You are on page 1of 15

JPI: Jurnal Psikologi Islam

Vol. 01, No. 02 (2023), pp. 83-97


ISSN. (Online); ISSN. Print)
DOI:
Homepage:
https://ojs.iainbatusangkar.ac.id/ojs/index.php
/jps:

PERBEDAAN FEAR OF MISSING OUT (FoMO) PADA MAHASISWA DAN


MAHASISWI DI FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH UIN
MAHMUD YUNUS BATUSANGKAR
1*Rinaldi Pratama Puta, 2Desmita
1
Program Studi Psikologi Islam, FUAD, UIN Mahmud Yunus Batusangkar, Indonesia
2
Dosen Psikologi Islam, UIN Mahmud Yunus Batusangkar, Indonesia
*E-mail: rinaldikel@gmail.com

Received: 07 Oktober 2023 Revised: 06 November 2023 Accepted: 30 November 2023

Abstract

The main problem in this research is the problem of Fear of Missing Out (FoMO) on social media so
that feelings of fear, worry, and anxiety arise when something interesting is left behind, causing a person to
feel like he has missed an important event/event. The purpose of this study was to determine whether there
were differences in FoMO between students and female students at the Faculty of Ushuluddin Adab and
Da'wah UIN Mahmud Yunus Batusangkar.The type of research used is a quantitative type of different test.
The population in this study were 1,039 students of the Faculty of Ushuluddin Adab and Da'wah of UIN
Mahmud Yunus Batusangkar. The type of sampling in this study was proportional sampling with a total error
of 5%, so the number of samples in this study were 290 people. The data collection technique used was a
Likert Scale by distributing it to students at the Ushuluddin Adab and Da'wah Faculty. Data processing was
carried out statistically with the help of SPSS windows version 20.The results of this study indicate that there
is no significant difference in FoMO among students at the Faculty of Ushuluddin Adab and Da'wah UIN
Mahmud Yunus Batusangkar. From the data obtained a significance value (2-tailed) 0.0871 > 0.05, which
means that there is no significant difference, which means that the hypothesis in this study (Ha) is rejected
and (Ho) is accepted. With this the researchers obtained the result that there were no significant differences
in students and female students at the Faculty of Ushuluddin Adab and Da'wah UIN Mahmud Yunus
Batusangkar.
Keywords: FoMO, Student, Student
Abstrak
Fear of Missing Out (FoMO) di media sosial sehingga munculnya perasaan takut, khawatir, dan cemas
ketika sesuatu yang menarik ditinggalkan, menyebabkan seseorang merasa ketinggalan suatu
peristiwa/kejadian yang penting. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui adanya perbedaan FoMO pada
mahasiswa dan Mahasiswi di Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah UIN Mahmud Yunus
Batusangakar.Jenis penelitian yang digunakan adalah Jenis Kuantitatif Komparatif Uji-T. Populasi dalam
penelitian ini adalah Mahasiswa dan Mahasiswi Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah UIN Mahmud Yunus
Batusangkar sebanyak 1.039 orang. Jenis Pengambilan sampel pada penelitian ini yaitu proposional sampling
Rinaldi Pratama Putra 1, Desmita 2
Perbedaan Fear Of Missing Out (Fomo) Pada Mahasiswa Dan Mahasiswi Di Fakultas Ushuluddin Adab Dan
Dakwah Uin Mahmud Yunus Batusangkar
dengan total kesalahan 5% maka jumlah sampel pada penelitian ini adalah 290 orang. Teknik pengumpulan
data yang digunakan adalah Skala Likert dengan menyebarkan kepada mahasiswa dan mahasiswi di Fakultas
Ushuluddin Adab dan Dakwah. Pengolahan data dilakukan secara statistik dengan bantuan SPSS windows
versi 20.Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tidak adanya perbedaan FoMO yang signifikan pada
mahasiswa dan mahasiswi di Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah UIN Mahmud Yunus Batusangkar. Dari
data yang di dapatkan nilai signifikansi (2-tailed) 0,0871 > 0,05, yang berarti bahwa tidak terdapat
perbedaan yang signifikan, yang berarti hipotesis dalam penelitian ini (Ha) di tolak dan (Ho) diterima.
.Kata Kunci : FoMO, Mahasiswa, Mahasiswi

Pendahuluan
Mahasiswa adalah orang yang sedang belajar di perguruan tinggi. Peralihan siswa di
sekolah hingga menjadi mahasiswa di perguruan tinggi. Menurut Fradisa, L. Primal, D. &
Gustira, (2022) mahasiswa yakni orang yang telah resmi menjadi bagian dari sebuah
institusi atau perguruan tinggi untuk menjalani pembelajaran atau perkuliahan. Sebagai
mahasiswa mereka tidak bisa lepas dari pengaruh teknologi yang tinggi, terutama dalam
hal informasi dan komunikasi. Salah satu keuntungan yang mahasiswa dapatkan adalah
peningkatan intensitas interaksi, terutama melalui internet Rabathy, (2018).
Internet telah menjadi kebutuhan manusia saat ini, memungkinkan akses dan
penemuan informasi dari berbagai penjuru dunia. Melalui media sosial, mahasiswa dapat
berinteraksi dengan orang lain secara langsung atau tidak langsung. Media sosial adalah
platform berbasis internet yang memungkinkan pengguna untuk berinteraksi dan
mempresentasikan diri mereka kepada publik, baik secara langsung maupun melalui
konten yang dihasilkan pengguna lainnya. Hal ini mendorong nilai dari konten yang
dihasilkan pengguna dan memperkuat interkasi dengan orang lain Carr, C. T., & Hayes,
(2015).
Adanya berbagai macam platform media sosial memungkinkan individu untuk berbagi
konten, termasuk kegiatan sehari-hari, perayaan khusus, dan juga sebagai sumber hiburan
Ayutiani & Putri, (2018). Dengan adanya media sosial, pengusaha dapat memanfaatkan
platform ini untuk mencapai audiens yang lebih luas. Mereka dapat mengunggah konten
yang berhubungan dengan produk atau layanan yang mereka tawarkan, memberikan
informasi tentang penawaran khusus, mengadakan kontes atau promosi, dan berinteraksi
dengan pelanggan potensial. Media sosial juga dapat membantu membangun citra merek
dan meningkatkankesadaran tentang bisnis atau usaha tersebut Dalam hal ini media

JPI: Jurnal Psikologi Islam


Vol. 02, No. 02 (2023), pp. 83-97| doi: /- 84
Rinaldi Pratama Putra 1, Desmita 2
Perbedaan Fear Of Missing Out (Fomo) Pada Mahasiswa Dan Mahasiswi Di Fakultas Ushuluddin Adab Dan
Dakwah Uin Mahmud Yunus Batusangkar

sosial memberikan peluang bagi individu untuk mengembangkan strategi pemasaran yang
lebih terjangkau atau efektif, dibandingkan dengan media tradisional Triastuti, E.
Adrianto, M. & Nurul, A., (2017).
Media sosial memiliki pengaruh yang terus berkembang, melibatkan berbagai
kelompok usia mulai dari anak-anak hingga lansia, tetapi pengguna terbanyak adalah
remaja (APJII, 2017) dalam Putri, L. Purnama, D. & Idi, A., (2019). Ini dapat dijelaskan oleh
kecenderungan remaja di Indonesia untuk mengikuti gaya hidup terkini. Menurut hasil
penelitian Cherenson (2015) dalam Rabathy, (2018) yang dilakukan oleh SCG Advertising
and Public Relations terhadap 333 mahasiswa dan siswa SMA, didapati bahwa 95% dari
sampel penelitian tersebut memiliki setidaknya 3 akun media sosial, dan mereka
menghabiskan waktu 6 hingga 11 jam setiap hari untuk mengakses media sosial.
Motif yang dominan dalam penggunaan internet di Indonesia adalah untuk mencari
informasi. Data mengenai pemanfaatan internet dalam bidang gaya hidup menunjukkan
bahwa sebanyak 87,13% pengguna aktif menggunakan media sosial, dan dari jumlah
tersebut 89,70% adalah mahasiswa (APJII, 2017) dalam Shodiq, F. Kosasih, E. & Maslihah,
E., (2020).
Dalam penggunaan internet, terdapat fenomena yang disebut FoMO (Fear of Missing
Out), yang merupakan ketakutan tertinggal informasi yakni salah satu ciri dari FoMO.
Przybylski, A. Murayama, K. Dehaan, C & Gladwell, F., (2013) menjelaskan bahwa FoMO
adalah perasaan cemas, khawatir, dan takut untuk melewatkan momen berharga yang
dialami oleh teman atau kelompok sebaya, sementara individu yang bersangkutan tidak
dapat terlibat dalam momen tersebut. FoMO dapat dianggap sebagai salah satu bentuk
kecemasan yang ditandai dengan keinginan yang kuat untuk mengetahui apa yang orang
lain lakukan, terutama melalui media sosial. Fenomena ini dapat ditandai dengan tiga
indikator utama FoMO yaitu kecemasan, kekhawatiran, dan ketakutan.
Menurut Data yang dikutip dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII,
2018), dalam Aisafitri & Yusrifah, (2020) pengguna internet di Indonesia memiliki
perbedaan berdasarkan gender. Pengguna internet laki-laki memiliki jumlah yang lebih
tinggi, yakni sekitar 51,43%. terdapat perbedaan dalam penggunaan internet antara laki-
laki dan perempuan. Perempuan cenderung menggunakan internet untuk terhubung
JPI: Jurnal Psikologi Islam
Vol. 02, No. 02 (2023), pp. 83-97| doi: /- 85
Rinaldi Pratama Putra 1, Desmita 2
Perbedaan Fear Of Missing Out (Fomo) Pada Mahasiswa Dan Mahasiswi Di Fakultas Ushuluddin Adab Dan
Dakwah Uin Mahmud Yunus Batusangkar

dengan orang terdekat dan lebih sering menggunakan emoticon, sementara laki-laki lebih
cenderung mencari informasi secara abstrak dan menggunakan lebih banyak kata-kata
Aisafitri & Yusrifah, (2020). Dari sini, dapat terlihat bahwa tingkat Fear of Missing Out juga
dapat bervariasi antara laki-laki dan perempuan, termasuk di kalangan mahasiswa dan
mahasiswi.
Fear of Missing Out telah menjadi subjek penelitian yang mendalam dan
dipublikasikan dalam jurnal Computers In Human Behavior pada tahun 2013. Dalam
penelitian tersebut, hasilnya menunjukkan bahwa sampel dengan usia 30 tahun memiliki
kecenderungan tertinggi dalam mengalami FoMO. Menariknya, perempuan lebih banyak
mengalami Fear of Missing Out daripada laki-laki. Hal ini dapat dijelaskan oleh fakta
bahwa Fear of Missing Out sering kali muncul sebagai akibat dari penggunaan media
sosial. Dalam konteks mahasiswa, penelitian juga menunjukkan bahwa tingkat Fear of
Missing Out lebih tinggi pada mahasiswi daripada mahasiswa.
Ditemukan juga fenomena FOMO ini melalui observasi yang peneliti lakukan pada
hari Rabu, 11 Mei 2022 di kampus II UIN Mahmud Yunus Batusangkar. Observasi tersebut
menunjukkan bahwa mahasiswi cenderung lebih sering mengunggah aktivitas mereka di
kampus melalui foto atau video diakun media sosial. Mereka membagikan momen sedang
kuliah, berada di perpustakaan, mengerjakan tugas atau bahkan di kantin. Disisi lain,
mahasiswa jarang memamerkan kegiatan mereka dimedia sosial. Hal ini juga dapat dilihat
dalam konteks kegiatan keorganisasian di mana tidak semua mahasiswa dan mahasiswi
yang terlibat dalam organisasi dapat terlibat dalam setiap agenda atau kegiatan yang
diadakan oleh organisasi tersebut. Bagi mereka yang terlibat dalam agenda tersebut,
mereka memiliki penghargaan pribadi dengan memposting kegiatan tersebut melalui
akun media sosial lembaga yang mereka ikuti.
Peneliti melakukan wawancara pada hari Jum’at, 13 Mei 2022 peneliti mengajukan
pertanyaan sejumlah mahasiswa. Beberapa mahasiswa mengungkapkan pendapat
bahwa” Tidak terlalu penting untuk memamerkan setiap kegiatan yang dilakukan”.
Sementara itu, beberapa mahasiswi mengungkapkan bahwa “Menggunggah kegiatan
apapun yang dilakukan merupakan cara untuk menghibur diri, terutama jika kegiatan
tersebut terkait dengan kegiatan organisasi. Hal ini menandakan momen yang tidak dapat
JPI: Jurnal Psikologi Islam
Vol. 02, No. 02 (2023), pp. 83-97| doi: /- 86
Rinaldi Pratama Putra 1, Desmita 2
Perbedaan Fear Of Missing Out (Fomo) Pada Mahasiswa Dan Mahasiswi Di Fakultas Ushuluddin Adab Dan
Dakwah Uin Mahmud Yunus Batusangkar

diulang, dan ini juga merupakan bukti partisipasi kita dalam kegiatan. Ketika melihat
unggahan dari teman yang sering terlibat dalam kegiatan kampus, ada perasaan cemas
dan takut tertinggal dari mereka”. Dalam wawancara tersebut, terdapat perbedaan
pendapat antara mahasiswa dan mahasiswi terkait pentingnya memamerkan kegiatan di
media sosial. Beberapa mahasiswa merasa hal tersebut tidaklah penting, sementara
mahasiswi menganggapnya sebagai cara untuk menyenangkan diri dan memperlihatkan
partisipasi mereka dalam kegiatan kampus.
Tentunya tidak hanya unggahan dari akun media sosial lembaga tetapi bagi mereka
terlibat dalam kegiatan tersebut, mereka juga akan memposting agenda-agenda yang
dilakukan. Oleh karena itu, bagi mahasiswa dan mahasiswa yang tidak terlibat dalam
organisasi, mereka merasa tertinggal dan berlomba-lomba untuk ikut serta dalam
kegiatan organisasi tersebut. Mereka ingin membuat postingan tentang kegiatan-kegiatan
yang terkait dengan organisasi tersebut, dan mereka khawatir dan takut kehilangan
momen-momen penting. Oleh karena itu, mereka sering ikut serta dalam kegiatan yang
dilakukan oleh teman-teman mereka dan selalu memperhatikan media sosial. Terdapat
perbedaan antara mahasiswa dan mahasiswi dalam hal keorganisasian. Mahasiswi
cenderung lebih aktif dan terlibat dalam organisasi, sementara mahasiswa cenderung
kurang berpatisipasi secara aktif dalam keorganisasian. Perbedaan ini secara tidak langsung
mencerminkan frekuensi Fear of Missing Out (FoMO) yang berbeda antara mahasiswa
dan mahasiswi.
Dengan mengacu pada penelitian-penelitian dan fenomena yang diuraikan
sebelumnya, dapat diasumsikan bahwa terdapat perbedaan dalam tingkat Fear of Missing
Out antara laki-laki dan perempuan yang secara langsung berhubungan dengan
mahasiswa dan mahasiswi, terlihat dari intensitas masing-masing dalam menggunakan
media sosial. Oleh karena itu, penelitian ini peneliti ingin membahas serta mengetahui
perbedaaan Fear of Missing Out pada kalangan mahasiswa dan mahasiswi di Fakultas
Ushuluddin Adab dan Dakwah UIN Mahmud Yunus Batusangkar.

JPI: Jurnal Psikologi Islam


Vol. 02, No. 02 (2023), pp. 83-97| doi: /- 87
Rinaldi Pratama Putra 1, Desmita 2
Perbedaan Fear Of Missing Out (Fomo) Pada Mahasiswa Dan Mahasiswi Di Fakultas Ushuluddin Adab Dan
Dakwah Uin Mahmud Yunus Batusangkar

Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian Kuantitatif
Komparatif Uji-T. Penelitian Kuantitatif Komparatif Uji-T merupakan metode penelitian
yang bermaksud untuk menyelidiki dan melihat adanya perbedaan keadaan, kondisi, serta
lainnya. Metode kuantitatif adalah metode yang digunakan untuk menguji teori-teori tertentu
dengan cara tertentu dengan cara meneliti hubungan antar variabel. Variabel-variabel tersebut
diukur (biasanya instrument penelitian) hingga data terdiri dari angka-angka yang dapat dianalisis
berdasarkan prosedur statistic Sugiyono, (2015).

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa dan mahasiswi di Fakultas


Ushuluddin Adab dan Dakwah UIN Mahmud Yunus Batusangkar yang terdiri atas 7
Program Studi yaitu Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI), Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir (IAT),
Pengembangan Masyarakat Islam (PMI), Psikologi Islam (PSI), Ilmu Perpustakaan dan
Informasi Islam (IPII), Pemikiran Politik Islam (PPI), dan Jurnalistik Islam (JI), dengan
jumlah secara keseluruhan adalah 1.039 siswa/i.

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah proposional sampling yaitu
teknik sampling yang digunakan pada populasi berstrata, populasi area ataupun populasi
cluster. Bila jumlah populasi diketahui, maka perhitungan sampel dapat menggunakan rumus
Slovin simple random sampling (Sugiyono, 2015). Sehingga sampel penelitian ini berjumlah
290 orang diantaranya 68 orang pada Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam
(KPI), 46 orang pada Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir (IAT), 16 orang pada
Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam (PMI), 86 orang pada Program Studi
Psikologi Islam (PSI), 52 orang pada Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Islam
(IPII), 12 orang pada Program Studi Pemikiran Politik Islam (PPI), dan 10 orang pada
Program Studi Jurnalistik Islam (JI).

Instrument pada penelitian ini adalah skala yang berupa pernyataan. Yang
digunakan untuk mengetahui perbedaan FoMO pada mahasiswa dan mahasiswi.
Berdasarkan teori yang di kemukakan oleh Przybylski et al., (2013) konsep dasar dalam
menyusun FoMO yakni Rasa cemas, kekhawatiran, dan ketakutan. Validitas yang

JPI: Jurnal Psikologi Islam


Vol. 02, No. 02 (2023), pp. 83-97| doi: /- 88
Rinaldi Pratama Putra 1, Desmita 2
Perbedaan Fear Of Missing Out (Fomo) Pada Mahasiswa Dan Mahasiswi Di Fakultas Ushuluddin Adab Dan
Dakwah Uin Mahmud Yunus Batusangkar

digunakan dalam penelitian ini adalah validitas konstruksi, yang mana menurut Sugiyono,
(2015) bahwa untuk menguji validitas konstruksi, maka dapat digunakan pendapat dari
para ahli (judgment experts). se tela h uji vali didtas sela njutnya dilak ukan
peng ujia n reliabili tas. Jadi jika sebuah pertanyaan tidak valid, maka pertanyaan
tersebut dibuang. Pertanyaan pertanyaan yang valid kemudian baru secara bersama
diukur reabilitasnnya. Reliabilitas dinyatakan dengan koefisien reliabilitas yang angka
berada dalam rentang 0 hingga 1,00. semakin tinggi koefisien realibitas mendekati angka
1,00 berarti semakin tinggi reablitas. Sebaliknya, koefisien yang semakin rendah
mendekati angka 0 berarti semakin rendah reliabilitas.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah penyebaran
skala, dengan cara pengumpulan data dalam bentuk pernyataan yang dikirim melalui
google formulir serta membagikan secara lansung kepada mahasiwa dan mahasiswi. Skala
yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert. Jadi jika sebuah pertanyaan tidak
valid, maka pertanyaan tersebut dibuang. Pertanyaan pertanyaan yang valid kemudian
baru secara bersama diukur reabilitasnnya. Reliabilitas dinyatakan dengan koefisien
reliabilitas yang angka berada dalam rentang 0 hingga 1,00. semakin tinggi koefisien
realibitas mendekati angka 1,00 berarti semakin tinggi reablitas. Sebaliknya, koefisien
yang semakin rendah mendekati angka 0 berarti semakin rendah reliabilitas.

Untuk mengetahui gambaran Fear of Missing Out (FoMO) pada mahasiswa dan
mahasiswi di Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah UIN Mahmud Yunus Batusangkar
peneliti menggunakan pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis uji independent
sample t-test. Teknik independent sample t-test dipilih dikarenakan teknik ini merupakan
teknik yang digunakan untuk mengetahui apakah terdapat sampel rata-rata dua sampel
yang tidak berpasangan Winarsunu, (2009).

Hasil dan Pembahasan


Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan Fear of Missing Out
(FoMO) pada mahasiswa dan mahasiswi di Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah UIN
Mahmud Yunus Batusangkar. Pada penelitian ini memiliki subjek sebanyak 290 orang
JPI: Jurnal Psikologi Islam
Vol. 02, No. 02 (2023), pp. 83-97| doi: /- 89
Rinaldi Pratama Putra 1, Desmita 2
Perbedaan Fear Of Missing Out (Fomo) Pada Mahasiswa Dan Mahasiswi Di Fakultas Ushuluddin Adab Dan
Dakwah Uin Mahmud Yunus Batusangkar

dengan rentang usia 18 - 25 tahun dari berbagai program studi yang berada di Fakultas
Ushuluddin Adab dan Dakwah yang dapat dilihat dari tabel berikut ini:
Tabel 1
Subjek Penelitian
Jenis Kelamin KPI IAT PMI PSI IPII PPI JI Total Persentase
Laki-laki 34 23 8 43 26 6 5 145 50%
Perempuan 34 23 8 43 26 6 5 145 50%
Jumlah 68 46 16 86 52 12 10 290 100%

Setelah dilakukan analisis data didapatkan hasil bahwa tidak terdapat perbedaan
FoMO pada mahasiswa dan mahasiswi di Fakultas Ushuluddin Adab dan dakwah UIN
Mahmud Yunus Batusangkar. Dapat dibuktikan dari perhitungan berdasarkan
Independent Sampel T-Tes diketahui bahwa nilai Signifikansi (2-tailed) sebesar 0,871 >
0,05 yang berarti bahwa tidak terdapat perbedaan yang dapat dilihat pada tabel berikut
ini:
Tabel 2
Hasil Analisis Data Penelitian
F Sig. t df Sig.(2-tailed)
Hasil Equal variance assumed ,084 ,772 ,162 288 ,871
Equal variances not assumed ,162 287,943 ,871

Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan FoMO yang
signifikan antara mahasiswa dan mahasiswi di Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah UIN
Mahmud Yunus Batusangkar. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Suhertina, S. Zatrahadi, M. Darmawati, D. & Istiqomah, I., (2022) yang menyatakan
mahasiswa dan mahasiswi berada pada kondisi FoMO yang sama, yang membedakan nilai
count pada data Fear of Missing Out mahasiswa. Peneliti menguji hipotesis berdasarkan
aspek FoMO. FoMO terdiri dari 3 aspek yakni aspek kecemasan, kekhawatiran dan
ketakutan. Setelah dilakukan uji hipotesis diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan yang
signifikan pada aspek-aspek FoMO.

Menurut Przybylski, et al., (2013) tentang Fear of Missing Out pada kecemasan, yakni
banyaknya informasi di media sosial membuat individu merasa ingin terus mengakses
media sosial untuk terus terhubung dengan orang lain. Berdasarkan fakta yang peneliti
JPI: Jurnal Psikologi Islam
Vol. 02, No. 02 (2023), pp. 83-97| doi: /- 90
Rinaldi Pratama Putra 1, Desmita 2
Perbedaan Fear Of Missing Out (Fomo) Pada Mahasiswa Dan Mahasiswi Di Fakultas Ushuluddin Adab Dan
Dakwah Uin Mahmud Yunus Batusangkar

peroleh bahwa mahasiswa maupun mahasiswi sering menggunakan media sosialnya tidak
hanya di waktu luang saja terkadang mahasiswa maupun mahasiswi mengakses media
sosialnya pada jam perkuliahan. Mahasiswa maupun mahasiswi tidak ingin ketinggalan
informasi baru yang beredar di media sosial. Peneliti juga menganalisis FoMO berdasarkan
indaktor.
Dari 3 aspek yang terdapat pada FoMO, dihasilkan sebanyak 6 indikator yang terdiri
dari 2 indikator pada masing-masing aspek. Setelah dilakukan uji hipotesis diketahui
bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada indikator-indikator FoMO.
Mahasiswa juga termasuk kepada seseorang yang berada di fase perpindahan dari fase
remaja akhir menuju dewasa awal Fradisa, L. Primal, D. & Gustira, (2022). Mahasiswa juga
merupakan orang-orang yang sudah resmi terdaftar dalam suatu institusi untuk
melakukan pembelajaran dengan batasan usia 18-30 tahun. Pada usia inilah masa dimana
mencari jati diri dan berusaha lebih baik daripada orang lain. Sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Putri et al., (2019) menyatakan ruang sosial mahasiswa FoMO
merupakan ajang untuk memamerkan aktivitas aktivitas yang menurut mereka bagus
atau asyik untuk dijadikan tontonan oleh orang-orang yang terhubung di media sosial.
Hubungan atau interaksi sosial yang terjadi pada lingkungan sosialnya tidak berjalan baik
seperti di dunia maya. Mereka lebih mementingkan interaksi yang terjadi di dunia maya
sedangkan di dunia nyata, mereka menyapa seadanya dan berinteraksi seperlunya. Sebab
yang terfokus pada mahasiswa FoMO hanyalah sosial media yang mereka gunakan.
Sesuai dengan penelitian di atas, peneliti juga menemukan fakta bahwa mahasiswa
maupun mahasiswi FUAD lebih cenderung menggunakan media sosial untuk
memamerkan peristiwa yang dialaminya seperti kegiatan waktu kuliah, pergi
perpustakaan, hangout bersama teman serta mengikuti kegiatan-kegiatan yang diadakan
oleh Program Studi maupun acara yang diadakan oleh lembaga organisasi
kemahasiswaan. Sebagian besar mahasiswa maupun mahasiswi FUAD tergabung ke
dalam organisasi kemahasiswaan, di sanalah ajang untuk berkompetensi dan aktif dalam
kegiatannya serta mencari momen untuk di pamerkan ke media sosial. Namun untuk style
mahasiswa/i FUAD lebih cenderung memakai style yang biasa saja daripada memakai
style yang trending. Dari kacamata peneliti mahasiswa/i FUAD rata-rata berada pada
JPI: Jurnal Psikologi Islam
Vol. 02, No. 02 (2023), pp. 83-97| doi: /- 91
Rinaldi Pratama Putra 1, Desmita 2
Perbedaan Fear Of Missing Out (Fomo) Pada Mahasiswa Dan Mahasiswi Di Fakultas Ushuluddin Adab Dan
Dakwah Uin Mahmud Yunus Batusangkar

ekonomi sedang sehingga tidak terlalu tergiur dengan style trending lebih mengutamakan
fungsi daripada gengsi.
Penelitian yang dilakukan kepada mahasiswa dan mahasiswa di Fakultas Adab dan
Dakwah UIN Mahmud Yunus Batusangkar sebanyak 290 orang yang terdiri dari 7 Program
Studi di antaranya Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam sebanyak 68 orang,
Program Studi Ilmu Al-qur’an dan Tafir sebanyak 46 orang, Program Studi Pengembangan
Masyarakat Islam sebanyak 16 orang, Program Studi Psikologi Islam sebanyak 86 orang,
Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Islam sebanyak 52 orang, Program Studi
Pemikiran Politik Islam sebanyak 12 orang, dan Program Studi Jurnalistik Islam sebanyak
10 orang.
Peneliti menganlisis tingkat FoMO antara mahasiswa dan mahasiswi berdasarkan
program studi berada pada kategori tinggi. Tingkat FoMO pada mahasiswa yang tertinggi
berada pada Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam, yang kedua pada Program
Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, dan yang ketiga Program Studi Psikologi Islam. Sedangkan
tingkat FoMO pada mahasiswi tertinggi berada pada Program Studi Psikologi Islam, yang
kedua pada Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, dan yang ketiga pada Program Studi
Ilmu Perpustakaan dan Informasi Islam. Di tinjau secara keseluruhan tingkat FoMO
tertinggi berada pada Porgram Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, yang kedua pada Program
Studi Psikologi Islam dan yang ketiga pada Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam.
Hasil uji hipotesis yang peneliti lakukan berdasarkan program studi di FUAD diketahui
bahwa dari semua program studi yang ada tidak terdapat perbedaan FoMO yang
signifikan pada mahasiswa dan mahasiswi yang akan dipaparkan pada tabel berikut ini:
Tabel 3
Hasil Tingkat FoMO berdasarkan Program Studi
No Program Studi F Sig (2-tailed)
1. Komunikasi dan Penyiaran Islam 0,001 0,086
2. Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir 0,285 0,662
3. Pengembangan Masyarakat Islam 9,270 0,082
4. Psikologi Islam 1,668 0,075
5. Ilmu Perpustakaan dan Informasi Islam 1,480 0,460
6. Pemikiran Politik Islam 1,262 0,807
7. Jurnalistik Islam 0,070 0,711

JPI: Jurnal Psikologi Islam


Vol. 02, No. 02 (2023), pp. 83-97| doi: /- 92
Rinaldi Pratama Putra 1, Desmita 2
Perbedaan Fear Of Missing Out (Fomo) Pada Mahasiswa Dan Mahasiswi Di Fakultas Ushuluddin Adab Dan
Dakwah Uin Mahmud Yunus Batusangkar

Peneliti juga mengkategorisasikan berdasarkan jenis kelamin dari 145 responden


berjenis kelamin laki-laki, terdapat 60 orang pada kategorisasi sedang dengan persentase
41,4% dan 85 orang pada kategorisasi tinggi dengan persentase 58,6%. Maka dari itu,
dapat disimpulkan bahwa FoMO pada mahasiswa Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah
UIN Mahmud Yunus Batusangkar berada pada kategori tinggi. Sedangkan, dari 145
responden berjenis kelamin perempuan, terdapat 56 orang pada kategorisasi sedang
dengan persentase 38,6% dan 89 orang pada kategorisasi tinggi dengan persentase 61,4%.
Maka dari itu dapat disimpulkan FoMO berdasarkan pengkategorisasian pada mahasiswi
tinggi daripada mahasiswa. Agar lebih jelas akan dipaparkan pada tabel berikut ini:
Tabel 4
Hasil Distribusi Frekuensi Kategorisasi FoMO

Kategorisasi ƩMahasiswa ƩMahasiwi Total Persentase


Sedang 60 56 116 40%
Tinggi 85 89 174 60%
Total 145 145 290 100%

Dengan kata lain tingkat kecemasan, kekhawatiran dan rasa takut pada mahasiswi
lebih tinggi daripada mahasiswa di Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah UIN Mahmud
Yunus Batusangkar.
Hal ini juga didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Anggraini, F. Tetteng, A
& Fakhri, N.,(2022) yang mengungkapkan bahwa semakin tinggi FoMO maka semakin
tinggi ketertarikan media sosial yang dialami oleh mahasiswa. Sejalan dengan penelitian
Suhertina, et al., (2022) bahwa mahasiswa dan mahasiswa laki-laki dan perempuan
cenderung sama dalam menggunakan internet setiap harinya. Namun, yang membedakan
kecanduan internet antara laki-laki dan perempuan terdapat pada penggunaan internet
itu sendiri yaitu pada laki-laki lebih sering mengalami kecanduan terhadap game online,
situs porno, dan perjudian online sedangkan perempuan lebih sering mengalami
kecanduan terhadap chatting dan berbelanja secara online.
Sesuai dengan fakta yang ditemukan peneliti dilapangan pada mahasiswa, maupun
mahasiswi diluar jam kuliah mahasiswa menggunakan internet untuk bermain game
JPI: Jurnal Psikologi Islam
Vol. 02, No. 02 (2023), pp. 83-97| doi: /- 93
Rinaldi Pratama Putra 1, Desmita 2
Perbedaan Fear Of Missing Out (Fomo) Pada Mahasiswa Dan Mahasiswi Di Fakultas Ushuluddin Adab Dan
Dakwah Uin Mahmud Yunus Batusangkar

sesama teman sedangkan mahasiswi lebih cenderung menggunakan media sosial seperti
bermain instagram, tiktok, dan lain-lainnya. Dengan perbedaan dalam mengakses internet
inilah yang menjadi sedikit perbedaan FoMO antara laki-laki dan perempuan walaupun
analisis data yang diperoleh menunjukan hasil tidak adanya perbedaan yang signifikan
pada mahasiswa dan mahasiswi FUAD.

Penutup
Pada penelitian ini yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan FoMO pada
mahasiswa dan mahasiswi di Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah UIN Mahmud Yunus
Batusangkar. Penelitian yang memiliki sampel sebanyak 290 orang di antaranya 145
berjenis kelamin laki-laki dan 145 orang berjenis kelamin perempuan yang di ambil dari 7
Program Studi yang berada di Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah UIN Mahmud Yunus
Batusangkar. Berdasarkan analisis yang peneliti lakukan berdasarkan 7 program studi
yang ada peneliti tidak menemukan perbedaan yang signifikan pada mahasiswa dan
mahasiswi. Namun dari 7 program studi yang hampir memiliki perbedaan tingkat FoMO
berada pada mahasiswa/i Program Studi Psikologi Islam dengan perolehan analisis 0,75 >
0,05. Berdasarkan analisis data pada penelitian dengan Independent Sampel T-Tes maka
diperoleh hasil nilai Signifikansi (2-tailed) sebesar 0,871 > 0,05 yang berarti bahwa tidak
terdapat perbedaan yang signifikan. Hipotesis dalam penelitian ini (Ha) di tolak dan (Ho)
diterima. Jadi, dengan ini peneliti memperoleh hasil bahwa tidak adanya perbedaan yang
signifikan pada mahasiswa dan mahasiswi di Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah UIN
Mahmud Yunus Batusangkar.

Keterbatasan Penelitian
Berdasarkan penelitian yang telah peneliti lakukan terdapat beberapa kendala
yang terjadi di antara dalam pemenuhan sampel di karenakan sampel di bagi secara merata
berdasarkan program studi yang ada dengan pengukuran statistik sehingga dalam
pemenuhan subjek peneliti membutuhkan waktu yang banyak. Peneliti juga mengalami
kesulitan mengenai cara pengisian kuesioner, awalnya dilakukan secara online dengan
membagikan kuesioner berbentuk G-form kepada mahasiswa dan mahasiswi di FUAD
namun subjek tidak terpenuhi. Kemudian peneliti melakukan penyebaran angket secara
JPI: Jurnal Psikologi Islam
Vol. 02, No. 02 (2023), pp. 83-97| doi: /- 94
Rinaldi Pratama Putra 1, Desmita 2
Perbedaan Fear Of Missing Out (Fomo) Pada Mahasiswa Dan Mahasiswi Di Fakultas Ushuluddin Adab Dan
Dakwah Uin Mahmud Yunus Batusangkar

manual dengan kertas yang dibagikan lansung kepada mahasiswa dan mahasiswi di FUAD
sehingga subjek yang dibutuhkan terpenuhi. Untuk penelitian selanjutnya bisa
menambahkan subjek atau memperluas jangkauan subjek ke fakultas lain sehingga dapat
melihat secara mendalam FoMO itu di UIN Mahmud Yunus Batusangkar.

Ucapan Terima Kasih


Peneliti mengucapkan terima kasih sebesar besarnya terhadap lembaga atau
individu yang ikut serta membantu sehingga berjalan lancarnya penelitian ini sesuai
dengan tujuannya di antaranya kedua orang tua dan keluarga peneliti, Bapak Rektor UIN
Mahmud Yunus Batusangkar, Bapak Dekan FUAD, Ibuk Kaprodi Psikologi Islam, Ibuk
Pembimbing, Ibuk Sri Putri Rahayu Z., M.A, Ibuk Mutia Aini Ahmad M.Psi Psikolog, Lilis
Dahlia, dan Lara Duta.

JPI: Jurnal Psikologi Islam


Vol. 02, No. 02 (2023), pp. 83-97| doi: /- 95
Rinaldi Pratama Putra 1, Desmita 2
Perbedaan Fear Of Missing Out (Fomo) Pada Mahasiswa Dan Mahasiswi Di Fakultas Ushuluddin Adab Dan
Dakwah Uin Mahmud Yunus Batusangkar

Daftar Pustaka
Aisafitri, L., & Yusrifah, K. (2020). Sindrom Fear of Missing Out sebagai Gaya Hidup Milenial
Di Kota Depok. In Jurnal Riset Mahasiswa Dakwah dan Komunikasi (Vol. 2, Issue 4)
Anggraini, F., Tetteng, B., & Fakhri, N. (2022). Fear of Missing Out ( FOMO ) dan
Keterikatan Media Sosial Pada Mahasiswa. In Prosiding Seminar Nasional Fakultas
Psikologi Universitas DIPONONEGORO. Semarang:UNDIP Press.
Arikunto. (2006). Penelitian Kualitatif. Bandung: Bumi Aksara.
Ayutiani, D. N., & Putri, B. P. S. (2018). Pengguna Akun Instagram Sebagai Informasi Wisata
Kuliner.Jurnal Masyarakat & Budaya, 3, 31–59.
Beyens, I., Frison, E., & Eggermont, S. (2016). “I don’t want to miss a thing”: Adolescents’
fear of missing out and its relationship to adolescents’ social needs, Facebook use,
and Facebook related stress. Computers in Human Behavior, 64, 1–8.
Carr, C. T., & Hayes, R. A. (2015). Social Media: Defining, Developing, and Divining.
Atlantic Journal of Communication., 23.
Deci, E. L., & Ryan, R. M. (1985). Intrinsic Motivation and Self-Determination Inhuman
Behavior. New York: Plenum.
Dossey, L. (2014). FOMO, digital dementia, and our dangerous experiment. Explore: The
Journal of Science and Healing, 10(2), 69–73.
Fradisa, L. Primal, D. Gustira, L. (2022). Pengaruh Konsep Diri dan Regulasi diri Terhadap
Fear of Missing Out (FoMO) Pada Mahasiswa Penguna Instagram. Al-Irsyad, 105(2), 79.
Hartaji. (2012). Motivasi Berprestasi Pada Mahasiswa yang Berkuliah dengan Jurusan Pilihan
Orang Tua.Depok: Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma.
JWT, I. (2012). Fear of Missing Out (FoMO). New York: JWT, Intelegence.
Kasmadi, & Sunariah, N. S. (2013). Panduan Modren Penelitian Kuantitatif.
Bandung:Alfabeta.Mahmud, A. (2019). Ciri Dan Keistimewan Akhlak Dalam Islam.
Sulesana, 13(1), 29–40.
Nadzirah, S., Fitriani, W., & Yeni, P. (2022). DAMPAK SINDROM FoMO TERHADAP INTERAKSI
SOSIAL
PADA REMAJA. Intelegensia : Jurnal Pendidikan Islam, 10(1), 54–69.
Przybylski, A. K., Murayama, K., Dehaan, C. R., & Gladwell, V. (2013). Motivational,
emotional, and behavioral correlates of fear of missing out. Computers in Human
Behavior, 29(4), 1841–1848.
Putri, L. S., Purnama, D. H., & Idi, A. (2019). Gaya hidup mahasiswa pengidap Fear of missing
out dikota palembang. Jurnal Masyarakat & Budaya, 21(2), 129–148.
Rabathy, Q. (2018). Nomophobia Sebagai Gaya Hidup Mahasia Generasi Z. In Jurnal
UNIMASA (Vol.
1, Issue 1, pp. 33–44).
Reagle, J. (2015). Following the Joneses: FOMO and conspicuous sociality. Peer-Reviewed
JPI: Jurnal Psikologi Islam
Vol. 02, No. 02 (2023), pp. 83-97| doi: /- 96
Rinaldi Pratama Putra 1, Desmita 2
Perbedaan Fear Of Missing Out (Fomo) Pada Mahasiswa Dan Mahasiswi Di Fakultas Ushuluddin Adab Dan
Dakwah Uin Mahmud Yunus Batusangkar

Journal on the Internet, 20.


Shodiq, F., Kosasih, E., & Maslihah, S. (2020). Need To Belong Dan of Missing Out
Mahasiswa Pengguna Media Sosial Instagram. Jurnal Psikologi Insight, 4(1), 53–62.
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:Alfabeta.
Suhertina, S., Zatrahadi, M. F., Darmawati, D., & Istiqomah, I. (2022). Fear of missing out
mahasiswa; analisis gender, akses internet, dan tahun masuk universitas. Jurnal
Konseling Dan Pendidikan,10(1), 143.
Suryana. (2010). Metode Penelitian Model Praktis Penelitian Kuantitatif dan
Kualitatif.
Bandung:UPI.
Triastuti, E., Adrianto, D., & Nurul, A. (2017). Kahian Dampak Media Sosial Bagi Anak dan
Remaja.
Jakarta: Pusat Kajian Komunikasi FISIP Universitas Indonesia.
Winarsunu. (2009). Statistik dalam Penelitian Psikologi dan Pendidikan. Malang:UMM.
Wulandari, A. (2020). Hubungan Kontrol Diri Dengan fear Of Missing Out Pada
Mahasiswa Pengguna Media Sosial (Vol. 21, Issue 1, pp. 1–9).
Yiu, Daphne W; Lau, C.-M. (2009). Why Networks Enhance the Progress of New Venture
Creation: The Influence of Social Capital and Cognition. Entrepreneurship Theory and
Practice: SAGE Journals, 852, 10.

JPI: Jurnal Psikologi Islam


Vol. 02, No. 02 (2023), pp. 83-97| doi: /- 97

You might also like