Professional Documents
Culture Documents
Tugas Besar KBS
Tugas Besar KBS
Disusun oleh :
Dosen Pengampu :
2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena telah
melimpahkan rahmat dan hidayahNya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
makalah tepat waktu. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas besar pada mata kuliah
Konstruksi Bangunan Sipil . Tugas yang telah dikerjakan oleh penulis kali ini adalah
melakukan investigasi bangunan sipil khususnya jembatan jenis beton di Jalan Juanda,
Depok.
Penulis menyadari bahwa tanpa bimbingan, bantuan, serta dorongan dari berbagai
pihak, laporan ini tidak akan terwujud dengan baik dan dapat selesai dalam waktu yang tepat.
Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
Penulis berharap dengan adanya makalah ini, dapat menambah wawasan pembaca terkait
materi ini. Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun penulis mengharapkan demi meningkatkan
kualitas makalah penulis.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
4
1.4 Sistematika Penulisan
• BAB I
Bab ini berisikan latar belakang serta tujuan dari penulisan
• BAB II
Bab ini berisikan teori serta fungsi dari suatu jembatan
• BAB III
Bab ini berisikan hasil survey jembatan yang dilakukan oleh penulis
• BAB IV
Bab ini berisikan analisa dan pembahasan terhadap survey jembatan
• BAB V
Bab ini berisikan kesimpulan terhadap hasil survey yang dilakukan
5
BAB II
DASAR TEORI
6
b. Jembatan Saluran Air
c. Jembatan Kereta Api
2. Berdasarkan Lokasinya
a. Jembatan di atas sungai atau danau
b. Jembatan di atas lembah
c. Jembatan di atas jalan yang ada
d. Jembatan di atas saluran irigasi/drainase
e. Jembatan di dermaga
3. Berdasarkan Pembentuknya
a. Jembatan Baja
Jembatan rangka baja merupakan bangunan atas jembatan yang disusun dari
beberapa panel segitiga dan dirangkai satu persatu dengan hubungan baut untuk
menahan beban rencana jembatan yang sesuai dengan peraturan beban yang
berlaku pada saat itu. Dengan bertambahnya umur jembatan dapat diduga terjadi
peningkatan beban, volume lalu lintas, peningkatan beban akibat overlay, dan
penurunan ketahanan konstruksi. Hal tersebut berpengaruh pada peningkatan
tegangan elemen jembatan dan bertambahnya lendutan.
Jembatan rangka baja memiliki keuntungan karena memiliki kuat tarik dan
kuat tekan yang tinggi serta proses maintenance yang lebih mudah dan
pemasangannya lebih cepat jika dibandingkan dengan jembatan beton. Namun
jembatan rangka memiliki kekurangan karna lebih mudah berkarat dan akan lebih
berisik jika digunakan sebagai jembatan untuk perlintasan kereta api. Beberapa
jenis jembatan rangka baja yang biasa digunakan di Indonesia adalah CH dan
Transfield.
b. Jembatan Komposit
Jembatan komposit merupakan batang-batang struktural yang merupakan
gabungan dari 2 material yaitu baja struktural dan beton bertulang. Dengan kata
lain, batang struktural yang dibentuk dari 2 atau lebih material disebut komposit.
Pada bangunan gedung dan jembatan umumnya berupa komposit dari baja
7
struktural dan beton bertulang.
c. Jembatan Kayu
Jembatan kayu sederhana adalah jembatan yang memiliki panjang yang
relative pendek dengan beban yang diterima ringan.
d. Jembatan Beton
Jembatan beton merupakan jembatan yang konstruksinya terbuat dari
material utama beton. Jembatan beton dapat dilakukan dengan pengecoran di
tempat maupun di plant. Elemen struktur horizontal pada jembatan struktur beton
biasanya dapat berupa gelagar beton I girder, T girder, box girder, concrete slab (
pelat beton, voided slab ( pelat berongga). Jembatan I girder dan T girder dibuat
terpisah baru kemudian di satukan dengan pelat kendaraan agar menjadi komposit.
Sedangkan untuk box girder pembuatannya disatukan dengan pelat kendaraan.
8
f. Jembatan Gantung (Suspension Bridge)
Berfungsi sebagai pemikul langsung beban lalu lintas yang melewati jembatan tersebut.
Seluruh beban yang lewat di atasnya ditahan oleh sepasang kabel penahan yang
bertumpu di atas 2 pasang menara dan 2 pasang blok angkur.
g. Jembatan Kabel (Cable Stayed Bridge)
Menggunakan kable baja yang kuat dan kokoh untuk menahan setiap beban yang
melewati jembatan.
h. Jembatan Cantilever (Cantilever Bridge)
Pada system ini balok jembatan dicor (cast insitu) atau dipasang (precast), segmen demi
segmen sebagai kantilever di kedua sisi agar saling mengimbangi (balance) atau satu
sisi dengan pengimbang balok beton yang sudah dilaksanakan lebih dahulu.
a. Bearing
Bantalan yang berfungsi untuk mengurangi gesekan pada benda yang bergerak secara
linear ataupun rotasi.
b. Expansion Joint
Komponen ini merupakan sambungan yang bersifat flexible sehingga saluran yang
disambungkan memiliki toleransi untuk bergerak.
c. Span
Bentangan yang berada antara dua intermediate pendukung, material yang digunakan
untuk pembuatan span sangat beragam seperti beton, baja, kayu, dan lainnya tergantung
dari jenis beban yang diterima jembatan.
d. Trotoar
Jalur untuk pejalan kaki yang biasanya dibuat lebih tinggi tapi tetap sejajar dengan jalan
utama, tujuannya agar pejalan kaki lebih aman dan bisa dilihat jelas oleh pengendara
yang melintas.
e. Girder
Bagian pada struktur atas yang berfungsi untuk menyalurkan beban kendaraan pada
bagian atas ke bagian bawah atau abutment.
f. Balok Diafgrama
9
Bagian penyangga dari gelagar-gelagar jembatan yang memanjang dan hanya
berfungsi sebagai balok penyangga biasa bukan sebagai pemikul beban plat lantai.
g. Abutment
Bagian bawah jembatan yang berada pada kedua ujung pilar- pilar jembatan, fungsi
dari abutment yaitu untuk menahan seluruh beban hidup (angin, hujan, kendaraan, dll)
dan beban mati (beban gelagar, dll) pada jembatan. Abutment terdiri dari beberapa
bagian yaitu :
• Dinding belakang (back wall)
• Dinding penahan (breast wall)
• Dinding sayap (wing wall)
• Plat injak (approach slab)
• Konsol pendek untuk jacking (corbel)
h. Tumpuan bearing
• Pilar Jembatan : Pondasi inti yang berada di bagian tengah jembatan, fungsinya
sebagai penahan jembatan dan menyalurkan beban ke tanah.
• Pier Head : Fungsinya untuk mengikat pile yang berperan sebagai pondasi bawah.
Konstruksi jembatan yang sudah selesai dibangun harus melewati tahap pengujian
beban atau load test, tujuannya untuk mengetahui tingkat maksimum beban yang
bisa diterima oleh jembatan. Selain itu, jembatan juga harus dipantau dengan
structural health monitoring system (SHMS) agar ketika terjadi keretakan ataupun
pergeseran bisa langsung diketahui.
10
BAB III
HASIL SURVEY
11
Berikut dimensi jembatan yang kami amati:
12
Gambar 3. 3 Foto Survey Kepala Jembatan
13
BAB IV
Jembatan girder beton yang kami amati merupakan jembatan girder yang memiliki
bentuk girder tipe PCI. Jembatan girder tersebut berfungsi sebagai akses transportasi untuk
menyebrangi Kali Cijantung/Setu Pengarengan, dengan mayoritas kendaraan yang lewat
yaitu mobil pribadi, sepeda motor, dan kendaraan angkut barang.
Berikut hasil Analisa jembatan girder beton yang didapatkan dari data survey :
Berdasarkan hasil pengamatan yang kami lakukan pada jembatan girder beton di
Jl. Juanda Depok , kami medapatkan tinggi kepala jembatan sebesar 7,7 meter.
Berikut ini merupakan kerusakan yang ada pada kepala jembatan beton:
1. Retak Sudut
• Deskripsi
Retak horizontal berada pada kepala jembatan pada beberapa titik di kepala
jembatan.
14
• Penyebab
Penanganan yang kurang tepat, benturan tepi pada saat pengangkatan,
pemasangan pengganjal yang tidak rata, produksi yang kurang tepat, lekatan
beton pada cetakan yang sukar dilepas, pelat dasar cetakan pada ujung balok tidak
rata, cleaning cetakan kurang maksimal.
• Pencegahan
Lakukan penanganan dengan tepat, beri keleluasaan ruang yang cukup pada saat
penanganan, gunakan ganjal yang mempunyai ukuran y,ang seragam, perbaikan
metoda produksi, jaga agar cetakan selalu dalam keadaan bersih dan diberi form
oil secukupnya, jaga agar pelat dasar cetakan terpasang merata, jaga agar
pemukaan.
• Pengaruh
Retak pada kepala jembatan dapat mereduksi luas tumpuan dan membuat
tulangan menjadi terbuka. Namun retak kini biasanya tidak terlalu mempengaruhi
kapasitas struktur.
• Perbaikan
Daerah yang mengalami gompal harus ditambal (ex. Sikadur dan sikatop atau
material setara), Setiap tindakanperbaikan harus mendapat persetujuan
engineering terlebih dahulu.
2. Patah
• Deskripsi
Patah pada struktur kepala jembatan dibagian seprator tepi.
• Penyebab
Kurangnya pengawasan saat pengangkatan produk sehingga dipaksa pada saat
baut pengunci belum lepas.
• Pencegahan
Dilakukan pengawasan selama proses produksi hingga pengangkatan produk.
• Pengaruh
Dilakukan pengawasan selama proses produksi hingga pengangkatan produk.
• Perbaikan
Beton yang patah di bobok untuk kemudian dicor ulang dengan mutu beton.
15
Setiap tindakan perbaikan harus mendapat persetujuan engineering terlebih
dahulu.
3. Lingkungan Kerja Kotor
• Deskripsi
Kurang apiknya penataan cetakan ataupun barang-barang lain yang sedang tidak
digunakan serta sampah pelastik ataupun sisa beton yang tidak langsung di
bersihkan, terutama disekitar line produksi.
• Penyebab
Kurangnya kepedulian pekerja atau pelaksana di sekitar line produksi, kurang
atau penyalahgunaan fasilitas kebersihan dan kurangnya tenaga kerja untuk
kebersihan.
• Pencegahan
Peringatan berkala pada media safety patrol, menegur langsung pada pelaksana
jika line produksi terlihat kotor.
• Pengaruh
Kurang maksimalnya ruang kerja karena terhalang barangbarang yang tidak
diletakan di tempat seharusnya, mengakibatkan tersumbatnya saluran air,
rusaknya beberapa cetakan.
• Perbaikan
Saat load produksi berkurang, pelaksana diberi kewajiban untuk membersihkan
line produksinya, penyediaan fasilitas kebersihan.
16
4.2 Jalan Pada Jembatan
17
beban yang berlebih. Beban berlebih dapat berasal dari lalu lintas kendaraan yang
melebihi kabasitas normal. Selain itu pengaruh perubahan sushu juga menjadi
salah sati penyebab dari retaknya jalan pada jembatan.
• Pencegahan
Lakukan penanganan dengan tepat, misalnya pengendalian pada beban yaitu
menerapkan pengaturan lalu lintas dan pembatasan beban, diadakannya
pemantauan getaran guna membantu untuk mengidentifikasi potensi akibat
kerusakan akibat beban dinamis, terutama dari lalu lintas berat atau aktivitas
konstruksi.
• Pengaruh
Retak diatas maupun dibawah PC-I Girder dapat mereduksi luas tumpuan dan
membuat tulangan menjadi terbuka. Namun retak kini biasanya tidak terlalu
mempengaruhi kapasitas struktur.
• Perbaikan
Daerah yang mengalami gompal harus ditambal (ex. Sikadur dan sikatop atau
material setara), Setiap tindakanperbaikan harus mendapat persetujuan
engineering terlebih dahulu.
Berdasarkan hasil pengamatan yang kami lakukan pada jembatan girder beton
di Jalan Juanda. Kondisi girder jembatan masih layak untuk dipergunakan, karena
pada saat kami melakukan pengamatan, tidak ada kerusakan struktur yang terlihat.
Hanya terlihat coakan di kepala jembatan dan retaknya jalan pada jembatan akibat
kurang meratanya proses vibrator saat pengecoran. Solusinya adalah dengan
melakukan proses vibrator secara merata pada setiap bagian jembatan.
18
BAB V
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah kami lakukan pada Jembatan Beton
di Jalan Juanda, maka dapat disimpulkan :
1. Jembatan girder beton yang kami survey memiliki fungsi untuk
penghubung transportasi antar jalan raya bogor menuju jalan margonda via jalan
juanda ataupun sebaliknya.
2. Kerusakan yang kami temukan pada jembatan girder beton Over Pass
Jalan Juanda hanyalah kerusakan minor. Yaitu berupa Retakan di kepala
jembatan, dengan besar retakan ±15 cm dan beberapa retakan yang halus pada
perkerasan jalan jembatan tersebut. Menurut kami jembatan ini masih sangat
layak pakai dan tidak memiliki kerusakan yang berarti.
3. Solusi untuk penanganan atas kerusakan jembatan tersebut adalah
melakukan penambalan pada sisi yang retak. Serta melakukan pemeliharaan
jembatan secara berkala, agar kerusakan cepat terditeksi.
19
LAMPIRAN DOKUMENTASI
20