You are on page 1of 9

IMPLEMENTASI KARTU INDONESIA PINTAR KULIAH (KIP-KULIAH) DI UNIVERSITAS RIAU

ISSN2621-1351 (online), ISSN 2685-0729 (print


Volume 4 Number4 (November - January), pp.1112-1120 Reghitama Sucita
DOI: 10.35817/jpu.v4i4.21837

IMPLEMENTASI KARTU INDONESIA PINTAR KULIAH (KIP-KULIAH)


DI UNIVERSITAS RIAU
Reghitama Sucita
Universitas Riau
Email: reghitamasucita@gmail.com
Pekan Baru Riau, Indonesia

Abstract
The Indonesian Smart College Card Program is a program that provides tuition assistance
from the government for high school/vocational graduates who have good academic
potential, but have economic limitations and want to continue to a higher education level,
either D3, D4 and S1. KIP was created by the government as a complement to the Bidikmisi
program, which aims to help the poor to continue to receive higher education. This study
aims to look at the implementation of the Indonesian Smart Card program at the University of
Riau and the factors that support its implementation. The research method used is descriptive
qualitative method and uses the theory of policy implementation according to George
Edward III which consists of several indicators, namely communication, resources, disposition,
and bureaucratic structure. The results of this study are the finding of deficiencies that are a
concern for improvement, namely in the socialization so that the implementation of the KIP
program has not run optimally at the University of Riau. The supporting factors in the
implementation of the KIP program at the University of Riau include communication between
implementers, human resources, budget resources, equipment resources, authority resources,
dispositions, and bureaucratic structures. Researchers provide suggestions that
communication, especially socialization can be improved so that the implementation of this
program can run optimally.
Keywords: Implementation; The Indonesian Smart Collage Card Program

Abstrak
Program Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP-Kuliah) adalah sebuah program yang memberikan
dukungan keringanan biaya dalam sektor pendidikan dari negara bagi peserta didik
tamatan SMA/SMK/MA/Sederajat yang mempunyai keinginan belajar yang baik, tetapi
memiliki dependensi perekonomian keluarga dan ingin meneruskan ke jenjang pendidikan
yang lebih tinggi baik D3, D4 maupun S1. KIP-Kuliah dibuat oleh pemerintah sebagai
pelengkap dari program Bidikmisi, yang bertujuan membantu masyarakat miskin untuk terus
mengenyam pendidikan tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat implementasi program
kartu indonesia pintar kuliah di Universitas Riau dan mengetahui faktor pendukung
pengimplementasian tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif
deskriptif serta menggunakan teori implementasi kebijakan menurut George Edward III yang
terdiri dari beberapa indikator yaitu komunikasi, sumber daya, disposisi, dan struktur birokrasi.
Hasil penelitian ini adalah ditemukannya kekurangan yang menjadi perhatian untuk
perbaikan yaitu pada sosialisasi sehingga implementasi program KIP belum berjalan secara
maksimal di Universitas Riau. Adapun faktor pendukung dalam implementasi program KIP di
Universitas Riau diantaranya adalah komunikasi antar pelaksana, sumber daya manusia,
sumber daya anggaran, sumber daya peralatan, sumber daya kewenangan, disposisi, dan
struktur birokrasi. Peneliti memberikan saran agar komunikasi khususnya sosialisasi dapat
ditingkatkan agar implementasi program ini dapat berjalan secara maksimal.

Kata Kunci: Implementasi; Kartu Indonesia Pintar Kuliah


Open Access at:http://ojs.uho.ac.id/index.php/PUBLICUHO/index
Journal Publicuho is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.

| J o u r n a l P u b l i c u h o - V o l 4 . N o 4 . 2 0 2 1 | Copyright©2021
1112
Journal Publicuho
ISSN2621-1351 (online), ISSN 2685-0729 (print)
Volume 4 Number 4 (November - January), (2021) pp. 1112-1120 Accredited SINTA SK.NOMOR 28/E/KPT/2019
Open Access at:http://ojs.uho.ac.id/index.php/PUBLICUHO/index DOI: 10.35817/jpu.v4i4.21837

PENDAHULUAN
Tujuan pemerintah untuk melaksanakan wajib belajar belum sepenuhnya terwujud karena
tidak semua warga Negara Indonesia dapat mengenyam pendidikan. Salah satu faktornya
adalah masalah kemiskinan. Menurut data BPS Maret 2020, proporsi masyarakat miskin di
Indonesia mencapai 9,78% (setara 26,42 juta penduduk), meningkat 0,37% (setara 1,28 juta
penduduk) dari Maret 2019. Proporsi penduduk miskin di perdesaan per September 2019
sebesar 12,60%, naik menjadi 12,82% pada Maret 2020. Sedangkan, di perkotaan per
September 2019 sebesar 6,56%, naik menjadi 7,38% pada Maret 2020.
Berdasarkan data penduduk miskin diatas, pemerintah berupaya agar setiap peserta didik
Indonesia dapat menempuh tingkat pendidikan yang setinggi-tingginya. Menurut Undang-
Undang No. 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi memberikan kewenangan kepada
pemerintahan untuk mewujudkan keadilan, keterjangkauan, dan pemerataan dalam
memperoleh pendidikan tinggi yang bermutu terkait manfaat kemajuan sosial, kemakmuran,
dan kemandirian. Oleh sebab itu, Pemerintah memiliki kewajiban dalam
menumbuhkembangkan kesempatan belajar di Perguruan Tinggi, melatih muda-mudi
Indonesia yang berdaya saing dan cerdas sebagai sumber daya manusia yang unggul dan
berperan bagi pembangunan bangsa. Adapun upaya pemerintah dalam
mengembangkan peluang belajar di perguruan tinggi dengan cara mendukung dalam
bentuk program beasiswa.
Menurut Siagian (dalam Tachjan, 2006), program harus mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: (1)
target yang dikehendaki; (2) jangka waktu yang diharapkan untuk menyelesaikan pekerjaan
tertentu; (3) besarnya biaya yang dibutuhkan beserta sumbernya; (4) jenis-jenis kegiatan
yang dilaksanakan; (5) tenaga kerja yang dibutuhkan baik dicermati dari segi jumlahnya
maupun dilihat dari sudut kualifikasi serta keahlian dan keterampilan yang diperlukan.
Pemerintah menyalurkan bantuan pendidikan kepada mahasiswa berupa Kartu Indonesia
Pintar Kuliah (KIP-Kuliah) melalui PIP 2020. KIP-Kuliah menjamin kelangsungan pembelajaran
dengan menyalurkan bantuan biaya hidup bulanan dan keringanan biaya kuliah kepada
calon mahasiswa yang memenuhi kriteria. Program KIP-Kuliah digunakan untuk
meningkatkan kesempatan masuk dan belajar ke perguruan tinggi serta mempersiapkan
penerus bangsa Indonesia yang berdaya saing dan cerdas. KIP-Kuliah dimaksudkan bisa
memajukan kesejahteraan ekonomi keluarga yang terbatas dan meminimalkan
pengangguran di masa mendatang.
Untuk mewujudkan keberhasilan pelaksanaan program, Nakamura dan Smallwood (dalam
Sujianto, 2008) mengemukakan ada 3 cara utama untuk mengetahui keberhasilan
pelaksanaan program, yaitu:

| J o u r n a l P u b l i c u h o - V o l 4 . N o 4 . 2 0 2 1 | Copyright©2021
1113
IMPLEMENTASI KARTU INDONESIA PINTAR KULIAH (KIP-KULIAH) DI UNIVERSITAS RIAU

ISSN2621-1351 (online), ISSN 2685-0729 (print


Volume 4 Number4 (November - January), pp.1112-1120 Reghitama Sucita
DOI: 10.35817/jpu.v4i4.21837

1. Sudut pandang yang menilai keberhasilan implementasi program dari segi loyalitas
birokrat bawahan terhadap birokrat atasan, atau tingkat kepatuhan terhadap
birokrasi secara umum terhadap amanat yang dituangkan dalam undang-undang.
2. Keberhasilan program dalam melancarkan fungsinya prosedur rutin dalam
implementasi program dan tidak adanya konflik.
3. Keberhasilan pelaksanaan program diukur dari segi memenuhi tujuan-tujuan yang
telah diharapkan dari dampak program.
Salah satu Perguruan Tinggi penerima Program Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP-Kuliah) di
Provinsi Riau adalah Universitas Riau. Universitas Riau adalah universitas tertua di Riau dan
merupakan jantung hati masyarakat Riau. Sebelumnya, Universitas Riau memiliki program
bantuan beasiswa yaitu Bantuan Bidikmisi. Namun dimulai dari tahun 2020, Program Bidikmisi
di Universitas Riau diganti menjadi Program KIP-Kuliah yang memiliki jumlah penerima di
tahun 2020 sebanyak 1.562 mahasiswa. KIP-Kuliah diharapkan sesuai dengan prinsip dasar
dari KIP-Kuliah yaitu efisien, efektif, transparan, akuntabel, kepatutan, dan manfaat. Program
Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP-Kuliah) di Universitas Riau dilaksanakan dibawah naungan
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Universitas Riau yaitu Staff Ahli Wakil Rektor
Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Universitas Riau serta Kasubag Bidang Kesejahteraan
Mahasiswa dan Alumni Universitas Riau.
Dalam pelaksanaan suatu kebijakan atau program tentu saja tidak terlepas dari berbagai
permasalahan yang terjadi yang dapat dilihat berdasarkan temuan di lapangan mengenai
program KIP-Kuliah di Universitas Riau. Adapun permasalahan yang terjadi pada
pelaksanaan program KIP- Kuliah pada tahun 2020 yaitu terdapat mahasiswa yang tidak
memiliki kartu KIP namun berhasil mendaftar KIP-Kuliah secara online dan datanya berhasil
masuk ke daftar calon mahasiswa penerima KIP-Kuliah di Universitas Riau. Padahal salah satu
syarat untuk mendaftar KIP-Kuliah yaitu memiliki kartu KIP itu sendiri dimana hal ini sudah
ditetapkan dalam Petunjuk Teknis Pendaftaran KIP-Kuliah oleh Badan Pengurus Pusat
Persatuan Mahasiswa dan Alumni Bidikmisi Nasional yang menjelaskan mengenai alur
penting untuk mendapatkan KIP Kuliah ialah dengan melakukan pendaftaran online di
website https://kip-kuliah.kemdikbud.go.id/.
Permasalahan yang kedua terletak pada aspek sosialisasi. Dalam pengimplementasian
program KIP-Kuliah, para pelaksana KIP-Kuliah di Universitas Riau pada tahun 2020
mengadakan sosialisasi kepada para kepala Sekolah Menengah Atas (SMA) yang ada di
Riau mengenai program KIP-Kuliah. Yang mana sosialisasi ini akan dilanjutkan oleh kepala
sekolah terhadap siswa-siswa yang ada di sekolahnya. Namun terdapat beberapa sekolah
yang tidak melakukan sosialisasi kembali ke siswanya sehingga banyak calon mahasiswa
yang tidak mengetahui adanya program KIP-Kuliah ini.

| J o u r n a l P u b l i c u h o - V o l 4 . N o 4 . 2 0 2 1 | Copyright©2021
1114
Journal Publicuho
ISSN2621-1351 (online), ISSN 2685-0729 (print)
Volume 4 Number 4 (November - January), (2021) pp. 1112-1120 Accredited SINTA SK.NOMOR 28/E/KPT/2019
Open Access at:http://ojs.uho.ac.id/index.php/PUBLICUHO/index DOI: 10.35817/jpu.v4i4.21837

Berdasarkan permasalahan yang telah diutarakan, perlu adanya penelitian lebih lanjut
mengenai implementasi program tersebut. Oleh karena itu, peneliti tertarik melakukan
penelitian mengenai Implementasi Program Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP-Kuliah) di
Universitas Riau.

METODOLOGI
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. (Sugiyono,
2016) menyatakan bahwa metode penelitian kualitatif merupakan metode penelitian
berdasarkan pada filosofi postpositivisme yang diaplikasikan dalam mengkaji keadaan objek
alamiah, dimana peneliti merupakan instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilengkapi
dengan triangulasi, analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih
menekankan makna daripada generalisasi.
Pendekatan yang peneliti gunakan yaitu kualitatif deskriptif dengan menggunakan
purposive sampling. Adapun lokasi penelitian berada di Universitas Riau. Proses
pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Dokumentasi menurut
(Moleong, 2017) adalah suatu cara untuk memperoleh data dan informasi berupa buku,
arsip, file dan gambar berupa laporan dan informasi yang dapat menunjang penelitian.
Dokumen yang diperoleh antara lain Buku Pedoman Pelaksanaan KIP-Kuliah 2020, Pedoman
Pendaftaran KIP-Kuliah 2020, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 10 Tahun
2020 tentang Program Indonesia Pintar, dan Peraturan Sekretaris Jenderal Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan No. 8 Tahun 2020 tentang Petunjuk Pelaksanaan Program
Indonesia Pintar.
Dalam analisis data peneliti menggunakan metode Miles dan Huberman yaitu model
analisis interaktif. Model analisis interaktif dari (Miles & Huberman, 2012) secara teknik terdiri
dari 3 (empat) hal utama, yaitu reduksi data atau penyederhanaan data, penyajian data
dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Konsep implementasi adalah suatu proses yang berkaitan dengan kebijakan dan rencana
yang akan dilaksanakan oleh organisasi atau lembaga, terutama kebijakan dan rencana
yang berkaitan dengan lembaga nasional, termasuk sarana dan prasarananya yang
mendukung rencana dalam mencapai tujuan. Menurut Grindle (dalam Agustino, 2016)
implementasi adalah proses umum dari perilaku administrasi yang dapat dipelajari dan
dapat dimulai apabila tujuan dan sasaran telah ditentukan, program kegiatan telah disusun,
dan dana telah disiapkan dan digunakan untuk mencapai tujuan. Dalam hal implementasi
kebijakan, (Wijayanti & Jannah, 2019) mengungkapkan bahwa implementasi dipengaruhi
oleh isi kebijakan dan lingkungan kebijakan. Isi kebijakan meliputi manfaat, jenis manfaat,

| J o u r n a l P u b l i c u h o - V o l 4 . N o 4 . 2 0 2 1 | Copyright©2021
1115
IMPLEMENTASI KARTU INDONESIA PINTAR KULIAH (KIP-KULIAH) DI UNIVERSITAS RIAU

ISSN2621-1351 (online), ISSN 2685-0729 (print


Volume 4 Number4 (November - January), pp.1112-1120 Reghitama Sucita
DOI: 10.35817/jpu.v4i4.21837

perubahan yang diharapkan, pengambilan keputusan, pelaksana rencana dan sumber


daya.
Menurut Rippley dan Franklin (dalam Subarsono, 2005) bahwa keberhasilan implementasi
kebijakan program ditinjau dari tiga faktor, yaitu:
a. Perspektif kesesuaian yang mengukur implementasi dari kepatuhan aparatur
pelaksana.
b. Keberhasilan implementasi diukur dari kelancaran rutinitas dan kurangnya masalah.
c. Implementasi yang berhasil mengarah pada kinerja yang memenuhi semua pihak,
terutama kelompok penerima program.
Menurut Jones (1991) dalam La Ode Muhammad Elwan, (2011: 18) menjelaskan bahwa
Implementasi kebijakan mudah dimengerti secara teoritik dan konseptual, namun tidak
senantiasa demikian dalam bentuknya yang kongkrit, karena pelaksanaannya secara nyata
bukanlah sesuatu yang mudah (Supriadin et al., 2020). Demikian halnya, bahwa keberhasilan
implementasi kebijakan di pengaruhi oleh beberepa indikator kberhasilan seperti yang
disampaikan oleh George Edward III.
Pada bagian pembahasan ini disajikan dari hasil dari pengolahan data dan penemuan
lapangan yang peneliti jalankan mengenai implementasi program KIP-Kuliah di Universitas
Riau. Peneliti menggunakan model implementasi kebijakan menurut George Edward III
(1980). Menurut George Edward III (dalam Widodo, 2011) terdapat 4 faktor yang
mempengaruhi keberhasilan implementasi kebijakan yaitu Komunikasi, Sumber Daya,
Disposisi, dan Struktur Birokrasi. Berikut penjabaran analisisnya:
Komunikasi
Komunikasi merupakan proses menyampaikan perintah atau instruksi pembuat keputusan
kepada mereka yang diberi kekuasaan dan tanggung jawab untuk melaksanakan
kebijakan. Pada indikator komunikasi, peneliti menganalisis berbagai macam unsur yang
berhubungan didalamnya yakni proses komunikasi yang terjadi antara stakeholder dalam
pelaksanaan program KIP-Kuliah di Universitas Riau. Berdasarkan hasil wawancara yang
telah peneliti lakukan, komunikasi antara pelaksana terjalin dan terkoordinir karena sesuai
dengan buku pedoman pelaksanaan KIP dan komunikasi kepada penerima juga terjalin
karena saat dilakukan sosialisasi pihak pelaksana memberikan contact person sehingga
apabila ada pertanyaan ataupun kendala bisa langsung menghubungi pihak pengelola.
Tetapi terdapat faktor penghambat salah satunya adalah kondisi daerah calon penerima
KIP-Kuliah yang sulit dijangkau oleh pelaksana dan minimnya akses internet. Sehingga
komunikasi yang terjalin di daerah yang sulit dijangkau terhambat.
Namun, peneliti mendapatkan fakta bahwa tidak semua sekolah melakukan
sosialisasi mengenai KIP-Kuliah seperti pernyataan salah satu mahasiswa penerima KIP-Kuliah
2020 yang menyatakan bahwa tidak ada sosialisasi mengenai KIP-Kuliah di sekolahnya.

| J o u r n a l P u b l i c u h o - V o l 4 . N o 4 . 2 0 2 1 | Copyright©2021
1116
Journal Publicuho
ISSN2621-1351 (online), ISSN 2685-0729 (print)
Volume 4 Number 4 (November - January), (2021) pp. 1112-1120 Accredited SINTA SK.NOMOR 28/E/KPT/2019
Open Access at:http://ojs.uho.ac.id/index.php/PUBLICUHO/index DOI: 10.35817/jpu.v4i4.21837

Namun mahasiswa tersebut mengetahui adanya program KIP-Kuliah melalui teman


sekolahnya.
Berdasarkan hasil wawancara yang diperoleh dari implementor, peneliti menganalisis dan
menemukan hasil akhir bahwa komunikasi program KIP-Kuliah sudah cukup jelas dan dan
terjalin sehingga dapat dipahami oleh berbagai pelaksana dan kelompok sasaran terkait.
Namun untuk komunikasi kembali dari kepala sekolah ke para siswa mengenai program KIP-
Kuliah perlu ditingkatkan agar seluruh siswa yang ingin melanjutkan ke jenjang perguruan
tinggi dapat mengetahui adanya program ini..
Sumber Daya
Menurut Dwiyanto (2006:56) yang dikutip oleh La Ode Muhammad Elwan. (2019) bahwa
pemberian pelayanan publik oleh aparatur pemerintah kepada masyarakat (publik)
merupakan perwujudan dan fungsi aparatur negara sebagai pelayan masyarakat (abdi),
disamping sebagai abdi negara. Dalam konteks ini masyarakatlah sebagai aktor utama
(pelaku) pembangunan, sedangkan pemerintah berkewajiban untuk mengarahkan,
membimbing serta menciptakan suasana yang menunjang kegiatan-kegiatan dari
masyarakat tersebut. Pada kondisi ini aparatur negara dituntut untuk lebih mampu
memperbaiki kinerjanya (pelayanan prima) dan diharapkan lebih mampu merumuskan
konsep atau menciptakan iklim yang kondusif, sehingga sumber daya pembangunan dapat
menjadi pendorong percepatan terwujudnya masyarakat yang mandiri dan sejahtera.
Pelayanan yang telah menunjuk kepada aturan formal dianggap telah memenuhi sendi-
sendi pelayanan yang baik dan aparat pelayanan dianggap telah konsisten dalam
menerapkan aturan hukum pelayanan. (Muhammad Elwan, 2019).
Implementasi suatu kebijakan akan mengalami kesulitan jika sumber daya tidak memadai.
Menurut Edward III (dalam Purwanto & Sulistyastuti, 2012) bahwa sumber daya meliputi
sumber daya manusia, sumber daya anggaran, sumber daya peralatan, dan sumber daya
kewenangan.
a. Sumber Daya Manusia
Dalam implementasi program KIP-Kuliah di Universitas Riau, Bagian Kemahasiswaan UNRI
berperan sebagai pelaksana program, yang terdiri dari Wakil Rektor III Bidang
Kemahasiswaan dan Alumni, Kepala Biro, dan Staf Kemahasiswaan.
Berdasarkan hasil wawancara yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa sumber daya
manusia pengelola di Universitas Riau sudah memadai dan adanya kerjasama yang
terjalin antara pengelola dalam pelaksanaan program KIP-Kuliah.
b. Sumber Daya Anggaran
Adapun mekanisme penganggaran program KIP “KIP terdapat 2 penganggaran, yaitu
untuk biaya hidup dan biaya UKT. Mekanismenya; Operator mengusulkan siapa saja yang

| J o u r n a l P u b l i c u h o - V o l 4 . N o 4 . 2 0 2 1 | Copyright©2021
1117
IMPLEMENTASI KARTU INDONESIA PINTAR KULIAH (KIP-KULIAH) DI UNIVERSITAS RIAU

ISSN2621-1351 (online), ISSN 2685-0729 (print


Volume 4 Number4 (November - January), pp.1112-1120 Reghitama Sucita
DOI: 10.35817/jpu.v4i4.21837

berhak menerima KIP sampai ke proses pencairan dana yang dilakukan setiap semester.
Setelah itu di SK oleh Rektor yang kemudian datanya di upload oleh operator ke sistem
yang dimana datanya langsung ke Puslapdik dan diproses oleh DIKTI. Dana ditransfer
langsung oleh Puslapdik. Untuk biaya UKT, Puslapdik langsung mentransfer ke rekening
universitas, sedangkan untuk biaya hidup langsung ditransfer ke rekening masing-masing
mahasiswa penerima KIP.”
Berdasarkan hasil wawancara dengan implementor, maka peneliti menarik kesimpulan
bahwa indikator sumber daya anggaran sangat memadai dan mendukung implementasi
program KIP-Kuliah di Universitas Riau. Kecukupan tersebut dibuktikan dengan tidak
adanya keluhan dari pihak sasaran yaitu mahasiswa. Para mahasiswa penerima KIP-
Kuliah juga merasa sangat terbantu dengan adanya program ini.
c. Sumber Daya Peralatan
Untuk mendukung pelaksanaan program KIP-Kuliah diperlukan peralatan yang memadai
seperti gedung, komputer, dan jaringan internet. Maka peneliti pun mewawancarai
terkait tersedianya alat pendukung yang memadai pelaksanaan program KIP-Kuliah dan
peneliti menemukan bahwa peralatan sudah memadai karena para pelaksana memiliki
komputer dan jaringan internet yang stabil. Berdasarkan hasil wawancara tersebut, dapat
disimpulkan bahwa alat pendukung yang tersedia sudah memadai sehingga
pelaksanaan program KIP-Kuliah dapat berjalan dengan baik.
d. Sumber Daya Wewenang
Untuk menjalankan program KIP-Kuliah di Universitas Riau, LLDikti memberikan wewenang
sepenuhnya kepada pelaksana KIP di UNRI untuk mengelola dan menyalurkan KIP-Kuliah
kepada mereka yang berhak mendapatkannya agar dana tersalurkan tepat sasaran.
Disposisi
Edward III (dalam Wibawa, 2012) mengatakan jika implementasi kebijakan ingin efektif dan
efisien, maka pelaksana tidak hanya tahu apa yang harus dilakukan dan juga memiliki
kemampuan untuk mengimplementasikan kebijakan tersebut, tetapi mereka juga harus
mempunyai kamauan untuk melaksanakan kebijakan tersebut. Suatu kebijakan tidak akan
berjalan dengan lancar apabila tidak ada dukungan dari kelompok pelaksana dan
kelompok sasaran. Kelompok pelaksana yang berkaitan dengan KIP-Kuliah khususnya
pelaksana di Universitas Riau adalah bagian kemahasiswaan UNRI, terdiri dari Wakil Rektor III
Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Staff Ahli, Kepala Biro, dan Staf Kemahasiswaan.
Sedangkan kelompok sasaran adalah calon mahasiswa yang mempunyai KIP, berasal dari
keluarga miskin namun memiliki prestasi akademik yang bagus, dan lain-lain.
Dalam hal ini, peneliti mewawancarai terkait disposisi atau sikap pelaksana yang mencakup
rasa antusias yang dimiliki oleh para pelaksana KIP-Kuliah di Universitas Riau dalam
melaksanakan tugasnya demi menghasilkan program KIP yang efektif dan efisien.

| J o u r n a l P u b l i c u h o - V o l 4 . N o 4 . 2 0 2 1 | Copyright©2021
1118
Journal Publicuho
ISSN2621-1351 (online), ISSN 2685-0729 (print)
Volume 4 Number 4 (November - January), (2021) pp. 1112-1120 Accredited SINTA SK.NOMOR 28/E/KPT/2019
Open Access at:http://ojs.uho.ac.id/index.php/PUBLICUHO/index DOI: 10.35817/jpu.v4i4.21837

Hasil wawancara dengan berbagai implementor dapat peneliti analisis bahwa pemahaman
implementor selaku pelaksana utama mengenai program Kartu Indonesia Pintar Kuliah
cukup baik, terlihat dari adanya keinginan untuk dapat melaksanakan program dengan
tepat waktu, tepat sasaran, merata serta berusaha untuk melaksanakan program secara
maksimal. Sikap dari berbagai implementor tentunya sangat berarti terhadap program ini
karena dengan dukungan yang diberikan masing-masing implementor tersebut akan
berusaha untuk bisa mencapai keberhasilan dalam pelaksanaan program.
Struktur Birokrasi
Birokrasi merupakan salah satu badan yang paling sering menjadi pelaksana kebijakan.
Menurut Weber dalam (Bakti, Ode, & Elwan, 2018), Sumber legitimasi dari birokrasi berasal
dari aturan yang berlaku (legalitas formal). Dalam konsep Weber birokrasi sebagai aparat
administratif mempunyai peran yang menentukan tumbuh dan berkembangnya organisasi
tersebut, sehingga perhatian Weberian ini lebih kepada struktur (birokrasi) yang telah diatur
secara normatif dan mekanisme untuk mempertahankan struktur tersebut untuk menjamin
tercapainya tujuan organisasi. (Bakti et al., 2018)
Demikian halnya, menurut Edward III (dalam Winarno, 2012) terdapat dua karakteristik
utama dari birokrasi yaitu: Standard Operational Procedure (SOP) dan fragmentasi. Struktur
organisasi yang bertugas mengimplementasikan kebijakan memiliki pengaruh yang signifikan
dalam pelaksanaan kebijakan. Program KIP-Kuliah merupakan program pemerintah
dibawah naungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Untuk itu peneliti
mewawancarai mengenai peran para pelaksana dalam pelaksanaan program KIP-Kuliah
yang dikatakan bahwa
“Sebagai salah satu pelaksana kebijakan, kami berperan dalam hal
mensosialisasikan KIP kepada para kepala sekolah dan kemudian para kepala
sekolah mensosialisasikan kembali kepada calon mahasiswa yang ada di sekolahnya
masing-masing.”

Berdasarkan hasil wawancara tersebut, dapat disimpulkan bahwa peran pelaksana KIP-
Kuliah di UNRI berjalan dengan baik. Namun, peran sekolah dalam mensosialisasikan kembali
program KIP-Kuliah kurang berjalan karena peneliti menemukan pernyataan salah satu
mahasiswa penerima KIP-Kuliah 2020 yang menyatakan bahwa di sekolahnya tidak ada
sosialisasi mengenai KIP-Kuliah.

KESIMPULAN
Implementasi program Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP-Kuliah) di Universitas Riau tahun 2020
berjalan dengan baik namun belum berjalan secara maksimal, karena ditemukannya
kekurangan yang perlu diperbaiki pada aspek sosialisasi. Sosialisasi mengenai KIP-Kuliah
yang dilakukan pihak Universitas Riau ke kepala-kepala sekolah sudah bagus, namun tidak

| J o u r n a l P u b l i c u h o - V o l 4 . N o 4 . 2 0 2 1 | Copyright©2021
1119
IMPLEMENTASI KARTU INDONESIA PINTAR KULIAH (KIP-KULIAH) DI UNIVERSITAS RIAU

ISSN2621-1351 (online), ISSN 2685-0729 (print


Volume 4 Number4 (November - January), pp.1112-1120 Reghitama Sucita
DOI: 10.35817/jpu.v4i4.21837

semua pihak sekolah menyampaikan kembali kepada siswanya sehingga tidak semua calon
mahasiswa yang mengetahui adanya program ini. Namun kita bisa melihat faktor-faktor lain
yang mendukung implementasi program KIP-Kuliah di Universitas Riau diantaranya adalah
komunikasi antar pelaksana, sumber daya manusia, sumber daya anggaran, sumber daya
peralatan, sumber daya kewenangan, disposisi dan struktur birokrasi.
Diharapkan pihak pengelola KIP-Kuliah di Universitas Riau untuk memastikan sosialisasi
kembali oleh para kepala sekolah kepada siswanya agar siswa yang ingin melanjutkan ke
jenjang perguruan tinggi mengetahui adanya program bantuan beasiswa KIP-Kuliah. Selain
itu, untuk lebih mendukung keberhasilan implementasi program Kartu Indonesia Pintar Kuliah
(KIP-Kuliah) kedepannya, Pemerintah perlu membentuk kebijakan turunan dari program ini
sehingga pelaksanaannya dapat lebih maksimal dan tepat sasaran.

REFERENSI
Agustino, L. (2016). Dasar-Dasar Kebijakan Publik (Edisi Revisi). Alfa Beta.
Bakti, O. :, Ode, L., & Elwan, M. (2018). ANALISIS RESTRUKTURISASI BIROKRASI DALAM
PENGEMBANGAN GOOD GOVERNANCE PADA SEKERTARIAT DAERAH KABUPATEN
KONAWE UTARA. 1(3), 1–13. Retrieved from http://ojs.uho.ac.id/index.php/PUBLICUHO
Miles, M. B., & Huberman, M. A. (2012). Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber Tentang Metode-
Metode Baru. In Universitas Indonesia_UI Press.
Muhammad Elwan, La Ode. "Problem Birokrasi dalam Meningkatan Pelayanan Publik pada
Sekretariat Daerah Kabupaten Muna." Journal Publicuho, vol. 2, no. 2, 2019, pp. 31-42,
doi:10.35817/jpu.v2i2.7223.
Moleong, L. J. (2017). Metodologi Penelitian Kualitatif (Edisi Revisi). In PT. Remaja Rosda Karya.
Purwanto, E. A., & Sulistyastuti, D. R. (2012). Implementasi Kebijakan Publik: Konsep dan
Aplikasinya di Indonesia. Gava Media.
Subarsono. (2005). Analisis Kebijakan Publik. Pustaka Pelajar.
Sugiyono. (2016). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Sujianto. (2008). Implementasi Kebijakan Publik. Alaf Riau.
Supriadin, R., Alam, S., & Elwan, L. O. M. (2020). IMPLEMENTASI PERATURAN WALIKOTA KENDARI
NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENATAAN PEDAGANG KAKI LIMA DI KOTA KENDARI.
Journal Publicuho. https://doi.org/10.35817/jpu.v3i1.11506
Tachjan. (2006). Implementasi Kebijakan Publik. AIPI.
Wibawa, S. (2012). Kebijakan Publik. Kebijakan Publik Deliberatif.
Widodo. (2011). Analisis Kebijakan Publik: Konsep dan Aplikasi Analisis Proses Kebijakan Publik.
Bayu Media.
Wijayanti, P., & Jannah, L. M. (2019). Implementasi Kebijakan Manfaat Jaminan Hari Tua di
Provinsi Gorontalo. Publik (Jurnal Ilmu Administrasi). https://doi.org/10.31314/pjia.8.1.53-
66.2019
Winarno, B. (2012). Kebijakan Publik (Teori, Proses, dan Studi Kasus). In Caps.

| J o u r n a l P u b l i c u h o - V o l 4 . N o 4 . 2 0 2 1 | Copyright©2021
1120

You might also like