You are on page 1of 8

PENILAIAN PENERAPAN SISTEM PROTEKSI

BAHAYA KEBAKARAN GEDUNG UNIVERSITAS PRADITA


MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT

Daffira Ceisya Yourie Agustia1, Kelvin2


1,2
Program Studi Teknik Sipil Universitas Pradita, Scientia Business Park,
Jl. Gading Serpong Boulevard No. 1, Tangerang, Banten 15810, Indonesia
E-mail: 1daffira.ceisya@student.pradita.ac.id, 2kelvin@student.pradita.ac.id

Abstract: In this Globalization era, Education is something that is vital to improving the quality of
Human Resources (HR) in Indonesia. This requires facilities and infrastructure to support higher
education, one of the construction is a lecture department which can be used as a place to teach
and learn activities with comfort and safety. Safety could be achieved if we pay attention to safety,
health, and facilities. Fire safety is a vital aspect in assessing the reliability of buildings because
based on Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tangerang regency, the number of fire
incidents in 2022 is 243. In that case, this research aims to assess the fire protection systems
available at Pradita University. This assessment was done by surveying sites and interviews at
Pradita University and the laboratory. The assessment of fire hazard is carried out with Weighted
Product so as produce the highest score of 0,37 which is Pradita University's 2nd building. This
shows Pradita University's 2nd building has the best application of fire protection systems. This
happens because Pradita University's 2nd building is designed for Culinary Art and
Hospitality&Tourism majors, which their frequent activity is cooking so that they have a better
application of fire protection systems.

Keywords: Fire Safety, Fire Protection Systems, Weighted Products

Abstrak: Era globalisai menjadikan Pendidikan sebagai sesuatu yang vital untuk meningkatkam
kualitas sumber daya manusia (SDM) di Indonesia. Hal itu membutuhkan sarana dan prasarana
dalam mendukung Pendidikan yang tinggi, salah satunya dibangunnya gedung perkuliahan yang
dapat menjadi sarana dalam pembelajaran agar terciptanya berlangsungnya kegiatan belajar
mengajar dengan mendapat kenyamanan dan keamanan. Keamanan tersebut dapat terwujud
dengan memperhatikan segi keselamatan, kesehatan, dan kemudahan dalam pembangunan.
Keselamatan kebakaran menjadi aspek terpenting dalam penilaian keandalan bangunan karena
berdasarkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tangerang, jumlah
kejadian kebakaran di wilayah kabupaten Tangerang pada tahun 2022 sebanyak 243. Dengan itu,
tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan penilaian terhadap penerapan sistem proteksi
kebakaran yang tersedia di Universitas Pradita. Penilaian ini dilakukan dengan metode survei
lokasi pengamatan dan wawancara yang berada di Universitas Pradita dan Laboratorium. Penilaian
penerapan sistem proteksi bahaya kebakaran dilakukan dengan metode weighted product sehingga
menghasilkan nilai tertinggi, yaitu pada Gedung 2 Universitas Pradita dengan nilai 0,37. Hasil
tersebut menunjukkan, bahwa pada Gedung 2 terdapat penerapan sistem proteksi bahaya
kebakaran yang lebih baik. Hal itu terjadi karena pada Gedung 2 Universitas Pradita dikhususkan
untuk jurusan Culinary Art dan Hospitality & Tourism, dimana aktivitas yang sering dilakukan
yaitu, kegiatan memasak sehingga sistem proteksi bahaya kebakaran lebih ketat dari gedung
lainnya.

Kata Kunci: Keselamatan Kebakaran, Sistem Proteksi Kebakaran, Weighted Product


1. PENDAHULUAN 2. TINJAUAN PUSTAKA

Pada masa era globalisasi, pendidikan 2.1 Kelengkapan Tapak Bangunan


merupakan sesuatu yang vital dalam
meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Tapak bangunan adalah suatu wilayah atau
indonesia. Salah satu untuk mewujudkan hal bentang yang akan dibangun suatu bangunan.
tersebut, yaitu dengan dibangunnya gedung Adapun kelengkapan tapak suatu bangunan
perkuliahan sebagai sarana atau media tersebut meliputi sumber air, jalan lingkungan,
operasional dalam pembelajaran. Peranan jarak antar bangunan dan hidran halaman
gedung dalam dunia pendidikan merupakan (Permen PU No.26/KTPS/2008).
tempat atau wadah berlangsungnya kegiatan
belajar mengajar membutuhkan kenyamanan 2.2 Sarana Penyelamatan
dan istirahat. Untuk merencanakan sebuah
bangunan yang fungsional, perlu diperhatikan Sarana penyelamatan itu adalah sarana yang
dari segi keselamatan, kesehatan, dan dipersiapakan untuk dipergunakan oleh
kemudahan. Salah satu fungsi segi keselamatan, penghuni maupun petugas pemadam kebakaran
yaitu dengan mengetahui proteksi gedung dalam upaya penyelamatan jiwa manusia
terhadap keselamatan kebakaran. maupun harta-benda bila terjadi kebakaran pada
Berdasarkan Badan Penanggulangan suatu bangunan gedung dan lingkungannya.
Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten
Tangerang, jumlah kejadian kebakaran di 2.3 Sistem Proteksi Aktif
wilayah kabupaten Tangerang pada tahun 2022
sebanyak 243. Kebakaran tersebut 90% Sistem proteksi aktif merupakan
disebabkan oleh hubungan arus pendek listrik kemampuan suatu alat yang digunakan dalam
atau korsleting dan 10% disebabkan oleh faktor memadamkan ataupun mendeteksi bila suatu
kelalaian manusia (human error). Kegagalan saat terjadi kebakaran, mengendalikan asap
pengendalian kebakaran dalam bangunan kebakaran dan selain itu sistem ini digunakan
seringkali terjadi disebabkan karena unsur dalam melaksanakan penanggulangan awal
desain bangunan yang kurang baik. kebakaran (Suprapto,2008).
Berdasarkan hal tersebut menurut Departemen
Pekerjaan Umum Republik Indonesia, faktor 2.4 Sistem Proteksi Pasif
keselamatan khususnya pada bahaya kebakaran
menjadi pertimbangan utama bagi masyarakat Sistem proteksi pasif adalah sistem
yang berada di dalam bangunan gedung dan perlindungan terhadap kebakaran yang
lingkungannya. dilaksanakan dengan melakukan pengaturan
Sebuah gedung harus dilengkapi dengan terhadap komponen bangunan gedung, dari
sistem proteksi yang andal atau memenuhi aspek arsitektur dan struktur sedemikian rupa
persyaratan teknis tata bangunan. Proteksi sehingga dapat melindungi penghuni dan benda
kesalamatan kebakaran pada gedung meliputi dari kerusakan fisik saat terjadi kebakaran.
kemampuan suatu gedung dalam menahan (Suprapto, 2008).
beban yang bekerja serta kemampuan terhadap
bahaya terjadinya kebakaran (PD-T-11-2005).2 2.5 Metode Weighted Product
Sistem proteksi kebakaran digunakan untuk
mendeteksi dan memadamkan kebakaran sedini Metode weighted product adalah metode
mungkin dengan menggunakan peralatan yang yang berhingga dari alternaif keputusan yang
digerakkan secara manual dan otomatis. dijelaskan dalam istilah beberapa kriteria
Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah keputusan. Konsep dasar metode weighted
untuk melakukan penilaian terhadap penerapan product adalah mencari perkalian terbobot dari
sistem proteksi kebakaran yang tersedia di rating kinerja pada setiap altematif pada semua
Universitas Pradita. Penilaian dilakukan atribut. Weighted product menggunakan teknik
berdasarkan Buku Pedoman Pemeriksaan perkalian untuk menghubungkan rating atribut,
Keselamatan Kebakaran Bangunan Gedung rating tiap atribut harus dipangkatkan terlebih
(Pd-T-11-2005-C) dari Badan Penelitian dan dahulu dengan bobot atribut yang bersangkutan
Pengembangan Kementerian Pekerjaan Umum. sehingga menjadi matriks ternormalisasi.
3. METODOLOGI PENELITIAN Officer Universitas Pradita. Lokasi dapat dilihat
pada Gambar 2 terdapat Gedung 1 dan Gedung
3.1 Kerangka Alur Penelitian 2, sedangkan pada Gambar 3 terdapat gedung
Laboratorium Teknik Sipil dan Design Interior.
Mulai

Studi Literatur:
Penilaian Penerapan Sistem Proteksi Bahaya
Kebakaran Gedung Universitas Pradita
menggunakan Metode Weighted Product

Penentuan Alternatif:
1. Gedung 1 Universitas Pradita
2. Gedung 2 Universitas Pradita
3. Lab Teknik Sipil & DI Pradita
Gambar 2. Gedung 1 dan Gedung 2
Penentuan Kriteria Setiap Alternatif
1. Kelengkapan Tapak
2. Sarana Penyelamatan
3. Sistem Proteksi Aktif
4. Sistem Proteksi Pasif

Pengumpulan Data:
Observasi dan Wawancara

Pengolahan Data Bobot Kriteria:


Skala Likert

Gambar 3. Gedung Laboratorium


Pengolahan data Perangkingan:
Weighted Product
3.3 Tahapan Penelitian
1. Penentuan Bobot Kriteria
2. Penyusunan Matriks Keputusan
3. Perbaikan Bobot Kriteria Penilaian penerapan sistem proteksi bahaya
4. Perhitungan Matriks kebakaran terdiri dari 3 tahapan. Tahap pertama
Ternormalisasi terdiri dari kriteria dan sub kriteria seperti pada
5. Perhitungan Matriks Si Tabel 1 dan Tabel 2. Tahap kedua menentukan
6. Perhitungan Matriks Vi bobot kriteria dari hasil observasi dan
wawancara dengan acuan skor skala likert dan
Perangkingan Penerapan Sistem Proteksi
berdasarkan seperti pada Tabel 3, observasi
Bahaya Kebakaran kriteria penilaian berdasarkan Pd–T–11–2005–
Gedung Universitas Pradita C. Tahap ketiga perangkingan setiap alternatif
menggunakan metode WP.
Selesai
i Tabel 1. Kriteria Sistem Keselamatan
Bangunan (KSKB)
Gambar 1. Kerangka Alur Penelitian
No Kode Parameter KSKB
3.2 Lokasi Penelitian 1 K1 Kelengkapan Tapak
2 K2 Sarana Penyelamatan
Penilaian nilai kondisi pada penelitian ini 3 K3 Sistem Proteksi Aktif
dilakukan dengan cara melakukan observasi 4 K4 Sistem Proteksi Pasif
lapangan dan wawancara pada 2 lokasi yang Sumber: Peraturan Pd–T–11–2005–C tentang
dipandu oleh Bapak Riswanto SH selaku Safety Pemeriksaan Keselamatan Kebakaran
Tabel 2. Sub kriteria Sistem Keselamatan 3.4 Perangkingan Weighted Product
Bangunan
No KSKB Sub KSKB Perangkingan dengan menggunakan
a. (SK1) Sumber Air weighted product digunakan rumus-rumus
b. (SK2) Jalan Lingkungan perhitungan. Berikut preferensi yang digunakan
1 K1 c. (SK3) Jarak Antar dalam menghitung perbaikan bobot kriteria
Bangunan
d. (SK4) Hidran Halaman Wj
a. (SK5) Jalan Keluar W= (1)
ƩWj
b. (SK6) Kontruksi Jalan
2 K2 Keluar Keterangan:
c. (SK7) Landasan Wj = Bobot Kriteria
Helikopter ƩWj = Penjumlahan Bobot Kriteria
a. (SK8) Deteksi dan
Alarm Berikut preferensi yang digunakan dalam
b. (SK9) Siames menentukan metrics si.
Connection
c. (SK10) Pemadan Api Si = ∏nj= 1 xijwj (2)
Ringan
d. (SK11) Hidran Gedung Keterangan:
e. (SK12) Sprinkler Si = Hasil dari normalisasi keputusan pada
f. (SK13) Sistem alternatif ke-i
3 K3 Pemadam Luapan i = Alternatif
g. (SK14) Pengendali Asap j = Kriteria
h. (SK15) Deteksi Asap xij = Perkalian suatu rating alternatif per
i. (SK16) Pembuangan kriteria dari j = 1 – n
Asap
j. (SK17) Lift Kebakaran Berikut preferensi yang digunakan dalam
k. (SK18) Cahaya Darurat menentukan matriks vi.
l. (SK19) Listrik Darurat
m. (SK20) Ruang ∏nj- 1 xijwj
Pengendali Operasi Vi = (3)
a. (SK21) Ketahanan Api ∏nj= 1 (wj*)w1
Struktur Bangunan
b. (SK22) Kompartemen Dari matriks vi telah didapat perangkingan
4 K4
Ruang untuk setiap alternatif sehingga rumus ini
c. (SK23) Perlindungan menjadi rumus terakhir sebagai penentuan
Bukaan penilaian.
Sumber: Peraturan Pd–T–11–2005–C tentang
Pemeriksaan Keselamatan Kebakaran 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 3. Tingkat Audit Kebakaran Berikut merupakan hasil pembobotan


Keandalan Skor Kesesuaian berdasarkan skala likert dan matriks
ternormalisasi mengenai kondisi sistem bahaya
Baik (B) 3 Sesuai persyaratan
kebakaran pada pada Gedung 1 Pradita, Gedung
Terpasang tetapi ada
2 Pradita dan Laboratorium Teknik Sipil dan
Cukup (C) 2 Sebagian instalasi yang Desain Interior yang dapat dilihat pada Tabel 4,
tidak sesuai persyaratan Tabel 5, Tabel 6, dan Tabel 7. Kriteria yang
Kurang (K) 1 Tidak sesuai sama sekali digunakan yaitu, kelengkapan tapak, sarana
Sumber: Peraturan Pd–T–11–2005–C tentang penyelamatan, komponen proteksi aktif, dan
Pemeriksaan Keselamatan Kebakaran komponen proteksi pasif.
Tabel 4. Matriks Keputusan
Kriteria 1 Kriteria 2 Kriteria 3 Kriteria 4
Alternatif SK SK SK SK SK SK SK SK SK SK SK SK SK SK SK SK SK SK SK SK SK SK SK
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Gedung 1 3 3 3 3 2 2 1 3 2 2 3 3 2 2 2 2 1 2 3 3 3 2 1
Gedung 2 3 3 3 3 2 2 1 3 3 3 3 3 3 2 2 3 1 2 2 3 3 3 1
Lab 3 3 3 3 2 2 1 3 1 3 3 3 1 1 1 1 1 3 2 3 2 2 1
Tabel 5. Perbaikan Bobot Kriteria
Benefit
Kriteria 1 Kriteria 2 Kriteria 3
Bobot
SK SK SK SK SK SK SK SK SK SK SK SK
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Bobot 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3
Bobot Relatif 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 0,03 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04
Tabel 6. Perbaikan Bobot Kriteria (Lanjutan 1)
Benefit
Kriteria 3 Kriteria 4
Bobot Total
SK SK SK SK SK SK SK SK SK SK SK
13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Bobot 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 67
Bobot Relatif 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 0,03 1
Tabel 7. Matriks Ternormalisasi
Kriteria 1 Kriteria 2 Kriteria 3 Kriteria 4
Alternatif SK SK SK SK SK SK SK SK SK SK SK SK SK SK SK SK SK SK SK SK SK SK SK
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Gedung1 1,05 1,05 1,05 1,05 1,03 1,03 1,00 1,05 1,03 1,03 1,05 1,05 1,03 1,03 1,03 1,03 1,00 1,03 1,05 1,05 1,05 1,03 1
Gedung2 1,05 1,05 1,05 1,05 1,03 1,03 1,00 1,05 1,05 1,05 1,05 1,05 1,05 1,03 1,03 1,05 1,00 1,03 1,03 1,05 1,05 1,05 1
Lab 1,05 1,05 1,05 1,05 1,03 1,03 1,00 1,05 1,00 1,05 1,05 1,05 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,05 1,03 1,05 1,03 1,03 1
Setelah didapatkan bobot kriteria yang Pradita yang memiliki tingkat proteksi bahaya
dibuat dalam matriks keputusan, selanjutkan kebakaran gedung dengan urutan pertama
dilakukan perbaikan bobot menggunakan rumus dengan nilai 0,37. Gedung 2 memiliki proteksi
metode WP, dimana pangkat yang bernilai bahaya kebakaran lebih karena pada Gedung 2
positif untuk kriteria keuntungan, dan untuk dikhususkan untuk jurusan Culinary Art dan
kriteria biaya bernilai negatif. Berdasarkan Hospitality & Tourism, dimana aktivitas yang
kriteria yang digunakan pada penelitian ini sering dilakukan yaitu, kegiatan memasak
kriteria tersebut berupa keuntungan sehingga sehingga sistem proteksi bahaya kebakaran
didapatkan hasil yang bernilai positif untuk lebih ketat dari gedung lainnya. Pada Gedung 1
mempangkatkan masing-masing bobot tersebut Universitas Pradita memiliki tingkat proteksi
menjadi matriks alternatif. Setelah didapatkan yang lebih rendah dibandingkan Gedung 2
matriks alternatif dilanjutkan dengan karena pada Gedung 1 hanya digunakan untuk
perhitungan matriks si, dimana nilai matriks si kegiatan belajar mengajar dengan nilai 0,34.
yang dicari merupakan nilai preferensi untuk Pada Laboratorium Teknik Sipil dan Desain
setiap alternatif. Dari hasil perhitungan matriks Interior memiliki tingkat proteksi yang paling
si yang telah dilakukan, maka didapatkanlah rendah dengan nilai 0,29, karena pada gedung
hasil perhitungan yang dirangkum dalam tabel ini dibangun dengan ketinggian 2 lantai dan
Tabel 8. pada gedung ini tidak terdapat peralatan yang
dapat memicu timbulnya api.
Tabel 8. Matriks Si
Alternatif Matriks Si 5. KESIMPULAN
A1 2,23 Berdasarkan hasil penilaian penerapan
A2 2,40 proteksi bahaya kebakaran Gedung Universitas
A3 1,91 Pradita, dapat disimpulkan sebagai berikut:
Total Matriks Si 6,54 a. Kriteria dalam penilaian penerapan proteksi
bahaya kebakaran Gedung terdiri dari 4
Hasil matriks si yang didapatkan digunakan kriteria yaitu, kelengkapan tapak, sarana
untuk mendapatkan hasil akhir dari penyelamatan, komponen proteksi aktif,
perhitungan menggunakan metode weighted dan komponen proteksi pasif.
product. Hasil tersebut digunakan untuk b. Tingkat penerapan proteksi bahaya
mencari nilai dari matriks vi. Hasil dari kebakaran Gedung 2 universitas pradita
perhitungan vektor vi nantinya digunakan untuk memiliki nilai tertinggi dikarenakan gedung
menentukan perangkingan dalam penilaian ini digunakan untuk aktivitas memasak oleh
penerapan sistem proteksi bahaya kebakaran prodi Culinary Arts, oleh karena itu
pada gedung Universitas Pradita yang terdiri diperlukan proteksi yang lebih
dari gedung 1, gedung 2, dan laboratorium dibandingkan gedung lainnya.
Teknik Sipil dan Design Interior. Dari hasil c. 3Tingkat penerapan proteksi bahaya
perhitungan yang telah dilakukan, maka kebakaran pada Laboratorium Teknik Sipil
didapatkanlah hasil perhitungan dari dan Desain interior memiliki nilai terkecil
semua matriks vi dari tiap-tiap alternatif yang dikarenakan gedung ini tidak menggunakan
dirangkum dalam Tabel 9. peralatan yang dapat memicu timbulnya
api.
Tabel 9. Matriks Vi d. Implementasi metode WP (weighted
Alternatif Matriks Vi product) pada sistem pendukung keputsan,
A1 dapat menghitung nilai penerapan proteksi
0.34
pada 3 gedung Universitas Pradita.
A2 0.37
A3 0.29 6. DAFTAR PUSTAKA

Hasil analisis penilaian penerapan Anggara, D. V. (n.d.). Evaluasi Keandalan


proteksi bahaya kebakaran gedung Keselamatam Kebakaran Pada Gedung
menggunakan merode WP menunjukkan bahwa Fisip II Universitas Brawijaya, Malang.
pada alternatif 2 yaitu Gedung 2 Universitas 8.
Dedi Budi Setiawan, S. A. (n.d.). Penilaian Jurnal Manajemen Sistem Informasi
Keandalan Bangunan Aspek Dan Teknologi, 7.
Persyaratan Keselamatan Pada Gedung Wiedya Putri Hartani, W. M. (2019). Metode
Bengkel Baja Jurusan Teknik Sipil, Weighted Product untuk Pendukung
Polines. 16. Keputusan Penilaian Pencemaran
Pd-T-11-2005-C. (2005). Pemeriksaan Udara Berdasarkan Limbah Gas dan
Keselamatan Kebakaran Bangunan Kualitas Udara Ambien. Jurnal Teknik
Gedung. 27. Informatikan dan Sistem Informasi, 14.
Robby Yuli Endra, Y. A. (2022). Implementasi Zyulmiangga Rusman, A. W. (2021). Analisis
Metode Weighted Product untuk Penerapan Sarana Penyelamatan Dan
Rancangan Sistem Pendukung Sistem Proteksi Pasif Yerhadap Bahaya
Keputusan Pemilihan Saham Terbaik. Kebakaran (Studi Kasus: Gedung
Menara Bosowa Makassar). 20.

You might also like