Professional Documents
Culture Documents
Correspondence:
Lia Aprilinda
Faculty of Psychology, Mercu Buana University Yogyakarta, Indonesia
Email: lia.aprilinda@gmail.com
Abstract Abstrak
Employees are expected to have work engagement to be able to Karyawan diharapkan memiliki keterikatan kerja untuk dapat
increase good work productivity and be able to compete. This meningkatkan produktivitas kerja yang baik dan mampu
study aims to determine the effect of job crafting training to bersaing. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh
increase work engagement on employees of PT. STI. The subjects pelatihan job crafting untuk meningkatkan keterikatan kerja
of this study were 20 employees divided by 10 employees in the pada karyawan PT. STI. Subjek penelitian ini berjumlah 20
experimental group and 10 employees in the control group karyawan yang dibagi secara random dalam kelompok
randomly. The research method uses a quasi-experimental design eksperimen dan kontrol. Metode penelitian menggunakan
with a pretest-posttest control group design. Job engagement quasi eksperimen dengan desain pretes-posttest control group
was measured using the Utrecht Work Engagement Scale design. Keterikatan kerja diukur menggunakan Utrecht Work
(UWES) and the Job Crafting Scale. The data analysis technique Engagement Scale (UWES) dan Job Crafting Scale. Teknik
used independent sample t test and paired sample t test. From analisis data menggunakan independent sample t test dan
the results of the independent sample t test analysis, the t value paired sample t test. Dari hasil anlisis independent sample t test
was -3.227 (p <0.05) between the posttest average results of the didapatkan nilai t sebesar -3,227 (p<0,05) antara hasil rerata
experimental group of 56.9 and the control group's mean of 47.6. posttest kelompok eksperimen sebesar 56,9 dengan rerata
While the results of the analysis of the paired sample t test with kelompok kontrol sebesar 47,6. Sedangkan hasil analisis paired
a t value of -7.271 (p <0.05) with a pretest of 44.9 and a posttest sample t test dengan nilai t sebesar -7,271 (p<0,05) dengan
of 56.9. This indicates that there is a significant difference in the pretest sebesar 44,9 dan posttest sebesar 56,9. Hal ini
scores between the pretest and posttest of the experimental menunjukkan bahwa terdapat perbedaan nilai yang signifikan
group. This means that job crafting training is effective in antara pretest dan posttest kelompok eksperimen. Hal ini
increasing employee engagement. berarti bahwa bahwa pelatihan job crafting efektif untuk
meningkatkan keterikatan kerja karyawan.
Keyword : Work Engagement, Job Crafting Training Kata Kunci : Keterikatan Kerja, Pelatihan Job Crafting
500
social job resources, dan challenging job dan sesudah diberi perlakuan. Data penelitian
demands. Peneliti melakukan uji coba kembali ini dianalisis menggunakan tes parametrik jika
pada skala, didapati 20 aitem yang valid dengan data terdistribusi normal dan homogen. Uji
koefisien cronbach’s aplha sebesar 0,884. normalitas pada penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan saphiro-wilk dengan p >
Analisis Data 0,05.
Peneliti menggunakan teknik analisis
independent sample t-test dan paired sample t- HASIL PENELITIAN
test. Teknik independent sample t-test Uji normalitas pada penelitian ini
digunakan untuk mengetahui perbedaan mean menggunakan teknik Shapiro Wilk dari
antara kedua kelompok dan membandingkan program SPSS. Kriteria pengujian yang
tingkat keterikatan kerja sebelum dan sesudah digunakan adalah jika p > 0,05 maka sebaran
diberikan perlakuan antar dua kelompok. data dikatakan normal, sedangkan jika p < 0,05
Sedangkan teknik paired sample t-test, dengan maka sebaran data dikatakan tidak normal.
tujuan untuk membandingkan data keterikatan
kerja masing-masing kelompok saat sebelum
Berdasarkan hasil uji normalitas pada sample t test yang membandingkan hasil
independent sample t test diperoleh skor 0,700. pretest dan posttest kelompok eksperimen
Kaidah yang digunakan dalam analisis ini adalah diperoleh hasil p = 0,803 menunjukkan bahwa
data dikatakan normal apabila Sig.>0,05, p > 0,05. Berdasarkan hasil tersebut maka data
artinya sampel yang digunakan mampu pada uji normalitas terdistribusi dengan
mewakili populasi. Untuk uji normalitas paired normal.
Pengambilan keputusan dalam uji nilai Sig. 0,219 > 0,05. Nilai signifikansi (Sig.)
homogenitas ini menggunakan kaidah uji jika p pada pretest dan posttest KE sebesar 0,422 >
> 0,05 artinya variasi nilai dalam suatu 0,05. Maka berdasarkan kaidah uji
kelompok dapat dikatakan homogen. Tabel di homogenitas, dapat disimpulkan bahwa variasi
atas menunjukkan nilai signifikansi (Sig.) pada posttest KE dan KK serta variasi pretest-
posttest KE dan KK sebesar 0,219 yang mana posttest KE adalah homogen.
Pengambilan keputusan dalam uji pelatihan job crafting. Ditunjukan dengan hasil
independent sampe t test adalah dengan analisis independent sample t test diperoleh
(p<0,05), maka dapat diasumsikan ada nilai t sebesar 3,227 (p<0,05). Selanjutnya dari
perbedaan nilai antara kelompok ekseperimen hipotesis kedua hasil pengujian paired sample t
dan kelompok kontrol. Uji independent sampe t test untuk mengetahui pretest dan posttest
test menunjukan nilai t sebesar -3,227 dengan keterikatan kerja kelompok eksperimen
taraf signifikasni sebesar 0,005<0,05 artinya diperoleh hasil signifikansi sebelum dan
terdapat perbedaan antara kelompok sesudah pelatihan job crafting dengan nilai t
eksperimen dan kelompok kontrol. Sementara sebesar 7,271 (p<0,05). Dapat disimpulkan
itu uji paired sample t test menunjukan nilai t bahwa ada perubahan pada kelompok
sebesar -7,271 dengan taraf signifikansi eksperimen antara sebelum dan sesudah
0,000<0,05 artinya terdapat perbedaan nilai pelatihan job crafting dimana tingkat
sebelum dan seduah diberikan pelatihan pada keterikatan kerja lebih tinggi setelah diberikan
kelompok eksperimen. pelatihan job crafting.
Berdasarkan hasil tersebut, maka dua Tims et al., (2012) mengemukakan bahwa
hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini job crafting adalah perubahan yang dilakukan
diterima. Sebagai kesimpulannya pertama dengan cara memodifikasi tugas untuk dapat
terdapat perbedaan tingkat keterikatan kerja menyelesaikan tuntutan pekerjaan
antara kelompok eksperimen dan kelompok berdasarkan kemampuan dan kebutuhan
kontrol. Tingkat keterikatan kerja pada pribadi. Perubahan yang dapat dilakukan
kelompok eksperimen yang teleh diberikan antara lain adalah cara berinteraksi kepada
pelatihan job crafting lebih tinggi dari pada rekan kerja, memperbaiki kesesuaian individu
kelompok kontrol yang tidak diberikan dengan tugas dan pekerjaannya. Job crafting
perlakuan. Kedua terdapat perbedaan dapat dilakukan dengan baik jika adanya
keterikatan kerja pada kelompok eksperimen keinginan kuat dalam diri karyawan untuk
sebelum dan sesudah mengikuti pelatihan job menemukan makna positif yang berarti dalam
crafting. Tingkat keterikatan kerja pada pekerjaan yang dilakukannya, serta
kelompok eksperimen sesudah mengikuti membangun identitas yang positif dalam
pelatihan lebih tinggi dari pada sebelum organisasi dimana dirinya bekerja. Job crafting
mengikuti pelatihan.Dari hasil penjelasan berhubungan secara positif dengan
tersebut, maka dapat dikatakan bahwa keterikatan kerja. Karyawan yang mampu
pelatihan job crafting efektif untuk melakukan job crafting, akan memiliki
meningkatkan keterikatan kerja karyawan. keterikatan kerja yang baik. Karyawan sangat
antusias dengan pekerjaan yang ada dan
PEMBAHASAN merasa bersemangat saat mengerjakan tugas
(Arnold B. Bakker et al., 2016).
Berdasarkan hasil data diketahui bahwa
Peran organisasi dalam membantu
hipotesis pertama yang diajukan dalam
karyawan mengubah pekerjaan sesuai dengan
penelitian diterima, yaitu tingkat keterikatan
diri karyawan dapat menjadi alternatif yang
kerja karyawan setelah diberikan pelatihan job
berharga bagi karyawan untuk menjalankan
crafting lebih tinggi pada kelompok
pekerjaannya. Hal ini dapat dilakukan dengan
eksperimen dari pada tingkat keterikatan kerja
aktivitas job crafting yang dilakukan karyawan
kelompok kontrol yang tidak diberikan
DOI: http://dx.doi.org/10.30872/psikostudia.v11i3.8345 505
PSIKOSTUDIA: Jurnal Psikologi | Volume 11 No. 3 | September 2022: 500-508
untuk mengubah karakteristik pekerjaan. menunjukkan bahwa job crafting dapat menjadi
Aktivitas job crafting ini dapat membantu strategi bagi karyawan untuk menghadapi
karyawan untuk membentuk tugas, lingkungan perubahan organisasi. Karyawan dapat
atau pola pikir karyawan agar terciptanya mengurangi tuntutan pekerjaan dengan
kondisi kerja yang lebih berarti bagi diri merubah strategi kerja dan mencari sumber
karyawan sendiri. tantangan baru.
Karyawan yang melakukan job crafting Hasil penelitian ini didukung juga dengan
berarti juga beradaptasi cepat terhadap hasil evaluasi perilaku yang dilakukan satu
perubahan di tempat kerja, dan dianggap minggu setelah pelatihan selesai dilaksanakan.
membantu kesuksesan dalam strategi untuk Evaluasi perilaku ini dilakukan dengan metode
pengembangan organisasi (Lee & Lee, 2018) observasi yang dilakukan oleh atasan secara
Penyebab meningkat atau menurunnya job langsung dan wawancara yang dilakukan
crafting terhadap keterikatan kerja ini peneliti dengan atasan langsung mengenai
dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti dampak dari pelatihan job crafting pada
perilaku job crafting yang dilakukan oleh rekan karyawan yang mengikuti pelatihan tersebut.
kerjanya. Karyawan akan meniru job crafting Dari hasil observasi yang dilakukan oleh atasan
yang dilakukan oleh karyawan lain dan secara menunjukkan bahwa terdapat perubahan
tidak langsung memengaruhi keterikatan kerja perilaku ke arah yang lebih positif pada para
satu sama lain (Arnold B. Bakker et al., 2016). karyawan yang mengikuti pelatihan.
Ketika karyawan membuat lingkungan kerja Hal tesebut ditunjukkan dengan kinerja
mereka dengan meminta dukungan, umpan karyawan yang semakin bersemangat dalam
balik, atau dengan mencoba mempelajari hal- bekerja, lebih antusias dalam menyelesaikan
hal baru di tempat kerja, rekan kerja mereka pekerjaan, hal yang terlihat jelas itu saat
cenderung membuat lingkungan mereka karyawan diberikan pekerjaan tambahan tidak
dengan cara yang sama. mengeluh dan bahkan adan beberapa
Hasil penelitian yang dilakukan Umaya et karyawan justru meminta adanya tambahan
al., (2020) pelatihan job crafting merupakan pekerjaan lain diluar pekerjaan yang biasa
alternatif penting dalam mengatasi kebosanan dilakukan. Pelatihan yang telah dilakukan
kerja. Penelitian ini sejalan dengan penelitian dirasa bermanfaat oleh perusahaan. Namun
yang dilakukan oleh Singh & Singh (2018) yang penelitian ini memiliki keterbatasan, dimana
menjelaskan bahwa job crafting merupakan dalam penentuan subjek penelitian tidak
perubahan proaktif di dalam pekerjaan dispesifikasikan pada divisi tertentu, sehingga
seseorang melalui penyeimbangan antara sesi-sesi dalam penelitian ini lebih umum dan
tuntutan pekerjaan dan sumber daya yang ada, dapat mengurangi efektivitas dari pelatihan
karyawan yang memiliki sikap proaktif yang telah dilakukan. Selain itu dengan adanya
cenderung menghindari atau mengurangi hal- keterbatasan waktu dalam melakukan
hal dapat menghindari terjadinya penurunan penelitian, peneliti tidak melakukan
kinerjanya. Karyawan yang terlibat dalam pengukuran lanjutan (follow up) setelah
pelatihan job crafting mampu meningkatkan dilakukannya pelatihan, sehingga penelitian ini
dan mengembangkan sumber daya yang tidak dilakukan evaluasi hasil yang membuat
dimiliki serta memanfaatkan sumber daya yang penelitian ini tidak dapat dijelaskan efek jangka
ada dalam organisasi (Hobfoll, 1989; Dalam panjang dari pelatihan ini.
Cheng & Yang (2018). Penelitian yang dilakukan
oleh Salim et al., (2020) bahwa Pelatihan job KESIMPULAN
crafting efektif digunakan untuk menurunkan Berdasarkan hasil penelitian yang
burnout pada karyawan. Dari hasil penelitian dilakukan pada karyawan PT. STI, pelatihan job
yang dilakukan oleh Petrou et al., (2015) crafting efektif untuk meningkatkan
506 PSIKOSTUDIA: Jurnal Psikologi
Pelatihan Job Crafting Sebagai Solusi Meningkatkan Keterikatan Kerja Karyawan Perusahaan Finansial Teknologi
(Lia Aprilinda, Alimatus Sahrah)
keterikatan kerja. Disimpulkan bahwa adanya Bakker, A B, & Demerouti, E. (2008). Towards a
perbedaan tingkat keterikatan kerja antara Model of Work Engagement. Career
kelompok eksperimen yang diberikan pelatihan Development Internasional, 13(3), 209–
job crafting dengan kelompok kontrol yang 223.
tidak diberikan pelatihan job crafting, dimana https://doi.org/10.1108/136204308108704
keterikatan kerja kelompok eksperimen yang 76
diberikan pelatihan job crafting lebih tinggi Bakker, A. B, Tims, M., & Derks, D. (2012).
daripada keterikatan kerja kalompok kontrol Proactive Personality and Job
yang tidak diberikan pelatihan job crafting. Performance: The Role of Job Crafting
Selain itu hasil penelitian ini menunjukkan and Work Engagement. Human Relations,
terdapat perbedaan tingkat keterikatan kerja 65(10), 1359–1378.
pada kelompok eksperimen antara sebelum https://doi.org/10.1177/0018726712453471
dan setelah diberikannya pelatihan job crafting Bakker, Arnold B., Rodríguez-Muñoz, A., &
yaitu tingkat keterikatan kerja pada kelompok Vergel, A. I. S. (2016). Modelling Job
eksperimen lebih tinggi setelah diberikan Crafting Behaviours: Implications for
pelatihan job crafting. Work Engagement. Human Relations,
Adapun saran bagi peneliti selanjutnya 69(1), 169–189.
yang akan meneliti mengenai keterikatan kerja https://doi.org/10.1177/0018726715581690
pada suatu perusahaan, sebaiknya dapat Berg, J. M., Dutton, J. E., & Wrzesniewski, A.
mengambil subjek penelitian dari divisi yang (2013). Job Crafting and Meaningful
sama dan dapat melakukan evaluasi pelatihan Work. Purpose and Meaning in The
dan pengukuran lanjutan terhadap peserta Workplace, 81–104.
pelatihan agar dapat memberikan gambaran Chen, C. Y., Yen, C. H., & Tsai, F. C. (2014). Job
evektivitas dari pelatihan yang diberikan dapat Crafting and Job Engagement: The
terlihat jelas. Peneliti selanjutnya dapat Mediating Role of Person-Job Fit.
melakukan pengukuran lanjutan (follow up) International Journal of Hospitality
setelah dilakukannya pelatihan, sehingga Management, 37, 21–28.
penelitian ini tidak dilakukan evaluasi hasil yang https://doi.org/10.1016/j.ijhm.2013.10.006
membuat penelitian ini tidak dapat dijelaskan Cheng, J., C., & Yang, Y., O. (2018). Hotel
efek jangka panjang dari pelatihan ini. Employee Job Crafting, Burnout, and
Satisfaction: The Moderating Role of
DAFTAR PUSTAKA Perceived Organizational Support.
International Journal Of Hospital
Agusta, R., & Sahrah, A. (2020). Pengaruh
Management, 72, 78–85.
Sistem Reward Terhadap Work
https://doi.org/10.1016/j.ijhm.2018.01.005
Engagement di PT. X dengan Keadilan
Hafiz, M., & Kurniawan, I. N. (2018). Peran
Prosedural Sebagai Variabel Kontrol.
Kebersyukuran Terhadap Work
Psikostudia Jurnal Psikologi, 9(2), 134–142.
Engagement Pada Pegawai Aparatur Sipil
https://doi.org/10.30872/psikostudia.v9i2.
Negara Kabupaten Sintang Provinsi
3911
Kalimantan Barat. Khazanah: Jurnal
Azizah, R., & Ratnaningsih, I. Z. (2018).
Mahasiswa, 11(2), 1–9.
Hubungan Antara Job Crafting Dengan
https://journal.uii.ac.id/khazanah/article/v
Keterikatan Kerja Pada Karyawan
iew/16685
Generasi Y di Kantor Pusat PT. Bank
Harju, L. K., Hakanen, J. J., & Schaufeli, W. B.
Bukopin, Tbk Jakarta. Jurnal Empati, 7(2),
(2016). Can Job Crafting Reduce Job
167–173.
Boredom And Increase Work
https://doi.org/10.14710/empati.2018.2167
Engagement? A Three-Year Cross-Lagged
9
DOI: http://dx.doi.org/10.30872/psikostudia.v11i3.8345 507
PSIKOSTUDIA: Jurnal Psikologi | Volume 11 No. 3 | September 2022: 500-508
Panel Study. Journal of Vocational Schaufeli, W., & Bakker, A. (2004). UWES,
Behavior, 95–96(July), 11–20. Utrecht Work Engagement Scale
https://doi.org/10.1016/j.jvb.2016.07.001 Preliminary Manual Version 1.1.
Latipun. (2017). Psikologi Eksperimen (Edisi 3). Occupational Health Psychology Unit
UMM Press. Utrecht University.
Lee, J. Y., & Lee, Y. (2018). Job Crafting and Tims, M., Bakker, A. B., & Derks, D. (2012).
Performance: Literature Review and Development and Validation of The Job
Implications For Human Resource Crafting Scale. Journal of Vocational
Development. Human Resource Behavior, 80(1), 173–186.
Development Review, 17, 277–313. https://doi.org/10.1016/j.jvb.2011.05.009
Mewengkang, M., & Panggabean, H. (2016). Tims, M., Bakker, A. B., & Derks, D. (2015). Job
Work Engagement Karyawan MRN Crafting and Job Performance: A
Terhadap Implementasi Aplikasi Data Longitudinal Study. European Journal of
Analisis SDM. Jurnal Ilmiah Psikologi Work and Organizational Psychology,
Manasa, 5(1), 1–14. 24(6), 914–928.
Petrou, P., Demerouti, E., & Schaufeli, W. B. https://doi.org/10.1080/1359432X.2014.96
(2015). Job Crafting in Changing 9245
Organizations: Antecedents and Umaya, F., Maulina, R., & Budiharto, S. (2020).
Implications for Exhaustion and Job Crafting dan Kebosanan Kerja
Performance. Journal of Occupational Karyawan. Gadjah Mada Journal of
Health Psychology, 21(3), 283–283. Professional Psychology, 6(2), 165–176.
https://doi.org/10.1037/ocp0000032 https://doi.org/10.22146/gamajpp.57576
Rahman, U. U., Rechman, C. A., Imran, M. K., & Van, D. H., Demerouti, E., & Peeters, M. C. W.
Aslam, U. (2017). Does Team Orientation (2015). The Job Crafting Intervention:
Metter? Linking Work Engagement and Effects on Job Resources, Self-Efficacy
Relational Psyhcologcal Contract with and Affective Well-Being. Journal of
Performance. Journal of Managerial Occupational and Organizational
Pschology, 36(9), 1102–1113. Psychology, 88, 511–532.
Salim, A., Prihartanti, N., & Dwityanto, A. Wrzesniewsk, A., & Dutton. (2001). Crafting a
(2020). Pelatihan Job Crafting sebagai job: Revisioning Employees as Active
Solusi Burnout pada Karyawan. Jurnal Crafters of Their Work. Academy of
Ilmiah Psikologi Terapan, 8(2), 177–199. Management Review, 26(2), 179–201.
https://doi.org/10.22219/jipt.v8i2.13557 https://doi.org/10.5465/AMR.2001.437801
Schaufeli, W. B., Shimazu, A., Hakanen, J., 1
Salanova, M., & Witte, H. D. (2017). An Yuwanto, L. (2014). Self leadership dan work
Ultra-Short Measure for Work engagement. Ubaya.Ac.Id.
Engagement; The UWES-3 Validation http://www.ubaya.ac.id/2014/archi
Across Five Countries. Europian Journal of ve/articles/index.html
Psychological Assesment.