You are on page 1of 10

Psikoborneo

Jurnal Imiah Psikologi p-ISSN: 2477-2666


Volume 8 No 3 | June 2020: 441-450 e-ISSN: 2477-2674
DOI: 10.30872/psikoborneo

Lingkungan Kerja dan Dukungan Sosial Terhadap Kejenuhan Kerja


Silvia Angreani
Program Studi Psikologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman
email: silvia.angri@gmail.com

Article Info ABSTRACT


Article history: This research aimed to test empirically the existence or unexistence influence of
Received April 3, 2020 work environment and social support toward occupational fatigue to the
Revised May 17, 2020 employees of PDAM Tirta Kencana in Samarinda. There were 70 employees as
Accepted June 28, 2020 the research subjects in this study with using a purposive sampling technique.
The measuring instrument used in this study represents the scale of the work
Keywords: environment, social support and occupational fatigue. The data analysis
work environment technique in this research used statistical regression model test. As the results,
social support this research showed that there is an influence between the work environment
occupational fatigue and social support for work at a rate of F count > F table F = 13.286, R2 = 0.284
and P = 0.000. In the results of the gradual research, there has been an impact
on the working environment with the capacity of working with beta value (β) =
0.327 and the value of t count = 2,796 ˃ t table = 1,666 and value p = 0.007 (p <
0.05). Then on social support with occupational fatigue indicates that influence
with beta value (β) = 0.294 and the value t count = 2,513. ˃ t table = 1,666 and
value p = 0,014. (p<0.05).

ABSTRAK Kata kunci


Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empirik ada atau tidaknya pengaruh lingkungan kerja
lingkungan kerja dan dukungan sosial terhadap kejenuhan kerja pada pegawai dukungan sosial
PDAM Tirta Kencana di Samarinda. Subjek penelitian ini adalah 70 orang pegawai kejenuhan kerja
dengan menggunakan teknik purposive sampling. Alat ukur yang digunakan dalam
penelitian ini menggunakan skala lingkungan kerja, dukungan sosial dan kejenuhan
kerja. Teknik analisa data menggunakan uji statistik regresi model berganda. Hasil
penelitian model penuh menunjukan terdapat pengaruh antara lingkungan kerja
dan dukungan sosial terhadap kejenuhan kerja yaitu dengan nilai F hitung > F tabel
F = 13.286, R2 = 0.284 dan P = 0.000. Pada hasil penelitian model bertahap
didapatkan adanya pengaruh lingkungan kerja dengan kejenuhan kerja dengan
nilai beta (β) = 0.327 serta nilai t hitung = 2.796 ˃ t tabel = 1.666 dan nilai p = 0.007
(p< 0.05). Kemudian pada dukungan sosial dengan kejenuhan kerja menunjukan
terdapat pengaruh dengan nilai beta (β) = 0.294 serta nilai t hitung = 2.513. ˃ t tabel
= 1.666 dan nilai p = 0.014. (p<0.05).

441
PSIKOBORNEO | Volume 8 No 3 | June 2020: 441-450

PENDAHULUAN dengan layar komputer, sehingga IC merasa


cepat lelah.
Setiap perusahaan pasti memiliki
Menurut Poerwandari (2010),
tanggung jawab dan tantangan yang harus
kejenuhan kerja (burnout) adalah kondisi
dihadapi dan juga pastinya perusahaan ingin
seseorang yang terkuras habis dan
memiliki sumber daya manusia yang
kehilangan energi psikis maupun fisik.
berkomitmen dan professional, karena akan
Biasanya kejenuhan kerja dialami dalam
sangat membantu dalam mengoptimalkan
bentuk kelelahan fisik, mental, dan
kinerja dalam suatu instansi pemerintahan
emosional yang terus-menerus.
dan swasta, termasuk perusahaan PDAM
Kejenuhan kerja menurut Maslach dan
tirta kencana.
Jackson (2011) terdiri dari tiga apek yaitu,
Tuntutan untuk professional
kelelahan emosional, deperonalisasi dan
merupakan tanggung jawab bagi pegawai
penurunan prestasi pribadi. Salah satu
dalam beban pekerjaan mereka, namun
upaya dalam menghilangkan kejenuhan
setiap orang juga memiliki dorongan dan
kerja di tempat kerja adalah dengan adanya
kebutuhan pokok yang bersifat utama
lingkungan kerja yang baik, lingkungan kerja
(fisik& psikis) serta bersifat sosial. Tanpa
mempunyai peranan penting bagi
disadari semuanya menutut pemuasan,
kelancaran akan kinerja pegawai,
manakala jika tidak segera dipenuhi, maka
lingkungan kerja yang sehat dan baik dapat
dapat menimbulkan ketegangan. Apalagi
membantu produktivitas kerja dan
bagi seseorang yang bekerja dibidang
membantu pegawai dalam menikmati
pelayanan, seperti karyawan, guru dan
perkerjaan mereka, tetapi apabila situasi
perawat.
lingkungan kerja tidak baik dan tidak
Ketegangan tersebut bisa merupakan
mendukung, maka akan mempengaruhi
cermin ketidakmampuan seseorang
pegawai dalam bekerja dan juga motivasi
menghadapi permasalahan, rasa cemas,
untuk bekerja akan menurun.
rasa bersalah dan hal ini dapat menimbulkan
Menurut Sedarmayanti (2011)
stress dan kelelahan dalam bekerja,
lingkungan kerja terbagi menjadi dua yaitu,
kejenuhan kerja merupakan proses
lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja
psikologis yang dihasilkan oleh stres
non fisik. Lingkungan kerja fisik diantaranya
pekerjaan yang tidak terlepaskan dan
adalah penerangan, temperatur,
menghasilkan kelelahan emosi, perubahan
kelembaban, sirkulasi udara, kebisingan,
kepribadian, dan perasaan pencapaian yang
getaran mekanis, bau tidak sedap, tata
menurun (Ivancevich, 2006).
warna, dekorasi, musik, dan keamanan di
Kejenuhan kerja dikatakan cenderung
tempat kerja. Sedangkan lingkungan kerja
menjadi masalah tertentu diantara orang
non fisik diantaranya adalah hubungan sosial
yang pekerjaannya yang memerlukan
di tempat kerja, baik antara atasan dengan
kontak yang mendalam dan memiliki
bawahan atau hubungan antara bawahan.
tanggung jawab atas orang lain, dari
Penelitian mengenai lingkungan kerja
wawancara yang dilakukan dengan subjek
yang dilakukan Strek (2005) dalam buku
IC, yang membuat lelah adalah ketika harus
Manajemen Administrasi Perkantoran
duduk lama di meja yg dipenuhi dengan
Modern karangan Badri (2006),
tumpukan pekerjaan sepanjang hari
menerangkan bahwa pegawai
terkadang membuat jenuh dan bosan, IC
mengharapkan adanya lingkungan kerja
juga sering mengalami sakit di otot-otot
yang nyaman yang bisa memanjakan
karena terlalu lama duduk dan terkadang
karyawan dalam bekerja. Kemudian
pusing ketika terlalu lama berhadapan
penelitian yang dilakukan oleh Chao,
Lingkungan Kerja dan Dukungan Sosial Terhadap Kejenuhan Kerja 442
(Silvia Angreani)
PSIKOBORNEO | Volume 8 No 3 | June 2020: 441-450

Schwartz, Milton & Burge (Badri, 2006) terhadap kejenuhan kerjapada guru, dengan
menjelaskan bahwa lingkungan yang tidak 159 responden guru dari 12 sekolah yang ada
sehat dan nyaman akan menurunkan tingkat di Jakarta, penelitian ini mengukur besarnya
produktivitas maupun moral pegawai dukungan sosial yang diterima guru akan
sehingga akan mempengaruhi tujuan berpengaruh mengurangi kejenuhan kerja
organisasi. yang dialaminya. Dengan membandingkan
Salah satu faktor yang tidak kalah guru yang berstatus belum menikah,
penting dalam mempengaruhi kejenuhan cenderung lebih tinggi mengalami
kerja di tempat kerja adalah dukungan kejenuhan kerja dibandingkan dengan yang
sosial, istilah dukungan sosial secara umum berstatus menikah. Hal ini dapat dikaitkan
digunakan untuk mengacu pada penerimaan dengan dukungan sosial yang diperoleh
rasa aman, peduli, penghargaan atau guru pada mereka yang menikah, adanya
bantuan yang diterima seseorang dari orang dukungan dari pasangan akan membantu
lain atau kelompok. Berikut kutipannya : mengurangi kejenuhan kerja yang dialami.
“Social support isgenerally used to refer to Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
the perceivedcomfort, caring, esteem or help dukungan sosial berpengaruh negatif dan
a personreceives from other people or signifikan terhadap kejenuhan kerja pada
groups” (Sarafino, 2006). guru, artinya semakin besar dukungan sosial
Pegawai tidak hanya membutuhkan yang diperoleh akan mengurangi level
dukungan dari atasan saja, tetapi juga kejenuhan kerja yang dialami guru.
membutuhkan dukungan dari sekelilingnya Menurut Smith & Sarafino (2011),
keluarga dan teman kerja, dengan dukungan sosial terbagi menjadi empat
banyaknya tugas yang harus mereka lakukan aspek, dukungan emosional, dukungan
dan juga terkadang harus rela berkerja instrumental, dukungan informasi dan
lembur, maka dari itu dukungan sosial yang dukungan penghargaan.
baik akan membantu untuk meningkatkan Berdasarkan pembahasan diatas,
kinerja pegawai, tetapi apabila kurangnya maka peneliti tertarik untuk mengetahui
dukungan sosial maka akan mempengaruhi bagaimana pengaruh antara lingkungan
kinerja individu tentunya. Kurangnya kerja dan dukungan sosial terhadap
dukungan sosial didalam lembaga maupun kejenuhan kerja, adapun hipotesis dari
dari luar lembaga bisa menjadi penyebab penelitian ini sebagai berikut:
dari kejenuhan kerja (Poerwandari, 2010). 1. H1 : Ada pengaruh antara Lingkungan
Dukungan sosial merujuk pada Kerja terhadap Kejenuhan kerja.
kenyamanan, kepedulian, harga diri, atau H0 : Tidak ada pengaruh antara
segala bentuk bantuan lainnya yang diterima Lingkungan Kerja terhadap Kejenuhan
dari orang lain atau kelompok. Oleh karena kerja
itu, adanya dukungan sosial membuat 2. H1 : Ada pengaruh antara Dukungan
individu merasa yakin bahwa dirinya dicintai, Sosial terhadap Kejenuhan kerja
dihargai sehingga dapat mengurangi gejala H0 : Tidak ada pengaruh antara
kejenuhan kerja yang dialaminya. Sebaliknya Dukungan Sosial terhadap Kejenuhan
tidak adanya dukungan sosial dapat kerja.
menimbulkan ketegangan dan 3. H1 : Ada pengaruh antara Lingkungan
meningkatkan terjadinya kejenuhan kerja Kerja dan Dukungan Sosial terhadap
pada individu (Purba, 2007). Melalui survei Kejenuhan kerja.
dalam penelitian yang pernah dilakukan oleh H0 : Tidak ada pengaruh antara
Purba,Yulianto& Widyanti(2007), yang Lingkungan Kerja dan Dukungan Sosial
meneliti tentang pengaruh dukungan sosial terhadap Kejenuhan kerja.
Lingkungan Kerja dan Dukungan Sosial Terhadap Kejenuhan Kerja 443
(Silvia Angreani)
PSIKOBORNEO | Volume 8 No 3 | June 2020: 441-450

METODE PENELITIAN Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data yang
Desain Penelitian
digunakan adalah metode angket yang
Penelitian yang digunakan adalah
disusun oleh peneliti. Pengumpulan data
penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang
pada penelitian ini menggunakan teknik uji
banyak menggunakan angket, dimulai dari
coba atau try out terpakai. Penelitian ini
pengumpulan data hingga penafsiran
menggunakan skala tipe Likert. Skala Likert
terhadap data serta penampilan data dari
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat
hasilnya (Arikunto, 2010). Penelitian ini
dan persepsi seseorang atau sekelompok
menggunakan rancangan penelitian
orang tentang fenomena sosial (Sugiyono,
deskriptif dan korelasional. Rancangan
2016).
penelitian deskriptif digunakan untuk
mendeskripsikan lingkungan kerja dan
Teknik Analisa Data
dukungan sosial terhadap pegawai PDAM
Analisis data yang dilakukan untuk
Tirta Kencana di Kota Samarinda. Sedangkan
pengolahan data penelitian adalah dengan
penelitian korelasional digunakan untuk
menggunakan analisis regresi linear
mengetahui ada tidaknya dinamika
berganda dan sederhana. Penggunaan
pengaruh antara lingkungan kerja fisik dan
analisis regresi linear berganda bertujuan
dukungan sosial terhadap kejenuhan kerja
untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
pada pegawai PDAM Tirta Kencana Kota
dua variable bebas (lingkungan kerja dan
Samarinda.
dukungan sosial) terhadap satu variable
terikat (kejenuhan kerja), sedangkan analisis
Subjek Penelitian
regresi linear sederhana bertujuan untuk
Subjek dalam penelitian ini 70 orang
mengetahui seberapa besar pengaruh
pegawai PDAM Tirta Kencana, sampel dalam
variabel terikat (kejenuhan kerja) terhadap
penelitian ini menggunakan teknik sampel
satu variable bebas (Sugiyono, 2015). Uji
purposive sampling, dimana teknik
statistik dilakukan dengan bantuan program
penentuan sampel ini sesuai dengan kriteria
komputer SPSS versi 25.
yang diteliti oleh peneliti untuk tujuan
penelitian (Sugiyono, 2016).

HASIL PENELITIAN
Hasil Uji Hipotesis
Tabel 1. Hasil Uji Analisis Regresi Model Penuh
Variabel F Hitung F Tabel R2 P
Lingkungan Kerja (X1)
Dukungan Sosial (X2) 13.286 3.13 0.284 0.000
Kejenuhan Kerja (Y)

Hasil uji regresi model penuh pada pengaruh signifikan yaitu dengan nilai F =
tabel 1 menunjukkan, F hitung > F table yang 13.286, R2 = 0.284 dan P = 0.000. Hal tersebut
artinya yaitu lingkungan kerja dan dukungan bermakna bawah hipotesis mayor dalam
sosial terhadap kejenuhan kerja memiliki penelitian ini diterima.

Lingkungan Kerja dan Dukungan Sosial Terhadap Kejenuhan Kerja 444


(Silvia Angreani)
PSIKOBORNEO | Volume 8 No 3 | June 2020: 441-450

Tabel 2. Hasil Uji Analisis Regresi Model Sederhana


Variabel Beta t Hitung t Tabel P
Lingkungan Kerja (X1)- Kejenuhan Kerja (Y) 0.327 2.796 1.666 0.007
Dukungan Sosial (X2)- Kejenuhan Kerja (Y) 0.294 2.513 1.666 0.014

Berdasarkan tabel 2, diketahui bahwa Hipotesis kedua dalam penelitian ini H1


hipotesis pertama dalam penelitian ini H1 berbunyi, ada pengaruh dukungan sosial
berbunyi, ada pengaruh lingkungan kerja terhadap kejenuhan kerja. Sebaliknya H0
terhadap kejenuhan kerja. Sebaliknya H0 berbunyi, tidak ada pengaruh dukungan
berbunyi, tidak ada pengaruh lingkungan sosial kejenuhan. Berdasarkan hasil uji
kerja terhadap kejenuhan kerja. regresi, diketahui bahwa dukungan sosial
Berdasarkan hasil uji regresi, diketahui berpengaruh terhadap kejenuhan kerja,
bahwa lingkungan kerja berpengaruh dibuktikan dengan koefisien beta (β) = 0.294
terhadap kejenuhan kerja, dibuktikan serta nilai t hitung = 2.513. ˃ t tabel = 1.666
dengan koefisien beta (β) = 0.327 serta nilai dan nilai p = 0.014. (p<0.05) Hal ini
t hitung = 2.796 ˃ t tabel = 1.666 dan nilai p menunjukkan bahwa H1 diterima dan H0
= 0.007 (p< 0.05). Hal ini menunjukkan ditolak.
bahwa H1 diterima dan H0 ditolak.

Hasil Multivariat dan Parsial


Hasil Regresi Multivariat
Tabel 3. Hasil Analisis Regresi Multivariat Model Penuh Aspek-Aspek
Variabel Bebas dengan Aspek-Aspek Variabel Terikat
Aspek F-Hitung F-Tabel R2 P
Lingkungan kerja fisik (X1A), Lingkungan kerja non fisik (X1B),
Dukungan emosional (X2A), Dukungan Instrumental (X2B),
4.680 3.13 0.308 0.001
Dukungan Informasi (X2C), Dukungan Penghargaan (X2D),
terhadap Kelelahan Emosi (Y1A)
terhadap Depersonalisasi (Y1B) 5.088 3.13 0.326 0.000
terhadap Penurunan Prestasi Pribadi (Y1C) 76.748 3.13 0.880 0.000

Berdasarkan hasil regresi multivariat Instrumental (X2B), Dukungan Informasi


tabel 3, dapat diketahui bawah aspek-aspek (X2C), D ukungan Penghargaan (X2D) memiliki
dalam variable X yaitu Lingkungan kerja fisik hubungan yang signifikan dengan
(X1A), Lingkungan kerja non fisik (X1B), Depersonalisasi (Y1B), dan Penurunan
Dukungan Emosional (X2A), Dukungan Prestasi Pribadi (Y1C).

Hasil Regresi Parsial


Tabel 4. Hasil Uji Analisis Regresi Parsial Terhadap Aspek Kelelahan Emosi (Y1A)
Aspek Beta (β) t Hitung t Tabel P
Lingkungan kerja fisik (X1A) 0.553 4.479 1.666 0.000
Lingkungan kerja non fisik (X1B) -0.351 -2.471 1.666 0.016
Dukungan Emosional (X2A) 0.112 0.860 1.666 0.393
Dukungan Instrumental (X2B) 0.191 0.537 1.666 0.593
Dukungan Informasi (X2C) -0.376 -1.132 1.666 0.262
Dukungan Penghargaan (X2D) -0.037 -0.242 1.666 0.810

Lingkungan Kerja dan Dukungan Sosial Terhadap Kejenuhan Kerja 445


(Silvia Angreani)
PSIKOBORNEO | Volume 8 No 3 | June 2020: 441-450

Pada tabel 4, dapat diketahui bahwa lingkungan kerja non fisik (X1B) dengan
faktor lingkungan kerja fisik (X1A) dengan koefesien beta (β)=-0.351 serta nilai t
koefesien beta (β) = 0.553 serta nilai t hitung= -2.471> t tabel = 1.666 dan nilai p=
hitung= 4.479> t tabel = 1.666 dan nilai 0.016, memiliki hubungan negatif yang
p=0.000 memiliki hubungan signifikan signifikan dengan kelelahan emosional
dengan kelelahan emosional (Y1A) dan (Y1A).
Tabel 5. Hasil Uji Analisis Regresi Parsial Terhadap Aspek Depersonalisasi (Y1B)
Aspek Beta (β) t Hitung t Tabel P
Lingkungan kerja fisik (X1A) 0.574 4.713 1.666 0.000
Lingkungan kerja non fisik (X1B) -0.131 -0.935 1.666 0.353
Dukungan Emosional (X2A) 0.127 0.989 1.666 0.327
Dukungan Instrumental (X2B) 0.369 1.050 1.666 0.298
Dukungan Informasi (X2C) -0.531 -1.620 1.666 0.110
Dukungan Penghargaan (X2D) -0.243 -1.603 1.666 0.114

Pada tabel 5, dapat diketahui bahwa = 4.713 > t tabel = 1.666 dan nilai p =0.000
faktor lingkungan kerja fisik (X1A) dengan memiliki hubungan signifikan dengan
koefesien beta (β) =0.574 serta nilai t hitung depersonalisasi (Y1B).
Tabel 6. Hasil Uji Analisis Regresi Parsial Terhadap Aspek Penurunan Prestasi Pribadi (Y1C)
Aspek Beta (β) t Hitung t Tabel P
Lingkungan kerja fisik (X1A) -0.017 -0.334 1.666 0.740
Lingkungan kerja non fisik (X1B) -0.052 -0.884 1.666 0.380
Dukungan Emosional (X2A) -0.098 1.806 1.666 0.076
Dukungan Instrumental (X2B) 0.171 1.149 1.666 0.255
Dukungan Informasi (X2C) 0.796 5.750 1.666 0.000
Dukungan Penghargaan (X2D) -0.007 -0.113 1.666 0.911

Pada tabel 6, dapat diketahui bahwa Berdasarkan hasil penelitian


faktor dukungan informasi (X2C) dengan menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
koefesien beta (β) =0.796 serta nilai t antara lingkungan kerja dan dukungan
hitung= 5.750> t table = 1.666 dan nilai p = sosial terhadap kejenuhan kerja pada
0.000 memiliki hubungan signifikan pegawai PDAM Tirta Kencana diSamarinda
dengan penurunan prestasi (Y1C). dibuktikan dengan hasil uji regresi model
penuh menunjukkan nilai F hitung =13.286 ˃
PEMBAHASAN F tabel = 3.13 dan nilai p = 0.000 (p ˂ 0.05).
Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis dalam
Penelitian ini bertujuan untuk
penelitian ini diterima yaitu lingkungan kerja
mengetahui pengaruh antara lingkungan
dan dukungan sosial terhadap kejenuhan
kerja dan dukungan sosial terhadap
kerja memiliki pengaruh signifikan yaitu
kejenuhan kerja pada pegawai PDAM Tirta
dengan nilai F = 13.286, R2 = 0.284 dan P =
Kencana di Samarinda. Demi mengetahui
0.000 Hal tersebut bermakna bahwa H1
pengaruh tersebut peneliti menentukan 70
diterima. Kontribusi pengaruh Adjusted R
orang, untuk dijadikan sampel dalam
square lingkungan kerja dan dukungan kerja
penelitian ini yang menggunakan
terhadap kejenuhan kerja adalah sebesar
perhitungan statistik dengan hasil penelitian
0.284, hal ini menunjukkan bahwa
sebagai berikut.
lingkungan kerja dan dukungan sosial
berkontribusi sebesar 28.4 persen dalam
Lingkungan Kerja dan Dukungan Sosial Terhadap Kejenuhan Kerja 446
(Silvia Angreani)
PSIKOBORNEO | Volume 8 No 3 | June 2020: 441-450

membentuk kejenuhan kerja pada pegawai pengaruh dukungan sosial terhadap


PDAM Tirta Kencana di Samarinda. kejenuhan kerja pada guru, dengan 159
Selanjutnya, terdapat pengaruh yang responden guru dari 12 sekolah yang ada di
signifikan pada lingkungan kerja terhadap Jakarta, penelitian ini mengukur besarnya
kejenuhan kerja pada PDAM Tirta Kencana di dukungan sosial yang diterima guru akan
Samarinda dibuktikan dengan hasil uji berpengaruh mengurangi kejenuhan kerja
regresi model bertahap menujukan nilai yang dialaminya. Dengan membandingkan
beta (β) = 0.327, t hitung = 2.796 > t tabel = guru yang berstatus belum menikah,
1.666 dan nilai p = 0.007 (p< 0.05). Hal ini cenderung lebih tinggi mengalami
menunjukkan bahwa H1 diterima, dimana kejenuhan kerja dibandingkan dengan yang
kelelahan secara fisik dapat terjadi ketika berstatus menikah. Hal ini dapat dikaitkan
bekerja di luar kantor dan didalam kantor dengan dukungan sosial yang diperoleh
dalam jangka waktu yang lama. guru pada mereka yang menikah, adanya
Hipotesis kedua dalam penelitian ini H1 dukungan dari pasangan akan membantu
berbunyi, ada pengaruh dukungan sosial mengurangi kejenuhan kerja yang dialami.
terhadap kejenuhan kerja pada pegawai Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
PDAM Tirta Kencana di kota Samarinda. dukungan sosial berpengaruh negatif dan
Sebaliknya H0 berbunyi, tidak ada pengaruh signifikan terhadap kejenuhan kerja pada
dukungan sosial kejenuhan kerja pada guru, artinya semakin besar dukungan sosial
pegawai PDAM Tirta Kencana di kota yang diperoleh akan mengurangi level
Samarinda. Berdasarkan hasil uji regresi, kejenuhan kerja yang dialami guru.
diketahui bahwa dukungan sosial Menurut Sunyoto (2015) lingkungan
berpengaruh terhadap kejenuhan kerja pada kerja merupakan komponen yang sangat
pegawai PDAM Tirta Kencana di kota penting ketika karyawan melakukan
Samarinda, dibuktikan dengan koefisien aktivitas bekerja. Dengan memperhatikan
beta (β) = 0.294 serta nilai t hitung = 2.513. ˃ lingkungan kerja yang baik atau
t tabel = 1.666 dan nilai p = 0.014. (p<0.05) menciptakan kondisi kerja yang mampu
Hal ini menunjukkan bahwa H1 diterima, memberikan motivasi untuk bekerja, maka
kurangnya dukungan sosial dapat akan membawa pengaruh terhadap kinerja
mempengaruhi individu. karyawan dalam bekerja. Berdasarkan hasil
Penelitian tentang dukungan sosial uji parsial pada aspek kelelahan emosi,
yang merujuk pada kenyamanan, diketahui bahwa bahwa faktor lingkungan
kepedulian, harga diri, atau segala bentuk kerja fisik (X1A), memiliki hubungan yang
bantuan lainnya yang diterima dari orang signifikan dengan kualitas (Y1A) dan
lain atau kelompok. Oleh karena itu, adanya lingkungan kerja non fisik (X1B) memiliki
dukungan sosial membuat individu merasa hubungan yang negative dan signifikan
yakin bahwa dirinya dicintai, dihargai dengan kualitas (Y1A). Dalam penelitian
sehingga dapat mengurangi gejala yang dilakukan oleh Chao Schwartz, Milton
kejenuhan kerja yang dialaminya. Sebaliknya dan Burge (Badri, 2006) menjelaskan bahwa
tidak adanya dukungan sosial dapat lingkungan yang tidak nyaman akan
menimbulkan ketegangan dan menurunkan tingkat produktivitas maupun
meningkatkan terjadinya kejenuhan kerja moral pegawai, sehingga akan
pada individu (Purba, 2007). mempengaruhi tujuan organisasi.
Hal ini sejalan dengan survei penelitian Dari hasil wawancara yang didapat
yang pernah dilakukan oleh Purba, Yulianto peneliti salah satu subjek yang berinisial IC
dan Widyanti (2007), yang meneliti tentang juga mengatakan yang membuat lelah
Lingkungan Kerja dan Dukungan Sosial Terhadap Kejenuhan Kerja 447
(Silvia Angreani)
PSIKOBORNEO | Volume 8 No 3 | June 2020: 441-450

adalah ketika harus duduk lama di meja yang mempengaruhi pekerja, lingkungan kerja
dipenuhi dengan tumpukan pekerjaan yang sehat dan baik dapat membantu
sepanjang hari terkadang membuat jenuh, produktivitas kerja dan membantu pegawai
bosan dan juga merasa pusing jika menatap dalam menikmati perkerjaan mereka, tetapi
layar komputer dalam waktu lama, selain itu apabila situasi lingkungan kerja tidak baik
juga duduk terlalu lama dengan posisi yang dan tidak mendukung, maka akan
sama dalam waktu lama dapat membuat mempengaruhi pegawai dalam bekerja dan
otot-otot terasa sakit. Dalam penelitian yang juga motivasi untuk bekerja akan menurun.
dilakukan Strek (Badri, 2006), menerangkan Berdasarkan aspek penurunan prestasi
bahwa pegawai mengharapkan adanya pribadi, dapat dilihat bahwa faktor
lingkungan kerja yang nyaman yang bisa dukungan informasi (X2C) memiliki
memanjakan karyawan dalam bekerja. hubungan yang signifikan dengan kualitas
Dalam penelitian yang dilakukan (Y1C). Dalam penelitian yang dilakukan oleh
Sutrisno (2010), lingkungan kerja juga dapat Poerwandri (2010), kurangnya dukungan
diartikan keseluruhan sarana dan prasarana sosial didalam lembaga maupun dari luar
kerja yang ada di sekitar karyawan yang lembaga bisa menjadi penyebab dari
sedang melakukan pekerjaan yang dapat kejenuhan kerja.
mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan, Berdasarkan hasil penelitian yang telah
lingkungan kerja meliputi tempat bekerja, dilakukan maka penelitian ini dapat
fasilitas, pencahayaan, ketenangan, disimpulkan bahwa ada pengaruh antara
termasuk juga hubungan kerja antara orang- lingkungan kerja dan dukungan sosial
orang yang ada di tempat tersebut. terhadap kejenuhan kerja pada pegawai
Berdasarkan aspek depersonalisasi, PDAM Tirta Kencana di Samarinda.
dapat dilihat bahwa faktor lingkungan kerja Peneliti menyadari bahwa peneliti
fisik (X1A) memiliki hubungan negatif yang masih banyak kekurangan dan kelemahan
signifikan dengan kualitas (Y1B). Artinya sehingga masih jauh dari sempurna.
lingkungan kerja fisik mempunyai pengaruh Kelemahan dari penelitian ini adalah kurang
yang tidak searah dengan depersonalisasi. mendapat data subjek secara mendalam
Artinya penurunan lingkungan kerja fisik dikarenakan penelitian ini menggunakan
akan berpengaruh pada peningkatan metode kuantitatif berupa skala. Serta
depersonalisasi, demikian pula sebaliknya penyebaran skala yang tidak bisa secara
apabila lingkungan kerja fisik semakin langsung dilakukan, sehingga peneliti tidak
memadai akan berpengaruh pada mengetahui apakah peneyebaran dilakukan
penurunan depersonalisasi. Penelitian yang benar-benar sesuai target, sehingga di nilai
diakukan Baron dan Greenberg (Katarini, kurang efektif dikarenakan kurang adanya
2011) ada dua faktor yang dipandang pegawasan mengisi skala yang membuat
mempengaruhi munculnya kejenuhan kerja, kurang optimal. Dalam skala ini aitem-aitem
yaitu eksternal dan internal. Adapun salah yang ada dalam skala masih ada beberapa
satu faktor eksternal yang dapat aitem yang dinyatakan gugur, penggunaan
mempengaruhi kejenuhan kerja seseorang skala terpakai yang terdapat kekurangan
berasal dari lingkungan kerja, lingkungan sehingga perlu ditinjau dengan try out
kerja merupakan salah satu penyebab dari terlebih dahulu dan pernyataan aitem yang
keberhasilan dalam melaksanakan suatu masih bersifat umum belum
pekerjaan, tetapi juga dapat menyebabkan menggambarkan spesifik dalam variabel.
suatu kegagalan dalam pelaksanaan suatu Serta penyebaran skala yang tidak diawasi
pekerjaan, karena lingkungan kerja dapat juga kurang mampu menjangkau
Lingkungan Kerja dan Dukungan Sosial Terhadap Kejenuhan Kerja 448
(Silvia Angreani)
PSIKOBORNEO | Volume 8 No 3 | June 2020: 441-450

keseluruhan pegawai yang mengalami dukungan sosial terhadap kejenuhan


kejenuhan kerja atau kurang representatif kerja hendaknya menambah variabel-
dan luas dalam mendapatkan subjek. variabel pendukung dalam penelitian
agar lebih variatif dan dapat mengali
SIMPULAN DAN SARAN faktor lain dari lingkungan kerja dan
dukungan sosial terhadap kejenuhan
Kesimpulan
kerja yang terjadi. Serta dapat melakukan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan
penyebaran skala dengan uji skala
maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
terlebih dahulu sehingga didapatkan
1. Terdapat pengaruh antara lingkungan
skala yang jauh lebih baik.
kerja dan dukungan sosial terhadap
kejenuhan kerja pada pegawai PDAM
DAFTAR PUSTAKA
Tirta Kencana di Samarinda.
2. Terdapat pengaruh antara lingkungan Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian suatu
kerja terhadap kejenuhan kerja pada pendekatan praktik. Jakarta: Rineka
pegawai PDAM Tirta Kencana di Cipta.
Samarinda. Azwar, S. (2013). Metode penelitian.
3. Terdapat pengaruh antara dukungan Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
sosial terhadap kejenuhan kerja pada Badri, M. S. (2006). Manajemen Administrasi
pegawai PDAM Tirta Kencana di Perkantoran Modern. Surabaya:
Samarinda. Erlangga.
Ghozali, I. (2018). Aplikasi analisis
Saran multivariate dengan program IBM SPSS
Beberapa saran yang dapat peneliti 25. Semarang: Badan Penerbit
berikan berkaitan dengan proses dan hasil Universitas Diponegoro.
yang diperoleh dari penelitian ini: Hadi, S. (2015). Metodologi penelitian.
1. Bagi Perusahaan dapat memberikan lebih Yogyakarta: Andi Offset.
banyak lagi informasi terkait pekerjaan Ivancevich, J. M., Konopaske, R., &
atau hal-hal yang berhubungan dengan Matteson, M, T. (2008). Perilaku dan
perusahaan kepada pegawai sehingga manajemen organisasi (jilid 2). Jakarta:
kedepannya dapat membantu kinerja Erlangga.
pegawai dan memberikan dukungan Katarini, R. (2011). Kejenuhan Kerja Pada
sosial yang dapat membantu dan Karyawan di Tinjau dari Persepsi Budaya
mencegah pegawai dari mengalami Organisasi dan Motivasi Intrinsik di PT.
kejenuhan kerja. Krakatau Stell. Universitas Sebelas
2. Bagi Pegawai dapat melakukan kegiatan Maret, Surakarta.
yang menyenangkan saat bekerja seperti Mangkunegara, P. (2009). Manajemen
mendengarkan musik sambil bekerja, sumber daya manusia perusahaan
melakukan perengangan saat bekerja, (cetakan ke-9). Bandung: PT. Remaja
menciptakan suasana baru di meja kerja Rosdakarya.
dengan mendekorasinya, melakukan Maslach, C., Jackson., & Susan, E. (2011). The
sharring dengan rekan kerja dan terus meassurement of experienced
berpikir positif agar dapat membantu burnout. Journal of Occupational
terhindar dari kejenuhan kerja. Behavior. 2 (2), 99-113.
3. Bagi Peneliti, saran bagi peneliti yang ingin Poerwandri, K. (2010). Mengatasi kejenuhan
meneliti mengenai lingkungan kerja dan kerja di tempat kerja. Jakarta.

Lingkungan Kerja dan Dukungan Sosial Terhadap Kejenuhan Kerja 449


(Silvia Angreani)
PSIKOBORNEO | Volume 8 No 3 | June 2020: 441-450

Purba, J., Yulianto, A., & Widyanti, E. (2007). Sedarmayanti. (2011). Tata kerja dan
Pengaruh dukungan sosial terhadap produktivitas kerja. Bandung: Mandar
kejenuhan kerja pada guru. Dosen Maju.
Fakultas Psikologi Universitas Sugiyono. (2016). Metode penelitian
Indonusa Esa Unggul, Jakarta. kuantitatif, kualitatif, dan D&D
Santoso, S. (2018). Menguasai statistik (cetakan ke-23). Bandung: Alfabeta.
dengan SPSS 25. Jakarta: PT. Elex Sutrisno, E. (2010). Manajemen sumber daya
Media Komputindo. manusia. (edisi 1, cetakan ke-2).
Sarafino, E. P., & Smith, T. W. (2012). Health Jakarta: Prenada Media Group.
Psychology: Biopsychosocial Widarjono, A. (2015). Analisis multivariat
Interactions. University of Colorado, terapan. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
New Jersey. Winarsunu, T. (2010). Statistika dalam
penelitian psikologi dan pendidikan.
Malang: UMM Press.

Lingkungan Kerja dan Dukungan Sosial Terhadap Kejenuhan Kerja 450


(Silvia Angreani)

You might also like