Professional Documents
Culture Documents
Askerp CA Serviks
Askerp CA Serviks
1. Darwati
2. Dwi Istanti
3. Ginaris
4. Mohammad Ponco Purnomo
5. Rinawati
I
KATA PENGANTAR
Alhamdulilla, puji syukur dilafadzkan kehadirat Ilahi ROBBI yang telah memberikan
ni’mat dan karunia-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ”
Asuhan keperawatan pada pasien dengan ca.cervix dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari masih jauh dari sempurna,untuk
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Demi tercapainya
tujuan belajar kita. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan semua
Penulis
II
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................... i
KATA PENGANTAR............................................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................................ iii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ...................................................................................... 01
1.2. Rumusan Masalah................................................................................... 01
1.3. Tujuan ................................................................................................... 01
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi Ca.Cervix .................................................................................. 03
2.2. Epidemiologi .......................................................................................... 03
2.3 Etiologi Ca.Cervix................................................................................... 03
2.4 Klasifikasi ............................................................................................... 04
2.5. Patofisiologi Ca.Cervix .......................................................................... 05
2.6. Tanda dan Gejala Ca.Cervix .................................................................. 06
2.7. Pemeriksaan Penunjang Ca.Cervix ........................................................ 07
2.8. Prognosis ................................................................................................ 08
2.9. Komplikasi.............................................................................................. 09
2.10. Penatalaksanaan .................................................................................... 09
2.11. Pencegahan ........................................................................................... 10
BAB III. Asuhan Keperawatan
3.1 Pengkajian ............................................................................................... 11
3.2 Diagnosa Keperawatan ............................................................................ 12
3.4 Rencana Tindakan ................................................................................. 13
3.5 Implementasi ........................................................................................... 24
3.6 Evaluasi ................................................................................................... 24
BAB IV. PENUTUP
4.1 Kesimpulan .............................................................................................. 25
DAFTAR PUSTAK................................................................................................. 26
III
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kanker Serviks adalah pertumbuhan sel-sel mulut rahim/serviks yang abnormal dimana
sel-sel ini mengalami perubahan kearah displasia atau mengarah keganasan. Kanker ini
hanya menyerang wanita yang pernah atau sekarang dalam status sexually active.
Kanker servikal ini sebagian besar (90%) adalah karsinoma sel skuamosa dan sisanya
(10%) adalah adenokarsinoma. Faktor risiko mayor untuk kanker servikal adalah infeksi
dengan virus papilloma manusia (HPV) yang ditularkan secara seksual.
Pasien yang menjalani histerektomi dan memiliki rasio tinggi terjadinya rekurensi harus
terus diawasi karena lewat deteksi dini dapat diobati dengan radioterapi. Setelah
histerektomi radikal, terjadinya 80% rekurensi dalam 2 tahun.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Kanker Serviks?
2. Apa etiologi/ faktor predisposisi Kanker Serviks?
3. Bagaimana epidemiologi penyakit Kanker Serviks?
4. Bagaimana patofisiologi dari Kanker Serviks?
5. Apa saja klasifikasi dari Kanker Serviks?
6. Apa saja manifestasi klinis dari Kanker Serviks?
7. Apa saja pemeriksaan diagnostic untuk pasien dengan Kanker Serviks?
8. Apa prognosis dari Kanker Serviks?
9. Bagaimana penatalaksanaan penyakit Kanker Serviks?
10. Apa saja komplikasi penyakit Kanker Serviks?
11. Apa yang dilakukam untuk pencegahan Kanker Serviks?
12. Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien dengan Kanker Serviks?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Kanker Serviks
2. Untuk mengetahui etiologi dari Kanker Serviks.
3. Untuk megetahui epidemiologi Kanker Serviks
4. Untuk mengetahui patofisiologi dari Kanker Serviks
5. Untuk mengetahui kalsifikasi dari Kanker Serviks
6. Untuk mengetahui gejala klinis Kanker Serviks
7. Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostic untuk Kanker Serviks
1
8. Untuk mengetahui prognosis dari Kanker Serviks
9. Untuk mengetahui penatalaksanaan Kanker Serviks
10. Untuk mengetahui komplikasi dari Kanker Serviks
11. Untuk mengetahui pencegahan Kanker Servikz
12. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada pasien dengan Kanker Servik
2
BAB II
KONSEP DASAR PENYAKIT
1. Definisi / Pengertian
Kanker serviks adalah penyakit akibat tumor ganas pada daerah mulut rahim sebagai
akibat dari adanya pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol dan merusak jaringan
normal disekitarnya. (FKUI, 1990;FKPP, 1997). Kanker serviks adalah tumor ganas
yang tumbuh didalam leher rahim atau serviks yang terdapat pada bagian terendah
dari rahim yang menempelpada puncak vagina.(Diananda,Rama, 2009 )
Kanker ini hanya menyerang wanita yang pernah atau sekarang dalam status sexually
active.Biasanya kanker ini menyerang wanita yang telah berumur, terutama paling
banyak pada wanita yang berusia 35-55 tahun.Akan tetapi, tidak mustahil wanita yang
mudapun dapat menderita penyakit ini, asalkan memiliki faktor risikonya.
Kanker ini merupakan jenis penyakit kanker paling umum kedua diseluruh dunia yang
biasa diderita wanita diatas 15 tahun. Faktanya, di dunia sekitar 500.000 wanita
didiagnosa menderita kanker serviks dan rata rata 270.000 kematian setiap tahunnya.
Sementara di asia, kanker serviks menjadi penyakit kanker pada wanita kedua
terbanyak yang diderita dan lebih dari setengha wanita asia yang menderita kanker
serviks meninggal dunia.
Faktor risiko mayor untuk kanker servikal adalah infeksi dengan virus papilloma
manusia (HPV) yang ditularkan secara seksual.Penelitian epidemiologi diseluruh
dunia menegaskan bahwa infeksi HPV adalah faktor penting dalam perkembangan
kanker servikal (Bosch et al, 1995).
Factor risiko lain untuk perkembangan kanker servikal adalah aktivitas seksual pada
usia muda, paritas tinggi, jumlah pasangan seksual yang meningkat, status ekonomi
yang rendah, dan merokok. (Sylvia A. Price, 2005).
3. Etiologi / Penyebab
Penyebab kanker serviks belum jelas diketahui namun ada beberapa faktor resiko dan
predisposisi yang menonjol, antara lain :
3
a. Infeksi Human Papilloma Virus (HPV)
HPV adalah virus penyebab kutil genitalis (kondiloma akuminata)yang ditularkan
melalui hubungan seksual. Varian yang sangat berbahaya adalah HPV tipe
16,18,45,56
b. Umur pertama kali melakukan hubungan seksual.
Penelitian menunjukkan bahwa semakin muda wanita melakukan hubungan
seksual semakin besar mendapat kanker serviks. Hubungan seksual pertama kali
pada usia dini (umur < 16 tahun).
c. Infeksi virus.
Infeksi herpes genetalia atau infeksi klamidia menahun dan penyakit seksual (ISK)
lainnya.
d. Sosial Ekonomi.
Karsinoma serviks banyak dijumpai pada golongan sosial ekonomi rendah
mungkin faktor sosial ekonomi erat kaitannya dengan gizi, imunitas dan kebersihan
perseorangan.Pada golongan sosial ekonomi rendah umumnya kuantitas dan
kualitas makanan kurang hal ini mempengaruhi imunitas tubuh.
e. Hygiene dan sirkumsisi.
Diduga adanya pengaruh mudah terjadinya kankers serviks pada wanita yang
pasangannya belum disirkumsisi.Hal ini karena pada pria non sirkum hygiene penis
tidak terawat sehingga banyak kumpulan-kumpulan smegma.
f. Merokok dan AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim).
Merokok akan merangsang terbentuknya sel kanker, sedangkan pemakaian AKDR
akan berpengaruh terhadap serviks yaitu bermula dari adanya erosi diserviks yang
kemudian menjadi infeksi yang berupa radang yang terus menerus, hal ini dapat
sebagai pencetus terbentuknya kanker serviks.
g. Sering berganti-ganti pasangan (multipatner sex).
Kedua faktor diatas juga berhubungan dengan infeksi HPV.Semakin banyak
berganti-ganti pasangan maka tertularnya infeksi HPV juga semakin tinggi.Begitu
pula dengan terpaparnya sel-sel mulut rahim yang mempunyai pH tertentu dengan
sperma-sperma yang mempunyai pH yang berbeda-beda pada multipatner dapat
merangsang terjadinya perubahan kearah dysplasia.
4. Klasifikasi
Tingkat Kriteria
4
menunjukkan keluhan klinik
I a1 Kanker sudah mulai menyebar ke jaringan otot dengan dalam < 3mm,
ukuran besar tumor <7mm
1a2 Kanker sudah menyebar lebih dalam (>3mm – 5mm) dengan lebar =
7mm
IV Kanker sudah menyebar keluar rongga panggul dan secara klinik sudah
terlihat tanda tanda invasi kanker ke selaput lendir kandung kencing dan
atau rectum
IV a Sel kanker menyebar pada alat atau organ yang dekat dengan serviks
IV b Kanker sudah menyebar pada alat atau organ yang jauh dari serviks
5. Patofisiologi
5
Kanker insitu pada serviks adalah keadaan dimana sel sel neoplastik terjadi pada
seluruh lapisan epitel disebut dysplasia, dysplasia merupakam neoplasia serviks
intrapitheliai (CNI). CNI terbagi menjadi 3 tingkatan yaitu timglat 1 ringan, tingkat II
sedang, tingkat III berat. Tidak ada gejala spesifik untuk kanker serviks perdarahan
merupkan satu satunya gejala yang nyata.
Gejala dari kanker serviks stadium lanjut diantaranya anemia hipovolemik yang
menyebabkan kelemahan dan kelelahan sehingga timbul masalah keperawatan
gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.Pada pengobatan kanker leher rahim
sendiri akan mengalami beberapa efek samping antara lain mual, muntah, sulit
menelan, bagi saluran pencernaan terjadi diare gastritis, sulit membuka mulut,
sariawan, penurunan nafsu makan( biasa terdapat pada terapi eksternal radiasi ). Efek
samping tersebut menimbulkan masalah keperawatan yaitu nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh.
Sedangkan efek dari radiasi bagi kulit yaitu menyebabkan kulit merah dan kering
sehingga akan timbul masalah keperawatan resiko tinggi kerusakan integritas kulit.
Semua tadi akan berdampak buruk bagi tubuhyang menyebabkan kelemahan atau
kelemahan sehingga daya tahan tubuh berkurang dan resiko injury pun akan
muncul.Tidak sedikit pula pasien dengan diagnosa positif kanker leher rahim ini
merasa cemas akan penyakit yang dideritanya. Kecemasan tersebut bisa dikarenakan
dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit, ancaman status kesehatan dan mitos
dimasyarakat bahwa kanker tidak dapat diobati dan selaludihubungkan dengan
kematian.(Price, syivia Anderson, 2005).
6. Pathway
Terlampir
7. Manefestasi Klinik
a. Gejala muncul ketika sel serviks yang abnormal berubah menjadi keganasan dan
menyusup ke jaringan sekitarnya. Tidak ada tanda dan gejala yang spesifik untuk
kanker serviks ini.
6
1) Perdarahan vagina abnormal.
Dapat berkembang menjadi ulserasi pada permukaan epitel serviks, tetapi
tidak selalu ada.
2) Nyeri abdomen dan punggung bagian bawah
3) Menandakan bahwa perkembangan penyakit sangat cepat.
4) Menstruasi abnormal (lebih lama dan lebih banyak)
5) Keputihan yang menetap, dengan cairan yang encer, berwarna merah muda,
coklat, mengandung darah atau hitam serta bau busuk.
b. Gejala kanker serviks stadium lanjut.
1) Nafsu makan berkurang (anoreksia), penurunan berat badan, dan kelelahan
2) Nyeri panggul, punggung dan tungkai
3) Dari vagina keluar air kemih atau feses
c. Perdarah yang dialami segera setelah senggama (75 – 80%)
d. Perdarahan yang terjadi diluar senggama
e. Perdarahan spontan saat defekasi
f. Perdarahan diantara haid
g. Perdarahan sesudah menapouse
h. Perdarahan spontan dan nyeri pada rongga panggul bila kanker sudah dalam
stadium lanjut
i. Rasa berat dibawah dan rasa kering di vagina
j. Anemia akibat perdarahan berulang
k. Rasa nyeri akibat infiltrasi sel tumor ke serabut saraf (Dr. Rama Diananda,
2009)
8. Pemeriksaan Diagnostik / penunjang
a. Sitologi, dengan cara tes pap
Tes Pap : Tes ini merupakan penapisan untuk mendeteksi infeksi HPV dan prakanker
serviks. Ketepatan diagnostik sitologinya 90% pada displasia keras (karsinoma in situ)
dan Pemeriksaan ini yang dikenal sebagai tes papanicolaous ( tes PAP ) sangat
bermanfaat untuk mendeteksi lesi secara dini, tingkat ketelitiannya melebihi 90% bila
dilakukan dengan baik. Sitologi adalah cara Skrining sel - sel serviks yang tampak
sehat dan tanpa gejala untuk kemudian diseleksi. Kanker hanya dapat didiagnosis
secara histologik.
b. Pap smear
Pap smear dilakukan pada wanita usia 18 tahun atau ketika telah melakukan aktivitas
seksual sebelum itu, misalnya menikah. Setelah 3 kali hasil pemeriksaan tahunan
menunjukkan negative maka selanjutnya harus melakukan pemeriksaan setiap tiga
tahun sekali sampai umur 65 tahun.
d. Servikografi
e. Pemeriksaan visual langsung
f. Gineskopi
g. Pap net (Pemeriksaan terkomputerisasi dengan hasil lebih sensitive)
h. Kuretase endoservik
Kuretase endoserviks dilakukan jika daerah abnormal tidak terlihat.
i. Biopsy kerucut
Biopsy kerucut adalah mengambil tonjolan jaringan serviks yang lebih besar untuk
penelitian apakah ada atau tidak kanker invasive.
j. MRI/CT scan abdomen atau pelvis.
MRI/CT scan abdomen atau pelvis digunakan untuk menilai penyebaran local dari
tumor dan atau terkenanya nodus limfa regional.
k. Tes Schiller.
Tes Schiller dilakukan dengan cara serviks diolesi dengan larutan yodium, sel yang
sehat warnanya akan berubah menjadi coklat sedangkan sel yang abnormal warnanya
menjadi putih atau kuning.
l. Konisasi.
Dengan cara mengangkat jaringan yang berisi selaput lendir serviks dan epitel gepeng
dan kelenjarnya. Konisasi dilakukan bila hasil sitologi meragukan dan pada serviks
tidak tampak kelainan-kelainan yang jelas. Konikasi diagnostik dilakukan pada
keadaan - keadaan sebagai berikut :
1) Proses dicurigai berada di endoserviks.
2) Lesi tidak tampak seluruhnya dengan pemeriksaan kolposkopi.
3) Diagnostik mikroinvasi ditegakkan atas dasar specimen biopsy.
4) Ada kesenjangan antara hasil sitologi dan histopatologik.
9. Prognosis
Pada kanker rahim stadium lanjut, 1/3 penderita kankernya tumbuh lagi setelah
pengobatan. Kekambuhan terjadi 1 – 2 tahun setelah obat dihentikan. Penyebaran
kanker biasanya ke bagian vagina atas, rahim dan organ lain di panggul. Kanker ini
tumbuh lagi pada bagian atas vagina, setelah dilakukan operasi pengangkatan rahim.
Prognosis kanker serviks adalah buruk. Prognosis yang buruk tersebut dihubungkan
dengan 85-90 % kanker serviks terdiagnosis pada stadium invasif, stadium lanjut,
8
bahkan stadium terminal (Suwiyoga, 2000; Nugroho, 2000). Selama ini, beberapa
cara dipakai menentukan faktor prognosis adalah berdasarkan klinis dan
histopatologis seperti keadaan umum, stadium, besar tumor primer, jenis sel, derajat
diferensiasi Broders. Prognosis kanker serviks tergantung dari stadium penyakit.
Umumnya, 5-years survival rate untuk stadium I lebih dari 90%, untuk stadium II 60-
80%, stadium III kira - kira 50%, dan untuk stadium IV kurang dari 30%
(Geene,1998; Kenneth, 2000).
10. Komplikasi
a. Berkaitan dengan intervensi pembedahan
1) Vistula Uretra
2) Disfungsi bladder
3) Emboli pulmonal
4) Infeksi pelvis
5) Obstruksi usus
b. Berkaitan dengan kemoterapi
1) Sistitis radiasi Enteritis
2) Supresi sumsum tulang
3) Mual muntah akibat pengunaan obat kemoterapi yang mengandung sisplatin
4) Kerusakan membrane mukosa GI
5) Mielosupresi
11. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Medis
Tingkat Penatalaksaan
0 Biopsi kerucut
Ia Histerektomi trasnsvaginal
IV a dan IV b
Histerektomi radikal dengan limfadenektomi panggul dan
evaluasi kelenjar limfe paraorta (bila terdapat metastasis
dilakukan radiologi pasca pembedahan)
Histerektomi transvaginal
Radioterapi
Radiasi paliatif
9
Kemoterapi
b. Penatalaksanaan Keperawatan
Dalam lingkar perawatan meliputi sebelum pengobatan terapi radiasi eksternal anatara
lain kuatkan penjelasan tentang perawatan yang digunakan untuk prosedur. Selama
terapi yaitu memilih kulit yang baik dengan menganjurkan menghindari sabun,
kosmetik, dan deodorant. Pertahankan kedekuatan kulit dalam perawatan post
pengobatan antara lain hindari infeksi, laporkan tanda - tanda infeksi, monitor intake
cairan, beri tahu efek radiasi persisten 10 - 14 hari sesudah pengobatan, dan
melakukan perawatan kulit dan mulut.
Dalam terapi radiasi internal yang perlu dipertimbangkan dalam perawatan umum
adalah teknik isolasi dan membatasi aktivitas, sedangkan dalam perawatan pre insersi
antara lain menurunkan kebutuhan untuk enema atau buang air besar selama beberapa
hari, memasang kateter sesuai indikasi, latihan nafas panjan dan latihan rom dan
jelaskan pada keluarga tentang pembatasan pengunjung. Selama terapi radiasi
perawatannya yaitu monior tanda - tanda vital tiap 4 jam. Memberikan posisi semi
fowler, berikan makanan berserat dan cairan parenteral sampai 300ml dan
memberikan support mental. Perawatan post pengobatan antara lain menghindari
komplikasi post pengobatan ( tromboplebitis, emboli pulmonal dan pneumonia ),
monitor intake dan output cairan. (Bambang sarwiji, 2011)
12. Pencegahan
Ada beberapa cara untuk mencegah kanker serviks, yaitu:
a) Mencegah terjadi infeksi HPV dengan vaksin HPV
b) Vaksin HPV yang terdiri dari 2 jenis dapat melindungi tubuh dalam melawan
kanker yang disebabkan oleh HPV. Salah satu vaksin dapat membantu menangkal
timbulnya kutil didaerah genital yang diakibatkan oleh HPV 6 dan 11, juga 16
dan 18.
c) Melakukan pemeriksaan Pap Smear secara teratur
d) Memperbanyak makan sayur dan buah segar
e) Tidak boleh melakukan hubungan seksual pada anak perempuan di bawah 18
tahun.
f) Pilih kontrasepsi dengan metode barrier, seperti diafragma dan kondom, karena
dapat memberi perlindungan terhadap kanker leher rahim.
g) Jangan melakukan hubungan seksual dengan penderita penyakit kelamin atau
gunakan kondom untuk mencegah penularan penyakit
h) Jangan berganti-ganti pasangan seksual
i) Berhenti merokok
10
BAB III
1. Pengkajian
a. Identitas klien.
b. Keluhan utama.
Perdarahan dan keputihan
b. Riwayat penyakit sekarang
Klien datang dengan perdarahan pasca coitus dan terdapat keputihan yang berbau
tetapi tidak gatal. Perlu ditanyakan pada pasien atau keluarga tentang tindakan
yang dilakukan untuk mengurangi gejala dan hal yang dapat memperberat,
misalnya keterlambatan keluarga untuk memberi perawatan atau membawa ke
Rumah Sakit dengan segera, serta kurangnya pengetahuan keluarga.
c. Riwayat penyakit terdahulu.
Perlu ditanyakan pada pasien dan keluarga, apakah pasien pernah mengalami hal
yang demikian dan perlu ditanyakan juga apakah pasien pernah menderita penyakit
infeksi.
d. Riwayat penyakit keluarga
Perlu ditanyakan apakah dalam keluarga ada yang menderita penyakit seperti ini
atau penyakit menular lain.
e. Riwayat psikososial
Dalam pemeliharaan kesehatan dikaji tentang pemeliharaan gizi di rumah dan
bagaimana pengetahuan keluarga tentang penyakit kanker serviks.
11
Faktor stress, merokok, minum alcohol, menunda mencari pengobatan, keyakinan
religious atau spiritual, masalah tentang lesi cacat, pembedahan, menyangkal
diagnosis, pembedahan, menyangkal diagnosis, dan perasaan putus asa.
c. Eliminasi
Pengkajian eliminasi yang dapat dilakukan oleh perawat adalah sebagai berikut.
1) Pada kanker serviks: perubahan pada pola defekasi, perubahan eliminasi
urinalis, misalnya nyeri.
2) Pada kanker ovarium didapat tanda haid tidak teratur, sering berkemih,
menopause dini, dan menoragia.
d. Makanan dan minuman
Gejala:
1) Pada kanker serviks: kebiasaan diet buruk (misalnya: renah serat, tinggi lemak,
adiktif, bahan pengawet rasa).
2) Pada kanker ovarium: dyspepsia, rasa tidak nyaman pada abdomen, lingkar
abdomen yang terus meningkat (kanker ovarium).
e. Neurosensori
Gejala: merokok, pemajanan abses.
f. Nyeri atau kenyamanan
Gejala:
Adanya nyeri derajat bervariasi, misalnya ketidaknyaman ringan sampai nyeri
hebat (dihubungkan dengan proses penyakit), nyeri tekan pada payudara (pada
kanker ovarium).
g. Pernapasan
Gejala: merokok, pemajanan abses.
h. Keamanan
Gejala: pemajanan pada zat kimia toksik, karsinogen
Tanda: demam, ruam kulit, ulserasi.
i. Seksualitas
Gejala: perubahan pola respons seksual, keputihan (jumlah karakteristik, bau),
perdarahan sehabis senggama (pada kanker servix).
j. Interaksi social
Gejala: ketidaknyamanan atau kelemahan sistem pendukung.
k. Penyuluhan
Gejala: riwayat kanker pada keluarga, sisi primer: penyakit primer, riwayat
pengobatan sebelumnya.
2. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan agen cedera biologi : penekanan saraf lumbosakralis
2. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake
nutrisi tidak adekuat: anoreksia, mual dan muntah.
3. Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan infeksi saluran kemih
4. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan gangguan sensasi
12
5. Hambatan interaksi sosial berhubungan dengan gangguan konsep diri
6. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan secara menyeluruh akibat
anemia dan kemoterapi.
7. Ansietas berhubungan dengan krisis situasional, perubahan status kesehatan ,
ancaman kematian.
8. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan
9. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan aktual pada struktur tubuh
10. Risiko infeksi berhubungan dengan tidak adekuat pertahanan sekunder:
imunosupresi.
11. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan melalui
rute normal (pendarahan)
13
meningkatkan
kenyamanan.
14
tinggi protein dan adekuat unruk
karbohidrat. kebutuhan
8. Kolaborasi dengan metabolik dan diet.
ahli gizi untuk 9. Nilai rendah
menentukan menunjukkan
komposisi diet. malnutrisi dan
9. Awasi perubahan program
pemeriksaan terapi.
laboratorium.
(BUN, protein
serum, dan
albumin).
15
disfungsi ginjal.
5. Menentukan
adanya ISK, yang
penyebab/gejala
komplikasi.
6. Antibiotik
diberikan untuk
membunuh bakteri
akibat ISK yang
berkembang di
saluran kemih.
16
terjadinya
proses
penyembuhan
luka
17
Melaporkan atau pengunjung istirahat.
menunjukan selama fase akut 3. Pasien mungkin
peningkatan sesuai indikasi. nyaman dengan
toleransi 3. Bantu pasien kepala tinggi, tidur
terhadap memilih posisi di kursi atau
aktivitas yang nyaman untuk menunduk ke
dapat diukur istirahat. depan meja atau
dengan adanya 4. Bantu aktivitas bantal.
dispnea, perawatan diri 4. Meminimalkan
kelemahan yang diperlukan. kelelahan dan
berlebihan, dan Berikan membantu
tanda vital dalam kemajuan keseimbanagnsupl
rentan normal. peningkatan ai dan kebutuhan
aktivitas selama oksigen.
fase 5. Tirah baring
penyembuhan. dipertahankan
5. Jelaskan selama fase akut
pentingnya untuk menurunkan
istirahat dalam kebutuhan
rencana metabolic,
pengobatandan menghemat energy
perlunya untuk
keseimbangan penyembuhan.
aktivitas dan
istirahat.
19
6. Terapi penyokong
yang terus
menerus mungkin
dimanfaatkan/
dibutuhkan pasien
ayau orang
terdekat jika krisis
itu menimbulkan
perubahan gaya
hidup pada pasien
itu sendiri.
21
memprihatinkan
kondisi
g. Menggunakan
tekhnik
menyembunyika
n kekurangan
dan menekankan
tekhnik untuk
meningkatkan
penampilan
22
urine setiap kali
berkemih
4. Berikan
penjelasan
kepada pasien
untuk banyak
minum minimal
1,5 liter/hari
5. Berikan cairan IV
4. sesuai indikasi
23
lembab
- Turgor
kulit elastis
4. Implementasi
Sesuai dengan intervensi yang dibuat
5. Evaluasi
Sesuai dengan tujuan dan kriteria hasil
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Kanker serviks adalah penyakit akibat tumor ganas pada daerah mulut rahim sebagai
akibat dari adanya pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol dan merusak jaringan
normal disekitarnya.
2. Penyebab kanker serviks belum jelas diketahui namun ada beberapa faktor resiko dan
predisposisi yang menonjol
3. Ada beberapa cara untuk mencegah kanker serviks, yaitu: mencegah terjadi infeksi
HPV,melakukan pemeriksaan Pap Smear secara teratur,tidak boleh melakukan hubungan
seksual pada anak perempuan di bawah 18 tahun,jangan melakukan hubungan seksual
dengan penderita kelamin atau gunakan kondom untuk mencegah penularan penyakit,
jangan berganti-ganti pasangan seksual, berhenti merokok
24
DAFTAR PUSTAKA
Baughman, Diane C. 2000. Keperawatan Medikal Bedah : Buku Saku Untuk Brunner dan
Suddarth. Jakarta : EGC
Doenges, Marilyn E, 1999.. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien edisi 3 alih bahasa I Made Kariasa, Ni Made
Sumarwati, Jakarta : EGC,
Sarwono. 1994. Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
25