Professional Documents
Culture Documents
2022 0921 E-ISSN: 2622-6030 VOLUME 5 NOMOR 9 SEPTEMBER 2022] HAL 3181-3188
ABSTRACT
ABSTRAK
Angka kejadian dismenore di Indonesia sebesar 64,25 % yang terdiri dari 54,89%
dismenore primer dan 69,36% dismenore sekunder. Angka kejadian nyeri
menstruasi primer mencapai 54,89%, sedangkan sisanya adalah penderita tipe
sekunder. Diketahui perbandingan efektifitas kompres hangat dan dingin
terhadap penurunan skala nyeri desminore pada remaja putri usia 12-15 tahun
Di SMPN 13 Pesawaran Punduh Pedada Tahun 2022. Desain student oral case
analysis (SOCA) menggunakan desain studi kasus dalam bentuk penerapan
dengan cara pendekatan sesuai metode deskriptif, metode ini bersifat
mengumpulkan data terlebih dahulu, menganalisis data lalu menarik
kesimpulan data. Unit yang menjadi kasus tersebut secara lebih jauh dianalisis
dan diberikan suatu tindakan terapi. Hasil evaluasi yang didapatkan adanya
perbedaan efektifitas antara kompres hangat dan dingin yang menunjukkan
bahwa adanya perbedaan skala nyeri. Dalam penurunan nyeri yang signifikan
terjadi pada pasien dengan kompres hangat sedangkan pada pasien yang di
lakukan kompres
1
Tahun [JURNAL KREATIVITAS PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PKM), P-ISSN: 2615-
2022 0921 E-ISSN: 2622-6030 VOLUME 5 NOMOR 9 SEPTEMBER 2022] HAL 3181-3188
1. PENDAHULUAN
Dismenore adalah ketidaknyamanan selama hari kesatu atau hari kedua
menstruasi yang sangat generik terjadi (Aribah, 2021). Dismenore merupakan
menstruasi yang mengakibatkan nyeri dan ginekologis yang paling generic
dialami perempuan menurut tingkat usia. Jadi dapat disimpulkan dismenore
merupakan menstruasi yang disertai dengan rasa nyeri (kram) pada perut
dan terjadi pada hari pertama, serta merupakan masalah ginekologis
yang generik terjadi pada perempuan (Aningsih et al., 2018).
Di Indonesia angka kejadian dismenore sebesar 64,25 % yang terdiri dari
54,89% dismenore primer dan 69,36% dismenore sekunder. Angka peristiwa
nyeri menstruasi primer mencapai 54,89%, sedangkan sisanya merupakan
penderita tipe sekunder, yang mengakibatkan mereka tidak sanggup
melakukan akivitas apapun dan ini akan menurunkan kualitas hayati dalam
individu masing-masing. Insiden terjadinya dismenorea merata 40-80% dan
20- 25% wanita mengalami dismenorea berat sampai dismenorea yang tidak
tertahankan (Rahayuningrum, 2012). Remaja dengan dismenorea berat
menerima nilai yang rendah (7,5%), menurunnya konsentrasi (87,1%) dan
absen dari sekolah (80,6%) (Indonesia, 2019).
Permasalahan nyeri haid sering dikeluhkan ketika wanita tiba ke dokter
berkaitan dengan haid. Kondisi ini bertambah parah apabila disertai dengan
kondisi psikis yang tidak stabil, seperti stress, depresi, cemas berlebihan,
dan keadaan murung atau gembira yang berlebihan (Rumanti et al., 2022).
Dismenorea ini sering membuat perempuan menjadi tidak nyaman, sehingga
baru-baru ini, dismenorea disebut sebagai masalah psikologis atau aspek
kewanitaan yang tidak dapat dihindari (Issabella et al., 2022). Dismenorea
adalah salah satu masalah ginekologi yang paling umum dialami wanita dari
berbagai tingkat usia. Diperkirakan wanita Amerika Serikat kehilangan 1,7
juta hari kerja setiap bulan akibat Dismenorea (Kotta et al., 2022).
Nyeri adalah prosedur pertahanan tubuh buat mencegah kerusakan lebih
lanjut dengan memberikan dorongan untuk keluar menurut situasi yang
mengakibatkan nyeri (Kinesti & Suyamto, 2021). Intervensi untuk mengurangi
ketidaknyamanan atau nyeri dismenore yaitu intervensi farmakologisdan non
farmakologis. Perawat berperan besar pada penanggulangan nyeri secara non
farmakologis, yang salah satunya dengan memakai teknik relaksasi nafas
(Handayani et al., 2022).
Cara non farmakologik adalah cara mengatasi dismenorea tanpa
pengaruh efek samaping. Cara untuk mengatasi dismenorea dengan tanpa
efek samping bisa dilakukan dengan kompres. Kompres dibagi menjadi dua
yaitu kompres hangat dan dan kompres dingin (Wahyuningsih, 2021).
Kompres dingin bisa diletakan pada daerah yang terasa nyeri biasanya pada
bagian pinggang, perut bagian bawah atau lipatan paha ketika ada kontraksi
dengan menggunakan buli-buli dingin yang diisi mengunakan air dingin
dengan suhu 15-18ᵒc selama
2
Tahun [JURNAL KREATIVITAS PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PKM), P-ISSN: 2615-
2022 0921 E-ISSN: 2622-6030 VOLUME 5 NOMOR 9 SEPTEMBER 2022] HAL 3181-3188
5-10 menit dan nyeri desminorea juga bisa diatasi dengan melakukan
kompres hangat.
Pemberian kompres dingin dianggap bisa mempertinggi divestasi
endorfin yang memblok transmisi stimulus nyeri dan pula menstimulasi
serabut saraf berdiameter besar A-Beta sebagai akibatnya menurunkan
transmisi implus nyeri melalui serabut kecil A-delta dan serabut saraf C
(Khasanah et al., 2021). Tindakan kompres dingin selain menaruh impak
menurunkan sensasi nyeri, kompres dingin pula manaruh impak fisiologis
seperti menurunkan respon inflamasi jaringan, menurunkan genre darah dan
mengurangi edema (Amalia et al., 2020).Terapi kompres dingin merupakan
salah satu metode non farmakologis untuk mengatasi nyeri. Terapi ini perlu
diberikan bagi seluruh ibu melahirkan menjadi salah satu intervensi terapi
nyeri di pelayanan kesehatan yaitu rumah sakit, puskesmas maupun klinik
bersalin (Partiwi, 2021).
Kompres hangat merupakan salah satu metode penggunaan suhu hangat
setempat untuk menyebabkan efek fisiologis. Kompres hangat dilakukan
dengan menggunakan buli-buli panas atau kantong air panas secara konduksi
dimana terjadi pemindahan panas menurut buli buli ke pada tubuh
(Panjaitan et al., 2020).Suhu yang dipakai 40ºC. Suhu tersebut relative
menginduksi vasodilatasi pada wilayah simpisis pubis yang mampu membuka
aliran darah serta menciptakan peredaran darah lancar kembali yang
mengakibatkan terjadinya relaksasi pada otot (Pasaribu, 2021).Peningkatan
suhu yang disalurkan melalui kompres hangat bisa meredakan nyeri seperti
menyingkirkan produk-produk inflamasi, misalnya bradikinin, histamin, dan
prostaglandin yang akan menimbulkan rasa nyeri lokal (Maemunah, 2019).
3
Tahun [JURNAL KREATIVITAS PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PKM), P-ISSN: 2615-
2022 0921 E-ISSN: 2622-6030 VOLUME 5 NOMOR 9 SEPTEMBER 2022] HAL 3181-3188
3. KAJIAN PUSTAKA
Remaja merupakan masa transisi berdasarkan dari masa anak-anak ke
masa remaja, individu mulai mengembangkan ciri-ciri abstrak serta konsep
diri sebagai lebih berbeda (La Patillaiya et al., 2021). Masa remaja
merupakan masa transisi yang ditandai oleh adanya perubahan fisik, emosi
dan psikis. Masa remaja merupakan suatu periode masa pematangan organ
reproduksi insan dan tak jaranf dikaim masa pubertas (Oktiawati et al.,
2021).
Haid atau menstruasi atau datang bulan merupakan salah satu
karakteristik dari kedewasaan perempuan (Tambun & Sinaga, 2022). Haid
umumnya diawali dalam usia remaja, 9-12 tahun. Ada sebagian kecil yang
mengalami lebih lambat berdasarkan itu, 13-15 tahun meski sangat sporadis
terjadi (Karmila, 2020). Cepat atau lambatnya usia untuk mulai haid sangat
ditentukan oleh aneka macam faktor, contohnya kesehatan pribadi
perempuan yang bersangkutan, nutrisi, berat badan, serta juga kondisi
psikologis serta emosionalnya (Panjaitan et al., 2020)
Dismenorea merupakan nyeri waktu haid yang terasa pada perut bagian
bawah dan muncul sebelum, selama atau sesudah menstruasi (Oktabela &
Putri, 2019). Dismenorea mengakibatkan nyeri di perut bagian bawah, yang
mampu menjalar ke punggung bagian bawah dan tungkai. Nyeri dirasakan
menjadi kram yang hilang muncul atau sebagai nyeri tumpul yang terus
menerus ada. Biasanya nyeri mulai timbul sesaat sebelum atau selama
menstruasi, mencapai puncaknya pada saat 24 jam dan sesudah dua hari
akan menghilang. Dismenorea pula tak jarang disertai dengan sakit kepala,
mual, sembelit atau diare dan sering berkemih, kadang sampai terjadi
muntah (Panjaitan et al., 2020).
Cara non farmakologik merupakan cara mengatasi dismenorea tanpa
pengaruh efek samaping. Cara agar bisa mengatasi dismenorea dengan tanpa
efek samping bisa dilakukan meggunakan kompres (Yogita Mahayani, 2021).
Kompres dibagi menjadi dua yaitu kompres hangat serta kompres dingin.
Kompres dingin bisa diletakan di daerah yang terasa nyeri biasanya pada
bagian pinggang, perut bagian bawah atau lipatan paha ketika adanya
kontraksi dengan menggunakan buli-buli dingin yang diisi dengan air dingin
dengan suhu 15-18ᵒc selama 5-10 menit dan nyeri desminorea juga bisa di
atasi dengan menggunakan kompres hangat (Pusporini, 2021).
4. METODE
a. Tujuan Persiapan
Tahap persiapan berdasarkan aktivitas adalah pembuatan pre planning,
persiapan penyajian Lembar Balik dan demonstrasi, tempat dan alat-alat
lainnya disiapkan oleh peneliti. Pembuatan Lembar Balik dibuat pada
hari senin 29 Juni 2022, pada tanggal 01 Juni 2022 dilakukan penyuluhan
kesehatan penurunan skala nyeri desminore dan demonstrasi kompres
hangat dan kompres dingin.
b. Tahap Pelaksanaan
Kegiatan ini dengan kontrak kepada klien, dan dilanjutkan penyuluuhan
kesehatan penurunan skala nyeri desminore dan demonstrasi kompres
hangat dan kompres dingin.sebelum demonstrasi dilaksanakan dilakukan
informs conset dan pengisian lembar observasi skala nyeri sebelum dan
sesudah dilakukan kompres hangat (suhu 40ºC) dan kompres dingin (suhu
15ºC) dengan alat dan bahan seperti cold pack, hot pac/ buli-buli,
baskom, es batu (suhu 15ºC), air panas (suhu 40ºC) handuk kecil, perlak,
4
Tahun [JURNAL KREATIVITAS PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PKM), P-ISSN: 2615-
2022 0921 E-ISSN: 2622-6030 VOLUME 5 NOMOR 9 SEPTEMBER 2022] HAL 3181-3188
5
Tahun [JURNAL KREATIVITAS PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PKM), P-ISSN: 2615-
2022 0921 E-ISSN: 2622-6030 VOLUME 5 NOMOR 9 SEPTEMBER 2022] HAL 3181-3188
6
Tahun [JURNAL KREATIVITAS PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PKM), P-ISSN: 2615-
2022 0921 E-ISSN: 2622-6030 VOLUME 5 NOMOR 9 SEPTEMBER 2022] HAL 3181-3188
berjenis kelamin wanita, dengan usia 12-15 tahun, terapi kompres hangat
terhadap penurunan nyeri dismenore pada remaja dilakukan selama 3 hari
dengan waktu kurang lebih 10 menit. Terjadi penurunan nyeri dismenore
pada remaja sesudah dilakukan terapi Kompres Hangat dengan penurunan
pengkajian intensitas nyeri yaitu skala 2. Hasil tersebut menunjukan bahwa
pemberian terapi kompres hangat efektif menurunkkan nyeri dismenore
pada remaja. Terapi kompres hangat dapat dijadikan salah satu intervensi
asuhan keperawatan pada klien dismenore.
6. KESIMPULAN
Siswa dapat mengetahui tentang Kompres Hangat Dan Kompres Dingin
Terhadap Penurunan Skala Nyeri Desminore Pada Remaja Putri Usia 12-15
Tahun Di SMPN 13 Pesawaran. Masyarakat dapat melakukan sendiri cara
untuk mengatasi nyeri desminore dengan terapi Kompres Hangat Dan
Kompres Dingin komplementer yang sudah di demonstrasikan. Terdapat hasil
yang efektiv dalam penurunan skala nyeri desminore yaitu dengan terapi
kompres hangat dibandingkan kompres dingin. Sehingga pada masyarakat
khususnya wanita yang mengalami desminore, bisa melakukan kompres
hangat dan dingin. Peneliti sudah memberikan penyuluhan tentang kompres
hangat dan dingin saat desminore pada remaja putri di SMPN 13 Pesawaran,
sehingga disarankan untuk remaja putri di SMPN 13 Pesawaran dapat
mengaplikasikan ilmu, pengetahuan dan mendemoonstrasikan ke sekeliling
ruang lingkunpnya.
7. DAFTAR PUSTAKA
Amalia, A. R., Susanti, Y., & Haryanti, D. (2020). Efektivitas Kompres Air
Hangat Dan Air Dingin Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Pada Remaja
Putri Dengan Dismenore. Jurnal Kebidanan Malakbi, 1(1), 7-15.
Aningsih, F., Sudiwati, N. L. P. E., & Dewi, N. (2018). Pengaruh Pemberian
Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Haid
(Dismenore) Pada Mahasiswi Di Asrama Sanggau Landungsari Malang.
Nursing News: Jurnal Ilmiah Keperawatan, 3(1).
Aribah, A. (2021). Penatalaksanaan Dismenore Primer Pada Remaja Putri Di
Bpm Ria Yukotan, S. St Burneh Stikes Ngudia Husada Madura].
Handayani, Y., Putri, H., & Nurita, Y. S. (2022). Pengaruh Teknik Relaksasi
Nafas Dalam Terhadap Penurunan Nyeri Dismenore. Jurnal MID-Z
(Midwivery Zigot) Jurnal Ilmiah Kebidanan, 5(1), 41-47.
Indonesia, K. R. (2019). Profil Kesehatan Indonesia
Issabella, C. M., Prabandari, F. H., Ananti, Y., & Arisandi, D. (2022). Edukasi
Online Menurunkan Nyeri Dismenore Di Masa Pandemi Covid-19. Journal
Of Health (Joh), 9(1), 53-62.
Karmila, E. (2020). Pengaruh Pemberian Susu Kedelai Terhadap Intensitas
Disminore Primer Pada Remaja Putri Di SMP Taman Siswa Turen
Kabupatan Malang Poltekkes RS Dr. Soepraoen].
Khasanah, N., Wirotomo, T. S., & Rofiqoh, S. (2021). Literatur Review:
Efektifitas Kompres Dinginterhadap Penurunan Intensitas Nyeri Pada
Pasien Fraktur Tertutup. Prosiding Seminar Nasional Kesehatan,
Kinesti, Y., & Suyamto, S. (2021). Manajemen Nyeri Pada Keluarga Dengan
Anggota Keluarga Yang Mengalami Dismenorea. Prosiding Diseminasi
Hasil
7
Tahun [JURNAL KREATIVITAS PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PKM), P-ISSN: 2615-
2022 0921 E-ISSN: 2622-6030 VOLUME 5 NOMOR 9 SEPTEMBER 2022] HAL 3181-3188