You are on page 1of 13

Jurnal Pendidikan Biologi 7 (2) (2018) 95 - 107

Jurnal Pendidikan Biologi


Journal of Biology Education
http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/JPB
eISSN: 2502-3810pISSN: 2086-2245

Pengembangan Lembar Kerja Mahasiswa Berbasis Search, Solve,


Create, and Share pada Praktikum Mandiri Mata Kuliah
Ekologi Hewan

Nurhidaya Fithriyah Nasution*


Pendidikan Biologi, Institut Pendidikan Tapanuli Selatan
*Korespondensi: nst.fithri@gmail.com

ABSTRAK

The purpose of this research was to develop and know the effectiveness of student’s work sheet
based on Search, Solve, Create, and Share in Animal Ecology. This research was designed in
Research and Development (R&D) research where the method was used to produce the certain
product. The develop of learning devices in this research use the Research and Development
research developed by Thiagarajan, et al. (1974). This research was tested in STKIP Tapanuli
Selatan semester VB. The result of expert assessment to student’s work sheet based on search, solve,
create, and share showed the student’s work sheet of development result was reasonable used in
learning with the percentage of reasonable aspect obtained 76,96 %. The test result showed that
student’s work sheet based on search, solve, create, and share was effective in learning. The average
value of N-gain was 0,65 with medium category showed that there was an improvement of learning
outcomes from pretest to posttest. The average percentage of thinking skill and activity of students in
sequent was 72,77% and 74,87%. Based on the research result, the develop of student’s work sheet
based on search, solve, create, and share was reasonable and effective applied in Animal Ecology
subject.

Keyword: Independent Lab The Develop of Student’s Work Sheet, Search, Solve, Create, and Share
model.

PENDAHULUAN secara optimal. Potensi mahasiswa akan


muncul bila dibantu dengan sejumlah
Proses belajar mengajar akan berjalan bahan ajar atau alat bantu yang
efektif dan efisien bila didukung dengan mendukung proses interaksi yang sedang
tersedianya bahan ajar atau alat bantu yang dilaksanakan. Dosen selain menggunakan
menunjang. Penyediaan bahan ajar serta buku-buku teks untuk menggali potensi
metodologi pendidikan yang dinamis, mahasiswa, juga mulai mengenalkan
kondusif serta dialogis sangat diperlukan adanya lembar-lembar pembelajaran
bagi pengembangan potensi mahasiswa mahasiswa (student learning sheet) dengan

95
Nasution / Jurnal Pendidikan Biologi 7 (2) (2018) 95 - 107

nama yang bermacam-macam, yaitu: 1) Hewan dalam kehidupan sehari-hari


lembar tugas mahasiswa (student task sheet), dengan benar.
2) lembar kerja mahasiswa (student job Model Search, Solve, Create, and Share
sheet), 3) lembar informasi mahasiswa (SSCS) merupakan salah satu model
(student information sheet), dan bahan ajar pembelajaran yang mengarahkan siswa
lainnya baik cetak maupun non cetak. untuk mengkonstruksi pengetahuan,
Perkuliahan yang dilaksanakan pada artinya dapat diterapkan dengan
mata kuliah Ekologi Hewan sudah pendekatan konstruktivistik dan metode
mengacu kepada pembelajaran yang pembelajaran problem solving. Pembelajaran
berpusat kepada mahasiswa (student centered menggunakan model SSCS, dosen dan
learning), dimana mahasiswa senantiasa mahasiswa bekerja sama untuk mencari
dilibatkan dalam memperoleh dan solusi terhadap suatu masalah, sehingga
mengolah informasi terutama dalam pembelajaran akan lebih bermakna bagi
mempresentasikan materi perkuliahan. siswa. Pembelajaran bermakna bagi siswa
Bruner menyatakan bahwa tiga proses merupakan prinsip dari teori belajar
berlangsung bersamaan ketika siswa belajar kontruktivisme. Proses belajar yang
yaitu memperoleh informasi, berlandaskan pada teori belajar kontruktivis
mentransformasi informasi dan menguji menurut Pribadi (2009), dilakukan dengan
relevansi serta ketepatan pengetahuan memfasilitasi siswa agar memperoleh
dengan kehidupan sehari-hari. Dosen pengalaman belajar yang digunakan untuk
pengampu matakuliah berupaya membangun makna terhadap pengetahuan
menggunakan berbagai pendekatan, strategi yang dipelajari.
dan model pembelajaran yang berpusat Model Search, Solve, Create and Share
pada mahasiswa agar mahasiswa dapat (SSCS) merupakan model berpendekatan
mencapai tujuan pembelajaran seperti yang pemecahan masalah yang terdiri dari empat
sudah dijabarkan dari kompetensi- tahap yaitu mengidentifikasi, membuat
kompetensi dasar sesuai silabus. hipotesis, melakukan pengamatan, dan
Mata kuliah Ekologi Hewan mengkomunikasikan. LKM berbasis model
merupakan salah satu matakuliah wajib SSCS diterapkan pada praktikum mandiri,
bagi mahasiswa program Studi Pendidikan yaitu kegiatan yang dilakukan mahasiswa
Biologi di STKIP Tapanuli Selatan, dengan secara mandiri untuk melakukan
alokasi waktu 4 SKS, mahasiswa dituntut pengamatan, perencanaan, penyelidikan
agar memiliki kompetensi dapat dalam rangka memecahkan permasalahan.
memahami, melatih mahasiswa untuk Berdasarkan dari hal tersebut, model SSCS
belajar sains mulai dari menemukan merupakan model pembelajaran yang
masalah sampai menggambarkan dapat diaplikasikan secara nyata dalam
kesimpulan tentang masalah ilmiah. pembelajaran.
Dengan menerapkan model pembelajaran Dalam dua tahun terakhir pengampu
Model Search, Solve, Create, and Share akan matakuliah, berupaya melaksanakan proses
dikembangkan LKM dalam matakuliah perkuliahan dengan melibatkan mahasiswa
Ekologi Hewan sehingga di akhir secara langsung untuk memperoleh
perkuliahan mahasiswa diharapkan mampu berbagai informasi mengenai ruang lingkup
memahami, menerapkan serta materi perkuliahan. Mahasiswa sudah
mengaplikasikan sasaran dan strategi serta ditugaskan untuk mempersiapkan makalah
permodelan-permodelan dalam Ekologi secara berkelompok dan saat tatap muka di
kelas dosen memberi kesempatan untuk

96
Nasution / Jurnal Pendidikan Biologi 7 (2) (2018) 95 - 107

mempresentasikan tugas dan berdiskusi adalah mahasiswa Semester V STKIP


dengan kelompok lain. Strategi yang Tapanuli Selatan. Sampel yang diambil
diterapkan cukup efektif untuk dalam penelitian ini berjumlah 31
mengaktifkan mahasiswa, namun dengan mahasiswa. Sampel penelitian ini diambil
alokasi waktu tatap muka 4 x 50 menit, atau ditentukan dengan teknik Purposive
mahasiswa belum dapat berlatih dalam Sampling.
melakukan pengamatan, perencanaan, Penelitian ini dirancang sebagai
penyelidikan dalam rangka memecahkan penelitian Research and Development (R&D)
masalah percobaan yang merupakan yang merupakan desain penelitian dan
implementasi dari teori-teori yang pengembangan yaitu metode penelitian
diperoleh selama perkuliahan.Untuk itu yang digunakan untuk menghasilkan
perlu dilakukan pengembangan perangkat produk tertentu. Pengembangan perangkat
LKM dengan mengacu pada metode pembelajaran dalam penelitian ini
penelitian pengembangan yang akan menggunakan penelitian pengembangan
digunakan untuk menghasilkan produk dikembangkan oleh Thiagarajan, et al.
tertentu dan menguji efektifitasnya (1974). Model ini terdiri dari 4 tahap
(Sugiyono, 2008). Pada tahap ini dosen pengembangan, yaitu define, design, develop,
pengampu bermaksud untuk menghasilkan dan desseminate atau diadaptasikan menjadi
perangkat LKM berbasis Model Search, pendefinisian, perancangan,
Solve, Create, and Share pada praktikum pengembangan, dan penyebaran. Dalam
mandiri. Pengembangan LKM dilakukan penelitian ini akan dikembangkan
sampai tahap mengembangkan produk perangkat perkuliahan berupa lembar kerja
awal (Develop preliminary form of product). mahasiswa berbasis Model Search, Solve,
Langkah penelitian ini mengacu pada Create, and Share pada praktikum mandiri
strategi yang dikembangkan oleh dan penelitian yang dilakukan hingga pada
Thiagarajan, et al. (1974). Penelitian ini tahap desseminate (penyebaran).
bertujuan untuk mengembangkan Adapun instrumen yang digunakan
perangkat pembelajaran yakni LKM dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
berbasis Model Search, Solve, Create, and
Share pada praktikum mandiri yang Lembar Validasi LKM
dipersiapkan untuk pelaksanaan Instrumen yang digunakan untuk
matakuliah Ekologi Hewan berupa memvalidasi LKM oleh tenaga ahli adalah
prototipe LKM yang praktis dan valid akan berbentuk angket. Angket tersebut berisi
divalidasi secara internal dan eksternal pertanyaan tentang kelayakan isi,
serta siap untuk diujicobakan. kebahasaan, dan penyajian LKM berbasis
model Search, Solve, Create and Share.
METODE PENELITIAN
Lembar Uji Efektivitas LKM
Penelitian ini akan dilaksanakan di Lembar Tes Hasil Belajar
STKIP Tapanuli Selatan, Jln. Stn. Mhd. Tes ini dilaksanakan pada akhir
Arif Kel. Batang Ayumi Jae Kota perkuliahan untuk mengetahui tingkat
Padangsidimpuan. Waktu penelitian kemampuan mahasiswa dalam
dilakukan pada semester ganjil tahun perkuliahanan ekologi hewan. Tes ini juga
pembelajaran 2016/2017 bulan September- berfungsi untuk mengetahui tingkat
Februari 2017.Populasi dalam penelitian ini keefektifan LKM yang dikembangkan. Tes

97
Nasution / Jurnal Pendidikan Biologi 7 (2) (2018) 95 - 107

diberikan kepada mahasiswa sebanyak dua digunakan untuk menganalisis data dengan
kali. Tes tersebut berupa pretest dan posttes. cara mendeskripsikan atau menggambar-
kan data yang telah terkumpul sebagai-
Lembar Observasi Keterampilan Berpikir mana adanya tanpa bermaksud membuat
Mahasiswa kesimpulan yang berlaku untuk umum atau
Keterampilan berpikir pada saat generalisasi. Analisis data hasil penelitian
mahasiswa mengerjakan LKM dapat dilakukan untuk mengetahui validitas dan
diamati melalui kegiatan tahap Search, efektivitas LKM yang telah dibuat.
Solve, Create, and Share, antara lain sebagai Efektifitas LKM meliputi hasil belajar,
berikut. aktivitas, dan keterampilan berpikir
 Tahap Search yaitu kemampuan mahasiswa.
mahasiswa untuk mengidentifikasi
masalah yang diberikan. HASIL DAN PEMBAHASAN
 Tahap Solve yaitu kemampuan mahasiswa
menyusun hipotesis berupa dugaan Hasil Penelitian
jawaban dari masalah dan memilih Hasil analisis kebutuhan terhadap
metode untuk memecahkan masalah. LKM, 81.08% responden menyatakan
 Tahap Create yaitu kemampuan perlu menggunakan LKM dan 89,19%
mahasiswa melakukan kegiatan untuk setuju bila dalam pembelajaran ekologi
membuktikan hipotesis, mengolah dan hewan menggunakan metode praktikum.
menganalisis hasil kegiatan pengamatan. Berdasarkan hasil analisis angket
 Tahap Share yaitu kemampuan kebutuhan LKM, disimpulkan bahwa perlu
mahasiswa mengidentifikasi kesimpulan adanya pengembangan LKM dan
pemecahan masalah dan penggunaan metode praktikum dalam
mengkomunikasikan hasil atau solusi pembelajaran ekologi hewan.
yang diperoleh dari kegiatan pengamatan. Hasil angket analisis kebutuhan
mahasiswa dijadikan acuan untuk
Lembar Observasi Aktivitas Mahasiswa mengembangan Lembar Kerja Mahasiswa
Aktivitas mahasiswa yang dapat berbasis Search, Solve, Create, and Share pada
diamati pada saat pembelajaran mata kuliah ekologi hewan. Hal tersebut
menggunakan LKM berbasis Search, Solve, sejalan dengan Setyosari (2010) yang
Create, and Share meliputi memperhatikan menjelaskan bahwa analisis kebutuhan
dosen, kerjasama dalam kelompok, dilakukan pada awal sebelum produksi
aktivitas mahasiswa dalam diskusi produk. Berdasarkan analisis, disusunlah
kelompok, kemampuan mahasiswa draf LKM untuk dilakukan validasi, uji
mengemukakan pendapat atau menjawab coba lapangan, direvisi atau
pertanyaan dari dosen/teman, aktivitas disempurnakan, dan sampai menjadi
mahasiswa dalam bertanya kepada produk akhir.
dosen/teman dan aktivitas mahasiswa
dalam mengikuti diskusi/presentasi. Tahap Perancangan
Teknik analisis data yang digunakan Pada tahap perancangan terdiri dari
adalah teknik analisis data deskriptif. pembuatan kisi-kisi instrumen penelitian
Teknik analisis deskriptif dilakukan dengan yang menjadi kriteria penilaian LKM
menggunakan statistik deskriptif. Statistik berbasis Model Search, Solve, Create, and
deskriptif ini adalah statistik yang Share pada praktikum mandiri. Kisi-kisi ini

98
Nasution / Jurnal Pendidikan Biologi 7 (2) (2018) 95 - 107

kemudian dikembangkan menjadi Aliran Energi; Kerapatan Populasi dan


instrumen penelitian. Intrumen penelitian KeanekaragamanFauna Tanah;
yang digunakan terdiri dari lembar validasi Keanekaragaman Serangga Nokturnal.
LKM dan rencana pembelajaran semester Bagian kegiatan LKM berbasis SSCS,
(RPS), lembar validasi tes akhir, lembar yaitu kegiatan tahap Search, tahap Solve,
kemampuan berpikir mahasiswa, dan tahap Create, dan tahap Share. Tahap
lembar aktivitas mahasiswa. Search, yaitu kegiatan mengidentifikasi
Kelayakan LKM divalidasi oleh permasalahan dan memecahkan masalah
validator yang merupakan teman sejawat berupa menjawab pertanyaan tentang
peneliti. Validator dalam penelitian ini materi yang dipraktikumkan. Masalah yang
terdiri dari 2 orang dosen program studi diidentifikasi mahasiswa dalam kegiatan
pendidikan Biologi STKIP Tapanuli tahap search yaitu pertanyaan yang terdapat
Selatan dan 1 orang dosen program studi dalam wacana tersebut.Tahap Solve, yaitu
pendidikan Biologi Universitas Labuhan kegiatan membuat hipotesis atau dugaan
Batu yang mempunyai latar belakang yang jawaban dari pertanyaan pada tahap search,
sesuai dengan penelitian ini. Validasi mahasiswa dituntut berpikir untuk
terhadap LKM dilakukan dengan tujuan menjawab pertanyaan. Selanjutnya,
untuk mendapatkan informasi, kritik, dan mahasiswa membuktikan jawabannya
saran dari validator agar LKM berbasis dengan melakukan pengamatan langsung
Model Search, Solve, Create, and Share pada yang tercantum dalam wacana tahap
praktikum mandiri dapat dikembangkan Search.
menjadi produk yang berkualitas baik dari Tahap Create, yaitu kegiatan
segi aspek materi, penyajian, serta bahasa melakukan pengamatan serta membuat
dan keterbacaan. dokumentasi berupa foto ataupun video
mengenai pengamatan tersebut. Tahap
Pengembangan Create, mahasiswa melakukan pengamatan
Pengembangan LKM berbasis Search, langsung dan membandingkan persamaan
Solve, Create, and Share (SSCS) pada mata maupun perbedaan permasalahan yang
kuliah ekologi hewan menggunakan tercantum dalam tahap Search. Selain
aplikasi software Microsoft Office 2007, yaitu itu,mahasiswa melengkapi tabel
aplikasi Microsoft Word. Penelitian pengamatan pada tahap Create dalam LKM
pengembangan LKM berbasis SSCS dan mendokumentasikan pengamatan
menggunakan ukuran kertas A4 dengan tersebut. Tahap Share, yaitu kegiatan
orientasi kertas potrait. Rancangan desain mengkomunikasikan hasil
LKM berbasis SSCS dimulai dengan penyelidikan/pengamatan yang telah
menyusun halaman cover, pendahuluan, dilakukan pada tahap Create berupa laporan
dan petunjuk belajar. dan presentasi secara berkelompok.
Materi yang disajikan dalam LKM Setelah LKM berbasis SSCS selesai
hanya materi yang terkait dengan kegiatan dirancang maka dilakukan tahap validasi
praktikum pada mata kuliah ekologi dengan tujuan untuk memperoleh
hewan. Materi berisi tentang Adaptasi kelayakan dari produk yang dihasilkan.
Struktural Hewan Terhadap Lingkungan; Selanjutnya setelah LKM tersebut
Preferensi Pakan; Pola Pembagian Niche divalidasi, dilakukan tahap ujicoba terbatas
Oleh Serangga; Kompetisi Intraspesifik; penggunaan LKM berbasis SSCS dalam
Rantai Makanan, Tingkat Trofik, dan pembelajaran di kelas. Tahap ujicoba

99
Nasution / Jurnal Pendidikan Biologi 7 (2) (2018) 95 - 107

dilaksanakan pada mahasiswa semester VB yaitu 78%, 73,5%, dan 79,4%, dengan
STKIP Tapanuli Selatan, dengan tujuan kriteria “layak”. Berdasarkan analisis
untuk mengetahui respon mahasiswa diketahui bahwa rata-rata hasil penilaian
terhadap LKM berbasis SSCS yang kelayakan materi LKM oleh ketiga ahli
dikembangkan. sebesar 76,96% dengan kriteria “layak”.
Dapat disimpulkan bahwa LKM layak
Penyebaran digunakan dalam pembelajaran namun
Tahap terakhir dalam penelitian ini masih perlu direvisi. Selanjutnya masukan
adalah tahap penyebaran (disseminate). dan saran dijadikan acuan untuk
Tahap ini dilakukan setelah semua produk memperbaiki LKM agar diperoleh hasil
divalidasi dan dinyatakan valid oleh yang baik.
validator. Produk yang telah valid akan
disebarkan kepada mahasiswa semester VB Efektivitas Lembar Kerja Mahasiswa
STKIP Tapanuli Selatan yang akan Kefektivan hasil belajar mahasiswa
mengambil mata kuliah ekologi hewan. Pengambilan data hasil belajar secara
Berdasarkan hasil validasi, skor individu dilakukan sebanyak dua kali yaitu
maksimum adalah 4 sedangkan skor sebelum (pretest) dan sesudah (posttest)
minimum adalah 1. Jumlah skor kelayakan pembelajaran menggunakan LKM berbasis
materi yang diperoleh dari ahli materi 1, 2, Search, Solve, Create, and Share. Peningkatan
dan 3 yaitu 53, 50, dan 54. Skor total nilai pretest-posttest disajikan dalam Gambar
kelayakan materi 68, sehingga persentase 1.
yang diperoleh dari ahli materi 1, 2, dan 3

Gambar 1. Peningkatan Hasil Pretest-posttest

Berdasarkan Gambar 1 diperoleh hasil peningkatan hasil pretest-posttest dengan


pembelajaran mengalami peningkatan hasil kategori tinggi yaitu 13 orang, kategori
pretest-posttest. Berdasarkan hasil analisis sedang sebanyak 17 orang, dan kategori
pada data peningkatan hasil pretest-posttest rendah sebanyak 1 orang. Hasil belajar
menunjukkan bahwa hasil belajar mahasiswa sebagai nilai akhir merupakan
mahasiswa mengalami peningkatan. Nilai akumulasi rata-rata nilai LKM dan nilai
rata-rata N-gain yaitu 0,65dengan kategori posttest. Data hasil belajar siswa disajikan
sedang. Mahasiswa yang memperoleh pada Gambar 2.

100
Nasution / Jurnal Pendidikan Biologi 7 (2) (2018) 95 - 107

Gambar 2. Hasil Akhir Belajar setelah Menggunakan LKM Berbasis Model Search, Solve, Create, and
Share pada Praktikum Mandiri

Berdasarkan Gambar 2,diperoleh hasil pretest-posstest memiliki skor N-gain sebesar


akhir mahasiswa yang merupakan 0,65 kategori sedang dan rata-rata nilai
akumulasi rata-rata nilai LKM dan nilai hasil akhir secara klasikal mencapai 83,55
posttest. Berdasarkan hasil analisis data kategori baik.
diperoleh mahasiswa yang berkategori
sangat baik yaitu 9 orang, kategori baik Data keterampilan berpikir mahasiswa
sebanyak 19 orang, kategori cukup Data keterampilan berpikir mahasiswa
sebanyak 2 orang, dan kategori kurang diambil dengan teknik observasi dalam
sebanyak 1 orang. Pada grafik 1 dan 2 pembelajaran Ekologi Hewan dengan
diketahui bahwa pembelajaran menggunakan LKM berbasis Search, Solve,
menggunakan LKM berbasis Search, Solve, Create, and Share. Data keterampilan
Create, and Share menunjukkan hasil yang berpikir mahasiswa disajikan dalam
baik, dilihat dari rata-rata peningkatan skor Gambar 3.

Gambar 3 Data Keterampilan Berpikir Mahasiswa

Berdasarkan Gambar 3, perolehan dengan kriteria sangat terampil sebanyak 8


nilai keterampilan berpikir mahasiswa orang, kategori terampil 18, dan kategori

101
Nasution / Jurnal Pendidikan Biologi 7 (2) (2018) 95 - 107

cukup terampil 5 orang. Keterampilan Data Aktivitas Mahasiswa


berpikir mahasiswa dalam pembelajaran Data aktivitas mahasiswa diambil
menggunakan LKM berbasis Search, Solve, dengan teknik observasi dalam
Create, and Share menunjukkan hasil yang pembelajaran Ekologi Hewan dengan
baik. Hal tersebut ditunjukkan dengan rata- menggunakan LKM berbasis Search, Solve,
rata persentase secara klasikal mencapai Create, and Share. Data aktivitas siswa
72,77% kategori terampil. disajikan dalam Gambar 4.

Gambar 4 Data Aktivitas Mahasiswa

Berdasarkan Gambar 4, perolehan Hasil angket analisis kebutuhan


nilai aktivitas mahasiswa dengan kriteria menunjukkan bahwa pada mata kuliah
sangat aktifsebanyak 8 orang, kategori aktif ekologi hewan selama ini belum pernah
20, dan kategori cukup aktif 3 orang. menggunakan LKM. Hal tersebut
Aktivitasmahasiswa dalam pembelajaran ditunjukkan dengan seluruh responden
menggunakan LKM berbasis Search, Solve, mengatakan belum pernah menggunakan
Create, and Share menunjukkan hasil yang LKM dalam pembelajaran ekologi hewan.
baik. Hal tersebut ditunjukkan dengan rata- Bahan ajar yang digunakan berupa buku-
rata persentase secara klasikal mencapai buku sumber dari beberapa penerbit dan
74,87% kategori aktif. referensi internet. Seluruh responden juga
mengatakan sering menggunakan media
Pembahasan internet untuk mencari materi ekologi
Langkah awal dalam penelitian hewan dan mengerjakan tugas yang
Research and Development (R&D) adalah diberikan dosen.
mengidentifikasi potensi dan masalah, Pata kuliah Ekologi Hewan mahasiswa
dengan cara pengumpulan data melalui dituntut agar memiliki kompetensi dapat
angket analisis kebutuhan kepada memahami, melatih mahasiswa untuk
mahasiswa. Analisis kebutuhan LKM belajar sains mulai dari menemukan
dilakukan pada 28 September 2016, dengan masalah sampai menggambarkan
responden adalah mahasiswa semester VII kesimpulan tentang masalah ilmiah.
A yang berjumlah 37mahasiswa. Angket Dengan menerapkan model pembelajaran
analisis kebutuhan LKM berisi 14 Model Search, Solve, Create, and Share akan
pertanyaan. dikembangkan LKM dalam matakuliah
Ekologi Hewan sehingga di akhir

102
Nasution / Jurnal Pendidikan Biologi 7 (2) (2018) 95 - 107

perkuliahan mahasiswa diharapkan mampu latihan soal, pengamatan, dan percobaan


memahami, menerapkan serta sederhana.
mengaplikasikan sasaran dan strategi serta Langkah kedua dari penelitian ini
permodelan-permodelan dalam Ekologi adalah tahap validasi. Tahap validasi
Hewan dalam kehidupan sehari-hari dilakukan oleh ahli. Penilaian meliputi
dengan benar. Menurut Choo et al. (2011) check list rentang skor 1-4 pada kesesuaian
dan Prastowo (2012) menyatakan bahwa komponen kelayakan isi, kebahasaan,
lembar kerja siswa terdiri atas serangkaian penyajian, dan kegrafisan. Hasil validasi
tugas dan informasi yang dirancang untuk LKM berbasis Search, Solve, Create, and
membimbing siswa belajar mandiri dan Share telah memenuhi kriteria LKM yang
memudahkan guru dalam melaksanakan baik, karena pada komponen kelayakan
pembelajaran. materi memberi rata-rata skor 3. Prastowo
Model Search, Solve, Create, and Share (2012) menyatakan bahwa bahan ajar berisi
(SSCS) merupakan salah satu model tiga aspek yaitu pengetahuan,
pembelajaran yang mengarahkan siswa keterampilan, dan sikap. LKS yang baik
untuk mengkonstruksi pengetahuan, dapat menambah pengetahuan, melibatkan
dimana guru dan siswa bekerja sama untuk siswa dalam mengembangkan keterampilan
mencari solusi terhadap suatu masalah, dan mengembangkan sikap ilmiah.
sehingga pembelajaran akan lebih Persentase rata-rata hasil penilaian
bermakna bagi siswa. Pembelajaran kelayakan LKM oleh ketiga ahli materi
bermakna bagi siswa merupakan prinsip sebesar 76,96 % dengan kriteria “layak”,
dari teori belajar kontruktivisme. Proses yang artinya LKS tersebut sangat layak
belajar yang berlandaskan pada teori dikembangkan. Ahli juga memberikan
belajar kontruktivisme menurut Pribadi saran dan masukan demi perbaikan LKM.
(2009), dilakukan dengan memfasilitasi Masukan dan saran dari ahli dijadikan
siswa agar memperoleh pengalaman belajar acuan untuk memperbaiki LKM agar
yang digunakan untuk membangun makna diperoleh hasil yang lebih baik.
terhadap pengetahuan yang dipelajari. Tahap terakhir dalam penelitian ini
Selain itu, model SSCS merupakan model adalah tahap penyebaran (disseminate).
pembelajaran yang dapat diaplikasikan Tahap ini dilakukan setelah semua produk
secara nyata dalam pembelajaran. divalidasi dan dinyatakan valid oleh
LKM memuat kegiatan mahasiswa validator. Produk yang telah valid akan
yang berbasis Search, Solve, Create, and Share disebarkan kepada mahasiswa semester VB
(SSCS). Kegiatan tersebut didesain untuk STKIP Tapanuli Selatan yang akan
melibatkan mahasiswa untuk berperan aktif mengambil mata kuliah ekologi hewan
dalam pembelajaran dan mampu sebanyak 31 orang. Pengambilan data
menemukan konsep dalam materi pada keefektivan LKM meliputi data hasil
mata kuliah Ekologi Hewan. Hal tersebut belajar, aktivitas,dan keterampilan berpikir.
didukung oleh pernyataan Widjajanti Hasil belajar dapat diamati melalui
(2008) dan Chin (1997) bahwa materi perubahan mahasiswa setelah mengikuti
dalam LKS disajikan secara ringkas, proses pembelajaran materi Ekologi
kegiatan dalam LKS yang berbasis model Hewan. Pengambilan data hasil belajar
SSCS dapat mengembangkan keterampilan secara individu dilakukan sebanyak dua
berpikir, menekankan proses untuk kali yaitu sebelum (pretest) dan sesudah
menemukan konsep serta melibatkan (posttest) pembelajaran menggunakan LKM
siswasecara aktif misalnya melalui diskusi, berbasis Search, Solve, Create, and Share.

103
Nasution / Jurnal Pendidikan Biologi 7 (2) (2018) 95 - 107

Hasil belajar dilihat dari selisih nilai pretest pemahaman kelas eksperimen dan kelas
dan posttest yang dihitung dengan rumus N- kontrol, yaitu rata-rata hasil belajar kelas
gain. Perbedaan antara nilai pretest dan eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol,
posttest diasumsikan sebagai efek dari sehingga adanya keunggulan kelas
penggunaan LKM berbasis Search, Solve, eksperimen.
Create, and Share dalam pembelajaran Rata-rata perolehan nilai LKM yang
materi Ekologi Hewan. diperoleh kelas cukup baik yaitu dari 80-95.
Berdasarkan hasil analisis Hal tersebut menunjukkan perolehan hasil
menunjukkan bahwa hasil belajar belajar yang baik dengan pembelajaran
mahasiswa mengalami peningkatan. Nilai berkelompok. Pembelajaran berkelompok
rata-rata N-gain semester VB sebesar 0,65 memfasilitasi mahasiswa untuk saling
dengan kategori sedang. Hal tersebut berdiskusi, berbagi informasi dan bertukar
menunjukkan adanya peningkatan pendapat dalam menyelesaikan tugas
pemahaman materi setelah melalui proses maupun kegiatan secara bersama-sama,
pembelajaran. Peningkatan pemahaman sehingga dapat memperoleh hasil belajar
materi merupakan akibat dari mahasiswa yang baik. Hal tersebut didukung dengan
melakukan kegiatan pengamatan sendiri, pernyataan Slavin (2011), bahwa dalam
sehingga pembelajaran yang dialami pembelajaran kelompok, di mana siswa
mahasiswa akan lebih bermakna. Hal terutama berkerja bersama untuk
tersebut sejalan dengan diungkapkan oleh membantu satu sama lain menguasai
Aqib (2013), bahwa belajar akan lebih informasi maupun menyelesaikan suatu
bermakna jika siswa mengalami apa yang tugas.
dipelajarinya, bukan sekedar mengetahui Nilai akhir merupakan akumulasi rata-
materi. rata nilai LKM berbasis Search, Solve,
Penilaian hasil belajar sebagai nilai Create, and Share dan nilai posttest.
akhir merupakan akumulasi rata-rata nilai Berdasarkan analisis nilai akhir yaitu 83,55
LKM dan nilai posttest. Penilaian LKM dengan kategori baik. Perolehan nilai akhir
diperoleh dari hasil laporan yang tertinggi yaitu 92,5 dan nilai akhir terendah
dikerjakan secara berkelompok dan yaitu 50. Mahasiswa yang memperoleh
presentasi hasil pengamatan. Setiap nilai rendah dikarenakan kalkulasi antara
anggota kelompok mendapatkan nilai yang nilai posttest dengan perolehan nilai LKM
sama. Untuk nilai evaluasi (posttest) tidak memenuhi batas kategori nilai baik
diperoleh dari hasil belajar mahasiswa yaitu 76. Nilai posttest hanya 30 sedangkan
secara individu pada akhir pembelajaran. nilai LKM yang diperoleh 70. Berdasarkan
Secara teoritis, penerapan LKM nilai akhir yang diperoleh yaitu 83,55
berbasis Search, Solve, Create, and Share dengan kategori baik, yang artinya LKM
berpengaruh terhadap hasil belajar berbasis Search, Solve, Create, and Share
mahasiswa. Hal tersebut sesuai dengan efektif terhadap hasil belajar pada
hasil penelitian yang dilakukan oleh Choo pembelajaran Ekologi Hewan.
et al. (2011). Penelitian ini bertujuan untuk LKM berbasis Search, Solve, Create, and
mengetahui keefektivan lembar kerja siswa Share pada mata kuliah Ekologi Hewan
dalam pembelajaran berbasis masalah menyajikan kegiatan-kegiatan antara lain
terhadap hasil belajar siswa. Hasil yang melatih kemampuan berpikir
penelitian menunjukkan bahwa adanya mahasiswa, melakukan pengamatan dan
perbedaan yang signifikan antara tingkat mengkomunikasikan hasil pengamatan
tertulis maupun lisan. Hal tersebut

104
Nasution / Jurnal Pendidikan Biologi 7 (2) (2018) 95 - 107

didukung dengan pernyataan Pizzini (Chin, dan mengembangkan sikap ilmiah dalam
1997), bahwa SSCS merupakan sebuah pembelajaran.
model pembelajaran pemecahan masalah Tahap Create, yaitu mahasiswa
dimana adanya kegiatan mengidentifikasi melakukan kegiatan pengamatan yang ada
dan mencari solusi sebuah masalah, dalam wacana tahap Search, dimana
sehingga pembelajaran terasa bermakna mahasiswa melatih keterampilan dalam
dan berkesan bagi siswa. kegiatan praktikum. Mahasiswa juga
LKM berbasis Search, Solve, Create, and dituntut menyajikan data hasil pengamatan
Share pada mata kuliah Ekologi Hewan sebagai solusi dari masalah berupa laporan,
dikerjakan secara berkelompok yang terdiri dokumentasi, dan media Power Point
dari empat tahap kegiatan. Tahap Search, mengenai hasil pengamatan.
yaitu mahasiswa dituntut berpikir untuk Tahap Share, dimana mahasiswa
mengidentifikasi masalah dengan mengkomunikasikan hasil pengamatan
membaca, merumuskan masalah dalam secara tertulis berupa laporan dan lisan
bentuk pertanyaan dan menjawab dengan mempresentasikan di depan kelas.
pertanyaan tentang permasalahan. Selain itu, mahasiswa juga dituntut mampu
Mahasiswa mampu merumuskan menerima umpan balik berupa
permasalahan melalui wacana pada tahap kritik/sanggahan/ tanggapan dari dosen
Search. maupun mahasiswa lain saat
Tahap Solve, yaitu mahasiswa mempresentasikan hasil pengamatan di
menjawab pertanyaan (dari tahap search), depan kelas. Pada tahap Share ini,
membentuk hipotesis atau dugaan jawaban, mahasiswa dilatih untuk mengemukakan
mengumpulkan data dan menganalisis pendapat dan membangkitkan minat
informasi yang berkaitan dengan bertanya tentang materi yang dipelajari.
permasalahan. Mahasiswa mampu Data keefektivan LKM selanjutnya
membentuk hipotesis atau dugaan jawaban yaitu keterampilan berpikir. Data
dari pertanyaan yang tercantum pada tahap keterampilan berpikir mahasiswa diambil
Search. Selanjutnya dugaan jawaban dengan teknik observasi pada saat
tersebut akan dibuktikan melalui kegiatan pembelajaran menggunakan LKM berbasis
pengamatan pada tahap Create. Search, Solve, Create, and Share. Berdasarkan
Pada tahap Search dan Solve, hasil analisis, rata-rata persentase
mahasiswa dituntut melatih kemampuan keterampilan berpikir yaitu 72,77% dengan
berpikir terhadap suatu wacana pada tahap kategori terampil. Slavin (2011)
Search yang disajikan, membentuk hipotesis menyatakan strategi melatih kemampuan
atau dugaan jawaban dan membuktikan berpikir meliputi empat langkah yaitu
teori/dugaan jawaban melalui kegiatan menyatakan, mencari, mengevaluasi, dan
pengamatan. Hal tersebut ditunjukkan menguraikan permasalahan. Keempat
dengan kegiatan mahasiswa dalam proses langkah yang diungkapkan Slavin tersebut
pembelajaran menggunakan LKM berbasis sudah tergambar dalam indikator-indikator
Search, Solve, Create, and Share.Tahap Search keterampilan berpikir yang diukur. Setiap
dan Solve, selain melatih keterampilan indikator keterampilan berpikir mempunyai
berpikir mahasiswa tentang pemecahan empat aspek yang merupakan penentuan
masalah juga melatih mahasiswa skor pengukuran keterampilan berpikir.
berperilaku aktif dalam diskusi kelompok Berdasarkan analisis, rata-rata persentase
keterampilan berpikir menunjukkan bahwa
keterampilan berpikir mahasiswa dalam

105
Nasution / Jurnal Pendidikan Biologi 7 (2) (2018) 95 - 107

pembelajaran Ekologi Hewan penilaian ahli sebesar 76,96 % dengan


menggunakan LKM berbasis Search, Solve, kategori layak, (2) Lembar Kerja
Create, and Share menunjukkan hasil yang Mahasiswa berbasis Search, Solve, Create,
baik dan LKM tersebut efektif terhadap and Share efektif terhadap hasil belajar
keterampilan berpikir mahasiswa. mahasiswa dalam pembelajaran dengan
Model Search, Solve, Create, and Share rata-rata nilai N-gain sebesar sebesar 0,65
berpendekatan pembelajaran problem dengan kategori sedang, (3) Lembar Kerja
solving, yang terkandung dalam LKM Mahasiswa berbasis Search, Solve, Create,
menjadikan mahasiswa aktif dalam rangka and Share efektif terhadap keterampilan
memecahkan masalah. LKM berbasis berpikir mahasiswa dalam pembelajaran
Search, Solve, Create, and Share menyajikan dengan rata-rata persentase keterampilan
wacana sebagai permasalahan. Selanjutnya berpikir yaitu 72,77% dengan kategori
mahasiswa memperdalam pengetahuannya terampil, (4) Lembar Kerja Mahasiswa
tentang apa yang diketahui dan bagaimana berbasis Search, Solve, Create, and
membuktikan teori secara berkelompok Shareefektif terhadap aktivitas mahasiswa
dalam rangka memecahkan masalah. dalam pembelajaran dengan rata-rata
Melalui diskusi dengan anggota kelompok persentase 74,87% dengan kategori aktif,
yang heterogen memungkinkan mahasiswa (5) Berdasarkan kesimpulan yang telah
untuk saling bertukar pikiran, dijelaskan maka ada beberapa saran yang
mengemukakan pendapat dan melibatkan dapat dikemukakan, diantaranya sebagai
mahasiswa berperan aktif dalam berikut, (6) Kepada dosen lainnya agar
pembelajaran. selalu mengembangkan LKM dengan
Berdasarkan hasil analisis, rata-rata menggunakan strategi dan model
persentase aktivitas mahasiswa yaitu pembelajaran lainnya sesuai dengan
74,87% dengan kategori aktif. Hal tersebut perkembangan ilmu pengetahuan dan
menunjukkan bahwa aktivitas mahasiswa teknologi (IPTEK) untuk mata kuliah
dalam pembelajaran menggunakan LKM tertentu sehingga dapat membantu
berbasis Search, Solve, Create, and Share perkembangan kognitif dan kemampuan
menunjukkan hasil yang baik dan LKM lainnya, dan (7) Perlu diadakan penelitian
tersebut efektif terhadap aktivitas yang lebih lanjut tentang pengembangan
mahasiswa. Dengan melihat data LKM berbasis Search, Solve, Create, and
keefektivan LKM meliputi data hasil Shareuntuk memperbanyak khasanah
belajar, aktivitas, dan keterampilan pengetahuan dalam meningkatkan hasil
berpikir, LKM berbasis Search, Solve, Create, belajar.
and Share layak diterapkan pada
pembelajaran Ekologi Hewan. UCAPAN TERIMAKASIH
Terimakasih kepada LP2M Institut
KESIMPULAN Pendidikan Tapanuli Selatan yang telah
Berdasarkan hasil penelitian dan memberikan dukungan finansial sehingga
pembahasan yang telah dijelaskan, maka penelitian ini dapat terlaksana dengan baik.
peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai Terimakasih kepada reviewer yang telah
berikut: (1) Lembar Kerja Mahasiswa ditunjuk oleh LP2M yang telah
berbasis Search, Solve, Create, and Share yang memberikan bimbingan dan arahan
dikembangkan layak digunakan dalam sehingga penelitian ini dapat terselesaikan
mata kuliah Ekologi Hewan, berdasarkan dengan baik.

106
Nasution / Jurnal Pendidikan Biologi 7 (2) (2018) 95 - 107

Kemampuan Penalaran Matematis


Mahasiswa Matematika. Jurnal Penelitian
DAFTAR PUSTAKA
Pendidikan, 12(1) Tahun 2011.
Johan, Henry. 2012. Pengaruh Search, Solve,
Aqib, Zainal. 2013. Model-model, Media, dan Create and Share (SSCS) Problem Solving
Strategi Pembelajaran Kontekstual (Inovatif). untuk Meningkatkan Kemampuan
Bandung: Yrama Widya. Mahasiswa dalam Merumuskan dan
Ariyati, Eka. 2010. Pembelajaran Berbasis Memilih Kriteria Pemecahan Masalah pada
Praktikum untuk Meningkatkan Konsep Listrik Dinamis. Jurnal Exacta
Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa. Pendidikan Matematika dan Sains, 10(2): 140-
Jurnal Matematika dan IPA Universitas 142.
Tanjungpura, 1(2) Tahun 2010. Khoirifah, S., E. Saptaningrum, & J. Saefan.
Chen, Wen Haw. 2013. Applying Problem- 2013. Pengaruh Pendekatan Problem Solving
Based Learning Model and Creative Design Model Search, Solve, Create and Share (SSCS)
to Conic-Sections Teaching. International Berbantuan Modul Terhadap Kemampuan
Journal of Education and Information Berpikir Kritis Siswa Pada Pokok Bahasan
Technologies, 3(7) Tahun 2013. Listrik Dinamis. Prosiding 2nd Lontar Physics
Chin, Christine. 1997. Promoting higher Forum 2013. Semarang: IKIP PGRI
cognitive learning in science through a Semarang.
problem-solving approach. Journal National Prastowo, A. 2012. Panduan Kreatif Membuat
Institute of Education in Singapore, Vol. 1: 7-11 Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta. Diva Press.
Choo, S. S. Y., J. I. Rotgans , E. H. J. Yew, & Purwanto. 2011. Evaluasi Hasil Belajar.
Henk G. Schmidt. 2011. Effect of worksheet Yogyakarta: Pustaka Pelajar.Rahardi, 2006.
scaffolds on student learning in problem- Paduan Lengkap Menulsi Artikel, Feature, Dan
based learning. Health Science Education Esai. Tanggerang: Kawan Pustaka.
Article. Tersedia di http://springerlink.com/ Rustaman, N., Soedjojo D., Siroso A. Y,
[diakses 25-01-2014]. Yusnani A., Ruchji S., Diana R., & Mimin
Departemen Pendidikan Nasional. 2008. N.K. 2003. Strategi Belajar Mengajar Biologi.
Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Jakarta : Universitas Pendidikan Indonesia.
Departemen Pendidikan Nasional. Setyosari, Punaji. 2010. Metode Penelitian
Gardner, Joel & B.R. Belland. 2012. A Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta:
Conceptual Framework for Organizing Pranada Media.
Active Learning Experiences in Biology Sudijono, Anas. 2006. Pengantar Statistika
Instruction. Journal Science Education Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Technology, (2012) 21: 465–475. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif,
Hasruddin & Salwa Rezeqi. 2012. Analisis Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Pelaksanaan Praktikum Biologi dan Wardani, Sri. 2008. Pengembangan
Permasalahannya di SMA Negeri Keterampilan Proses Sains dalam
Sekabupaten Karo. Jurnal Tabularasa PPS Pembelajaran Kromatografi Lapis Tipis
Unimed, 9(1) Tahun 2012. melalui Praktikum Skala Mikro. Jurnal
Ibrahim, R & N. Syaodih S.. 2003. Perencanaan Inovasi Pendidikan Kimia, 2(2): 317-322.
dan Strategi Pembelajaran. Jakarta: Rineka
Cipta.
Irwan. 2011. Pengaruh Pendekatan Problem
Posing Model Search, Solve, Create And Share
(SSCS) Dalam Upaya Meningkatkan

107

You might also like