You are on page 1of 10

Pena Justisia: Media Komunikasi dan Kajian Hukum

Vol. 17, No. 2, 2017, 70-79

Artikel Hasil Penelitian

Economic Analysis of Law pada Perubahan Kebijakan Kontrak Karya


Menjadi Ijin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK):
Studi Kasus PT. Freeport Indonesia
1Isti Sulistyorini, *2Siti Zulaekhah
Fakultas Hukum Universitas Pekalongan

Abstract
In Indonesia, the mining management regime develops dynamically from time
to time along with the economic-politics of the activity. Since 2017, through
the issuance of Government Regulation No. 1 Year 2017, the stipulation of such
management requires that the investor holding the Contract of Work (KK)
Artikel Diterima: converts it into a Special Mining Business License (IUPK). This research aims
3 November 2017 to describe the history of mining concessions in Indonesia since independence
until now. This research uses Economic Analysis of Law method which refers
Artikel Disetujui: to Postner opinion. Economic approach to mining management law is more
28 November 2017 emphasize on the reason of efficiency in mining management as regulated in
the constitution of Article 33 paragraph (3). The results indicate that the
Artikel Diterbitkan: obligation to change the management of the mining management regime from
15 Desember 2017 KK to IUPK is based on a change towards a better direction, both the Govern-
ment of Indonesia as the highest power organization and the Indonesian peo-
ple that should be the main target for the achievement of welfare. The im-
provement of the management effort is evidenced by the shift of the original
tax scheme based on naildown becomes base on prevailing.
Keywords: Contract of Work, Naildown, Prevailing, Economic Analysis of Law
Abstrak
Di Indonesia, rezim pengelolaan pertambangan berkembang secara dinamis
dari waktu ke waktu seiring dengan politik-ekonomi dalam kegiatan terse-
but. Sejak tahun 2017, melalui penerbitan Peraturan Pemerintah No. 1 Ta-
hun 2017, ketentuan pengelolaan tersebut mensyaratkan agar investor
pemegang Kontrak Karya(KK) merubahnya menjadi Ijin Usaha Pertamba-
ngan Khusus (IUPK). Penelitian ini bertujuan mendesrkripsikan sejarah pe-
*Korespondensi Penulis: ngusahaan pertambangan di Indonesia sejak kemerdekaan hingga sekarang.
sitizulaekhah@unikal.ac.id Penelitian ini menggunakan metode Economic Analysis of Law yang merujuk
pada pendapat Postner. Pendekatan ekonomi atas hukum pengelolaan per-
tambangan ini lebih menekankan pada alasan efisiensi dalam pengelolaan
pertambangan sebagaimana diatur dalam konstitusi Pasal 33 ayat (3). Hasil
penelitian menunjukkan, kewajiban perubahan pengelolaan rezim pengelo-
laan pertambangan dari KK menjadi IUPA didasari atas perubahan ke arah
yang lebih baik, baik Pemerintah Indonesia selaku organisasi kekuasaan ter-
tinggi maupun masyarakat Indonesia yang seharusnya menjadi sasaran uta-
ma atas pencapaian kesejahteraan. Perbaikan upaya pengelolaan tersebut
dibuktikan dengan adanya pergeseran skema perpajakan yang semula ber-
basis naildown menjadi berbasis prevailing.
Kata Kunci: Kontrak Karya, Naildown, Prevailing, Economic Analysis of Law
71 Pena Justisia: Media Komunikasi dan Kajian Hukum
Vol. 17, No. 2, 2017

PENDAHULUAN mampu meransang daya beli masyarakat.Pranata


Di satu pihak, kemerdekaan yang berhasil hukum pertama yang diterbitkan dalam rangka
direbut dari Belanda adalah sebuah kemenangan menunjang kegiatan tersebut adalah Undang-
namun di lain pihak dibutuhkan pemikiran untuk Undang No. 37 Prp. 1960 tentang Pertambangan
menata kehidupan masyarakat dalam negeri pada dan diikuti dengan penerbitan Undang-Undang
saat awal sebagai bangsa yang merdeka. Beragam No. 44 Prp. Tahun 1960 tentang Pertambangan
masalah terjadi dalam penataan masyarakat yang Minyak dan Gas Bumi. Undang-Undang ini ke-
baru merdeka diantaranya adalah kemiskinan, mudian diikuti denga peraturan perundang-
kelaparan, buruknya infrastruktur, pendidikan, undangan pelaksana berupa Peraturan Presiden
hubungan dengan negara lain, terbatasnya inves- No. 20 Tahun 1963. Perangkat peraturan perun-
tasi, dan masalah-masalah lainnya. Gejolak politik dang-undangan ini mengizinkan pemerintah me-
dan instabilitas ekonomi, rendahnya nilai tukar narik modal asing untuk mengembangkan bidang
rupiah serta konflik-konflik sosial turut menjadi eksplorasi dan eksploitasi berdasarkan pola Pro-
beban pemerintah dan menuntut langkah sigap duction Sharing Contract (PSC).Pola ini pada da-
untuk segera mengatasinya. Meskipun demikian, sarnya tidak lain berupa peminjaman modal dari
Tuhan sebenarnya memberikan anugerah kekaya- pihak asing yang akan dibayar kembali dengan
an alam yang sangat melimpah dan salah satunya hasil produksi.Penerapan pola ini didasarkan atas
adalah kekayaan alam berupa tambang yang ter- pemikiran bahwa sebagai upaya untuk menerap-
tanam dalam perut bumi. Sebagai kekuatan eko- kan sepenuhnya pemilikan minyak oleh negara
nomi riil bangsa Indonesia, pertambangan secara karena hanya dengan menguasai manajemen pe-
historis telah diusahakan oleh pemerintah Hindia- rusahaan minyak dan gas bumi, kekuatan ekono-
Belanda melalui pengusaha-pengusaha swasta mi (economic right) minyak beralih dari pemilik
yang berasal dari negeri tersebut. Perangkat atau modal (kontraktor) kepada negara. Pengusahaan
sistem perijinan pun disediakan oleh Hindia Be- pertambangan dengan pola PSC dipakai pada per-
landa dan berdasarkan concesssi berdasarkan In- tambangan minyak dan pertambangan batubara.
dische mijnwet tahun 1899 (staatblad 1899-214) Arus globalisasi yang menuntut dipenuhi-
yang memberkan hak pertambangan sepenuhnya nya Hak-hak Asasi Manusia, peranserta masyara-
pada pemegang konsesi tersebut. Setelah Indo- kat, teknologi informasi serta adanya kebijakan
nesia merdeka, perijinan pengusahaan pertam- Otonomi Daerah mendorong perubahan undang-
bangan dengan mekanisme konsesi ini dianggap undang pertambangan yang diterbitkan pada era
tidak selaras dengan nilai-nilai dan pandangan hi- 1960-an karena dinilai masih bersifat sentralistik
dup bangsa Indonesia dan oleh karenanya diganti dan sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan
dengan kebijakan baru. global. Adapun perbaharuan undang-undang ter-
Sebagai sektor ekonomi potensial yang sebut dilakukan dengan menerbitkan Undang-Un-
dianggap mampu menopang pemasukan negara dang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan
yang akan didistribusikan untuk publik dan pada Mineral dan Batubara. Sebagai peraturan pelak-
akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan ma- sananya, kemudian diterbitkan Peraturan Peme-
syarakat, sektor pertambangan mendapatkan per- rintah No. 23 Tahun 2010. Pokok pembaharuan
hatian yang serius. Pemerintah mulai memikirkan peraturan pelaksana ini dibandingkan dengan
untuk menyusun pranata hukum pengusahaan ketentuan sebelumnya adalah penegasan penga-
pertambangan sehingga perubahan ekonomi po- turan tentang upaya pemenuhan ketersediaan
tensial menjadi ekonomi riil bisa terwujud. De- mineral untuk kebutuhan dalam negeri serta pe-
ngan pengusahaan pertambangan, maka peneri- ningkatan nilai tambah penguasahaan mineral
maan negara, pembangunan infrastruktur dan pe- melalui kewajiban pengolahan dan pemurnian
rekonomian berlangsung dan pada akhirnya mineral yang dilakukan di dalam negeri. Pe-
Economic Analysis of Law pada Perubahan Kebijakan Kontrak Karya... 72

raturan ini dua tahun kemudian dirubah dengan kannya pemegang Kontrak Karya untuk meng-
Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2012 dengan ekspor mineral yang belum dimurnikan. Sejak
mengakomodir ketentuan tenang divestasi atau tahun 2017, melalui penerbitan Peraturan Peme-
peralihan saham dari modal asing ke peserta In- rintah No. 1 Tahun 2017, yang mensyaratkan
donesia sehingga berpartisipasi dalam bidang pe- agar pemegang Kontrak Karya (KK) mengubah
ngusahaan pertambangan dan batubara dan pada statusnya menjadi Ijin Usaha Pertambangan Khu-
akhirnya turut menikmati hasilnya. Dua tahun ke- sus (IUPK) agar dapat melakukan kegiatan ekspor
mudian, melalui Peraturan Pemerintah No. 1 Ta- konsentrat (mineral yang sudah diolah tetapi
hun 2014 dilakukan perubahan kedua atas Pera- belum sampai tahap pemurnian). Hal tersebut me-
turan Pemerintah No. 23 Tahun 2010 dengan rupakan insentif dari Pemerintah Indonesia yang
pokok perubahannya adalah penataan kewajiban pada dasarnya berupa fasilitas perpanjangan jang-
pemegang ijin untuk melakukan pengolahan dan ka waktu ekspor dan perpanjangan ini disesuai-
pemurnian mineral di dalam negeri. Apabila in- kan dengan perencanaan pembangunan smelter1.
vestor yang telah melakukan kegiatan penamba- Prinsip perpajakan yang berlaku pada IUPK ada-
ngan logam dan telah melakukan kegiatan pemur- lah prevailing yaitu mengikuti aturan pajak yang
nian, maka yang bersangkutan dapat melakukan berlaku, artinya pajak dan royalti yang dibayar
ekpsor/penjualan ke luar negeri dalam jumlah Freeport dan AMNT dapat berubah-ubah sesuai
tertentu. Masih dalam tahun yang sama, melalui peraturan perpajakan yang berlaku. Berbeda de-
penerbitan Peraturan Pemerintah No. 77 Tahun ngan KK yang menerapkan sistem Naildown pajak
2014 melalui perubahan ketiga dengan alasan dan rolaty yang dibayar besarnya tetap tidak akan
mengakomodasi banyaknya fakta empirik peru- ada perubahan hingga masa kontrak berakhir.
bahan status Penanaman Modal Dalam Negeri Freeport keberatan dengan IUPK yang sifatnya
(PMDN) menjadi Penanaman Modal Asing (PMA). preaviling karena khawatir dibebani pajak-pajak
Pada tahun 2017, dilakukan perubahan keempat dan pungutan baru di kemudian hari sehingga
dengan diterbitkannya Peraturan Pemerintah No. dianggap tidak memberikan jaminan stabiltas
1 tahun 2017. Beberapa perubahan tersebut men- jangka panjang untuk investasi freeport di
cakup kewajiban pembangunan fasilitas pemur- Indonesia.
nian dalam negeri (smelter) serta peraturan per- Berdasarkan penelusuran literatur penulis,
pajakan. PT. Freeport Indonesia merupakan perusahaan
Salah satu bentuk dalam pengusahaan un- PMA pertama kali di Indonesia untuk bidang per-
tuk mineral adalah Kontrak Karya(Contract of tambangan mineral yang telah melangsungkan
Work). Usaha bi dibidang pertambangan bersifat operasi kegiatan usahanya sejak tahun 1968, tepat
terpadu(integrated) karena merupakan suatu saat diberlakukannya Undang-Undang No. 1 Ta-
rangkaian usaha Tahapan dalam pengusahaan hun 1967 tentang PMA2. Perusahaan induk dari
pertambangan terdiri atas tahapan penyelidikan PT. Freeport Indonesia adalah Freeport- Mc Moran
umum, eksplorasi, dan eksploitasi sampai dengan and Gold Incorporated (FCS), sebelumnya ber-
pengolahan dan pemurnian serta pengangkutan nama Freeport Minerals Company dan perusahaan
dan penjualan. Salah satu bentuk insentif dalam awalnya bernama Freeport Sulphur Company.
kegiatan pertambanga tersebut adalah diboleh- Investasi yang dilakukan oleh PT. Freeport Indo-

1 Pratama Guitarra, “Jika Ingin Ekspor Mineral, KK Wajib Ber- 2 Ukrar W. Sulistijo, “Kronologis Kontrak Karya di Indonesia
ubah Menjadi UIPK” http://www.ima-api.com/index.php? dan Usaha Pertambangan PT. Freeport Indonesia”, diakses
option=com_content&view=article&id=3378%Ajika-ingin- dari: www.tekmira. Esdm.go.id/km/lainnya/kronologis kon
ekspor-mineral-kk-wajib-berubah-jadi-iupk&catid=47%3 trak karya di Indonesia .pdf, 16 Maret 2017
Amedia-news&itemid=98&lang=en, diakses pada tanggal 16
Maret 2017
73 Pena Justisia: Media Komunikasi dan Kajian Hukum
Vol. 17, No. 2, 2017

nesia menggunakan pola Kontrak Karya dan Analisis masalah dalam penelitian ini
sampai sekarang sudah mencapai generasi menggunakan pendekatan Economic Analysis of
Kontran Karya ke-8. Law yakni pendekatan ekonomi terhadap pemi-
kiran hukum dalam memecahkan masalah yang
RUMUSAN MASALAH terjadi pada PT. Freeport Indonesia terkait adanya
Berdasarkan paparan pada latar belakang kebijakan baru Pemerintah Republik Indonesia
tersebut dapat dirumuskan masalah: Bagaimana- tentang kewajiban perubahan status dari Kontrak
kah Economic Analysis of Law pada perubahan Karya menjadi Ijin Usaha Pertambangan Khusus
kebijakan Pemerintah Indonesia atas pengusa- (IUPK). Perubahan ini menjadi fokus analisis pe-
haan pertambangan dari Kontrak Karya menjadi nulisan penelitian ini karena PT. Freeport mem-
Ijin Usaha Penambangan Khusus pada kasus PT. permasalahkan kebijakan baru tersebut dengan
Freeport Indonesia? asalan dianggap memberatkan serta mengandung
ketidakpastian atas beban pembayaran pajak.
METODE PENELITIAN Menurut Richard A. Posner, Economics Ana-
Penelitian ini berbasis data sekunder beru- lysis of Law adalah penerapan prinsip-prinsip eko-
pa peraturan perundang-undangan yang berkai- nomi sebagai pilihan-pilihan rasional untuk me-
tan dengan pertambangan. Data ini dibagi lagi nganalisa persoalan hukum. Teori ini berakar dari
menjadi 3(tiga) kelompok berupa bahan hukum aliran utilitarianisme yang mengutamakan azas
primer (konstitusi Republik Indonesia, khususnya manfaat atas penerapan hukum dan dikem-
Pasal 33 UUD 1945), bahan hukum sekunder be- bangkan oleh Jeremy Bentham (1748-1832) dan
rupa peraturan perundang-undangan di bidang John Stuart Mill (1806-1873).
pertambangan antara lain Undang-Undang Un- Richard A Posner3 juga mengemukakan
dang-Undang No. 4 Tahun 2009 tentang Pertam- bahwa :”...as for the positive role of economics
bangan, Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2010 analysis of law, the attemp to explain legal rules and
sebagaimana telah beberapa kali dirubah terakhir outcomes as they are rather than to change them to
dengan Peraturan Pemerintah No. 1 Tahun 2017 make them better”. Peran economics analysis of law
tentang peraturan pelaksana Undang-Undang No. dari sudut pandang positivisme adalah menje-
4 Tahun 2009, serta bahan hukum tersier berupa laskan aturan-aturan hukum dan sasarannya pada
tulisan para ahli dalam media massa maupun ka- perubahan yang lebih baik. Selanjutnya ditambah-
mus/ensiklopedia untuk memperjelas istilah-isti- kan’...the efficiency theory of common as a system to
lah hukum khusus dalam bidang pertambangan. maximizing the wealth of society”. Analisis ini ber-
Data dikumpulkan dengan menggunakan orentasi pada efisiensi yang pada prinsipnya me-
metode penelusuran dan telaah pustaka. Untuk ningkatkan kesejahteraan masyarakat.
data berupa peraturan perundang-undangan, di- Penelitian ini berbasis pada normative ana-
kumpulkan dengan cara mensistematisasikan se- lysis yang cenderung mempertanyakan apakah
4

suai dengan Undang-Undang Nomor. 12 Tahun kebijakan hukum yang diusulkan atau perubahan
2011 tentang Tata Urutan Peraturan Perundang- hukum yang dilakukan akan berpengaruh terha-
undangan. Disamping itu, pengumpulan data ini dap cara orang untuk memperoleh apa yang di-
juga mematuhi azas lex posteriori derogat legi inginkannya? Basis normative analysis ini dibeda-
priori atau hukum yang terbaru mengesamping- kan menjadi 2 (dua) yakni Pareto Efficiency dan
kan hukum terdahulu. Kaldor Hicks Efficieny dengan penjelasan yang

3 Richard A. Posner, 1998, Economics Analysis of Law, Fifth 4 Darminto Hartono, 2009, Economic Analysis of Law atas
Edition, Newyork : Awolters Kluwer Company, hlm. 27 Putusan KPPU Tetap, Jakarta: Fakultas Hukum UI, Lembaga
Study Hukum dan Ekonomi, hlm.18
Economic Analysis of Law pada Perubahan Kebijakan Kontrak Karya... 74

pertama apakah kebijaksanaan atau perubahan angkasa tersebut; b) Menentukan dan mengatur
hukum tersebut membuat seseorang lebih baik hubungan-hubungan hukum antara orang-orang
dengan tidak mengakibatkan sesorang lainnya dengan bumi, air, dan ruang angkasa; c)
menjadi betambah buruk? Dan kedua apakah ke- Menentukan dan mengatur hubungan-hubungan
bijaksanaan atau perubahan hukum tersebut akan hukum antara orang-orang dan hubungan-hu-
menghasilkan keuntungan yang cukup bagi mere- bungan hukum yang mengenai bumi, air, dan
ka yang mengalami perubahan itu, sehingga ia se- ruang angkasa.
cara hipotetis dapat memberikan kompensasi ke- Pada huruf a diringkas, mengatur dan me-
pada mereka yang dirugikan akibat kebijaksanaan nyelenggarakan peruntukan dan penggunaan ob-
atau perubahan hukum tersebut jek kepemilikan, huruf b, menentukan dan me-
ngatur hubungan antara orang dengan objek
PEMBAHASAN kepemilikan, dan huruf c, menentukan dan me-
Usaha pertambangan (pengolahan, pemur- ngatur hubungan-hubungan antara orang-orang
nian, penjualan, pengangkutan) masih dalam pe- dan perbuatan hukum atas objek kepemilikan.
nguasaan negara. Production Sharing dan Kontrak Meskipun pertambangan merupakan ba-
Karya proses peralihan dari kontraktor ke negara gian dari pengertian agraria dalam arti luas, na-
berbeda Kuasa Pertambangan. Merujuk pada Pa- mun karena pembatasan Pasal 2 (2) huruf a UUPA
sal 33 ayat (3) UUD 1945, “Bumi, air,dan kekayaan masih sangat umum dan abstrak, maka pengertian
alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Hak Menguasai Negara bisa ditelusuri pada un-
negara dan digunakan sebesar-besarnya untuk dang-undang organiknya yakni Undang-Undang
kemakmuran rakyat”. No. 11 Tahun 1967 maupun Undang-Undang No. 4
Apabila diselaraskan dengan pendapat W. Tahun 2009.
Friedmann dalam kaitannya dengan konsepsi Hak Selanjutnya, sebagaimana diatur dalam Pa-
Penguasaan Negara, Hak Penguasaan Negara se- sal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 11 Tahun
bagaimana termuat dalam Pasal 33 ayat (3) UUD 1967, secara tegas disebutkan bahwa :”Semua
1945, maka negara berkedudukan sebagai penga- bahan galian yang terdapat dalam wilayah hukum
tur dan penjamin kesejahteraan rakyat, artinya pertambangan Indonesia yang merupakan enda-
mewujudkan sebesar-besarnya kemakmuran rak- pan-endapan alam, sebagai karunia Tuhan Yang
yat tetap dapat dikendalikan oleh negara. Disam- Mahas Esa, adalah kekayaan Nasional Bangsa In-
ping itu, Hak Penguasaan Negara dalam Pasal 33 donesia, dikuasai dan dipergunakan oleh Negara
ayat (3) UUD 1945 membenarkan negara untuk untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”.
mengusahakan sumber daya alam yang berkaitan Penjelasan umum undang-undang tersebut
dengan public utilities dan public services. menyebutkan, “Negara menguasai semua bahan
Berkaitan dengan sektor pertambangan, galian dengan sepenuh-penuhnya untuk kepen-
hasil tambang atau bahan galian lainnya meru- tingan negara serta kemakmuran rakyat karena
pakan bagian dari perut bumi dan merupakan bahan-bahan galian tersebut merupakan keka-
lingkup pengertian agraria dalam arti luas, oleh yaan nasional. Frasa “Negara menguasai sepenuh-
karena itu Hak Menguasai Negara atas pertam- penuhnya...” hingga kini masih ditafsirkan sebagai
bangan merujuk pada Pasal 2 ayat (2) UUPA “negara memiliki”.
dimana lingkup HMN mencakup: a) Mengatur dan Menurut Hikmahanto Juwana5 di Indone-
menyelenggarakan peruntukan, penggunaan, per- sia tidak ada tafsir tunggal atas istilah dikuasai
sediaan, dan pemeliharaan bumi, air, dan ruang negara dari waktu ke waktu. Sebagai contoh UU

5 Himahanto Juwana, Ikhwal Dikuasai Negara, Harian Kompas,


02 September 2015, hlm. 7
75 Pena Justisia: Media Komunikasi dan Kajian Hukum
Vol. 17, No. 2, 2017

Migas Tahun 1960, di era Pemerintahan Soekarno, Penguasaan negara dalam lingkup me-
dikuasai negara ditafsirkan sebagai pemberian ngatur (regelen) melingkupi pengaturan; penggo-
kewenangan kepada perusahaan negara oleh ne- longan bahan galian, pengalihan pemilikan bahan
gara. Pasal 3 ayat (1) UU tersebut menyebutkan, galian, pungutan-pungutan negara dan penga-
pertambangan minyak dan gas bumi hanya di- turan pengusahaan bahan galian melalui pem-
usahakan oleh negara. Mengingat negara meru- berian kuasa pertambangan kepada Badan Hu-
pakan entitas yang abstrak, pada ayat (2) dise- kum atau perorangan.
butkan, usaha pertambangan migas dilaksanakan Penguasaan negara dalam lingkup mengu-
oleh perusahaan negara, dalam hal ini Perusahaan rus (besturen) meliputi; pengusahaan pertam-
Negara (PN) Permina dan PN Pertamin. Pada ta- bangan melalui perusahaan negara atau BUMN,
hun 1971, kedua perusahaan tersebut digabung melalui perjanjian kerjasama pengusahaan per-
menjadi Pertamina dengan status badan hukum tambangan antara Pemerintah dengan kontraktor
Perseroan Terbatas (PT) sehingga menjadi PN. dalam rangka Penanaman Modal Asing (PMA), dan
Pertamina. Penguasaan Negara dalam lingkup pengawasan
Kemudian, dasar menimbang Undang-Un- meliputi pengawasan terhadap kepentingan
dang No. 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan umum, pengawasan terhadap lingkungan hidup
Mineral dan Batubara. Butir a...bahwa mineral dan serta pengawasan terhadap penggunaan bahan
batubara yang terkandung dalam wilayah hukum galian.
pertambangan Indonesia merupakan kekayaan Kata “mengurus” dalam tulisan ini dapata
alam takterbarukan sebagai karunia Tuhan YME diartikan negara (pemerintah) sendiri yang me-
yang mempunyai peranan penting dalam meme- lakukan pengusahaan pertambangan, sedangkan
nuhi hajat hidup orang banyak, karena itu penge- pengertian “sendiri” bisa dalam bentuk keter-
lolaannya harus dikuasai oleh negara untuk mem- libatan langsung melalui perusahaan negara atau
berikan nilai tambah secara nyata bagi pereko- Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bisa juga me-
nomian nasional dalam usaha mencapai kemak- lakukan kontrak karya dengan menunjuk pihak
muran dan kesejahtaeraan rakyat secara ber- swasta yang dianggap mampu untuk melakukan
keadilan; pengusahaan pertambangan. Sejalan dengan pen-
Pada Pasal 4 ayat (1) berbunyi “Mineral dan dapat M. Friedman, karena BUMN merupakan
batubara sebagai sumber daya alam yang tak- badan usaha yang mewakili negara, maka bidang
terbarukan merupakan kekayaan nasional yang usaha yang dimasukinya adalah terbatas pada
dikuasai oleh negara untuk sebesar-besarnya usaha yang menjadi tugas dan monopoli negara
kesejahteraan rakyat. Penguasaan mineral dan saja antara lain public utilities seperti pos, tele-
batubara oleh negara sebagaimana dimaksud pa- komunikasi, listrik, minyak dan gas, kereta api, air,
da ayat (1) diselenggarakan oleh pemerintah perbankan, listrik, serta pengangkutan laut dan
dan/atau pemerintah daerah”. udara, sementara industri strategis mencakup
Penguasaan negara dalam pelaksanaannya pertambangan, minyak dan gas bumi, batubara,
mencakup pengaturan, pengusahaan dan penga- perkapalan dan industri sejenis lainnya. Kerangka
wasan atas bahan-bahan galian yang terdapat yuridis Hak Menguasai Negara (HMN) pada sektor
dalam wilayah hukum pertambangan Indonesia. pertambangan tersaji dalam bagan 1 berikut:
Economic Analysis of Law pada Perubahan Kebijakan Kontrak Karya... 76

Bagan 1: Kerangka Yuridis Hak Menguasai Negara pada Sektor Pertambangan

Pasal 33 ayat (3) Besturen


UUD 1945

Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di

Pengalihan pengusahaan
dalamnya dikuasai oleh negara dan digunakan sebesar-
sebarnya untuk kemakmuran rakyat

Melaksanakan pengusahaan sendiri (BUMN/BUMD)


Pasal 2 ayat (2)
huruf a UUPA
Mengatur dan menyelenggarakan peruntukan,
penggunaan, persediaan, dan pemeliharaan bumi, air,
dan ruang angkasa
Production Sharing
Contract ( PSC)
Pasal 1 UU
No. 11/1967
Kontrak Karya
“...semua bahan galian milik bangsa Indonesia dan (Contract of Work)
dikuasai oleh Negara Indonesia dan digunakan sebesar-
besarnya untuk kemakmuran rakyat”.
PKP2B (Coal
Agreement)
Penjelasan UU
No. 11/1967
11/1967
“...negara menguasai semua bahan galian sepenuh- Berbasis
Regelen

penuhnya..” kontrak
Berbasis
perijinan
Pasal 4 UU
No. 4/2009

Mineral dan batubara sebagai kekayaan nasional dikuasai IUP


oleh negara untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat

Peraturan Pelaksana IUPK

PP. No. 23/2010 jo. PP. No. 24/2012, PP.No. PP. 1/2014,
jo. PP. 77/2014, jo. PP. No. 1/2017 IUPR

Semenjak terbitnya Undang-Undang No. 4 bangan Khusus (IUPK), maupun Ijin Usaha Per-
Tahun 2009 berikut peratura n pelaksanaannya tambangan Rakyat (IUPR). Meskipun demikian,
melalui Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2010 melalui perangkat hukum, Pemerintah Menjamin
sebagaimana telah diubah dan terakhir melalui kepastian hukum bagi pemegang KK maupun
PP. No. 1 Tahun 2017, pengusahaan dengan PKP2B bahwa kedua pola pengusahaan pertam-
Kontrak Karya untuk pengusahaan mineral serta bangan tersebut masih tetap berlaku sampai
PKP2B untuk pengusahaan batubara harus diganti jangka waktu kontraknya berakhir (selesai).
dengan mekanisme perijinan dalam bentuk Ijin Pasal 103 ayat (1) Pemegang IUP dan IUPK
Usaha Pertambangan (IUP), Ijin Usaha Pertam- Operasi Produksi wajib melakukan pengolahan
77 Pena Justisia: Media Komunikasi dan Kajian Hukum
Vol. 17, No. 2, 2017

dan pemurnian hasil penambangan di dalam ne- Amerika Serikat. Pada Kontrak Karya, penga-
geri. wasan, manajemen, marketing dan tindakan lain
Dalam penjelasannya, ketentuan Pasal 103 yang berhubungan dengan pengambilan, pengola-
disebutkan, kewajiban untuk melakukan pengo- han, distribusi,dan penjualan barang yang dipro-
lahan dan pemurnian di dalam negeri dimaksud- duksi di Indonesia sepenuhnya ada di tangan pi-
kan, antara lain, untuk meningkatkan dan meng- hak asing, bahkan diperbolehkan memindahkan
optimalkan nilai tambah dari produk, tersedianya hak-haknya kepada seorang subkontraktor de-
bahan baku industri, penyerapan tenaga kerja, ngan berdasarkan ketentuan dan hukum yang
dan peningkatan penerimaan negara. berlaku di Indonesia.
Pasal 170 menyebutkan bahwa pemegang Pemerintah pada Kuasa Pertambangan ber-
kontrak karya sebagaimana dimaksud dalam tindak sebagai pemberi kuasa/izin sekaligus se-
Pasal 169 yang sudah berproduksi wajib mela- bagai pengawas terhadap semua bentuk pengusa-
kukan pemurnian sebagaimana dimaksud dalam haan pertambangan. Pemegang Kuasa Pertam-
Pasal 103 ayat (1) selambat-lambatnya 5 tahun bangan dan kontraktor dalam Kontrak Karya,
sejak undang-undang ini diundangkan. Kontrak Production Sharing, dan Perjanjian Karya
Dari sudut Hukum Ekonomi, negara sebagai Pengusahaan Pertambangan Batu Bara akan men-
salah satu instrumen ekonomi dalam kerangka dapat hak pemilikan atas bahan galian yang di-
sistem hubungan penguasaan yang berfungsi se- usahakannya setelah memenuhi berbagai persya-
bagai pengatur, pengurus, pengelola, dan penga- ratan (kewajiban) yang telah ditentukan oleh pe-
wasan terhadap semua sektor perekonomian ne- raturan perundang-undangan.
gara dan masyarakat bangsa.(hlm.33). Kontrak Karya Pertambangan bukanlah
Setidaknya terdapat 4 (empat) intervensi suatu mekanisme pengalihan hak penguasaan
negara sebagai alternatif bentuk intervensi dalam negara melainkan suatu sarana yang memung-
urusan ekonomi6 yakni negara dapat memberi hak kinkan pihak swasta asing untuk dapat turut serta
monopoli bagi perusahaan negara, negara men- di dalam usaha pertambangan. Kerjasama pengu-
ciptakan kondisi yang bersaing antara perusa- sahaan pertambangan dengan Production Sharing
haan-perusahaan negara, negara dapat membuat Contract atau kontrak bagi hasil bermula kebu-
seperangkat peraturan perundang-undangan tuhan dan keterbatasan Indonesia atas modal ser-
yang dapat menciptakan kompetisi, dan negara ta peralatan pengusahaan pertambangan. Bentuk
dapat mengatur monopoli swasta. kontrak ini didasarkan atas prinsip modal atau
Kontrak Karya pertambangan, perjan- kredit yang diperoleh dari pihak asing berikut
jian/kontrak yang dilakukan dengan investor bunganya akan dikembalikan dalam bentuk hasil
asing bukanlah kuasa dari negara kepada kon- produksi perusahaan yang bersangkutan. Kontrak
traktor melainkan perjanjian kerjasama antara bagi hasil ini Indonesia juga dibebani kewajiban
Negara dengan kontraktor dalam pengusahaan untuk mengekspor hasilnya ke negara pemberi
bahan galian. Kerjasama pengusahaan pertam- kredit. Berbeda dengan Kontrak Karya, kontrak
bangan dalam bentuk Kontrak Karya 7 terdapat bagi hasil manajemen dan pengawasan ada di
dalam kerjasama antara Badan Hukum Milik Ne- pihak Indonesia.
gara (BUMN) seperti Kontrak Karya antara PN. Perjanjian Karya Pengusahaan Pertam-
Pertamina dengan PT. Caltex Pacific Indonesia bangan Batubara merupakan pola campuran an-
yang merupakan anak perusahaan dari PT. Caltex tara pola kontrak karya dengan pola production
Internasional Petroleum yang berkedudukan di sharing contract, dimana ketentuan-ketentuan

6 Didik J. Rachbini, 1996, Ekonomi Politik Paradigma -: Teori 7 Aminuddin Ilmar, 2010, Hukum Penanaman Modal di Indone-
dan Perspektif Baru, Jakarta: CIDES, hlm.84-85 sia, Cetakan ke-4, Jakarta: Kencana, hlm.104-105
Economic Analysis of Law pada Perubahan Kebijakan Kontrak Karya... 78

perpajakan mematuhi pola kontrak karya se- yang diharapkan Pemerintah Indonesia adalah
dangkan sedangkan pembagian hasilnya mengi- terpenuhinya kebutuhan produksi dalam negeri
kuti ketentuan yang berlaku pada pola kontrak serta kepentingan nasional lainnya seperti
bagi hasil. Perjanjian karya pengusahaan Pertam- penyerapan tenaga kerja melalui kewajiban
bangan batubara adalah perjanjian antara peme- pembangunan fasilitas pengolahan dan pemur-
rintah dengan perusahaan kontraktor swasta na- nian di dalam negeri. Disamping itu, perubahan
sional/asing untuk melaksanakan pengusahaan dari KK menjadi IUPK membawa konsekuensi
pertambangan galian batubara. pada skim/sistem perpajakan yang dari semula
Penguasaan negara dalam bidang pertam- bersifat Naildown pada KK menjadi Prevailing
bangan, sebagaimana penguasaan dalam hukum pada IUPK. Naildown adalah skema perpajakan
perdata dapat dialihkan kepada pihak lain. Karena dimana cara pembayaran pajak dan royalti sudah
lingkupnya hukum publik, maka mekanisme pe- ditentukan pada awal masa kontrak dan bersifat
ngalihannya tunduk pada hukum publik yang ba- tetap hingga berakhirnya kontrak tersebut.
nyak terkait dengan ajaran kewenangan. Sifat pe- Sebaliknya, skim perpajakan Prevailing yang ha-
ngalihan hak penguasaan adalah pelaksanaan atau rus dipatuhi pemegang IUPK dengan cara mela-
penyelenggaraan dalam bentuk pengusahaan per- kukan pembayaran pajak dan royalti mengikuti
tambangan kepada pemegang Kuasa Pertamba- ketentuan pajak sesuai dengan perubahan di
ngan. Implementasi kekuasaan negara dapat bidang pajak tersebut.
diartikan dalam berbagai atribusi berupa: dele- Sebagaimana diketahui, pengusahaan per-
gasi, mandat, volmacht (kuasa penuh), perwaki- tambangan menggunakan jangka waktu yang la-
lan, dan machtigenin (Kekuasaan). Kranenburg ma sehingga sangat memungkinkan terjadi dina-
dan Vegting8 mengartikan tindakan pemerintah mika ketentuan perpajakan nasional di Indonesia.
yang berupa pemberian izin yang diperlukan Meski mengakomodir perubahan peraturan di bi-
lazimnya disebut dengan bermacam-macam isti- dang perpajakan, penulis berpendapat bahwa
lah: perizinan, konsesi, oktroi,, verlof, dan kebijakan pemerintah yang mewajibkan peruba-
toelating. han pengusahaan pertambangan dari KK dan
Sebagaimana diuraikan diatas, PT. Freeport PKP2B menurut saya sudah tepat sebagai perwu-
Indonesia keberatan dengan perubahan kebijakan judan implementasi Pasal 33 ayat (3) UUD 1945
di sektor pertambangan karena dinilai tidak serta bentuk konkrit dari Hak Menguasai Negara
adanya jaminan kepastian hukum terkait keten- atas sektor pertambangan. Selama jangka waktu
tuan pembayaran pajak. Berbasis pada economic setengah abad lebih, Indonesia memberlakukan
analysis of law sebagaimana diungkapkan Richard pola KK yang lebih banyak merugikan pihak Indo-
A. Postner, sasaran hukum adalah adanya pe- nesia sehingga tujuan akhir Pasal 33 konstitusi
ngaturan pada bidang tertentu, dalam hal ini tersebut tidak tercapai. Melalui mekanisme periji-
pengusahaan di sektor pertambangan menuju nan, Hak Menguasai Negara yang mencakup re-
perubahan yang lebih baik. Mengingat pertam- gelen (mengatur), besturen (mengurus) serta me-
bangan dikategorikan sebagai industri strategis ngawasi benar-benar dimiliki Indonesia dan di
yang bersifatkebutuhan hajat hidup orang banyak, mata dunia Internasional, Indonesia memiliki ke-
maka perubahan yang lebih baik semata-mata wibawaan.
untuk kepentingan negara dan kemakmuran
masyarakat yang menjadi adressat dari Pasal 33
ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945. Perubahan

8 R. Kranenburg dan WG. Vegting, 1955, Inleding in Het


Nederlands Administratiefrecht, HD. Tjeeng n Zoon N.V.
Haarlem, hlm.16
79 Pena Justisia: Media Komunikasi dan Kajian Hukum
Vol. 17, No. 2, 2017

PENUTUP Sulistijo, Ukrar W. “Kronologis Kontrak Karya di


Kesimpulan Indonesia dan Usaha Pertambangan PT.
Freeport Indonesia”. Dikutip dari laman:
Berdasarkan economic analysis of law me-
www.tekmira.Esdm.go.id/km/lainnya/kro
nurut Richard A. Postner, maka perubahan ke- nologis kon trak karya di Indonesia .pdf, 16
bijakan pengusahaan pertambangan dari semula Maret 2017
berbasis kontrak dalam bentuk Kontrak Karya Guitarra, Pratama. “Jika Ingin Ekspor Mineral, KK
(KK) menjadi berbasis perijinan melalui Ijin Usaha Wajib Berubah Menjadi UIPK” Dikutip dari
Pertambangan Khusus (IUPK) telah sesuai dengan laman:
http://www.imaapi.com/index.php?optio
pendekatan ekonomi atas hukum tersebut. Pen-
n=com_content&view=article&id=3378%A
dekatan ini menekankan bahwasasaran pengatu- jika-ingin-ekspor-mineral-kk-wajib-
ran hukum adalah perubahan ke arah yang lebih berubah-jadi-iupk&catid=47%3 Amedia-
baik,dalam hal ini Indonesia dan masyarakat news&itemid=98&lang=en, diakses pada
tanggal 16 Maret 2017
Indonesia secara umum.

Saran
Berdasarkan hasil telaah paper ini, penulis
menyarankan agar Pemerintah Indonesia ber-
tahap atas sikapnya yakni pembaharuan mekanis-
me pengusahaan pertambangan yang lebih ber-
orientasi pada sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat. Sikap tegas pemerintah dalam hal ini akan
menempatkan posisi Indonesia yang diperhitung-
kan dalam pergaulan Internasional.

DAFTAR PUSTAKA

Hartono, Darminto. 2009. Economic Analysis of


Law atas Putusan KPPU Tetap. Jakarta: Fa-
kultas Hukum UI, Lembaga Study Hukum
dan Ekonomi;
Ilmar, Aminuddin. 2010. Hukum Penanaman Mo-
dal di Indonesia. Cetakan ke-4, Jakarta:
Kencana;
Kranenburg, R. & Vegting, WG. 1955. Inleding in
Het Nederlands Administratiefrecht. HD.
Tjeeng n Zoon N.V. Haarlem;
Rachbini, Didik J. 1996. Ekonomi Politik Paradig-
ma: Teori dan Perspektif Baru, Jakarta:
CIDES;
Richard A. Posner, 1998. Economics Analysis of
Law. Fifth Edition. Newyork: Awolters
Kluwer Company;
Juwana, Himahanto, Ikhwal Dikuasai Negara, Ha-
rian Kompas, 02 September 2015

You might also like