You are on page 1of 42

LAMPIRAN 1

KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS SOBO


NOMOR : 188.4/ /429.114/2016
TENTANG
PEDOMAN PELAKSANAAN LABORATORIUM UPTD
PUSKESMAS SOBO

PEDOMAN PELAKSANAAN LABORATOIUM


UPTD PUSKESMAS SOBO

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan,


disebutkan bahwa tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya sebagai investasi bagi
pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomi
dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal.
Puskesmas Sobo merupakan ujung tombak terdepan dalam pembangunan
kesehatan dan mempunyai peran dalam upaya mencapai tujuan pembangunan di
tujuh kelurahan yaitu Penganjuran, Taman Baru, Kebalenan, Sumberrejo, Pakis,
Sobo dan Tukang Kayu di wilayah kecamatan Banyuwangi.
Upaya kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas Sobo terdiri dari
Upaya Kesehatan Perorangan ( UKP) dan Upaya Kesehatan Masyarakat ( UKM).
Pelayanan Laboratorium Puskesmas Sobo merupakan satu kesatuan yang tidak
terpisahkan dari pelaksanaan upaya kesehatan tersebut, yang meyediakan
layanan laboratorium sederhana.
Dengan makin berkembangnya teknologi kesehatan, meningkatnya tuntutan
masyarakat akan pelayanan kesehatan yang berkualitas, adanya transisi
epidemiologi penyakit, perubahan struktur demografi, otonomi daerah, serta
masuknya pasar bebas, maka Puskesmas Sobo diharapkan mengembangkan dan
meningkatkan mutu layanannya. Untuk meningkatkan mutu pelayanan yang
optimal, maka diperlukan kegiatan yang dapat menentukan diagnosa penyakit
secara pasti yaitu pelayanan laboratorium yang bermutu.

3
PEDOMAN PELAKSANAAN LABORATOIUM UPTD PUSKESMAS SOBO
Laboratorium Puskesmas Sobo melaksanakan pengukuran, penetapan, dan
pengujian terhadap bahan yang berasal dari manusia untuk penentuan jenis
penyakit, penyebaran penyakit, kondisi kesehatan, atau faktor yang dapat
berpengaruh pada kesehatan perorangan dan masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas Sobo.

B. Tujuan Pedoman
B.1. Tujuan Umum :
Laboratorium Puskesmas diselenggarakan berdasarkan kondisi dan
permasalahan kesehatan masyarakat setempat dengan tetap berprinsip pada
pelayanan secara holistik, komprehensif, dan terpadu dalam rangka
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
B.2. Tujuan Khusus :
a. Menjadi acuan petugas dalam penyelenggaraan laboratorium puskesmas
Sobo
b. Menjadi standar monotoring dan evaluasi pelayanan laboratorium di
puskesmas Sobo

C. Ruang Lingkup Pelayanan


Ruang lingkup pedoman ini meliputi sarana,prasarana,jenis-jenis
pemeriksaan,standard hasil pemeriksaan,dan keselamatan dan mutu
laboratorium

D. Batasan Operasional
a. Pusat Kesehatan Masyarakat, yang selanjutnya disebut Puskesmas,
adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di
wilayah kerja tertentu.
b. Laboratorium Puskesmas adalah sarana pelayanan kesehatan di
Puskesmas yang melaksanakan pengukuran, penetapan, dan pengujian
terhadap bahan yang berasal dari manusia untuk penentuan jenis
penyakit, penyebaran penyakit, kondisi kesehatan, atau faktor yang
dapat berpengaruh pada kesehatan perorangan dan masyarakat.
c. Sarana laboratorium adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan fisik
bangunan/ruangan laboratorium itu sendiri, dalam lingkup ini adalah
ruangan Laboratorium Puskesmas.

4
PEDOMAN PELAKSANAAN LABORATOIUM UPTD PUSKESMAS SOBO
d. Prasarana laboratorium merupakan jaringan/instalasi yang membuat
suatu sarana yang ada bisa berfungsi sesuai dengan tujuan yang
diharapkan.
e. Keselamatan Keria adalah upaya untuk mencegah dan mengurangi
kecelakaan, keb:karan, bahaya peledakan, penyakit akibat kerja,
oencernaran lingkungan yang pada urnumnya menimbulkan kerugian
nyawa, waKu dan harta benda bagi. pekerja dan masyarakat yang
berada dilingkungannya
f. Pemantapan mutu (quality assurance) laboratorium adalah keseluruhan
proses atau semua tindakan yang dilakukan untuk menjamin ketelitian
dan ketepatan hasil pemeriksaan.
E. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
2. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 364/MENKES/SK/III/2003 tentang
Laboratorium Kesehatan;
3. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1647/MENKES/SK/XII/2005
tentang Pedoman Jejaring Pelayanan Laboratorium Kesehatan;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 657/MENKES/PER/VIII/2009
tentang Pengiriman dan Penggunaan Spesimen Klinik, Materi Biologik
dan Muatan Informasinya;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 658/MENKES/PER/VIII/2009
tentang Jejaring Laboratorium Diagnosis Penyakit Infeksi New Emerging
dan Re-Emerging;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/MENKES/PER/VIII/2010
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 585);
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1501/MENKES/PER/X/2010
tentang Jenis Penyakit Tertentu Yang Dapat Menimbulkan Wabah dan
Upaya Penanggulangannya;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2012
Tentang Penyelenggaraan Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat.

5
PEDOMAN PELAKSANAAN LABORATOIUM UPTD PUSKESMAS SOBO
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Jenis/Kualifikasi dan Jumlah Tenaga Pelaksana di Laboratorium Puskesmas
Sobo adalah sebagai berikut:
Tabel1 .Jenis ,kualifikasi dan jumlah tenaga laboratorium Puskesmas Sobo

No JENIS TENAGA KUALIFIKASI JUMLAH

Penanggung
1 Dokter 1
Jawab

2 Tenaga Teknis Analis Kesehatan (DIII) 1

3 Tenaga Non Teknis Minimal SMU/sederajat 1

Ketentuan lainnya:
Uraian tugas
1. Penanggung Jawab Laboratorium Puskesmas
Penanggung jawab Laboratorium Puskesmas mempunyai tugas dan
tanggung jawab:
a. Menyusun rencana kerja dan kebijakan teknis laboratorium;
b. Bertanggung jawab terhadap mutu laboratorium, validasi hasil
pemeriksaan laboratorium, mengatasi masalah yang timbul dalam
pelayanan laboratorium;
c. Melaksanakan pengawasan, pengendalian dan evaluasi kegiatan
laboratorium;
d. Merencanakan dan mengawasi kegiatan pemantapan mutu.

2. Tenaga Teknis
Tenaga teknis Laboratorium Puskesmas mempunyai tugas dan tanggung
jawab:

6
PEDOMAN PELAKSANAAN LABORATOIUM UPTD PUSKESMAS SOBO
a. Melaksanakan kegiatan teknis operasional laboratorium sesuai
kompetensi dan kewenangan berdasarkan pedoman pelayanan dan
standar prosedur operasional;
b. Melaksanakan kegiatan mutu laboratorium;
c. Melaksanakan kegiatan pencatatan dan pelaporan;
d. Melaksanakan kegiatan kesehatan dan keselamatan kerja laboratorium;
e. Melakukan konsultasi dengan penanggung jawab laboratorium atau
tenaga kesehatan lain;
f. Menyiapkan bahan rujukan spesimen.

3. Tenaga Non Teknis


Tenaga non teknis Laboratorium Puskesmas mempunyai tugas dan
tanggung jawab
a. Membantu tenaga teknis dalam menyiapkan alat dan bahan;
b. Membantu tenaga teknis dalam menyiapkan pasien;
c. Membantu administrasi

B. Distribusi Ketenagaan
Puskesmas Sobo merupakan puskesmas rawat jalan yang melayanan
laboratorium sederhana dengan tenaga analis 1 (satu) orang yang
melaksanakan secara tehnis selruh kegiatan laboratorium.

C. Jadual Kegiatan Laboratorium Sederhana Puskesmas Sobo


Tabel.2 Jadual kegiatan laboratorium
N HARI JAM LAYANAN JENIS
O PEMERIKSAAN
1 SENIN S.D KAMIS 07.30 wib – 13.30 Darah dan Urine
wib Rutine, Gula
darah, PP test,
Bakteriologi dan
Imunologi
2 JUMAT 07.30 wib – 10.00 Darah dan Urine
wib Rutine, Gula
darah, PP test,
dan Bakteriologi
3 SABTU 07.30 wib – 12.00 Darah dan Urine
wib Rutine, Gula
darah, PP test,

7
PEDOMAN PELAKSANAAN LABORATOIUM UPTD PUSKESMAS SOBO
Bakteriologi dan
Imunologi

BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruang
A.1. Persyaratan Ruangan Laboratorium Puskesmas

Sarana laboratorium merupakan segala sesuatu yang berkaitan dengan fisik


bangunan/ruangan laboratorium itu sendiri, dalam lingkup ini adalah ruangan
Laboratorium Puskesmas.
Persyaratan sarana/ruangan Laboratorium Puskesmas dan kondisi
Laboratorium Puskesmas Sobo adalah sebagai berikut:
Tabel 3. Standar persyaratan ruangan laboratorium
N Standar Kondisi MS TMS
o Puskesmas
1 Ukuran ruang minimal 3x4 m2, 3x4 m2 √
kebutuhan luas ruang disesuaikan
dengan jenis pemeriksaan yang
diselenggarakan oleh Puskesmas
2 Langit-langit berwarna terang dan √
mudah dibersihkan.

3 Dinding berwarna terang, harus √


keras, tidak berpori, kedap air, dan
mudah dibersihkan serta tahan
terhadap bahan kimia (keramik).

4 Lantai harus terbuat dari bahan √


yang tidak licin, tidak berpori,
warna terang, dan mudah
dibersihkan serta tahan terhadap
bahan kimia (epoxi, vinyl)

5 Pintu disarankan memiliki lebar Hanya terdiri √


bukaan minimal 100 cm yang dari 1 daun
terdiri dari 2 dua daun pintu pintu
dengan ukuran 80 cm dan 20 cm.

6 Disarankan disediakan akses √


langsung (lubang/celah) bagi
pasien untuk memberikan sampel
dahak.

8
PEDOMAN PELAKSANAAN LABORATOIUM UPTD PUSKESMAS SOBO
7 √
Kamar kecil/WC pasien
laboratorium dapat bergabung
dengan WC pasien Puskesmas.

DENAH

(Denah Standar Fasilitas Persyaratan Perlengkapan ruangan laboratorium Puskesmas


dan kondisi Fasilitas laboratorium Puskesmas Sobo)

A.2.Prasarana
Tabel.4. Prasarana

N Jenis Standard Kondisi MS/TMS


o Pusesmas

1 Pencahayaan Luas minimal Terang MS

9
PEDOMAN PELAKSANAAN LABORATOIUM UPTD PUSKESMAS SOBO
jendela 1,6 m2
Sirkulasi udara baik,
2. pertukaran udara dari 12-15 ACH(air Jendela
dalam ruangan dapat change per Hour) Terbuka
mengalir ke luar ruangan
area pengambilan sampel
3. dilengkapi exhauster Exhauster dipasang MS
yang mengarah keluar pada ketinggian +
bangunan Puskesmas ke 120 cm dari
area terbuka permukaan lantai
Suhu udara nyaman suhu dipertahankan
4. antara 220 C s/d TMS
260C.
Pengambilan dahak
5 dilakukan di ruangan Di halaman MS
terbuka yang telah Belakang
disiapkan. Puskesmas
Tersedia air air bersih yang
6 mengalir dan debit MS
air yang
cukup pada bak
cuci. Air tersebut
harus memenuhi
syarat
kesehatan
Limbah padat tersedia wadah
7 (tempat sampah) TMS
khusus/terpisah
yang
dilengkapi dengan
penutupnya untuk
pembuangan
limbah padat
medis infeksius dan
non infeksius pada
laboratorium.
Pengelolaan
(pewadahan,
pengangkutan dan
pemusnahan)
limbah padat
dilakukan sesuai
prosedur dan
peraturan yang
berlaku
Limbah cair diolah pada
8 sistem/instalasi Langsung ke MS
pengolahan air Septitank
limbah Puskesmas.

A.3. Perlengkapan dan Peralatan

A.3.1. Perlengkapan

Tabel 5. Perlengkapan Ruang layanan Laboratorium

10
PEDOMAN PELAKSANAAN LABORATOIUM UPTD PUSKESMAS SOBO
N Nama Standar Kondisi MS/TMS
o Puskesmas
1) Minimal
1 Meja pengambilan menggunakan meja TMS
sampel darah ½ biro (ukuran 90 x
60 cm)

2) Mempunyai laci
Penerimaan sampel urin
2 dan dahak, TMS

pengambilan hasil
Kursi petugas 1) Mempunyai
3 laboratorium dan kursi sandaran MS
pasien 2) Dapat terbuat
dari kayu, besi, dan
lain-lain
Bak cuci/sink 1) Dilengkapi keran
4 untuk mengalirkan TMS
air bersih
2) Ukuran minimal
40 cm x 40 cm
dengan kedalaman
bak
minimal 30 cm
3) Dilengkapi
saluran/pipa
pembuangan air
kotor menuju
sistem pengolahan
air limbah
Puskesmas
Meja pemeriksaan 1) Lebar meja
5 adalah 60 cm
dengan panjang
sesuai dengan
kebutuhan
pelayanan yang
diselenggarakan
2) Meja
pemeriksaan
terbuat/dilapisi dari
bahan tahan
panas, tahan zat
kimia (seperti
teflon/ formika),
mudah
dibersihkan, tidak
berpori dan
berwarna terang
3) Ada meja khusus
untuk meletakkan
alat centrifuge
Lemari pendingin 1) Fungsinya
6 (refrigerator) adalah untuk Ada MS
menyimpan reagen

11
PEDOMAN PELAKSANAAN LABORATOIUM UPTD PUSKESMAS SOBO
dan sampel,
volume sesuai
kebutuhan
2) Reagen dan
sampel disimpan
dalam lemari
pendingin
yang terpisah
Lemari alat 1) Fungsinya untuk
7 menyimpan alat MS
2) Ukuran sekitar p
x l x t = 160 cm x
40 cm x 100 cm
3) Dapat terbuat
dari kayu atau
rangka alumunium
dengan
rak terbuat dari
kaca
4) Khusus untuk
mikroskop
dilengkapi dengan
lampu 5
Watt
Rak reagen 1) Fungsinya
8 adalah untuk MS
menyimpan reagen
2) Ukuran sesuai
kebutuhan
3) Dapat terbuat
dari kayu dilapisi
dengan teflon/
formika
atau dapat terbuat
dari kaca

A.3.2.Peralatan

Tabel. 6. Peralatan Ruang laboratorium

N Nama peralatan Standar Kondisi Pkm MS/


o TMS
I Peralatan Utama
1 Fotometer 1 TMS
2 Hematology Analyzer - TMS
3 Hemositometer Set 1 Baik MS
4 Mikroskop Binokuler 1 Baik MS
Pemanas/Penangas
5 1 TMS
dengan
Air
Pipet Mikro 5-50, 100- 1 set
6 10-100ul dan
200, 100-1000ul
500-1000 ul

12
PEDOMAN PELAKSANAAN LABORATOIUM UPTD PUSKESMAS SOBO
7 Sentrifus Listrik 1 Baik
8 Sentrifus 1 Tidak Ada
Mikrohematokrit
Tabung Laju Endap 3
9 Baik
Darah
(Westergren Set)
10 Telly Counter 1 Baik
Urinometer (Alat 1
11 Tidak ada,
Pengukur yang tersedia
Berat Jenis Urine strip urin

II Peralatan Gelas
1 Batang Pengaduk 3 Ada 2 MS
2 Beker Glass 3 Ada 9 MS
3 Botol Pencuci 1 Ada 8 MS
4 Corong Kaca (5 cm) 3 Ada 3 MS
5 Erlenmeyer, Gelas 2 Ada 1 MS
6 Gelas Pengukur (100 cc) 1 Ada 10 MS
Gelas Pengukur (16
7 1 Tidak Ada TMS
OZ/500 ml)
Kaca Objek
8 Sesuai kebutuhan Ada MS
Kaca Penutup
9 Sesuai kebutuhan Ada MS
Pipet berskala (Vol 1 cc)
10 3 Tidak Ada TMS
Pipet berskala (Vol 10
11 3
cc)
Tabung Kapiler
12 Sesuai kebutuhan Ada
Mikrohematokrit
Tabung Reaksi dengan
13 12 Tidak Ada
tutup karet/gabus
Tabung Reaksi (12 mm)
14 Sesuai kebutuhan
Tabung Sentrifus tanpa 6
15 Ada
skala
Termometer 0 - 50 1
16 Ada
Derajat Celcius
(Skala1/2 C)
Wadah Aquades
17 1

Peralatan Penunjang
II
Autoklaf
1 - Tidak Ada
Blood Lanset dengan
2 Sesuai kebutuhan Ada
autoklik
Kaki Tiga
3 1 Tidak Ada
Kawat Asbes
4 - Tidak ada
Kertas Lakmus
5 Sesuai kebutuhan Tidak Ada

13
PEDOMAN PELAKSANAAN LABORATOIUM UPTD PUSKESMAS SOBO
Kertas Lensa
6 Sesuai kebutuhan Ada
Kertas Saring
7 - Ada
Lampu Spiritus
8 1 Ada 1
Pembendung
9 1 Ada 1
Lemari Es
10 1 Ada
Penghisap Karet 3
11 Tidak Ada
(Aspirator)
Penjepit Tabung dari 2
12 Tidak ada
Kayu
Pensil Kaca
13 1 Ada
Pipet Tetes (Pipet 12
14 Ada TMS
Pasteur)
Pot Spesimen Urine Sesuai kebutuhan
15 Tidak ada TMS
(Mulut
Lebar)

Pot Spesimen Dahak Sesuai kebutuhan


16 Ada MS
Mulut
Lebar
Rak Pengering
17 1 Ada MS
Rak Pewarna Kaca 1
18 Ada MS
Preparat
Rak Tabung Reaksi
19 1 Ada
Rotator Plate
20 1 Ada MS
Sengkelit / Ose
21 3 Ada 1 TMS
Sikat Tabung Reaksi
22 1 Tidak Ada TMS
Spuit Disposible
23 Sesuai kebutuhan Ada MS
- 3 cc
- 5 cc Sesuai kebutuhan Tidak Ada
Stopwatch
24 1 Tidak Ada TMS
Timer
25 1 Ada MS
Tip Pipet (kuning dan Sesuai kebutuhan
26 Ada MS
biru

14
PEDOMAN PELAKSANAAN LABORATOIUM UPTD PUSKESMAS SOBO
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN

15
PEDOMAN PELAKSANAAN LABORATOIUM UPTD PUSKESMAS SOBO
Keterangan Gambar:
1. Pasien datang, mendaftarkan diri di loket pendaftaran Puskesmas.
2. Pasien menuju ruang pemeriksaan dokter untuk diperiksa, dan bila diperlukan,
diberi formulir permintaan pemeriksaan laboratorium (Formulir 1). 2a. Pasien
rujukan dokter dari luar Puskesmas yang datang ke Puskesmas untuk
melakukan pemeriksaan laboratorium, setelah mendaftar di loket pendaftaran
Puskesmas, langsung menuju ruang laboratorium untuk menyerahkan formulir
permintaan rujukan pemeriksaan laboratorium dari dokter yang merujuknya
(Formulir2).
3. Menyerahkan formulir permintaan pemeriksaan laboratorium kepada petugas
laboratorium.
4. Setelah menyerahkan formulir permintaan pemeriksaan laboratorium, pasien
diambil spesimennya.

16
PEDOMAN PELAKSANAAN LABORATOIUM UPTD PUSKESMAS SOBO
5. Spesimen yang telah diambil diperiksa oleh petugas laboratorium.
6. Hasil pemeriksaan diserahkan kepada penanggung jawab laboratorium untuk
dilakukan validasi.
7. Formulir hasil pemeriksaan Laboratorium Puskesmas (Formulir 3)diletakkan di
loket pengambilan hasil.
8. Formulir hasil pemeriksaan laboratorium dibawa oleh pasien ke ruang
pemeriksaan dokter untuk mendapat penjelasan dari dokter tentang hasil
pemeriksaan laboratorium tersebut. 8a. Untuk pasien rujukan, Formulir hasil
pemeriksaan laboratorium langsung dibawa ke dokter yang merujuk.
9. Formulir hasil pemeriksaan laboratorium diserahkan oleh dokter pemeriksa
kepada pasien

B. Kemampuan Pemeriksaan, Metode dan Reagen


B.1. Kemampuan Pemeriksaan
Kemampuan pemeriksaan laboratorium di Puskesmas meliputi pemeriksaan-
pemeriksaan dasar seperti:
a. Hematologi: Hemoglobin, Hematokrit, Hitung eritrosit, Hitung trombosit, Hitung
lekosit, Hitung jenis lekosit, LED, Masa perdarahan dan Masa pembekuan.
b. Kimia klinik: Glukosa, Protein, Albumin, Bilirubin total, Bilirubin direk, SGOT,
SGPT, Alkali fosfatase, Asam urat, Ureum/BUN, Kreatinin, Trigliserida,
Kolesterol total, Kolesterol HDL dan Kolesterol LDL.
c. Mikrobiologi dan Parasitologi: BTA, Diplococcus gram negatif, Trichomonas
vaginalis, Candida albicans, Bacterial vaginosis, Malaria, Microfilaria dan Jamur
permukaan.
d. Imunologi: Tes kehamilan, Golongan darah, Widal, VDRL, HbsAg, Anti Hbs,
Anti HIV dan Antigen/antibody dengue.
e. Urinalisa: Makroskopis (Warna, Kejernihan, Bau, Volume), pH, Berat jenis,
Protein, Glukosa, Bilirubin, Urobilinogen, Keton, Nitrit, Lekosit, Eritrosit dan
Mikroskopik (sedimen).
f. Tinja: Makroskopik, Darah samar dan Mikroskopik.

B.2. Metode
Metode pemeriksaan laboratorium di Puskesmas menggunakan metode
manual, semi automatik dan automatik.

17
PEDOMAN PELAKSANAAN LABORATOIUM UPTD PUSKESMAS SOBO
Tabel 7. Kemampuan Pemeriksaan, Metode, Peralatan, dan Reagen
Laboratorium Puskesmas

NO JENIS SPESIMEN METODE ALAT REAGEN STAN. MS/


PEMERIKSAAN PKM TMS

I. HEMATOLOGI
1 Hemoglobin, Darah vena/kapiler Hematin asam Hemoglobinometer HCl 0,1 N - MS
penetapan kadar + (Sahli) set
antikoagulan
EDTA
Siantmethemoglobin Fotometer Kit Hb + MS
(Drabki
n)
2 Hematokrit, Darah vena Sentrifugasi - Sentrifus Antikoagula + MS
penetapan nilai mikrohematokrit n
- Tabung kapiler
mikro hematokrit
3 Eritrosit, hitung Darah vena + Mikroskopis Hemositometer set, Hayem + MS
jumlah antikoagulan EDTA Mikroskop
4 Trombosit, Darah vena + Mikroskopis Hemositometer set, Rees +
MS
hitung jumlah antikoagulan EDTA Mikroskop Ecker/A
O
5 Lekosit, Hitung Darah vena + Mikroskopis Hemositometer set, Turk +
MS
jumlah antikoagulan EDTA Mikroskop

6 Lekosit, Darah vena/kapiler Mikroskopis Mikroskop Wright/ +


TMS
hitung jenis + Giemsa
antikoagulan
EDTA
7 Laju Endap Darah Darah vena + Westergren Westergren set Na.Sitrat +
MS
antikoagulan EDTA 3,8%/
NaCl
0,9%
8 Masa Darah Duke and Ivy Stopwatch, kertas - +
TMS
Perdarahan saring, lanset
9 Masa Darah Lee and white Stopwatch, spuit, - +
TMS
Pembekuan tabung reaksi,
tourniquet
II. KIMIA KLINIK
1 Glukosa Dar Elektrometri/Strip Elektrometer Strip test +
MS
ah
Ser
um
Fotometri Fotometer Kit Glukosa +
MS
2 Protein Serum Fotometri Fotometer Kit Protein +
TMS
3 Albumin Serum Fotometri Fotometer Kit Albumin +
TMS
4 Bilirubin Total Serum Fotometri Fotometer Kit +
TMS
Bilirubin
Total
5 Bilirubin Direk Serum Fotometri Fotometer Kit +
TMS
Bilirubin
19 | P a g e
Direk
6 SGOT Serum Fotometri Fotometer Kit SGOT +
TMS
Darah Elektrometri/Strip Elektrometer Strip test +
TMS
7 SGPT Serum Fotometri Fotometer Kit SGPT +
TMS
Darah Elektrometri/Strip Elektrometer Strip test +
TMS
8 Alkali fosfatase Serum Fotometri Fotometer Kit +
TMS
Alkali
Fosfata
se
9 Asam urat Darah Fotometri Fotometer Kit +
TMS
Asam
Urat
Serum Elektrometri/Strip Elektrometer Strip test +
MS
10 Ureum/ BUN Serum Fotometri Fotometer Kit Ureum +
TMS
Darah Elektrometri/Strip Elektrometer Strip test +
TMS
11 Kreatinin Darah Fotometri Fotometer Kit Kreatinin +
TMS
12 Trigliserida Serum Fotometri Fotometer Kit Gliserida +
TMS
Darah Elektrometri/Strip Elektrometer Strip test +
TMS
13 Kolesterol total Serum Fotometri Fotometer Kit +
MS
Kolesterol
Darah Elektrometri/Strip Elektrometer Strip test +
MS
14 Kolesterol HDL Serum Fotometri Fotometer Kit HDL +
MS
Koleste
20 | P a g e
rol
15 Kolesterol LDL Serum Fotometri Fotometer Kit LDL +
MS
Koleste
rol
III. MIKROBIOLOGI DAN PARASITOLOGI
1 BTA Dahak Mikroskopis Mikroskop, pot Ziehl + *)
MS
(Mycobacterium dahak, object glass, Neelsen
tuberculose) lampu spiritus, lidi,
pinset, rak
pengecatan
2 Diplococcus gram - Sekret Mikroskopis Mikroskop, object glass, Gram +
MS
negative(Neisseri vagina lampu spiritus, ose,
a gonnorrhoeae) (endocervic) pinset, rak pengecatan
- Sekret urethra
- Sekret mata
3 Trichomonas Sekret vagina Mikroskopis Mikroskop, object Gara +
MS
vaginalis glass, cover glass m
fisiolo
gis
0,9%
4 Candida albicans Sekret vagina Mikroskopis Mikroskop, object KOH 10% +
MS
glass, cover glass,
lampu spiritus,
5 Bacterial Sekret vagina Mikroskopis Mikroskop, object Gram +
MS
vaginosis glass, cover glass,
lampu spiritus, ose

21 | P a g e
6 Malaria Darah tepi Mikroskopis Mikroskop, object Giemsa +
MS
glass, cover glass,
lancet
Rapid test Lancet Kit rapid test -
MS
7 Microfilaria Darah tepi Mikroskopis Mikroskop, object Giemsa +
MS
glass, cover glass,
lancet
8 Jamur Kerokan Mikroskopis Mikroskop, object Larutan +
MS
permukaan kulit glass, cover glass, KOH 10% /
Rambut scalpel 20%
Kuku
IV. IMUNOLOGI
1 Tes kehamilan Urin sewaktu Rapid test Wadah urin Kit Rapid +
MS
Test
Kehamila
n
Aglutinasi object glass, rotator Latex +
2 Golongan darah Darah kapiler Aglutinasi Kertas golongan Kit +
MS
darah, pengaduk Golongan
kaca darah
3 WIDAL Serum Aglutinasi Object glass,micro Kit Widal +
MS
pipet, centrifuge,
tabung reaksi, spuit,
rotator
4 VDRL Serum Flokulasi Rotator plate, Kit +
MS
22 | P a g e
centrifuge, tabung VDRL
reaksi, spuit (RPR)
5 HBs Ag Serum Rapid test Kit Rapid test, Kit Rapid +
TMS
centrifuge, tabung Test
reaksi, spuit HBsAg
6 Anti HIV Darah (whole Rapid test Kit Rapid test, lancet Kit Anti HIV +
MS
blood)
7 Antigen/ antibodi Serum Rapid test Sentrifus, tabung Kit IgG, IgM -
TMS
dengue reaksi, spuit Dengue
B. URINANALISA
1 Makroskopis: Urin segar Organoleptik Tabung reaksi, gelas - +
MS
Warna, Bau, ukur,
Kejernihan,
Volume
2 pH Urin segar Kimia kering Tabung reaksi Strip test +
TMS
3 Berat Jenis Urin segar Kimia kering Tabung reaksi Strip test +
TMS
4 Protein Urin segar - Kimia kering Carik celup Carik celup +
MS
- Konvensional Tabung reaksi, lampu - Asam +
MS
spiritus Sulfo
Salisil
at
20%
- Asam
Asetat
5%

23 | P a g e
5 Glukosa Urin segar - Kimia kering Carik celup Carik celup +
- Konvensional Tabung reaksi, lampu Benedict +
MS
spiritus
6 Bilirubin Urin segar - Kimia kering Carik celup Carik celup +
- Konvensional Tabung reaksi, kertas Fouchet, +
MS
saring, orong BaCl2 10%
7 Urobilinogen Urin segar Kimia kering Carik celup Carik celup +
TMS
8 Keton Urin segar Kimia kering Carik celup Carik celup +
TMS
9 Nitrit Urin segar Kimia kering Carik celup Carik celup +
TMS
10 Sedimen Urin segar Mikroskopis Mikroskop, - +
MS
sentrifuge, tabung
reaksi, object glass
dan cover glass
11 Lekosit, Urin segar Kimia kering - Strip test +
TMS
Penetapan semi
kuantitatif
12 Eritrosit, Urin segar Kimia kering - Strip test +
TMS
Penetapan
semikuantitatif
C. TINJA
1 Analisa tinja: +
TMS
Konsistensi,
warna, bau
lendir, darah

24 | P a g e
2 Darah samar Tinja baru Konvensional Tabung reaksi Benzidin +
TMS
3 Mikroskopis
TMS
 Telur cacing Tinja baru Mikroskopis Mikroskop, object Eosin 2% +
TMS
(sediaan) glass, cover glass
 Amuba Tinja baru Mikroskopis Mikroskop, object Eosin 2% +
TMS
(sediaan) glass, cover glass
 Eritrosit Tinja baru Mikroskopis Mikroskop, object Eosin 2% +
TMS
(sediaan) glass, cover glass
 Leukosit Tinja baru Mikroskopis Mikroskop, object Eosin 2% +
TMS
(sediaan) glass, cover glass
 Sisa makanan Tinja baru Mikroskopis Mikroskop, object Sudan III, +
TMS
(sediaan) glass, cover glass Asam
asetat,
Lugol
 lain-lain Tinja baru Mikroskopis Mikroskop, object Eosin 2% +
TMS
(bakteri, (sediaan) glass, cover glass
jamur)

Keterangan:
- *) Bila belum mampu mengerjakan, fiksasi
- Penggunaan metode strip pada pemeriksaan kimia klinik hanya untuk skrining
Pemeriksaan lab HIV harus melalui konseling

25 | P a g e
BAB V
LOGISTIK
A. Reagen
Reagen yang diperlukan disesuaikan dengan metode yang digunakan untuk
tiap pemeriksaan di Laboratorium Puskesmas Sobo. Penanganan dan penyimpanan
reagen harus sesuai persyaratan antara lain:
a. Perhatikan tanggal kadaluwarsa, suhu penyimpanan.
b. Pemakaian reagen dengan metode First in–First out (sesuai urutan penerimaan).
c. Sisa pemakaian reagen tidak diperbolehkan dikembalikan ke dalam sediaan
induk.
d. Perhatikan perubahan warna, adanya endapan, kerusakan yang terjadi pada
sediaan reagen.
e. Segera tutup kembali botol sediaan reagen setelah digunakan.
f. Lindungi label dari kerusakan.
g. Tempatkan reagen dalam botol berwarna gelap dan lemari supaya tidak kena
cahaya matahari langsung.
h. Reagen harus terdaftar di Kementerian Kesehatan.
i. Reagen HIV harus sudah dievaluasi oleh Laboratorium Rujukan Nasional.

B. Pencatatan dan laporan

B.1. Pencatatan

Pencatatan selain untuk pemantauan data juga untuk evaluasi. Macam-macam


pencatatan antara lain:
a. Buku Register Pendaftaran
b. Buku Permintaan Pemeriksaan dan Hasil Pemeriksaan

B.2. Pelaporan

Pelaporan yang harus disampaikan secara berkala ke Dinas Kesehatan


Kabupaten/Kota berupa laporan bulanan yang merupakan hasil rekapitulasi
pencatatan harian. Laporan triwulan, semester, dan tahunan sesuai ketentuan
yang berlaku. Pelaporan hasil laboratorium untuk penyakit tertentu
menggunakan formulir baku yang sudah ditentukan oleh program.
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

Keselamatan pasien puskesmas adalah suatu sistem dimana puskesmas membuat


asuhan pasien lebih aman yang meliputi asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan
hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden,
kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk
meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan
oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil

Standar keselamatan pasien tersebut terdiri dari tujuh standar yaitu:


1. hak pasien
2. mendidik pasien dan keluarga
3. keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
4. penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukan
evaluasi dan program peningkatan keselamatan pasien
5. peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
6. mendidik staf tentang keselamatan pasien
7. komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan
pasien tindakan yang seharusnya diambil

SASARAN KESELAMATAN PASIEN

Sasaran keselamatan di are pelayanan laboratorium adalah;


SASARAN I : KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN
Pasien diidentifikasi menggunakan dua identitas pasien, tidak boleh
menggunakan nomor kamar atau lokasi pasien.
Pasien diidentifikasi sebelum mengambil darah dan spesimen lain untuk
pemeriksaan klinis

SASARAN II : PENINGKATAN KOMUNIKASI YANG EFEKTIF


Komunikasi efektif, yang tepat waktu, akurat, lengkap, jelas, dan yang
dipahami oleh pasien, akan mengurangi kesalahan, dan menghasilkan
peningkatan keselamatan pasien. Komunikasi dapat berbentuk elektronik,
lisan, atau tertulis. Komunikasi yang mudah terjadi kesalahan kebanyakan
terjadi pada saat perintah diberikan secara lisan atau melalui telepon.

27 | P a g e
Komunikasi yang mudah terjadi kesalahan yang lain adalah pelaporan kembali
hasil pemeriksaan kritis, seperti melaporkan hasil laboratorium klinik cito
melalui telepon ke unit pelayanan.
klinik cito melalui telepon ke unit pelayanan. Puskesmas secara kolaboratif
mengembangkan suatu kebijakan dan/atau prosedur untuk perintah lisan dan
telepon termasuk: mencatat (atau memasukkan ke komputer) perintah yang
lengkap atau hasil pemeriksaan oleh penerima perintah; kemudian penerima
perintah membacakan kembali (read back) perintah atau hasil pemeriksaan;
dan mengkonfirmasi bahwa apa yang sudah dituliskan dan dibaca ulang
adalah akurat. Kebijakan dan/atau prosedur pengidentifikasian juga
menjelaskan bahwa diperbolehkan tidak melakukan pembacaan kembali (read
back) bila tidak memungkinkan seperti di kamar operasi dan situasi gawat
darurat di IGD

Elemen Penilaian Sasaran II


1. Perintah lengkap secara lisan atau tulisan, dituliskan secara lengkap oleh
penerima perintah.
2. Perintah lengkap lisan atau tulisan, hasil pemeriksaan dibacakan kembali
secara lengkap oleh penerima perintah.
3. Perintah atau hasil pemeriksaan dikonfirmasi oleh pemberi perintah atau
yang menyampaikan hasil pemeriksaan
4. Kebijakan dan prosedur mengarahkan pelaksanaan verifikasi keakuratan
komunikasi lisan atau tulisan.

SASARAN V : PENGURANGAN RISIKO INFEKSI TERKAIT PELAYANAN


KESEHATAN
Puskesmas mengembangkan suatu pendekatan untuk mengurangi risiko infeksi
yang terkait pelayanan kesehatan.

Maksud dan Tujuan Sasaran V


Pencegahan dan pengendalian infeksi merupakan tantangan terbesar dalam
tatanan pelayanan kesehatan, dan peningkatan biaya untuk mengatasi infeksi
yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan merupakan keprihatinan besar
bagi pasien maupun para profesional pelayanan kesehatan. Infeksi biasanya
dijumpai dalam semua bentuk pelayanan kesehatan termasuk infeksi saluran

28 | P a g e
kemih, infeksi pada aliran darah (blood stream infections) dan pneumonia (sering
kali dihubungkan dengan ventilasi mekanis).
Pusat dari eliminasi infeksi ini maupun infeksi-infeksi lain adalah cuci tangan
(hand hygiene) yang tepat.
Elemen Penilaian Sasaran V
1. Puskesmas mengadopsi atau mengadaptasi pedoman hand hygiene .
2. Puskesmas menerapkan program hand hygiene yang efektif.
3. Kebijakan dan/atau prosedur dikembangkan untuk mengarahkan
pengurangan secara berkelanjutan risiko dari infeksi yang terkait pelayanan
kesehatan.

29 | P a g e
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Setiap kegiatan yang dilakukan di laboratorium puskesmas, mulai dari persiapan


pasien sampai selesai dapat menimbulkan bahaya/risiko terhadap petugas yang
berada di dalam laboratorium.

Untuk mengurangi/mencegah bahaya yang terjadi, setiap petugas laboratorium


harus melaksanakan pekerjaan dengan hati-hati mengenali bahan potensial
berbahaya dan penanggulangannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Kegiatan tersebut merupakan upaya kesehatan dan keselamatan kerja laboratorium.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan meliputi:

1. Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang bersifat umum.

a. Setiap petugas diwajibkan memakai jas laboratorium, sarung tangan dan


masker (infeksius) di ruangan laboratorium.

b. Tidak diperbolehkan makan minum dan merokok di dalam ruang


laboratorium.

c. Tidak boleh menyimpan, makanan dan minuman di dalam lemari es bersama


reagen.

d. Jaga kebersihan ruang laboratorium dan bersihkan dengan desinfektan.

e. Anggap semua spesimen mengandung bahan infeksius.

2. Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang bersifat khusus.

a. Yang berkaitan dengan mikroorganisme

1) Jangan memipet dengan mulut, gunakan alat bantu pipet.

2) Jangan meniup pipet, yang berisi bahan infeksius.

3) Jangan menuangkan cairan yang telah terkontaminasi langsung


kedalam pipa saluran.

b. Yang berkaitan dengan bahan kimia

1) Beri label pada semua bahan kimia meliputi nama, konsentrasi, tanggal
penerimaan, tanggal pembuatan dan tanggal kadaluarsa, keterangan/
peringatan tentang bahaya bahan.

30 | P a g e
2) Bahan kimia disimpan pada ruang yang terang tidak kena sinar matahari
langsung, dalam lemari/rak secara rapi dan teratur, yang bersifat
corrosive harus diletakkan di tempat rendah.

3) Pembuangan bahan kimia yang mudah terbakar dan mudah menguap


dikumpulkan dalam kaleng yang aman dan jangan dibuang kedalam pipa
saluran umum.

c. Yang berkaitan dengan peralatan listrik.

1) Jangan menggunakan cairan atau gas yang mudah terbakar di sekitar


peralatan listrik.

2) Peralatan listrik harus dirawat dan dipelihara.

d. Yang berkaitan dengan limbah

1) Pengumpulan dan pembuangan limbah infeksius (sisa sampel dan


barang/alat bekas pakai dan tidak infeksius (cair dan padat) sesuai
ketentuan yang berlaku.

2) Lakukan desinfeksi sisa sample, tampung dalam wadah berisi kaporit,


diamkan 12 jam, buang ke saluran pembuangan.

3) Naturalisasi sisa reagen dengan pengenceran yaitu penambahan air


sampai netral (tidak bersifat asam/basa kuat)

4) Rendam alat habis pakai selama 12 jam dengan larutan desinfektan


(kaporit), cuci bersih dengan air dan sabun, keringkan.

e. Yang berkaitan dengan ruangan laboratorium

1) Bila ruangan laboratorium menggunakan AC, maka bak pencuci harus


terpisah atau mempunyai penyedot udara, terutama untuk ruangan
laboratorium mikrobiologi atau kimia dengan menggunakan bahan
mudah menguap.

2) Ruangan laboratorium tidak diperkenankan menggunakan kipas angin.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan:


A. . Di Tempat Kerja dan Lingkungan Kerja
1. Desain Tempat Kerja Yang Menunjang K3
 Ruang kerja dirancang khusus untuk memudahkan proses
kerja di laboratorium;

31 | P a g e
 Tempat kerja disesuaikan dengan posisi atau cara kerja;
 Pencahayaan cukup dan nyaman;
 Ventilasi cukup dan sesuai;
 Prosedur kerja tersedia di setiap ruangan dan mudah
dijangkau jika diperlukan;
 Dipasang tanda peringatan untuk daerah berbahaya.
2. Sanitasi Lingkungan
 Semua ruangan harus bersih, kering dan higienis;
 Sediakan tempat sampah yang sebelah dalamnya dilapisi
dengan kantong plastik dan diberi tanda khusus;
 Tata ruang laboratorium harus baik sehingga tidak dapat
dimasuki/ menjadi sarang serangga atau binatang pengerat;
 Sediakan tempat cuci tangan dengan air yang mengalir dan
dibersihkan secara teratur;
 Petugas laboratorium dilarang makan dan minum dalam
laboratorium;
 Dilarang meletakkan hiasan dalam bentuk apapun di dalam
laboratorium.

B. Proses Kerja, Bahan dan Peralatan Kerja


1. Melaksanakan praktek laboratorium yang benar setiap petugas
laboratorium harus mengerti dan melaksanakan upaya pencegahan
terhadap bahaya yang mungkin terjadi, dapat menggunakan setiap
peralatan laboratorium dan peralatan kesehatan dan keselamatan
kerja dengan benar, serta mengetahui
2. Tersedia fasilitas laboratorium untuk kesehatan dan keselamatan
kerja, seperti tempat cuci tangan dengan air yang mengalir dan alat
pemadam kebakaran.
3. Petugas wajib memakai alat pelindung diri (jas laboratorium, masker,
sarung tangan, alas kaki tertutup) yang sesuai selama bekerja.
4. Jas laboratorium yang bersih harus dipakai terus menerus selama
bekerja dalam laboratorium dan harus dilepaskan serta ditinggalkan
di laboratorium (hati-hati dengan jas laboratorium yang berpotensi
infeksi).

32 | P a g e
5. Untuk menghindari kecelakaan, rambut panjang harus diikat ke
belakang dengan rapi.
6. Petugas harus mencuci tangan secara higienis dan menyeluruh
sebelum dan setelah selesai melakukan aktifitas laboratorium dan
harus melepaskan baju proteksi sebelum meninggalkan ruang
laboratorium.
7. Dilarang melakukan kegiatan percobaan laboratorium tanpa ijin
pejabat yang berwenang.
8. Dilarang makan, minum (termasuk minum dari botol air) dan
merokok di tempat kerja.
9. Tempat kerja harus selalu dalam keadaan bersih. Kaca pecah, jarum
atau benda tajam dan barang sisa laboratorium harus ditempatkan di
bak/peti dalam laboratorium dan diberi keterangan.
10. Sarung tangan bekas pakai harus ditempatkan dalam bak/ peti
kuning (menjadi limbah medis/ infeksius) yang diberi tanda khusus.
11. Semua tumpahan harus segera dibersihkan.
12. Dilarang menggunakan mulut pada waktu memipet, gunakan karet
penghisap.
13. Peralatan yang rusak atau pecah harus dilaporkan kepada
penanggung jawab Laboratorium.
14. Tas/kantong/tempat sampah harus ditempatkan di tempat yang
ditentukan.
15. Pengelolaan spesimen
 Setiap spesimen harus diperlakukan sebagai bahan infeksius.
 Harus mempunyai loket khusus untuk penerimaan spesimen.
 Setiap petugas harus mengetahui dan melaksanakan cara
pengambilan, pengiriman dan pengolahan spesimen dengan
benar.
 Semua spesimen darah dan cairan tubuh harus disimpan
pada wadah yang memiliki konstruksi yang baik, karet
pengaman untuk mencegah kebocoran ketika dipindahkan.
 Saat mengumpulkan spesimen harus berhati-hati guna
menghindari pencemaran dari luar kontainer atau
laboratorium.

33 | P a g e
 Setiap orang yang memproses spesimen darah dan cairan
tubuh (contoh: membuka tutup tabung vakum) harus
menggunakan sarung tangan dan masker.
 Setelah memproses spesimen-spesimen tersebut harus cuci
tangan dan mengganti sarung tangan.
 Jarum yang telah digunakan harus diperlakukan sebagai
limbah infeksius dan dikelola sesuai ketentuan yang berlaku.
 Permukaan meja laboratorium dan alat laboratorium harus
Didekontaminasi dengan desinfektan setelah selesai
melakukan kegiatan laboratorium.
16. Pengelolaan bahan kimia yang benar
- Semua petugas harus mengetahui cara pengelolaan bahan
kimia yang benar (antara lain penggolongan bahan kimia,
bahan kimia yang tidak boleh tercampur, efek toksik dan
persyaratan penyimpanannya).
- Setiap petugas harus mengenal bahaya bahan kimia dan
mempunyai pengetahuan serta keterampilan untuk
menangani kecelakaan.
- Semua bahan kimia yang ada harus diberi label/etiket dan
tanda peringatan yang sesuai.
-
17. Pengelolaan Limbah
a. Limbah Padat
Limbah padat terdiri dari limbah/sampah umum dan limbah khusus
seperti benda tajam, limbah infeksius, limbah sitotoksik, limbah
toksik, limbah kimia, limbah B3 dan limbah plastik.
Fasilitas Pembuangan Limbah Padat:
1) Tempat Pengumpulan Sampah
Terbuat dari bahan yang kuat, cukup ringan, tahan karat, kedap
air dan mempunyai permukaan yang halus pada bagian
dalamnya. Mempunyai tutup yang mudah dibuka dan ditutup,
minimal terdapat satu buah untuk masing-masing kegiatan.
Kantong plastik diangkat setiap hari atau apabila 2/3 bagian
telah terisi sampah.

34 | P a g e
Setiap tempat pengumpulan sampah harus dilapisi plastik
sebagai pembungkus sampah dengan label dan warna seperti
digambarkan pada tabel 7 sebagai berikut:

2) Tempat Penampungan Sampah Sementara


Tersedia tempat penampungan sampah yang tidak permanen,
yang diletakkan pada lokasi yang mudah dijangkau kendaraan
pengangkut sampah.
Tempat penampungan sampah sementara dikosongkan dan
dibersihkan sekurang-kurangnya satu kali dalam 24 jam.
3) Tempat Pembuangan Sampah Akhir
a) Sampah infeksius, sampah toksik dan sitotoksik dikelola sesuai
prosedur dan peraturan yang berlaku.
b) Sampah umum (domestik) dibuang ke tempat pembuangan
sampah akhir yang dikelola sesuai dengan prosedur dan
peraturan yang berlaku.
b. Limbah Cair
Limbah cair terdiri dari limbah cair umum/ domestik, limbah cair
infeksius dan limbah cair kimia.
Cara menangani limbah cair:
1) Limbah cair umum/domestik dialirkan masuk ke dalam septik tank.

35 | P a g e
2) Limbah cair infeksius dan Kimia dikelola sesuai dengan prosedur
dan peraturan yang berlaku

C.Manajemen Resiko di Pelayanan Laboratorium Puskesmas.


1.Identifikasi Ancaman bahaya dan Penceghannya
A.Identifikasi ancaman bahaya;
1.Kimia
a.Penggologan
N Penggolongan
o
Bahan kimia yang Karsinogen
mengakibatkan Korosif
gangguan kesehatan Toksik
{H} Iritan
Sensitizer
Merusak
organ tubuh
tertentu
Bahan kimia yang Padat
mengakibatkan Cair
Kebakaran {F} Gas
Bahan kimia yang
mudah meledak {R}
Bahan kimia dengan oksidator
sikap khususnya {S/N} Reaktiv
terhadap air
Reaktif
terhadap
asam
Bahan
radioaktif
36 | P a g e
Bahan kimia
yang tidak
boleh
tercampur

b.Pelabelan

37 | P a g e
No Penggolongan Warna Angka
label
Bahan kimia yang BIRU 4 Dapat menyebabkan
mengakibatkan kematian walapun sudah
gangguan diobati
kesehatan {H} 3 Dapat menyebabkan
luka serius meskipun
sudah mendapat
pengobatan
2 Dapat menyebabkan
luka dan membutuhkan
pengobatan segera
1 Dapat menyebabkan
iritasi jka tidak diobati
0 Tidak berbahaya

Bahan kimia yang MERAH 4


mengakibatkan 3
Kebakaran {F} 2
1
0
Bahan kimia yang 4
mudah meledak 3
{R} 2
1
0
Bahan kimia oksidator OKS
dengan sikap Reaktiv W
khususnya {S/N} terhadap
air
Reaktif acid
terhadap
asam
Bahan Rad
radioaktif
Bahan ALK
kimia
yang 38 | P a g e

tidak
boleh
tercampu
r
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

A. Bakuan Mutu
Demi menjamin tercapai dan terpeliharanya mutu dari waktu ke waktu, diperlukan
bakuan mutu berupa pedoman/bakuan yang tertulis yang dapat dijadikan
pedoman kerja bagi tenaga pelaksana.
1. Tiap pelaksana yang ditunjuk memiliki pegangan yang jelas tentang apa dan
bagaimana prosedur melakukan suatu aktifitas.
2. Standar yang tertulis memudahkan proses pelatihan bagi tenaga pelaksana
baru yang akan dipercayakan untuk mengerjakan suatu aktifitas.
3. Kegiatan yang dilaksanakan dengan mengikuti prosedur baku yang tertulis akan
menjamin konsistensinya mutu hasil yang dicapai.
4. Kebijakan mutu dibuat oleh penanggung jawab laboratorium.
5. Standar Operasional Prosedur dan instruksi kerja dibuat oleh tenaga teknis
laboratorium dan disahkan oleh penanggung jawab Laboratorium Puskesmas.
6. Indikator mutu pelayanan laboratorium meliputi;
Uji silang pemeriksaan sputum BTA dengan 85%
Laboratorium Labkesda
95%
Cuci tangan sebelum melakukan tindakan

B. Pemantapan Mutu

Pemantapan mutu (quality assurance) adalah keseluruhan proses atau semua


tindakan yang dilakukan untuk menjamin ketepatan dan ketelitian hasil
pemeriksaan.

Pemantapan mutu harus dilakukan dan diselenggarakan di laboratorium, kegiatan


ini berupa pemantapan mutu internal dan eksternal.

39 | P a g e
1) Pemantapan Mutu Internal (PMI) adalah kegiatan yang dilakukan oleh
petugas laboratorium untuk menjamin mutu pemeriksaan dengan mencegah
terjadinya kesalahan dan mendeteksi sedini mungkin bila terjadi kesalahan.

Berbagai tindakan pencegahan perlu dilaksanakan sejak tahap praanalitik,


tahap analitik sampai pasca analitik.

1. Yang dimaksud dengan tahap praanalitik adalah tahap mulai


mempersiapkan pasien, mengambil spesimen, menerima spesimen,
memberi identitas spesimen, mengirim spesimen rujukan, menyimpan
spesimen sampai dengan menguji kualitas
air/reagen/antigen-antisera/media.

a.Persiapan pasien

Sebelum spesimen diambil harus diberikan penjelasan kepada pasien


mengenai persiapan dan tindakan yang hendak dilakukan.

b.Pengambilan spesimen

Pengambilan spesimen yang berasal dari pasien harus mendapat


persetujuan dari pasien dan spesimen harus diambil secara benar
dengan memperhatikan waktu, lokasi, volume, cara, peralatan, wadah
spesimen, pengawet/ antikoagulan.

c. Penerimaan spesimen

Petugas penerimaan spesimen harus memeriksa kesesuaian antara


spesimen yang diterima dengan formulir permintaan pemeriksaan dan
mencatat kondisi spesimen tersebut pada saat diterima antara lain
volume, warna, kekeruhan dan konsistensi

Spesimen yang tidak sesuai atau tidak memenuhi syarat hendaknya


ditolak.

Dalam keadaan spesimen yang diterima tidak dapat ditolak (karena


diterima melalui pos) maka perlu dicatat dalam buku penerimaan
spesimen dan formulir hasil pemeriksaan.

d.Pemberian identitas

Pemberian identitas pasien dan atau spesimen merupakan hal yang


penting, baik pada saat pengisian surat pengantar/formulir permintaan

40 | P a g e
pemeriksaan, pendaftaran, pengisian label wadah spesimen maupun
pada formulir hasil pemeriksaan.

e.Pengiriman spesimen

Spesimen yang sudah siap untuk diperiksa dikirimkan kepada bagian


pemeriksaan sesuai dengan jenis pemeriksaan yang diminta. Jika
laboratorium puskesmas tidak mampu melakukan pemeriksaan, maka
spesimen dikirim ke laboratorium lain dan sebaiknya dikirim dalam
bentuk yang relatif stabil.

f. Penyimpanan spesimen

Beberapa spesimen yang tidak langsung diperiksa dapat disimpan


dengan memperhatikan jenis pemeriksaan yang akan diperiksa.

Beberapa cara penyimpanan spesimen antara lain:

- Disimpan pada suhu kamar

Misalnya penyimpanan usap dubur dalam Carry & Blair untuk


pemeriksaan vibrio cholera.

- Disimpan dalam lemari es dengan suhu 0°C - 8°C.

- Dapat diberikan bahan pengawet.

- Penyimpanan spesimen darah sebaiknya dalam bentuk serum.

g.Uji kualitas air/reagen/antigen-antisera/media dilakukan sesuai dengan


standar yang berlaku.

2. Yang dimaksud tahap analitik adalah tahap mulai dari mengolah


spesimen, mengkalibrasi dan memelihara alat laboratorium dan
melakulan pemeriksaan.

a.Pengolahan spesimen

Beberapa jenis pemeriksaan memerlukan pengolahan terlebih dahulu.

Pengolahan spesimen antara lain sentrifugasi, destruksi, homogenisasi


dsb.

Pengetahuan mengenai teknik pengolahan harus dikuasai benar, karena


pengolahan yang kurang baik akan mempengaruhi kualitas spesimen
yang selanjutnya akan mempengaruhi pula hasil pemeriksaan.

41 | P a g e
b.Kalibrasi dan pemeliharaan peralatan.

Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan


laboratorium adalah peralatan laboratorium, wadah spesimen,
pengawet/antikoagulan.

Harus dilakukan kalibrasi dan pemeliharaan peralatan laboratorium


secara teratur dan terjadwal. Wadah spesimen harus bersih dan tidak
terkontaminasi. Pengawet/antikoagulan tidak kadaluarsa.

c. Pemeriksaan spesimen menurut metoda dan prosedur sesuai protap


masing-masing parameter.

3. Yang dimaksud tahap pasca analitik adalah tahap mulai dari mencatat
hasil pemeriksaan, melakuan verifikasi dan validasi hasil serta
memberikan interpretasi hasil sampai dengan pelaporan.

Kegiatan Pemantapan Mutu Internal (PMI) lainnya yang perlu dilakukan di


Puskesmas antara lain:

1. Pembuatan alur pasien, alur pemcriksaan, cara pengambilan spesimen.

2. Pembuatan prosedur/instruksi kerja untuk pengambilan spesimen dan


setiap jenis pemeriksaan.

2) Pemantapan Mutu Eksternal (PME) adalah kegiatan yang diselenggarakan oleh


pihak luar secara periodik untuk memantau dan menilai penampilan laboratorium
dalam bidang tenentu.

Kegiatan ini antara lain diselenggarakan oleh pemerintah dengan melibatkan


peran serta organisasi profesi dan swasta baik secara nasional maupun regional.
Beberapa kegiatan PME yang dilakukan di laboratorium Puskesmas antara lain
Pemantapan mutu Eksternal Mikroskopis BTA (PME-M-BTA), Mikroskopis
Malaria (PME-M-MM) dan Mikroskopis Parasit Saluran Pencernaan (PME-M-
TC).

Puskesmas yang menjadi peserta PME perlu melaksanakan langkah-langkah


kegiatan sebagai berikut:

1. Mempelajari instruksi dari penyelengaraan PME sesuai dengan


jenis/parameter PME

2. Pelaksanaan pemeriksaan

42 | P a g e
3. Penulisan hasil pemeriksaan dalam formulir hasil

4. Penyusunan formulir hasil ke penyelenggara PME.

BAB IX

PENUTUP

Pedoman ini sebagai acuan bagi karyawan puskesmas Sobo dalam melaksanakan
pelayanan laboratorium di Puskesmas

Keberhasilan pelayanan medik dasar terkait dengan kepatuhan pemberi layanan


terhadap standar dan prosedur yang ditetapkan

KEPALA UPTD PUSKESMAS SOBO

HANIPAN

43 | P a g e
44 | P a g e

You might also like