You are on page 1of 2

REVIEW JURNAL

Teknologi Proses Hasil Perkebuanan


Dosen Pengampu: Wilda Harlia Devita S.TP.,M.Si

Disusun oleh:
Nama: Wisri Rikki Purba
Nim: 122330068
Kelas: TPHP (RB)

Judul ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG


MEMPENGARUHI PRODUKSI KUBIS DI DESA
CIMENYAN, KABUPATEN BANDUNG
Jurnal Jurnal Agribisnis dan Ekonomi Pertanian
Volume dan Halaman 2(2) : 1-10
Tahun 2008
Penulis Faroby Falatehan dan Ade Suryani Rifqie
Reviewer Wisri Rikki Purba
Tanggal 27 Februari 2024
Perkembangan Kubis merupakan salah satu komoditas hortikultura
pertanian dan industri tersebut. Pada tahun 2006, produksi kubis mencapai
kubis 1.267.745 ton angka tersebut merupakan yang tertinggi
dalam total produksi sayuran di Indonesia tahun 2006
dan memberikan kontribusi terhadap produksi sayuran
nasional sebesar 13,3%. Kubis dari Indonesia dipasarkan
hingga ke luar negeri setiap tahunnya. Negara yang
menjadi tujuan utama ekspor diantaranya Malaysia,
singapura, dan Taiwan. Volume ekspor kubis
menduduki tempat kedua terbesar dalam ekspor
komoditas sayuran, setelah kentang. Volume ekspor
kubis Indonesia mencapai 32.665.430 kg atau senilai
dengan US $ 8.999.178 tahun 2006 Produksi kubis di
Indonesia dari tahun 1995 hingga tahun 2000 mengalami
penurunan hingga 3,5%, sedangkan luas panennya
mengalami peningkatan sebesar 0,5%. Penurunan
produksi diakibatkan adanya anomali iklim el Nino.
Sentra produksi kubis terbesar di Indonesia berada di
Provinsi Jawa Barat. Produksi kubis di Jawa Barat
memberikan kontribusi sebesar 28,8% terhadap total
produksi kubis Indonesia 50% produksi kubis di Jawa
Barat berasal dari Kabupaten Bandung.
Kebutuhan hasil dan Usaha tani kubis masih menghadapi beberapa
tantangan masa depan permasalahan, diantaranya dalam hal fluktuasi harga,
produktivitas, dan pendapatan petani kubis. Harga jual
kubis yang diterima petani sangat fluktuatif. Harga
panen kubis di tingkat petani dapat berubah setiap
minggunya. Hal tersebut meningkatkan risiko berusaha
tani kubis. Sementara, tingkat pendapatan usaha tani
kubis tercatat sebagai yang terendah dibandingkan
pendapatan usaha tani sayuran lainnya. Produktivitas
kubis di Kabupaten Bandung masih berada di bawah
tingkat produktivitas yang seharusnya, bahkan
produktivitas di Kecamatan Cimenyan menjadi yang
terendah di Kabupaten Bandung
Peluang perkebunan Peluang produksi kubis di Indonesia masih cukup besar
kubis mengingat permintaan akan komoditas ini yang terus
meningkat baik untuk konsumsi domestik maupun
ekspor. Dengan pengelolaan yang baik terhadap faktor
produksi seperti benih, pupuk, dan pestisida, serta
peningkatan efisiensi produksi, industri kubis di
Indonesia memiliki potensi untuk terus berkembang dan
memberikan kontribusi yang signifikan dalam sektor
hortikultura.
Analisis ekonomi Studi faktor-faktor produksi yang mempengaruhi tingkat
produk kubis produksi kubis di Desa Cimenyan, Kabupaten Bandung
menunjukkan bahwa faktor-faktor seperti benih, pupuk
organik, pupuk kimia, pestisida padat, dan waktu
penanaman memiliki pengaruh signifikan terhadap
produksi kubis. Namun, luas lahan dan serangan hama
memiliki elastisitas negatif terhadap produksi kubis. Ini
menunjukkan bahwa pengelolaan faktor produksi
tersebut dapat menjadi fokus dalam meningkatkan
efisiensi produksi kubis secara ekonomis.

You might also like