You are on page 1of 8

Sanitasi: Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol. 11, No.2, Agustus 2019, hal.

92-99
http://journalsanitasi.keslingjogja.net/index.php/sanitasi p-ISSN: 1978-5763; e-ISSN: 2579-3896

Kandungan Nitrogen, Phosphor, Kalium, dan pH Pupuk Organik Cair


dari Sampah Buah Pasar Berdasarkan Variasi Waktu

Mailola Anli Kusumadewi*, Adib Suyanto*, Bambang Suwerda*

*JKL Poltekkes Kemenkes Yogyakarta, Jl. Tatabumi 3, Banyuraden, Gamping, Sleman, DIY 55293
email: mailo.la06@gmail.com

Abstract

Traditional markets produce almost 95% of organic waste. At Gemah Ripah fruit market, the
activity of transporting until the storage yields fruit waste, that if is not processed properly will
cause many negative impacts. One way to utilize organic waste is process it as liquid organic
fertilizer.The aim of this research is to study the difference of N, P, K and pH content of the liquid
organic fertilizer made from different fermentation times. The study was an experiment with post
test only group design. The study sample was 30 kg fruit waste, taken from 31 traders of Gemah
Ripah fruit market in Gamping Sleman. The treatment was consisted of two fermentation time,
i.e.1 week and 2 weeks, which were carried out in five replications. The results showed that the
two fermentation times gave different levels of N, P, K and pH values, i.e. Nitrogen 0.43%;
Phosphorus 0.15%; Potassium 0.27%; pH 6.9 for one week fermentation time, and Nitrogen
0.49%; Phosphorus 0.13%; Potassium 0.22%; pH 6,8 for two week fermentation time. Nitrogen
content of the two weeks time is 0,06% higher; phosphorus content of one week time is 0,04%
higher; and potassium content of one week time is 0,05% higher. It can be concluded that
different fermentation time affect the N, P, K, and pH content of liquid organic fertilizer yielded
from fruit market waste.

Keywords: duration of fermentation, fruit waste, NPK, pH

Intisari

Pasar tradisional menghasilkan hampir 95% sampah organik. Di pasar buah Gemah Ripah, pro-
ses pengangkutan hingga penyimpanan menghasilkan sampah buah, yang bila tidak segera
ditangani akan menimbulkan banyak dampak negatif. Salah satu cara memanfaatkannya yaitu
diolah menjadi pupuk organik cair. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kandu-
ngan N, P, K, dan pH pupuk organik cair dari sampah buah pasar dengan waktu fermentasi yang
berbeda. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan rancangan post test only
group design. Sampel penelitian adalah 30 kg sampah buah yang diambil dari 31 pedagang di
Pasar Buah Gemah Ripah Gamping. Penelitian ini terdiri dari dua perlakuan yaitu fermentasi
pupuk selama 1 minggu dan 2 minggu dengan tiap perlakuan dilakukan 5 kali ulangan. Hasil pe-
nelitian menunjukkan bahwa lama waktu fermentasi memberikan perbedaan pada kandungan N,
P, K dan nilai pH, yaitu Nitrogen 0,43%; Phosphor 0,15%; Kalium 0,27%; pH 6,9 untuk pupuk
organik cair fermentasi satu minggu, dan Nitrogen 0,49%; Phosphor 0,13%; Kalium 0,22%; pH
6,8 untuk pupuk organik cair fermentasi dua minggu. Kadar Nitrogen pupuk fermentasi dua
minggu lebih tinggi 0,06%; kadar Phosphor pupuk fermentasi satu minggu lebih tinggi 0,04%;
kadar Kalium pupuk fermentasi satu minggu lebih tinggi 0,05%. Dari hasil tersebut dapat di-
simpulkan perbedaan waktu fermentasi menyebabkan perbedaan kandungan N, P, K, dan pH
dari pupuk organik cair yang dihasilkan dari sampah buah pasar.

Kata Kunci: waktu fermentasi, sampah buah, NPK, pH

PENDAHULUAN Jika jumlah penduduk Indonesia se-


banyak 220 juta, produk sampah organik
Aktivitas manusia dalam memanfa- setiap harinya mencapai 110.000 ton
atkan alam selalu meninggalkan sisa atau 40.150.000 ton per tahun. Bisa di-
yang dianggapnya sudah tidak berguna bayangkan jika sampah sebanyak itu ti-
lagi sehingga diperlakukan sebagai ba- dak diolah, tentu akan menimbulkan ba-
rang buangan atau yang disebut sam- nyak masalah, terutama pencemaran
pah. Diperkirakan setiap orang meng- lingkungan 1).
hasilkan sampah organik (baik secara Sampah adalah sisa kegiatan se-
langsung atau tidak langsung) sekitar hari-hari manusia dan atau proses alam
setengah kilogram per orang per hari. yang berbentuk padat, sementara sam-

92
Kusumadewi, Suyanto & Suwerda: Kandungan Nitrogen, Phosphor …

pah spesifik adalah sampah yang karena Pupuk organik cair adalah larutan
sifat, konsentrasi, dan volumenya me- dari pembusukan bahan-bahan organik
merlukan pengelolaan khusus. Sampah yang berasal dari sisa tanaman, sisa
yang semakin lama menumpuk dan tidak makanan, jeroan hewan, dan manusia
diolah akan menimbulkan masalah se- yang kandungan unsur haranya lebih
perti gangguan estetika, mengganggu dari satu unsur. Kelebihan pupuk organik
pemandangan, dan juga sebagai tempat cair ini dapat menyediakan unsur hara
perindukan vektor penyakit 2). secara cepat sehingga tidak terjadi de-
Komposisi sampah paling banyak fisiensi hara.
yang dihasilkan adalah sampah basah Pupuk ini memiliki sifat sesuai ka-
yaitu sekitar 60-70% dari total sampah rakteristik tanah sehingga tanah dan ta-
yang dihasilkan. Sampah pasar tradisio- naman dapat menyerap nutrisi lebih mu-
nal menghasilkan hampir 95% sampah dah, selain itu pupuk organik dengan si-
organik 3). fat cair akan lebih baik dalam merang-
Pasar tradisional adalah salah satu sang pertumbuhan tanaman karena da-
wadah perekonomian sebagian besar pat secara efektif meningkatkan kapasi-
masyarakat perkotaan. Adanya aktivitas tas pertukaran kation dalam tanah. Pe-
jual beli antara pedagang dengan pe- manfaatan pupuk organik cair adalah
ngunjung atau pembeli secara tidak salah satu cara mengatasi mahalnya
langsung menyebabkan adanya timbul- harga pupuk buatan pabrik saat ini 4).
an sampah yang cukup besar di pasar Berdasarkan hasil survey pendahu-
tersebut tiap harinya. luan yang dilakukan pada tanggal 16
Sampah akan menjadi masalah uta- April 2019 di Pasar Buah Gemah Ripah
ma dan terus bertambah setiap hari bagi Gamping, diketahui ada sekitar 82 kios
pengelolaan sampah yang hanya meng- yang menjual beragam buah-buahan.
andalkan Tempat Pembuangan Akhir Dalam kegiatan jual-beli, banyak ditemu-
(TPA) tanpa adanya proses pendahulan. kan buah yang cacat dan busuk dan
Keadaan seperti ini menyebabkan lahan kemudian menjadi sampah.
TPA cepat penuh dan kurang efektif un- Pengelolaan sampah-sampah terse-
tuk jangka panjang, karena ketersediaan but hanya dikumpulkan di depan kios,
lahan TPA semakin terbatas 3). kemudian diangkut langsung ke TPS pa-
Pasar Gemah Ripah dengan lahan sar. Pengumpulan sampah-sampah ter-
seluas 12.200 m² merupakan pasar bu- sebut hanya dimasukkan ke dalam kar-
ah terbesar di Kabupaten Sleman. Peda- dus dan keranjang dalam keadaan ter-
gang di pasar Gemah Ripah kebanyakan buka dan tercecer di tanah.
menjual buah-buahan dalam skala besar Tempat sampah yang tidak meme-
(tidak diecer). Dalam proses pengang- nuhi syarat dapat menimbuklan bau ti-
kutan hingga penyimpanan tentu akan dak sedap, mengundang vektor penyakit
ada buah yang cacat atau busuk. Buah dan menganggu estetika atau pemanda-
yang cacat tersebut tidak dapat dijual ngan. Selain itu, tempat penampungan
dan akhirnya hanya dibuang. sampah sementara yang dimiliki pasar
Sampah dari buah yang sudah ru- tersebut seluas 48 m² dengan daya tam-
sak dan busuk tersebut, bila tidak segera pung 64 m³ (ton) sudah tidak dapat lagi
ditangani atau terlambat diolah maka menampung karena sampah yang diha-
sampah akan membusuk dan menim- silkan dari kegiatan perdagangan buah
bulkan banyak dampak negatif. Sampah- adalah minimal 4 ton per hari, sehingga
sampah organik tersebut apabila diman- apabila tidak segera ditangani dengan
faatkan tentu saja dapat mengurangi baik akan menimbulkan permasalahan
pencemaran lingkungan. yang serius terutama bagi lingkungan di
Bahan-bahan ini juga sebagai ba- sekitar pasar.
han baku yang dapat diolah. Salah satu Berdasarkan masalah yang timbul
cara memanfaatkan sampah organik ter- akibat menumpuknya sampah buah pa-
sebut yaitu diolah sebagai pupuk organik sar yang tidak dimanfaatkan, maka pe-
cair. neliti berkeinginan untuk mengolahnya
93
p-ISSN: 1978-5763; e-ISSN: 2579-3896
Online: http://journalsanitasi.keslingjogja.net/index.php/sanitasi
Kusumadewi, Suyanto & Suwerda: Kandungan Nitrogen, Phosphor …

menjadi pupuk organik cair. Dalam hal puk organik cair setelah fermentasi se-
ini peneliti menggunakan dua waktu fer- cara fisik nampak gelembung putih di
mentasi yaitu satu minggu dan dua permukaan, warnanya keruh kecoklatan,
minggu untuk melihat perbedaan kadar dan ada bau asam khas fermentasi. Se-
pH serta kandungan unsur makro yaitu telah dilakukan pengujian kadar N,P,K,
N, P dan K pada pupuk yang dihasilkan. dan pH, maka hasil dapat diuraikan se-
Pembuatan pupuk organik cair me- bagai berikut :
rupakan salah satu upaya untuk me-
Tabel 1.
nangani keberadaan sampah organik. Hasil pemeriksaan
Selain lebih aman bagi tanaman, pupuk unsur Nitrogen, Phosphor, dan Kalium
pupuk organik cair setelah fermentasi 1 minggu
organik cair juga menghindarkan dari
pencemaran tanah dan tidak meninggal-
Kadar unsur dalam pupuk organik cair (%)
kan residu sehingga aman dikonsumsi Sampel
yang diharapkan dapat menjadi alternatif N P K
baik bagi masyarakat sehingga dapat
1 0,43 0,17 0,26
mengurangi jumlah sampah serta dapat
memanfaatkan sampah yang ada untuk 2 0,43 0,17 0,28

dibuat pupuk organik yang dapat mem- 3 0,43 0,17 0,26


perbaiki struktur tanah yang rusak akibat
4 0,42 0,17 0,28
pemakaian pupuk kimia.
5 0,43 0,17 0,26
METODA Jumlah 2,15 0,85 1,35

Penelitian ini merupakan eksperi- Rerata 0,43 0,17 0,27

men dengan rancangan post-test only Standar


3-6 3-6 3-6
group design. Waktu pelaksanaan pene- kualitas

litian ini pada bulan Oktober 2018-Juni


Tabel 2.
2019. Sampel berupa sampah buah se- Hasil pemeriksaan
banyak 30 kg, yang diambil dari 31 pe- unsur Nitrogen, Phosphor, dan Kalium
dagang yang berada di Pasar Induk Bu- pupuk organik cair setelah fermentasi 2 minggu

ah Gemah Ripah, di Gamping Sleman.


Kadar unsur dalam pupuk organik cair (%)
Ada 10 sampel yang terbagi menjadi Sampel
dua kelompok perlakuan yaitu perlakuan N P K
I, yaitu fermentasi pupuk selama satu
1 0,50 0,13 0,22
minggu dan perlakuan II, yaitu fermen-
tasi pupuk selama 2 minggu. Masing- 2 0,49 0,13 0,22
masing untuk lima kelompok sampel. 3 0,50 0,13 0,22
Teknik pengambilan sampel secara non-
4 0,49 0,12 0,21
random sampling dengan metode kuota.
Cara pengumpulan data kadar pH 5 0,49 0,12 0,22
adalah dengan menggunakan observasi
Jumlah 2,47 0,63 1,09
langsung dengan pengukuran meng-
gunakan pH meter, sedangkan data kan- Rerata 0,49 0,13 0,22

dungan unsur makro yang meliputi kadar Standar


3-6 3-6 3-6
nitrogen (N), phosphor (P), dan kalium kualitas

(K) pemeriksaannya dilakukan di labora-


torium Balai Pengkajian Teknologi Per- Dari data pada Tabel 1 dapat dike-
tanian Yogyakarta. tahui bahwa kadar nitrogen dalam pupuk
organik cair hasil perlakuan fermentasi
HASIL selama 1 minggu, reratanya adalah se-
besar 0,43%, kadar phosphor rata-rata-
Pada pembuatan pupuk organik nya adalah sebesar 0,17%, dan kadar
cair dari sampah buah pasar yang sudah kalium reratanya adalah sebesar 0,27%.
dilaksanakan, diperoleh hasil akhir pu- Apabila dibandingkan dengan standar,
94
p-ISSN: 1978-5763; e-ISSN: 2579-3896
Online: http://journalsanitasi.keslingjogja.net/index.php/sanitasi
Kusumadewi, Suyanto & Suwerda: Kandungan Nitrogen, Phosphor …

kadar nitrogen, phosphor, dan kalium minggu lebih tinggi dibandingkan pupuk
tersebut lebih rendah, sebab standar organik cair dengan waktu fermentasi 2
yang ditentukan adalah minimal 3-6%. minggu, yaitu berselisih 0,1.
Kadar kalium dalam pupuk organik cair Tabel 3.
belum memenuhi standar. Hasil pengukuranan pH pupuk organik cair
Dari data pada Tabel 2 dapat dike- setelah fermentasi 1 minggu dan 2 minggu
tahui bahwa kadar nitrogen dalam pupuk pH
organik cair pada perlakuan fermentasi Standar
Sampel
kualitas
1 minggu 2 minggu
selama 2 minggu reratanya adalah se-
besar 0,49% dan lebih tinggi disbanding- 1 6,9 6,7
kan yang dihasilkan dari waktu fermen-
2 6,7 6,6
tasi 1 minggu, dengan selisih sebesar 4-9
0,06%. 3 7,1 7,0

4 6,9 6,8
Gambar 1.
Perbedaan rata-rata kandungan unsur N,P, dan K
5 7,1 6,9
pupuk organik cair
dari dua waktu fermentasi
Jumlah 34,7 34

Rata-rata 6,9 6,8

Gambar 2.
Perbedaan kadar pH pupuk organik cair
dari dua waktu fermentasi

Dari tabel yang sama terlihat bahwa


kadar phosphor dalam pupuk organik
cair pada perlakuan fermentasi selama 2
minggu reratanya adalah sebesar 0,13%
dan lebih rendah dibandingkan dengan
yang dihasilkan dari waktu fermentasi 1 PEMBAHASAN
minggu dengan selisih sebesar 0,04%.
Sementara itu, kadar kalium dalam Pembuatan pupuk oganik cair dari
pupuk organik cair dari perlakuan fer- bahan sampah buah pasar pada pene-
mentasi selama 2 minggu, rata-ratanya litian ini, menggunakan dua variasi per-
adalah sebesar 0,29% dan lebih rendah lakuan waktu fermentasi yang berbeda.
dibandingkan pupuk organik cair dengan Penelitian ini menggunakan 30 kg
waktu fermentasi 1 minggu, yaitu memi- sampah buah pasar sebagai bahan uta-
liki selisih 0,05%. manya yang dibagi ke dalam 10 ember,
Dari data pada Tabel 3 diketahui yaitu 5 ember difermentasikan selama 1
bahwa seluruh sampel sudah sesuai de- minggu, dan 5 ember lainnya difermen-
ngan standar kualitas pH yang ditentu- tasikan selama 2 minggu. Untuk tiap per-
kan menurut Peraturan Menteri Per- lakuan diulang sebanyak 5 kali. Dalam
tanian No. 70 tahun 2011 yaitu antara 4 pembuatan pupuk organik cair ini digu-
sampai 9. nakan air bersih dari sumur gali, air ke-
Rata-rata pH pupuk organik cair de- lapa, air cucian beras, dan molase.
ngan waktu fermentasi 1 minggu adalah Pembuatan pupuk organik cair
6,9; sementara untuk waktu fermentasi 2 dilaksanakan selama 14 hari. Pada awal
minggu adalah 6,8. Nilai pH pupuk or- pembuatan dilakukan pengukuran pH,
ganik cair dengan waktu fermentasi 1 demikian pula setelah pupuk terbentuk.
95
p-ISSN: 1978-5763; e-ISSN: 2579-3896
Online: http://journalsanitasi.keslingjogja.net/index.php/sanitasi
Kusumadewi, Suyanto & Suwerda: Kandungan Nitrogen, Phosphor …

Pengukuran tersebut menggunakan pH- nisme tersebut tumbuh dan membelah


meter. Adapun untuk menganalisis kan- pada kecepatan maksimum sehingga
dungan unsur N, P, dan K pada pupuk aktivitas mikroorganisme dalam meng-
organik cair, dilakukan pengujian di labo- uraikan senyawa organik meningkat dan
ratorium Balai Pengkajian Teknologi Per- mempengaruhi kenaikan kadar N total
tanian Yogyakarta selama 4 minggu. yang mengakibatkan kadar nitrogen total
pada pupuk organik cair fermentasi 2
Kadar Nitrogen minggu lebih tinggi 5).
Pada sampah buah-buahan terda- Hasil penelitian ini menunjukkan
pat bahan organik seperti nitrogen yang bahwa kadar Nitrogen pupuk organik ca-
dapat berfungsi merangsang pertumbuh- ir dengan waktu fermentasi 1 minggu
an batang, cabang, dan daun. Nitrogen maupun 2 minggu belum mencapai stan-
dibutuhkan untuk menyusun 1-4% bahan dar yang ditentukan yaitu 3 – 6%.
kering tanaman seperti batang, kulit dan
biji. Nitrogen dalam bahan organik masih Kadar Phosphor
berbentuk protein, sedangkan nitrogen Phosphor dibutuhkan di dalam pro-
yang dapat diserap langsung oleh tana- ses pembelahan sel, pengembangan ja-
man adalah bentuk N yang tersedia da- ringan dan titik tumbuh dalam tanaman.
lam bentuk nitrat (NO3+) atau amonium Pada sampah buah terdapat bahan or-
(NH4+) atau kombinasi dengan senyawa ganik, termasuk phosphor yang dapat
metabolisme karbohidrat di dalam tana- berfungsi untuk merangsang pertumbuh-
man dalam bentuk asam amino dan pro- an akar atau umbi, pembentukan bunga
tein 1). dan buah, serta memperkokoh tegaknya
Proses fermentasi yang dilakukan batang.
selama 1 minggu dan 2 minggu ber- Phosphor tidak dapat langsung di-
fungsi menguraikan unsur-unsur organik serap oleh tanaman, karena masih da-
yang ada di dalam bahan organik men- lam bentuk senyawa yang perlu dipecah
jadi unsur yang dapat diserap tanaman. menjadi ion-ion fosfat yang mudah di-
Pupuk organik cair yang telah dibuat serap tanaman, yaitu sebagai H2PO4-
memiliki kadar nitrogen sebesar 0,43% dan HPO42- 6). Proses fermentasi yang
untuk perlakuan I (fermentasi 1 minggu) dilakukan selama 1 minggu dan 2 ming-
dan sebesar 0,49% untuk perlakuan II gu berfungsi menguraikan unsur-unsur
(fermentasi 2 minggu). Kedua perlakuan organik yang ada di dalam bahan or-
menghasilkan kadar nitrogen yang ber- ganik menjadi unsur yang dapat diserap
beda karena lama waktu fermentasi tanaman.
yang digunakan juga berbeda. Variasi la- Pupuk organik cair yang telah dibuat
ma waktu fermentasi berpengaruh ter- memiliki kadar phospor sebesar 0,17%
hadap kadar nitrogen yang terbentuk. untuk perlakuan 1 (fermentasi 1 minggu)
Perlakuan lama fermentasi 2 minggu dan sebesar 0,13%, untuk perlakuan 2
menunjukkan kenaikan kadar nitrogen (fermentasi 2 minggu). Kedua perlakuan
walaupun tidak terlalu banyak. memiliki kadar phospor yang berbeda
Kadar nitrogen pada pupuk organik karena lama waktu fermentasi yang di-
cair fermentasi 2 minggu lebih tinggi di- gunakan juga berbeda.
bandingkan dengan fermentasi 1 minggu Variasi lama waktu fermentasi ber-
kemungkinan dikarenakan pada waktu pengaruh terhadap kadar phospor yang
fermentasi 1 minggu, mikroorganisme terbentuk. Perlakuan lama fermentasi 2
sedang melakukan penyesuaian pada minggu menunjukkan penurunan kadar
lingkungan, yang kemudian diikuti de- phospor walaupun tidak terlalu banyak.
ngan pertumbuhan dan pembelahan sel Kemungkinan faktor yang mendukung
secara perlahan serta mulai melakukan adanya perbedaan kandungan phospor
aktivitas penguraian. dikarenakan adanya aktivitas pembelah-
Adapun pada waktu fermentasi 2 an mikroorganisme.
minggu, mikroorganisme pengurai nitro- Kadar phosphor pada pupuk organik
gen mengalami saat dimana mikro-orga- cair fermentasi 1 minggu lebih tinggi di-
96
p-ISSN: 1978-5763; e-ISSN: 2579-3896
Online: http://journalsanitasi.keslingjogja.net/index.php/sanitasi
Kusumadewi, Suyanto & Suwerda: Kandungan Nitrogen, Phosphor …

banding dengan fermentasi 2 minggu buhan dalam ion-ion K dan digunakan


kemungkinan dikarenakan pada waktu dalam proses pertumbuhan. Proses fer-
fermentasi 1 minggu. mentasi yang dilakukan selama 1 ming-
Mikroorganisme pengurai phosphor gu dan 2 minggu, berfungsi menguraikan
mengalami saat dimana mikroorganisme unsur-unsur organik yang ada di dalam
tersebut tumbuh dan membelah pada bahan organik.
kecepatan maksimum sehingga aktivitas Pupuk organik cair yang telah dibuat
mikroorganisme dalam menguraikan se- memiliki kadar kalium perlakuan I (fer-
nyawa organik mengalami peningkatan mentasi 1 minggu) sebesar 0,27% dan
dan mempengaruhi kenaikan kadar, se- perlakuan II (fermentasi 2 minggu) se-
dangkan pada fermentasi 2 minggu ter- besar 0,22%. Kedua perlakuan memiliki
jadi penurunan kadar menjadi 0,13%, kadar kalium yang berbeda karena lama
dikarenakan mikroorganisme telah men- waktu fermentasi yang digunakan juga
capai fase keseimbangan yakni jumlah berbeda.
mikroorganisme yang dihasilkan sama Variasi lama waktu fermentasi ber-
dengan miroorganisme yang mati 6). pengaruh terhadap kadar kalium yang
Semakin lama waktu fermentasi, terbentuk. Perlakuan lama fermentasi 2
maka semakin banyak pula nutrisi atau minggu menunjukkan penurunan kadar
makanan yang digunakan untuk aktivitas kalium walaupun tidak terlalu banyak.
mikroorganisme, sehingga lama kelama- Kemungkinan faktor yang mendukung
an ketersediaan nutrisi akan habis dan adanya perbedaan kandungan kalium
mengakibatkan kematian pada mikro- dikarenakan adanya aktivitas pembelah-
organisme, sehingga pada fase ini akti- an mikroorganisme.
vitas mikroorganisme dalam mengurai Kadar kalium pada pupuk organik
senyawa organik akan menurun dan cair fermentasi 1 minggu lebih tinggi di-
akan didapatkan hasil kadar phosphor bandingkan dengan fermentasi 2 minggu
yang lebih sedikit dibanding sebelum- kemungkinan karena pada waktu fer-
nya. mentasi 1 minggu, mikroorganisme pe-
Hal ini mengakibatkan kadar phos- ngurai kalium mengalami saat dimana
phor pada pupuk organik cair fermentasi mikroorganisme tersebut tumbuh dan
1 minggu lebih tinggi dibandingkan fer- membelah pada kecepatan maksimum
mentasi 2 minggu 6). Namun demikian, sehingga aktivitas mikroorganisme da-
hasil penelitian menunjukkan bahwa lam menguraikan senyawa organik men-
kadar phosphor pupuk organik cair de- jadi unsur kalium mengalami peningkat-
ngan waktu fermentasi 1 dan 2 minggu an dan mempengaruhi kenaikan kadar
masih dibawah standar yang ditentukan kalium, sedangkan pada fermentasi 2
yaitu 3 – 6%. minggu terjadi penurunan kadar kalium
dikarenakan mikroorganisme telah men-
Kadar Kalium capai fase keseimbangan yakni jumlah
Kalium digunakan untuk meningkat- mikroorganisme yang dihasilkan sama
kan ketahanan tanaman terhadap se- dengan miroorganisme yang mati 7).
rangan hama penyakit yang dibutuhkan Semakin lama waktu fermentasi bu-
tanaman. Pada sampah buah terdapat kan berarti kandungan kalium juga se-
bahan organik seperti Kalium (K) yang makin bertambah. Apabila fermentasi di-
dapat berfungsi untuk membantu pem- lanjutkan maka mikroorganisme akan
bentukan protein dan karbohidrat, serta mengalami kematian disebabkan oleh
memperkuat tubuh tanaman agar daun, nutrisi dari mikroba telah berkurang, se-
bunga, dan buah tidak mudah gugur. hingga pada fase ini aktivitas mikro-
Kalium tidak dapat langsung diserap organisme dalam mengurai senyawa or-
oleh tanaman, karena masih dalam ben- ganik akan menurun dan akan diper-
tuk senyawa yang perlu dipecah menjadi oleh hasil kadar kalium (K) yang lebih
ion-ion K yang mudah diserap 7). sedikit dibanding sebelumnya.
Kandungan K yang terdapat pada Hal ini mengakibatkan kadar kalium
sampah buah, dapat diserap oleh tum- pada pupuk organik cair fermentasi 1
97
p-ISSN: 1978-5763; e-ISSN: 2579-3896
Online: http://journalsanitasi.keslingjogja.net/index.php/sanitasi
Kusumadewi, Suyanto & Suwerda: Kandungan Nitrogen, Phosphor …

minggu lebih tinggi dibandingkan fer- standar yang ditentukan yaitu berkisar
mentasi 2 minggu. Perubahan nilai unsur antara 4 – 9.
pada tiap perlakuan tidak sama akibat
kecepatan mikroba yang mengurai ba- KESIMPULAN
han fermentasi berbeda-beda 7). Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa kadar Berdasarkan hasil penelitian yang
Kalium pupuk organik cair dengan waktu telah dilakukan diperoleh kesimpulan
fermentasi 1 minggu dan 2 minggu be- bahwa ada perbedaan kadar kandungan
lum mencapai standar yang ditentukan N, P, K, dan pH pupuk organik cair dari
yaitu 3 – 6%. sampah buah pasar yang dihasilkan dari
waktu fermentasi satu minggu dan dua
Derajat Keasaman (pH) minggu.
Proses fermentasi dapat terjadi pa- Kandungan Nitrogen pupuk organik
da kisaran pH yang optimum. pH opti- cair dengan waktu fermentasi dua ming-
mum untuk proses pembuatan pupuk gu lebih tinggi dibandingkan dengan
berkisar antara 6,5 sampai 7,5. Proses kandungan Nitrogen pupuk organik cair
fermentasi akan menyebabkan terjadi- dengan waktu fermentasi satu minggu
nya perubahan pada bahan organik dan dengan selisih sebesar 0,06%.
pH-nya. Kandungan Phosphor pupuk organik
pH pada awal proses fermentasi cair dengan waktu fermentasi 1 minggu
akan mengalami penurunan karena se- lebih tinggi dibandingkan dengan kandu-
jumlah mikroorganisme yang terlibat da- ngan Phosphor pupuk organik cair de-
lam pengomposan mengubah bahan or- ngan waktu fermentasi 2 minggu dengan
ganik menjadi asam organik. Pada pro- selisih 0,04%.
ses selanjutnya, mikroorganisme, dari Kandungan Kalium pupuk organik
jenis yang lain akan mengkonversi asam cair dengan waktu fermentasi 1 minggu
organik yang telah terbentuk sehingga lebih tinggi dibandingkan dengan kandu-
bahan memiliki pH yang tinggi dan men- ngan Kalium pupuk organik cair dengan
dekati netral 1). pH pupuk yang sudah waktu fermentasi 2 minggu dengan se-
matang akan mendekati netral. lisih sebesar 0,05%.
Semakin lama waktu fermentasi bu- Namun demikian, pupuk organik cair
kan berarti nilai pH juga semakin ber- dari sampah buah pasar yang dihasilkan
tambah karena proses fermentasi ber- oleh penelitian ini belum memenuhi per-
hubungan langsung dengan mikro-orga- syaratan minimal kadar N,P, dan K, yaitu
nisme. Hal ini berhubungan dengan total 3-6%, sesuai yang diatur oleh Peraturan
asam yang dihasilkan oleh mikroba. Se- Menteri Pertanian No. 70 tahun 2011.
makin lama fermentasi, maka mikroba Sementara itu, dari hasil pengukur-
semakin banyak memanfaatkan karbo- an pH diketahui bahwa rata-rata pH pu-
hidrat untuk proses metabolisme, se- puk organik cair dari waktu fermentasi 1
hingga kemampuan mikroba untuk minggu sebesar 6,9 dan dari waktu fer-
menghasilkan asam laktat semakin me- mentasi 2 minggu sebesar 6,8. Perbeda-
ningkat. Peningkatan asam laktat dapat an pH tersebut berselisih sebesar 0,1%.
diukur dengan penurunan pH 8).
Pada penelitian ini, pH pada pupuk SARAN
organik cair dengan waktu fermentasi 1
minggu cenderung bersifat netral yaitu Bagi pedagang dan pengelola Pasar
dengan rata-rata sebesar 6,9. Demikinan Buah Gemah Ripah Gamping Sleman di-
pula pupuk organik cair dengan waktu sarankan dapat memanfaatkan sampah
fermentasi 2 minggu yaitu pH rata-rata- buah maupun sampah organik yang ada
nya sebesar 6,8. Ada perbedaan sebe- di pasar menjadi pupuk organik cair se-
sar 0,1, dimana yang dihasilkan oleh bagai alternatif dalam menyusun sistem
fermentasi 1 minggu sedikit lebih tinggi. pengelolaan sampah secara mandiri se-
Nilai pH yang dimiliki kedua perlakuan hingga dapat meminimalkan jumlah
pupuk organik cair sudah memenuhi sampah pasar yang dihasilkan.
98
p-ISSN: 1978-5763; e-ISSN: 2579-3896
Online: http://journalsanitasi.keslingjogja.net/index.php/sanitasi
Kusumadewi, Suyanto & Suwerda: Kandungan Nitrogen, Phosphor …

Bagi peneliti yang tertarik untuk me- 9. Chandra, B., 2007, Pengantar Kese-
lakukan penelitian sejenis, disarankan hatan Lingkungan, Penerbit Buku
untuk melakukan penelitian lanjutan ya- Kedokteran EGC. hal. 124, dan 144-
itu dengan menambahkan variasi kom- 147, Jakarta.
posisi bahan baku dan variasi waktu per- 10. Rahayu, E., 2013, Kajian Potensi
lakuan sehingga dapat diketahui waktu Pemanfaatan Sampah Organik Pa-
optimal yang diperlukan untuk proses sar Berdasarkan Karakteristiknya,
fermentasi pupuk secara lebih jelas dan Fakultas Teknik Universitas Mula-
dapat mengaplikasikan pupuk organik warman, Samarinda.
cair hasil penelitian tersebut pada tana- 11. Kasmawan, 2018, pembuatan pu-
man. puk organik cair menggunakan tek-
nologi komposting sederhana, Jur-
DAFTAR PUSTAKA nal Universitas Udayana, vol 17, no
2.
1. Sofian, 2006. Sukses Mmbuat Kom- 12. Kristina, N. N., dan Syahid, S. F,
pos dari Sampah., Agro Media Pus- 2012, Pengaruh air kelapa terhadap
taka, Jakarta Selatan. muliplikasi tunas in vitro, produksi
2. Kementerian Lingkungan Hidup, rimpang, dan kandungan xanthorizol
2008, Undang-Undang Republik In- temulawak di lapangan, Jurnal Littri
donesia Nomor 18 Tahun 2008 ten- Puslitbang Perkebunan, hal. 125-
tang Pengelolaan Sampah, Biro Hu- 134.
kum dan Humas Kementerian Ling- 13. Metusala, D., 2012, Air kelapa pe-
kungan Hidup, Jakarta. macu pertumbuhan dan pembunga-
3. Adrian, R, Nugraha, 2010, Menyela- an anggrek, Jurnal penelitian dan
matkan Lingkungan Hidup dengan Pengembangan Petanian, vol 4,
Pengolahan Sampah. Cahaya Pus- 14. Santi, S,, 2008, Kajian pemanfaatan
taka Raga, Jakarta. limbah nilam untuk pupuk cair orga-
4. Sutanto, R., 2006, Pertanian Orga- nik dengan proses fermentasi, Jur-
nik: Menuju Pertanian Alternatif dan nal Teknik Kimia, vol 2, Jurusan
Berkelanjutan, Kanisius, Yogyakarta Teknik Kimia Fakultas Teknologi In-
5. Yuwono, D., 2007, Kompos, Pene- dustri UPN Veteran, Jawa Timur.
bar Swadaya, Jakarta. 15. Aminah, S., 2013, Kandungan nitro-
6. Aprinda, N., 2018, Pengaruh lama gen dalam perairan, Jurnal LIPI,
fermentasi pupuk organik cair ba- vol.8. no.2, hal. 23-24.
tang pisang, kulit pisang dan buah 16. Latifah, R., 2017, Pemanfaatan
pare terhadap uji kandungan unsur sampah organik sebagai bahan pu-
hara makro phosphor dan kalsium puk cair untuk pertumbuhan tanam-
total, Jurnal MIPA Universitas Sa- an bayam merah (Alternanthera fi-
nata Dharma, vol 5, coides). Jurnal Biologi Fakultas Ma-
7. Yuliani, P., 2017, Pengaruh lama tematika dan Ilmu Pengetahuan
fermentasi pupuk cair bayam, sawi, Alam Universitas Negeri Surabaya,
dan kulit pisang terhadap kandung- vol.3. no.4, hal. 20-25.
an phosphor dan kalium total, Jurnal 17. Meriatna, 2018, Pengaruh waktu fer-
MIPA Universitas Sanata Dharma, mentasi dan volume bio aktivator
vol 4, EM4 (effective microorganism) pada
8. Yuwono, T., 2006, kecepatan de- pembuatan pupuk organik cair
komposisi dan kualitas kompos (POC) dari limbah buah-buahan,
sampah organik, Jurnal Inovasi Per- Jurnal Teknologi Kimia Unimal vol.
tanian. vol. 4, no.2, Jakarta. 7. no 1, hal. 13-29

99
p-ISSN: 1978-5763; e-ISSN: 2579-3896
Online: http://journalsanitasi.keslingjogja.net/index.php/sanitasi

You might also like