You are on page 1of 20

Journal of Politics and Policy Volume 3, Number 1, December 2020

Implementation of the Eazy Passport Office of Immigration Class I


TPI Tanjung Perak at the University of Muhammadiyah Gresik

Implementasi Layanan Eazy Passport Kantor Imigrasi Kelas I TPI


Tanjung Perak Pada Universitas Muhammadiyah Gresik
Caesar Demas Edwinarta
Imigrasi Kelas I Tpi Tanjung Perak

Kota Surabaya, Jawa Timur, Indonesia

caesardemas@gmail.com

Abstract
Immigration is everything related to the process of entering and leaving people into
Indonesian territory and enforcing the law for the sake of upholding the country's
sovereignty. Passport services as one of the main aspects of immigration have an important
role, especially in the midst of a pandemic. The Directorate General of Immigration on its
way issued an Eazy Passport service policy as a solution to the reduction in the number of
passport issuances and Non-Tax State Revenue (PNBP) generated by the Immigration
Office. Research on the implementation of the Eazy Passport service by taking a case study
at the TPI Tanjung Perak Immigration Office Class I which carries out services at the
University of Muhammadiyah Gresik. The research analysis uses public policy theory with
the concept of policy implementation combined with mixed research methods. The initial
hypothesis states that the implementation of the Eazy Passport service is less effective and
requires analysis of several aspects in its implementation. The results of research that show
the ineffectiveness of the Eazy Passport service at the University of Muhammadiyah Gresik
in increasing the number of passport and PNBP issuances at the TPI Tanjung Perak
Immigration Class I, provide suggestions to make the procedure for the minimum number of
applicants more flexible with 25-30 people per day. It is hoped that with a smaller minimum
number of applicants, it will be able to increase the intensity of the number of agencies in
joining the Eazy Passport service. The increasing number of agencies will directly increase
the number of passport issuances and PNBP which are the main objectives of implementing
the Eazy Passport service.

Keywords: Immigration, Eazy Passport, Services.

41
Abstrak
Imigrasi merupakan segala sesuatu yang berkaitan dengan proses keluar masuknya
orang ke wilayah Indonesia beserta penegakan hukumnya demi tegaknya kedaulatan
negara. Pelayanan paspor sebagai salah satu aspek utama di Imigrasi memiliki
peranan yang penting terlebih di tengah kondisi pandemi. Direktorat Jenderal
Imigrasi dalam perjalanannya mengeluarkan kebijakan layanan Eazy Passport
sebagai solusi atas penurunan jumlah penerbitan paspor dan Penerimaan Negara
Bukan Pajak (PNBP) yang dihasilkan oleh Kantor Imigrasi. Penelitian terhadap
implementasi layanan Eazy Passport dengan mengambil studi kasus pada Kantor
Imigrasi Kelas I TPI Tanjung Perak yang melaksanakan layanan di Universitas
Muhammadiyah Gresik. Analisis penelitian menggunakan teori kebijakan publik
dengan konsep implementasi kebijakan yang dipadukan dengan metode penelitian
campuran. Hipotesis awal menyatakan bahwa implementasi layanan Eazy Passport
kurang efektif dan membutuhkan analisis beberapa aspek dalam implementasinya.
Hasil penelitian yang menunjukkan kurang efektifnya layanan Eazy Passport di
Universitas Muhammadiyah Gresik terhadap peningkatan jumlah penerbitan paspor
dan PNBP di Kantor Imigrasi Kelas I TPI Tanjung Perak, memberikan saran untuk
menjadikan prosedur jumlah minimal pemohon lebih fleksibel dengan 25-30 orang
per hari. Diharapkan dengan jumlah minimal pemohon yang lebih sedikit, akan
mampu meningkatkan intensitas jumlah intansi dalam mengikuti layanan Eazy
Passport. Meningkatnya jumlah instansi secara langsung akan meningkatkan jumlah
penerbitan paspor dan PNBP yang merupakan tujuan utama dari implementasi
layanan Eazy Passport..

Kata Kunci: Immigration, Eazy Passport, Services.

PENDAHULUAN
Imigrasi merupakan suatu hal yang berkaitan dengan proses keluar masuknya
seseorang dari sebuah negara beserta penegakan hukumnya yang dilaksanakan dalam
rangka menjaga kedaulatan suatu negara. Dalam konteks kewilayahan di Indonesia,
pelayanan keimigrasian mencakup pada aspek pelayanan dokumen perjalanan bagi
Warga Negara Indonesia (WNI), pelayanan izin tinggal dan status keimigrasian bagi
Warga Negara Asing (WNA), pemeriksaan keluar masuknya orang di Tempat
Pemeriksaan Imigrasi (TPI), serta pengawasan dan penindakan keimigrasian.
Pelayanan keimigrasian merupakan kegiatan yang menjadi naungan Direktorat
Jenderal Imigrasi pada Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia. Oleh karenannya, segala kegiatan yang dilaksanakan oleh satuan kerja di
daerah memiliki kebijakan yang selaras dengan arahan Direktorat Jenderal Imigrasi.
Salah satu kebijakan yang dibentuk oleh Direktorat Jenderal Imigrasi adalah dengan
mengadakan layanan Eazy Passport yang merupakan sebuah inovasi layanan pada
aspek pelayanan dokumen perjalanan bagi WNI. Layanan Eazy Paspport merupakan
layanan paspor yang dilaksanakan di luar kantor dan menuju lokasi pemohon dengan
menggunakan mobil layanan paspor keliling atau mobile unit Surat Perjalanan Republik

42
Indonesia (SPRI).
Layanan Eazy Passport merupakan program layanan yang ditawarkan kepada
beberapa elemen masyarakat, diantaranya :
a. Perkantoran Pemerintah/TNI/POLRI/BUMN/BUMD/Swasta;
b. Institusi Pendidikan (Sekolah/Pesantren/Asrama);
c. Komunitas/Organisasi; dan
d. Komplek Perumahan/Apartemen.
Pelaksanaan layanan Eazy Passport merupakan kegiatan yang bertujuan untuk
meningkatkan kinerja layanan penerbitan paspor sebagai dokumen perjalanan Republik
Indonesia sekaligus menjadi upaya untuk meningkatan penerimaan Pendapatan Negara
Bukan Pajak (PNBP). Layanan Eazy Passport yang mulai diterapkan setelah terbitnya
Surat Edaran Plh. Direktur Jenderal Imigrasi nomor IMI-1060.GR.01.01 Tahun 2020
Tentang Layanan Eazy Passport yang diterbitkan pada tanggal 30 Juni 2020. Surat
Edaran ini sekaligus menandai mulai ditingkatkannya pelayanan keimigrasian pada
masa Tatanan Normal Baru setelah menerapkan pola kerja Work From Home (WFH)
sejak pertengahan bulan Maret 2020 sebagai upaya pencegahan pandemi virus Covid-
19.
Adanya pandemi memberikan dampak bagi hampir seluruh instansi
pemerintahan di Indonesia, yang berakibat pada menurunnya intensitas pelayanan dan
berkonsekuensi pada penurunan pendapatan negara bagi instansi yang
menghasilkannya. Kebijakan layanan Eazy Passport dimunculkan sebagai upaya
meningkatkan intensitas layanan sekaligus menambah pendapatan negara dalam bentuk
Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP). Kebijakan ini diharapkan dapat dilaksanakan
oleh Kantor Imigrasi sesuai pemetaan wilayah kerja dengan tetap menerapkan prosedur
pencegahan penularan Covid-19 pada setiap penerapan kegiatannya.
Kantor Imigrasi Kelas I TPI Tanjung Perak sebagai salah satu unit kerja yang
menjalankan layanan Eazy Passport berupaya melaksanakan kebijakan layanan tersebut
pada wilayah kerja yang dimilikinya. Berdasarkan atas pembagian wilayah kerja,
Kantor Imigrasi Kelas I TPI Tanjung Perak memiliki cakupan wilayah kerja pada
sebagian Kota Surabaya, Kabupaten Gresik, Kabupaten Lamongan, Kabupaten Tuban
serta Kabupaten Bojonegoro. Dengan cakupan wilayah tersebut, maka Kantor Imigrasi
Kelas I TPI Tanjung Perak memiliki peran yang penting untuk melaksanakan layanan
Eazy Passport di wilayah tersebut.

43
Atas dasar cakupan wilayah kerja tersebut, Kantor Imigrasi Kelas I TPI Tanjung
Perak kemudian melaksanakan layanan Eazy Passport pada lingkungan Universitas
Muhammadiyah Gresik. Sebagai salah satu institusi yang menjadi target layanan Eazy
Passport dan masuk dalam wilayah kerja Kantor Imigrasi Kelas I TPI Tanjung Perak,
pihak Universitas Muhammadiyah Gresik menjalin kerjasama dalam implementasi
layanan Eazy Passport. Pengajuan kegiatan layanan semula ditargetkan untuk dapat
diikuti oleh sebanyak total 51 pemohon yang merupakan bagian dari civitas akademika
Universitas Muhammadiyah Gresik, baik dosen maupun mahasiswa beserta dengan
keluarganya. Namun pada hari pelaksanaan kegiatan tanggal 28 Juli 2020, terdapat 3
orang yang batal mengikuti kegiatan layanan ini sehingga jumlah total pemohonnya
adalah sebanyak 48 orang.
Penelitian atas kegiatan ini bertujuan untuk meneliti bagaimana implementasi
kebijakan layanan Eazy Passport Kantor Imigrasi Kelas I TPI Tanjung Perak pada
Universitas Muhammadiyah Gresik sekaligus berupaya menilai signifikansi
peningkatan jumlah layanan serta solusi yang dapat ditawarkan sehingga dapat menjadi
masukan bagi pihak-pihak yang terkait untuk menjadikan layanan Eazy Passport lebih
baik dalam pelaksanaan selanjutnya. Tachjan (dalam Haliim, 2018) mengungkapkan
bahwa, Implementasi kebijakan dalam konteks kebijakan publik terdiri dari beberapa
tahap yaitu: (a) Merancang bangun (design) program beserta perincian tugas dan
perumusan tujuan yang jelas, (b) Melaksanakan (application) program dengan
mendayagunakan struktur-struktur dan personalia, dana serta sumber-sumber lainnya.
(c) Membangun sistem penjadwalan, monitoring dan sarana-sarana pengawasan yang
tepat guna serta evaluasi (hasil) pelaksanaan.
Penelitian ini menggunakan analisis berdasarkan atas konsep kebijakan publik
dan dirumuskan melalui teori implementasi kebijakan publik. Carl Friedrich
menyatakan bahwa kebijakan merupakan suatu tindakan yang mengarah pada tujuan
yang diusulkan oleh seseorang, kelompok atau pemerintah dalam lingkungan tertentu
sehubungan dengan adanya hambatan-hambatan tertentu seraya mencari peluang-
peluang untuk mencapai tujuan atau mewujudkan sasaran yang diinginkan (Wahab,
2012).

44
Membahas tentang pelayanan publik, menurut Schmidt dan Strickland (dalam
Alim, Nisa, & Hair, 2019) mengatakan:
“There is certainly no question but that government agencies
should strive to offer the highest quality service possible, within
the constraints of law and accountability—and, indeed, many
agencies are doing so. One of the most sophisticated efforts to
improve service quality begins with a recognition of the differences
between customers and citizens”.

Memang suatu kewajiban pemerintah untuk memberikan pelayanan yang terbaik


bagi masyarakat. Masyarakat tidak hanya saja dianggap sebagai pelanggan yang harus
dilayani, akan tetapi masyarakat adalah warga negara yaitu sebagai pemilik dan
penguasa negara. Tanpa adanya masyarakat maka kepemerintahan tidak akan berjalan
dan tidak akan berdiri menjadi sebuah negara. Begitu juga dengan pemerintah daerah,
pemerintah daerah memiliki kewajiban yang hakiki untuk melayani masyarakat sebaik
mungkin.
Kebijakan publik merupakan rumusan dari keputusan yang ada dalam
sekelompok masyarakat yang menjadi sasaran kebijakan tersebut. Dalam perumusan
suatu kebijakan publik, diperlukan sebuah kebijakan publik yang unggul agar dapat
diterima oleh masyarakat. Suatu pemerintahan yang ingin mewujudkan suatu kebijakan
publik yang unggul harus memiliki beberapa ciri, yaitu: (Nugroho, 2009)
1. Pemerintahan yang cerdas, yaitu suatu pemerintahan yang dapat memecahkan suatu
masalah dalam pemerintahannya langsung kepada inti permasalahannya;
2. Pemerintahan yang bijaksana, yaitu pemerintahan yang tidak menimbulkan masalah
baru yang lebih besar dari pada masalah yang dipecahkan;
3. Pemerintahan yang memberi harapan dalam artian pemerintahan tersebut mampu
memberi harapan kepada seluruh warga memasuki hari esok yang lebih baik dari
pada hari ini;
4. Pemerintahan yang membela kepentingan publik, yaitu pemerintahan yang dalam
setiap pembuatan kebijakannya selalu berpihak kepada kepentingan khalayak
umum.
5. Pemerintahan yang memotivasi, yaitu pemerintahan yang mampu mendorong semua
pihak untuk melaksanakan kebijakan tersebut dari dalam diri sendiri;
6. Pemerintahan yang mampu mendorong produktivitas, yaitu pemerintahan yang
mampu mewujudkan ketercapaian efisiensi dan efektivitas dalam berproduksi;

45
7. Pemerintahan yang relevan dengan masa depan, yaitu pemerintahan yang mampu
beradaptasi dengan perkembangan zaman yang semakin modern.
Kebijakan publik yang telah dirumuskan memerlukan upaya dalam pelaksanaan
atau implementasinya. Upaya ini berkaitan dengan tingkat keberhasilan kebijakan
publik itu sendiri. Keberhasilan kebijakan publik di negara-negara berkembang, 20%
berasal dari perumusan atau perencanaan yang sangat bagus, 60% berkontribusi dari
implementasi yang genius, dan 20% dari seberapa berhasil kontrol implementasi
kebijakan (Nugroho, 2014).
Dalam studi implementasi kebijakan, terdapat 9 model implementasi kebijakan,
yaitu model Van Meter danVan Horn; Mazmanian dan Sabatier; Hogwood dan Gunn;
Goggin, Bowman dan Lester; Grindle; Elmore, Lipsky dan Hjern & O’Porter; George
Edward; Nakamura & Smallwood; serta model Jaringan (Nugroho, 2014). Berkaitan
dengan konteks implementasi layanan Eazy Passport Kantor Imigrasi Kelas I TPI
Tanjung Perak pada Universitas Muhammadiyah Gresik, model implementasi kebijakan
Hogwood dan Gunn dianggap lebih sesuai untuk menjadi sarana pengkajian.
Hal ini dikarenakan Brian W. Hogwood dan Lewis A. Gunn memiliki model
implementasi kebijakan yang memerlukan sepuluh prasyarat, yaitu: (Nugroho, 2014)
1. Adanya jaminan bahwa kondisi implementasi eksternal tidak akan memberikan
dampak kepada badan tersebut.
2. Ada cukup sumber daya untuk implementasi.
3. Sumber daya yang terintegrasi benar-benar ada.
4. Menyangkut pertanyaan apakah kebijakan-kebijakan yang diimplementasikan
didasarkan pada alasan kausalitas yang kuat, seperti jika “X” diimplementasikan,
kemudian “Y” akan menjadi hasil.
5. Seberapa banyak alasan terjadinya kausalitas.
6. Seberapa lemah hubungan diantara variabel.
7. Kedalaman pemahaman terhadap tujuan-tujuan kebijakan.
8. Mempertanyakan apakah pekerjaan telah diperinci dan ditempatkan dalam susunan
yang benar.
9. Diperlukan komunikasi dan koordinasi yang sempurna.
10. Badan pengimplementasi dapat meminta kepatuhan total.

Dalam model implementasi kebijakan, juga menganggap faktor komunikasi akan


berpengaruh yaitu komunikasi antar organisasi terkait serta kegiatan-kegiatan

46
pelaksanaannya mencakup antar hubungan dalam lingkungan sistem politik dengan
kelompok-kelompok sasaran (Kiwang, 2018). Seluruh konsep dan teori kebijakan yang
ada kemudian dianalisis berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian sehingga
diharapkan dapat menjadi sarana pembelajaran bagi penerapan layanan Eazy Passport
yang lebih baik kedepannya.

METODE
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian campuran (mixed
method) yang merupakan perpaduan antara penelitian kualitatif dengan penelitian
kuantitatif. Penelitian campuran secara definisi terbagi atas penjabaran penelitian
kualitatif dan kuantitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bertujuan untuk
memahami suatu masalah atau gejala sosial dengan memberikan gambaran menyeluruh
atas proses yang terjadi pada gejala yang diamati.
Menurut Creswell, penelitian kualitatif merupakan suatu pendekatan atau
penelusuran untuk mengeksplorasi dan memahami suatu gejala sentral. Untuk mengerti
gejala sentral tersebut peneliti mewawancarai peserta penelitian atau partisipan dengan
mengajukan pertanyaan yang umum dan agak luas (Conny, 2009). Penelitian kualitatif
disebut juga penelitian deskriptif. Hal ini dikarenakan hasil yang diperoleh dalam
penelitian kualitatif berupa kata atau teks yang dianalisis menjadi suatu penggambaran
atau deskripsi menyesuaikan dengan studi kasus yang diteliti.
Penelitian kuantitatif menggunakan pendekatan yang berbeda yaitu dengan
penyusunan data dalam grafik atau tabel dan meringkasnya dalam ukuran statistik. Data
mentah ditempatkan dalam kategorisasi, kemudian memeriksa dan memanipulasi
kategori untuk mengidentifikasi pola yang dikemas dalam statistik, hipotesis dan
variabel. Sementara penelitian kualitatif menempatkan analisis data yang tersebar dan
berbasis konteks serta dapat memiliki lebih dari satu makna. Penelitian kualitatif
cenderung bersifat deskriptif dan melibatkan penggunaan ide, tema atau konsep umum
sebagai sarana untuk membuat generalisasi (Neuman, 2013).
Penelitian kualitatif memberikan penekanan pada proses dan makna dengan
tidak mengedepankan pengukuran dari sisi kuantitas, jumlah, intensitas atau
frekuensinya. Sementara penelitian kuantitatif menitikberatkan pengukuran dan analisis
hubungan sebab akibat antara bermacam-macam variabel, bukan prosesnya sehingga
proses analisis dipandang berada dalam kerangka bebas nilai (Denzin & Lincoln, 2009).
Perpaduan diantara kedua metode ini akan menghasilkan penelitian campuran yang

47
bersifat deskriptif namun tetap menempatkan proses pengukuran antar variabel sebagai
hal yang utama sehingga dapat menghasilkan penelitian yang lebih komprehensif dan
valid.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Layanan Eazy Passport merupakan sebuah kebijakan inovatif di bidang
pelayanan dokumen keimigrasian yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas
pelayanan paspor serta upaya untuk meningkatkan Pendapatan Negara Bukan Pajak
(PNBP) yang dilaksanakan oleh Satuan Kerja dibawah naungan Direktorat Jenderal
Imigrasi. Dalam pelaksanaan Eazy Passport, pelayanan paspor diselenggarakan pada
lokasi tujuan pemohon yang berada di luar kantor. Pelayanan dilaksanakan dengan
menggunakan mobil layanan keliling dan/atau mobile unit layanan Surat Perjalanan
Republik Indonesia (SPRI).
Layanan Eazy Passport mengakomodir pelayanan pembuatan paspor baru
maupun penggantian paspor habis berlaku bukan karena rusak atau hilang. Dasar
pelaksanaan kebijakan ini adalah Surat Edaran Direktur Jenderal Imigrasi Nomor IMI-
GR.01.01-0946 Tanggal 09 Juni 2020 Tentang Pelaksanaan Tugas dan Fungsi
Keimigrasian Dalam Masa Tatanan Normal Baru serta diperkuat dengan Surat Edaran
Direktur Jenderal Imigrasi Nomor IMI.1060.GR.01.01 Tanggal 30 Juni 2020 Tentang
Layanan Eazy Passport.
Layanan Eazy Passport diimplementasikan pada setiap satuan kerja dibawah
naungan Direktorat Jenderal Imigrasi Republik Indonesia. Kantor Imigrasi Kelas I TPI
Tanjung Perak merupakan salah satu kantor atau satuan kerja yang menerapkan
kebijakan layanan Eazy Passport. Layanan Eazy Passport dilaksanakan dengan
memperhatikan wilayah kerja yang dimiliki oleh setiap kantor atau satuan kerja. Kantor
Imigrasi Kelas I TPI Tanjung Perak memiliki wilayah kerja pada sebagian wilayah Kota
Surabaya, Kabupaten Gresik, Kabupaten Lamongan, Kabupaten Tuban dan Kabupaten
Bojonegoro.
Implementasi layanan Eazy Passport dilakukan dengan melaksanakan sosialisasi
layanan yang dilakukan oleh Kantor Imigrasi kepada beberapa instansi seperti
Perkantoran Pemerintah/ TNI/ POLRI/ BUMN/ BUMD/SWASTA, Institusi Pendidikan
(Sekolah/ Pesantren/ Asrama). Sosialiasi yang dilakukan diharapkan dapat
menghasilkan respon berupa himbauan kerjasama dari instansi yang ditargetkan
menjadi tujuan pelaksanaan layanan Eazy Passport.

48
Dalam pelaksanaannya di Kantor Imigrasi Kelas I TPI Tanjung Perak, sosialisasi
telah dilakukan pada setiap media sosial yang dimiliki oleh kantor serta melaksanakan
sosialisasi secara langsung dengan membuka booth di Icon Mall Gresik pada tanggal 18
Juli 2020. Pasca pelaksanaan sosialisasi, terdapat beberapa instansi yang mengajukan
surat kerjasama untuk pelaksanaan layanan Eazy Passport, salah satunya adalah
Universitas Muhammadiyah Gresik. Pihak Universitas Muhammadiyah Gresik
mengajukan surat tertanggal 24 Juli 2020 yang diajukan oleh biro kerjasama untuk
permohonan pelayanan paspor di lingkungan Universitas Muhammadiyah Gresik.

Gambar 1 Surat Permohonan Pembuatan Paspor di Universitas Muhammadiyah


Gresik

Sumber: Kantor Imigrasi Kelas I TPI Tanjung Perak, diolah oleh penulis, 2020
Pihak Kantor Imigrasi Kelas I TPI Tanjung Perak kemudian memberikan
tanggapan dan kesepakatan untuk melaksanakan layanan Eazy Passport perdana pada
tanggal 28 Juli 2020 dengan pemohon yang berasal dari civitas akademika Universitas
Muhammadiyah Gresik. Jumlah pemohon yang hadir pada pelayanan tersebut adalah 48
orang dari 51 orang yang direncakanan sebelumnya. Terdapat 3 orang yang tidak jadi
mengikuti pelayanan karena tidak dapat hadir pada saat hari pelaksanaan. Secara umum,
implementasi layanan Eazy Passport Kantor Imigrasi Kelas I TPI Tanjung Perak pada
Universitas Muhammadiyah Gresik berlangsung baik dengan tetap memperhatikan
protokol kesehatan sesuai dengan anjuran pemerintah.

49
Gambar 2 Dokumentasi Layanan Eazy Passport di Universitas Muhammadiyah
Gresik

Sumber: Kantor Imigrasi Kelas I TPI Tanjung Perak, diolah oleh penulis, 2020

Pelaksanaan layanan Eazy Passport di Universitas Muhammadiyah Gresik


dianggap cukup berhasil dalam upaya meningkatkan kualitas layanan dan menambah
Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP).

“Secara umum, pelaksanaan Eazy Passport di Universitas


Muhammadiyah Gresik cukup efektif dalam meningkatkan
jumlah permohonan dan PNBP Kantor Imigrasi Tanjung
Perak”.1

Implementasi layanan Eazy Passport di Universitas Muhammadiyah Gresik


memang secara langsung menambah permohonan paspor sejumlah 48 orang pada saat
pelaksaannya. Pelayanan paspor di Kantor Imigrasi Kelas I TPI Tanjung Perak memang
menurun drastis pasca dibukanya kembali layanan paspor setelah hampir seluruh
pegawai bekerja dari rumah (work from home) sejak akhir bulan Maret 2020 akibat
pandemi Covid-19.

1
Wawancara dengan Bapak Mohammad Wahyudiantoro, S.H., M.Si., Kasubsi Pelayanan Dokumen
Perjalanan Kantor Imigrasi Kelas I TPI Tanjung Perak pada 15 September 2020.

50
Adanya layanan Eazy Passport diharapkan menjadi solusi dari penurunan
jumlah permohonan paspor di Kantor Imigrasi Kelas I TPI Tanjung Perak. Penurunan
jumlah permohonan paspor pasca pandemi memang tidak dapat dihindari dan terjadi
pada hampir seluruh instansi, termasuk pada Kantor Imigrasi Kelas I TPI Tanjung
Perak. Indikator penurunan tersebut dapat dianalisis melalui data penerbitan paspor
tahun 2020 sebagai berikut:

Tabel 1 Data Penerbitan Paspor Kantor Imigrasi Kelas I TPI Tanjung Perak
Tahun 2020
Penerbitan Paspor Berdasarkan Jenisnya
Total
Paspor Paspor Rata-Rata
Bulan Paspor Elektronik Penerbitan
Biasa 24 Biasa 48 Per Hari
48 Halaman Paspor
Halaman Halaman
Januari 2020 0 13776 0 13776 626,18
Februari 2020 0 11114 139 11253 511,50
Maret 2020 0 6286 188 6474 294,27
April 2020 0 177 1 178 8,09
Mei 2020 0 114 0 114 5,18
Juni 2020 0 906 42 948 43,09
Juli 2020 0 1262 91 1353 61,50
Agustus 2020 0 1248 84 1332 60,55
September 2020 0 1560 92 1652 75,09
Sumber : Laporan Bulanan Penerbitan Paspor Kantor Imigrasi Kelas I TPI Tanjung Perak, diolah oleh
penulis, 2020
Perlu diketahui bahwa pelayanan paspor pada Kantor Imigrasi Kelas I TPI
Tanjung Perak sendiri terdapat pada kantor utama yang didukung dengan 2 Unit
Layanan Paspor (ULP) serta 1 Unit Kerja Kantor (UKK) sehingga total memiliki 4 unit
pelayanan paspor. Dalam kondisi normal sebelum pandemi, satu unit pelayanan paspor
dapat melayani kuota permohonan antara 100-150 permohonan per hari sehingga total
permohonan dari 4 unit pelayanan paspor mampu menghasilkan hingga 600 penerbitan
paspor per hari.
Namun pasca munculnya pandemi, jumlah penerbitan paspor menurun drastis
hingga lebih dari 90 persen. Dari data yang ada, penurunan penerbitan paspor mulai
menurun pada bulan April 2020 yang merupakan awal dari munculnya pandemi di
Indonesia hingga penerapan work from home yang berdampak pada terbatasnya layanan

51
paspor di Kantor Imigrasi Kelas I TPI Tanjung Perak. Apabila dibandingkan dengan
jumlah penerbitan paspor dari tahun 2019, jumlah penurunannya lebih signifikan seperti
yang tergambar dalam data berikut:

Gambar 4.3 Data Penerbitan Paspor Kantor Imigrasi Kelas I TPI Tanjung Perak
Tahun 2019-2020

TOTAL PENERBITAN PASPOR


14735 13776
1134211113 10559 11253
7094 6617 6112 8186 7597 9153 6503 8204 6474
178 114 948 1353 1332 1652

Sumber : Laporan Bulanan Penerbitan Paspor Kantor Imigrasi Kelas I TPI Tanjung Perak, diolah oleh penulis,
2020
Data penerbitan paspor pada tahun 2019 memiliki jumlah penerbitan tertinggi
pada bulan Maret 2019 dengan 14735 paspor dalam satu bulan. Sementara jumlah
terendah penerbitan paspor pada tahun 2019 terjadi pada bulan Juni 2019 dengan 6112
paspor dalam satu bulan. Jika dibandingkan dengan penerbitan paspor tahun 2020,
jumlah tertinggi penerbitan paspor (penghitungan hingga bulan September 2020) terjadi
pada bulan Januari 2020 dengan 13776 paspor dalam satu bulan. Jumlah terendah
penerbitan paspor pada tahun 2020 terjadi pada bulan Mei 2020 dengan 114 paspor
dalam satu bulan.
Penerbitan paspor yang menurun juga berpengaruh terhadap jumlah Penerimaan
Negara Bukan Pajak (PNBP) yang merupakan pendapatan negara yang dihasilkan dari
proses pelayanan paspor di Kantor Imigrasi Kelas I TPI Tanjung Perak. Perlu diketahui
bahwa PNBP pelayanan paspor dihasilkan dari jumlah paspor yang diterbitkan (terbagi
atas paspor biasa 24 halaman, paspor biasa 48 halaman dan paspor elektronik 48
halaman) serta biaya beban yang berasal dari denda paspor hilang atau rusak. Nilai
penerbitan setiap paspor untuk paspor biasa 24 halaman adalah 155 ribu rupiah, paspor
biasa 48 halaman sebesar 350 ribu rupiah, serta paspor elektronik 48 halaman sebesar
650 ribu rupiah. Sementara biaya beban untuk setiap paspor rusak adalah 500 ribu
rupiah dan biaya beban paspor hilang adalah 1 juta rupiah. Data PNBP Kantor Imigrasi
Kelas I TPI Tanjung Perak periode 2019-2020 adalah sebagai berikut:

52
Tabel 2 Data PNBP Kantor Imigrasi Kelas I TPI Tanjung Perak Tahun 2019-2020
PNBP Biaya Beban
PNPB Penerbitan Total PNBP
Bulan Paspor Hilang dan
Paspor Pelayanan Paspor
Rusak
Rp
Januari 2019 Rp 4.016.810.000,00 Rp 60.600.000,00
4.077.410.000,00
Rp
Februari 2019 Rp 3.931.315.000,00 Rp 9.000.000,00
3.940.315.000,00
Rp
Maret 2019 Rp 5.221.325.000,00 Rp 79.800.000,00
5.301.125.000,00
Rp
April 2019 Rp 2.515.770.000,00 Rp 40.200.000,00
2.555.970.000,00
Rp
Mei 2019 Rp 2.343.835.000,00 Rp 78.500.000,00
2.422.335.000,00
Rp
Juni 2019 Rp 2.138.420.000,00 Rp 44.000.000,00
2.182.420.000,00
Rp
Juli 2019 Rp 2.864.710.000,00 Rp 55.000.000,00
2.919.710.000,00
Rp
Agustus 2019 Rp 2.657.975.000,00 Rp 54.500.000,00
2.712.475.000,00
September Rp
Rp 3.203.355.000,00 Rp 60.500.000,00
2019 3.263.855.000,00
Rp
Oktober 2019 Rp 3.694.675.000,00 Rp 51.500.000,00
3.746.175.000,00
November Rp
Rp 2.276.050.000,00 Rp 8.500.000,00
2019 2.284.550.000,00
Rp
Desember 2019 Rp 2.871.400.000,00 Rp 16.500.000,00
2.887.900.000,00
Rp
Januari 2020 Rp 4.821.600.000,00 Rp 75.500.000,00
4.897.100.000,00
Rp
Februari 2020 Rp 3.980.250.000,00 Rp 30.000.000,00
4.010.250.000,00
Maret 2020 Rp 2.322.300.000,00 Rp 23.500.000,00 Rp

53
2.345.800.000,00
April 2020 Rp 62.600.000,00 Rp 0,00 Rp 62.600.000,00
Mei 2020 Rp 39.900.000,00 Rp 500.000,00 Rp 40.400.000,00
Juni 2020 Rp 344.400.000,00 Rp 5.000.000,00 Rp 349.400.000,00
Juli 2020 Rp 500.850.000,00 Rp 1.000.000,00 Rp 501.850.000,00
Agustus 2020 Rp 491.400.000,00 Rp 2.000.000,00 Rp 493.400.000,00
September
Rp 605.800.000,00 Rp 3.000.000,00 Rp 608.800.000,00
2020
Sumber : Laporan Bulanan Penerbitan Paspor Kantor Imigrasi Kelas I TPI Tanjung Perak, diolah oleh penulis,
2020

Penurunan PNBP selaras dengan penurunan jumlah penerbitan paspor yang


terjadi pasca munculnya pandemi. Pada bulan Maret 2020, PNBP yang diperoleh oleh
pelayanan paspor Kantor Imigrasi Kelas I TPI Tanjung Perak masih mencapai
2.345.800.000 rupiah, sementara PNBP pada bulan April 2020 yang merupakan awal
munculnya pandemi hanya menghasilkan 62.600.000 rupiah atau memiliki penurunan
lebih dari 75 persen. Secara singkat, penurunan PNBP Kantor Imigrasi Kelas I TPI
Tanjung Perak periode 2019-2020 terdapat pada data berikut:

Gambar 4.4 Data PNBP Kantor Imigrasi Kelas I TPI Tanjung Perak Tahun 2019-2020

TOTAL PNBP (Dalam Jutaan)


5,301 4,897
4,077 3,940 4,010
3,264 3,746
2,556 2,422 2,182 2,920 2,712 2,285 2,888 2,346
63 40 349 502 493 609

Sumber : Laporan Bulanan Penerbitan Paspor Kantor Imigrasi Kelas I TPI Tanjung Perak, diolah oleh penulis,
2020
Penurunan jumlah penerbitan paspor dan PNBP yang juga terjadi pada seluruh
Kantor Imigrasi di Indonesia memunculkan lahirnya kebijakan Eazy Passport yang
diharapkan dapat meningkatkan jumlah penerbitan paspor serta PNBP Kantor Imigrasi.
Kantor Imigrasi Kelas I TPI Tanjung Perak melaksanakan layanan Eazy Passport
perdana di lingkungan Universitas Muhammadiyah Gresik dengan peserta yang berasal

54
dari civitas akademika kampus tersebut. Total pemohon yang dilayani adalah 48 orang
dengan rincian 2 orang melakukan penggantian paspor elektronik 48 halaman serta 46
orang sisanya melakukan pembuatan baru maupun penggantian paspor biasa 48
halaman.
Penghitungan PNBP berdasarkan data tersebut menghasilkan data 46
permohonan paspor biasa 48 halaman serta 2 permohonan paspor eletronik 48 halaman
dengan tanpa adanya permohonan dikarenakan paspor hilang atau rusak. Hal ini
menjadikan PNBP yang diterima dari adanya layanan Eazy Passport murni berasal dari
biaya penerbitan paspor tanpa ditambah dengan biaya beban paspor hilang atau rusak
yang memang tidak dilaksanakan pada kegiatan layanan Eazy Passport. Data yang
diperoleh menghasilkan jumlah PNBP layanan Eazy Passport adalah sebesar
17.400.000 rupiah.

Tabel 3 Data PNBP Layanan Eazy Passport Universitas Muhammadiyah Gresik


Paspor Biasa 48 Hal Paspor Elektronik 48 Hal Total PNBP
46 2 Rp 17.400.000,00
Sumber : Laporan Layanan Eazy Passport Kantor Imigrasi Kelas I TPI Tanjung Perak Di Lingkungan
Universitas Muhammadiyah Gresik, diolah oleh penulis, 2020

Layanan Eazy Passport yang dilaksanakan pada tanggal 28 Juli 2020


menjadikan penghitungan jumlah penerbitan paspor serta PNBP terekapitulasi dalam
laporan bulan Juli 2020. Jumlah penerbitan paspor sebanyak 48 paspor menyumbang
3,5 persen dari total penerbitan paspor bulan Juli 2020 sejumlah 1353 paspor.
Sementara PNBP yang dihasilkan juga menyumbang nilai yang sama, yaitu 3,5 persen
dari total PNBP yang diperoleh selama bulan Juli 2020. Peningkatan senilai 3,5 persen
dinilai tidak cukup signifikan dalam upaya peningkatan jumlah penerbitan paspor serta
PNBP yang diperoleh Kantor Imigrasi Kelas I TPI Tanjung Perak. Berdasarkan data
yang diperoleh, peningkatan penerbitan paspor dan PNBP pada bulan Juni 2020 ke
bulan Juli 2020 berada pada kisaran 30 persen. Hal ini kemudian memunculkan
hipotesis bahwa pelaksanaan Eazy Passport dinilai kurang efektif dalam upaya
meningkatkan jumlah penerbitan paspor serta PNBP di Kantor Imigrasi Kelas I TPI
Tanjung Perak.
Untuk menemukan solusi atas permasalahan tersebut, dilakukan sensus terhadap
seluruh pemohon yang mengikuti kegiatan layanan Eazy Passport. Hal ini ditujukan

55
untuk mengetahui penilaian pemohon terhadap kegiatan layanan Eazy Passport secara
menyeluruh, mulai dari aspek penilaian fasilitas, kemampuan petugas, persyaratan
layanan, hingga penilaian prosedur yang diterapkan dalam kegiatan layanan Eazy
Passport. Secara keseluruhan, mayoritas pemohon menyatakan kegiatan layanan Eazy
Passport telah dilaksanakan dengan sangat baik. Penilaian tersebut berasal dari
pendapat 37 diantara 48 pemohon atau senilai dengan 77,1 persen. Sementara 10 orang
(20,8 persen) menjawab baik dan 1 orang (2,1 persen) memberikan penilaian cukup
terhadap pelayanan Eazy Passport.

Gambar 3 Penilaian Layanan Eazy Passport Di Universitas Muhammadiyah Gresik

Sumber: Sensus Pemohon Layanan Eazy Passport, diolah oleh penulis, 2020

Pelayanan yang diberikan dinilai telah berjalan dengan sangat baik namun
belum efektif dalam upaya peningkatan jumlah penerbitan paspor dan PNBP. Artinya
diperlukan analisis terhadap implementasi layanan Eazy Passport yang telah
diselenggarakan. Salah satu yang memerlukan analisis lebih mendalam adalah
mengenai ketentuan dan prosedur layanan Eazy Passport. Berdasarkan Surat Edaran
Direktur Jenderal Imigrasi Nomor IMI-1060.GR.01.01 Tahun 2020 Tentang Layanan
Eazy Passport, terdapat beberapa ketentuan dan prosedur pemberian layanan paspor
dalam pelaksanaan layanan Eazy Passport, diantaranya:2
1.) Layanan Eazy Passport melayani minimal 50 (lima puluh) permohonan per hari;
2.) Keluarga dari para pegawai di lingkungan Perkantoran Pemerintah / TNI / POLRI /
BUMN / BUMD / Swasta dan institusi pendidikan dapat diberikan pelayanan paspor
dalam pelaksanaan Layanan Eazy Passport;
3.) Layanan Eazy Passport hanya melayani pembuatan paspor baru dan penggantian

2
Surat Edaran Direktur Jenderal Imigrasi Nomor IMI-1060.GR.01.01 Tahun 2020 Tentang Layanan Eazy
Passport.

56
paspor karena habis masa berlaku dan halaman penuh, tidak melayani penggantian
paspor karena hilang atau rusak;
4.) Jadwal layanan ditentukan oleh Kantor Imigrasi setempat dan dilayani di hari kerja
(pukul 08.00 s/d 16.00 waktu setempat) atau diluar jam/hari kerja;
5.) Pengambilan paspor yang sudah dicetak pada Kantor Imigrasi dapat dilaksanakan
sebagai berikut:
a) diambil langsung oleh pemohon paspor;
b) diambil oleh perwakilan instansi / kantor / komunitas sebagaimana tersebut pada
angka 1 dengan melampirkan surat kuasa / surat perintah dari pimpinan / para
pemohon; atau
c) dikirim melalui jasa PT. Pos Indonesia.
6.) Dalam pelaksanaan Layanan Eazy Passport agar diterapkan prosedur pencegahan
penularan Corona Virus Disease-19 (Covid-19) dengan menyediakan alat pelindung diri
bagi petugas dan menerapkan physical distancing.
Implementasi layanan Eazy Passport tidak dapat dipisahkan dari penerapan
ketentuan dan prosedur layanan yang berlaku. Hal ini juga berdampak terhadap
efektivitas layanan sebagai hasil dari penerapan ketentuan dan prosedur layanan
tersebut. Oleh karenanya, dilakukan sensus kembali kepada seluruh pemohon layanan
Eazy Passport untuk dapat menemukan ketentuan atau prosedur yang perlu dievaluasi
agar dapat meningkatan efektivitas layanan Eazy Passport.

Gambar 4 Penilaian Ketentuan dan Prosedur yang Perlu Dilakukan Evaluasi

Sumber: Sensus Pemohon Layanan Eazy Passport, diolah oleh penulis, 2020
Prosedur Layanan Eazy Passport melayani minimal 50 (lima puluh)
permohonan per hari menjadi prosedur terbanyak yang dipilih pemohon untuk
dievaluasi. 23 orang atau 47,9 persen pemohon menyatakan prosedur ini perlu
dievaluasi. Bentuk evaluasi berkaitan dengan jumlah minimal pemohon yang dilayani
sehingga dianggap memberatkan bagi sebagian instansi, terlebih apabila

57
mempertimbangkan kembali resiko yang muncul di tengah kondisi pandemi. Dari 23
orang yang menyatakan perlunya evaluasi terhadap prosedur minimal 50 pemohon per
hari, 8 orang menyatakan bahwa sebaiknya jumlah minimal pemohon diturunkan
menjadi 30 orang. 2 orang lainnya menyatakan jumlah minimal pemohon cukup 25
orang. Sementara sisanya tidak menyatakan nominal jumlah pemohon minimal namun
berpendapat bahwa persyaratan jumlah minimal pemohon perlu dikurangi. Pengurangan
jumlah pemohon minimal yang menjadi prosedur dalam implementasi layanan Eazy
Passport dianggap dapat meningkatkan minat instansi lain untuk berpartisipasi karena
kondisi pandemi yang terjadi memberikan kesulitan tersendiri mengingat sebagian
instansi masih menerapkan sistem kerja work from home.

“Layanan Eazy Passport telah dilaksanakan dengan sangat baik,


memberikan kemudahan dalam pengurusan paspor di tengah
kondisi pandemi yang memungkinkan orang mengurus paspor
tanpa perlu hadir ke Kantor Imigrasi. Namun ada baiknya jumlah
pemohon minimal dikurangi menjadi sekitar 30 orang per hari
sehingga tidak memberatkan bagi instansi untuk mengumpulkan
orang yang mau mengurus paspor”.3

Dalam perspektif kebijakan publik, suatu kebijakan publik dilaksanakan dalam


rangka untuk memecahkan masalah dan mencapai tujuan serta sasaran tertentu yang
diinginkan.4 Implementasi layanan Eazy Passport merupakan salah satu kebijakan yang
dibuat untuk mencari solusi atas permasalahan menurunnya jumlah penerbitan paspor
serta PNBP yang diterima oleh Kantor Imigrasi. Peningkatan efektivitas layanan Eazy
Passport diperlukan sebagai indikator keberhasilan terhadap implementasi kebijakan
yang dilakukan, termasuk dengan upaya pengurangan jumlah minimal pemohon
layanan Eazy Passport.
Layanan Eazy Passport memerlukan pengurangan jumlah minimal pemohon
untuk mengakomodasi kemampuan instansi dalam mengumpulkan pemohon paspor.
Hal ini juga untuk menyesuaikan kondisi sosial yang terdapat di daerah pelaksanaan
Eazy Passport. Dengan adanya pengurangan jumlah minimal pemohon diharapkan
mampu meningkatkan antusiasme instansi lain dalam mengikuti layanan Eazy Passport
sehingga mampu meningkatkan jumlah penerbitan paspor serta PNBP yang merupakan
tujuan utama implementasi kebijakan layanan Eazy Passport. Karena kebijakan publik

3
Wawancara dengan Bapak Anwar Hariyono, Dosen dan Pemohon Layanan Eazy Passport Universitas
Muhammadiyah Gresik, pada 27 September 2020.
4
Joko Widodo, 2007, Analisis Kebijakan Publik: Konsep dan Aplikasi Analisis Proses Kebijakan Publik,
Malang: Bayumedia Publishing, hlm. 14.

58
yang baik adalah kebijakan yang bisa meningkatkan partisipasi dari publik atau
penggunanya. Dari peningkatan jumlah partisipasi pengguna, maka sebuah kebijakan
publik akan mendapatkan insight yang tujuannya menyempurnakan isi kebijakan itu
sendiri (Haliim, 2020).

KESIMPULAN
Layanan Eazy Passport merupakan kebijakan yang dilaksanakan oleh Direktorat
Jenderal Imigrasi yang bertujuan untuk meningkatkan jumlah penerbitan paspor dan
PNBP yang dihasilkan oleh Kantor Imigrasi. Dalam penerapannya di Kantor Imigrasi
Kelas I TPI Tanjung Perak, implementasi layanan Eazy Passport telah dilaksanakan di
lingkungan Universitas Muhammadiyah Gresik dengan peserta sebanyak 48 pemohon
pada tanggal 28 Juli 2020.
Dengan jumlah peserta sebanyak 48 pemohon yang terdiri atas 46 permohonan
paspor biasa 48 halaman dan 2 permohonan paspor elektronik 48 halaman, kegiatan ini
mampu menghasilkan PNBP sebesar 17.400.000 rupiah dalam pelaksanaannya.
Peningkatan ini ternyata hanya mampu menyumbang peningkatan jumlah penerbitan
paspor dan PNBP sebesar 3,5 persen dari total peningkatan jumlah penerbitan paspor di
bulan Juli 2020. Peningkatan yang kurang signifikan merupakan implikasi dari kurang
efektifnya penyelenggaraan layanan Eazy Passport. Jumlah pemohon minimal sebanyak
50 (lima puluh) pemohon dianggap terlalu memberatkan bagi instansi yang ingin
berpartisipasi dalam layanan ini. Evaluasi terhadap prosedur ini diperlukan karena pasca
pelaksanaan layanan Eazy Passport di Universitas Muhammadiyah Gresik, belum ada
instansi lain yang menjalin kerjasama terhadap layanan ini setidaknya hingga
pertengahan bulan September 2020.

“Eazy Passport merupakan program yang sangat baik dan dapat


membantu intansi seperti Universitas Muhammadiyah Gresik.
Namun kerjasama layanan harus didukung oleh kedua belah
pihak sehingga kalau memungkinkan kedepannya dapat
menetapkan jumlah minimal pemohon yang lebih fleksibel. Bisa
25 atau 30 orang mungkin sehingga instansi lain juga bisa lebih
antusias mengajukan permohonan layanan Eazy Passport”.5

Dalam konsep implementasi kebijakan publik Brian W. Hogwood dan Lewis


A. Gunn, terdapat prasyarat bahwa kebijakan-kebijakan yang diimplementasikan

5
Wawancara dengan Ibu Paulina, M.Pd., Kepala Biro Kerjasama Universitas Muhammadiyah Gresik pada
24 Agustus 2020.

59
didasarkan pada alasan kausalitas yang kuat, seperti jika “X” diimplementasikan,
kemudian “Y” akan menjadi hasil. Pengurangan jumlah minimal pemohon layanan Eazy
Passport dianggap mampu meningkatkan efektivitas implementasi layanan Eazy
Passport. Dengan jumlah pemohon minimal yang lebih sedikit, akan mampu
meningkatkan antusias lebih banyak instansi untuk melaksanakan layanan Eazy
Passport. Peningkatan efektivitas layanan akan meningkatkan jumlah penerbitan paspor
sekaligus PNBP yang menjadi tujuan utama implementasi layanan Eazy Passport.

DAFTAR PUSTAKA
Alim, S., Nisa, A. K., & Hair, A. (2019). New Public Service In Bandung Through The
Concept Of Smart City. Journal of Politics and Policy, 2(1), 95-108.
Conny, R. Semiawan. 2009. Metode Penelitian Kualitatif: Jenis, Karakteristik dan
Keunggulannya. Jakarta: Grasindo.
Denzin, Norman K. & Yvonna S. Lincoln (Eds.). 2009. Handbook of Qualitative
Research. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Haliim, W. (2018). Dinamika implementasi kebijakan konservasi lahan Taman Nasional
Bromo Tengger Semeru. Jurnal Borneo Administrator, 14(1), 53-68.
Haliim, W. (2020). Kebijakan Pembangunan Dalam Konsep Kepemimpinan
Partisipatif. Jurnal Kebijakan Pembangunan, 15(1), 91-104.
Kiwang, A. S. (2018). Implementasi Kebijakan Program Keluarga Harapan (PKH) Di
Kota Kupang. Journal of Politics and Policy, 1(1), 31-48.
Neuman, W. Lawrence. 2013. Metode Penelitian Sosial: Pendekatan Kualitatif dan
Kuantitatif, Jakarta: Indeks.
Nugroho, Riant. 2009. Public Policy: Dinamika Kebijakan - Analisis Kebijakan -
Manajemen Kebijakan. Jakarta: PT. Alex Media Komputindo.
Nugroho, Riant. 2014. Kebijakan Publik Di Negara-Negara Berkembang. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Wahab, Solichin Abdul. 2012. Analisis Kebijakan: Dari Formulasi ke Penyusunan
Model-Model Implementasi Kebijakan Publik. Jakarta: Bumi Aksara.
Widodo, Joko. 2007. Analisis Kebijakan Publik: Konsep dan Aplikasi Analisis Proses
Kebijakan Publik. Malang: Bayumedia Publishing.

60

You might also like