You are on page 1of 66

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HIPERTENSI

DENGAN TERAPI AROMATHERAPY ROSE ESSENTIAL OIL


DI RSUD ARJAWINANGUN KABUPATEN CIREBON

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

Oleh:

SALFANI RAHMASARI
NIM. P2.06.20.2.21.010

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TASIKMALAYA
JURUSAN KEPERAWATAN TASIKMALAYA
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
2024

i
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HIPERTENSI
YANG DILAKUKAN TINDAKAN TERAPI AROMATHERAPY
ROSE ESSENTIAL OIL DI RSUD ARJAWINANGUN
KABUPATEN CIREBON

PROPOSAL KTI
Diajukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Ahli Madya Keperawatan
pada program Studi Keperawatan
Cirebon

Oleh :

SALFANI RAHMASARI
NIM. P2.06.20.2.21.010

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TASIKMALAYA
JURUSAN KEPERAWATAN TASIKMALAYA
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
2024

i
LEMBAR PERSETUJUAN

JUDUL : ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN


HIPERTENSI YANG DILAKUKAN TERAPI
AROMATERAPI ROSE ESSENTIAL OIL
PENYUSUN : SALFANI RAHMASARI
NIM : P2.06.20.22.1010

Karya Tulis Ilmiah ini telah diperiksa dan disetujui


Oleh Pembimbing untuk diujikan

Cirebon, Maret 2024

Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Agus Nurdin. SKep. Ns. MKep. Hj. Komarudin. SKep.Ns. MKep.


NIP. 197205142002121001 NIP. 196911271993121001

Mengetahui :
Ketua Program Studi D III Keperawatan

Edi Ruhmadi. Skep. Ns. M.Kes


NIP. 197012071993031001
LEMBAR PENGESAHAN

ii
JUDUL : ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
HIPERTENSI YANG DILAKUKAN TERAPI
AROMATERAPI ROSE ESSENTIAL OIL

PENYUSUN : SALFANI RAHMASARI


NIM. : P2.06.20.22.1010

Laporan studi kasus ini telah diujikan dan


dipertanggungjawabkan di hadapan Tim Penguji
pada tanggal Maret 2024

Penguji

Ketua Anggota Anggota

Agus Nurdin. SKep. Ns. HHj.Komarudin. .................................................


MKep. Skep.M.Kep ..........
NIP. 197205142002121001 NIP………………………
NNIP. ……….
196911271993121001

Mengetahui Mengesahkan
Ketua Jurusan Keperawatan Ketua Program Studi DIII
Tasikmalaya Keperawatan

Dudi Hartono. S.Kep.Ns.M.Kep Edi Ruhmadi. S.Kep. M.Kes


NIP. 197105121992031002 NIP. 197012071993031001

iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : SALFANI RAHMASARI


NIM : P2.06.20.22.1010
Program Studi : Prodi Keperawatan Cirebon
Judul KTI : GAMBARAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA
PASIEN HIPERTENSI YANG DILAKUKAN
TERAPI AROMATERAPI ROSE ESSENTIAL OIL

Menyataan dengan sebenarnya bahwa Karya Tulis yang saya susun ini
benar - benar hasil saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan
tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau
pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Karya Tulis Ilmiah


ini adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas
perbuatan tersebut.

Cirebon, Maret 2024

Yang Membuat Pernyataan,

SALFANI RAHMASARI
NIM. : P2.06.20.22.1010

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

iv
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : SALFANI RAHMASARI


NIM : P2.06.20.22.1010
Program Studi : Prodi Keperawatan Cirebon
Judul KTI : GAMBARAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
HIPERTENSI YANG DILAKUKAN TERAPI
AROMATERAPI ROSE ESSENTIAL OIL DI RSUD
ARJAWINANGUN KABUPATEN CIREBON

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa saya mengijinkan Proposal Karya Tulis


Ilmiah yang saya susun ini dipublikasikan untuk kepentingan akademis, baik
sebagian maupun keseluruhannya.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya, untuk dipergunakan


sebagaimana mestinya.

Cirebon, Maret 2024

Yang Membuat Pernyataan,

SALFANI RAHMASARI
NIM. : P2.06.20.22.1010

KATA PENGANTAR

v
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
karuniaNya, serta petunjukNya dan solawat serta salam kepada nabi besar nabi
Muhammad SAW. Atas berkat rahmat dan hidayah-`Nya, maka penulis dapat
menyelesaikan Proposal Karya Tulis Ilmiah dengan judul “ASUHAN
KEPERAWATAN PADA PASIEN HIPERTENSI DENGAN TERAPI
AROMATHERAPY ESSENTIAL OIL”. Dalam penyusunan Proposal Karya
Tulis Ilmiah ini tentunya tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Hj. Ani Radiati R, SPd., M Kes, selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Kementerian Kesehatan Tasikmalaya.
2. Dudi Hartono, S Kep, Ns, M Kep, selaku ketua Jurusan Keperawatan
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Tasikmalaya.
3. Edi Ruhmadi, S Kep, Ns, M Kes, selaku Ketua Program Studi D III
Keperawatan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Tasikmalaya
Wilayah Cirebon.
4. Agus Nurdin, S Kep, M Kep, selaku pembimbing yang telah sabar dalam
memberikan bimbingan serta pengarahan kepada penulis dalam
penyusunan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini.
5. Seluruh staf kependidikan dan dosen di lingkungan Jurusan Keperawatan
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Tasikmaya Wilayah Cirebon,
yang telah memberikan bantuan dan bimbingan selama penulis menjalani
perkuliahan.
6. Kepada kedua orang tua. Bapak Dirman dan Ibu Heti yang selalu
memberikan motivasi, semangat, dan selalu memberikan bimbingan serta
nasihat yang bermanfaat kepada penulis sehingga bisa sampai pada tahap
akhir ini sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dengan baik.
7. Kepada tante. Sariah S,Pd, yang selalu memberikan arahan, masukan,
semangat, dan bimbingan kepada penulis sehingga bisa menyelesaikan
tugas akhir dengan baik.

vi
8. Seluruh teman teman Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan
Kementerian Kesehatan Tasikmalaya wilayah Cirebon, khususnya keluarga
3A Keperawatan yang selalu memberikan dukungan dan senantiasa
bersama sama berjuang melewati suka duka perkuliahan. Semua pihak yang
tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah membantu dalam penulisan
Proposal Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini
masih jauh dari kesempurnaan. Hal ini tidak luput dari kekurangan maupun
keterbatasan dalam kemampuan, pengalaman, dan sumber literature yang
penulis miliki. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun guna perbaikan dimasa yang akan datang.

Cirebon, Maret 2024

Penulis

vii
DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM..................................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN..................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN.............................................iv
SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIS.............................................................................v
KATA PENGANTAR...........................................................................................vi
DAFTAR ISI.......................................................................................................viii
DAFTAR TABEL...................................................................................................x
DAFTAR BAGAN ................................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................xii
DAFTAR SINGKATAN.....................................................................................xiii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1.................................................................................................. Latar Belakang
1
1.2............................................................................................. Rumusan Masalah
4
1.3............................................................................................................. Tujuanw
4............................................................................................................................
1.3.1 Tujuan Umum...............................................................................................
1.3.2 Tujuan Khusus............................................................................................4
1.4 Manfaat Studi Kasus......................................................................................5
1.4.1 Manfaat Teoritis.......................................................................................5
1.4.2 Manfaat Praktik........................................................................................5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................6


2.1 Konsep Hipertensi............................................................................................6
2.1.1 Pengertian Hipertensi...................................................................................6

viii
2.1.2 Etiologi Hipertensi.......................................................................................6
2.1.3 Patofisiologi.................................................................................................8
2.1.4 Pathway......................................................................................................10
2.1.5 Manifestasi Klinik......................................................................................10
2.1.6 Klasifikasi Hipertensi.................................................................................11
2.1.7 Penatalaksanaan Hipertensi........................................................................12
2.2 Konsep Asuhan Keperawatan.......................................................................13
2.2.1 Pengkajian .................................................................................................13
2.2.2 Diagnosa Keperawatan...............................................................................16
2.2.3 Intervensi Keperawatan..............................................................................17
2.2.4 Implementasi Keperawatan........................................................................26
2.2.5 Evaluasi Keperawatan................................................................................26
2.3 Konsep Aromaterapi......................................................................................26
2.3.1 Definisi Aromaterapi Rose Essential Oil...................................................26
2.3.2 Tujuan Terapi Aromaterapi Rose Essential Oil.........................................27
2.3.3 Pengaruh Terapi Aromaterapi Rose Essential Oil.....................................27
2.4 Kerangka Teori..............................................................................................28
2.5 Kerangka Konsep...........................................................................................29

BAB III METODE KTI.......................................................................................30


3.1 Desain Karya Tulis Ilmiah...............................................................................30
3.2 Subjek Karya Tulis Ilmiah...............................................................................30
3.3 Definisi Operasional.........................................................................................30
3.4 Lokasi dan Waktu............................................................................................31
3.5 Prosedur Karya Tulis Ilmiah............................................................................32
3.6 Teknik Pengumpulan Data...............................................................................32
3.7 Instrumen Pengumpulan Data..........................................................................33
3.8 Keabsahan Data ...............................................................................................33
3.9 Analisis Data ...................................................................................................34
3.10 Etika Penelitian..............................................................................................34

ix
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................35
LAMPIRAN..........................................................................................................38

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Klasifikasi Hipertensi


Tabel 2.2 Intervensi Keperawatan
Tabel 3.1 Definisi Operasional
Tabel 3.2 Waktu Penyusunan Penyusunan Karya Tulis Ilmiah

x
DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 : Pathway Hipertensi


Bagan 2.2 : Kerangka Teori
Bagan 2.3 : Kerangka Konsep

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : INFORMED CONSENT


Lampiran 2 : FORMAT DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN
Lampiran 3 :LEMBAR OBSERVASI
Lampiran 4 : STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) TERAPI
AROMATERAPI ROSE ESSENTIAL OIL
Lampiran 5 : LEMBAR KONSULTASI BIMBINGAN KTI
Lampiran 6 : DAFTAR RIWAYAT HIDUP

xii
DAFTAR SINGKATAN, ISTILAH

1. Rose Essential Oil : Minyak Mawar


2. Olfaktorius : Saraf yang berperan dalam indra penciuman untuk
mendeteksi aroma, wangi, atau bau
3. Sistem Limbik : Bagian otak yang sangat berperan dalam pembentukan
tingkah laku emosi
4. Hipotalamus : Kelenjar di otak yang mengontrol sistem hormon

xiii
xiv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hipertensi adalah suatu kondisi gangguan medis dimana tekanan darah

naik ke tingkat yang lebih tinggi. Kondisi ini menyebabkan terjadinya

serangan stroke, serangan jantung atau gagal jantung lebih tinggi dari kondisi

normal. Selain itu penderita hipertensi juga beresiko terhadap kesehatan

ginjalnya (Wicaksono,2015).

Peningkatan tekanan darah dapat dipengaruhi beberapa faktor

diantaranya faktor risiko yaitu faktor yang tidak bisa dikendalikan adalah

jenis kelamin, umur, keturunan (genetik), etnis sedangkan faktor yang dapat

dirubah atau dikendalikan adalah obesitas (kegemukan), kebiasaan merokok,

dan konsumsi garam berlebih (Black & Hawks, 2014).

World Health Organization (2018) menunjukan kawasan Asia

Tenggara termasuk lima urutan penyumbang tertinggi pasien hipertensi

dengan jumlah 25% penduduknya mengalami hipertensi. Pada tahun 2020

terdapat 1,56 miliar orang usia dewasa menderita penyakit dengan hipertensi.

Setiap tahunnya diseluruh dunia hipertensi hampir membunuh sekitar 8

miliyar orang dan dengan jumlah 1,5 juta orang setiap tahun dikawasan Asia

Timur-Selatan (WHO, 2018).

Prevalensi hipertensi menurut Riskesdas 2018 menyatakan

berdasarkan hasil pengukuran penduduk usia >18 tahun sebesar 34,1 %

tertinggi di Kalimantan Selatan 44,1%, sedangkan terendah di Papua sebesar

1
22,2% . Jumlah kasus hipertensi di Indonesia sebesar 63.309.620 orang dan

angka kematian akibat hipertensi dengan jumlah 427.218. Hipertensi terjadi

pada kelompok umur 31- 44 tahun dengan jumlah persentase 31,6 % , umur

45 – 54 tahun dengan jumlah persentase 45, 3 % , umur 55 – 64 tahun jumlah

presentase 55, 2 % . Diketahui prevalensi hipertensi 34,1 % bahwa sebesar

8,8 % terdiagnosis hipertensi dan 13, 3 % terdiagnosis hipertensi tidak

minum obat dan 32,3 % tidak rutin minum obat.

Kabupaten Cirebon merupakan salah satu wilayah di Jawa Barat yang

memiliki angka prevalensi hipertensi yang terus meningkat hingga mencapai

634.074 orang pada tahun 2021 (Dinkes RI, 2021). Sedangkan menurut data

BPS Jabar, tahun 2022 prevalensi hipertensi di Kabupaten Cirebon mencapai

80,72% (BPSc,2022).

Hipertensi jika tidak dilakukan penanganan dengan baik dapat

menyebabkan timbulnya komplikasi seperti, penyakit stroke, penyakit

jantung koroner, diabetes, gagal ginjal dan kebutaan. Dampak adanya

komplikasi hipertensi yaitu kerusakan organ target yang tergantung pada

besarnya peningkatan tekanan darah dan lamanya kondisi tekanan darah yang

tidak terdiagnosis dan tidak di obati. Organ tubuh yang menjadi target

kerusakan diantaranya otak, mata, jantung, ginjal, dan juga dapat berakibat

pada pembuluh darah arteri perifer (Emiliana N,dkk. 2021).

Mengatasi penyakit hipertensi dapat dilakukan dengan cara terapi

farmakologi dan terapi non farmakologi. Terapi farmakologi itu sendiri dapat

berupa obat-obatan, sedangkan alternatif non farmakologi untuk menurunkan

2
tekanan darah salah satunya adalah menggunakan aromaterapi. Aromaterapi

rose essential oil dapat digunakan sebagai aromaterapi yang dapat

menenangkan pikiran. Selain itu aromaterapi rose essential oil dapat

membantu melawan depresi dan gangguan tidur dan dapat melancarkan

peredaran darah . Aromaterapi dengan menggunakan rose essential oil dapat

menurunkan tekanan darah dan detak jantung pada seseorang yang

mengalami hipertensi ringan (W Wahyuni, 2020).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Wulan dkk(2018), frekuensi

tekanan darah pada pasien hipertensi sebelum diberikan intervensi

aromaterapi diperoleh nilai rata-rata tekanan darah systole sebesar 164,70

mmHg dan tekanan darah diastole sebesar 90,3 mmHg sedangkan setelah

diberikan intervensi aromaterapi diperoleh nilai rata-rata tekanan darah

systole sebesar 157,30 mmHg dan tekanan darah diastole sebesar 92,18

mmHg. Temuan selanjutnya oleh Saparudin dkk (2020) hasil penelitian

menunjukan tekanan darah sistolik sebelum dilakukan intervensi pemberian

aromaterapi rose essential oil didapatkan rata-rata 155,19 mmHg, sesudah

intervensi 146,31. Ada selisih penurunan tekanan darah sistolik sebelum dan

sesudah dilakukan intervensi arromaterapi rose essential oil sebesar 9 mmHg.

Tekanan darah rata -rata diastolic sebelum diberikan terapi aromaterapi rose

essential oil adalah 96,44 mmHg, setelah diberikan intervensi menjadi 90,25

mmHg. Selisih penurunan tekanan darah diastolic sebelum dan sesudah

dilakukan intervensi aromaterapi rose essential oil adalah sebesar 6 mmHg.

Sedangkan hasil penelitian menurut Mahendra,dkk (2021) setelah dilakukan

3
penerapan aroma terapi minyak mawar dapat menurunkan tekanan darah

pada pasien hipertensi.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimanakah gambaran asuhan keperawatan pada pasien dengan hipertensi

yang dilakukan terapi aromatherapy rose essential oil?.

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan ini meliputi dua hal yaitu tujuan umum dan tujuan khusus:

1.3.1. Tujuan Umum

Setelah melaksanakan studi kasus penulis mampu melakukan

asuhan keperawatan pada pasien hipertensi yang dilakukan tindakan terapi

aromatherapy rose essential oil.

1.3.2. Tujuan Khusus

a. Menggambarkan tahapan proses keperawatan pada pasien hipertensi

yang dilakukan tindakan terapi aromatherapy rose essential oil.

b. Menggambarkan pelaksanaan tindakan terapi aromatherapy rose

essential oil pada pasien hipertensi.

c. Menggambarkan respon atau perubahan pada pasien hipertensi yang

dilakukan tindakan terapi aromatherapy rose essential oil.

d. Menganalisis kesenjangan pada kedua pasien hipertensi yang

dilakukan tindakan terapi aromatherapy rose essential oil.

4
1.4 Manfaat Studi Kasus
1.4.1 Manfaat Teoritis

Menambah pengetahuan mengenai asuhan keperawatan pada klien

dengan gangguan sistem kardiovaskular : hipertensi.

1.4.2 Manfaat Praktis

1.4.2.1 Bagi Penulis

Memberikan wawasan dan ilmu serta pemahaman pada penulis

dalam memberikan dan menyusun penatalaksanaan asuhan keperawatan

pada klien dengan hipertensi.

1.4.2.2 Bagi Klien

Diharapkan dapat bermanfaat bagi klien untuk menambah

wawasan dalam pengelolaan serta penerapan tindakan aromatherapy rose

essential oil untuk mengatasi hipertensi.

1.4.2.3 Bagi Rumah Sakit

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan

informasi tambahan bagi perawat di rumah sakit dalam menerapkan

askep hipertensi.

1.4.2.4 Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan dapat digunakan untuk bahan referensi dalam proses

belajar mengajar, terutama dalam Ilmu Keperawatan Medikal Bedah,

tentang asuhan keperawatan pada pasien hipertensi dengan tindakan

aromatherapy rose essential oil, khususnya mahasiswa Poltekkes

Kemenkes Tasikmalaya.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Penyakit Hipertensi

2.1.1 Definisi Hipertensi

Menurut WHO (World Health Organization) hipertensi adalah tekanan

darah sistolik diatas 140 mmHg dan tekanan darah diastolik diatas 90 mmHg.

Menurut Sakinah et al.,2020., Harsismanto et al.,2020 (dalam Fernalia,

dkk.2021). Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah yang melebihi tekanan

darah normal seperti yang telah disepakati oleh para ahli >140/90 mmHg.

Menurut Sudoyono (dalam Reny Yuli Aspiani,2014).

Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan

sistoliknya diatas 140 mmHg dan diastoliknya diatas 90 mmHg. Sementara

tekanan darah normal dengan sistoliknya 110-140 mmHg dan diastoliknya 70-

90 mmHg (Agustin T,2015).

2.1.2 Etiologi Hipertensi


Hipertensi atau tekanan darah tinggi dapat dipengaruhi oleh 2 faktor

yaitu diantaranya faktor genetik dan lingkungan. faktor itu sendiri dibagi

menjadi faktor risiko yang tidak dapat dirubah dan faktor risiko yang dapat

dirubah.

a. Faktor Risiko Hipertensi yang Tidak Dapat Diubah

1. Riwayat Keluarga

Jika individu mempunyai riwayat keluarga hipertensi, maka individu

tersebut berisiko tinggi terkena penyakit hipertensi. Karena faktor genetik

sangat mempengaruhi terjadinya hipertensi.

6
2. Usia

Saat bertambahnya usia terutama usia lanjut, pembuluh darah akan

mengalami penebalan dan menjadi kaku. Perubahan seperti ini berisiko

terjadinya hipertensi.

3. Jenis Kelamin

Laki – laki cenderung mengalami hipertensi di usia dibawah umur 55

tahun sedangkan wanita yang lebih sering mengalami hipertensi terjadi

pada fase menopause, karena wanita yang sebelumnya memiliki tekanan

darah normal berisiko mengalami hipertensi dikarenakan perubahan

hormonal tubuh.

b. Faktor Risiko Hipertensi yang Dapat Dirubah

Faktor risiko hipertensi yang dapat dirubah diantaranya:

1. Pola makan tidak sehat

Kebiasaan mengonsumsi makanan yang tidak sehat seperti memakan

makanan rendah serat dan tinggi lemak jenuh dapat berisiko mengalami

hipertensi.

2. Kurangnya aktivitas fisik

Kurangnya aktivitas fisik dapat mengakibatkan hipertensi dikarenakan

bertambahnya berat badan yang jarang berolahraga.

3. Kegemukan

Secara definisi obesitas merupakan kondisi dimana tingginya jumlah total

lemak didalam tubuh >20 persen dibanding berat badan ideal. Kelebihan

7
jumlah lemak dalam tubuh akan berdampak juga dengan tingginya jumlah

kolestrol dan trigliserida dalam darah, yang mengakibatkan berisiko

terjadinya hipertensi.

4. Merokok

Nikotin yang terkandung dalam rokok dapat meningkatkan tekanan

darah,sedangkan karbon monoksida dapat mengurangi jumlah oksigen

yang dibawah kedalam darah. Selain itu merokok juga dapat merusak

jantung dan pembuluh darah sehingga berisiko terkena terjadinya

hipertensi.

5. Stres

Saat terjadinya stres dapat mengalami perubahan pola makan, seperti

malas beraktivitas, jika stres datang biasanya mengalihkan dengan cara

merokok dan mengonsumsi alkohol kebiasaan seperti itulah yang dapat

mengakibatkan hipertensi.

2.1.3 Patofisiologi

Hipertensi disebabkan oleh beberapa faktor seperti umur, jenis kelamin,

gaya hidup serta obesitas. Hipertensi dapat mengakibatkan perubahan struktur

dan situasi. Perubahan struktur diakibatkan oleh rusaknya vaskuler pembuluh

darah dan mengakibatkan penyumbatan pembuluh darah sehingga menyebabkan

vasokontriksi dan gangguan sirkulasi. Gangguan sirkulasi diotak dapat

menyebabkan suplai oksigen otak menurun dan dapat diangkat masalah

keperawatan risiko perfusi serebral tidak efektif. Berkurangnya suplai oksigen

diotak menyebabkan resistensi pembuluh darah otak naik yang mengakibatkan

8
nyeri kepala maka dapat diangkat masalah keperawatan dengan nyeri akut

(Nurarif dan Kusuma, 2015).

Pasien hipertensi mengalami peningkatan tekanan darah yang dapat

menyebabkan kerja jantung meningkat. Jika tekanan darah arteri tinggi, maka

jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa darah kesirkulasi.

Vasokontriksi perifer dapat meningkatkan afterload dan menyebabkan otot

jantung tidak meregang dengan sempurna sehingga ejeksinya tidak efektif

karena terjadi peningkatan resistensi terhadap ejeksi ventrikel kiri. Untuk

meningkatkan kekuatan kontraksi jantung, Ventrikel kiri mengalami hipertrofi

sehingga kebutuhan oksigen dan beban kerja jantung meningkat. Namun dilatasi

dan kegagalan jantung dapat terjadi apabila hipertrofi tidak mampu

mempertahankan curah jantung yang memadai sehingga timbul masalah

keperawatan yaitu penurunan curah jantung. Pasien dengan hipertensi dapat

mengalami penurunan curah jantung yang menyebabkan kelemahan dan

intoleransi aktivitas. Hal ini dapat mengganggu kemampuan pasien untuk

melakukan aktivitas sehari – hari (Kowalak dalam KholidPenderita hipertensi

mengalami perubahan situasi karena kurangnya informasi yang didapat.

Minimnya informasi akan mempengaruhi perawatan pada penyakit dan

menyebabkan masalah deficit pengetahuan. Kurangnya pengetahuan dapat

menimbulkan masalah ansietas pada pasien yang merasa cemas tentang penyakit

yang diderita (Nurarif dan Kusuma, 2015)

9
2.1.4 Pathway

2.1 Pathway Hipertensi

Sumber: (Nurarif, 2015)

10
2.1.5 Manifestasi Klinik

Adapun tanda dan gejala hipertensi yaitu:

a. Tidak ada gejala

Hipertensi dapat tidak menunjukan gejala yang spesifik dan hanya dapat

dideteksi melalui pemeriksaan tekanan darah oleh dokter. Oleh karena itu,

hipertensi arterial tidak dapat terdiagnosis tanpa pengukuran tekanan

arteri.

b. Gejala yang lazim

Hipertensi sering disertai dengan gejala seperti nyeri kepala dan

kelelahan. Gejala ini dialami oleh kebanyakan pasien yang mencari

pertolongan medis.

Pasien dengan hipertensi dapat mengalami berbagai gejala seperti : sakit

kepala, lemas, kelelahan, sesak nafas, gelisah, mual, muntah, epistaksis,

dan kesadaran menurun.

2.1.6 Klasifikasi Hipertensi


Menurut Miciko U, Et al. (2020). Klasifikasi hipertensi usia dewasa >18

tahun sebagai berikut:

Tabel 2.1.6 Klasifikasi Hipertensi

Kategori TD Sistolik (mmHg) Td Diastolik


(mmHg)
Optimal <120 <80
Normal <130 <85
Tinggi - Normal 130-139 85-89
Hipertensi

Derajat 1 140-159 90-99


Derajat 2 160-179 100-109
Derajat 3 180 >110

11
2.1.7 Komplikasi Hipertensi
Penyakit hipertensi ini menyebabkan jenis penyakit lainnya yaitu: penyakit

pembuluh darah : Atelosklerosis (pengerasan pembuluh darah) dan stroke,

penyakit gagal ginjal kronis, penyakit jantung : hipertrofi ventrikel kiri

(pembesaran jantung), gagal jantung, retinopati, dan penyakit jantung

iskemik (Miciko U, et al. 2020).

2.1.8 Penatalaksanaan

Penatalaksanaan hipertensi dapat dibagi menjadi 2 yaitu:

a. Farmakologi

Terapi ini biasanya menggunakan obat obatan meliputi:

1. Hipertensi derajat 1 (TD sistolik 140-159 mmHg atau TD diastolik 90-

99 mmHg) : Diberikan Diuretik gol Thiazide atau penghambat EKA,

ARB, penyekat beta antagonis Ca.

2. Hipertensi derajat 2 (TD sistolik > 160 mmHg atau diastolik >

mmHg) : Diberikan 2 kombinasi macam obat yaitu diuretik gol

thiazide dan penghambat EKA, atau ARB atau penyekat beta

anatagonis atau antagonis Ca

3. Hipertensi indikasi khusus : obat anti hipertensi lainnya (diuretik,

penghambat EKA, penyakit beta antagonis Ca sesuai yang diperlukan).

b. Non Farmakologi

Berbeda dengan terapi farmakologi terapi ini dapat dilakukan dengan cara

mengubah pola hidup sehat seperti:

12
1. Berhenti merokok

2. Pertahankan gaya hidup sehat

3. Rileks dan mengendalikan stres

4. Diet garam serta pengendalian berat badan

5. Periksa tekanan darah secara teratur.

2.2 Konsep Asuhan Keperawatan

2.2.1 Pengkajian Keperawatan

Tahap dalam melakukan awal proses keperawatan adalah pengkajian yaitu

mengumpulkan data secara sistematis dari beberapa sumber untuk

mengidendifikasi dan evaluasi keadaan klien. Dalam pengumpulan data

digunakan dengan tahap wawancara untuk mendapatkan data subjektif dan

data objektif dilakukan dengan pemeriksaan fisik.

2.2.1.1 Identitas Pasien

Data identitas pasien berisi nama, tanggal masuk rumah sakit, umur, jenis

kelamin, agama, suku atau bangsa, status perkawinan, pedidikan,

pekerjaan, alamat, tanggal pengkajian dan diagnosis medis klien (Tim

Pokja SDKI DPP PPNI, 2017).

2.2.1.2 Riwayat Kesehatan

a.Keluhan utama: keluhan yang dirasakan pasien pada saat dilakukan

pengkajian. Keluhan hipertensi biasanya bermula dari nyeri kepala yang

disebabkan oleh peningkatan tekanan aliran darah ke otak.

13
b. Riwayat kesehatan sekarang: gejala gejala yang muncul selama

pengkajian, seperti pusing, jantung berdebar debar, cepat lelah, palpitasi,

kelainan pembuluh retina, dan vertigo.

c.Riwayat kesehatan dahulu: berdasarkan penyebab hipertensi dibagi

menjadi 2 golongan berdasarkan penyebabnya. Seperti genetik,

lingkungan, obesitas, usia dan usia. Golongan pertama hipertensi primer

yang tidak diketahui penyebabnya. Hipertensi sekunder dapat

disebabkan oleh beberapa faktor seperti penyakit ginjal, dll. Hal ini

bahwa hipertensi tidak hanya disebabkan faktor genetik, tetapi juga

dapat dipicu oleh kondisi medis tertentu.

d. Riwayat kesehatan keluarga: penyakit hipertensi dipengaruhi oleh

faktor keturunan, dimana anak yang memiliki orang tua dengan riwayat

hipertensi memiliki risiko yang lebih tinggi untuk menderita penyakit

tersebut. (Nurarif, 2015).

2.2.1.3 Pemeriksaan Tanda Tanda Vital

Cara untuk memantau kondisi klien dan mengevaluasi respon klien. Tanda

– tanda vital meliputi: pemeriksaan suhu tubuh, pemeriksaan denyut nadi,

pemeriksaan pernafasan, dan tekanan darah (Agus Sulistyowati,

S.Kep.Ns., MNS, 2018)

14
2.2.1.4 Pemeriksaan Fisik

a.Sistem Penglihatan

Hipertensi biasanya adanya gangguan pada penglihatan seperti:

penglihatan menurun, kehilangan daya liat sebagian (kebutaan

monokuler), penglihatan ganda atau gangguan lain.

b. Sistem Integumen :Turgor kulit, udem, distribusi rambut, adanya

lesi atau tidak

c.Sistem Penciuman : Adanya gangguan pada sistem penciuman, adanya

hambatan jalan nafas.

d. Sistem Pernafasan : Adanya hambatan pada jalan nafas, terdengar

suara nafas ronkhi.

e.Sistem Kardiovaskular

Perubahan EKG, terdapat penyakit jantung infark miokard, nadi,

frekuensi bervariasi (adanya ketidakstabilan fungsi dan kondisi jantung),

penyakit jantung vaskuler atau rematik.

f. Sistem Gastrointestinal :Tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi,

ketidakmampuan mengunyah, dan menelan.

g. Sistem Perkemihan : Adanya gangguan pada sistem berkemih

seperti inkontinensia.

h. Sistem Muskuloskeletal : Mengkaji kekuatan otot dan tonus otot

klien hipertensi merasa kesulitan saat melakukan aktivitas karena

kesemutan, kelemahan atau kebas.

15
i. Sistem Neurologi

Nervus I olfaktori (penciuman), Nervus II optic (penglihatan), Nervus III

oculomotor (pergerakan mata, dilatasi pupil), Nervus IV trokhklear

(Gerakan bola mata atas dan bawah), Nervus V trigeminal (sensori

wajah, penggerak otot rahang), Nervus VI abdusen (gerak mata

menyamping), Nervus VII facial (ekspresi wajah dan pengecapan),

Nervus VIII auditori, Nervus IX glosofaringeal (kemampuan menelan,

gerak lidah), Nervus X vagus (Gerakan pita suara & faring), Nervus XI

asesori (gerakan bahu dan kepala), Nervus XII hipoglosal (Hadinata,

Dian & Abdillah, 2018).

2.2.2 Diagnosa Keperawatan

Diagnosis keperawatan merupakan penilaian terhadap respon

individu, keluarga, atau komunitas terhadap masalah kesehatan pada risiko

masalah kesehatan dalam proses kehidupan. Diagnosis keperawatan adalah

bagian vital untuk menentukan asuhan keperawatan yang tepat untuk

membantu klien agar mencapai kesehatan yang lebih optimal (Tim Pokja

SDKI DPP PPNI, 2017). Menurut Nurarif (2015) masalah pada pasien

hipertensi yaitu:

a. Penurunan curah jantung

b. Nyeri akut

c. Risiko perfusi serebal tidak efektif

d. Defisit pengetahuan

e. Intoleransi aktivitas

16
2.2.3 Perencanaan Keperawatan

Perencanaan keperawatan adalah sebuah petunjuk yang dapat

melihat gambaran secara akurat dan tepat mengenai rencana tindakan yang

akan dilakukan ke klien sesuai dengan kebutuhan kien dan sesuai diagnosa

keperawatan yang sudah dirumuskan (Budiono & Pertami, 2015)

Rencana keperawatan merupakan langkah dalam melakukan

keperawatan sehingga dapat menjadi rujukan untuk melakukan tindakan

keperawatan saat menyelesaikan masalah gangguan kesehatan klien.

17
Tabel 2.2.3 Intervensi Keperawatan

Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional


(1) (2) (3) (4)
1. Risiko penurunan curah TUM : Perawatan Jantung (L02075)
jantung berhubungan
Setelah dilakukan tindakan Observasi Observasi :
dengan perubahan afterload,
keperawatan 3x24 jam risiko
perubahan preload, 1. Monitor tekanan darah 1. Untuk mengetahui tekanan
penurunan curah jantung tidak
perubahan vasokontriksi 2. Monitor saturasi oksigen darah
terjadi
dibuktikan dengan : 3. Periksa tekanan darah dan 2. Untuk membantu
TUK :
DS : frekuensi nadi sebelum dan menegakkan diagnosa
1. Pasien tampak lelah Setelah dilakukan Tindakan sesudah aktivitas 3. Mengetahui tekanan darah
(perubahan preload) keperawatan diharapkan curah 4. Periksa tekanan darah dan dan frekuensi nadi sebelum
2. Pasien tampak sesak jantung meningkat, dengan frekuensi nadi sebelum dan sesudah aktivitas
(perubahan afterload) kriteria hasil : pemberian obat (mis. beta 4. Mengetahui tekanan darah
DO : 1. Kekuatan nadi perifer blocker, ACE inhibitor). dan frekuensi nadi sebelum
1. Tekanan darah meningkat (60-100x/ menit) pemberian obat.
meningkat 2. Pasien tidak mengatakan
2. Nadi perifer teraba lelah Terapeutik Terapeutik
lemah 3. Tekanan darah membaik 1. Posisikan pasien semi 1. Agar posisi pasien
3. Sianosis (120/80 mmHg) fowler nyaman
2. Fasilitasi pasien dan 2. Agar pasien tetap dalam
keluarga untuk lingkup yang sehat
3. Agar pasien tenang dan
rileks

18
(3)
(2) (4)
3. memodifikasi gaya
(1) hidup sehat 4. Terapi aromaterapi rose
4. Berikan terapi relaksasi essential oil dapat
aromaterapi rose berpengaruh terhadap
essential oil untuk tekanan darah
menurunkan tekanan
darah
Edukasi
1. Anjurkan beraktivitas Edukasi
fisik sesuai toleransi 1. Mencegah risiko jatuh
2. Anjurkan beraktivitas 2. Mencegah risiko jatuh
fisik secara bertahap 3. Untuk mencegah
3. Anjurkan berhenti komplikasi
merokok
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian Kolaborasi
antiaritmia jika perllu 1. Antiaritmia adalah obat
yang digunakan untuk
menangani kondisi
aritmia
4. Nyeri akut berhubungan TUM :
dengan peningkatan tekanan
Setelah dilakukan tindakan
vaskuler serebral
keperawatan 3x24 jam nyeri
DS :
akut teratasi
1. Pasien mengeluh nyeri
tengkuk dan nyeri kepala,

19
pusing
(1)
(2) (3) (4)
DO : TUK : Manajemen Nyeri (L08238) Observasi
1. Pasien tampak meringis
Setelah dilakukan tindakan Observasi 1. Mengetahui penyebab
2. Pasien tampak gelisah
keperawatan diharapkan nyeri dan menentukan
3. Frekuensi nadi meningkat 1. Identifikasi lokasi,
tingkat nyeri menurun, dengan Tindakan manajemen nyeri
4. Pasien sulit tidur karakteristik, durasi,
kriteria hasil : 2. Mengetahui tingkat nyeri
5. Tekanan darah meningkat frekuensi, kualitas intensitas
1. Pasien tidak mengatakan pasien
nyeri
nyeri tengkuk dan kepala 3. Mengetahui
2. Identifikasi skala nyeri
(skala 0) ketidaknyamanan pasien
3. Identifikasi respon nyeri non
2. Pasien tidak tampak terhadap nyeri
verbal
meringis 4. Mengetahui faktor yang
4. Identifikasi factor yang
3. Tekanan darah membaik meperberat nyeri dan
memperberat nyeri dan
4. Pasien tidak tampak gelisah memperingan nyeri pasien
memperingan nyeri
5. Mengetahui efek samping
5. Monitor efek samping
obat analgetik yang
penggunaan analgetic
diberikan

Terapeutik
Terapeutik
1. Pemberian aromaterapi
1. Berikan teknik non
dapat menurunkan skala
farmakologis untuk
nyeri
mengurangi rasa nyeri
2. Lingkungan berpengaruh
2. kontrol lingkungan
terhadap nyeri yang
dirasakan

20
(2) (4)
(1) (3)
Edukasi
Edukasi 1. Mengetahui
1. Jelaskan periode, karakteristik nyeri
penyebab dan pemicu 2. Mengetahui
nyeri karakteristik nyeri
2. Anjurkan memonitor 3. Menggunakan
nyeri secara mandiri analgetik yang tepat
3. Anjurkan dapat mempengaruhi
menggunakan nyeri
analgetik secarra tepat 4. Untuk mengurangi
4. Ajarkan teknik non nyeri
farmakologis untuk
mengurangi nyeri
Kolaborasi
Kolaborasi 1. Obat analgesik adalah
1. Kolaborasi pemberian obat untuk meredakan
analgesik nyeri
2. Risiko perfusi serebral tidak TUM : Manajemen Peningkatan Observasi
Tekanan Intrakranial
efektif berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan 1. Mengetahui tanda
(I.09325)
keperawatan 3x24 jam tidak gejala peningkatan TIK
hipertensi dibuktikan Observasi
mengalami risiko perfusi (mis. tekanan darah
1. Monitor tanda gejala
dengan serebral tidak efektif meningkat, tekanan
peningkatan TIK
TUK : nadi melebar,
DS : (mis.tekanan darah
bradikardi, dll)
Setelah dilakukan tindakan meningkat, tekanan
1. Pasien mengatakan

21
sakit kepala keperawatan perfusi serebral
(1) (2) (3) (4)

2. Pasien tampak gelisah meningkat, Dengan kriteria nadi melebar, 2. Untuk mengetahui
DO : hasil : bradikardia, pola nafas MAP (Mean Arterial
1. Sakit kepala menurun 2. irregular, kesadaran Pressure)
1. Tekanan darah
2. Gelisah menurun menurun) 3. Untuk mengetahui
meningkat
3. Tekanan darah 3. Monitor MAP (Mean status pernafasan
2. Tekanan nadi
sistolik/diastolik Arterial Pressure)
meningkat
membaik 4. Monitor status
3. Pola nafas irregular
pernafasan
Terapeutik Terapeutik
1. Minimalkan stimulus 1. Untuk memberikan
dengan menyediakan rasa nyaman dan
lingkungan yang tenang
tenang 2. Agar pasien nyaman
2. Berikan posisi 3. Agar suhu pasien tetap
semifowler normal
3. Pertahankan suhu
tubuh normal
Kolaborasi Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian 1. Obat antikonvulsan
sedasi dan adalah obat yang
antikonvulsan, jika digunakan untuk
perlu menangani kejang
3. Defisit pengetahuan TUM : Observasi
berhubungan dengan kurang
Setelah dilakukan tindakan 1. Agar pasien siap dan
terpapar informasi
keperawatan 3x24 jam tidak mengoptimalkan

22
dibuktikan dengan : terjadi defisit pengetahuan menerima informasi
(1) (2) (3) (4)

DS : TUK : Edukasi Pengetahuan 2. Mengetahui faktor


1. Pasien menanyakan Setelah dilakukan tindakan (L.1283) faktor yang dapat
masalah yang dihadapi keperawatan tingkat Observasi meningkatkan perilaku
DO : pengetahuan membaik dengan 1. Identifikasi kesiapan dan hidup bersih, dan sehat
1. Pasien menunjukkan kriteria hasil : kemampuan menerima
persepsi yang keliru 1. Perilaku pasien sesuai yang informasi
terhadap masalah dianjurkan 2. Identifikasi faktor faktor
2. Pasien menunjukan 2. Pasien minat dalam belajar yang dapat meningkatkan
perilaku tidak sesuai 3. Perilaku pasien sesuai dan menurunkan motivasi
anjuran dengan pengetahuan perilaku hidup bersih dan
3. Pasien menjalani sehat
pemeriksaan tidak tepat
Terapeutik Terapeutik
1. Sediakan materi dan 1. Supaya penyampaian
media pendidikan materi lebih mudah
2. Jadwalkan pendidikan 2. Menjadwalkan
Kesehatan kesepakatan agar tidak
3. Berikan kesempatan untuk mengganggu aktivitas
bertanya 3. Untuk mengetahui
pengetahuan pasien

Edukasi Edukasi
1. Ajarkan perilaku hidup 1. Sebagai pengetahuan
bersih dan sehat pasien
2. Ajarkan strategi yang 2. Meminimalisir

23
dapat digunakan untuk komplikasi yang terjadi
(1) (2) (3) (4)

meningkatkan perilaku 3.Mengoptimalkan


hidup bersih dan sehat pencapaian keluarga
sehat
4. Intolerasi aktivitas TUM : Manajemen Energi Observasi
berhubungan dengan (L.05178)
Setelah dilakukan tindakan 1. Mengetahui akibat
kelemahan, Observasi
keperawatan selama 3x24 jam kelelahan
ketidakseimbangan suplai 1. Identifikasi gangguan
diharapkan tidak terjadi 2. Mengetahui tingkat
dan kebutuhan tubuh yang
intoleransi aktivitas kelelahan fisik dan
oksigendibuktikan dengan mengakibatkan
emosional pasien
kelelahan
3. Untuk mengetahui pola
DS : 2. Monitor kelelahan fisik
TUK : tidur pasien
1. Pasien mengeluh lelah dan emosional
4. Untuk mengetahui
2. Merasa tidak nyaman saat Setelah dilakukan tindakan 3. Monitor pola tidur
lokasi
aktivitas keperawatan diharapkan 4. Monitor lokasi dan
ketidaknyamanan
3. Pasien merasa lemah tingkat toleransi aktivitas ketidaknyamanan
pasien
DO : meningkat. Dengan kriteria selama melakukan
1. Tekanan darah berubah hasil : aktivitas
>20% dari kondisi istirahat 1. Pasien mengatakan
Terapeutik
2. Sianosis mudah dalam Terapeutik
1. Agar pasien nyaman
melakukan aktivitas 1. Sediakan lingkungan
2. Untuk melatih masa
meningkat yang nyaman dan
otot pasien
2. Pasien tidak rendah stimulus
3. Untuk melatih
mengatakan Lelah 2. Lakukan latihan
mobilisasikan
3. Tekanan darah (120/80 rentang gerak
mmHg) pasif/aktif

24
(1) (2) (3) (4)

4. Frekuensi nadi (60- 3. Fasilitasi duduk disisi


100x/menit) tempat tidur, jika tidak
5. Frekuensi nafas (12- dapat berpindah
20x/ menit)
Edukasi Edukasi
1. Anjurkan tirah baring 1. Agar pasien nyaman
2. Anjurkan aktivitas fisik 2. Untuk menunjang
secara bertahap kebutuhan pasien
3. Anjurkan 3. Perawat dapat
menghubungi perawat mengkaji
jika tanda dan gejala merencanakan tindakan
kelelahan tidak selanjutnya
berkurang

Kolaborasi Kolaborasi
1. Kolaborasi dengan ahli 1. Untuk mempercepat
gizi tentang cara kesembuhan pasien
meningkatkan asupan
makanan

25
2.2.4 Implementasi Keperawatan

Implementasi keperawatan merupakan tahapan dalam Tindakan

pelaksanaan intervensi keperawatan yang keseluruhan rencana asuhan

keperawatan karena tidak semua rencana intervensi keperawatan yang telah

disusun pada tahap sebelumnya, dilakukan oleh perawat (Toney – Butter TJ,

2023).

2.2.5 Evaluasi Keperawatan

Tahapan akhir proses keperawatan merupakan proses untuk mengukur

keberhasilan dari proses tindakan keperawatan yang telah dilakukan oleh klien.

Dalam melakukan proses keperawatan untuk membandingkan ketepatan antara

tujuan intervensi mengenai respon yang telah dilakukan kepada klien. Kemudian,

evaluasi digunakan sebagai penjaminan kualitas pelayanan terhadap klien.

2.3 Konsep Aromaterapi

2.3.1 Definisi Aromaterapi Rose Essential oil

Cara alternatif yang digunakan untuk menurunkan tekanan darah yaitu

dengan menggunakan aromaterapi melalui inhalasi atau menghirup aromaterapi

tersebut dengan indra penciuman karena memiliki sensori kepekaan yang tajam.

Aromaterapi adalah cara alternatif yang dapat menurunkan tekanan darah dengan

bahan minyak atau wangi - wangian yang berasal dari tumbuhan. Menurut

Hadibroto dan Alam dalam ( Saputra M Ridho Ari, dkk, 2015).

Terapi aromaterapi rose essential oil merupakan terapi dengan metode

inhalasi atau menghirup aromaterapi tersebut dengan hidung. Terapi rose essential

oil ini memiliki aroma yang khas yang terkandung dalam senyawa kimia yang

26
diterima oleh saraf penciuman yang digunakan sebagai relaksasi yang

melancarkan sirkulasi darah, mengurangi sakit kepala, dan menstabilkan tekanan

darah (Mukharomah M A Nur, dkk, 2023).

2.3.2 Tujuan Terapi Aromaterapi Rose Essential Oil

Aromaterapi mengandung efek sebagai relaksasi dan penyeimbang

sistem tubuh dapat meredakan seperti ketegangan emosional dan stres,

mempercepat nadi serta pernafasan, dan tekanan darah tinggi. Gelombang alfa

yang berada di otak memiliki frekuensi 8-12 Hz salah satu gelombang otak yang

aktif serta muncul pada saat relaksasi. Gelombang alfa aktif saat dalam kondisi

menghirup aromaterapi, gelombang tersebut dapat merilekskan tubuh sehingga

mengakibatkan berkurangnya vasodilatasi pembuluh darah sehingga dapat

menurunkan tekanan darah (Udani, G et al.2023).

Aromaterapi minyak mawar dapat merangsang sel saraf penciuman serta

dapat mempengaruhi system limbik sehingga meningkatkan perasaan yang rileks.

Saat aromaterapi dihirup maka akan disalurkan kedalam sistem penciuman

melalui cilia lalu diteruskan ke otak melalui olfaktorius. Semua impuls masuk

kedalam sistem limbik. Sistem limbik itu sendiri adalah bagian otak yang

berhubungan dengan emosi dan suasana hati. Hasil dari aromaterapi yang dihirup

tersebut akan disalurkan kesistem limbik memiliki pengaruh kimia yang dapat

mempengaruhi suasana hati menjadi rileks (Udani G, et all, 2023).

2.3.3 Pengaruh Terapi Aromaterapi Rose Essential Oil

Saat aromaterapi minyak mawar dihirup molekul yang menguap akan

membawa unsur aromatik yang didalamnya terkandung seperti geraniol dan

27
linalool masuk ke hidung jika molekul menempel pada rambut hidung pesan

elektro kimia ditransmisikan melalui saluran olfaktori ke dalam limbik. Tentu

akan merangsang respon emosional dan memori. Hipotalamus mengirimkan pesan

ke otak. Kemudian pesan yang diterima diubah menjadi tindakan yang

menghasilka senyawa elektrokimia yang mengakibatkan perasaan tenang dan

rileks dan juga memperlancar peredaran darah Menurut Khoensomardiyah dalam

Saputra M R A, et all, (2015)

2.4 Kerangka Teori dan Kerangka Konsep


2.4.1 Kerangka Teori

Faktor Risiko Hipertensi :


1. Faktor risiko yang tidak dapat
dirubah : Riwayat keluarga, jenis
HIPERTENSI
kelamin, usia
2. Faktor risiko yang dapat dirubah :
pola makan, merokok, kegemukan,
stress, dan aktifitas fisik.

Penatalaksanaan Hipertensi :
1. Farmakologis : Diberikan obat
Diuretik gol Thiazide atau
penghambat EKA, ARB, penyekat
beta antagonis Ca
2. Non Farmakologis :
Berhenti merokok, kurangi stress,
pertahankan gaya hidup sehat, diet
garam dan kontrol berat badan,
periksa tekanan darah secara teratur.
3. Terapi aromaterapi rose
essential oil

28
2.4.2 Kerangka Konsep

HIPERTENSI

Terapi Relaksasi
Aromaterapi Rose
Essential Oil

Tekanan Darah

29
BAB III
METODE KARYA TULIS ILMIAH

3.1 Desain Karya Tulis Ilmiah

Desain KTI adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus untuk

mengeksplorasi masalah keperawatan dan teknik penyelesaian masalah klien

dengan intervensi pemberian aromaterapi rose essential oil terhadap pasien

hipertensi di RSUD Arjawinangun Kabupaten Cirebon.

3.2 Subjek Karya Tulis Ilmiah


Subjek karya tulis ilmiah ini adalah pasien hipertensi dengan jumlah dua orang.

Pasien tersebut bersedia menjadi subjek kelolaan selama lima hari dengan

intervensi terapi relaksasi aromaterapi rose essential oil.

3.3 Definisi Operasional


Batasan istilah dalam karya tulis ilmiah ini adalah :

Tabel 3.1 Definisi Operasional

No. Istilah Definisi


(1) (2) (3)
1. Asuhan Keperawatan Asuhan keperawatan adalah serangkaian
kegiatan yang ditujukan untuk pasien dalam
berbagai tatanan pelayanan kesehatan.
2. Pasien Pasien adalah orang yang membutuhkan
pengobatan dari tenaga kesehatan dirumah
sakit, klinik, atau puskesmas. Mereka
menerima dan mengkuti pengobatan yang
ditetapkan oleh tenaga kesehatan tersebut
3. Hipertensi Hipertensi terjadi ketika tekanan darah

30
meningkat dengan tekanan sistolik lebih
dari sama dengan 140 mmHg dan angka
diastolik lebih dari sama dengan 90 mmHg.
4. Intervensi Intervensi adalah tindakan yang dilakukan
untuk kepentingan pasien.
5. Terapi Relaksasi Terapi non farmakologi dengan
Aromaterapi Rose menggunakan aromaterapi yang
Essential Oil menggunakan bahan minyak atau wangi –
wangian dari suatu tumbuhan.

3.4 Lokasi dan Waktu


3.4.1 Lokasi

Karya tulis ilmiah ini dalam bentuk studi kasus dilaksanakan terhadap

penderita hipertensi yang bertempat di RSUD Arjawingun Kabupaten

Cirebon.

3.4.2 Waktu

Waktu penyusunan karya tulis ilmiah ini berdasarkan tabel dibawah ini :

Tabel 3.4.2

Waktu Karya Tulis Ilmiah

No . Kegiatan Januari Februari Maret April Mei

Minggu 1234 1234 1234 1234 1234


ke
1. Pengajuan
Topik
2. Penyusunan
Proposal
3. Sidang
proposal
4. Pelaksanaa
n
Laporan
kasus
5. Penyusunan
Laporan
Kasus

31
6. Ujian
Sidang
Hasil Kasus

3.5 Prosedur Penyusunan Karya Tulis Ilmiah


3.5.1 merumuskan Judul

3.5.2 Konsultasi Judul

3.5.3 Konsultasi dan Penyusunan proposal

3.5.4 Sidang Proposal

3.5.5 Pelaksanaan Intervensi

3.5.6 Analisa dan Laporan

3.5.7 Penyusunan Laporan

3.5.8 Presentasi Hasil Laporan

3.5.9 Sidang Hasil

3.6 Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data dalam karya tulis ilmiah ini adalah :

3.6.1 Wawancara

Wawancara atau anamnesis pada pasien hipertensi di RSUD

Arjawinangun Kabupaten Cirebon. Wawancara tersebut mencakup identitas

pasien, keluhan utama, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu,

dan riwayat penyakit keluarga.

3.6.2 Observasi dan Pemeriksaan Fisik

3.6.2.1 Observasi

a.Observasi sebelum melakukan tindakan pemberian aromaterapi rose

essential oil dengan mengobservasi tekanan darah pasien.

32
b. Observasi sesudah melakukan tindakan pemberian aromaterapi

rose essential oil dengan mengobservasi tekanan darah.

3.6.2.2 Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik dengan pendekatan persistem pada sistem tubuh pasien,

lalu melakukan intervensi pemberian aromaterapi rose essential oil dua

kali sehari dalam lima hari.

3.6.3 Studi Dokumentasi dan Angket

Studi kasus ini tentang dokumentasi yang digunakan dalam pemeriksaan

diagnostik, kuesioner, dan data lain yang relevan pada penderita hipertensi

3.7 Instrumen Pengumpulan Data


Instrument pengumpulan data pada studi kasus ini menggunakan format

pengkajian asuhan keperawatan medikal med2ah, alat pemeriksaan fisik

(spygnomanometer dan stetoskop) untuk mengukur tekanan darah, dan alat

alat untuk pemberian aromaterapi rose essential oil (minyak aromaterapi

mawar)

3.8 Keabsaan Data


Tujuan dari keabsahan data adalah untuk memastikan kualitas data yang

digunakan dalam penyusunan KTI sehingga menghasilkan data yang valid.

Penelitian kualitatif memerlukan intregitas penulis dan keabsahan data yang

diperoleh melalui pengamatan atau tindakan yang diperpanjang dari tiga

sumber data utama yaitu pasien, perawat, dan keluarga pasien. Keabsahan data

pada penelitian kualitatif terdiri dari empat jenis, yaitu :

3.8.1 Credibility :

33
Tujuan untuk menilai kebenaran KTI, bahwa penelitian yang dilakukan

merupakan hasil dari proses pengalaman.

3.8.2 Dependability :

Kestabilan data dari waktu ke waktu dan dalam kondisi yang nyata. Pada

proses ini peneliti melibatkan penelaah data ataupun dokumen oleh

seseorang penelaah dari luar.

3.8.3 Confirmability :

Keobjektifan atau netralitas data dari wawancara dimana tercapai

persetujuan dari peneliti maupun dari partisipan.

3.8.4 Transferbility :

Validitas eksternal dalam penelitian kualitatif yang menunjukan derajat

ketepatan atau dapat diterapkan hasil penelitian ke dalam populasi dimana

sampel berada.

3.9 Analisa Data


Analisa data dilakukan dengan membandingkan fakta pasien hipertensi

dengan teori atau standar yang ada. Informasi data diperoleh melalui

wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, dan studi dokumentasi dari kasus

satu dan kasus dua. Kemudian dibandingkan antara teori atau standar yang ada

dengan kasus tersebut. Hasilnya dapat dijadikan sebagai rekomendasi dalam

intervensi keperawatan.

34
3.10 Etika Penelitian
Studi kasus dilakukan setelah mendapat izin dari RSUD Arjawinangun

kabupaten Cirebon. Penulis melakukan pendekatan kepada subjek untuk

mendapatkan persetujuan sebagai subjek dengan menekankan etika dengan

prinsip yang meliputi : Informed Consent (Pernyataan Persetujuan),

Confendentiality (kerahasiaan), Anonimity (tanpa nama atau identitas saja).

DAFTAR PUSTAKA

Agus Sulistyowati, S.Kep., M. Kes. (2018). Pemeriksaan Tanda Tanda Vital.


Sidoarjo : Akademi Keperawatan Kerta Cendekia Sidoarjo.
BPS. (2022). Indeks Kesehatan 2020-2022. BPS.
http://jabar.bps.go.id/indicator/26/120/1/indeks-kesehatan.html.
Black, M. Joyce., & Hawks, Hokanson, Jane, (2014). Keperawatan Medikal
Bedah, Manajemen Klinis untuk hasil yang diharapkan. Edisi 8 Buku 2
Bahasa Indonesia, Singapore, Elseveir Pte. Ltd.
Budiono, & Pertami, S. B. (2015). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta. Bumi
Medika.
Cahya , M.R.F. dkk. (2023). Konsep Dasar Keperawatan. Banten : PT Sada
Kurnia Pustaka.
Doenges, M. E., Moorhouse, M. F., & Murr, A. C. (2019). Rencana Asuhan
Keperawatan. Jakarta. EGC.
Ekasari, M. F., et al. (2021). Hipertensi : Kenali Penyebab, Tanda Gejala Dan
Penanganannya. Jakarta : Poltekkes Kemenkes Jakarta
Emiliana, N., dkk. (2021). Analisis Kepatuhan Kontrol Berobat Pasien Hipertensi
Rawat Jalan Pada Pengunjung Puskesmas Pisangan Tahun 2019. Jurnal
Kajian dan Pengembangan Kesehatan Masyarakat, 1(2), 119-132. doi :
https://jurnal.umj.ac.id/index.php/AN-NUR
Hadinata, Dian & Abdillah, A. J. (2018). Metodologi Keperawatan. Paper
Knowledge. Toward a Media History of Dokuments, 3 (April), 49-58.
Kemenkes RI. Hasil Riset Kesehatan Dasar Tahun 2018. Kementerian Kesehatan
RI. 2018;53(9):1689-99.

35
Kemenkes RI. (2019). Laporan Riset Kesehatan Dasar 2018. www.depkes.go.id.
Mahendra, Y, P., Purwono, J., & Ayubbana, S. (2021). Penerapan Aroma Terapi
Mawar Terhadap Penurunan Tekanan Darah Tinggi Pada Pasien Hipertensi
Application of Rose Aroma Therapy To Reduce of. Jurnal Cendekia Muda,
1(2), 166-174.
Mukharomah, M. A. N., & Suryandari, D. (2023). Penerapan Aromaterapi Mawar
Terhadap Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi Emergensi Di IGD RSUD
Karanganyar. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Kusuma Husada
Surakarta, 20 (2018-2023).
Miciko U., et al. (2020). Modul Hipertensi. Jakarta Pusat : Fakultas Ilmu
Keperawatan – Universitas Muhammadiyah Jakarta
Nurarif, & Amin Hardhi. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan.
Diagnosa Medis & Nanda NIC NOC jilid 1 dan 2. Yogyakarta : Mediacton
Profil Dinas Kesehatan Jawa Barat Tahun 2021. 2021;267.
Saparudin, H., Armiyati, Y., & Khoiriyah. (2020). The Combination of Natural
Music Therapy and Rose Aromatherapy Lowers Blood Pressure in
Hypertensive Patient. Media Keperawatan Indonesia, 3(3), 166-174. doi :
https://doi.org/10.26714/mki.3.3.2020.166-174
Saputra, M. Ridho Ari. (2015). Pengaruh Pemberian Aromaterapi Bunga Mawar
Terhadap Perawatan Penurunan Tekanan Darah pada Lanjut Usia
Hipertensi di Desa Sungai Bandung Laut Kabupaten Mempawah.
Pontianak. Fk Universitas Tanjungpura.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
(Ist ed). Dewan Pengurus Pusat PPNI.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia:
Definisi dan Tindakan Keperawatan. Jakarta Selatan : Dewan Pengurus
Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia :
Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan. Jakarta Selatan : Dewan Pengurus
Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

36
Toney Butter TJ., & Thayer JM. Nursing Process. (Updated 2023 Apr 10). In :
Statpearls (Internet). Treasure Island (FL) : Statpearls Publising; 2023 Jan.
Available from : https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK499937/
Udani, G., Rihiantoro, T., & Rusandi, V. C. (2023). Pengaruh Aromaterapi
Inhalasi Mawar Terhadap Tekanan Darah Pada Pasien Pre Operasi. Jurnal
Ilmu Kesehatan Indonesia, 1(1), 1-5.
Wahyuni, W., Fatmawati, S., & Silvitasari, I. (2020). Menurunkan Tekanan Darah
Pada Pasien Hipertensi Dengan Aromaterapi Bunga Mawar. Jurnal Ilmiah
Kesehatan Keperawatan, 16(2), 119-124.
Wicaksono. (2015). Definisi Hipertensi diakses pada tanggal 20 April 2020.
(http://hipertensi101.wikispaces.com/Definisi+Hipertensi).
Williams M et al. WHO 2018 ESC-ESH Guidelines for the Management of
Arterial Hypertension. 2018. 1953-2041 p.
Wulan, E, S., & Wafiyah, N. (2018). Perubahan Tekanan Darah Sebelum Dan
Sesudah Pemberian Aromaterapi Pada Pasien Hipertensi Di Wilayah Kerja
Puskesmas Jati Kabupaten Kudus. Jurnal Keperawatan dan Kesehatan
Masyarakat, 7(1), 10-19. doi : http://jurnal.stikescendekiautamakudus.ac.id

37
LAMPIRAN

INFORMED CONSENT (Persetujuan menjadi Partisipan)

Yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bahwa : saya telah


mendapat penjelasan secara rinci dan telah mengerti mengenai KTI / TA yang
akan dilakukan oleh : Salfani Rahmasari, dengan judul : Asuhan Keperawatan
pada klien dengan hipertensi di RSUD Arjawinangun Kabupaten Cirebon.

Saya setuju untuk berpartisipasi pada studi kasus ini secara sukarelawan tanpa
paksaan dari siapapun. Apabila selama penelitian studi kasus ini saya
mengundurkan diri, maka saya dapat mengundurkan diri sewaktu waktu tanpa
sanksi apapun.

Cirebon, Maret 2024

Pelaksana, Yang memberikan persetujuan

Saksi,

38
FORMAT DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN
MEDIKAL BEDAH

A. Pengkajian
1. Biodata
a. Identitas Pasien
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Alamat :
Status Perkawinan :
Agama :
Suku :
Pendidikan :
Pekerjaan :
No. Register :
Diagnose Medis :
Tnggal Masuk :
Tanggal Pengkajian :
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Pendidikan :
Pekerjaan :

39
Hubungan dengan Pasien
Alamat :
2. Keluhan Utama
3. Riwayat Kesehatan Sekarang
4. Riwayat Kesehatan Dahulu
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
6. Data Biologis
a. Penampilan Umum
b. Activity Daily Living
No. ADL Di Rumah Di Rumah
Sakit
(1) (2) (3) (4)
1. Nutrisi :
a. Makan
- Jenis menu
- Frekuensi
- Porsi
- Pantangan
- Keluhan
b. Minum
- Jenis minuman
- Frekuensi
- Jumlah
- Pantangan
- Keluhan
2. Istirahat dan Tidur
a. Malam
- Berapa jam
- Dari jam…s/d…
- Kesukaran tidur
b. Siang
- Berapa jam
- Dari jam…s/d…
- Kesukaran tidur
3. Eliminasi
a. Bak
- Frekuensi
- Jumlah
- Warna
- Bau

40
- Kesulitan

(1) (2) (3) (4)

b. Bab
- Frekuensi
- Konsistensi
- Warna
- Bau
- Kesulitan

4. Personal Hygine
a. Mandi
- Frekuensi
- Sabun
- Gosok gigi
b. Berpakaian
- Ganti pakaian
5. Mobilitas dan
Aktivitas
- Aktivitas
- Kesulitan

c. Data Hasil Pemeriksaan Fisik


1. Sistem Persyarafan
2. Sistem Pernafasan
3. Sistem Pencernaan
4. System Kardiovaskuler
5. Sistem Integumen
6. Sistem muskuloskleletal
7. Sistem Genitourinari
d. Data Psikososial Spiritual
1. Psikososial

41
a. Non Verbal
b. Verbal
c. Status Emosi
d. Konsep Diri
e. Interaksi Sosial
f. Pola Koping
2. Spiritual
e. Data Penunjang
1. Laboratorium
2. Radiologi
3. Terapi
B. Analisa Data
DATA KEMUNGKINAN MASALAH
ETIOLOGI

C. Intervensi Keperawatan
Diagnosa Perencanaan
No. Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional

42
D. Implementasi
No. Dx Kep Tanggal Tindakan Paraf

E. Evaluasi
No. Dx Kep Tanggal Evaluasi

43
44
LEMBAR OBSERVASI PASIEN

No. Data Pasien Jam Terapi Aromaterapi Rose Essential Oil


Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 5
1. Pasien 1 Sebelum Sebelum Sebelum Sebelum Sebelum
Intervensi Intervensi Intervensi Intervensi Intervensi

Sesudah Sesudah Sesudah Sesudah Sesudah


Intervesi Intervensi Intervensi Intervensi Intervensi

45
No. Data Pasien Jam Terapi Aromaterapi Rose Essential Oil
Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 5
2. Pasien 2 Sebelum Sebelum Sebelum Sebelum Sebelum
Intervensi Intervensi Intervensi Intervensi Intervensi

Sesudah Sesudah Sesudah Sesudah Sesudah


Intervensi Intervensi Intervensi Intervensi Intervensi

46
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
TERAPI AROMATERAPI ROSE ESSENTIAL OIL

Standar Operasional Prosedur


Terapi Aromaterapi Rose Essential Oil

Pengertian Aromaterapi adalah cara alternatif yang dapat


menurunkan tekanan darah dengan bahan minyak atau
wangi - wangian yang berasal dari tumbuhan.

Tujuan Aromaterapi mengandung efek sebagai relaksasi dan


penyeimbang sistem tubuh dapat meredakan seperti
ketegangan emosional dan stres, mempercepat nadi serta
pernafasan, dan tekanan darah tinggi.
Alat dan Bahan Aromaterapi Rose Essential Oil

47
Standar Operasional Prosedur
Terapi Aromaterapi Rose Essential Oil

Tahap prainteraksi 1. Mencuci tangan


2. Menyiapkan aromaterapi minyak mawar
Tahap orientasi 1. Salam terapeutik
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur
pelaksanaan
3. Menanyakan persetujuan pasien
Tahap kerja 1. Menjaga privasi klien
2. Mengatur posisi klien dengan posisi
nyaman
3. Melakukan pengukuran tekanan darah
4. Anjurkan pasien untuk menghirup
aromaterapi selama 10 menit
5. Atur posisi pasien kembali
6. Lakukan kembali pengukuran tekanan
darah
Tahap terminasi 1. Melakukan evaluasi Tindakan
2. Membereskan alat
3. Mencuci tangan

Leaflet Aromaterapi Rose Essential Oil

48
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN TASIKMALAYA
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
CIREBON

LEMBAR KONSULTASI BIMBINGAN KTI

Nama : Salfani Rahmasari


NIM : P20620221010
Pembimbing Utama : Agus Nurdin, Skep., Ns., MKep
Pembimbing Pendamping : Hj. Komarudin, Skep., Ns., MKep

No Tanggal Materi Rekomendasi Paraf


Pembimbing Pembimbing
.

49
(1) (2) (3) (4) (5)

Mengetahui
Ketua Program Studi

Edi Ruhmadi, Skep, MKes.


NIP. 197012071993031001

50
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Salfani Rahmasari


Tempat Tanggal Lahir : Cirebon, 24 Desember 2002
Alamat : Jln Simangu Desa Kaugengan Lor Blok Desa Rt/17
Rw/005 Kecamatan Depok Kabupaten Cirebon
Hobbi : Mendengarkan Muusik
Motto : Jadilah Diri Sendiri
Sejarah Pendidikan :
1. TK Negeri Plumbon
2. SDN 2 Kasugengan Lor
3. SMPN 1 Plumbon
4. SMAN 1 Jamblang
5. Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya Wilayah Cirebon

51

You might also like