You are on page 1of 30

ISLAMIC RISK MANAGEMENT

Module 1:
Risk Management in Islamic
Perspective

Lecturer : DR Muhammad Syarif Surbakti, CA,MSc 1

Syllabus
Class
Class Meeting
Meeting Pre-Mid Semester Test Session Session Pre-Mid Semester Test Session
Session

Risk Management in Islamic


1 8 Understanding value at risk
Perspective

2 Islamic risk management framework 9 Applied measuring financing risk

Risk management for Islamic profit


3 10 Applied measuring operational risk
sharing contracts
Risk management for Islamic buy &
4 11 Applied measuring market risk
sell contracts
Risk management for Islamic tabaruk
5 12 Applied measuring liquidity risk
contracts
Risk management for Islamic Financial
6 13 Group presentation
Institution
Mid‐semester test (group Mid‐semester test (group
7 14
presentation) presentation)

Islamic Risk Management


Lecturer: Dr. Muhammad Syarif Surbakti, SE.Ak., MSc
Reference

1. Al‐Quran al Karim & Hadist


2. Ayub, Muhammad (2007), Understanding Islamic
Finance, England: John‐Wiley & Sons Ltd.
3. Jorion, Philippe, (2007), Financial Risk Manager
Handbook, 4th Edition, New Jersey: John‐Wiley &
Sons Inc.
4. Dupire, Bruno, Ed. (1998), Monte Carlo, London: Risk
Books

Islamic Risk Management 3


Lecturer: Dr. Muhammad Syarif Surbakti, SE.Ak., MSc

LECTURE METHODOLOGY

1. Lecturing
2. Group and Interactive Discussion
3. Skill Practice through assignments
4. Case Study
5. Scoring convention:
a. Average [A(30%); MST(35%); FST
(35%)];
b. Score & grading maping:
Equivalen Score
Grade Points
Max Min
100.00 90.00 A 4
89.99 85.00 A‐ 3.7
84.99 80.00 B+ 3.3
79.99 75.00 B 3
74.99 70.00 B‐ 2.7
69.99 65.00 C+ 2.3
64.99 60.00 C 2
59.99 55.00 D 1
54.99 0.00 E 0

Islamic Risk Management 4


Lecturer: Dr. Muhammad Syarif Surbakti, SE.Ak., MSc
Module Objectives

Menggali prinsip-prinsip dasar dan konsep manajemen


risiko Islam
Memamahami sistem manajemen risiko Islam
Memahami spektrum risiko yang dilindungi oleh Islam

Islamic Risk Management


Lecturer: Dr. Muhammad Syarif Surbakti, SE.Ak., MSc 5

KONSEP DAN PROSES MANAJEMEN


RISIKO KONTEMPORER
Dari berbagai REFERENSI KEPUSTAKAAN
substansi definisi manajemen risiko adalah:

Merupakan suatu tindakan mengidentifikasi Modern risk management process


risiko-risiko bisnis yang ada secara
terencana dan terukur, dan mempersiapkan
berbagai pendekatan untuk
mengendalikannya agar tujuan bisnis yang
telah ditetapkan dapat tercapai.

Perspektif Syariah:
Merupakan suatu tindakan mengidentifikasi
risiko-risiko kehidupan di dunia dan akhirat
secara terencana dan terukur, dan
melaksanakan berbagai amal saleh untuk
mengendalikannya agar tercapai
kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.

Islamic Risk Management


Lecturer: Dr. Muhammad Syarif Surbakti, SE.Ak., MSc 6
Kerangka Teoretis Manajemen Risiko
Islami

Al-Quran & Hadist

Prinsip Dasar Konsep Manajemen


Manajemen Risiko Risiko

Islamic Risk Management


Lecturer: Dr. Muhammad Syarif Surbakti, SE.Ak., MSc 7

Prinsip Dasar Manajemen Risiko Islami


Manusia (beriman) wajib mengenali dan mengendalikan
potensi risiko duniawi & uhkrowi (akhirat) sebagai sebuah
amal saleh
153. Hai orang-orang yang beriman,
1. Kehadiran risiko
jadikanlah SABAR dan shalat sebagai
(ujian, kesulitan penolongmu, sesungguhnya Allah
& musibah) dan beserta orang-orang yang SABAR.
dampaknya ter- 154. Dan janganlah kamu mengatakan
hadap kehidupan terhadap orang-orang yang gugur di jalan
insan adalah Allah, (bahwa mereka itu) mati; bahkan
sebuah kenisca- (sebenarnya) mereka itu hidup, tetapi kamu
yaan tidak menyadarinya.
155. Dan sungguh akan Kami berikan
2. Sabar & sholat cobaan kepadamu, dengan sedikit
adalah penolong ketakutan, kelaparan, kekurangan harta,
“3F” [antisipatif, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah
preventif (mence- berita gembira kepada orang-orang yang
gah) dan sekali- SABAR.
gus kuratif (me- 156. (yaitu) orang-orang yang apabila
ditimpa musibah, mereka mengucapkan:
redakan/menga-
"Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun".
tasi) dampak risi-
157. Mereka itulah yang mendapat
ko (ujian, kesulit- keberkatan yang sempurna dan rahmat dari
an & musibah)] Tuhan mereka dan mereka itulah orang-
terhadap kehi- orang yang mendapat petunjuk.
dupan insan. [QS Al-Baqarah (2):153-157]

Islamic Risk Management


Lecturer: Dr. Muhammad Syarif Surbakti, SE.Ak., MSc 8
Sabar Dalam Ikhtiar
REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Fajar Kurnianto
http://khazanah.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/17/12/26/p1jmmd396-sabar-dalam-ikhtiar

Setiap orang tentu ingin sukses atau berhasil dalam hidupnya, pada bidangnya masing-masing. Mereka ingin segala harapannya tercapai dan terwujud
nyata. Keberhasilan hanya dapat diraih dengan usaha atau ikhtiar keras dan sungguh-sungguh dengan diiringi doa.
Dalam ikhtiar ini, seseorang perlu sabar menjalani setiap prosesnya. Alquran menyebutkan bahwa sabar adalah salah satu bentuk meminta
tolong kepada Allah SWT selain shalat, “Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat.” (QS al-Baqarah [2]: 45).
Dalam hadisnya, Nabi SAW bahkan mengatakan, sabar adalah bagian dari iman, “Sabar adalah setengah dari iman dan keyakinan adalah seluruh
keimanan.” (HR ath-Thabrani dan al-Baihaqi). Ibnu Qayyim al-Jauziyah dalam kitab al-Fawa’id menegaskan, “Kedudukan sabar dalam iman laksana
kepala bagi seluruh tubuh. Apabila kepala sudah terpotong maka tidak ada lagi kehidupan di dalam tubuh.”
Ikhtiar adalah kewajiban manusia, sementara Allah SWT yang menentukan takdirnya. Manusia tidak pernah tahu takdirnya dan karena itu mesti
terus berikthiar untuk menemukan dan menjalani takdirnya itu sampai akhir hayat.
Ketika dalam proses ikhtiar ini ada sesuatu yang manusia rasakan sulit atau ia anggap merugikannya, pada hakikatnya itu adalah ujian
sementara yang mesti disikapi dengan sabar; menahan diri sejenak untuk memikirkan permasalahan yang dihadapi dengan pikiran dan hati yang
jernih, mencari solusinya, kemudian berikhtiar lagi dengan cara-cara lain yang lebih baik. Karena, seperti dikatakan Allah SWT, “Sesungguhnya Allah
tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.” (QS ar-Ra’d [13]: 11)
Sabar dalam hal ini, seperti dikatakan Imam al-Ghazali dalam kitab Ihya’ ‘Ulumiddin, termasuk bentuk sabar dalam ketaatan kepada Allah. Ikthiar itu
sendiri merupakan bentuk ketaatan kepada Allah karena itu adalah kewajiban dari Allah yang dibebankan kepada setiap manusia.
Al-Ghazali mengatakan, sabar dalam ketaatan yaitu melaksanakan tugas atau kewajiban dengan ikhlas, tidak menggerutu atau mengeluh saat
menghadapi kesulitan di dalamnya. Namun, apabila seseorang berkeluh kesah saat melaksanakannya, maka yang demikian itu belum termasuk sabar,
terutama dalam hal beribadah kepada Allah SWT. Ibnu Abbas pernah mengatakan, “Sabar dalam menjalankan kewajiban Allah pahalanya 300 derajat.”
Sabar adalah sikap paling baik dalam menghadapi setiap masalah atau ujian. Nabi SAW mengatakan, “Siapa saja yang bersabar maka Allah akan
menjadikan dirinya penyabar, dan tiada pemberian yang Allah berikan kepada seseorang yang lebih baik dan lebih luas manfaatnya daripada kesabaran.”
(HR al-Bukhari dan Muslim).
Allah pun memuji orang yang sabar, yang pantang menyerah dalam menjalani setiap kesulitan, “Dan betapa banyak nabi yang berperang didampingi
sejumlah besar dari pengikut(nya) yang bertakwa. Mereka tidak (menjadi) lemah karena bencana yang menimpanya di jalan Allah, tidak patah semangat
dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Dan Allah mencintai orang-orang yang sabar.” (QS Ali ‘Imran [3]: 146).
Sabar adalah sikap yang baik dalam ikhtiar manusia, bahkan dalam segala hal, baik itu yang manusia nilai sebagai sesuatu yang
menguntungkan atau merugikan. Selalu ada keajaiban dan jalan keluar yang didapatkan orang yang sabar. Terkadang itu muncul pada saat yang tak ia
duga-duga.
Selama seseorang bersabar, kebaikan akan selalu ia dapatkan. Nabi SAW menegaskan, “Sungguh menakjubkan urusan orang Mukmin. Sesungguhnya
semua urusannya adalah baik. Apabila mendapatkan kelapangan maka dia bersyukur dan itu kebaikan baginya. Bila ditimpa kesempitan maka dia
Islamicdan
bersabar Risk
ituManagement
kebaikan baginya.” (HR Muslim).
Lecturer: Dr. Muhammad Syarif Surbakti, SE.Ak., MSc 9

Prinsip Dasar Manajemen Risiko Islami

Manusia (beriman) wajib melakukan perencanaan


untuk memitigasi (menghindari) risiko sebagai
sebuah amal saleh untuk meraih kebahagiaan di
dunia dan akhirat.

3. Mencegah kemu- 195. Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu
dharatan, kesulit- menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena
an dan kebinasaan sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik. [QS Al-Baqarah
wajib dilakukan (2):195]

Allah memerintahkan Nabi Yusuf untuk melakukan manajemen risiko dengan


menyisihkan sebahagian hasil panen untuk digunakan pada musim kemarau
panjang yang telah diantisipasi [QS Yusuf (12): 43-49]

4. Raihlah kebahagia- 77. Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan)
an dan kesejah- negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan)
teraan dunia & duniawi dan berbuat baiklah (kepada diri sendiri dan orang lain) sebagaimana Allah
akhirat telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. [QS Al-
Qashash (28):77]
Islamic Risk Management
Lecturer: Dr. Muhammad Syarif Surbakti, SE.Ak., MSc 10
KONSEP FUNDAMENTAL MANAJEMEN
RISIKO DALAM ISLAM

1. Potensi risiko (kerugian duniawi dan ukhrowi) yang melekat harus diantisipasi dan
dimitigasi sebagai bentuk SABAR, TAKWA dan AMAL SALEH:
(1) Demi masa. (2) Sungguh, manusia berada dalam kerugian, (3) kecuali orang-orang yang
beriman dan mengerjakan amal-saleh serta saling menasihati untuk kebenaran, dan saling
menasihati untuk keSABARan (QS QS Al-Ashr [103]:1-3).
(153) Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah SABAR dan SHALAT sebagai penolongmu,
sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.
(155) Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan
harta, jiwa dan buah-buahan. Berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang SABAR.
(156). (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata, "Inna lillaahi wa
innaa ilaihi raaji'uun" (Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nya-lah Kami
kembali).
(157) Mereka itulah yang memperoleh ampunan dan rahmat dari Tuhannya, dan mereka itulah
orang-orang yang mendapat petunjuk (QS Al-Baqarah [2]:153, 155-157).
Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang
mereka anak-anak yang lemah, yang mereka KHAWATIR terhadap (kesejahteraan) mereka.
Oleh sebab itu hendaklah mereka berTAKWA kepada Allah dan hendaklah mereka
mengucapkan perkataan yang benar (QS An-Nisa' [4]: 9).
Manfaatkan lima perkara sebelum lima perkara : [1] Waktu mudamu sebelum datang waktu
tuamu, [2] Waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu, [3] Masa kayamu sebelum datang
masa kefakiranmu, [4] Masa luangmu sebelum datang masa sibukmu, [5] Hidupmu sebelum
Islamic Risk Managementdatang kematianmu.” (HR. Al Hakim)
Lecturer: Dr. Muhammad Syarif Surbakti, SE.Ak., MSc 11

Apa itu TAQWA?


Dalam suatu riwayat yang shahih disebutkan bahwa Umar bin Khattab r.a. bertanya
kepada sahabat Ubay bin Ka’ab r.a. tentang TAQWA. Ubay balik bertanya,
• “Bukankah anda pernah melewati jalan yang penuh duri?”
• “Ya”, jawab Umar
• “Apa yang anda lakukan saat itu?”
• “Saya bersiap-siap dan berjalan dengan hati-hati.”
• “Itulah taqwa.” kata Ubay bin Ka’ab r.a.
Berpijak dari jawaban Ubay atas pertanyaan Umar, Sayyid Quthub berkata dalam tafsir
Azh-Zhilal, “Itulah taqwa, kepekaan batin, kelembutan perasaan, rasa takut terus
menerus selalu waspada dan hati-hati jangan sampai kena duri jalanan… dan masih
banyak duri-duri yang lainnya.”

Nabi Muhammad SAW menyontohkan sikap mental & perilaku


TAKWA dalam kehidupan nyata:
Hadits Abudaud No.2223
Telah menceritakan kepada kami Musaddad, telah menceritakan
kepada kami Sufyan, ia berkata; aku mendengar Yazid bin
Khushaifah, menyebutkan dari As Saib bin Yazid, dari seorang
laki-laki yang telah ia sebutkan namanya, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pada saat
perang Uhud nampak memakai dua baju dira` (baju besi), atau memakai dua baju besi.
Hadis Nabi riwayat al-Bukhari dan Muslim dari ‘Aisyah r.a., ia berkata:
“Sesungguhnya Rasulullah s.a.w. pernah membeli makanan dengan berutang dari seorang
Yahudi, dan Nabi menggadaikan sebuah baju besi kepadanya.”
Islamic Risk Management
Lecturer: Dr. Muhammad Syarif Surbakti, SE.Ak., MSc 12
KONSEP FUNDAMENTAL MANAJEMEN
RISIKO DALAM ISLAM

2. Perencanaan sumber daya dengan baik untuk antisipasi ketidakpastian (risiko


dan dampak negatifnya) di masa depan
(43) Raja berkata (kepada para pemuka kaumnya), "Sesungguhnya aku bermimpi
melihat tujuh ekor sapi betina yang gemuk dimakan oleh tujuh ekor sapi betina
yang kurus; tujuh tangkai (gandum) yang hijau dan tujuh tangkai lainnya yang
kering." Wahai orang yang terkemuka! Terangkanlah kepadaku tentang takwil
mimpiku itu jika kamu dapat menakwilkan mimpi.“
(44) Mereka menjawab, "(Itu) mimpi-mimpi yang kosong dan kami tidak mampu
menakwilkan mimpi itu.“
(45) Berkatalah orang yang selamat di antara mereka berdua dan teringat (kepada
Yusuf) setelah beberapa waktu lamanya, "Aku akan memberitakan kepadamu
tentang (orang yang pandai) menakwilkan mimpi itu, maka utuslah aku
(kepadanya).“
(46) (Setelah pelayan itu bertemu dengan Yusuf dia berseru), "Yusuf, wahai orang
yang sangat dipercaya! Terangkanlah kepada Kami (takwil mimpi) tentang tujuh
ekor sapi betina yang gemuk yang dimakan oleh tujuh ekor sapi betina yang kurus,
tujuh tangkai (gandum) yang hijau dan (tujuh tangkai) lainnya yang kering agar aku
kembali kepada orang-orang itu, agar mereka mengetahui (takwilnya)."
Islamic Risk Management
Lecturer: Dr. Muhammad Syarif Surbakti, SE.Ak., MSc 13

KONSEP FUNDAMENTAL MANAJEMEN


RISIKO DALAM ISLAM

2. Perencanaan sumber daya dengan baik untuk antisipasi ketidakpastian masa


depan (lanjutan)
(47) Dia (Yusuf) berkata, "Agar kamu bercocok tanam tujuh tahun (berturut-turut)
sebagaimana biasa; kemudian apa yang kamu tuai hendaklah kamu biarkan di
tangkainya kecuali sedikit untuk kamu makan.
(48) Kemudian setelah itu akan datang tujuh (tahun) yang sangat sulit, yang
menghabiskan apa yang kamu siapkan untuk menghadapinya (tahun sulit), kecuali
sedikit dari apa (bibit gandum) yang kamu simpan.
(49) Setelah itu akan datang tahun, di mana manusia diberi hujan (dengan cukup)
dan pada masa itu mereka memeras anggur.“ (QS 12: 43-49)

3. Asesmen/evaluasi fakta-fakta (data) masa lalu sebagai faktor yang


memengaruhi proyeksi (hasil/kejadian/outcome) masa depan di dunia & akhirat
(18) Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah
setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok
(akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Teliti terhadap
apa yang kamu kerjakan (QS 59:18).

Islamic Risk Management


Lecturer: Dr. Muhammad Syarif Surbakti, SE.Ak., MSc 14
KONSEP FUNDAMENTAL MANAJEMEN
RISIKO DALAM ISLAM

4. Risiko dan kerugian terbesar ummat manusia, yaitu terjerumus ke dalam neraka,
wajib dihindari
(20) Tidak sama para penghuni neraka dengan para penghuni
surga; para penghuni surga itulah orang-orang yang memperoleh
kemenangan (QS al Hasyr [59]:20).
(6) Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia
dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak
durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka
dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan (QS At-Tahrim [66]:6).
Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa: "Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini,
negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezeki dari buah-buahan kepada
penduduknya yang beriman diantara mereka kepada Allah dan hari
kemudian”. Allah berfirman: "Dan kepada orang yang kafirpun Aku
beri kesenangan sementara, kemudian Aku paksa ia menjalani siksa
neraka dan itulah seburuk-buruk tempat kembali" (QS al Baqarah
[2]:126)

Islamic Risk Management


Lecturer: Dr. Muhammad Syarif Surbakti, SE.Ak., MSc 15

KONSEP FUNDAMENTAL MANAJEMEN


RISIKO DALAM ISLAM

5. Risiko (kerugian/kesulitan/penderitaan) diatasi dengan gotong royong (saling


tolong menolong atau berjamaah)
Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan
dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah
amat berat siksa-Nya (QS al Maidah [5]:2).
Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian
mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain.
Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar,
mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-
Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; Sesungguhnya Allah Maha
Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS At-Taubah [9]:71)
Dari Abu Hurairah ra, Nabi SAW, bersabda: “Barang siapa yang
melepaskan satu kesusahan seorang mukmin, pasti Allah akan
melepaskan darinya satu kesusahan pada hari kiamat. Barang
siapa yang menjadikan mudah urusan orang lain, pasti Allah akan
memudahkannya di dunia dan di akhirat. Barang siapa yang
menutupi aib seorang muslim, pasti Allah akan menutupi aibnya di
dunia dan di akhirat. Allah senantiasa menolong hamba Nya
Islamic Risk Management selama hamba Nya itu suka menolong saudaranya”. (HR. Muslim).
Lecturer: Dr. Muhammad Syarif Surbakti, SE.Ak., MSc 16
KONSEP FUNDAMENTAL MANAJEMEN
RISIKO DALAM ISLAM

5. Risiko (kerugian/kesulitan/penderitaan) diatasi dengan gotong royong (saling


tolong menolong atau berjamaah) (lanjutan)
Pada suatu hari Rasululah SAW ditanya oleh sahabat beliau : “Ya Rasulullah,
siapakah manusia yang paling dicintai Allah dan apakah perbuatan yang
paling dicintai oleh Allah? Rasulullah SAW menjawab : “Manusia yang
paling dicintai oleh Allah adalah manusia yang paling banyak
bermanfaat dan berguna bagi manusia yang lain; sedangkan
perbuatan yang paling dicintai Allah adalah memberikan
kegembiraan kepada orang lain atau menghapuskan kesusahan
orang lain, atau melunasi hutang orang yang tidak mampu untuk
membayarnya, atau memberi makan kepada mereka yang sedang
kelaparan dan jika seseorang itu berjalan untuk menolong orang
yang sedang kesusahan itu lebih aku sukai daripada beri’tikaf di
masjidku ini selama satu bulan” (Hadits riwayat Thabrani).

Islamic Risk Management


Lecturer: Dr. Muhammad Syarif Surbakti, SE.Ak., MSc 17

KONSEP FUNDAMENTAL MANAJEMEN


RISIKO DALAM ISLAM

6. Hindari berhutang, jika terpaksa berhutang, wajib melunasi agar bisa masuk
surga.
“Barangsiapa yang ruhnya terpisah dari jasadnya dan dia terbebas dari tiga
hal: [1] sombong, [2] ghulul (khianat), dan [3] hutang, maka dia akan masuk
surga”. (HR. Ibnu Majah)
“Barangsiapa yang mati dalam keadaan masih memiliki hutang satu dinar
atau satu dirham, maka hutang tersebut akan dilunasi dengan
kebaikannya (di hari kiamat nanti) karena di sana (di akhirat) tidak
ada lagi dinar dan dirham.” (HR. Ibnu Majah). Artinya manusia berpotensi
merugi dan bangkrut di akhirat karena amal kebaikannya dikurangi untuk
kebaikan pemberi piutang.
“Jiwa seorang mukmin masih bergantung dengan hutangnya hingga dia
melunasinya.” (HR. Tirmidzi)
Dari Salamah bin Al Akwa’ r.a., berkata: Kami duduk di sisi Nabi SAW. Lalu
didatangkanlah satu jenazah …. (dst). Kemudian didatangkan lagi jenazah
ketiga, lalu para sahabat berkata, “Shalatkanlah dia!” Beliau bertanya, “Apakah
dia meningalkan sesuatu?” Mereka (para sahabat) menjawab, “Tidak ada.” Lalu
beliau bertanya, “Apakah dia memiliki hutang?” Mereka menjawab, “Ada
tiga dinar.” Beliau berkata, “Shalatkanlah sahabat kalian ini.” Lantas Abu
Qotadah berkata, “Wahai Rasulullah, shalatkanlah dia. Biar aku saja yang
menanggung hutangnya.” Kemudian beliau pun menyolatinya.” (HR. Bukhari)
Islamic Risk Management
Lecturer: Dr. Muhammad Syarif Surbakti, SE.Ak., MSc 18
DISCUSSION CORNER

Risk management process


modern

Bagaimana pandangan Anda atas 4


prinsip dan 6 enam konsep
FUNDAMENTAL manajemen risiko
dalam Islam, apakah terdapat
perbedaan metode dan proses dengan
manajemen risiko modern dewasa ini?

Mengapa Anda berpandangan


demikian?

Islamic Risk Management


Lecturer: Dr. Muhammad Syarif Surbakti, SE.Ak., MSc 19

ISLAM

SPEKTRUM MANAJEMEN RISIKO YANG


DIKAWAL & DILINDUNGI SISTEM ISLAM
Aqidah Syariah Akhlak

Ibadah Muamalah

Kemaslahatan =
Menghindari Mafsadah
(Manajemen Risiko)
Diskusikan 1 contoh
untuk setiap unsur

Apabila kelima
Ketika seseorang
membeli polis asuransi JIWA unsur ini tidak HARTA
syariah dengan struktur  terpelihara, 
yang baik dan benar, kehidupan manusia
maka tindakan ini yang luhur tidak
merupakan aplikasi dari akan tercapai secara
manajemen risiko Islami
yang mana? sempurna
AGAMA AKAL
 
KETU-
RUNAN

Islamic Risk Management
Lecturer: Dr. Muhammad Syarif Surbakti, SE.Ak., MSc 20
MANAJEMEN RISIKO JIWA

Islam sangat menjaga risiko hilangnya jiwa dengan memelihara hak hidup secara terhormat dan
memelihara jiwa dari segala bentuk sakit dan penyakit, penganiayaan seperti pembunuhan,
penyiksaan dan sebagainya.
Termasuk di dalamnya memelihara kemuliaan atau harga diri manusia dengan mencegah qadzaf
(menuduh berbuat zinah), mencaci maki dan ucapan-ucapan yang tidak bermanfaat.
Islam melindungi kebebasan berkarya, berfikir, berpendapat, dan berikhtiar yang bertujuan
menegakkan pilar-pilar kehidupan manusia secara terhormat dan sepanjang tidak merugikan orang
lain dan melanggar atau merusak akidah/keimanan.
Islam melindungi keberlangsungan kesehatan manusia jangka panjang dengan mengatur apa yang
boleh dan tidak boleh dikonsumsi. Kehilangan kesehatan berdampak secara langsung kepada
kematian, atau setidaknya menurunkan kualitas kehidupan secara signifikan.
Landasan syariah:
 Oleh karena itu, Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil (dan semua manusia), bahwa barang siapa membunuh seseorang, bukan karena
orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena berbuat kerusakan di bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh semua manusia.
Barang siapa memelihara kehidupan seorang manusia, maka seakan-akan dia telah memelihara kehidupan semua manusia. Sesungguhnya
Rasul Kami telah datang kepada mereka dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas. Tetapi kemudian banyak di antara mereka
setelah itu melampaui batas di bumi. [QS al Maidah (5):32]
 Dan barangsiapa yang membunuh seorang mu'min dengan sengaja, maka balasannya ialah Jahannam, kekal ia di dalamnya dan Allah
murka kepadanya, dan mengutukinya serta menyediakan azab yang besar baginya. [QS An-Nisaa (4):93]
 Dan tidak layak bagi seorang mu'min membunuh seorang mu'min (yang lain), kecuali karena tersalah (tidak sengaja), dan barangsiapa
membunuh seorang mu'min karena tersalah (hendaklah) ia memerdekakan seorang hamba sahaya yang beriman serta membayar diat yang
diserahkan kepada keluarganya (si terbunuh itu), kecuali jika mereka (keluarga terbunuh) bersedekah. Jika ia (si terbunuh) dari kaum yang
memusuhimu, padahal ia mu'min, maka (hendaklah si pembunuh) memerdekakan hamba-sahaya yang mukmin. Dan jika ia (si terbunuh)
dari kaum (kafir) yang ada perjanjian (damai) antara mereka dengan kamu, maka (hendaklah si pembunuh) membayar diat yang
diserahkan kepada keluarganya (si terbunuh) serta memerdekakan hamba sahaya yang mukmin. Barangsiapa yang tidak memperolehnya,
maka hendaklah ia (si pembunuh) berpuasa dua bulan berturut-turut sebagai cara taubat kepada Allah. Dan adalah Allah Maha Mengetahui
Islamiclagi
Risk Management
Maha Bijaksana. [QS An-Nisaa (4) : 93]
Lecturer: Dr. Muhammad Syarif Surbakti, SE.Ak., MSc 21

MANAJEMEN RISIKO JIWA

Landasan syariah (lanjutan):


 Dan janganlah kamu membunuh orang yang diharamkan Allah (membunuhnya), kecuali dengan suatu (alasan) yang benar. Dan barang
siapa dibunuh secara zalim, maka sungguh, Kami telah memberi kekuasaan kepada wali (ahli waris)nya, tetapi janganlah walinya itu
melampaui batas dalam pembunuhan. Sesungguhnya dia adalah orang yang mendapat pertolongan. [QS al Isra (17):33]
 ”Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama)
selain Allah. Tetapi barangsiapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang ia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas,
maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” [QS Al Baqarah (2):173]
 Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu
beriman kepada-Nya. [QS al Ma'idah (5):88]

Islamic Risk Management


Lecturer: Dr. Muhammad Syarif Surbakti, SE.Ak., MSc 22
MANAJEMEN RISIKO AGAMA

Agama menjadi keharusan bagi manusia dan merupakan ciri khas dan fitrah yang paling mendasar
bagi manusia. Tanpa agama, manusia akan sesat dan tidak mengetahui mana yang haq dan bathil.
Sendi-sendi keimanan (6 rukun iman) dan amal-soleh harus dijaga dan ditegakkan sebagai fondasi
agama Islam.
Tanpa keberagamaan yang benar dan baik, maka diancam dan dihukum sebagai penghuni neraka
dan kekal di dalamnya.
Agama memberikan nilai-nilai kemanusiaan yang menjadikan manusia menjadi lebih tinggi
derajatnya dari derajat hewan
Islam mensyariatkan berbagai bentuk ibadah untuk memelihara dan mempertahankan kehidupan
beragama, serta membentengi jiwa dengan nilai-nilai keagamaan
Masuk ke dalam agama Islam haruslah dengan kesadaran sendiri. Manusia harus memperoleh rasa
aman dan damai, tanpa adanya intimidasi, provokasi dan paksaan dari pihak manapun.
Landasan syariah:
 Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah
itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. [QS Ar-Ruum (30):30]
 (103)Katakanlah (Muhammad), "Apakah perlu Kami beritahukan kepadamu tentang orang yang paling rugi perbuatannya?" (104)(yaitu)
orang yang sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia, sedangkan mereka mengira telah berbuat sebaik-baiknya. (105)Mereka itu
adalah orang yang mengingkari ayat-ayat Tuhan mereka dan (tidak percaya) terhadap pertemuan dengan-Nya. Maka sia-sia amal-
mereka, dan Kami tidak memberikan penimbangan terhadap (amal) mereka pada hari kiamat. (106) Demikianlah, balasan mereka itu neraka
Jahanam, karena kekafiran mereka, dan karena mereka menjadikan ayat-ayat-Ku dan rasul-rasul-Ku sebagai bahan olok-olok. [QS al Kahfi
(18):103-106].
 Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam), sesungguhnya telah jelas antara jalan yang benar dengan jalan yang sesat. Barang
siapa ingkar kepada thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya dia telah berpegang (teguh) kepada buhul tali yang sangat kuat
Islamic Risk
yang Management
tidak akan putus. Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui [QS al Baqarah (2):256]
Lecturer: Dr. Muhammad Syarif Surbakti, SE.Ak., MSc 23

MANAJEMEN RISIKO KETURUNAN

Islam memelihara kelestarian manusia hanya melalui lembaga penikahan yang sah sesuai syariat
Pengasuhan dan pendidikan anak secara langsung oleh orang tua sangat ditekankan
Memberi nafkah dan kesejahteraan lahir, batin dan ruhani anak-anak secara optimal sehingga tidak
meninggalkan keturunan yang lemah (pendidikan, fisik, skill, agama/akidah dan finansial)
Larangan mendekati zinah dan hukuman zinah yang sangat berat, untuk menghindari risiko keturunan
tanpa nasab yang jelas dan sah, dan berbagai jenis penyakit yang membahayakan kehidupan manusia.
Landasan syariah:
 Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka
khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan
perkataan yang benar. [QS An-Nisaa’ (4):9]
 Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut miskin. Kamilah yang memberi rezeki kepada mereka dan kepadamu.
Membunuh mereka itu suatu dosa yang besar [QS al Isra (17):31].
 Dan janganlah kamu mendekati zina; (zina) itu sungguh suatu perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk. [QS al Isra (17):32]
 Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyusui secara sempurna. Dan kewajiban
ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma'ruf. Seorang tidak dibebani lebih dari kesanggupannya. Janganlah seorang
ibu menderita karena anaknya dan jangan pula seorang ayah menderita karena anaknya. Ahli waris pun berkewajiban seperti itu pula. Apabila
keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan persetujuan dan permusyawaratan antara keduanya, maka tidak ada dosa atas
keduanya. Dan jika kamu ingin menyusukan anakmu kepada orang lain, maka tidak ada dosa bagimu memberikan pembayaran menurut yang
patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan. [QS al Baqarah (2):233]
 Siapa yang memiliki anak perempuan, dia tidak membunuhnya dengan dikubur hidup-hidup, tidak menghinanya, dan tidak lebih
mengunggulkan anak laki-laki dari pada anak perempuan, maka Allah akan memasukkannya ke dalam surga. (HR. Abu Daud, Ahmad dan
didhaifkan oleh Syuaib al-Arnauth)
 Telah menceritakan kepada kami Hisyam bin ‘Ammar ad-Dimasyqi, telah menceritakan kepada kami ar-Rabi’ bin Badr, dari al-Jurairi, dari al-
Hasan, dari Anas bin Malik, dia berkata, “Rasulullah saw. memberikan rukhshah (keringanan) bagi wanita hamil yang mengkhawatirkan
dirinya dan wanita menyusui yang mengkhawatirkan anaknya untuk tidak berpuasa.” [HR Ibnu Majah]
 Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu”. [QS At-
Islamic Risk Management
Tahrim (66):6]
Lecturer: Dr. Muhammad Syarif Surbakti, SE.Ak., MSc 24
MANAJEMEN RISIKO AKAL

Akal merupakan karunia agung yang diberikan Allah SWT kepada bani Adam. Ia adalah pembeda antara
manusia dengan hewan, dengannya mereka dapat terus berinovasi dan membangun peradaban, dan
dengannya mereka dapat membedakan mana yang benar/bermanfaat dan mana yang salah/berbahaya
sesuai jangkauan akal mereka.
Islam sangat memelihara dan menjaga akal manusia. Karenanya, Islam mengharamkam segala sesuatu
yang merusak akal, di antaranya khamar (minuman keras dan narkoba).
Ibnu Taimiyyah mengatakan, “Akal merupakan syarat mempelajari semua ilmu. Ia juga syarat menjadikan
semua amalan itu baik dan sempurna, dan dengannya ilmu dan amal menjadi lengkap. Untuk mencapai itu
semua, akal bukanlah sesuatu yang dapat berdiri sendiri, tapi akal merupakan kemampuan dan kekuatan
dalam diri seseorang, sebagaimana kemampuan melihat yang ada pada mata. Maka apabila akal itu
terhubung dengan cahaya iman dan al-Qur’ân, maka itu ibarat cahaya mata yang terhubung dengan
cahaya matahari atau api” [Majmû’ul Fatâwâ, 3/338].
Landasan syariah:
 Abu Darda’ berkata, sesungguhnya aku pernah mendengar Nabi saw bersabda, “Barangsiapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka
Allah akan mudahkan baginya di antara jalan menuju surga. Sesungguhnya malaikat meletakkan sayapnya sebagai tanda ridho pada
penuntut ilmu. Sesungguhnya orang yang berilmu dimintai ampun oleh setiap penduduk langit dan bumi, sampai pun ikan yang berada dalam
air. Sesungguhnya keutamaan orang yang berilmu dibanding ahli ibadah adalah seperti perbandingan bulan di malam badar dari bintang-
bintang lainnya. Sesungguhnya ulama adalah pewaris para Nabi. Sesungguhnya Nabi tidaklah mewariskan dinar dan tidak pula dirham.
Barangsiapa yang mewariskan ilmu, maka sungguh ia telah mendapatkan keberuntungan yang besar.” (HR. Abu Daud).
 Tidakkah mereka merenungi al-Qur’ân?! Sekiranya ia bukan dari Allâh, pastilah mereka menemukan banyak hal yang bertentangan di
dalamnya. [QS an-Nisâ’ (4):82]
 Tidakkah kalian memperhatikan pada unta, bagaimana ia diciptakan? Dan pada langit, bagaimana ia ditinggikan? Dan pada gunung-gunung,
bagaimana itu ditegakkan? Dan pada bumi, bagaimana ia dihamparkan? Maka berilah peringatan, sesungguhnya engkau hanyalah pemberi
peringatan. [QS al-Ghasyiyah (88):17-20]
 Mereka bertanya kepadamu tentang khamr dan judi. Katakanlah, "Pada keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi
manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya". …... Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu
Islamic Risk Management
berfikir. [QS al Baqarah (2): 219] 25
Lecturer: Dr. Muhammad Syarif Surbakti, SE.Ak., MSc

MANAJEMEN RISIKO HARTA

Memelihara harta dilakukan dengan mencegah perbuatan yang menodai harta sepeti pencurian (berlaku
hukuman pidana potong tangan) dan kebangkrutan lainnya yang dapat dicegah sejak dini.
Mengatur sistem muamalah dengan menerapkan prinsip halal, toyyib, adil, saling ridho dan melarang
transaksi finansial berbasis spekulasi, transaksi yang tersamar, mengandung unsur kebathilan, ribawi, dan
menzalimi orang lain.
Menghindari harta terkonsentrasi pada segelintir golongan saja, tetapi harus diproduktifkan melalui
mekanisme sedekah, zakat dan investasi ke dalam usaha (real sector) yang memberikan manfaat bagi
lingkungan dan masyarakat luas.
Hakikatnya, harta mutlak milik Allah SWT dan manusia hanyalah penerima amanah titipan harta.
Bertakwa dengan sebaik-baiknya dan bersedekah dalam keadaan lapang maupun sempit.
Hindari berhutang sedapat mungkin. Jika terpaksa, baik karena kebutuhan hidup atau transaksi jual beli,
wajib tercatat (tertulis) dan disaksikan oleh orang-orang yang bersikap adil.
Landasan syariah:
 Hai orang yang beriman! Janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil (tidak benar), kecuali dalam
perdagangan yang berlaku atas dasar suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sungguh,Allah Maha
Penyayang kepadamu. " (QS: An-Nisaa (4):29).
 Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan
dan sebagai siksaan dari Allah. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Maka barangsiapa bertaubat (di antara pencuri-pencuri itu)
sesudah melakukan kejahatan itu dan memperbaiki diri, maka sesungguhnya Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang [QS al-Mâidah (5):38-39]
 Orang-orang yang memakan riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan karena (tekanan) penyakit gila.
Yang demikian itu karena mereka berkata bahwa jual beli itu sama dengan riba. Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba. Barang siapa mendapatkan peringatan dari Tuhannya, lalu dia berhenti, maka apa yang telah diperolehnya dahulu
menjadi miliknya, dan urusannya (terserah) kepada Allah. Barang siapa yang mengulangi (mengambil riba), maka mereka itu penghuni
Islamicneraka,
Risk Management
mereka kekal di dalamnya. [QS al Baqarah (2):275]
Lecturer: Dr. Muhammad Syarif Surbakti, SE.Ak., MSc 26
MANAJEMEN RISIKO HARTA (lanjutan)

Landasan syariah:
 Harta rampasan (fai’i) yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya (yang berasal) dari penduduk beberapa negeri, adalah untuk Allah, rasul,
kerabat (rasul), anak-anak yatim, orang-orang miskin dan untuk orang-orang yang dalam perjalanan, agar harta itu jangan hanya beredar di
antara orang-orang kaya saja di antara kamu. Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu,
maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah sangat keras hukumannya. [QS al Hasyr (59):7]
 (26) Dan berikanlah haknya kepada kerabat dekat, juga kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan; dan janganlah kamu
menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. (27) Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah saudara setan dan setan itu
sangat kufur kepada Tuhannya [QS al Isra (17):26-27]
 Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan infakkanlah (di jalan Allah) sebagian dari harta yang Dia telah menjadikan kamu sebagai
penguasanya (amanah). Maka orang-orang yang beriman di antara kamu dan meinfakkannya (hartanya di jalan Allah) memperoleh pahala
yang besar. [QS Al Hadid (57):7]
 Manfaatkan lima perkara sebelum lima perkara : [1] Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu, [2] Waktu sehatmu sebelum datang waktu
sakitmu, [3] Masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu, [4] Masa luangmu sebelum datang masa sibukmu, [5] Hidupmu sebelum datang
kematianmu.” [HR. Al Hakim]
 Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih
yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan
Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui [QS Al-Baqarah (2):261].
 (2) ……. Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. (3) Dan memberinya rezeki dari arah
yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.
Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu
[QS Al-Baqarah (2):261].
 “Barangsiapa yang mati dalam keadaan masih memiliki hutang satu dinar atau satu dirham, maka hutang tersebut akan dilunasi dengan
kebaikannya (di hari kiamat nanti) karena di sana (di akhirat) tidak ada lagi dinar dan dirham.” (HR. Ibnu Majah). Artinya manusia
berpotensi merugi dan bangkrut di akhirat karena amal kebaikannya dikurangi untuk kebaikan pemberi piutang.
 Dari Salamah bin Al Akwa’ r.a., berkata: Kami duduk di sisi Nabi SAW. Lalu didatangkanlah satu jenazah …. (dst). Kemudian didatangkan lagi
jenazah ketiga, lalu para sahabat berkata, “Shalatkanlah dia!” Beliau bertanya, “Apakah dia meningalkan sesuatu?” Mereka (para sahabat)
menjawab, “Tidak ada.” Lalu beliau bertanya, “Apakah dia memiliki hutang?” Mereka menjawab, “Ada tiga dinar.” Beliau berkata,
“Shalatkanlah sahabat kalian ini.” Lantas Abu Qotadah berkata, “Wahai Rasulullah, shalatkanlah dia. Biar aku saja yang menanggung
Islamichutangnya.” Kemudian beliau pun menyolatinya.” (HR. Bukhari)
Risk Management
Lecturer: Dr. Muhammad Syarif Surbakti, SE.Ak., MSc 27

MANAJEMEN RISIKO HARTA


DAMPAK NEGATIF RIBA TERHADAP HARTA

Mengapa Islam melarang keras riba dan mengancam para pelakunya dengan
hukuman super berat, kekal di dalam neraka?

Menurut Anda, mana lebih besar manfaat dan nilainya


bagi Anda sekeluarga dan mengapa demikian:

 Rp 20.000.000 hari ini dibandingkan dengan Rp


20.000.000 sepuluh tahun yang lalu?

 Rp 20.000.000 hari ini dibandingkan dengan Rp


20.000.000 sepuluh tahun yang akan datang?

Islamic Risk Management


Lecturer: Dr. Muhammad Syarif Surbakti, SE.Ak., MSc 28
MANAJEMEN RISIKO HARTA

Sharia vs Interest Based Financial System

Conventional Economic System Islamic Economic System


Value Value
High inflation & economic
bubbles Very low inflation & no
economic bubbles

• Margin (capital gain)


•Profit Sharing
•Ujroh/Fees

Time Time
• Maysir (speculative)
• Bathil (untrue business)
• Haram (prohibited substance)
• Zalim (harmfulness)
• Riba (interest system & money as commodity)
• Gharar (unclear T&C)
Islamic Risk Management • High inflation
Lecturer: Dr. Muhammad Syarif Surbakti, SE.Ak., MSc 29

MANAJEMEN RISIKO HARTA


DAMPAK NEGATIF RIBA TERHADAP HARTA

Melahap kekayaan orang lain (eksplotasi orang lain) secara


bathil.
Yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin.
Menimbulkan sifat tidak mau ambil risiko dan hanya ingin
menang sendiri.
Risk dan return ditanggung secara tidak adil antara pihak
penyedia dana (investor) dan yang berhutang (debitur).
Menimbulkan rasa takut dan was-was pada pihak peminjam
(capital entry barrier).
Meningkatkan inflasi dan social cost yang tinggi yang harus
ditanggung masyarakat luas dan negara.
Menimbulkan pengangguran yang tinggi
Menyebabkan harta bergerak dan terkonsentrasi di kalangan
orang-orang kaya saja.
Islamic Risk Management
Lecturer: Dr. Muhammad Syarif Surbakti, SE.Ak., MSc 30
Riba Menimbulkan Risk dan
Return Secara Tidak Adil

PT XYZ PT XYZ
NERACA LABA RUGI
31 DES 200X For Year Ended at 31 Dec 200x

Aktiva Lancar 50 Mil Hutang Dagang 10 Mil Penjualan 900 Mil


Harga Pokok Penjualan 600 Mil
Hutang Bank Jk 30 Mil ------------
Pendek Laba Kotor 300 Mil
Biaya Operasional 100 Mil
Aktiva Tetap 50 Mil Hutang Bank 50 Mil ------------
Jk Panjang Laba Sebelum Bunga & Pajak 200 Mil
---------- Bunga (80 Mil x 18%) 14,4 Mil
Total Hutang 90 Mil ------------
Modal (Equity) 10 Mil Laba Sebelum Pajak 185,6 Mil
---------- ---------- Pajak (40%) 55,68 Mil
Total Aktiva 100 Mil Total Hutang & 100 Mil ------------
Midal Laba Bersih 129,9 Mil

PT XYZ BANK
PARTISIPASI MODAL
(RISIKO) dalam % 10% 80%

KEUNTUNGAN ATAS 1299% 18%


MODAL (RISIKO) dalam %

Islamic Risk Management


Lecturer: Dr. Muhammad Syarif Surbakti, SE.Ak., MSc 31

Riba Menimbulkan
PengangguranYang Tinggi

%
Tingkat Keuntungan (Rate of Return)

Rata-Rata Rate of Return/Tingkat


Keuntungan (%)

Rata-Rata Interest Rate/Suku


Bunga (%)

0 y
x Jumlah Unit Usaha

0-x = Jumlah unit usaha/lapangan kerja yang dipertahankan


x-y = Jumlah unit usaha/lapangan kerja yang ditutup

Islamic Risk Management


Lecturer: Dr. Muhammad Syarif Surbakti, SE.Ak., MSc 32
32
DISCUSSION CORNER

1. Apakah berasuransi adalah budaya manajemen risiko


yang sangat sejalan dengan prinsip-prinsip Islam?
Jelaskan dasar pemikiran dan pandangan Anda?
2. Jika Anda diberi kesempatan menetapkan hukum
berasuransi, Anda akan menetapkan sebagai HARAM,
HALAL, WAJIB, SUNNAH, MAKRUH, atau MUBAH?
Mengapa?
3. Sistem berasuransi seperti apa yang Anda
rekomendasikan kepada masyarakat? Mohon
jelaskan….

Islamic Risk Management


Lecturer: Dr. Muhammad Syarif Surbakti, SE.Ak., MSc 33
33

SEJARAH TAKAFUL

TAKAFUL?

Makna Lainnya
• Takaful berasal dari kata kafal atau kafalah yang artinya menjamin atau bertanggung jawab untuk sesuatu. Menjamin satu
sama lain, artinya menolong, mengasuh, memelihara dan mengambil alih perkara seseorang. Pengertian ini dikhususkan
kepada persepakatan tolong menolong secara teratur (sistem) antara sejumlah orang, sehingga apabila bahaya itu menimpa
seseorang di kalangan mereka, semuanya ikut membantu atau meringankannya dengan cara memberikan bagian yang tidak
menyulitkan masing-masing guna menghilangkan bencana.
• Jaminan bersama
• Ta’min berasal dari kata amanah, yang mempunyai makna memberi perlindungan, ketenangan, rasa aman, dan bebas dari
rasa takut. Ta’min adalah saling memberikan jaminan dalam hal-hal yang positif antara sesama anggota masyarakat/peserta.
• Tadhamun, adalah sikap keadilan dan solidaritas antara sesama anggota dalam menghadapi kesulitan. Sebuah upaya saling
menanggung yaitu bertujuan saling menutupi kerugian atas suatu peristiwa dan musibah yang dialami oleh seseorang. Hal
ini dilakukan oleh seseorang yang menanggung untuk memberikan sesuatu kepada orang yang ditanggung berupa pengganti
(sejumlah
Islamic uang atau barang) karena adanya musibah yang menimpa tertanggung.
Risk Management
Lecturer: Dr. Muhammad Syarif Surbakti, SE.Ak., MSc 34
34
SEJARAH TAKAFUL

Islamic Risk Management


Lecturer: Dr. Muhammad Syarif Surbakti, SE.Ak., MSc 35

Syariah

MUAMALAH
Ibadah Muamalah

Rumus : ?
Semuanya boleh, kecuali yang telah dilarang oleh al
Quran & Sunnah (Nabi SAW)

Kata kunci larangan : ?


MBaH ZaRiG
• Maysir (judi/spekulasi)
• Bathil (transaksi/kontrak terlarang/penipuan/curang)
• Haram (aktivitas yang mengandung unsur haram zat & sifat)
• Zalim (merugikan/membahayakan manusia, alam & lingkungan)
• Riba (transaksi keuangan berbasis riba [insterest based contracts/transactions])
• Gharar (transaksi/kontrak berkondisi asymmetric information)
Islamic Risk Management
Lecturer: Dr. Muhammad Syarif Surbakti, SE.Ak., MSc 36
Syariah

MANAJEMEN RISIKO MUAMALAH


Ibadah Muamalah

SPEKTRUM LARANGAN LEBIH RINCI

ZAT SIFAT
TRANSAKSI

1. Babi (lihat lampiran 1. Khamr


sebagai referensi) Tadlis (Penipuan)
2. Maksiat (a.l. hotel,
2. Bangkai tempat hiburan orang Taghrir (Gharar)
dewasa)
3. Darah Bay Najasy (Fake Demand)
3. Non Toyyib (a.l.
rokok, dll)
Ihtikar (Fake Supply)
Maysir/Judi/Spekulatif
Risywah/Suap/Sogok
Riba (lihat lampiran sebagai referensi)

Islamic Risk Management


Lecturer: Dr. Muhammad Syarif Surbakti, SE.Ak., MSc 37

BEBERAPA ISTILAH

Bai’ adalah akad pertukaran harta yang bertujuan memindahkan kepemilikan Riba adalah tambahan yang diberikan dalam pertukaran barangbarang ribawi
harta tersebut. (al-amwal al-ribawiyah) dan tambahan yang diberikan atas pokok utang
Bai’ al-Ma’dum adalah jual beli yang obyek (mabi’)-nya tidak ada pada saat dengan imbalan penangguhan pembayaran secara mutlak.
akad, atau jual beli atas barang (efek) padahal penjual tidak memiliki Tadlis adalah tindakan menyembunyikan kecacatan obyek akad yang dilakukan
barang (efek) yang dijualnya. oleh penjual untuk mengelabui pembeli seolah-olah obyek akad tersebut
Bai’ al-Maksyuf adalah bentuk jual beli yang mengandung gharar, yaitu jual beli tidak cacat.
secara tunai atas barang (efek) yang bukan milik penjual dan penjual Taghrir adalah upaya mempengaruhi orang lain, baik dengan ucapan maupun
Tidak diberi izin oleh pemilik untuk menjualkan, atau jual beli secara tunai tindakan yang mengandung kebohongan, agar terdorong untuk
atas barang (efek) padahal penjual tidak memiliki barang (efek) yang melakukan transaksi.
dijualnya. Talaqqi al-rukban adalah bagian dari ghabn; yaitu jual-beli atas barang dengan
Bai’ al-Musawamah adalah akad jual beli dengan kesepakatan harga pasar harga jauh di bawah harga pasar karena pihak penjual tidak mengetahui
yang wajar melalui mekanisme tawar menawar yang berkesinambungan. harga tersebut.
Dharar adalah tindakan yang dapat menimbulkan bahaya atau kerugian pihak
lain.
Ghabn adalah ketidakseimbangan antara dua barang (obyek) yang
dipertukarkan dalam suatu akad, baik segi kualitas maupun kuantitasnya;
Ghabn Fahisy adalah ghabn tingkat berat, seperti jual-beli atas barang dengan
harga jauh di bawah harga pasar.
Gharar adalah ketidakpastian dalam suatu akad, baik mengenai kualitas atau
kuantitas obyek akad maupun mengenai penyerahannya.
Ghisysy adalah salah satu bentuk tadlis; yaitu penjual
menjelaskan/memaparkan keunggulan/keistimewaan barang yang dijual
serta menyembunyikan kecacatannya.
Ihtikar adalah membeli suatu barang yang sangat diperlukan masyarakat pada
saat harga mahal dan menimbunnya dengan tujuan untuk menjualnya
kembali pada saat harganya lebih mahal;
Jahalah adalah ketidakjelasan dalam suatu akad, baik mengenai obyek akad,
kualitas atau kuantitas (shifat)-nya, harganya (tsaman), maupun
mengenai waktu penyerahannya;
Najsy/Tanajusy adalah tindakan menawar barang dengan harga lebih tinggi
oleh pihak yang tidak bermaksud membelinya, untuk menimbulkan kesan
banyak pihak yang berminat membelinya.
Islamic Risk Management
Lecturer: Dr. Muhammad Syarif Surbakti, SE.Ak., MSc 38
ALKITAB KRISTIANI JUGA MELARANG KONSUMSI BABI

1. Alkitab cetakan baru tahun 1996-2005


Imamat 11:7-8 ”Demikian juga babi hutan, karena memang berkuku belah, yaitu kukunya bersela panjang, tetapi tidak
memamah biak; haram itu bagimu. Daging binatang-binatang itu janganlah kamu makan dan
bangkainya janganlah kamu sentuh; haram semuanya itu bagimu.”

Ulangan 14:8 ”juga babi hutan, karena memang berkuku belah, tetapi tidak memamah biak; haram itu bagimu. Daging
binatang-binatang itu janganlah kamu makan dan janganlah kamu terkena bangkainya.”

2. Alkitab cetakan lama 1991


Imamat 11:7-8 ”Demikian juga babi, karena memang berkuku belah, yaitu kukunya bersela panjang, tetapi tidak memamah
biak, haram itu bagimu.”

3. Alkitab cetakan lama tahun 1941


Imamat 11:7-8 ”Dan lagi babi, karena soenggoehpon koekoenja terbelah doewa, ija itoe bersiratan koekoenja, tetapi tiada ija
memamah bijak, maka haramlah ija kapadamoe. Djangan kamoe makan daripada dagingnja dan
djangan poela kamoe mendjamah bangkainja, maka haramlah ija kapadamu.”

Islamic Risk Management


Lecturer: Dr. Muhammad Syarif Surbakti, SE.Ak., MSc 39

MENGAPA BABI DILARANG DIKONSUMSI MANUSIA?

Islamic Risk Management 40


Lecturer: Dr. Muhammad Syarif Surbakti, SE.Ak., MSc 40
MELARANG ROKOK?
MENGAPA SYARIAH

Islamic Risk Management 41


Lecturer: Dr. Muhammad Syarif Surbakti, SE.Ak., MSc 41
MELARANG ROKOK?
MENGAPA SYARIAH

Islamic Risk Management 42


Lecturer: Dr. Muhammad Syarif Surbakti, SE.Ak., MSc 42
SEJARAH TAKAFUL

Dan tidak layak bagi seorang mu'min membunuh


seorang mu'min (yang lain), kecuali karena
tersalah (tidak sengaja), dan barangsiapa
membunuh seorang mu'min karena tersalah
(hendaklah) ia memerdekakan seorang hamba
sahaya yang beriman serta membayar diat yang
diserahkan kepada keluarganya (si terbunuh itu),
kecuali jika mereka (keluarga terbunuh)
bersedekah. Jika ia (si terbunuh) dari kaum yang
memusuhimu, padahal ia mu'min, maka
(hendaklah si pembunuh) memerdekakan hamba-
sahaya yang mukmin. Dan jika ia (si terbunuh)
dari kaum (kafir) yang ada perjanjian (damai)
antara mereka dengan kamu, maka (hendaklah si
pembunuh) MEMBAYAR DIAT yang diserahkan
kepada keluarganya (si terbunuh) serta
memerdekakan hamba sahaya yang mukmin.
Barangsiapa yang tidak memperolehnya, maka
hendaklah ia (si pembunuh) berpuasa dua bulan
berturut-turut sebagai cara taubat kepada Allah.
Dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Bijaksana. [QS An-Nisaa (4) : 92]

Konsep takaful dilaporkan telah dipraktekkan dalam berbagai bentuk sejak 622 Sdh.M. Ahli hukum Islam
mengakui bahwa dasar tanggung jawab bersama (dalam sistem aquila seperti yang dilakukan antara Muslim
Mekkah dan Madinah) meletakkan dasar asuransi saling tolong menolong. Disebut juga dengan istilah Nidzam al
Aqilah (nidzam = dispilin, aqilah = saudara pihak ayah  usaha penuh disiplin dan tanggung jawab dari saudara
Islamicbapak).
pihak Risk Management
Lecturer: Dr. Muhammad Syarif Surbakti, SE.Ak., MSc 43

SEJARAH TAKAFUL

 Dan tolong-menolonglah kamu dalam


(mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan
jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa
dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu
kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat
siksa-Nya (QS al Maidah [5]:2).
 Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan
perempuan, sebahagian mereka (adalah)
menjadi penolong bagi sebahagian yang lain.
Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf,
mencegah dari yang munkar, mendirikan
shalat, menunaikan zakat dan mereka taat
pada Allah dan Rasul-Nya. mereka itu akan
diberi rahmat oleh Allah; Sesungguhnya Allah
Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS At-
Taubah [9]:71)
 Dari Abu Hurairah ra, Nabi SAW, bersabda:
“Barang siapa yang melepaskan satu
kesusahan seorang mukmin, pasti Allah akan
melepaskan darinya satu kesusahan pada
Secara konsep, al-qasamah hampir mirip dengan nidzam al-aqilah. hari kiamat. Barang siapa yang menjadikan
Semua peserta berkontribusi saling tolong menolong. Bedanya, mudah urusan orang lain, pasti Allah akan
pengumpulan “dana” pada al-qasamah dilakukan di awal sebelum memudahkannya di dunia dan di akhirat.
adanya kejadian anggota kelompok atau suku yang meninggal dunia. Barang siapa yang menutupi aib seorang
muslim, pasti Allah akan menutupi aibnya di
Yang menerima manfaat adalah ahli waris dari peserta yang wafat, dunia dan di akhirat. Allah senantiasa
namun tidak diketahui pembunuhnya. al Qasamah lebih dekat menolong hamba Nya selama hamba Nya itu
dengan sistem asuransi syariah saat ini. suka menolong saudaranya”. (HR. Muslim).
Islamic Risk Management
Lecturer: Dr. Muhammad Syarif Surbakti, SE.Ak., MSc 44
SEJARAH TAKAFUL

Islamic Risk Management


Lecturer: Dr. Muhammad Syarif Surbakti, SE.Ak., MSc 45

SEJARAH TAKAFUL

Islamic Risk Management


Lecturer: Dr. Muhammad Syarif Surbakti, SE.Ak., MSc 46
AKAD-AKAD PRUDENTIAL SYARIAH

Islamic Risk Management


Lecturer: Dr. Muhammad Syarif Surbakti, SE.Ak., MSc 47

AKAD-AKAD PRUDENTIAL SYARIAH

1. Difasilitasi dan dimediasi oleh Prudential Syariah, sesama peserta mengikatkan diri
menjadi peserta ULiPS menggunakan Akad Tabarru’ yaitu, akad yang dilakukan dalam
bentuk hibah dengan tujuan kebajikan dan tolong menolong antar peserta, bukan
untuk tujuan komersial (FATWA DSN No.21/DSN-MUI/X/2001 re Pedoman Umum Asuransi
Syari’ah).
2. Setiap peserta menunjuk Prudential Syariah sebagai wakil untuk kelola ULiPS
menggunakan akad Wakalah bil ujrah (fee based deputyship).
3. Peserta menggunakan akad Bai’ al-Naqd (jual beli tunai) atas investasi ULiPS.

Unit Linked Prudential Syariah (ULiPS) Scheme


Investment Acct.

3.Bai’ al-Naqd
(JBT)

2.Wakalah bil ujrah


JBT = jual beli tunai
(Fee based deputyship) ULiPS = unit linked Prudential Syariah
Islamic Risk Management
Lecturer: Dr. Muhammad Syarif Surbakti, SE.Ak., MSc 48
AKAD-AKAD PRUDENTIAL SYARIAH
4. Dengan menggunakan (akad) Hibah Muqayyadah, peserta mengibahkan porsi kontribusi berkalanya
ke dalam Dana Tabaruk (dengan cara mencairkan unit link di rekening investasi) yang akan
digunakan untuk menolong peserta lain yang terkena musibah.
5. Apabila nilai tunai rek. investasi no. 4 tidak cukup karena dipotong biaya (ujrah) akuisisi, Prudential
memberikan pinjaman kepada peserta menggunakan akad Qardh.
6. Apabila terjadi musibah pada peserta, berdasarkan kewenangan yang dimiliki melalui akad Wakalah
bil ujrah, ULiPS akan mencairkan Dana Tabaruk berdasarkan Akad Kafalah sesuai plan yang dipilih
oleh peserta yang terkena musibah untuk mendanai biaya risiko yang ditanggungnya.
7. Apabila Tabaruk Fund tidak cuckup, Prudential menutupinya dengan pinjaman menggunakan akad
Qardh.
8. Alokasi surplus tahunan Tabaruk Fund (jika ada): ditahan 30%, 14% untuk Prudential Syariah dan 56%
untuk peserta.

Unit Linked Prudential Syariah (ULiPS) Scheme

Investment Acct. 4.Hibah Muqayyadah

Tabaruk Fund
3.Bai’ al-Naqd 6.Kafalah
(JBT) 8.Refund surplus
5. Qardh

7.Qardh
2.Wakalah bil ujrah
JBT = jual beli tunai
(Fee based deputyship) ULiPS = unit linked Prudential Syariah
Islamic Risk Management
Lecturer: Dr. Muhammad Syarif Surbakti, SE.Ak., MSc 49

AKAD-AKAD DI DALAM SPAJ New


PRUDENTIAL SYARIAH

Islamic Risk Management


Lecturer: Dr. Muhammad Syarif Surbakti, SE.Ak., MSc
UNIT LINKED PRUDENTIAL SYARIAH
(ULiPS)

Unit Linked Syariah

Unit Linked Syariah (ULS) adalah produk takaful yang dikaitkan dengan investasi pasar modal syariah, dimana
akumulasi keuntungan investasi digunakan sebagai sumber pembayaran biaya asuransi (cost of takaful atau
tabaruk). ULS berpotensi besar memberikan manfaat bagi peserta membayar kontribusi takaful dalam kurun
waktu jauh lebih singkat dari masa manfaat takafulnya sendiri.
Contoh: Masa manfaat takaful diberikan hingga peserta berusia 75 tahun (misalnya masa ini setara dengan 25
tahun masa kepesertaan). Peserta dapat diproyeksikan membayar kontribusi sejumlah tertentu selama 10 tahun.
Cost of takaful atau tabaruk 15 tahun berikutnya akan dibayarkan dari hasil investasi yang telah berhasil
diakumulasi selama 10 tahun pertama masa pembayaran kontribusi.
Keuntungan lainnya, jika realisasi tingkat imbal hasil ULS rata-rata seperti atau lebih tinggi dari “asumsi tinggi”
yang digunakan dalam membuat proposal/ilustrasi, peserta berpeluang besar memiliki nilai tunai yang jauh lebih
besar dari akumulasi kontribusi yang telah disetorkan selama 10 tahun pertama.

Islamic Risk Management


Lecturer: Dr. Muhammad Syarif Surbakti, SE.Ak., MSc 51

UNIT LINKED
PRUDENTIAL SYARIAH
(ULiPS)
Sharia screening instrumen pasar modal (Efek)
Syariah
(Fatwa DSN No: 40/DSN-MUI/X/2003 re Pasar Modal & Pedoman
Umum Penerapan Prinsip Syariah Di Bidang Pasar Modal) (BAPEPAM-LK: Kep-208/BL/2012 re Kriteria & Penerbitan DES)
Tidak boleh atas efek pasar modal yang berasal kegiatan usaha sebagai berikut: Efek syariah berupa saham termasuk HMETD dan Waran syariah yang
a. perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang diterbitkan oleh Emiten menyatakan atau tidak menyatakan bahwa kegiatan usaha
dilarang; serta cara pengelolaan usahanya dilakukan berdasarkan prinsip syariah, sepanjang
b.lembaga keuangan konvensional (ribawi), termasuk perbankan dan asuransi Emiten :
konvensional; a. tidak melakukan kegiatan usaha sebagai berikut:
c. produsen, distributor, serta pedagang makanan dan minuman yang haram; 1) perjudian dan permainan yang tergolong judi;
dan 2) perdagangan yang dilarang menurut syariah, antara lain:
d.produsen, distributor, dan/atau penyedia barang-barang ataupun jasa yang (a) perdagangan yang tidak disertai dengan penyerahan barang/jasa;
merusak moral dan bersifat mudarat. (b) perdagangan dengan penawaran/permintaan palsu;
e. melakukan investasi pada Emiten (perusahaan) yang pada saat transaksi 3) jasa keuangan ribawi, antara lain:
tingkat (nisbah) hutang perusahaan kepada lembaga keuangan ribawi lebih (a) bank berbasis bunga;
dominan dari modalnya; (b) perusahaan pembiayaan berbasis bunga;
Emiten atau Perusahaan Publik yang bermaksud menerbitkan Efek Syariah 4) jual beli risiko yang mengandung unsur ketidakpastian (gharar)
wajib untuk menandatangani dan memenuhi ketentuan akad yang sesuai dan/atau judi (maysir), antara lain asuransi konvensional;
dengan syariah atas Efek Syariah yang dikeluarkan. 5) memproduksi, mendistribusikan, memperdagangkan, dan/atau
Emiten atau Perusahaan Publik yang menerbitkan Efek Syariah wajib menyediakan antara lain:
menjamin bahwa kegiatan usahanya memenuhi Prinsip-prinsip Syariah dan (a) barang atau jasa haram zatnya (haram li-dzatihi);
memiliki Shariah Compliance Officer. (b) barang atau jasa haram bukan karena zatnya (haram lighairihi) yang
Dalam hal Emiten atau Perusahaan Publik yang menerbitkan Efek Syariah ditetapkan oleh DSN-MUI;
sewaktu-waktu tidak memenuhi persyaratan tersebut di atas, maka Efek yang (c) barang atau jasa yang merusak moral dan/atau bersifat mudarat;.
diterbitkan dengan sendirinya sudah bukan sebagai Efek Syariah. 6) melakukan transaksi yang mengandung unsur suap (risywah);
b. memenuhi rasio-rasio keuangan sebagai berikut:
1) total utang yang berbasis bunga dibandingkan dengan total aset tidak
lebih dari 45% (empat puluh lima per seratus); atau
2) total pendapatan bunga dan pendapatan tidak halal lainnya
dibandingkan dengan total pendapatan usaha (revenue) dan
pendapatan lain-lain tidak lebih dari 10% (sepuluh per seratus);
Islamic Risk Management
Lecturer: Dr. Muhammad Syarif Surbakti, SE.Ak., MSc 52
UNIT LINKED PRUDENTIAL SYARIAH
(ULiPS)

Instrumen pasar modal


(Efek) Syariah
Saham Syariah adalah bukti kepemilikan modal dasar dari sebuah Perseroan Terbatas (PT) yang lolos sharia
screening, yang merupakan badan hukum persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan
kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang
ditetapkan dalam undang-undang serta peraturan pelaksanaannya (UU No. 40 Tahun 2007 re Perseroan Terbatas).
Tidak termasuk saham yang memiliki hak-hak istimewa.
Sukuk (Obligasi Syariah) adalah suatu surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang
dikeluarkan Emiten kepada pemegang Obligasi Syariah yang mewajibkan Emiten untuk membayar pendapatan
kepada pemegang Obligasi Syariah berupa bagi hasil/margin/fee serta membayar kembali dana obligasi pada saat
jatuh tempo.
Reksa Dana Syariah adalah reksa dana yang beroperasi menurut ketentuan dan prinsip syariat Islam, baik dalam
bentuk akad antara pemodal sebagai pemilik harta (shahib al-mal/rabb al-mal) dengan Manajer Investasi, begitu
pula pengelolaan dana investasi sebagai wakil shahib al-mal, maupun antara Manajer Investasi sebagai wakil shahib
al-mal dengan pengguna investasi.
Efek Beragun Aset Syariah adalah efek yang diterbitkan oleh Kontrak Investasi Kolektif EBA Syariah yang
portofolionya terdiri dari aset keuangan berupa tagihan yang timbul dari surat berharga komersial, tagihan yang
timbul di kemudian hari, jual beli pemilikan aset fisik oleh lembaga keuangan, efek bersifat investasi yang dijamin
oleh Pemerintah, sarana peningkatan investasi/arus kas serta aset keuangan setara, yang sesuai dengan prinsip
syariah.
Deposito Syariah, simpanan deposito berbasis akad Mudharabah pada bank syariah.
Islamic Risk Management
(Fatwa DSNDr.
Lecturer: No: 32/DSN-MUI/IX/2002
Muhammad re Obligasi
Syarif Surbakti, Syariah)
SE.Ak., MSc 53

UNIT LINKED PRUDENTIAL SYARIAH


(ULiPS)

Penyajian efek syariah di


neraca emiten

PT XYZ PT XYZ
NERACA LABA RUGI
31 DES 200X For Year Ended at 31 Dec 200x

Aktiva Lancar 100Mil Hutang Dagang 10 Mil Penjualan 900 Mil


Harga Pokok Penjualan 600 Mil
Hutang Bank Jk 30 Mil ------------
Pendek Laba Kotor 300 Mil
Biaya Operasional 100 Mil
Aktiva Tetap 100Mil Hutang Bank 50 Mil ------------
Jk Panjang Laba Sebelum Bunga & Pajak 200 Mil
SUKUK (OBLIGASI) 100 Bunga (80 Mil x 18%) 14,4 Mil
---------- ------------
Total Hutang 190 Mil Laba Sebelum Pajak 185,6 Mil
Modal (SAHAM) 10 Mil Pajak (40%) 55,68 Mil
---------- ---------- ------------
Total Aktiva 200Mil Total Hutang & 200 Mil Laba Bersih 129,9 Mil
Midal

Islamic Risk Management


Lecturer: Dr. Muhammad Syarif Surbakti, SE.Ak., MSc 54
Enhanced

EFEK SYARIAH ULIPS & AKADNYA

SHARING EXCHANGE
DEBT CONTRACTS SERVICE
CONTRACTS CONTRACTS
(AL-DAYN) CONTRACTS
(AL-BAI’)

BAI’ AL-NAQD
MUDHARABAH (Jual Tunai) AL-QARD WADI’AH

BAI' BIT TAQSHITH


MUSYARAKAH (Jual Kredit) RAHN KAFALAH

MURABAHAH WAKALAH
SAHAM
SALAM HIBAH

SUKUK/OBLIGASI
ISTISHNA HIWALAH

IJARAH/IJARAH MUNTAHIA
BIT TAMLIK (IMBT) JU’ALAH

Islamic Risk Management SHARF


Lecturer: Dr. Muhammad Syarif Surbakti, SE.Ak., MSc 55

Islamic Risk Management


Lecturer: Dr. Muhammad Syarif Surbakti, SE.Ak., MSc
Project 1
Identify verses in Al‐Quran contain risk management
objectives

Group A
Adi Sastra + Atang + Firly (QS 1 – 8)

Group B
Adenaniyul + Supyan + Sri Rahayu + Miftahul (QS 9 – 19)

Group C
Ghufron + Surya + Naima (20 – 114)

Islamic Risk Management


Lecturer: Dr. Muhammad Syarif Surbakti, SE.Ak., MSc

Islamic Risk Management


Lecturer: Dr. Muhammad Syarif Surbakti, SE.Ak., MSc
Islamic Risk Management
Lecturer: Dr. Muhammad Syarif Surbakti, SE.Ak., MSc

You might also like