Professional Documents
Culture Documents
How to Cite
Puspitasari, E. D. & Febrianti, N. (2018) Analisis Keterampilan Psikomotorik Mahasiswa Pada Praktikum
Biokimia dan Korelasinya dengan Hasil Belajar Kognitif. Jurnal Pendidikan Biologi, 8(1), 31-38.
Begitu pula menurut Suryaningsih (2017) fisiologi, genetika, mikrobiologi dan lainnya.
bahwa dengan praktikum, maka pembelajar Materi biokimia menjadi sangat penting untuk
diberikan kesempatan untuk dapat membukti- dapat dikuasai oleh mahasiswa biologi
kan teori, menemukan teori maupun meng- maupun pendidikan biologi. Selain teori
elusidasi teori. biokimia, kegiatan praktikum biokimia juga
Praktikum biologi merupakan suatu merupakan hal yang penting. Praktikum
proses pembelajaran biologi yang dapat biokimia biasanya merupakan praktikum awal
dijadikan sarana oleh siswa untuk dapat yang diajarkan kepada mahasiswa yang
mengaitkan kemampuan kognitifnya dan menjadi dasar praktikum sebelum kegiatan
kempuannya dalam melakukan eksperimen di praktikum biologi yang lain. Pada praktikum
dalam laboratorium (Hindriana, 2016). biokimia mahasiswa akan diajarkan mengenai
Pentingnya kegiatan praktikum dalam percoba-an ketepatan dan ketelitian
menunjang proses belajar dan pembelajaran menggunakan alat, keterampilan membuat
untuk mencapai tujuan belajar pendidikan larutan dan melakukan uji suatu bahan.
biologi juga perlu diimbangi dengan proses Keterampilan dalam praktikum biokimia
penilaian kegiatan praktikum yang tepat. tersebut sangat penting untuk dikuasai oleh
Apabila kegiatan praktikum sudah dilaksa- mahasiswa karena keterampilan tersebut akan
nakan dengan baik namun tidak diimbangi terus digunakan dalam kegiatan praktikum
dengan proses penilaian yang baik, maka hasil pada materi biologi yang lebih lanjut.
belajar mahasiswa tidak dapat tercermin Keterampilan psikomotorik dalam praktikum
dengan baik, sehingga hasil penilaian menjadi dapat dibedakan menjadi enam level, yaitu
bias. Tentunya hal tersebut menjadi tidak baik perception, set, guided response, mechanism,
bagi proses pembelajaran mahasiswa, karena complex overt response, adaption dan origination
proses penilaian pada pembelajaran dapat (Kasilingam & Chinnavan, 2014; Hamid et al.,
berfungsi sebagai assessment for learning dan 2012).
assessment as learning. Keterampilan mahasiswa dalam pelaksa-
Assessment for learning berarti penilaian naan praktikum biokimia menjadi sesuatu hal
dapat digunakan untuk pembelajaran, yaitu yang penting. Keterampilan dalam praktikum
hasil dari penilaian dapat dimanfaatkan oleh merupa-kan keterampilan yang harus dikuasai
pendidik yaitu dosen untuk mengevaluasi karena merupakan suatu kebutuhan abad 21.
proses pembelajarannya dan melakukan Keterampilan mahasiswa dalam mengguna-
tindak lanjut terhadap hasil belajar kan dan merangkai alat di laboratorium
mahasiswa. Wijayanti & Mundilarto (2015) merupakan keterampilan yang harus dikuasai
menyebutkan bahwa hasil penilaian dapat sebagai bagian dari keterampilan inkuiri
berfungsi sebagai umpan balik baik bagi (Osman et al., 2013; Hiong & Osman, 2013).
pendidik maupun peserta didik, sehingga Selaian itu kegiatan praktikum akan berpenga-
dapat digunakan untuk memantau proses ruh terhadap penguasaan materi mahasiswa
pembelajaran, kemajuan belajar dan prestasi dalam teori biokimia. Murti et al. (2014),
belajar. menyatakan bahwa kegiatan praktikum dapat
Biokimia merupakan salah satu mata meningkatkan hasil kognitif mahasiswa dalam
kuliah dasar pada Program Studi Pendidikan materi anatomi tumbuhan. Hal tersebut juga
Biologi maupun Biologi, karena materi sejalan dengan penelitian Destalia et al. (2014),
biokimia menjadi dasar dalam mempelajari bahwa dengan praktikum dapat meningkatkan
materi biologi yang lebih lanjut baik itu hasil belajar dan pemecahan masalah. Oleh
32
Puspitasari & Febrianti / Jurnal Pendidikan Biologi 8 (1) (2018) 31 - 38
karena itu tidak hanya kemampuan kognitif Ahmad Dahlan. Mahasiswa yang dipilih
yang harus dikuasai oleh mahasiswa namun merupakan mahasiswa semester dua dan
juga keterampilannya dalam kegiatan prakti- sedang menempuh matakuliah praktikum
kum harus dikuasai. Berdasarkan penelitian biokimia dan mengikuti praktikum biokimia
Maknun et al. (2012), rata-rata tingkat kete- materi percobaan pembuatan larutan dan
rampilan esensial lab mahasiswa calon guru pengukuran pH. Total jumlah mahasiswa
biologi memiliki keterampilan 35,50%, sebanyak 88 orang mahasiswa (6 golongan).
sedangkan kompetensi motorik labnya sebesar Penentuan sampel pada penelitian ini
59,6%. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dilakukan dengan teknik purposive sampling dan
diketahui bahwa keterampilan esensial labora- diambil sebanyak 40 orang mahasiswa (3
torium dan keterampilan motorik laboratori- golongan).
um mahasiswa masih kurang, namun
penelitian tersebut terbatas pada praktikum Instrumen Penelitian
ekologi. Instrumen yang digunakan dalam peneli-
Penelitian terkait penilaian psikomotorik tian ini menggunakan instrumen penilaian
praktikum biokimia belum banyak dilakukan, psikomotorik berupa angket yang terdiri dari
apalagi untuk mengetahui adanya korelasi 80 item pernyataan yang digunakan untuk
antara kemampuan kognitif dan psikomotorik menilai keterampilan mahasiswa selama
mahasiswa pada praktikum biokimia. Padahal proses praktikum hingga pengumpulan hasil
kompetensi mahasiswa dalam laboratorium laporan praktikum. Intrumen penilaian
tidak sama dengan kemampuan kognitifnya psikomotorik yang digunakan telah divalidasi,
dalam mengerjakan soal tes (Ferris & Aziz, terdiri dari level 1-4 keterampilan psiko-
2005). Oleh karena itu penelitian ini bertujuan motorik (perception, set, guided response dan
untuk mengkaji keterampilan psikomotorik mechanism). Instrumen tersebut terdiri dari 80
yang dikuasai mahasiswa pendidikan biologi item pernyataan yang digunakan untuk
pada praktikum biokimia serta mempelajari mengukur keterampilan mahasiswa. Pada
adanya korelasi antara keterampilan psiko- level perception terdiri dari 3 item pernyataan,
motorik mahasiswa dengan kemampuan level set terdiri dari 2 pernyataan, level guided
kognitifnya pada praktikum biokimia khusus- response terdiri dari 60 item pernyataan dan
nya pada materi percobaan pembuatan larutan level mechanism terdiri dari 15 item
dan pengukuran pH. pernyataan. Penilaian keterampilan psikomo-
torik mahasiswa dilakukan oleh asisten
METODE praktikum biokimia menggunakan instrumen
penilaian psikomotorik. Instrumen penilaian
Penelitian ini merupakan penelitian kemampuan kognitif yang digunakan berupa
korelasional yang bertujuan untuk mengetahui soal essay sebanyak 5 soal dan diberikan
hubungan serta tingkat hubungan antara hasil kepada mahasiswa sebelum mahasiswa
belajar psikomotorik dan hasil belajar kognitif melakukan kegiatan praktikum. Level soal
mahasiswa dalam praktikum biokimia. Pada kognitif yang digunakan meliputi level C1-C4.
penelitian ini juga mendeskripsikan hasil data
kuantitatif yang diperoleh. Analisis Data
Populasi pada penelitian ini adalah Teknik analisis data yang digunakan
mahasiswa Pendidikan Biologi Fakultas dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas kuantitatif. Analisis validitas butir instrumen
33
Puspitasari & Febrianti / Jurnal Pendidikan Biologi 8 (1) (2018) 31 - 38
penilaian psikomotorik menggunakan Explora- SPSS versi 20 α = 1%. Interpretasi pada uji
tory factor analisys (EFA). Terdapat empat korelasi dilakukan untuk pengambilan keputu-
indikator yang perlu diperhatikan dalam san statistik dan untuk melihat arah hubungan
teknik EFA yaitu Kaiser-Meyer-Olkin Measure of korelasi. Interpretasi untuk pengambilan
sampling adequacy (KMO, MSA), Barteltt’s test keputusan dapat dilakukan dengan melihat
of sphericiti, anti-image correlation, dan muatan nilai signifikansi pada tabel analisis korelasi
faktor (factor loading). Sebagi kriteria umum dengan SPSS yaitu jika nilai signifikansi >
apabila tingkat Bartelltt’s test of sphericity p < 0,01, maka tidak ada korelasi yang signifikan.
0,5, nilai KMO-MSA > 0,5 dan nilai anti- Pada uji korelasi terdapat rentang koefisien
image correlation > 0,5 menunjukkan bahwa korelasi (r) antara 0-1 yang menunjukkan
data sampel layak dianalisis. Hasil analisis semakin besar nilai korelasi (mendekati angka
validitas butir menggunakan Exploratory factor satu) maka semakin besar korelasinya dan
analysis (EFA) disajikan pada Tabel 1. sebaliknya (Tabel 3).
34
Puspitasari & Febrianti / Jurnal Pendidikan Biologi 8 (1) (2018) 31 - 38
hanya 51,62% keterampilan yang dilaksana- Tabel 5. Hasil belajar psikomotorik dan kognitif
kan oleh mahasiswa, dan pada level mechanism Hasil Belajar Nilai rata-rata Kategori
sebesar 72,97% yang dikuasai oleh mahasiswa. Psikomotorik 58 Cukup
Kognitif 64 Baik
Hasil Belajar Psikomotorik dan Kognitif
Berdasarkan hasil analisis data diperoleh Korelasi Hasil Belajar Psikomotorik dan Kognitif
hasil rata-rata nilai keterampilan psikomotorik Analisis korelasi hasil belajar kognitif dan
mahasiswa 58. Nilai tersebut masuk dalam psikomotorik dilakukan menggunakan uji
kategori cukup. Hasil analisis data nilai psiko- Pearson Correlation pada α = 1%. Hasil analisis
motorik dan kognitif mahasiswa disajikan menunjukkan bahwa koefisien korelasi antara
pada Tabel 5. hasil belajar psikomotorik dan kognitif
mencapai 0,674 masuk dalam kriteria korelasi
kuat. Hasil tersebut disajikan pada Tabel 6.
Table 6. Hasil analisis korelasi nilai psikomotorik dan nilai kognitif mahasiswa
Korelasi Signifikansi Korelasi (r) Keterangan
Nilai Psikomotorik dan Nilai Kognitif 0.00 0,67 Korelasi kuat
(r= 0,600-0,799)
35
Puspitasari & Febrianti / Jurnal Pendidikan Biologi 8 (1) (2018) 31 - 38
konsentrasi, membuat larutan NaOH 2%, mahasiswa menguasai 72,97% dari total item
membuat larutan CH3COONa 0,2M sebanyak level mechanism yang harus dilakukan.
100ml, membuat larutan gelatin 1% sebanyak Berdasarkan hasil analisis data, terdapat
100ml, membuat larutan NaH2PO4H2O 0,2M keterampilan level mechanism yang tidak
pH 5 sebanyak 100 ml dan pada aspek dikuasai mahasiswa misalnya pada pengukur-
penyusunan laporan praktikum terdiri dari an volume larutan, mahasiswa sering tidak
keterampilan membandingkan hasil penga- memperhatikan batas miniskus larutan, selain
matan dengan teori, menyusun pembahasan itu keterampilan melarutkan gelatin dengan
hasil, membuat kesimpulan praktikum dan cara pemanasan, masih terdapat mahasiswa
menyusun laporan praktikum. Pada level ini yang tidak mengaduk larutan gelatin.
mahasiswa hanya menguasai 51,62% dari total Berdasarkan hasil analisis keseluruhan
item keterampilan dan masuk dalam kategori keterampilan psikomotorik yang dilakukan
cukup. Rendahnya level guided response ini oleh mahasiswa, rata-rata mendapatkan nilai
dikarenakan adanya pembagian tugas dalam 58. Nilai tersebut masuk dalam kategori
pelaksanaan kegiatan praktikum, sehingga cukup. Nilai yang masih belum baik tersebut
tidak semua materi percobaan dilakukan oleh dipengaruhi oleh adanya pembagian tugas
setiap mahasiswa. Oleh karena itu penguasaan dalam pelaksanaan praktikum, sehingga
keterampilan guided response hanya berkisar sebagian keterampilan level guided response
separuh dari total penilaian. Hal ini juga dapat tidak dilakukan oleh setiap mahasiswa,
digunakan sebagai saran perbaikan kegiatan sehingga nilai mahasiswa menjadi cukup
praktikum agar setiap acara percobaan dapat rendah. Hal ini juga sesuai dengan hasil
dipraktekkan oleh mahasiswa, sehingga penelitian Maknun et al. (2012), bahwa kete-
keterampilan mahasiswa dapat menguasai rampilan laboratorium mahasiswa calon guru
setiap keterampilan praktikum yang biologi masih rendah pada praktikum ekologi.
dilaksanakan. Rendahnya keterampilan psikomotorik mau-
Pada level ke 4 yaitu mechanism, level pun keterampilan laboratorium selain karena
tersebut merupakan level tertinggi yang adanya pembagian kerja mahasiswa dalam
digunakan dalam menilai kegiatan praktikum kelompok praktikum juga dapat disebabkan
biokimia dalam penelitian ini. Level karena selama ini perhatian penilaian pada
mechanism menunjukkan keterampilan maha- praktikum masih dipusatkan pada penilaian
siswa yang dilakukan secara mandiri dalam ranah kognitif, sehingga ranah psikomotorik
waktu singkat dan sudah menjadi kebiasaan belum diperhatikan secara sungguh-sungguh.
(Hamid et al., 2012), pada level ini mahasiswa Hasil penilaian kognitif pada penelitian
dapat melakukan kegiatan praktikum dengan ini diperoleh dari hasil pretest. Penilaian
benar tanpa harus dibimbing maupun kognitif biasanya merupakan pusat dari hasil
mengikuti petunjuk praktikum. Indikator pada pembelajaran (Kasilingam & Chinnavan,
level mechanism ini antara lain menghitung 2014). Berdasarkan hasil analisis data, nilai
volume larutan, menimbang bahan, menentu- kognitif rata-rata pretest mahasiswa sebesar
kan batas tinggi atau volume suatu larutan 63,32, masuk kategori baik. Hal tersebut
pada alat ukur (labu ukur, pipet ukur dan gelas menunjukkan bahwa mahasiswa yang
ukur), memanaskan gelatin, serta melakukan mengikuti praktikum biokimia memiliki
pengukuran pH. Pada level tersebut mahasis- pengetahuan awal dalam melaksanakan
wa mampu menguasai dengan baik, hal ini praktikum sebesar 63,32%. Hasil tersebut
ditunjukkan dari hasil analsis bahwa masuk dalam kategori baik, namun masih
36
Puspitasari & Febrianti / Jurnal Pendidikan Biologi 8 (1) (2018) 31 - 38
37
Puspitasari & Febrianti / Jurnal Pendidikan Biologi 8 (1) (2018) 31 - 38
38