You are on page 1of 18

Perkembangan Kurikulum Pendidikan Di Indonesia: Prinsip

Dan Faktor Yang Mempengaruhi

Badrul Munir Marzuqi¹, Nur Ahid²


¹ Institut Agama Islam Negeri Kediri
² Institut Agama Islam Negeri Kediri
E-mail: munir@iainkediri.ac.id, nurahid@iankediri.ac.id
*Penulis Koresponden, e-mail: munir@iainkediri.ac.id

Abstract
The curriculum is a key in the implementation of educational activities because it relates to
determining the direction, content and process of education, which ultimately determines
the types and qualifications of graduates of an educational institution. Curriculum
development is a must as a form of positive-conceptual response considering the influence
of scientific and technological developments, which are in line with the increasingly
complex developments of the era. History records that there were eleven changes to the
post-independence Indonesian curriculum, starting from the 1947 lesson plan curriculum,
then the 1952 unraveled lesson plan curriculum, the 1964 education plan curriculum, the
1968 curriculum, the 1975 curriculum with the term unit of study, the 1984 curriculum
with the CBSA concept, the 1994 curriculum, the 2004 KBK curriculum, the KTSP
curriculum, the 2013 curriculum and most recently the independent curriculum.
Curriculum development must be based on principles that include general principles in the
form of principles of relevance, flexibility, effectiveness, efficiency, continuity, goal-
oriented, lifelong education, synchronization, integrity, objectivity, and democracy.
Specific principles include setting goals, content, learning experiences, and assessment.
Factors that influence curriculum development include university factors, community
factors and societal values or norms. In addition, there are philosophical, psychological,
socio-cultural, political, state development and world development, as well as science and
technology factors.
Keywords: History; Curriculum Development; Development Factors; Development Principles

Abstrak
Kurikulum merupakan sebuah kunci dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan karena
berkaitan dengan penentuan arah, isi dan proses pendidikan yang pada akhirnya
menentukan macam dan kualifikasi lulusan suatu lembaga pendidikan. Pengembangan
kurikulum merupakan satu keharusan sebagai bentuk respon positif-konseptual mengingat
pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sejalan dengan
perkembangan zaman yang semakin kompleks. Sejarah mencatat ada sebelas kali
perubahan kurikulum pasca kemerdekaan Indonesia, mulai dari kurikulum rencana
pelajaran 1947, kemudian menjadi kurikulum rencana pelajaran terurai 1952, kurikulum
rencana pendidikan 1964, kurikulum 1968, kurikulum 1975 dengan istilah satuan pelajaran
nya, kurikulum 1984 dengan konsep CBSA, kurikulum 1994, kurikulum KBK tahun 2004,
kurikulum KTSP, Kurikulum 2013 dan yang terbaru kurikulum merdeka. Pengembangan
kurikulum harus berdasarkan pada prinsip-prinsip yang meliputi prinsip-prinsip umum
berupa prinsip relevansi, fleksibilitas, efektivitas, efisiensi, kontinuitas, berorientasi pada
tujuan, pendidikan seumur hidup, sinkronisasi, integritas, objektivitas, demokrasi. Prinsip
khusus meliputi penyusunan tujuan, isi, pengalaman belajar, dan penilaian. Faktor-faktor
yang mempengaruhi pengembangan kurikulum diantaranya faktor perguruan tinggi, faktor
masyarakat dan faktor nilai atau norma masyarakat. Selain itu ada faktor filosofis,
psikologis, sosial budaya, politik, pembangunan negara dan perkembangan dunia, serta
ilmu pengetahuan dan teknologi.
Kata Kunci: Sejarah; Perkembangan Kurikulum; Faktor Perkembangan; Prinsip
Perkembangan

Badrul Munir Marzuqi dkk, Perkembangan Kurikulum di Indonesia... 99


PENDAHULUAN
Setiap praktik pendidikan diarahkan dalam lingkup sekolah, daerah, wilayah
pada pencapaian tujuan-tujuan tertentu, maupun nasional. Semua orang
apakah berkenaan dengan penguasaan berkepentingan dengan kurikulum, sebab
pengetahuan, pengembangan pribadi, sebagai orang tua, sebagai warga
kemampuan sosial, ataupun kemampuan masyarakat, sebagai pimpinan baik formal
bekerja. Untuk menyampaikan bahan maupun non-formal selalu mengharapkan
pelajaran, ataupun mengembangkan tumbuh kembang anak muda sebagai
berbagai kompetensi yang menjadi tujuan generasi penerus bangsa menjadi lebih
pendidikan maka diperlukan adanya baik, lebih cerdas. Kurikulum mempunyai
metode penyampaian serta alat bantu peran yang cukup besar dalam melahirkan
tertentu. Untuk menilai hasil dari proses harapan tersebut.
pendidikan juga diperlukan cara-cara dan Dalam konteks nasional, kebijakan
alat-alat penilaian tertentu pula. Hal perubahan kurikulum merupakan politik
tersebut, yaitu tujuan, bahan ajar, metode- pendidikan yang berkaitan dengan
alat, dan penilaian merupakan komponen- kepentingan berbagai pihak, bahkan
komponen utama kurikulum. Dengan dalam pelaksanaannya sering kali
berpedoman pada kurikulum, interaksi dipolitisir untuk kepentingan kekuasaan.
pendidikan antara guru dan siswa bisa Sekolah sebagai pelaksana pendidikan,
berlangsung. Interaksi ini tidak baik pengawas, kepala sekolah, tenaga
berlangsung dalam ruang hampa, tetapi pendidik, tenaga kependidikan, maupun
selalu terjadi dalam lingkungan tertentu, peserta didik sangat berkepentingan dan
yang mencakup antara lingkungan fisik, akan terkena imbasnya secara langsung
alam, sosial budaya, ekonomi, politik, dan dari setiap perubahan kurikulum.
agama. Disamping itu, secara langsung maupun
Kurikulum merupakan sebuah kunci tidak langsung, orang tua dan masyarakat
dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan, pada umumnya, dunia usaha dan dunia
sebab berkaitan dengan penentuan arah, industri, serta para birokrat, baik di pusat
isi dan proses pendidikan yang pada maupun di daerah akan terkena dampak
akhirnya menentukan macam dan dari perubahan kurikulum tersebut.
kualifikasi lulusan suatu lembaga Demikian halnya dengan pengembangan
pendidikan. Kurikulum menyangkut dan penataan kurikulum akan
rencana dan pelaksanaan pendidikan baik

100 JoIEM, Vol 4, No 2, Bln Thn | Oktober - 2023


memberikan dampak kepada berbagai mencakup aspek perencanaan, penerapan,
pihak. dan evaluasi. Perencanaan kurikulum
Pengembangan kurikulum adalah Langkah awal membangun
merupakan suatu hal yang normal sebagai kurikulum ketika tim penyusun kurikulum
bentuk respon positif-konseptual terhadap membuat keputusan dan mengambil
berbagai dilema dan fenomena berbangsa Tindakan untuk menghasilkan
di tengah perkembangan zaman yang perencanaan yang akan digunakan oleh
semakin kompleks. Konsep kurikulum guru dan peserta didik. Penerapan
berkembang sejalan dengan kurikulum dilakukan untuk mentransfer
perkembangan teori dan praktik perencanaan kurikulum ke dalam tindakan
pendidikan. Pada hakikatnya, kurikulum operasional. Adapun evaluasi kurikulum
bukan hanya terkait mata pelajaran dan merupakan tahap akhir dari
rencana pembelajaran, melainkan pengembangan kurikulum untuk
merupakan pengalaman siswa, tenaga menentukan hasil pembelajaran, tingkat
pendidik atau guru, dan semua pihak yang ketercapaian program yang telah
ikut melaksanakan pendidikan, baik yang direncanakan, dan hasil kurikulum
diperoleh di dalam kelas maupun di luar (Hamid, 2012).
kelas. Pengembangan kurikulum harus
Pengalaman akan muncul apabila berdasarkan pada prinsip-prinsip tertentu.
terjadi interaksi antara siswa dan Prinsip yang dianut di dalam
lingkungannya. Kurikulum pengembangan kurikulum merupakan
menggambarkan dan mengantisipasi hasil kaidah, norma, pertimbangan atau aturan
pengajaran. Kebaikan kurikulum tidak yang menjiwai kurikulum itu.
hanya dinilai dari dokumen tertulisnya, Pengembangan kurikulum dapat
tetapi harus dinilai pada proses menggunakan prinsip-prinsip yang telah
pelaksanaan fungsinya di dalam kelas. berkembang di dalam kehidupan sehari-
Kurikulum bukan hanya merupakan hari atau menciptakan sendiri prinsip-
rencana tertulis bagi pengajaran, prinsip baru (Arifin, 2017).
melainkan aktivitas fungsional yang Lalu Muhammad Iqbal dkk,
bergerak di dalam kelas yang memberikan mendapatkan hasil penelitian bahwa
pedoman dan mengatur lingkungan serta perkembangan kurikulum di Indonesia
kegiatan yang berlangsung dalam kelas. telah mengalami banyak perubahan sejak
Pengembangan kurikulum kemerdekaan. Sejak tahun 1947 hingga

Badrul Munir Marzuqi dkk, Perkembangan Kurikulum di Indonesia... 101


saat ini, telah diberlakukan 10 kurikulum, melakukan reviu terhadap berbagai tulisan
yaitu kurikulum tahun 1947, 1952, 1964, artikel maupun dokumen atau file (review
1968, 1975, 1984, 1994, 2004, 2006 dan literature) yang terkait dengan kebijakan
yang terakhir kurikulum 2013. Kurikulum perubahan kurikulum. Studi kepustakaan
2004 dikenal dengan pendekatan adalah kegiatan pengumpulan data
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) pustaka, membaca, dan mencatat serta
yang sangat terbuka dan reformatif. mengolah bahan penelitian.
Karakteristik utama yang menandai Penelitian ini menggunakan metode
dinamika atau perkembangan setiap studi kepustakaan artinya peneliti
kurikulum yang terjadi di Indonesia berhadapan langsung dengan teks atau
adalah pertama, desain model data yang ada dan bukan melakukan riset
sentralistik/terpusat atau sering disebut lapangan. Selain itu, peneliti
dengan desain model Administrative menggunakan data pustaka yang siap
menuju desentralistik dan; kedua, desain pakai sehingga bisa langsung digunakan
model Grass Root dan dari pendekatan dan tidak dibatasi ruang dan waktu (Zed,
belajar teacher centered (berpusat pada 2008). Dalam penyusunan artikel, peneliti
guru) menuju student centered (berpusat menggunakan data-data pustaka dari
pada siswa/pembelajaran aktif) (Lalu berbagai sumber seperti buku, jurnal,
Muhammad Iqbal & Zahrotul Hayati, artikel, website resmi, dan sumber
2023). internet lainnya berupa materi dasar
Berdasarkan paparan latar belakang hingga ke materi utama mengenai prinsip
di atas, ruang lingkup rumusan masalah dan faktor-faktor yang berpengaruh dalam
yang akan ditelaah dan dikaji secara perkembangan kurikulum.
mendalam terkait perkembangan
kurikulum hanya dibatasi pada prinsip- HASIL DAN PEMBAHASAN
prinsip pengembangan kurikulum dan Sejarah Perkembangan Kurikulum
faktor-faktor yang mempengaruhi Dalam perjalanannya Indonesia
pengembangan kurikulum. telah mengalami berbagai perubahan
model kurikulum sejak kemerdekaan.
METODE PENELITIAN Menurut undang-undang Nomor 20
Metode penelitian yang digunakan Tahun 2003, Kurikulum adalah
peneliti adalah metode studi kepustakaan seperangkat rencana dan pengaturan
(library research) serta dengan tujuan, isi dan bahan pembelajaran serta

102 JoIEM, Vol 4, No 2, Bln Thn | Oktober - 2023


metode yang digunakan sebagai pedoman Sejarah mencatat bahwa kurikulum
untuk menyelenggarakan pembelajaran yang pernah berlaku pasca kemerdekaan
dalam mencapai tujuan pendidikan Indonesia sampai dengan saat ini ada
nasional (Undang-Undang Republik sebelas kurikulum, mulai kurikulum 1947
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang sampai dengan kurikulum merdeka yang
Sistem Pendidikan Nasional, 2003). Ada digagas oleh Menteri Pendidikan dan
satu kesatuan antara pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim. Pada
kurikulum yang tidak dapat dipisahkan. setiap periode kurikulum yang pernah
Karena pendidikan tanpa kurikulum tidak berlaku tersebut, model konsep kurikulum
akan pernah menjadi jelas tentang tujuan yang dignnakan, prinsip dan kebijakan
pendidikan itu sendiri dan pendidikan pengembangan yang digunakan, serta
tidak berjalan sebagaimana mestinya. jumlah jenis mata pelajaran beserta
Kurikulum yang baik adalah kedalaman dan keluasannya tidak sama
kurikulum yang dikembangkan sesuai (Hamid, 2012).
dengan kondisi kehidupan peserta didik. Kurikulum 1947 dengan nama
Mengembangkan kemampuan atau Rencana Pelajaran atau dalam Bahasa
kompetensi untuk mencapai tujuan sesuai belanda Leer Plan, dan baru dilaksanakan
kebutuhan. Tentu saja, kurikulum pada tahun 1950 menekankan pada
disempurnakan dari tahun ke tahun. pendidikan watak, kesadaran berbangsa
Karena teknologi yang semakin dan bermasyarakat. Kemudian pada tahun
berkembang. Jika tidak dilakukan 1952 disempurnakan Kembali dengan
perubahan kurikulum, kualitas pendidikan nama rencana pelajaran terurai, dengan
di Indonesia akan terus menurun karena ciri bahwa setiap rencana pelajaran harus
sistem pembelajaran hanya menerapkan memperhatikan isi pelajaran yang
kurikulum yang sudah ketinggalan zaman dihubungkan dengan kehidupan sehari-
atau lama. Dalam hal ini, sebenarnya hari. Tolak ukur perubahan kurikulum
bukan hanya kurikulum yang berperan 1947 pada tahun 1952 yaitu sekolah
dalam peningkatan mutu pendidikan di khusus bagi lulusan sekolah rendah 6
Indonesia. Namun peran aktif seorang tahun yang tidak melanjutkan ke jenjang
guru yang berkompetensi, inovatif serta SMP. Kelas masyarakat mengajarkan
memiliki kualitas skill tinggi yang juga keterampilan, seperti pertanian,
menjadi salah satu peranan penting dalam pertukangan, dan perikanan dengan tujuan
hal tersebut (Mukhlisoh, 2022). agar anak yang tidak melanjutkan

Badrul Munir Marzuqi dkk, Perkembangan Kurikulum di Indonesia... 103


pendidikan ke jenjang SMP, bisa Kurikulum 1975 dibuat sebagai
langsung bekerja (Baderiah, 2018). hasil penyempurnaan kurikulum 1968
Pada tahun 1964, pemerintah yang menekankan efisiensi dan efektifitas
menyempurnakan kurikulum dengan pendidikan. Konsep di bidang manajemen
nama Rencana Pendidikan 1964. Pokok- MBO (manajemen berdasarkan tujuan)
pokok pikiran yang menjadi ciri dari memengaruhi kurikulum ini. Prosedur
kurikulum ini adalah bahwa pemerintah Pengembangan Sistem Instruksional
mempunyai keinginan agar rakyat (PPSI), juga dikenal dengan istilah
mendapat pengetahuan akademik untuk "satuan pelajaran", menjelaskan metode,
pembekalan pada jenjang SD, sehingga materi, dan tujuan pengajaran. Rencana
pembelajaran dipusatkan pada program pelajaran untuk setiap satuan bahasan
Pancawardhana, yaitu pengembangan termasuk di dalamnya (Direktur
daya cipta, rasa, karsa, karya, dan moral Pembinaan TK dan SD Depdiknas).
(Baderiah, 2018). Mata pelajaran Kurikulum ini, yang juga sering
diklasifikasikan dalam lima kelompok disebut sebagai Kurikulum 1975,
bidang studi: moral, kecerdasan, disempurnakan dengan meletakkan siswa
emosional/artistik, keprigelan sebagai subjek belajar, mengamati,
(keterampilan), dan jasmaniah (Hamalik, mengelompokkan, berbicara, dan
1990). melaporkan. Model ini dikenal sebagai
Penyempurnaan Kurikulum Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) atau
berlanjut pada tahun 1968 yang Lempar Siswa Aktif (SAL). CBSA adalah
merupakan perwujudan perubahan ide yang masuk akal secara teoretis dan
orientasi pada pelaksanaan UUD 1945 bekerja dengan baik di sekolah-sekolah
secara murni dan konsekuen. Kelahiran yang diujicobakan; namun, saat
Kurikulum 1968 bersifat politis yaitu diterapkan di seluruh negara, ada banyak
mengganti Rencana Pendidikan 1964 perbedaan dan pengurangan (Conny R.
yang dicitrakan sebagai produk Orde Semiawan, Kepala Pusat Kurikulum
Lama. Kurikulum 1968 menekankan Depdiknas periode 1980-1986).
pendekatan organisasi materi pelajaran: Berdasarkan Undang-Undang No. 2
kelompok pembinaan Pancasila, tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan
pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus Nasional, Pemerintah mengubah
(Baderiah, 2018). kurikulum untuk menggabungkannya
dengan kurikulum sebelumnya. Dalam

104 JoIEM, Vol 4, No 2, Bln Thn | Oktober - 2023


kurikulum 1994, perpaduan tujuan dan membuatnya, yang menunjukkan bahwa
proses gagal karena beban belajar siswa inti dari sistem pendidikan dapat
terlalu besar. Materi muatan lokal didesentralisasi. Guru harus dapat
disesuaikan dengan kebutuhan lokal, menyesuaikan silabus dan penilaian
seperti bahasa, seni, dan keterampilan mereka sendiri dengan keadaan sekolah
lokal. Berbagai kepentingan kelompok dan wilayahnya. Kurikulum Tingkat
masyarakat juga mendorong kurikulum Satuan Pendidikan (KTSP) adalah sistem
untuk mencakup masalah tertentu. yang menggabungkan hasil dari semua
Kurikulum Berbasis Kompetensi mata pelajaran.
(KBK) yang dimulai dari tahun 2004, Kurikulum 2013 adalah pengganti
dibuat untuk menggantikan Kurikulum kurikulum KTSP dan merupakan
1994. Program pendidikan berbasis penyempurnaan, modifikasi, dan
kompetensi harus memiliki tiga pemutakhiran dari kurikulum sebelumnya.
komponen utama: kompetensi yang tepat Kurikulum ini memiliki tiga komponen
dipilih, indikator evaluasi yang penilaian: pengetahuan, keterampilan, dan
disesuaikan untuk mengukur keberhasilan sikap dan perilaku. Kurikulum terbaru,
pencapaian kompetensi, dan kurikulum 2022, berfokus pada
pengembangan pembelajaran. kemampuan dasar, seperti literasi,
Kompetensi adalah pengetahuan, numerasi, dan survei karakter. Literasi
keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang bukan hanya tingkat kemampuan
direfleksikan dalam kebiasaan berpikir membaca seseorang, tetapi juga
dan bertindak. Memiliki pengetahuan, kemampuan untuk menganalisis dan
keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang memahami ide-ide yang terkandung
diperlukan untuk melakukan tugas dalam teks yang dibaca (Sari, 2019).
tertentu dikenal sebagai kompetensi Bukan pelajaran matematika yang
(Puskur, 2002). dievaluasi, tetapi kemampuan peserta
Pemerintah pusat menetapkan didik dalam menggunakan matematika
kompetensi dan kompetensi dasar untuk dalam kehidupan sehari-hari. Survei
Kurikulum 2006. Kurikulum yang Karakter, di sisi lain, tidak dievaluasi,
ditawarkan ini hampir identik dengan tetapi mengevaluasi bagaimana peserta
Kurikulum 2004. Salah satu hal yang didik menerapkan nilai-nilai Pancasila,
membedakannya dari yang lain adalah budi pekerti, dan agama mereka
bahwa dia memiliki otoritas untuk (Mustaghfiroh, 2020).

Badrul Munir Marzuqi dkk, Perkembangan Kurikulum di Indonesia... 105


Prinsip Pengembangan Kurikulum seumur hidup, sinkronisasi, integritas,
Esensi dari pengembangan objektivitas, demokrasi (Arifin, 2017;
kurikulum adalah proses identifikasi, Sukmadinata, 2017; Syarief, 1996).
analisis, sintesis, evaluasi, pengambilan a. Prinsip relevansi
keputusan, dan kreasi elemen- elemen Prinsip relevansi terdiri atas
kurikulum. Proses pengembangan relevansi ekstenal dan relevansi
kurikulum harus dapat dilakukan secara internal. Relevansi eksternal
efektif dan efisien. Untuk itu, para menunjukkan keterkaitan antara
pengembang kurikulum perlu kurikulum dengan lingkungan hidup
memperhatikan prinsip-prinsip peserta didik dan masyarakat sekitar.
pengembangan kurikulum agar bisa Artinya bahwa tujuan, isi, dan proses
bekerja secara mantap, terarah, dan belajar yang tertuang dalam
hasilnya bisa dipertanggungjawabkan. kurikulum harus relevan dengan
Produk dari proses pengembangan kebutuhan serta tuntutan
kurikulum tersebut diharapkan akan sesuai perkembangan kehidupan masyarakat
dengan kebutuhan dan harapan serta tuntutan kebutuhan dunia kerja
masyarakat, perkembangan zaman serta di masa sekarang dan masa yang akan
ilmu pengetahuan dan teknologi (Arifin, datang.
2017). Sedangkan relevansi internal
Sesungguhnya ada banyak prinsip artinya bahwa kurikulum harus
yang dapat digunakan dalam memiliki koherensi dan konsistensi
pengembangan kurikulum, akan tetapi antar komponen berupa tujuan, isi,
secara umum prinsip-prinsip proses dan juga evaluasi atau
pengembangan kurikulum dapat penilaian yang menunjukkan
diklasifikasikan menjadi 2 kelompok, keterpaduan sebuah kurikulum.
yaitu prinsip-prinsip umum dan prinsip- Semisal, pengembangan bahan ajar
prinsip khusus. harus relevan dengan tujuan
Prinsip-prinsip umum kurikulum dalam setiap mata
Prinsip-prinsip umum pelajaran, pengembangan proses
pengembangan kurikulum yang terdiri pembelajaran harus relevan denga nisi
atas prinsip relevansi, fleksibilitas, atau bahan yang akan disampaikan
efektivitas, efisiensi, kontinuitas, kepada siswa, dan tujuan kurikulum,
berorientasi pada tujuan, pendidikan pengembangan evaluasi harus relevan

106 JoIEM, Vol 4, No 2, Bln Thn | Oktober - 2023


dengan proses pembelajaran, isi, dan adalah sejauh mana perencanaan
tujuan kurikulum. kurikulum dapat dicapai sesuai
b. Prinsip fleksibilitas dengan keinginan dan tujuan yang
Pengembangan kurikulum harus telah ditetapkan. Proses pembelajaran
dilakukan secara fleksibel (tidak sebagai real curriculum menjadikan
kaku) pada aspek proses seperti korelasi antara guru dan peserta didik
fleksibilitas dalam hal pengembangan sangat mempengaruhi tingkat
program pembelajaran berupa efektifitas sebuah pendidikan.
strategi, metode, media, ataupun Ketimpangan salah satunya akan
sumber belajar dan teknik evaluasi menyebabkan terhambatnya
penilaian. Fleksibel dari aspek output pencapaian tujuan pendidikan.
yang diharapkan untuk d. Prinsip efisiensi
mempersiapkan anak didik yang Prinsip efisiensi sering
memiliki latar belakang yang diidentikkan dengan prinsip ekonomi,
beragam dalam menghadapi dengan modal biaya, tenaga,
kehidupan sekarang maupun yang perangkat dan waktu yang seminimal
akan datang. Karena kurikulum yang mungkin dengan hasil yang maksimal
ideal adalah kurikulum yang memiliki dan memuaskan, tentunya dengan
konsistensi, tetapi dalam pertimbangan yang rasional dan
penerapannya memungkinkan adanya wajar. Implementasi kurikulum dalam
penyesuaian berdasarkan situasi dan praktik pendidikan disesuaikan
kondisi wilayah, waktu maupun dengan situasi dan kondisi tertentu.
kompetensi, serta latar belakang yang Dengan memahami situasi dan
beragam dari peserta didik. kondisi dimana kurikulum itu
c. Prinsip efektifitas digunakan, maka prinsip efisiensi
Kurikulum adalah instrumen akan bisa diterapkan. Hal ini
untuk mencapai penguasaan mengingat sumber daya pendidikan
kompetensi, sehingga kejelasan jenis seperti biaya, tenaga, fasilitas di
dan karakteristik serta standar setiap wilayah memiliki keberagaman
kompetensi menjadi satu keharusan tingkat kemampuannya, sehingga
untuk memudahkan dalam proses dengan prinsip efisiensi, pengembang
implementasi kurikulum itu sendiri. kurikulum bisa menyesuaikan sesuai
Prinsip efektifitas yang dimaksudkan dengan tingkat kemampuan yang

Badrul Munir Marzuqi dkk, Perkembangan Kurikulum di Indonesia... 107


dimiliki. disusun secara spesifik berdasarkan
e. Prinsip kontinuitas tujuan pendidikan nasional, tujuan
Pengembangan kurikulum harus institusional dan tujuan kurikuler,
dilakukan secara berkesinambungan serta tujuan instruksional, termasuk
yang menunjukkan adanya saling juga mencakup aspek kognitif,
keterkaitan antar mata pelajaran, antar afektif, dan psikomotorik (Afgani,
tingkat pendidikan maupun jenis 2019; Arifin, 2017).
program pendidikan. Hal ini g. Prinsip pendidikan seumur hidup
dimaksudkan agar proses pendidikan Konsep ini adalah bentuk
maupun proses pembelajaran peserta pemaknaan bahwa belajar tidak harus
didik bisa meningkat secara bertahap terikat dengan sistem pendidikan
dan sistematis. Selain itu, bertujuan sekolah dan masa sekolah bukan satu-
untuk menghindari adanya satunya masa belajar bagi seorang
pengulangan aktivitas pembelajaran peserta didik, melainkan bisa belajar
yang berimplikasi pada pemborosan mandiri sepanjang hidup (long life
waktu, tenaga maupun biaya. education), maksudnya adalah peserta
Mengingat adanya keterkaitan antar didik mampu mengembangkan diri
tingkat pendidikan, maka diperlukan setelah menyelesaikan sekolahnya
adanya kordinasi dan komunikasi dengan belajar sendiri untuk
antara pengembang kurikulum di kepentingan hidupnya (Syarief,
setiap tingkat pendidikan. 1996).
f. Prinsip yang berorientasi pada h. Prinsip sinkronisasi
tujuan Kurikulum sebagai sebuah sistem
Kurikulum adalah seperangkat yang terdiri atas komponen kegiatan
rencana dan pengaturan mengenai kurikuler, ekstrakurikuler dan
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta kokurikuler harus terpadu, selaras,
cara yang digunakan sebagai seimbang dan setujuan. Dengan
pedoman penyelenggaraan kegiatan keselarasan semua komponen yang
pembelajaran untuk mencapai tujuan ada, maka aktivitas yang diarahkan
pendidikan tertentu (Undang-Undang oleh satu komponen tidak akan
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun bertentangan dengan komponen yang
2003 Tentang Sistem Pendidikan lain, sehingga memungkinkan
Nasional, 2003). Tujuan pendidikan tercapainya tujuan pendidikan yang

108 JoIEM, Vol 4, No 2, Bln Thn | Oktober - 2023


telah direncanakan. penghargaan terhadap kemampuan,
i. Prinsip integritas menjunjung keadilan,
Pengembangan kurikulum mengimplementasikan persamaan
hendaknya didasarkan suatu kesempatan dan memperhatikan
keseluruhan atau kesatuan yang keragaman peserta didik. Sehingga
bermakna dan berstruktur. Bermakna perlu adanya suasana yang terbuka,
artinya suatu keseluruhan atau akrab dan saling menghargai (Arifin,
totalitas yang memiliki arti, nilai, 2017).
manfaat atau faedah tertentu. Prinsip Prinsip-prinsip khusus
ini berasumsi bahwa setiap bagian Ada beberapa prinsip yang lebih
yang ada dalam keseluruhan bagian spesifik dalam pengembangan kurikulum
itu berada dan berfungsi dalam yang berhubungan dengan penyusunan
struktur tertentu. Karena pendidikan tujuan, isi, pengalaman belajar, dan
anak adalah pendidikan yang penilaian (Sukmadinata, 2017).
seutuhnya, menyeluruh dan terpadu a. Prinsip berkenaan dengan tujuan
(Arifin, 2017). pendidikan
j. Prinsip objektivitas Tujuan sebagai pusat dan arah
Kurikulum harus dikembangkan kegiatan pendidikan seharusnya
dengan upaya agar semua komponen menjadi acuan dalam merumuskan
kegiatan baik kurikuler, komponen-komponen kurikulum.
ekstrakurikuler maupun kokurikuler Perumusan tujuan pendidikan
dilakukan dengan tatanan kebenaran bersumber pada: (a) ketentuan dan
ilmiah dan mengabaikan pengaruh kebijakan pemerintah, yang dapat
subyektivitas, emosional dan irasional ditemukan dalam dokumen-dokumen
(Arifin, 2017). lembaga negara mengenai tujuan dan
k. Prinsip demokrasi strategi pembangunan termasuk di
Sebagai salah satu bentuk dalamnya pendidikan, (b) survei
dukungan dan perwujudan proses mengenai kebutuhan-kebutuhan
reformasi menuju kehidupan murid dengan menggunakan angket,
demokratis bangsa Indonesia pada wawancara, observasi, (c) survei
penghujung abad 20, maka mengenai persepsi orang tua atau
pengembangan kurikulum harus masyarakat tentang kebutuhannya
dilandasi nilai-nilai demokrasi, yaitu yang dijaring melalui angket,

Badrul Munir Marzuqi dkk, Perkembangan Kurikulum di Indonesia... 109


wawancara, observasi, (d) survei mendetail (Sukmadinata, 2017).
tentang pandangan para ahli dalam c. Prinsip berkenaan dengan pemilihan
bidang-bidang tertentu yang proses belajar mengajar
dihimpun melalui angket, wawancara, Pemilihan proses belajar mengajar
observasi, dan dari berbagai media yang digunakan hendaknya
massa, (e) survei tentang manpower, memperhatikan hal-hal sebagai
(f) pengalaman negara-negara lain berikut: (a) Kecocokan metode atau
dalam masalah yang sama, dan (g) teknik belajar mengajar yang
penelitian lain (Sukmadinata, 2017). digunakan untuk mengajarkan bahan
b. Prinsip berkenaan dengan pemilihan pelajaran. (b) Metode atau teknik
isi pendidikan belajar mengajar bisa memberikan
Memilih isi pendidikan yang kegiatan yang bervariasi sehingga
sesuai dengan kebutuhan pendidikan dapat melayani perbedaan individual
yang telah ditentukan para perencana siswa. (c) Metode atau teknik belajar
kurikulum perlu mempertimbangkan mengajar bisa memberikan urutan
beberapa hal, diantaranya: (a) Perlu kegiatan yang bertingkat-tingkat. (d)
penjabaran tujuan pendidikan atau Metode atau teknik belajar mengajar
pengajaran ke dalam bentuk dapat menciptakan kegiatan untuk
perbuatan hasil belajar yang khusus mencapai tujuan kognitif, afektif dan
dan sederhana untuk memudahkan psikomotor. (e) Metode atau teknik
dalam menciptakan pengalaman belajar mengajar mampu
belajar. (b) Isi bahan pelajaran harus mengaktifkan siswa, atau
meliputi segi pengetahuan, sikap, dan mengaktifkan guru atau bahkan
keterampilan. (c) Unit-unit kurikulum kedua-duanya. (f) Metode atau teknik
harus disusun dalam urutan yang belajar mengajar mampu mendorong
logis dan sistematis. Ranah belajar berkembangnya kemampuan baru. (g)
yang meliputi pengetahuan, sikap, Metode atau teknik belajar mengajar
dan keterampilan diberikan secara bisa menimbulkan jalinan kegiatan
simultan dalam urutan situasi belajar. belajar di sekolah dan di rumah, juga
Untuk hal tersebut diperlukan buku mendorong penggunaan sumber yang
pedoman guru yang memberikan ada di rumah dan di masyarakat. (h)
penjelasan tentang organisasi bahan Untuk belajar keterampilan sangat
dan alat pengajaran secara lebih dibutuhkan kegiatan belajar yang

110 JoIEM, Vol 4, No 2, Bln Thn | Oktober - 2023


menekankan "learning by doing" di yang umum, dalam ranah-ranah
samping "learning by seeing and kognitif, afektif, dan psikomotor.
knowing" (Sukmadinata, 2017). Kemudian uraikan ke dalam bentuk
d. Prinsip berkenaan dengan pemilihan tingkah-tingkah laku murid yang
media dan alat pengajaran dapat diamati. Selanjutnya hubungkan
Proses belajar mengajar yang baik dengan bahan pelajaran. Lalu tuliskan
perlu didukung oleh penggunaan butir-butir tes. (b) Dalam
media dan alat-alat bantu pengajaran merencanakan suatu penilaian
yang tepat, dengan memperhatikan: hendaknya memperhatikan:
(a) Alat atau media pengajaran apa Bagaimana kelas, usia, dan tingkat
yang diperlukan. Apakah semuanya kemampuan kelompok yang akan
sudah tersedia? Bila alat tersebut dites. Berapa lama waktu dibutuhkan
tidak ada apa penggantinya? (b) untuk pelaksanaan tes. Apakah tes
Kalau ada alat yang harus dibuat, tersebut berbentuk uraian atau
hendaknya memperhatikan: objektif. Berapa banyak butir tes
bagaimana pembuatannya, siapa yang perlu disusun. Apakah tes tersebut
membuat, pembiayaannya, waktu diadministrasikan oleh guru atau oleh
pembuatan? (c) Bagaimana murid. (c) Dalam pengolahan suatu
pengorganisasian alat dalam bahan hasil penilaian hendaknya
pelajaran, apakah dalam bentuk diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
modul, paket belajar, dan lain-lain? Norma apa yang digunakan di dalam
(d) Bagaimana pengintegrasiannya pengolahan hasil tes. Apakah
dalam keseluruhan kegiatan belajar? digunakan formula quessing.
(e) Hasil yang terbaik akan diperoleh Bagaimana pengubahan skor ke
dengan menggunakan multimedia dalam skor masak. Skor standar apa
(Sukmadinata, 2017). yang digunakan. Untuk apakah hasil-
e. Prinsip berkenaan dengan pemilihan hasil tes digunakan (Sukmadinata,
kegiatan penilaian 2017).
Penilaian merupakan bagian Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
integral dari pengajaran: (a) Dalam Pengembangan Kurikulum
penyusunan alat penilaian (tes) Pengembangan kurikulum adalah
hendaknya diikuti langkah-langkah: sebuah proses yang kompleks dan
Rumuskan tujuan-tujuan pendidikan melibatkan banyak faktor. Sekolah

Badrul Munir Marzuqi dkk, Perkembangan Kurikulum di Indonesia... 111


sebagai salah satu pelaksana implementasi 2. Masyarakat
pengembangan kurikulum sangat Sekolah sebagai agen yang
dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial mempersiapkan anak didik untuk
kemasyarakatan serta perguruan tinggi, kehidupan di masyarakat sangat
sebagai pencetak calon sarjana dan calon dipengaruhi oleh lingkungan
guru (Sukmadinata, 2017). Faktor-faktor masyarakat sekitar. Masyarakat
lain yang juga mempengaruhi sebagai faktor yang berpengaruh
pengembangan kurikulum diantaranya: dalam pengembangan kurikulum
Faktor filosofis, psikologis, sosial budaya, memiliki andil karena salah satu
politik, pembangunan negara dan kekuatan yang ada dalam kehidupan
perkembangan dunia, serta ilmu masyarakat adalah dunia usaha.
pengetahuan dan teknologi (Fadli, 2010). Dengan perkembangan dunia usaha
1. Perguruan Tinggi yang ada dalam kehidupan
Perguruan tinggi menjadi faktor masyarakat menuntut sekolah bukan
yang mempengaruhi pengembangan hanya mempersiapkan anak untuk
kurikulum, baik di bidang ilmu hidup, tetapi juga untuk bekerja dan
pengetahuan dan teknologi maupun berusaha, sehingga secara tidak
ilmu pendidikan dan ilmu keguruan. langsung hal ini mempengaruhi
Ilmu pengetahuan dan teknologi pengembangan kurikulum yang lebih
mampu memberikan kontribusi besar baik untuk bisa mencetak lulusan
terhadap pengembangan isi materi yang memiliki daya saing.
pelajaran yang akan dikembangkan 3. Sistem Nilai
dalam kurikulum. Selain itu, Nilai-nilai dalam kehidupan
pengetahuan teknologi yang sangat masyarakat sangat penting karena
mendukung dalam pengembangan membentuk dasar dari perilaku
media pembelajaran pendidikan. Ilmu manusia dan interaksi sosial, baik
pendidikan dan keguruan nilai moral, keagamaan, sosial,
mempengaruhi pengembangan budaya, toleransi maupun
kurikulum pada aspek penguasaan kemandirian. Dengan nilai-nilai ini
ilmu pendidikan dan juga bidang dapat membantu membentuk identitas
studi serta kompetensi mengajar dari sosial dan moral yang bermuara pada
para lulusan sebagai calon pendidik bagaimana seseorang berinteraksi
yang dihasilkan. satu sama lain demi terciptanya

112 JoIEM, Vol 4, No 2, Bln Thn | Oktober - 2023


kehidupan bermasyarakat yang lebih progresivisme memberikan dasar bagi
baik. Sekolah sebagai bagian dari pengembangan Model Kurikulum
agen masyarakat bertanggung jawab Pendidikan Pribadi. Sementara,
dalam menanamkan dan memelihara filsafat rekonstruktivisme banyak
nilai-nilai tersebut dengan cara diterapkan dalam pengembangan
mengintegrasikan dalam sebuah Model Kurikulum Interaksional.
kurikulum yang menjadi ruh dari Dalam prakteknya, penerapan aliran
sebuah pendidikan. Israel Scheffer filsafat cenderung dilakukan secara
(dalam Sukmadinata, 2017: 60) selektif untuk lebih
mengemukakan bahwa melalui mengkompromikan dan
pendidikan manusia mengenal mengakomodasikan berbagai
peradaban masa lalu, turut serta kepentingan yang terkait dengan
dalam peradaban sekarang dan pendidikan. Meskipun demikian saat
membuat peradaban masa yang akan ini, pada beberapa negara dan
datang. Dengan demikian, kurikulum khususnya di Indonesia, tampaknya
yang dikembangkan sudah mulai terjadi pergeseran landasan
seharusnya mempertimbangkan, dalam pengembangan kurikulum,
merespons dan berlandaskan pada yaitu dengan lebih menitikberatkan
perkembangan sosial – budaya dalam pada filsafat rekonstruktivisme. Ini
suatu masyarakat, baik dalam konteks merupakan salah satu faktor yang
lokal, nasional maupun global. dapat mempengaruhi pengembangan
4. Filosofis kurikulum (dari teacher
Dalam pengembangan kurikulum center menjadi student center).
pun senantiasa berpijak pada aliran- 5. Psikologis
aliran filsafat tertentu, sehingga akan Sukmadinata (2017: 46)
mewarnai terhadap konsep dan mengemukakan bahwa minimal
implementasi kurikulum yang terdapat dua bidang psikologi yang
dikembangkan. Aliran Filsafat mendasari pengembangan kurikulum
Perenialisme, Essensialisme, yaitu (1) psikologi perkembangan
Eksistensialisme merupakan aliran yang merupakan ilmu yang
filsafat yang mendasari terhadap mempelajari tentang perilaku
pengembangan Model Kurikulum individu berkenaan dengan
Subjek-Akademis. Sedangkan, filsafat perkembangannya dan (2) psikologi

Badrul Munir Marzuqi dkk, Perkembangan Kurikulum di Indonesia... 113


belajar yang merupakan ilmu yang pembangunan negara dan
mempelajari tentang perilaku perkembangan dunia. Negara yang
individu dalam konteks belajar. ingin maju dan membangun
Dalam psikologi perkembangan seharusnya mempunyai kurikulum
dikaji tentang hal-hal yang yang dinamis sesuai dengan
berhubungan perkembangan individu, perkembangan zaman dan kemajuan
sedangkan psikologi belajar mengkaji ilmu pengetahuan dan teknologi.
tentang hakekat belajar dan teori-teori Kenyataan tersebut jelas
belajar, serta berbagai aspek perilaku menunjukkan bahwa perkembangan
individu lainnya dalam belajar yang teknologi telah membawa perubahan
semuanya dapat dijadikan sebagai yang pesat pada kehidupan manusia
bahan pertimbangan dan mendasari di muka bumi ini. Oleh karena itu
pengembangan kurikulum. pengembangan kurikulum haruslah
6. Politik sejajar dengan pembangunan negara
Wiles Bondi (dalam Sudrajat, dan dunia.
2008) dalam bukunya `Curriculum 8. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Development: A Guide to (IPTEK)
Practice’ turut menjelaskan pengaruh Kemajuan cepat dunia dalam
politik dalam pembentukan dan bidang informasi dan teknologi dalam
pengembangan kurikulum. Hal ini dua dasa warsa terakhir telah
jelas menunjukkan bahwa berpengaruh pada peradaban manusia
pengembangan kurikulum melebihi jangkauan pemikiran
dipengaruhi oleh proses politik, manusia sebelumnya. Pengaruh ini
karena setiap kali pergantian kursi terlihat pada pergeseran tatanan
kepemimpinan suatu negara, maka sosial, ekonomi dan politik yang
berganti pula kebijakan sehingga memerlukan keseimbangan baru
mempengaruhi perubahan dan antara nilai-nilai, pemikiran dan cara-
pengembangan kurikulum cara kehidupan yang berlaku pada
pendidikan. konteks global dan lokal. Selain itu,
7. Pembangunan Negara dan dalam abad pengetahuan sekarang
Perkembangan Dunia ini, diperlukan masyarakat yang
Pengembangan kurikulum juga berpengetahuan melalui belajar
dipengaruhi oleh faktor sepanjang hayat dengan standar mutu

114 JoIEM, Vol 4, No 2, Bln Thn | Oktober - 2023


yang tinggi. Sifat pengetahuan dan melaksanakan pendidikan, baik yang
keterampilan yang harus dikuasai diperoleh di dalam kelas maupun diluar
masyarakat sangat beragam dan kelas. Pengembangan kurikulum
canggih, sehingga diperlukan merupakan suatu hal yang normal sebagai
kurikulum yang disertai dengan bentuk respon positif-konseptual terhadap
kemampuan meta-kognisi dan berbagai dilema dan fenomena berbangsa
kompetensi untuk berfikir dan belajar ditengah perkembangan zaman yang
bagaimana belajar (learning to semakin kompleks. Konsep kurikulum
learn) dalam mengakses, memilih berkembang sejalan dengan
dan menilai pengetahuan, serta perkembangan teori dan praktik
mengatasi situasi yang ambigu dan pendidikan.
antisipatif terhadap ketidakpastian. Pengembangan kurikulum harus
Perkembangan dalam bidang Ilmu berdasarkan pada prinsip-prinsip yang
Pengetahuan dan Teknologi, terutama dianut dan merupakan kaidah, norma,
dalam bidang transportasi dan pertimbangan atau aturan yang menjiwai
komunikasi telah mampu merubah kurikulum itu. Prinsip-prinsip umum
tatanan kehidupan manusia. Oleh pengembangan kurikulum terdiri atas
karena itu, kurikulum seyogyanya prinsip relevansi, fleksibilitas, efektivitas,
dapat mengakomodir dan efisiensi, kontinuitas, berorientasi pada
mengantisipasi laju perkembangan tujuan, pendidikan seumur hidup,
ilmu pengetahuan dan teknologi, sinkronisasi, integritas, objektivitas,
sehingga peserta didik dapat demokrasi. Prinsip khusus meliputi
mengimbangi dan sekaligus penyusunan tujuan, isi, pengalaman
mengembangkan ilmu pengetahuan belajar, dan penilaian.
dan teknologi untuk kemaslahatan Pengembangan kurikulum juga
dan kelangsungan hidup manusia. dipengaruhi oleh beberapa faktor yang
mendasar, yaitu faktor perguruan tinggi
PENUTUP yang mempengaruhi kompetensi dan juga
Pada hakikatnya, kurikulum bukan pengetahuan pada lulusan sebagai calon
hanya terkait mata pelajaran dan rencana pendidik, faktor masyarakat dan faktor
pembelajaran, melainkan merupakan nilai atau norma masyarakat. Selain itu
pengalaman siswa, tenaga pendidik atau ada faktor filosofis, psikologis, sosial
guru, dan semua pihak yang ikut budaya, politik, pembangunan negara dan

Badrul Munir Marzuqi dkk, Perkembangan Kurikulum di Indonesia... 115


perkembangan dunia, serta ilmu Hamid, H. (2012). Pengembangan
Kurikulum Pendidikan (1st ed.). CV.
pengetahuan dan teknologi.
Pustaka Setia.
Suatu kurikulum diharapkan mampu
lalu muhammad iqbal, & Zahrotul Hayati.
memberikan landasan, isi, dan menjadi (2023). PERKEMBANGAN
pedoman bagi pengembangan kompetensi KURIKULUM DI INDONESIA.
AT-TA’LIM, 2(2), 115–126.
peserta didik secara optimal sesuai https://ejournal.unwmataram.ac.id/ta
dengan tuntutan dan tantangan klim/article/view/1742
perkembangan masyarakat. Guru sebagai Mukhlisoh, E. (2022). Perubahan
pemegang kunci pelaksanaan dan Kurikulum dan Dampaknya Pada
Pendidikan. Kumparan.Com.
keberhasilan kurikulum sekaligus sebagai
perencana, pelaksana, penilai, dan Mustaghfiroh, S. (2020). Konsep
“Merdeka Belajar” Perspektif Aliran
pengembang sesungguhnya diharapkan Progresivisme John Dewey. Jurnal
mampu menerapkan prinsip-prinsip Studi Guru Dan Pembelajaran, 3(1),
141–147.
pengembangan kurikulum dan juga
Sari, R. M. (2019). Analisis Kebijakan
mengetahui faktor-faktor yang
Merdeka Belajar Sebagai Strategi
mempengaruhi pengembangan kurikulum Peningkatan Mutu Pendidikan.
PRODU: Prokurasi Edukasi Jurnal
dengan sebaik-baiknya.
Manajemen Pendidikan Islam, 1(1),
38–50. https://doi.org/10.15548/p-
prokurasi.v1i1.3326
DAFTAR RUJUKAN
Sukmadinata, N. S. (2017).
Afgani, J. (2019). Kurikulum dan Pengembangan Kurikulum Teori dan
Pengembangannya. Modul Praktik (21st ed.). PT Remaja
Pengembangan Kurikulum, 1–34. Rosdakarya.
Arifin, Z. (2017). Konsep dan Model Syarief, A. H. (1996). Pengembangan
Pengembangan Kurikulum (5th ed.). Kurikulum (Anggota IKAPI (ed.);
PT Remaja Rosdakarya. 1st ed.). PT Bina Ilmu.
Baderiah. (2018). Buku Ajar Undang-undang Republik Indonesia
Pengembangan Kurikulum. In Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
Lembaga Penerbit Kampus IAIN Sistem Pendidikan Nasional, (2003).
Palopo.
Zed, M. (2008). Metode penelitian
Fadli. (2010). Faktor Faktor yang kepustakaan (2nd ed.). Yayasan
Mempengaruhi Perkembangan Obor Indonesia.
Kurikulum. Wordpress.Com.

Hamalik, O. (1990). Pengembangan


Kurikulum, Dasar-dasar dan
Pengembangannya. Mandar Maju.

116 JoIEM, Vol 4, No 2, Bln Thn | Oktober - 2023

You might also like