You are on page 1of 8

ANALISIS POLA PENYEBARAN PENYAKIT DIARE DI KABUPATEN BOGOR

Oleh
Fitri Mudia Sari
Dosen Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNP

ABSTRACK
Diarrheal disease is an endemic disease in Indonesia, meaning it occurs
continuously in all regions both in the city and in the village, especially in poor
areas. In poor areas are generally diarrhea diseases are considered not as a
dangerous disease, so the way healing is not through medical treatment. In fact,
diarrhea can cause system disturbances or complications that are very harmful for
the sufferer. Some of them are fluid and electrolyte disturbances, hypovolemia
shock, various body disorders, and if not handled properly can cause death. Thus it
becomes important for the nurse to know more about diarrhea, the negative impact
it has, and the handling and prevention of its complications.
The objective of this study was to determine the pattern of diarrheal disease spread
in Bogor Regency. The method according to the purpose of this research is
Ordinary Kriging. To know the distribution of diarrhea disease in Bogor Regency
by looking at the result of countour plot. Based on the countour plot, the area that
has the highest number of diarrhea sufferers around Barekah and Bojonggenteng
villages is marked with White contour color with the range of diarrhea sufferer is
40 - 42 people. Areas with the highest number of diarrheal diseases indicate that
the area has a relationship with the number of diarrheal diseases in the
surrounding area. Therefore, the area needs to be prioritized in improving water
sanitation, counseling to the community and improving health services.
Keyword : Diarrhea, Ordinary Kriging, Bogor Regency

PENDAHULUAN sangat membahayakan bagi penderitanya.


Penyakit diare masih menjadi salah Beberapa di antaranya adalah gangguan
satu masalah kesehatan yang penting di keseimbangan cairan dan elektrolit, shock
Indonesia. Padahal sudah berbagai upaya hipovolemia, gangguan berbagai organ
penanganan, baik secara medik maupun tubuh, dan bila tidak tertangani dengan
upaya perubahan tingkah laku dengan baik dapat menyebabkan kematian.
memberikan berbagai penyuluhan Dengan demikian menjadi penting bagi
kesehatan terus dilakukan. Namun upaya- perawat untuk mengetahui lebih lanjut
upaya tersebut belum memberikan hasil tentang diare, dampak negative yang
yang memuaskan. ditibulkan, serta upaya penanganan dan
pencegahan komplikasinya. Penyakit diare
Diare bisa menyerang siapa saja bisa dikatakan sebagai penyakit endemis di
tanpa mengenal usia. Diare seringkali Indonesia, artinya terjadi secara terus
dianggap penyakit yang biasa dan sering menerus di semua daerah baik di kota
dianggap sepele penanganannya. Pada maupun di desa, khususnya di daerah-
kenyataanya diare dapat menyebabkan daerah miskin. Di kawasan miskin tersebut
gangguan sistem ataupun komplikasi yang umumnya penyakit diare dianggap bukan
Vol 5. No.2Oktober 2016 213
sebagai penyakit yang berbahaya, sehingga yang lebih akurat. Metode ini banyak
cara penyembuhannya tidak melalui digunakan dalam industri mineral dan
pengobatan medik (Sunoto, 1987). menjadi alat yang fundamental dalam
Kesenjangan pemahaman mengenai bidang geostatistik. Selama dekade
kesehatan tubuh ini disebabkan karena terakhir, metode ini telah disebarluaskan
masyarakat menyimpulkan sendiri arti memasuki bidang-bidang lain.
sehat dan sakit sesuai dengan pengalaman Kriging adalah metode interpolasi
hidupnya atau nilai-nilai yang diturunkan spasial untuk menduga nilai suatu peubah
oleh generasi-generasi sebelumnya pada lokasi tertentu, berdasarkan lokasi
(Wolinsky, 1988). Artinya, masyarakat tertentu, berdasarkan nilai terboboti dari
lapisan bawah seringkali mendefinisikan peubah yang sama pada lokasi lainnya.
dirinya sakit tergantung pada persepsi Eestimasi nilai dari sebuah titik atau blok
dirinya akan penyakit tersebut. Mereka sebagai kombinasi linier dari nilai contoh
berpendapat bahwa diare merupakan yang terdapat disekitar titik yang akan
penyakit yang serius ketika penyakit diestimasi. Kriging didasarkan pada
tersebut telah mengganggu mereka dalam asumsi bahwa parameter yang diinterpolasi
melaksanakan aktivitas sehari-hari. dapat diperlakukan sebagai variabel
Berdasarkan uraian di atas maka regionalisasi. Bobot kriging diperoleh dari
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil variansi estimasi minimum dengan
pola penyebaran penyakit diare di memperluas penggunaan semi-variogram.
Kabupaten Bogor. Data yang digunakan Estimator kriging dapat diartikan sebagai
adalah data jumlah penderita diare di variabel tidak bias dan penjumlahan dari
Kabupaten Bogor pada Desember 2009. keseluruhan bobot adalah satu. Bobot
inilah yang dipakai untuk mengestimasi
nilai dari ketebalan, ketinggian, kadar atau
TINJAUAN PUSTAKA variabel lain.
Metode Kriging Kriging memberikan lebih banyak
Kriging merupakan metode bobot pada contoh dengan jarak terdekat
geostatistika yang dirancang untuk dibandingkan dengan contoh jarak lebih
menduga nilai dari sebuah titik sebagai jauh, kemenerusan dan anisotropi
kombinasi linier dari nilai contoh yang merupakan pertimbangan yang penting
terdapat disekitar titik yang akan diduga. dalam kriging, bentuk geometri dari data
Metode ini menghasilkan dugaan yang dan karakter variabel yang diestimasi serta
bersifat tak bias linier terbaik (Best Linier besar dari blok juga ditaksir.
Unbiased Estimator). Dalam melakukan interpolasi, kriging
Metode interpolasi kriging menghasilkan hasil yang lebih baik dari
dikembangkan pertama kali 40 tahun yang metode interpolasi Invers distance.
lalu oleh Georges Matheron dan diberi Meskipun invers distance lebih mudah
nama kriging untuk menghormati insinyur diterapkan, sedangkan kriging lebih
pertambangan Afrika yang bernama D.G banyak membutuhkan waktu, namun
Krige. Kriging dikembangkan dalam metode kriging memberikan hasil yang
upaya untuk memprediksi cadangan bijih lebih akurat dari struktur spasial data dan

Vol 5. No.2Oktober 2016 214


memberikan informasi berharga dari galat
pendugaan (Kravchenko dan Bullock, Semivariogram
1999). Ukuran keragaman spasial antar titik
Terdapat beberapa jenis metode contoh dapat ditunjukkan oleh semivarian
kriging, diantaranya (Webster & Oliver yang besarnya bergantung pada jarak antar
2007): titik. Jarak titik contoh yang kecil akan
1. Simple Kriging menghasilkan semivarian yang kecil dan
semakin besar jarak antar titik contoh akan
Metode kriging yang digunakan jika
data memenuhi asumsi stasioner ordo menghasilkan semivarian yang semakin
dua atas asumsi stasioner intrinsic dan besar. Konsep jarak yang digunakan yaitu
mean dari populasi diasumsikan konsep jarak Euclid.
konstan dan nilainya diketahui. Plot semivarian sebagai fungsi jarak
2. Ordinary Kriging disebut semivariogram. Semivariogram
berfungsi untuk menggambarkan dan
Metode kriging yang digunakan jika
data memenuhi asumsi stasioner ordo memodelkan korelasi spasial antar data.
dua atau asumsi stasioner intrinsic dan Sebelum menentukan model
mean dari populasi diasumsikan semivariogram, perlu dilakukan pendugaan
konstan akan tetapi nilainya tidak terhadap parameter-parameter
diketahui. semivariogram. Parameter tersebut diduga
3. Universal Kriging berdasarkan plot semivariogram yang
Metode kriging yang digunakan jika dihasilkan. Menurut Webster & Oliver
data tidak memenuhi asumsi stasioner parameter yang diperlukan untuk
ordo dua atau asumsi stasioner intrinsik. mendiskripsikan model semivariogram
Selain itu, metode ini digunakan jika yaitu
terdapat trend atau pola pada nilai mean
populasi atau ada perubahan pada nilai 1. Nugget Effect (C0)
rata-rata populasi. Pendekatan nilai semivariogram pada
jarak disekitar nol.
4. Cokriging 2. Range (a)
Metode kriging yang digunakan untuk Jarak maksimal dimana masih terdapat
menduga data pada suatu lokasi, akan korelasi antar data.
tetapi metode ini tidak hanya 3. Siil (C)
menggunakan peubah utama (primary Nilai maksimum semivariogram yang
variables), tapi juga satu atau lebih diperoleh setelah mencapai range, yaitu
peubah lain (secondary variables) yang jarak maksimal dimana masih terdapat
memiliki korelasi spasial dengan korelasi antar data. Nilai sill umumnya
peubah. mendekati ragam data dan tidak
berubah untuk h yang tidak terbatas.
5. Block Kriging
Semivariogram teoritis memiliki
Metode kriging yang digunakan untuk
beberapa model (Cressie 1993, Banerjee et
menduga data pada titik-titik di dalam
al 2004), yaitu
suatu blok area. Nilai dugaan yang
1. Model Nugget Effect
dihasilkan merupakan rata-rata nilai
( ) {
dugaan pada titik-titik di blok area | |
tersebut.

Vol 5. No.2Oktober 2016 215


Model ini berhubungan dengan data Dari peragam spasial C(h) dapat
yang tidak berkorelasi satu sama lain dibentuk struktur korelasi spasial ( )
meskipun jaraknya sangat dekat. dengan perumusan:
2. Model Spherical ( )
| | | | ( )
( ) ( )
( ) {
| | Plot semivariogram terhadap jarak h
3. Model Eksponensial memberikan plot semivariogram
| | eksperimental. Semivariogram
( ( ))
( ) ( ) { eksperimental dari data biasanya
| | bentuknya tidak beraturan sehingga sulit
4. Model Gaussian ditafsirkan dan tidak dapat langsung
( ( )) digunakan. Selanjutnya nilai
( ) {
semivariogram eksperimental akan
| |
dicocokkan dengan model semivariogram
5. Model linear umum
( ) , =kemiringan garis teoritis untuk digunakan dalam penaksiran.
Model linear adalah model Terdapat beberapa perilaku semivariogram
semivariogram sederhana yang tidak eksperimental yang menjadi acuan dalam
memiliki sill. Hubungan antara menentukan model semivariogram teoritis
semivariogram dan peragam spasial yang sesuai, yaitu :
dinyatakan dalam : 1. Kelakuan di sekitar origin (titik (0,0)),
( ) ( ) ( ) yang dibagi menjadi tipe linear dan
Artinya peragam mempunyai perilaku parabolik.
2. Ada atau tidak adanya sill.
yang berkebalikan dengan semivariogram.
Apabila semivariogram naik untuk suatu
jarak pisah tertentu maka peragam akan METODE PENELITIAN
turun pada jarak pisah tersebut. Apabila Data
pada semivariogram nilai C(0) adalah sill, Data yang di gunakan untuk
maka pada peragam C(0) meruapakan pendugaan menggunakan Ordinary
ragam sampel dari peubah region. Kriging ada pada Tabel dibawah ini.
Tabel 1 Data Jumlah Penderita Diare di
Kabupaten Bogor pada Desember 2009

LOKASI
KECAMATAN DESA Jumlah Penderita Diare (Des 2009)
X(E) Y(S)
Parungkuda 106.7598 6.84528 20
Sundawenang 106.771 6.86994 21
Palasarihilir 106.7393 6.84721 14
Parungkuda

Bojongkokosan 106.7619 6.8342 14


Kompa 106.7621 6.82109 18
Pd landeuh 106.7698 6.81578 11
Langensari 106.7518 6.83155 23
Babakanjaya 106.7604 6.80943 14
hu
da
Ci

Cidahu 106.727 6.77286 40

Vol 5. No.2Oktober 2016 216


LOKASI
KECAMATAN DESA Jumlah Penderita Diare (Des 2009)
X(E) Y(S)
Jayabakti 106.7396 6.79408 41
Pd Tengah 106.7445 6.80054 34
Pd Tonggoh 106.7525 6.79878 32
Pasirdoton 106.7445 6.79112 27
Babakanpari 106.767 6.79473 26
Tangkil 106.7459 6.78046 25
Girijaya 106.7364 6.76586 30
Cicurug 106.7832 6.7835 41
Nyangkowek 106.7789 6.79871 38
Benda 106.8037 6.76486 41
Cicurug

Pasawahan 106.7782 6.67811 11


Purwasari 106.7842 6.7924 42
Tenjoayu 106.7949 6.77253 26
Kutajaya 106.783 6.75518 20
Nanggerang 106.7946 6.78104 16
Parakansalak 106.7062 6.79897 24
Parakansalak

Lebaksari 106.7199 6.79443 24


Sukatani 106.7026 6.82069 19
Sukakersa 106.708 6.80804 19
Bojonglongok 106.7326 6.82214 20
Bojongasih 106.721 6.81545 17
Berekah 106.709 6.84256 40
Bojonggenteng

Bojonggenteng 106.721 6.84325 43


Bojonggaling 106.7276 6.83125 15
Cibodas 106.7349 6.82746 23
Cipanengah 106.7402 6.81309 34

Metode 4. Memperhatikan nilai R-square dan


Jumlah Kuadrat Galat dari masing-
Secara umum langkah-langkah yang
masing model
digunakan yaitu: 5. Memilih Model Gaussian sebagai
a. Pemilihan Model Semivariogram model terbaik karena memiliki nilai
R-square terbesar dan dan Jumlah
1. Menyiapkan data yang akan kita Kuadrat Galat terkecil.
analisis, kemudian memasukannya
ke dalam software analisis yaitu GS b. Membuat model pendugaan dengan
plus for trial. menggunakan Kriging
2. Membangun grafik Semivariogram
1. Dengan menggunakan Model
dari data
Semivariogram Gaussian, maka
3. Mendapatkan empat Model
kami membuat model pendugaan
Semivariogram yaitu : Model
Interpolasi dengan menggunakan
Linear, Spherical, Eksponensial
Interval pada sumbu X sebesar
dan Gaussian
0.001445 dan sumbu Y sebesar
0.00274. Nilai tersebut berasal dari

Vol 5. No.2Oktober 2016 217


hasil bagi Jangkauan masing-maisng Dalam penelitian ini, variogram
nilai minimum dan maksimum yang digunakan adalah model Linear,
koordinatnya. Eksponensial, Spherikal dan Gaussian.
2. Mendapatkan nilai-nilai dugaan hasil Model variogram yang terpilih merupakan
Kriging model dengan jumlah kuadrat sisaan
3. Memperoleh Grafik 3-dimensi dan 2- (RMSE) terkecil dan koefisien determinasi
dimensi hasil Kriging (R2) yang relatif besar. Variogram data
4. Menginterpretasikan hasil jumlah penderita diare pada bulan Juni
dugaan Kriging berdasarkan kontur yang tahun 2009 disesuaikan dengan model-
di hasilkan pada Grafik. Memperhatikan model variogram Linear, Eksponensial,
nilai-nilai tertinggi dan terendah dari Sphirakel dan Gaussian menghasilkan
Kontur. nilai ragam dan nilai RMSE seperti yang
1. HASIL DAN PEMBAHASAN dapat dilihat dalam gambar di bawah ini.

(c)
(a)

(d)

Gambar 1. Semivariogram isotropic untuk model (a) linear, (b) spherical, (c)
eksponensial, dan (d) Gaussian

Tabel 2. Nilai R2 dan Jumlah Kuadrat terbaik. Hal tersebut dikarenakan model
Galat (JKG) hasil (b) interpolasi Gaussian memiliki nilai R2 yang paling
jumlah penderita diare besar dan nilai JKG minimum.
Sedangkan untuk ketiga model lainnya,
Model R2 JKG
nilai R2 relatif lebih kecil. Dengan
Linear 0.336 6329 demikian dapat disimpulkan bahwa
Eksponensial 0,602 3958 untuk jumlah penderita diare pada bulan
Sphirakel 0.715 3357 Juni tahun 2004 dapat dimodelkan
Gaussian 0.736 2743 dengan model (
Dari Tabel 2, dapat dilihat bahwa model
Gaussian merupakan model yang (( ))

Vol 5. No.2Oktober 2016 218


Dari model variogram yang Berdasarkan Gambar
terpilih dapat diperoleh informasi semivariogram untuk model Gausian
mengenai parameter-parameter (Gambar 1 (d)), data penderita diare
geostatistikanya, yaitu nilai Nugget pada Desember 2009 mempunyai titik
variance (C0), Sill (C0+C) dan Range asal yang bukan nol. Hal ini
(A). Nilai Nugget variance dan Sill mengindikasikan bahwa data
bersifat tetap, sedangkat nilai Range mengandung Nugget effect. Nugget
dipengaruhi oleh sudut anisotropik. effect merupakan nilai yang timbul
Model terpilih Gaussian memiliki nilai- karena adanya galat ragam atau galat
nilai parameter sebagai berikut, disajikan mikro, misalnya galat kesalahan yang
dalam table di bawah ini. terjadi karena kesalahan peniliti atau
Tabel 3. Nilai parameter-parameter dalam pencatatan. Dalam model ini,
geostatistics nilai Nugget effect sebesar 0.100.
Jumlah Penderita Diare pada Variogram model Gaussian mencapai
Model Desember 2009 jarak Sill pada 0.026 dengan Sill sebesar
Gaussian 103.500. Setelah variogram mencapai
Nugget 0.100 nilai tersebut, grafik menuju suatu nilai
Sill 103.500 semivariance yang konstan. Hal
Range 0.026 tersebut mengindikasikan bahwa tidak
ada korelasi lagi antar jumlah penderita
diare dengan lokasi.
6.87 x
6.87 x
Jml Penderita Diare
x Jml Penderita Diare Jml Penderita Diare
x x x 42.4
x x x x x 42.4 42.4
x
x x 40.3 40.3
x x x x x 40.3
x x x x x 38.2 38.2
6.81 x x x 38.2
36.1
6.81 x x x x x x x 36.1
36.1
x x x x 34.0 34.0
x x x x 34.0
x x x x x x x 32.0 32.0
32.0
Y

x x x x x x 29.9 29.9
Y

29.9
x x x x x 27.8 27.8
x x 27.8 25.7
25.7
6.74 25.7 23.6
6.74
23.6
23.6 21.5
21.5
21.5 19.4
19.4
19.4 17.3
17.3 15.2
17.3
15.2 13.1
15.2
13.1 11.0
6.68 x 13.1
11.0
6.68 x 107. 107. 107. 11.0
107. 107. 107.
X
X
Gambar 2. Peta Kontur Interpolasi Jumlah Penderita Diare dengan Ordinary
Krigin

Vol 5. No.2Oktober 2016 219


Berdasarkan Gambar di atas, berturut-turut adalah 2743 dan 0.736
dapat dilihat bahwa daerah yang lebih baik dibandingkan dengan model
memiliki jumlah penderita diare paling yang lain. Selanjutnya untuk mengetahui
banyak terdapat di sekitar Desa Barekah sebaran penyakit diare di Kabupaten
dan Bojonggenteng ditandai dengan Bogor dengan melihat hasil countour
warna kontur Putih dengan kisaran plot. Berdasarkan countour plot, daerah
yang memiliki jumlah penderita diare
jumlah penderita diare yaitu 40 – 42
paling banyak terdapat di sekitar Desa
orang. Penurunan jumlah penderita Barekah dan Bojonggenteng ditandai
diare ditunjukkan dengan perubahan dengan warna kontur Putih dengan
warna seperti pada Gambar 3. kisaran jumlah penderita diare yaitu 40 –
SIMPULAN 42 orang.
Daerah yang memiliki jumlah
Penelitian ini bertujuan untuk penyakit diare terbanyak
mengetahui pola penyebaran penyakit mengindikasikan bahwa daerah tersebut
diare di Kabupaten Bogor. Metode yang memiliki hubungan dengan jumlah
sesuai dengan tujuan penelitian ini penyakit diare di daerah sekitarnya. Oleh
adalah Ordinary Kriging. Langkah karena itu, daerah tersebut perlu
pertama yaitu menentukan model mendapatkan prioritas dalam hal
variogram terpilih berdasarkan jumlah perbaikan sanitasi air, penyuluhan ke
kuadrat galat (JKG) terkecil dan masyarakat dan peningkatan layanan
koefisien determinasi (R2) terbesar. kesehatan.
Model yang terpilih adalah model
Gaussian karena memiliki JKG dan R2

DAFTAR PUSTAKA

Banerjee, S., B. P. Carlin, and A. E. Gelfand. 2004. Hierarchical Modeling and Analysis
for Spatial Data. Chapman and Hall/CRC, Florida, U.S.A.
Cressie, N. A. C. 1993. Statistics for Spatial Data. John Willey & Sons, Inc. New York
Kravchenko, A. and D. G. Bullock. 1999. A Comparative Study of Interpolation Methods
for Mapping Soil Properties. Agron. J. 91: 393:400
Sunoto. (1987). Social Behavioral Aspek of Diarrheal disease in the Community.
Webster, R. and Oliver M.A. : Geostatistics for Environmental Scientists. Second Edition.
Wiley, Chichester (2007)
Wolinsky, Frederic D. (1988). The Sociology of Health Principles, Practitioners and
Issues. New Jersey: Prentice Hall.

Vol 5. No.2Oktober 2016 220

You might also like