You are on page 1of 19

HOLISTIK, Vol. 12 No.

1 / Januari-Maret 2019

INTEGRASI SOSIAL ANTARA MASYARAKAT PENDATANG DENGAN


MASYARAKAT SETEMPAT DI DESA TRANS KECAMATAN SAHU TIMUR

Oleh :
Yehezkiel Mais 1

Femmy C. M. Tasik 2 Antonius Purwanto 3

ABSTRACT
In the life of society, it is reasonable and possible, as each individual has
different interests and when the interests between one another individual or
group interests collided with other groups then there was a conflict. The
appearance of a conflict cannot be separated from the life of a society, because
the conflict is a phenomenon that cannot be eliminated from social
interaction. The conflict can only be controlled and minimized, so that conflicts
do not arise until the life threatening society, nation and State. In this
integration has always been the hope and is able to solve problems that arise
due to social conflicts.
Sahu Timur subdistrict of the arrival of the Homesteader and other settlers.
Compound it includes religious and tribal culture. There are at least some
villagers Trans spread across the Eastern subdistrict Sahu. In indirect villagers
Trans also has cultural compound carried by each ethnic group. The
arrangement of the compound as it was, the community is a condition
susceptible to conflict, in the process of intermingling between the natives of
West Halmahera Regency with the Homesteader and other entrants.
Nevertheless, its people coexist and the integration process in district Eastern
Sahu is going well although there are ripples of conflict but it does not interfere
with the harmony of the community.
Community Trans village saw that restricting factor also greatly affect the
process of social integration of the latest quick, one of the factors restricting
the process of social integration that is a difference of religion, tribe, ethnic
differences, language, and different the opinion at the time of discussion and
Expat communities are usually always bring their own culture even though
different cultures where high places them right now, so in the circumstances
such need to Act from Government or a good village apparatus for
harmonious these different cultures so that there are no problems or conflicts
because of such differences.

Keywords: integration, compound, conflict

1
Mahasiswa Sosiologi Fispol Unsrat
2
Pembimbing Skripsi 1
3
Pembimbing Skripsi 2

1
PENDAHULUAN wilayah nusantara ini sebagaimana
Keanekaragaman sosial budaya, tercermin dengan jelas dalam
merupakan realitas alamiah yang kemajemukan etnis, suku dan
dimiliki tanah air kita sehingga budaya dengan tanpa harus
bangsa Indonesia disebut sebagai mengorbankan integrasi
masyarakat yang majemuk. bangsa.
Keanekaragaman ini, merupakan Abad ke-21 melahirkan
kenyataan yang harus kita terima tantangan beragam. Isu globalisasi,
sebagai kekayaan bangsa, namun demokratisasi dan dalam keadaan
disisi lain di dalam tertentu berbagai benturan
keanekaragaman dan pluralitas kebudayaan diramalkan akan
suku, bahasa, adat istiadat dan terjadi. Tokoh agama dan
agama juga mengandung masyarakat sesungguhnya
kerawanankerawanan yang dapat mempunyai peranperan strategis
menimbulkan konflik-konflik di era global tersebut dan dakwah
kepentingan antar kelompok, antar Islam mempunyai cinta moral
etnis, antar agama dan antar dalam pembangunan peradaban
wilayah. manusia. Saat ini kehidupan
Integrasi sosial saat ini kembali bergerak begitu cepat ke arah
hangat diperbincangkan dan pluralitas dengan beragam budaya
dipertanyakan oleh banyak bahasa dan agama budaya bahasa
kalangan. Masyarakat dan praktisi dan agama, sebagai akibat dari
kenegaraan bertanya tentang perkembangan modernisasi,
berbagai konflik sosial yang terjadi liberalisasi dan globalisasi. Di
dalam masyarakat sepertinya tak tengah gemerlap perubahan yang
kunjung berkesudahan. Kondisi dahsyat itu, bangsa Indonesia
yang demikian telah menjadi memperlihatkan sebaliknya, yakni
perhatian dari semua pihak yang kekerasan hilangnya toleransi dan
menuntut kepekaan kita sebagai konflik (Idris, 2008). Konflik muncul
bangsa Indonesia yang sangat sebagian besar dipicu, oleh
dibanggakan adalah masalah minimnya pemahaman
kemajemukan budaya dari keseragaman.
berbagai etnis yang mendiami

2
HOLISTIK, Vol. 12 No. 1 / Januari-Maret 2019

Dalam kehidupan tersebar di seluruh kecamatan


bermasyarakat, merupakan hal Sahu Timur. Sementara dari segi
yang wajar dan bisa, karena setiap agama terdapat ada tiga yang
individu memiliki kepentingan dianut masyarakat yaitu Islam,
yang berbeda-beda dan ketika Kristen Protestan, dan Katolik Dari
kepentingan antara satu individu adanya kemajemukan suku bangsa
lain ataupun kepentingan maka secara tidak langsung
kelompok dengan kelompok lain masyarakat desa Trans juga
saling berbenturan maka terjadilah memiliki kemajemukan budaya
konflik. Pada dasarnya, munculnya yang dibawa oleh masing-masing
konflik tidak bisa lepas dari etnis. Susunan masyarakat
kehidupan suatu masyarakat, majemuk seperti itu, merupakan
karena konflik adalah merupakan suatu kondisi yang rentan terhadap
suatu fenomena yang tidak dapat konflik, dalam proses pembauran
dihilangkan suatu interaksi sosial. antara penduduk asli Kabupaten
Konflik hanya dapat dikendalikan Halmahera Barat dengan para
dan diminimalisasi saja, sehingga transmigran dan pendatang lain.
konflik yang timbul tidak sampai Namun demikian, masyarakatnya
stadium lanjut yang mengancam hidup berdampingan dan proses
kehidupan bermasyarakat, integrasi di kecamatan Sahu Timur
berbangsa dan bernegara. Dalam tersebut berjalan dengan baik
hal ini integrasi selalu menjadi walaupun terdapat riak-riak konflik
harapan dan mampu untuk namun hal itu tidak mengganggu
menyelesaikan permasalahan yang keharmonisan masyarakat.
timbul akibat konflik sosial. Proses integrasi sosial tidak
Kecamatan Sahu Timur memiliki pernah dapat dicapai dengan
kekayaan dan rempah yang relatif sempurna, namun serta secara
tinggi dengan kedatangan para fundamental sistem selalau
transmigran dan para pendatang cenderung bergerak ke arah
lain. Kemajemukan itu meliputi keseimbangan yang dinamis.
suku agama dan kebudayaan. Proses integrasi tidak bisa terjadi
Setidaknya terdapat beberapa begitu saja. Integrasi merupakan
masyarakat desa Trans yang proses panjang dalam waktu yang

3
lama. Terjadinya proses integrasi berbagai kesatuan sosial (croos
suatu bangsa harus dilandasi suatu cutting affilations), syarat
cita-cita atau tujuan yang sama. keberhasilan suatu integrasi sosial
Dalam konteks bangsa Indoanesia. adalah anggota-anggota
Integrasi harus berjalan alamiah. masyarakat merasa bahwa mereka
Maksudnya, integrasi harus berhasil saling mengisi kebutuhan
berjalan sesuai keanekaragaman satu dengan yang lainnya,
budaya bangsa yang harus lepas masyarakat berhasil menciptakan
dari hegemoni dan dominasi peran kesepakatan bersama mengenai
politik etnik tertentu. norma dan nilai, norma-norma dan
INTEGRASI SOSIAL nilai itu berlaku cukup lama
Masyarakat hanya dapat dijalankan secara konsisten.
terintegrasi apabila telah dicapai Menurut (Wiliam dalam Kun
kesepakatan sebagian besar Maryati 2007) syarat terjadinya
anggota-anggotanya terhadap integrasi sosial adalah:
nilai-nilai sosial tertentu yang a. Anggota masyarakat merasa
bersifat fundamental. Hal ini hanya bahwa mereka berhasil saling
mungkin terjadi menurut Usman mengisi kebutuhan-kebutuhan
dan Amal (1996) bahwa “dalam mereka.
masyarakat yang majemuk, yaitu b. Masyarakat berhasil
suatu masyarakat yang menciptakan kesepakatan
tersegmentasi dari berbagai bersama mengenai nilai dan
macam kelompok sosial dengan norma.
sub sosial kebudayaan sendiri yang c. Nilai dan norma sosial berlaku
unik”. Dalam hal ini kesepakatan cukup lama dan dijalankan
terhadap nilai-nilai sosial dalam konsisten.
masyarakat majemuk tersebut
Adapun yang mempengaruhi
akan mampu meredam cepat atau lambatnya proses
kemungkinan untuk berkembang
integrasi sosial yaitu dapat dilihat
konflik horizontal. dari masyarakatnya jika masyarakat
Masyarakat terintegrasi karena dalam homogenitas kelompok,
berbagai anggota masyarakat integrasi sangat mudah tercapai
sekaligus menjadi anggota dari dan sebaiknya dimiliki. Besar

4
HOLISTIK, Vol. 12 No. 1 / Januari-Maret 2019

kecilnya suatu kelompok juga c. Integrasi koersif yaitu integrasi


mempengaruhi cepat lambatnya yang berbentuk kekuasaan
integrasi sosial karena masyarakat yang miliki pengusaha.
membutuhkan penyesuaian diri Jadi dari uraian diatas dapat kita
terhadap kelompok yang hidupnya simpulkan pengertian integrasi
atau sekitarnya tempat tinggal sosial adalah suatu penyatuan,
mereka. Mobilitas geografis suku, budaya dan kepentingan
pengaruh lambat atau cepatnya masyarakat lainya. Dalam konteks
proses integrasi dapat dilihat dari sosial istilah integrasi sosial
semakin sering anggotanya satu merujuk pada kehidupan
kelompok datang dan pergi bermasyarakat umum meliputi
semakin mempengaruhi proses sosial budaya, politik dan
integrasi sosialnya. Efektivitas ekonomi.
komunikasi menjadi salah satu FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG
yang mempercepat proses INTEGRASI SOSIAL
integrasi sosial yaitu dengan cara Menurut Rusman (2005) faktor
berkomunikasi yang baik dan pendukung integrasi ada
sesama kelompok maka semakin beberapa yaitu:
cepat pula integrasi sosial tercapai. a. Pengakuan kebhinekaan
Menurut Yusniati (2007) dalam Apabila homogenitas telah
proses integrasi sosial terdapat tercapai, dalam arti bahwa setiap
bentuk-bentuk integrasi sosial anggota masyarakat mengakui,
dapat dilihat yaitu: menerima dan memberikan
a. Integrasi normatif yaitu toleransi yang besar terhadap
integrasi yang terjadi akibat unsur-unsur yang berbeda dengan
adanya norma-norma yang diri dan kelompoknya, maka
berlaku di masyarakat. kelangsungan hidup kelompok
b. Integrasi fungsional yaitu akan terpelihara. Perlu diketahui
integrasi yang terjadi akibat bahwa integrasi erat hubungannya
adanya fungsi-fungsi tertentu dengan disorganisasi dan
dalam masyarakat. disintegrasi sosial karena
menyangkut unsur psikologi yang
diwujudkan dalam bentuk ikatan

5
norma sebagai pedoman bersikap orang lain dalam mencapai tujuan
dan bagi setiap anggota masyarakat.
masyarakat. e. Norma-norma masyarakat
b. Adanya kesamaan dalam konsisten dan tidak
heterogenitas berubahubah
Kesamaan dalam heterogenitas Suatu norma yang tetap atau
timbul karena faktor pengalaman tidak berubah-ubah sifatnya
histories atau pengalaman nasib mudah diketahui dan dipahami,
yang sama, persamaan faktor sehingga proses internalisasi dapat
geografis. dilakukan secara optimal. Salah
c. Perasaan saling memiliki satu norma yang konsisten yaitu
Apabila setiap anggota norma agama, sebab norma
masyarakat merasa bahwa mereka agama bersifat universal, sehingga
berhsil memenuhi kebutuhannya norma agama pada umumnya
serta mampu membantu diketahui dan dipahami oleh
memenuhi kebutuhan orang lain, pemeluknya terutama pada
yakni kebutuhan material dan masyarakat religius.
nonmaterial (kebutuhan biologis, f. Pembinaan kesadaran
psikologis, sosiologis), perasaan Meningkatkan kesadaran
saling memiliki akan tumbuh dan tentang arti pentingnya integrasi
berkembang dalam setiap sektor dan partisipasi, dapat dilakukan
kehidupan. dengan berbagai upaya,
d. Tercapainya suatu konsensus diantaranya sebagai berikut:
mengenai nilai-nilai dan norma Pertama: Menanamkan pengertian
sosial dan pemahaman tentang saling
Adanya kesesuaian paham ketergantungan antara individu
tentang aturan dan nilai-nilai atau kelompok sehingga timbul -
norma sosial, berarti terdapat dari masing-masing pihak. Kedua:
kesepakatan di antara anggota Mempertahankan dan
masyarakat tentang apa yang meningkatkan motivasi setiap
boleh dan tidak boleh dilakukan, kelompok atau golongan untuk
bagaimana seharusnya bersikap, membentuk masyarakat yang
bertindak, dan berinteraksi dengan besar. Ketiga: Memberitahukan

6
HOLISTIK, Vol. 12 No. 1 / Januari-Maret 2019

atau mensosialisasikan prestasi Contohnya, pengerjaan


yang telah dicapai kepada pembangunan jalan di desa tidak
masyarakat, agar keyakinan untuk dilaksanakan oleh pemerintahan
bersatu semakin kuat. pusat, tetapi diberikan kepada
Keempat: Memperkuat dan pemerintahan tingkat kecamatan
memperluas kesadaran dalam atau desa.
berpartisipasi aktif bagi seluruh h. Pengawasan sosial dan intensif
komponen masyaratkat. Dalam rangka menciptakan dan
g. Pelaksanaan asas keadilan sosial memelihara keteraturan sosial,
dan subsidiaritas seluruh komponen masyarakat
Asas keadilan dan subsidiaritas harus berperan aktif melaksanakan
sebernarnya merupakan asas etika pengawasan sosial, terutama
sosial. Asas ini mempunyai pengawasan resmi oleh aparat
pengaruh sosiologis yang kuat. Negara/pemerintah yang dalam
Persatuan dan kesatuan akan prosesnya didasarkan pada
terjalin dengan baik apabila setiap peraturan/perundangan yang
individu atau kelompok merasa di berlaku. Contohnya, pengawasan
perlakukan secara adil, sehingga sosial di jalan raya oleh Polisi
terhindar dari prasangka buruk dan Lalulintas.
cemburu sosial. Prinsip i. Tekanan dari luar
subsidiaritas berlaku pada semua Solidaritas antar individu dalam
bentuk organisasi. Artinya, segala suatu kelompok, atau antar
sesuatu yang dapat dikerjakan oleh kelompok dalam suatu komunitas
organisasi kecil atau rendah yang besarakan semakin
hendaknya didelegasikan kepada bertambah besar/kuat apabila ada
organisasi tersebut (tidak pihak lain yang mengancam
dikerjakan oleh organisasi besar), kestabilan kelompok tersebut.
sehingga organisasi kecil atau Contohnya, kesatuan dan
rendah tidak pasif. Organisasi persatuan bangsa Indonesia ketika
besar yang mendelegasikannya menghadapi agresi militer kaum
tetap melaksanakan pengawasan kolonial pada masa revolusi fisik;
sebagaimana mestinya. perbedaan etnis, ras, agama,
berubah menjadi semangat

7
mempertahankan kemerdekaan kepercayaan, daerah tempat
yang baru beberapa saat mati. j. tinggal, mayoritas dan minoritas.
Bahasa persatuan Kelima: Rendahnya sikap toleransi
Bahasa yang dimengerti oleh dalam hidup bermasyarakat.
seluruh komponen masyarakat Keenam: Berlangsungnya tindakan
merupakan sarana yang efektif anggota masyarakat yang baik
dalaam menggalang kesatuan dan secara individu maupun kelompok
persatuan. Dengan bahasa, segala yang dinilai mengganggu
sesuatu yang berkaitan deengan keteraturan dan keseimbangan
tujuan bersama dapat hidup bermasyarakat.
disosialisasikan kepada seluruh Secara horizontal, di antara
anggota masyarakat. sekian banyak faktor yang dapat
menghambat integrasi bangsa
FAKTOR-FAKTOR
PENGHAMBAT INTEGRASI salah satunya adalah
SOSIAL primordialisme yang begitu
Menurut Rusman (2005) menonjol dalam masyarakat
faktorfaktor yang penghambat majemuk seperti bahasa. Dalam hal
integrasi sosial dalam masyarakat ini, Fama dan Amal (1996)
adalah gejala atau fenomena sosial menjelaskan bahwa: “Integrasi
yang di kategorikan sebagai proses bangsa lazim dikonsepsikan
sosial yang disosiatif. Adapun sebagai satu proses ketika
faktor-faktornya yaitu Pertama: kelompok-kelompok sosial
konflik atau pertentangan akibat tertentu dalam masyarakat saling
tidak tuntasnya penyelesaian suatu menjaga keseimbangan untuk
masalah. Kedua: prasangka buruk mewujudkan kedekatan
yang dilatar belakangi oleh hubungan-hubungan sosial.
cemburu sosial. Ketiga: persaingan ”Dalam konteks ini, integrasi
tidak sehat yang melahirkan sebagai bentuk kontradiktif dari
kontravensi dan mengarah pada konflik. Oleh karena itu, perluh
pertentangan atau konflik. dibangun jaringan-jaringan sosial
Keempat: fanatisme yang dalam sutu unit sosial yang relatif.
berelebihan karena perbedaan
rasa, etnis, kebudayaan, agama dan

8
HOLISTIK, Vol. 12 No. 1 / Januari-Maret 2019

FAKTOR-FAKTOR UNTUK kepentingan maupun perasaan


MENCAPAI INTEGRASI SOSIAL sendiri. Maka dari itu norma sosial
DALAM MASYARAKAT
sebagai acuan bertindak dan
Integrasi sosial dalam
berprilaku dalam masyarakat akan
masyarakat dapat dicapai apabila
memberikan pedoman untuk
unsur-unsur sosial saling
seorang bagaimana bersosialisasi
berinteraksi satu sama lainnya
dalam masyarakat. Adapun faktor
dengan seimbang. Selain itu
internal dan eksternal dapat
norma-norma sosial dan adat
mempengaruhi integrasi sosial
istiadat yang baik turut menjadi
dalam masyarakat antara lain.
penunjang untuk mencapai
Faktor Internal: kesadaran diri
integrasi sosial tersebut. Hal ini
sebagai makhluk sosial, tuntutan
dikarenakan norma-norma sosial
kebutuhan, dan semangat gotong
dan adat istiadat merupakan unsur
royong yang tinggi sehingga kita
yang mengatur perilaku dengan
akan mempu berintergrasi dengan
mengadakan tuntutan mengenai
orang lain sebab jiwa sosial sudah
bagaimana orang harus bertingkah
terbentuk dalam hati serta hidup
laku secara baik dimana sebuah
kita. Faktor Eksternal: tuntutan
aturan di berikan agar kita menjadi
perkembangan zaman, persamaan
patuh dan menjadi pribadiyang
kebudayaan, terbukanya
lebih baik lagi.
kesempatan berpartisipasi dalam
Namun demikian agar
kehidupan bersama, persaman visi,
tercapainya tujuan kita untuk
misi, dan tujuan, sikap toleransi,
integrasi sosial dalam masyarakat
adanya kosensus nilai, dan adanya
maka memerlukan pengorbanan,
tantangan dari luar. (Rusman
baik pengorbanan perasaan,
2005).
maupun pengorbanan materil
1. Syarat berhasilnya Integrasi
pada setiap orang. Dasar dari
Sosial
pengorbanan adalah langkah
Proses mewujudkanpenyatuan
penyesuaian antara perbedaan
masyarakat memang tidak lah
perasaan, keinginan, ukuran dan
mudah, apa lagi pada lingkungan
penilaian di dalam masyarakat
masyarakat multikultural dengan
tersebut harus kita sesuaikan
perbedaan yang sangat banyak.
jangan hanya mementingkan

9
Sangat sulit untuk menemukan tersebut. Maka ditawarkan tiga
suatu keputusan yang dapat sistem berikut untuk mengurangi
diterima oleh semua kelompok konflik yang terjadi, antara lain.
masyarakat. Tetapi bagaimanapun a. Penerapan sistem sosial yang
sulitnya, integrasi masyarakat. bersifat kolektif sosialdalam
Setidaknya ada kata sepakat masyarakat dalam
masyarakat yang hendak segalah bidang.
melakukan integrasi sosial ini. b. Mendasarkan pada
Menurut Widjaya dan Rusman nasionalisme yang tidak
(2005) untuk mencapai integrasi diklarifikasi atas persamaan
sosial dalam masyarakat rasa, melainkan indentitas
diperlukan setidaknya dua hal yang kenegaraan.
menjadi solusi atas perbedaan c. Membiasakan sistem
yang terdapat dalam masyarakat: kepribadian yang berintegrasi
a. Untuk meningkatkan integrasi dengan nilai-nilai sosial
sosial, maka pada hari ini diri kemasyarakatan yang terwujud
masing-masing dalam polapolapenglihatan
harusmengadalikan perbedaan (persepsi), perasaan sehingga
atau konflik yang ada pada pola-pola penilaian yang
suatu kekuatan bangsa dan berbeda dapat disamakan
bukan sebaliknya. sebagai pola
b. Masyarakat sepakat dapat Indonesia.
mengisi mengenai kebutuhan
MASYARAKAT
antara satu dengan yang
Masyarakat adalah sekelompok
lainnya. Sehingga dalam
orang yang membentuk sebuah
masyarakat tercipta
sistem semi tertutup atau semi
keharmonisan dan saling
terbuka, di mana sebagian besar
memahami satu sama lain.
interaksi adalah antara
Untuk mencapai integrasi sosial
individuindividu yang berada
seringkali konflik pun tak
dalam kelompok tersebut. Kata
terhindakan, maka perlu dicari
masyarakat sendiri berakar dari
beberapa bentuk yang
kata dalam bahasa inggris (society)
mengakomodasi perbedaan
masyarakat. Lebih abstraknya,

10
HOLISTIK, Vol. 12 No. 1 / Januari-Maret 2019

sebuah masyarakat adalah suatu yeng memiliki keempat ciri yaitu: 1)


jaringan hubungan-hubungan interaksi antara warga-warganya,
antara etnik. 2) adat istiadat, 3) kontinuitas
Masyarakat adalah sebuah waktu, 4) rasa identitas kuat yang
komunitas yang interdependen menikat semua warga
(saling tergantung satu sama lain). (Koentjaraningrat, 2009).
Umumnya, istilah masyarakat Semua warga masyarakat
digunakan untuk mengacu merupakan manusia yang hidup
sekelompok orang yang hidup berkelompok atau bersama, hidup
bersama dalam satu komunitas bersama dapat diartikan sama
yang teratur. Menurut Syaikh dengan hidup satu tatanan
(2007) memberikan pengertian pergaulan dan keadaan ini akan
masyarakat sebagai kumpulan tercipta apabila manusia
orang yang telah terbentuk sejak melakukan hubungan. Menurut
lama serta memiliki sistem dan Ralph Linton (dalam Soekanto,
struktur sosial, memiliki 2006) masyarakat merupakan
kepercayaan, sikap, dan prilaku setiap kelompok manusia yang
yang memiliki bersama. telah hidup dan bekerja bersama
Syaikh (2006) mengemukakan cukup lama, sehingga mereka
pengertian masyarakat sebagai dapat mengatur diri mereka dan
sekolompok manusia yang menganggap diri mereka sebagai
menyatukan diri untuk suatu kesatuan sosial dengan
kepentingan pertahanan dan batas-batas yang dirumuskan
kekekalannya yang berlansung dengan jelas.
waktu lama dengan hubungan
MASYARAKAT SETEMPAT
pihak diantara mereka. (COMMUNITY)
Selanjutnya masyarakat adalah Istilah (community) dapat
kesatuan hidup manusia yang diterjemahkan sebagai“Masyarakat
berinteraksi menurut satu sistem setempat yang menujuh pada
adat isadat tertentu yang bersifat, warga sebuah desa, kota, suku atau
dan yang terikat oleh satu rasa bangsa”. Apabila anggot-anggota
indentitas bersama. Kontinuitas sesuatu kelompok, baik kelompok
merupakan kesatuan masyarakat itu besar maupun kecil, hidup

11
bersama sedemikian rupa pinggiran kota biasanya adalah
sehingga merasakan bahwa masyarakat setempat.
kelompok tersebut dapat Dasar-dasar masyarakat
memenuhi kepentingan- setempat adalah lokasitas dan
kepentingan hidup yang utama, perasaan masyarakat setempat
kelompok tadi disebut masyarakat tersebut (Maclver dan Charles
setempat. Sebagai satu dalam Soekanto 2009).
perumpamaan, kebutuhan MASYARAKAT PENDATANG
seseorang tidak mungkin secara Masyarakat pendatang secara
keseluruhan terpenuhi apabila dia umum didefenisikan sebagai
hidup bersama-sama. penduduk yang lahir suatu daerah
Dengan demikian, kriteria yang kemudian melakukan perpindahan
utama bagi adanya masyarakat kedaerah tersebut. Pendatang juga
setempat adalah adanya social bisa disebut migran dan
relationships antara anggota suatu aktivitasnya disebut migrasi. Suatu
kelompok, sehingga dapat bentuk migrasi yaitu. Urbanisasi
dikatakan bahwa masyarakat memiliki pengertian yang
setempat menujukan pada bagian berbedabeda tergantung sudut
masyarakat yang bertempat pandang yang diambil.
tinggal di satu wilayah (dalam arti Urbanisasi dapat diartikan
geografis) dengan batas-batas sebagai suatu proses pertambahan
tertentu dimana faktor utama yang penduduk pada satu wilayah
menjadi dasar adalah interaksi perkotaan atau proses
yang lebih besar di antara para transformasi suatu wilayah
anggotanya, dibandingkan dengan berkarakter urba. Sementara jika
penduduk di luar batas wilayahnya dilihat dari segi geografis,
(Soemardjan dalam Soekanto urbanisasi ialah sebuah kota yang
2009). Masyarakat desa Trans bersifat integral, dan memiliki
terdapat perbedaan yang pengaruh atau merupakan unsur
menonjol jadi dengan kasat mata yang dominan dalam sistem
pencarian desa Trans ialah keruangan yang pemakaian kata
perkebunan saja, kita dapat masyarakat seharihari bisanya
melihat bahwa yang tinggal di meliputi juga “community“. Di Desa

12
HOLISTIK, Vol. 12 No. 1 / Januari-Maret 2019

Trans Goal dikenal dengan antara masyarakat pedesaan dan


masyarakat Trans yaitu banyak masyarakat perkotaan. Masyarakat
masyarakat dari luar yang datang yang sederhana, apabila
ke desa tersebut untuk mencari dibandingkan dengan masyarakat
nafkah, tetapi masyarakat yang sudah komleks terlihat kecil,
pendatang didesa ini diterima baik organisasinya sederhana
oleh masyarakat setempat dan sedangkan penduduk terbesar.
mereka tetap berinteraksi dengan
PROSES INTEGRASI
baik meskipun banyak perbedaan SOSIAL ANTARA MASYARAKAT
yang ada sebab kemampuan PENDATANG DENGAN
masyarakat pendatang itu pergi SETEMPAT
tetap mereka akan membawa Berdasarkan hasil pengumpulan

budaya dan bahasa yang berbeda- data dilapangan, menunjukan

beda dimana mereka. bahwa pada dasarnya proses

TIPE-TIPE MASYARAKAT integrasi sosial antara masyarakat


SETEMPAT pendatang dengan masyarakat
Dalam mengklasifikasikan setempat sangat baik. Hal ini
masyarakat setempat dapat terlihat ketika mereka berada
digunakan empat kriteria yang dalam lingkungan masyarakat
saling berkaitan yaitu: pertama, selalu bekerja sama dengan baik
jumlah penduduk, kedua, luas, dalam menjalankan gotong royong
kekayaan dan pendatan penduduk bersama ataupun yang lain
daerah pedalaman, ketiga, fungsi- meskipun terkadang banya hal
fungsi khusus dari masyarakat yang berbeda di antara mereka
setempat yang bersangkutan dan tetap menghargai perbedaan itu,
yang keempat, organisasi sehingga tercapai proses integrasi
masyarakat setempat yang sosial yang berjalan dengan baik di
bersangkutan Desa Trans kecamatan sahu Timur.
(Davis dalam Soekanto 2009). Peran tokoh masyarakat dalam
Kriteria tersebut dapat intregasi antara masyarakat
digunakan untuk membedakan pendatang dengan masyarakat
antara bermacam-macam jenis setempat di Desa Trans sangat
masyarakat setempat yang penting karena mereka adalah
sederhana dan modern, serta aparatur desa yang bisa

13
mengharmoniskan masyarakat kami sebagai masyarakat
pendatang dengan masyarakat pendatang atau tidak yang ada
setempat tetapi ada berapa orang perbedaan diantara kami. Disini
mengatakan bahwasanya peran tampak jelas bawah tokoh
tokoh masyarakat yang hanya masyarakat tidaklah membedakan
memperdulikan diri mereka sendiri antara masyarakat pendatang atau
tampa melihat kepentingan setempat semua sama-sama
masyarakat dan masyarakat masyarkat yang tinggal di satu
beranggapan semua ini desa.
terganggung pribadi masing- Hubungan ini sesuai dengan
masing bagaimana caranya teori Baton dalam Kun Maryati
mengintegrasikan antara (2009) “integrasi sosial adalah pola
masyarakat pendatang dengan hubungan yang mengakui adanya
masyarakat setempat. perbedaan ras dalam masyarakat,
Terkadang dalam integrasi sosial tetapi tidak memberikan fungsi
terjadi konflik di Desa Trans tidak penting pada perbedaan ras
pernah terjadi konflik jikalaupun tersebut” menurut pendapat ini
ada konflik hanya konflik ringan berlangsung integrasi sosial karena
saja. Contohnya konflik antara adanya saling menghargai
tetangga saja dan cepat perbedaan yang ada dalam
diselesaikan. masyarakat misalnya berbeda ras,
Di dalam integrasi sosial suku, etnik, dan budaya walaupun
terkadang ada perlakuan khusus mereka pada perbedaan itu.
terhadap masyarakat pendatang FAKTOR PENDUKUNG
tetapi di Desa Trans tidak ada yang INTEGRASI SOSIAL ANTARA
MASYARAKAT PENDATANG
memperlakukan secara khusus
DENGAN MASYARAKAT
terhadap masyarakat pendatang
SETEMPAT
seperti yang di katakan salah satu Di dalam proses integrasi sosial
informan bahwasan di sini kami terdapat faktor pendukung yang
semua sama baik masyarakat mempengaruhi terjadinya integrasi
pendatang dengan masyarakat sosial. Dari hasil penelitian semua
setempat tidak ada perlakuan informan menjawab bahwa ada
khusus yang diberikan kepada faktor pendukung yang terlihat ada

14
HOLISTIK, Vol. 12 No. 1 / Januari-Maret 2019

sebagai informan menjawab ada senasib sepenanggungan karena


beberapa faktor pendukung berpikir juga dan merasakan
integrasi sosial di Desa Trans yaitu: seperti mereka jikalau mereka
kebersamaan, tidak berbeda didaerah orang untuk
membedabedakan antara mencari nafkah hidup.
masyarakat setempat dengan Hubungan ini terlihat pada teori
masyarakat pendatang, rasa Yusniati (2007) proses terjadi
senasib sepenanggungan. integrasi sosial pasti ada berapa
Disini jelas bawah faktor faktor pendorong yaitu :
pendukung integrasi sosial sangat a. Adanya toleransi terhadap
mempengaruhi berjalanya proses kebudayaan yang berbeda.
integrasi sosial antara masyarakat b. Kesempatan yang seimbang
pendatang dengan masyarakat dalam bidang ekonomi.
setempat di Desa Trans sikap saling
c. Pengembangan sikap saling
menghargai sangat lah kuat
menghargai orang lain dengan
walaupun banyak sekali perbedaan
kebudayaannya.
yang ada tetapi mereka tetap
d. Adanya sikap terbuka adanya
bersatu. Didalam integrasi sosial
golongan yang berkuasa.
ada salah satu faktor pendukung
e. Adanya perkawinan campuran
yaitu rasa kesadaran diri makhluk
hidup. (amalgmasi)

Rasa kesadaran diri sebagai f. Adanya musuh bersama dari


makhluk sosial yang tidak dapat luar.
hidup sendiri juga menjadi faktor FAKTOR PENGHAMBAT
INTEGRASI SOSIAL ANTARA
pendukung berhasil suatu integrasi
MASYARAKAT PENDATANG
sosial, seperti yang dikatakan
DENGAN MASYARAKAT
informan mereka semua menjawab SETEMPAT
bahwa rasa senasib Meskipun pelaksanaan integrasi
sepenanggungan menjadi faktor sosial dianggaap sudah berjalan
pendukung yang sangat kuat. dengan baik menurut masyarakat
Misalnya seperti masyarakat setempat dan masyarakat
pendatang mencari nafkah dan pendatang tetap ada faktor
masyarakat setemapat merasakan penghambat dalam proses

15
integrasi sosial misalnya berbeda idul fitri mereka mengucapkan
kebudayaan, kedudukan sosial kepada yang muslim selamat
berbeda agama, berbeda etnis, merayakan idul fitri dan
berbeda ras, bahasa, kebisaan bersilaturahmi dengan datang
sistem, nilai, norma dan berbeda kerumah.
pendapat sehingga jelas Faktor penghambat selanjutnya
bahwasannya faktor penghambat yang terlihat di Desa Trans yaitu
sangat mempengaruhi proses perbedaan kebudayaan dalam
integrasi sosial yang terjadi di Desa proses integrasi sosial. Perbedaan
Trans. kebudayaan yang terlihat yaitu
Faktor penghambat selanjutnya mereka saling menghargai pada
terlihat di Desa Trans yaitu saat ada acara keadatan yang
perbedaan kebudayaan dalam dilaksanakan salah satu
proses integrasi sosial. Perbedaan masyarakat dan mereka saling
kebudayaan yang terlihat yaitu membantu satu sama lain dan
mereka saling menghargai pada tidak saling menyinggung bahkan
saat ada acara kedatangan yang mereka menyesuaikan dengan
dilaksanaan salah satu masyarakat acara yang berlangsung.
dan mereka saling menbantu Secara horizontal, di antara
meskipun mereka berbeda sekian banyak faktor yang dapat
kebudayaan. Faktor penghambat menghambat integrasi bangsa
selanjutnya yang terlihat yaitu salah satunya adalah
perbedaan agama tetapi primordialisme yang begitu
masyarakat di Desa Trans menojol dalam masyarakat
kecamatan sahu Timur tidak majemuk seperti bahasa. Dalam hal
mempermasalahkan perbedaan ini ini Usman dalam Amal (1996)
salah satu contohnya yaitu pada menjelaskan bahwa “integrasi
saat bulan puasa yang beragama bangsa lazim dikonsepsikan
nonmuslim tidak pernah memakan sebagai suatu proses ketika
makanan di depan orang banyak kelompok-kelompok sosial
yang lagi berpuasa, pada saat tertentu dalam masyarakat saling
magrib mereka tetap menutup menjaga keseimbangan untuk
dagangan mereka dan pada saat menujudkan kedekatan

16
HOLISTIK, Vol. 12 No. 1 / Januari-Maret 2019

hubungan-hubungan sosial”. integrasi sosial terkadang juga


Dalam konteks ini, integrasi sering sekali gagal, proses
sebagai bentuk kontradikitif dari integrasi sosial kadang akan
konflik. Oleh karena itu, perlu menimbulkan koflik di dalam
dibangunnya jaringan-jaringan kehidupan bermasyarakat tetapi
sosial dalam satu unit sosial yang di Desa Trans tidak pernah
relatif. terjadi konflik.

KESIMPULAN 2. Pada proses integrasi sosial juga


Berdasarkan hasil penelitian memiliki faktor pendukung
tentang “Integrasi Sosial Antara yaitu faktor dimana yang sangat
Masyarakat Pendatang Dengan mempengaruhi proses
Masyarakat Setempat di Desa berjalannya integrasi sosial.
Trans Kecamatan Sahu Timur” yang Faktor integrasi sosial ada yang
dikemukan pada bab sebelumnya berdasarkan dari faktor internal
dapat di ambil kesimpulan sebagai dan eksternal. Didesa Trans
berikut: sangat terlihat jelas faktor

1. Proses integrasi sosial antara pendukung integrasi sosial ada

masyarakat pendatang dengan beberapa yaitu di antaranya rasa

masyarakat setempat sudah senasib sepenanggungan, sikap

berjalan dengan baik meskipun toleransi kepada agama lain,

banyak perbedaan yang menghargai perbedaan, jiwa

ditemukan dalam kehidupan semangat gotong royong dan

bermasyarakat disini sangat di rasa sebagai makhluk sosial

perlukan tokoh masyarakat yang bermakna bahwa manusia

pendatang dengan masyarakat tidak dapat hidup sendiri tampa

setempat sehingga tidak ada bantuan manusia lainnya.

lagi rasa kecemburuan sosial Berjalannya suatu proses

antara masyarakat pendatang integrasi juga pasti ada faktor

dengan setempat dan tidak ada penghambatnya, masyarakat

lagi prasangka buruk terhadap desa Trans melihat bahwa faktor

pendatang bahwa mereka penghambat juga sangat

mendapat perlakuan khusus mempengaruhi cepat

dari tokoh masyarakat. Proses lambatnya proses integrasi

17
sosial, salah satu contoh faktor tinggi mereka sekarang,
penghambat proses integrasi sehingga dalam keadaan yang
sosial yaitu perbedaan agama, sedemikian rupa perlu tidakan
perbedaan suku, etnis, bahasa, dari pemerintahan desa atau
dan berbeda pendapat pada aparatur desa yang baik untuk
saat bermusyawarah dan mengharmoniskan kebudayaan
bisanya masyarakat pendatang yang berbeda ini agar tidak ada
selalu membawa kebudayaan permasalahan atau konflik
mereka sendiri meskipun karena perbeda ini.
berbeda budaya dimana tempat

18
HOLISTIK, Vol. 12 No. 1 / Januari-Maret 2019

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta.
Rineka Cipta
Bungin. 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: RajaGrafindo
Persada.
Effendi, R. 2005. Sosiologi 2, Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Emiliana, S. 1997. Integrasi Nasional Suatu Pendekatan budaya di daerah
istimewa di daerah Yogyakarta. Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan: Yogyakarta
Fama dan Aman, 1996 Integrasi Nasional. Yogyakarta: UNY Press.
Hendropuspito, 1989. Sosiologi Sistematik. Yogyakarta: PT Raja Kanisius.
Idris, La Malik. 2008. Dakwah dalam Masyarakat: Peranan Tokoh Agama
dalam Memelihara Hubungan Harmonis Antara Umat Beragama
di Kendari, Dieseratasi, Makasar Universitas Islam Negeri
Alauddin.
Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: RinekaCipta.
Maryati, K dan Juju S. 2007. Sosiologi untuk SMA dan MA kelas XII. PT. Glora
Aksara: Jakarta.
Mathew, M. 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: Universitas Indonesia.
Moleong, L J. 2009. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Putra 2010. Integrasidi Indonesia dan konflik. Jakarta: Gramedia.
Soekanto, S. 2009. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta. Rajawali Pers.
Sri W, Ndan Yusniati, 2007, Manusia dan Masyarakat, Jakarta: Ganeca Exact.
Sudjana, N dan Ibrahim. 2010. Penelitian dan Penilaian Pendidikan.
Bandung: Sinar Baru Algensido.
Sukmadinata, S. 2006. Metode Penelitian Pendidikan.
Bandung:RemajaRosadakarya.
Sukardi. 2003. Metode Penelitian Kompentensi Dan Praktiknya. Yogyakarta:
Bumi Aksara.
Supomo dan Umar 2007. Metode Penelitian Ilmia. Jakarta:Remaja Rosada
karya.
Syaikh. 2006. Masyarakat dan Sitem Sosial. Yogyakarta: Gama Media.

19

You might also like