You are on page 1of 9

Volume 8, Nomor 2, Agustus 2023 Syokumawena1, Devi Mediarti2, Putri Ramadhana3

PERAWATAN LUKA METODE MOIST WOUND HEALING PADA


PASIEN DIABETES MELITUS TIPE II DENGAN MASALAH
GANGGUAN INTEGRITAS JARINGAN: STUDI KASUS
1 2 3
Syokumawena , Devi Mediarti , Putri Ramadhani

Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Palembang1,2,3


wena@poltekkespalembang.ac.id¹
devi@poltekkespalembang.ac.id²
putriramadhani@student.poltekkespalembang.ac.id3

DOI: https://doi.org/10.36729/jam.v8i1

ABSTRAK
Latar belakang Diabetes Melitus adalah penyakit metabolik yang disebabkan karena masalah pada
tubuh dalam memproduksi insulin. Pada pasien diabetes melitus yang memiliki kadar gula darah
tinggi bisa menyebabkan timbulnya ulkus.Ulkus diabetes merupakan kejadian luka yang timbul pada
penderita diabetes melitus akibat dari gangguan pembuluh darah kecil dan gangguan pembuluh darah
besar. Tujuan: melakukan perawatan luka dengan metode moist wound healing pada pasien diabetes
melitus tipe II dengan masalah gangguan integritas jaringan. Metode: Desain penelitian ini
menggunakan metode kualitatif dalam bentuk studi kasus dengan pendekatan proses keperawatan
yang terdiri dari pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi serta
dokumentasi. Studi kasus ini memfokuskan perawatan luka dengan mengajarkan perawatan luka dan
pemberian pendidikan kesehatan tentang diabetes melitus. Subjek studi kasus berjumlah 2 pasien
diabetes melitus tipe II dengan masalah gangguan integritas jaringan Hasil: Hasil penelitian
menunjukan pemberian tindakan keperawatan luka dengan metode moist wound healing berpengaruh
secara efektif untuk penyembuhan luka. Saran: Perawatan luka metode moist wound healing efektif
digunakan dalam mempercepat penyembuhan luka pada diabetes melitus tipe II.

Kata Kunci: diabetes melitus, integritas jaringan


.
ABSTRACT
Background Diabetes Mellitus is a metabolic disease caused by problems in the body producing
insulin. In diabetes mellitus patients who have high blood sugar levels can cause ulcers. Diabetic
ulcers are the incidence of wounds that arise in people with diabetes mellitus as a result of small blood
vessel disorders and large blood vessel disorders. The general objective of this research is to perform
wound care using the moist wound healing method in patients with type II diabetes mellitus with
impaired tissue integrity. The specific objective is to implement wound care nursing with the moist
wound healing method, teach wound care methods, and educate on infection prevention. Methods:
The research design used qualitative methods in the form of case studies with a nursing process
approach consisting of assessment, nursing diagnoses, planning, implementation, evaluation and
documentation. This case study focuses on wound care by teaching wound care and providing health
education about diabetes mellitus. Case study subjects were 2 patients with type II diabetes mellitus
with impaired tissue integrity. Results: The results of the study show that providing wound care with
the moist wound healing method has an effective effect on wound healing. Suggestion: Moist wound
healing method of wound care is effective in accelerating wound healing in type II diabetes mellitus.

Keywords: Diabetes Mellitus, impaired tissue integrity

Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 312


Volume 8, Nomor 2, Agustus 2023 Syokumawena1, Devi Mediarti2, Putri Ramadhana3

PENDAHULUAN meggunakan perawatan Mosit Wound


Healing dengan metode alginate,
Diabetes mellitus adalalah
metcovazin, foam, hydrocolloid dan
gangguan metabolisme yang secara
hydrogel. Berdasarkan hasil penelitian
genetik dan klinis termasuk heterogen
yang telah dilakukan perawatan luka
dengan manifestasi berupa hilangnya
menggunakan Moist Wound Healing lebih
toleransi karbohidrat, jika telah
efektif dibandingkan NaCl 0,9% + madu
berkembang penuh secara klinis maka
asli (Riani et al., 2017).
diabetes mellitus ditandai dengan
Penatalaksanaan pada diabetes
hiperglikemia puasa dan postprandial,
melitus tipe II ada dua cara, yaitu secara
aterosklerosis dan penyakit vaskular
farmakologis dan non farmakologis.
mikroangiopati (Dengan & Integritas,
Terapi farmakologis terdiri dari pemberian
2020).
obat dalam bentuk oral dan bentuk
Diabetes melitus atau di Indonesia
suntikan. Sedangkan terapi non
lebih dikenal dengan istilah kencing manis
farmakologis terdiri dari perubahan gaya
adalah suatu gangguan atau penyakit yang
hidup dengan mengatur pola makan yaitu
disebabkan oleh kenaikan gula darah
diet, meningkatkan aktivitas berolahraga,
akibat penurunan sekresi insulin atau
edukasi serta perawatan luka diabetes.
ketidakseimbangan tubuh dalam produksi
(Sukmawati,dwi., 2019).
glukosa hepar dan hiperglikemia, karena
Data International Diabates
defisiensi insulin komplet yang jarang
Federation (IDF) (2015) menyatakan
terjadi, ketoasidosis jarang terjadi pada
bahwa prevalensi penyandang DM di
bentuk diabetes ini. (Subandi & Sanjaya,
dunia pada tahun 2015 sebanyak 415 juta
2020).
jiwa dan diperkirakan akan bertambah
Menurut Riani et al, pada tahun
pada tahun 2040 dengan kenaikan yang
2017, tentang “Perbandingan Efektivitas
signifikan yakni sebanyak 642 juta jiwa
Perawatan Luka Modern “Moist Wound
Healing” dan Terapi Komplementer “NaCl penyandang DM. Indonesia sendiri masuk
dalam 10 besar Negara yang memiliki
0,9% + madu asli” Terhadap
penyandang DM, dan menempati urutan ke
Penyembuhan Luka Kaki Diabetik Derajat
7 dari ke 10 Negara dengan jumlah yang
II di RSUD Bangkinang”. Penelitian ini
dilakukan pada 20 orang yang sangat banyak yaitu 10 juta jiwa
penyandang DM. Prevalensi DM di
menggunakan perawatan luka dengan
Indonesia pada 2013 yakni sebanyak 6.9 %
NaCl 0,9% + madu asli dan 10 orang
sedangkan pada tahun 2018 mengalami

Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 313


Volume 8, Nomor 2, Agustus 2023 Syokumawena1, Devi Mediarti2, Putri Ramadhana3

kenaikkan sebanyak 8,5 % (Riset deformitas kaki, iskemik, infeksi, edema,


Kesehatan Dasar, 2018). Prevalensi di dan kalus. Sehingga tidak jarang pada
Sulawesi Utara sendiri yaitu sebanyak penderita diabetes melitus yang sudah
2,4% atau dengan jumlah 40.772 jiwa dan parah akan menjalani amputasi karena
pada tahun 2018 naik sekitar 2,9% sampai terjadi pembusukan atau ulkus. Ulkus
dengan 3.0 % dan menempati urutan ke 4 diabetes merupakan kejadian luka yang
menurut provinsi yang paling banyak timbul pada penderita diabetes melitus
penyandang DM (Mamesah et al., 2019). akibat dari gangguan pembuluh darah kecil
Menurut hasil Riskesdas bahwa dan gangguan pembuluh darah besar
Diabetes Melitus dari tahun 2013-2018 di (Malita Sari, 2018).
dapatkan pada tahun 2013 berjumlah 6,9% Berdasarkan manifestasi tersebut
dan pada tahun 2018 berjumlah 8,5% masalah keperawatan yang sering muncul
(Riskesdas, 2018), sedangkan di Provinsi pada diabetes melitus yaitu resiko
Sumatra Selatan, tercatat dari tahun 2016- ketidakstabilan kadar glukosa
2017 mengalami peningkatan. Pada tahun darah,gangguan integritas kulit,defisit
2016 sebesar 45% dan pada tahun 2017 nutrisi,defisit pengetahuan,nyeri dan
sebesar 55% (Dinkes Prov Sumsel, 2017). mobilitas fisik. Salah satu masalah yang
Menurut data Dinas Kota Palembang menjadi penanganan khusus adalah
jumlah penderita Diabetes Mellitus Pada gangguan integritas kulit atau jaringan.
tahun 2017 sebanyak 33.676 kasus gangguan integritas kulit atau jaringan
penderita Diabetes Melitus dan pada tahun yang memicu timbulnya ulkus diabetik.
2018 sebanyak 49.432 kasus Diabetes Munculnya ulkus diabetik tersebut
Mellitus (Dinkes Prov Sumsel, 2018). menimbulkan gangguan fisik maupun
Berdasarkan data Rekam Medis di psikis terhadap pasien seperti nyeri kaki,
Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang intoleransi aktivitas, gangguan pola tidur,
tahun 2020 didapatkan sebanyak 329 jiwa cemas, penyebaran infeksi, dan lain-lain.
dengan kasus Diabetes Melitus dan Selain itu komplikasi dari DM adalah
sebanyak 2 kasus ganggren (Rekam Medis neuropati, berupa berkurangnya sensasi di
RS Muhammadiyah Palembang, 2020). kaki dan sering dikaitkan dengan luka pada
Pada pasien diabetes melitus yang kaki (Kustianingsih, 2016).
memiliki kadar gula darah tinggi bisa Luka diabetes (diabetic ulcers)
menyebabkan timbulnya ulkus yang sering kali disebut diabetics foot
disebabkan karena adanya neuropati, ulcersluka neuropati, luka diabetik
trauma, penyakit arterial, tekanan dan neuropath (Maryunani, 2013). Luka

Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 314


Volume 8, Nomor 2, Agustus 2023 Syokumawena1, Devi Mediarti2, Putri Ramadhana3

diabetes atau neuropati adalah luka yang METODE PENELITIAN


terjadi pada pasien yang diabetik Metode studi kasus ini
melibatkan gangguan pada saraf perifer menggunakan desain deskriptif dengan
dan otonomik.Kondisi hiperglikemia yang pendekatan proses keperawatan. Penelitian
lama pada pasien DM menyebabkan ini dilakukan pada tanggal 11 April 2022
arteroskelosis, penebalan membrane sampai dengan 15 April 2022. Jumlah
basalis dan perubahan pada saraf perifer sample yang digunakan sebanyak 2 orang
(Devi et al., 2019). dengan waktu pemberian tindakan selama
Hal terpenting dalam asuhan 3 hari berturut-turut. Penelitian dilakukan
keperawatan pada pasien diabetes melitus di Rumah Sakit Muhammadiyah
dengan gangguan integritas kulit adalah Palembang. Penelitian ini bertujuan untuk
dengan melakukan perawatan luka. menerapkan implementasi keperawatan
Perawatan Luka merupakan perawatan luka moist wound healing pada
mengidentifikasi dan meningkatkan pasien diabetes melitus tipe II dengan
penyembuhan luka serta mencegah gangguan integritas kulit di Rumah Sakit
terjadinya komplikasi luka (PPNI, 2018). Muhammadiyah Palembang. Prosedur
Hal ini didukung oleh penelitian pengumpulan data dilakukan mulai dari
yang dilakukan oleh (An, 2021) bahwa pengkajian, menentukan diagnosa
secara keseluruhan informan mengetahui keperawatan, intervensi dan melakukan
pengkajian pada pasien dengan Luka tindakan keperawatan perawatan luka
Diabetikum (Gangren) yaitu kondisi dari moist wound healing selama 3 hari
luka itu sendiri meliputi lokasi dan letak berturut-turut dengan waktu kurang lebih
luka, bentuk dan ukuran luka, stadium 30 menit dan dilanjutkan dengan evaluasi.
luka, serta tingkat infeksi (An, 2021). Sebelum responden dilakukan tindakan
Berdasarkan latar belakang diatas, keperawatan, klien dan keluarga diberikan
maka penulis tertarik untuk mengambil penjelasan mengenai tujuan dan prosedur
judul “Implementasi Keperawatan tindakan keperawatan yang akan dilakukan
Perawatan luka Pada Pasien Diabetes kepada klien, setelah itu klien diposisikan
Melitus dengan Masalah Gangguan dengan nyaman kemudian dilakukan
Integritas kulit Di Rumah Sakit pengukuran tanda-tanda vital dab
Muhammadiyah Palembang Tahun 2022”. memonitor karakteristik luka, setelah klien
menyatakan kesiapan untuk tindakan
perawatan luka moist wound healing,
penulis melakukan tindakan tersebut.

Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 315


Volume 8, Nomor 2, Agustus 2023 Syokumawena1, Devi Mediarti2, Putri Ramadhana3

Setelah dilakukan perawatan luka moist lalu, klien mengatakan sejak ± 2 bulan
wund healing selama kurang ebih 30 yang lalu sebelum masuk rumah sakit,
menit, kemudian penulis menanyakan pasien mengatakan ada luka di kakinya
respon klien. yang tak kunjung sembuh dan semakin
besar. TD : 120/80 mmhg, RR : 20x/m, N :
HASIL PENELITIAN 114x/m, S : 36,7oc, BB : 55 kg, TB : 155
Pasien I cm, kesadaran composmentis.
Klien Ny. S, berusia 60 tahun, berjenis Diagnosa keperawatan yang muncul
kelamin perempuan, sudah berkeluarga, adalah gangguan integritas kulit, intervensi
pendidikan terakhir SD, beragama islam, pada gangguan integritas kulit yaitu
sudah tidak bekerja. Tidak ada riwayat perawatan luka.
anggota keluarga lain yang mengalami Perawatan luka adalah suatu
diabetes. Klien mengatakan sudah tindakan untuk mempercepat proses
menderita diabetes sejak 12 tahun yang penyembuhan luka dan mencegah supaya
lalu, klien mengatakan sejak 7 hari tidak terjadi infeksi pada luka. Teknik
sebelum masuk rumah sakit, pasien perawatan luka terdiri dari perawatan luka
mengeluh luka pada kakinya tak kunjung secara konvensional dan modern. Metode
sembuh. Sebelumnya pasien sudah pernah perawatan luka yang berkembang saat ini
dilakukan operasi pada luka dikakinya. TD ialah perawatan luka dengan menggunakan
:110/70 mmhg, RR : 22x/m, N : 97x/m, S prinsip moisture balance dengan metode
:36,7oc, BB : 48 kg, TB : 150 cm, moist wound healing/modern dressing.
kesadaran composmentis. Diagnosa Perawatan luka moisture balance/modern
keperawatan yang muncul adalah dressing/moist wound healing bertujuan
gangguan integritas kulit, intervensi pada menjaga suhu agar tetap lembab dan
gangguan integritas kulit yaitu perawatan menjaga luka agar tidak terkontaminasi.
luka. (Subandi & Sanjaya, 2020). Implementasi
Pasien II keperawatan yang pertama dilakukan
Klien Ny. M, berusia 57 tahun, berjenis adalah memonitor karakteristik luka pada
kelamin perempuan, sudah berkeluarga, pasien I dan pasien II. Monitor
pendidikan terakhir SMA, beragama islam, karakteristik luka dilakukan dengan cara
sudah tidak bekerja. Tidak ada riwayat mengukur panjang luka, lebar luka dan
anggota keluarga lain yang mengalami kedalaman luka dengan menggunakan
diabetes. Klien mengatakan sudah mistar dan cutton bud steril, selanjutnya
menderita diabetes sejak 12 tahun yang

Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 316


Volume 8, Nomor 2, Agustus 2023 Syokumawena1, Devi Mediarti2, Putri Ramadhana3

menilai warna serta ada tidaknya bau pada luka bagian luas sampai bersih dari
luka. kotoran, setelah itu buang kassa tersbut
Peneliti melakukan implementasi kedalam plastik sampah, kemudia ambil
keperawatan memonitor karakteristik luka kassa steril basahi dengan NaCl 0,9%
selama 3 hari pada pasien I dan pasien II. dengan menggunakan pinset, bersihkan
Implementasi hari pertaman dilakukan area luka bagian dalam, keringkan daerah
pada tanggal 12 Maret 2021. Pada pasien I luka dan pastikan area daerah luka bersih
didapatkan hasil panjang luka berukuran 9 dari kotoran, pasang kassa steril pada area
cm, lebar 5 cm, dan kedalaman 1 cm, luka sampai tepi luka, fiksasi balutan
warna luka merah sekitar 20 % sedangkan menggunakan plaster atau balutan sesuai
hitam 80 %, terdapat pus produktif (-), kebutuhan.
luka terlihat basah, terdapat jaringan Hasil yang didapat setelah
nekrotik. Pada pasien II didapatkan hasil menerapkan tindakan perawatan luka pada
panjang luka 13 cm, lebar 7 cm dan pasien I selama tiga hari berturut-turut,
kedalaman 1 cm, warna luka merah 40% luka sedikit mengering, pus berkurang.
sedangkan hitam 10%, terdapat pus Sedangkan pada pasien II setelah
produktif (+), luka terlihat basah, serta dilakukan tindakan perawatan luka selama
terdapat jaringan nekrotik. Respon kedua tiga hari berturut-turut didapatkan hasil,
klien saat dilakukan pengkajian sangat luka tampak lembab serta pus berkurang.
baik dan kooperatif. Menurut Maria et al, dalam jurnal
Setelah dilakukan immplementasi tahun 2018 tentang “Efetivitas Perawatan
pada pasien I dan pasien II penulis dapat Luka Teknik Balutan Wet-Dry dan Moist
membandingkan bahwa antara pasien I dan Wound Healing pada Penyembuhan Ulkus
pasien II terdapat perbedaan berupa ukuran Diabetik” yang menggunakan metode
luka, jumlah pus, serta warna luka. balutan kasa “wet-Dry (basah kering).
Implementasi keperawatan kedua yaitu Dengan (p-value 0,0004) dengan total 33
perawatan luka, tindakan ini bertujuan responden dibagi 18 responden
untuk mencegah terjadinya infeksi, menggunakan wet-dry dan 15 responden
membersihkan luka dan mencegah menggunakan perawatan luka moist wound
perluasan luka. Implementasi perawatan healing. Berdasarkan hasil penelitian yang
luka dimulai dengan membuka perban telah dilakukan dengan menggunakan
lama, selanjutnya membilas luka dengan metode hydrocoloid dressing Ternyata
cairan NaCl 0,9%, kemudian dengan didapatkan bahwa dengan teknik moist
menggunakan pinset bersihkan area sekitar wound healing lebih cepat proses

Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 317


Volume 8, Nomor 2, Agustus 2023 Syokumawena1, Devi Mediarti2, Putri Ramadhana3

penyembuhannya dari pada dengan atau persepsi pasien akan di amputasi,


menggunakan wet-dry.(Ose, M. A. et.al merasakan sakit pada saat perawatan dan
2018) menarik diri. Butuhnya bina hubungan
Implementasi ketiga yang saling percaya agar pasien mau melakukan
dilakukan adalah memberikan edukasi cara perawatan luka dikarenakan pasien takut
perawatan luka. Media pemberian edukasi untuk melakukan perawatan luka. Berikan
yang digunakan yaitu leaflet. Sebelum edukasi kepada pasien cara perawatan luka
dilakukan ed ukasi peneliti dengan metode modern dressing karena
mengidentifikasi tingkat pengetahuan metode ini aman dan baik untuk proses
pasien tentang penyakit yang dideritanya. penyembuhan luka karena mengurangi
Kemudian peneliti menjelaskan pangertian rasa nyeri, balutan lembab, dan nyaman.
diabetes melitus dan perawatan luka,
selanjutnya menyebutkan tanda dan gejala KESIMPULAN
infeksi pada luka, penyebab infeksi, serta Setelah dilakukan implementasi
menjelaskan cara perawatan luka di rumah. keperawatan pada Ny. S dan Ny. M dalam
Setelah itu, peneliti memberikan perawatan luka dengan masalah
kesempatan pada pasien untuk bertanya keperawatan gangguan integritas kulit
mengenai apa yang sudah disampaikan dan dengan ini penulis menyimpulkan bahwa
peneliti mengakhiri pertemuan serta terdapat perubahan sebelum dan sesudah
membuat kontak waktu selanjutnya. dilakukan perawatan luka moist wound
Respon pasien serta keluarga pasien I dan healing selama kurang lebih 30 menit. Hal
II sama, yaitu menyimak dan merespon ini dibuktikan pada responden 1 sebelum
dengan baik serta kooperatif, pasien diberikan perawatan luka moist wound
mengatakan setelah dilakukan pemberian healing luka tampak basah dan terdapat
edukasi, pengetahuan tentang penyakitnya pus kemudian setelah dilakukan perawatan
meningkat serta mengerti cara melakukan luka moist wound healing selama 3 hari
perawatan luka dirumah. berturut-turut selama kurang lebih 30
Menurut (Subandi & Sanjaya,
menit, luka sedikit mengering dan pus
2020), Perawatan luka modern berkurang. Sedangkan pada respoden 2
memperhatikan psikologi pasien sebelum diberikan perawatan luka moist
kedepannya dan meningkatkan kualitas wound healing luka tampak basah dan
hidup pasien. Beberapa pasien pun terdapat pus kemudian setelah dilakukan
merasakan cemas berlebihan pada saat perawatan luka moist wound healing
awal observasi dikarenakan paradigma

Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 318


Volume 8, Nomor 2, Agustus 2023 Syokumawena1, Devi Mediarti2, Putri Ramadhana3

selama 3 hari berturut-turut selama kurang integritas kulit dengan cara perawatan luka
lebih 30 menit, luka tampak lembab dan metode modern dressing karena metode ini
pus berkurang. aman dan baik untuk proses penyembuhan
luka karena mengurangi rasa nyeri, balutan
SARAN lembab, dan nyaman
Dapat meningkatkan kualitas
asuhan keperawatan penderita Diabetes
Mellitus Tipe II dengan masalah gangguan
DAFTAR PUSTAKA

Dengan, T., & Integritas, G. (2020). Nursing Care In Mellitus Type 2 Diabetes With Network
Integrity Disturbance Problems ( Study In The Melati Space General Hospital Bangil
Pasuruhan Area ) Introduction Diabetes Mellitus Is A Metabolic Disease
Characterized By High Blood Sugar Levels ( Hype. 1(1), 20–27.
Devi, R., Parmin, & Aswira, Z. (2019). Asuhan Keperawatan Pada Pasien Diabetes Melitus
Yang Mengalami Masalah Kerusakan Integritas Kulit Dengan Penerapan
Keperawatan Luka Modern Dressing Di Ruangan Kenari Rsu Anutapura Palu 2018.
Jurnal Ilmiah Kedokteran, 6(2), 58–70.
Dinkes Prov Sumsel. (2018). Profil Kesehatan Tahun 2018. Dinas Kesehatan Palembang, 72,
10–13.
Fitria, E., Nur, A., Marissa, N., & Ramadhan, N. (2017). Karakteristik Ulkus Diabetikum
Pada Penderita Diabetes Mellitus Di Rsud Dr. Zainal Abidin Dan Rsud Meuraxa
Banda Aceh. Buletin Penelitian Kesehatan, 45(3), 153–160.
Https://Doi.Org/10.22435/Bpk.V45i3.6818.153-160
Karuniawan, A. M. (2016). Uji Efek Penyembuhan Luka Sayat Ekstrak Ikan Toman. Jurnal
Mahasiswa Farmasi Fakultas Kedokteran Untan, 1–13.
Kustianingsih, P. A. (2016). Upaya Perawatan Kerusakan Integritas Kulit Pada Pasien
Diabetes Melitus. Jurnal Ikesma, 8(2), 1–17.
Kirana, S., Rosa, D., Udiyono, A., Kusariana, N., & Dian, L. (2019). Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Timbulnya Gangren Pada Pasien Diabetes
Malita Sari, M. M. (2018). Gambaran Pengelolaan Gangguan Integritas Kulit/Jaringan
Pada Pasien Post Op Debridement Atas Indikasi Ulkus Dm Pedis Dextra Di Desa
Lungge Kabupaten Temanggung. 1(2).
Mamesah, F. P. ., Runtuwene, M., & Katuuk, M. (2019). Hubungan Motivasi Intrinsik
Dengan Kepatuhan Diet Pasien Diabetes Melitus Tipe Ii Di Puskesmas Ranotana
Weru. Jurnal Keperawatan, 7(1), 1–7. Https://Doi.Org/10.35790/Jkp.V7i1.24330
Nari, J. (2019). Asuhan Keperawatan Anak Engan Kasus Gastroenteritis Aakut Dalam Upaya
Pemenuhan Kebutuhan Cairan Dan Elektrolit Di Ruangan Anak Rsud Dr. M.
Haulussy. Global Health Science, 4(1), 159–164.
Ose, M. I., Utami, P. A., & Damayanti, A. (2018). Efektivitas Perawatan Luka Teknik
Balutan Wet-Dry Dan Moist Wound Healing Pada Penyembuhan Ulkus Diabetik.

Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 319


Volume 8, Nomor 2, Agustus 2023 Syokumawena1, Devi Mediarti2, Putri Ramadhana3

Journal Of Borneo Holistic Health, 1(1).


Https://Doi.Org/10.35334/Borticalth.V1i1.401
Ppni. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
Rekam Medis Rs Muhammadiyah Palembang. (2020). Diabetes Melitus.
Subandi, E., & Sanjaya, K. A. (2020). Efektifitas Modern Dressing Terhadap Proses
Penyembuhan Luka Diabetes Melitus Tipe 2. Jurnal Kesehatan, 10(1), 1273–1284.

Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 320

You might also like