You are on page 1of 6

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 7, Nomor 4, Oktober 2019 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

UPAYA TANGGAP DARURAT KEBAKARAN DI INSTALASI GIZI


SEBUAH RUMAH SAKIT SWASTA KOTA SEMARANG

Bernadus Oktavian Widyantara, Hanifa Maher Denny, Bina Kurniawan


Bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Diponegoro
Email : oktabernadus@gmail.com

Abstract : Hospital is a health service institutions for communities with their own
characteristics that are influenced by the development of health scienc,
technological progress and socio-economic life of the people who must able to
continue to improve quality services and affordable by the community in order to
realize the highest degree of health. Hospital buildings are buildings that have a
high risk of fire. It is based on the results of identification found the main source
of the cause of the fire. Such as the use of electrical equipments, short circuit of
electric current, using pressurized gas cylinders, using various of liquid and solid
chemicals that are flammable. The purpose of the research is to get deep
information about fire emergency response efforts at the nutrition installation of a
private hospital in Semarang city. This research is a descriptive study with a
qualitative approach. 4 main informations and triangulation of 2 instruments
people. In this study using in depth interview guidelines and observation sheets.
Based on the Ministerial Regulation of Public Works on Technological Guidelines
for Fire Protection Management in Urban Areas. Fire management system in
general is appropriate. An active fire protection system and a means of saving
lives in a private hospital in Semarang city especially in nutrition installation has
not been fully fulfilled.

PENDAHULUAN kebakaran tersebut, 46% kebakaran


Kebakaran merupakan salah terjadi di panti jompo, 23% terjadi di
satu bencana yang dapat Rumah Sakit dan 21% terjadi di
menimbulkan kerugian banyak fasilitas kesehatan mental.5
korban jiwa, harta benda, dan Dalam upaya untuk pencegahan
produktivitas.3 Kebakaran dan penanggulangan kebakaran,
merupakan kejadian yang paling diperlukan adanya manajemen
sering terjadi dan dapat digolongkan keselamatan kebakaran pada
kedalam bencana buatan oleh gedung sebagai unsur menejemen
manusia maupun bencana alam.4 pengamanan kebakaran, terutama
Oleh sebab itu perlu dilakukan yang menyangkut kegiatan
sistem proteksi aktif yang baik dan pemeriksaan, perawatan dan
yang sesuai. pemeliharaan, audit keselamatan
Berdasarkan data yang kebakaran dan latihan
diperoleh dari US Fire Departement, penanggulangan kebakaran harus
dari tahun 2006-2010 terjadi 6.240 dilaksanakan secara periodik
kebakaran di fasilitas perawatan sebagai bagian dari kegiatan
kesehatan. Kebakaran ini pemeliharaan sarana proteksi aktif
menyebabkan rata-rata 6 kematian yang terpasang pada bangunan.10
warga sipil per tahun dan 171 cidera Peneliti tertarik mengambil
per tahun, serta kerusakan properti penelitian pada instalasi gizi rumah
sebesar $52.100.000. Dari kasus sakit terdapat kegiatan pelayanan

759
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 4, Oktober 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

penyelenggaraan makanan dimana sebagai pembuat kebijakan dan


risiko tinggi pekerjaan instalasi gizi pengambil keputusan rumah sakit.
sebuah rumah sakit swasta kota Metode pengolahan data dengan
Semarang adalah pekerjaan menggunakan tehnik reduksi,
memasak, pekerjaan tersebut penyajian data dan melakukan
berisiko karena langsung penarikan kesimpulan.
berhadapan dengan api dan tabung
gas apabila terdapat kebocoran gas HASIL DAN PEMBAHASAN
dapat menyebabkan ledakan dan A. Sistem Manajemen Kebakaran
kebakaran. Instalasi gizi rumah sakit Sistem manajemen
mengandung tiga unsur pokok untuk kebakaran adalah bagian dari
dapat nyala api seperti gas, sumber manajemen bangunan nuntuk
panas pada area memasak, dan mengupayakan kesiapan pemilik
adanya sumber oksigen atau udara dan pengguna bangunan dalam
yang mendukung, maka dari itu pelaksanaan kegiatan
instalasi gizi memiliki risiko bahaya pencegahan dan
yang tinggi terhadap terjadinya penanggulangan kebakaran pada
bahaya kebakaran. bangunan. Pemilik/pengguna
gedung harus memanfaatkan
METODE PENELITIAN bangunan sesuai dengan fungsi
Penelitian ini dilakukan dengan yang ditetapkan dalam izin
metode penelitian kualitatif memberikan bangunan gedung
melakukan pendekatan dengan yang termasuk pengelolaan risiko
metode induktif dan bersifat melalui kegiatan pemeliharaan,
deskriptif. Pemilihan informan perawatan dan pemeriksaan
menggunakan purposive sampling secara berkala sistem proteksi
dan untuk menguji kualitas data kebakaran.24
maka digunakan teknik triangulasi. Pertanyaan yang diajukan
Metode pengumpulan data dilakukan terkait variable sistem
dengan metode wawancara manajemen kebakaran adalah
mendalam . Penelitian ini bertujuan organisasi tanggap darurat dan
untuk memperoleh informasi yang sumber daya manusia.
lebih mendalam terkait upaya Hasil wawancara yang
tanggap darurat kebakaran di dilakukan terhadap informan
instalasi gizi sebuah rumah sakit utama mengenai organisasi
swasta kota Semarang yang meliputi tanggap darurat diperoleh hasil
sistem manajemen kebakaran, bahwa seluruh informan
sistem proteksi kebakaran aktif, menyatakan bahwa rumah sakit
sarana penyelamatan jiwa. Subjek membentuk tim penanggulangan
dalam penelitian ini terdiri dari 4 kebakaran (TPK), manajemen
informan utama yang merupakan kebakaran terkait unit bangunan
pelaku utama upaya tanggap darurat rumah sakit memiliki tim
kebakaran yaitu terdiri dari 2 penanggulangan kebakaran dan
petugas tanggap darurat rumah sakit penanggung jawab rumah sakit
(ketua TPK dan Seksi listrik & melalui koordinator sesuai
mesin) dan 2 petugas instalasi gizi dengan helm merah dan putih
rumah sakit (Asisten Rumah Tangga untuk instalasi gizi, koordinator
(ART) kebersihan. Terdiri dari 2 tim penanggulangan kebakaran
triangulasi yaitu 1 direktur utama dan unit tidak membawahi kepala
1 kepala instalasi gizi yang bertugas bagian teknik pemeliharaan dan

760
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 4, Oktober 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

kepala bagian keamanan, Proteksi Kebakaran di Perkotaan


terdapat operator komunikasi bagian bangunan gedung terkait
namun tidak khusus untuk jika terdapat unit bangunan lebih
operator kebakaran, kepala dari 1 maka setiap unit bangunan
bagian keamanan tidak gedung mempunyai TPK masing-
membawahi tim pemadam api masing dan dipimpin oleh
dan menyatakan bahwa terdapat koordinator TPK unit bangunan,
tim penyelamatan kebakaran struktur organisasi TPK antara
yang berasal dari tim lain terdiri dari penanggung jawab
penanggulangan kebakaran. TPK; kepala bagian teknik
Pelaksanaan system manajemen pemeliharaan yang membawahi
kebakaran terkait kepala bagian operator ruang monitor dan
teknik pemeliharaan membawahi komunikasi, operator lift, operator
operator listrik, genset dan pompa listrik dan genset, operator air
rumah sakit diperoleh hasil bahwa conditioning dan ventilasi;
2 informan utama menyatakan operator pompa; kepala bagian
kepala bagian teknik keamanan membawahi Tim
pemeliharaan membawahi Pemadam Api (TPA); Tim
operator listrik, genset dan Penyelamat Kebakaran (TPK)
pompa. Sedangkan 2 informan dan tim pengamanan.
lainnya menyatakan tidak Hasil wawancara yang
mengetahui atau kurang paham. dilakukan terhadap informan
Pernyataan informan utama utama mengenai sumber daya
terkait sistem manajemen manusia diperoleh hasil bahwa
kebakaran rumah sakit didukung seluruh informan utama
informan triangulasi yang menyatakan sumber daya
menyatakan bahwa rumah sakit manusia mempunyai dasar
sudah membentuk TPK, masing- pengetahuan yang diperoleh dari
masing unit bangunan sudah hasil pelatihan yang dilaksanakan
terdapat tim penanggulangan secara rutin dengan dinas
kebakaran dan penanggung kebakaran terkait, pelatihan dan
jawab sesuai dengan peningkatan kemampuan
penjadwalan koordinasi, semua dilakukan secara berkala.
karyawan rumah sakit yang Pernyataan informan utama
mengetahui adanya kebakaran didukung oleh informan
berperan sebagai pelapor utama triangulasi yang menyatakan
kejadian kebakaran, kepala bahwa pengetahuan, pengalaman
bagian umum membawahi 2 dan kehalian diperoleh dari
bagian yaitu sanitasi dan sosialisasi dan simulasi serta
pemeliharaan, kepala bagian pelatihan dan peningkatan
keamanan tidak membawahi tim kemampuan dilakukan bersama
pemadam api namun saling terhadap semua pekerja rumah
berkoordinasi dan terdapat tim sakit tanpa terkecuali secara
penyelamatan kebakaran sesuai berkala. Pernyataan informan
dengn jadwal shift yang sudah utama dan triangulasi terkait
ditentukan. Pernyataan informan sumber daya manusia sesuai
utama dan triangulasi sesuai dengan Peraturan Menteri
dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum tentang
Pekerjaan Umum tentang Pedoman Teknis Manajemen
Pedoman Teknis Manajemen Proteksi Kebakaran di Perkotaan

761
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 4, Oktober 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

yang menyatakan bahwa hasil sakit belum dilengkapi dengan


kerja yang efektif dan efisien petunjuk kelas api terhadap
harus didukung oleh tenaga yang penggunaan APAR yang terbukti
mempunyai dasar pengetahuan, efektif, peletakan APAR tidak
pengalaman dan kehalian sesuai karena tidak diletakkan
dibidang proteksi kebakaran, pada tempat menyolok mata,
meliputi : kehalian di bidang mudah di jangkau, terhalang dan
pengamanan kebakaran (fire tidak siap pakai.
safety), keahlian di bidang Berdasarkan hasil observasi
penyelamatan darurat (P3K dan yang dilakukan di rumah sakit
medic darurat) dan keahlian di terkait hidran diperoleh hasil
bidang manajemen serta bahwa persyaratan pemasangan
kualifikasi SDM yang berada hidran yang belum terpenuhi
dalam MPK secara berkala harus meliputi belum terdapat hidran
dilatih dan di tingkatkan halaman dan hidran halaman di
kemampuannya.21 letakkan di sepanjang jalur akses
mobil pemadam kebakaran. Hal
B. Sistem Proteksi Kebakaran ini tidak sesuai dengan peraturan
Aktif SNI 03-3985-2000 tentang Tata
Sistem proteksi kebakaran Cara Perencanaan, Pemasangan
aktif adalah sistem proteksi dan Pengujian Sistem Deteksi
kebakaran yang secara lengkap dan Alarm Kebakaran Untuk
terdiri atas system pendeteksian Pencegahan Bahaya Kebakaran
kebakaran baik manual dan pada Bangunan Gedung.
otomatis. Sarana proteksi Sarana proteksi aktif
kebakaran aktif meliputi APAR, kebakaran di sebuah rumah sakit
hidran, alarm kebakaran, sprinkler swasta kota Semarang
dan detektor.21 khususnya instalasi gizi belum
Berdasarkan hasil observasi terdapat system proteksi aktif
yang dilakukan terhadap APAR alarm, detektor dan sprinkler.
diperoleh hasil bahwa Peneliti memperoleh informasi
persyaratan pemasangan APAR bahwa alasan belum tersedianya
yang belum terpenuhi meliputi sarana proteksi aktif alarm
inspeksi APAR pada setiap sprinkler kebakaran di karenakan
interval waktu kira-kira 30 hari bangunan instalasi gizi yang
dengan kondisi aktual APAR di digunakan adalah bangunan tua
inspeksi 3 bulan sekali. Syarat sehingga sulit untuk memfasiltasi
pemasangan APAR yang sudah pemasangan alarm kebakaran.
sesuai di rumah sakit meliputi Detektor kebakaran belum
ketersediaan APAR dengan tersedia di karenakan pihak
kondisi aktual terdiri dari 2 jenis rumah sakit belum menemukan
APAR yakni jenis CO2 dan dry detektor yang tepat untuk
powder serta jenis APAR beroda, dipasang di instalasi gizi, hal ini
terdapat klasifikasi APAR yang disebabkan oleh aktifitas produksi
terdiri dari huruf yang yang dilakukan di instalasi gizi
menunjukkan kelas api dimana menghasilkan asap dan panas
APAR terbukti efektif dengan yang tinggi.37
kondisi aktual terdapat kartu
catatan yang berisi dari jenis dan
klasifikasi APAR. APAR di rumah

762
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 4, Oktober 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

C. Sarana Penyelamatan Jiwa sehingga diperoleh hasil


Setiap bangunan gedung ketersediaan tempat berhimpun
harus dilengkapi dengan sarana 4,6 m/orang.
jalur keluar yang dapat digunakan Sarana penyelamatan jiwa di
oleh penghuni bangunan gedung, sebuah rumah sakit swasta kota
sehingga memiliki waktu yang Semarang belum terdapat pintu
cukup untuk menyelamatkan diri darurat dan tangga darurat.
dengan aman tanpa terhambat Peneliti memperoleh informasi
hal-hal yang diakibatkan keadaan bahwa alasan belum tersedianya
darurat. Tujuan dibentuk sarana sarana penyelamatan jiwa tangga
penyelamatan jiwa adalah untuk darurat dan pintu darurat
mencegah terjadinya kecelakaan dikarenakan bangunan instalasi
atau luka pada waktu melakukan gizi yang digunakan adalah
evakuasi pada saat keadaan bangunan tua dan tidak ada
darurat terjadi.21 pasien rumah sakit sehingga sulit
Berdasarkan hasil observasi untuk memfasilitasi
yang dilakukan di rumah sakit pengadaan/pembuatan pintu dan
terkait sarana penyelamatan jiwa tangga darurat.41
petunjuk arah evakuasi diperoleh
hasil bahwa persyaratan KESIMPULAN
pemasangan petunjuk arah 1. Sistem Manajemen Kebakaran di
evakuasi yang belum terpenuhi sebuah rumah sakit swasta kota
meliputi tanda arah dapat dibaca Semarang secara umum sudah
pada kedua mode pencahayaan sesuai dengan Peraturan Menteri
normal dan darurat (tidak memiliki Pekerjaan Umum tentang
emergency lamp). Hal ini belum Pedoman Teknis Manajemen
sesuai dengan Peraturan Menteri Proteksi Kebakaran di Perkotaan
Pekerjaan Umum tentang BAB IV Manajemen Proteksi
Persyaratan Teknis Sistem Kebakaran Pada Bangunan
Proteksi Kebakaran pada Gedung.
Bangunan Gedung dan 2. Sistem proteksi kebakaran aktif
Lingkungan terkait syarat di sebuah rumah sakit swasta
pemasangan petunjuk arah kota Semarang khususnya di
evakuasi. intslasi gizi belum sepenuhnya
Hasil observasi terkait tempat terpenuhi.
berhimpun diperoleh hasil bahwa 3. Sarana penyelamatan jiwa di
tersedia tempat berhimpun yang sebuah rumah sakit swasta kota
berada di samping bagian Semarang khususnya di intslasi
instalasi gizi, tersedia petunjuk gizi belum sepenuhnya
tempat berhimpun. Tempat terpenuhi.
berhimpun di rumah sakit belum
sesuai dengan National Fire SARAN
Protection Association (NFPA) 1. Membentuk struktur organisasi
101 Life Safety Code yang koordinator TPK membawahi
mengatur tentang luas tempat kepala bagian teknik
berhimpun sesuai minimal pemeliharaan dan kepala
0,3m/orang dengan kondisi aktual bagian keamanan, menyediakan
tempat berhimpun memiliki luas operator komunkasi kebakaran.
kurang lebih 500 meter dengan 2. Menyediakan MSDS (material
total pekerja instalasi gizi 109 safety data sheet) APAR,

763
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 4, Oktober 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

menguji kekuatan/ketahanan 7. SNI 03-3985-2000 Tentang Tata


tabung APAR dan melakukan Cara Perencanaan,
pemeriksaan inspeksi APAR Pemasangan, dan Pengujian
minimal 30 hari dan dicatat serta Sistem Deteksi dan Alarm
arsipkan. Kebakaran Untuk Pencegahan
3. Mengusulkan pengadaan hidran Bahaya Kebakaran Pada
halaman, alarm kebakaran dan Banguan Gedung. Jakarta:
detektor gas. Badan Standar Nasional
4. Membuat tanda arah jalur Indonesia; 2000.
evakuasi dapat dibaca pada 8. National fire Protection
kedua mode pencahayaan Association. NFPA 101, Life
normal dan darurat, Safety Codes. USA: National fire
menyediakan sign EXIT jalur Protection Association; 1995.
evakuasi.
5. Melakukan pininjauan ulang
terkait tempat berhimpun.

DAFTAR PUSTAKA
1. Soehatman R. Pedoman Praktis
Manajemen Bencana (Disaster
Management). Jakarta: Dian
Rakyat; 2010.
2. Tarwaka. Dasar-Dasar
Keselamatan Kerja Serta
Pencegahan Kecelakaan di
Tempat Kerja. 1st ed. Surakarta:
Harapan Press; 2012.
3. Marty A. Fires In Health Care
Facilities. National Fire
Protection Association. 2012.
4. Keputusan Menteri Pekerjaan
Umum Nomor : 10/KPTS/200
tentang Ketentuan Teknis
Pengamanan Terhadap Bahaya
Kebakaran pada bangunan
Gedung dan Lingkungan.
Jakarta: Departemen Pekerjaan
Umum; 2000.
5. Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum Nomor 20/PRT/M/2009
Tentang Pedoman Teknis
Manajemen Proteksi Kebakaran
di Perkantoran. 2009.
6. Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum Nomor 26/PRT/M/2008
Tentang Persyaratan Teknis
Sistem Proteksi Kebakaran Pada
Gedung Bangunan Dan
Lingkungan. 2008.

764

You might also like