You are on page 1of 13

CHEESA: Chemical Engineering Research Articles

ISSN 2614-8757 (Print), ISSN 2615-2347 (Online)


Available online at: http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/cheesa
Copyright © 2020

Analisis Mutu Keripik Tempe Berdasarkan Cara Perekatan dan Ketebalan Pengemas
Selama Penyimpanan

Quality Analysis of Tempeh Chips based on the Gluing Method and Packaging Thickness during
Storage

Kavadya Syska1*), Ropiudin2)


1)
Universitas Nahdlatul Ulama Purwokerto, Program Studi Teknologi Pangan, Indonesia
2)
Universitas Jenderal Soedirman, Program Studi Teknik Pertanian, Indonesia
*email: syska.kavadya@gmail.com

Received: 06/06/20; Revised: 29/06/20; Accepted: 29/06/20

Abstrak
Keripik tempe adalah salah satu makanan khas di Indonesia. Tujuan penelitian ini yaitu: mengetahui
pengaruh cara perekatan dan ketebalan pengemas terhadap mutu keripik tempe, dan mengetahui umur
simpan keripik tempe berdasarkan cara perekatan pengemas dan ketebalan pengemas. Faktor yang
diteliti yaitu, cara perekatan: stapler, lilin, dan sealer, jenis pengemas: plastik polipropilen 0,07 mm
dan plastik polipropilen 0,04 mm, dan lama penyimpanan: 10 hari, 20 hari, dan 30 hari. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa keripik tempe dengan kemasan plastik polipropilen 0,07 mm dan
perekat sealer memiliki mutu paling baik. Selama penyimpanan terjadi peningkatan kadar air, kadar
asam lemak bebas, dan kadar peroksida serta terjadi penurunan semua variabel sensorik, tetapi keripik
tempe kemasan plastik polipropilen 0,07 mm dengan perekat sealer mampu mempertahankan mutu
keripik tempe sampai hari ke-30, sedangkan perlakuan lainnya hanya mampu sampai hari ke-20.
Kata kunci: analisis pangan, kemasan, keripik tempe, mutu, penyimpanan

Abstract
Tempeh chips are one of the typical foods in Indonesia. The purposes of this research are: to
determine the effect of the way of gluing the packaging and thickness of the packer to the quality of
tempeh chips, and to know the shelf life of tempeh chips to the way of gluing the packaging and
packaging thickness. Factors studied of gluing methods were: stapler, wax, and sealer, type of
packaging: 0.07 mm polypropylene plastic and 0.04 mm polypropylene plastic, and storage time: 10
days, 20 days, and 30 days. The results showed that tempeh chips with 0.07 mm polypropylene plastic
packaging and sealer adhesives had the best quality, during storage there was an increase in water
content, free fatty acid levels, and peroxide levels as well as a decrease in all sensory variables, and
tempeh chips in polypropylene plastic packaging. 0.07 mm with sealer adhesive is able to maintain the
quality of tempeh chips until the 30th day, while other treatments are only capable until the 20th day.
Keywords: food analysis, packaging, quality, storage, tempeh chips

CHEESA, Vol. 3 No. 1 Hal 42-54, 2020 | 42


Kavadya Syska*), Ropiudin

Analisis Mutu Keripik Tempe Berdasarkan Cara Perekatan dan Ketebalan Pengemas selama
Penyimpanan

PENDAHULUAN Kenyataan di pasaran, produsen


Tempe merupakan makanan keripik tempe belum sepenuhnya
tradisional yang sangat digemari oleh memperhatikan faktor-faktor yang dapat
masyarakat karena selain rasanya yang mengakibatkan kerusakan produknya
gurih dan enak, juga karena gizi yang (Barus dkk., 2017; Huang dkk., 2019;
dikandungnya. Tempe merupakan hasil Erkan dkk., 2020). Produsen masih
fermentasi kedelai oleh kapang Rhizopus menggunakan metode manual dalam
sp, yang membentuk massa yang padat dan proses pengemasannya, seperti stapler
kompak (Shurtleff & Aoyagi, 2001). Umur sebagai bahan perekat kemasan, meskipun
simpan tempe dalam bentuk segar relatif terdapat alat perekat lain, yaitu sealer.
pendek dan umur simpan yang pendek Stapler sebagai perekat kemasan
dapat diatasi dengan usaha pengolahan mempunyai beberapa kekurangan yang
tempe antara lain dibuat keripik tempe dapat menurunkan penerimaan konsumen
(Shockey & Shockey, 2019). terhadap produk tersebut (Piergiovanni &
Mindarti (2016) UMKM keripik Limbo, 2016). Kekurangan stapler sebagai
tempe telah berkontribusi dalam perekat kemasan, antara lain menimbulkan
meningkatkan tingkat ekonomi lokal dan bekas berupa lubang pada kemasan
telah memberikan kesempatan kerja bagi sehingga kemungkinan udara dapat keluar
perempuan. Keripik tempe khas masuk ke dalam kemasan, menimbulkan
Purwokerto, Jawa Tengah memiliki bentuk ketidaknyamanan pada konsumen karena
yang tebal namun teksturnya tetap renyah. sulit pada proses pembukaan kemasan dan
Hal ini yang membedakan dengan keripik dapat menimbulkan luka atau kerusakan
tempe dari daerah lain seperti Bandung, pada kuku dan jari tangan, dapat
Madiun, dan Malang. Oleh karena itu bercampur dengan produk dan dapat
keripik tempe Purwokerto ini perlu termakan oleh konsumen sehingga dapat
dikembangkan dan ditingkatkan mutunya. membahayakan jiwa konsumen
Menurut Kurniawati dkk. (2019) hal ini (Piergiovanni & Limbo, 2016).
sehubungan dengan produk berbasis tempe Plastik yang umum digunakan untuk
yang mudah mengalami penurunan mutu. mengemas makanan ringan adalah plastik
Perubahan yang terjadi pada keripik polipropilen (PP) (Grumezescu & Holban,
tempe dapat diminalisir dengan 2018). Plastik polipropilen merupakan
mengurangi kontak antara produk dengan jenis plastik yang ringan, mudah dibentuk,
faktor yang dapat memicu terjadinya lebih kaku dari polietilen dan tidak mudah
kerusakan yaitu: oksigen, uap air dan sobek (Bernaldo de Quirós dkk., 2019). PP
cahaya, suhu, dan kelembaban ruang juga tahan terhadap asam kuat, basa, dan
penyimpanan (Fiorino dkk., 2019; Aguilar minyak. Sifat-sifat yang dimiliki oleh PP,
& Carvajal-Millan, 2019). Kontak antara sangat cocok untuk pengemasan keripik
produk dengan faktor tersebut dapat tempe yang memiliki bentuk persegi yang
dikurangi dengan cara pengemasan yang tipis dan memiliki siku-siku yang runcing
benar (Aguilar & Carvajal-Millan, 2019). serta banyak mengandung minyak (Singh
Umur simpan keripik 4-6 minggu dapat dkk., 2017). PP memiliki ketebalan yang
dicapai ketika keripik disimpan pada suhu beragam yang berpengaruh terhadap
21 oC (Marcus, 2019). permeabilitas uap air (Duan dkk., 2020).
Semakin tebal kemasan untuk jenis yang

CHEESA, Vol. 3 No. 1 Hal 42-54, 2020 | 43


Kavadya Syska*), Ropiudin

Analisis Mutu Keripik Tempe Berdasarkan Cara Perekatan dan Ketebalan Pengemas selama
Penyimpanan

sama, maka semakin rendah 0,04 mm, perekat stapler, sealer, lilin, dan
permeabilitasnya terhadap uap air (Cirillo bahan kimia seperti phenolphthalein,
dkk., 2018). etanol, NaOH, asam asetat, KI, Na2S2O3,
Beberapa riset terkait dengan larutan pati, dan kloroform.
kemasan dan penyimpanan produk pangan
telah diteliti oleh Furqon, dkk. (2016) Metodologi Penelitian
mengenai pengaruh jenis pengemas dan Metode penelitian yang digunakan
lama penyimpanan terhadap mutu produk yaitu metode eksperimental, dengan
nugget gembus, Herawati, dkk. (2017) rancangan acak. Faktor yang dicoba ada
mengkaji pendugaan umur simpan keripik tiga macam yaitu:
pisang salut cokelat “purbarasa” kemasan a) Cara Perekatan Pengemas (K)
polipropilen berdasarkan angka TBA 1. Perekatan menggunakan Stapler (K1)
dengan Metode Aslt Model Arrhenius, 2. Perekatan menggunakan Lilin (K2)
Warsiki & Damanik (2012) mengkaji 3. Perekatan menggunakan Sealer (K3)
perubahan mutu dan umur simpan sup b) Ketebalan Pengemas (L)
daun torbangun (Colues amboinicus Lour) 1. Plastik Polipropilen 0,07 mm (L1)
dalam kemasan, dan Roreng, dkk. (2016) 2. Plastik Polipropilen 0,04 mm (L2)
mengkaji mutu mikrobiologis drupa buah c) Waktu Penyimpanan (M)
merah (Pandanus conoideus Lamk.) pada 1. Waktu Penyimpanan 10 hari (M1)
berbagai jenis kemasan selama 2. Waktu Penyimpanan 20 hari (M2)
penyimpanan. 3. Waktu Penyimpanan 30 hari (M3)
Berdasarkan data-data penelitian Berdasarkan perlakuan tersebut
sebelumnya, maka perlu dikaji pengaruh dibuat rancangan percobaan faktorial dan
dari penggunaan stapler, lilin, dan sealer diperoleh 18 kombinasi perlakuan sebagai
terhadap mutu produk selama berikut:
penyimpanan khususnya pada produk K1L1M1 K2L1M1 K3L1M1
keripik tempe. Jariyah dkk. (2015) K1L1M2 K2L1M2 K3L1M2
menyatakan bahwa perlu adanya terobosan K1L1M3 K2L1M3 K3L1M3
baru yang lebih inovatif, mengingat di K1L2M1 K2L2M1 K3L2M1
daerah perajin tempe sangat strategis untuk K1L2M2 K2L2M2 K3L2M2
dikembangkan. Tujuan penelitian ini yaitu:
K1L2M3 K2L2M3 K3L2M3
mengetahui pengaruh cara perekatan
pengemas dan ketebalan pengemas Masing-masing perlakuan diulang 3 kali
terhadap mutu keripik tempe, dan sehingga diperoleh 54 unit percobaan.
mengetahui umur simpan keripik tempe Keripik tempe yang diperoleh dari
berdasarkan cara perekatan pengemas dan salah satu UKM keripik tempe di
ketebalan pengemas. Purwokerto, Jawa Tengah sebanyak 540
buah dengan ukuran keripik tempe
METODE PENELITIAN. (panjang x lebar x tebal) yaitu 6,5 cm, 9
Bahan yang digunakan yaitu: keripik cm, dan 0,1 cm. Keripik tempe dikemas
tempe yang baru digoreng oleh UMKM dalam satu jenis pengemas yang sama
Keripik Tempe di Purwokerto, plastik berukuran panjang 35 cm dan lebar 15 cm,
polipropilen 0,07 mm, plastik polipropilen dengan ketebalan 0,07 mm dan 0,04 mm.
Keripik tempe dikemas dengan 3 macam
CHEESA, Vol. 3 No. 1 Hal 42-54, 2020 | 44
Kavadya Syska*), Ropiudin

Analisis Mutu Keripik Tempe Berdasarkan Cara Perekatan dan Ketebalan Pengemas selama
Penyimpanan

perekat yaitu stapler, sealer, dan lilin serta


disimpan dalam jangka waktu yang telah .........(1)
ditentukan. Satu kemasan berisi 10 buah
keripik tempe. Selanjutnya, masing-masing 2. Analisis Asam Lemak Bebas (Nielsen,
perlakukan dianalisis kadar air, dan kadar 2017)
asam lemak bebas. Sebanyak 28,2 ± 0,2 g sampel
ditimbang dan dimasukkan ke dalam
Analisis Produk erlemeyer. Selanjutnya ditambahkan 50
1. Analisis Kadar Air (Nielsen, 2017) mL etanol dan 2 mL phenolphthalein
Botol timbang dikeringkan dalam konsentrasi 1%. Titrasi dengan larutan
oven pada suhu 105 °C selama 30 menit, NaOH sampai warna merah jambu tercapai
kemudian didinginkan di dalam desikator dan tidak hilang selama 30 detik.
dan ditimbang bobotnya (A). Sampel yang
telah dihaluskan dimasukkan ke dalam 3. Uji Organoleptik
botol timbang kemudian ditimbang Uji organoleptik dilakukan dengan
bobotnya (B). Botol timbang yang telah memberikan skor pada masing-masing
berisi sampel dikeringkan di dalam oven variabel, yaitu: aroma, ketengikan, tekstur,
pada suhu 100-105 °C selama 3-5 jam, rasa, dan kesukaan (Hollowood dkk., 2018;
kemudian didinginkan di dalam desikator Zhong & Wang, 2019). Kriteria analisis
dan ditimbang bobotnya (C). Pengeringan organoleptik dapat dilihat pada Tabel 1.
diulangi sampai mencapai bobot konstan. Kriteria analisis organoleptik pada Tabel 1
Kadar air dihitung menggunakan dilakukan dengan menggunakan
persamaan 1 (Aguilar & Carvajal-Millan, pendekatan skala atau skor yang
2019). dihubungkan dengan desnripsi tertentu dari
atribut mutu produk (Hollowood, dkk.,
2018 dan Meilgaard, dkk., 2016).
Tabel 1. Kriteria Analisis Organoleptik
Kriteria
Skor
Aroma Ketengikan Tekstur Flavor Kesukaan
1 Tidak Sangat Tidak Tidak Tidak
harum tengik renyah enak suka
2 Agak Tengik Agak Agak Agak suka
harum renyah enak
3 Harum Agak tengik Renyah Enak Suka
4 Sangat Tidak Sangat Sangat Sangat
harum tengik renyah enak suka

Analisis Data dengan uji Friedman (Hollowood dkk.,


Analisis data menggunakan uji F 2018; Meilgaard dkk., 2016; Zhong &
(sidik ragam) pada taraf 5 persen untuk Wang, 2019).
variabel kimiawi (Alkarkhi & Alqaraghuli,
2019). Apabila berpengaruh nyata HASIL DAN PEMBAHASAN
dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Kadar Air
Duncan (DMRT) pada taraf 5 persen Kadar air keripik tempe pada
(Alkarkhi & Alqaraghuli, 2019). Variabel masing-masing perlakuan selama
inderawi yaitu uji organoleptik dianalisis penyimpanan cenderung mengalami
CHEESA, Vol. 3 No. 1 Hal 42-54, 2020 | 45
Kavadya Syska*), Ropiudin

Analisis Mutu Keripik Tempe Berdasarkan Cara Perekatan dan Ketebalan Pengemas selama
Penyimpanan

peningkatan yang dapat dilihat pada Tabel terhadap oksigen sebesar 23 x 1010
2. Peningkatan kadar air ini diduga karena cm3/cm2/mm/s/cmHg, daya tembus
berhubungan dengan sifat higroskopis terhadap uap air sebesar 680 x 1010
yang dimiliki keripik tempe sebagai cm3/cm2/mm/s/cmHg. Walaupun
produk kering atau berkadar air rendah. permeabilitas terhadap uap air rendah
Produk yang higroskopis cenderung lebih tetapi semakin lama penyimpanan, uap air
mudah menyerap uap air dari luar yang terserap akan semakin banyak.
pengemas. Semakin rendah kadar air suatu Berdasarkan data, interaksi perekat
bahan maka semakin mudah bahan tersebut stapler dengan PP 0,04 mm merupakan
menyerap uap air. Bahan yang mempunyai komposisi terbaik untuk mempertahankan
kadar air rendah apabila disimpan dalam kadar air. Interaksi perekat stapler dengan
kondisi yang lembab, akan menyerap air plastik polipropilen 0,04 mm memiliki
dan udara di sekitarnya sehingga akan nilai kadar air paling rendah, hal ini diduga
menyebabkan peningkatan kadar air karena plastik PP 0,04 mudah dilipat dan
(Alkarkhi & Alqaraghuli, 2019). lipatan yang dihasilkan cukup rapih
sehingga rekatan yang dihasilkan lebih
Tabel 2. Pengaruh jenis perekat, ketebalan baik dibandingkan dengan plastik yang
pengemas, dan waktu penyimpanan lebih tebal.
terhadap kadar air
No. Interaksi Rata-rata Kadar Air
Perlakuan (%bb) Kadar Asam Lemak Bebas
1 K1L1M1 2,4870 d Hasil analisis ragam menunjukkan
2 K1L1M2 2,2223 d bahwa perlakuan ketebalan pengemas
3 K1L1M3 9,7663 a
memberikan pengaruh yang sangat nyata
4 K1L2M1 3,0213 d
5 K1L2M2 1,6860 d terhadap kadar asam lemak bebas,
6 K1L2M3 3,3357 cd disajikan dalam Tabel 3. Hal ini diduga
7 K2L1M1 2,6710 d karena perbedaan permeabilitas terhadap
8 K2L1M2 3,0433 d
9 K2L1M3 5,3997 bcd
uap air dan gas yang dimiliki oleh masing-
10 K2L2M1 2,0507 d masing kemasan. Semakin tebal suatu
11 K2L2M2 3,0557 d kemasan maka permeabilitas terhadap uap
12 K2L2M3 7,2633 abc air dan gas semakin rendah.
13 K3L1M1 2,6550 d
14 K3L1M2 7,1597 abc
15 K3L1M3 4,5930 cd Tabel 3. Pengaruh jenis perekat, ketebalan
16 K3L2M1 3,5313 cd pengemas, dan waktu penyimpanan
17 K3L2M2 9,2253 ab terhadap kadar asam lemak bebas
18 K3L2M3 10,8043 a Rata-rata Kadar
Interaksi
No. Asam Lemak Bebas
Perlakuan
Banyaknya uap air yang diserap oleh (%FFA)
1 K1L1M1 6,6943 ef
keripik tempe dipengaruhi oleh sifat 2 K1L1M2 6,9300 def
permeabilitas yang dimiliki oleh plastik 3 K1L1M3 8,9143 abc
polipropilen. Plastik polipropilen memiliki 4 K1L2M1 6,1543 f
permeabilitas terhadap uap air yang rendah 5 K1L2M2 9,4577 ab
6 K1L2M3 7,6670 bcdef
dan permeabilitas terhadap gas oksigen 7 K2L1M1 5,9050 f
sedang. Menurut Hollowood dkk. (2018) 8 K2L1M2 8,7460 abcd
Polipropilen memiliki daya tembus 9 K2L1M3 7,7823 bcdef
10 K2L2M1 7,7780 bcdef

CHEESA, Vol. 3 No. 1 Hal 42-54, 2020 | 46


Kavadya Syska*), Ropiudin

Analisis Mutu Keripik Tempe Berdasarkan Cara Perekatan dan Ketebalan Pengemas selama
Penyimpanan

Rata-rata Kadar antara ketebalan pengemas dengan waktu


Interaksi
No. Asam Lemak Bebas penyimpanan memberikan pengaruh yang
Perlakuan
(%FFA)
nyata terhadap kadar asam lemak bebas.
11 K2L2M2 9,9443 a
12 K2L2M3 8,9283 abc Hal tersebut diduga karena semakin tebal
13 K3L1M1 8,1823 abcde suatu kemasan maka permeabilitas
14 K3L1M2 6,8657 def terhadap uap air dan gas semakin rendah.
15 K3L1M3 6,8677 def
Selama penyimpanan, uap air dan gas yang
16 K3L2M1 7,4890 cdef
17 K3L2M2 9,0860 abc masuk ke dalam kemasan semakin besar
18 K3L2M3 9,4217 abc sehingga reaksi hidrolisis dan oksidasi
terus meningkat.
Selama penyimpanan pada masing-
masing perlakuan, kadar asam lemak bebas Uji Organoleptik
mengalami peningkatan. Hal ini diduga Aroma
proses hidrolisis sudah terjadi sejak hari Aroma adalah sesuatu yang dapat
ke-0 dan terus berlangsung selama diamati dengan indera pembau. Dalam
penyimpanan sampai hari ke-30. Dalam dunia industri bahan pangan, aroma
reaksi hidrolisis minyak atau lemak akan merupakan salah satu faktor yang
diubah menjadi asam lemak bebas dan menentukan mutu suatu produk. Pengujian
gliserol. Reaksi hidrolisis yang dapat terhadap aroma dapat dipakai sebagai
mengakibatkan kerusakan minyak atau kriteria dapat diterima atau tidaknya suau
lemak terjadi karena adanya sejumlah air produk untuk dipasarkan (Hollowood dkk.,
dalam minyak dan lemak tersebut. 2018; Zhong & Wang, 2019).
Menurut Aguilar & Carvajal-Millan
(2019), asam lemak bebas biasanya Tabel 4. Rataan nilai aroma pada perlakuan
bergabung dengan lemak netral dan pada penelitian
konsentrasi 15% belum menghasilkan Aroma
Perlakuan
flavor yang tidak disenangi. Lemak dengan Rataan Nilai Friedman
K1L1M1 2,73 147,3
kandungan asam lemak bebas 1%, jika K1L1M2 2,27 149,5
dicicipi akan membentuk film pada K1L1M3 2,22 140,7
permukaan lidah dan tidak berbau tengik. K1L2M1 2,86 161,2
Menurut Fiorino dkk. (2019), keberadaan K1L2M2 1,92 115,7
K1L2M3 1,92 107,5
asam lemak bebas di dalam minyak dapat K2L1M1 2,67 142,5
mengakibatkan bau yang tidak enak. Hal K2L1M2 2,46 173,8
ini mengakibatkan keberadaannya tidak K2L1M3 2,23 145,7
dikehendaki sehingga diupayakan untuk K2L2M1 2,78 142,8
K2L2M2 2,17 131,2
ditekan sesedikit mungkin. Semakin sedikit K2L2M3 2,32 136,3
kadar asam lemak bebas maka mutu K3L1M1 2,72 140,3
minyak akan semakin baik. Asam lemak K3L1M2 2,42 113,0
bebas walaupun berada dalam jumlah kecil K3L1M3 2,62 104,3
K3L2M1 2,76 145,8
mengakibatkan rasa tidak lezat. K3L2M2 1,96 169,5
Interaksi terbaik untuk menghambat K3L2M3 2,10 183,5
kadar asam lemak bebas adalah pada Xhitung 42,66
Interaksi antara stapler, PP 0,07 mm, dan Xtabel 27,59
waktu penyimpanan 10 hari. Interaksi

CHEESA, Vol. 3 No. 1 Hal 42-54, 2020 | 47


Kavadya Syska*), Ropiudin

Analisis Mutu Keripik Tempe Berdasarkan Cara Perekatan dan Ketebalan Pengemas selama
Penyimpanan

Hasil analisis dengan uji Friedman dibandingkan dengan perlakuan yang lain.
pada Tabel 4 menunjukkan bahwa aroma Hal ini diduga karena kombinasi tersebut
keripik tempe secara nyata dipengaruhi mampu menjaga kontak dengan
oleh kombinasi antara perlakuan jenis lingkungan luar kemasan sehingga aroma
perekat, ketebalan pengemas dan waktu keripik tempe dapat terjaga.
penyimpanan. Nilai rata-rata aroma keripik
tempe yang dikemas dengan plastik Tekstur
polipropilen 0,07 mm dengan perekat Berdasarkan hasil analisis uji
stapler pada penyimpanan hari ke-10, 20, Friedman pada Tabel 5 menunjukkan
dan 30 berturut-turut sebesar 2,73 (agak bahwa kombinasi antara perlakuan jenis
harum-harum), 2,27 (agak harum), dan perekat, ketebalan pengemas dan waktu
2,22 (agak harum); dengan perekat lilin penyimpanan memberikan pengaruh yang
pada penyimpanan hari ke-10, 20, dan 30 nyata.
berturut-turut sebesar 2,67 (agak harum-
harum), 2,46 (agak harum-harum), dan Tabel 5. Rataan nilai tekstur pada perlakuan
penelitian
2,23 (agak harum); dengan perekat sealer
Tekstur
pada penyimpanan hari ke-10, 20, dan 30 Perlakuan
Rataan Nilai Friedman
berturut-turut sebesar 2,72 (agak K1L1M1 3,20 141,17
harumharum), 2,42 (agak harum-harum), K1L1M2 2,98 173,17
dan 2,62 (agak harum-harum). K1L1M3 2,78 155,00
K1L2M1 3,20 133,17
Nilai rata-rata aroma keripik tempe K1L2M2 2,32 105,30
yang dikemas dengan plastik polipropilen K1L2M3 2,33 110,30
0,04 mm dengan perekat stapler pada K2L1M1 3,43 160,17
penyimpanan hari ke-10, 20, dan 30 K2L1M2 3,00 171,50
K2L1M3 2,80 155,17
berturut-turut sebesar 2,86 (agak harum- K2L2M1 3,40 148,00
harum), 1,92 (tidak harum-agak harum), K2L2M2 3,00 127,50
dan 1,92 (tidak harum-agak harum); K2L2M3 2,62 139,30
dengan perekat lilin pada penyimpanan K3L1M1 3,20 136,30
K3L1M2 2,91 164,17
hari ke-10, 20, dan 30 berturut-turut K3L1M3 2,82 156,17
sebesar 2,78 (agak harum-harum), 2,17 K3L2M1 3,24 142,00
(agak harum), dan 2,32 (agak harum); K3L2M2 2,50 111,33
K3L2M3 2,69 141,17
dengan perekat sealer pada penyimpanan
Xhitung 36,43
hari ke-10, 20, dan 30 berturut-turut Xtabel 27,59
sebesar 2,76 (agak harum-harum), 1,96
(tidak harum-agak harum), dan 2,1 (agak Nilai rata-rata tekstur keripik tempe
harum). yang dikemas dengan plastik polipropilen
Semakin lama penyimpanan, terjadi 0,07 mm dengan perekat stapler pada
penurunan nilai rata-rata aroma keripik penyimpanan hari ke-10, 20, dan 30
tempe. Hal ini diduga karena adanya berturut-turut sebesar 3,2 (renyah), 2,98
degradasi minyak yang berakibat pada (agak renyah-renyah), dan 2,78 (agak
timbulnya bau tengik. Perlakuan kombinasi renyah-renyah); dengan perekat lilin pada
jenis plastik polipropilen 0,07 mm dengan penyimpanan hari ke-10, 20, dan 30
jenis perekat sealer lebih baik dalam berturut-turut sebesar 3,34 (renyah), 3
mempertahankan aroma keripik tempe (renyah), dan 2,8 (agak renyah-renyah);

CHEESA, Vol. 3 No. 1 Hal 42-54, 2020 | 48


Kavadya Syska*), Ropiudin

Analisis Mutu Keripik Tempe Berdasarkan Cara Perekatan dan Ketebalan Pengemas selama
Penyimpanan

dengan perekat sealer pada penyimpanan Ketengikan


Perlakuan
hari ke- 10, 20, dan 30 berturut-turut Rataan Nilai Friedman
K1L2M2 3,32 121,67
sebesar 3,2 (renyah), 2,9 (agak renyah-
K1L2M3 3,18 131,80
renyah), dan 2,8 (agak renyah-renyah). K2L1M1 3,71 149,30
Nilai rata-rata tekstur keripik tempe K2L1M2 3,75 162,10
yang dikemas dengan plastik polipropilen K2L1M3 3,44 158,70
K2L2M1 3,59 138,30
0,04 mm dengan perekat stapler pada
K2L2M2 3,80 167,17
penyimpanan hari ke-10, 20, dan 30 K2L2M3 3,33 143,80
berturut-turut sebesar 3,2 (renyah), 2,32 K3L1M1 3,62 153,17
(agak renyah), dan 2,33 (agak renyah); K3L1M2 3,55 138,17
K3L1M3 3,49 160,00
dengan perekat lilin pada penyimpanan
K3L2M1 3,73 140,50
hari ke-10, 20, dan 30 berturut-turut K3L2M2 3,50 135,00
sebesar 3,4 (renyah), 2,97 (agak renyah32 K3L2M3 3,05 121,17
renyah), dan 2,6 (agak renyah-renyah); Xhitung 28,62
Xtabel 27,59
dengan perekat sealer pada penyimpanan
hari ke-10, 20, dan 30 berturut-turut Nilai rata-rata ketengikan keripik
sebesar 3,24 (renyah), 2,5 (agak renyah), tempe yang dikemas dengan plastik
dan 2,67 (agak renyah-renyah). polipropilen 0,07 mm dengan perekat
Data tersebut menunjukkan adanya
stapler pada penyimpanan hari ke-10, 20,
penurunan tekstur keripik tempe selama
dan 30 berturut-turut sebesar 3,56 (tidak
penyimpanan. Semakin lama umur simpan tengik), 3,6 (tidak tengik), dan 3,3 (agak
keripik tempe, tekstur keripik tempe tengik-tidak tengik); dengan perekat lilin
semakin menurun. Penurunan nilai rata-
pada penyimpanan hari ke-10, 20, dan 30
rata tekstur berkaitan dengan kadar air
berturut-turut sebesar 3,71 (tidak tengik),
yang terkandung dalam keripik tempe.
3,74 (tidak tengik), dan 3,44 (agak tengik-
Semakin lama penyimpanan, uap air yang tidak tengik); dengan perekat sealer pada
terserap ke dalam pengemas semakin
penyimpanan hari ke-10, 20, dan 30
banyak sehingga tekstur keripik tempe
berturut-turut sebesar 3,62 (tidak tengik),
menjadi menurun.
3,55 (agak tengik-tidak tengik), dan 3,49
(agak tengik-tidak tengik).
Ketengikan Nilai rata-rata ketengikan keripik
Hasil uji Friedman memperlihatkan
tempe yang dikemas dengan plastik
bahwa kombinasi perlakuan jenis perekat,
polipropilen 0,04 mm dengan perekat
ketebalan pengemas dan waktu stapler pada penyimpanan hari ke-10, 20,
penyimpanan memberikan pengaruh dan 30 berturut-turut sebesar 3,62 (tidak
terhadap ketengikan keripik tempe.
tengik), 3,32 (agak engik-tidak tengik), dan
3,18 (agak tengik); dengan perekat lilin
Tabel 6. Rataan nilai ketengikan pada
perlakuan penelitian pada penyimpanan hari ke-10, 20, dan 30
Ketengikan berturut-turut sebesar 3,59 (tidak tengik),
Perlakuan
Rataan Nilai Friedman 3,8 (tidak tengik), dan 3,33 (agak tengik-
K1L1M1 3,56 133,00 tidak tengik); dengan perekat sealer pada
K1L1M2 3,59 143,50
K1L1M3 3,27 137,17 penyimpanan hari ke-10, 20, dan 30
K1L2M1 3,62 140,00 berturut-turut 3,73 (tidak tengik), 3,5 (agak

CHEESA, Vol. 3 No. 1 Hal 42-54, 2020 | 49


Kavadya Syska*), Ropiudin

Analisis Mutu Keripik Tempe Berdasarkan Cara Perekatan dan Ketebalan Pengemas selama
Penyimpanan

tengik-tidak tengik), dan 3,04 (agak Rasa


Perlakuan
tengik). Rataan Nilai Friedman
K2L1M3 2,60 163,00
Berdasarkan data tersebut diketahui
K2L2M1 2,78 130,30
bahwa semua kombinasi perlakuan masih K2L2M2 2,42 127,30
dapat mempertahankan keripik tempe dari K2L2M3 2,45 146,83
ketengikan sampai penyimpanan hari ke- K3L1M1 2,91 141,50
K3L1M2 2,67 157,30
30 walaupun terjadi penurunan tetapi
K3L1M3 2,56 159,30
penurunan tersebut tidak terlalu besar. K3L2M1 2,96 142,17
Kombinasi perlakuan antara jenis perekat K3L2M2 2,40 124,30
dengan jenis pengemas yang terbaik yaitu K3L2M3 2,20 126,50
Xhitung 29,19
plastik polipropilen 0,07 mm dengan
Xtabel 27,59
perekat sealer. Hal ini diduga kombinasi
ini memiliki permeabilitas udara yang Nilai rata-rata rasa keripik tempe
rendah dibandingkan dengan kombinasi yang dikemas dengan plastik polipropilen
perlakuan yang lain. Udara atau oksigen 0,07 mm dengan perekat stapler pada
menjadi faktor penyebab kerusakan keripik penyimpanan hari ke-10, 20, dan 30
tempe berupa ketengikan. Hasil kajian berturut-turut sebesar 2,91 (agak enak-
lebih baik bila dibandingkan yang enak), 2,67 (agak enakenak), dan 2,4 (agak
dilakukan oleh Sari dkk. (2019) mutu enak); dengan perekat lilin pada
lemak menurun (menimbulkan tengik), penyimpanan hari ke-10, 20, dan 30
didapatkan hasil yang sama semua berturut-turut sebesar 3 (enak), 2,76 (agak
perlakuan, yaitu 10,7%. enak-enak), dan 2,6 (agak enak-enak); dan
dengan perekat sealer pada penyimpanan
Rasa hari ke-10, 20, dan 30 berturut-turut
Analisis dalam bidang sensorik sebesar 2,91 (agak enak-enak), 2,7 (agak
membatasi cita rasa sebagai kombinasi rasa enakenak), dan 2,55 (agak enak-enak).
dan bau yang diperoleh lewat mulut-mulut Nilai rata-rata rasa keripik tempe
dan hidung. Hasil uji Friedman pada Tabel yang dikemas dengan plastik polipropilen
7 menunjukkan bahwa kombinasi 0,04 mm dengan perekat stapler pada
perlakuan antara jenis perekat, ketebalan penyimpanan hari ke-10, 20, dan 30
pengemas dan waktu penyimpanan berturut-turut sebesar 2,93 (agak enak-
memberikan pengaruh yang nyata terhadap enak), 2,27 (agak enak), dan 2,13 (agak
rasa keripik tempe. enak); dengan perekat lilin pada
penyimpanan hari ke-10, 20, dan 30
Tabel 7. Rataan nilai rasa keripik tempe pada berturut-turut sebesar 2,78 (agak enak-
perlakuan penelitian
enak), 2,42 (agak enak), dan 2,45 (agak
Rasa enak); dan dengan perekat sealer pada
Perlakuan
Rataan Nilai Friedman
K1L1M1 2,91 143,83
penyimpanan hari ke-10, 20, dan 30
K1L1M2 2,67 157,30 berturut-turut 2,96 (agak enak-enak), 2,4
K1L1M3 2,36 138,83 (agak enak), dan 2,2 (agak enak).
K1L2M1 2,93 145,83 Penurunan rasa ini diduga karena
K1L2M2 2,27 120,17
K1L2M3 2,17 120,00 semakin lama umur simpan, semakin
K2L1M1 3,00 148,00 banyak terjadi kerusakan pada keripik
K2L1M2 2,76 166,17 tempe. Kerusakan-kerusakan tersebut akan
CHEESA, Vol. 3 No. 1 Hal 42-54, 2020 | 50
Kavadya Syska*), Ropiudin

Analisis Mutu Keripik Tempe Berdasarkan Cara Perekatan dan Ketebalan Pengemas selama
Penyimpanan

mempengaruhi rasa keripik tempe Kesukaan


Perlakuan
misalnya dengan adanya peningkatan Rataan Nilai Friedman
Xhitung 28,90
kadar asam lemak bebas. Adanya asam
Xtabel 27,59
lemak bebas meskipun dalam jumlah
sedikit akan mengakibatkan rasa yang Nilai rata-rata kesukaan terhadap
tidak enak pada produk (Ketaren, 1986). keripik tempe yang dikemas dengan plastik
Perbedaan rasa pada masing-masing polipropilen 0,07 mm dengan perekat
perlakuan diduga karena adanya sifat stapler pada penyimpanan hari ke-10, 20,
permeabilitas uap air dan gas serta dan 30 berturut-turut sebesar 2,9 (agak
ketahanan terhadap zat-zat volatile. Hal suka), 2,6 (agak suka), dan 2,24 (agak
tersebut mempengaruhi aroma, karena suka); dengan perekat lilin pada
aroma secara langsung mempengaruhi rasa penyimpanan hari ke-10, 20, dan 30
suatu bahan. Semakin meningkat aroma berturutturut sebesar 2,95 (agak suka-
tidak enak maka rasa produk akan semakin suka), 2,73 (agak suka-suka), dan 2,5 (agak
menurun dan semakin cepat suatu produk suka); dengan perekat sealer pada
mengalami perubahan aroma, maka penyimpanan hari ke-10, 20, dan 30
semakin cepat terjadi perubahan rasa. berturut-turut sebesar 2,84 (agak suka-
suka), 2,6 (agak suka-suka), dan 2,5 (agak
Kesukaan suka).
Hasil analisis uji Friedman pada Nilai rata-rata kesukaan terhadap
Tabel 8 menunjukkan bahwa kombinasi keripik tempe yang dikemas dengan plastik
antara perlakuan jenis perekat, ketebalan polipropilen 0,04 mm dengan perekat
pengemas dan waktu penyimpanan stapler pada penyimpanan hari ke-10, 20,
memberikan pengaruh nyata terhadap dan 30 berturut-turut sebesar 2,95 (agak
tingkat kesukaan panelis. suka-suka), 2,16 (agak suka), dan 2 (agak
suka); dengan plastik polipropilen 0,04
Tabel 8. Rataan nilai kesukaan pada perlakuan mm dengan perekat lilin pada
penelitian penyimpanan hari ke-10, 20, dan 30
Kesukaan
Perlakuan berturut-turut sebesar 2,73 (agak suka-
Rataan Nilai Friedman
K1L1M1 2,90 145.17 suka), 2,38 (agak suka), dan 2,55 (agak
K1L1M2 2,60 154,83 suka-suka); dengan perekat sealer pada
K1L1M3 2,24 131,00 penyimpanan hari ke-10, 20, dan 30
K1L2M1 2,96 151,30 berturut-turut sebesar 2,93 (agak suka-
K1L2M2 2,16 108,83
K1L2M3 2.00 110,17 suka), 2,4 (agak suka), dan 2,3 (agak suka).
K2L1M1 2,95 144,67 Semakin lama umur simpan keripik tempe
K2L1M2 2,73 174,30 penerimaan konsumen semakin menurun.
K2L1M3 2,53 162,00
Hal ini diduga karena terjadinya perubahan
K2L2M1 2,73 132,30
K2L2M2 2,38 131,67 pada tekstur, aroma, ketengikan dan rasa
K2L2M3 2,55 156,7 keripik tempe.
K3L1M1 2,84 137,3 Hasil uji organoleptik selaras dengan
K3L1M2 2,60 157,5
hasil kajian Furqon dkk. (2016) terhadap
K3L1M3 2,51 162,0
K3L2M1 2,93 142,00 uji organoleptik nugget yang menunjukkan
K3L2M2 2,40 133,33 bahwa plastik jenis PP mampu
K3L2M3 2,31 136,83 mempertahankan rasa, aroma, tekstur dan
CHEESA, Vol. 3 No. 1 Hal 42-54, 2020 | 51
Kavadya Syska*), Ropiudin

Analisis Mutu Keripik Tempe Berdasarkan Cara Perekatan dan Ketebalan Pengemas selama
Penyimpanan

warna nugget dari kerusakan sampai hari Contact Materials. Berlin: Walter de
ke 20. Menurut Wijayanti & Gruyter GmbH.
Purwatiningrum (2016), Cara Produksi Cirillo, G., Kozlowski, M. A., & Spizzirri,
U.G. (2018). Composites Materials
Pangan yang Baik (CPPB), dapat menjaga
for Food Packaging. New Jersey:
kualitas produk, menjamin keamanan Scrivener Publishing LLC.
pangan, dan dapat memenuhi permintaan Duan, C., Fang, Y., Sun, J., Li, Z., Wang,
konsumen. Q., Bai, J., Peng, H., Liang, J., &
Gao, Z. (2020). Effects of Fast Food
Packaging Plasticizers and Their
KESIMPULAN Metabolites on Steroid Hormone
Kesimpulan penelitian ini yaitu: Synthesis in H295R Cells. Science of
keripik tempe kemasan plastik polipropilen The Total Environment, 726(15),
0,07 mm dan perekat sealer 138500,
mempertahankan mutu terbaik. Selama doi.org/10.1016/j.scitotenv.2020.138
penyimpanan terjadi peningkatan kadar air, 500,
https://www.sciencedirect.com/scien
kadar asam lemak bebas, dan terjadi
ce/article/pii/S0048969720320131
penurunan semua variabel sensorik, tetapi Erkan, S. B., Gürler, H. N., Bilgin, D. G.,
keripik tempe kemasan plastik polipropilen Germec, M., & Turhan, I. (2020).
0,07 mm dengan perekat sealer mampu Production and Characterization of
mempertahankan mutu keripik tempe Tempehs from Different Sources of
sampai hari ke-30, sedangkan perlakuan Legume by Rhizopus Oligosporus.
lainnya hanya mampu sampai hari ke-20. LWT-Food Science and Technology,
119(2), 108880,
doi.org/10.1016/j.lwt.2019.108880,
DAFTAR RUJUKAN https://www.sciencedirect.com/scien
Aguilar, C. N. & Carvajal-Millan, E. ce/article/pii/S0023643819312228
(2019). Applied Food Science and Fiorino, M., Barone, C., Barone, M.,
Engineering with Industrial Mason, M., & Bhagat, A. (2019).
Applications. Toronto: Apple Quality Systems in the Food
Academic Press. Industry. Switzerland: Springer
Alkarkhi, A. F. M. & Alqaraghuli, W. A. International Publishing.
A. (2019). Easy Statistics for Food Furqon, A. A. Q., Maflahah, I., &
Science with R. London: Academic Rahman, A. (2016). Pengaruh Jenis
Press. Pengemas dan Lama Penyimpanan
Barus, T., Wati, L., Melani, Suwanto, A., Terhadap Mutu Produk Nugget
& Yogiara. (2017). Diversity of Gembus. Agrointek, 10(2), 71-76,
Protease-Producing Bacillus spp. https://doaj.org/article/294d2fe43f7c
From Fresh Indonesian Tempeh 44c69175a460ede316c1
Based on 16S rRNA Gene Sequence. Grumezescu, A. M. & Holban, A. M.
Hayati Journal of Biosciences, 24(1), (2018). Food Packaging and
35-40, Preservation. London: Academic
doi.org/10.1016/j.hjb.2017.05.001, Press.
https://www.sciencedirect.com/scien Herawati, E. R. N., Nurhayati, R., Angwar,
ce/article/pii/S1978301916300390 M., & Wakhida, V. (2017).
Bernaldo de Quirós, A. R., Cardama, A. L., Pendugaan Umur Simpan Keripik
Sendón, R., & Ibarra, V.G. (2019). Pisang Salut Cokelat “Purbarasa”
Food Contamination by Packaging: Kemasan Polipropilen berdasarkan
Migration of Chemicals from Food Angka TBA dengan Metode Aslt

CHEESA, Vol. 3 No. 1 Hal 42-54, 2020 | 52


Kavadya Syska*), Ropiudin

Analisis Mutu Keripik Tempe Berdasarkan Cara Perekatan dan Ketebalan Pengemas selama
Penyimpanan

Model Arrhenius. Reaktor. 17(3), Sentra Keripik Sanan, Kota Malang.


118-125, doi: Kafa'ah: Journal of Gender Studies,
10.14710/reaktor.17.3.118-125, 6(1), 1-12, doi:
https://doaj.org/article/e66b292c2141 10.15548/jk.v6i1.135,
4f3690fe8747b41f8a13 https://doaj.org/article/c150ff40ca60
Hollowood, T., Hort, J., & Kemp, S.E. 49f2983f54bd5b288128
(2018). Descriptive Analysis in Nielsen, S. S. (2017). Food Analysis
Sensory Evaluation. New Jersey: Laboratory Manual. Switzerland:
John Wiley & Sons. Springer International Publishing.
Huang, L., Huang, Z., Zhang, Y., Zhou, S., Piergiovanni, L. & Limbo, S. (2016). Food
Hu, W., & Dong, M. (2019). Impact Packaging Materials. New York:
of Tempeh Flour on the Rheology of Springer International Publishing.
Wheat Flour Dough and Bread Roreng, M. K., Sarungallo, Z. L.,
Staling. LWT-Food Science and Murtiningrum, M., Santoso, B., &
Technology, 111(8), 694-702, Latumahina, R. M. M. (2016). Mutu
doi.org/10.1016/j.lwt.2019.04.004, Mikrobiologis Drupa Buah Merah
https://www.sciencedirect.com/scien (Pandanus conoideus Lamk.) pada
ce/article/pii/S0023643819303007 Berbagai Jenis Kemasan selama
Jariyah, Mulyani T. S., Sudaryati, H. P., & Penyimpanan. Agrointek, 10(2), 93-
Rekapangan, S. (2015). 99,
Pengembangan Usaha Kelompok https://doaj.org/article/0cfb0dd7661e
Perajin Tempe di Kecamatan Candi 4b858d50c2c7a25baff0
Kabupaten Sidoarjo. Jurnal Sari, H. M., Yosephin, B., & Haya, M.
Teknologi Pangan, 8(2), doi: (2019). Variasi Pengolahan Daya
10.33005/jtp.v8i2.456, Terima dan Kandungan Zat Gizi
https://doaj.org/article/a0fd57f66662 Keripik Tempe Rasa Bawang.
44d7b498e7ae07483d98 AcTion: Aceh Nutrition Journal,
Kurniawati, S., Lestiani, D. D., Damastuti, 4(1), 1-6, doi:
E., & Santoso, M. (2019). The 10.30867/action.v4i1.108,
Selenium Content of Tempeh in https://doaj.org/article/7347b97999ef
Indonesia and its Potential 4a4187bb982d06a2c7ea
Contribution to the Dietary Selenium Shockey, K. K., & Shockey, C. (2019).
Requirements for Adults. Journal of Miso, Tempeh, Natto & Other Tasty
Food Composition and Analysis, Ferments: A Step-by-Step Guide to
82(9), 103222, Fermenting Grains and Beans. North
doi.org/10.1016/j.jfca.2019.05.005, Adams: Storey Publishing, LLC.
https://www.sciencedirect.com/scien Shurtleff, W. & Aoyagi, A. (2001), The
ce/article/abs/pii/S088915751830491 Book of Tempeh. California: Ten
5 Speed Press.
Marcus, J. B. (2019). Aging, Nutrition and Singh, P., Wani, A. A., & Langowski, H.
Taste: Nutrition, Food Science and C. (2017). Food Packaging
Culinary Perspectives for Aging Materials: Testing & Quality
Tastefully. London: Academic Press. Assurance. Boca Raton: CRC Press.
Meilgaard, M. C., Civille, G. V., & Carr, Warsiki, E. & Damanik, M. R. (2012).
B.T. (2016). Sensory Evaluation Perubahan Mutu dan Umur Simpan
Techniques. Boca Raton: CRC Press. Sup Daun Torbangun (Colues
Mindarti, L. I. (2016). Peningkatan Daya Amboinicus Lour) dalam Kemasan.
Saing UMKM Perempuan melalui Jurnal Gizi dan Pangan, 7(1),
Comparative Advantage: Study pada https://doaj.org/article/07286f996041
UMKM “Keripik Tempe Rohani” di 473b9f65dead9f94fa80.

CHEESA, Vol. 3 No. 1 Hal 42-54, 2020 | 53


Kavadya Syska*), Ropiudin

Analisis Mutu Keripik Tempe Berdasarkan Cara Perekatan dan Ketebalan Pengemas selama
Penyimpanan

Wijayanti, N. & Purwantiningrum, I.


(2016). Peningkatan Efisiensi dan
Kapasitas Produksi pada Proses
Pengolahan Sambel Pecel, Keripik
Tempe dan Keripik Singkong.
Teknologi Pangan: Media Informasi
dan Komunikasi Ilmiah Teknologi
Pertanian, 7(3), doi:
10.35891/tp.v7i3.518,
https://doaj.org/article/c199432b512f
4644b2f03889094fcd0a
Zhong, J. & Wang, X. (2019). Evaluation
Technologies for Food Quality.
Cambridge: Woodhead Publishing.

CHEESA, Vol. 3 No. 1 Hal 42-54, 2020 | 54

You might also like