Professional Documents
Culture Documents
Persentase Berahi Pada Sapi Akibat Pemberian Beberapa Preparat Hormon Prostaglandin
Komersial di Kecamatan Muara Satu Kota Lhokseumawe
( Percentage of Oestrus in Cows Due to Administration of Several Commercial
Prostaglandin Hormone Preparations in Muara Satu District, Lhokseumawe City)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh perbedaan PGF2α yang analog terhadap
persentase berahi sapi di Kecamatan Muara Satu Kota lhokseumawe. Sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data hasil SIKOMANDAN (Sapi Kerbau Komoditas
Andalan Negeri tahun 2020. Dalam penelitian ini digunakan data 126 ekor sapi yang
memiliki variasi breed dan umur, dengan skor kondisi tubuh baik. Sapi-sapi
dikelompokkan menjadi tiga kelompok berdasarkan preparat sinkronisasi berahi yang
digunakan. K1= kelompok sapi yang diinjeksi dengan 5 ml PGF2α-1 (cloprostenol 75
mg/ml dan chlorocresol 1,0 mg/ml) berjumlah 44 ekor. K2= kelompok sapi yang diinjeksi
dengan 5 ml PGF2α-2 (dinoprost tromethamine 5,5 mg/ml dan benzil alkohol 12,0 mg/ml)
berjumlah 39 ekor. K3= kelompok sapi yang diinjeksi dengan 5 ml PGF2α-3 dinoprost
tromethamine 5 mg/ml dan benzil alkohol 1,65%) berjumlah 43 ekor. Penyuntikan
dilakukan secara intramuskulus, dua kali dengan interval 10 hari. Data yang diperoleh
Kata kunci
dianalisis secara deskiptif. Hasil analisis menunjukkan persentase berahi pada kelompok 1;
Prostaglandin, estrus, sapi, 2; dan 3 masing-masing 93,2%; 92,3% dan 95,3%. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan
Kota Lhokseumawe bahwa PGF2α-3 mempunyai efektivitas lebih baik dibandingkan PGF2α-2 dan PGF2α-1
dalam induksi sinkronisasi berahi pada sapi di Kecamatan Muara Satu Kota Lhokseumawe.
Kutipan Syakir. A. Masrianto. (2021). Persentase Berahi Pada Sapi Akibat Pemberian Beberapa Preparat Hormon Prostaglandin
Komersial di Kecamatan Muara Satu Kota Lhokseumawe. Fanik: Jurnal Faperta Uniki, 2(2), 18-.24
e-ISSN (Online) 2477-5665
yang analog terhadap sapi pada kegiatan komersial, persentase berahi tertinggi adalah
SIKOMANDAN Tahun 2020 Kecamatan dengan pemberian preparat hormon PGF2α-3
Muara Satu kota lhokseumawe. yaitu 95,3% sedangkan pemberian preparat
hormon PGF2α-2 92,30% dan PGF2α-1 93,2%.
BAHAN DAN METODE
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi
Sampel yang digunakan berupa data proses regresi korpus luteum yang dibuktikan
SIKOMANDAN tahun 2020. Dalam penelitian dengan adanya keberhasilan berahi dari
ini digunakan data 126 ekor sapi yang memiliki sinkronisasi dengan beberapa preparat hormon
variasi breed dan umur, dengan skor kondisi prostaglandin komersial. Timbulnya berahi
tubuh baik. Sapi-sapi dikelompokkan menjadi akibat pemberian PGF2α disebabkan karena
tiga kelompok berdasarkan preparat lisisnya korpus luteum oleh mekanisme kerja
sinkronisasi berahi yang digunakan. Kelompok PGF2α melalui mekanisme apoptosis dan
I (K1) adalah sapi (44 ekor) yang diinjeksi mekanisme aktivasi protein kinase (PKC) yang
dengan 5 ml PGF2α- (75 mg/ml cloprostenol menghambat konversi kolesterol menjadi
dan chlorocresol 1,0 mg/ml). Kelompok II (K2) progesteron (Maidaswar, 2007). Akibatnya
adalah sapi (39 ekor) yang diinjeksi dengan 5 kadar progesteron yang dihasilkan oleh korpus
ml PGF2α-2 (dinoprost tromethamine 5,5 luteum menurun dalam darah. Penurunan kadar
mg/ml dan benzil alkohol 12,0 mg/ml). progesteron ini merangsang hipofisa anterior
Kelompok III (K3) adalah sapi (43 ekor) yang menghasilkan dan melepaskan FSH dan LH.
diinjeksi dengan 2 ml PGF2α-3 (dinoprost Kedua hormon ini bertanggung jawab dalam
tromethamine 5 mg/ml dan benzil alkohol proses folikulogenesis dan ovulasi, sehingga
1,65%). Penyuntikan dilakukan secara terjadi pertumbuhan dan pematangan folikel.
intramuskulus, dua kali dengan interval 10 hari. Folikel-folikel tersebut akhirnya menghasilkan
Observasi Berahi hormon estrogen yang mampu
Data jumlah sapi yang menunjukkan memanifestasikan gejala berahi (Jainudeen dan
tanda- tanda berahi diperoleh dari laporan Hafez, 2000). Kerja hormon estrogen adalah
pelaksanaan SIKOMANDAN 2020 Kecamatan untuk meningkatkan sensitivitas organ kelamin
Muara Satu Kota Lhokseumawe. betina yang ditandai perubahan pada vulva dan
Analisis Data keluarnya lendir (Lammoglia et al., 1998).
Data hasil penelitian dianalisis secara Perbedaan hasil persentase berahi dari
deskriptif. pemberian beberapa preparat hormon
prostaglandin komersial ini kemungkinan
HASIL disebabkan oleh perbedaan breed dan umur
sapi yang digunakan. Dalam program
Data persentase berahi sapi dari laporan
SIKOMANDAN 2020 sapi yang digunakan
pelaksanaan SIKOMANDAN Tahun 2020
tidak dikelompokkan menurut breed dan umur
Dinas Kelautan Perikanan Pertanian dan
yang sama, dikarenakan sapi yang digunakan
Pangan Kota Lhokseumawe, Aceh terhadap
adalah sapi dari peternak di Kecamatan Muara
persentase berahi sapi setelah pemberian
Satu yang telah diseleksi oleh petugas. Hal ini
preparat hormon prostaglandin komersial
disebabkan karena jalur kerja SIKOMANDAN
(PGF2α-1, PGF2α-2, dan PGF2α-3) disajikan
di Kecamatan Muara Satu yaitu jalur satu
pada Tabel 1.
(reguler) dimana peternak menghubungi
petugas/inseminator kemudian ternak
disinkronisasi oleh petugas dan apabila berahi
selanjutnya dilakukan IB. Tampilan berahi
pada masing-masing individu ternak berbeda,
demikian juga antar breed pada sapi. Hal ini
PEMBAHASAN diperkuat dengan hasil laporan Siregar et al.
(2010), yang menyatakan perbedaan persentase
Dapat dilihat pada tabel 1 setelah berahi disebabkan oleh perbedaan breed dan
pemberian preparat hormon prostaglandin jenis ternak yang digunakan. Fauzi et al. (2017)
November 2021|Volume 2|Nomor 2
20
Ahmad Syakir dan Masrianto (2021)|Fanik: Jurnal Faperta Uniki 2(2), 18- 24
berpendapat bahwa perbedaan kualitas berahi baru. Hormon PGF2α-2 juga memiliki
yang muncul akibat adanya perbedaan kandungan senyawa yang sama dengan PGF2α-
kemampuan sekresi hormon-hormon berahi 3 sehingga mampu menimbulkan berahi.
secara maksimal dari setiap individu. Umur Penelitian yang dilakukan Sariubang dan
sapi juga memengaruhi perbedaan hasil berahi. Nurhayu (2011) juga menunjukkan bahwa
Hasil penelitian menunjukkan adanya PGF2α-2 merupakan larutan sintetik
perbedaan kemampuan preparat hormon mengandung PGF2α yang berfungsi sebagai
prostaglandin komersial yang diberikan dalam hormon yang punya efek kerja dalam
menginduksi berahi. Perbedaan ini memproduksi hormon yang diproduksi oleh sel-
kemungkinan ada hubungannya dengan sel uterus. Pendapat yang sama dikemukakan
klasifikasi dan kegunaan hormon reproduksi oleh Stevenson dan Phatak (2010) yang
yaitu berdasarkan tipe dan kerja hormon, mengatakan bahwa PGF2α dengan zat aktif
struktur kimia, sifat kelarutan molekul hormon, dinoprost dapat menurunkan konsentrasi
lokasi reseptor hormon, dan sifat sinyal yang progesteron pada sapi. Meskipun PGF2α-3 dan
mempertahankan kerja hormon. Hal ini juga PGF2α-2 memiliki kandungan zat aktif yang
dimungkinkan karena adanya faktor yang sama tetapi persentase keberhasilan yang
memengaruhi kerja hormon pada organ target didapatkan berbeda. Hal ini diduga disebabkan
yaitu kecepatan sintesis dan sekresi hormon, oleh perbedaan konsentrasi benzil alkohol yang
sistem transportasi hormon di dalam plasma, terkandung dalam kedua preparat.
kecepatan degradasi hormon, kecepatan PGF2α-1 mengandung senyawa yang
perubahan hormon dari bentuk inaktif menjadi berbeda yaitu cloprostenol. Cloprostenol
bentuk yang aktif dan perbedaan receptor memiliki pengaruh yang sama dengan dinoprost
spesifik hormon. Hal ini sesuai dengan yaitu dapat mengakibatkan luteolisis.
penelitian Sattar (2005) yang melaporkan Stevenson dan Phatak (2010) mengatakan
perbedaan jenis PGF2α yang disuntikkan pada mekanisme kerja cloprostenol sama dengan
sapi menghasilkan kecepatan penurunan hormon PGF2α endogen, yang akan berikatan
konsentrasi progesteron yang berbeda. dengan reseptor PGF2α pada korpus luteum
Penurunan progesteron akan memberikan sehingga mengakibatkan luteolisis. Moeira dan
umpan balik ke hipotalamus dan hipofisa Hammon (2012) melaporkan bahwa meskipun
anterior sehingga FSH akan disekresikan yang bahan aktif dan sifat dinoprost dan cloprostenol
berfungsi menstimulasi folikulogenesis, berahi, berbeda, tetapi keduanya memiliki fungsi yang
dan ovulasi (Hamdan dan Siregar, 2004). sama yaitu menginduksi luteolisis. Selanjutnya
Perbedaan dalam hasil penelitian juga Moeira dan Hammon (2012) berpendapat
dimungkinkan karena perbedaan kandungan zat bahwa tidak ada perbedaan dalam keberhasilan
aktif dari jenis PGF2α. Hormon PGF2α-3 berahi antara dinoprost dan cloprostenol.
mengandung dinoprost tromethamine 5 mg/ml Hasil pemberian preparat hormon
dan benzil alkohol 1,65%, senyawa tersebut PGF2α-3 pada penelitian ini lebih tinggi
dapat menyebabkan korpus luteum hancur dibandingkan dengan hasil Sulfitrianingsih
kemudian menimbulkan berahi. Sariubang dan (2016) yaitu sebesar 77% pada sapi Bali
Nurhayu (2011) yang menyatakan bahwa sedangkan Handarini et al. (2017) mendapatkan
PGF2α dapat menimbulkan berahi karena hasil yang sempurna mencapai 100% pada sapi
mengandung 5,5 mg dinoprost tromethamine FH. Sedangkan penelitian yang dilakukan
dan 12,0 mg benzil alkohol yang merupakan novika et al (2020) hanya mendapatkan hasil
senyawa organik yang berwujud cair, tidak persentase berahi 50% menggunakan preparat
berwarna, dan bertitik didih 205,30C, dengan sinkronisasi berahi yang sama.
indeks bias 1,5396. Asam benzoat dan benzil Preparat hormon PGF2α-3 pada
alkohol dapat dibuat sekaligus dari benzal penelitian ini menunjukkan hasil tertinggi yaitu
dehida yang direaksikan dengan basa yang akan mencapai 95,3%. Hasil tersebut lebih rendah
mengakhiri siklus estrus hewan betina yang dari hasil penelitian Prabaswara (2015) yang
tidak bunting dengan cara menghancurkan melaporkan bahwa persentase berahi pada sapi
korpus luteum dan memulai siklus berahi yang perah Frisien Holstein yang disinkronisasi
November 2021|Volume 2|Nomor 2
21
Ahmad Syakir dan Masrianto (2021)|Fanik: Jurnal Faperta Uniki 2(2), 18- 24