Professional Documents
Culture Documents
1 PB
1 PB
Abstract
Service is the main factor preferred and planned in realizing consumer expectation and
desires where seen in the fact that service in the field of land transportation sector and also air
transportation tends to be minimal and not maximal yet. However, the availability of infrastructure
is one of the vital aspects in accelerating the process of national development in various fields. Based
on this matter, that in the future needed effort of Holding state-owned enterprises in the framework of
improving infrastructure, especially in the field of air transport and land transportation. Realization
to build of Holding as the parent company of SOE's based on core business need to be addressed and
implemented carefully. Cause there are a number of law potentials may appear to surface when the
process of Holding Company realized. That is how the legal system and the legal relationship
between parent company and subsidiary company in holding system.The purpose of this writing is to
describe the Holding of SOEs from the perspective of law and SOE Holding solutions in order to
improve the services.The research method used in this study is a normative approach or a conseptual
approach, focused on assessing the application of norms or norms in positive law regarding the
Holding of SOEs.
Abstrak
Pelayanan adalah factor yang diutamakan dan direncanakan dalam mewujudkan harapan
dan keinginan konsumen namun ketersediaan infrastruktur merupakan salah satu aspek vital dalam
mempercepat proses pembangunan nasional di berbagai bidang.Berdasarkan hal inilah, bahwa ke
depan diperlukan upaya Holding BUMN dalam rangka peningkatan infrastruktur terutama dalam
bidang angkutan udara dan angkutan darat.Realisasi pembentukan induk perusahaan (Holding)
pada BUMN berdasarkan core business perlu disikapi dan dilaksanakan secara hati-hati. Sebab
ada sejumlah potensi hukum yang mungkin muncul ketika itu direalisasikan.Yaitu bagaimana
hubungan hukum antara induk perusahaan dan anak perusahaan dalam sistem holding. Tujuan
Penulisan ini adalah untuk mendeskripsikan Holding BUMN ditinjau dari perspektif hukum dan
solusi Holding BUMN.Metode penelitian yang digunakan pendekatan normatif atau conseptual
approach yang difokuskan untuk mengkaji penerapan kaidah atau norma dalam hukum positif
mengenai Holdingisasi BUMN.
Kata Kunci: BUMN, Holding BUMN, infrastruktur, angkutan darat dan udara
dalam Pasal 33 butir (3) UUD NRI 1945, udara cenderung minim dan belum maksimal
menyatakan bahwa, “Bumi, air, dan kekayaan Namun ketersediaan infrastruktur merupakan
alam yang terkandung di dalamnya dikuasai salah satu aspek vital dalam mempercepat
oleh negara dan dipergunakan sebesar- proses pembangunan nasional di berbagai
besarnya untuk kemakmuran rakyat.” BUMN bidang. Laju pertumbuhan ekonomi suatu
bertujuan memperoleh keuntungan dan negara tidak dapat dipisahkan dari
mengemban beberapa tugas yang lebih ketersediaan infrastruktur secara menyeluruh
bersifat makro, seperti menjaga stabilitas yang menjadi fondasi dari pembangunan
ekonomi/harga, dan untuk memenuhi sifat ekonomi berkelanjutan.
penugasan layanan publik atau agent of Perseroan sebagai bentuk subjek
development serta pioneering. Pada saat ini, hukum yang unik memiliki beberapa teori
BUMN dalam pelaksanaan tugasnya yang muncul akibat adanya pengertian
memerlukan beberapa perbaikan-perbaikan perseroan sebagai badan hukum. Badan
sistem manajemennya untuk mengangkat hukum sendiri dapat diartikan sebagai segala
kinerjanya.Perangkat perbaikan tersebut sesuatu yang berdasarkan tuntutan kebutuhan
termasuk untuk menciptakan kontrol sistem. masyarakat oleh hukum diakui sebagai
Paradigma BUMN secara simultan dapat pendukung hak dan kewajiban. Teori-teori
diubah, termasuk mindset manajemen, dalam perseroan terbatas muncul akibat
karyawan dan sistem teknologinya harus adanya unsur personalitas dari perseroan,
dilakukan perbaikan (Nugraha, 2007). adapun teori teori yang digunakan dalam
Jika dihubungkan dengan sektor penelitian ini adalah :
pelayanan angkutan darat dan juga angkatan 1. Teori Realistik (Realistic Theory)
udara, maka dapat dilihat dari faktanya di Teori ini mengemukakan bahwa hukum
lapangan bahwa kebutuhan sarana membedakan secara nyata antara
transportasi umum merupakan kebutuhan personalitas perseroan dengan
masyarakat yang terus berkembang sesuai personalitas orang-orang yang
dengan meningkatnya taraf kehidupan terkumpul di dalamnya.
masyarakat. Transportasi merupakan 2. Teori Organ (Organ Theory)
pelayanan di bidang jasa yang sangat Teori ini dikemukaakn oleh Van Gierkie
berperan dalam aktivitas manusia untuk yang berpendapat, perseroan sebagai
memenuhi kebutuhan hidupnya. Salah satu badan hukum adalah ”realita
pelayanan transportasi adalah jasa angkutan sesungguhnya”, yang sama halnya
darat dan angkutan udara. Angkutan Darat dengan sifat kepribadian manusia
transportasi darat yang paling banyak 3. Teori Kontrak (Contract Theory)
dijumpai seperti kereta api, bus, angkutan Teori ini menyatakan bahwa perseroan
kota, ojek, taksi, dan lain-lain. Hal ini sebagai badan hukum merupakan
disebabkan karena transportasi darat sangat perwujudan sebuah kontrak antara
mudah diakses dan sering dijumpai anggota-anggota perseroan baik antara
sedangkan Transportasi angkutan udara sesamanya maupun dengan pihak lain
merupakan alat transportasi yang mempunyai yang terkait.
kelebihan dalam hal ketepatan waktu dan Pada penelitian ini dikhususkan untuk
waktu perjalanan menjadi relatif singkat membahas pentingnya peningkatan kinerja
untuk sampai ketujuan yang di inginkan. Dan perusahaan di BUMN terutama sektor
untuk kalangan masyarakat tertentu angkutan transportasi darat dan udara yang merupakan
udara merupakan alternatif utama sebagai sektor strategis penyumbang pendapatan
sarana penunjang dalam kehidupan sehari- ekonomi negara. Penelitian ini juga menitik
hari. Dalam hal ini, faktor pelayanan tetap beratkan terhadap kedudukan holding
menjadi hal yang yang diutamakan dan company di Indonesia yang belum secara jelas
direncanakan dalam mewujudkan harapan pengaturannya saat ini.
dan keinginan konsumen dimana dilihat Berdasarkan permasalahan di atas,
dalam kenyataan bahwa pelayanan di bidang maka tujuan dari penulisan ini adalah sebagai
sektor angkutan darat dan juga angkutan berikut:
90
Masalah - Masalah Hukum, Jilid 47 No. 2, April 2018, Halaman 89-99
91
Boby Wilda Estanto, Urgensi Holding BUMN
terbagi dalam saham yang seluruh atau masyarakat mempunyai hak untuk
paling sedikit 51% (lima puluh satu menpertanyakannya. Tak hanya itu, rakyat
persen) sahamnya dimiliki oleh Negara juga mempunyai wewenang mencabut
Republik Indonesia yang tujuan kontrak sosial yang diberikan antara
utamanya mengejar keuntungan. masayarakat dan pemerintah. Penguasaan
Organ-organ dari Persero adalah RUPS, mutlak atas sumber daya alam oleh negara,
Direksi dan Komisaris. secara operasional dan spesifik dikuatkan
b. Perusahaan umum (Perum). Perusahaan pada ayat sebelumnya. Pasal 33 ayat 2
Umum, yang selanjutnya disebut Perum menegaskan peran negara secara lebih
adalah BUMN yang seluruh modalnya spesifik pada kegiatan usaha. Cabang-cabang
dimiliki Negara dan tidak terbagi atas produksi yang memiliki nilai strategis
saham, tujuan untuk kemanfaatan dikuasai oleh Negara dan digunakan untuk
umum berupa penyediaan barang/atau meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
jasa yang bermutu tinggi dan sekaligus Dari, ayat ini secara eksplisist dikatakan
untuk mengejar keuntungan bahwa Negara akan mengambil peran dalam
berdasarkan prinsip pengelolaan kegiatan ekonomi. Tetapi yang membedakan
perusahaan. Pada dasarnya proses misi Negara dengan swasta, perusahaan
pendirian Perum sama dengan Persero. dibawah naungan Negara tidak hanya
Organ dari suatu Perum adalah Menteri, mengejar keuntungan, tetapi juga untuk
Direksi, dan Dewan Pengawas. memenuhi kebutuhan masyarakat (Sipayung
Dalam kurun waktu 50 tahun semenjak et al., 2013, p. 75).
BUMN dibentuk, BUMN secara umum Dalam konteks ini, BUMN selalu
belum menunjukkan kinerja yang dikritik sebagai lembaga ekonomi yang tidak
menggembirakan. Perolehan laba yang efisien. Perlu disadari bahwa pendirian
dihasilkan masih sangat rendah. Sebagai BUMN tidak hanya mengejar keuntungan
contoh, pada tahun 2000 BUMN memiliki semata. Akibatnya, margin pendapatan
total asset sebesar Rp. 861,52 trilyun hanya BUMN memang setiap periode tidak sebesar
mampu menghasilkan keuntungan sebesar yang diperoleh pihak swasta. Oleh karena itu
Rp. 13,34 Trilyun, atau dengan tingkat Return tidak dirancang untuk mengejar profit. Fokus
on Assets (ROA) sebesar 1,55%. (Sipayung et yang dikerjakan BUMN lebih pada
al., 2013). peningkatan kesejahteraan rakyat, khususnya
Masalah BUMN menyangkut strategi terpenuhinya kebutuhan pokok.Sebagai
ekonomi nasional dan kepentingan rakyat ilustrasi, pengadaan perumahan murah bagi
kebanyakan. Para founding fathers sejak awal masyarakat menengah ke bawah, di mana
telah menyadari bahwa Indonesia sebagai Perumnas menjadi pelopornya dalam hal ini
sebuah kolektivitas politik tidak memiliki dikelola oleh lembaga BUMN Perbankan
modal yang cukup untuk melaksanakan yaitu Bank Tabungan Negara (BTN).
pembangunan ekonomi. Makna yang Ataupun intervensi pemerintah dalam
terkandung dari ayat-ayat pada Pasal 33 UUD mengendalikan harga BBM sejak tahun 1980
1945, menggambarkan tentang peran negara sampai sekarang oleh Pertamina, subsidi
dalam kegiatan ekonomi. Penguasaan Negara listrik pada listrik pada rumah tangga
atas sumber daya alam adalah mutlak. sederhana dan rumah sosial oleh PLN, dan
Kebijakan ini bukan kesewenang-wenangan kereta rakyat kelas ekonomi oleh PT. Kereta
Negara, melainkan suatu strategi awal untuk Api Indonesia (Sipayung et al., 2013).
pembangunan ekonomi. Namun, penguasaan Dalam upaya peningkatan efisiensi dan
sumber daya alam seperti yang diamanatkan efektivitas BUMN, upaya pembentukan
konstitusi tidak berhenti sampai disitu. Holding BUMN menjadi alternatif pilihan
Penguasaan sumber daya alam harus yang banyak mendapat perhatian publik.
dipergunakan sepenuhnya untuk Upaya pembentukan Holding BUMN oleh
kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Jika pemerintah Indonesia kian menjadi nyata
kewajiban ini tidak dijalankan oleh setelah pemberian persetujuan Presiden Joko
pemerintah yang sedang memimpin, maka Widodo atas usulan Menteri BUMN terkait
93
Boby Wilda Estanto, Urgensi Holding BUMN
2. Holding BUMN sebagai Solusi dalam semua sektor usaha dan dunia usaha tidak
Peningkatan Sektor Pelayanan dapat lagi bergantung pada pertumbuhan
Angkutan Darat dan Udara organik, diperlukan pertumbuhan unorganik
Perusahaan Holding company biasanya melalui merger, akuisisi, konsolidasi dan
terbentuk karena adanya proses konglomerasi sebagainya. Tindakan rightsizing BUMN
yang dalam istilah ekonomi berarti proses melalui pembentukan Holding tidak diatur
pemusatan (conglomerare : Latin, berarti secara spesifik dan eksplisit dalam peraturan
penggumpalan) beberapa perusahaan anak perundangan di Indonesia, melainkan lebih
untuk kemudian bergabung dalam kepada pendekatan bestpractice di dunia
perusahaan induk (Shadily, 1987). Dengan bisnis. Holdingmenurut Munir Fuady
adanya perkembangan grup-grup usaha diartikan sebagai suatu perusahaan yang
konglomerat di Indonesia sejak dasawarsa bertujuan untuk memiliki saham dalam satu
tujuh puluhan, maka pengendalian usaha atau lebih perusahaan lain dan/atau mengatur
lewat Holding company sudah merupakan satu atau lebih perusahaan lain tersebut
suatu trend dan kebutuhan bisnis yang tidak (Fuady, 1999, p. 84). Menurut Winardi,
dapat/tidak perlu dihindari. Sedangkan kata Holding company ialah perusahaan yang
“Holding company” ini berasal dari menguasai perusahaan lain. Seringkali orang
terminology, hukum Amerika. Ada banyak mengatakan bahwa sebuah "Holding
batasan yang diberikan oleh para sarjana company is acompany which holds other
tentang istilah ini. M.Manullang, misalnya companies" (Holding company adalah sebuah
mengartikan Holding company adalah suatu perusahaan yang memegang perusahaan
badan usaha yang berbentuk corporation lain). Selanjutnya menurut Komaruddin yang
yang memiliki sebagian dari saham-saham dimaksud dengan Holdingcompany ialah
beberapa badan usaha (Manullang, 1984). suatu badan usaha yang didirikan dengan
Dalam rangka meningkatkan kinerja dan tujuan untuk menguasai sebagian besar
nilai perusahaan serta menciptakan BUMN saham dari badan usaha yang akan
yang efisien, efektif/produktif, berdaya saing dipengaruhinya (Komaruddin, 1984, p. 161).
tinggi, dan mampu menjadi pelaku utama Holding company, begitulah ide yang
(champion) dalam industrinya baik nasional, tercetus yang disampaikan Presiden Jokowi
regional dan bahkan global, perlu dilakukan pada pertengahan Mei 2015 lalu saat bertemu
rightsizing BUMN. Program rightsizing ratusan CEO BUMN. Presiden menyatakan
BUMN tentunya tidak bisa dilepaskan dari perlunya percepatan dalam pembentukan
sebuah visi penataan jumlah dan skala BUMN Holding company BUMN sebagai suatu cara
serta perbaikan struktur bisnis BUMN secara untuk meningkatkan daya saing. Gagasan ini
menyeluruh, meliputi restrukturisasi, tentu bukan suatu hal baru karena sudah
revitalisasi dan profitisasi BUMN secara didengungkan sejak akhir era tahun 1990-an,
bertahap dan berkesinambungan. Bentuk dari namun tidak terlalu mudah dalam
rightsizing tersebut dapat berupa implementasinya. Beberapa pemerintahan
pembentukan Holding, merger/konsolidasi, berganti, namun belum ada yang secara
divestasi, likuidasi, atau bahkan tetap revolusioner merealisasikan gagasan tersebut
dipertahankan (stand alone) (Sari, 2017). (Bumninc, 2017).
Terdapat beberapa hal yang menjadi Malaysia, terlihat selangkah lebih maju
latar belakang perlunya rightsizing BUMN, karena berangkat dari titik yang sama dengan
antara lain, saat ini belum ada satupun BUMN Indonesia dalam mereformasi BUMN dan
yang dapat disebut sebagai pemain saat ini telah berhasil merealisasikan
Internasional yang handal, tingkat persaingan Khazanah Group sebagai super Holding
usaha yang semakin tinggi baik di pasar company (SHC) yang berdaya saing.
domestik, regional, maupun internasional. Singapura lebih maju lagi karena Temasek
Selain itu, diperlukan pembenahan skala Group sudah didirikan sejak 1974 dan saat ini
usaha BUMN sehingga menciptakan daya memiliki sekitar 100 anak perusahaan yang
kompetisi yang lebih kuat. Pada sisi lain, beroperasi di Asia, Amerika, dan Eropa.
perlu sinergi yang lebih kuat dan luas antar Temasek telah bertransformasi menjadi
BUMN karena BUMN bergerak pada hampir Sovereign Wealth Funds (SWF) yaitu
95
Boby Wilda Estanto, Urgensi Holding BUMN
97