You are on page 1of 9

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA UNSUR

ALUMINIUM

DISUSUN OLEH:

NAMA : HANI SYAHIDAH

NIM : K1A022060

HARI, TANGGAL : RABU, 14 SEPTEMBER 2022

ASISTEN : RIZQI AFIFAH

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN KIMIA

LABORATORIUM KIMIA ANORGANIK

PURWOKERTO

2022
ALUMINIUM

I. TUJUAN
Mengtahui sifat-sifat logam aluminium dan senyawanya.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Aluminium diproduksi dalam jumlah besar dalam dunia industri.
Hal ini karena aluminium banyak digunakan atau dimanfaatkan orang.
Dalam proses pembuatan aluminium industri, terdiri dua tahapan.
Tahapan pertama tahapan pemurnian berhasil atau krolit yang
memanfaatkan sifat atmosfir dari aluminium oksida. Tahapan kedua
tahapan elektrolisi untuk memperoleh aluminium murni yang kemudian
melalui proses lebih lanjut. Aluminium dibuat dalam bentuk tertentu,
bebrapa kegunaan aluminium yaitu digunakan dalam konstruksu
pesawat dan mobil (Petrucci, 1987).
Aluminium merupakan logam berwarnaputih keperakan yang lunak.
Aluminium adalah unsur ketiga terbanyak yang ada di kulit bumi setelah
oksigen dan silikon. Jumlahnya 8,1% sampai 8,3% dari keseluruhan
massa kulit bumi, dan merupakan logam yang paling banyak ditemukan
di kulit bumi. Logam unsur aluminium (Al) dengan nomor atom 13,
merupakan konduktor yang baik. Aluminium juga diguanakan dalam
banyak hal, kebanyakan digunakan dalam pembuatan bingkai jendela
dan badan pesawat terbang. Dapat ditemukan di dalam rumah dalam
bentuk panci, botol minuman, tutup botol susu, dan melapisi lampu
mobildam compact disk (Keenan, 1986).
Nama aluminium diturunkan dari kata yang menunjuk pada senyawa
garam rangkap KAl(SO4)2.12H2O. Kata ini berasal dari bahasa latin
“alumen” yang berarti garam pahit oleh Humhry Davy. Logam dari
garam rangkap ini diusulkan dengan nama aluminium, dan kemudian
berubah menjadi aluminum. Aluminium memliki konfigurasi [Ne]3s 2
3p1 dan mempunyai tigkat oksidasi +3 dalam senyawanya. Logam
aluminium ini tahan terhadap korosi di udara karena reaksi antara logam
dan oksigen di udara akan menghasilkan oksidanya (Sugiarto, 2005).

2
Aluminium murni adalah logam lunak, tahan lama, ringan, dan dapat
ditempa dengan penampilan luar bervariasi abtara keperakan hingga
abu-abu. Aluminium memiliki berat sekitar satu pertiga baja, mdah
ditekuk, pemesiran, dicat, dan diekstrasi. Dibandingkan dengan
massanya aluminium memiliki kemampuan dibanding dengan tembaga.
Hanya saja aluminium yang dipadukan dengan tembaga akan kurang
tahan terhadap korosi karena fenomena pasivasi. Pasivasi merupakan
pembentukan lapisan pelindung akibat reaksi logam terhadap komponen
udara sehingga lapisan tersebut melindungi dalam logam korosit. Maka
akan terbentuk lapisan aluminium oksida untuk mencegah terjadi
oksidasi lebih jaun (Mulyono, 2009).
Alumunium adalah suatu unsur kimia yang terletak pada golongan
13 periode 3 dengan lambing Al dengan nomor atom 13. Alumunium
terbuat dari 66% bauksit dan 33% tanah liat. Alumunium merupakan
salah satu material yang sering digunakan sebagai bahan baku
sambungan untuk pengelasan friction stir welding (Renaldo,2019).
Alumunium merupakan logam ringan yang mempunyai ketahanan
korosi yang baik dan hantaran listrik yang baik dan sifat-sifat yang baik
lainnya sebagai sifat logam. Alumunium merupakan unsur kimia
golongan IIIA dalam sistem periodic unsur dengan nomor atom 13
dengan berat atom 26,98 gram permol. Struktur kristal alumunium
adalah struktur kristal FCC, sehingga alumunium tetap ulet meskipun
pada temperature yang sangat rendah. Keuletan yang tinggi dari
alumunium menyebabkan logam tersebut mudah dibentuk atau
mempunyai sifat mampu bentu yang baik (Ali,2016).
Alumunium bila terkena udara, objek-objek alumunium teroksidasi
pada permukaan, tetapi lapisan oksida ini melindungi objek dari oksida
lebih lanjut. Asam klorida (HCl) encer akan dengan mudah melarutkan
logam ini. Asam klorida pekat juga dapat melarutkan alumunium.
Pelarut lebih lambat dalam asam sulfat encer atau asam nitrat encer,
proses pelarutan dapat dipercepat dengan menambah merkurium II

3
klorida pada campuran. Alumunium bersifat ringan, kuat, reaktif,
konduktor panas, tahan korosi, dan tidak beracun (Svehla,1985).

4
III. METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat
Alat-alat yang digunakan pada praktikum aluminium adalah tabung
reaksi, gelas beker, kertas indikator universal, pembakar.
3.2 Bahan
Bahan-bahan yang dibutuhkan pada praktikum aluminium adalah
keping aluminium, serbuk aluminium, pita magnesium, asam
klorida encer, natrium hidroksida encer, larutan merkuri klorida,
aluminium oksida, magnesium oksida, larutan Al3+ 0,1M dan
larutan Mg2+ 0,1M.
3.3 Prosedur Percobaan
3.3.1 Percobaan Pertama
1. 2 keping logam Al dan pita Mg dimasukkan ke dalam
tabung reaksi yang berbeda.
2. Masing-masing tabung ditambahkan 5 mL HCl encer.
3. Jika 5 menit belum bereaksi, maka campuran
dipanaskan.
4. Amati reaksi kimia yang terjadi.
3.3.2 Percobaan Kedua
1. 2 keping logam Al dan pita Mg dimasukkan ke dalam
tabung reaksi yang berbeda.
2. Masing-masing tabung ditambahkan 5 mL NaOH
encer.
3. Jika 5 menit belum bereaksi, maka campuran
dipanaskan.
4. Amati reaksi kimia yang terjadi.
3.3.3 Percobaan Ketiga
1. Aluminium foil dimasukkan ke dalam gelas beker
yang berisi larutan HgCl2.
2. Aluminium foil dibiarkan beberapa menit dalam
larutan HgCl2.

5
3. Alumunium diangkat dan dicuci dengan aquades,
kemudian dikeringkan diudara.
4. Diamati aluminium foil yang dihasilkan.
3.3.4 Percobaan Keempat
1. larutan Al3+ 0,1M dan larutan Mg2+ 0,1M masing-
masing ditambah larutan NaOH.
2. Larutan tersebut ditambah NaOH berlebih.
3. pH dicek menggunakan kertas indikator.

3.4 Skema Kerja


(Terlampir)

6
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Syukrani. 2016. Uji Kinerja Bentuk Plat Aluinium Pada Alat Pengering
pakaian Menggunakan Energi Panas Matahari dengan Sistem Sirkulasi
Alam Kapasitas Ruangan 150M3. Jurnal Mekanova, 2,2.

Keenan, C.W. 1986. Kimia Untuk Universitas Jilid 2. Erlangga, Jakarta.

Meulyono. 2009. Kamus Kimia. Bumi Aksara, Jakarta.

Petrucci. 1987. Kimia Dasa Jilid II. Erlangga, Jakarta.

Renaldo, Deo. 2019. Pengaruh Kecepatan Tool pada Dissmilar Metal Aluminium
1100 dan 5052 Terhadap Kualitas Hasil Pengelasan Dengan Metode Ias
Gesek Puntir (Friction Stir Welding). Jurnal UNILA, 9, 34-36.

Sugiarto, H. Kristian. 2005. Kimia Anorganik I. JKA UNM, Malang.

Svehla. 1985. Analisi Anorganik Kualitatif Makro dan SemiMakro bagian I. PT


Kalman Media Pustaka. Jakarta.

7
Lampiran

Skema Kerja
3.4.1 Percobaan Pertama

2 keping logam Al Pita Mg

Ditambah 5 mL HCl encer.

Dipanaskan jika dalam 5 menit


belum bereaksi..

Diamati reaksi kimia yang terjadi.

Hasil

3.4.2 Percobaan Kedua

2 keping logam Al Pita Mg

Ditambah 5 mL NaOH encer.

Dipanaskan jika dalam 5 menit


belum bereaksi..

Diamati reaksi kimia yang terjadi.

Hasil

8
3.4.3 Percobaan Ketiga

Larutan HgCl₂ + Alumunium foil

Dibiarkan beberapa menit.

Dicuci alumunium foil dengan aquades.

Dikeringkan alumunium foil di udara.

Diamati alumunium foil yang


dihasilkan.

Hasil

3.4.4 Percobaan Keempat


Larutan Al³⁺ 0,1 M Larutan Mg²⁺ 0,1 M

Ditambah larutan NaOH dan


NaOH berlebih.

Dicek pH-nya dengan kertas


indikator.

Hasil

You might also like