You are on page 1of 10

ISSN : 2579 – 6151

e-ISSN : 2614 – 8242.


Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/holistika
Email : holistika@umj.ac.id

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN “PROMISTER”


UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR WAYANG PANDHAWA
PADA SISWA SEKOLAH DASAR
Galih Istiningsih1)*, Ela Minchah L.A2), Evik Priharlina3),
PGSD, FKIP, UM Magelang, Jl. Tidar No. 21 Magelang, 56126
*
galih@ummgl.ac.id

Diterima: DD MM YYYY Direvisi: DD MM YYYY Disetujui: DD MM YYYY

ABSTRACT
This study departs from the problem of the still low quality of the process of learning Javanese
language, one of which is the wayang pandhawa and the ability of the teacher to integrate character
values in classroom learning. The main objective of this year I study was to produce innovative
learning models based on Multiple Character Intelligence (PROMISTER) projects that had obtained
material and learning expert validation.Research uses research and development methods or
"Research and Development" (R & D) with the following steps: a) conducting preliminary research,
b) planning, c) developing prototype learning models include: needs analysis of Javanese language
learning models and prototypes PROMISTER learning model, d) expert test The research subjects
were taken as many as 4 schools in Magelang Regency. Respondents from each school involved fourth
grade teachers, fourth grade students, and elementary school principals. The subject of this study also
involved 2 material experts, and 2 experts in the learning model. The sampling technique was
purposive sampling.

Keywords: Promister, Result of Pandhawa Wayang Learning

ABSTRAK
Penelitian ini berangkat dari permasalahan masih rendahnya kualitas proses pembelajaran bahasa
Jawa salah satunya wayang pandhawa dan kemampuan guru dalam mengintegrasikan nilai-nilai
karakter dalam pembelajaran di kelas. Tujuan utama penelitian tahun I ini adalah untuk menghasilkan
model pembelajaran inovatif Proyek berbasis Multiple Intellegence Berkarakter (PROMISTER) yang
telah mendapatkan validasi ahli materi dan pembelajaran.
Penelitian menggunakan metode penelitian dan pengembangan atau “Research and
Development” (R & D) dengan langkah-langkah sebagai berikut: a) melakukan penelitian
pendahuluan, b) perencanaan, c) pengembangan prototipe model pembelajaran) uji ahli Subjek
penelitian diambil sebanyak 4 sekolah di Kabupaten Magelang. Responden dari setiap sekolah
melibatkan guru kelas IV, murid kelas IV, dan kepala sekolah SD. Subjek penelitian ini juga
melibatkan 2 orang ahli materi, dan 2 orang ahli model pembelajaran. Teknik pengambilan sampel
secara purposive sampling.

Kata kunci: Promister, hasil Belajar Wayang Pandhawa

94
Galih Istiningsih, dkk,: Pengembangan Model Pembelajaran “Promister” Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Wayang Pandhawa Pada Siswa SD
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/holistika Email : holistika@umj.ac.id

PENDAHULUAN melukiskan prosedur yang sistematis dalam


mengorganisasikan pengalaman belajar untuk

P
andhawa merupakan tokoh penting
dalam wiracarita Mahabharata, yaitu mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi
besar di daratan Kurukshetra antara para sebagai pedoman bagi para perancang
Pandawa dengan para Kurawa serta sekutu- pembelajaran dan para pengajar dalam
sekutu mereka. Kisah tersebut menjadi kisah merencanakan aktivitas belajar mengajar.
penting dalam wicara Mahabharata (Junaidi, Dalam penjelasan tersebut model pembelajaran
2010). mengarah pada suatu pendekatan pembelajaran
Tujuan dalam pembelajaran ini untuk yang di dalamnya terdapat tujuan, sintaks, dan
peningkatan penguasaan konsep wayang system pengolahan.
pandhawa terutama puntadewa materi kelas IV Model Pengajaran atau model
dalam Standar Kompetensi 2. Mampu pembelajaran merupakan rencana atau pola
mengemukakan perasaan dan gagasan secara yang dapat digunakan untuk membentuk
lisan tentang peristiwa tertentu dan cerita tokoh kurikulum, mendesain materi-materi
wayang dengan bahasa yang santun. intruksional, dan memadu proses pengajaran di
Kompetensi Dasar:2.2 Menceritakan tokoh ruang kelas atau di setting yang berbeda,
wayang Pandhawa (Miftahul, 2013). Sedangkan menurut penulis,
1. Mempersiapkan siswa agar mampu model pembelajaran merupakan suatu cara atau
mempelajari dan memahami konsep strategi yang dilakukan oleh seorang guru
wayang pandhawa dengan karakter dalam melaksanakan kegiatan belajar-mengajar,
penokohan yang berbeda-beda. dimana dalam kegiatan tersebut melibatkan
2. Mengadakan pameran larikan wayang jawa siswa sebagai penerima pengetahuan dari
dengan tujuan mengetahui kemampuan kegiatan pembelajaran.
siswa dalam membuat kreasi belajar yang
di pamerkan. (Sarwanto, 2010)
Seorang guru untuk dapat melaksanakan
tugas mengajarnya dengan baik harus
mengetahui strategi dan metode belajar
mengajar yang baik pula. Strategi belajar yang
baik harus memiliki tahapan-tahapan yang
jelas, sehingga tujuan pembelajaran tepat pada
sasaran. Ketercapaian suatu tujuan
pembelajaran guru memerlukan model
pembelajaran. Model pembelajaran yang
digunakan guru harus dapat menumbuhkan
kemampuan siswa untuk berbagai tujuan
pembelajaran. Oleh karena itu, guru harus
mengetahui dan memahami tentang model
pembelajaran agar proses belajar di kelas lebih
menyenangkan dan menumbuhkan kemampuan
siswa.
Model pembelajaran adalah pola yang
digunakan sebagai pedoman merencanakan
pembelajaran di kelas maupun tutorial (Agus,
2010: 46). Adapun Trianto (2007: 5) yang
mengutip Soekamto menyatakan bahwa model
pembelajaran adalah kerangka konseptual yang

95
HOLISTIKA : Jurnal Ilmiah PGSD ISSN : 2579 – 6151
Volume II No.2 November 2018 e-ISSN : 2614 – 8242._

Model Pembelajaran Berbasis yang berbeda-beda sesuai karakteristik peserta


“PROMISTER” adalah kepanjangan dari didik.
Proyek Berbasis Multiple Intellegence. Teori multiple intelligences Howard Gardner
Kombinasi model dan strategi ini diharapkan memiliki beberapa cirri penting yang
mampu meningkatkan penguasaan konsep membedakannya dengan teori kecerdasan lain.
wayang pandhawa, yang belum maksimal. Menurut teori MI, setiap orang memiliki semua
Model pembelajaran “PROMISTER” memiliki kecerdasan yang dicetuskan Gardner.Teori MI
kepanjangan Proyek Multiple Intellegence adalah teori fungsi kognitif.Teori ini
Sentris. Kombinasi model pembelajaran proyek menandaskan bahwa setiap orang memiliki
dan multiple intelligence. Menurut Wena semua kapasitas kecerdasan. Hanya saja, semua
(2013:145) Model pembelajaran berbasis kecerdasan tersebut bekerja dengan cara yang
proyek adalah model pembelajaran yang berbeda-beda, tetapi berfungsi bersama-sama
inovatif yang menekankan pada pendekatan secara khas dalam diri seseorang. Seseorang
konstektual melalui kegiatan kompleks. mungkin memiliki semua kecerdasan pada
Menurut penulis, Model pembelajaran berbasis tingkat yang relative tinggi, sementara orang
proyek merupakan salah satu model lain mungkin hanya memiliki kecerdasan-
pembelajaran yang menyenangkan dan kecerdasan itu dalam kondisi paling dasar
memiliki tingkat efektifitas dalam proses (relative rendah). (Howard, 2008).
pembelajaran. LKS berbasis konstektual dan dari semua
Menurut Wena (2012: 63) Langkah- produk akan didisplaykan berupa wayang
langkah Model Pembelajaran Berbasis Proyek Langkah-langkah Deskripsi
(Project Based Learning) meliputi:
Langkah -1 Guru bersama dengan
(1)Penentuan pertanyaan mendasar ,
Penentuan projek peserta didik menentukan
(2) Mendesain perencanaan proyek , (3)
tema/topik projek
Menyusun jadwal , (4)Memonitor peserta didik
Langkah -2 Guru memfasilitasi
dan kemajuan proyek, (5) Menguji hasil, (6)
Perancangan Peserta didik untuk
Mengevaluasi pengalaman. Secara rinci dapat
langkah-langkah merancang langkah-
disajikan pada Tabel 1.
penyelesaian langkah kegiatan
Tabel 1. Langkah-Langkah Pembelajaran
projek penyelesaian projek
Berbasis Proyek
beserta pengelolaannya
Multiple IntelLegence adalah kemampuan
Langkah -3 Guru memberikan
mental umum untuk belajar dan menerapkan
Penyusunan jadwal pendampingan kepada
pengetahuan dalam memanipulasi lingkungan
pelaksanaan projek peserta didik melakukan
kemampuan untuk berpikir abstrak. Kecerdasan
mencakup kemampuan beradaptasi dengan penjadwalan semua
lingkungan baru atau perubahan lingkungan kegiatan yang telah
dirancangnya
saat ini, kemampuan untuk mengevaluasi dan
menilai kemampuan un tuk memahami ide-ide Langkah -4 Guru memfasilitasi dan
yang kompleks, kemampuan untuk berpikir Penyelesaian memonitor peserta didik
produktif, kemampuan untuk belajar dengan projek dengan dalam melaksanakan
cepat dan belajar dari pengalaman dan bahkan fasilitasi dan rancangan projek yang
kemampuan untuk memahami hubungan. monitoring guru telah dibuat
Kecerdasan juga dialami sebagai tingkat kinerja Langkah -5 Guru memfasilitasi
suatu sistem untuk mencapai tujuan. (Yamin, Penyusunan Peserta didik untuk
2013: 9). Menurut penulis, multiple intelligence laporan dan mempre-sentasikan dan
merupakan kecerdasan yang dimiliki oleh setiap presentasi/publikasi mempublikasikan hasil
orang dengan keberagaman dan kecerdasan hasil projek karya
Langkah -6 Guru dan peserta didik
Evaluasi proses dan pada akhir proses pembe-
hasil projek lajaran melakukan refleksi
96 terhadap aktivitas dan
hasil tugas projek
Galih Istiningsih, dkk,: Pengembangan Model Pembelajaran “Promister” Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Wayang Pandhawa Pada Siswa SD
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/holistika Email : holistika@umj.ac.id

berdasarkan kemampuan siswa yang beragam dan prototipe model pembelajaran


atau dengan kecerdasan yang berbeda-beda PROMISTER. Uji ahli Subjek penelitian
melalui kegiatan pameran. diambil sebanyak 4 sekolah di Kabupaten
Sintagmatik Model Pembelajaran Berbasis Magelang. Responden dari setiap sekolah
Proyek d dijabarkan dengan aktivitas siswa melibatkan guru kelas IV, siswa kelas IV, dan
dalam pembelajaran secara rinci pada Tabel 2. kepala sekolah SD. Subjek penelitian ini juga
Tabel 2. Karakteristik Model pembelajaran melibatkan 2 orang ahli materi, dan 2 orang ahli
“PROMISTER” model pembelajaran. Teknik pengambilan
Langkah-langkah Deskripsi sampel secara purposive sampling. Sekolah
Langkah -1 Peserta didik menentukan yang dipilih adalah SD yang memang kondusif
Penentuan projek tema/topik projek untuk berlangsungnya pembelajaran bahasa
Langkah -2 Peserta didik untuk Jawa berbasis Multiple Intellegence.
Perancangan merancang langkah- Pengumpulan data menggunakan teknik angket,
langkah-langkah langkah kegiatan wawancara, observasi, dan analisis dokumen.
penyelesaian penyelesaian projek beserta Dapat disajikan pada Tabel 3. Teknik analisis
projek pengelolaannya data menggunakan teknik analisis kualitatif dan
Langkah -3 peserta didik didampingi kuantitatif (statistik deskriptif).
Penyusunan jadwal guru melakukan
pelaksanaan projek penjadwalan semua Tabel 3. Instrumen Pengumpulan Data
kegiatan yang telah Instrum
dirancangnya Teknik en
N Jenis Teknik
Langkah -4 didik dalam melaksanakan Pengumpu Pengum
o Data Analisis Data
lan Data pulan
Penyelesaian rancangan projek yang
projek dengan telah dibuat dengan Data
fasilitasi dan dimonitor guru. 1. Validasi Angket Lembar deskriptif
model validasi validasi
monitoring guru
pembelaja
Langkah -5 Peserta didik untuk ran
Penyusunan mempre-sentasikan dan 2. Validasi Angket Lembar deskriptif
laporan dan mempublikasikan hasil perangkat validasi validasi
presentasi/publikasi karya RPP
hasil projek 3. Validasi Angket Lembar deskriptif
Langkah -6 peserta didik pada akhir perangkat validasi validasi
Evaluasi proses dan proses pembe-lajaran Materi
hasil projek melakukan refleksi Ajar
4. Validasi Angket Lembar deskriptif
terhadap aktivitas dan hasil
LKS validasi validasi
tugas projek
Promister
5. Angket Angket, Lembar deskriptif
METODE PENELITIAN Kebutuha observasi angket

p enelitian“Research and Development” (R


& D) dengan langkah-langkah sebagai
berikut: a) melakukan penelitian
6.
n Siswa

Angket Angket
analisis
kebutuhan
siswa
Lembar deskriptif
pendahuluan, b) perencanaan, c) pengembangan
Kebutuha angket
prototipe model pembelajaran meliputi: analisis
n Guru analisis
kebutuhan model pembelajaran bahasa Jawa
kebutuhan
guru
7. Wawancar wawancara Pedoman deskriptif

97
HOLISTIKA : Jurnal Ilmiah PGSD ISSN : 2579 – 6151
Volume II No.2 November 2018 e-ISSN : 2614 – 8242._

wawancar MIR (Multiple Intellegence Research) juga


8. Angket angket Lembar deskriptif diperlukan untuk menentukan perangkat yang
MIR angket berbasis PROMISTER.
(Multiple MIR Tahap validasi model dilakukan agar
Intellegen
model pembelajaran PROMISTER yang
ce
dikembangkan dapat diketahui kelayakannya
Research)
berdasarkan penilaian ahli perangkat
pembelajaran dan ahli model. Validasi model
HASIL DAN PEMBAHASAN pembelajaran PROMISTER dilakukan oleh: 1)

H
asil penelitian yang diuraikan dalam ahli Perangkat bahasa Jawa (praktisi); dan 2)
bagian ini meliputi: a) tahap ahli model pembelajaran yang berkompeten.
pengumpulan informasi dan analisis Pembahasan hasil pra-survey melalui angket,
kebutuhan, b) tahap perencanaan, c) wawancara, dan observasi yang disebarkan
pengembangan produk, d) tahap validasi. pada 4 sekolah di Kabupaten Magelang.
Terbatas hanya 4 tahap karena akan dilanjutkan Responden dari setiap sekolah melibatkan guru
pada penelitian tahun ke 2. kelas IV, murid kelas IV, dan kepala sekolah
Tahap awal dengan melakukan tinjauan SD dilengkapi dengan analisis dokumen
standar isi dan sebelumnya peneliti sudah diperoleh temuan-temuan dapat disajikan pada
menganalisis materi yang belum maksimal Tabel 5.
dalam pembelajaran, salah satunya materi Analisis kebutuhan guru terhadap
wayang pandhawa. Analisis kebutuhan guru pengembangan model Kooperatif tipe Herroiq
dan siswa saling keterkaitan untuk merumuskan SD Kelas IV digunakan angket dan instrumen
karakteristik model pembelajaran wawancara. Angket dan instrumen wawancara
PROMISTER Analisis MIR (Multiple yang disampaikan kepada guru kelas sebanyak
Intellegence Research) juga diperlukan untuk 8 guru di kabupaten Magelang dengan rincian 2
menentukan perangkat yang berbasis guru dari SDN Borobudur 1, 2 guru dari SDN
PROMISTER. Wonoroto 1, 2 guru dari SDN Pasuruhan 1, 2
Tahap perencanaan berupa pembuatan SDN Rambeanak 2. Angket terdiri dari 59
kisi-kisi instrument yang menjadi penilaian pernyataan yang disampaikan membubuhkan
model pembelajaran “PROMISTER”. Kisi-kisi
instrument dikembangkan menjadi instrument tanda centang ( ) pada pilihan sangat setuju
penelitian.instrumen penelitian yang digunakan (SS), setuju (S), kurang setuju (KS), tidak
adalah lembar validasi, lembar observasi dan setuju (TS) sesuai dengan petunjuk yang
pedoman wawancara. Validasi dilakukan oleh tertulis pada bagian awal angket. Pernyataan
pakar praktisi dan dosen ahli. tersebut terbagi atas 68 butir pernyataan yang
Tahap pengembangan: pada tahap ini terbagi menjadi empat aspek, yaitu pernyataan
dilakukan pembuatan model pembelajaran nomor 1 sampai dengan nomor 19 yang terinci
Promister dan perangkat pembelajaran sebanyak 26 butir berkaitan dengan model
pendukung model pembelajaran PROMISTER pembelajaran, pernyataan nomor 20 sampai
meliputi: RPP, LKS, Materi ajar, perangkat dengan 29 berkaitan dengan aspek
Penilaian. Buku model pembelajaran dibuat pembelajaran memahami wayang Jawa,
Karakteristik utama meliputi pendahuluan, pernyataan nomor 29 sampai dengan nomor 40
tujuan dan asumsi, prinsip-prinsip model berkaitan dengan aspek materi wayang
PROMISTER, sintagmatik, sistem sosial, pandhawa dan pernyataan nomor 41 sampai
prinsip reaksi, pendukung, dampak pengiring
model PROMISTER. Karakteristik pendukung
model pembelajaran PROMISTER perangkat
model pembelajaran PROMISTER. Analisis

98
Galih Istiningsih, dkk,: Pengembangan Model Pembelajaran “Promister” Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Wayang Pandhawa Pada Siswa SD
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/holistika Email : holistika@umj.ac.id

dengan nomor 60 berkaitan dengan aspek pembelajaran wayang, pernyataan nomor 30


Juml sampai dengan nomor 49 berkaitan dengan
ah Juml aspek materi wayang pandhawa
N butir ah Kate Pengembangan produk model
Aspek Skor pembelajaran PROMISTER mempunyai ciri
o peny respo gori
ataa nden khas dari pada prinsip sintagmatik, Sistem
n sosial dalam Model Pembelajaran
1 Kelaya 5 60 985Sangat PROMISTER ini menggambarkan peran guru
kan isi dibutu dan siswa, hubungan keduanya, serta norma-
hkan norma yang dianjurkan selama penerapan
2 Bahasa 8 60 1422 Dibutu Model Pembelajaran PROMISTER dalam
hkan pembelajaran. Sistem sosial yang paling
3 Penyaji 6 60 1237 Sangat menonjol adalah peranan guru dalam
an dibutu menyampaikan informasi dan mengarahkan
hkan siswa mengkonstruksi pengetahuan bahasa
4 Multik 6 60 1170 Sangat Jawa terutama keterampilan mengenalkan
ultural dibutu tokoh pandhawa dan bermain peran wayang
hkan pandhawa serta membimbing siswa dalam
menerapkan LKS berbasis MI. Jadi, guru lebih
keterampilan memahami wayang Jawa.
berperan sebagai pembimbing dan fasilitator.
Sistem sosial lain yang menonjol adalah
Analisis kebutuhan siswa terhadap
aktivitas siswa dalam menerapkan strategi
pengembangan model PROMISTER digunakan
kognitif dalam pembelajaran, baik dalam
angket dan instrumen wawancara. Angket dan
memahami materi maupun dalam pemecahan
instrumen wawancara yang disampaikan
masalah. Interaksi ini terlihat dengan jelas pada
kepada siswa kelas IV SDN Pasuruhan 1
aktivitas guru dan siswa yang terjadi pada fase
sebanyak 30 siswa. Hasil analisis kebutuhan
III, IV, dan V dalam sintaks Model
siswa terhadap pengembangan model
Pembelajaran PROMISTER. Misal, pada saat
PROMISTER dalam pembelajaran wayang
guru menjelaskan macam-macam wayang
pandhawa meyatakan membutuhkan
pandhawa Jawa atau memikirkan cara-cara
pengembangan model kooperatif tipe Herroiq,
mudah menghafal wayang pandhawa Jawa,
meteri pembelajaran wayang Jawa dan
guru dengan mudah menerapkan cara-cara
keterampilan memahami wayang Jawa. Hal
mudah mengenalkan tokoh wayang pandhawa
tersebut terbukti dari hasil angket dan
juga didukung bekerja sama dengan siswa
wawancara sebagai berikut. Angket terdiri dari
untuk menjadi tutor sebaya dalam salah satu
pernyataan yang disampaikan membubuhkan
kelompok Hal ini merupakan salah satu aspek
tanda centang ( ) pada pilihan sangat setuju
sistem sosial Model Pembelajaran
(SS), setuju (S), kurang setuju (KS), tidak PROMISTER yang tidak terdapat pada model
setuju (TS) sesuai dengan petunjuk yang pembelajaran lainnya. Jadi, walaupun pada
tertulis pada bagian awal angket. Pernyataan fase-fase I, II dalam sintaks Model
tersebut terbagi atas 58 butir pernyataan yang Pembelajaran PROMISTER ini peranan guru
terbagi menjadi empat aspek, yaitu pernyataan masih dominan, namun fase-fase III, IV dan V
nomor 1 sampai dengan nomor 19 yang terinci memberikan kesempatan yang cukup kepada
sebanyak 28 butir berkaitan dengan model siswa untuk terlibat aktif sehingga akhirnya
pembelajaran, pernyataan nomor 20 sampai menjadi pebelajar mandiri dan pemikir yang
dengan 29 berkaitan dengan aspek handal.

99
HOLISTIKA : Jurnal Ilmiah PGSD ISSN : 2579 – 6151
Volume II No.2 November 2018 e-ISSN : 2614 – 8242._

Interaksi yang terjadi dalam Menuntun siswa untuk mengenalkan wayang


pembelajaran dengan Model Pembelajaran dan memahami karakter melalui bermain peran.
PROMISTER adalah gabungan interaksi satu Sistem pendukung Model Pembelajaran
arah, dua arah, dan multi arah. Pada saat PROMISTER ini pada dasarnya tidak jauh
penyampaian materi oleh guru maka interaksi berbeda dengan sistem pendukung model
yang dominan terjadi adalah interaksi satu arah pembelajaran lainnya, namun dalam hal
yakni dari guru ke siswa, tetapi pada saat karakteristik, sistem pendukung Model
pengkonstruksian pengetahuan oleh siswa, Pembelajaran PROMISTERa gak berbeda dari
maka interaksi yang dominan terjadi adalah model lainnya.
interaksi dua arah, yakni dari guru ke siswa dan Adapun jenis dan ciri sistem pendukung
dari siswa ke guru. Sedangkan pada saat Model Pembelajaran PROMISTER meliputi:
pengerjaan LKS dan penyajian hasil kerja LKS (a) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
dominan terjadi interkasi multi arah. yang menggabungkan pembelajaran yang
Prinsip reaksi Model PROMISTER berpusat pada guru dan yang berpusat pada
adalah keterlibatan guru sebagai pembimbing siswa. Selain itu, RPP Model Pembelajaran
dan fasilitator dalam Model Pembelajaran PROMISTER mengintegrasikan strategi
PROMISTER ini masih diperlukan dalam hal: multiple intellegence, (b) LKS yang memuat
(a) menyediakan sumber-sumber belajar, seperti berbasis Multiple intellegence, (d) Materi
buku siswa, media papan puzle, (b) Pembelajaran, dan (e) Perangkat Evaluasi
menyampaikan informasi tentang materi berbasis MI.
wayang pandhawa Jawa, dan (c) membimbing Dampak Instruksional meliputi
siswa dalam menerapkan startegi kognitif Penguasaan Pemahaman Wayang Pandhawa
dalam memahami materi dan keterampilan Ciri khas yang membedakan model
memahami wayang pandhawa Jawa. Mengacu pembelajaran PROMISTER untuk
kepada peranan guru sebagai pembimbing dan menumbuhkan kemampuan keterampilan
fasilitator sebagaimana dikemukakan di atas, bervariasi berbasis Multiple Intellegence
ada beberapa hal yang harus diperhatikan Penggunaan strategi-strategi belajar yang tepat
guru dalam menjalankan model Pembelajaran dalam memehami karakter wayang dapat
PROMISTER adalah sebagai berikut: menjadikan proses belajar menjadi lebih
Menciptakan suasana yang kondusif untuk bermakna, sehingga pencapaian hasil belajar
pembelajaran dan membangkitkan motivasi (penguasaan bahan ajar) menjadi optimal.
siswa untuk belajar. Misalnya, dengan Kemampuan Keterampilan bermain peran
menyiapkan siswa untuk belajar (menenangkan wayang pandhawa. Kemampuan bermain peran
siswa) dan menyampaikan kompetensi dasar wayang pandhawa digolongkan sebagai
dan indikator pencapaian hasil belajar. dampak instruksional dalam model
Menyediakan dan mengelola sumber-sumber pembelajaran ini, karena siswa diarahkan secara
belajar yang relevan yang dapat mendukung langsung pada tujuan peningkatan bermain
kelancaran proses pembelajaran, seperti buku peran wayang pandhawa. Kemampuan
siswa, LKS, soal-soal latihan. Keterampilan Memahami kalimat wayang
Menyampaikan informasi materi wayang pandhawa Jawa dengan sandhangan
pandhawa Jawa dengan bantuan digolongkan sebagai dampak instruksional
mediapembelajaran inovatif. Membimbing dalam model pembelajaran ini, karena siswa
siswa dalam menerapkan strategi-strategi diarahkan secara langsung pada tujuan
belajar dan strategi-strategi memahami wayang peningkatan keterampilan memahami kalimat
pandhawa Jawa dengan media papan wayang pandhawa.
puzle.Menuntun siswa membuat rangkuman
materi pelajaran dan membuat peta konsep dari
materi yang sudah diajarkan.

100
Galih Istiningsih, dkk,: Pengembangan Model Pembelajaran “Promister” Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Wayang Pandhawa Pada Siswa SD
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/holistika Email : holistika@umj.ac.id

Dampak Pengiring meliputi Kemandirian Secara rinci dapat dirinci pada bagan 1 di
dalam Belajar. Dengan berbekal pengetahuan bawah ini
proseduran, dan pengetahuan kondisional, serta
keterampilan meggunakan media papan puzle
dan cara memahami wayang pandhawa Jawa
dengan Iqra maka siswa dapat menjadi lebih
mandiri dalam belajar. Melalui latihan yang
kontinu siswa dapat memilih sendiri yang
sesuai dengan gaya dan tipe belajar dia dengan
LKS Berbasis MI
Sebagian fase-fase dari sintaks Model
Pembelajaran PROMISTER khususnya fase-
fase III, IV dan V) memberikan lebih banyak Berdasarkan hasil validasi peneliti merevisi
ruang dan kesempatan kepada siswa untuk desain model pembelajaran, RPP, Materi Ajar
berperan aktif dalam proses pembelajaran. Pada dan LKS serta THB sebagai berikut Tabel 8:
fase-fase tersebut, keterlibatan siswa sanga Tabel 8. Revisi Draft Validasi
dominan dalam menerapkan secara langsung Model Pembelajaran
dalam memahami materi wayang pandhawa Sebelum direvisi Sesudah direvisi
Jawa
Sikap Positif terhadap bahasa Jawa Penilaian R
Dampak lanjutan dari kemampuan siswa Kriteri
N Validator at
memilih, menggunakan, dan mengontrol Kompon a/
o 1 2 3 4 5 a-
penggunaan media papan puzle dan buku Iqra en rerata
. ra
serta keterlibatan siswa yang sangat dominan skor
ta
dalam proses belajar memahami wayang 1 Model 8 8 9 8 8 89 Baik
pandhawa Jawa adalah terciptanya suasana Pembelaj 8 8 9 8 6 ,8 (4,3)
belajar memahami wayang pandhawa Jawa aran
yang menyenangkan dan kejujuran tercipta 2 RPP 2 2 2 2 2 22 Baik
karena siswa enggan dalam bermain LKS MI. 1 1 6 1 0 1 (4)
Anderman (2010: 140) dalam jurnal Impulsivity 2 5 1 1 9
and Academic Cheating mengemukakan 3 Materi 1 1 1 1 1 14 Baik
ajar 3 4 6 4 3 3. (4,2)
menyontek didasari karena ingin memperoleh 4 2 9 0 3 6
nilai baik dalam akademik. Siswa tidak lagi 4 LKS 1 1 1 1 1 15 Baik
diseimuti oleh anggapan-anggapan bahwa 3 4 6 4 6 1 (4,3)
wayang pandhawa merupakan mata pelajaran 9 3 7 4 2
yang sulit untuk dipelajari.Dengan demikian, 5 THB 1 1 1 1 1 16 Baik
penerapan model pembelajaran ini juga dapat 6 7 7 6 7 9, (4,3)
menumbuhkan sikap positif siswa terhadap 8 3 2 4 2 8
mata pelajaran bahasa Jawa Kesimpul Dapat digunakan Baik
Data penilaian hasil validasi ahli materi an dengan sedikit revisi
tersaji dalam Tabel 7, sedangkan bagan 1 data
Penulisan nomor buku Penulisan nomor
penilaian hasil validasi ahli. Produk model yang
model pembelajaran buku model
sudah divalidasi selanjutnya direvisi sesuai
belum ilmiah dan pembelajaran
dengan saran dan masukan ahli saat proses
belum ada Gambar belum ilmiah dan
validasi.
yang interaktif belum ada Gambar
Tabel 7 Hasil Penilaian Validator

101
HOLISTIKA : Jurnal Ilmiah PGSD ISSN : 2579 – 6151
Volume II No.2 November 2018 e-ISSN : 2614 – 8242._

yang interaktif menarik Gambar menarik


Komponen dan prinsip Komponen dan Penggunaan bahasa Penggunaan bahasa
model pembelajaran prinsip model LKS belum sesuai LKS belum sesuai
kurang jelas pembelajaran EYD EYD
diperjelas PENILAIAN HASIL BELAJAR
Belum ada Gambar Gambar-Gambar Sebelum direvisi Sebelum direvisi
yang sesuai konteks lebih diperjelas PENILAIAN HASIL PENILAIAN
sesuai konteks BELAJARbelum HASIL
Buku model Buku model dilengkapi dengan BELAJARbelum
pembelajaran belum pembelajaran sudah identitas siswa dilengkapi dengan
disertai lampiran disertai lampiran identitas siswa
perangkat perangkat PENILAIAN HASIL PENILAIAN
pembelajaran pembelajaran BELAJAR belum HASIL BELAJAR
Penilaian RPP ditambahkan pedoman belum ditambahkan
Sebelum direvisi Sebelum direvisi penilaian pedoman penilaian
RPP dibuat dengan 2 RPP dibuat dengan 2 Penggunaan bahasa Penggunaan bahasa
kali pertemuan kali pertemuan sesuai EYD sesuai EYD
Belum dilengkapi Belum dilengkapi
metode pembelajaran metode SIMPULAN

S
dalam langkah pembelajaran dalam impulan penelitian ini adalah Model
pembelajaran langkah pembelajaran PROMISTER memiliki
dikemukakan secara pembelajaran karakteristik terlihat dari sintagmatik,
jelas dikemukakan secara sistem sosial, prinsip reaksi, prinsip pendukung
jelas dan dampak instruksional atau pengiring.
Penggunaan bahasa Penggunaan bahasa Karakteristik Model Promister terlihat pada
sesuai EYD sesuai EYD prinsip-prinsip model sebagai dasar
Materi Ajar perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
Sebelum direvisi Sebelum direvisi pembelajaran wayang pandhawa.
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Herroiq
Format bahan ajar Format bahan ajar
pada keterampilan memahami wayang Jawa
belum dilengkapi belum dilengkapi
pada Siswa SD Kelas IV yang dikembangkan
denga Gambar yang denga Gambar yang
valid, skor validasi ahli untuk model
menarik menarik
pembelajaran sebesar 89,9 (sangat valid;
Materi ajar terlalu Materi ajar terlalu
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
luas, belum sesuai luas, belum sesuai
sebesar 221 (sangat valid); Materi ajar sebesar
dengan SK, KD dan dengan SK, KD dan
143,6 (valid); Lembar Kerja Siswa (LKS)
indikator indikator
sebesar 151 (sangat valid); Tes Hasil Belajar
Pengaturan tata letak Pengaturan tata letak (THB) sebesar 169,8 (sangat valid).
dan ruang belum dan ruang belum
dilengkapi Gambar dilengkapi Gambar
UCAPAN TERIMA KASIH
dan ilustrasi dan ilustrasi

Sebelum direvisi
LKS
Sebelum direvisi
U capan terima kasih penulis sampaikan
kepada Rektor UM Magelang; Ketua
LPPM UM Magelang; Dekan FIP UM
LKS dibuat 2 kali LKS dibuat 2 kali Magelang; Ketua Program Studi PGSD FIP
pertemuan pertemuan UM Magelang; Kepala Sekolah SD N SDN
Borobudur 1, SDN Wonoroto 1, SDN
LKS belum dilengkapi LKS belum Pasuruhan 1, SDN Rambeanak 2.
dengan Gambar dilengkapi dengan

102
Galih Istiningsih, dkk,: Pengembangan Model Pembelajaran “Promister” Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Wayang Pandhawa Pada Siswa SD
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/holistika Email : holistika@umj.ac.id

REFERENSI Siswa Kelas V SD di Kecamatan


Agus, Suyanto. 2010. Model Pembelajaran Batang”. Tesis. Semarang: Program
Inovatif dalam Pembelajaran. Jakarta: Pascasarjana Unnes.
Rineka Cipta
Gall, M. D., Borg, W. R., and Gall, J. P. 1996.
Anderman, Eric M. 2010.” Impulsivity and Educational Research: An Introduction
Academic Cheating”. Pacific Intitute 6th ed.. New York: Longman,
for Research and Evaluation and the
University of Kentucky.Derek Harapan, Agung. 2009. Rangkuman Materi
Lane.University of Kentucky Penting Pintar Bahasa Indonesia.
Surabaya: Pustaka Agung Harapan.
Anita Lie. 2002. Cooperative Learning, Jakarta:
Grasindo. Ibrahim, Muslimin, dkk. 2002. Pembelajaran
Kooperatif. Surabaya: UNESA-
Arikunto, S.2006. Prosedur Penelitian ; suatu UNIVERSITY.
pendekatan praktik. Jakarta : Rineka
Cipta. John, G. Duxbury and Tsai , Ling-ling. 1995.
“The Effects Of Cooperative Learning
Bates, A., & Poole, G. 2003.” Effective On Foreign Language Anxiety: A
teaching with technology in higher Comparative Study Of Taiwanese And
education”. San Francisco: Jossey-Bass American Universities”. Pergamon: Int.
]. Educ. Res, Vol. 23, No. 3, pp. 191-
Bobbette, M. Morgan . 2009. “Cooperative
300.
Learning, Mathematical Problem
Solving, and Latinos”. Morgan The Joyce, B & Weil. 2010. Models of Teaching
University of Texas at Brownsville and Fourth ed. Massachussets. Allyn &
Texas Southmost College. bacon Publ Co.
Boekaerts , Monique. 2010. “Helping behaviour
during cooperative learning” . Centre
for the Study of Education and
Instruction, Leiden University:
International Journal of Instruction
January 2010 .Vol.3, No.1 ISSN: 1694-
609X
Borg, W.R., Meredith,D.G. 1991. Educatonal
Reseearch an introduction. New York,
NY: Longman.
Chaer, Abdul. 2006. Tata Bahasa Praktis
Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka
Cipta.
Djahiri. 2004. Model-model pembelajaran
Kooperatif. Bandung: Yrama Widya
Djamarah, Syaiful B. 2010. Guru dan Anak
Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta:
Rineka Cipta.
Fiery Pieterz dan Horasdia Saragih. 2010.
“Pengaruh Penggunaan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT
Terhadap Prestasi Belajar Matematika

103

You might also like