You are on page 1of 20

KEDUDUKAN HUKUM AKTA RISALAH RAPAT UMUM

PEMEGANG SAHAM (RUPS) MELALUI MEDIA ELEKTRONIK

Mira Nila Kusuma Dewi

Universitas Indonesia Timur


Jl. Rappocini Raya Makassar
Email: miranila@gmail.com

Abstract
A General Meeting of Shareholders(GMS) can be held via teleconference, video conference
and other electronic media, based on article 77 paragraph (1) Law on Limited Company. The
result of this meeting should then be made ​​in Indonesian language notarial deed in accordance
with Article 21 paragraph (4) of the Law on Limited Company. The participants that could
not attend the meeting physically will require an electronic signature (e-signature). A deed
which is signed electronically is equivalent with electronic data which position is recognized as
valid as evidence based on Law of the ITE and the Law on Combating Corruption. However,
this procedure of such deed is contrary to Article 16 paragraph (1) letter m Law number 2
of Year 2014 that the notarial deed shall be read by Notary before the parties and witnesses.
This research purposes are: (1) To analyse the status of GSM deed executed through electronic
media as an authentic document (2) To analyse whether the deed minutes of the GSM conducted
via electronic media can be applied as legal evidence before court. Research method used is
normative research with statute approach, using systematic interpretation and principle of lex
specialis derogate legi generali in processing step. It can be concluded that the status of GMS
deed held by means of electronic media is authentic and can be used as legal evidence before
court, based on principle of lex specialis derogate legi generali and extensive interpretation.
Key words: deed, general meeting of shareholder, teleconference

Abstrak
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dapat dilaksanakan melalui teleconference, video
conference dan sarana media elektronik lainnya berdasarkan Pasal 77 ayat (1) Undang-undang
tentang Perseroan Terbatas (UU PT). Hasil dari RUPS ini kemudian harus dibuatkan akta notaris
berbahasa Indonesia sesuai Pasal 21 ayat (4) UU PT. Dalam hal ini beberapa peserta rapat tidak
hadir secara langsung berhadapan dengan peserta lain dan Notaris maka diperlukan adanya tanda
tangan elektronik (e-signature) bagi para peserta rapat yang tidak hadir secara fisik di tempat
penyelenggaraan rapat. Akta yang dibubuhi tanda tangan elektronik dapat dipersamakan dengan
data elektronik atau informasi elektronik yang kedudukannya diakui sebagai alat bukti yang
sah berdasarkan UU No. 11 tahun 2008 tentang ITE dan UU Pemberantasan Tipikor. Prosedur
pelaksanaan pembuatan akta semacam ini bertentangan dengan Pasal 16 ayat (1) huruf m UU
tentang Jabatan Notaris bahwa notaris wajib membacakan akta di hadapan para penghadap dan
saksi. Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Untuk menganalisa kedudukan hukum akta risalah
RUPS yang dilaksanakan melalui media elektronik sebagai akta otentik, (2) Untuk menganalisa
apakah akta risalah RUPS yang dilaksanakan melalui media elektronik dapat dibuat sebagai
alat bukti yang sah di pengadilan. Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan tesis
ini adalah penelitian normatif dengan menggunakan pendekatan perundang-undangan dengan

112 DOI: http://dx.doi.org/10.21776/ub.arenahukum.2016.00901.7


Mira Nila Kusuma Dewi, Kedudukan Hukum Akta Risalah Rapat Umum Pemegang... 113

menggunakan asas lex specialis derogate legi generali, dengan teknik analisis interpretasi
sistematis. Kedudukan hukum akta risalah RUPS yang dilaksanakan melalui media elektronik
adalah sebagai akta otentik dan dapat dijadikan alat bukti yang sah di pengadilan karena dengan
menggunakan asas lex specialis derogate lex generali dan interpretasi ekstensif.
Kata kunci: akta risalah, RUPS, teleconference

Latar Belakang melaksanakan RUPS di kantor pusat di


Undang-Undang Republik Indonesia Jakarta tetapi tidak semua pemegang saham
Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan hadir dalam satu ruangan saling berhadapan
Terbatas (UU PT) Pasal 77 ayat (1) namun mereka terpisah tempat diantaranya
memperbolehkan pelaksanaan Rapat Umum ada yang berada di kota Surabaya, Medan dan
pemegang Saham (RUPS) melalui media Makassar serta di Papua.
telekonferensi (teleconference), video Hasil dari penyelenggaraan RUPS yang
konferensi (video conference), atau sarana dilaksanakan melalui media elektronik
media elektronik lainnya.1 Sebelumnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
RUPS hanya diselenggarakan dengan cara dibuatkan risalah rapat yang disetujui dan
biasa atau secara kovensional dimana semua ditandatangani oleh semua peserta RUPS
peserta rapat berkumpul dalam satu ruangan sesuai Pasal 77 ayat (4) UU PT.2 Selain itu
dan waktu yang sama. Dengan adanya Pasal berdasarkan Pasal 21 ayat (4) UU PT risalah
77 ayat (1) UU PT maka cara konvensional RUPS tentang perubahan anggaran dasar
tersebut dapat bergeser dengan cara baru harus dimuat atau dinyatakan dalam akta
dimana para peserta rapat dapat saling notaris dan berbahasa Indonesia.
melihat dan mendengar serta berpartisipasi Pembuatan akta notaris hasil RUPS yang
dalam pelaksanaan RUPS walaupun tidak dilaksanakan melalui media elektronik tentu
dalam satu ruangan/tempat yang sama yaitu tidak sama dengan RUPS yang dilaksanakan
dengan menggunakan teleconference, video dengan cara biasa atau konvensional. Dalam
conference atau media elektronik lainnya. RUPS melalui media elektronik diperlukan
Sebagai contoh pelaksanaan RUPS tanda tangan seluruh peserta rapat sedangkan
melalui media elektronik misalnya, dalam tidak semua peserta rapat berada dalam saru
RUPS PT. Marga Kaya berpusat di Jakarta, tempat maka dibutuhkan suatu tanda tangan

1 UU PT Pasal 77 ayat (1):


“Selain penyelenggaraan RUPS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76, RUPS dapat juga dilakukan melalui
media telekonferensi, video konferensi, atau sarana media elektronik lainnya yang memungkinkan semua
peserta RUPS saling melihat dan mendengar secara langsung serta berpartisipasi dalam rapat”.
2 UU PT Pasal 77 ayat (4):
“Setiap penyelenggaraan RUPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dibuatkan risalah rapat yang
disetujui dan ditandatangani oleh semua peserta RUPS.” dikutip dari M. Yahya Harahap, Hukum Perseroan
Terbatas, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011), hlm. 314.
114 ARENA HUKUM Volume 9, Nomor 1, April 2016, Halaman112-131

elektronik sebagai tanda persetujuan para akta risalah Rapat Umum Pemegang Saham
peserta rapat. (RUPS) yang dilaksanakan melalui media
Prosedur pembuatan akta risalah RUPS elektronik. Dalam melakukan pendekatan
tersebut di atas yang tidak mempertemukan perundang-undangan digunakan asas lex
para pihak, saksi dan notaris secara fisik specialsi derogate legi generali. Asas ini
tersebut bertentangan dengan Undang digunakan karena terjadi pertentangan antara
Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun
UU PT. yang memperbolehkan pelaksanaan
2014 tentang Perubahan Atas Undang Undang
RUPS melalui media elektronik tanpa harus
Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris
berhadapan secara fisik dengan UU JN yang
(UU JN) dimana Pasal 16 ayat (1) huruf m UU
mengharuskan para pihak terkait akta hadir di
JN menentukan bahwa:
hadapan notaris.
“Dalam menjalankan jabatannya,
Notaris wajib membacakan Akta di Bahan hukum yang digunakan dalam
hadapan penghadap dengan dihadiri penulisan ini adalah bahan hukum primer,
oleh paling sedikit 2 (dua) orang saksi,
bahan hukum sekunder, dan bahan hukum
atau 4 (empat) orang saksi khusus untuk
pembuatan Akta wasiat di bawah tangan, tersier. Bahan hukum primer terdiri dari
dan ditandatangani pada saat itu juga peraturan perundang-undangan yang
oleh penghadap, saksi, dan Notaris”.
berkaitan dengan penelitian. Bahan hukum
Dari uraian di atas timbul
sekunder terdiri dari buku-buku literatur,
permasalahan “Bagaimanakah kedudukan
hasil-hasil penelitian, jurnal-jurnal hukum,
hukum akta risalah RUPS yang dilaksanakan
melalui media elektronik?” dan “Apakah akta serta pendapat para ahli. Bahan hukum tersier

risalah RUPS yang dilaksanakan emlalui dari kamus hukum, kamus Bahasa Indonesia,

media elektronik dapat dijadikan alat bukti di serta artikel-artikel dari internet.
pengadilan?” Bahan-bahan hukum yang telah
Jenis penelitian yang digunakan dalam dikumpulkan, baik bahan hukum primer,
penelitian ini adalah penelitian hukum bahan hukum sekunder maupun bahan hukum
normatif. Pendekatan penelitian yang tersier akan dikelompokkan secara sistematis
digunakan ialah pendekatan perundang- dan kemudian dianalisis guna menjawab
undangan (statute approach). Pendekatan permasalahan yang ada. Bahan hukum yang
perundang-undangan dilakukan dengan ada tersebut dianalisis dengan menggunakan
menelaah semua undang-undang dan regulasi teknik analisis deskriptif, kualitatif dan
yang berkaitan dengan isu hukum yang sedang interpretasi sistematis dan interpretasi
dihadapi, yakni perihal kedudukan hukum ekstensif.
Mira Nila Kusuma Dewi, Kedudukan Hukum Akta Risalah Rapat Umum Pemegang... 115

Pembahasan present in the same physical area.


Teleconference are usually of a business
A. Kedudukan Hukum Akta Risalah
nature and may require a facilitator or
Rapat Umum Pemegang Saham
party leader to lead the meeting, They
(RUPS) yang Dilaksanakan
are useful for companies operating in
melalui Media Elektronik sebagai
multiple locations or in various countries
Akta Otentik
where not all members can be physically
Berdasarkan UU PT terdapat dua cara present in the same location”3
penyelenggaraan RUPS yaitu RUPS biasa atau Teleconference dapat diartikan sebagai
konvensional diatur pada Pasal 76 UU PT dan sebuah pertemuan yang dilaksanakan
RUPS melalui media elektronik diatur pada menggunakan fixed telepon (telepon rumah)
Pasal 77 ayat (1) UU PT, dimana para peserta atau telepon seluler (handphone) yang tidak
RUPS tidak harus hadir secara fisik di tempat mewajibkan pesertanya hadir secara fisik di
yang sama dimana RUPS diselenggarakan tempat pertemuan yang sama. Teleconference
namun peserta yang tidak hadir ini tetap biasa digunakan dalam urusan bisnis dan
dapat mengikuti jalannya rapat dengan cara menggunakan fasilitator atau pemimpin
mendengar, melihat dan menyaksikan apa rapat. Teleconference ini sangat bermanfaat
yang dibahas dalam RUPS, melalui teknologi bagi perusahaan yang beroperasi di beberapa
yang disebut teleconference, video conference tempat di berbagai Negara dimana tidak semua
atau media elektronik lainnya. peserta dapat hadir secara fisik di tempat yang
Pasal 77 ayat (1) menyebutkan bahwa: sama.
“Selain penyelenggaraan RUPS Teleconference ini menggunakan jaringan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal
76, RUPS dapat juga dilakukan melalui internet dengan menggunakan teknologi
media telekonferensi, video konferensi 3G dimana para peserta rapat dapat saling
atau sarana media elektronik lainnya yang melihat, mendengar dan menyaksikan dengan
memungkinkan semua peserta RUPS
saling melihat dan mendengar langsung bantuan alat kamera dan speaker. Terdapat
serta berpartisipasi dalam rapat.” dua macam teleconference yaitu audio
Media elektronik yang dimaksud conference dimana para peserta hanya dapat
dalam tulisan ini adalah video conference, mendengar suara peserta lain tanpa melihat
lebih spesifiknya adalah Video Conference. rupa peserta lainnya, dan video conference
“Teleconference: meeting conducted by dimana para peserta dapat mendengar suara
use of telephones or cell phones without sekaligus melihat rupa peserta lainnya.
requiring attendees to be physically Dengan teleconference, para peserta dapat

3 Business Dictionary, “Teleconference Definition”, http://businessdictionary.com/definition/teleconference.


html, diakses 24 Juni 2014.
116 ARENA HUKUM Volume 9, Nomor 1, April 2016, Halaman112-131

menggunakan whiteboard4 yang sama dan melalui video conference maka harus
para peserta memegang kendali terhadapnya, dibuatkan akta notaris.
selain itu para peserta dapat berbagi aplikasi Terkait dengan pelaksanaan RUPS melalui
lainnya melalui teleconference. Produk video conference ini juga, UU PT Pasal 77 ayat
yang pertama kali mendukung pelaksanaan (4) mengatur bahwa: “Setiap penyelenggaraan
teleconference adalah NetMeeting yang RUPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diproduksi oleh Microsoft. harus dibuatkan risalah rapat yang disetujui
Dengan demikian RUPS yang dan ditandatangani oleh semua peserta
dilaksanakan melalui Video conference RUPS.”
dapat mempertemukan para peserta seperti Dalam penjelasan UU PT Pasal 77 ayat
halnya dalam satu tempat walaupun pada (4) disebutkan bahwa: “Yang dimaksud
kenyataannya para peserta berada di tempat dengan “disetujui dan ditandatangani” adalah
yang berbeda namun masih dapat mendengar disetujui dan ditandatangani secara fisik atau
dan melihat peserta lainnya secara langsung secara elektronik.”
(live) sebagaimana pelaksanaan RUPS secara Berdasarkan UU PT penjelasan Pasal 77
konvensional. ayat (4) jo. Pasal 77 ayat (4), dalam RUPS
Terkait materi RUPS, terdapat kewajiban biasa atau konvensional akta risalah RUPS
membuat akta Notaris bila materi RUPS ditandatangani oleh penghadap di hadapan
adalah mengenai perubahan anggaran dasar notaris secara langsung atau ditandatangani
perusahaan. Hal ini dinyatakan dalam Pasal 21 secara fisik. Sedangkan dalam RUPS secara
ayat (4) UU PT, yaitu: “Perubahan anggaran video conference pendandatanganan secara
dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (2) langsung dapat dimungkinkan digantikan
dan ayat (3) dimuat atau dinyatakan dalam dengan tanda tangan elektronik.
akta notaris dalam bahasa Indonesia.” Dalam pelaksanaan RUPS melalui video
Dalam hal ini, hasil keputusan RUPS conference ini yang perlu digarisbawahi
yang materi rapatnya adalah perubahan adalah adanya perbedaan dengan pelaksanaan
anggaran dasar harus dibuatkan akta notaris. RUPS secara konvensional yaitu pada RUPS
Oleh karenanya apabila RUPS dengan materi secara konvensional para peserta RUPS hadir
perubahan anggaran dasar ini dilaksanakan secara fisik pada waktu dan tempat yang sama

4 Whiteboard merupakan sebuah layanan aplikasi yang digunakan dalam teleconference. Dengan whiteboard
para peserta dapat bekerja sama dengan nyata dengan menggunakan informasi grafis. Dengan whiteboard,
para peserta teleconference dapat: melihat, membuat dan memperbaharui informasi secara grafis. Cara kerja
pada whiteboard yaitu dengan menggerakkan dengan meng-klik, menyeret, dan memasukkan informasi pada
whiteboard dengan menggunakan mouse. Dapat juga memotong dan meng-copy aplikasi Windows ke dalam
whiteboard. Dalam whiteboard digunakan penunjuk warna warni untuk membedakan komentar. Whiteboard
memungkinkan untuk dengan mudah menyiapkan bahan informasi untuk rapat. Dikutip dari Balitbang,
“Pemanfaatan, Teknologi Teleconference Untuk Mendukung Forum Komunikasi Litbang Pertahanan”, http://
www.balitbang.kemhan.go.id/?q=content/pemanfaatan-teknologi-teleconference-untukmendukung-forum-
komunikasi-litbang-pertahanan, diakses 23 Juni 2014.
Mira Nila Kusuma Dewi, Kedudukan Hukum Akta Risalah Rapat Umum Pemegang... 117

dimana RUPS diselenggarakan sedangkan berwenang untuk membuat akta autentik


pada RUPS melalui veideo conference ada dan memiliki kewenangan lainnya
sebagaimana dimaksud dalam Undang-
peserta yang tidak hadir di tempat yang sama undang ini atau berdasarkan undang-
namun pada waktu yang sama dapat mengikuti undang lainnya.”
jalannya RUPS dari awal hingga selesai. Pasal 15 ayat (1) UU Perubahan UU JN
Terkait hasil RUPS yang harus menyatakan bahwa:
dibuatkan dalam bentuk akta, sebuah akta ”Notaris berwenang membuat akta
dapat disebut sebagai akta otentik jika autentik mengenai semua perbuatan,
perjanjian dan penetapan yang diharuskan
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
oleh peraturan perundang-undangan
a. Bentuk akta tersebut sesuai dengan yang dan/atau yang dikehendaki oleh yang
ditentukan oleh undang-undang. Dalam berkepentingan untuk dinyatakan dalam
akta autentik, untuk dinyatakan dalam
hal ini Undang-undang yang menentukan
akta autentik, menjamin kepastian
mengenai bentuk akta adalah UU JN. tanggal pembuatan akta, menyimpan
Sehingga bentuk akta yang otentik harus akta, memberikan grosse, salinan dan
mengikuti UU JN Pasal 38. kutipan akta, semuanya itu sepanjang
pembuatan akta itu tidak juga ditugaskan
b. Akta otentik dibuat di hadapan pejabat atau dikecualikan kepada pejabat lain
umum yang diangkat oleh Menteri. yang ditetapkan oleh undang-undang.”
Dalam hal ini Notaris adalah salah Berdasarkan Pasal 1 angka 1 dan Pasal 15
satu pejabat umum yang mempunyai ayat (1) UU JN tersebut jelas bahwa Notaris
wewenang untuk membuat akta otentik adalah pejabat umum yang berwenang
(sesuai dengan Pasal 1868 KUH Perdata). membuat akta otentik mengenai perbuatan,
c. Akta otentik dibuat oleh pejabat umum perjanjian dan penetapan. RUPS dapat
yang berwenang. Seorang notaris yang dikatakan sebuah perjanjian atau persetujuan
sedang cuti atau sedang diberhentikan antar para peserta RUPS berkaitan dengan
sementara tidak berwenang untuk perseroan, oleh karenanya akta hasil
membuat akta otentik. Demikian juga keputusan RUPS yang dibuat oleh Notaris
dengan seorang Notaris yang belum dapat dikatakan sebagai akta otentik.
disumpah tidak dapat membuat sebuah Hal ini sesuai dengan Pasal 1868 Kitab
akta otentik (aktanya menjadi akta di Undang Undang Hukum Perdata, akta
bawah tangan). otentik adalah: “suatu akta yang dibuat dalam
Notaris memiliki kewenangan dalam bentuk yang ditentukan oleh undang-undang
membuat sebuah akta otentik. Hal ini diatur oleh/atau di hadapan pejabat umum yang
dalam Pasal 1 angka 1 dan Pasal 15 ayat (1) berwenang untuk maksud itu, di tempat di
yaitu: mana akta itu dibuat.
Pasal 1 angka 1 menyatakan bahwa:
“Notaris adalah pejabat umum yang ”Berdasarkan Pasal 1868 KUH Perdata,
pengertian akta otentik adalah akta yang
118 ARENA HUKUM Volume 9, Nomor 1, April 2016, Halaman112-131

dibuat dalam bentuk yang ditentukan (5) Akta Notaris Pengganti dan Pejabat
oleh undang-undang oleh/atau di hadapan Sementara Notaris, selain memuat
pejabat umum yang berwenang. ketentuan sebagaimana dimaksud pada
Terkait dengan bentuk akta otentik ayat (2), ayat (3), dan ayat (4), juga
memuat nomor dan tanggal penetapan
telah diatur dalam UU JN Pasal 38, yaitu: pengangkatan, serta pejabat yang
“(1) Setiap akta terdiri atas: mengangkatnya.”
a. Awal Akta atau kepala Akta;
b. Badan Akta; dan Berdasarkan Pasal 38 UU JN bahwa
c. Akhir Akta atau Penutup Akta pada akhir akta harus disebutkan uraian
(2) Awal akta atau kepala akta memuat:
tentang pembacaaan akta terkait Pasal
a. Judul Akta;
b. Nomor Akta; 16 ayat (1) huruf m UU JN serta uraian
c. Jam, hari, tanggal, bulan, dan tahun; dan tentang penandatanganan dan tempat
d. Nama lengkap dan tempat kedudukan
Notaris. penandatanganan, maka terkait dengan risalah
(3) Badan Akta memuat: RUPS yang dilaksanakan melalui elektronik
a. Nama lengkap, tempat dan tanggal harus disebutkan dengan tegas di akhir
lahir, kewarganegaraan, pekerjaan,
jabatan, kedudukan, tempat tinggal para akta tentang hal penandatanganan melalui
penghadap dan/atau orang yang mereka elektronik dan tempat penandatanganan. Hal
wakili;
ini bertujuan agar akta yang dibuat dapat
b. Keterangan mengenai kedudukan
bertindak penghadap; menjadi otentik dengan memenuhi ketentuan
c. Isi akta yang merupakan kehendak mengenai bentuk akta tersebut pada Pasal 38
dan keinginan dari pihak yang
UU JN.
berkepentingan; dan
d. Nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, Terkait dengan prosedur pembuatan
serta pekerjaan, jabatan, kedudukan, sebuah akta otentik menurut UU JN diatur
dan tempat tinggal dari tiap-tiap saksi
pengenal. dalam Pasal 16 ayat (1) huruf m:
(4) Akhir atau penutup Akta memuat: “membacakan akta di hadapan penghadap
a. Uraian tentang pembacaan Akta dengan dihadiri oleh paling sedikit 2 (dua)
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 orang saksi, atau 4 (empat) orang saksi
ayat (1) huruf m atau Pasal 16 ayat (7); khusus untuk pembuatan akta wasiat di
b. Uraian tentang pendandatangan dan bawah tangan, dan ditandatangani pada
tempat penandatangan atau penerjemahan saat itu juga oleh penghadap, saksi, dan
akta, jika ada; Notaris”
c. Nama lengkap, tempat dan tanggal lahir,
Berdasarkan Pasal 16 ayat (1) huruf m
pekerjaan, jabatan, kedudukan, dan
tempat tinggal dari tiap-tiap saksi akta; menyatakan bahwa Notaris berkewajiban
dan hadir secara langsung membacakan akta di
d. Uraian tentang tidak adanya perubahan
yang terjadi dalam pembuatan Akta atau hadapan penghadap dengan dihadiri oleh
uraian tentang adanya perubahan yang 2 (dua) orang saksi dan khusus untuk akta
dapat berupa penambahan, pencoretan,
akta waris harus dihadiri oleh 4 (empat)
atau penggantian serta jumlah
perubahannya. orang saksi, artinya prosedur pembuatan
Mira Nila Kusuma Dewi, Kedudukan Hukum Akta Risalah Rapat Umum Pemegang... 119

akta risalah RUPS juga harus dihadiri secara adalah asas preferensi undang undang
langsung oleh Notaris, para penghadap dan yang merujuk kepada dua undang undang
2 (dua) orang saksi. Apabila prosedur ini yang secara hierarkis memiliki kedudukan
tidak dilaksanakan oleh Notaris dalam artian yang sama, dan perbuatan hukum tersebut
Notaris tidak membacakan dan berhadapan diperintahkan oleh undang-undang, dan yang
secara fisik (langsung) dengan para penghadap membuat undang-undang tersebut lembaga
dan saksi maka sanksi nya adalah kedudukan yang sama. Perbedaannya terletak pada
akta tersebut menjadi akta di bawah tangan. ruang lingkup atau substansi kedua peraturan
Dalam hal ini yang menjadi permasalahan perundang-undangan tersebut.
adalah mengenai otentik atau tidaknya sebuah UU PT dan UU JN merupakan dua
akta risalah RUPS yang dilaksanakan melalui undang undang yang secara hierarkis
video conference karena RUPS tersebut tidak memiliki kedudukan yang sama yaitu sebagai
mewajibkan kehadiran para penghadap di Undang-undang bukan peraturan di atas atau
satu tempat yang sama. Hal ini tentu tidak di bawahnya, dan perbuatan hukum tersebut
sesuai dengan aturan Pasal 16 ayat (1) huruf diperintahkan oleh undang-undang dimana
m UU JN maka bila yang menjadi dasar acuan dalam UU PT terdapat perintah mengenai
adalah Pasal 16 ayat (1) huruf m akta RUPS pembuatan akta notaris (akta otentik) dan
melalui video conference kedudukannya dapat dalam UU JN terdapat perintah mengenai
menjadi akta di bawah tangan. bentuk dan tata cara pembuatan akta notaris
Dalam hal ini terjadi pertentangan (akta otentik), dan yang membuat undang-
antara UU PT dan UU JN khususnya dalam undang tersebut lembaga yang sama dalam
hal prosedur pelaksanaan RUPS. UU PT hal ini yaitu lembaga Departemen Perwakilan
membolehkan pelaksanaan RUPS melalui Rakyat.
video conference dimana dimungkinkan ada Jika digunakan asas lex specialis derogate
peserta rapat yang mengikuti jalannya RUPS legi generali terhadap pertentangan kedua
dari tempat lain namun masih dapat melihat perundang-undangan tersebut maka yang
dan mendengar jalannya RUPS sehingga menjadi lex generalis–nya adalah Pasal
Notaris tidak berhadapan dengan para peserta 16 ayat (1) huruf m UU JN, sedangkan lex
rapat. Sedangkan UU JN mewajibkan Notaris specialis-nya adalah Pasal 77 ayat (1) jo.
hadir berhadapan langsung secara fisik dengan Penjelasan Pasal 77 ayat (4) UU PT Dengan
para penghadap dan saksi. konstruksi hukum seperti ini maka ketentuan
Pertentangan tersebut dapat dilihat sanksi yang terdapat pada Pasal 16 ayat
menggunakan asas preferensi perundang- (9) tidak berlaku dan ketentuan pada Pasal
undangan lex specialis derogate legi generali. 16 ayat (1) huruf m ini hanya berlaku pada
Asas lex specialis derogate legi generali akta-akta selain akta RUPS sebagaimana
120 ARENA HUKUM Volume 9, Nomor 1, April 2016, Halaman112-131

yang ditentukan dalam Pasal 77 ayat (1) jo. risalah RUPS dapat menjadi sebuah akta
penjelasan Pasal 77 (4) UU PT. otentik dengan asas preferensi perundang-
Dalam pelaksanaan Pasal 77 ayat (1) jo. undangan lex specialis derogate legi generali.
penjelasan Pasal 77 ayat (4) UU PT perlu Sebuah akta otentik merupakan dokumen
diperhatikan pula mengenai bentuk akta yang sah dan dapat menjadi alat bukti yang
terkait Pasal 38. Pada pembuatan akta biasa sempurna.
atau konvensional bentuk akta terutama pada Pengertian dari sempurna di sini adalah
bagian penutup akta sudah tentu menunjukkan dokumen tersebut tidak diragukan lagi
bahwa para penghadap, saksi dan Notaris kebenarannya, hakim menganggap semua
hadir di suatu tempat dan waktu yang sama. yang tertera dalam akta merupakan hal yang
Lain halnya dengan RUPS melalui video benar, kecuali ada alat bukti lain yang dapat
conference, tempat peserta RUPS yang membuktikan bahwa isi akta yang dimaksud
berbeda dengan peserta lainnya harus secara pertama itu tidak benar. Dengan demikian
tegas disebutkan agar tidak mengakibatkan akta risalah RUPS yang dianggap sebagai
akta tersebut menjadi akta di bawah tangan. akta otentik haruslah memiliki kekuatan
Dari uraian di atas maka kedudukan hukum pembuktian yang sempurna.
akta risalah RUPS yang dilaksanakan melalui Akta otentik mempunyai 3 (tiga) macam
media elektronik khususnya video conference kekuatan pembuktian, yaitu kekuatan
dapat disebut sebagai akta otentik apabila pembuktian Formil, kekuatan pembuktian
menggunakan asas perundang-undangan lex materiil dan kekuatan pembuktian laihiriah
specialis derogate legi generali dimana yang (keluar). Berbeda dengan akta di bawah tangan
menjadi lex generalis–nya adalah Pasal 16 yang hanya memiliki kekuatan pembuktian
ayat (1) huruf m, sedangkan lex specialis-nya formil dan materiil saja dengan bobot yang
adalah Pasal 77 ayat (1) jo. Penjelasan Pasal lebih rendah dari akta otentik dan tidak
77 ayat (4) UU PT. mempunyai kekuatan pembuktian lahiriah.
Akta Notaris sebagai alat bukti agar
B. Akta Risalah Rapat Umum
dapat mempunyai kekuatan hukum untuk
Pemegang Saham (RUPS) yang
pembuktian sempurna, jika seluruh ketentuan
Dilaksanakan melalui Media
prosedur atau tata cara pembuatan akta
Elektronik dapat dijadikan Alat
dipenuhi. Jika ada prosedur yang tidak
Bukti yang Sah di Pengadilan
dipenuhi, dan prosedur yang tidak dipenuhi
Sehubungan dengan permasalahan
tersebut dapat dibuktikan, maka akta tersebut
kedua mengenai apakah akta risalah RUPS
dengan proses pengadilan dapat dinyatakan
yang dilaksanakan melalui media elektronik
sebagai akta yang mempunyai kekuatan
dapat dijadikan alat bukti yang sah di
pembuktian sebagai akta di bawah tangan. Jika
pengadilan, kembali pada konsep bahwa akta
Mira Nila Kusuma Dewi, Kedudukan Hukum Akta Risalah Rapat Umum Pemegang... 121

kedudukan akta menjadi seperti ini maka nilai memberikan penjelasan dari segi hukum,
pembuktiannya diserahkan kepada hakim. kalaupun saran Notaris disetujui oleh
Mencermati daya kekuatan pembuktian para penghadap kemudian dituangkan ke
akta yang sempurna, dimana akta otentik dalam suatu akta maka akta hal tersebut
harus dibuat dalam bentuk yang ditentukan merupakan keinginan para penghadap
oleh undang-undang, dan akta tersebut dibuat sendiri dan bukan keinginan Notaris.
oleh dan di hadapan yang berwenang, maka c. Hal lain yang membuat akta otentik
terdapat beberapa alasan mengapa akta otentik mempunyai kekuatan hukum adalah
dikatakan memiliki keuatan pembuktian yang karena akta otentik memiliki minuta
sah, yaitu: akta yang merupakan arsip Negara
a. Akta otentik dibuat di hadapan seorang yang disimpan oleh Notaris sehingga
pejabat umum yang disumpah sehingga akan sangat kecil kemungkinan akta
legalitasnya dapat dipastikan, di samping otentik hilang. Tidak hanya itu saja,
itu pejabat umum tidak memiliki jika seseorang menyangkal isi atau
keberpihakan dalam pembuatan akta. keberadaan akta otentik maka akan
Hal ini tentu berbeda jika dibandingkan mudah untuk diperiksa kebenarannya.
dengan akta yang dibuat sendiri, Kaitannya dengan akta risalah RUPS yang
meskipun disaksikan pihak ketiga namun dilaksanakan melalui video conference adalah
hal ini tidak dapat dijadikan jaminan akta risalah RUPS ini dapat dikatakan sebagai
atas legalitas akta tersebut karena dapat akta otentik yang mempunyai kekuatan
saja pihak-pihak yang terlibat dalam pembuktian formil, materiil, dan lahiriah,
pembuatan akta termasuk para saksi serta melalui prosedur yang telah ditentukan
menyangkal keterlibatannya. Hal ini oleh undang-undang maka dapat dikatakan
dimungkinkan terjadi karena mereka akta risalah RUPS melalui video conference
memiliki kepentingan masing-masing, sebagai akta otentik yang memiliki kekuatan
berbeda dengan Notaris sebagai pejabat pembuktian sempurna.
umum yang telah disumpah untuk tidak Terkait dengan hukum pembuktian
berpihak dalam pembuatan suatu akta. di Indonesia, dalam UU ITE membahas
b. Isi dari akta notaris merupakan formulasi mengenai Informasi Elektronik/ Dokumen
dan kristalisasi atau pernyataan dari Elektronik yang dapat dijadikan alat bukti
keinginan para penghadap yang yang sah.
dikemukakan di hadapan Notaris. Notaris Istilah Informasi Elektronik disebutkan
tidak dapat memaksakan keinginan atau dalam UU ITE Pasal 1 angka 1 bahwa:
pendapat Notaris agar dapat diikuti oleh “Informasi Elektronik adalah satu atau
para penghadap, tetapi Notaris wajib sekumpulan data elektronik, termasuk
tetapi tidak terbatas pada tulisan, suara,
122 ARENA HUKUM Volume 9, Nomor 1, April 2016, Halaman112-131

gambar, peta, rancangan, foto, Electronic diolah yang memiliki arti atau dapat dipahami
Data Interchange (EDI), surat elektronik oleh orang yang mampu memahaminya, yang
(electronic mail), telegram, teleks,
telecopy atau sejenisnya, huruf, tanda, mana data elektronik ini memerlukan sarana
angka, kode akses, simbol, atau perforasi atau media dalam menuangakannya seperti
yang telah diolah yang memiliki arti atau alat elektronik: komputer, mesin telegram,
dapat dipahami oleh orang yang mampu
mesin fax, printer dan sebagainya. Dalam
memahaminya. “
hal ini data elektronik tidak dihasilkan dari
Sedangkan dalam UU ITE Pasal 1 angka
goresan tangan manusia langsung tetapi harus
4 disebutkan bahwa:
“Dokumen Elektronik adalah setiap dioleh menggunakan sebuah alat elektronik.
Informasi Elektronik yang dibuat, Adapun alat bukti yang sah atau diakui
diteruskan, dikirimkan, diterima, atau
oleh hukum di Indonesia terdiri dari5:
disimpan dalam bentuk analog, digital,
a. Bukti tulisan;
elektromagnetik, optikal, atau sejenisnya,
b. Bukti dengan saksi-saksi;
yang dapat dilihat, ditampilkan, dan/
c. Persangkaan-persangkaan;
atau didengar melalui komputer atau
d. Pengakuan;
sistem elektronik, termasuk tetapi tidak
e. Sumpah;
terbatas pada tulisan; suara, gambar,
peta, rancangan, foto atau sejenisnya, Secara eksplisit, data elektronik tidak
huruf, tanda, angka, kode akses, simbol disebut sebagai alat bukti yang sah diakui
atau perforasi yang memiliki makna atau
oleh hukum di Indonesia, namun dalam
arti atau dapat dipahami oleh orang yang
mampu memahaminya.” perkembangannya, data elektronik dapat
Dalam hal ini yang dimaksud dengan dipakai sebagai alat bukti dalam beberapa
informasi elektronik/dokumen elektronik perbuatan hukum karena data elektronik ini
pada prinsipnya merupakan data elektronik dianggap memiliki kekuatan hukum yang
yang memiliki bentuk dan media yang dapat disetarakan dengan data non elektronik.
berbeda dengan data non elektronik (data Kekuatan data elektronik sebagai alat
non elektronik dapat diartikan sebagai data bukti sebenarnya juga didukung oleh berbagai
yang dibuat oleh manusia dalam bentuk peraturan perundang-undangan nasional,
yang konvensional misalkan tulisan tangan antara lain:
manusia berupa tanda tangan yang dituangkan a. Undang Undang Republik Indonesia
di atas kertas). Data elektronik dapat berupa Nomor 8 tahun 1981 tentang Kitab
tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto, Undang-undang Hukum Acara Pidana
Electronic Data Interchange (EDI), surat (UU KUHAP), dimana surat termasuk
elektronik (electronic mail), telegram, teleks, dalam salah satu alat bukti dan terdapat
telecopy atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, alat bukti petunjuk berupa informasi
kode akses, simbol, atau perforasi yang telah elektronik terkait Undang Undang

5 Habib Adjie, op.cit., hlm. 120.


Mira Nila Kusuma Dewi, Kedudukan Hukum Akta Risalah Rapat Umum Pemegang... 123

Republik Indonesia Nomor 20 tahun berupa informasi yang disimpan secara


2001 tentang Perubahan atas Undang elektronis atau yang terekam secara
Undang nomor 31 tahun 1999 tentang elektronis;
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Berkaitan dengan peraturan perundang-
b. Undang Undang Republik Indonesia undangan tersebut dapat diketahui mengenai
Nomor 8 tahun 1997 tentang Dokumen apa saja data elektronik yang dapat dijadikan
Perusahaan (UU Dokumen Perusahaan), sebagai alat bukti yang sah di pengadilan.
yang secara tegas menyebutkan bahwa Berdasarkan UU KUHAP telah jelas
dokumen perusahaan yang telah dimuat disebutkan bahwa surat merupakan alat bukti
dalam microfilm atau media lainnya dan yang sah. Hal ini tercantum dalam Pasal 184
atau cetaknya merupakan alat bukti yang ayat (1):
sah; “Alat bukti yang sah:
a. Keterangan saksi;
c. Undang Undang Republik Indonesia
b. Keterangan ahli;
Nomor 20 tahun 2001 tentang Perubahan c. Surat;
atas Undang Undang nomor 31 tahun d. Petunjuk;
e. Keterangan Terdakwa.”
1999 tentang Pemberantasan Tindak
Kemudian di Pasal 187 UU KUHAP
Pidana Korupsi (UU Pemberantasan
disebutkan bahwa:
Tipikor), yang menyatakan bahwa alat
“Surat sebagaimana tersebut pada Pasal
bukti yang sah dalam bentuk petunjuk,
184 ayat (1) huruf c, dibuat atas sumpah
khusus untuk tindak pidana korupsi juga jabatan atau dikuatkan dengan sumpah,
dapat berupa alat bukti lain yang berupa adalah:
a. Berita Acara dan surat lain dalam bentuk
informasi yang diucapkan, dikirim, resmi yang dibuat oleh pejabat umum
diterima atau disimpan secara elektronis; yang berwenang atau yang dibuat di
d. Undang Undang Republik Indonesia hadapannya, yang memuat keterangan
tentang kejadian atau keadaan yang
Nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi didengar, dilihat atau yang dialaminya
dan Transaksi Elektronik (UU ITE) yang sendiri disertai alasan yang jelas dan
tegas tentang keterangannnya itu,
menyatakan bahwa Informasi Elektronik/
b. Surat yang dibuat menurut ketentuan
Dokumen Elektronik merupakan alat perundang-undangan atau surat dibuat
bukti yang sah. oleh pejabat mengenai hal yang termasuk
dalam tata laksana yang menjadi tanggung
e. UU Republik Indonesia Nomor 8
jawabnya dan yang diperuntukkan bagi
Tahun 2010 tentang Pencegahan pembuktian sesuatu hal atau sesuatu
dan Pemberantasan Tindak Pidana keadaan;
c. Surat keterangan dari seorang ahli
Pencucian Uang (UU Pencucian Uang) yang memuat pendapat berdasarkan
yang menegaskan bahwa alat bukti keahliannya mengenai sesuatu hal atau
sesuatu keadaan yang diminta secara
pemeriksaan pidana pencucian uang
resmi dari padanya;
124 ARENA HUKUM Volume 9, Nomor 1, April 2016, Halaman112-131

d. Surat lain yang hanya dapat berlaku jika petunjuk dalam perkara korupsi sudah dapat
ada hubungannya dengan isi daru alat dibentuk berdasarkan informasi dan dokumen
pembuktian yang lain.”
elektronik saja, tanpa menggunakan alat bukti
UU Pemberantasan Tipikor Pasal 26A
saksi, surat, dan keterangan terdakwa.6
menyebutkan bahwa alat bukti yang sah
Berdasarkan UU ITE, informasi
dalam bentuk petunjuk dapat dibentuk dari
elektronik/dokumen elektronik dan/atau hasil
2 alat bukti lain yang tercantum dalam Pasal
cetaknya merupakan alat bukti hukum yang
188 ayat (2) KUHAP, yakni:
sah, dan merupakan perluasan dari alat bukti
“Alat bukti yang sah dalam bentuk
petunjuk khusus untuk tindak pidana korupsi hukum yang sah sesuai dengan hukum acara
dapat diperoleh dari: yang berlaku di Indonesia. Terkait alat bukti
a. Informasi yang diucapkan, dikirim,
elektronik, tidak semua informasi elektronik/
diterima, atau disimpan secara elektronik
dengan alat optik atau yang serupa dokumen elektronik dapat dijadikan alat bukti
dengan itu; dan yang sah7.
b. Dokumen, yakni setiap rekaman data
Menurut UU ITE, suatu informasi
atau informasi yang dapat dilihat, dibaca,
dan atau didengar yang dapat dikeluarkan elektronik/dokumen elektronik dinyatakan
dengan atau tanpa bantuan suatu sarana, sah untuk dijadikan alat bukti apabila
baik yang tertuang di atas kertas, benda
menggunakan sistem elektronik yang sesuai
fisik apapun selain kertas, maupun yang
terekam secara elektronik, yang berupa dengan ketentuan yang diatur dalam UU
tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, ITE, yaitu sistem elektronik yang andal dan
foto, huruf, tanda, angka, atau perforasi
aman, serta memenuhi persyaratan minimum
yang memiliki makna.”
Berdasarkan Pasal 26A UU Pemberantasan sebagai berikut:

Tipikor tersebut di atas maka secara formal a. “Dapat menampilkan kembali informasi
elektronik/dokumen elektronik secara
sudah jelas bahwa Informasi dan dokumen
utuh sesuai dengan masa retensi yang
elektronik yang disebutkan pada Pasal ditetapkan dengan peraturan perundang-
26A merupakan alat bukti yang sah dalam undangan;
bentuk petunjuk dan kedudukannya sejajar b. Dapat melindungi ketersediaan,
dengan alat bukti menurut Pasal 188 ayat (2) keutuhan, keotentikan, kerahasiaan, dan
keteraksesan informasi elektronik dalam
UU KUHAP yaitu keterangan saksi, surat,
penyelenggaraan sistem elektronik
dan keterangan terdakwa. Informasi dan tersebut;
dokumen elektronik tersebut secara tegas c. Dapat beroperasi sesuai dengan prosedur
disebutkan sebagai “alat bukti lain yang sah atau petunjuk dalam penyelenggaraan
sistem elektronik tersebut;
dalam bentuk petunjuk” sehingga alat bukti

6 Adami Chazawi, Hukum Pembuktian Tindak Pidana Korupsi, (Malang: Bayu Media Publishing, 2011), hlm.
69-70.
7 R. Ali Ridho, Badan Hukum dan Kedudukan Badan Hukum Perseroan, Perkumpulan, Koperasi, Yayasan,
Wakaf, (Bandung: Alumni, 2001), hlm. 17.
Mira Nila Kusuma Dewi, Kedudukan Hukum Akta Risalah Rapat Umum Pemegang... 125

d. Dilengkapi dengan prosedur atau persetujuan para pemegang saham untuk


petunjuk yang diumumkan dengan suatu tindakan hukum tertentu terkait dengan
bahasa, informasi, atau simbol yang
perseroan.
dapat dipahami oleh pihak yang
bersangkutan dengan penyelenggaraan Terkait persetujuan terhadap tindakan
sistem elektronik tersebut; dan hukum tertentu tersebut, perlu adanya tanda
e. Memiliki mekanisme yang berkelanjutan tangan dari para peserta rapat karena secara
untuk menjaga kebaruan, kejelasan, dan
kebertanggungjawaban prosedur dan etimologis (ilmu asal usul suatu kata),
petunjuk.” “menandatangani” berarti memberi tanda
Pihak yang mengajukan informasi (teken) di bawah sesuatu. Sesuatu yang
elektronik tersebut harus dapat membuktikan dimaksud di sini dapat berupa akta maka
bahwa telah dilakukan upaya yang patut untuk tanda tangan merupakan sebuah persetujuan
memastikan bahwa suatu sistem elektronik terhadap sebuah akta. Tanda tangan dapat
telah dapat melindungi ketersediaan, keutuhan, berupa tanda tangan fisik atau tanda tangan
keotentikan, kerahasiaan, dan keteraksesan elektronik.
informasi elektronik tersebut.8 Dalam kaitannya dengan tanda tangan
Dari uraian di atas dapat disimpulkan elektronik sebagai tanda persetujuan sebuah
bahwa sebelum dokumen elektronik (dalam rapat, di Indonesia telah diatur dalam UU ITE
hal ini akta risalah RUPS melalui video Pasal 1 angka 12 dan Pasal 11. Pasal 1 angka
conference) dapat dijadikan suatu alat bukti 12 menyebutkan bahwa:
yang sah maka harus diuji lebih dahulu syarat “Tanda tangan elektronik adalah tanda
minimal yang ditentukan oleh undang-undang tangan yang terdiri atas informasi
Elektronik yang dilekatkan, terasosiasi
yaitu pembuatan dokumen elektronik tersebut
atau terkait dengan Informasi Elektronik
dilakukan dengan menggunakan sistem lainnya yang digunakan sebagai alat
elektronik yang andal, aman dan beroperasi verifikasi dan autentikasi”10
sebagaimana mestinya. Sebagaimana disebutkan dalam Pasal 1
RUPS melalui teleconference adalah angka 12 UU ITE, tanda tangan elektronik
juga suatu tindakan hukum dengan maksud merupakan informasi yang tidak terpisahkan
mengadakan suatu pertemuan diantara dari informasi elektronik lainnya dan berfungsi
pemegang saham9 dengan tujuan untuk sebagai alat verifikasi dan autentikasi.
memutuskan sesuatu yang didasarkan pada Jika dikaitkan dengan akta risalah RUPS

8 Sentosa Sembiring, Hukum Perusahaan tentang Perseroan Terbatas, (Jakarta: Nuansa Mulia, 2006), hlm. 34.
9 Pasal 76 ayat (4) UU PT:
“Jika dalam RUPS hadir dan/atau diwakili semua pemegang saham dan semua pemegang saham menyetujui
diadakannya RUPS dengan agenda tertentu, RUPS dapat diadakan dimanapun dengan memperhatikan
ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3).”
10 Pasal 76 ayat (3) UU PT:
“Tempat RUPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) harus terletak di wilayah Negara Republik
Indonesia.”
126 ARENA HUKUM Volume 9, Nomor 1, April 2016, Halaman112-131

maka sebagai alat verifikasi dan autentikasi (bukan gambar tanda tangan atau hasil
diperlukan tanda tangan elektronik. scan) yang harus memenuhi 6 (enam) syarat
Pasal 11 UU ITE menyebutkan: minimum dalam Pasal 11 UU ITE ditambah
“Tanda tangan elektronik memiliki dengan 1 (satu) pengaman yang harus
kekuatan hukum dan akibat hukum memenuhi 3 (tiga) syarat minimum dalam
yang sah selama memenuhi persyaratan
berikut: Pasal 12 UU ITE dimana UU ITE memberikan
a. Data pembuatan Tanda tangan elektronik pengakuan secara tegas bahwa meskipun
terkait hanya kepada penanda tangan; hanya sebuah kode, tanda tangan elektronik
b. Data pembuatan tanda tangan elektronik
pada saat proses penandatanganan memiliki kedudukan yang sama dengan tanda
elektronik hanya berada dalam kuasa tangan manual pada umumnya yang memiliki
penanda tangan;
kekuatan hukukm dan akibat hukum.
c. Segala perubahan terhadap tanda tangan
elektronik yang terjadi setelah waktu Kelemahan mengenai tanda tangan
penanda tangan dapat diketahui; elektronik adalah pada Pasal 11 ayat (2) UU
d. Segala perubahan terhadap informasi
ITE yang menyebutkan bahwa: “Ketentuan
elektronik yang terkait dengan tanda
tangan elektronik tersebut setelah waktu lebih lanjut tentang Tanda Tangan Elektronik
penandatangan dapat diketahui; sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur
e. Terdapat cara tertentu yang dipakai
dengan Peraturan Pemerintah.”
untuk mengidentifikasi siapa
penandatangannya; dan Dalam hal ini terkait tanda tangan
f. Terdapat cara tertentu untuk menunjukkan elektronik yang berpengaruh kepada
bahwa Penanda tangan telah memberikan
otentisitas sebuah informasi elektronik,
persetujuan terhadap informasi elektronik
yang terkait.” Peraturan Pemerintah yang dimaksud oleh
Pasal 11 ayat 1 UU ITE telah menyebutkan Pasal 11 ayat (2) UU ITE sampai sampai saat
persyaratan suatu tanda tangan elektronik tesis ini dibuat belum diterbitkan sehingga
yang memiliki kekuatan hukum dan akibat belum ada peraturan pelaksana mengenai
hukum yang sah. Jika dikaitkan dengan akta tanda tangan elektronik. Oleh karenanya
risalah RUPS, apabila tanda tangan elektronik menurut pendapat penulis, penggunaan tanda
yang telah memenuhi syarat-syarat tersebut tangan elektronik sebagai bentuk keabsahan
di atas dibubuhkan dalam akta risalah RUPS RUPS masih sangat beresiko. Apabila
maka akibat hukumnya adalah akta risalah nantinya Peraturan Pemerintah tersebut terbit
RUPS tersebut menjadi sah dan memiliki maka yang perlu diperhatikan agar akta tetap
kekuatan hukum karena telah diverifikasi dan menjadi otentik adalah persyaratan sahnya
diuji autentikasi-nya melalui tanda tangan RUPS melalui video conference adalah para
elektronik yang sah. pemegang saham yang menjadi peserta rapat
Tanda tangan elektronik yang sah ialah harus berada di wilayah Republik Indonesia
tanda tangan berupa suatu rangkaian kode sebagaimana disyaratkan dalam Pasal 76 ayat
Mira Nila Kusuma Dewi, Kedudukan Hukum Akta Risalah Rapat Umum Pemegang... 127

(3) dan (4) UU PT yaitu: Sedangkan Penjelasan Pasal 6 UU ITE


“3. Tempat RUPS sebagaimana dimaksud menyebutkan bahwa:
pada ayat (1) dan ayat (2) harus terletak “Selama ini bentuk tertulis identik
di wilayah Negara Repunlik Indonesia. dengan informasi dan/atau dokumen
4. Jika dalam RUPS hadir dan/atau yang tertuang di atas kertas semata,
diwakili semua pemegang saham dan padahal pada hakikatnya informasi dan/
semua pemegang saham menyetujui atau dokumen dapat dituangkan ke
diadakannya RUPS dengan agenda dalam media apa saja termasuk media
tertentu, RUPS dapat diadakan elektronik. Dalam lingkup Sistem
dimanapun dengan memperhatikan Elektronik, Informasi yang asli dengan
ketentuan sebagaimana dimaksud pada salinannya tidak relevan lagi untuk
ayat (3).” dibedakan sebab Sistem Elektronik
Berdasarkan Pasal 76 ayat (3) dan (4) UU pada dasarnya beroperasi dengan cara
PT, RUPS harus dilaksananakan di dalam penggandaan yang mengakibatkan
informasi yang asli tidak dapat dibedakan
wilayah Republik Indonesia. Oleh karenanya lagi dari salinannya.”
para peserta RUPS melalui video conference Berdasarkan interpretasi ekstensif11
dapat berada di tempat yang berbeda namun
atau penafsiran yang diperluas mengenai
dengan syarat masih dalam wilayah Republik
alat bukti yang sah menurut Kitab Undang-
Indonesia.
undang Hukum Acara Perdata dan Kitab
Terlepas dari kedudukan akta dilihat dari
Undang-undang Hukum Acara Pidana, maka
pembubuhan tanda tangan elektronik, Pasal 6
dengan mengakui tanda tangan elektronik
UU ITE menyebutkan bahwa:
yang terdapat pada Berita Acara RUPS
“Dalam hal terdapat ketentuan lain selain yang dilaksanakan melalui video conference
yang diatur dalam Pasal 5 ayat (4) yang
mensyaratkan bahwa suatu Informasi sebagai informasi elektronik sesuai yang
harus berbentuk tertulis atau asli, Informasi tercantum dalam Pasal 26A UU No. 20 Tahun
Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik 2001 jo. Undang-undang Nomor 31 Tahun
dianggap sah sepanjang informasi yang
tercantum di dalamnya dapat diakses, 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
ditampilkan, dijamin keutuhannya, dan Korupsi dan Pasal 1 angka 1 dan Pasal 5 ayat
dapat dipertanggungjawabkan sehingga (1) dan (2) UU ITE12 (yaitu berisi rekaman
menerangkan suatu keadaan.”

11 Pasal 1 angka 12 UU ITE.


Interpretasi ekstensif adalah penafsiran yang “melampaui batas-batas yang ditetapkan oleh interpretasi
gramatikal”
12 Pasal 1 angka 1 UU ITE:
“Informasi Elektronik adalah satu atau sekumpulan data elektronik, termasuk tapi tidak terbatas pada tulisan,
suara, gambar, peta, rancangan, foto, Electronic Data Interchange (EDI), surat elektronik (electronic mail),
telegram, teleks, telecopy, atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, kode akses, simbol atau perforasi yang telah
diolah yang memiliki arti atau dapat dipahami oleh orang yang mampu memahaminya.”
Pasal 5 ayat (1) dan (2) UU ITE:
(1) Informasi elektronik dan/atau Dokumen elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum
yang sah.
(2) Informasi elektronik dan/atau Dokumen elektronik dan/atau hasil cetaknya sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) merupakan perluasan dari alat bukti sah sesuai dengan Hukum Acara yang berlaku di Indonesia.
128 ARENA HUKUM Volume 9, Nomor 1, April 2016, Halaman112-131

data atau informasi yang dapat dilihat, saling berhadapan pada waktu dan tempat yang
dibaca, dan atau didengar secara elektronik, sama) ini hanya berlaku pada akta-akta selain
sebagai alat bukti yang sah di pengadilan), akta RUPS sebagaimana yang ditentukan
serta adanya perkembangan teknologi yang dalam Pasal 77 ayat (1) jo. penjelasan Pasal
tidak dapat dihindari dan justru mendukung 77 (4) UU PT (para penghadap, saksi dan
kemajuan pelaksanaan pembuatan akta otentik notaris saling berhadapan namun tidak dalam
maka Berita Acara RUPS yang dilaksanakan satu tempat yang sama).
melalui video conference dapat dijadikan alat Berdasarkan interpretasi ekstensif13
atau penafsiran yang diperluas mengenai
bukti yang sah di pengadilan.
alat bukti yang sah menurut Kitab Undang-
Simpulan undang Hukum Acara Perdata dan Kitab
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Undang-undang Hukum Acara Pidana, maka
oleh peneliti, maka dapat disimpulkan: dengan mengakui tanda tangan elektronik
yang terdapat pada Berita Acara RUPS
Kedudukan hukum akta risalah RUPS
yang dilaksanakan melalui video conference
yang dilaksanakan melalui media elektronik
sebagai informasi elektronik sesuai yang
khususnya video conference sebagai
tercantum dalam Pasal 26A UU No. 20 Tahun
akta otentik tidak diragukan lagi apabila
2001 jo. Undang-undang Nomor 31 Tahun
dipandang dari proses pembuatannya dengan
1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
menggunakan asas perundang-undangan lex
Korupsi dan Pasal 1 angka 1 dan Pasal 5 ayat
specialis derogate legi generali dimana yang
(1) dan (2) UU ITE14 (yaitu berisi rekaman
menjadi lex generalis–nya adalah Pasal 16
data atau informasi yang dapat dilihat,
ayat (1) huruf m, sedangkan lex specialis-nya dibaca, dan atau didengar secara elektronik,
adalah Pasal 77 ayat (1) jo. Penjelasan Pasal sebagai alat bukti yang sah di pengadilan),
77 ayat (4) UU PT. Dengan konstruksi serta adanya perkembangan teknologi yang
hukum seperti ini maka ketentuan sanksi tidak dapat dihindari dan justru mendukung
yang terdapat pada Pasal 16 ayat (9) (akta kemajuan pelaksanaan pembuatan akta otentik
menjadi akta di bawah tangan) tidak berlaku maka Berita Acara RUPS yang dilaksanakan
dan ketentuan pada Pasal 16 ayat (1) huruf melalui video conference dapat dijadikan alat
m (para penghadap, saksi dan Notaris harus bukti yang sah di pengadilan.

13 Interpretasi ekstensif adalah penafsiran yang “melampaui batas-batas yang ditetapkan oleh interpretasi
gramatikal.”
14 Pasal 1 angka 1 UU ITE:
“Informasi Elektronik adalah satu atau sekumpulan data elektronik, termasuk tapi tidak terbatas pada tulisan,
suara, gambar, peta, rancangan, foto, Electronic Data Interchange (EDI), surat elektronik (electronic mail),
telegram, teleks, telecopy, atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, kode akses, simbol atau perforasi yang telah
diolah yang memiliki arti atau dapat dipahami oleh orang yang mampu memahaminya.”
Pasal 5 ayat (1) dan (2) UU ITE:
(1) Informasi elektronik dan/atau Dokumen elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum
yang sah.
(2) Informasi elektronik dan/atau Dokumen elektronik dan/atau hasil cetaknya sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) merupakan perluasan dari alat bukti sah sesuai dengan Hukum Acara yang berlaku di Indonesia.
Mira Nila Kusuma Dewi, Kedudukan Hukum Akta Risalah Rapat Umum Pemegang... 129

Bagan 1. Bagan Pelaksanaan Rups Dengan Teleconference

Sumber: Data Sekunder, diolah, 2012


130 ARENA HUKUM Volume 9, Nomor 1, April 2016, Halaman112-131

DAFTAR PUSTAKA

Buku Prodjodikoro, Wirjono. Azas-azas Hukum


Adjie, Habib. Hukum Notaris Indonesia Tafsir Perdata, Bandung: Bandung Sumur
Tematik Terhadap Undang-undang No. 1979.
30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris. Nadapdap, Binoto. Hukum Perseroan Terbatas
Bandung: Rafika Aditama, 2011. (Berdasarkan Undang-undang No. 40
Arief, Barda Nawawi. Kapita Selekta Hukum Tahun 2007). Jakarta: Permata Aksara,
Pidana. Bandung: Citra Aditya Bakti, 2012.
2010. Ridho, R. Ali. Badan Hukum dan
Chazawi, Adami, dan Ardi Ferdian. Tindak Kedudukan Badan Hukum
Pidana Informasi & Transaksi Perseroan, Perkumpulan,
Elektronik. Malang: Bayumedia Koperasi, Yayasan, Wakaf. Bandung:
Publishing, 2011. Alumni, 2001.
__________. Hukum Pembuktian Tindak Sanusi, M. Arsyad. Hukum Teknologi dan
Pidana Korupsi. Malang: Bayu Media Informasi. Jakarta: Dian Ariesta, 2005.
Publishing, 2011. Sastrawijaya, Man S., dan Rai Mantili.
Harahap, M. Yahya. Hukum Perseroan Perseroan Terbatas Menurut Tiga
Terbatas. Jakarta: Sinar Grafika, 2011. Undang-undang. Bandung: Alumni,
Ibrahim, Johnny. Teori Dan Metode Penelitian 2008.
Hukum Normatif. Malang: Bayumedia, Soeroso, R. Pengantar Ilmu Hukum, Jakarta:
2005. Sinar Grafika, 2013.
Kansil, C.S.T. Pengantar Ilmu Hukum dan Widjaja, Gunawan. Risiko Hukum sebagai
Tata Hukum Indonesia. Jakarta: Balai Direksi, Komisaris & Pemilik PT.
Pustaka, 1989. Jakarta: Forum Sahabat, 2008.
Mansur, Didik M. Arief, dan Elisatris Gultom.
Cyber Law Aspek Hukum
Peraturan Perundang-undangan

Teknologi Informasi. Bandung: Refika Kitab Undang-undang Hukum Perdata.


Aditama, 2005. Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana.
Mertokusumo, Sudikno. Hukum Acara Undang-undang Republik Indonesia Nomor
Perdata Indonesia. Cetakan kelima. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Yogyakarta: Liberty, 1998. Terbatas.
____________. Mengenal Hukum Suatu Undang-undang Republik Indonesia Nomor
Pengantar. Yogyakarta: Liberty, 1999. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik.
Mira Nila Kusuma Dewi, Kedudukan Hukum Akta Risalah Rapat Umum Pemegang... 131

Undang-undang Republik Indonesia Nomor Advanced Learners.


20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Kamus Istilah Teknologi Informasi.
Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999
Naskah Internet
tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi. Balitbang, “Pemanfaatan, Teknologi

Undang-undang Republik Indonesia Nomor Teleconference Untuk Mendukung

2 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Forum Komunikasi Litbang

Undang-undang Nomor 30 Tahun 2004 Pertahanan”. http://www.balitbang.

tentang Jabatan Notaris. kemhan.go.id/?q=content/


pemanfaatan-teknologi-teleconference-
Kamus untukmendukung-forum-komunikasi-

Kamus Hukum. litbang-pertahanan. Diakses 23 Juni

Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2014.

Kamus Bahasa Inggris: Business Dictionary, “Teleconference

Black’s Law Dictionary Definition”. http://businessdictionary.

Collin’s Cobuild English Dictionary for com/definition/teleconference.html.


Diakses 24 Juni 2014.

You might also like