International, 66(04), 1268A.
Clotfelter, C. T., Helen F. L., and Jacob L. V. 2006. (UMI No. 3171980).
Teacher-Student Matching and the Teaching and Learning International Survey
Assessment of Teacher Effectiveness. (TALIS) 2009. The Professional
Journal of Human Resources 41(4): 778 – Development of Teacher.
820. http://www.oecd.org/berlin/43541636.p
Dickson, T. K. (2002). Assessing the effect of df.
inquiry-based professional development Yayah P. dan Nurdin. 2013. Pengaruh
on science achievement tests scores. Kompetensi Profesional Guru Terhadap
(Doctoral Dissertation, University of Keberhasilan Belajar
North Texas, 2002). (UMI No. 3076239). Siswa.http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JU
Douglas N. H. and Tim R. S. 2007. Teacher R._ADMINISTRASI_PENDI DIKAN
Training, Teacher Quality, and Student /197907122005011-
Achievement. Center for Analysis of NURDIN/JURNAL_NURDIN.pdf. [Diakses 5
Longitudinal Data in Education Research Nopember 2013].
(CALDER).
Heller, J. I., Curtis, D. A., Rabe-Hesketh, S., Clarke, Pertanyaan dan Jawaban:
C., & Verbencoeur, C. J. (2007, August a. Dra. Hj. Aseptianova, M. Pd :
29). The effects of "Math Pathways and Pertanyaan:
Pitfalls" on students' mathematics Ada beberapa materi yang belum tuntas,
achievement: National Science sehingga tertarik dengan penelitian
Foundation final report. (ERIC Document tersebut. Kenapa sampai materi tersebut
Reproduction Service No. ED498258). belum tuntas? Mengingat sarana
http://www.eric.ed.gov/ERICDocs/data/ prasarana disana,sumber daya manusia
ericdocs2sql/content_storage_01/00000 sendiri, siswanya sendiri.
19b/80/31/9b/53.pdf [Diakses 3 Jawaban :
Nopember 2013] Terindikasi bahwa proses pembelajaran
META Associates. 2006. Northeast Front Range belum efektif, sehingga perlu kerjasama
Math/Science Partnership (MSP) to dari pihak pendidikan, 8KD bermasalah
Increase Teacher Competence in Content. dipersempit menjadi 2 atau 3 KD. Tapi
Year 2 evaluation report: January 1, kami belum sempat lebih lanjut dari
2005–December 31, 2005. Golden, CO: kurikulum 2013.
Author.

714 Biologi, Sains, Lingkungan, dan Pembelajarannya_

You might also like