You are on page 1of 7

Bionature

Ekologi Vol. 12Kawasan


Lansekap (1): Hlm:Taman
1 - 6, April 2011Gunung Gede Pangrango Resot Area Bedogol
Nasional 1
ISSN: 1411-4720

Ekologi Lansekap Kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango Resot Area Bedogol
(Landscape Ecology of Mount Gede Pangrango National Park of Bedogol Resort Area)

Muhammad Wiharto
Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Makassar

Abstract

Understanding of landscape dynamics provide profound implications on the management and


landscape planning. Mount Gede Pangrango National Park (MGPNP) has a nature which is unique and
spesific, which made this national park as one of the laboratory for landscape ecology research. The research
objectives were to observe and identified the structure, function, and dynamic of MGPNP’s landscape,
particularly at Bedogol resort. The landscape’s mosaic, patch, and corridor were studied and analyzed based
on ecological structure, dynamic, and function conditions, and also with various bio-physic social economic
and culture which related to bioclimatic zone condition. Landscape mosaic of MGPNP was composed of
various ecosystem started from spesific ecosystem of lowland tropical rain forest to the mountain forest. The
identifying patch were forest, resting house, gazebo, small field, house and seedbed for protected plant and
medicinal plant. The landscape corridor’s were street and pathway. There were two kind of corridor forms,
which were line and hedgerow corridor.

Keywords: Corridor, landscape, patch, Mount Gede Pangrango National Park

A. Pendahuluan

Fokus dari ekologi lansekap adalah: (1) unik, menjadikan Taman Nasional Gunung Gede-
struktur, yaitu distribusi energi, materi, dan spesies Pangrango sebagai salah satu laboratorium alam
yang dikaitkan dengan ukuran-ukuran, bentuk- yang menarik minat para peneliti sejak lama.
bentuk, jenis, dan konfigurasi ekosistem; (2) (Dephut, 2008)
fungsi, yaitu aliran energi, materi, dan spesies Penelitian ini bertujuan untuk mengamati
diantara komponen-komponen ekosistem; dan (3) dan mengidentifikasi struktur, fungsi dan dinamika
perubahan, yaitu perubahan struktur dan fungsi lansekap Taman Nasional Gunung Gede
dari mosaik ekologi seiring dengan perubahan Pangranggo khususnya di resor area Bedogol.
waktu (Forman dan Godron, 1986).
Dinamika pada suatu lansekap B. Metode Penelitian
menunjukkan bahwa suatu lansekap secara umum
Penelitian ini dilaksanakan di Taman
tidak permanen, melainkan mengalami dinamika
Nasional Gede Pangrango Resort Bodogol
dalam hal kualitas, konfigurasi, ukuran, bentuk,
(Gambar 1). Penelitian ini merupakan penelitian
fungsi, dan lain-lain. Pemahaman terhadap
survei dimana data diperoleh dengan cara: survei
dinamika lansekap memberikan implikasi besar
tidak langsung, yaitu mengobservasi lansekap dari
terhadap pengelolaan dan perencanaan lansekap.
dalam kendaraan (mobil) secara sepintas;. survey
Pengaruh perubahan lansekap ini sangat penting
langsung di lapang, dari keterangan yang diperoleh
dalam pengendalian proses ekosistem (Arifin,
melalui wawancara dengan guide, pengelola,
2004).
maupun masyarakat pada area kunjangan lapang.
Taman Nasional Gunung Gede Pangrango
Selain itu, data juga diperoleh melalui penelusuran
merupakan salah satu dari lima taman nasional
pustaka berupa laporan penelitian, data statistik,
yang pertama kalinya diumumkan di Indonesia
dan juga melalui leafleft yang diperuntukkan bagi
pada tahun 1980. Keadaan alamnya yang khas dan
pengunjung ke area kunjangan lapang.
Ekologi Lansekap Kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango Resot Area Bedogol 2

Gambar 1. Peta Orientasi Resort Bodogol Gunung Gede Pangrango. Lokasi Resort Bodogol Gunung Gede
Pangrango

Analisis ekologi dilakukan dengan melintasi kawasan hutan. Semua bentuk koridor
mengkaji elemen-elemen penyusun lansekap, adalah bentuk line dan hedgerow.
dalam hal ini adalah mosaik, patch, dan koridor, Fungsi Taman Nasional Gede Pangrango
serta kemudian mengkajinya berdasarkan kondisi antara lain sebagai kawasan pelestarian alam
struktur, fungsi dan dinamika ekologi, juga karena di kawasan ini ditemukan berbagai
berbagai kondisi bio-fisik-sosial-ekonomi-budaya ekosistem yang menyusun biosfer Gede
dan terkait dengan kondisi zone bio-klimatik yang pangrango. Keanekaragaman ekosistem yang
berlangsung pada area penelitian. Pemahaman ditemukan di kawasan ini terdiri dari ekosistem
karakter setiap jenis lansekap dilakukan dengan sub-montana, montana, sub-alpin, danau, rawa,
panduan vista yang terambil dalam pemotretan. dan savana (Anonim, 2003). Sebagai sebagai
taman nasional maka kawasan ini juga
C. Hasil dan Pembahasan mempunyai fungsi untuk kegiatan penelitian,
pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata dan
Taman Nasional Gunung Gede- rekreasi. Fungsi lain, kawasan ini adalah untuk
Pangrango ditetapkan oleh UNESCO sebagai konservasi tanah dan air. Sebagai sebuah kawasan
Cagar Biosfir pada tahun 1977, dan sebagai Sister hutan yang sangat luas, maka Taman nasional
Park dengan Taman Negara di Malaysia pada Gede Pangrango juga memiliki fungsi dalam
tahun 1995 (Anonim, 2003). Mosaik dari kawasan menjaga iklim mikro serta penyerap CO2 dan
ini tersusun atas berbagai ekosistem mulai dari penghasil O2
ekosistem khas hutan hujan tropis dataran rendah Taman Nasional Gede Pangrango juga
sampai ke hutan pegunungan. Matriks yang memiliki fungsi konservasi biologi, yaitu sebagai
menyusun lansekap Taman Nasional Gede habitat untuk berbagai organisme baik hewan
Pangrango adalah matriks Gunung Gede maupun tumbuhan di kawasan ini. Pada ekosistem
Pangrango, sebagaimana yang dapat dilihat pada sub-montana yang dicirikan oleh banyaknya
Gambar 2. pohon-pohon yang besar dan tinggi seperti Jamuju
Pada resort Bodogol, patch-patch yang (Dacrycarpus imbricatus), dan Puspa (Schima
berhasil diidentifikasi adalah hutan, rumah walliichii). Pada ekosistem sub-alphin dicirikan
peristirahatan, gazebo tempat pengunjung melepas oleh adanya dataran yang ditumbuhi rumput
lelah, lapangan kecil tempat kenderaan diparkir, Isachne pangerangensis, bunga Eidelweis
berupa rumah atau tempat peristirahahan petugas (Anaphalis javanica), Violet (Viola pilosa), dan
CI (Conservation International), persemaian untuk Cantigi (Vaccinium varingiaefolium).
tanaman yang dilindungi maupun tanaman obat- Beberapa tanaman lain yang berhasil
obatan, dan lapangan rumput kecil di sekitar area diidentifikasi secara langsung dilapangan dengan
peristirahatan untuk pengunjung. Bentuk dari bantuan petugas kehutanan resort Bedogol adalah
patch-patch ini sangat beragam. Patch-patch Salak Hutan (Salaca edulis); beberapa jenis rotan
tersebut dapat dilihat pada Gambar 3. yaitu Rotan Badak (pada Taman Nasional Gede
Koridor di lansekap resort Bedogol yang Pangrango ditemukan sebanyak 8 spesies) dan
teridentifikasi (Gambar 4) adalah jalan untuk lalu Rotan Setan; Manisan Canar, yaitu sejenis
lintas kendaraan, dan jalan setapak yang berupa tanaman anggur hutan; Cariwu, yaitu sejenis ubi
anak tangga dari batuan yang disemen yang talas kecil yang dapat dimakan; Pacing, yang
Ekologi Lansekap Kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango Resot Area Bedogol 3

merupakan tanaman obat mata maupun untuk energi bagi lelaki; Micania cordata; Selaginela
digunakan dalam melakukan KB (keluarga plana; Donax conformix; dan Shima wallacei.
berencana); Rendong Bulu (Melastoma Jenis tanaman beringin yang berhasil ditemukan
malabatricum) yang dapat digunakan sebagai adalah Beringin pencekik (Ficus fistulosa). Jenis
penawar untuk makan daun pepaya; Nusa Indah tanaman beringin ini khas karena merupakan jenis
Putih, yang dapat digunakan untuk obat asma; tanaman antara epifit dan juga parasit.
Selaginela opaca yang merupakan obat penambah

Gambar 2. Taman nasional gunung Gede Pangrango

A B C

D E F

G H

Gambar 3. Beberapa patch yang menyusun lansekap resort Bedogol TN. Gede Pangrango. A dan B. Hutan
hujan tropis; C. rumah peristirahatan; D. gazebo; E. rumah atau tempat peristirahahan petugas
CI (Conservation International). F. tempat parkir kendaraan; G. Patch persemaian untuk
tanaman yang dilindungi maupun tanaman obat-obatan; H. Lapangan rumput kecil di sekitar
area peristirahatan.
Ekologi Lansekap Kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango Resot Area Bedogol 4

Satwa primata yang terancam punah dan dan Musang Tenggorokan Kuning (Martes
menjadikan Taman Nasional Gunung Gede- flavigula). Taman Nasional Gunung Gede-
Pangrango sebagai habitatnya adalah Owa Pangrango kaya dengan berbagai jenis burung,
(Hylobates moloch), Surili (Presbytis comata yaitu sebanyak 251 jenis dari 450 jenis yang
comata), dan Lutung Budeng (Trachypithecus terdapat di Pulau Jawa. Beberapa jenis
auratus auratus); Macan Tutul (Panthera pardus diantaranya burung langka yaitu elang Jawa
melas) (Gambar 5). Satwa-satwa lain yang ada (Spizaetus bartelsi) dan burung hantu (Otus
adalah Landak Jawa (Hystrix brachyura angelinae) (Anonim, 2003).
brachyura), Kijang (Muntiacus muntjak muntjak),

A B
Gambar 4. Koridor-koridor di Taman Nasional Gede Pangrango. A. Koridor jalan; B. Koridor jalan setapak
yang berupa anak tangga dari batuan yang disemen yang melintasi kawasan hutan (kotak persegi
panjang); koridor hedge grow (lingkaran).

Gambar 5. Beberapa jenis yang yang ditemukan di Taman Nasional Gede pangrango. A. Macan Tutul
(Panthera pardus melas); B. Hewan primata.

Sebagai sebuah kawasan yang disusun oleh Usaha perlindungan kawasan Taman
berbagai tipe ekosistem hutan maka dinamika Nasional Gede Pangrango yang dilakukan oleh
yang paling umum yang dapat ditemukan pada pihak yang berwenang juga melibatkan
kawasan Taman Nasional Gede Pangrango adalah masyarakat sekitar. Hal ini dapat dilihat dari
proses suksesi alami, namun proses ini dilibatkan masyarakat sekitar sebagai guide bagi
berlangsung dalam kurun waktu yang sangat lama pengunjung di kawasan ini. Guide-guide yang
sehingga perubahan yang terjadi sulit dideteksi. berasal dari masyarakat sekitar ini bergabung ke
Menurut Barbour et al., (1987), proses suksesi dalam LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) CI
berlangsung antara 1 – 500 tahun. (Conservation International) Indonesia.
Ekologi Lansekap Kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango Resot Area Bedogol 5

Gambar 6. Perambahan kawasan hutan di sekitar kawasan Taman Nasional Gede Pangrango.

Sepanjang jalan menuju kawasan resort Bedogol vertikal. yang kompleks. Stratifikasi vertikal yang
dapat dijumpai berbagai lansekap di sekitar Gede kompleks ini menunjukkan kondisi hutan hujan
Pangrango yang dalam keadaan terganggu tropis yang sesungguhnya.
terutama akibat manusia. Pada Gambar 6 terlihat Distribusi kelas umur populasi pohon
bahwa faktor perambahan hutan adalah faktor pada Taman Nasional Gede Pangrango Resort
yang dominan di sekitar Gede pangrango sektor Bodogol ini jika di gambarkan dalam bentuk
resort Bodogol. Hutan dikonversi menjadi ladang- kurva akan membentuk kurva J terbalik (Gambar
ladang pertanian, bahkan pada kawasan yang 7). Menurut Daniel et al., (1995) distribusi kelas
berlereng perambahan telah berlangsung. Pada umur pohon yang membentuk kurva J terbalik
beberapa kawasan nampak dengan jelas bukit- biasanya ditemukan pada hutan-hutan alam. Pada
bukit dalam keadaan tanpa penutup vegetasi. Gambar 7 dapat dilihat bahwa sebagian besar
Lansekap Taman Nasional Gede pohon berada pada kelas umur muda sedangkan
pangrango merupakan tipe lansekap alami, yaitu hanya sedikit yang berada pada kelas umur tua
bentukan asli dari alam dan secara teori dapat sehingga proses regenerasi dapat berlangsung
bertahan tanpa campur tangan manusia. Pada dengan baik.
lansekap ini ditemukan struktur tegakan secara

Gambar 7. Kurva J terbalik dari kelas umur pohon

Dinamika di dalam hutan hujan tropis memungkinkan pohon lainnya untuk tumbuh.
sebagaimana yang ditemukan pada Taman Pohon yang baru tumbuh akan menjadi besar,
Nasional Gede Pangrango sangat ditentukan oleh dewasa, berbuah dan kemudian mati. Tajuk hutan
adanya gap. Kematian individu pohon atau dengan demikian selalu berubah seiring dengan
kelompok pohon menciptakan suatu gap dalam terciptanya gap oleh kematian pohon (Whitten et
tajuk hutan sehingga tercipta ruang yang al., 1996).
Ekologi Lansekap Kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango Resot Area Bedogol 6

Terbentuknya gap di hutan hujan tropis rumah atau tempat peristirahahan,


biasanya bersifat musiman, dan puncaknya terjadi persemaian untuk tanaman yang dilindungi
pada musim hujan. Pohon yang basah menjadi maupun tanaman obat-obatan, dan lapangan
jauh lebih berat dan kemampuan untuk rumput kecil di sekitar area peristirahatan
melewatkan angin menjadi berkurang, kondisi ini untuk pengunjung.
akan bertambah parah jika pohon dipenuhi oleh 3. Koridor di lansekap adalah koridor jalan,
tumbuhan epifit. Pada tanah yang basah jalan setapak.
strukturnya dapat merenggang sehingga 4. Bentuk koridor adalah bentuk line koridor
kemampuannya untuk menahan akar pohon dan koridor hedgerow.
menjadi berkurang (Hubbel dan Foster, 1986).
Gap yang kecil biasanya terbentuk akibat E. Daftar Pustaka
kematian pohon besar secara perlahan-lahan. Anonim. 2003. Taman Nasional Gunung Gede
Umumya cabang-cabang yang paling ujung akan Pangrango.http://www.dephut.go.id/INFO
jatuh lebih dahulu terus ke arah tajuk bagian RMASI/TN-INDO-ENGLISH/ tn_ jawa .
dalam ke batang pohon. Batang yang tetap tegak htm . [22 Mei 2004].
akan perlahan-lahan rusak oleh berbagai hewan Arifin, H. S. 2004. Observasi Lapang. Struktur-
yang memanfaatkannya sebagai sumber makanan. Fungsi-Dinamika Lansekap. MK Ekologi
Biasanya batang yang tua dan telah mati pada Lansekap (AGR 661) - PS ARL -SPs-IPB.
pagian dalamnya telah kosong. Batang ini dapat (Petunjuk Praktikum Ekologi Lansekap,
rubuh oleh karena hembusan angin (Whitmore, tidak diterbitkan).
1986). Barbour, M. G., J.H. Burk., and W.P. Pitts. 1987.
Iklim mikro di dalam gap sangat Terrestrial Plant Ecology. The
dipengaruhi oleh bentuk, ukuran, dan arah gap, Benjamin/Cumming Publishing Company
ketinggian vegetasi di sekeliling gap, kehadiran Ins, California.
vegetasi, dan sisa dari pohon yang jatuh di dalam Daniel, T.W., J.A. Helms, F.S. Baker. 1995.
gap (Hubbel dan Foster, 1986). Prinsip-Prinsip Silvikultur. Edisi Kedua.
Keberadaan Taman nasional dan Cagar Terjemahan. Gadjah Mada University
alam sangat perlu untuk dipertahankan. Press, Yogjakarta.
Seringkali kawasan konservasi ini sering Dephut (Departemen Kehutanan), 2008. Taman
dianggap menimbulkan beban biaya kerena Nasional Gububg Gede Pangrango.
manfaat jasa lingkungan tidak dapat dinilai http://www.dephut.go.id/INFORMASI/TN
secara utuh, sehingga nilai yang terungkap %20INDOENGLISH/tn_gedepangrango.ht
sering terlalu rendah. Anggapan ini dapat ditepis m. [20 Maret 2011]
melalui beberapa teknik dan pendekatan Forman, R.T.T., and M. Godron, M. 1986.
penilaian yang lebih menyeluruh atas seluruh Lanscape Ecology. John Wiley and Sons,
fungsi dan makna keberadaan keanekaragaman New York, Brisbane, Singapore.
hayati yang terdapan pada kawasan konservasi Hubble, S. P. dan R.B. Foster. 1986. Canopy Gaps
ini. Menurut laporan yang di kemukakan dalam and The Dynamics of Neotropical Forest in
IBSAP (2003) diketahui bahwa dari fungsi Plant Ecology edit. by Crawley, M. J.
pariwista dan jasa-jasa lingkungan (konservasi Blackwell Scientifis Publication, Oxford.
tanah dan air) yang jika dikonversikan ke dalam IBSAP. 2003. Strategi dan rencana Aksi
nilai moneter diperoleh angka sebesar Rp. 40, 80 Keanekaragaman Hayati Indonesia 2003-
miliar pertahun. Nilai jauh lebih besar jika 2020. Indoneisa Biodiversity Strategy and
dilakukan penebangan kayu di dalam kawasan Action Plan 2003-2020. Dokumen
yang hanya mencapai Rp. 27.96 Miliar. Nasional, Pemerintah Republik Indonesia.
BAPPENAS.
D. Kesimpulan Whitmore, T.C. 1986. Tropical Rain Forest of
The Far East. 2nd. ed. ELBS Oxford
1. Mosaik lansekap Taman Nasional Gunung University Press, Oxford.
Gede Pangrango tersusun atas berbagai Whitten, T., R. E. Soeriatmadja., & S.A. Adif.
ekosistem mulai dari ekosistem khas hutan 1996. The Ecology of Java and Bali.
hujan tropis dataran rendah sampai ke hutan Periplus Edition, Singapore.
pegunungan.
2. Patch-patch yang diidentifikasi adalah hutan,
rumah peristirahatan, gazebo, lapangan kecil,
Ekologi Lansekap Kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango Resot Area Bedogol 7

You might also like