Professional Documents
Culture Documents
Module 1:
Risk Management in Islamic
Perspective
Syllabus
Class
Class Meeting
Meeting Pre-Mid Semester Test Session Session Pre-Mid Semester Test Session
Session
LECTURE METHODOLOGY
1. Lecturing
2. Group and Interactive Discussion
3. Skill Practice through assignments
4. Case Study
5. Scoring convention:
a. Average [A(30%); MST(35%); FST
(35%)];
b. Score & grading maping:
Equivalen Score
Grade Points
Max Min
100.00 90.00 A 4
89.99 85.00 A‐ 3.7
84.99 80.00 B+ 3.3
79.99 75.00 B 3
74.99 70.00 B‐ 2.7
69.99 65.00 C+ 2.3
64.99 60.00 C 2
59.99 55.00 D 1
54.99 0.00 E 0
Perspektif Syariah:
Merupakan suatu tindakan mengidentifikasi
risiko-risiko kehidupan di dunia dan akhirat
secara terencana dan terukur, dan
melaksanakan berbagai amal saleh untuk
mengendalikannya agar tercapai
kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
Setiap orang tentu ingin sukses atau berhasil dalam hidupnya, pada bidangnya masing-masing. Mereka ingin segala harapannya tercapai dan terwujud
nyata. Keberhasilan hanya dapat diraih dengan usaha atau ikhtiar keras dan sungguh-sungguh dengan diiringi doa.
Dalam ikhtiar ini, seseorang perlu sabar menjalani setiap prosesnya. Alquran menyebutkan bahwa sabar adalah salah satu bentuk meminta
tolong kepada Allah SWT selain shalat, “Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat.” (QS al-Baqarah [2]: 45).
Dalam hadisnya, Nabi SAW bahkan mengatakan, sabar adalah bagian dari iman, “Sabar adalah setengah dari iman dan keyakinan adalah seluruh
keimanan.” (HR ath-Thabrani dan al-Baihaqi). Ibnu Qayyim al-Jauziyah dalam kitab al-Fawa’id menegaskan, “Kedudukan sabar dalam iman laksana
kepala bagi seluruh tubuh. Apabila kepala sudah terpotong maka tidak ada lagi kehidupan di dalam tubuh.”
Ikhtiar adalah kewajiban manusia, sementara Allah SWT yang menentukan takdirnya. Manusia tidak pernah tahu takdirnya dan karena itu mesti
terus berikthiar untuk menemukan dan menjalani takdirnya itu sampai akhir hayat.
Ketika dalam proses ikhtiar ini ada sesuatu yang manusia rasakan sulit atau ia anggap merugikannya, pada hakikatnya itu adalah ujian
sementara yang mesti disikapi dengan sabar; menahan diri sejenak untuk memikirkan permasalahan yang dihadapi dengan pikiran dan hati yang
jernih, mencari solusinya, kemudian berikhtiar lagi dengan cara-cara lain yang lebih baik. Karena, seperti dikatakan Allah SWT, “Sesungguhnya Allah
tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.” (QS ar-Ra’d [13]: 11)
Sabar dalam hal ini, seperti dikatakan Imam al-Ghazali dalam kitab Ihya’ ‘Ulumiddin, termasuk bentuk sabar dalam ketaatan kepada Allah. Ikthiar itu
sendiri merupakan bentuk ketaatan kepada Allah karena itu adalah kewajiban dari Allah yang dibebankan kepada setiap manusia.
Al-Ghazali mengatakan, sabar dalam ketaatan yaitu melaksanakan tugas atau kewajiban dengan ikhlas, tidak menggerutu atau mengeluh saat
menghadapi kesulitan di dalamnya. Namun, apabila seseorang berkeluh kesah saat melaksanakannya, maka yang demikian itu belum termasuk sabar,
terutama dalam hal beribadah kepada Allah SWT. Ibnu Abbas pernah mengatakan, “Sabar dalam menjalankan kewajiban Allah pahalanya 300 derajat.”
Sabar adalah sikap paling baik dalam menghadapi setiap masalah atau ujian. Nabi SAW mengatakan, “Siapa saja yang bersabar maka Allah akan
menjadikan dirinya penyabar, dan tiada pemberian yang Allah berikan kepada seseorang yang lebih baik dan lebih luas manfaatnya daripada kesabaran.”
(HR al-Bukhari dan Muslim).
Allah pun memuji orang yang sabar, yang pantang menyerah dalam menjalani setiap kesulitan, “Dan betapa banyak nabi yang berperang didampingi
sejumlah besar dari pengikut(nya) yang bertakwa. Mereka tidak (menjadi) lemah karena bencana yang menimpanya di jalan Allah, tidak patah semangat
dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Dan Allah mencintai orang-orang yang sabar.” (QS Ali ‘Imran [3]: 146).
Sabar adalah sikap yang baik dalam ikhtiar manusia, bahkan dalam segala hal, baik itu yang manusia nilai sebagai sesuatu yang
menguntungkan atau merugikan. Selalu ada keajaiban dan jalan keluar yang didapatkan orang yang sabar. Terkadang itu muncul pada saat yang tak ia
duga-duga.
Selama seseorang bersabar, kebaikan akan selalu ia dapatkan. Nabi SAW menegaskan, “Sungguh menakjubkan urusan orang Mukmin. Sesungguhnya
semua urusannya adalah baik. Apabila mendapatkan kelapangan maka dia bersyukur dan itu kebaikan baginya. Bila ditimpa kesempitan maka dia
Islamicdan
bersabar Risk
ituManagement
kebaikan baginya.” (HR Muslim).
Lecturer: Dr. Muhammad Syarif Surbakti, SE.Ak., MSc 9
3. Mencegah kemu- 195. Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu
dharatan, kesulit- menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena
an dan kebinasaan sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik. [QS Al-Baqarah
wajib dilakukan (2):195]
4. Raihlah kebahagia- 77. Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan)
an dan kesejah- negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan)
teraan dunia & duniawi dan berbuat baiklah (kepada diri sendiri dan orang lain) sebagaimana Allah
akhirat telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. [QS Al-
Qashash (28):77]
Islamic Risk Management
Lecturer: Dr. Muhammad Syarif Surbakti, SE.Ak., MSc 10
KONSEP FUNDAMENTAL MANAJEMEN
RISIKO DALAM ISLAM
1. Potensi risiko (kerugian duniawi dan ukhrowi) yang melekat harus diantisipasi dan
dimitigasi sebagai bentuk SABAR, TAKWA dan AMAL SALEH:
(1) Demi masa. (2) Sungguh, manusia berada dalam kerugian, (3) kecuali orang-orang yang
beriman dan mengerjakan amal-saleh serta saling menasihati untuk kebenaran, dan saling
menasihati untuk keSABARan (QS QS Al-Ashr [103]:1-3).
(153) Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah SABAR dan SHALAT sebagai penolongmu,
sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.
(155) Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan
harta, jiwa dan buah-buahan. Berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang SABAR.
(156). (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata, "Inna lillaahi wa
innaa ilaihi raaji'uun" (Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nya-lah Kami
kembali).
(157) Mereka itulah yang memperoleh ampunan dan rahmat dari Tuhannya, dan mereka itulah
orang-orang yang mendapat petunjuk (QS Al-Baqarah [2]:153, 155-157).
Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang
mereka anak-anak yang lemah, yang mereka KHAWATIR terhadap (kesejahteraan) mereka.
Oleh sebab itu hendaklah mereka berTAKWA kepada Allah dan hendaklah mereka
mengucapkan perkataan yang benar (QS An-Nisa' [4]: 9).
Manfaatkan lima perkara sebelum lima perkara : [1] Waktu mudamu sebelum datang waktu
tuamu, [2] Waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu, [3] Masa kayamu sebelum datang
masa kefakiranmu, [4] Masa luangmu sebelum datang masa sibukmu, [5] Hidupmu sebelum
Islamic Risk Managementdatang kematianmu.” (HR. Al Hakim)
Lecturer: Dr. Muhammad Syarif Surbakti, SE.Ak., MSc 11
4. Risiko dan kerugian terbesar ummat manusia, yaitu terjerumus ke dalam neraka,
wajib dihindari
(20) Tidak sama para penghuni neraka dengan para penghuni
surga; para penghuni surga itulah orang-orang yang memperoleh
kemenangan (QS al Hasyr [59]:20).
(6) Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia
dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak
durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka
dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan (QS At-Tahrim [66]:6).
Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa: "Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini,
negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezeki dari buah-buahan kepada
penduduknya yang beriman diantara mereka kepada Allah dan hari
kemudian”. Allah berfirman: "Dan kepada orang yang kafirpun Aku
beri kesenangan sementara, kemudian Aku paksa ia menjalani siksa
neraka dan itulah seburuk-buruk tempat kembali" (QS al Baqarah
[2]:126)
6. Hindari berhutang, jika terpaksa berhutang, wajib melunasi agar bisa masuk
surga.
“Barangsiapa yang ruhnya terpisah dari jasadnya dan dia terbebas dari tiga
hal: [1] sombong, [2] ghulul (khianat), dan [3] hutang, maka dia akan masuk
surga”. (HR. Ibnu Majah)
“Barangsiapa yang mati dalam keadaan masih memiliki hutang satu dinar
atau satu dirham, maka hutang tersebut akan dilunasi dengan
kebaikannya (di hari kiamat nanti) karena di sana (di akhirat) tidak
ada lagi dinar dan dirham.” (HR. Ibnu Majah). Artinya manusia berpotensi
merugi dan bangkrut di akhirat karena amal kebaikannya dikurangi untuk
kebaikan pemberi piutang.
“Jiwa seorang mukmin masih bergantung dengan hutangnya hingga dia
melunasinya.” (HR. Tirmidzi)
Dari Salamah bin Al Akwa’ r.a., berkata: Kami duduk di sisi Nabi SAW. Lalu
didatangkanlah satu jenazah …. (dst). Kemudian didatangkan lagi jenazah
ketiga, lalu para sahabat berkata, “Shalatkanlah dia!” Beliau bertanya, “Apakah
dia meningalkan sesuatu?” Mereka (para sahabat) menjawab, “Tidak ada.” Lalu
beliau bertanya, “Apakah dia memiliki hutang?” Mereka menjawab, “Ada
tiga dinar.” Beliau berkata, “Shalatkanlah sahabat kalian ini.” Lantas Abu
Qotadah berkata, “Wahai Rasulullah, shalatkanlah dia. Biar aku saja yang
menanggung hutangnya.” Kemudian beliau pun menyolatinya.” (HR. Bukhari)
Islamic Risk Management
Lecturer: Dr. Muhammad Syarif Surbakti, SE.Ak., MSc 18
DISCUSSION CORNER
ISLAM
Ibadah Muamalah
Kemaslahatan =
Menghindari Mafsadah
(Manajemen Risiko)
Diskusikan 1 contoh
untuk setiap unsur
Apabila kelima
Ketika seseorang
membeli polis asuransi JIWA unsur ini tidak HARTA
syariah dengan struktur terpelihara,
yang baik dan benar, kehidupan manusia
maka tindakan ini yang luhur tidak
merupakan aplikasi dari akan tercapai secara
manajemen risiko Islami
yang mana? sempurna
AGAMA AKAL
KETU-
RUNAN
Islamic Risk Management
Lecturer: Dr. Muhammad Syarif Surbakti, SE.Ak., MSc 20
MANAJEMEN RISIKO JIWA
Islam sangat menjaga risiko hilangnya jiwa dengan memelihara hak hidup secara terhormat dan
memelihara jiwa dari segala bentuk sakit dan penyakit, penganiayaan seperti pembunuhan,
penyiksaan dan sebagainya.
Termasuk di dalamnya memelihara kemuliaan atau harga diri manusia dengan mencegah qadzaf
(menuduh berbuat zinah), mencaci maki dan ucapan-ucapan yang tidak bermanfaat.
Islam melindungi kebebasan berkarya, berfikir, berpendapat, dan berikhtiar yang bertujuan
menegakkan pilar-pilar kehidupan manusia secara terhormat dan sepanjang tidak merugikan orang
lain dan melanggar atau merusak akidah/keimanan.
Islam melindungi keberlangsungan kesehatan manusia jangka panjang dengan mengatur apa yang
boleh dan tidak boleh dikonsumsi. Kehilangan kesehatan berdampak secara langsung kepada
kematian, atau setidaknya menurunkan kualitas kehidupan secara signifikan.
Landasan syariah:
Oleh karena itu, Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil (dan semua manusia), bahwa barang siapa membunuh seseorang, bukan karena
orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena berbuat kerusakan di bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh semua manusia.
Barang siapa memelihara kehidupan seorang manusia, maka seakan-akan dia telah memelihara kehidupan semua manusia. Sesungguhnya
Rasul Kami telah datang kepada mereka dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas. Tetapi kemudian banyak di antara mereka
setelah itu melampaui batas di bumi. [QS al Maidah (5):32]
Dan barangsiapa yang membunuh seorang mu'min dengan sengaja, maka balasannya ialah Jahannam, kekal ia di dalamnya dan Allah
murka kepadanya, dan mengutukinya serta menyediakan azab yang besar baginya. [QS An-Nisaa (4):93]
Dan tidak layak bagi seorang mu'min membunuh seorang mu'min (yang lain), kecuali karena tersalah (tidak sengaja), dan barangsiapa
membunuh seorang mu'min karena tersalah (hendaklah) ia memerdekakan seorang hamba sahaya yang beriman serta membayar diat yang
diserahkan kepada keluarganya (si terbunuh itu), kecuali jika mereka (keluarga terbunuh) bersedekah. Jika ia (si terbunuh) dari kaum yang
memusuhimu, padahal ia mu'min, maka (hendaklah si pembunuh) memerdekakan hamba-sahaya yang mukmin. Dan jika ia (si terbunuh)
dari kaum (kafir) yang ada perjanjian (damai) antara mereka dengan kamu, maka (hendaklah si pembunuh) membayar diat yang
diserahkan kepada keluarganya (si terbunuh) serta memerdekakan hamba sahaya yang mukmin. Barangsiapa yang tidak memperolehnya,
maka hendaklah ia (si pembunuh) berpuasa dua bulan berturut-turut sebagai cara taubat kepada Allah. Dan adalah Allah Maha Mengetahui
Islamiclagi
Risk Management
Maha Bijaksana. [QS An-Nisaa (4) : 93]
Lecturer: Dr. Muhammad Syarif Surbakti, SE.Ak., MSc 21
Agama menjadi keharusan bagi manusia dan merupakan ciri khas dan fitrah yang paling mendasar
bagi manusia. Tanpa agama, manusia akan sesat dan tidak mengetahui mana yang haq dan bathil.
Sendi-sendi keimanan (6 rukun iman) dan amal-soleh harus dijaga dan ditegakkan sebagai fondasi
agama Islam.
Tanpa keberagamaan yang benar dan baik, maka diancam dan dihukum sebagai penghuni neraka
dan kekal di dalamnya.
Agama memberikan nilai-nilai kemanusiaan yang menjadikan manusia menjadi lebih tinggi
derajatnya dari derajat hewan
Islam mensyariatkan berbagai bentuk ibadah untuk memelihara dan mempertahankan kehidupan
beragama, serta membentengi jiwa dengan nilai-nilai keagamaan
Masuk ke dalam agama Islam haruslah dengan kesadaran sendiri. Manusia harus memperoleh rasa
aman dan damai, tanpa adanya intimidasi, provokasi dan paksaan dari pihak manapun.
Landasan syariah:
Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah
itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. [QS Ar-Ruum (30):30]
(103)Katakanlah (Muhammad), "Apakah perlu Kami beritahukan kepadamu tentang orang yang paling rugi perbuatannya?" (104)(yaitu)
orang yang sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia, sedangkan mereka mengira telah berbuat sebaik-baiknya. (105)Mereka itu
adalah orang yang mengingkari ayat-ayat Tuhan mereka dan (tidak percaya) terhadap pertemuan dengan-Nya. Maka sia-sia amal-
mereka, dan Kami tidak memberikan penimbangan terhadap (amal) mereka pada hari kiamat. (106) Demikianlah, balasan mereka itu neraka
Jahanam, karena kekafiran mereka, dan karena mereka menjadikan ayat-ayat-Ku dan rasul-rasul-Ku sebagai bahan olok-olok. [QS al Kahfi
(18):103-106].
Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam), sesungguhnya telah jelas antara jalan yang benar dengan jalan yang sesat. Barang
siapa ingkar kepada thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya dia telah berpegang (teguh) kepada buhul tali yang sangat kuat
Islamic Risk
yang Management
tidak akan putus. Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui [QS al Baqarah (2):256]
Lecturer: Dr. Muhammad Syarif Surbakti, SE.Ak., MSc 23
Islam memelihara kelestarian manusia hanya melalui lembaga penikahan yang sah sesuai syariat
Pengasuhan dan pendidikan anak secara langsung oleh orang tua sangat ditekankan
Memberi nafkah dan kesejahteraan lahir, batin dan ruhani anak-anak secara optimal sehingga tidak
meninggalkan keturunan yang lemah (pendidikan, fisik, skill, agama/akidah dan finansial)
Larangan mendekati zinah dan hukuman zinah yang sangat berat, untuk menghindari risiko keturunan
tanpa nasab yang jelas dan sah, dan berbagai jenis penyakit yang membahayakan kehidupan manusia.
Landasan syariah:
Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka
khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan
perkataan yang benar. [QS An-Nisaa’ (4):9]
Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut miskin. Kamilah yang memberi rezeki kepada mereka dan kepadamu.
Membunuh mereka itu suatu dosa yang besar [QS al Isra (17):31].
Dan janganlah kamu mendekati zina; (zina) itu sungguh suatu perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk. [QS al Isra (17):32]
Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyusui secara sempurna. Dan kewajiban
ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma'ruf. Seorang tidak dibebani lebih dari kesanggupannya. Janganlah seorang
ibu menderita karena anaknya dan jangan pula seorang ayah menderita karena anaknya. Ahli waris pun berkewajiban seperti itu pula. Apabila
keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan persetujuan dan permusyawaratan antara keduanya, maka tidak ada dosa atas
keduanya. Dan jika kamu ingin menyusukan anakmu kepada orang lain, maka tidak ada dosa bagimu memberikan pembayaran menurut yang
patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan. [QS al Baqarah (2):233]
Siapa yang memiliki anak perempuan, dia tidak membunuhnya dengan dikubur hidup-hidup, tidak menghinanya, dan tidak lebih
mengunggulkan anak laki-laki dari pada anak perempuan, maka Allah akan memasukkannya ke dalam surga. (HR. Abu Daud, Ahmad dan
didhaifkan oleh Syuaib al-Arnauth)
Telah menceritakan kepada kami Hisyam bin ‘Ammar ad-Dimasyqi, telah menceritakan kepada kami ar-Rabi’ bin Badr, dari al-Jurairi, dari al-
Hasan, dari Anas bin Malik, dia berkata, “Rasulullah saw. memberikan rukhshah (keringanan) bagi wanita hamil yang mengkhawatirkan
dirinya dan wanita menyusui yang mengkhawatirkan anaknya untuk tidak berpuasa.” [HR Ibnu Majah]
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu”. [QS At-
Islamic Risk Management
Tahrim (66):6]
Lecturer: Dr. Muhammad Syarif Surbakti, SE.Ak., MSc 24
MANAJEMEN RISIKO AKAL
Akal merupakan karunia agung yang diberikan Allah SWT kepada bani Adam. Ia adalah pembeda antara
manusia dengan hewan, dengannya mereka dapat terus berinovasi dan membangun peradaban, dan
dengannya mereka dapat membedakan mana yang benar/bermanfaat dan mana yang salah/berbahaya
sesuai jangkauan akal mereka.
Islam sangat memelihara dan menjaga akal manusia. Karenanya, Islam mengharamkam segala sesuatu
yang merusak akal, di antaranya khamar (minuman keras dan narkoba).
Ibnu Taimiyyah mengatakan, “Akal merupakan syarat mempelajari semua ilmu. Ia juga syarat menjadikan
semua amalan itu baik dan sempurna, dan dengannya ilmu dan amal menjadi lengkap. Untuk mencapai itu
semua, akal bukanlah sesuatu yang dapat berdiri sendiri, tapi akal merupakan kemampuan dan kekuatan
dalam diri seseorang, sebagaimana kemampuan melihat yang ada pada mata. Maka apabila akal itu
terhubung dengan cahaya iman dan al-Qur’ân, maka itu ibarat cahaya mata yang terhubung dengan
cahaya matahari atau api” [Majmû’ul Fatâwâ, 3/338].
Landasan syariah:
Abu Darda’ berkata, sesungguhnya aku pernah mendengar Nabi saw bersabda, “Barangsiapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka
Allah akan mudahkan baginya di antara jalan menuju surga. Sesungguhnya malaikat meletakkan sayapnya sebagai tanda ridho pada
penuntut ilmu. Sesungguhnya orang yang berilmu dimintai ampun oleh setiap penduduk langit dan bumi, sampai pun ikan yang berada dalam
air. Sesungguhnya keutamaan orang yang berilmu dibanding ahli ibadah adalah seperti perbandingan bulan di malam badar dari bintang-
bintang lainnya. Sesungguhnya ulama adalah pewaris para Nabi. Sesungguhnya Nabi tidaklah mewariskan dinar dan tidak pula dirham.
Barangsiapa yang mewariskan ilmu, maka sungguh ia telah mendapatkan keberuntungan yang besar.” (HR. Abu Daud).
Tidakkah mereka merenungi al-Qur’ân?! Sekiranya ia bukan dari Allâh, pastilah mereka menemukan banyak hal yang bertentangan di
dalamnya. [QS an-Nisâ’ (4):82]
Tidakkah kalian memperhatikan pada unta, bagaimana ia diciptakan? Dan pada langit, bagaimana ia ditinggikan? Dan pada gunung-gunung,
bagaimana itu ditegakkan? Dan pada bumi, bagaimana ia dihamparkan? Maka berilah peringatan, sesungguhnya engkau hanyalah pemberi
peringatan. [QS al-Ghasyiyah (88):17-20]
Mereka bertanya kepadamu tentang khamr dan judi. Katakanlah, "Pada keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi
manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya". …... Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu
Islamic Risk Management
berfikir. [QS al Baqarah (2): 219] 25
Lecturer: Dr. Muhammad Syarif Surbakti, SE.Ak., MSc
Memelihara harta dilakukan dengan mencegah perbuatan yang menodai harta sepeti pencurian (berlaku
hukuman pidana potong tangan) dan kebangkrutan lainnya yang dapat dicegah sejak dini.
Mengatur sistem muamalah dengan menerapkan prinsip halal, toyyib, adil, saling ridho dan melarang
transaksi finansial berbasis spekulasi, transaksi yang tersamar, mengandung unsur kebathilan, ribawi, dan
menzalimi orang lain.
Menghindari harta terkonsentrasi pada segelintir golongan saja, tetapi harus diproduktifkan melalui
mekanisme sedekah, zakat dan investasi ke dalam usaha (real sector) yang memberikan manfaat bagi
lingkungan dan masyarakat luas.
Hakikatnya, harta mutlak milik Allah SWT dan manusia hanyalah penerima amanah titipan harta.
Bertakwa dengan sebaik-baiknya dan bersedekah dalam keadaan lapang maupun sempit.
Hindari berhutang sedapat mungkin. Jika terpaksa, baik karena kebutuhan hidup atau transaksi jual beli,
wajib tercatat (tertulis) dan disaksikan oleh orang-orang yang bersikap adil.
Landasan syariah:
Hai orang yang beriman! Janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil (tidak benar), kecuali dalam
perdagangan yang berlaku atas dasar suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sungguh,Allah Maha
Penyayang kepadamu. " (QS: An-Nisaa (4):29).
Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan
dan sebagai siksaan dari Allah. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Maka barangsiapa bertaubat (di antara pencuri-pencuri itu)
sesudah melakukan kejahatan itu dan memperbaiki diri, maka sesungguhnya Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang [QS al-Mâidah (5):38-39]
Orang-orang yang memakan riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan karena (tekanan) penyakit gila.
Yang demikian itu karena mereka berkata bahwa jual beli itu sama dengan riba. Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba. Barang siapa mendapatkan peringatan dari Tuhannya, lalu dia berhenti, maka apa yang telah diperolehnya dahulu
menjadi miliknya, dan urusannya (terserah) kepada Allah. Barang siapa yang mengulangi (mengambil riba), maka mereka itu penghuni
Islamicneraka,
Risk Management
mereka kekal di dalamnya. [QS al Baqarah (2):275]
Lecturer: Dr. Muhammad Syarif Surbakti, SE.Ak., MSc 26
MANAJEMEN RISIKO HARTA (lanjutan)
Landasan syariah:
Harta rampasan (fai’i) yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya (yang berasal) dari penduduk beberapa negeri, adalah untuk Allah, rasul,
kerabat (rasul), anak-anak yatim, orang-orang miskin dan untuk orang-orang yang dalam perjalanan, agar harta itu jangan hanya beredar di
antara orang-orang kaya saja di antara kamu. Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu,
maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah sangat keras hukumannya. [QS al Hasyr (59):7]
(26) Dan berikanlah haknya kepada kerabat dekat, juga kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan; dan janganlah kamu
menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. (27) Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah saudara setan dan setan itu
sangat kufur kepada Tuhannya [QS al Isra (17):26-27]
Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan infakkanlah (di jalan Allah) sebagian dari harta yang Dia telah menjadikan kamu sebagai
penguasanya (amanah). Maka orang-orang yang beriman di antara kamu dan meinfakkannya (hartanya di jalan Allah) memperoleh pahala
yang besar. [QS Al Hadid (57):7]
Manfaatkan lima perkara sebelum lima perkara : [1] Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu, [2] Waktu sehatmu sebelum datang waktu
sakitmu, [3] Masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu, [4] Masa luangmu sebelum datang masa sibukmu, [5] Hidupmu sebelum datang
kematianmu.” [HR. Al Hakim]
Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih
yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan
Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui [QS Al-Baqarah (2):261].
(2) ……. Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. (3) Dan memberinya rezeki dari arah
yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.
Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu
[QS Al-Baqarah (2):261].
“Barangsiapa yang mati dalam keadaan masih memiliki hutang satu dinar atau satu dirham, maka hutang tersebut akan dilunasi dengan
kebaikannya (di hari kiamat nanti) karena di sana (di akhirat) tidak ada lagi dinar dan dirham.” (HR. Ibnu Majah). Artinya manusia
berpotensi merugi dan bangkrut di akhirat karena amal kebaikannya dikurangi untuk kebaikan pemberi piutang.
Dari Salamah bin Al Akwa’ r.a., berkata: Kami duduk di sisi Nabi SAW. Lalu didatangkanlah satu jenazah …. (dst). Kemudian didatangkan lagi
jenazah ketiga, lalu para sahabat berkata, “Shalatkanlah dia!” Beliau bertanya, “Apakah dia meningalkan sesuatu?” Mereka (para sahabat)
menjawab, “Tidak ada.” Lalu beliau bertanya, “Apakah dia memiliki hutang?” Mereka menjawab, “Ada tiga dinar.” Beliau berkata,
“Shalatkanlah sahabat kalian ini.” Lantas Abu Qotadah berkata, “Wahai Rasulullah, shalatkanlah dia. Biar aku saja yang menanggung
Islamichutangnya.” Kemudian beliau pun menyolatinya.” (HR. Bukhari)
Risk Management
Lecturer: Dr. Muhammad Syarif Surbakti, SE.Ak., MSc 27
Mengapa Islam melarang keras riba dan mengancam para pelakunya dengan
hukuman super berat, kekal di dalam neraka?
Time Time
• Maysir (speculative)
• Bathil (untrue business)
• Haram (prohibited substance)
• Zalim (harmfulness)
• Riba (interest system & money as commodity)
• Gharar (unclear T&C)
Islamic Risk Management • High inflation
Lecturer: Dr. Muhammad Syarif Surbakti, SE.Ak., MSc 29
PT XYZ PT XYZ
NERACA LABA RUGI
31 DES 200X For Year Ended at 31 Dec 200x
PT XYZ BANK
PARTISIPASI MODAL
(RISIKO) dalam % 10% 80%
Riba Menimbulkan
PengangguranYang Tinggi
%
Tingkat Keuntungan (Rate of Return)
0 y
x Jumlah Unit Usaha
SEJARAH TAKAFUL
TAKAFUL?
Makna Lainnya
• Takaful berasal dari kata kafal atau kafalah yang artinya menjamin atau bertanggung jawab untuk sesuatu. Menjamin satu
sama lain, artinya menolong, mengasuh, memelihara dan mengambil alih perkara seseorang. Pengertian ini dikhususkan
kepada persepakatan tolong menolong secara teratur (sistem) antara sejumlah orang, sehingga apabila bahaya itu menimpa
seseorang di kalangan mereka, semuanya ikut membantu atau meringankannya dengan cara memberikan bagian yang tidak
menyulitkan masing-masing guna menghilangkan bencana.
• Jaminan bersama
• Ta’min berasal dari kata amanah, yang mempunyai makna memberi perlindungan, ketenangan, rasa aman, dan bebas dari
rasa takut. Ta’min adalah saling memberikan jaminan dalam hal-hal yang positif antara sesama anggota masyarakat/peserta.
• Tadhamun, adalah sikap keadilan dan solidaritas antara sesama anggota dalam menghadapi kesulitan. Sebuah upaya saling
menanggung yaitu bertujuan saling menutupi kerugian atas suatu peristiwa dan musibah yang dialami oleh seseorang. Hal
ini dilakukan oleh seseorang yang menanggung untuk memberikan sesuatu kepada orang yang ditanggung berupa pengganti
(sejumlah
Islamic uang atau barang) karena adanya musibah yang menimpa tertanggung.
Risk Management
Lecturer: Dr. Muhammad Syarif Surbakti, SE.Ak., MSc 34
34
SEJARAH TAKAFUL
Syariah
MUAMALAH
Ibadah Muamalah
Rumus : ?
Semuanya boleh, kecuali yang telah dilarang oleh al
Quran & Sunnah (Nabi SAW)
ZAT SIFAT
TRANSAKSI
BEBERAPA ISTILAH
Bai’ adalah akad pertukaran harta yang bertujuan memindahkan kepemilikan Riba adalah tambahan yang diberikan dalam pertukaran barangbarang ribawi
harta tersebut. (al-amwal al-ribawiyah) dan tambahan yang diberikan atas pokok utang
Bai’ al-Ma’dum adalah jual beli yang obyek (mabi’)-nya tidak ada pada saat dengan imbalan penangguhan pembayaran secara mutlak.
akad, atau jual beli atas barang (efek) padahal penjual tidak memiliki Tadlis adalah tindakan menyembunyikan kecacatan obyek akad yang dilakukan
barang (efek) yang dijualnya. oleh penjual untuk mengelabui pembeli seolah-olah obyek akad tersebut
Bai’ al-Maksyuf adalah bentuk jual beli yang mengandung gharar, yaitu jual beli tidak cacat.
secara tunai atas barang (efek) yang bukan milik penjual dan penjual Taghrir adalah upaya mempengaruhi orang lain, baik dengan ucapan maupun
Tidak diberi izin oleh pemilik untuk menjualkan, atau jual beli secara tunai tindakan yang mengandung kebohongan, agar terdorong untuk
atas barang (efek) padahal penjual tidak memiliki barang (efek) yang melakukan transaksi.
dijualnya. Talaqqi al-rukban adalah bagian dari ghabn; yaitu jual-beli atas barang dengan
Bai’ al-Musawamah adalah akad jual beli dengan kesepakatan harga pasar harga jauh di bawah harga pasar karena pihak penjual tidak mengetahui
yang wajar melalui mekanisme tawar menawar yang berkesinambungan. harga tersebut.
Dharar adalah tindakan yang dapat menimbulkan bahaya atau kerugian pihak
lain.
Ghabn adalah ketidakseimbangan antara dua barang (obyek) yang
dipertukarkan dalam suatu akad, baik segi kualitas maupun kuantitasnya;
Ghabn Fahisy adalah ghabn tingkat berat, seperti jual-beli atas barang dengan
harga jauh di bawah harga pasar.
Gharar adalah ketidakpastian dalam suatu akad, baik mengenai kualitas atau
kuantitas obyek akad maupun mengenai penyerahannya.
Ghisysy adalah salah satu bentuk tadlis; yaitu penjual
menjelaskan/memaparkan keunggulan/keistimewaan barang yang dijual
serta menyembunyikan kecacatannya.
Ihtikar adalah membeli suatu barang yang sangat diperlukan masyarakat pada
saat harga mahal dan menimbunnya dengan tujuan untuk menjualnya
kembali pada saat harganya lebih mahal;
Jahalah adalah ketidakjelasan dalam suatu akad, baik mengenai obyek akad,
kualitas atau kuantitas (shifat)-nya, harganya (tsaman), maupun
mengenai waktu penyerahannya;
Najsy/Tanajusy adalah tindakan menawar barang dengan harga lebih tinggi
oleh pihak yang tidak bermaksud membelinya, untuk menimbulkan kesan
banyak pihak yang berminat membelinya.
Islamic Risk Management
Lecturer: Dr. Muhammad Syarif Surbakti, SE.Ak., MSc 38
ALKITAB KRISTIANI JUGA MELARANG KONSUMSI BABI
Ulangan 14:8 ”juga babi hutan, karena memang berkuku belah, tetapi tidak memamah biak; haram itu bagimu. Daging
binatang-binatang itu janganlah kamu makan dan janganlah kamu terkena bangkainya.”
Konsep takaful dilaporkan telah dipraktekkan dalam berbagai bentuk sejak 622 Sdh.M. Ahli hukum Islam
mengakui bahwa dasar tanggung jawab bersama (dalam sistem aquila seperti yang dilakukan antara Muslim
Mekkah dan Madinah) meletakkan dasar asuransi saling tolong menolong. Disebut juga dengan istilah Nidzam al
Aqilah (nidzam = dispilin, aqilah = saudara pihak ayah usaha penuh disiplin dan tanggung jawab dari saudara
Islamicbapak).
pihak Risk Management
Lecturer: Dr. Muhammad Syarif Surbakti, SE.Ak., MSc 43
SEJARAH TAKAFUL
SEJARAH TAKAFUL
1. Difasilitasi dan dimediasi oleh Prudential Syariah, sesama peserta mengikatkan diri
menjadi peserta ULiPS menggunakan Akad Tabarru’ yaitu, akad yang dilakukan dalam
bentuk hibah dengan tujuan kebajikan dan tolong menolong antar peserta, bukan
untuk tujuan komersial (FATWA DSN No.21/DSN-MUI/X/2001 re Pedoman Umum Asuransi
Syari’ah).
2. Setiap peserta menunjuk Prudential Syariah sebagai wakil untuk kelola ULiPS
menggunakan akad Wakalah bil ujrah (fee based deputyship).
3. Peserta menggunakan akad Bai’ al-Naqd (jual beli tunai) atas investasi ULiPS.
3.Bai’ al-Naqd
(JBT)
Tabaruk Fund
3.Bai’ al-Naqd 6.Kafalah
(JBT) 8.Refund surplus
5. Qardh
7.Qardh
2.Wakalah bil ujrah
JBT = jual beli tunai
(Fee based deputyship) ULiPS = unit linked Prudential Syariah
Islamic Risk Management
Lecturer: Dr. Muhammad Syarif Surbakti, SE.Ak., MSc 49
Unit Linked Syariah (ULS) adalah produk takaful yang dikaitkan dengan investasi pasar modal syariah, dimana
akumulasi keuntungan investasi digunakan sebagai sumber pembayaran biaya asuransi (cost of takaful atau
tabaruk). ULS berpotensi besar memberikan manfaat bagi peserta membayar kontribusi takaful dalam kurun
waktu jauh lebih singkat dari masa manfaat takafulnya sendiri.
Contoh: Masa manfaat takaful diberikan hingga peserta berusia 75 tahun (misalnya masa ini setara dengan 25
tahun masa kepesertaan). Peserta dapat diproyeksikan membayar kontribusi sejumlah tertentu selama 10 tahun.
Cost of takaful atau tabaruk 15 tahun berikutnya akan dibayarkan dari hasil investasi yang telah berhasil
diakumulasi selama 10 tahun pertama masa pembayaran kontribusi.
Keuntungan lainnya, jika realisasi tingkat imbal hasil ULS rata-rata seperti atau lebih tinggi dari “asumsi tinggi”
yang digunakan dalam membuat proposal/ilustrasi, peserta berpeluang besar memiliki nilai tunai yang jauh lebih
besar dari akumulasi kontribusi yang telah disetorkan selama 10 tahun pertama.
UNIT LINKED
PRUDENTIAL SYARIAH
(ULiPS)
Sharia screening instrumen pasar modal (Efek)
Syariah
(Fatwa DSN No: 40/DSN-MUI/X/2003 re Pasar Modal & Pedoman
Umum Penerapan Prinsip Syariah Di Bidang Pasar Modal) (BAPEPAM-LK: Kep-208/BL/2012 re Kriteria & Penerbitan DES)
Tidak boleh atas efek pasar modal yang berasal kegiatan usaha sebagai berikut: Efek syariah berupa saham termasuk HMETD dan Waran syariah yang
a. perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang diterbitkan oleh Emiten menyatakan atau tidak menyatakan bahwa kegiatan usaha
dilarang; serta cara pengelolaan usahanya dilakukan berdasarkan prinsip syariah, sepanjang
b.lembaga keuangan konvensional (ribawi), termasuk perbankan dan asuransi Emiten :
konvensional; a. tidak melakukan kegiatan usaha sebagai berikut:
c. produsen, distributor, serta pedagang makanan dan minuman yang haram; 1) perjudian dan permainan yang tergolong judi;
dan 2) perdagangan yang dilarang menurut syariah, antara lain:
d.produsen, distributor, dan/atau penyedia barang-barang ataupun jasa yang (a) perdagangan yang tidak disertai dengan penyerahan barang/jasa;
merusak moral dan bersifat mudarat. (b) perdagangan dengan penawaran/permintaan palsu;
e. melakukan investasi pada Emiten (perusahaan) yang pada saat transaksi 3) jasa keuangan ribawi, antara lain:
tingkat (nisbah) hutang perusahaan kepada lembaga keuangan ribawi lebih (a) bank berbasis bunga;
dominan dari modalnya; (b) perusahaan pembiayaan berbasis bunga;
Emiten atau Perusahaan Publik yang bermaksud menerbitkan Efek Syariah 4) jual beli risiko yang mengandung unsur ketidakpastian (gharar)
wajib untuk menandatangani dan memenuhi ketentuan akad yang sesuai dan/atau judi (maysir), antara lain asuransi konvensional;
dengan syariah atas Efek Syariah yang dikeluarkan. 5) memproduksi, mendistribusikan, memperdagangkan, dan/atau
Emiten atau Perusahaan Publik yang menerbitkan Efek Syariah wajib menyediakan antara lain:
menjamin bahwa kegiatan usahanya memenuhi Prinsip-prinsip Syariah dan (a) barang atau jasa haram zatnya (haram li-dzatihi);
memiliki Shariah Compliance Officer. (b) barang atau jasa haram bukan karena zatnya (haram lighairihi) yang
Dalam hal Emiten atau Perusahaan Publik yang menerbitkan Efek Syariah ditetapkan oleh DSN-MUI;
sewaktu-waktu tidak memenuhi persyaratan tersebut di atas, maka Efek yang (c) barang atau jasa yang merusak moral dan/atau bersifat mudarat;.
diterbitkan dengan sendirinya sudah bukan sebagai Efek Syariah. 6) melakukan transaksi yang mengandung unsur suap (risywah);
b. memenuhi rasio-rasio keuangan sebagai berikut:
1) total utang yang berbasis bunga dibandingkan dengan total aset tidak
lebih dari 45% (empat puluh lima per seratus); atau
2) total pendapatan bunga dan pendapatan tidak halal lainnya
dibandingkan dengan total pendapatan usaha (revenue) dan
pendapatan lain-lain tidak lebih dari 10% (sepuluh per seratus);
Islamic Risk Management
Lecturer: Dr. Muhammad Syarif Surbakti, SE.Ak., MSc 52
UNIT LINKED PRUDENTIAL SYARIAH
(ULiPS)
PT XYZ PT XYZ
NERACA LABA RUGI
31 DES 200X For Year Ended at 31 Dec 200x
SHARING EXCHANGE
DEBT CONTRACTS SERVICE
CONTRACTS CONTRACTS
(AL-DAYN) CONTRACTS
(AL-BAI’)
BAI’ AL-NAQD
MUDHARABAH (Jual Tunai) AL-QARD WADI’AH
MURABAHAH WAKALAH
SAHAM
SALAM HIBAH
SUKUK/OBLIGASI
ISTISHNA HIWALAH
IJARAH/IJARAH MUNTAHIA
BIT TAMLIK (IMBT) JU’ALAH
Group A
Adi Sastra + Atang + Firly (QS 1 – 8)
Group B
Adenaniyul + Supyan + Sri Rahayu + Miftahul (QS 9 – 19)
Group C
Ghufron + Surya + Naima (20 – 114)