You are on page 1of 9

JURNAL ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

VOLUME 5 Nomor 01 Maret 2014 Artikel Penelitian

ANALISIS SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN PADA BANGUNAN GEDUNG


DAN LINGKUNGAN DI UNIVERSITAS SRIWIJAYA KAMPUS INDERALAYA
TAHUN 2013

FIRE PROTECTION SYSTEM ANALYSIS AT BUILDING AND ENVIRONMENT IN


INDERALAYA CAMPUS OF SRIWIJAYA UNIVERSITY 2013

Hade Septiadi1, Elvi Sunarsih2, Anita Camelia2


1
Alumni Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya
2
Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya
e-mail : hadhe09@yahoo.com

ABSTRACT
Background : Safety of the occupants inside the building and its environment should be a major
consideration especially of the fire hazard. To protect from the fire hazards, the technical requirements of the
fire protection system should be met.
Method : Design used in this study is a descriptive study with a qualitative approach. In the selection of
informants using the snowball sampling technique, informants in this study amounted to seven people and for
the selection of the building using purposive sampling.
Result : The water is taken from retention ponds and Water Treatment Proces. There is already an exit but
still do not have the sign yet. Testing of fire resistant building structure had not been done. Fire extinguisher
only found in the rektorat buildings and chemical laboratories, hydrant and siemense conection only found in
rusunawa buildings, alarms and fire detector only provided in clinics whereas there is no sprinkler at all.
There is no written policy for the fire prevention and suppression. There is not a fire team. Checks on the fire
protection system has not been done regularly.
Conclusion : In fulfillment of the requirements of the fire protection system there are still many who have not
met, it is necessary to include the fulfillment of fire extinguisher, hydrants, alarms, detectors, sprinklers and
be checked periodically as soon as re-establishment of the fire team.
Keywords : Fire Protection System, Buildings, Environment.

ABSTRAK
Latar Belakang : Keselamatan penghuni yang berada di dalam bangunan dan lingkungannya harus menjadi
pertimbangan utama khususnya terhadap bahaya kebakaran. Untuk melindungi dari bahaya kebakaran maka
perlu dipenuhi persyaratan teknis sistem proteksi kebakaran.
Metode : Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan
kualitatif. Dalam pemilihan informan menggunakan teknik sampling secara snowball sampling, informan
dalam penelitian ini berjumlah tujuh orang dan untuk pemilihan gedung menggunakan purposive sampling.
Hasil Penelitian : Sumber air berasal dari kolam retensi dan Water Treatment Proces. Jalan keluar sudah ada
tetapi belum ada sign untuk jalan keluar. Pengujian terhadap struktur bangunan tahan api belum dilakukan.
APAR hanya terdapat pada gedung rektorat dan laboratorium kimia, hidran dan siemense conection hanya
terdapat pada gedung rusunawa, alarm dan detektor terdapat pada bangunan klinik, sedangkan sprinkler
belum terdapat sama sekali pada bangunan gedung. Kebijakan tertulis untuk pencegahan dan penanggulangn
kebakaran belum ada. Belum terdapat tim atau regu pemadam kebakaran. Pengecekan terhadap sistem
proteksi kebakaran belum dilakukan secara berkala.
Kesimpulan : Dalam pemenuhan persyaratan sistem proteksi kebakaran masih banyak yang belum dipenuhi,
untuk itu perlu dilengkapi pemenuhan APAR, hidran, alarm, detektor, sprinkler serta dilakukan pengecekan
secara berkala serta pembentukan kembali tim atau regu pemadam kebakaran.
Kata kunci : Sistem Proteksi Kebakaran, Bangunan gedung, Lingkungan.

49
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat

PENDAHULUAN Berdasarkan kejadian kebakaran diatas


dapat disimpulkan bahwa masih kurangnya
Aspek penting dalam keselamatan kerja
perhatian pihak terkait terhadap sistem
adalah terhindarnya pekerja dari potensi
proteksi kebakaran. Bahaya kebakaran harus
bahaya terutama kebakaran. Risiko kebakaran
dikelola dengan baik dan secara terencana
tidak dapat dieliminasi secara total.
dengan menerapkan sistem manajemen
Kebakaran dapat terjadi kapan saja dan
kebakaran yang baik. Selama ini masyarakat
dimana saja. Tidak ada tempat kerja yang
atau perusahaan tidak menjalankan program
dapat dijamin bebas dari bahaya kebakaran.1
terencana untuk mencegah dan
Keselamatan penghuni yang berada di
menanggulangi kebakaran di tempatnya
dalam bangunan dan lingkungannya harus
masing-masing dan hanya bereaksi setelah
menjadi pertimbangan utama terhadap bahaya
kebakaran terjadi. Bahaya kebakaran tidak
kebakaran.2 Sesuai dengan Keputusan Menteri
mendapat perhatian dari manajemen dengan
Tenaga Kerja RI No 186 Tahun 1999,3
baik dan sering diabaikan.9
pengurus atau pengusaha wajib mencegah,
Universitas Sriwijaya adalah sebuah
mengurangi dan memadamkan kebakaran,
perguruan tinggi negeri di Sumatera Selatan,
latihan penanggulangan kebakaran di tempat
kampus utama di Inderalaya dengan luas 712
kerja dan pengendalian setiap bentuk energi,
hektar terletak 38 kilometer ke arah selatan
penyediaan sarana deteksi, alarm, pemadam
kota Palembang, merupakan Pusat Kegiatan
kebakaran dan sarana evakuasi serta
Pendidikan untuk jenjang S1. Jumlah seluruh
pengendalian penyebaran asap, panas dan gas.
civitas akademik Universitas Sriwijaya yang
Setiap bangunan umum yang berpenghuni
mencapai 26000 orang dan dengan segala
minimal 500 orang, atau yang memiliki luas
jenis pekerjaan yang berhubungan dengan
minimal 5.000 m2 diwajibkan menerapkan
teknologi modern seperti LCD, komputer,
Manajemen Penanggulangan Kebakaran.4
laptop, mesin photo copy, AC, dan peralatan
Meskipun tingkat kesadaran akan pentingnya
listrik lain yang digunakan dapat memicu
sistem proteksi kebakaran semakin
terjadinya korsleting listrik yang
meningkat, namun masih banyak dijumpai
mengakibatkan kebakaran. Laboratorium
bangunan-bangunan yang tidak dilindungi
kimia dapat memicu terjadinya kebakaran dari
dengan sarana proteksi kebakaran, atau sarana
reaksi kimia. Luasnya lahan di Universitas
yang terpasang tidak memenuhi persyaratan.5
Sriwijaya Kampus Inderalaya yang dapat
Pada tahun 2001 kebakaran di Gedung
memicu terjadinya kebakaran dan jika tidak
Dekanat Fakultas Teknik Universitas
teratasi dengan baik maka kebakaran tersebut
Indonesia, disebabkan hubungan arus pendek.
akan meluas ke banguan gedung.
Tahun 2005 kebakaran yang bersumber dari
Besarnya kerugian yang akan
bahan kimia terjadi di Kampus Universitas
ditimbulkan jika terjadi kebakaran di
Indonesia.6 Tahun 2006 terjadi kebakaran di
Universitas Sriwijaya dan kurangnya
Kampus Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
perhatian pihak kampus dalam upaya
(STIE) Perbanas Jakarta. Kebakaran juga
pencegahan dan penanggulangan bahaya
disebabkan oleh korsleting listrik.7 Tahun
kebakaran dapat terlihat dari masih kurangnya
2011 kebakaran terjadi di Kampus Universitas
pemenuhan persyaratan teknis sistem proteksi
Negeri Padang. Api melumat ruangan
kebakaran seperti minimnya ketersediaan alat
perpustakaan, tata usaha, ruangan dosen, lokal
pemadam api ringan (APAR), hidran,
mahasiswa dan ruangan lainnya. Tidak satu
detektor, alarm kebakaran, dan penempatan
pun dokumen penting ribuan calon guru,
APAR tidak sesuai serta tidak adanya tim atau
dosen dan alumni bisa diselamatkan.8
regu penanggulangan kebakaran.

Septiadi, Sunarsih, Camelia, Analisis Sistem Proteksi Kebakaran pada Bangunan Gedung ● 50
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk penampungan disekitar gedung-


menganalisis sistem proteksi kebakaran pada gedung…”(DT). Jika terjadi musim kemarau
bangunan gedung dan lingkungan di air tidak mencukupi untuk pemadam
Universitas Sriwijaya Kampus Inderalaya kebakaran. Jalan lingkungan untuk pemadam
kebakaran dapat dilewati oleh mobil
BAHAN DAN CARA PENELITIAN pemadam kebakaran. Jarak antar bangunan
Desain yang digunakan dalam sudah sesuai dengan tinggi gedung. Hidran
penelitian ini adalah penelitian deskriptif halaman hanya tersedia pada bangunan
dengan pendekatan kualitatif. Pemilihan Rusunawa.
informan menggunakan teknik sampling
Sarana Penyelamatan
secara snowball sampling yaitu sampling yang
dimulai dengan menentukan kelompok kecil Sarana penyelamatan di Universitas
yang diminta untuk menunjukkan kawan- Sriwijaya Kampus Inderalaya untuk jalan
kawannya, kemudian kawan-kawannya keluar sudah terdapat dan jalan keluar tidak
tersebut menunjukkan kawan-kawannya yang terhalangi oleh benda lainnya tetapi sign
lain lagi.10 Jumlah informan dalam penelitian sebagai tanda untuk petunjuk arah keluar
ini sebanyak tujuh orang informan. belum terdapat sama sekali pada setiap
Selain informan sebagai objek gedung. “…jalan keluar kita diklinik ini
penelitian, pemilihan sampel gedung dalam punya lima jalan keluar dan seperti adek liat
penelitian ini dilakukan dengan teknik kan terbuka terus. Pintu tersebut tidak
purposive sampling, dimana sampling terhalangi kan dibuka terus. Untuk sign
dilakukan dengan pertimbangan tertentu, sendiri kita belum ada.”(YS)
pemilihan gedung didasarkan pada fungsi
gedung yaitu Gedung perkantoran atau Sistem Proteksi Pasif
administrasi pusat (rektorat), gedung Struktur bangunan tahan api tidak
perkuliahan, laboratorium kimia, gedung diketahui apakah sudah dilakukan pengujian
perpustakaan, gedung hunian mahasiswa terhadap ketahanan api dikarenakan bangunan
(Rusunawa) dan gedung balai pengobatan dan gedung yang sudah lama dibangun kecuali
perawatan (Klinik Unsri). untuk bangunan rusunawa sudah memiliki
Alat pengumpulan data dalam struktur bangunan tahan api.
penelitian ini adalah pedoman wawancara ”…untuk konstruksi bangunan tahan
mendalam, checklist sebagai alat bantu api tidak ada sepertinya kecuali pada
observasi serta alat perekam dan kamera bangunan rusunawa …”(WY)
“…kita tidak tahu apakah dilakukan
HASIL PENELITIAN untuk bangunan tahan api karena gedung itu
Akses dan Pasokan Air untuk Pemadam kan sudah lama juga…”(DT)
Kebakaran Perlindungan bukaan sama sekali
belum terdapat pada bangunan gedung.
Pasokan air bersumber dari kolam
retensi yang ada di lingkungan kampus dan Sistem Proteksi Aktif
dari Water Treatment Proces yang dialirkan Sistem proteksi aktif masih sangat
ke bak penampungan yang ada disekitar kurang seperti detektor hanya terdapat pada
bangunan gedung. gedung klinik Unsri sedangkan gedung
“…sumber air dari kolam retensi yang lainnya belum tedapat; alarm hanya terdapat
ada dilingkungan kampus kita dan kita juga pada gedung klinik Unsri sedangkan gedung
punya WTP sendiri dan juga terdapat bak lainnya belum tedapat; APAR terdapat pada

51 ● Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Volume 5, Nomor 01 Maret 2014


Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat

gedung rektorat, laboratorium kimia; hidran bahaya kebakaran. “…belum ada kebijakan
dan siames conection hanya tedapat pada khusus terkait kebakaran seperti SOP tapi kita
bangunan rusunawa; dan sprinkler belum mempunyai petugas damkar yang berada
terdapat sama sekali pada bangunan gedung. dibawah bagiaan rumah tangga…”(NR).
“…sudah disediakan racun api pada Untuk tim atau regu khusus
setiap gedung, sedangkan untuk alat yang lain penanggulangan kebakaran sudah dibubarkan
belum ada. Untuk racun api itu sendiri sudah beberapa tahun yang lalu sekarang hanya ada
dianggarkan untuk semua gedung. Mungkin satu orang koordinator kebakaran dan dibantu
tidak terlihat pada semua gedung mungkin oleh dengan staf yang ada di bagian rumah
masih diletakkan digudang pada gedung tangga tersebut.
itu.”(NR)
Pengawasan dan Pengendalian
Utilitas Bangunan Gedung “…pengecekan sendiri belum dilakukan
Sumberdaya listrik berasal dari PLN secara berkala dan dilakukan pengisian ulang
dan generator tapi belum terdapat listrik jika diperkirakan sudah lama tidak dilakukan
cadangan untuk keadaan darurat, untuk dan pengisian ulang sendiri dilakukan oleh
saluran udara khusus belum tersedia, dan pihak ketiga…”(NR). Pengecekan dan
setiap gedung sudah memiliki sistem pemeliharaan terhadap sarana proteksi
penangkal petir. “…untuk penanggkal petir kebakaran seperti hidran, alarm, sprinkler, dan
nyo setiap gedung ado tapi kalo pengecekan sisem penangkal petir belum dilaksanakan
nyo dak katek…”(SL). Sistem penangkal petir secara berkala, dalam pemilihan jenis proteksi
tersebut tidak dilakukan pengecekan. kebakaran untuk APAR bekerja sama dengan
pihak ketiga dalam pengisian dan pengecekan
Pencegahan Kebakaran pada Bangunan terhadap APAR tersebut yang dilakukan
Gedung setiap tahun atau sekali dalam setahun.
“…masih kurang perhatian untuk
kebakaran di Unsri ini kan juga kebakaran
PEMBAHASAN
Akses dan Pasokan Air untuk Pemadam
gedung belum pernah terjadi paling Kebakaran
kebakaran lahan dan sawit…”(SL).
Pencegahan kebakaran pada bangunan gedung Sumber air untuk pemadam kebakaran
masih sangat kurang seperti kertas-kertas di Universitas Sriwijaya bersumber dari
yang bertumpukan didekat sambungan kabel kolam retensi dan Water Treatment Proces
listrik, pemisahan sampah belum dilakukan sudah mencukupi namun apabila musim
secara efektif karena masih banyak yang kemarau air tersebut tidak mencukupi untuk
menggunakan satu kotak sampah untuk semua pemadaman kebakaran, untuk itu diperlukan
jenis sampah, untuk kontrol merokok baru cadangan air untuk mengatasi kekurangan air
sedikit yang membuat stiker dilarang merokok pada waktu musim kemarau tersebut sehingga
pada ruangan, pengontrolan terhadap bahaya air selalu tersedia untuk pemadaman
listrik tidak pernah dilakukan secara berkala kebakaran.
dan hanya dilakukan perbaikan jika terjadi Berdasarkan Peraturan Menteri
kerusakan. Pekerjaan Umum Nomor 26 Tahun 2008,
suatu pasokan air yang disetujui dan mampu
Pengelolaan Sistem Proteksi Kebakaran memasok aliran air yang diperlukan untuk
Bangunan Gedung proteksi kebakaran harus disediakan guna
menjangkau seluruh lingkungan dimana
Kebijakan masih kurang terhadap
fasilitas, bangunan gedung atau bagian
upaya pencegahan dan penanggulangan

Septiadi, Sunarsih, Camelia, Analisis Sistem Proteksi Kebakaran pada Bangunan Gedung ● 52
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat

bangunan gedung di konstruksi atau akan Sistem Proteksi Pasif


disahkan secara formal. Pentingnya sistem proteksi pasif
Pasokan air untuk pemadaman berguna untuk mengurangi atau
kebakaran harus selalu tersedia dalam jumlah memperlambat penjalaran api, yang termasuk
yang mencukupi untuk pemadaman unsur ini seperti dinding tahan api, pintu tahan
kebakaran. Selain sumber air yang sudah api, sekat penghalang api, pengiap asap, atau
tersedia masalah penting yang perlu bahan bangunan yang tahan kebakaran.
diperhatikan adalah penyaluran air ketika Pengujian terhadap struktur bangunan tahan
terjadi kebakaran, tidak terdapatnya hidran api sangat diperlukan untuk menghindari
halaman pada bangunan tersebut jika terjadi cepatnya api merambat pada bangunan
kebakaran akan mengalami kesulitan dalam gedung sehingga api mudah dipadamkan
proses penyaluran air untuk memadamkan api. sebelum meluas atau semakin membesar dan
untuk memberikan keamanan bagi para
Sarana Penyelamatan
penghuni gedung untuk evakuasi keluar
Jalan kerluar harus dipastikan dalam gedung ketika terjadi kebakaran serta
keadaan tidak terkunci selama masih ada memudahkan tim penanggulangan melakukan
kegiatan atau penghuni yang berada pada evakuasi penyelamatan kedalam gedung.9
bangunan tersebut sehingga tidak ada Pengujian untuk bangunan terhadap
hambatan atau kesulitan bagi penghuni ketahanan api yang belum pernah dilakukan
gedung untuk keluar menuju ruang terbuka seperti persyaratan menurut SNI yang
ketika terjadi kebakaran dan tidak membuat bertujuan untuk memperkecil resiko bahaya
penghuni terjebak didalam gedung. Menurut kebakaran pada bangunan itu sendiri, maupun
Peraturan Daerah Kabupaten Ogan Ilir resiko perambatan api terhadap bangunan-
Nomor 9 Tahun 2010, tanda jalan keluar bangunan yang berdekatan sehingga pada saat
adalah suatu tanda yang dipasang untuk terjadi kebakaran bangunan tersebut masih
menunjukkan aba-aba jalan keluar ketika stabil dan tahan terhadap robohnya bangunan
terjadi kebakaran atau keadaan darurat
lainnya. Sistem Proteksi Aktif
Koridor dan jalur keluar harus
Pemenuhan sarana proteksi aktif pada
dilengkapi dengan tanda yang menunjukan
bangunan gedung dan lingkungan sangat
arah dan lokasi pintu keluar. Tanda ’EXIT’
efisien untuk mengurangi kebakaran yang
atau ’KELUAR’ dengan anak panah
semakin meluas dan memberikan kemudahan
menunjukkan arah menuju pintu keluar atau
bagi penghuni gedung untuk memadamkan
tangga kebakaran/darurat, dan harus
api jika terjadi kebakaran dan memudahkan
ditempatkan pada setiap lokasi di mana pintu
juga bagi petugas pemadam kebakaran untuk
keluar terdekat yang tidak dapat langsung
melakukan pemadaman api. Menurut
terlihat. Dalam keadaan panik ketika terjadi
Peraturan Daerah Kabupaten Ogan Ilir Nomor
kebakaran pada bangunan gedung
9 Tahun 2010, setiap alat pemadam api harus
dikhawatirkan penghuni gedung kesulitan
dilengkapi dengan petunjuk penggunaan, yang
untuk proses evakuasi menuju jalan keluar
memuat urutan singkat dan jelas tentang
terutama bagi tamu atau orang lain yang
penggunaan alat tersebut dan dipasang pada
berkunjung dan belum mengetahui bagaimana
tempat yang mudah dilihat dan harus selalu
keadaan dari gedung itu sendiri dan saat
dalam keadaan baik, bersih sehingga dapat
terjadi kebakaran penghuni tidak terjebak di
dibaca serta dapat dimengerti dengan jelas.
dalam gedung.

53 ● Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Volume 5, Nomor 01 Maret 2014


Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat

Utilitas Bangunan Gedung Pengelolaan Sistem Proteksi Kebakaran


Bangunan Gedung
Sumberdaya listrik harus mempunyai
cadangan lain selain dari PLN untuk keadaan Untuk lebih menjamin keselamatan
darurat. Sistem luapan udara sangat gedung dan penghuninya, para pimpinan
bermanfaat ketika terjadi kebakaran selain institusi perlu meningkatkan kualitas sistem
memudahkan petugas pemadam kebakaran proteksi bahaya kebakaran dan manajemen
dalam pemadaman melalui luapan udara pengelolahannya.11
tersebut dan juga mengurangi asap dari Dalam upaya pengelolaan sistem
kebakaran tersebut keluar gedung. Setiap proteksi kebakaran sangat diperlukan
gedung sudah memiliki sistem penangkal petir kebijakan yang tegas dan tertulis untuk
tetapi belum dilakukan pengecekan secara mewujudkan keselamatan dan keamanan
berkala. terhadap penghuni gedung dan dengan adanya
Setiap bangunan gedung harus komitmen terhadap hal tersebut maka
dilengkapi dengan instalasi sistem proteksi pemenuhan terhadap sarana proteksi
petir (SPP), yang melindungi bangunan, kebakaran akan mudah untuk dilaksanakan
manusia dan peralatan di dalamnya terhadap dan pembentukan terhadap tim atau regu
bahaya sambaran petir. Instalasi SPP penanggulangan kebakaran akan dianggap
bangunan gedung di pasang dengan penting. Pembinaan dan Pelatihan terhadap
memperhatikan faktor letak. Sifat geografis, Tim Pemadam Kebakaran yang merupakan
kemungkinan sambaran petir, kondisi petir unsur penting dalam sistem manajemen
dan densitas sambaran petir ke tanah serta kebakaran.
risiko petir terhadap peralatan dan lain-lain.
Perencanaan, pelaksanaan dan pemeriksaan/ Pengawasan dan Pengendalian
pengujian instalasi sistem proteksi petir harus Berdasarkan Peraturan Menteri
dilakukan oleh tenaga yang ahli. Program Pekerjaan Umum Nomor 26 Tahun 2008,2
pemeliharaan secara periodik sebaiknya unsur manajemen keselamatan kebakaran
dilakukan untuk semua SPP.2 (Fire Safety Management), terutama yang
menyangkut kegiatan pemeriksaan berkala,
Pencegahan Kebakaran pada Bangunan
Gedung perawatan dan pemeliharaan, audit
keselamatan kebakaran dan latihan
Banyak kondisi yang terdapat pada penanggulangan kebakaran harus
bangunan gedung atau ruang kerja yang dapat dilaksanakan secara periodik sebagai bagian
menyebabkan kebakaran. Faktanya sebuah dari kegiatan pemeliharaan sarana proteksi
bangunan dapat lolos dari kondisi semacam aktif yang terpasang pada bangunan gedung.
ini selama periode waktu yang lama tanpa Untuk mengetahui apakah sarana proteksi
terjadi kebakaran. Akan tetapi pada waktu kebakaran masih berfungsi dengan baik maka
mendatang kondisi yang tidak aman ini dapat dilakukanlah pengawasan dan pengendalaian
menyebabkan kebakaran atau menjadi faktor terhadap proteksi tersebut mulai dari
yang menyebabkan kebakaran menyebar tidak pemeliharaan terhadap sarana yang ada dan
terkendali.2 Pencegahan kebakaran pada melakukan pengecekan secara berkala untuk
bangunan gedung apabila dilakukan dengan memastikan apakah sarana tersebut dapat
baik maka akan mengurangi risiko terjadinya berfungsi dengan baik ketika dibutuhkan
kebakaran mulai dari mencegah bahan-bahan untuk proses pemadaman kebakaran.
yang mudah terbakar dan pengontrolan
terhadap sumber api yang memiliki risiko
untuk terbakar.

Septiadi, Sunarsih, Camelia, Analisis Sistem Proteksi Kebakaran pada Bangunan Gedung ● 54
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat

KESIMPULAN DAN SARAN Saran dari penelitian ini adalah sebagai


berikut:
Berdasarkan persyaratan teknis sistem
1. Melakukan penampungan atau
proteksi kebakaran pada bangunan gedung
penyediaan air dan melengkapi komponen
dan lingkungan Universitas Sriwijaya belum
yang kurang pada hidran halaman seperti
menerapkan dan memenuhi sistem proteksi
selang dan nozzle.
kebakaran seperti yang disyaratkan.
2. Membuat sign atau petunjuk arah jalan
1. Pasokan air berasal dari kolam retensi dan
keluar pada setiap gedung.
Water Treatment Proces
3. Melakukan pengujian terhadap konstruksi
2. Jalan keluar sudah terdapat dan tidak ada
bangunan tahan api.
penghalang tetapi belum ada sign jalan
4. Menyediakan APAR pada setiap gedung
keluar
sesuai dengan jenis dan sumber
3. Pengujian untuk struktur bangunan tahan
bahayanya dan memasang petunjuk
api belum dilakukan.
penggunaan APAR.
4. Sumberdaya listrik berasal dari PLN dan
5. Memasang detektor, alarm, hidran dan
generator tetapi belum terdapat cadangan
sprinkler pada setiap gedung.
listrik darurat. Sistem penangkal petir
6. Melakukan pemisahan terhadap sampah
sudah terdapat pada bangunan gedung.
yang mudah terbakar dengan sampah
5. Untuk pemisahan sampah belum
lainnya, dan pembuatan larangan merokok
dilakukan dengan baik, dan stiker
pada area-area tertentu.
larangan merokok belum terdapat pada
7. Membuat kebijakan secara tertulis untuk
semua gedung.
upaya pencegahan dan penanggulangan
6. Belum ada kebijakan tertulis terhadap
kebakaran dan disosialisasikan serta
upaya pencegahan dan penanggulangan
melakukan pelatihan dan simulasi.
kebakaran dan belum terdapat tim atau
8. Pembentukan kembali tim atau regu
regu penanggulangan kebakaran.
pemadam kebakaran Unsri.
7. Pengecekan dan pemeliharaan terhadap
9. Melakukan pemeliharaan dan penyetelan
sistem proteksi kebakaran belum
alat proteksi kebakaran secara berkala.
dilakukan secara berkala.

DAFTAR PUSTAKA (Studi Kasus Gedung Kantor Bupati


Indragiri Hilir). Program Studi Teknik
1. BPSI. Sistem Manajemen Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Riau.
Penanggulangan Kebakaran. Jakarta: 2012.
Building & Plant Safety Institute. 2008. 6. Universitas Indonesia. Kejadian
2. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Kebakaran : Mewujudkan UI menjadi
Nomor 26 Tahun 2008. Persyaratan Kampus yang Berwawasan K3L. dalam
Teknis Sistem Proteksi Kebakaran pada http//:k3l.ui.ac.id.html. 2013. diakses
Bangunan Gedung dan Lingkungan. Tanggal 10 Maret 2013.
Jakarta. 7. Hidayati, Nurul. Kebakaran STIE
3. Keputusan Menteri Tenaga Kerja R.I Perbanas Dipicu Korsleting Listrik.
Nomor 186 Tahun 1999. Unit 2006. detikNews. Selasa, 24 Januari
Penanggulangan Kebakaran Ditempat 2006.
Kerja. Jakarta.
8. Zulkarnaini, dan Hendra. Kampus UNP
4. __________, Nomor 20 Tahun 2009. Terbakar, Ribuan Dokumen Mahasiswa,
Pedoman Teknis Manajemen Proteksi
Dosen dan Alumni Ludes. 2011. Padang
Kebakaran di Perkotaan. Jakarta. Ekspres Jumat, 18 November 2011.
5. Mahmudah, R., Rian,T. & Mardani, S. 9. Ramli, Soehatman. Manajemen
Evaluasi Keandalan Sistem Proteksi Kebakaran. Dian Rakyat. Jakarta. 2010.
Kebakaran Pada Bangunan Gedung

55 ● Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Volume 5, Nomor 01 Maret 2014


Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat

10. Isgianto, Awal. Teknik Pengambilan bangunan gedung di lingkungan


Sampel pada Penelitian Non- Universitas Negeri Malang, [skripsi]
Eksperimental. Mitra Cendikia. Universitas Negeri Malang, Malang.
Yogyakarta. 2009. 2007.
11. Adhianto, Aris. Kesiapan pencegahan
dan penanggulangan bahaya kebakaran

Septiadi, Sunarsih, Camelia, Analisis Sistem Proteksi Kebakaran pada Bangunan Gedung ● 56

You might also like