You are on page 1of 8

Jurnal Pendidikan Biologi 8 (1) (2018) 31 - 38

Jurnal Pendidikan Biologi


Journal of Biology Education
http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/JPB
eISSN: 2502-3810 pISSN: 2086-2245

Analisis Keterampilan Psikomotorik Mahasiswa Pada Praktikum


Biokimia dan Korelasinya dengan Hasil Belajar Kognitif
Etika Dyah Puspitasari1,*, Novi Febrianti2
1,2
Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Ahmad Dahlan, Kampus 4,
Jl. Ringroad Selatan, Tamanan, Banguntapan, Bantul, 55191, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia

INFO ARTIKEL ABSTRACT

Histori Artikel Biochemistry practice is a basic practicum that must be mastered by


Received 13 Desember 2018 biology education students. Skills in biochemistry practicums are the
Revised 24 Desember 2018 basis used in practicum physiology, genetics, microbiology, and other
Accepted 29 Desember 2018 materials in biology. This study aims to analyze psychomotor skills
Published 4 Januari 2019 achieved by students in biochemical practicums and examine the
relationship between cognitive learning outcomes and psychomotor
learning outcomes of biology education students in biochemical
practicums, especially in the experimental material for making solutions
Keywords: and measuring pH. This research is a quantitative descriptive study with
Correlation, a sample of 40 biology education students. Learning outcomes data were
Psychomotor, analyzed using quantitative and qualitative analysis, and the correlation
Cognitive Achivement, between psychomotor and cognitive learning outcomes was analyzed
Biochemistry Practice using Pearson Correlation analysis at α = 0.01. The results showed that
psychomotor skills that were mastered by students in biochemistry
practicum (making solutions and pH measurements) included levels 1-4,
with an achievement percentage of 89.19% at level perception; 97.30% at
the level set; 51.62% at the guided response level and 72.97% at the
mechanism level, with psychomotor learning outcomes averaging 58
(sufficient category). The cognitive value of students in the experimental
for making solutions and pH measurements was 63.32 (good category).
There is a positive correlation between psychomotor and cognitive
learning outcomes of students in biochemistry practicum (r = 0.67) with
a strong correlation category.

Copyright © 2018 Universitas Negeri Medan. Artikel Open Access dibawah


lisensi CC-BY-4.0 (https://creativecommons.org/licenses/by/4.0)

How to Cite
Puspitasari, E. D. & Febrianti, N. (2018) Analisis Keterampilan Psikomotorik Mahasiswa Pada Praktikum
Biokimia dan Korelasinya dengan Hasil Belajar Kognitif. Jurnal Pendidikan Biologi, 8(1), 31-38.

PENDAHULUAN (2003), terdapat empat alasan pentingnya


praktikum yaitu praktikum dapat membangkit-
Praktikum merupakan bagian integral kan motivasi belajar, dapat mengembangkan
dari kegiatan belajar dan mengajar Biologi. keterampilan dasar melakukan eksperimen,
Kegiatan praktikum berperan dalam mencapai menjadi wahana belajar pendekatan ilmiah
tujuan pendidikan biologi. Menurut Rustaman dan menunjang pemahaman materi pelajaran.

*Korespondensi Author: etika.puspitasari@pbio.uad.ac.id (Puspitasari)


DOI: https://doi.org/10.24114/jpb.v8i1.11664
Puspitasari & Febrianti / Jurnal Pendidikan Biologi 8 (1) (2018) 31 - 38

Begitu pula menurut Suryaningsih (2017) fisiologi, genetika, mikrobiologi dan lainnya.
bahwa dengan praktikum, maka pembelajar Materi biokimia menjadi sangat penting untuk
diberikan kesempatan untuk dapat membukti- dapat dikuasai oleh mahasiswa biologi
kan teori, menemukan teori maupun meng- maupun pendidikan biologi. Selain teori
elusidasi teori. biokimia, kegiatan praktikum biokimia juga
Praktikum biologi merupakan suatu merupakan hal yang penting. Praktikum
proses pembelajaran biologi yang dapat biokimia biasanya merupakan praktikum awal
dijadikan sarana oleh siswa untuk dapat yang diajarkan kepada mahasiswa yang
mengaitkan kemampuan kognitifnya dan menjadi dasar praktikum sebelum kegiatan
kempuannya dalam melakukan eksperimen di praktikum biologi yang lain. Pada praktikum
dalam laboratorium (Hindriana, 2016). biokimia mahasiswa akan diajarkan mengenai
Pentingnya kegiatan praktikum dalam percoba-an ketepatan dan ketelitian
menunjang proses belajar dan pembelajaran menggunakan alat, keterampilan membuat
untuk mencapai tujuan belajar pendidikan larutan dan melakukan uji suatu bahan.
biologi juga perlu diimbangi dengan proses Keterampilan dalam praktikum biokimia
penilaian kegiatan praktikum yang tepat. tersebut sangat penting untuk dikuasai oleh
Apabila kegiatan praktikum sudah dilaksa- mahasiswa karena keterampilan tersebut akan
nakan dengan baik namun tidak diimbangi terus digunakan dalam kegiatan praktikum
dengan proses penilaian yang baik, maka hasil pada materi biologi yang lebih lanjut.
belajar mahasiswa tidak dapat tercermin Keterampilan psikomotorik dalam praktikum
dengan baik, sehingga hasil penilaian menjadi dapat dibedakan menjadi enam level, yaitu
bias. Tentunya hal tersebut menjadi tidak baik perception, set, guided response, mechanism,
bagi proses pembelajaran mahasiswa, karena complex overt response, adaption dan origination
proses penilaian pada pembelajaran dapat (Kasilingam & Chinnavan, 2014; Hamid et al.,
berfungsi sebagai assessment for learning dan 2012).
assessment as learning. Keterampilan mahasiswa dalam pelaksa-
Assessment for learning berarti penilaian naan praktikum biokimia menjadi sesuatu hal
dapat digunakan untuk pembelajaran, yaitu yang penting. Keterampilan dalam praktikum
hasil dari penilaian dapat dimanfaatkan oleh merupa-kan keterampilan yang harus dikuasai
pendidik yaitu dosen untuk mengevaluasi karena merupakan suatu kebutuhan abad 21.
proses pembelajarannya dan melakukan Keterampilan mahasiswa dalam mengguna-
tindak lanjut terhadap hasil belajar kan dan merangkai alat di laboratorium
mahasiswa. Wijayanti & Mundilarto (2015) merupakan keterampilan yang harus dikuasai
menyebutkan bahwa hasil penilaian dapat sebagai bagian dari keterampilan inkuiri
berfungsi sebagai umpan balik baik bagi (Osman et al., 2013; Hiong & Osman, 2013).
pendidik maupun peserta didik, sehingga Selaian itu kegiatan praktikum akan berpenga-
dapat digunakan untuk memantau proses ruh terhadap penguasaan materi mahasiswa
pembelajaran, kemajuan belajar dan prestasi dalam teori biokimia. Murti et al. (2014),
belajar. menyatakan bahwa kegiatan praktikum dapat
Biokimia merupakan salah satu mata meningkatkan hasil kognitif mahasiswa dalam
kuliah dasar pada Program Studi Pendidikan materi anatomi tumbuhan. Hal tersebut juga
Biologi maupun Biologi, karena materi sejalan dengan penelitian Destalia et al. (2014),
biokimia menjadi dasar dalam mempelajari bahwa dengan praktikum dapat meningkatkan
materi biologi yang lebih lanjut baik itu hasil belajar dan pemecahan masalah. Oleh

32
Puspitasari & Febrianti / Jurnal Pendidikan Biologi 8 (1) (2018) 31 - 38

karena itu tidak hanya kemampuan kognitif Ahmad Dahlan. Mahasiswa yang dipilih
yang harus dikuasai oleh mahasiswa namun merupakan mahasiswa semester dua dan
juga keterampilannya dalam kegiatan prakti- sedang menempuh matakuliah praktikum
kum harus dikuasai. Berdasarkan penelitian biokimia dan mengikuti praktikum biokimia
Maknun et al. (2012), rata-rata tingkat kete- materi percobaan pembuatan larutan dan
rampilan esensial lab mahasiswa calon guru pengukuran pH. Total jumlah mahasiswa
biologi memiliki keterampilan 35,50%, sebanyak 88 orang mahasiswa (6 golongan).
sedangkan kompetensi motorik labnya sebesar Penentuan sampel pada penelitian ini
59,6%. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dilakukan dengan teknik purposive sampling dan
diketahui bahwa keterampilan esensial labora- diambil sebanyak 40 orang mahasiswa (3
torium dan keterampilan motorik laboratori- golongan).
um mahasiswa masih kurang, namun
penelitian tersebut terbatas pada praktikum Instrumen Penelitian
ekologi. Instrumen yang digunakan dalam peneli-
Penelitian terkait penilaian psikomotorik tian ini menggunakan instrumen penilaian
praktikum biokimia belum banyak dilakukan, psikomotorik berupa angket yang terdiri dari
apalagi untuk mengetahui adanya korelasi 80 item pernyataan yang digunakan untuk
antara kemampuan kognitif dan psikomotorik menilai keterampilan mahasiswa selama
mahasiswa pada praktikum biokimia. Padahal proses praktikum hingga pengumpulan hasil
kompetensi mahasiswa dalam laboratorium laporan praktikum. Intrumen penilaian
tidak sama dengan kemampuan kognitifnya psikomotorik yang digunakan telah divalidasi,
dalam mengerjakan soal tes (Ferris & Aziz, terdiri dari level 1-4 keterampilan psiko-
2005). Oleh karena itu penelitian ini bertujuan motorik (perception, set, guided response dan
untuk mengkaji keterampilan psikomotorik mechanism). Instrumen tersebut terdiri dari 80
yang dikuasai mahasiswa pendidikan biologi item pernyataan yang digunakan untuk
pada praktikum biokimia serta mempelajari mengukur keterampilan mahasiswa. Pada
adanya korelasi antara keterampilan psiko- level perception terdiri dari 3 item pernyataan,
motorik mahasiswa dengan kemampuan level set terdiri dari 2 pernyataan, level guided
kognitifnya pada praktikum biokimia khusus- response terdiri dari 60 item pernyataan dan
nya pada materi percobaan pembuatan larutan level mechanism terdiri dari 15 item
dan pengukuran pH. pernyataan. Penilaian keterampilan psikomo-
torik mahasiswa dilakukan oleh asisten
METODE praktikum biokimia menggunakan instrumen
penilaian psikomotorik. Instrumen penilaian
Penelitian ini merupakan penelitian kemampuan kognitif yang digunakan berupa
korelasional yang bertujuan untuk mengetahui soal essay sebanyak 5 soal dan diberikan
hubungan serta tingkat hubungan antara hasil kepada mahasiswa sebelum mahasiswa
belajar psikomotorik dan hasil belajar kognitif melakukan kegiatan praktikum. Level soal
mahasiswa dalam praktikum biokimia. Pada kognitif yang digunakan meliputi level C1-C4.
penelitian ini juga mendeskripsikan hasil data
kuantitatif yang diperoleh. Analisis Data
Populasi pada penelitian ini adalah Teknik analisis data yang digunakan
mahasiswa Pendidikan Biologi Fakultas dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas kuantitatif. Analisis validitas butir instrumen

33
Puspitasari & Febrianti / Jurnal Pendidikan Biologi 8 (1) (2018) 31 - 38

penilaian psikomotorik menggunakan Explora- SPSS versi 20 α = 1%. Interpretasi pada uji
tory factor analisys (EFA). Terdapat empat korelasi dilakukan untuk pengambilan keputu-
indikator yang perlu diperhatikan dalam san statistik dan untuk melihat arah hubungan
teknik EFA yaitu Kaiser-Meyer-Olkin Measure of korelasi. Interpretasi untuk pengambilan
sampling adequacy (KMO, MSA), Barteltt’s test keputusan dapat dilakukan dengan melihat
of sphericiti, anti-image correlation, dan muatan nilai signifikansi pada tabel analisis korelasi
faktor (factor loading). Sebagi kriteria umum dengan SPSS yaitu jika nilai signifikansi >
apabila tingkat Bartelltt’s test of sphericity p < 0,01, maka tidak ada korelasi yang signifikan.
0,5, nilai KMO-MSA > 0,5 dan nilai anti- Pada uji korelasi terdapat rentang koefisien
image correlation > 0,5 menunjukkan bahwa korelasi (r) antara 0-1 yang menunjukkan
data sampel layak dianalisis. Hasil analisis semakin besar nilai korelasi (mendekati angka
validitas butir menggunakan Exploratory factor satu) maka semakin besar korelasinya dan
analysis (EFA) disajikan pada Tabel 1. sebaliknya (Tabel 3).

Tabel 1. Hasil Uji Validitas Intrumen Tabel 3. Kriteria koefisien korelasi


Komponen KMO-MSA BTS Keterangan Koefisien Korelasi (r) Kriteria korelasi
Perception 0,820 0,00 Valid 0,000 - 0,199 Sangat lemah
Set 0,849 0,00 Valid 0,200 - 0,399 Lemah
Guided respons 0,901 0,00 Valid 0,400 - 0,599 Cukup
Mechanism 0,862 0,00 Valid 0,600 - 0,799 Kuat
0,800 – 1,00 Sangat Kuat
Nilai kognitif mahasiswa dihitung dengan
rentang nilai 0-100. Nilai psikomotorik HASIL DAN PEMBAHASAN
mahasiswa diperoleh dari konversi skor yang
diperoleh mahasiswa menjadi nilai dengan Hasil Ketercapaian Keterampilan Psikomotorik
rentang 0-100. Data kuantitatif skor penilaian Berdasarkan hasil analisis data dapat
keterampilan psikomotorik mahasiswa yang diketahui persentase ketercapaian keterampil-
telah diubah menjadi nilai skala 100 dianalisis an psikomotorik mahasiswa masing-masing
dan ditentukan kriterianya ke dalam lima level psikomotorik, disajikan pada Tabel 4.
kriteria panafsiran hasil pengukuran disajikan
pada Tabel 2. Tabel 4. Persentase ketercapaian level psikomoto-
rik mahasiswa
Tabel 2. Kategorisasi Nilai Keterampilan Psikomo- Level psikomotorik Persentase (%)
torik dan Kognitif Mahasiswa Perception 89,19
No Rentang Nilai Interpretasi Set 97,30
1 81-100 Sangat Baik Guided response 51,62
2 61-80 Baik Mechanism 72,97
3 41-60 Cukup
4 21-40 Kurang Berdasarkan hasil pada Tebel 4, dapat
5 <20 Sangat Kurang
diketahui bahwa 89,19% mahasiswa mampu
Selanjutnya data nilai psikomotorik dan menguasai semua item penilaian psikomotorik
kognitif dianalisis korelasinya. Uji korelasi pada level 1 (perception), pada level dua (set)
antara hasil belajar psikomotorik dan hasil hampir seluruh mahasiswa dapat menguasai
belajar kognitif menggunakan uji Pearson keterampilan psikomotorik tersebut yaitu
Correlation dianalisis dengan bantuan program sebesar 97,30%. Pada level guided response

34
Puspitasari & Febrianti / Jurnal Pendidikan Biologi 8 (1) (2018) 31 - 38

hanya 51,62% keterampilan yang dilaksana- Tabel 5. Hasil belajar psikomotorik dan kognitif
kan oleh mahasiswa, dan pada level mechanism Hasil Belajar Nilai rata-rata Kategori
sebesar 72,97% yang dikuasai oleh mahasiswa. Psikomotorik 58 Cukup
Kognitif 64 Baik
Hasil Belajar Psikomotorik dan Kognitif
Berdasarkan hasil analisis data diperoleh Korelasi Hasil Belajar Psikomotorik dan Kognitif
hasil rata-rata nilai keterampilan psikomotorik Analisis korelasi hasil belajar kognitif dan
mahasiswa 58. Nilai tersebut masuk dalam psikomotorik dilakukan menggunakan uji
kategori cukup. Hasil analisis data nilai psiko- Pearson Correlation pada α = 1%. Hasil analisis
motorik dan kognitif mahasiswa disajikan menunjukkan bahwa koefisien korelasi antara
pada Tabel 5. hasil belajar psikomotorik dan kognitif
mencapai 0,674 masuk dalam kriteria korelasi
kuat. Hasil tersebut disajikan pada Tabel 6.

Table 6. Hasil analisis korelasi nilai psikomotorik dan nilai kognitif mahasiswa
Korelasi Signifikansi Korelasi (r) Keterangan
Nilai Psikomotorik dan Nilai Kognitif 0.00 0,67 Korelasi kuat
(r= 0,600-0,799)

Pembahasan Pada level dua psikomotorik yaitu set,


Keterampilan psikomotorik mahasiswa keterampilan mahasiswa mencapai 97,30%.
yang dinilai pada penelitian ini hanya 4 level Level set merupakan kesiapan mahasiswa
keterampilan psikomotorik awal, yaitu level 1 sebelum melakukan kegiatan praktikum
(perception), level 2 (set), level 3 (guided response) maupun sebelum membuat laporan hasil
dan level 4 (mechanism). Keempat level psiko- praktikum. Pada penelitian ini keterampilan
motorik tersebut dipilih karena praktikum set diamati pada kesiapan mahasiswa telah
biokimia merupakan praktikum wajib bagi menuliskan urutan cara kerja praktikum
semester 2 dan merupakan praktikum awal di biokimia yang akan dilakukan, sebelum
Program studi Pendidikan Biologi, sehingga memulai praktikum, serta menuliskan setiap
mahasiswa masih banyak dibimbing oleh data hasil pengamatan yang diperoleh selama
asisten praktikum. Berdasarkan hasil data dan praktikum. Hasil analisis menunjukkan bahwa
analisis penguasaan keterampilan psikomoto- 97,30% mahasiswa menguasai level set, hasil
rik mahasiswa pada praktikum biokimia tersebut masuk kategori sangat baik.
hampir semua mahasiswa dapat menguasai Pada level guided response, mahasiswa
level satu psikomotorik yaitu perception melakukan kegiatan praktikum mengikuti
(mencapai 89,19%) kategori sangat baik. Hal instruksi dari asisten atau mengikuti langkah
tersebut menunjukkan bahwa mahasiswa kerja sesuai buku petunjuk praktikum. Oleh
sebelum melakukan kegiatan praktikum sudah karena itu pada level ketiga yaitu guided
dapat terampil memilih alat dan bahan yang response terdiri dari item penilaian yang paling
akan digunakan selama praktikum, selain itu banyak dalam penilaian yaitu mencapai 50
mahasiswa juga sudah mampu merumuskan item pernyataan penilaian dari 80 item
tujuan praktikum pada laporan hasil pernyataan. Pada level tersebut pada aspek
praktikum. pelaksanaan praktikum terdiri dari keteram-
pilan membuat larutan HCl dengan berbagai

35
Puspitasari & Febrianti / Jurnal Pendidikan Biologi 8 (1) (2018) 31 - 38

konsentrasi, membuat larutan NaOH 2%, mahasiswa menguasai 72,97% dari total item
membuat larutan CH3COONa 0,2M sebanyak level mechanism yang harus dilakukan.
100ml, membuat larutan gelatin 1% sebanyak Berdasarkan hasil analisis data, terdapat
100ml, membuat larutan NaH2PO4H2O 0,2M keterampilan level mechanism yang tidak
pH 5 sebanyak 100 ml dan pada aspek dikuasai mahasiswa misalnya pada pengukur-
penyusunan laporan praktikum terdiri dari an volume larutan, mahasiswa sering tidak
keterampilan membandingkan hasil penga- memperhatikan batas miniskus larutan, selain
matan dengan teori, menyusun pembahasan itu keterampilan melarutkan gelatin dengan
hasil, membuat kesimpulan praktikum dan cara pemanasan, masih terdapat mahasiswa
menyusun laporan praktikum. Pada level ini yang tidak mengaduk larutan gelatin.
mahasiswa hanya menguasai 51,62% dari total Berdasarkan hasil analisis keseluruhan
item keterampilan dan masuk dalam kategori keterampilan psikomotorik yang dilakukan
cukup. Rendahnya level guided response ini oleh mahasiswa, rata-rata mendapatkan nilai
dikarenakan adanya pembagian tugas dalam 58. Nilai tersebut masuk dalam kategori
pelaksanaan kegiatan praktikum, sehingga cukup. Nilai yang masih belum baik tersebut
tidak semua materi percobaan dilakukan oleh dipengaruhi oleh adanya pembagian tugas
setiap mahasiswa. Oleh karena itu penguasaan dalam pelaksanaan praktikum, sehingga
keterampilan guided response hanya berkisar sebagian keterampilan level guided response
separuh dari total penilaian. Hal ini juga dapat tidak dilakukan oleh setiap mahasiswa,
digunakan sebagai saran perbaikan kegiatan sehingga nilai mahasiswa menjadi cukup
praktikum agar setiap acara percobaan dapat rendah. Hal ini juga sesuai dengan hasil
dipraktekkan oleh mahasiswa, sehingga penelitian Maknun et al. (2012), bahwa kete-
keterampilan mahasiswa dapat menguasai rampilan laboratorium mahasiswa calon guru
setiap keterampilan praktikum yang biologi masih rendah pada praktikum ekologi.
dilaksanakan. Rendahnya keterampilan psikomotorik mau-
Pada level ke 4 yaitu mechanism, level pun keterampilan laboratorium selain karena
tersebut merupakan level tertinggi yang adanya pembagian kerja mahasiswa dalam
digunakan dalam menilai kegiatan praktikum kelompok praktikum juga dapat disebabkan
biokimia dalam penelitian ini. Level karena selama ini perhatian penilaian pada
mechanism menunjukkan keterampilan maha- praktikum masih dipusatkan pada penilaian
siswa yang dilakukan secara mandiri dalam ranah kognitif, sehingga ranah psikomotorik
waktu singkat dan sudah menjadi kebiasaan belum diperhatikan secara sungguh-sungguh.
(Hamid et al., 2012), pada level ini mahasiswa Hasil penilaian kognitif pada penelitian
dapat melakukan kegiatan praktikum dengan ini diperoleh dari hasil pretest. Penilaian
benar tanpa harus dibimbing maupun kognitif biasanya merupakan pusat dari hasil
mengikuti petunjuk praktikum. Indikator pada pembelajaran (Kasilingam & Chinnavan,
level mechanism ini antara lain menghitung 2014). Berdasarkan hasil analisis data, nilai
volume larutan, menimbang bahan, menentu- kognitif rata-rata pretest mahasiswa sebesar
kan batas tinggi atau volume suatu larutan 63,32, masuk kategori baik. Hal tersebut
pada alat ukur (labu ukur, pipet ukur dan gelas menunjukkan bahwa mahasiswa yang
ukur), memanaskan gelatin, serta melakukan mengikuti praktikum biokimia memiliki
pengukuran pH. Pada level tersebut mahasis- pengetahuan awal dalam melaksanakan
wa mampu menguasai dengan baik, hal ini praktikum sebesar 63,32%. Hasil tersebut
ditunjukkan dari hasil analsis bahwa masuk dalam kategori baik, namun masih

36
Puspitasari & Febrianti / Jurnal Pendidikan Biologi 8 (1) (2018) 31 - 38

sangat perlu ditingkatkan. Adanya pengeta- Hasil belajar psikomotorik mahasiswa


huan yang baik sebelum melaksanakan suatu dalam praktikum biokimia juga dipengaruhi
kegiatan praktikum diharapkan dapat mem- oleh kemampuan kognitifnya, begitupula
bantu mahasiswa dalam melaksanakan proses dengan kemampuan kognitif mahasiswa dapat
praktikum dengan lebih baik. Berdasarkan dipengaruhi oleh keterampilan psikomotorik-
hasil analisis korelasi antara hasil penilaian nya selama proses pembelajaran praktikum.
psikomotorik mahasiswa dan hasil penilaian Oleh karena itu dalam proses pembelajaran
kognitif pada Tabel 6, dapat diketahui bahwa biologi termasuk pembelajaran biokimia perlu
nilai signifikansi < 0,01. Hal tersebut menun- diperhatikan aspek kemampuan kognitif dan
jukkan bahwa terdapat korelasi antara hasil psikomotoriknya karena antara hasil belajar
penilaian psikomotorik dan kognitif pada kognitif dan psikomotorik dapat saling
mahasiswa. Hasil koefisien korelasi mencapai berkorelasi.
r=0,67 menunjukkan bahwa korelasi anatara
penilaian psikomotorik dan kognitif mahasis- KESIMPULAN
wa pada praktikum biokimia terdapat korelasi
yang kuat dan positif, yaitu semakin tinggi Berdasarkan hasil penelitian dan analisis
nilai kognitif mahasiswa maka nilai psikomo- data dapat disimpulkan bahwa ketercapaian
toriknya juga semakin tinggi. Sönmez, (2017), keterampilan psikomotorik mahasiswa pendi-
menyatakan bahwa hasil belajar kognitif akan dikan biologi pada praktikum biokimia
berkorelasi dengan kemampuan psikomotorik- mencapai 89,19% pada level perception, 97,30%
nya, selain itu mahasiswa yang mendapatkan pada level set, 51,62% pada level guided response
hasil belajar tinggi juga memiliki karakter dan 72,97% pada level mechanism. Hasil
afektif yang baik. Hal tersebut juga selaras belajar keterampilan psikomotorik rata-rata
dengan penelitian Rosa (2015) dan (Sutrisno et mencapai nilai 58 pada kategori cukup,
al., 2007), bahwa terdapat kaitan antara sedangkan nilai kognitif rata-rata mencapai
kemampuan siswa pada ranah kognitif dan 63,32 masuk dalam katagori baik. Terdapat
psikomotorik. Pembelajaran dengan metode korelasi positif antara hasil belajar psikomoto-
eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar rik dan kognitif mahasiswa pada praktikum
kognitif dan keterampilan proses sains. biokimia dengan nilai r = 0,67 dengan kategori
(Subekti & Ariswan, 2016). Oleh karena itu korelasi kuat.
terdapat korelasi yang kuat antara hasil belajar
psikomotorik dan kognitif. Hasil analisis DAFTAR PUSTAKA
korelasi yang kuat menunjukkan bahwa
mahasiswa yang memiliki pengetahuan yang Destalia, L., Suratno, & Aprilya, S. (2014).
baik sebelum melaksanakan praktikum dapat Peningkatan Keterampilan Pemecahan
Masalah dan Hasil Belajar Melalui Penerapan
lebih siap dalam melaksanakan kegiatan
Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) dengan
praktikum, sehingga dalam proses praktikum Metode Eksperimen pada Materi Pencemaran
lebih dapat menunjukkan keterampilannya Lingkungan. Pancaran, 3(4), 213–224.
dalam menggunakan alat dan bahan, maupun Ferris, T. L. J., & Aziz, S. M. (2005). A
Psychomotor Skills Extension to Bloom’s
melakukan percobaan. Hasil tersebut dapat
Taxonomy of Education Objectives for
didukung dengan hasil analisis pada Engineering Education School of Electrical and
keterampilan level 1 dan 2 yaitu perception Information Engineering, University of South
dan set, bahwa mahasiswa dapat menguasai Australia. Exploring Innovation in Education &
Research in Taiwan., (March), 1-5.
dengan cukup baik.
Hamid, R., Baharom, S., Hamzah, N.,

37
Puspitasari & Febrianti / Jurnal Pendidikan Biologi 8 (1) (2018) 31 - 38

Badaruzzaman, W. H. W., Rahmat, R. A. O. and Behavioral Sciences, 102(Ifee 2012), 188–194.


K., & Raihan Taha, M. (2012). Assessment of https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2013.10.732
Psychomotor Domain in Materials Technology Rosa, F. O. (2015). Analisis Kemampuan Siswa
Laboratory Work. Procedia - Social and Behavioral Kelas X pada Ranah Kognitif, Afektif dan
Sciences, 56 (Ictlhe), 718–723. Psikomotorik. Jurnal Fisika Dan Pendidikan
https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2012.09.708 Fisika, 1(2), 24–2.
Hindriana, A. F. (2016). The Development of Sönmez, V. (2017). Association of Cognitive,
Biology Practicum Learning based on Vee Affective, Psychomotor and Intuitive Domains
Diagram for Reducing Student Cognitive Load. in Education, Sönmez Model. Universal Journal
Journal of Education, Teaching and Learning, 1(2), of Educational Research, 5(3), 347–356.
61–65. https://doi.org/10.13189/ujer.2017.050307
Hiong, L. C., & Osman, K. (2013). A conceptual Subekti, Y., & Ariswan, A. (2016). Pembelajaran
framework for the integration of 21st century fisika dengan metode eksperimen untuk
skills in biology education. Research Journal of meningkatkan hasil belajar kognitif dan
Applied Sciences, Engineering and Technology, keterampilan proses sains. Jurnal Inovasi
6(16), 2976–2983. Pendidikan IPA, 2(2), 252–261.
https://doi.org/10.19026/rjaset.6.3681 https://doi.org/http://doi.org/10.21831/jipi.v
Kasilingam, G., & Chinnavan, E. (2014). 2i2.6278
Assessment of learning domains to improve Suryaningsih, Y. (2017). Pembelajaran berbasis
student ’ s learning in higher education. Journal praktikum sebagai sarana siswa untuk berlatih
of Young Pharmacists, 6(4), 27–33. menerapkan keterampilan proses sains dalam
https://doi.org/10.5530/jyp.2014.1.5 materi biologi. Jurnal Bio Educatio, 2(2), 49–57.
Maknun, D., Surtikanti, R. R. H. K., Munandar, Sutrisno, F. Z. D., Nugroho, D., & Irawati, T.
A., & Subahar, T. S. (2012). Keterampilan (2007). Hubungan antara kemampuan kognitif
esensial dan kompetensi motorik laboratorium dan kemampuan psikomotorik di bidang
mahasiswa calon guru biologi dalam kegiatan teknologi informasi dan komunikasi di SMP
praktikum ekologi. Journal Pendidikan IPA Negeri 21 Surakarta. Jurnal TIkomSiN, 1–9.
Indonesia, 1(2), 141–148. Wijayanti, E., & Mundilarto. (2015). Pengembang-
Murti, S., Muhibbuddin, & Nurmaliah, C. (2014). an Instrumen Asesmen Diri Dan Teman
Penerapan Pembelajaran Berbasis Praktikum Sejawat Kompetensi Bidang Studi Pada
Untuk Peningkatkan Kemampuan Kognitif Mahasiswa Developing Self-Assessment and
Dan Psikomotorik Pada Perkuliahan Anatomi Peer-Assessment for Students’ Subject-Matter
Tumbuhan. Jurnal Biologi Edukasi, 6, 1–8. Competency. Jurnal Penelitian Dan Evaluasi
https://doi.org/10.1016/B978-0-08-045093- Pendidikan, 19(2), 129–144.
3.50016-3 https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.
Osman, K., Hiong, L. C., & Vebrianto, R. (2013). 004
21st Century Biology: An Interdisciplinary
Approach of Biology, Technology, Engineering
and Mathematics Education. Procedia - Social

38

You might also like