Professional Documents
Culture Documents
Corresponding author:
Maria Hariyati Oktaviani
oktavianinofy@yahoo.com
Jurnal Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan, Vol 2 No 1, May 2019
DOI: http://dx.doi.org/10.32584/jkmk.v2i1.165
e-ISSN 2621-5047
Jurnal Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan, Vol 2 No 1, May 2019/ page 23-27 24
sakit dan menjelaskan bukti serta solusi dengan supervisi klinik kepala ruangan
dari konsensus para ahli atas permasalahan yang tidak optimal yaitu pelayanan
ini. Sistem yang baik akan berdampak pada keperawatan yang tidak berkualitas.
peningkatan mutu pelayanan rumah sakit Penelitian (Nainggolan, 2010) mendapatkan
dan keselamatan pasien (Standar Akreditasi bahwa terdapat pengaruh pelaksanaan
Rumah Sakit (SNARS), 2018). supervisi kepala ruangan terhadap kinerja
perawat pelaksana. Hubungan bermakna
Data dari beberapa penelitian menyatakan strategi supervisi kepala ruang dengan
bahwa insiden keselamatan pasien semakin motivasi perawat pelaksana dalam
meningkat. Data insiden keselamatan pendokumentasian asuhan keperawatan,
pasien di Minnesota Hospital Woshinton DC yaitu dilihat struktur, keterampilan,
meningkat dari 305 laporan pada tahun dukungan dan keberlanjutan, Sedangkan
2010 menjadi 316 laporan pada 2011 hasil analisis multivariat faktor yang paling
(Stieger, 2012). Hasil penelitian (Purwanto, dominan adalah keberlanjutan supervisi
2012) juga menyatakan penerapan setelah dikontrol dengan keterampilan,
keselamatan pasien oleh perawat masih struktur dan dukungan (Etlidawati, 2012).
belum optimal. Penelitian (Dewi, 2011) di
IRNA 1 RSUP Dr Sarjito Yogyakarta Materi supervisi disesuaikan dengan uraian
menemukan masih banyak perawat di tugas dari masing-masing staf perawat yang
rawat inap kurang baik dalam menerapkan disupervisi. Untuk kepala ruang materi
keselamatan pasien yaitu sebesar 48%. supervisi adalah kemampuan manajerial
dan kemampuan dalam asuhan
Pengelolaan pelayanan keperawatan keperawatan. Ketua tim disupervisi terkait
membutuhkan sistem manajerial dengan kemampuan pengelolaan di timnya
keperawatan yang tepat untuk dan kemampuan asuhan keperawatan.
mengarahkan seluruh sumber daya Sedangkan perawat pelaksana disupervisi
keperawatan dalam menghasilkan terkait dengan kemampuan pelayanan dan
pelayanan keperawatan yang prima dan asuhan keperawatan yang dilaksanakan.
berkualitas (Sugiharto, A. S., Keliat, B. A., &
Sri, 2012). Supervisi dan evaluasi Agar supervisi dapat menjadi alat
merupakan bagian yang penting dalam pembinaan dan tidak menjadi momok bagi
manajemen serta keseluruhan tanggung staf maka perlu disusun standar
jawab pemimpin. Sehingga untuk mengelola penampilan yang diharapkan dari masing-
asuhan keperawatan dibutuhkan masing staf yang sudah dipahami oleh staf
kemampuan supervisi dari seorang manajer dan ada jadwal yang sudah diketahui dalam
keperawatan (Suyanto, 2009). Pemimpin supervisi.
yang paling efektif mempunyai hubungan
saling mendukung dengan karyawannya. Pelaksanaan supervisi kepala ruang di salah
Bagi perawat di ruang rawat inap, kepala satu rumah sakit di Semarang belum
ruangan adalah pemimpin yang dapat optimal dikarenakan belum adanya jadwal,
menggerakkan perawat untuk dapat instrumen penilaian, panduan, dokumentasi
melaksanakan asuhan keperawatan dengan hasil supervise, dan standar operasional
baik (Mulyono, H., Hamzah, A., & Abdullah, prosedur (SOP) supervisi. Kegiatan
2013). supervisi bersifat insidental sesuai dengan
kebutuhan dan belum dilaksanakan secara
Penelitian (Mua, 2011) yang terstruktur dan terdokumentasi dengan
mengemukakan bahwa tidak optimalnya baik. Penelitian ini bertujuan untuk
supervisi klinik kepala ruangan harus mengetahui gambaran pelaksanaan
mendapat perhatian yang serius dari bidang supervisi kepala ruang di salah satu rumah
keperawatan, mengingat resiko dan sakit di Semarang.
dampak yang dapat timbul berkaitan
Maria Hariyati Oktaviani - Gambaran Pelaksanaan Supervisi Kepala Ruang Terhadap Perawat Pelaksana Dalam
Keselamatan Pasien
Jurnal Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan, Vol 2 No 1, May 2019/ page 23-27 25
METODE
Penelitian ini menggunakan desain Hmm kalau supervisi yang biasa saya
penelitian deskriptif kualitatif, yang terapkan di ruangan saya yaa,, emang masih
bersifat situasional jadi supervisi dilakukan
bertujuan menggambarkan kepala ruang jika langsung ditemukan kesalahan pada staf
dalam pelaksanaan supervisi kepada tersebut, jadi tidak adanya jadwal yang pasti,
perawat associate. Subjek dalam penelitian terus saya tidak melakukan dokumentasi
ini adalah seluruh kepala ruang rawat inap sehabis melakukan supervisi, dan tidak juga
yang ada disalah satu instalasi rumah sakit memberikan feedback atau evaluasi secara
terstruktur….. (P1)
di Semarang. Objek penelitian ini mengenai Supervisi yang saya terapkan yaa…, langsung
persepsi kepala ruang terkait supervisi dan saya lakukan supervisi pada perawat yang
observasi pelaksanaan supevisi kepala langsung saya temukan kesalahan saat itu
ruang sesuai SOP dan hasil dokumentasi juga. Jadi tidak ada jadwal yang sudah
pelaksanaan supervisi. Instrumen dalam terprogram. Evaluasi yang saya berikan juga
masih bersifat umum. Dulu saya melakukan
penelitian ini menggunakan panduan domunetasi, tetapi 1 tahun terakhir ini saya
wawancara, lembar draft ceklist dan lembar sudah tidak mendokumentasikan hasil
observasi evaluasi yang dilakukan Karu supervisi saya… (P2)
berdasarkan SOP yang telah berpedoman
pada uraian tugas dan penilaian kinerja
kepala ruang dan perawat associate di
rumah sakit Semarang. Gambaran pelaksanaan supervise kepala
ruang sesuai SOP
HASIL
Tabel 1 Gambaran Pelaksanaan Supervisi
Gambaran persepsi pelaksanaan supervisi Berdasarkan SOP
kepala ruang sesuai SOP Observasi
Responden Capaian
Supervisi
Dari hasil penelitian diperoleh tentang Pre Karu Elang 1 5 50%
pengertian supervisi. Partisipan Karu Elang 2 5 50%
memandang pengertian supervisi adalah Post Karu Elang 1 10 100%
pengarahan, bimbingan, dan evaluasi Karu Elang 2 8 80%
kinerja perawat, seperti pada pernyataan
berikut : Hasil penelitian menunjukan bahwa adanya
perubahan pelaksanaan supervise
Ehmm supervisi yaa…. Nek gak salah itu berdasarkan SOP sebelum dan sesudah
seperti proses pengarahan atau bimbingan dilakukan sosialisasi pelaksanaan supervise
kepada staf bawahan……. (P1)
Supervisi kepala ruang yaa….. ? kemampuan
kepada kepala ruang. Adapun poin-poin
kita sebagai kepala ruang untuk bagaimana terkait dalam SOP yakni; kepala ruang
kita mengarahkan, membimbing, bahkan mampu 1) menggali dan mencari tahu
mengevaluasi terkait tindakan asuhan masalah, 2) mampu mencari dan menggali
keperawatan untuk meningkatkan kinerja kemampuan staf perawat terhadap solusi
demi keselamatan pasien…. (P2)
alternatif pemecahan masalah, 3) mampu
memberikan arahan saat supervise, 4)
Partisipan juga mengungkapkan terkait mampu memberikan feedback dan
gambaran mengenai pelaksanaan supervisi klarifikasi atas hasil supervise, 5) mampu
yang masih bersifat situasional, tidak menayakan komitmen staf dalam
terdokumentasi, tidak adanya evaluasi dan memperbaiki kesalahan dan berusaha
feedback, tidak adanya jadwal terstruktur, menjadi lebih baik, 6) mampu memberikan
dapat dilihat pada pernyataan berikut: reinforcement terhadap pencapaian
kemajuan staf perawat dan follow up
perbaikan, 7) mampu menetapkan solusi, 8)
Maria Hariyati Oktaviani - Gambaran Pelaksanaan Supervisi Kepala Ruang Terhadap Perawat Pelaksana Dalam
Keselamatan Pasien
Jurnal Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan, Vol 2 No 1, May 2019/ page 23-27 26
Etlidawati. (2012). Hubungan strategi supervisi Suyanto. (2009). Mengenal kepemimpinan dan
kepala ruang dengan motivasi perawat dalam manajemen keperawatan di rumah sakit.
pelaksanaan pendokumentasi asuhan Yogyakarta: Mitra Cendikia.
keperawatan di ruang rawat inap RSUD
Pariaman. UU No 44. (2009). Undang-undang Republik
Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah
Koivu, A. Sarinen, P. . & K. D. (2012). Clinical Sakit.
supervision promote medical- surgical nurses
Maria Hariyati Oktaviani - Gambaran Pelaksanaan Supervisi Kepala Ruang Terhadap Perawat Pelaksana Dalam
Keselamatan Pasien