You are on page 1of 20

1

MAKALAH

HEPATITIS
D
I
S
U
S
U
N
OLEH
1. NURAINI M NIM: 1612210012
2. EKA SAPUTRI NIM: 1612210005
3. MULIANA RUSDY NIM : 1612210010

Dosen Pebimbing : Ns. Mahruri Saputra,S.Kep.,M.Kep

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)
GETSEMPENA LHOKSUKON
TAHUN AJARAN 2017-2018
2

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan laporan yang
berjudul “Hepatitis”Dan juga kami berterima kasih pada Dosen yang telah
memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap laporan ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita semua. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik,
saran yang membangun bagi penulis. Semoga laporan sederhana ini dapat dipahami
bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya loporan yang telah disusun ini dapat
berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Dan mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan.
3

DAFTAR ISI

JUDUL LUAR ..................................................................................... i


KATA PENGANTAR ......................................................................... ii
DAFTAR ISI ....................................................................................... iii

1. PENDAHULUAN ..................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................. 2
1.3 Tujuan penelitian ................................................................... 2
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................. 3

2. TINJAUAN TEORI ................................................................. 4


2.1 Pengertian apendisitis …....................................................... 4
2.2 Jenis- jenis dekubitus ............................................................ 5
2.3 Etiologi apendisitis ............................................................... 7
2.4 Tanda dan gejala …….......................................................... 11
2.5 Prognosis ……………........................................................... 12
2.6 Patway apendisitis ................................................................ 13
2.7 komlikasi ………………………………………………...… 13
2.8 pencegahan …………………………………………….…... 14
2.9 penatalaksanaan …………..................................................... 15
2.10 pemeriksaan penunjang …………...................................... 16
2.11 patofisiologi …………........................................................ 16

3. TINJAUAN KASUS ................................................................. 18


3.1 Asuhan keperawatan ............................................................. 18

4. PENUTUP .............................................................................. 28
4.1 Kesimpulan ............................................................................ 28
4.2 Saran ..................................................................................... 28
4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan

inflamasi pada sel-sel hati yang menghasilkan kumpulan perubahan klinis, biokimia

serta seluler yang khas. Sampai saat ini telah terindefikasi lima tipe hepatitis virus

yang pasti : hepatitis A, B, C, D, E. Hepatitis A dan E mempunyai cara penularan

yang serupa ( jalur fekal- oral ) sedangkan hepatitis B, C dan D memiliki banyak

karateristik yang sama.

Hepatitis merupakan inflamasi dan cedar pada hepar, penyakit ini dapat

disebabkan oleh infeksi atau oleh toksin termasuk alcohol dan dijumpai pada

kanker hati. Hepatitis virus adalah istilah yang digunakan untuk infeksi hepar oleh

virus, identifikasikan virus penyakit dilakukan terus menerus, tetapi agen virus A,

B, C, D, E, F, dan G terhitung kira-kira 95% kasus dari hepatitis virus akut ( Ester

2002).

Penyakit hepatitis merupakan urutan pertama dari berbagai penyakit hati

diseluruh dunia. Penyakit ini sangat berbahaya bagi kehidupan karena penyakit

hepatitis ataupun gejala sisanya bertanggung jawab atas 1-2 juta kematin setiap

tahunnya (sudoyo, 2007). Infeksi virus hepatitis bisa berkembang menjadi sirosis
5

atau pengerasan hati bahkan kanker hati. Masalahnya sebagian besar hipertensi

tidak menimbulkan gejala dan baru terasa 10-30 tahun kemudian saat infeksi sudah

parah.

Pada saat gejala timbul badan terasa panas, mual, munah, mudah lelah, nyeri

diperut kanan atas, setelah beberapa hari air seninya berwarna seperti teh tua,

kemudian mata tampak kuning dan akhirnya seluruh kulit tubuh menjadi kuning.

Pasien hepatitis biasanya baru sembuh dalam waktu satu bulan.( Smeltzer, 2002)

1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan uraian ringkas diatas, rumusan masalahnya: faktor-faktor

manakah yang berhubungan dengan penyebab terjadinya hepatitis

1.3 Tujuan makalah

1. Tujuan umum

bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan

tingkat penyebab hepatitis

2. Tujuan khusus

a. Untuk mengetahui tentang pengertian hepatitis

b. Untuk mengetahui jenis hepatitis

c. Untuk mengetahui etiologi dan penularan hepatitis

d. Untuk mengetahui tanda dan gejala hepatitis

e. Untuk mengetahui pencegahan hepatitis

f. Untuk mengetahui pathway hepatitis


6

g. Untuk mengetahui komplikasi hepatitis

h. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang

i. Untuk mengetahui penatalaksaan hepatitis

j. Untuk mengetahui patofisiolofi hepatitis

1.4 Manfaat makalah

1 Bagi institusi pendidikan

Hasil penelitian dapat dipakai sebagai data dasar penelitian lebih lanjut

tentang penyebab hepatitis dan juga sebagai informasi dan referensi untuk

peneliti ilmiah selanjutnya.

2 Bagi program studi kesehatan masyarakat

Menambah referensi tentang faktor-faktor yang mempengaru tingkat

komplikasi pada pasien hepatitis berkaitan dengan studi epidemiologi.


7

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian hepatitis

Hepatitis adalah inflamasi/radang dan cedera pada hepar karena reaksi hepar

terhadap berbagai kondisi terutama virus, obat-obatan dan alkohol. (Ester monika,

2002 : 93) Hepatitis adalah infeksi sistemik yang dominan menyerang hati.

Hepatitis virus adalah istilah yang digunakan untuk infeksi hepar oleh virus

disertai nekrosis dn inflamasi pada sel-sel hati yang menghasilkan kumpulan

perubahan klinis, biokomia serta seluler yang khas. (Brunner & Suddarth, 2002 :

1169)

Hepatitis adalah suatu proses peradangan pada jaringan hati. Hepatititis dalam

bahasa awam sering disebut dengan istilah lever atau sakit kuning. Padahal definisi

lever itu sendiri sebenarnya berasal dari bahasa belanda yang berarti organ

hati,bukan penyakit hati. Namun banyak asumsi yang berkembang di masyarakat

mengartikan lever adalah penyakit radang hati. sedangkan istilah sakit kuning

sebenarnya dapat menimbulkan kercunan, karena tidak semua penyakit kuning

disebabkan oleh radang hati, teatapi juga karena adanya peradangan pada kantung

empedu. (M. Sholikul Huda)

Hepatitits adalah suatu proses peradangan difus pada jaringan yang dapat di

sebabkan oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat – obatan serta

bahan – bahan kimia. (Sujono Hadi, 1999).


8

Dari beberapa pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa hepatitis adalah

suatu penyakit peradangan pada jaringan hati yang disebabkan oleh infeksi virus

yang menyebabkan sel sel hati mengalami kerusakan sehingga tidak dapat

berfungsi sebagaimana mestinya.

2.2 Jenis-jenis hepatitis

a. Hepatitis A

Dikenal dengan hepatitis infeksiosa, rute penularan adalah melalui kontaminasi

oral-fekal, HVA terdapat dalam makanan dan air yang terkontaminasi. Potensi

penularan infeksi hepatitis ini melalui sekret saluran cerna. Umumnya terjadi

didaerah kumuh berupa endemik. Masa inkubasi : 2-6 minggu, kemudian

menunjukkan gejala klinis. Populasi paling sering terinfeksi adalah anak-anak

dan dewasa muda.

b. Hepatitis B

Penularan virus ini melalui rute trnfusi darah/produk darah, jarum suntik, atau

hubungan seks. Golongan yang beresiko tinggi adalah mereka yang sering

tranfusi darah, pengguna obat injeksi; pekerja parawatan kesehatan dan

keamanan masyrakat yang terpajan terhadap darah; klien dan staf institusi untuk

kecatatan perkembangan, pria homoseksual, pria dan wanita dengan pasangan

heteroseksual, anak kecil yang terinfeksi ibunya, resipien produk darah tertentu

dan pasien hemodialisa. Masa inkubasi mulai 6 minggu sampai dengan 6 bulan

sampai timbul gejala klinis.


9

c. Hepatitis C

Dahulu disebut hepatitis non-A dan non-B, merupakan penyebab tersering

infeksi hepatitis yang ditularkan melalui suplai darah komersial. HCV

ditularkan dengan cara yang sama seperti HBV, tetapi terutama melalui tranfusi

darah. Populasi yang paling sering terinfeksi adalah pengguna obat injeksi,

individu yang menerima produk darah, potensial risiko terhadap pekerja

perawatan kesehatan dan keamanan masyarakat yang terpajan pada darah. Masa

inkubasinya adalah selama 18-180 hari.

d. Hepatitis D

Virus ini melakukan koinfeksi dengan HBV sehingga infeksi HBV bertambah

parah. Infeksi oleh HDV juga dapat timbul belakangan pada individu yang

mengedap infeksi kronik HBV jadi dapat menyebabkan infeksi hanya bila

individu telah mempunyai HBV, dan darah infeksius melalui infeksi HDV.

Populasi yang sering terinfeksi adalah pengguna obat injeksi, hemofili, resipien

tranfusi darah multipel (infeksi hanya individu yang telah mempunyai HBV).

Masa inkubasinya belum diketahui secara pasti. HDV ini meningkatkan resiko

timbulnya hepatitis fulminan, kegagalan hati, dan kematian

e. Hepatitis E

Virus ini adalah suatu virus RNA yang terutama ditularkan melalui ingeti air

yan tercemar. populasi yang paling sering terinfeksi adalah orang yang hidup

pada atau perjalanan pada bagian Asia, Afrika atau Meksiko dimana sanitasi

buruk, dan paling sering pada dewasa muda hingga pertengahan.


10

f. Kemungkinan hepatitis F dan G

Baru ada sedikit kasus yang dilaporkan tentang hepatitis F. Saat ini para pakar

belum sepakat hepatitis F merupakan penyakit hepatitis yang terpisah.

Sedangkan hepatitis G gejala serupa hepatitis C, seringkali infeksi bersamaan

dengan hepatitis B dan/atau C. Tidak menyebabkan hepatitis fulminan ataupun

hepatitis kronik. Penularan melalui transfusi darah jarum suntik.

2.3 Etiologi dan cara penularannya

a. Hepatitis A

Penyakit ini disebabkan oleh virus hepatitis A (HAV). Hepatitis A pada

umumnya dapat di tulari melalui mulut, misalnya melalaui gelas atau sendok

bekas yang di pakai penderita hepatitis A. Kadang – kadang dapat juga melalui

keringat penderita atau melalui jarum suntik bekas yang di pakai pada

penderita pengdapa hepatitis A.

b. Hepatitis B

Penyakit ini disebabkan oleh virus hepatitis B (HBV). Hepatitis B dapat

ditularkan melalui cairan tubuh yang terinfeksi virus hepatitis B. Cairan tubuh

yang dapat menjadi sarana penularan hepatitis B adalah darah, cairan vagina,

dan air mani. Karena itu, berbagi pakai jarum suntik serta berhubungan seksual

tanpa kondom dengan penderita hepatitis B dapat menyebabkan seseorang

tertular penyakit ini.


11

c. Hepatitis C

Penyakit ini disebabkan oleh virus hepatitis C (HCV). Penularan hepatitis C dan

Delta pada orang dewasa bisa terjadi melalui kontak seksual dan bisa pula

melalui makanan dan minuman, suntikan ataupun transfusi darah. Virus hepatitis

C juga berbahaya karena sebagian besar penyakit Hepatitis C dapat berkembang

menjadi kronis/menahun dan menjadi pengidap yang selanjutnya akan menjadi

sumber infeksi bagi orang sekitarnya.

d. Hepatitis D

Penyakit ini disebabkan oleh virus hepatitis D (HDV). Hepatitis D merupakan

penyakit yang jarang terjadi, namun bersifat serius. Virus hepatitis D tidak bisa

berkembang biak di dalam tubuh manusia tanpa adanya hepatitis B. Hepatitis D

ditularkan melalui darah dan cairan tubuh lainnya.

e. Hepatitis E

Penyakit ini disebabkan oleh virus hepatitis E (HEV). Hepatitis E mudah terjadi

pada lingkungan yang tidak memiliki sanitasi yang baik, akibat kontaminasi

virus hepatitis E pada sumber air.

2.4 Tanda dan gejala

Sebelum virus hepatitis menimbulkan gejala pada penderita, terlebih dahulu virus

ini akan melewati masa inkubasi. Waktu inkubasi tiap jenis virus hepatitis berbeda-

beda. HAV membutuhkan waktu inkubasi sekitar 15-45 hari, HBV sekitar 45-160

hari, dan HCV sekitar 2 minggu hingga 6 bulan.


12

Beberapa gejala yang umumnya muncul pada penderita hepatitis, antara lain

adalah:

 Mengalami gejala seperti flu, misalnya mual, muntah, demam, dan lemas.

 Feses berwarna pucat.

 Mata dan kulit berubah menjadi kekuningan (jaundice).

 Nyeri perut.

 Berat badan turun.

 Urine menjadi gelap seperti teh.

 Kehilangan nafsu makan.

Bila Anda mengalami hepatitis virus yang dapat berubah menjadi kronik, seperti

hepatitis B dan C, mungkin Anda tidak mengalami gejala tersebut pada awalnya,

sampai kerusakan yang dihasilkan oleh virus berefek terhadap fungsi hati. Sehingga

diagnosisnya menjadi terlambat.

2.5 Pencegahan

Agar terhindar dari hepatitis, seseorang perlu menerapkan pola hidup bersih dan

sehat. Misalnya dengan:

 Menjaga kebersihan sumber air agar tidak terkontaminasi virus hepatitis.

 Mencuci bahan makanan yang akan dikonsumsi, terutama kerang dan tiram,

sayuran, serta buah-buahan.

 Tidak berbagi pakai sikat gigi, pisau cukur, atau jarum suntik dengan orang lain.

 Tidak menyentuh tumpahan darah tanpa sarung tangan pelindung.


13

 Melakukan hubungan seksual yang aman, misalnya dengan menggunakan

kondom, atau tidak berganti-ganti pasangan.

 Kurangi konsumsi alkohol.

Selain melalui pola hidup bersih dan sehat, hepatitis (terutama A dan B) bisa

dicegah secara efektif melalui vaksinasi. Untuk vaksin hepatitis C, D, dan E hingga

saat ini masih dalam tahap pengembangan. Namun di beberapa negara, vaksin

hepatitis C sudah tersedia dan bisa digunakan.

2.6 Pathway
14

2.7 Komplikasi

Penderita hepatitis akut dapat mengalami hepatitis fulminan yang

berujung kepada gagal hati akibat peradangan hebat pada hati. Gejala penderita

hepatitis fulminan mencakup bicara kacau dan penurunan kesadaran hingga koma.

Pasien juga dapat mengalami lebam dan perdarahan akibat kurangnya protein faktor

pembekuan darah yang diproduksi hati. Penderita hepatitis fulminan dapat

meninggal dunia dalam beberapa minggu jika tidak dirawat dengan segera.

Selain hepatitis fulminan, penderita hepatitis B dan C juga dapat mengalami

hepatitis kronis. Hepatitis kronis adalah hepatitis yang terjadi pada seseorang

selama lebih dari 6 bulan. Pada hepatitis kronis, virus akan berkembang biak di

dalam sel-sel hati dan tidak dapat dimusnahkan oleh sistem imun. Virus yang

berkembang biak secara kronis dalam hati penderita akan menyebabkan peradangan

kronis dan dapat menyebabkan sirosis, kanker hati, atau gagal hati.

2.8 Pemeriksaan penunjang

a) Tes fungsi hati

Lebih dari 70% parenkim hati mungkin sudah mengalami kerusakan sebelum

tesfungsi hati memperlihatkan hasil yang abnormal, Fungsi hati umunya diukur

dengan memeriksa aktivitas enzim serum, nsentrasi serum protein, bilirubin,

ammonia, factor pembekuan dan lipid. Beberapa tes ini dapat membantu

mengkaji keadaan penyakit pasien. Serum aminotransfarase ( yang juga disebut

transaminase ) merupakan indicator yang sensitive untuk menunjukkan cedera

sel hati dan sangat membantu dalam pendeteksi penyakit hati yang akut seperti
15

hepatitis. Alanin Aminotransfarase (ALT) yang juga dinamakan serum

glutamik – piruvik transaminase (SGPT) Aspartat Aminotransferase (AST)

yang juga dinamakan serum glutamik – Oksaloasetik Transaminase (SGOT)

merupakan tes yang paling sering dilakukan untuk menunjukkan kerusakan

hati. Kadar ALT (SGPT) meningkat pada pasien dengan hepatitis. AST

(SGOT) terdapat dalam jaringan yang memiliki aktivitas metabolic yang tinggi

jadi enzim ini dapat meningkat pada kerusakan organ, SGOT ini juga dapat

meningkat pada penyakit hepatitis.

b) Pemeriksaaan radiologi

1. Pemeriksaan barium esophagus (untuk varises yang menunjukkan

peningkatan tekanan portal)

2. Foto roentgen abdomen (untuk menemukan ukuran makroskopi hati )

Pemindaian hati dengan preparat (untuk memperlihatkan ukuran dan

bentuk hati)

3. Kolosistogram dan kolongiogram (untuk melihat kantung empedu dan

salurannya)

4. Arteriografi pembulu darah seliaka (untuk melihat hati dan pankreas )

5. Splenoportogram, venografi portal lienasis (untuk menemukan kecukupan

aliran darah)
16

2.9 Penatalaksanaan

a. Medis

1. Pencegahan

 Hepatitis virus B. penderita hepatitis sampai enam bulan sebaiknya tidak

menjadi donor darah karena dapat menular melalui darah dan produk

darah.

 Pemberian imunoglobin dalam pencegahan hepatitis infeksiosa memberi

pengaruh yang baik. Diberi dalam dosis 0,02ml / kg BB, intramuskuler.

2. Obat-obat terpilih

 Kortikosteroid. Pemberian bila untuk penyelamatan nyawa dimana ada

reaksi imun yang berlebihan.

 Antibiotic, misalnya Neomycn 4 x 1000 / hari peroral.

 Lactosa 3 x (30-50) ml peroral.

 Vitamin K dalam kasus kecenderungan pendarahan 10 mg/ hari intravena.

 Roboransia

 Glikosa kalsikus 10% 10 cc intravena (jika ada hipokalsemia).

 Sulfan magnesikum 15 gr dalam 400 ml air.

 Infuse glukosa 10% 2 lt/ hari.

3. Istirahat pada periode akut dan keadaan lemah diberikan cukup istirahat.

4. Jika penderita tidak nafsu makan atau muntah- muntah sebaiknya diberikan

infuse glukosa. Jika nafsu makan telah kembali diberikan makan yang cukup.

5. Bila penderita daam keadaan prekoma atau koma, berikan obat- obatan yang

mengubah susunan feora usus, misalnya neomisin atau kanamycin sampai


17

dosis total 4-6 mg /hr. laktosa dapat diberikan peroral, dengan pegangan

bahwa harus sedemikian banyak sehingga ph feces berubah menjadi asam.

b. Keperawatan

1. Tirah baring dan selanjutnya aktivitas pasien dibatasi sampai gejala

pembesaran hati dan kenaikan bilirubin kembali normal.

2. Nutrisi yang adekuat

3. Pertimbangan psikososial akibat pengisolasian dan pemisaha dari keluarga

sehingga diperlukan perecanaan khusus untuk meminimalkan perubahan

dalam persepesi sensori.

4. Pengendalian dan pencegahan.

2.10 P atofiologi

Inflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat disebabkan oleh

infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan dan bahan kimia. Unit

fungsional dasar dari hepar disebut lobul dan unit ini memiliki suplai darah

sendiri. Dengan berkembangnya inflamasi pada hepar, pola normal pada hepar

terganggu. Gangguan terhadap suplai darah normal pada sel-sel hepar yang rusak

dibuang dari tubuh oleh sistem imun dan diganti oleh sel-sel hepar baru yang

sehat. Sebagian besar klien yang mengalami hepatitis sembuh dengan fungsi hepar

normal. Inflamasi pada hepar karena infeksi virus akan menyebabkan peningkatan

suhu tubuh dan peregangan kapsula hati yang memicu timbulnya perasaan tidak

nyaman pada perut kuadran kanan atas. Hal ini dimanifestasikan dengan adanya

rasa mual dan nyeri di uluh hati.


18

Timbulnya ikterus karena kerusakan sel parenkim hati. Walaupun jumlah

bilirubin yang belum mengalami konjugasi masuk kedalam hati tetap normal,

tetapi karena adanya kerusakan sel hati dan duktuli empedu intrahepatik, maka

terjadi kesukaran pengangkutan bilirubin tersebut didalam hati. Selain itu juga

terjadi kesulita dalam hal konjugasi. Akibatnya bilirubin tidak sempurna

dikeluarkan melalui duktus.

Akibatnya bilirubin tidak sempurana dikeluarkan melalui duktus

hapatikus, kareana terjadi retensi (akibat kerusakan sel ekskresi) dan regurgitasi

pada duktuli, Empedu belum mengalami konjugasi (bilirubin indiren), maupun

bilirubin yang sudah mengalami konjugasi (bilirubin direk). Jadi ikterus yang

timbul disini terutama disebabkan karena kesukaran dalam pengakutan, konjugasi

dan eksresi bilirubin.

Tinja mengandung sedikit sterkobilin oleh karena itu tinja tampak pucat

(abolis). Karena bilirubin konjugasi larut dalam air, maka bilirubin dapat dieksresi

kedalam kemih, sehingga mrenimbulkan blirubin urine dan kemih berwarna

gelap. Peningkatan kadar bilirubin terkonjugasi dapat disertai peningkatan garam-

garam empedu dalam darah yang akan menimbulkan gatal-gatal pada ikterus.
19

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Hepatitis adalah peradangan atau inflamasi pada hepar yang umumnya terjadi

akibat infeksi virus, tetapi dapat pula disebabkan oleh zat-zat toksik. Hepatitis berkaitan

dengan sejumlah hepatitis virus dan paling sering adalah hepatitis virus A, hepatitis

virus B, serta hepatitis virus C.

Etiologi hepatitis yaitu disebabkan oleh beberapa virus diantaranya virus

hepatitis A, virus hepatitis B, dan virus hepatitis C. Hepatitis pula dapat disebabkan oleh

racun, yaitu suatu keadaan sebagai bentuk respons terhadap reaksi obat, infeksi

stafilokokus, penyakit sistematik dan juga bersifat idiopatik

Patofisiologi hepatitis yaitu adanya pembengkakan atau edema hepar yang

disebabkan oleh cedera dan nekrosis mengakibatkan gagal hati fulminan dan kematian.

Perubahan ini bersifat reversibel sempurna bila fase akut penyakit mereda.

3.2 Saran

Agar terhindar dari hepatitis, seseorang perlu menerapkan pola hidup bersih dan

sehat. Misalnya dengan:

 Menjaga kebersihan sumber air agar tidak terkontaminasi virus hepatitis.

 Mencuci bahan makanan yang akan dikonsumsi, terutama kerang dan tiram,

sayuran, serta buah-buahan.

 Tidak berbagi pakai sikat gigi, pisau cukur, atau jarum suntik dengan orang lain.
20

DAFTAR PUSTAKA

Akbar H. N., 2007. Hepatitis B in: Buku Ajar Ilmu Penyakit Hati. 1st ed. Jakarta:

Jayabadi pp. 201-4.

Hendrarahardja., 2003. Hepatitis Viral Akut, in: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 1st

ed. Jakarta: Balai Penerbit FKUI pp. 253-8.

You might also like