Professional Documents
Culture Documents
92-99
http://journalsanitasi.keslingjogja.net/index.php/sanitasi p-ISSN: 1978-5763; e-ISSN: 2579-3896
*JKL Poltekkes Kemenkes Yogyakarta, Jl. Tatabumi 3, Banyuraden, Gamping, Sleman, DIY 55293
email: mailo.la06@gmail.com
Abstract
Traditional markets produce almost 95% of organic waste. At Gemah Ripah fruit market, the
activity of transporting until the storage yields fruit waste, that if is not processed properly will
cause many negative impacts. One way to utilize organic waste is process it as liquid organic
fertilizer.The aim of this research is to study the difference of N, P, K and pH content of the liquid
organic fertilizer made from different fermentation times. The study was an experiment with post
test only group design. The study sample was 30 kg fruit waste, taken from 31 traders of Gemah
Ripah fruit market in Gamping Sleman. The treatment was consisted of two fermentation time,
i.e.1 week and 2 weeks, which were carried out in five replications. The results showed that the
two fermentation times gave different levels of N, P, K and pH values, i.e. Nitrogen 0.43%;
Phosphorus 0.15%; Potassium 0.27%; pH 6.9 for one week fermentation time, and Nitrogen
0.49%; Phosphorus 0.13%; Potassium 0.22%; pH 6,8 for two week fermentation time. Nitrogen
content of the two weeks time is 0,06% higher; phosphorus content of one week time is 0,04%
higher; and potassium content of one week time is 0,05% higher. It can be concluded that
different fermentation time affect the N, P, K, and pH content of liquid organic fertilizer yielded
from fruit market waste.
Intisari
Pasar tradisional menghasilkan hampir 95% sampah organik. Di pasar buah Gemah Ripah, pro-
ses pengangkutan hingga penyimpanan menghasilkan sampah buah, yang bila tidak segera
ditangani akan menimbulkan banyak dampak negatif. Salah satu cara memanfaatkannya yaitu
diolah menjadi pupuk organik cair. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kandu-
ngan N, P, K, dan pH pupuk organik cair dari sampah buah pasar dengan waktu fermentasi yang
berbeda. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan rancangan post test only
group design. Sampel penelitian adalah 30 kg sampah buah yang diambil dari 31 pedagang di
Pasar Buah Gemah Ripah Gamping. Penelitian ini terdiri dari dua perlakuan yaitu fermentasi
pupuk selama 1 minggu dan 2 minggu dengan tiap perlakuan dilakukan 5 kali ulangan. Hasil pe-
nelitian menunjukkan bahwa lama waktu fermentasi memberikan perbedaan pada kandungan N,
P, K dan nilai pH, yaitu Nitrogen 0,43%; Phosphor 0,15%; Kalium 0,27%; pH 6,9 untuk pupuk
organik cair fermentasi satu minggu, dan Nitrogen 0,49%; Phosphor 0,13%; Kalium 0,22%; pH
6,8 untuk pupuk organik cair fermentasi dua minggu. Kadar Nitrogen pupuk fermentasi dua
minggu lebih tinggi 0,06%; kadar Phosphor pupuk fermentasi satu minggu lebih tinggi 0,04%;
kadar Kalium pupuk fermentasi satu minggu lebih tinggi 0,05%. Dari hasil tersebut dapat di-
simpulkan perbedaan waktu fermentasi menyebabkan perbedaan kandungan N, P, K, dan pH
dari pupuk organik cair yang dihasilkan dari sampah buah pasar.
92
Kusumadewi, Suyanto & Suwerda: Kandungan Nitrogen, Phosphor …
pah spesifik adalah sampah yang karena Pupuk organik cair adalah larutan
sifat, konsentrasi, dan volumenya me- dari pembusukan bahan-bahan organik
merlukan pengelolaan khusus. Sampah yang berasal dari sisa tanaman, sisa
yang semakin lama menumpuk dan tidak makanan, jeroan hewan, dan manusia
diolah akan menimbulkan masalah se- yang kandungan unsur haranya lebih
perti gangguan estetika, mengganggu dari satu unsur. Kelebihan pupuk organik
pemandangan, dan juga sebagai tempat cair ini dapat menyediakan unsur hara
perindukan vektor penyakit 2). secara cepat sehingga tidak terjadi de-
Komposisi sampah paling banyak fisiensi hara.
yang dihasilkan adalah sampah basah Pupuk ini memiliki sifat sesuai ka-
yaitu sekitar 60-70% dari total sampah rakteristik tanah sehingga tanah dan ta-
yang dihasilkan. Sampah pasar tradisio- naman dapat menyerap nutrisi lebih mu-
nal menghasilkan hampir 95% sampah dah, selain itu pupuk organik dengan si-
organik 3). fat cair akan lebih baik dalam merang-
Pasar tradisional adalah salah satu sang pertumbuhan tanaman karena da-
wadah perekonomian sebagian besar pat secara efektif meningkatkan kapasi-
masyarakat perkotaan. Adanya aktivitas tas pertukaran kation dalam tanah. Pe-
jual beli antara pedagang dengan pe- manfaatan pupuk organik cair adalah
ngunjung atau pembeli secara tidak salah satu cara mengatasi mahalnya
langsung menyebabkan adanya timbul- harga pupuk buatan pabrik saat ini 4).
an sampah yang cukup besar di pasar Berdasarkan hasil survey pendahu-
tersebut tiap harinya. luan yang dilakukan pada tanggal 16
Sampah akan menjadi masalah uta- April 2019 di Pasar Buah Gemah Ripah
ma dan terus bertambah setiap hari bagi Gamping, diketahui ada sekitar 82 kios
pengelolaan sampah yang hanya meng- yang menjual beragam buah-buahan.
andalkan Tempat Pembuangan Akhir Dalam kegiatan jual-beli, banyak ditemu-
(TPA) tanpa adanya proses pendahulan. kan buah yang cacat dan busuk dan
Keadaan seperti ini menyebabkan lahan kemudian menjadi sampah.
TPA cepat penuh dan kurang efektif un- Pengelolaan sampah-sampah terse-
tuk jangka panjang, karena ketersediaan but hanya dikumpulkan di depan kios,
lahan TPA semakin terbatas 3). kemudian diangkut langsung ke TPS pa-
Pasar Gemah Ripah dengan lahan sar. Pengumpulan sampah-sampah ter-
seluas 12.200 m² merupakan pasar bu- sebut hanya dimasukkan ke dalam kar-
ah terbesar di Kabupaten Sleman. Peda- dus dan keranjang dalam keadaan ter-
gang di pasar Gemah Ripah kebanyakan buka dan tercecer di tanah.
menjual buah-buahan dalam skala besar Tempat sampah yang tidak meme-
(tidak diecer). Dalam proses pengang- nuhi syarat dapat menimbuklan bau ti-
kutan hingga penyimpanan tentu akan dak sedap, mengundang vektor penyakit
ada buah yang cacat atau busuk. Buah dan menganggu estetika atau pemanda-
yang cacat tersebut tidak dapat dijual ngan. Selain itu, tempat penampungan
dan akhirnya hanya dibuang. sampah sementara yang dimiliki pasar
Sampah dari buah yang sudah ru- tersebut seluas 48 m² dengan daya tam-
sak dan busuk tersebut, bila tidak segera pung 64 m³ (ton) sudah tidak dapat lagi
ditangani atau terlambat diolah maka menampung karena sampah yang diha-
sampah akan membusuk dan menim- silkan dari kegiatan perdagangan buah
bulkan banyak dampak negatif. Sampah- adalah minimal 4 ton per hari, sehingga
sampah organik tersebut apabila diman- apabila tidak segera ditangani dengan
faatkan tentu saja dapat mengurangi baik akan menimbulkan permasalahan
pencemaran lingkungan. yang serius terutama bagi lingkungan di
Bahan-bahan ini juga sebagai ba- sekitar pasar.
han baku yang dapat diolah. Salah satu Berdasarkan masalah yang timbul
cara memanfaatkan sampah organik ter- akibat menumpuknya sampah buah pa-
sebut yaitu diolah sebagai pupuk organik sar yang tidak dimanfaatkan, maka pe-
cair. neliti berkeinginan untuk mengolahnya
93
p-ISSN: 1978-5763; e-ISSN: 2579-3896
Online: http://journalsanitasi.keslingjogja.net/index.php/sanitasi
Kusumadewi, Suyanto & Suwerda: Kandungan Nitrogen, Phosphor …
menjadi pupuk organik cair. Dalam hal puk organik cair setelah fermentasi se-
ini peneliti menggunakan dua waktu fer- cara fisik nampak gelembung putih di
mentasi yaitu satu minggu dan dua permukaan, warnanya keruh kecoklatan,
minggu untuk melihat perbedaan kadar dan ada bau asam khas fermentasi. Se-
pH serta kandungan unsur makro yaitu telah dilakukan pengujian kadar N,P,K,
N, P dan K pada pupuk yang dihasilkan. dan pH, maka hasil dapat diuraikan se-
Pembuatan pupuk organik cair me- bagai berikut :
rupakan salah satu upaya untuk me-
Tabel 1.
nangani keberadaan sampah organik. Hasil pemeriksaan
Selain lebih aman bagi tanaman, pupuk unsur Nitrogen, Phosphor, dan Kalium
pupuk organik cair setelah fermentasi 1 minggu
organik cair juga menghindarkan dari
pencemaran tanah dan tidak meninggal-
Kadar unsur dalam pupuk organik cair (%)
kan residu sehingga aman dikonsumsi Sampel
yang diharapkan dapat menjadi alternatif N P K
baik bagi masyarakat sehingga dapat
1 0,43 0,17 0,26
mengurangi jumlah sampah serta dapat
memanfaatkan sampah yang ada untuk 2 0,43 0,17 0,28
kadar nitrogen, phosphor, dan kalium minggu lebih tinggi dibandingkan pupuk
tersebut lebih rendah, sebab standar organik cair dengan waktu fermentasi 2
yang ditentukan adalah minimal 3-6%. minggu, yaitu berselisih 0,1.
Kadar kalium dalam pupuk organik cair Tabel 3.
belum memenuhi standar. Hasil pengukuranan pH pupuk organik cair
Dari data pada Tabel 2 dapat dike- setelah fermentasi 1 minggu dan 2 minggu
tahui bahwa kadar nitrogen dalam pupuk pH
organik cair pada perlakuan fermentasi Standar
Sampel
kualitas
1 minggu 2 minggu
selama 2 minggu reratanya adalah se-
besar 0,49% dan lebih tinggi disbanding- 1 6,9 6,7
kan yang dihasilkan dari waktu fermen-
2 6,7 6,6
tasi 1 minggu, dengan selisih sebesar 4-9
0,06%. 3 7,1 7,0
4 6,9 6,8
Gambar 1.
Perbedaan rata-rata kandungan unsur N,P, dan K
5 7,1 6,9
pupuk organik cair
dari dua waktu fermentasi
Jumlah 34,7 34
Gambar 2.
Perbedaan kadar pH pupuk organik cair
dari dua waktu fermentasi
minggu lebih tinggi dibandingkan fer- standar yang ditentukan yaitu berkisar
mentasi 2 minggu. Perubahan nilai unsur antara 4 – 9.
pada tiap perlakuan tidak sama akibat
kecepatan mikroba yang mengurai ba- KESIMPULAN
han fermentasi berbeda-beda 7). Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa kadar Berdasarkan hasil penelitian yang
Kalium pupuk organik cair dengan waktu telah dilakukan diperoleh kesimpulan
fermentasi 1 minggu dan 2 minggu be- bahwa ada perbedaan kadar kandungan
lum mencapai standar yang ditentukan N, P, K, dan pH pupuk organik cair dari
yaitu 3 – 6%. sampah buah pasar yang dihasilkan dari
waktu fermentasi satu minggu dan dua
Derajat Keasaman (pH) minggu.
Proses fermentasi dapat terjadi pa- Kandungan Nitrogen pupuk organik
da kisaran pH yang optimum. pH opti- cair dengan waktu fermentasi dua ming-
mum untuk proses pembuatan pupuk gu lebih tinggi dibandingkan dengan
berkisar antara 6,5 sampai 7,5. Proses kandungan Nitrogen pupuk organik cair
fermentasi akan menyebabkan terjadi- dengan waktu fermentasi satu minggu
nya perubahan pada bahan organik dan dengan selisih sebesar 0,06%.
pH-nya. Kandungan Phosphor pupuk organik
pH pada awal proses fermentasi cair dengan waktu fermentasi 1 minggu
akan mengalami penurunan karena se- lebih tinggi dibandingkan dengan kandu-
jumlah mikroorganisme yang terlibat da- ngan Phosphor pupuk organik cair de-
lam pengomposan mengubah bahan or- ngan waktu fermentasi 2 minggu dengan
ganik menjadi asam organik. Pada pro- selisih 0,04%.
ses selanjutnya, mikroorganisme, dari Kandungan Kalium pupuk organik
jenis yang lain akan mengkonversi asam cair dengan waktu fermentasi 1 minggu
organik yang telah terbentuk sehingga lebih tinggi dibandingkan dengan kandu-
bahan memiliki pH yang tinggi dan men- ngan Kalium pupuk organik cair dengan
dekati netral 1). pH pupuk yang sudah waktu fermentasi 2 minggu dengan se-
matang akan mendekati netral. lisih sebesar 0,05%.
Semakin lama waktu fermentasi bu- Namun demikian, pupuk organik cair
kan berarti nilai pH juga semakin ber- dari sampah buah pasar yang dihasilkan
tambah karena proses fermentasi ber- oleh penelitian ini belum memenuhi per-
hubungan langsung dengan mikro-orga- syaratan minimal kadar N,P, dan K, yaitu
nisme. Hal ini berhubungan dengan total 3-6%, sesuai yang diatur oleh Peraturan
asam yang dihasilkan oleh mikroba. Se- Menteri Pertanian No. 70 tahun 2011.
makin lama fermentasi, maka mikroba Sementara itu, dari hasil pengukur-
semakin banyak memanfaatkan karbo- an pH diketahui bahwa rata-rata pH pu-
hidrat untuk proses metabolisme, se- puk organik cair dari waktu fermentasi 1
hingga kemampuan mikroba untuk minggu sebesar 6,9 dan dari waktu fer-
menghasilkan asam laktat semakin me- mentasi 2 minggu sebesar 6,8. Perbeda-
ningkat. Peningkatan asam laktat dapat an pH tersebut berselisih sebesar 0,1%.
diukur dengan penurunan pH 8).
Pada penelitian ini, pH pada pupuk SARAN
organik cair dengan waktu fermentasi 1
minggu cenderung bersifat netral yaitu Bagi pedagang dan pengelola Pasar
dengan rata-rata sebesar 6,9. Demikinan Buah Gemah Ripah Gamping Sleman di-
pula pupuk organik cair dengan waktu sarankan dapat memanfaatkan sampah
fermentasi 2 minggu yaitu pH rata-rata- buah maupun sampah organik yang ada
nya sebesar 6,8. Ada perbedaan sebe- di pasar menjadi pupuk organik cair se-
sar 0,1, dimana yang dihasilkan oleh bagai alternatif dalam menyusun sistem
fermentasi 1 minggu sedikit lebih tinggi. pengelolaan sampah secara mandiri se-
Nilai pH yang dimiliki kedua perlakuan hingga dapat meminimalkan jumlah
pupuk organik cair sudah memenuhi sampah pasar yang dihasilkan.
98
p-ISSN: 1978-5763; e-ISSN: 2579-3896
Online: http://journalsanitasi.keslingjogja.net/index.php/sanitasi
Kusumadewi, Suyanto & Suwerda: Kandungan Nitrogen, Phosphor …
Bagi peneliti yang tertarik untuk me- 9. Chandra, B., 2007, Pengantar Kese-
lakukan penelitian sejenis, disarankan hatan Lingkungan, Penerbit Buku
untuk melakukan penelitian lanjutan ya- Kedokteran EGC. hal. 124, dan 144-
itu dengan menambahkan variasi kom- 147, Jakarta.
posisi bahan baku dan variasi waktu per- 10. Rahayu, E., 2013, Kajian Potensi
lakuan sehingga dapat diketahui waktu Pemanfaatan Sampah Organik Pa-
optimal yang diperlukan untuk proses sar Berdasarkan Karakteristiknya,
fermentasi pupuk secara lebih jelas dan Fakultas Teknik Universitas Mula-
dapat mengaplikasikan pupuk organik warman, Samarinda.
cair hasil penelitian tersebut pada tana- 11. Kasmawan, 2018, pembuatan pu-
man. puk organik cair menggunakan tek-
nologi komposting sederhana, Jur-
DAFTAR PUSTAKA nal Universitas Udayana, vol 17, no
2.
1. Sofian, 2006. Sukses Mmbuat Kom- 12. Kristina, N. N., dan Syahid, S. F,
pos dari Sampah., Agro Media Pus- 2012, Pengaruh air kelapa terhadap
taka, Jakarta Selatan. muliplikasi tunas in vitro, produksi
2. Kementerian Lingkungan Hidup, rimpang, dan kandungan xanthorizol
2008, Undang-Undang Republik In- temulawak di lapangan, Jurnal Littri
donesia Nomor 18 Tahun 2008 ten- Puslitbang Perkebunan, hal. 125-
tang Pengelolaan Sampah, Biro Hu- 134.
kum dan Humas Kementerian Ling- 13. Metusala, D., 2012, Air kelapa pe-
kungan Hidup, Jakarta. macu pertumbuhan dan pembunga-
3. Adrian, R, Nugraha, 2010, Menyela- an anggrek, Jurnal penelitian dan
matkan Lingkungan Hidup dengan Pengembangan Petanian, vol 4,
Pengolahan Sampah. Cahaya Pus- 14. Santi, S,, 2008, Kajian pemanfaatan
taka Raga, Jakarta. limbah nilam untuk pupuk cair orga-
4. Sutanto, R., 2006, Pertanian Orga- nik dengan proses fermentasi, Jur-
nik: Menuju Pertanian Alternatif dan nal Teknik Kimia, vol 2, Jurusan
Berkelanjutan, Kanisius, Yogyakarta Teknik Kimia Fakultas Teknologi In-
5. Yuwono, D., 2007, Kompos, Pene- dustri UPN Veteran, Jawa Timur.
bar Swadaya, Jakarta. 15. Aminah, S., 2013, Kandungan nitro-
6. Aprinda, N., 2018, Pengaruh lama gen dalam perairan, Jurnal LIPI,
fermentasi pupuk organik cair ba- vol.8. no.2, hal. 23-24.
tang pisang, kulit pisang dan buah 16. Latifah, R., 2017, Pemanfaatan
pare terhadap uji kandungan unsur sampah organik sebagai bahan pu-
hara makro phosphor dan kalsium puk cair untuk pertumbuhan tanam-
total, Jurnal MIPA Universitas Sa- an bayam merah (Alternanthera fi-
nata Dharma, vol 5, coides). Jurnal Biologi Fakultas Ma-
7. Yuliani, P., 2017, Pengaruh lama tematika dan Ilmu Pengetahuan
fermentasi pupuk cair bayam, sawi, Alam Universitas Negeri Surabaya,
dan kulit pisang terhadap kandung- vol.3. no.4, hal. 20-25.
an phosphor dan kalium total, Jurnal 17. Meriatna, 2018, Pengaruh waktu fer-
MIPA Universitas Sanata Dharma, mentasi dan volume bio aktivator
vol 4, EM4 (effective microorganism) pada
8. Yuwono, T., 2006, kecepatan de- pembuatan pupuk organik cair
komposisi dan kualitas kompos (POC) dari limbah buah-buahan,
sampah organik, Jurnal Inovasi Per- Jurnal Teknologi Kimia Unimal vol.
tanian. vol. 4, no.2, Jakarta. 7. no 1, hal. 13-29
99
p-ISSN: 1978-5763; e-ISSN: 2579-3896
Online: http://journalsanitasi.keslingjogja.net/index.php/sanitasi