Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
3
PEDOMAN PELAKSANAAN LABORATOIUM UPTD PUSKESMAS SOBO
Laboratorium Puskesmas Sobo melaksanakan pengukuran, penetapan, dan
pengujian terhadap bahan yang berasal dari manusia untuk penentuan jenis
penyakit, penyebaran penyakit, kondisi kesehatan, atau faktor yang dapat
berpengaruh pada kesehatan perorangan dan masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas Sobo.
B. Tujuan Pedoman
B.1. Tujuan Umum :
Laboratorium Puskesmas diselenggarakan berdasarkan kondisi dan
permasalahan kesehatan masyarakat setempat dengan tetap berprinsip pada
pelayanan secara holistik, komprehensif, dan terpadu dalam rangka
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
B.2. Tujuan Khusus :
a. Menjadi acuan petugas dalam penyelenggaraan laboratorium puskesmas
Sobo
b. Menjadi standar monotoring dan evaluasi pelayanan laboratorium di
puskesmas Sobo
D. Batasan Operasional
a. Pusat Kesehatan Masyarakat, yang selanjutnya disebut Puskesmas,
adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di
wilayah kerja tertentu.
b. Laboratorium Puskesmas adalah sarana pelayanan kesehatan di
Puskesmas yang melaksanakan pengukuran, penetapan, dan pengujian
terhadap bahan yang berasal dari manusia untuk penentuan jenis
penyakit, penyebaran penyakit, kondisi kesehatan, atau faktor yang
dapat berpengaruh pada kesehatan perorangan dan masyarakat.
c. Sarana laboratorium adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan fisik
bangunan/ruangan laboratorium itu sendiri, dalam lingkup ini adalah
ruangan Laboratorium Puskesmas.
4
PEDOMAN PELAKSANAAN LABORATOIUM UPTD PUSKESMAS SOBO
d. Prasarana laboratorium merupakan jaringan/instalasi yang membuat
suatu sarana yang ada bisa berfungsi sesuai dengan tujuan yang
diharapkan.
e. Keselamatan Keria adalah upaya untuk mencegah dan mengurangi
kecelakaan, keb:karan, bahaya peledakan, penyakit akibat kerja,
oencernaran lingkungan yang pada urnumnya menimbulkan kerugian
nyawa, waKu dan harta benda bagi. pekerja dan masyarakat yang
berada dilingkungannya
f. Pemantapan mutu (quality assurance) laboratorium adalah keseluruhan
proses atau semua tindakan yang dilakukan untuk menjamin ketelitian
dan ketepatan hasil pemeriksaan.
E. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
2. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 364/MENKES/SK/III/2003 tentang
Laboratorium Kesehatan;
3. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1647/MENKES/SK/XII/2005
tentang Pedoman Jejaring Pelayanan Laboratorium Kesehatan;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 657/MENKES/PER/VIII/2009
tentang Pengiriman dan Penggunaan Spesimen Klinik, Materi Biologik
dan Muatan Informasinya;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 658/MENKES/PER/VIII/2009
tentang Jejaring Laboratorium Diagnosis Penyakit Infeksi New Emerging
dan Re-Emerging;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/MENKES/PER/VIII/2010
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 585);
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1501/MENKES/PER/X/2010
tentang Jenis Penyakit Tertentu Yang Dapat Menimbulkan Wabah dan
Upaya Penanggulangannya;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2012
Tentang Penyelenggaraan Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat.
5
PEDOMAN PELAKSANAAN LABORATOIUM UPTD PUSKESMAS SOBO
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
Penanggung
1 Dokter 1
Jawab
Ketentuan lainnya:
Uraian tugas
1. Penanggung Jawab Laboratorium Puskesmas
Penanggung jawab Laboratorium Puskesmas mempunyai tugas dan
tanggung jawab:
a. Menyusun rencana kerja dan kebijakan teknis laboratorium;
b. Bertanggung jawab terhadap mutu laboratorium, validasi hasil
pemeriksaan laboratorium, mengatasi masalah yang timbul dalam
pelayanan laboratorium;
c. Melaksanakan pengawasan, pengendalian dan evaluasi kegiatan
laboratorium;
d. Merencanakan dan mengawasi kegiatan pemantapan mutu.
2. Tenaga Teknis
Tenaga teknis Laboratorium Puskesmas mempunyai tugas dan tanggung
jawab:
6
PEDOMAN PELAKSANAAN LABORATOIUM UPTD PUSKESMAS SOBO
a. Melaksanakan kegiatan teknis operasional laboratorium sesuai
kompetensi dan kewenangan berdasarkan pedoman pelayanan dan
standar prosedur operasional;
b. Melaksanakan kegiatan mutu laboratorium;
c. Melaksanakan kegiatan pencatatan dan pelaporan;
d. Melaksanakan kegiatan kesehatan dan keselamatan kerja laboratorium;
e. Melakukan konsultasi dengan penanggung jawab laboratorium atau
tenaga kesehatan lain;
f. Menyiapkan bahan rujukan spesimen.
B. Distribusi Ketenagaan
Puskesmas Sobo merupakan puskesmas rawat jalan yang melayanan
laboratorium sederhana dengan tenaga analis 1 (satu) orang yang
melaksanakan secara tehnis selruh kegiatan laboratorium.
7
PEDOMAN PELAKSANAAN LABORATOIUM UPTD PUSKESMAS SOBO
Bakteriologi dan
Imunologi
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang
A.1. Persyaratan Ruangan Laboratorium Puskesmas
8
PEDOMAN PELAKSANAAN LABORATOIUM UPTD PUSKESMAS SOBO
7 √
Kamar kecil/WC pasien
laboratorium dapat bergabung
dengan WC pasien Puskesmas.
DENAH
A.2.Prasarana
Tabel.4. Prasarana
9
PEDOMAN PELAKSANAAN LABORATOIUM UPTD PUSKESMAS SOBO
jendela 1,6 m2
Sirkulasi udara baik,
2. pertukaran udara dari 12-15 ACH(air Jendela
dalam ruangan dapat change per Hour) Terbuka
mengalir ke luar ruangan
area pengambilan sampel
3. dilengkapi exhauster Exhauster dipasang MS
yang mengarah keluar pada ketinggian +
bangunan Puskesmas ke 120 cm dari
area terbuka permukaan lantai
Suhu udara nyaman suhu dipertahankan
4. antara 220 C s/d TMS
260C.
Pengambilan dahak
5 dilakukan di ruangan Di halaman MS
terbuka yang telah Belakang
disiapkan. Puskesmas
Tersedia air air bersih yang
6 mengalir dan debit MS
air yang
cukup pada bak
cuci. Air tersebut
harus memenuhi
syarat
kesehatan
Limbah padat tersedia wadah
7 (tempat sampah) TMS
khusus/terpisah
yang
dilengkapi dengan
penutupnya untuk
pembuangan
limbah padat
medis infeksius dan
non infeksius pada
laboratorium.
Pengelolaan
(pewadahan,
pengangkutan dan
pemusnahan)
limbah padat
dilakukan sesuai
prosedur dan
peraturan yang
berlaku
Limbah cair diolah pada
8 sistem/instalasi Langsung ke MS
pengolahan air Septitank
limbah Puskesmas.
A.3.1. Perlengkapan
10
PEDOMAN PELAKSANAAN LABORATOIUM UPTD PUSKESMAS SOBO
N Nama Standar Kondisi MS/TMS
o Puskesmas
1) Minimal
1 Meja pengambilan menggunakan meja TMS
sampel darah ½ biro (ukuran 90 x
60 cm)
2) Mempunyai laci
Penerimaan sampel urin
2 dan dahak, TMS
pengambilan hasil
Kursi petugas 1) Mempunyai
3 laboratorium dan kursi sandaran MS
pasien 2) Dapat terbuat
dari kayu, besi, dan
lain-lain
Bak cuci/sink 1) Dilengkapi keran
4 untuk mengalirkan TMS
air bersih
2) Ukuran minimal
40 cm x 40 cm
dengan kedalaman
bak
minimal 30 cm
3) Dilengkapi
saluran/pipa
pembuangan air
kotor menuju
sistem pengolahan
air limbah
Puskesmas
Meja pemeriksaan 1) Lebar meja
5 adalah 60 cm
dengan panjang
sesuai dengan
kebutuhan
pelayanan yang
diselenggarakan
2) Meja
pemeriksaan
terbuat/dilapisi dari
bahan tahan
panas, tahan zat
kimia (seperti
teflon/ formika),
mudah
dibersihkan, tidak
berpori dan
berwarna terang
3) Ada meja khusus
untuk meletakkan
alat centrifuge
Lemari pendingin 1) Fungsinya
6 (refrigerator) adalah untuk Ada MS
menyimpan reagen
11
PEDOMAN PELAKSANAAN LABORATOIUM UPTD PUSKESMAS SOBO
dan sampel,
volume sesuai
kebutuhan
2) Reagen dan
sampel disimpan
dalam lemari
pendingin
yang terpisah
Lemari alat 1) Fungsinya untuk
7 menyimpan alat MS
2) Ukuran sekitar p
x l x t = 160 cm x
40 cm x 100 cm
3) Dapat terbuat
dari kayu atau
rangka alumunium
dengan
rak terbuat dari
kaca
4) Khusus untuk
mikroskop
dilengkapi dengan
lampu 5
Watt
Rak reagen 1) Fungsinya
8 adalah untuk MS
menyimpan reagen
2) Ukuran sesuai
kebutuhan
3) Dapat terbuat
dari kayu dilapisi
dengan teflon/
formika
atau dapat terbuat
dari kaca
A.3.2.Peralatan
12
PEDOMAN PELAKSANAAN LABORATOIUM UPTD PUSKESMAS SOBO
7 Sentrifus Listrik 1 Baik
8 Sentrifus 1 Tidak Ada
Mikrohematokrit
Tabung Laju Endap 3
9 Baik
Darah
(Westergren Set)
10 Telly Counter 1 Baik
Urinometer (Alat 1
11 Tidak ada,
Pengukur yang tersedia
Berat Jenis Urine strip urin
II Peralatan Gelas
1 Batang Pengaduk 3 Ada 2 MS
2 Beker Glass 3 Ada 9 MS
3 Botol Pencuci 1 Ada 8 MS
4 Corong Kaca (5 cm) 3 Ada 3 MS
5 Erlenmeyer, Gelas 2 Ada 1 MS
6 Gelas Pengukur (100 cc) 1 Ada 10 MS
Gelas Pengukur (16
7 1 Tidak Ada TMS
OZ/500 ml)
Kaca Objek
8 Sesuai kebutuhan Ada MS
Kaca Penutup
9 Sesuai kebutuhan Ada MS
Pipet berskala (Vol 1 cc)
10 3 Tidak Ada TMS
Pipet berskala (Vol 10
11 3
cc)
Tabung Kapiler
12 Sesuai kebutuhan Ada
Mikrohematokrit
Tabung Reaksi dengan
13 12 Tidak Ada
tutup karet/gabus
Tabung Reaksi (12 mm)
14 Sesuai kebutuhan
Tabung Sentrifus tanpa 6
15 Ada
skala
Termometer 0 - 50 1
16 Ada
Derajat Celcius
(Skala1/2 C)
Wadah Aquades
17 1
Peralatan Penunjang
II
Autoklaf
1 - Tidak Ada
Blood Lanset dengan
2 Sesuai kebutuhan Ada
autoklik
Kaki Tiga
3 1 Tidak Ada
Kawat Asbes
4 - Tidak ada
Kertas Lakmus
5 Sesuai kebutuhan Tidak Ada
13
PEDOMAN PELAKSANAAN LABORATOIUM UPTD PUSKESMAS SOBO
Kertas Lensa
6 Sesuai kebutuhan Ada
Kertas Saring
7 - Ada
Lampu Spiritus
8 1 Ada 1
Pembendung
9 1 Ada 1
Lemari Es
10 1 Ada
Penghisap Karet 3
11 Tidak Ada
(Aspirator)
Penjepit Tabung dari 2
12 Tidak ada
Kayu
Pensil Kaca
13 1 Ada
Pipet Tetes (Pipet 12
14 Ada TMS
Pasteur)
Pot Spesimen Urine Sesuai kebutuhan
15 Tidak ada TMS
(Mulut
Lebar)
14
PEDOMAN PELAKSANAAN LABORATOIUM UPTD PUSKESMAS SOBO
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN
15
PEDOMAN PELAKSANAAN LABORATOIUM UPTD PUSKESMAS SOBO
Keterangan Gambar:
1. Pasien datang, mendaftarkan diri di loket pendaftaran Puskesmas.
2. Pasien menuju ruang pemeriksaan dokter untuk diperiksa, dan bila diperlukan,
diberi formulir permintaan pemeriksaan laboratorium (Formulir 1). 2a. Pasien
rujukan dokter dari luar Puskesmas yang datang ke Puskesmas untuk
melakukan pemeriksaan laboratorium, setelah mendaftar di loket pendaftaran
Puskesmas, langsung menuju ruang laboratorium untuk menyerahkan formulir
permintaan rujukan pemeriksaan laboratorium dari dokter yang merujuknya
(Formulir2).
3. Menyerahkan formulir permintaan pemeriksaan laboratorium kepada petugas
laboratorium.
4. Setelah menyerahkan formulir permintaan pemeriksaan laboratorium, pasien
diambil spesimennya.
16
PEDOMAN PELAKSANAAN LABORATOIUM UPTD PUSKESMAS SOBO
5. Spesimen yang telah diambil diperiksa oleh petugas laboratorium.
6. Hasil pemeriksaan diserahkan kepada penanggung jawab laboratorium untuk
dilakukan validasi.
7. Formulir hasil pemeriksaan Laboratorium Puskesmas (Formulir 3)diletakkan di
loket pengambilan hasil.
8. Formulir hasil pemeriksaan laboratorium dibawa oleh pasien ke ruang
pemeriksaan dokter untuk mendapat penjelasan dari dokter tentang hasil
pemeriksaan laboratorium tersebut. 8a. Untuk pasien rujukan, Formulir hasil
pemeriksaan laboratorium langsung dibawa ke dokter yang merujuk.
9. Formulir hasil pemeriksaan laboratorium diserahkan oleh dokter pemeriksa
kepada pasien
B.2. Metode
Metode pemeriksaan laboratorium di Puskesmas menggunakan metode
manual, semi automatik dan automatik.
17
PEDOMAN PELAKSANAAN LABORATOIUM UPTD PUSKESMAS SOBO
Tabel 7. Kemampuan Pemeriksaan, Metode, Peralatan, dan Reagen
Laboratorium Puskesmas
I. HEMATOLOGI
1 Hemoglobin, Darah vena/kapiler Hematin asam Hemoglobinometer HCl 0,1 N - MS
penetapan kadar + (Sahli) set
antikoagulan
EDTA
Siantmethemoglobin Fotometer Kit Hb + MS
(Drabki
n)
2 Hematokrit, Darah vena Sentrifugasi - Sentrifus Antikoagula + MS
penetapan nilai mikrohematokrit n
- Tabung kapiler
mikro hematokrit
3 Eritrosit, hitung Darah vena + Mikroskopis Hemositometer set, Hayem + MS
jumlah antikoagulan EDTA Mikroskop
4 Trombosit, Darah vena + Mikroskopis Hemositometer set, Rees +
MS
hitung jumlah antikoagulan EDTA Mikroskop Ecker/A
O
5 Lekosit, Hitung Darah vena + Mikroskopis Hemositometer set, Turk +
MS
jumlah antikoagulan EDTA Mikroskop
21 | P a g e
6 Malaria Darah tepi Mikroskopis Mikroskop, object Giemsa +
MS
glass, cover glass,
lancet
Rapid test Lancet Kit rapid test -
MS
7 Microfilaria Darah tepi Mikroskopis Mikroskop, object Giemsa +
MS
glass, cover glass,
lancet
8 Jamur Kerokan Mikroskopis Mikroskop, object Larutan +
MS
permukaan kulit glass, cover glass, KOH 10% /
Rambut scalpel 20%
Kuku
IV. IMUNOLOGI
1 Tes kehamilan Urin sewaktu Rapid test Wadah urin Kit Rapid +
MS
Test
Kehamila
n
Aglutinasi object glass, rotator Latex +
2 Golongan darah Darah kapiler Aglutinasi Kertas golongan Kit +
MS
darah, pengaduk Golongan
kaca darah
3 WIDAL Serum Aglutinasi Object glass,micro Kit Widal +
MS
pipet, centrifuge,
tabung reaksi, spuit,
rotator
4 VDRL Serum Flokulasi Rotator plate, Kit +
MS
22 | P a g e
centrifuge, tabung VDRL
reaksi, spuit (RPR)
5 HBs Ag Serum Rapid test Kit Rapid test, Kit Rapid +
TMS
centrifuge, tabung Test
reaksi, spuit HBsAg
6 Anti HIV Darah (whole Rapid test Kit Rapid test, lancet Kit Anti HIV +
MS
blood)
7 Antigen/ antibodi Serum Rapid test Sentrifus, tabung Kit IgG, IgM -
TMS
dengue reaksi, spuit Dengue
B. URINANALISA
1 Makroskopis: Urin segar Organoleptik Tabung reaksi, gelas - +
MS
Warna, Bau, ukur,
Kejernihan,
Volume
2 pH Urin segar Kimia kering Tabung reaksi Strip test +
TMS
3 Berat Jenis Urin segar Kimia kering Tabung reaksi Strip test +
TMS
4 Protein Urin segar - Kimia kering Carik celup Carik celup +
MS
- Konvensional Tabung reaksi, lampu - Asam +
MS
spiritus Sulfo
Salisil
at
20%
- Asam
Asetat
5%
23 | P a g e
5 Glukosa Urin segar - Kimia kering Carik celup Carik celup +
- Konvensional Tabung reaksi, lampu Benedict +
MS
spiritus
6 Bilirubin Urin segar - Kimia kering Carik celup Carik celup +
- Konvensional Tabung reaksi, kertas Fouchet, +
MS
saring, orong BaCl2 10%
7 Urobilinogen Urin segar Kimia kering Carik celup Carik celup +
TMS
8 Keton Urin segar Kimia kering Carik celup Carik celup +
TMS
9 Nitrit Urin segar Kimia kering Carik celup Carik celup +
TMS
10 Sedimen Urin segar Mikroskopis Mikroskop, - +
MS
sentrifuge, tabung
reaksi, object glass
dan cover glass
11 Lekosit, Urin segar Kimia kering - Strip test +
TMS
Penetapan semi
kuantitatif
12 Eritrosit, Urin segar Kimia kering - Strip test +
TMS
Penetapan
semikuantitatif
C. TINJA
1 Analisa tinja: +
TMS
Konsistensi,
warna, bau
lendir, darah
24 | P a g e
2 Darah samar Tinja baru Konvensional Tabung reaksi Benzidin +
TMS
3 Mikroskopis
TMS
Telur cacing Tinja baru Mikroskopis Mikroskop, object Eosin 2% +
TMS
(sediaan) glass, cover glass
Amuba Tinja baru Mikroskopis Mikroskop, object Eosin 2% +
TMS
(sediaan) glass, cover glass
Eritrosit Tinja baru Mikroskopis Mikroskop, object Eosin 2% +
TMS
(sediaan) glass, cover glass
Leukosit Tinja baru Mikroskopis Mikroskop, object Eosin 2% +
TMS
(sediaan) glass, cover glass
Sisa makanan Tinja baru Mikroskopis Mikroskop, object Sudan III, +
TMS
(sediaan) glass, cover glass Asam
asetat,
Lugol
lain-lain Tinja baru Mikroskopis Mikroskop, object Eosin 2% +
TMS
(bakteri, (sediaan) glass, cover glass
jamur)
Keterangan:
- *) Bila belum mampu mengerjakan, fiksasi
- Penggunaan metode strip pada pemeriksaan kimia klinik hanya untuk skrining
Pemeriksaan lab HIV harus melalui konseling
25 | P a g e
BAB V
LOGISTIK
A. Reagen
Reagen yang diperlukan disesuaikan dengan metode yang digunakan untuk
tiap pemeriksaan di Laboratorium Puskesmas Sobo. Penanganan dan penyimpanan
reagen harus sesuai persyaratan antara lain:
a. Perhatikan tanggal kadaluwarsa, suhu penyimpanan.
b. Pemakaian reagen dengan metode First in–First out (sesuai urutan penerimaan).
c. Sisa pemakaian reagen tidak diperbolehkan dikembalikan ke dalam sediaan
induk.
d. Perhatikan perubahan warna, adanya endapan, kerusakan yang terjadi pada
sediaan reagen.
e. Segera tutup kembali botol sediaan reagen setelah digunakan.
f. Lindungi label dari kerusakan.
g. Tempatkan reagen dalam botol berwarna gelap dan lemari supaya tidak kena
cahaya matahari langsung.
h. Reagen harus terdaftar di Kementerian Kesehatan.
i. Reagen HIV harus sudah dievaluasi oleh Laboratorium Rujukan Nasional.
B.1. Pencatatan
B.2. Pelaporan
27 | P a g e
Komunikasi yang mudah terjadi kesalahan yang lain adalah pelaporan kembali
hasil pemeriksaan kritis, seperti melaporkan hasil laboratorium klinik cito
melalui telepon ke unit pelayanan.
klinik cito melalui telepon ke unit pelayanan. Puskesmas secara kolaboratif
mengembangkan suatu kebijakan dan/atau prosedur untuk perintah lisan dan
telepon termasuk: mencatat (atau memasukkan ke komputer) perintah yang
lengkap atau hasil pemeriksaan oleh penerima perintah; kemudian penerima
perintah membacakan kembali (read back) perintah atau hasil pemeriksaan;
dan mengkonfirmasi bahwa apa yang sudah dituliskan dan dibaca ulang
adalah akurat. Kebijakan dan/atau prosedur pengidentifikasian juga
menjelaskan bahwa diperbolehkan tidak melakukan pembacaan kembali (read
back) bila tidak memungkinkan seperti di kamar operasi dan situasi gawat
darurat di IGD
28 | P a g e
kemih, infeksi pada aliran darah (blood stream infections) dan pneumonia (sering
kali dihubungkan dengan ventilasi mekanis).
Pusat dari eliminasi infeksi ini maupun infeksi-infeksi lain adalah cuci tangan
(hand hygiene) yang tepat.
Elemen Penilaian Sasaran V
1. Puskesmas mengadopsi atau mengadaptasi pedoman hand hygiene .
2. Puskesmas menerapkan program hand hygiene yang efektif.
3. Kebijakan dan/atau prosedur dikembangkan untuk mengarahkan
pengurangan secara berkelanjutan risiko dari infeksi yang terkait pelayanan
kesehatan.
29 | P a g e
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
1) Beri label pada semua bahan kimia meliputi nama, konsentrasi, tanggal
penerimaan, tanggal pembuatan dan tanggal kadaluarsa, keterangan/
peringatan tentang bahaya bahan.
30 | P a g e
2) Bahan kimia disimpan pada ruang yang terang tidak kena sinar matahari
langsung, dalam lemari/rak secara rapi dan teratur, yang bersifat
corrosive harus diletakkan di tempat rendah.
31 | P a g e
Tempat kerja disesuaikan dengan posisi atau cara kerja;
Pencahayaan cukup dan nyaman;
Ventilasi cukup dan sesuai;
Prosedur kerja tersedia di setiap ruangan dan mudah
dijangkau jika diperlukan;
Dipasang tanda peringatan untuk daerah berbahaya.
2. Sanitasi Lingkungan
Semua ruangan harus bersih, kering dan higienis;
Sediakan tempat sampah yang sebelah dalamnya dilapisi
dengan kantong plastik dan diberi tanda khusus;
Tata ruang laboratorium harus baik sehingga tidak dapat
dimasuki/ menjadi sarang serangga atau binatang pengerat;
Sediakan tempat cuci tangan dengan air yang mengalir dan
dibersihkan secara teratur;
Petugas laboratorium dilarang makan dan minum dalam
laboratorium;
Dilarang meletakkan hiasan dalam bentuk apapun di dalam
laboratorium.
32 | P a g e
5. Untuk menghindari kecelakaan, rambut panjang harus diikat ke
belakang dengan rapi.
6. Petugas harus mencuci tangan secara higienis dan menyeluruh
sebelum dan setelah selesai melakukan aktifitas laboratorium dan
harus melepaskan baju proteksi sebelum meninggalkan ruang
laboratorium.
7. Dilarang melakukan kegiatan percobaan laboratorium tanpa ijin
pejabat yang berwenang.
8. Dilarang makan, minum (termasuk minum dari botol air) dan
merokok di tempat kerja.
9. Tempat kerja harus selalu dalam keadaan bersih. Kaca pecah, jarum
atau benda tajam dan barang sisa laboratorium harus ditempatkan di
bak/peti dalam laboratorium dan diberi keterangan.
10. Sarung tangan bekas pakai harus ditempatkan dalam bak/ peti
kuning (menjadi limbah medis/ infeksius) yang diberi tanda khusus.
11. Semua tumpahan harus segera dibersihkan.
12. Dilarang menggunakan mulut pada waktu memipet, gunakan karet
penghisap.
13. Peralatan yang rusak atau pecah harus dilaporkan kepada
penanggung jawab Laboratorium.
14. Tas/kantong/tempat sampah harus ditempatkan di tempat yang
ditentukan.
15. Pengelolaan spesimen
Setiap spesimen harus diperlakukan sebagai bahan infeksius.
Harus mempunyai loket khusus untuk penerimaan spesimen.
Setiap petugas harus mengetahui dan melaksanakan cara
pengambilan, pengiriman dan pengolahan spesimen dengan
benar.
Semua spesimen darah dan cairan tubuh harus disimpan
pada wadah yang memiliki konstruksi yang baik, karet
pengaman untuk mencegah kebocoran ketika dipindahkan.
Saat mengumpulkan spesimen harus berhati-hati guna
menghindari pencemaran dari luar kontainer atau
laboratorium.
33 | P a g e
Setiap orang yang memproses spesimen darah dan cairan
tubuh (contoh: membuka tutup tabung vakum) harus
menggunakan sarung tangan dan masker.
Setelah memproses spesimen-spesimen tersebut harus cuci
tangan dan mengganti sarung tangan.
Jarum yang telah digunakan harus diperlakukan sebagai
limbah infeksius dan dikelola sesuai ketentuan yang berlaku.
Permukaan meja laboratorium dan alat laboratorium harus
Didekontaminasi dengan desinfektan setelah selesai
melakukan kegiatan laboratorium.
16. Pengelolaan bahan kimia yang benar
- Semua petugas harus mengetahui cara pengelolaan bahan
kimia yang benar (antara lain penggolongan bahan kimia,
bahan kimia yang tidak boleh tercampur, efek toksik dan
persyaratan penyimpanannya).
- Setiap petugas harus mengenal bahaya bahan kimia dan
mempunyai pengetahuan serta keterampilan untuk
menangani kecelakaan.
- Semua bahan kimia yang ada harus diberi label/etiket dan
tanda peringatan yang sesuai.
-
17. Pengelolaan Limbah
a. Limbah Padat
Limbah padat terdiri dari limbah/sampah umum dan limbah khusus
seperti benda tajam, limbah infeksius, limbah sitotoksik, limbah
toksik, limbah kimia, limbah B3 dan limbah plastik.
Fasilitas Pembuangan Limbah Padat:
1) Tempat Pengumpulan Sampah
Terbuat dari bahan yang kuat, cukup ringan, tahan karat, kedap
air dan mempunyai permukaan yang halus pada bagian
dalamnya. Mempunyai tutup yang mudah dibuka dan ditutup,
minimal terdapat satu buah untuk masing-masing kegiatan.
Kantong plastik diangkat setiap hari atau apabila 2/3 bagian
telah terisi sampah.
34 | P a g e
Setiap tempat pengumpulan sampah harus dilapisi plastik
sebagai pembungkus sampah dengan label dan warna seperti
digambarkan pada tabel 7 sebagai berikut:
35 | P a g e
2) Limbah cair infeksius dan Kimia dikelola sesuai dengan prosedur
dan peraturan yang berlaku
b.Pelabelan
37 | P a g e
No Penggolongan Warna Angka
label
Bahan kimia yang BIRU 4 Dapat menyebabkan
mengakibatkan kematian walapun sudah
gangguan diobati
kesehatan {H} 3 Dapat menyebabkan
luka serius meskipun
sudah mendapat
pengobatan
2 Dapat menyebabkan
luka dan membutuhkan
pengobatan segera
1 Dapat menyebabkan
iritasi jka tidak diobati
0 Tidak berbahaya
tidak
boleh
tercampu
r
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
A. Bakuan Mutu
Demi menjamin tercapai dan terpeliharanya mutu dari waktu ke waktu, diperlukan
bakuan mutu berupa pedoman/bakuan yang tertulis yang dapat dijadikan
pedoman kerja bagi tenaga pelaksana.
1. Tiap pelaksana yang ditunjuk memiliki pegangan yang jelas tentang apa dan
bagaimana prosedur melakukan suatu aktifitas.
2. Standar yang tertulis memudahkan proses pelatihan bagi tenaga pelaksana
baru yang akan dipercayakan untuk mengerjakan suatu aktifitas.
3. Kegiatan yang dilaksanakan dengan mengikuti prosedur baku yang tertulis akan
menjamin konsistensinya mutu hasil yang dicapai.
4. Kebijakan mutu dibuat oleh penanggung jawab laboratorium.
5. Standar Operasional Prosedur dan instruksi kerja dibuat oleh tenaga teknis
laboratorium dan disahkan oleh penanggung jawab Laboratorium Puskesmas.
6. Indikator mutu pelayanan laboratorium meliputi;
Uji silang pemeriksaan sputum BTA dengan 85%
Laboratorium Labkesda
95%
Cuci tangan sebelum melakukan tindakan
B. Pemantapan Mutu
39 | P a g e
1) Pemantapan Mutu Internal (PMI) adalah kegiatan yang dilakukan oleh
petugas laboratorium untuk menjamin mutu pemeriksaan dengan mencegah
terjadinya kesalahan dan mendeteksi sedini mungkin bila terjadi kesalahan.
a.Persiapan pasien
b.Pengambilan spesimen
c. Penerimaan spesimen
d.Pemberian identitas
40 | P a g e
pemeriksaan, pendaftaran, pengisian label wadah spesimen maupun
pada formulir hasil pemeriksaan.
e.Pengiriman spesimen
f. Penyimpanan spesimen
a.Pengolahan spesimen
41 | P a g e
b.Kalibrasi dan pemeliharaan peralatan.
3. Yang dimaksud tahap pasca analitik adalah tahap mulai dari mencatat
hasil pemeriksaan, melakuan verifikasi dan validasi hasil serta
memberikan interpretasi hasil sampai dengan pelaporan.
2. Pelaksanaan pemeriksaan
42 | P a g e
3. Penulisan hasil pemeriksaan dalam formulir hasil
BAB IX
PENUTUP
Pedoman ini sebagai acuan bagi karyawan puskesmas Sobo dalam melaksanakan
pelayanan laboratorium di Puskesmas
HANIPAN
43 | P a g e
44 | P a g e