You are on page 1of 7

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 6, Nomor 5, Oktober 2018 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

TELAAH SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN HOTEL DALAM


PENANGANAN KEADAAN DARURAT KEBAKARAN DI HOTEL X
SEMARANG (STUDI KASUS DI BAGIAN KITCHEN)

Zalffaronna Jihantama, Bina Kurniawan, Baju Widjasena


Bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Diponegoro
Email: zalffaronnaj.osh@gmail.com

Abstract: Hotel X is a four-star hotel that has 12 floors with a risk of fire. In 2015,
there was a small fire in the kitchen. Fire was caused by a fire that ignites to the
ducting exhaust which was dirty by the amount of fat produced by the cooking
process. In order to reduce the risk of fire in hotels, the government issued
special regulations for hotels about the hotel security management system which
included handling fire emergencies and must be fulfilled by every hotel. The
purpose of this study was to examine the fulfillment of the hotel security
management system in handling fire emergencies at Hotel X Semarang. This
research was qualitative research with observation methods and in-depth
interviews. Subjects in this study were 3 main informants and 2 triangulation
informants. The results of this study indicated that there was already a procedure
for handling fire emergencies in Hotel X, the procedure has also been regularly
tested through training for emergency response teams, except that there was no
process of hazard identification and procedure review. The fire protection system
was not optimal in its availability, conditions, and functions. Maintenance of
equipment has been carried out by engineers routinely every once a month, but
specifically, fire extinguisher maintenance has been carried out by security.
Hotels are advised to provide resources and training to identify fire hazards,
complete fire protection systems, and conduct procedure reviews.

Keywords : Hotel, Fire, Kitchen, Safety Management System

PENDAHULUAN banyak orang maka selayaknya


Hotel adalah suatu jenis hotel memenuhi peraturan mengenai
akomodasi yang mempergunakan salah satu persyaratan keandalan
sebagian atau seluruh bangunan gedung yaitu keselamatan.
yang menyediakan jasa penginapan, Salah satu upaya untuk
makanan dan minuman serta jasa menjamin keamanan di hotel
penunjang lainnya bagi umum yang pemerintah Indonesia mengeluarkan
dikelola secara komersial.1 Peraturan Menteri Pariwisata dan
Dipastikan setiap hotel sangat Ekonomi Kreatif Nomor 106 tahun
mengedepankan sistem keamanan, 2011 tentang Sistem Manajemen
agar tamu merasa nyaman dan Pengamanan Hotel, yang
aman ketika menginap. Selain itu, selanjutnya disingkat SMP Hotel,
sistem keamanan di hotel juga adalah bagian dari manajemen
betujuan agar karyawan merasa secara keseluruhan. Dari 16
aman ketika bekerja di hotel. (enambelas) elemen yang terdapat
Sebagai bangunan gedung yang di SMP Hotel salah satunya
tinggi dan menyediakan jasa untuk disebutkan pada elemen sembilan
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 5, Oktober 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

yaitu adanya penanganan keadaan Berdasarkan latar belakang dan


darurat di hotel. Untuk menangani permasalahan di atas, maka peneliti
keadaan darurat yang sering terjadi tertarik untuk meneliti terkait
dihotel, maka perlu adanya kegiatan penerapan penanganan keadaan
pengendalian salah satunya yaitu darurat kebakaran di Hotel X dengan
pengendalian keadaan darurat studi kasus di bagian kitchen
kebakaran. 2 berdasarkan Peraturan Menteri
Dari beberapa kasus kebakaran Pariwisata dan Ekonomi Kreatif no
yang terjadi, hotel memiliki intensitas 106 Tahun 2011 tentang Sistem
kebakaran yang cukup sering Manajemen Pengamanan Hotel.
walaupun kecil terutama di area
kitchen, karena terdapat proses METODE PENELITIAN
pemasakan yang menggunakan alat Jenis penelitian ini adalah
bahan mudah terbakar. Berdasarkan kualitatif deskriptif. Dengan tujuan
data NFPA, kasus kebakaran yang melihat gambaran pemenuhan
terjadi di hotel atau motel di Amerika sistem manajemen pengamanan
Serikat pada tahun 2009 sampai hotel dalam penanganan keadaan
2013 mencapai 3520 kasus darurat kebakaran. Metode
kebakaran per tahun terjadi pada penelitian menggunakan observasi
properti yang ada di hotel dan motel, langsung dan wawancara mendalam
dengan presentase penyebab (indepth interview) pada subjek
kebakaran antara lain: 50% terjadi penelitian.
akibat kegiatan memasak; 9% akibat Subjek penelitian disini ada 5
pemanasan pada peralatan; 8% yang terdiri dari 3 informan utama
akibat pengering pakaian.3 yaitu chief engineering, chief security
Sedangkan berdasarkan data dari dan security. Sedangkan untuk
BNPB kejadian kebakaran hotel di informan triangulasi ada 2 yaitu
Indonesia dari tahun 2013 sampai kepala sie insperksi Dinas Pemadam
2015 yaitu sebanyak 26 kasus Kebakaran Kota Semarang dan
kebakaran dengan penyebab paling engineer hotel. Keabsahan data
banyak adalah korsleting listrik. 4 dilakukan dengan teknik triangulasi
Hotel X ini merupakan salah sumber yakni dengan
satu hotel bintang empat di Kota mengumpulkan bukti atau jawaban
Semarang yang memiliki 12 lantai, dari berbagai sumber.
yang artinya mempunyai risiko
dalam proses evakuasi ketika ada HASIL DAN PEMBAHASAN
keadaan darurat. Tetapi hotel telah Prosedur Penanganan Keadaan
memiliki tim ERT. Hotel X Darurat Kebakaran
mempunyai kitchen di lantai 4 yang Dijelaskan dalam
pernah mengalami kebakaran kecil Permenparek No 106 tahun 2011
pada tahun 2015 dikarenakan salah bahwa usaha hotel wajib
satunya yaitu hood exhaust yang menetapkan, merapkan dan
kotor oleh lemak – lemak dengan memelihara suatu prosedur
dasar minyak yang menempel dan penanganan keadaan darurat antara
mudah terbakar sehingga membuat lain untuk mengidentifikasi potensi
api menyulut lebih besar pada terjadinya keadaan darurat;
proses pemasakan ketika menangani situasi darurat; petunjuk
menggunakan kompor dengan pelaksanaan untuk tim manajemen
tekanan api tinggi. krisis. Prosedur tersebut wajib diuji
secara berkala agar tetap terlatih

672
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 5, Oktober 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

dengan melibatkan pihak – pihak Pelatihan yang diadakan biasanya


terkait. Serta harus dilakukan dilatih oleh pihak internal yaitu chief
tinjauan ulang prosedur secara engineering ataupun chief security,
berkala sesuai kebutuhan, direvisi sedangkan pihak eksternal biasanya
setelah dilakukannya pengujian dari Damkar Kota Semarang.
berkala dan setelah terjadi keadaan Namun Hotel X belum
darurat.2 melakukan identifikasi bahaya yang
Ketentuan prosedur menurut jadi salah satu tujuan dibuatnya
Kepmen PU No. 11/KPTS/2000 prosedur penanganan keadaan
antara lain yaitu setiap bangunan darurat. Padahal di dalam kitchen
gedung harus memiliki prosedur banyak terdapat hazard yang
penanganan keadaan darurat, memiliki risiko kebakaran berupa
khususnya bangunan gedung alat dan bahan untuk memasak yang
umum; kelengkapan prosedur juga mudah terbakar. Pihak Hotel X
harus dimiliki setiap bangunan hanya melakukan upaya antisipasi
gedung, antara lain mengenai dengan wujud menyediakan alat-alat
pemberitahuan awal, pemadaman proteksi kebakaran. Ini dikarenakan
kebakaran manual, pelaksanaan memang tidak ada sumber daya
evakuasi, pemeriksaan peralatan yang mengetahui cara
proteksi kebakaran dan sebagainya; mengidentifikasi dan tidak adanya
prosedur tersebut dapat diganti dan pelatihan mengenai identifikasi
atau disempurnakan sesuai dengan bahaya karena menurut mereka
kondisi saat ini dan antisipasi kondisi sudah cukup dengan langsung
yang akan datang; prosedur harus mengantisipasi kebakaran dengan
dikoordinasikan dengan instansi menyediakan alat-alat proteksi di
pemadaman kebakaran, minimal area kitchen. Dan hotel X jugs belum
dengan pos kebakaran setempat.5 melakukan tinjauan ulang prosedur
Hotel X sudah mempunyai dari awal hingga sekarang,
prosedur penanganan keadaan meskipun Hotel X ini sudah berganti
darurat yang dibuat dan ditetapkan manajemen. Ini dikarenakan mereka
oleh HRD sejak berdirinya bangunan beranggapan semua masih sama
hotel tersebut pada tahun 2002, saja dan belum ada yang perlu
pembuatannya atas dasar SOP dari untuk ditinjau ulang.
Hotel. Pihak hotel juga sudah
mensosialisasikan prosedur tersebut Tim Tanggap Darurat
ke semua karyawan bahkan hingga Dijelaskan di Permenparek
tamu hotel dan juga sudah diketahui No 106 tahun 2011 bahwa dalam
oleh Dinas Pemadam Kebakaran prosedur penanganan keadaan
Kota Semarang. Hotel X juga sudah darurat usaha hotel wajib melakukan
melakukan uji berkala prosedur pengujian berkala yang dilakukan
dalam bentuk pelatihan penanganan oleh pekerja hotel yang memiliki
keadaan darurat diantaranya ada kompetensi.2
pelatihan APAR yang rutin diadakan Berdasarkan Kepmen No.
setiap tiga bulan sekali dan ditujukan KEP.186/MEN/1999, organisasi
untuk semua karyawan hotel, tanggap darurat atau tim tanggap
sedangkan pelatihan evakuasi atau darurat merupakan unit kerja yang
simulasi hanya diadakan satu tahun dibentuk dan ditugasi untuk
sekali karena memang harus menangani masalah
melibatkan semua pihak dari penanggulangan kebakaran di
karyawan hingga tamu hotel. tempat kerja yang meliputi kegiatan

673
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 5, Oktober 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

administrasi, identifikasi sumber- APAR juga sudah sesuai dengan


sumber bahaya, pemeriksaan, Kepmenakertrans No. 04 tahun
pemeliharaan dan perbaikan sistem 1980.7 Hydrant tidak ada di area
proteksi kebakaran.6 kitchen, bahkan di lantai 4 tidak ada
Di hotel X sudah terdapat tim hydrant box, padahal luas untuk
tanggap darurat yang melibatkan lantai 4 sendiri yaitu 929,27m2
semua karyawan dari semua unsur sedangkan baru terdapat hydrant di
departemen yang dipimpin oleh depan lift lantai 5. Ini tidak sesuai
komando inti seorang GM atau dengan Kepmen PU
asisten yang dipilih. Khusus untuk no.02/KPTS/1985 yang mengatakan
regu pemadam kebakaran bahwa jumlah hydrant box pada
kebakaran diketuai oleh chief klasifikasi bangunan kelas A harus
engineering. Tim tanggap darurat ini sebanyak 1 buah pada setiap 800
bekerja dengan sistem shift yang m2 pada ruangan tertutup.8 Sprinkler
dibagi menjadi tiga shift yaitu pagi, sudah ada. Untuk jaraknya juga
siang dan malam yang setiap shift lebih rapat kurang lebih 2-3 meter
dipimpin oleh leader dari departmen dibandingkan dengan tempat lainnya
engineering. Ada empat pembagian yaitu 4 meter, karena sadar akan
tugas pada tim tanggap darurat resiko kebakaran di kitcen lebih
yaitu tim penyelamat jiwa, P3K, aset besar dan sprinkler tersebut sudah
dan fire brigade. Selain itu tim terhubung dengan alarm kebakaran.
tanggap darurat khususnya security Ini sesuai dengan SNI
memiliki tugas untuk rutin 03‐2989‐2000,9 namun dan hasil
memeriksa APAR sedangkan observasi, dari hasil inspeksi yang
engineering memeriksa alat proteksi dilakukan IT alarm kebakaran yang
kebakaran lainnya. terhubung dengan sprinkler kurang
Sistem Proteksi Kebakaran berfungsi dengan baik, karena tidak
Menurut Permenparek no langsung bunyi ketika di tes dan
106 tahun 2011 tentang sistem kondisi fisik sprinkler banyak yang
manajemen pengamanan hotel juga sudah kurang baik. Untuk smoke
disebutkan bahwa untuk dan heat detector yaitu tidak ada,
mengantisipasi terjadinya keadaan karena menurut mereka dengan
darurat kebakaran hotel wajib adanya proses pemasakan nantinya
menyediakan alat - alat kebakaran akan membuat alarm kebakaran
dan melengkapi alat-alat proteksi akan sering bahkan selalu bunyi
kebakaran seperti APAR, hydrant, ketika proses pemasakan
sprinkler, smoke dan heat detector, berlangsung. Dan untuk public
serta alat untuk mengumumkan announcement tidak ada di area
informasi ke publik. Selain itu juga kitchen, namun lokasi
harus menyediakan pintu keluar pemasangannya sudah sesuai
darurat, assembly point serta tanda dengan SNI 03-6574-200110
jalur evakuasi.2 walaupun hanya ada di area resto
Untuk sistem proteksi aktif antara dan area kamar lantai 4.
lain APAR di area kitchen sudah Sedangkan untuk sistem
disediakan bahkan dengan jumlah proteksi pasifnya seperti tanda jalur
dan ukuran yang berbeda dibanding evakuasi di area kitchen tidak ada,
tempat - tempat lainnya yaitu untuk yang ini tidak sesuai dengan SNI 03-
di kitchen yang berukuran 64m2 6574-2001,10 meskipun karyawan di
tersedia 4 APAR dengan ukuran 6kg bagian kitchen sebenarnya sudah
yang berjenis powder, pemasangan mengetahui jalur evakuasi yang

674
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 5, Oktober 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

harus dituju ketika terjadi keadaan lain adalah yang melaksanakan


darurat. Untuk pintu keluar darurat maintenance khusus APAR ialah
memang tidak ada di dalam area security sedangkan untuk peralatan
kitchen dan hanya ada satu pintu lainnya yaitu dari tim engineering,
keluar darurat per lantai yang maintenance peralatan ini memang
letaknya di samping lift dan pintu rutin dilaksanakan setiap 1 bulan
tersebut terlalu tertutup dan ttidak sekali namun khusus untuk pompa
terkunci yang artinya sudah sesuai dilakukan setiap 1 minggu sekali
dengan SNI 03 – 1746 – 2000.11 karena pompa merupakan
Dan untuk assembly point Hotel X komponen paling penting untuk
mempunyai dua yaitu sementara sistem proteksi kebakaran. Dan
dan utama. Karena yang sementara setiap maintenancenya dilakukan
tempatnya sangat dekat yaitu di oleh dua orang untuk satu peralatan
depan lobby Hotel namun tidak yang rata – rata membutuhkan
sesuai dengan standar yang waktu 2 – 3 jam untuk sekali
ditetapkan, oleh karena itu Hotel maintenance dengan menggunakan
mempunyai assembly point utama instrumen form checklist. Ini
yang mempunyai kriteria sesuai dibuktikan juga dari hasil observasi
dengan NFPA 101 tahun 200212 dan dengan adanya jadwal preventive
Kepnaker No. 186 tahun 1999.6 maintenance dan hasilnya. Hanya
Perawatan (maintenance) saja terkadang maintenance
Peralatan terkendala pada ketersediaan
Menurut Permenparek barang atau bahan yang digunakan
PM.106/PW.006/MPEK/2011 untuk memaintenance karena
disebutkan bahwa untuk kegiatan memang mengeluarkan cost yang
pengendalian keadaan darurat cukup besar.
kebakaran di hotel salah satunya
yaitu tersedianya pemeliharaan KESIMPULAN
(maintenance) peralatan.2 1. Hotel X sudah mempunyai
Dijelaskan juga pada prosedur penanganan
ketentuan yang berlaku dalam keadaan darurat yang dibuat
prosedur tanggap darurat di Kepmen dan ditetapkan, sudah di uji
PU No 11/KPTS/2000 bahwa setiap ulang, nemun belum ada
bangunan gedung diwajibkan proses identifikasi bahaya
melengkapi prosedur yang salah dan tinjauan ulang prosedur.
satunya yaitu melakukan 2. Tim tanggap darurat di Hotel
pemeriksaan peralatan proteksi X sudah dibentuk, melibatkan
kebakaran.5 semua karyawan hotel untuk
Semua peralatan di Hotel X menjadi tim tanggap darurat,
dilakukan maintenance seperti tim dibagi menjadi empat
peralatan kebakaran APAR, bagian tugas diantaranya tim
sprinkler, pompa hydrant dan penyelamatan orang, tim
sprinkler, kompor, gas detektor, P3K, tim aset dan tim fire
exhaust bahkan sampai ducting brigade yang mempunyai
exhaust, chiller, freezer. Ada dua sistem kerja shift dan terdiri
jenis maintenance yang dilakukan dari tiga shift yaitu pagi,
yaitu preventive maintenance siang, dan malam.
kerusakan dan corrective 3. Sistem proteksi kebakaran di
maintenance. Untuk prosedur hotel X terbagi menjadi dua,
pelaksanaan maintenance antara yaitu sistem proteksi aktif

675
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 5, Oktober 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

yang sudah ada APAR Peneliti lain diharapkan


sprinkler dan public melakukan penelitian terkait
announcement. Lainya implementasi K3
seperti smoke dan heat berdasarkan SMK3 di hotel
detector serta hydrant tidak dengan kriteria yang sama
ada di dalam area kitchen. seperti Hotel X.
Untuk sistem proteksi pasif
tanda jalur evakuasi belum DAFTAR RUJUKAN
tersedia, pintu darurat di
kitchen memang tidak ada di 1. Perdana AS. Hotel bawah laut
area kitchen tidak ada dan di perairan pulau menjangan
untuk assembly point di hotel kepulauan karimunjawa
X ada dua yaitu sementara dengan penekanan desain hi-
dan utama. tech architecture. 2014:447-
4. Pemeliharaan (maintenance) 453.
Peralatan di Hotel X
terutaman di bagian kitchen 2. Menteri Pariwisata dan
sudah ada dan sudah Ekonomi Kreatif. Sistem
tersusun dengan baik hanya Manajemen Pengamanan
saja masih ada kendala pada Hotel. Indonesia; 2011.
ketersediaan bahan atau
barang yang diperlukan 3. Sari CP. Evaluasi Penerapan
untuk proses maintenance Sarana Proteksi Aktif
dikarenakan memakan cost Pencegahan Kebakaran Di
yang cukup besar. Hotel Graha Agung Semarang
Tahun 2015. 2016.
SARAN
1. Bagi Perusahaan
4. (BNPB) Badan Nasional
a. Menyediakan sumber
Penanggulangan Bencana.
daya manusia yang
Data Bencana Kebakaran
mampu dalam
2015. 2015. www.bnpb.go.id.
identifikasi bahaya baik
Published 2015.
melalui rekruitmen atau
mengadakan pelatihan
identifikasi bahaya bagi 5. Menteri Pekerjaan Umum.
sumber daya manusis KEPMEN PU NOMOR:
yang ada saat ini. 11/KPTS/2000 TENTANG
b. Melakukan tinjauan KETENTUAN TEKNIS
ulang prosedur MANAJEMEN
penanganan keadaan PENANGGULANGAN
darurat. KEBAKARAN DI
c. Menindaklanjuti hasil PERKOTAAN. 2000.
dari inspeksi yang
dilakukan oleh Damkar 6. Menteri Tenaga Kerja
pada sistem proteksi Republik Indonesia.
kebakarannya. KEP.186/MEN/1999 Tentang
d. Segera memasang Unit Penanggulangan
tanda jalur evakuasi. Kebakaran Di Tempat Kerja.
2. Bagi Peneliti Lain 1999;1(4):1-15.

676
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 5, Oktober 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

7. Menteri Tenaga Kerja dan


Transmigrasi.
PER.04/MEN/1980 Tentang
Syarat-Syarat Pemasangan
dan Pemeliharaan Alat
Pemadam Api Ringan.
1980:1-13.

8. Menteri Pekerjaan Umum.


Ketentuan pencegahan dan
penanggulangan kebakaran
pada bangunan gedung.
1985;02(KPTS).

9. SNI 03-2989-2000. Tata cara


perencanaan dan
pemasangan sistem
springkler otomatik untuk
pencegahan bahaya
kebakaran pada bangunan
gedung . 2000:1-83.

10. SNI 03-6574-2001. Tata Cara


Perancangan Pencahayaan
Darurat , Tanda arah dan.
2001:1-22.

11. SNI 03-1746-2000. Tata cara


perencanaan dan
pemasangan sarana jalan ke
luar untuk penyelamatan
terhadap bahaya kebakaran
pada bangunan gedung .
2000.

12. Pratama A. Perancangan


sarana penyelamat diri dan
kebutuhan apar pada darurat
kebakaran di kantor
kesehatan pelabuhan kelas ii
balikpapan. 2016;5:21-30.

677

You might also like