Professional Documents
Culture Documents
1 / Januari-Maret 2019
Oleh :
Yehezkiel Mais 1
ABSTRACT
In the life of society, it is reasonable and possible, as each individual has
different interests and when the interests between one another individual or
group interests collided with other groups then there was a conflict. The
appearance of a conflict cannot be separated from the life of a society, because
the conflict is a phenomenon that cannot be eliminated from social
interaction. The conflict can only be controlled and minimized, so that conflicts
do not arise until the life threatening society, nation and State. In this
integration has always been the hope and is able to solve problems that arise
due to social conflicts.
Sahu Timur subdistrict of the arrival of the Homesteader and other settlers.
Compound it includes religious and tribal culture. There are at least some
villagers Trans spread across the Eastern subdistrict Sahu. In indirect villagers
Trans also has cultural compound carried by each ethnic group. The
arrangement of the compound as it was, the community is a condition
susceptible to conflict, in the process of intermingling between the natives of
West Halmahera Regency with the Homesteader and other entrants.
Nevertheless, its people coexist and the integration process in district Eastern
Sahu is going well although there are ripples of conflict but it does not interfere
with the harmony of the community.
Community Trans village saw that restricting factor also greatly affect the
process of social integration of the latest quick, one of the factors restricting
the process of social integration that is a difference of religion, tribe, ethnic
differences, language, and different the opinion at the time of discussion and
Expat communities are usually always bring their own culture even though
different cultures where high places them right now, so in the circumstances
such need to Act from Government or a good village apparatus for
harmonious these different cultures so that there are no problems or conflicts
because of such differences.
1
Mahasiswa Sosiologi Fispol Unsrat
2
Pembimbing Skripsi 1
3
Pembimbing Skripsi 2
1
PENDAHULUAN wilayah nusantara ini sebagaimana
Keanekaragaman sosial budaya, tercermin dengan jelas dalam
merupakan realitas alamiah yang kemajemukan etnis, suku dan
dimiliki tanah air kita sehingga budaya dengan tanpa harus
bangsa Indonesia disebut sebagai mengorbankan integrasi
masyarakat yang majemuk. bangsa.
Keanekaragaman ini, merupakan Abad ke-21 melahirkan
kenyataan yang harus kita terima tantangan beragam. Isu globalisasi,
sebagai kekayaan bangsa, namun demokratisasi dan dalam keadaan
disisi lain di dalam tertentu berbagai benturan
keanekaragaman dan pluralitas kebudayaan diramalkan akan
suku, bahasa, adat istiadat dan terjadi. Tokoh agama dan
agama juga mengandung masyarakat sesungguhnya
kerawanankerawanan yang dapat mempunyai peranperan strategis
menimbulkan konflik-konflik di era global tersebut dan dakwah
kepentingan antar kelompok, antar Islam mempunyai cinta moral
etnis, antar agama dan antar dalam pembangunan peradaban
wilayah. manusia. Saat ini kehidupan
Integrasi sosial saat ini kembali bergerak begitu cepat ke arah
hangat diperbincangkan dan pluralitas dengan beragam budaya
dipertanyakan oleh banyak bahasa dan agama budaya bahasa
kalangan. Masyarakat dan praktisi dan agama, sebagai akibat dari
kenegaraan bertanya tentang perkembangan modernisasi,
berbagai konflik sosial yang terjadi liberalisasi dan globalisasi. Di
dalam masyarakat sepertinya tak tengah gemerlap perubahan yang
kunjung berkesudahan. Kondisi dahsyat itu, bangsa Indonesia
yang demikian telah menjadi memperlihatkan sebaliknya, yakni
perhatian dari semua pihak yang kekerasan hilangnya toleransi dan
menuntut kepekaan kita sebagai konflik (Idris, 2008). Konflik muncul
bangsa Indonesia yang sangat sebagian besar dipicu, oleh
dibanggakan adalah masalah minimnya pemahaman
kemajemukan budaya dari keseragaman.
berbagai etnis yang mendiami
2
HOLISTIK, Vol. 12 No. 1 / Januari-Maret 2019
3
lama. Terjadinya proses integrasi berbagai kesatuan sosial (croos
suatu bangsa harus dilandasi suatu cutting affilations), syarat
cita-cita atau tujuan yang sama. keberhasilan suatu integrasi sosial
Dalam konteks bangsa Indoanesia. adalah anggota-anggota
Integrasi harus berjalan alamiah. masyarakat merasa bahwa mereka
Maksudnya, integrasi harus berhasil saling mengisi kebutuhan
berjalan sesuai keanekaragaman satu dengan yang lainnya,
budaya bangsa yang harus lepas masyarakat berhasil menciptakan
dari hegemoni dan dominasi peran kesepakatan bersama mengenai
politik etnik tertentu. norma dan nilai, norma-norma dan
INTEGRASI SOSIAL nilai itu berlaku cukup lama
Masyarakat hanya dapat dijalankan secara konsisten.
terintegrasi apabila telah dicapai Menurut (Wiliam dalam Kun
kesepakatan sebagian besar Maryati 2007) syarat terjadinya
anggota-anggotanya terhadap integrasi sosial adalah:
nilai-nilai sosial tertentu yang a. Anggota masyarakat merasa
bersifat fundamental. Hal ini hanya bahwa mereka berhasil saling
mungkin terjadi menurut Usman mengisi kebutuhan-kebutuhan
dan Amal (1996) bahwa “dalam mereka.
masyarakat yang majemuk, yaitu b. Masyarakat berhasil
suatu masyarakat yang menciptakan kesepakatan
tersegmentasi dari berbagai bersama mengenai nilai dan
macam kelompok sosial dengan norma.
sub sosial kebudayaan sendiri yang c. Nilai dan norma sosial berlaku
unik”. Dalam hal ini kesepakatan cukup lama dan dijalankan
terhadap nilai-nilai sosial dalam konsisten.
masyarakat majemuk tersebut
Adapun yang mempengaruhi
akan mampu meredam cepat atau lambatnya proses
kemungkinan untuk berkembang
integrasi sosial yaitu dapat dilihat
konflik horizontal. dari masyarakatnya jika masyarakat
Masyarakat terintegrasi karena dalam homogenitas kelompok,
berbagai anggota masyarakat integrasi sangat mudah tercapai
sekaligus menjadi anggota dari dan sebaiknya dimiliki. Besar
4
HOLISTIK, Vol. 12 No. 1 / Januari-Maret 2019
5
norma sebagai pedoman bersikap orang lain dalam mencapai tujuan
dan bagi setiap anggota masyarakat.
masyarakat. e. Norma-norma masyarakat
b. Adanya kesamaan dalam konsisten dan tidak
heterogenitas berubahubah
Kesamaan dalam heterogenitas Suatu norma yang tetap atau
timbul karena faktor pengalaman tidak berubah-ubah sifatnya
histories atau pengalaman nasib mudah diketahui dan dipahami,
yang sama, persamaan faktor sehingga proses internalisasi dapat
geografis. dilakukan secara optimal. Salah
c. Perasaan saling memiliki satu norma yang konsisten yaitu
Apabila setiap anggota norma agama, sebab norma
masyarakat merasa bahwa mereka agama bersifat universal, sehingga
berhsil memenuhi kebutuhannya norma agama pada umumnya
serta mampu membantu diketahui dan dipahami oleh
memenuhi kebutuhan orang lain, pemeluknya terutama pada
yakni kebutuhan material dan masyarakat religius.
nonmaterial (kebutuhan biologis, f. Pembinaan kesadaran
psikologis, sosiologis), perasaan Meningkatkan kesadaran
saling memiliki akan tumbuh dan tentang arti pentingnya integrasi
berkembang dalam setiap sektor dan partisipasi, dapat dilakukan
kehidupan. dengan berbagai upaya,
d. Tercapainya suatu konsensus diantaranya sebagai berikut:
mengenai nilai-nilai dan norma Pertama: Menanamkan pengertian
sosial dan pemahaman tentang saling
Adanya kesesuaian paham ketergantungan antara individu
tentang aturan dan nilai-nilai atau kelompok sehingga timbul -
norma sosial, berarti terdapat dari masing-masing pihak. Kedua:
kesepakatan di antara anggota Mempertahankan dan
masyarakat tentang apa yang meningkatkan motivasi setiap
boleh dan tidak boleh dilakukan, kelompok atau golongan untuk
bagaimana seharusnya bersikap, membentuk masyarakat yang
bertindak, dan berinteraksi dengan besar. Ketiga: Memberitahukan
6
HOLISTIK, Vol. 12 No. 1 / Januari-Maret 2019
7
mempertahankan kemerdekaan kepercayaan, daerah tempat
yang baru beberapa saat mati. j. tinggal, mayoritas dan minoritas.
Bahasa persatuan Kelima: Rendahnya sikap toleransi
Bahasa yang dimengerti oleh dalam hidup bermasyarakat.
seluruh komponen masyarakat Keenam: Berlangsungnya tindakan
merupakan sarana yang efektif anggota masyarakat yang baik
dalaam menggalang kesatuan dan secara individu maupun kelompok
persatuan. Dengan bahasa, segala yang dinilai mengganggu
sesuatu yang berkaitan deengan keteraturan dan keseimbangan
tujuan bersama dapat hidup bermasyarakat.
disosialisasikan kepada seluruh Secara horizontal, di antara
anggota masyarakat. sekian banyak faktor yang dapat
menghambat integrasi bangsa
FAKTOR-FAKTOR
PENGHAMBAT INTEGRASI salah satunya adalah
SOSIAL primordialisme yang begitu
Menurut Rusman (2005) menonjol dalam masyarakat
faktorfaktor yang penghambat majemuk seperti bahasa. Dalam hal
integrasi sosial dalam masyarakat ini, Fama dan Amal (1996)
adalah gejala atau fenomena sosial menjelaskan bahwa: “Integrasi
yang di kategorikan sebagai proses bangsa lazim dikonsepsikan
sosial yang disosiatif. Adapun sebagai satu proses ketika
faktor-faktornya yaitu Pertama: kelompok-kelompok sosial
konflik atau pertentangan akibat tertentu dalam masyarakat saling
tidak tuntasnya penyelesaian suatu menjaga keseimbangan untuk
masalah. Kedua: prasangka buruk mewujudkan kedekatan
yang dilatar belakangi oleh hubungan-hubungan sosial.
cemburu sosial. Ketiga: persaingan ”Dalam konteks ini, integrasi
tidak sehat yang melahirkan sebagai bentuk kontradiktif dari
kontravensi dan mengarah pada konflik. Oleh karena itu, perluh
pertentangan atau konflik. dibangun jaringan-jaringan sosial
Keempat: fanatisme yang dalam sutu unit sosial yang relatif.
berelebihan karena perbedaan
rasa, etnis, kebudayaan, agama dan
8
HOLISTIK, Vol. 12 No. 1 / Januari-Maret 2019
9
Sangat sulit untuk menemukan tersebut. Maka ditawarkan tiga
suatu keputusan yang dapat sistem berikut untuk mengurangi
diterima oleh semua kelompok konflik yang terjadi, antara lain.
masyarakat. Tetapi bagaimanapun a. Penerapan sistem sosial yang
sulitnya, integrasi masyarakat. bersifat kolektif sosialdalam
Setidaknya ada kata sepakat masyarakat dalam
masyarakat yang hendak segalah bidang.
melakukan integrasi sosial ini. b. Mendasarkan pada
Menurut Widjaya dan Rusman nasionalisme yang tidak
(2005) untuk mencapai integrasi diklarifikasi atas persamaan
sosial dalam masyarakat rasa, melainkan indentitas
diperlukan setidaknya dua hal yang kenegaraan.
menjadi solusi atas perbedaan c. Membiasakan sistem
yang terdapat dalam masyarakat: kepribadian yang berintegrasi
a. Untuk meningkatkan integrasi dengan nilai-nilai sosial
sosial, maka pada hari ini diri kemasyarakatan yang terwujud
masing-masing dalam polapolapenglihatan
harusmengadalikan perbedaan (persepsi), perasaan sehingga
atau konflik yang ada pada pola-pola penilaian yang
suatu kekuatan bangsa dan berbeda dapat disamakan
bukan sebaliknya. sebagai pola
b. Masyarakat sepakat dapat Indonesia.
mengisi mengenai kebutuhan
MASYARAKAT
antara satu dengan yang
Masyarakat adalah sekelompok
lainnya. Sehingga dalam
orang yang membentuk sebuah
masyarakat tercipta
sistem semi tertutup atau semi
keharmonisan dan saling
terbuka, di mana sebagian besar
memahami satu sama lain.
interaksi adalah antara
Untuk mencapai integrasi sosial
individuindividu yang berada
seringkali konflik pun tak
dalam kelompok tersebut. Kata
terhindakan, maka perlu dicari
masyarakat sendiri berakar dari
beberapa bentuk yang
kata dalam bahasa inggris (society)
mengakomodasi perbedaan
masyarakat. Lebih abstraknya,
10
HOLISTIK, Vol. 12 No. 1 / Januari-Maret 2019
11
bersama sedemikian rupa pinggiran kota biasanya adalah
sehingga merasakan bahwa masyarakat setempat.
kelompok tersebut dapat Dasar-dasar masyarakat
memenuhi kepentingan- setempat adalah lokasitas dan
kepentingan hidup yang utama, perasaan masyarakat setempat
kelompok tadi disebut masyarakat tersebut (Maclver dan Charles
setempat. Sebagai satu dalam Soekanto 2009).
perumpamaan, kebutuhan MASYARAKAT PENDATANG
seseorang tidak mungkin secara Masyarakat pendatang secara
keseluruhan terpenuhi apabila dia umum didefenisikan sebagai
hidup bersama-sama. penduduk yang lahir suatu daerah
Dengan demikian, kriteria yang kemudian melakukan perpindahan
utama bagi adanya masyarakat kedaerah tersebut. Pendatang juga
setempat adalah adanya social bisa disebut migran dan
relationships antara anggota suatu aktivitasnya disebut migrasi. Suatu
kelompok, sehingga dapat bentuk migrasi yaitu. Urbanisasi
dikatakan bahwa masyarakat memiliki pengertian yang
setempat menujukan pada bagian berbedabeda tergantung sudut
masyarakat yang bertempat pandang yang diambil.
tinggal di satu wilayah (dalam arti Urbanisasi dapat diartikan
geografis) dengan batas-batas sebagai suatu proses pertambahan
tertentu dimana faktor utama yang penduduk pada satu wilayah
menjadi dasar adalah interaksi perkotaan atau proses
yang lebih besar di antara para transformasi suatu wilayah
anggotanya, dibandingkan dengan berkarakter urba. Sementara jika
penduduk di luar batas wilayahnya dilihat dari segi geografis,
(Soemardjan dalam Soekanto urbanisasi ialah sebuah kota yang
2009). Masyarakat desa Trans bersifat integral, dan memiliki
terdapat perbedaan yang pengaruh atau merupakan unsur
menonjol jadi dengan kasat mata yang dominan dalam sistem
pencarian desa Trans ialah keruangan yang pemakaian kata
perkebunan saja, kita dapat masyarakat seharihari bisanya
melihat bahwa yang tinggal di meliputi juga “community“. Di Desa
12
HOLISTIK, Vol. 12 No. 1 / Januari-Maret 2019
13
mengharmoniskan masyarakat kami sebagai masyarakat
pendatang dengan masyarakat pendatang atau tidak yang ada
setempat tetapi ada berapa orang perbedaan diantara kami. Disini
mengatakan bahwasanya peran tampak jelas bawah tokoh
tokoh masyarakat yang hanya masyarakat tidaklah membedakan
memperdulikan diri mereka sendiri antara masyarakat pendatang atau
tampa melihat kepentingan setempat semua sama-sama
masyarakat dan masyarakat masyarkat yang tinggal di satu
beranggapan semua ini desa.
terganggung pribadi masing- Hubungan ini sesuai dengan
masing bagaimana caranya teori Baton dalam Kun Maryati
mengintegrasikan antara (2009) “integrasi sosial adalah pola
masyarakat pendatang dengan hubungan yang mengakui adanya
masyarakat setempat. perbedaan ras dalam masyarakat,
Terkadang dalam integrasi sosial tetapi tidak memberikan fungsi
terjadi konflik di Desa Trans tidak penting pada perbedaan ras
pernah terjadi konflik jikalaupun tersebut” menurut pendapat ini
ada konflik hanya konflik ringan berlangsung integrasi sosial karena
saja. Contohnya konflik antara adanya saling menghargai
tetangga saja dan cepat perbedaan yang ada dalam
diselesaikan. masyarakat misalnya berbeda ras,
Di dalam integrasi sosial suku, etnik, dan budaya walaupun
terkadang ada perlakuan khusus mereka pada perbedaan itu.
terhadap masyarakat pendatang FAKTOR PENDUKUNG
tetapi di Desa Trans tidak ada yang INTEGRASI SOSIAL ANTARA
MASYARAKAT PENDATANG
memperlakukan secara khusus
DENGAN MASYARAKAT
terhadap masyarakat pendatang
SETEMPAT
seperti yang di katakan salah satu Di dalam proses integrasi sosial
informan bahwasan di sini kami terdapat faktor pendukung yang
semua sama baik masyarakat mempengaruhi terjadinya integrasi
pendatang dengan masyarakat sosial. Dari hasil penelitian semua
setempat tidak ada perlakuan informan menjawab bahwa ada
khusus yang diberikan kepada faktor pendukung yang terlihat ada
14
HOLISTIK, Vol. 12 No. 1 / Januari-Maret 2019
15
integrasi sosial misalnya berbeda idul fitri mereka mengucapkan
kebudayaan, kedudukan sosial kepada yang muslim selamat
berbeda agama, berbeda etnis, merayakan idul fitri dan
berbeda ras, bahasa, kebisaan bersilaturahmi dengan datang
sistem, nilai, norma dan berbeda kerumah.
pendapat sehingga jelas Faktor penghambat selanjutnya
bahwasannya faktor penghambat yang terlihat di Desa Trans yaitu
sangat mempengaruhi proses perbedaan kebudayaan dalam
integrasi sosial yang terjadi di Desa proses integrasi sosial. Perbedaan
Trans. kebudayaan yang terlihat yaitu
Faktor penghambat selanjutnya mereka saling menghargai pada
terlihat di Desa Trans yaitu saat ada acara keadatan yang
perbedaan kebudayaan dalam dilaksanakan salah satu
proses integrasi sosial. Perbedaan masyarakat dan mereka saling
kebudayaan yang terlihat yaitu membantu satu sama lain dan
mereka saling menghargai pada tidak saling menyinggung bahkan
saat ada acara kedatangan yang mereka menyesuaikan dengan
dilaksanaan salah satu masyarakat acara yang berlangsung.
dan mereka saling menbantu Secara horizontal, di antara
meskipun mereka berbeda sekian banyak faktor yang dapat
kebudayaan. Faktor penghambat menghambat integrasi bangsa
selanjutnya yang terlihat yaitu salah satunya adalah
perbedaan agama tetapi primordialisme yang begitu
masyarakat di Desa Trans menojol dalam masyarakat
kecamatan sahu Timur tidak majemuk seperti bahasa. Dalam hal
mempermasalahkan perbedaan ini ini Usman dalam Amal (1996)
salah satu contohnya yaitu pada menjelaskan bahwa “integrasi
saat bulan puasa yang beragama bangsa lazim dikonsepsikan
nonmuslim tidak pernah memakan sebagai suatu proses ketika
makanan di depan orang banyak kelompok-kelompok sosial
yang lagi berpuasa, pada saat tertentu dalam masyarakat saling
magrib mereka tetap menutup menjaga keseimbangan untuk
dagangan mereka dan pada saat menujudkan kedekatan
16
HOLISTIK, Vol. 12 No. 1 / Januari-Maret 2019
17
sosial, salah satu contoh faktor tinggi mereka sekarang,
penghambat proses integrasi sehingga dalam keadaan yang
sosial yaitu perbedaan agama, sedemikian rupa perlu tidakan
perbedaan suku, etnis, bahasa, dari pemerintahan desa atau
dan berbeda pendapat pada aparatur desa yang baik untuk
saat bermusyawarah dan mengharmoniskan kebudayaan
bisanya masyarakat pendatang yang berbeda ini agar tidak ada
selalu membawa kebudayaan permasalahan atau konflik
mereka sendiri meskipun karena perbeda ini.
berbeda budaya dimana tempat
18
HOLISTIK, Vol. 12 No. 1 / Januari-Maret 2019
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta.
Rineka Cipta
Bungin. 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: RajaGrafindo
Persada.
Effendi, R. 2005. Sosiologi 2, Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Emiliana, S. 1997. Integrasi Nasional Suatu Pendekatan budaya di daerah
istimewa di daerah Yogyakarta. Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan: Yogyakarta
Fama dan Aman, 1996 Integrasi Nasional. Yogyakarta: UNY Press.
Hendropuspito, 1989. Sosiologi Sistematik. Yogyakarta: PT Raja Kanisius.
Idris, La Malik. 2008. Dakwah dalam Masyarakat: Peranan Tokoh Agama
dalam Memelihara Hubungan Harmonis Antara Umat Beragama
di Kendari, Dieseratasi, Makasar Universitas Islam Negeri
Alauddin.
Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: RinekaCipta.
Maryati, K dan Juju S. 2007. Sosiologi untuk SMA dan MA kelas XII. PT. Glora
Aksara: Jakarta.
Mathew, M. 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: Universitas Indonesia.
Moleong, L J. 2009. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Putra 2010. Integrasidi Indonesia dan konflik. Jakarta: Gramedia.
Soekanto, S. 2009. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta. Rajawali Pers.
Sri W, Ndan Yusniati, 2007, Manusia dan Masyarakat, Jakarta: Ganeca Exact.
Sudjana, N dan Ibrahim. 2010. Penelitian dan Penilaian Pendidikan.
Bandung: Sinar Baru Algensido.
Sukmadinata, S. 2006. Metode Penelitian Pendidikan.
Bandung:RemajaRosadakarya.
Sukardi. 2003. Metode Penelitian Kompentensi Dan Praktiknya. Yogyakarta:
Bumi Aksara.
Supomo dan Umar 2007. Metode Penelitian Ilmia. Jakarta:Remaja Rosada
karya.
Syaikh. 2006. Masyarakat dan Sitem Sosial. Yogyakarta: Gama Media.
19