You are on page 1of 9

Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License. DOI: 10.24233/sribios.3.3.2022.

358

e-ISSN: 2722-0680
Vol. 3 No. 3, Desember 2022

Pengujian bakteri patogen pada ikan hias di Stasiun Karantina Ikan


Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Palembang

Testing of pathogenic bacteria in decorative fish at the Fish Quarantine


Station Quality Control and Fishery Products Safety of Palembang

Arief Sulistiyono1, Eka Mutiara2*

1 Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan


2 Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sriwijaya. Jalan RayaPalembang-Prabumulih km 32, Indralaya,
Indonesia.

*Corresponding author
E-mail address: ekamuitiara@gmail.com
Peer review di bawah tanggung jawab Departemen Biologi Universitas Sriwijaya

Abstract (English):
The Quality Control and Safety Quarantine Agency is the result and service of two institutions, namely the Fish Quarantine and the
Fisheries Quality Development and Testing Laboratory. Fish quarantine is responsible for preventing the entry and spread of
Quarantine Fish Disease Pests (HPIK) in Indonesia and preventing the release of Fish Pests and Diseases (HPI) from within the
territory of the Republic of Indonesia. Diseases that attack fish usually arise due to interference with pathogenic organisms in the
form of parasites, fungi, bacteria, and viruses. Fish diseases caused by bacteria that greatly affect the results of aquaculture be-
cause these diseases can reduce aquaculture yields, therefore it is necessary to diagnose fish diseases before being traded in the
territory of the Republic of Indonesia. The purpose of this study was to provide information on how to test for pathogenic bacteria in
fish and to identify pathogenic bacteria found in fish. This research was conducted from June to July 2022. This research uses con-
ventional methods ranging from instrument sterilization, isolation, purification, gram staining to biochemical tests on bacteria us-
ing test samples of the ornamental fish Botia macracantha. The results showed that the pathogenic bacteria, namely Plesiomonas
shigelloides, had the characteristics of being gram-negative and rod-shaped and these bacteria were motile, fermentative, could
produce catalase, indol enzymes, and could decarboxylase the amino acids lysine and ornithine. The results of acid production from
the sugar fermentation process can be obtained from the types of sugars glucose, inositol, and trehalose.

Keywords: bacteria, testing, pathogenic, decorative fish

Abstrak (Indonesia):
Badan Karantina lkan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan merupakan birokrasi dan orientasi pelayanan dari dua
institusi yaitu Karantina Ikan dan Laboratorium Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan. Karantina ikan betanggung ja-
wab terhadap pencegahan masuk dan tersebarnya Hama Penyakit Ikan Karantina (HPIK) di Indonesia serta mencegah keluarnya
Hama dan Penyakit Ikan (HPI) dari dalam wilayah Republik Indonesia. Penyakit yang menyerang ikan biasanya timbul karena
gangguan organisme patogen berupa parasit, jamur, bakteri, dan virus. Penyakit ikan yang disebabkan oleh bakteri sangat
mempengaruhi hasil budidaya karena penyakit tersebut dapat menurunkan hasil ikan budidaya oleh karena itu perlu dilakukan di-
agnosa penyakit ikan sebelum di perdagangkan dalam wilayah Republik Indonesia. Tujuan penelitian ini yaitu untuk memberikan
informasi mengenai cara pengujian bakteri pathogen pada ikan dan mengetahui bakteri pathogen yang terdapat pada ikan.
Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Juni sampai Juli 2022. Penelitian ini menggunakan metode konvesional mulai dari steri-
lisasi alat, isolasi, pemurnian, pewarnaan gram hinga uji biokimia pada bakteri dengan menggunakan sampel uji ikan hias Botia
macracantha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ditemukan bakteri pathogen yaitu Plesiomonas shigelloides yang memiliki
karakteristik antara lain bersifat gram negatif dan berbentuk batang serta bakteri ini bersifat motil, fermentatif, dapat memproduksi
enzim katalase, indol, dan dapat mendekarboksilase asam amino lisin maupun ornithin. Adapun hasil produksi asam dari proses
fermentasi gula bisa didapat dari jenis gula glukosa, inositol, dan trehalosa.

Kata Kunci : pengujian, bakteri patogen, ikan hias

Diterima: 17 Februari 2022, Disetujui: 01 November 2022


Arief Sulistiyono et al., 2022 | Abstract (English) 79
Karantina ikan betanggung jawab terhadap
1. Pendahuluan
Potensi terbesar yang dimiliki Indonesia dari pencegahan masuk dan tersebarnya Hama Penyakit
sektor non migas salah satunya adalah pengem- Ikan Karantina (HPIK) di Indonesia serta mencegah
bangan sumber daya perairan. Indonesia yang sekitar keluarnya Hama dan Penyakit Ikan (HPI) dari dalam
75% wilayah teritorialnya merupakan perairan wilayah Republik Indonesia. Tindakan karantina
dengan berbagai kekayaan yang sudah maupun be- bertujuan untuk membebaskan komoditas peri-
lum dikelola dengan optimal. Berkaitan dengan po- kanan tersebut dari keberadaan HPIK yang mungkin
tensi perairan, maka sektor perikanan dan kelautan terbawa dalan proses lalu lintas ikan. Oleh karena itu
adalah salah satu stakeholders yang bertanggung ja- perlu dilakukan diagnosa penyakit sebelum di
wab di dalam pengelolaannya. Subsektor kelautan, perdagangkan dalam wilayah Republik Indonesia.
perikanan tangkap, budidaya perairan tawar, laut, dan Bakteri adalah mikroorganisme dengan struktur
payau, pengolahan, hingga pemasaran memegang intraselluler yang sederhana, bentuknya berbeda
peranan penting di dalam siklus bioindustri perikanan menurut genusnya. Jenis bakteri tertentu biasanya
dan kelautan, mulai dari hulu hingga hilir (Kur- menunjukkan bentuk dan ukuran sesuai dengan
niawan, 2012). keadaan lingkungan. ciri-ciri bakteri itu sendiri adalah
Keberadaan penyakit di dalam lingkungan dapat tumbuh dan bertambah banyak dalam ke-
perairan merupakan salah satu kendala di dalam lompok, berbentuk rantai atau benang, memiliki ko-
pengembangan subsektor budidaya perikanan. loni yang berwarna dan berkilau atau tidak, halus atau
Penyebab penyakit tersebut dapat berupa faktor fisika kasar, metabolisme aerob atau anaerob, membutuhkan
dan kimia lingkungan, pakan dan metabolisme, stress medium tertentu untuk mengkultur disertai dengan
sebagai bagian reaksi psikologis ikan. Serangan pen- menghasilkan asam dan gas, sifat- sifat ini berguna
yakit tersebut dapat berakibat pada terganggunya untuk mengidentifikasi bakteri. Penyakit akibat in-
produktivitas budidaya bahkan dapat menyebabkan feksi bakteri di Indonesia dapat menyebabkan ke-
kegagalan hingga menimbulkan kerugian. Selain itu matian sekitar 50-100% pada populasi ikan (Handa-
kenaikan atau penurunan suhu secara mendadak yani, 2012).
dapat menyebabkan stres pada ikan. Kepadatan ikan Penelitian ini bertujuan untuk memberikan in-
yang tinggi akan menyebabkan ikan mudah stress formasi mengenai cara pengujian bakteri patogen pa-
sehingga lebih mudah terserang penyakit dan peru- da ikan serta mengetahui bakteri patogen apa saja
bahan iklim merupakan faktor penyebab timbulnya yang terdapat pada ikan karantina sebagai bentuk tin-
penyakit (Azmi et al., 2013). dakan sanitary dalam mencegah penyebaran penyakit
Penyakit yang menyerang ikan ada yang meru- ikan di dalam wilayah Rebuplik Indonesia.
pakan penyakit noninfeksi dan infeksi. Penyakit non-
2. Bahan dan Metode
infeksi adalah penyakit yang timbul akibat adanya
gangguan faktor selain patogen, misalnya karena Waktu dan Tempat Penelitian ini berlokasi di Sta-
faktor lingkungan, kualitas pakan yang kurang baik, siun Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Kea-
dan penyakit karena turunan. Sedangkan penyakit manan Hasil Perikanan Kota Palembang, Kecamatan
infeksi biasanya timbul karena gangguan organisme Sukarami, Kebun Bunga, Jl. Akses Bandara Inter-
patogen berupa parasit, jamur, bakteri, dan virus. nasional SMB 2. Waktu penelitian dilakukan pada
Penyakit ikan yang disebabkan oleh bakteri sangat bulan Juni-Juli 2022.
mempengaruhi hasil budidaya karena penyakit terse- Alat yang digunakan pada penelitian ini alat yang
but dapat menurunkan hasil ikan budidaya. Penyeba- digunakan adalah alat-alat bedah, alat tulis. alumuni-
ran penyakit disebabkan oleh bakteri salah satunya um foil, autoklaf, baki bedah, bunsen, cawan petri,
adalah melalui luka ikan (Ritonga et al., 2017). Erlenmeyer, gelas beaker, hand spray, hot plate, inku-

Arief Sulistiyono et al., 2022 | 1. Pendahuluan 80


bator. jarum ose, kaca objek, kapas, kertas label ker- Kemudian permukaan tubuh ikan disterilisasi dengan
tas saring, laminar air flow, magnetic stirer, masker, menggunakan alkohol 70% sebelum dilakukan proses
mikroskop, oven, pipet tetes, sarung tangan, tabung nekropsi untuk menghilangkan bakteri kontaminan.
Proses nekropsi untuk ikan berukuran kecil, tubuh
reaksi, timbangan analitik, dan tissue.
ikan dipotong menjadi 2 bagian secara vertical dengan
bahan yang digunakan Bahan yang dibutuhkan pa- menggunakan gunting bedah, sedangkan untuk ikan
da penelitian ini adalah: sampel uji ikan hias, berukuran besar dilakukan pembedahan dengan cara
uquades, medium Tryptone Soya Agar (TSA), medi- menggunting otot daging mulai dari anus kearah dor-
um Triple Sugar Iron Agar (TSIA), medium Lysine sal sampai sedikit di atas garis sisi, kemudian diterus-
Iron Agar (LIA), medium Oksidatif/Fermentatif kan kearah anterior sampai di batas tubuh dan kepala.
(O/E), medium Citrate, medium MIO (Motility In- Pemotongan diteruskan ke arah ventral ikan, sehingga
semua organ dalam terlihat. Sisihkan organ dalam dan
dole Ornithine), medium MRVP (Methyl Red Voges
gelembung renang sehingga ginjal terlihat dan bakteri
Proskauer), medium gelatin, medium pepton, medi- dapat diisolasi.
um gula-gula (adonitol, aesculin, arabinosa, dulcitol, Isolasi/Inokulasi Bakteri
fruktosa, galaktosa, glukosa, inositol, laktosa, malt- Isolasi bakteri dari ikan berukuran kecil dilakukan
ose, mannitol, raffinosa, sorbitol, sukrosa, trehalosa, dengan menginokulasikan penampang potongan ke
xylosa), NaCL 4%. larutan N,N,N,N-tetramethyl-p- medium TSA dan disebarkan dengar jarum ose me-
phenylenediamine, alkohol 70%, H2O2, 3%, paraf- lalui goresan, sedangkan untuk ikan besar bakteri
dapat disolasi dari ginjal, otak, dan jaringan otot.
fin, dan kovac's.
Hasil isolasi kemudian diinkubasi pada suhu 25 °C
Prosedur kerja Penelitian ini dikerjakan selama 24-48 jam. Koloni bakteri yang tumbuh
menggunakan metode konvensional. Pemeriksaan dibedakan berdasarkan karakteristik dasar (warna,
bakteri dimulai dari sterilisasi alat, isolasi, pemurni- bentuk, tipe, dan ukuran koloni). Koloni yang tumbuh
an, pewarnaan gram hingga uji biokimia. dominan dimurnikan pada medium TSA miring untuk
Pembuatan Medium dan Sterilisasi diidentifikasi selanjutnya.
Medium TSA, O/F, LIA, TSIA, MIO, MRVP, pep- Uji Dasar dan Uji Biokimia
ton, citrate, urea, gelatin, dan NaCI 4% dibuat dalam Koloni bakteri yang tumbuh dilakukan pengamatan
erlenmeyer dengan cara masing - masing medium struktur makroskopis dengan mengamati bentuk ko-
dilarutkan dalam akuades dengan takaran per liter loni, warna koloni, dan bentuk tepi koloni. Selanjut-
yang sesuai. Kemudian masing- masing mediun di- nya dilakukan Uji Dasar (gram, oksidase, katalase)
tutup dengan alumunium foil lalu dihomogenkan di- dan Uji Biokimia.
atas hot plate yang dilengkapi magnetic stirrer. Uji gram KOH 3%. Larutan KOH 3% diteteskan pada
Setelah itu medium disterilisasi bersama dengan alat- gelas objek Kemudian bakteri diambil menggunakan
alat lain di dalam autoklaf dengan suhu 121°C selama ose dan diletakkan pada gelas objek. Selanjutnya pada
15 menit yang bertujuan untuk membersihkan atau bakteri diamati perubahan yang terjadi. Bakteri bersi-
membebaskan alat dan bahan dari semua mikroor- fat gram negatif jika terbentuk lendir saat dicampur
ganisme. Untuk medium gula-gula sterilisasi dil- dengan KOH 3%, sedangkan bakteri bersifat gram
akukan pada suhu 101 °C selama 1 menit supaya gu- positif ikan tidak terbentuk lendir.
la-gula dalam medium tersebut tidak rusak. Setelah Uji Oksidase. Kertas saring dibasahi dengan pereaksi
selesai sterilisasi, medium didinginkan kemudian di- oksidasi N,N,N,N.- tetramethyl-p- phenyhenediamine,
masukkan ke dalam cawan petri atau tabung reaksi. kemudian sahu ose isolat bakteri digoreskan pada ker-
Preparasi Sampel dan Nekropsi tas saring yang telah diberi larutan N.N.N.N.-
Sampel diambil dari ikan yang masih hidup atau da- tetramethyl-p-phenylenediamine. Diamati reaksi
lam keadaan segar. Proses nekropsi menggunakan oksidasi pada goresan di kertas saring. Bakteri bersifat
alat bedah (gunting bedah, pinset, jarum dissecting oksidase positif jika kertas saring berubah warna men-
net) dan nampan bedah. Ikan ditusuk dengan jarum jadi biru, sedangkan oksidase negatif tidak terjadi pe-
dissecting net di bagian kepala ikan hingga tembus rubahan warna.
mengenai medulla oblongata. Ditunggu beberapa Uji Katalase. Gelas objek ditetesi larutan H2O2 3%
menit hingga ikan benar - benar mati. Diamati ke- sebanyak 1-2 tetes. Kemudian satu ose isolat bakteri
lainan patologis pada kedua sisi ikan setelah mati.
Arief Sulistiyono et al., 2022 | 2. Bahan dan Metode 81
dimasukkan pada genangan H2O2 3%. Diamati rah slant (miring). Proses inokulasi harus dilakukan
reaksi katalase pada gelas objek. Bakteri bersifat kat- secara aseptis. Diinkubasi pada suhu 27 °C selama 24
alase positif jika terbentuk buih pada gelas objek, se- jam, kemudian diamati perubahan yang terjadi pada
dangkan bakteri bersifat katalse negatif jika tidak ter- medium. Lisin decaborxylase positif jika pada daerah
bentuk buih. tusukan dan goresan berwarna kuning atau pada dae-
Uji O/F. Isolat murni bakteri diinokulasikan ke medi- rah tusuk dan goresan berubah menjadi ungu. Lisin
um O/F dengan cara ditusukkan. Satu tabung diisi decarboxylase negatif jika daerah tusukan kuning dan
dengan parafin cair steril setinggi 1 cm diatas per- goresan ungu. Lisin diaminase positif jika daerah
mukaan medium O/F (Fermentatif), sedang tabung tusukan dan goresan berwarna merah.
lainnya tanpa parafin cair (Oksidatif). Kemudian Uji MIO (Ornithin). Isolat murni bakteri
inkubasi pada suhu 27 °C. Diamati perubahan warna diinokulasikan ke medium dengan cara ditusukkan.
yang terjadi pada tabung yang diisi parafin cair. Jika Proses inokulasi harus dilakukan secara aseptis. Me-
pada medium Oksidatif dan Fermentatif berubah dium yang telah diinokulasi kemudian diinkubasi pa-
menjadi kuning maka bakteri bersifat Fermentatif, da suhu 27 °C selama 24 jam. Terjadinya reaksi orni-
namun jika hanya medium oksidasi yang berubah thine decarboxylase positif ditandai dengan
warna menjadi kuning maka bakteri bersifat Oksi- berubahnya warna medium menjadi lebih ungu atau
datif. ungu muda (seperti abu-abu). Sedangkan ornithin de-
Uji Motilitas dan Indol. Isolat bakteri diinokulasi ke carboxylase negatif ditandai dengan berubahnya
dalam medium pepton pada tabung reaksi secara warna medium menjadi kuning pada daerah tusukan.
aseptik, diinkubasi pada suhu 27 °C selama 24 jam. Uji Citrat. Isolat murni bakteri diinokulasikan ke me-
Amati reaksi yang terjadi. Bakteri bersifat motil jika dium LIA dengan cara menusuk ke bagian dasar me-
terlihat bergerak-gerak di bawah mikroskop, se- dium dan kemudian melakukan streak keatas di dae-
dangkan bakteri non motil akan terlihat diam atau rah slant (miring). Proses inokulasi harus dilakukan
tidak bergerak. Pengamatan motilitas bakteri dapat secara aseptis. Diinkubasi pada suhu 27 °C selama 24
dilihat melalui mikroskop dengan cara mengambil jam, kemudian diamati dan diamati perubahan yang
satu tetes medium pada kaca objek yang terdapat terjadi pada medium. Reaksi citrate positif jika medi-
cekungan dan ditutup dengan kaca penutup. Apabila um berubah warna menjadi biru dan akan
bakteri terlihat bergerak- gerak di bawah mikroskop menghasilkan reaksi alkaline. Sedangkan reaksi cit-
maka bakteri bersifat motil. Untuk pengujian indol rate negatif jika tidak terjadi perubahan warna pada
medium ditetesi dengan 10 tetes reagen kovac's. Bak- medium.
teri bersifat indol positif jika terbentuk cincin merah Uji Urea. Isolat murni bakteri diinokulasikan ke me-
pada medium pepton, sedangkan bakteri bersifat in- dium LIA dengan cara menusuk ke bagian dasar me-
dol negatif jika tidak terbentuk cincin merah. dium dan kemudian melakukan streak keatas d daerah
Uji TSIA. Isolat bakteri diinokulasi ke dalam medi- slant (miring). Proses inokulasi harus dilakukan secara
um TSIA dengan cara menusuk ke bagian dasar me- aseptis. Diinkubasi pada suhu 27 °C selama 24 jam,
dium dan kemudian melakukan streak keatas di dae- kemudian diamati perubahan yang terjadi pada medi-
rah slant (miring). Proses inokulasi harus dilakukan um. Bakteri menghasilkan enzim urea (urea positif)
secara aseptis. Diinkubasi pada suhu 27 °C selama 24 jika medium berubah warna menjadi merah, se-
jam dan diamati perubahan yang terjadi pada medi- dangkan urea negatif jika medium tidak berubah
um. Reaksi asam apabila medium berubah warna dari warna.
merah menjadi kuning dan bila tetap berwarna merah Uji MR-VP. Isolat bakteri diinokulasi ke dalam medi-
maka reaksi bersifat alkaline. Pembacaan warna me- um MRVP pada tabung reaksi secara aseptic dengan
dia dilakukan pada bagian butt dan slant. Pemben- cara dicelupkan, diinkubasi pada suhu 27 °C selama
tukan gas ditandai dengan naiknya dasar medium 24 jam. Selanjutnya medium dibagi menjadi 2 tabung,
(medium terpecah-pecah) atau terdapat rongga pada satu tabung untuk pengujian MR dan tabung lainnya
medium. Sedangkan adanya pembentukan H2S untuk pengujian VP. Metode untuk uji MR adalah
ditandai adanya warna hitam pada medium. dengan meneteskan reagent MR sebanyak 3 tetes ke
Uji LIA. Isolat murni bakteri diinokulasikan ke me- dalam tabung dan diamati perubahan warna. Se-
dium LIA dengan cara menusuk ke bagian dasar me- dangkan metode untuk uji VP adalah dengan menam-
dium dan kemudian melakukan streak keatas di dae- bahkan reagent VP sebanyak setengah dari medium

Arief Sulistiyono et al., 2022 | 2. Bahan dan Metode 82


dan dihomogenkan sampai berwarna cokelat susu dan Data Primer
terasa hangat. Kemudian ditambahkan KOH 40% Data primer merupakan sumber data yang diperoleh
sebanyak setengah dari banyaknya reagent VP dan secara langsung dari sumber asli (tidak melalui peran-
dihomogenkan kembali. Diamati perubahan warna tara). Data primer dapat berupa opini subyek (orang)
yang terjadi. Hasil MR positif jika medium MR secara individu maupun kelompok, hasil observasi
berubah wama menjadi merah dan MR negatif jika terhadap satu benda (fimsik), kejadian atau kegiatan,
medium MR tetap berwarna kuning (tidak berubah dan hasil pengujian. Ada dua metode yang dapat
warna). Hasil VP positif jika medium VP berubah digunakan dalam pengumpulan data primer, yaitu
warna menjadi merah setelah 10-15 menit, sedangkan metode survei dan metode observasi.
VP negatif jika pada medium VP tetap berwarna Data Sekunder
kuning (tidak berubah warna). Data sekunder adalah data yang diperoleh dari semua
Uji Gelatin. Isolat murni bakteri diinokulasikan ke literatur (bukan dari responden) serta dokumen-
medium gelatin dengan cara ditusukkan. Diinkubasi dokumen yang mempunyai relevansi dengan tujuan
pada suhu 27 °C selama 24 jam. Hasil gelatin positif studi. Data sekunder dapat berupa data internal dan
ditunjukkan jika terbentuk cairan pada medium. se- data eksternal. Data internal adalah data yang berisi
dangkan hasil negatif ditunjukkan jika tidak terdapat dokumen-dokumen akuntansi dan operasi yang dik-
bakteri yang tumbuh pada medium. umpulkan, dicatat, dan disimpan dalam suatu organ-
Uji TSA NaCl 4%. Isolat bakteri diinokulasikan pada isasi. Sementara data eksternal adalah data yang
medium TSA NaCI 4% dengan cara gores. Diinku- umumnya disusun oleh suatu entitas selain subyek
basi pada suhu 25 °C selama 24 jam. Hasil positif dari organisasi yang bersangkutan. Data sekunder ini
jika bakteri mampu tumbuh pada medium, sedangkan diperoleh dari laporan-laporan, data dokumentasi,
hasil negatif ditunjukkan jika tidak terdapat bakteri pustaka yang menunjang, dan data lembaga penelitian
yang tumbuh pada medium. yang berhubungan dengan pemantauan dan pemerik-
Uji Gula-gula Isolat bakteri diinokulasikan pada me- saan penyakit.
dium gula-gula dengan cara dicelupkan. Medium gu-
la-gula terdiri dari adonitol, aesculin, arabinose, du- 3. Hasil dan Pembahasan
leitol, fruktosa, galaktosa, glukosa, inositol. laktosa,
maltose, mannitol, raffinosa, sorbitol, sukrosa, treha- Berdasarkan hasil pengujian bakteri yang telah
losa, xylosa, dan malonate. Medium kemudian di- dilakukan selama kerja praktek di Laboratorium Pen-
inkubasi pada suhu 25 °C selama 24 jam. Diamati gujian Bakteri Stasiun Karantina Ikan Pengendalian
perubahan warna yang terjadi. Hasil positif ditunjuk- Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Palembang,
kan jika medium berubah warna menjadi kuning pada maka didapatkan hasil sebagai berikut yang disajkan
setiap medium gula-gula, sedangkan hasil negatif di-
tunjukkan jika warna medium berubah menjadi me- dalam bentuk Tabel 4.1.
rah. Untuk medium malonate, hasil positif ditunjuk- Hasil pengujian bakteri pada Tabel 4.1, maka
kan jika medium berubah warna menjadi biru, dan dapat diketahui bahwa dari ikan botia yang diujikan
hasil negatif ditunjukkan jika medium tetap berwarna terdapat sampel ikan yang terinfeksi bakteri patogen,
hijau. yaitu ditemukan jenis bakteri Plesiomonas shigel-
Identifikasi Bakteri loides. Jenis bakteri tersebut ditemukan berdasarkan
Karakter bakteri berdasarkan pengamatan morfologi
hasil identifikasi dari buku Bacterial Fish Pathogens
koloni, pengujian sifat fisiologis maupun sifat bio-
kimia disusun dalam bentuk tabel Lembar Hasil Uji Diseases of Farmed and Wild Fish (Austin dan Dawn,
Sementara, kemudian diidentifikasi dengan menco- 2007).
cokkan karakter bakteri yang berada di buku pan- Proses isolasi bakteri dari sampel ikan diambil
duan. dari organ seluruh tubuh karena ukuran ikan yang
Metode Pengumpulan Data sangat kecil sehingga menggunakan mortar dengan
Data yang diambil dalam kerja praktek ini yaitu cara digerus. Bakteri yang diambil dengan
berupa data primer dan data sekunder yang diperoleh
menggunakan ose steril kemudian diinokulasikan ke
melalui beberapa metode atau cara pengambilan
sampel. dalam media TSA (Tryptone Soya Agar) dalam cawan

Arief Sulistiyono et al., 2022 | 3. Hasil dan Pembahasan 83


petri dengan cara digoreskan. TSA merupakan media tasi karbohidrat yang disertai produksi asam. tumbuh
umum (non selektif) yang dapat digunakan sebagai pada media TSA plate, selanjutnya akan di murnikan
media pertumbuhan dengan tujuan mengamati mor- pada media TSA miring.Jika pada media TSA tidak
terdapat Koloni bakteri yang tumbuh setelah diinku-
fologi koloni bakteri, mengembangkan kultur murni,
basi, maka hasil pengujian dikatakan nihil dan jika
dan pertumbuhan untuk uji biokimia. TSA juga biasa pada media tumbuh koloni bakteri setelah diinkubasi,
digunakan untuk perhitungan jumlah bakteri. Media maka hasil pengujian dikatakan positif. Koloni bakteri
TSA memiliki keunggulan yaitu dapat digunakan un- yang tumbuh pada media TSA plate , selanjutnya akan
tuk menumbuhkan berbagai macam jenis bakteri dimurnikan pada media TSA miring. Menurut Napit-
dikarenakan nutrisinya yang lebih banyak dibanding- upulu et al. (2017), tujuan dari permurnian adalah un-
kan media lain. tuk memisahkan bakteri yang satu dengan yang
lainnya sehingga didapatkan koloni yang seragam (se-
Jika pada media TSA tidak terdapat Koloni
jenis). Koloni bakteri yang ingin dimurnikan dapat
bakteri yang tumbuh setelah diinkubasi, maka hasil diambil dari koloni yang memiliki karakteristik koloni
pengujian dikatakan nihil dan jika pada media tum- bakteri target. Dari pemeriksaan morfologi, bentuk
buh koloni bakteri setelah diinkubasi, maka hasil koloni bakteri Plesiomonas shigelloides dari ikan bo-
pengujian dikatakan positif. Koloni bakteri yang ada tia adalah bulat dan berwarna putih.

Tabel 4.1. Hasil Pengujian Bakteri pada Sampel Ikan

Waktu Pengujian Kode Sampel Nama Ikan Organ Jenis Bakteri Keterangan
Target yg ditemukan
06 – 10 Juli 2022 PL/06/07/22/1446 Botia Seluruh Plesiomonas HPI
macracantha Tubuh shigelloides

Keterangan :
HPI = Hama dan Penyakit Ikan

Kultur murni yang tumbuh pada media TSA


Berdasarkan hasil pengujian gram, menunjuk-
miring, selanjutnya akan dilakukan uji dasar dan uji
kan bahwa isolat bakteri dari sampel ikan botia mem-
biokimia untuk mengetahui karakteristik dan sifat-
iliki sifat gram negatif ditandai dengan timbulnya
sifat biokimia dari bakteri. Uji dasar terdiri dari 3
lendir pada bakteri saat diberi reagen KOH 3%. Ada
pengujian. yaitu uji gram, uji katalase, dan uji
tidaknya lendir ini berdasarkan sifat dari dinding sel
oksidase, sedangkan uji biokimia terdiri dari uji
bakteri dimana bakteri gram negatif memiliki dinding
TSIA, uji gula-gula, uji O/F, uji motilitas dan indol,
sel yang tersusun atas banyak lapisan lipid, berbeda
uji MIO (ornithin), uji LIA, uji citrate, uji urea, uji
dengan bakteri gram positif dimana dinding selnya
MRVP, uji gelatin, dan uji TSA NaCI 4%. Isolat bak-
memiliki lapisan lipid yang tipis dan pada dinding sel
teri untuk uji dasar diambil dari kultur murni dalam
bakteri negatif akan rusak dan sel bakteri pun akan
TSA miring, sedangkan isolat bakteri untuk uji bio-
pecah dan mengeluarkan DNA bakteri. Hal ini sesuai
kimia diambil dari kultur di media TSIA. Jadi, sebe-
dengan Anggraini et al. (2016) yang menyatakan
lum melakukan uji biokimia, kultur murni bakteri
bahwa bakteri gram negatif memiliki komponen pep-
dalam TSA miring diinokulasikan ke dalam media
tidoglikan yang tipis, sehingga memudahkan sel bak-
TSIA dan diinkubasi.
teri pecah.
Hasil Pengujian TSIA semua isolat dari sampel
Hasil uji oksidase terhadap isolat dari sampel
ikan botia menunjukkan reaksi asam pada bagian butt
ikan botia menghasilkan positif yang berarti bakteri
dan alkaline pada bagian slant. Hal ini menandakan
memiliki enzim sitokrom oksidase dibuktikan dengan
bahwa bakteri mampu memfermentasikan glukosa
berubahnya warna kertas saring yang digoreskan
pada bagian butt, namun tidak dapat memfermentasi-
dengan bakteri menjadi warna biru keunguan.
kan laktosa dan sukrosa pada bagian slant. Menurut
Menurut pendapat Purnamawati (2016), enzim
pendapat Anggraini et al. (2016), bakteri memiliki
oksidase berfungsi mempercepat penggabungan O2,
kemampuan dalam men- degradasi dan memfermen-
Arief Sulistiyono et al., 2022 | 3. Hasil dan Pembahasan 84
dengan suatu substrat yang pada saat bersamaan juga kimia menggunakan 20 jenis gula yaitu adonitol. aes-
mereduksikan O2, sehingga bias terbentuk H2O. culin, arabinosa, celobiosa. dulcitol, fruktosa, ga-
laktosa. selukosa, inositol, laktosa, maltose, mannitol,
Tabel 4.2. Hasil Pengujian Karakterisasi dan Uji Bi- melibiosa, raffinosa, rhamnosa. saccarosa, salicin,
okimia pada Sampel Ikan sorbitol, trehalosa, dan xylosa. Berdasarkan Tabel 4.1.
No Pengujian Keterangan hasil pengujian gula-gula positif menandakan bahwa
1. TSA + bakteri dapat mendegradasi jenis gula tersebut dan
2. Bentuk Koloni Bulat menghasilkan reaksi asam, sedangkan hasil negatif
3. Warna Koloni Putih menunjukkan bahwa bakteri tersebut tidak mampu
4. Gram -
5. Katalase + mendegradasi jenis gula tersebut sehingga
6. Oksidase + menghasilkan reaksi alkaline. Uji malonate sendiri
7. TSIA K/M, gas (-), H2S (-) dilakukan untuk mengetahui kemampuan bakteri da-
8. Motilitas + lam menggunakan sodium malonate sebagai sumber
9. Indol +
10. O/F Fermentatif karbon dengan menghasilkan reaksi alkalin. Indikasi
11. Citrate - adanya penguraian malonate ditandai dengan beru-
12. MR + bahnya warna media menjadi biru.
13. VP -
14. TSA NaCl 4% -
Uji O/F terhadap semua isolat pada sampel ikan
15. Urea - botia menunjukkan sifat fermentatif. Hal ini dikare-
16. Gelatin Hydrolysis - nakan media yang tidak ditutup dan ditutup paraffin
17. Ornithine Decarboxylase + berubah warna dari hijau menjadi kuning, maka bak-
18. Lysine Decarboxylase +
19. Adonitol - teri mampu memanfaatkan karbohidrat pada kondisi
20. Arabinosa - anaerob melalui proses fermentasi. Menurut Ang-
21. Cellobiosa - graini et al. (2016), beberapa bakteri tidak dapat tum-
22. Dulcitol -
23. Esculin +
buh tanpa adanya oksigen dan ada bakteri yang tetap
24. Fruktosa + tumbuh dengan adanya oksigen.
25. Galaktosa + Uji Motilitas menunjukkan hasil bahwa pada
26. Glukosa + isolat bersifat motil. dikarenakan pada saat bakteri
27. Inositol +
28. Laktosa +
dilihat melalui mikroskop bakteri terlihat bergerak -
29. Maltosa + gerak. Hal ini menandakan adanya flagella yang ber-
30. Mannitol - fungsi untuk melakukan pergerakan. Menurut Ang-
31. Mannosa - graini et al., (2016), flagella merupakan salah satu
32. Melibiosa +
33. Raffinosa - struktur utama di luar sel bakteri yang menyebabkan
34. Rhamnosa - terjadinya pergerakan (motilitas) pada sel bakteri. Pa-
35. Saccarosa - da uji indol sendiri isolat menujukkan reaksi positif
36. Salicin -
37. Sorbitol -
yang menandakan adanya produksi indol dari trypto-
38. Trehalosa + phan. Produksi indol dapat terjadi dikarenakan bakteri
39. Xylosa - mampu menghasilkan enzim tripthopanase yang
Hasil Identifikasi Plesiomonas shigel- mendegradasi makromolekul asam amino tryptophan
loides
menjadi asam piruvat, ammonia dan indol.
Dari hasil pemeriksaan katalase yang dil-
Hasil uji MIO (Ornithin) terhadap semua isolat
akukan, semua isolat pada uji katalase bernilai posi-
menunjukkan hasil positif yang menandakan bakteri
tif, ditandai dengan terbentuknya gelembung udara
mampu mengurai ornithin secara decarboxylase.
pada saat campuran H2O2 3% dengan isolat bakteri.
Menurut Barow dan Feltham (1993), umumnya bak-
Menurut Mac Faddin (1980), hidrogen peroksida
teri memiliki kemampuan dalam memecah berbagai
dibentuk sebagai produk akhir oksidatif dari pemeca-
protein dan memanfaatkannya untuk sintesis sel juga
han gula secara aerob. H2O2 jika dibiarkan terakumu-
sebagai sumber energi. Dekarboksilase merupakan
lasi bersifat toksik bagi bakteri yang dapat me-
enzim yang berperan dalam pemisahan gugus kar-
nyebabkan kematian. Katalase memanfaatkan H2O2,
boksil untuk menghasilkan CO2.
untuk mengoksidasi substrat lain (fenol, asam format,
Hasil uji LIA pada isolat sampel ikan botia
formaldehida, dan alkohol).
menunjukkan hasil positif. Menurut Anggraini et al.
Uji gula-gula yang dilakukan untuk uji bio-
Arief Sulistiyono et al., 2022 | 3. Hasil dan Pembahasan 85
(2016), pemecahan lisin oleh enzim dekarbosilase teri dapat dikatakan bersifat halofilik. Berdasarkan
akan menghasilkan karbondioksida yang berperan hasil pengujian, isolat pada sampel ikan botia menun-
dalam pembentukan dinding sel dan proses metabo- jukkan hasil negatif.
lisme sel mikroorganisme. Bakteri Plesiomonas shigelloides biasanya dapat
Uji Citrate pada isolat sampel ikan botia ditemukan pada rongga mulut atau kulit pada ikan,
menunjukkan hasil negatif. Menurut Sudarsono memiliki karakteristik antara lain bersifat gram
(2008), citrat dihasilkan pada proses kondensasi dari negatif dan berbentuk batang. Bakteri ini bersifat mo-
asetil aktif dengan asam oksalasetat. Citrat bertindak til, fermentatif, dapat memproduksi enzim katalase,
berdasarkan enzim Citrase, yang memproduksi asam indol, dan dapat mendekarboksilase asam amino lisin
oksalasetat dengan asan asetat. Produk ini kemudian maupun ornithin. Produksi asam dari proses fermenta-
diubah secara enzimatis menjadi asam piruvat dan si gula bisa didapat dari jenis gula glukosa, inositol,
karbondioksida. Bila mikroorganisme mampu dan trehalosa. Menurut Quinn et al. (2011), pato-
menggunakan citrat, maka asam akan dihilangkan gentitas dari Plesiomonas shigelloides dapat me-
dari media biakan, sehingga menyebabkan pening- nyebabkan diare pada manusia karena bakteri ini
katan pH dan mengubah warna media dari hijau men- menghasilkan enterotoksin. Distribusi geografis or-
jadi biru. ganisme ini terbatas pada daerah tropis dan subtropis.
Pada uji Urea pada isolat sampel ikan botia Kultur murni bakteri juga diinokulasikan dalam
menunjukkan hasil negatif. Menurut Sudarsono media semi solid yang akan digunakan untuk me-
(2008), enzim urease merupakan enzim hidrolisis nyimpan isolat dalam waktu yang lama. Media
yang memecah ikatan nitrogen dan karbon pada kemudian diinkubasi untuk selanjutnya dapat disim-
komponen amida seperti urea dan membentuk an- pan dalam refrigator yang dapat dijadikan sebuah buk-
monia yang menciptakan suasana basa. Bakteri gram ti kepada pihak pengirim sampel jika terdapat kom-
negatif berbentuk batang sebagian besar memiliki plain bahwa ikan yang dikirim terinfeksi penyakit
enzim urease. oleh bakteri, sehingga dapat dilakukan pengujian
Uji MRVP pada sampel ikan botia ke seluruh ulang dari media solid tersebut. Kultur bakteri dalam
isolat yang telah diisolasi pada media MR benilai media semi solid ini dapat bertahan kira-kira sampai 1
positif. Hal ini menandakan bahwa pada isolat bakteri bulan.
mampu mengoksidasi glukosa dengan memproduks
asam dengan konsentrasi tinggi sebagai hasil akhim-
ya. Uji VP pada isolat dari sampel ikan botiamenun- 4. Kesimpulan
jukkan hasil negatif. Menurut Anggraini et al. (2016).
Uji VP mengidentifikasi mikroorganisme yang Berdasarkan Penelitian pengujian bakteri yang
melakukan fermentasi karbohidrat menjadi 2,3 bu- telah dilakukan di Laboratorium Pengujian Bakteri Sta-
tanadiol sebagai bahan utama, sehingga terjadi siun Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan
penumpukan bahan tersebut pada permukaan media Hasil Perikanan Palembang, maka didapatkan kes-
pertumbuhan. Hasil Uji Gelatin pada isolat menun-
impulan, bahwa Pengujian bakteri pada sampel seluruh
jukkan hasil negatif yang menandakan bakteri tidak
memiliki enzim gelatinase. Hasil ini dapat dilihat dan tubuh ikan botia yang dilakukan di BKIPM Palembang
media gelatin yang tetap padat setelah dimasukkan ke dengan menggunakan metode konvensional dan Jenis
dalam refrigator selama 5 menit. bakteri patogen yang berhasil didapat pada ikan botia
Uji gelatin diakukan untuk mengetahui ke- di BKIPM Palembang yaitu Plesiomonas shigelloides.
mampuan bakteri dalam menghidrolisis gelatin
dengan menggunakan enzim gelatinase untuk
menghasilkan asam amino. Dikarenakan gelatin telah Referensi
dihidrolisis oleh bakteri, maka gelatin tidak lagi
mampu membentuk gel melainkan cair (liquid). [1]. Suharto, Anggraini, R., Dwinna A.. dan Siska
Uji biokimia terakhir adalah uji TSA NaCI 4%, M. 2016. Identifikasi BakteriAeromonas
dimana uji ini dilakukan untuk mengetahui kemam- Anydrophila dengan Uji Mikrobiologi Pada
puan bakteri tumbuh pada media bersalinitas. Jika Ikan Lele vang Dibudidayakan di Kecamatan
bakteri tumbuh pada media TSA NaCl 4% maka bak- Baitussalam Kabupaten Aceh Besar. Jurnal
Imiah Mahasiswa Kelautan dan Perikanan
Arief Sulistiyono et al., 2022 | 4. Kesimpulan 86
Unsyiah. 1(2): 271-286. Phylogenetic Tree dari Empat Isolat
[2]. Austin, B., dan Dawn Austin. 2007. Bacterial Edwardsiella Tarda di Indonesia. Biot 16
Fish Pathogens Diseases of Farmed and Wild (2) : 348-353.
Fish. Germany: Praxis Publishing. [15]. Novriadi, R.. Rini P.. Dodi Y., dan Joko S.
[3]. Badan Karantina Ikan (BKIPM). 2022. 2014. Penyakit Ikan Air Laut di Indonesia.
http://www.bkipm.kkp.go.id. Internet. Jakarta: Kementrian Kelautan dan Perikanan
Diakses tanggal 10 juni 2022. Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya
[4]. Barrow, G. I., dan Feltham, R. K. A. 1993. Direktorat Kesehatan Ikan dan Lingkungan.
Cowan and Steels 's Manual for The [16]. Pelczar MJ, Chan ECS. 2006. Dasar-dasar
Identification of Medical Bacteria. Cambridge: Mikrobiologi. Jakarta: Universitas Indonesia
Cambridge University Press. Press.
[5]. Dewi, T. C.. Kurniasih, Surya A., dan vuli P.K. [17]. Purnamawati, R. 2016. Metode Pemeriksaan
2015. Deteksi Bakteri Streptococcus Iniae Pada Penyakit Ikan di Balai Karantina Ikan
Ikan Nila (Oreochromys niloticus) Berasal dari Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil
Papua Dengan Metode AGP (Agar Gel Perikanan Kelas I Surabaya I. Laporan PKL.
Presipitation). Prosiding Inovasi Veteriner Surabaya: Universitas Airlangga.
dalam Riset dan Industri untuk Menjawab [18]. Quinn P. J.. Markey, B. K., Leonard, F. C.,
Tantangan Pasar. 181-185. Fitzpatrick, E. S. Fanning, S., dan Hartigan
[6]. Effendie MI. 2002. Biologi Perikanan. Yayasan [19]. F. J. 2011. Veterinary Microbiology and
Pustaka Nusatama: Yogyakarta. 1-151 hal. Microbial Disease Second Edition. USA:
[7]. Handayani, E. 2012. Prevalensi Infeksi Bakteri Blackwell Publishing.
Patogen pada Ikan Patin (Pangasius [20]. Ridwan, M. 2011. Pedoman Penetapan Hama
hypophthalmus) di Kawasan Minapolitan dan Pemyakit Ikan Karantina. Jakarta: Pusat
Kabupaten Banjar. Tesis. Bogor: Institut Karantina Ikan.
Pertanian Bogor. [21]. Rionga M. Dwi S. dan Yunasfi. 2017. Jenis-
[8]. Lestari. P.D., dan T.W. Hartati. 2017. Jenis Bakteri Potensial Patogen yang
Mikrobiologi Berbasis Inkury. Malang (ID) : Menginfeksi Ikan Mas (Cyprinus carpio) di
Gunung Samudera Kolam Patumbak Kabupaten Deli Serdang.
[9]. Lukistyowati, I dan Feliatra. 2019. Teknik Jurnal Aquacoastmarine. 15(1): 1-10.
Isolasi dan Identifikasi Escherichia coli dan [22]. Sudarsono, A. 2008. Isolasi dan Karakterisasi
Bakteri Patogen pada Ikan. Unri Press: Bakteri pada Ikan Laut Dalam Spesies Ikan
Pekanbaru. 61 hlm. Gindara (Lepidocibium flavobronneum).
[10]. Mac Faddin, Jean F. 1980. Bichemical Tests Skripsi. Bogor Institut Pertanian Bogor.
For Idenfication of Medical Bacteria Second [23]. Supian, E. 2013. Penanggulangan Hama dan
Edition. USA: Waverly Press. Penyakit Pada Ikan. Pustaka Baru Press:
[11]. Mulia, D.S., W. Apriyanti, H. Maryanto, dan C. Yogyakarta 10-15.
Purbomartono. 2012. Imunogenisitas Antigen [24]. Suryadi. Y.. Tri P. P.. I Made S. Dwi N. S.,
Whole Cell Bakteri Aeromonas hydrophila. Patricia, dan Wahyu 1. 2013. Karakterisasi dan
Sains Akuatik, 14(1): 25-32. Identifikasi Isolat Bakteri Endofitik Penghanbat
[12]. Naibaho, F.F., D. Suryanto, dan R. Leidonal. Jamur Patogen Padi. Buletin Plasma Nutfah.
2017. Jenis-jenis Bakteri Potensial pada Ikan 19(1): 25-32.
Patin di Kolam Budidaya Ikan Air [25]. Tito. L. M. 2014. Isolasi dan Identifikasi Bakteri
Tawar Kota Beling Tanah Air Kecamatan Kitinolitik yang Terdapat Pada Cangkang
Tanjung Anom, Jurnal Manajemen Perikanan. Lobster Air Tawar (Cherax quadricarinatus).
[13]. Napitupulu, R. A., Dwi S., dan Desrita. 2017. Skripsi. Surabaya: Universitas Airlangga.
Isoasi dan Identifikasi Bakteri Potensial [26]. Wiklund, Tom. 2016. Pseudomonas
Patogen pada Ikan Nila (Oreochromis niloticus) anguilliseptica infection as a threat to wild and
di Kolam Budidaya Patumbak. Jurnal farmed fish in the Baltic Sea. Microbiology
Aquacoastmarine. 15(1): 1-10. Australia. 136-136
[14]. Narwiyani, dan S. Kurniasih. 2011.

Arief Sulistiyono et al., 2022 | 87

You might also like